• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN Upaya Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi Anak Melalui Metode Bercakap – Cakap Pada Kelompok B Di Ra Nurul Hikmah Ringinharjo Sragen Tahun Ajaran 2011 / 2012.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN Upaya Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi Anak Melalui Metode Bercakap – Cakap Pada Kelompok B Di Ra Nurul Hikmah Ringinharjo Sragen Tahun Ajaran 2011 / 2012."

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

55

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Latar Penelitian

1. Profil TK RA Nurul Hikmah Ringinharjo Sragen

RA Nurul Hikmah Sragen terletak di Desa Ringinharjo RT 20 Kelurahan Banyuurip Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen. Ditinjau dari lokasinya, RA Nurul Hikmah terletak di lokasi yang cukup strategis karena letaknya jauh dari jalan raya sehingga aman untuk anak. Meskipun letaknya di desa namun dapat dijangkau dengan kendaraan.

Adapun visi RA Nurul Hikmah Ringinharjo Sragen adalah membentuk generasi baru yang beriman, bertaqwa, kreatif, cerdas, dan mandiri. Sedangkan misinya adalah mengembangkan generasi baru yang beraklakul karimah dan budhi pekerti luhur, mengembangkan kreatifitas dan keterampilan serta mengembangkan pribadi anak untuk cinta terhadap tanah air.

Tujuan terselenggaranya RA Nurul Hikmah Ringinharjo Sragen adalah :

a. Meningkatkan pengamalan agama di sekolah dan di rumah. b. Meningkatkan kwalitas pembelajaran melalui permaina.

(2)

2. Sarana dan Prasarana

Sarana dan Prasarana untuk mendukung dan menunjang pembelajaran di RA Nurul Hikmah Ringinharjo Sragen tahun ajaran 2011/2012 dapat dilihat pada table dibawah ini :

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana

No Sarana dan Prasarana Jumlah Kondisi

1. Ruangan 3. Papan tulis, almari, meja kursi, rak buku,

lemari mainan.

Baik

4. Kamar mandi 2 Baik

3. Kondisi Peserta Didik RA Nurul Hikmah Sragen

(3)

Tabel 4.2 Jumlah peserta didik

No Kelompok Peserta Didik Jumlah

Laki-laki Perempuan

1. Kelompok Bermain 10 15 25

2. A 12 8 20

3. B 7 13 20

Jumlah 29 36 65

Sumber data dari RA Nurul Hikmah Ringinharjo Sragen

Karakter dan kemampuan anak di RA Nurul Hikmah Sragen sangat beraneka ragam. Hal ini disebabkan oleh latar belakang tempat tinggal dan keluarga yang beragam pula. Khususnya untuk anak didik di kelompok B yang merupakan subjek penelitian ini mempunyai karakteristik yang berbeda-beda pula. Anak kelompok B berusia 5-6 tahun, sebagian besar dari anak-anak kelompok B ini berasal dari keluarga menengah. Berdasarkan wawancara dengan guru kelas kemampuan anak kelompok B ini cukup mudah untuk berkomunikasi saat kegiatan pembelajaran tetapi sebagian besar juga masih kurang bisa berkomunikasi saat kegiatan pembelajaran.

4. Sumber Daya Manusia (SDM)

(4)

Tabel 4.3

Data Guru dan Karyawan RA Nurul Hikmah Sragen

No Nama Jabatan Jenis

Sumber data RA Nurul Hikmah Ringinharjo Sragen

5. Kegiatan Pembelajaran di RA Nurul Hikmah Ringinharjo Sragen

RA Nurul Hikmah Sragen dibagi menjadi 3 kelompok yaitu : Kelompok Bermain, Kelompok A, dan Kelompok B. Kelompok Bermain masuk setiap hari senin,selasa, rabu, kamis dan jum’at. Waktu pembelajaran dimulai pukul 07.30 WIB sampai 10.00 WIB. Kelompok A dan B masuk setiap hari senin sampai hari sabtu.Waktu pembelajaran dimulai pukul 07.30 WIB sampai 10.00 WIB. Kegiatan pembelajaran di RA Nurul Hikmal Sragen menggunakan kegiatan kelompok.

