PENGARUH STRATEGI INSIDE OUTSIDE CIRCLE TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS 5
SD MUHAMMADIYAH BATURAN TAHUN AJARAN 2013/2014
NASKAH PUBLIKASI
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat
Sarjana S-1
Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
AGUNG SETIAWAN A510100254
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
A. PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang selalu ada dalam kehidupan manusia. Pendidikan menjadi kebutuhan manusia yang harus dipenuhi. Dalam prinsip pembangunan Nasional Indonesia yang diatur dalam TAP MPR No.IV tahun 1978, pendidikan menjadi program yang sangat diperhatikan dalam pembangunan Nasional Indonesia, karena pendidikan menjadi faktor utama yang mempengaruhi perkembangan sumber daya manusia yang harus selalu di-upgrade sesuai dengan perkembangan jaman. Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan dalam rangka memproses manusia agar dapat berkembang secara optimal. Pernyataan tersebut sejalan dengan pemikiran Pemerintah Indonesia pada saat ini.
Pemerintah Indonesia mulai mengubah paradigma pendidikan lama yang menekankan pada hasil/output menjadi paradigma pendidikan baru yang menekankan pada proses dengan mengeluarkan dan mengesahkan berbagai kebijakan yang menggiring Sistem Pendidikan Nasional ke arah student centered. Namun keadaan di lapangan masih belum mewujudkan keinginan Pemerintah. Pendidikan di berbagai daerah Indonesia masih menekankan pada substansi materi dan output yang diharapkan dengan strategi pembelajaran yang masih konvensional. Dalam buku yang ditulis oleh Mubiar Agustin (2011: 82) disebutkan bahwa pendekatan konvensional masih sangat banyak diminati oleh kalangan guru. Padahal proses pembelajaran ini dapat mengakibatkan proses belajar yang tidak berjalan secara kreatif, efektif, dan menyenangkan. Proses pembelajaran konvensional hanya mengasah kemampuan mendengarkan dan mencatat, siswa hanya cenderung menyerap informasi dengan otak kiri saja yang hanya memiliki daya serap sebesar 20 persen. Padahal belajar dapat dikatakan berhasil bila otak kanan dan kiri difungsikan secara optimal.
yang pokok dalam pendidikan jenjang sekolah dasar. Materi pelajaran IPS sangat luas cakupannya, dan banyak ditemukan materi yang bersifat hafalan, maka dari itu perlu adanya daya serap yang tinggi agar cakupan materi IPS dapat tersampaikan secara optimal. Penggunaan strategi pembelajaran yang berbasis active learning dapat mengasah otak kanan dan otak kiri siswa, sehingga materi yang banyak sekalipun dapat diserap oleh siswa dengan baik, maka dari itu penggunaan strategi konvensional harus dihindari.
Pernyataan yang telah dikaji tersebut perlu diuji kebenarannya dengan melakukan pengamatan di lapangan. Setelah dilakukannya pengamatan proses pembelajaran IPS di kelas 5 SD Muhammadiyah Baturan, diketahui bahwa SD tersebut masih menggunakan strategi konvensional dalam proses pembelajaran. Penerapan strategi konvensional menghasilkan
output nilai siswa yang masih rendah, khususnya nilai IPS siswa kelas 5 SD Muhammadiyah Baturan yang masih rendah. Berdasarkan wawancara dengan Supartinah, S.Pd.SD., sebagai wali kelas 5 SD Muhammadiyah Baturan pada tanggal 4 November 2013, terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab mengapa hasil belajar IPS siswa kelas 5 SD Muhammadiyah Baturan masih rendah, yaitu sebagai berikut:
1. Jam pelajaran IPS yang terlalu sedikit yaitu hanya 3 jam dalam satu menggu.
2. Terlalu banyak materi hafalan dalam mata pelajaran IPS. 3. Ruang lingkup mata pelajaran IPS yang sangat luas.
4. Mata pelajaran IPS bukan mata pelajaran yang diujikan dalam Ujuan Nasional, sedangkan guru lebih fokus terhadap mata pelajaran yang diujikan dalam Ujian Nasional, maka dari itu pendalaman dan penekanan materi IPS yang disampaikan masih kurang.
5. Materi IPS yang banyak menyebabkan guru cenderung menggunakaan metode ceramah saja.
strategi pembelajaran “cepat-tepat” untuk merangsang keaktifan siswa, namun penerapan strategi pembelajaran lain yang berbasis active learning
masih diabaikan, sehingga pelaksanaan proses pembelajaran terkesan monoton, maka dari itu perlu adanya penerapan strategi pembelajaran yang bervariasi khususnya pada saat proses pembelajaran IPS.
Dalam Isjoni (2013: 79) disebutkan bahwa strategi inside outside circle yang diciptakan oleh Spencer Kagan, merupakan salah satu strategi pembelajaran yang berbasis active learning. Strategi pembelajaran tersebut menekankan pada kegiatan siswa yang saling membagi informasi pada saat yang bersamaan, dengan pasangan yang berbeda dengan singkat dan teratur. Strategi ini dapat digunakan untuk memudahkan siswa dalam memahami materi pelajaran yang banyak dan luas cakupannya.
