• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PADA ANAK USIA DINI (Studi Kasus di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Penanaman Karakter Kejujuran Pada Anak Usia Dini (Studi Kasus di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PADA ANAK USIA DINI (Studi Kasus di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Penanaman Karakter Kejujuran Pada Anak Usia Dini (Studi Kasus di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen)."

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PADA ANAK USIA DINI (Studi Kasus di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan

Kabupaten Sragen)

NASKAH PUBLIKASI

FETY IRAWAN

A.220100002

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

(2)
(3)

1

PENANAMAN KARAKTER KEJUJURAN PADA ANAK USIA DINI (Studi Kasus pada Anak Usia Dini di Desa Cemeng Kecamatan

Sambungmacan Kabupaten Sragen) ABSTRAK

Fety Irawan, A 220100002, Jurusan Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah

Surakarta, 2014

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk dan hambatan yang dihadapi dalam penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen. Data penelitian ini dikumpulkan melalui informan atau narasumber, tempat dan peristiwa, serta arsip dan dokumen. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Prosedur dalam penelitian ini yaitu pra lapangan, penelitian lapangan, analisis data dan analisis dokumentasi. Analisis data model interaktif terdapat beberapa tahapan. Tahapan tersebut adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini sangat penting untuk dikembangkan. Anak usia dini ditanamkan kedisiplinan, anak usia dini diberikan arahan, pemahaman, dan nasehat mengenai karakter kejujuran, anak usia dini diberikan keteladanan mengenai karakter kejujuran oleh orang yang lebih dewasa, anak usia dini diberikan bimbingan saat bermain dengan teman sebaya, anak usia dini diberikan bimbingan saat menyaksikan televisi, anak usia dini dibimbing untuk melaksanakan ibadah tepat waktu, anak usia dini diberikan hukuman apabila melanggar nilai-nilai kejujuran, anak usia dini diberikan bimbingan untuk memiliki rasa tanggung jawab, anak usia dini diajak untuk menghadiri acara pengajian di lingkungan tempat tinggal. Hambatan yang dialami dalam penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen antara lain anak usia dini masih memiliki rasa takut yang besar, anak usia dini masih dominan untuk larut dalam kesenangannya saat bermain, anak usia dini mendapatkan pengaruh dari tontonan televisi, anak usia dini mendapatkan pengaruh negatif dari pihak luar, anak usia dini secara psikologis belum memiliki penalaran dan pemahaman yang tinggi, anak usia dini belum memiliki rasa tanggung jawab yang besar, anak usia dini belum memiliki daya ingat yang tinggi. Hal ini tentu saja menjadi penghambat dalam penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini.

(4)

2 PENDAHULUAN

Penanaman karakter kejujuran sangat penting untuk dikembangkan pada

anak usia dini. Pembentukan karakter sebaiknya dilakukan sejak usia dini dengan

memberikan contoh hal-hal yang baik dan positif. Penanaman karakter yang

positif akan membentuk karakter anak tersebut. Pihak yang berperan dalam

penanaman karakter pada anak usia dini antara lain adalah orang tua, guru, serta

orang dewasa yang berada di sekitar anak tersebut. Salah satu karakter yang perlu

ditanamkan pada anak usia dini adalah kejujuran. Penanaman karakter pada anak

usia dini dilakukan melalui keteladanan dan kebiasaan. Anak selanjutnya dapat

mempraktikkan kebiasaan yang bersifat baik dan positif dalam kehidupan

sehari-hari.

Masa usia dini merupakan masa unik dalam kehidupan anak-anak. Masa ini

merupakan masa pertumbuhan yang paling hebat dan sekaligus paling sibuk.

Salah satu permasalahan yang muncul dalam penanaman karakter pada anak

antara lain orang tua yang tidak memahami cara yang tepat dalam mendidik.