(5)

B. Deskripsi Penelitian Siklus

1. Pra Siklus

Sebelum melakukan tindakan dalam penelitian, peneliti melakukan observasi pra siklus yaitu dengan melakukan pengamatan untuk mengetahui kemampuan komunikasi anak sebelum dilaksanakan tindakan. dengan menerapkan metode bercakap-cakap. Tahapan pra siklus dilaksanakan pada hari Kamis, 15 maret 2012. Penelitian tindakan ini laksanakan pada kelompok B dengan jumlah murid 20 anak. Hasil pengamatan sebelum tindakan diperoleh rata-rata prosentase kemampuan komunikasi anak diperoleh 45,04%. Hasil tabulasi pra siklus dapat dilihat dilampiran 6.

Berdasarkan hasil observasi kemampuan komunikasi anak tersebut dapat diketahui bahwa kemampuan komunikasi anak masih rendah. Untuk itu peneliti mengadakan diskusi untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi, serta melakukan identifikasi faktor-faktor penyebab masalah. Akhirnya peneliti dan guru sepakat untuk melakukan tindakan, untuk melaksanakan tindakan pada hari Sabtu, 17 maret 2012.

2. Siklus I

a. Perencanaan Tindakan

(6)

Pertemuan pertama akan dilaksanakan pada hari Senin, 19 maret 2012, pertemuan kedua akan dilaksanakan pada hari Rabu, 21 maret 2012. Hasil diskusi disepakati bahwa kegiatan yang dilaksanakan akan dilakukan secara kolaborasi antara guru kelas dengan peneliti. Guru kelas bagian pembukaan dan penutup pembelajaran, sedangkan peneliti pada bagian inti pembelajaran.

Secara keseluruhan proses pembelajaran pada siklus I seperti yang telah direncanakan. Materi pembelajaran disesuaikan dengan tema. Pada tiap pertemuan peneliti menggunakan kegiatan yang berbeda dengan maksud agar pencapaian indikator dapat berhasil secara maksimal, memberi pengalaman baru kepada anak dan agar anak tidak merasa bosan ketika mengikuti kegiatan bercakap-cakap ini.

b. Pelaksanaan Tindakan

Pertemuan pertama pada siklus I dimulai pada hari Senin, 19 maret 2012. Pembelajaran berlangsung selama 60 menit. Pada pertemuan pertama kegiatan yang dilakukan bertema pekerjaan. Pada pertemuan pertama guru membuka pembelajaran dengan berbaris di depan kelas, mengucap salam, kemudian berdoa sebelum melakukan kegiatan, setelah itu guru mengabsen anak.

(7)

Pada kegiatan inti peneliti memulai kegiatan dengan melakukan percakapan dan tanya jawab tentang macam-macam pekerjaan, Setelah itu peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Sebelum kegiatan dimulai peneliti mengajak anak untuk membuat kontrak belajar. Kemudian peneliti memberikan contoh cara menunjukkan gambar macam-macam pekerjaan lalu menceritakan gambar yang sudah ditunjukkannya tersebut dengan bahasa yang jelas. Dilanjutkan anak melakukan kegiatan secara bergantian sesuai dengan perintah dari peneliti yaitu menunjukkan gambar macam-macam pekerjaan lalu menceritakan gambar yang sudah ditunjukkannya tersebut dengan bahasa yang jelas.

Pada kegiatan akhir peneliti dan guru mereview kegiatan yang dilakukan sehari dan menutup pembelajaran dengan nyanyian, do’a dan salam penutup.

Peneliti melakukan pencatatan dalam pedoman observasi dengan memberi tanda checklist (√) pada kolom yang telah disediakan sesuai dengan kemampuan anak. Selain itu dilakukan pula pencatatan kejadian yang terjadi diluar rencana pembelajaran pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Pada pertemuan pertama penilaian lebih difokuskan pada butir amatan nomor 1,2 dan 3. Hal ini dilakukan agar guru dan peneliti lebih fokus pada sasaran yang akan dicapai.

(8)

depan kelas, mengucap salam, kemudian berdoa sebelum melakukan kegiatan, setelah itu guru mengabsen anak.

Guru menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu mendengarkan dan menceritakan kembali cerita secara runtut serta mengurutkan isi gambar seri. Setelah itu guru mempersilahkan peneliti untuk melanjutkan pembelajaran yang artinya memasuki kegiatan inti.

