viii
INTISARI
Air merupakan komponen terbesar dalam tubuh manusia. Secara umum kandungan air dalam tubuh manusia berkisar antara 55% - 65%. Air juga merupakan zat gizi yang penting bagi kesehatan tubuh karena berperan sebagai pelarut, pengatur suhu tubuh, penyedia mineral dan elektrolit serta menjaga keseimbangan kadar keasaman dalam tubuh. Salah satu peran air dalam tubuh yaitu menjaga keseimbangan kadar keasaman dalam tubuh. Kadar keasaman tubuh dapat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi dan juga gaya hidup. Salah satu cara utuk menjaga kadar keasaman dalam tubuh yaitu dengan mengkonsumsi air alkali. Oleh karena itu penulis bermaksud membuat alat yang dapat memproduksi air alkali dengan pH yang diatur di atas 8.
Sistem pengendalian pH pada pembuatan air alkali ini menggunakan sensor pH-BTAVerniersebagai alat ukur kadar keasaman pada air alkali. Proses pembuatan air alkali menggunakan proses elektrolisis. Hasil pengukuran kadar keasaman akan ditampilkan pada LCD character setiap dua menit sampai air alkali dihasilkan. Air alkali yang ingin dihasilkan memilikirangepH 8–8,5.
Sistem pengendalian pH pada pembuatan air alkali ini sudah dapat bekerja dengan baik. Pada alat perancangan air aqua dan air isi ulang yang diproses sudah dapat menjadi air alkali dengan pH 8,13 untuk air aqua dan 8,04 untuk air isi ulang meskipun jika diukur dengan pH meter referensi masih bernilai 7.8. Alat ini juga sudah dapat melakukan pengukuran kadar keasaman pada berbagai macam sampel air. Alat ini membutuhkan waktu lebih dari 12 jam untuk dapat menghasilkan air alkali dengan pH diatas 8.
.
ix
ABSTRACT
Water is the largest component in the human body. In general, the water content in the human body ranges from 55% - 65%. Water is also an important nutrient for health because it acts as a solvent, regulating body temperature, a provider of minerals and electrolytes as well as maintaining the balance of acidity in the body. One role of water in the body is to maintain the balance of acidity in the body. The acidity of the body can be affected by food intake and lifestyle. One way to guard the acidity in the body is by consuming alkaline water. Therefore, the authors intend to create a tool that can produce alkaline water with a pH that is set above 8.
PH control system in the production of alkaline water using pH-BTA Vernier sensors as a measure of acidity in alkaline water. The process of making alkaline water using electrolysis process. Acidity measurement results will be displayed on the LCD character every two minutes until the alkaline water produced. To generate alkaline water has a pH range of 8 to 8.5.
PH control system in the production of alkaline water can already be working properly. On the design tool aqua water and refill the water that has been processed can be alkaline water with a pH of 8.13 to 8.04 for the aqua water and refill water even if measured by the pH meter is still worth 7.8 reference. This tool also can perform measurements of acidity on a wide variety of water samples. This tool takes more than 12 hours to be able to produce alkaline water with a pH above 8.
i
TUGAS AKHIR
SISTEM PENGENDALIAN PH
PADA PEMBUATAN AIR ALKALI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Elektro
Oleh:
FERDINANDUS WIBISANA
NIM : 105114021
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
ii
FINAL PROJECT
PH CONTROL SYSTEM
IN THE PRODUCTION OF ALKALINE WATER
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements To Obtain theSarjana TeknikDegree
In Electrical Engineering Study Program
FERDINANDUS WIBISANA
NIM : 105114021
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM
DEPARTMENT OF ELECTRICAL ENGINEERING
FACULTY OF SCIENCE AND TECHNOLOGY
SANATA DHARMA UNIVERSITY
HALAMAN
PERSETUJUANTUGAS
AKHIR
SISTEM PENGEhIDALIAN PH PADA PEMBUATAhI
AIR
ALKALI
(PH
CONTROL SYSTEMIN
THE PRODUCNON OFALKALINE
WATERI
Pe,nnbimbing
Tansgal
:
27
Arqt,
Jon
!\!: !; i, j
\r'Lrci l; t.
\ l.t::.!li 1
t I r r I r riir l{ \ I \.).\F,,ll1\
slsTl.\t
t)[\(;1."\t]
\t
I\\
PU l,ill \ l'[.\lltt
\
I\\ \il{
\t.K
\ li ) rrit
i' ertlrtt;rrt,itr " \\ iiri.ail;r
\l\i iriil l.iir-l
i ri;tit dillcrt;ililtrk,rri tii rlep;rri {};iilti,i ir.'rtriil i),litil iitti{!lii lir \lli.iii. lili i i)irr .ltrrr,r{iikilrl r}idni!'riiiiii -\ r1i.tl
t 1,,.i:t.lli l),$ril i,t IrtiiiLi
;;"rJiili:
i; i :1",..it l. \1 iill:
ii \\r;:, ii.r:,',r \ 1 \1 i
i; 1,, i';:irr.r \ii \flir.ill, \1
I
.^-{l
It ',L,,
\ '.:,:ri..,', ,
/f
r,.,,.,.'.:' :'.i tr:r'l:- \ i:;. ..r', ir'\."
-/ar"
v
t..;a+, l/--!\rl:i+;-'
PERNYATAAN
KEASLIAN
KARYA
"Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuatkarya atau bagian karya orang lain,
kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.,'
Yogyakarta3?aeustus Z0 t S
T"'1"
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP
Karya ini kupersembahkan untuk…..
Allah Bapa, Tuhan Yesus Kristus, Bunda Maria atas semua
curahan karunia-Nya.
