ABSTRAK
Dalam meningkatkan laba, perusahaan dapat melalui dua cara
yaitu; peningkatan penjualan dan penurunan biaya produksi. Salah satu
faktor yang sangat berpengaruh dalam meningkatkan laba adalah
masalah kepuasan konsumen. Kepuasan konsumen berada pada tingkat
kesesuaian kualitas produk yang dihasilkan perusahaan dengan harapan
konsumen. Biaya kualitas adalah biaya yang timbul untuk mencegah
muncul produk yang tidak sesuai standar dan biaya akibat adanya
produk yang tidak sesuai standar. Melalui analisis biaya kualitas
diharapkan tidak saja mampu menekan biaya tetapi juga meningkatkan
kualitas produk melalui kebijakan pengalokasian biaya kualitas pada
keempat golongan biaya kualitas yaitu; Prevention Cost, Appraisal Cost, Internal Failure Cost, Internal Failure Cost.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode deskriptif analitis. Objek dalam penelitian ini adalah PT. S yaitu perusahaan perseorangan yang bergerak pada industri textile interior. PT. S berlokasi di Jl. Raya Rancaekek No. 168 Km. 24,5 Bandung. Produk yang dihasilkan PT. S adalah kain interior untuk meubel rumah, meubel kantor,
kain jok mobil dll. Pengendalian kualitas yang dilakukan PT. S telah
berjalan dengan cukup baik, hanya saja belum dilengkapi dengan
pembuatan Laporan Analisis Biaya Kualitas.
Dari hasil penelitian diperoleh bahwa terjadi peningkatan yang
signifikan pada jumlah produk cacat jenis Pakan Tak Sampai pada periode
16 Januari–12 Februari 2007. Setelah Tim Kerja Gugus Kendali Mutu
melakukan analisis ternyata ditemukan penyebab utmanya adalah pada
faktor mesin dan manusia. Nilai pada golongan biaya kualitas sebelum
dan sesudah penanggulangan masalah adalah sebagai berikut: Total
Prevention Cost 0,88% dan 1,06%, Appraisal Cost 1,12 % dan 1,02%, Internal Failure Cost 0,53% dan 0,29%, Internal Failure Cost 0,002% dan 0,002% yang dihubungkan dengan nilai pendapatan.
Dengan hasil penelitian ini diharapkan perusahaan dapat
menerapkan analisis biaya kualitas untuk menghasilkan informasi bagi
keputusan manajemen dan dapat memperbaiki pembagian tugas dan
tanggung‐jawab karyawannya agar lebih efektif.
Kata kunci: analisis biaya kualitas, meningkatkan laba
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ……….... i
KATA PENGANTAR ………... ii
DAFTAR ISI ………... v
DAFTAR TABEL……….………... ix
DAFTAR GAMBAR... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ………... 1‐3 1.2 Identifikasi Masalah ……… 3‐4 1.3 Tujuan Penelitian ………... 4‐5 1.4 Kegunaan Penelitian ………... 5
1.5 Rerangka Pemikiran ………... 6‐9 1.6 Metodologi Penelitian ………... 9‐11 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Akuntansi Manajemen………... 12
2.2 Biaya………... 13
2.2.1 Pengertian Biaya dan Beban……...…. 13
2.2.2 Klasifikasi Biaya………... 16
2.3 Kualitas...……….. 18
2.3.1 Pengertian Kualitas………... 19
2.3.2 Faktor‐faktor yang Mempengaruhi Kualitas... 20
2.3.3 Ukuran Kualitas………... 21
2.3.3.1 Ukuran Finansial atas Kualitas……… 23
2.3.3.2 Ukuran Nonfinansial atas Kualitas... 24
2.4 Pengendalian Kualitas………... 25
2.4.1 Pengertian Pengendalian Kualitas... 26
2.4.2 Proses Pengendalian Kualitas... 27
2.4.3 Teknik Pengendalian Kualitas... 29
2.4.4 Tujuan Pengendalian Kualitas………. 29
2.5 Biaya Kualitas…...………….………... 30
2.5.1 Pengertian Biaya Kualitas..……... 30
2.5.2 Penggolongan Biaya Kualitas... 31
2.5.3 Pengukuran Biaya Kualitas... 33
2.5.4 Pelaporan Informasi Biaya Kualitas... 37