Pada kegiatan inti peneliti melakukan percakapan dan Tanya jawab dengan anak-anak tentang macam-macam pekerjaan, kemudian peneliti menjelaskan macam-macam pekerjaan kepada anak-anak yang kemarin sudah dibicarakan dan memperkenalkan media yang berupa buku cerita gambar seri yang akan digunakan dalam kegiatan bermain. Sebelum kegiatan dimulai peneliti menyampaikan judulnya yaitu “ Dudu Tidak Menggosok Gigi “ dan memperkenalkan tokoh-tokoh yang ada didalam cerita tersebut. Setelah itu peneliti menceritakan isi gambar seri dan memberikan contoh cara mengurutkan isi gambar seri kemudian menceritakan isi gambar seri tersebut. Peneliti membuat kontrak bermain. Dilanjutkan anak mengurutkan isi gambar seri dan menceritakannya secara bergantian sesuai dengan perintah peneliti.

(9)

c. Observasi

Observasi dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi anak dalam kegiatan bercakap-cakap. Obsevasi berpedoman pada lembar observasi yang berbentuk checklist dan didukung oleh catatan lapangan selama proses pembelajaran.

Observasi yang diperoleh dari proses belajar mengajar selama pembelajaran dilaksanakan adalah pembelajaran dengan metode bercakap-cakap sudah dilaksanakan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun (lihat lampiran 3). Anak yang antusias saat mengikuti pembelajaran, suasana kelas yang masih ramai, dan anak antusias dengan media yang digunakan saat kegiatan pembelajaran.

(10)

peneliti. Oleh karena itu perlu adanya tindakan untuk menindaklanjuti permasalahan tersebut dalam rangka meningkatkan kemampuan komunikasi anak. Karena merasa target penelitian belum tercapai, peneliti melanjutkan melaksanakan siklus II.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi dan kegiatan pencatatan lapangan, peneliti dan guru melakukan analisis terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode bercakap-cakap. Analisis ini dilakukan oleh guru dan peneliti dengan cara berdiskusi, mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilalui, serta melihat kekurangan-kekurangan yang terjadi. Analisis dilakukan dengan berpedoman pada hasil observasi peningkatan kemampuan berkomunikasi anak.

Adapun hasil analisis dan refleksi dari pelaksanaan tindakan pada siklus I sebagai berikut :

1) Pelaksanaan kegiatan bercakap-cakap sudah sesuai dengan perencanaan RBP yang telah disusun.

2) Masih ada sebagian anak yang belum antusias mengikuti kegiatan pembelajaran.

3) Masih ada anak yang ramai sendiri.

4) Pembelajaran yang belum optimal karena peneliti belum mampu menguasai kelas.

(11)

6) Waktu pembelajaran yang dialokasikan selama 60 menit tidak cukup, karena percakapan dan penugasan yang diberikan pada anak membutuhkan waktu banyak.

Berdasarkan hasil analisis diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa kemampuan komunikasi anak pada siklus I ini mulai mengalami peningkatan meskipun hanya meningkat 10%. Namun hasil yang dicapai pada siklus I belum mencapai target maksimal sehingga peneliti dan guru perlu melaksanakan tindakan siklus berikutnya. Oleh sebab itu peneliti dan guru membuat perencanaan untuk tindakan pada siklus berikutnya.

3. Siklus II

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan siklus II dilaksanakan pada hari Senin, 24 maret 2012 di ruang guru RA Nurul Hikmah Ringinharjo Sragen. Siklus II akan dilaksanakan 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama akan dilaksanakan pada hari Senin, 26 maret 2012, pertemuan kedua akan dilaksanakan pada hari Rabu, 28 maret 2012.

(12)

b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 26 maret 2012. Pada pertemuan pertama siklus II kegiatan yang dilakukan bertema pekerjaan. Adapun pelaksanaan tindakan siklus II pertemuan pertama adalah sebagai berikut :

Pada kegiatan awal peneliti membuka pembelajaran dengan berbaris di depan kelas, mengucap salam, kemudian berdoa sebelum melakukan kegiatan, setelah itu peneliti mengabsen anak dan bernyanyi. Pada kegiatan inti peneliti memulai kegiatan dengan melakukan percakapan dan tanya jawab tentang macam-macam pekerjaan, Setelah itu peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Sebelum kegiatan dimulai peneliti mengajak anak untuk membuat kontrak belajar. Kemudian peneliti memberikan contoh cara menunjukkan gambar macam-macam pekerjaan lalu menceritakan gambar yang sudah ditunjukkannya tersebut dengan bahasa yang jelas. Dilanjutkan anak melakukan kegiatan secara bergantian sesuai dengan perintah dari peneliti yaitu menunjukkan gambar macam-macam pekerjaan lalu menceritakan gambar yang sudah ditunjukkannya tersebut dengan bahasa yang jelas.