Berdasarkan uraian di atas penelitian yang berjudul “Pengaruh Strategi Inside Outside Circle Terhadap Hasil Belajar IPS Siswa Kelas 5
SD Muhammadiyah Baturan Tahun Ajaran 2013/2014” relevan untuk
dilakukan.
B. Metode Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Penelitian ini dilakukan di SD Muhammadiyah Baturan sebagai kelas eksperimen, yang terletak di Griyan RT 04 RW 01 Desa Baturan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, dan di SD Negeri 2 Blulukan sebagai kelas kontrol yang terletak di Cangkringmalang RT 01 RW 08, Desa Blulukan, Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar. Kedua SD tersebut merupakan sekolah yang sedang berkembang dan masih dalam satu gugus. Penelitian ini dimulai pada akhir semester gasal sampai awal semester genap tahun ajaran 2013/2014, yaitu pada bulan November 2013 sampai bulan Februari tahun 2013.
Penelitian ini terdiri dari 3 variabel, yakni variabel treatment, variabel
adalah strategi pembelajaran inside outside circle. Variabel dependent dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPS siswa kelas 5 SD Muhammadiyah Baturan. Sedangkan variabel control dalam penelitian ini terdiri dari jumlah siswa, cakupan materi, sumber dan alat belajar.
Pengumpulan data dilakukan dengan metode tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik tes dilakukan dengan memberikan soal post-test
untuk mengetahui hasil belajar setelah dikenai perlakuan. Soal post-test
sebelumnya diberikan pada siswa kelas 5 SD N Sibela Barat sebagai kelas try out untuk diuji validitas dan reliabilitasnya. Sedangkan dokumentasi, wawancara dan observasi merupakan teknik pendukung yang dilakukan sebelum penelitian berlangsung untuk mengetahui keadaan siswa dan sekolah yang diteliti. Teknik dokumentasi untuk mengetahui data nama siswa kelas 5 dan nilai UTS/UAS semester gasal sebelum penelitian berlangsung. Teknik observasi dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran di dalam kelas yang diteliti. Sedangkan teknik wawancara dilakukan kepada guru kelas 5 SD Muhammadiyah Baturan untuk lebih mengetahui masalah-masalah khususnya dalam mata pelajaran IPS. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji t, namun sebelumnya dilakukan uji prasyarat analisis terlebih dahulu yang terdiri dari dua tes yaitu uji keseimbangan dengan uji F, dan uji normalitas dengan metode Lilliefors.
C. Hasil Penelitian Dan Pembahasan
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis. Dalam penelitian ini untuk uji prasyarat analisis digunakan uji keseimbangan, uji normalitas dan uji homogenitas. Uji keseimbangan dilakukan dengan uji F, dan uji normalitas dilakukan dengan metode
Lilliefors.
Hasil uji keseimbangan adalah sebagai berikut:
Tabel 1 Uji Keseimbangan
Kelas N Mean s2 Fhitung F0,05; 12,12 Keterangan Eksperimen 13 67 19,33
2,44 2,69 Seimbang
Kontrol 13 73 7,91
Berdasarkan uji keseimbangan diperoleh nilai Fhitung < Ftabel, yaitu 2,44 < 2,69, maka dapat disimpulkan bahwa kedua kelas mempunyai kemampuan awal yang sama atau dalam kondisi seimbang.
Hasil uji normalitas adalah sebagai berikut:
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas Hasil Belajar IPS (post-test)
Kelas Lhitung Ltabel Keterangan
Eksperimen 0,09 0,234 Normal
Kontrol 0,17 0,234 Normal
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa Lhitung dari masing-masing kelas lebih kecil daripada Ltabel. Sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal.
Berdasarkan hasil tabulasi data kelas ekperimen diperoleh skor hasil belajar tertinggi 10 dan terendah 3. Nilai rata-rata (mean) sebesar 7,38 dan standar deviasi sebesar 2,02. Hasil pengelompokkan dengan interval yang dilakukan terhadap data hasil belajar IPS siswa kelas eksperimen dipaparkan pada tabel berikut ini:
Tabel 3 Hasil Pengelompokkan Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Eksperimen
Interval Xi Fi Fk Frekuensi Relatif
3-4 3,5 1 1 7,7 %
5-6 5,5 3 4 23,07 %
7-8 7,5 5 9 38,46 %
9-10 9,5 4 13 30,77 %
Jumlah 13 100 %
Gambar 1 Grafik histogram hasil belajar IPS kelas eksperimen
Sedangkan pada kelas kontrol diperoleh skor hasil belajar tertinggi 9 dan terendah 2. Nilai rata-rata (mean) sebesar 5,53 dan standar deviasi sebesar 1,8. Hasil pengelompokkan dengan interval yang dilakukan terhadap data hasil belajar IPS siswa kelas kontrol dipaparkan pada tabel berikut ini:
Tabel 4 Hasil Pengelompokkan Data Hasil Belajar IPS Siswa Kelas Kontrol
Untuk lebih jelasnya data tersebut dapat disajikan dalam bentuk histogram seperti pada gambar 1 berikut:
0
Gambar 2 Grafik histogram hasil belajar IPS kelas kontrol
Sebelum instrumen soal post-test diberikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, soal post-test diberikan pada kelas try out untuk menguji validitas dan reliabilitasnya. Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan metode korelasi product moment angka kasar. Berikut ini merupakan hasil uji validitas soal post test:
Tabel 5 Hasil Uji Validitas Soal Post-test
Nomor Soal rhitung rtabel Keterangan
Tabel di atas menunjukkan bahwa dari 15 butir soal terdapat 13 butir soal yang valid, yaitu soal nomor 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, dan 15. Melihat dan mempertimbangkan besarnya rhitung, penelitian ini mengggunakan 10 soal yang sudah mempresentasikan indikator pencapaian sebagai soal post-test pada kelas kontrol dan kelas eksperimen yaitu soal nomor 1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, dan 14. Sedangkan uji reliabilitas dengan rumus KR.20 dengan koefisien reliabilitas sebesar 0,62 dan rtabel 0,325, sehingga soal yang diuji tersebut reliabel.