2.6 Analisis Biaya Kualitas... 39
2.6.1 Teknik‐teknik Analisis Biaya Kualitas.... 39
2.6.2 Manfaat Analisis Biaya Kualitas……….. 43
2.7 Laba……… 45
2.7.1 Pengertian Laba……… 45
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ………... 47
3.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 47
3.1.2 Struktur Organisasi dan Job Description... 48
3.1.3 Alur Proses Produksi Perusahaan... 52
3.2 Metode Penelitian………... 54
3.2.1 Variabel dalam Penelitian………. 54
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data.…………... 55
3.2.3 Teknik Analisis Data... 57
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ……….... 60
4.1.1 Pelaksanaan Pengendalian Kualitas Pada Perusahaan……… 61
4.1.1.1 Pengendalian Kualitas Terhadap Bahan Baku……… 62
4.1.1.2 Pengendalian Kualitas Terhadap Proses Produksi………. 62
4.1.1.2.1 Pengendalian Pada Tahap
Proses Warping………. 63
4.1.1.2.2 Pengendalian Pada Tahap
Proses Weaving……… 63
4.1.1.2.3 Pengendalian Pada Tahap
Proses Finishing………. 64
4.1.1.3 Data Hasil Inspeksi (Pemeriksaan)……. 65
4.1.1.3.1 Data Hasil Inspeksi Kain Greige… 66
4.1.1.3.2 Data Hasil Inspeksi Kain Jadi…… 68
4.1.1.4 Laporan Biaya Kualitas……… 70
4.2 Pembahasan……….. 73
4.2.1 Langkah Penanggulangan atas Permasalahan… 75
4.2.2 Perhitungan Laba Setelah Diambil Langkah
Penanggulangan atas Permasalahan……… 80
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan ……….. 81
5.2 Saran ………... 84
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Jumlah Produksi Kain Greige………... 66 Tabel 4.2 Data Jenis Cacat Kain Greige
Periode 16 Januari 2007 – 12 Februari 2007………. 67
Tabel 4.3 Data Jenis Cacat Kain Greige
Periode 6 Juni 2006 – 3 Juli 2006……… 67
Tabel 4.4 Jumlah Produksi Kain Jadi………. 68 Tabel 4.5 Data Jenis Cacat Kain Jadi
Periode 2 Januari 2007 – 29 Januari 2007……….. 69
Tabel 4.6 Data Jenis Cacat Kain Jadi
Periode 6 Juni 2006 – 3 Juli 2006………. 69
Tabel 4.7 Laporan Perhitungan Biaya Kualitas PT. S
Periode Juni – Desember 2006………... 72
Tabel 4.8 Data Jenis Cacat Kain Greige
Periode 16 Januari 2007 – 12 Februari 2007………. 73
Tabel 4.9 Diagram Pareto Kain Greige
Periode 16 Januari 2007 – 12 Februari 2007……… 74
Tabel 4.10 Laporan Perhitungan Biaya Kualitas PT. S Setelah Penanggulangan
Masalah Pakan Tak Sampai………. 79
Tabel 4.11 Selisih Laba Sebelum dan
Setelah Langkah Penanggulangan……… 80
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis... 6
Gambar 2.1 Dua Aspek Dasar Kualitas……….. 23
Gambar 2.2 Bentuk Laporan Biaya Kualitas………. 38
Gambar 2.3 Statistical Quality Control Chart………... 40
Gambar 2.4 Pareto Diagrams……….. 41
Gambar 2.5 Cause‐and‐Effect Diagrams………... 43
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. S……….. 48
Gambar 3.2 Proses Produksi PT. S……… 52
Gambar 3.3 Sistem/Prosedur Kerja PT. S………. 53
Gambar 4.1 Bentuk Sistem Manajemen Mutu PT. S……….. 61
Gambar 4.2 PT. S Cause and Defect Diagram Pakan Tak Sampai………. 77
Bab I Pendahuluan
__________________________________________________________________ 1
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Penelitian
Pertumbuhan ekonomi dan bisnis yang terjadi diwilayah Asia Tenggara
khususnya Indonesia, pada beberapa tahun belakangan ini berkembang
cukup pesat. Perkembangan yang cukup pesat yang terjadi di Indonesia
dikarenakan munculnya new comers (pendatang baru) dari dalam negeri
maupun penanaman modal asing pada perusahaan domestik sebagai
akibat kebijakan baru pemerintah mengenai penanaman modal asing.