Bapak Ramli atas segala nasehat, dukungan, dan curahan kasih
sayang kepada anaknya ini.
Ibu Suryati Asan atas kasih sayang , kesabarannya, perhatian yang
tulus dan selalu mendoakan anaknya ini.
Adikku Devita Wibisana yang selalu memberikan semangat dan
dukungan bagi kakaknya ini.
Teman – teman seperjuangan Teknik Elektro 2010 yang selalu
berbagi semangat, canda, ejekan, dan motivasi.
Dan semua pihak yang ikut memberikan bantuan baik secara
langsung maupun tidak langsung.
“
Jika anda jatuh ribuan kali, berdirilah jutaan kali
karena anda tidak tahu seberapa dekat anda dengan
kesuksesan.
”
HALAMAN
PERNYATAAN
PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA
ILMIAH
UNTUK
KEPENTINGAN
AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama
: Ferdinandus WibisanaNomor Mahasiswa : 105114021
Demi pengembangan
ilmu
pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :SISTEM PENGENDAIAN PH
PADA
PEMBUATAN AIR
ALKALI
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada
Perpustakaan Universitas Sanata Dhanna hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam
bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara
terbatas, dan mempublikasikannya di intemet atau rnedia lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
YogyakartaltAgustus 20 I 5
T"fu
Ferdinandus Wibisana
viii
INTISARI
Air merupakan komponen terbesar dalam tubuh manusia. Secara umum kandungan air dalam tubuh manusia berkisar antara 55% - 65%. Air juga merupakan zat gizi yang penting bagi kesehatan tubuh karena berperan sebagai pelarut, pengatur suhu tubuh, penyedia mineral dan elektrolit serta menjaga keseimbangan kadar keasaman dalam tubuh. Salah satu peran air dalam tubuh yaitu menjaga keseimbangan kadar keasaman dalam tubuh. Kadar keasaman tubuh dapat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi dan juga gaya hidup. Salah satu cara utuk menjaga kadar keasaman dalam tubuh yaitu dengan mengkonsumsi air alkali. Oleh karena itu penulis bermaksud membuat alat yang dapat memproduksi air alkali dengan pH yang diatur di atas 8.
Sistem pengendalian pH pada pembuatan air alkali ini menggunakan sensor pH-BTAVerniersebagai alat ukur kadar keasaman pada air alkali. Proses pembuatan air alkali menggunakan proses elektrolisis. Hasil pengukuran kadar keasaman akan ditampilkan pada LCD character setiap dua menit sampai air alkali dihasilkan. Air alkali yang ingin dihasilkan memilikirangepH 8–8,5.
Sistem pengendalian pH pada pembuatan air alkali ini sudah dapat bekerja dengan baik. Pada alat perancangan air aqua dan air isi ulang yang diproses sudah dapat menjadi air alkali dengan pH 8,13 untuk air aqua dan 8,04 untuk air isi ulang meskipun jika diukur dengan pH meter referensi masih bernilai 7.8. Alat ini juga sudah dapat melakukan pengukuran kadar keasaman pada berbagai macam sampel air. Alat ini membutuhkan waktu lebih dari 12 jam untuk dapat menghasilkan air alkali dengan pH diatas 8.
.
ix
ABSTRACT
Water is the largest component in the human body. In general, the water content in the human body ranges from 55% - 65%. Water is also an important nutrient for health because it acts as a solvent, regulating body temperature, a provider of minerals and electrolytes as well as maintaining the balance of acidity in the body. One role of water in the body is to maintain the balance of acidity in the body. The acidity of the body can be affected by food intake and lifestyle. One way to guard the acidity in the body is by consuming alkaline water. Therefore, the authors intend to create a tool that can produce alkaline water with a pH that is set above 8.
PH control system in the production of alkaline water using pH-BTA Vernier sensors as a measure of acidity in alkaline water. The process of making alkaline water using electrolysis process. Acidity measurement results will be displayed on the LCD character every two minutes until the alkaline water produced. To generate alkaline water has a pH range of 8 to 8.5.
PH control system in the production of alkaline water can already be working properly. On the design tool aqua water and refill the water that has been processed can be alkaline water with a pH of 8.13 to 8.04 for the aqua water and refill water even if measured by the pH meter is still worth 7.8 reference. This tool also can perform measurements of acidity on a wide variety of water samples. This tool takes more than 12 hours to be able to produce alkaline water with a pH above 8.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala rahmat
dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulis
menyadari bahwa keberhasilan menyelesaikan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan
bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dekan Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ketua Program Studi Teknik Elektro Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. B. Wuri Harini, S.T., M.T., dosen pembimbing yang dengan penuh pengertian dan
ketulusan hati memberi bimbingan, kritik, saran, serta motivasi dalam penulisan
skripsi ini.
4. Ir. Tjendro, M.Kom dan Ir. Th. Prima Ari Setiyani, M.T., dosen penguji yang telah
memberikan masukan, bimbingan, dan saran dalam merevisi skripsi ini.
5. Kedua orang tua dan adik saya, atas dukungan, doa, cinta, perhatian, kasih sayang
yang tiada henti.