(13)

Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada hari Rabu, 28 maret 2012 dengan tema pekerjaan. Pada pertemuan kedua guru membuka pembelajaran dengan berbaris di depan kelas, mengucap salam, kemudian berdoa sebelum melakukan kegiatan, setelah itu guru mengabsen anak dan bernyanyi.

Guru menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu mendengarkan dan menceritakan kembali cerita secara runtut serta mengurutkan isi gambar seri. Setelah itu guru mempersilahkan peneliti untuk melanjutkan pembelajaran yang artinya memasuki kegiatan inti.

Pada kegiatan inti peneliti melakukan percakapan dan Tanya jawab dengan anak-anak tentang macam-macam pekerjaan, kemudian peneliti menjelaskan macam-macam pekerjaan kepada anak-anak yang kemarin sudah dibicarakan dan memperkenalkan media yang berupa buku cerita gambar seri yang akan digunakan dalam kegiatan bermain. Sebelum kegiatan dimulai peneliti menyampaikan judulnya yaitu “ Hari Pertama Sekolah “ dan memperkenalkan tokoh-tokoh yang ada didalam cerita tersebut. Setelah itu peneliti menceritakan isi gambar seri dan memberikan contoh cara mengurutkan isi gambar seri kemudian menceritakan isi gambar seri tersebut. Peneliti membuat kontrak bermain. Dilanjutkan anak mengurutkan isi gambar seri dan menceritakannya secara bergantian sesuai dengan perintah peneliti.

(14)

penutup. Pada pertemuan kedua penilaian lebih difokuskan pada butir amatan nomor 4,5 dan 6. Hal ini dilakukan agar guru dan peneliti lebih fokus pada sasaran yang akan dicapai.

c. Observasi

Observasi terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode bercakap-cakap pada siklus II dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi anak dalam kegiatan bercakap-cakap. Observasi berpedoman pada lembar observasi yang berbentuk checklist (√) dan didukung oleh catatan lapangan selama proses pembelajaran.

Observasi yang diperoleh dari proses belajar mengajar selama pembelajaran dilaksanakan adalah anak-anak yang sudah mulai aktif mengikuti pembelajaran dan peneliti sudah dapat mengusai kelas sehingga keramaian anak sudah dapat teratasi walaupun belum maksimal. Berdasarkan hasil tabulasi (lihat lampiran 8) diperoleh rata-rata prosentase peningkatan kemampuan komunikasi anak dalam 1 kelas sebesar 65%. Prosentase tersebut telah mencapai hasil kemampuan dari skor maksimal yang ditargetkan peneliti pada pelaksanaan siklus II yaitu ≥65%.

(15)

penjelasan dari guru. Anak yang belum mampu mencapai target yang ditentukan peneliti yaitu 65% masih ada 5 anak. Komunikasi anak sudah baik dan mampu mencapai butir amatan yang mencapai skor sesuai yang ditargetkan peneliti.

d. Analisis dan Refleksi

Berdasarkan hasil observasi tersebut diatas peneliti dan guru melakukan analisis terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode bercakap-cakap. Analisis ini dilakukan oleh guru dan peneliti dengan cara berdiskusi, mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilalui, serta melihat kekurangan-kekurangan yang terjadi, guru dan peneliti juga berpedoman pada hasil observasi kemampuan komunikasi anak melalui pedoman observasi. Dari hasil observasi terjadi pembelajaran sudah sesuai dengan RBP, antusias dan perhatian anak dalam mengikuti pembelajaran semakin baik, meskipun masih ada beberapa anak yang masih terlihat kurang dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Hal ini disikapi oleh guru dan peneliti bahwa setiap anak memiliki karakteristik dan tingkat perkembangan yang berbeda-beda.

(16)

mampu mendengarkan dan menceritakan kembali cerita secara runtut, dan mampu mengurutkan isi gambar sei 4-6 gambar. Namun hasil yang dicapai pada siklus II belum mencapai target maksimal sehingga peneliti dan guru perlu melaksanakan tindakan siklus berikutnya. Oleh sebab itu peneliti dan guru membuat perencanaan untuk tindakan pada siklus berikutnya.