Rangkuman hasil perhitungan analisis dengan uji t disajikan pada tabel 7 berikut:
Tabel 6 Hasil Uji Hipotesis
Kelas Rata-rata thitung t0,025;24 Keterangan Eksperimen 7,38
2,5 2,06 H0 ditolak
Kontrol 5,53
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa thitung > ttabel sehingga H0 ditolak.
Hal ini membuktikan bahwa hipotesis yang menyatakan “Strategi Inside Outside Circle berpengaruh terhadap hasil belajar IPS siswa kelas 5 SD Muhammadiyah Baturan tahun ajaran 2013/2014.” dapat diterima.
Dari nilai rata-rata dapat dilihat bahwa rata-rata kelas eksperimen lebih besar daripada rata-rata kelas kontrol, yaitu 7,38 > 5,53. Sehingga dapat disimpulkan juga bahwa penggunaan strategi Inside Outside Circle lebih baik dibandingkan dengan strategi konvensional dalam meningkatkan hasil belajar IPS siswa kelas 5 SD Muhammadiyah Baturan tahun ajaran 2013/2014.
Hasil analisis data dengan uji t menunjukkan adanya perbedaan signifikan dari kedua strategi tersebut. Diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,5 > 2,06. Hal ini berarti terdapat perbedaan hasil belajar IPS melalui strategi strategi Inside Outside Circle dan konvensional pada siswa kelas kontrol dan eksperimen. Perbedaan ini dikarenakan penggunaan strategi Inside Outside Circle membuat siswa kelas 5 SD Muhammadiyah Baturan lebih aktif sehingga pemahaman materi lebih berkesan dan menancap lama dalam memori siswa. Strategi Inside Outside Circle merupakan salah satu strategi pembelajaran berbasis cooperative learning yang dikembangkan oleh Spencer Kagan (1994). Isjoni (2013: 79) menyebutkan bahwa “strategi inside outside circle atau lingkaran kecil-lingkaran besar dapat memberi kesempatan bagi siswa untuk saling berbagi informasi pada saat yang bersamaan.” Dalam waktu yang bersamaa dua kelompok besar berbagi informasi yang cakupannya luas. Strategi ini sangat cocok untuk materi IPS yang terlalu banyak. Strategi ini mempunyai keunggulan untuk mendorong siswa selalu aktif berbicara, dan tidak ada siswa yang pasif.
Pada dasarnya strategi inside outside circle membagi siswa dalam dua kelompok besar, masing-masing siswa sudah diberi pertanyaan dan jawabannya yang telah dipersiapkan oleh guru. Pertanyaan dan jawabannya tersebut merupakan garis besar dari materi yang disampaikan. Masing-masing siswa diatur untuk selalu berganti pasangan dalam menjawab pertanyaan. Pertanyaan yang dijawab oleh siswa langsung dikonfirmasi oleh temannya dengan memberitahu jawaban yang benar. Hal ini memudahkan siswa untuk mempelajari materi yang tidak sedikit. Pembelajaran yang aktif ini terbukti lebih menancapkan kesan pada memori siswa kelas 5 SD Muhammadiyah Baturan, sehingga informasi yang diterima oleh siswa tidak mudah hilang.
D. Kesimpulan
Strategi pembelajaran inside outside circle dapat mempengaruhi hasil belajar IPS siswa kelas 5 SD Muhammadiyah Baturan tahun ajaran 2013/2014. Berdasarkan uji t diperoleh thitung > ttabel, yaitu 2,5 > 2,06.
E. Daftar Pustaka
Agustin, Mubiar. 2011. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.
Chatib, Munif. 2013. Gurunya Manusia. Bandung: Kaifa.
Darmaningtyas. 2013. “Bercermin pada Pendidikan di Finlandia”. (online), (
http://darmaningtyas.blogspot.com/2013/09/bercermin-pada-pendidikan-di-finlandia.html, diakses pada tanggal 4 November 2013 pukul 08:47 WIB).