6. Staff sekretariat Teknik Elektro, atas bantuan dalam melayani mahasiswa.
7. Teman-teman seperjuangan angkatan 2010 Teknik Elektro dan semua teman yang
mendukung saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu atas semua dukungan yang
telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan akhir ini masih mengalami
kesulitan dan tidak lepas dari kesalahan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan masukan,
kritik dan saran yang membangun agar skripsi ini menjadi lebih baik. Dan semoga skripsi
ini dapat bermanfaat sebagaimana mestinya.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
... iHALAMAN PERSETUJUAN
... iiiHALAMAN PENGESAHAN
... ivPERNYATAAN KEASLIAN KARYA
... vHALAMAN PERSEMBAHAN DAN MOTTO HIDUP
... viLEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
... viiINTISARI
... viiiABSTRACT
... ixKATA PENGANTAR
... xDAFTAR ISI
... xiDAFTAR GAMBAR
... xivDAFTAR TABEL
... xviBAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang... 11.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian... 3
1.3. Batasan Masalah ... 3
1.4. Metodologi Penelitian ... 3
BAB II DASAR TEORI
2.1. Derajat Keasaman (pH) ... 52.2. Proses Elektrolisis ... 7
2.3. Sensor PH–BTAVernier... 8
2.4. Mikrokontroler ATMega8535 ... 11
2.5. ADC ( Analog Digital Converter ) ... 12
2.6. LCD (Liquid Crystal Display)... 15
2.7. Voltage Regulator... 16
xii
2.9. IC L298... 20
2.10. Limit Switch... 21
2.11. KontrolOn - Off... 22
BAB III PERANCANGAN
3.1. Arsitektur Umum... 233.2. PerancanganHardware... 24
3.2.1. Perancangan Mekanik ... 24
3.2.2. Perancangan LCDCharacter... 27
3.2.3. PerancanganInput-OutputSistem Mikrokontroler ATMega 8535 ... 28
3.2.4. Perancangan Rangkaian Sensor pH meter... 29
3.2.5. PerancanganDriverMotor ... 30
3.2.6. Perancangan Rangkaian Elektrolisis ... 31
3.2.7. PerancanganLimit Switch... 31
3.2.8. Perancangan Rangkaian Catu Daya... 32
3.3. PerancanganSoftware... 35
3.4. Perhitungan Nilai ADC ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambar FisikHardware... 404.1.1. Kotak Sistem ... 40
4.1.2. Wadah Air ... 42
4.1.3. Kotak Mekanik Pengukuran Kadar Keasaman... 43
4.2. Pengujian Sistem Alat... 44
4.2.1. Pengujian Alat Hasil Perancangan dengan Sampel Tertentu... 44
4.2.2. Pengujian Alat Hasil Perancangan ... 45
4.3. PengujianHardware... 46
4.3.1. Pengujian Sistem Mikrokontroler... 46
4.3.2. Pengujian Catu Daya ... 48
4.4. Pengujian ADC ... 48
4.5. PengujianSoftware... 52
4.5.1. Pengujian Kadar Keasaman Air ... 52
4.5.2. Pengujian Sistem ... 53
xiii
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan... 59
5.2. Saran ... 59
DAFTAR PUSTAKA
... 60LAMPIRAN A
Rangkaian Keseluruhan Perancangan Sistem ... L1xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Skala Indikator PH ... 6
Gambar 2.2. Proses Elektrolisis ... 8
Gambar 2.3. Sensor PH-BTA Vernier... 10
Gambar 2.4. Konfigurasi Pin Sensor PH-BTA Vernier ... 10
Gambar 2.5. Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega 8535... 12
Gambar 2.6. Blok ADC ... 13
Gambar 2.7. LCD 2x16 ... 15
Gambar 2.8. Kaki IC 78xx ... 17
Gambar 2.9. Rangkaian Regulator Tegangan +12 V ... 17
Gambar 2.10. Motor DC... 19
Gambar 2.11. Konstruksi Motor DC ... 19
Gambar 2.12. Penampang IC L298 ... 20
Gambar 2.13. RangkaianLimit Switch... 21
Gambar 2.14. SimbolLimit Switch... 22
Gambar 2.15. Limit Switch... 22
Gambar 2.16. Grafik Karakteristik Kontrolon-off... 22
Gambar 3.1. Blok Diagram Perancangan Subsistem ... 23
Gambar 3.2. Kotak Sistem Tampak Samping ... 25
Gambar 3.3. Kotak Sistem Tampak Atas ... 25
Gambar 3.4. Wadah Air Sampel Tampak Depan ... 26
Gambar 3.5. Kotak Mekanik Pengukuran Kadar Keasaman Tampak Samping ... 26
Gambar 3.6. Kotak Mekanik Pengukuran Kadar Keasaman Tampak Depan ... 27
Gambar 3.7. Rangkaian LCDCharacter16 x 2... 28
Gambar 3.8. Rangkaian Minimum Sistem Mikrokontroler ATMega8535 ... 29
Gambar 3.9. Rangkaian Sensor pH Meter... 30
Gambar 3.10. RangkaianDriverMotor ... 31
Gambar 3.11. RancanganLimit Switch... 32
Gambar 3.12. Rangkaian Catu Daya ... 34
xv
Gambar 3.14. Grafik Hubungan Antara Vout Sensor pH dengan Nilai pH ... 36
Gambar 3.15. Grafik Hubungan Antara Nilai pH Terukur dengan Nilai ADC ... 38
Gambar 3.16. Grafik Hubungan Antara Nilai ADC dengan Nilai pH ... 39
Gambar 4.1. Kotak Sistem Tampak Atas ... 40
Gambar 4.2. Kotak Sistem Tampak Samping ... 41
Gambar 4.3. Kotak Sistem Tampak Depan ... 41
Gambar 4.4. Wadah Air... 42
Gambar 4.5. Kotak Mekanik Pengukuran Kadar Keasaman... 43
Gambar 4.6. Hasil Pengujian Rangkaian Sistem Mikrokontroler…... 47
Gambar 4.7. Program Pengujian Sistem Mikrokontroler... 47
Gambar 4.8. Program Pengujian ADC ... 49
