• Tidak ada hasil yang ditemukan

T1 692009031 Full text

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "T1 692009031 Full text"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

8

1. Pendahuluan

Indonesia memiliki potensi pariwisata yang kuat dan besar [1]. Salah satu tempat di Indonesia yang mempunyai potensi akan pariwisata adalah kota Ambarawa. Menurut Bapak Wahyu Kepala Seksi di bidang pemasaran Disporabudpar Kabupaten Semarang, Ambarawa terkenal sebagai Kota Perjuangan karena di Ambarawa pernah terjadi pertempuran antara rakyat Indonesia melawan penjajah. Oleh karena itu dibangun Monumen Palagan untuk mengenang peristiwa tersebut. Dilihat dari sejarahnya, kota Ambarawa berperan penting dalam perjuangan kemerdekaan Republik Indonesia karena di tempat ini merupakan medan perjuangan serta markas-markas dari penjajah Belanda. Pada jaman penjajahan, Ambarawa pernah menjadi pusat pendidikan oleh karena itu dibangun gereja dan sekolah-sekolah katolik. Selain itu, Ambarawa juga merupakan pusat rumah para pemilik perkebunan orang Belanda. Orang Belanda memilih Ambarawa karena dinilai dari suhu dan cuacanya hampir sama dengan keadaan di Belanda. Tidak heran jika banyak dijumpai bangunan bersejarah di kota Ambarawa, dan sampai sekarang masih dilestarikan bahkan menjadi objek wisata. Dari segi kuliner, kuliner kota Ambarawa yang mewakili kuliner khas Kabupaten Semarang saat ada acara pameran.

Dari hasil wawancara pihak Disporabudpar Kabupaten Semarang ingin agar promosi pariwisata di Ambarawa lebih berkembang dan menjadi lebih menarik melalui sebuah perancangan dengan gaya desain yang baru karena selama ini media promosi yang telah dibuat terlalu kaku sehingga tekesan formal dan belum ada yang membahas secara detail pariwisata di tingkat kecamatan.

Oleh karena itu, timbullah suatu gagasan untuk membantu para wisatawan dalam berwisata melalui sebuah media promosi yang digunakan sebagai panduan untuk memudahkan wisatawan mengetahui dan lebih mengenal objek wisata di kota Ambarawa. Perancangan media promosi pariwisata kota Ambarawa dengan media utama buku diharapkan selain komunikatif dapat menarik wisatawan untuk berwisata di Ambarawa. Buku yang dikemas dengan bergaya desain retro ini digunakan sebagai media utama karena dapat merangkum secara lengkap mengenai informasi pariwisata kota Ambarawa dan dapat dibawa kemana-mana.

2. Tinjauan Pustaka

Sebelumnya telah dilakukan penelitian terdahulu yaitu karya tulis yang berjudul “Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Makassar Dengan Menggunakan Gaya Desain New Simplicity” [2]. Penelitian ini dijadikan perbandingan dalam perancangan media promosi pariwisata di kota Ambarawa dengan buku sebagai media utama. Yang menjadi perbedaan dari karya tulis sebelumnya adalah selain gaya desain juga dari media promosi dan segmen objek wisata yang difokuskan.

(2)

9

Gambar 1 Booklet Kabupaten Semarang The Paradise of Central Java

Selain itu, buku yang berjudul Top 10+ Jakarta oleh Tim Erlangga [4] digunakan sebagai acuan dalam perancangan ini. Dalam buku Top 10+ Jakarta, penulisnya memberikan informasi lengkap mengenai wisata di Jakarta seperti informasi penginapan, transportasi dan wisata kuliner serta wisata alternatif. Buku ini menarik karena didesain dan dicetak fullcolor dengan menggunakan bahan art paper sehingga foto-foto yang ditampilkan tampak jelas. Namun, kekurangan yang terdapat pada buku ini yaitu ukurannya yang dianggap terlalu kecil dan pengaturan layout buku yang cenderung terlalu padat karena menggunakan banyak teks yang digabung dengan foto-foto.