4. Siklus III

a. Perencanaan Tindakan

Kegiatan perencanaan tindakan siklus III dilaksanakan pada hari Senin, 30 maret 2012 di ruang guru RA Nurul Hikmah Ringinharjo Sragen. Siklus III akan dilaksanakan 2 kali pertemuan. Pertemuan pertama akan dilaksanakan pada hari Senin, 02 april 2012, pertemuan kedua akan dilaksanakan pada hari Rabu, 04 april 2012.

Tahap perencanaan pembelajaran siklus III adalah kegiatan awal yaitu salam, berdoa, bernyanyi, percakapan dan Tanya jawab. Guru menyampaikan tema pembelajaran. Kegiatan inti yaitu guru menyampaikan kegiatan yang akan dilakukan, mengenalkan media apa saja yang akan digunakan dan guru meminta anak untuk melakukan kegiatan. Pada akhir guru melakukan review kegiatan, bernyanyi, berdo’a, salam penutup dan pulang.

b. Pelaksanaan Tindakan

(17)

kegiatan yang dilakukan bertema pekerjaan. Adapun pelaksanaan tindakan siklus III ada sedikit perbedaan dalam melakukan kegiatan yang dilaksanakan yaitu cara bergantian dari anak perempuan dulu baru anak laki-laki.

Pada pertemuan pertama kegiatan awal peneliti membuka pembelajaran dengan berbaris di depan kelas, mengucap salam, kemudian berdoa sebelum melakukan kegiatan, setelah itu peneliti mengabsen anak dan bernyanyi.

Pada kegiatan inti peneliti memulai kegiatan dengan melakukan percakapan dan tanya jawab tentang macam-macam pekerjaan, Setelah itu peneliti menjelaskan kegiatan yang akan dilakukan. Sebelum kegiatan dimulai peneliti mengajak anak untuk membuat kontrak belajar. Kemudian peneliti memberikan contoh cara menunjukkan gambar macam-macam pekerjaan lalu menceritakan gambar yang sudah ditunjukkannya tersebut dengan bahasa yang jelas. Dilanjutkan anak melakukan kegiatan secara bergantian dimulai dari anak perempuan dulu baru anak laki-laki yaitu menunjukkan gambar macam-macam pekerjaan lalu menceritakan gambar yang sudah ditunjukkannya tersebut dengan bahasa yang jelas.

(18)

Pertemuan kedua pada siklus III dilaksanakan pada hari Rabu, 04 april 2012 dengan tema pekerjaan. Pada pertemuan kedua guru membuka pembelajaran dengan berbaris di depan kelas, mengucap salam, kemudian berdoa sebelum melakukan kegiatan, setelah itu guru mengabsen anak dan bernyanyi.

Guru menyampaikan tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu mendengarkan dan menceritakan kembali cerita secara runtut serta mengurutkan isi gambar seri. Setelah itu guru mempersilahkan peneliti untuk melanjutkan pembelajaran yang artinya memasuki kegiatan inti.

(19)

Pada kegiatan akhir peneliti mereview kegiatan yang dilakukan sehari dan menutup pembelajaran dengan menyanyi, do’a dan salam penutup. Pada pertemuan kedua penilaian lebih difokuskan pada butir amatan nomor 4,5 dan 6. Hal ini dilakukan agar guru dan peneliti lebih fokus pada sasaran yang akan dicapai.

c. Observasi

Observasi terhadap proses pembelajaran dengan menggunakan metode bercakap-cakap pada siklus III dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Observasi digunakan untuk mengetahui kemampuan komunikasi anak dalam kegiatan bercakap-cakap. Observasi berpedoman pada lembar observasi yang berbentuk checklist (√) dan didukung oleh catatan lapangan selama proses pembelajaran.

Observasi yang diperoleh dari proses belajar mengajar selama pembelajaran dilaksanakan adalah anak-anak yang sudah mulai aktif mengikuti pembelajaran dan peneliti sudah dapat mengusai kelas sehingga keramaian anak sudah dapat teratasi walaupun belum maksimal. Berdasarkan hasil tabulasi (lihat lampiran 9) diperoleh rata-rata prosentase peningkatan kemampuan komunikasi anak dalam 1 kelas sebesar 75,12%. Prosentase tersebut telah mencapai hasil kemampuan dari skor maksimal yang ditargetkan peneliti pada pelaksanaan siklus III yaitu ≥75%.