Gambar 4.8. (Lanjutan) Program Pengujian ADC ... 50
Gambar 4.9. Pengujian Tegangan ADC ... 50
Gambar 4.10. Program Pengujian Kadar Keasaman Air... 52
Gambar 4.10. (Lanjutan) Program Pengujian Kadar Keasaman Air... 53
Gambar 4.11. Program Sistem ... 54
Gambar 4.11. (Lanjutan) Program Sistem... 55
Gambar 4.11. (Lanjutan) Program Sistem... 56
Gambar 4.11. (Lanjutan) Program Sistem... 57
Gambar 4.12. Tampilan Awal pada LCD... 57
Gambar 4.13. Tampilan LCD Saat Proses Elektrolisis ... 57
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Derajat Keasaman (pH) Pada Air Minum Kemasan ... 6
Tabel 2.2. Derajat Keasaman ( pH ) Pada Air Sumur ... 6
Tabel 2.3. Fungsi Pin LCD 2x16 ... 15
Tabel 2.4. Jenis-jenis IC Regulator 78xx ... 16
Tabel 2.5. Tabel Logika Prinsip Kerja IC L298... 20
Tabel 3.1. Konfigurasi Mikrokontroler ATMega 8535... 28
Tabel 4.1. Keterangan Gambar Kotak Sistem ... 41
Tabel 4.2. Keterangan Gambar Wadah Air ... 42
Tabel 4.3. Keterangan Gambar Kotak Mekanik Pengukuran Kadar Keasaman ... 43
Tabel 4.4. Hasil Pengujian Sampel ... 44
Tabel 4.5. Hasil Pengujian Air Aqua ... 45
Tabel 4.6. Hasil Pengujian Air Isi Ulang ... 45
Tabel 4.7. Hasil Pengujian Rangkaian Catu Daya ... 48
Tabel 4.8. Hasil Pengujian Tegangan ADC ... 51
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Air merupakan komponen terbesar dalam tubuh manusia. Secara umum kandungan
air dalam tubuh manusia berkisar antara 55% - 65%. Kandungan air dalam setiap organ
tubuh manusia juga berbeda-beda, sebagai contoh kandungan air dalam otak manusia
sekitar 70%, darah sekitar 82% dan paru-paru sekitar 90% [1]. Air juga merupakan zat gizi
yang penting bagi kesehatan tubuh karena berperan sebagai pelarut, pengatur suhu tubuh,
penyedia mineral dan elektrolit serta menjaga keseimbangan kadar keasaman dalam tubuh.
Banyaknya air yang dibutuhkan seseorang berbeda-beda tergantung pada ukuran tubuh
orang tersebut dan aktivitas yang dilakukannya sehari-hari. Hal ini menunjukan betapa
pentingnya air bagi tubuh manusia.
Salah satu peran air dalam tubuh yaitu menjaga keseimbangan kadar keasaman
dalam tubuh. Kadar keasaman tubuh dapat dipengaruhi oleh makanan yang dikonsumsi
dan juga gaya hidup. Saat seseorang memakan makanan siap saji, kudapan, soda dan
alkohol, semuanya akan dicerna oleh tubuh. Proses pencernaan tersebut kemudian
menghasilkan senyawa asam yang menyebabkan meningkatnya kadar asam di dalam
tubuh. Faktor kurang olahraga, polusi serta gaya hidup yang buruk juga dapat
memperburuk keadaan. Saat tubuh memiliki kelebihan zat asam maka hal tersebut dapat
mengundang berbagai macam penyakit dari yang ringan hingga kronis, oleh karena itu
keseimbangan kadar asam dalam tubuh perlu dijaga agar tetap stabil [2].
Berkaitan dengan salah satu cara untuk menjaga kesehatan tubuh, salah satu
parameter yang paling penting adalah kadar keasaman air. Selain itu kadar keasaman (pH)
juga akan mempengaruhi beberapa kandungan material yang terdapat di dalam air yaitu
kadar karbon dioksida (CO2) dan oksigen (O2) terlarut.
Berdasarkan permasalahan di atas, salah satu cara untuk mengatasinya yaitu dengan
mengkonsumsi air alkali atau air yang bersifat basa. Karena pola hidup dan pola makan
manusia yang kurang baik dapat menyebabkan tubuh manusia berada dalam kondisi asam
sehingga dengan mengkonsumsi air alkali dapat menyeimbangkan kadar keasaman dalam
memiliki kandungan oksigen yang lebih tinggi dibandingkan dengan air biasa, sehingga
sangat baik bagi kesehatan tubuh manusia. Oleh sebab itu penulis ingin membuat alat yang
dapat memproduksi air alkali. Alat ini nantinya akan menghasilkan air alkali dengan kadar
keasaman (pH) di atas 7 sehingga air akan bersifat basa dan memiliki kandungan oksigen
(O2) yang lebih tinggi.
Ada beberapa penelitian yang telah dilakukan mengenai alat ukur tentang kadar
keasaman antara lain penelitian yang telah dilakukan oleh Rozeff Pramana dengan judul
penelitian “Pengontrolan PH Air Secara Otomatis Pada Kolam Ikan Kerapu Macan
Berbasis Arduino”[3] menggunakan metode penambahan larutan asam dan basa pada
sample air yang akan diukur. Selain itu peneliti menggunakan ATMega 328P sebagai
pengontrol sistem dan sensor Analog pH meter v1.0, sedangkan alat yang akan dibuat oleh
penulis menggunakan ATMega8535 sebagai pengontrol sistem dan sensor PH-BTA
Vernier. Sensor ini akan mengukur secara langsung kadar keasaman air tanpa tambahan larutan asam maupun basa. Output dari sistem akan ditampilkan melalui LCD karakter
dalam bentuk nilai kadar keasaman, selain itu alat yang dirancang oleh penulis
menggunakan proses elektrolisis untuk menghasilkan air yang bersifat basa.