Setiap perusahaan komersil bertujuan untuk menghasilkan laba
yang seoptimal mungkin dengan menggunakan sumber daya yang
dimilikinya. Aspek jenis produk, inovasi, harga dan kualitas membuat
perusahaan‐perusahaan harus ekstra hati‐hati dan tanggap dalam
persaingannya untuk memperebutkan pasar maupun menciptakan
peluang dipasar bagi produk yang dihasilkannya demi kelangsungan
hidup perusahaan.
Salah satu faktor penting dalam memenangkan persaingan pasar
adalah masalah kepuasan konsumen dan kesetiaan pelanggan. Apabila
Bab I Pendahuluan
__________________________________________________________________ 2
perusahaan mampu menghasilkan produk yang sesuai dengan harapan
konsumen maka perusahaan telah menghasilkan produk uang
berkualitas. Konsumen pada umumnya menilai kualitas produk
didasarkan pada fungsi, wujud luar dan tingkat harga produk yang
dipasarkan. Dengan demikian, kepuasan dan kesetiaan pelanggan ini
dapat dipenuhi dengan memperhatikan masalah kualitas.
Banyak aktivitas sehari‐hari yang mempengaruhi kehidupan kita
menggunakan pengukuran (standard) yang cenderung kita terima begitu
saja. Sebagai contoh ketepatan jumlah bensin dari pompa, ketepatan hasil
sinar‐X, kebersihan makanan direstoran dan lain sebagainya. Kesemuanya
ini di bawah pengawasan terus menerus dari badan kalibrasi dan
pengukuran nasional. Badan ini selanjutnya mengkalibrasikan kembali
pada pusat sumber internasional untuk aneka macam pengukuran mulai
dari bobot standar sampai dengan waktu.
Proses internasional ini memainkan peran utama dalam standar
ISO ”International Organization for Standardization”. Pada tahun 1987 ISO
mempublikasikan ISO 9000 pada saat itu beberapa negara mengambil
kesempatan mengarahkan standar nasional mereka sejalan dengan ISO
yang baru.
(Sumber: Brian Rothery, diterjemahkan Ir. Nunuk Adiarni. 1991. ANALISIS ISO 9000, England: Gower Publishing Company Ltd.)
Bab I Pendahuluan
__________________________________________________________________ 3
Berdasarkan hal‐hal yang dikemukakan diatas, penulis tertarik untuk
mengadakan penelitian dan menuangkannya dalam bentuk skripsi
dengan judul :
”ANALISIS BIAYA KUALITAS DALAM MENINGKATKAN LABA
PERUSAHAAN”
1.2 Identifikasi Masalah
Memperoleh laba yang optimal adalah tujuan utama dari suatu
perusahaan komersial. Pengurangan biaya‐biaya yang seharusnya tidak
terjadi seperti biaya perbaikan barang cacat, biaya garansi dan lain‐lain
serta tingkat penjualan yang tinggi adalah faktor yang sangat
berpengaruh dalam usaha meningkatkan laba perusahaan. Kualitas
produk yang baik dan sesuai standar secara langsung telah mengurangi
biaya yang diakibatkan kualitas barang yang buruk serta memenuhi
harapan pelanggan (kepuasan pelanggan). Kualitas produk yang baik dan
pemenuhan harapan pelanggan erat hubungannya dengan usaha
meningkatkan profitabilitas perusahaan. Untuk mewujudkan hal tersebut
dibutuhkan suatu sistem manajemen pengendalian kualitas yang baik.