(20)

guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menarik bagi anak. Walaupun masih ada beberapa anak yang belum memperhatikan penjelasan dari guru. Anak yang belum mampu mencapai target yang ditentukan peneliti yaitu 75% masih ada 2 anak. Prosentase terendah yang dicapai pada siklus III adalah 83%, sedangkan prosentase tertinggi yang dicapai anak adalah 92%. Prosentase pembelajaran bercakap-cakap pada siklus III ini sudah meningkat, yaitu mencapai 75,12%. Hasil prosentase ini sudah dikatakan meningkat 20,04% dibandingkan dengan siklus I yang baru mencapai 55,08%. Sehingga kemampuan berkomunikasi anak sudah baik dan mampu mencapai butir amatan yang mencapai skor sesuai dengan yang ditargetkan peneliti.

d. Analisis dan Refleksi

(21)

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi diatas, tindakan pada siklus III dikatakan telah berhasil. Hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan prosentase pembelajaran bercakap-cakap anak dibandingkan dengan siklus-siklus sebelumnya. Rata-rata prosentase yang ditargetkan penelitipun telah tercapai.

C. Pembahasan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan pada siklus I, siklus II, dan siklus III dapat diketahui bahwa kemampuan berkomunikasi anak mengalami peningkatan. Hasil peningkatan kemampuan berkomunikasi anak dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut ini.

Tabel 4. 4

Rata-rata Pencapaian Kemampuan Berkomunikasi Anak Per Siklus

Aspek Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III

Rata-rata pencapaian kemampuan

berkomunikasi anak 1 kelas

45,04% 55,08% 65%

75,12%

Indikator penelitian ≥45% ≥55% ≥65% ≥75%

(22)

Prosentase peningkatan kemampuan berkomunikasi dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan yang signifikan yaitu 10,08%, hal ini dikarenakan anak-anak sudah mampu mengenal metode bercakap-cakap , mampu menggunakan alat dan media dengan baik, anak mampu menunjukkan gambar yang diminta, anak sudah berani menceritakan tentang gambar yang disediakan, anak mampu berbicara lancar, anak mampu mendengarkan, menceritakan dan mampu mengurutkan isi gambar seri.

Prosentase kemampuan berkomunikasi anak dari siklus II ke siklus III mengalami penurunan yaitu hanya mengalami peningkatan sebesar 10,04%, hal ini dikarenakan anak-anak sudah mulai merasa jenuh dengan kegiatan yang diberikan sehingga daya konsentrasi anak sudah menurun, ramai sendiri, dan beberapa anak kurang memperhatikan guru.

Berdasarkan penelitian yang sudah dibahas di atas maka hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4.5. Hasil penelitian per butir amatan dibawah ini :

SIKLUS BUTIR AMATAN

1 2 3 4 5 6

I 71 51 47 49 41 59

II 73 59 59 59 60 65

III 80 67 68 63 73 80

(23)

Butir amatan yang sulit dicapai anak pada siklus I adalah menceritakan kembali cerita secara runtut. Hal ini disebabkan karena anak kurang memperhatikan guru.

Pada siklus II butir amatan yang sulit dicapai anak yaitu bercerita tentang gambar yang sudah disediakan dan berbicara lancar menggunakan kalimat yang komplek 5-6 kata. Hal ini disebabkan karena anak belum memahami gambar yang sudah disediakan, masih banyak anak yang kurang berani mengungkapkan ide atau gagasan mereka.

Pada siklus III butir amatan yang sulit dicapai anak yaitu mendengarkan cerita secara runtut. Hal ini disebabkan masih banyak anak yang kurang mendengarkan cerita dari guru..

Melihat peningkatan-peningkatan prosentase di setiap siklusnya peneliti berpendapat bahwa guru mempunyai pengaruh besar terhadap proses pembelajaran, seperti penelitian yang dilakukan oleh Hadisetyo (2009) dengan judul Meningkatkan Kemampuan Berbahasa Lisan Anak Didik Melalui Metode Bercerita Pada Kelompok B di TK Aisyah VI Purnamandala Kecamatan Wonosobo. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa pembelajaran melalui metode bercerita dapat meningkatkan kemampuan berbahasa lisan anak didik pada kelompok B di TK Aisyah VI purnamandala kecamatan wonosobo.