Penelitian lain yang berkaitan dengan alat ukur kadar keasaman adalah penelitian
yang berjudul “Aplikasi Mikrokontroler AT89S51 Sebagai Kontroler Proposional Pada
Pengaturan PH”[4] oleh Muammad Lazuardi. Perbedaan penelitian yang sudah ada
dengan alat yang akan dibuat penulis terletak pada pengontrol sistem yang digunakan.
Penulis menggunakan ATMega8535 sebagai pengontrol sistem. Penelitian ini juga
menggunakan tambahan cairan asam maupun basa untuk menjaga keseimbangan kadar
keasaman dalam air, sedangkan penulis menggunakan proses elektrolisis untuk menjaga
keseimbangan kadar keasaman dalam air.
Alat yang akan dibuat ini juga sudah mulai dijual dipasaran dengan nama
“Generator Air Alkali”[5]. Generator air alkali ini juga menggunakan proses elektrolisis
untuk menghasilkan air alkali. Perbedaan antara alat yang sudah ada dengan alat yang akan
dibuat oleh penulis terletak pada penambahan sensor pH meter. Penambahan sensor pH
1.2.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
Tujuan penelitian dalam tugas akhir ini adalah untuk menghasilkan suatu alat yang
dapat memproduksi air alkali. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menghasilkan air
alkali yang dapat menjaga keseimbangan kadar keasaman di dalam tubuh sehingga dapat
menjaga daya tahan tubuh.
1.3.
Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah :
a. Pengukuran dilakukan terhadap air minum kemasan aqua dan air minum isi ulang.
b. Air yang dihasilkan memilikirangepH 8–8,5. c. Mengukur tingkat pH dalam air.
d. Pengukuran dilakukan menggunakan sensor PH-BTA Vernier dengan jangkauan derajat keasaman dari 0–14 .
e. Pengolahan data menggunakan mikrokontroler ATMega8535.
f. Menggunakan LCD 16 X 2 untuk menampilkan data hasil pengukuran.
g. Kandungan ORP pada air juga akan diuji dengan ORP meter.
h. Kontrol elektroda menggunakan pengendalion - off
1.4.
Metodologi Penelitian
Metodologi yang digunakan dalam penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut:
a. Pengumpulan bahan – bahan referensi mengenai sebagian atau keseluruhan sistem dari buku teks, jurnal, internet dan lain-lain.
b. Perancangan sistem hardware dan software. Tahap ini bertujuan untuk mencari bentuk rancangan yang tepat untuk sistem yang akan dibuat dengan
mempertimbangankan berbagai aspek permasalahan dan kebutuhan yang
ditentukan dari sistem yang akan dibuat.
c. Pembuatan sistem hardware dan software. Sistem ini bekerja dengan proses elektrolisis dengan menggunakan aliran arus listrik DC yang memiliki dua kutub
yang berbeda yaitu positif dan negatif. Air alkali yang dihasilkan terletak pada
kutub negatif kemudian air tersebut akan diukur kadar keasamannya. Sensor
melalui channel ADC. Keluaran sensor yang berupa tegangan akan dikonversi mikrokontroler menjadi kadar keasaman. Data keluaran dari mikrokontroler akan
ditampilkan ke LCD
d. Proses Pengambilan data. Pengambilan data dilakukan dengan melakukan
pengukuran kadar keasaman secara langsung antara air minum kemasan dengan air
isi ulang menggunakan sensor PH-BTA Vernier. Data yang sudah diambil akan dibandingkan dengan standar kualitas air minum yang sudah ada sebagai
pembanding
e. Analisa dan penyimpulan hasil percobaan. Analisis data dengan membandingkan
data yang didapatkan dari hasil pengukuran sensor PH-BTA Vernier dengan standar kualitas air minum yang sudah ada. Penyimpulan hasil percobaan dapat
5
BAB II
DASAR TEORI
Pada bab ini berisikan beberapa landasan dasar teori yang digunakan penulis sebagai
dasar dalam perancangan sistem pengendali pembuatan air alkali. Landasan dasar teori yang
digunakan penulis antara lain menjelaskan tentang derajat keasaman (pH), proses elektrolisis,
sensor PH-BTA Vernier, Mikrokontroler ATMega8535, ADC (Analog Digital Converter), LCD (Liquid Crystal Display), rangkaian regulator dan motor dc.
2.1.
Derajat Keasaman (pH) [6]
Derajat keasaman atau yang biasa juga disebut dengan pH adalah suatu satuan ukur
yang menguraikan derajat tingkat kadar keasaman atau kadar alkali dari suatu larutan. Unit pH
diukur pada skala 0 sampai 14. Istilah pH berasal dari “p” lambang matematika dari negatif logaritma dan “H” lambang kimia untuk unsur Hidrogen. Definisi yang formal tentang pH
adalah negatif logaritma dari aktivitas ion Hidrogen yang dapat dinyatakan dengan
persamaan 2.1, yaitu :
pH = -log [H+] (2.1)
pH biasa digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman atau basa yang dimiliki oleh suatu
zat, larutan atau benda. Derajat keasaman (pH) sendiri memiliki skala nilai dari 1 sampai 14.
Derajat keasaman (pH) normal memiliki nilai 7 sementara jika nilai derajat keasaman (pH)
lebih dari 7 atau konsentrasi [OH-] lebih besar dari pada [H+], maka zat tersebut bersifat basa.
Jika nilai derajat keasaman (pH) kurang dari 7 atau konsentrasi [H+] lebih besar dari pada
[OH-] maka zat tersebut bersifat asam.