Dalam penelitian yang akan dilakukan akan dapat didentifikasikan
masalah‐masalah sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
__________________________________________________________________ 4
1. Apakah perusahaan telah menerapkan analisis biaya kualitas?
2. Faktor‐faktor apa saja yang mempengaruhi kualitas produk yang
dihasilkan perusahaan?
3. Biaya‐biaya apa sajakah yang dikeluarkan oleh perusahaan
sehubungan dengan diadakannya program pengendalian kualitas?
4. Bagaimana peranan analisis biaya kualitas dalam meningkatkan
laba perusahaan?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah
dikemukakan sebelumnya, maka maksud dan tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mendeskripsikan apakah perusahaan telah menerapkan
analisis biaya kualitas.
2. Untuk mendeskripsikan faktor‐faktor apa sajakah yang
mempengaruhi kualitas produk yang dihasilkan perusahaan.
3. Untuk mendeskripsikan biaya‐biaya apa sajakah yang dikeluarkan
oleh perusahaan sehubungan dengan diadakannya program
pengendalian kualitas.
Bab I Pendahuluan
__________________________________________________________________ 5
4. Untuk mendeskripsikan bagaimana peranan analisis biaya kualitas
dalam meningkatkan laba perusahaan.
1.4 Kegunaan Penelitian
Melalui penelitian yang dilakukan maka penulis berharap bahwa hasil
penelitian ini akan memberi manfaat bagi :
1. Perusahaan
Memberikan masukan dan bahan pertimbangan manajemen
perusahaan dalam memperhatikan biaya kualitas untuk perubahan
menuju perbaikan dimasa yang akan datang.
2. Penulis
Untuk memperluas wawasan dan pemikiran penulis mengenai hal‐
hal yang berhubungan dengan kualitas dan biaya kualitas pada
kondisi riil dilapangan. Juga sebagai salah satu syarat untuk
mengikuti sidang sarjana S‐1 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Kristen Maranatha.
3. Pembaca
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan pembaca. Juga
memberikan masukan bagi peneliti lain dalam mengadakan
penelitian lebih lanjut yang sejenis.
Bab I Pendahuluan
__________________________________________________________________ 6
1.5 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis
Persaingan yang ketat
dikeluarkan perusahaan mempengaruhi kualitas Faktor‐faktor yang
Analisis Gambar 1.1 Rerangka Pemikiran dan Hipotesis
Bab I Pendahuluan
__________________________________________________________________ 7
Sejalan dengan berkembangnya dunia usaha yang semakin
kompleks dan penuh persaingan antar perusahaan yang ketat. Sebagai
perusahaan komersil, perusahaan harus dapat mengoptimalkan
profitabilitas perusahaan demi kelangsungan hidup perusahaan.
Pengurangan biaya yang tidak perlu terjadi dan peningkatan volume
penjualan merupakan salah satu jalan meningkatkan profitabilitas
perusahaan. Peningkatan kepuasan pelanggan dari segi kualitas akan
meningkatkan volume penjualan.
Untuk menghasilkan produk yang berkualitas baik diperlukan
adanya program pengendalian kualitas yang memiliki standar tertentu.
Umumnya perusahaan menginginkan biaya program kualitas yang
rendah tanpa mengurangi kualitas produk itu sendiri. Mulyadi (2001: 73‐
74) dalam bukunya membagi biaya kualitas menjadi 4 golongan, yaitu;
1. Biaya Pencegahan
Biaya pencegahan adalah biaya yang dikeluarkan untuk mencegah
terjadinya cacat dalam produk atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan. Contoh dari biaya pencegahan ini adalah: biaya
rekayasa mutu, program pelatihan mutu, perencanaan mutu,
pelaporan mutu, penilaian pemasok, gugus kendali mutu, dan
penelaahan terhadap terhadap desain produk.
Bab I Pendahuluan
__________________________________________________________________ 8
2. Biaya Penilaian
Biaya penilaian adalah biaya yang dikeluarkan untuk menentukan
apakah produk dan jasa sesuai dengan persyaratan mutu yang
telah ditetapkan. Contoh dari biaya pencegahan ini antara lain
biaya inspeksi pembungkusan, pengujian bahan baku, biaya
aktivitas pengawasan dan lain‐lain.