Gambar 2 Buku Top 10+ Jakarta

Istilah pariwisata terlahir dari bahasa Sansekerta yang komponen-komponennya terdiri dari:

Pari - penuh, lengkap, keliling

Wis (man) - rumah, property, kampung, komunitas

ata - pergi terus-menerus, mengembara (roaming about)

yang bila dirangkai menjadi satu kata melahirkan istilah pariwisata, berarti: pergi secara lengkap meninggalkan rumah (kampung) berkeliling terus-menerus. Dalam operasionalnya istilah pariwisata sebagai pengganti istilah asing tourism atau travel diberi makna oleh Pemerintah Indonesia: “Mereka yang meninggalkan rumah untuk mengadakan perjalanan tanpa mencari nafkah di tempat-tempat yang dikunjungi sambil menikmati kunjungan mereka [5].”

(3)

10

Telomoyo, pegunungan Jambu dan pegunungan Ungaran [6]. Secara geografis Kecamatan Ambarawa berbatasan dengan Kecamatan Bandungan dan Kecamatan Bawen di utara, Rawa Pening di timur, Kecamatan Banyubiru dan Jambu di selatan dan Kecamatan Bandungan di barat. Penduduk Kecamatan Ambarawa sampai dengan akhir tahun 2012 adalah 61.871 jiwa dengan jumlah kepala keluarga 19.154 KK dengan luas wilayah 28,98 Km² maka kepadatan penduduk per kilometer persegi 2.135 jiwa [7].

Di Ambarawa terdapat objek-objek wisata antara lain Monumen Palagan Ambarawa yang terletak di pinggir jalan utama Semarang - Yogyakarta. Monumen ini dibangun pada tahun 1973 oleh CVCAIS (arsitek, insinyur dan seniman) yang dipimpin oleh Bapak Saptoto dosen Yogyakarta. Monumen Palagan didirikan untuk mengenang peristiwa perlawanan rakyat Indonesia melawan sekutu yang terjadi di Ambarawa [6]. Monumen Palagan juga dilengkapi museum yaitu Museum Isdiman yang menyimpan koleksi persenjataan kuno peninggalan penjajah, antara lain antara lain meriam, granat, dinamit, pistol, pedang samurai, perlengkapan pakaian tentara Jepang, seragam tentara Peta (Pembela Tanah Air), helm baja, dan lukisan serta maket yang menggambarkan peristiwa Palagan Ambarawa [8].

Terdapat pula objek wisata Museum Kereta Api Ambarawa yang terletak di Jalan Stasiun Ambarawa No.1 Temenggungan - Ambarawa. Pada tahun 1862 pemerintah Belanda membuat jalan kereta api yang dimulai dari Semarang dan membuka lintas percabangan antara Kedungjati – Bringin – Tuntang – Ambarawa. Pada saat itu, kota-kota tersebut merupakan basis militer Belanda dan sebagai kota perkebunan yang sangat membutuhkan kehadiran kereta api yang bisa mengangkut hasil bumi dalam jumlah banyak. Menurut Bapak Sudono, mantan Kepala Museum Kereta Api Ambarawa dulunya bernama Stasiun Willem I dan pada tahun 1978 dialihfungsikan menjadi museum dan namanya berubah menjadi Museum Kereta Api Ambarawa. Yang menjadi keunggulan dari museum ini adalah kereta api uap yang sampai sekarang masih bisa beroperasi. Koleksi paling banyak di museum ini adalah lokomotif uap. Selain lokomotif uap terdapat juga mesin hitung, mesin ketik, pesawat telepon, telegraf morse, meja kursi di ruang administrasi era masa lalu dan peralatan yang digunakan dalam hal perkeretaapian [6].

Objek wisata lainnya adalah Beteng Pendem, benteng ini mulai dibangun pada tahun 1835 dan baru selesai pada tahun 1848 melalui kerja paksa yang dilakukan oleh pemerintah Belanda. Beteng yang memiliki luas bangunan kurang lebih 14.000 m2 dan berbentuk segiempat ini digunakan sebagai rumah tahanan hingga sekarang. Setengah bangunan ini digunakan sebagai rumah dinas pegawai yang bekerja di Beteng Pendem dan dapat dinikmati oleh wisatawan [6].