Pengetahuan dan pemahaman yang luas mengenai penanaman karakter kejujuran

pada anak usia dini yang efektif, diharapkan bisa membantu masyarakat di Desa

Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen dalam membimbing

putra-putri yang dimilikinya

Peneliti memfokuskan pembahasan dalam penelitian ini, maka dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah bentuk-bentuk penanaman karakter kejujuran pada anak usia

dini di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen?

2. Bagaimanakah hambatan yang dihadapi dalam penanaman karakter kejujuran

pada anak usia dini di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten

Sragen?

Penelitian yang dilakukan tentunya mempunyai tujuan. Tujuan dalam

penelitian dapat mengarahkan peneliti untuk mendapatkan apa yang menjadi

fokus permasalahan. Tujuan dalam penelitian ini adalah:

1. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk penanaman karakter kejujuran pada

(5)

3

2. Untuk mendeskripsikan hambatan yang dihadapi dalam penanaman karakter

kejujuran pada anak usia dini di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan

Kabupaten Sragen.

METODE PENELITIAN

Tempat penelitian ini adalah Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan

Kabupaten Sragen. Tahap-tahap pelaksanaan kegiatan sejak persiapan hingga

penulisan laporan penelitian secara keseluruhan dilakukan selama kurang lebih

empat bulan, mulai bulan November 2013 sampai Februari 2014. Jenis penelitian

ini adalah kualitatif. Dikatakan kualitatif karena hasil data yang akan dihimpun

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari perilaku yang diamati. Penelitian ini juga

mempertimbangkan asumsi dari pendapat orang lain sebagai narasumber.

Data yang berhasil dihimpun akan disajikan dalam uraian kata-kata dan

membentuk sebuah kalimat yang mudah untuk difahami. Strategi penelitian yang

digunakan tergantung pada jenis penelitian yang diambil oleh peneliti. Strategi

penelitian ini adalah studi kasus tunggal terpancang. Studi kasus memusatkan

perhatian pada suatu kasus secara intensif dan mendetail. Subjek yang diselidiki

terdiri dari satu unit atau satu kesatuan unit yang dipandang sebagai kasus.

Peneliti dalam memperoleh data yang valid harus menggunakan lebih dari satu

jenis teknik pengumpulan data. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah wawancara, observasi dan dokumentasi (pencatatan arsip).

Kasus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bentuk-bentuk penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini di Desa

Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen?

2. Hambatan yang dihadapi dalam penanaman karakter kejujuran pada anak usia

dini di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen?

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

wawancara, observasi dan dokumentasi (pencatatan arsip) yang masing-masing

secara singkat diuraikan sebagai berikut:

1. Metode wawancara. Menurut Sugiyono (2012:316), wawancara digunakan

(6)

4

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti. Wawancara

dalam penelitian ini digunakan untuk menghimpun data sebanyak-banyaknya

dari narasumber mengenai penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini

di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen. Peneliti

mendengarkan cerita yang diperoleh dari informan dan bisa juga mengajukan

berbagai pertanyaan yang lebih terarah untuk menjawab rumusan masalah

penelitian. Wawancara dilakukan pada tokoh masyarakat, orang tua dan anak

usia dini. Wawancara kepada tokoh masyarakat menghimpun data mengenai

karateristik lokasi penelitian. Wawancara kepada orang tua untuk menghimpun

data mengenai penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini. Wawancara

kepada anak untuk menghimpun data mengenai kebiasaan yang dilakukan anak

dalam kesehariannya.

2. Metode observasi. Menurut Nasution (1988) dalam Sugiyono (2012:309),

observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan Observasi partisipasi pasif

dilakukan dalam penelitian ini. Observasi dilakukan di sekitar Desa Cemeng

Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen sebagai lokasi penelitian.

Melalui observasi diharapkan data yang didapat dari metode lain, bisa lebih

diterima kebenarannya. Observasi dilakukan guna menghimpun data mengenai

deskripsi Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen sebagai

lokasi penelitian. Observasi juga digunakan untuk melihat secara langsung

bentuk penanaman karakter kejujuran dan hambatannya pada anak usia dini di

Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen.