3. Biaya Kegagalan Intern
Biaya kegagalan intern adalah biaya yang dikeluarkan karena
terjadinya ketidaksesuaian produk dengan spesifikasi mutu yang
telah ditetapkan namun sudah dapat dideteksi sebelum produk
dikirim kepada costumers Contoh biaya kegagalan intern adalah
biaya sisa bahan (scrap), biaya pengerjaan kembali, biaya
pengetasan kembali dan biaya perubahan desain.
4. Biaya Kegagalan Ekstern
Biaya kegagalan ekstern adalah biaya yang dikeluarkan karena
terjadinya ketidaksesuain produk dengan spesifikasi mutu yang
telah ditetapkan, namun baru dapat dideteksi setelah produk
sampai ke tangan costumer. Contoh dari biaya kegagalan ekstern
adalah: kerugian penjualan, return dan rabat penjualan, biaya
Bab I Pendahuluan
__________________________________________________________________ 9
jaminan, biaya pengerjaan kembali, biaya penanganan keluhan
costumer.
Setelah dilakukan analisis biaya kualitas, maka diperoleh informasi
yang penting mengenai aktivitas pengendalian yang telah dilakukan.
Informasi ini dapat menjadi umpan balik bagi manajemen perusahaan
untuk melihat kesempatan menekan biaya dan meningkatkan kualitas
produk melalui kebijakan pengalokasian biaya kualitas pada keempat
golongan biaya kualitas diatas.
Kualitas mengalami pergeseran dari keunggulan strategik menjadi
syarat untuk bersaing karena kualitas tersebut sangat ditekankan baik dari
pihak perusahaan maupun dari pihak konsumen.
1.6 Metodologi Penelitian
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan metode deskriptif
analitis, yaitu metode yang mendeskripsikan suatu keadaan, objek, atau
peristiwa yang bertujuan untuk menggambarkan keadaan perusahaan
berdasarkan faktor yang tampak dan nyata pada situasi dimana data yang
dikumpulkan mulai disusun, dijelaskan, dan kemudian dianalisis.
Arti dari penelitian deskriptif sendiri adalah penelitian yang
berhubungan dengan informasi yang telah tersedia, namun informasi ini
Bab I Pendahuluan
__________________________________________________________________ 10
belum terperinci sehingga perlu dilakukan suatu penelitian tambahan.
Sedangkan arti penelitian analitis adalah penelitian yang dilakukan
dimana penulis akan menguji faktor‐faktor yang akan diteliti.
Teknik‐teknik yang dilakukan adalah sebagai berikut:
1. Penelitian kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan adalah penelitian yang dilakukan dengan
cara pengumpulan data‐data dari literatur‐literatur dan sumber‐
sumber lain yang ada hubungannya dengan masalah yang diteliti.
2. Penelitian Lapangan (Field Research)
Penelitian Lapangan adalah suatu proses pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengadakan wawancara langsung dengan pihak
yang berwenang dan berhubungan dengan masalah yang diteliti
serta melakukan observasi kepada objek penelitian guna
mendapatkan data yang diperlukan, melalui teknik‐teknik
pengumpulan data lapangan sebagai berikut:
• Teknik observasi (pengamatan)
Teknik observasi yaitu teknik yang dilakukan dengan cara
pengamatan atau pencatatan secara sistematis mengenai
gejala‐gejala sosial yang terjadi.
Bab I Pendahuluan
__________________________________________________________________ 11
• Teknik interview (wawancara)
Teknik interview yaitu percakapan yang diarahkan pada
suatu masalah tertentu yang merupakan suatu kegiatan
tanya‐jawab lisan antara dua orang atau lebih secara
berhadapan langsung.
• Teknik Dokumentasi
Teknik Dokumentasi yaitu teknik yang dilakukan dengan
cara mengumpulkan dan mempelajari catatan‐catatan dan
dokumen‐dokumen perusahaan yang berhubungan dengan
masalah yang diteliti.