Selain itu terdapat juga Gereja Santo Yusup Ambarawa atau sering disebut dengan sebutan Gereja Jago, gereja yang di atas menaranya bertengger “seekor

ayam jantan” yang mempunyai arti selalu berkokok memanggil umat untuk

(4)

11

dididik menjadi guru. Karena kekurangan tempat dan ruang belajar tidak ada, pada tanggal 17 Mei 1923 dimulai peletakkan batu pertama pendirian gereja yang baru oleh pastor Dr. A. van Kalken SJ yang sekarang terletak di Jl. Mgr. Soegiyapranta (Yogyakarta - Semarang) No.56 Ambarawa. Gereja ini dibangun oleh arsitek Hulwist Fermond Ed. Cuypers dengan tinggi kurang lebih 35 meter, dengan bentuk gereja gabungan dari gotik dan modern yang memilki tinggi, panjang, dan lebarnya seimbang. Gereja Jago juga memiliki jam gadang yang loncengnya senantiasa berdentang pada waktu-waktu menjelang ibadat atau upacara pemberkatan jenazah yang disemayamkan sejenak di gereja [10].

Objek wisata religi lainnya adalah Gua Maria Kerep Ambarawa yang terletak di Jalan Tentara Pelajar, Dusun Kerep, Kelurahan Panjang, Kecamatan Ambarawa, Kabupaten Semarang. Pada awalnya, Gereja Santo Yusup menginginkan adanya tempat ziarah Gua Maria oleh karena itu dibangun Gua Maria Kerep pada tahun 1954. Selama pembuatan melibatkan murid-murid asrama Sekolah Guru Kolese Santo Yusuf dan Sekolah Guru Putri Santa Maria Ambarawa, serta anak-anak asrama bruderan dan susteran. Aset tanah yang dimiliki Gua Maria Kerep Ambarawa seluas 25.000 m2 (2,5 Ha) dan dalam kompleks Gua Maria Kerep Ambarawa terdapat fasilitas-fasilitas untuk kegiatan kerohanian dan pengembangan iman antara lain jalan salib, tempat perayaan ekaristi, gedung transit dan ruang romo, gedung serba guna, area parkir, ruang istirahat, taman doa, kapel adorasi ekaristi abadi (Adeka), kios devosi, souvenir dan makanan, camping ground, rumah kaca [11].

Selain wisata sejarah dan religi, terdapat pula wisata kuliner khas di Ambarawa yaitu Serabi, Pecel Mbok Kami, Kampoeng Rawa dan Toko Roti Pauline. Di Ambarawa juga dapat dijumpai alat transportasi tradisional seperti andong. Terdapat pula beberapa penginapan seperti Griya Wijaya, Griya Katarina dan hotel lainnya yang dapat menjadi pilihan alternatif bagi wisatawan saat berkunjung di Ambarawa antara lain Nugraha Wisata, Susan Spa & Resort, Green Valley dan lain-lain.

(5)

12

dimanfaatkan sebagai koleksi bagi penggemar travelling agar mereka memiliki refrensi mengenai pariwisata di Ambarawa.

Promosi berasal dari bahasa Latin pro berarti “maju”, dan movere bermakna

“bergerak”. Istilah ini sudah mengandung makna “hidup”. Secara harfiah promosi

berarti “bergerak maju”, dan secara maknawiah berarti “meningkat”. Makna “meningkat” dari istilah promosi bisa berlaku untuk bidang pendidikan,

kepegawaian, industri dan perdagangan, dan lain-lain [12]. Promosi yang dilakukan melalui beberapa media yaitu media cetak seperti buku dan brosur serta media elektronik seperti website.

Perancangan media promosi ini dibuat dengan menggunakan gaya desain retro. Dinamakan retro oleh beberapa desainer karena gaya desain retro memiliki keunikan pada desain Eropa modern yaitu aturan tipografi diabaikan, daya tarik desain tipografi unik serta dibuat-buat yang pada tahun 1920-an dan 1930-an akan terlupakan kurang lebih setelah Perang Dunia II. Awalan kata retro mengacu dalam bentuk kata retro-grade yang menyiratkan “melihat ke belakang” dan

“bertentangan dengan hal biasa” [13].