Pengukuran pH dapat dilakukan menggunakan pH meter dan kertas indikator pH. Cara
menggunakan kertas indikator pH yaitu dengan mengamati perubahan warna pada level pH
yang bervariasi. Indikator ini mempunyai keterbatasan pada tingkat akurasi pengukuran dan
ataupun keruh. Gambar 2.1. menunjukan skala indikator pH yang digunakan untuk pembacaan
nilai pH. Pengukuran yang lebih akurat biasa dilakukan dengan menggunakan pH meter.
Gambar 2.1. Skala indikator pH [7]
Tingkat derajat keasaman pada setiap air berbeda – beda, baik pada air minum kemasan maupun air sumur. Pada table 2.1 dan table 2.2. menunjukan tingkat kadar keasaman
air minum kemasan dan air sumur.
Table 2.1. Derajat Keasaman (pH) Pada Air Minum Kemasan [8]
No Merk Air Minum Kemasan pH
1 Ades 6,11
2 Nestle 6,42
3 Aqua 6,47
4 Club 5,79
5 Pristine 8-8,5
Table 2.2 Derajat Keasaman (pH) Pada Air Sumur [9]
No Lokasi pH
2.2.
Proses Elektrolisis [10]
Peristiwa elektrolisis terjadi ketika arus listrik dialirkan melalui senyawa ionik dan
senyawa tersebut mengalami reaksi kimia. Larutan elektrolit dapat menghantar listrik karena
mengandung ion-ion yang dapat bergerak bebas. Ion-ion itulah yang menghantarkan arus
listrik melalui larutan. Hantaran listrik melalui larutan elektrolit membuat sumber arus searah
memberi muatan yang berbeda pada kedua elektroda. Katoda (elektroda yang dihubungkan
dengan kutub negatif) bermuatan negatif, sedangkan anoda (elektroda yang dihubungkan
dengan kutub positif) bermuatan positif. Spesi (ion, molekul atau atom) tertentu dalam larutan
akan mengambil elektron dari katoda, sementara spesi lainnya melepas elektron ke anoda.
Selanjutnya elektron akan dialirkan ke katoda melalui sumber arus searah.
Pada anoda terjadi reaksi oksidasi sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi.
Elektrolit kuat mempunyai daya hantar yang relatif baik meskipun konsentrasinya relatif kecil,
sedangkan elektrolit lemah mempunyai daya hantar yang relatif buruk meskipun
konsentrasinya relatif besar. Pada proses elektolisis selain jenis larutan, jenis elektroda juga
mempengaruhi hasil elektrolisis. Disini elektroda dipilih berdasarkan kemampuannya untuk
menghantarkan listrik. Stainless steel merupakan salah satu elektroda yang dapat digunakan dalam elektrolisis. Stainless steel adalah senyawa besi yang mengandung setidaknya 10,5% Kromium untuk mencegah proses korosi (pengkaratan logam). Kemampuan tahan karat
diperoleh dari terbentuknya lapisan film oksida Kromium, dimana lapisan oksida ini
menghalangi proses oksidasi besi (Ferum)[11].
Molekul air dapat diuraikan menjadi unsur-unsur asalnya dengan mengalirikan arus
listrik. Proses ini disebut elektrolisis air. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan
menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas [H ] dan ion hidroksida [OH ]. Sementara itu
pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen [O ], melepaskan empat ion [H ]
serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion [H ] dan [OH ] mengalami netralisasi sehingga
terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air
Anoda : H O 2H + O +2e
Katoda : H O H +OH
2H O 2H +O (2.2)
Gambar 2.2. Proses Elektrolisis [12]
2.3.
Sensor PH-BTA Vernier
Alat ukur derajat keasaman (pH meter) adalah sebuah alat elektronik yang digunakan
untuk mengukur pH (derajat keasaman atau kebasaan) dari suatu cairan (meskipun probe
khusus terkadang digunakan untuk mengukur pH zat semi padat). Alat ukur kadar keasaman
(pH meter) biasa terdiri dari probe pengukur yang terhubung pada sebuah alat elektronik yang
mengukur dan menampilkan nilai pH.
Prinsip dasar pengukuran pH dengan menggunakan pH meter adalah potensial
elektrokimia yang terjadi antara larutan yang terdapat di dalam elektroda gelas yang telah
diketahui dengan larutan yang terdapat di luar elektroda gelas yang tidak diketahui. Hal ini
dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi dengan ion hidrogen yang
ukurannya relatif kecil dan aktif.
Elektroda gelas tersebut akan mengukur potensial elektrokimia dari ion hidrogen atau
diistilahkan denganpotential of hidrogen. Untuk melengkapi sirkuit elektrik dibutuhkan suatu elektroda pembanding. Sebagai catatan, alat tersebut tidak mengukur arus tetapi hanya
mengukur tegangan. Skema elektroda pH meter akan mengukur potensial listrik antara
merupakan larutan di dalam gelas elektroda serta petensial antara larutan dan elektroda perak.
Tetapi potensial antara sampel yang tidak diketahui dengan elektroda gelas dapat berubah
tergantung sampelnya.
Oleh karena itu, perlu dilakukan kalibrasi dengan menggunakan larutan yang ekuivalen
yang lainnya untuk menetapkan nilai pH. Elektroda pembanding calomel terdiri dari tabung gelas yang berisi potassium kloride (KCl) yang merupakan elektrolit yang berinteraksi dengan
HgCl diujung larutan KCl. Tabung gelas ini mudah pecah sehingga untuk menghubungkannya
digunakan keramik berpori atau bahan sejenisnya. Elektroda semacam ini tidak mudah
terkontaminasi oleh logam dan unsur natrium.