1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian atau perusahaan tempat penelitian penulis adalah PT. S
yang berlokasi di Jl. Raya Rancaekek No. 168 Km. 24,5 Bandung. PT, S
adalah sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang industri textile
interior yang memproduksi kain interior rumah, kain jok mobil dll.
Waktu penelitian ini dilakukan mulai bulan Februari 2007 sampai
dengan Juli 2007.
Bab V Kesimpulan dan Saran
__________________________________________________________________ 81
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang penulis telah uraikan
dalam Bab IV dan dikaitkan dengan rumusan masalah pada Bab I, maka
dapat dihasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Bahwa PT. S belum menggunakan analisis biaya kualitas untuk
melaporkan biaya‐biaya yang dikeluarkan dalam usaha mencegah
terjadinya produk cacat maupun biaya‐biaya yang dikeluarkan akibat
adanya produk cacat. PT. S hanya melalukan pencacatan harian dan
melaporkan mingguan mengenai jumlah dan jenis cacat produk
selama proses produksi yang kemudian dianalisa oleh bagian Quality
Control (QC).
2. Faktor‐faktor yang yang mempengaruhi kualitas produk yang
dihasilkan perusahaan antara lain:
Bab V Kesimpulan dan Saran
__________________________________________________________________ 82
¾ Faktor Metode: Penggunaan metode atau cara dalam mengelola mesin dan manusia dalam proses produksi yang tepat akan
mengurangi kemungkinan timbulnya produk produk.
¾ Faktor Mesin: Pengendalian mesin selama proses produksi dan perawatan (maintenance) secara berkala dapat secara signifikan
mengurangi produksi cacat.
¾ Faktor Manusia: Manusia sangat berperan penting dalam mencegah timbulnya produk cacat. Karena manusia berperan
dalam perencanaan desain produk, proses produksi, pengendalian
produksi, serta pendistribusian ke konsumen. Pelatihan (traning)
sangat membantu dalam meningkatkan kualitas kinerja karyawan
baik bagian produksi maupun bagian administrasi.
¾ Faktor Material: Kualitas bahan baku serta kesesuaian bahan baku dengan standar produksi cukup berperan dalam pencegahan
munculnya produk cacat.
3. Biaya‐biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam mengendalikan
kualitas produksi dibagi dalam empat golongan, yaitu:
¾ Prevention Cost: Biaya yang masuk dalam kategori prevention cost ini adalah biaya untuk mencegah terjadi produk cacat, antara lain:
biaya desain produk, biaya pemeliharan mesin, biaya pelatihan
Bab V Kesimpulan dan Saran
__________________________________________________________________ 83
(traning) karyawan dalam proses produksi oleh pihak intern
perusahaan maupun dengan mengikutkan karyawan dalam
seminar‐seminar diluar perusahaan.
¾ Appraisal Cost: Biaya yang masuk dalam kategori Appraisal Cost adalah biaya yang dikeluarkan untuk menentukan apakah produk
telah sesuai dengan persyaratan mutu yang telah ditetapkan.
Bentuk biaya ini dalam PT. S antara lain: biaya inspeksi, biaya
kalibrasi alat ukur dan biaya uji standar
¾ Internal Failure Cost: Biaya yang termasuk dalam kategori ini adalah dikeluarkan karena terjadinya ketidaksesuaian produk dengan
spesifikasi mutu yang telah ditetapkan namun sudah dapat
dideteksi sebelum produk dikirim kepada pelanggan. PT. S
mencatat biaya gaji karyawan perbaikan dan inspeksi, biaya
material sisa, dan biaya kegagalan mesin sebagai biaya yang masuk
kedalam ketegori ini.
¾ Eksternal Failure Cost: Biaya yang termasuk dalam kategori ini adalah dikeluarkan karena terjadinya ketidaksesuaian produk
dengan spesifikasi mutu yang telah ditetapkan namun baru dapat
dideteksi setelah produk sampai kepelanggan. Bentuk biaya ini
dalam PT. S hanyalah pada biaya retur barang dari pelanggan.