3. Metode Penelitian

Metode yang digunakan untuk perancangan desain dalam penelitian ini adalah adaptive strategy atau strategi adaptif. Pada adaptive strategy atau strategi adaptif ini pada awalnya hanya sasaran desain tahap pertama yang ditetapkan. Sasaran desain tahap berikutnya ditetapkan berdasarkan keputusan tahap sebelumnya, demikian selanjutnya hingga keputusan akhir desain (final design) dicapai. Secara lengkap, alur model adaptive strategy akan digambarkan seperti pada Gambar 3.

Gambar 3 Metode AdaptiveStrategy

Sumber:Buku Metode Riset Untuk Desain Komunikasi Visual

Alur dari perancangan media promosi pariwisata kota Ambarawa dengan media utama buku yaitu pertama melakukan brief dengan menganalisa permasalahan dari penelitian ini, setelah itu masuk ke tahap 1 yang diinginkan ditetapkan yaitu mengumpulkan data dari permasalahan tersebut. Kemudian pada tahap 2 yang diinginkan ditetapkan yaitu membuat konsep setelah itu masuk pada tahap 3 yang diinginkan ditetapkan yaitu dengan membuat beberapa alternatif sketsa yang kemudian dipilih salah satu dari sketsa tersebut. Lalu masuk ke tahap selanjutnya untuk melakukan coloring dari pengembangan perancangan sebelumnya. Hal ini dilakukan seterusnya sampai menghasilkan final design yang diinginkan.

(6)

13

adaptif, penetapan desain awal menjadi acuan untuk final design namun masih dapat mengalami perubahan penambahan atau pengurangan data karena melewati proses analisa yang menilai apakah sudah memenuhi sasaran atau belum. Jika dirasa masih ada yang kurang akan dilakukan proses analisa kembali untuk mencapai final design yang diinginkan yaitu menghasilkan media promosi pariwisata kota Ambarawa yang komunikatif dan menarik bagi wisatawan.

Konsep perancangan media promosi pariwisata di kota Ambarawa menggunakan media utama buku karena dapat memuat informasi secara lengkap dan detail mengenai wisata yang akan diangkat. Buku yang bersifat handy book sehingga sangat cocok untuk target konsumen yang suka berwisata. Buku yang

berjudul “Dolan Ambarawa” ini berisi informasi mengenai tempat-tempat wisata di kota Ambarawa, dari wisata sejarah, religi, kuliner serta akomodasi. Buku ini akan dikemas dengan gaya desain retro, dan pengunaan warnanya yaitu dengan warna yang mencolok dan tegas dipadukan warna yang soft sehingga terkesan modern namun tidak menghilangkan kesan sejarahnya. Penggunaan data visual berupa ilustrasi fotografi dengan menggunakan warna sephia. Fotografi dipakai sebagai nilai tambah untuk menghindari kebosanan saat membaca sekaligus menghadirkan visual dari objek wisata yang ditampilkan. Buku yang akan dicetak softcover dengan teknik cetak cutting pada cover ini menggunakan jenis kertas art paper dan fullcolor, dengan ukuran buku 14x14 cm.

Pada Gambar 4 menjelaskan bahwa dari beberapa alternatif cover buku dipilih sketsa yang ketiga sebagai cover bukunya. Pembuatan cover buku ini terinspirasi dari bentuk roda kereta api yang berbentuk lingkaran dengan letak judul di tengah. Cover buku menggunakan teknik cutting untuk menampilkan gambar di halaman sebaliknya.

Gambar 4 Sketsa dan Alternatif Cover Buku

(7)

14

Pada Gambar 5 menjelaskan bahwa cover dalam mengalami perubahan pada keterangan, yang awalnya disimbolkan dengan huruf lalu diganti dengan ikon tempat-tempat wisata. Ikon tempat-tempat wisata tersebut dapat diputar dengan ilustrasi seperti kompas untuk menunjukkan arah. Ada keterangan mengenai ikon-ikon tersebut, sehingga tidak membingungkan wisatawan sedang berada dimana saat mereka berwisata ke Ambarawa. Terdapat ikon tempat wisata Museum Kereta Api yang disimbolkan dengan gambar kereta api, ikon Monumen Palagan yang disimbolkan dengan gambar Pesawat Moestang salah satu koleksi yang paling dikenal di Monumen Palagan, ikon Gereja Santo Yusup yang disimbolkan dengan gambar gereja yang terdapat jam gadang serta jago yang bertengger di atas gereja yang menjadi ciri khas dari gereja ini, ikon Gua Maria Kerep yang disimbolkan dengan gambar gua yang di dalamnya terdapat gambar Maria, ikon Beteng Pendem yang disimbolkan dengan gambar bangunan Beteng Pendem dan ikon tempat kuliner Kampoeng Rawa yang disimbolkan dengan gambar rumah yang terapung di atas air yang menjadi ciri khas dari tempat ini.