(24)

anak belum terbiasa menggunakan metode bercakap-cakap, dimana sebelumnya jarang sekali diberikan kegiatan bercakap-cakap menggunakan gambar seri. Pada siklus III peneliti mentargetkan tingkat pencapaian prosentase ≥75%. Hal ini sudah bisa dikatakan meningkat karena prosentase rata-rata kelas melebihi yang ditargetkan yaitu sebesar 75,12%.

Siklus I sampai dengan siklus II peningkatan prosentase mencapai 10,08%, ini terjadi karena pada siklus II anak mulai senang mengikuti kegiatan bercakap-cakap, serta adanya reward untuk setiap anak. Pada siklus II ini peneliti mentargetkan tingkat pencapaian prosentase ≥65%. Berdasarkan hasil observasi diketahui bahwa kemampuan berkomunikasi setiap anak dalam kegiatan bercakap-cakap tidak sama. Hal ini dibuktikan masih ada beberapa anak yang sampai pada siklus II belum mampu memcapai prosentase yang ditentukan oleh peneliti. Adapun jumlah anak yang belum mampu mencapai target yang ditentukan peneliti sebanyak 2 anak. Namun hal ini tidak menjadi masalah mengingat kemampuan anak berbeda-beda. Selain itu rata-rata prosentase dalam 1 kelas sudah meningkat yaitu sebesar 75,12%. Secara rinci dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:

Tabel 4.6 Perbandingan Pencapaian Prosentase Anak Per Siklus

No Nama

Perbandingan

Prasiklus Siklus I Siklus II Siklus III

(25)

9 LFNM 50% 58% 75% 92%

Berdasarkan hasil tabulasi dapat diketahui bahwa peningkatan kreativitas setiap anak mengalami peningkatan, namun setiap anak juga mempunyai kemampuan dan kesulitan yang berbeda. Ada anak yang kemampuannya melebih target yang ditentukan oleh peneliti, dan ada juga anak yang belum bisa mencapai target yang ditentukan peneliti. Hal ini disebabkan karena setiap anak memiliki tingkat kemampuan belajar yang berbeda-beda. ZA, FM dan ARM, karena sebagian besar anak ini pada dasarnya kemampuan belajarnya baik namun ketika proses pembelajaran berlangsung senang ramai dan tidak memperhatikan guru sehingga hasil yang diperoleh kurang optimal.

(26)

anak yang mempunyai kemampuan belajar baik dan mempunyai daya konsentrasi baik ketika proses pembelajaran berlangsung.

Gambar

Tabel 4.1 Sarana dan Prasarana
Tabel 4.2  Jumlah peserta didik
Tabel 4.3  Data Guru dan Karyawan RA Nurul Hikmah Sragen
Tabel 4. 4 Rata-rata Pencapaian Kemampuan Berkomunikasi Anak Per Siklus
+3

Referensi

Dokumen terkait

(3) Apakah pembelajaran e-learning berbasis goesmart efektif terhadap peningkatan hasil belajar siswa ranah pengolah informasi untuk produktivitas pada mata

Sementara perbedaan aktivitas antibakteri yang signifikan antara sampel N1 dan N4 disebabkan karena pada sampel N1 kain Nylon 6,6 mempunyai kandungan

Pada penelitian lapang ukuran jambu air cv Camplong yang didapatkan beragam, dikarenakan buah dalam satu pohon tidak memiliki ukuran dan berat yang direncanakan pada

huruf a dan huruf c Peraturan Menteri pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2OI2 tentang Organisasi dan Tata Kerja Universitas Negeri.. Malang

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Identifikasi Cemaran Bakteri Staphylococcus aureus Pada Daging Ayam yang di Jual di Pasar Tradisional Dan Modern di Sekitar

Hasil penelitian menunjukkan: (1) CSR perusahaan telah mempunyai konsep keberadaan planet, people dan profit yang sudah terpadu (2) Perusahaan telah membentuk satu

The research finding is elaborat ed into the students’ capability in answering multiple choice questions of reading passage, the problem faced by the ninth grade students,

Hasil isolasi diperoleh lima isolat bakteri yang mampu menghasilkan enzim lipase ditandai dengan adanya koloni berwarna merah muda pada media Rhodamine B dan berpendar