3. Metode dokumentasi/pencatatan arsip. Dokumentasi atau pencatatan arsip

dalam penelitian ini digunakan untuk mendukung data mengenai penanaman

karakter kejujuran pada anak usia dini di Desa Cemeng Kecamatan

Sambungmacan Kabupaten Sragen. Dokumentasi/pencatatan arsip digunakan

untuk menghimpun data mengenai monografi Desa Cemeng Kecamatan

Sambungmacan Kabupaten Sragen sebagai lokasi penelitian.

Dokumentasi/pencatatan arsip juga dilakukan untuk menghimpun data

mengenai bentuk penanaman karakter kejujuran dan hambatan yang dialami

(7)

5

Teknik dokumentasi digunakan peneliti untuk mengetahui bentuk-bentuk

dan hambatan-hambatan penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini di

Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen. Dokumentasi juga akan

memberikan bukti nyata tentang penanaman karakter kejujuran pada anak usia

dini di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen.

Sumber data dalam penelitian ini adalah narasumber (informan),

tempat/peristiwa dan dokumen/arsip. Penelitian ini menggunakan triangulasi

sumber dan teknik untuk mengetahui keabsahan datanya. Sementara itu analisis

data yang digunakan adalah analisis interaktif. Langkah dalam analisis interaktif,

yaitu pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

1. Bentuk-Bentuk Penanaman Karakter Kejujuran pada Anak Usia Dini di Desa

Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen

a. Anak usia dini ditanamkan kedisiplinan. Sifat disiplin akan membuat anak

memiliki karakter kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.

b. Anak usia dini diberikan arahan, pemahaman dan nasehat mengenai karakter

kejujuran. Arahan, pemahaman dan nasehat yang diberikan akan membuat

anak usia dini menjadi faham serta melaksanakan karakter kejujuran dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Anak usia dini diberikan keteladanan mengenai karakter kejujuran oleh orang

yang lebih dewasa. Keteladanan dari orang yang lebih tua membuat anak usia

dini mencontoh perbuatan positif dalam kehidupan sehari-hari.

d. Anak usia dini diberikan bimbingan saat bermain dengan teman sebaya. Sikap

orang tua yang menemani dan memberikan bimbingan saat anak bermain,

sebagai salah satu cara penanaman karakter kejujuran dalam kehidupan

sehari-hari.

e. Anak usia dini diberikan bimbingan saat menyaksikan televisi. Sikap orang tua

yang menemani dan memberikan bimbingan saat menyaksikan televisi, akan

membuat anak usia dini belajar mengenai karakter kejujuran dalam kehidupan

(8)

6

f. Anak usia dini dibimbing untuk melaksanakan ibadah tepat waktu. Ibadah tepat

waktu akan membuat anak usia dini terbiasa untuk patuh pada peraturan yang

berlaku sebagai perwujudan dari karakter kejujuran.

g. Anak usia dini diberikan hukuman apabila melanggar nilai-nilai kejujuran.

Hukuman akan membuat anak jera sehingga tidak akan mengulangi kesalahan

dengan melanggar nilai-nilai kejujuran.

h. Anak usia dini diberikan bimbingan untuk memiliki rasa tanggung jawab. Rasa

tanggung jawab akan membuat anak usia dini dapat tumbuh menjadi orang

yang memiliki karakter kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.

i. Anak usia dini diajak untuk menghadiri acara pengajian di lingkungan tempat

tinggal. Acara pengajian bisa memberikan penanaman nilai-nilai agama,

sehingga anak memiliki karakter kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.

2. Hambatan yang dihadapi dalam penanaman karakter kejujuran pada anak usia

dini di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen.

a. Anak usia dini masih memiliki rasa takut yang besar. Anak sulit berkata jujur,

karena takut disalahkan oleh orang tua ketika berbuat salah. Hal ini tentu saja

menjadi penghambat dalam penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini.

b. Anak usia dini masih dominan untuk larut dalam kesenangannya saat bermain.