Gambar 5 Sketsa dan Alternatif Cover Dalam

“Dolan Ambarawa”

(8)

15

Gambar 6 Sketsa dan Alternatif Layout Buku

“Dolan Ambarawa”

Salah satu media penunjang yang digunakan adalah brosur. Brosur dipilih sebagai media penunjang promosi karena praktis sehingga dapat diletakkan di setiap objek wisata di Ambarawa. Brosur akan sangat berguna bagi para wisatawan yang berkunjung, dengan membaca brosur wisatawan dapat mengetahui mengenai tempat-tempat wisata yang terdapat di Ambarawa. Brosur terdiri dari tiga macam, brosur pertama yaitu brosur wisata sejarah dan religi, brosur kedua yaitu brosur kuliner serta yang terakhir brosur akomodasi. Brosur dibagi menjadi tiga macam agar setiap segmen dapat ditampilkan secara lengkap melihat banyaknya objek wisata yang berada di Ambarawa disertai gambar sebagai daya tarik dari brosur ini. Selain itu dari segi space lebih efisien karena hanya dilipat menjadi dua bagian sama besar.

(9)

16

Media penunjang lainnya adalah website karena dapat diakses melalui internet yang bersifat hemat waktu dan biaya serta mempermudah wisatawan untuk mengetahui objek apa saja yang terdapat di Ambarawa. Situs web yang memiliki fungsi informasi pada umumnya menekankan pada kualitas bagian kontennya [14]. Website yang dibuat difokuskan kepada tampilan yang menarik dan isi informasi yang akan disampaikan.

Gambar 8Sketsa Desain Web

Desain web pada “Dolan Ambarawa” ini memiliki lima halaman yaitu beranda, tentang, galeri, info dan peta. Tampilan beranda berisi menu tentang, galeri, kontak dan peta, terdapat pula informasi mengenai kegiatan-kegiatan penting yang diselenggarakan di objek wisata Ambarawa. Halaman tentang berisi informasi mengenai kota Ambarawa dan pariwisata yang terdapat di Ambarawa. Halaman galeri berisi koleksi foto objek wisata di Ambarawa. Halaman info berisi informasi alamat dan nomor telepon pihak yang terkait dengan pariwisata di Ambarawa seperti Disporabudpar Kabupaten Semarang dan biro perjalanan wisata. Halaman peta berisi gambar peta wisata di Ambarawa untuk memudahkan wisatawan yang akan berkunjung di kota Ambarawa.

Warna yang digunakan sebagai warna dasar layout adalah: Coklat tua C:57 M:97 Y:96 K:17

Krem C:0 M:4 Y:18 K:0 Merah C:0 M:96 Y:90 K:2 Oranye C:0 M:36 Y:76 K:0 Biru tosca C:70 M:3 Y:39 K:0

(10)

17

Warna pada brosur disesuaikan dengan buku, yaitu untuk brosur wisata sejarah dan religi diberi warna merah, brosur kuliner diberi warna oranye serta brosur akomodasi diberi warna biru tosca. Sedangkan pada website didominasi dengan warna coklat.

Tipografi yang digunakan untuk judul yaitu jenis huruf-huruf dekoratif dan script yang memiliki limitasi dalam penggunaannya. Biasanya penggunaan huruf-huruf dekoratif dan script diterapkan untuk keperluan atau tujuan-tujuan tertentu seperti dalam desain logo, label, judul buku, ataupun menu hidangan [16]. Tipografi dengan jenis font bernama Impregnable Personal Use Only. Font berjenis script ini dipilih untuk font judul karena memiliki bentuk dekoratif, lembut, dan terkesan tempo dulu.