Bab V Kesimpulan dan Saran
__________________________________________________________________ 84
4. Analisis biaya kualitas yang disusun oleh penulis cukup berperan
dalam meningkatkan laba perusahaan secara tidak langsung. Hal ini
dikarenakan perusahaan tidak memperhitungkan nilai pengurangan
biaya yang timbul akibat produk cacat sebagai elemen pengurang
biaya produksi.
5.1 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah penulis
kemukakan sebelumnya, maka ada beberapa saran sebagai bahan
pertimbangan perusahaan dalam melakukan pengendalian kualitas,
antara lain:
¾ Untuk periode mendatang sebaiknya perusahaan membuat laporan biaya kualitas beserta analisisnya untuk dapat
menghasilkan informasi yang memadai dalam pengambilan
keputusan manajemen.
¾ Besarnya nilai produk cacat jenis Pakan Tak Sampai (PTS) pada periode 16 Januari–12 Februari 2007 setelah dianalisa ternyata
disebabkan faktor mesin sebagai penyebab utama. Faktor
pengawasan yang kurang dan faktor material hanya sedikit
berpengaruh. Untuk itu sebaiknya perusahaan menaruh perhatian
Bab V Kesimpulan dan Saran
__________________________________________________________________ 85
lebih terhadap perawatan dan pemeliharaan mesin, terutama
untuk mesin yang telah berumur tua karena akan berpengaruh
terhadap kinerja produksi.
¾ Sebaiknya pemberian tugas dan tanggung‐jawab tidak terlalu banyak pada satu orang, karena akan berpengaruh terhadap
kinerja karyawan tersebut yang akan berakibat pada kelalaian
dalam bekerja. Pengawasan yang kurang merupakan akibat terlalu
banyaknya pemberian tugas kepada satu orang.
¾ Saat ini PT. S masih menggunakan pandangan tradisional mengenai kualitas, karena memberikan toleransi terhadap tingkat
kualitas buruk produk pada jumlah tertentu (Acceptable Quality
Level ‐ AQL). Untuk kedepannya sebaiknya PT. S menggunakan
pandangan komtemporer zero defect yaitu pandangan untuk
menekan jumlah produk cacat hingga nol sehingga diperoleh
keunggulan biaya yang memberikan keunggulan bersaing.
DAFTAR
PUSTAKA
Assauri, Sofjan. (2004). Manajemen Produksi dan Operasi. Jakarta:
Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Rothery, Brian. diterjemahkan Ir. Nunuk Adiarni. (1991). ANALISIS ISO 9000, England: Gower Publishing Company Ltd.
Gaspersz, Vincent. (2005). Total Quality Management. Jakarta: Gramedia,
Cetakan keempat. Introduction to: Management Accounting. New Jersey: Prentice‐Hall Inc. , 11th Edition.
Horngren, Charles T.; George Foster; Srikant M. Datar. (2003). Cost
Accounting: A Managerial Emphasis. New Jersey: Prentice‐Hall Inc., 11th Edition.
Horngren, Charles T.; George Foster; Srikant M. Datar. (2006). Cost
Accounting: A Managerial Emphasis. New Jersey: Prentice‐Hall Inc., 12th Edition.
Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). (2002). Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, Edisi 11.
International Organizations for Standards. (1992). ISO International
Standards for Quality Management. Geneva: ISO.
Kaplan, Robert S. dan Anthony Atkinson. (1998). Advanced Management
Accounting. New Jersey: Prentice‐Hall Inc., 3rd Edition.
Mardiasmo, MBA., Ak. (2002). Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta: Andi,
Edisi 1.
Mulyadi. (2001). Akuntansi Manajemen: Konsep, Manfaat dan Rekayasa. Jakarta: Salemba Empat, Edisi 3.
Management: Focusing on Quality ang Competitiveness. New Jersey: Prentice‐Hall Inc.
Suwardjono. (2005). Teori Akuntansi Perekayasaan Pelaporan Keuangan. Yogyakarta: Aditya Media, Edisi Ketiga.