Keadaan tersebut membuat penanaman kedisiplinan menjadi mengalami

hambatan. Hal ini tentu saja menjadi penghambat dalam penanaman karakter

kejujuran pada anak usia dini.

c. Anak usia dini mendapatkan pengaruh dari tontonan televisi. Acara televisi

yang menarik membuat anak melupakan kegiatan-kegiatan positif seperti

ibadah. Hal ini tentu saja menjadi penghambat dalam penanaman karakter

kejujuran pada anak usia dini.

d. Anak usia dini mendapatkan pengaruh negatif dari pihak luar. Pengaruh negatif

dari teman sebaya menjadi hal yang paling dominan. Hal ini tentu saja menjadi

penghambat dalam penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini.

e. Anak usia dini secara psikologis belum memiliki penalaran dan pemahaman

(9)

7

belum bisa membedakan perbuatan benar dan salah. Hal ini tentu saja menjadi

penghambat dalam penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini.

f. Anak usia dini belum memiliki rasa tanggung jawab yang besar. Anak

seolah-olah berbuat sekehendak hatinya. Hal ini tentu saja menjadi penghambat dalam

penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini.

g. Anak usia dini belum memiliki daya ingat yang tinggi. Anak mudah lupa

terhadap apa yang baru saja dijanjikan dan dilakukannya. Hal ini tentu saja

menjadi penghambat dalam penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini.

Penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini di Desa Cemeng

Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen. Menurut Menurut Kartajaya

(2010) dalam Gunawan (2012:2), mendefinisikan karakter sebagai ciri khas yang

dimiliki oleh suatu benda atau individu (manusia). Karakter kejujuran memiliki

banyak makna. Menurut Sarumpaet (1992:38), kejujuran merupakan salah satu

fondamen utama dalam pembangunan karakter.

Penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini di Desa Cemeng

Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen. Menurut Sujiono (2009:6), anak

usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu proses

perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan selanjutnya. Anak

adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang masih harus dikembangkan.

Anak usia dini memiliki batasan. Menurut Yulianti (2010:7), anak usia dini

atau anak yang berada pada usia antara 0-6 tahun merupakan pribadi yang sedang

membutuhkan upaya-upaya pendidikan untuk mencapai optimalisasi semua aspek

perkembangan baik perkembangan fisik maupun psikis. Menurut Juprimalino

(2012), indikator dalam karakter kejujuran antara lain: berkata benar

(tidak bohong), berbuat sesuai aturan (tidak curang), menepati

janji yang diucapkan, bersedia menerima sesuatu atas dasar hak, menolak sesuatu

pemberian yang bukan haknya, berpihak pada kebenaran, menyampaikan

pesan orang lain, dan satunya kata antara niat dengan perbuatan.

Berdasarkan beberapa penjelasan di atas, maka terlihat bahwa temuan dalam

penelitian ini bisa dikaitkan dengan pendapat-pendapat ilmiah sebagai kajian

(10)

8 SIMPULAN

1. Bentuk-bentuk penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini di Desa

Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen.

a. Anak usia dini ditanamkan kedisiplinan. Sifat disiplin akan membuat anak

memiliki karakter kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.

b. Anak usia dini diberikan arahan, pemahaman dan nasehat mengenai karakter

kejujuran. Arahan, pemahaman dan nasehat yang diberikan akan membuat

anak usia dini menjadi faham serta melaksanakan karakter kejujuran dalam

kehidupan sehari-hari.

c. Anak usia dini diberikan keteladanan mengenai karakter kejujuran oleh orang

yang lebih dewasa. Keteladanan dari orang yang lebih tua membuat anak usia

dini mencontoh perbuatan positif dalam kehidupan sehari-hari.

d. Anak usia dini diberikan bimbingan saat bermain dengan teman sebaya. Sikap

orang tua yang menemani dan memberikan bimbingan saat anak bermain,

sebagai salah satu cara penanaman karakter kejujuran dalam kehidupan

sehari-hari.