Sedangkan untuk sub judul buku menggunakan jenis font bernama Motion Picture Personal Use.

Tipografi dengan font jenis sans serif yang bernama Segoe UI Semilight ini memiliki bentuk yang sederhana, tegas dan mudah dibaca sangat cocok jika diaplikasikan dalam buku, brosur dan website.

4. Hasil Rancangan

Hasil perancangan media promosi kota Ambarawa dibuat dalam bentuk buku yang dapat dilihat pada Gambar 9.

(11)

18

Gambar 10 adalah gambar isi buku untuk halaman 1-7 yang berisi antara lain halaman judul, daftar isi dan halaman yang mengulas mengenai sekilas Ambarawa.

Gambar 10 Isi Buku Halaman 1-7

Gambar 11 adalah isi buku untuk halaman 8-19 sekaligus sebagai halaman segmen pertama dari segmen wisata sejarah yaitu Monumen Palagan.

Gambar 11 Isi Buku Halaman 8-19

(12)

19

Gambar 12 Isi Buku Halaman 20-31

Gambar 13 adalah isi buku untuk halaman 32-39 yang berisi informasi mengenai Beteng Pendem.

Gambar 13 Isi Buku Halaman 32-39

Gambar 14 adalah isi buku untuk halaman 40-45 yang berisi informasi mengenai Gereja Santo Yusup.

(13)

20

Gambar 15 adalah isi buku untuk halaman 46-57 yang berisi informasi mengenai Gua Maria Kerep.

Gambar 15 Isi Buku Halaman 46-57

Gambar 16 adalah isi buku untuk halaman 58-83 yang merupakan segmen kuliner dan berisi informasi mengenai kuliner di Ambarawa seperti Serabi, Pecel Mbok Kami, Kampoeng Rawa, Toko Roti Pauline dan daftar rumah makan lainnya disertai alamatnya.

(14)

21

Gambar 17 adalah isi buku untuk halaman 84-101 yang merupakan segmen akomodasi dan berisi informasi mengenai akomodasi yang terdapat di Ambarawa seperti alat transportasi tradisional andong, penginapan Griya Wijaya dan Griya Katarina serta daftar hotel lainnya yang berada di Bandungan sebagai pilihan alternatif untuk wisatawan yang ingin menginap. Pada halaman terakhir terdapat pula peta wisata Ambarawa untuk mempermudah wisatawan dalam memperoleh informasi letak tempat-tempat wisata di Ambarawa.

Gambar 17 Isi Buku Halaman 84-101

Selain buku, media promosi pendukung yang sudah dirancang yaitu brosur dan website. Brosur dibagi menjadi tiga jenis, yaitu brosur wisata, brosur kuliner dan brosur akomodasi. Warna yang digunakan dalam brosur disesuaikan dengan jenis brosurnya, untuk brosur wisata diberi warna merah, brosur kuliner didominasi warna oranye dan brosur akomodasi warna biru tosca. Brosur dapat dilihat pada Gambar 18.

(15)

22

Desain web dibuat tidak jauh beda dengan bukunya yang didominasi dengan warna latar coklat, ditambah dengan foto-foto dan informasi mengenai pariwisata kota Ambarawa dengan alamat situs www.jjdikotambarawa.com.

Gambar 19 Tampilan Website

5. Pengujian

Pengujian dilakukan dengan cara wawancara kepada pihak Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang apakah perancangan media promosi kota Ambarawa dengan media utama buku ini sudah sesuai dengan yang diinginkan atau belum. Dari hasil wawancara menyatakan bahwa perancangan ini bagus, menarik dengan warna yang indah, komunikatif dan tidak kaku. Perancangan ini juga bermanfaat bagi wisatawan untuk dapat mengetahui detail mengenai pariwisata kota Ambarawa karena lebih jelas destinasi wisatanya. Buku ini dapat didistribusikan ke masyarakat luas dan dititipkan di tempat-tempat wisata di Ambarawa dan biro-biro perjalanan pariwisata serta hotel.