Elektroda gelas terdiri dari tabung kaca yang kokoh dan tersambung dengan
gelembung kaca yang tipis. Di dalamnnya terdapat larutan KCl yang buffer pH 7. Elektroda
perak yang ujungnya merupakan perak kloride (AgCl) dihubungkan ke dalam larutan tersebut.
Untuk meminimalisir pengaruh elektrik yang tidak diinginkan, alat tersebut dilindungi oleh
suatu lapisan kertas pelindung yang biasanya terdapat di bagian dalam elektroda gelas.
Pada kebanyakan pH meter modern sudah dilengkapi dengan thermistor temperature, yakni suatu alat untuk mengkoreksi pengaruh temperatur. Antara elektroda pembanding
dengan elektroda gelas sudah disusun dalam satu kesatuan.
Alat ukur pH harus dikalibrasi sebelum dan setelah setiap pengukuran. Untuk
penggunaan normal, kalibrasi harus dilakukan pada awal pemakaian dengan menggunakan
standar pH atau sering disebut bufferpH. Standard pH adalah larutan yang nilai pH-nya telah diketahui pada setiap perubahan suhu. Standar pH merupakan larutan buffer pH (penyangga pH) dimana nilainya relatif konstan dan tidak mudah berubah.
Sensor pH (pH- BTA Vernier ) menghasilkan tegangan keluaran sebesar 1.75 Volt pada saat pH 7. Tegangan keluaran dari sensor akan mengalami kenaikan sebesar 0.25 Volt
untuk setiap penurunan nilai pH sebesar 1. Tegangan keluaran sensor akan mengalami
penurunan sebesar 0.25 Volt untuk setiap kenaikan nilai pH sebesar 1. Sensor ini dapat
digunakan untuk mengukur pH denganrangedari 0 sampai 14 [13]. Sensor pH- BTAVernier
Gambar 2.3. Sensor pH- BTAVernier[14]
Sensor pH- BTAVerniermemiliki konfigurasi pin tipe BTA (British Telecom Analog) –Right Handseperti pada Gambar 2.4.
Gambar 2.4. Konfigurasi PinSensor pH- BTAVernier[15]
KonfigurasiPinSensor pH- BTAVernier[15] dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Pin 1 = Sensor output (+/-10V)
b. Pin 2 = GND
c. Pin 3 = Vres (resistance reference)
d. Pin 4 = AutoIDENT (not supported on all sensors) e. Pin 5 = Power (+5VDC)
2.4.
Mikrokontroler ATMega8535
Mikrokontroler adalah sebuah sistem microprocessor dimana didalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock, dan peralatan internal lainnya yang sudah saling terhubung dan terorganisasi (teralamati) dengan baik oleh pabrik pembuatnya dan dikemas
dalam satuchipyang siap pakai. Sehingga dapat langsung digunakan dengan memprogram isi ROM sesuai aturan penggunaan oleh pabrik yang membuatnya. Mikrokontroler AVR dapat
dikelompokkan menjadi 4 kelas yaitu kelas ATtiny, kelas AT90xx, keluarga ATmega, dan
kelas AT86RFxx. Pada dasarnya yang membedakan masing-masing kelas adalah memori,
peripheral, speed, operasi tegangan, dan fungsinya. Sedangkan dari segi arsitektur dan instruksi yang digunakan hampir sama [16]. Konfigurasi pin mikrokontroler ATMega8535
ditunjukan pada Gambar 2.5.
Konfigurasi pin ATMega8535[16] dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Pin 1 sampai 8 (PortB ), merupakan pin IO dua arah dan fungsi khusus sebagai pin Timer/Counter, komparator analog dan SPI.
b. Pin 9 (reset), merupakan pin untuk me-resetmikrokontroler. c. Pin 10 (VCC), merupakan pin untuk masukan catu daya.
d. Pin 11 dan 31 (GND), merupakan pinGround.
e. Pin 12 (XTAL 2), merupakan pin untuk eksternalclock. f. Pin 13 (XTAL 1), merupakan pin untuk eksternalclock.
g. Pin 14 sampai 21 (Port ), merupakan pin IO dua arah dan fungsi khusus. h. Pin 22 sampai 29 (Port ), merupakan pin IO dua arah dan fungsi khusus. i. Pin 30 (AVCC), merupakan pin masukan tegangan ADC.
j. Pin 32 (AREF), merupakan pin masukan untuk tegangan referensi eksternal ADC.
Gambar 2.5. Konfigurasi Pin Mikrokontroler ATMega 8535 [17]
2.5.
ADC (Analog Digital Converter) [18]
ADC mengkonversi tegangan input analog menjadi bilangan digital selebar 10 – bit. GND (0 Volt) adalah nilai minimum yang mewakili ADC dan nilai maximum ADC diwakili oleh tegangan pin Aref minus 1 LSB. Hasil konversi ADC disimpan dalamregister pasangan ADCH:ADCL. Blok ADC ditunjukan pada Gambar 2.6.
Fitur yang dimiliki ADC adalah sebagai berikut :
1. Resolusi mencapai 10-bit. 2. 0.5 LSB IntegralNon-linearity. 3. Akurasi mencapai ± 2 LSB.
4. Waktu konversi mencapai 13–260 µs.
5. 8 saluran ADC yang dapat digunakan secara bergantian.
6. Optional Left Adjustmentuntuk pembacaan hasil ADC. 7. 0–VCCRange inputADC.
9. Metode konversi kontinyu (free running) atau mode konversi tunggal (single conversion).
[image:31.612.101.512.160.479.2]10. Interupsi ADCcomplete. 11. Sleep Mode Noise canceler.