e. Anak usia dini diberikan bimbingan saat menyaksikan televisi. Sikap orang tua

yang menemani dan memberikan bimbingan saat menyaksikan televisi, akan

membuat anak usia dini belajar mengenai karakter kejujuran dalam kehidupan

sehari-hari.

f. Anak usia dini dibimbing untuk melaksanakan ibadah tepat waktu. Ibadah tepat

waktu akan membuat anak usia dini terbiasa untuk patuh pada peraturan yang

berlaku sebagai perwujudan dari karakter kejujuran.

g. Anak usia dini diberikan hukuman apabila melanggar nilai-nilai kejujuran.

Hukuman akan membuat anak jera sehingga tidak akan mengulangi kesalahan

dengan melanggar nilai-nilai kejujuran.

h. Anak usia dini diberikan bimbingan untuk memiliki rasa tanggung jawab. Rasa

tanggung jawab akan membuat anak usia dini dapat tumbuh menjadi orang

(11)

9

i. Anak usia dini diajak untuk menghadiri acara pengajian di lingkungan tempat

tinggal. Acara pengajian bisa memberikan penanaman nilai-nilai agama,

sehingga anak memiliki karakter kejujuran dalam kehidupan sehari-hari.

2. Hambatan yang dihadapi dalam penanaman karakter kejujuran pada anak usia

dini di Desa Cemeng Kecamatan Sambungmacan Kabupaten Sragen.

a. Anak usia dini masih memiliki rasa takut yang besar. Anak sulit berkata jujur,

karena takut disalahkan oleh orang tua ketika berbuat salah. Hal ini tentu saja

menjadi penghambat dalam penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini.

b. Anak usia dini masih dominan untuk larut dalam kesenangannya saat bermain.

Keadaan tersebut membuat penanaman kedisiplinan menjadi mengalami

hambatan. Hal ini tentu saja menjadi penghambat dalam penanaman karakter

kejujuran pada anak usia dini.

c. Anak usia dini mendapatkan pengaruh dari tontonan televisi. Acara televisi

yang menarik membuat anak melupakan kegiatan-kegiatan positif seperti

ibadah. Hal ini tentu saja menjadi penghambat dalam penanaman karakter

kejujuran pada anak usia dini.

d. Anak usia dini mendapatkan pengaruh negatif dari pihak luar. Pengaruh negatif

dari teman sebaya menjadi hal yang paling dominan. Hal ini tentu saja menjadi

penghambat dalam penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini.

e. Anak usia dini secara psikologis belum memiliki penalaran dan pemahaman

yang tinggi. Anak terkadang membawa barang milik temannya yang lain atau

belum bisa membedakan perbuatan benar dan salah. Hal ini tentu saja menjadi

penghambat dalam penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini.

f. Anak usia dini belum memiliki rasa tanggung jawab yang besar. Anak

seolah-olah berbuat sekehendak hatinya. Hal ini tentu saja menjadi penghambat dalam

penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini.

g. Anak usia dini belum memiliki daya ingat yang tinggi. Anak mudah lupa

terhadap apa yang baru saja dijanjikan dan dilakukannya. Hal ini tentu saja

menjadi penghambat dalam penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini.

Penanaman karakter kejujuran pada anak usia dini di Desa Cemeng

(12)

10

dibimbing agar berkata benar kepada siapapun karena bohong itu dosa dan

perbuatan yang tidak baik. Menanamkan perilaku agar anak berbuat sesuai aturan

atau tidak curang, menanamkan perilaku agar anak menepati janji yang diucapkan

dan tidak boleh mengingkarinya, menanamkan perilaku agar anak bersedia

menerima sesuatu atas dasar hak yang menjadi miliknya, menanamkan perilaku

agar anak menolak sesuatu pemberian yang bukan menjadi hak miliknya,

menanamkan perilaku agar anak berpihak pada kebenaran, menanamkan perilaku

agar anak menyampaikan pesan orang lain, menanamkan perilaku agar anak

menerapkan satunya kata antara niat dengan perbuatan.