Selain itu, proses pengujian juga dilakukan dengan cara menyebarkan kuisioner dengan responden yang dilibatkan adalah orang-orang dari luar kota sebanyak 30 orang. Kuisioner ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kegunaan buku ini bagi wisatawan saat berwisata di Ambarawa serta informasi yang diberikan bersifat komunikatif atau belum. Tabel daftar pertanyaan kuisioner dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 Daftar Pertanyaan

No. Pertanyaan

1. Saya sangat mengetahui pariwisata yang terdapat di Ambarawa. (sebelum membaca buku)

2. Saya kesulitan mendapatkan informasi mengenai pariwisata di Ambarawa. (sebelum membaca buku)

3. Promosi pariwisata di Ambarawa yang dilakukan selama ini sudah bagus.

4. Buku ini membantu wisatawan saat berwisata di Ambarawa.

5. Buku ini dikemas dengan desain yang sangat unik dan menarik.

6. Salah satu keunikan dari buku ini adalah dari covernya.

(16)

23

Tabel 2 Hasil Pengisian Kuisioner dan Presentase

No. Jawaban A Sangat Setuju B Setuju C Cukup Setuju D Tidak Setuju E Sangat Tidak Setuju

1 0 5 (17%) 14 (47%) 10 (33%) 1 (3%)

2 3 (10%) 13 (43%) 9 (30%) 5 (17%) 0

3 0 5 (17%) 11 (36%) 11 (37%) 3 (10%)

4 17 (57%) 7 (23%) 4 (13%) 2 (7%) 0

5 11 (37%) 17 (56%) 2 (7%) 0 0

6 9 (30%) 15 (50%) 5 (17%) 1 (3%) 0

7 12 (40%) 13 (44%) 4 (13%) 1 (3%) 0

8 7 (23%) 17 (57%) 6 (20%) 0 0

9 5 (17%) 18 (60%) 6 (20%) 1 (3%) 0

10 14 (46%) 14 (47%) 2 (7%) 0 0

11 6 (20%) 11 (37%) 13 (43%) 0 0

12 13 (43%) 12 (40%) 5 (17%) 0 0

13 2 (7%) 15 (50%) 11 (36%) 2 (7%) 0

14 3 (10%) 16 (53%) 9 (30%) 2 (7%) 0

15

Buku ini bermanfaat bagi wisatawan yang berkunjung di Ambarawa karena informasinya mudah dipahami. Buku dikemas dengan desain yang menarik disertai ilustrasi gambar sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung di Ambarawa. Responden menyarankan untuk didistribusikan ke masyarakat luas agar dapat lebih mengenal pariwisata di Ambarawa.

8. Warna yang dipakai terkesan modern namun tidak menghilangkan sejarah dan budayanya.

9. Buku ini menyampaikan informasi mengenai pariwisata di Ambarawa dengan lengkap dan jelas.

10 Dilihat dari ukurannya, buku ini mudah dibawa kemana-mana/handy book.

11. Saya memerlukan buku ini jika saya berwisata ke Ambarawa.

12. Media promosi lainnya seperti brosur dan website diperlukan untuk menunjang promosi pariwisata di Ambarawa.

13. Informasi pada media promosi brosur dan website pariwisata Ambarawa mudah dipahami.

14. Media promosi brosur dan website pariwisata Ambarawa menarik dan komunikatif.

15.

(17)

24

Berdasarkan hasil pengujian yang telah dilakukan dengan 30 responden bahwa promosi yang selama ini sudah ada masih perlu ditingkatkan karena 53% responden menyatakan kesulitan memperoleh informasi mengenai pariwisata di Ambarawa. Dan dengan adanya perancangan media promosi ini terdapat 80% responden menyatakan setuju bahwa buku panduan ini membantu wisatawan saat berwisata di Ambarawa. Sebagian besar responden juga menyatakan buku panduan ini menarik dari segi desain, dan bersifat komunikatif serta handy book.

6. Kesimpulan

Dari hasil wawancara dan kuisioner yang disebarkan dapat disimpulkan bahwa perancangan media promosi pariwisata kota Ambarawa dengan media utama buku telah sesuai dengan permintaan dari Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Semarang yaitu merancang buku panduan pariwisata kota Ambarawa yang menarik dengan warna yang indah, komunikatif dan tidak kaku. Media promosi yang dibuat juga detail mengenai pariwisata kota Ambarawa sehingga lebih jelas destinasi wisatanya. Perancangan ini sangat bermanfaat yaitu dapat membantu wisatawan saat berwisata di Ambarawa dengan buku panduan yang komunikatif, menarik dan handy book. Untuk pengembangan ke depan, perancangan ini dapat didistribusikan ke masyarakat luas dan dititipkan di tempat-tempat wisata di Ambarawa, biro-biro perjalanan pariwisata serta hotel.

7. Pustaka

[1] Pendit, Nyoman. 1965. Pariwisata Sebuah Studi, Analisa, Dan Informasi. Jakarta: Djambatan

[2] Apriani, Melissa. 2013. Perancangan Media Promosi Pariwisata Kota Makassar Dengan Menggunakan Gaya Desain New Simplicity. AITI Jurnal Teknologi Informasi

[3] Ismail, Ghofar. 2013. Booklet Kabupaten Semarang The Paradise of Central Java. Semarang: Disporabudpar Kabupaten Semarang

[4] Tim Erlangga. 2012. Top 10+ Jakarta. Jakarta: Erlangga

[5] Pendit, Nyoman. 2006. Ilmu Pariwisata; Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta: Pradnya Paramita

[6] Supangkat, Eddy. 2008. Ambarawa Kota Lokomotif Tua. Salatiga : Griya Media

[7] Widjojo, Puguh. 2012. Profil Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang. Semarang: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang

[8] Jarah DAM VII/Diponegoro. 1974. Monumen Palagan Ambarawa. Semarang : Panitia Pembangunan Monumen Palagan Ambarawa

[9] Sobari. 1996. Buku Kenangan 100 Tahun Paroki St. Yusup Ambarawa 1896-1996. Ambarawa : Triyanto Harjono

[10] Garim & Winardi. 2004. Kenangan 80 Tahun Pemberkatan Gereja Santo Yusup Ambarawa. Ambarawa : Talenta

(18)

25

[12] Effendi, Onong Uchjana. 1992. Hubungan Masyarakat Suatu Studi Komunikologis. Bandung : Remaja Rosdakarya

[13] Meggs, Philip B & Alston W. Purvis. 2006. Megg’s History Of Graphic Design. USA : John Wiley & Sons Inc

[14] Suyanto, Asep Herman. 2007. Step By Step Web Design Theory And Practices. Yogyakarta : Andi

[15] Danger, E.P. 1992. Memilih Warna Kemasan. Jakarta : Pustaka Binaman Pressindo

Gambar

Gambar 2  Buku Top 10+ Jakarta
Gambar 3 Metode Adaptive Strategy
gambar di halaman sebaliknya.
Gambar 5 Sketsa dan Alternatif Cover Dalam
+7

Referensi

Dokumen terkait

Jadi nilai MSE yang rendah dan nilai PSNR yang tinggi akan lebih baik dalam hasil pemrosesan citra yang terkena derau....

Agar pembahasan yang dilakukan lebih terarah dan tidak menyimpang dengan masalah yang ada, maka penulis membatasi ruang lingkup pembahasan laporan akhir ini hanya

Berdasarkan grafik tersebut dapat dilihat bahwa anak-anak lebih rentan terhadap penyakit, dan dengan bantuan program imunisasi yang mencapai 80%, dapat menekan

Barang kali hal ini berawal dari pemikiran bahwa manusia merupakan serigala bagi manusia yang lain ( homo homimi lupus ), selalu mementingkan diri sendiri dan

(4) Isi Kurikulum satuan pendidikan Khusus cerdas istimewa dan bakat istimewa atau satuan pendidikan umum yang melayani peserta didik bakat dan cerdas istimewa berdasar adalah

Pembiayaan jangka pendek biasanya diberikan oleh bank syariah untuk membiayai modal kerja perusahaan yang mempunyai siklus usaha dalam satu tahun, dan

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskrispikan: 1) Implementasi kurikulum syariah pada siswa kelas 2 SD Muhammadiyah Program Khusus Kottabarat Surakarata, 2)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan bagaimana pengungkapan diri Odha yang hidup di masyarakat, secara khusus pada siapa Odha cenderung