Penanamaan karakter kejujuran pada anak usia dini juga terdapat banyak

hambatan yang dihadapi. Pembentukan karakter sebaiknya dilakukan sejak usia

dini dengan memberikan contoh hal-hal yang baik dan positif. Penanaman

karakter yang positif akan membentuk karakter anak tersebut. Penanaman

karakter pada anak usia dini dilakukan melalui keteladanan dan kebiasaan. Anak

selanjutnya dapat mempraktikkan kebiasaan yang bersifat baik dan positif dalam

kehidupan sehari-hari. Penanaman karakter pada anak usia dini tidak hanya

dengan memberikan contoh yang baik atau positif, selain itu perlu diajarkan rasa

kecintaan kepada Tuhan YME.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2006.”Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik”. Jakarta: Rineka.

Danim, Sudarwan.2010. Psikologi Pendidikan (Dalam Perspektif Baru). Bandung: Alfabeta.

Gunawan, Heri. 2012. Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Juprimalino. 2012. “Indikator pendidikan karakter”. http://juprimalino. blogspot.com/2012/03/nila-indikator-pendidikan-karakter.html Diunduh pada hari minggu, tanggal 27 oktober 2013, pukul 09.35 WIB

(13)

11

Mahmud. Gunawan, Heri. 2013. Pendidikan Agama Islam Dalam Keluarga:

Sebuah Panduan Lengkap Bagi Para Guru,Orang Tua Dan Calon.

Jakarta: Indeks.

Majid, Abdul dan Andayani, Dian. 2011. Pendidikan Karakter Perspektif Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Maksudin. 2013. Pendidikan Karakter Non-Dikotomik. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Mansur. 2007. Pendidikan Anak Usia Dini Dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Maryadi. dkk. 2011. Pedoman Penulisan Skripsi FKIP. BP-FKIP UMS.

Miles, Mathew B. dan A. Michael Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif

(Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru). Jakarta: UIP.

Mulyasa, H.E. 2012. Manajemen PAUD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2005. Kamus Besar Bahasa

Indonesia Edisi ketiga. Jakarta: Balai Pustaka.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta.

Sarumpaet. 1992. Rahasia Mendidik Anak. Bandung: Advent Indonesia Kotak Pos 1188

Sujiono, Yuliani Nurani. 2009. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT. Macanan Jaya Cemerlang.

Referensi

Dokumen terkait

22 Dengan demikian data yang diperoleh dalam penelitian ini melalui guru, murid, kepala sekolah dan pihak-pihak yang. ada disekolah dicatat maka segera di analisis

Namun, penurunan kadar air yang telah dilakukan optimal pada tahapan aging tidak menjadi tahap dan hasil akhir yang diperoleh untuk mengurai kadar air karena

Atas berkat dan kasih-Nya, saya dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Strategi Komunikasi Guru dalam Mengembangkan Kemandirian Anak Usia Dini (Studi Kasus pada Sekolah

Hasil riset yang berbeda tentang pengaruh struktur good corporate governance, pengungkapan corporate social responsibility dan pertumbuhan perusahaan pada nilai

Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pelatihan kebersyukuran efektif dalam meningkatkan tingkat resiliensi pada masyarakat di daerah rawan

pelayanan publik ini memerlukan waktu yang cukup lama dan tidak menentu karena banyak terdapat pelimpahan tugas dari dinas lain yang masih belum diproses dan banyak para

Sejumlah bangunan kuno yang sebagian besar saat ini berada di titik nol / menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan yang berkunjung ke Yogyakarta // Bahkan kini

Apabila produktivitas rata rata bisa ditingkatkan menjadi 20 ku/ha, untuk pencapaian swasembada produksi sebesar 2,832 juta ton pada tahun 2014 dibutuhkan areal panen seluas