Gambar 2.6. Blok ADC [19]
Sinyal input dari pin ADC akan dipilih oleh multiplexer ( register ADMUX) untuk diproses oleh ADC, karena converter ADC dalam chip hanya satu buah sedangkan saluran
input-nya ada delapan maka dibutuhkan multiplexer untuk memilih input pin ADC secara
bergantian. ADC mempunyai rangkaian untuk mengambil sampel dan hold (menahan)
tegangan input ADC sehingga dalam keadaan konstan selama proses konversi. ADC
mempunyai catu daya yang terpisah yaitu pin AVCC-AGDN. AVCC tidak boleh berbeda
±0.3V dari VCC. Sinyal input ADC tidak boleh boleh melebihi tegangan referensi. Nilai digital sinyal input ADC ditunjukan dengan perhitungan yang ditampilkan pada persamaan
Kode digital resolusi 8-bit(256) = 256 (2.3)
Kode digital resolusi 10-bit(1024) = 1024 (2.4)
Untuk mencari nilai :
V = x V (2.5)
Operasi ADC membutuhkan tegangan referensi Vref dan clock FADC (register
ADCSRA). Tegangan referensi eksternal pada pin Aref tidak boleh melebihi AVCC.
Tegangan referensi eksternal dapat di – decouple pada pin Aref dengan kapasitor untuk mengurangi derau. Atau dapat menggunakan tegangan referensi internal sebesar 2.56V (pin
Aref diberi kapasitor secara eksternal untuk menstabilkan tegangan refrensi internal). ADC
mengkonversi tegangan input analogmenjadi bilangan digital selebar 10 – bit. GND (0 Volt) adalah nilai minimum yang mewakili ADC dan nilai maximum ADC diwakili oleh tegangan pin Aref minus 1 LSB. Hasil konversi ADC disimpan dalamregisterpasangan ADCH:ADCL. Mode operasi ADC dibagi menjadi dua kategori yaitu mode konversi tunggal dan mode free running.
Mode konversi tunggal dilakukan untuk sekali pembacaan sampel tegangan input, jika
ingin membaca lagi maka harus disampel lagi sehingga mengkonversi tegangan input untuk
saat – saat yang dibutuhkan saja. Mode konversi tunggal dipilih dengan menge–clearbit -ADFR dalam register ADCSRA. Mode konversi tunggal memulai konversi ketika bit-ADSC di-set, dan bit tersebut tetap set sampai satu kali konversi selesai (complete), setelah (complete) itu maka otomatis CPUbit-ADSC akanclear. Ketika konversi sedang berlangsung dan pengguna mengubah saluran (channel) input ADC maka hal tersebut tidak akan diubah oleh CPU hingga konversi ADC saluran tersebut selesai.
Modefree running konversi dilakukan terus menerus secara kontinyu, ADC membaca sampel tegangan input lalu dikonversi hasilnya masukkan ke registerADCH:ADCL terus menerus. Ketika membaca ADC selagi ADC mengkonversi tegangan sedang berlangsung,
dalam mode ini dimulai dengan meng – set bit-ADSC. Dalam mode ini ADC bekerja secara independen (tidak bergantung) dariflaginterupsi ADC, dimana ADIF set atau clear dianggap sama saja.
2.6.
LCD (Liquid Crystal Display)
LCD (Liquid Crystal Display) merupakan salah satu komponen elektronika yang berfungsi untuk menampilkan suatu karakter yang diberikan oleh sistem. LCD digunakan
untuk mempermudah pembacaan hasil yang diperoleh dari sistem. LCD yang digunakan
merupakan LCD karakter yang tampilannya terbatas pada tampilan karakter saja. LCD yang
digunakan adalah 2x16, dengan tampilan 2 baris dan 16 kolom yang berarti total karakter yang
dapat ditampilkan adalah 32 karakter dan juga LCD ini mempunyai 16 pin konektor. LCD
[image:33.612.97.518.254.684.2]2x16 ditunjukan pada Gambar 2.7. dan fungsi pin LCD 2x16 pada Table 2.3.
Gambar 2.7. LCD 2x16 [20]
Table 2.3. Fungsi Pin LCD 2x16 [21]
PIN SIMBOL FUNGSI
1 Vss GND
2 Vdd +3V or +5V
3 Vo Contrast Adjustment
4 RS H/L Register Select Signal
5 R/W H/L Read/Write Signal
7 DB0 H/L Data Bus Line
8 DB1 H/L Data Bus Line
9 DB2 H/L Data Bus Line
10 DB3 H/L Data Bus Line
11 DB4 H/L Data Bus Line
12 DB5 H/L Data Bus Line
13 DB6 H/L Data Bus Line
14 DB7 H/L Data Bus Line
15 A/Vee + 4.2V for LED/Negative Voltage Output
16 K Power Supply for B/L (0V)
2.7.
Voltage Regulators[22]
IC secara luas dapat digunakan sebagai regulator tegangan. Unit regulator IC
mengandung rangkaian sumber referensi, penguat komparator, perangkat pengendali dan
perlindungan beban lebih. Keluaran unit regulator IC bisa berupa tegangan tetap positif,
tegangan tetap negatif atau tegangan variabel.
Tegangan tetap positif dapat menggunakn IC dengan seri 78xx. IC seri ini
[image:34.612.91.532.76.480.2]menghasilkan keluaran dari +5 sampai +24. Gambar 2.8. menunjukkan kaki dari IC 78xx, dan
Tabel 2.4 menunjukkan jenis-jenis IC regulator 78xx.
Tabel 2.4. Jenis-jenis IC Regulator 78xx
IC part Tegangan keluaran (V)
Tegangan masukan minimum (V)
7805 +5 7,3
7806 +6 8,3
7808 +8 10,5
7810 +10 12,5
7812 +12 14,6
7815 +15 17,7
7818 +18 21,0
Gambar 2.8. Kaki IC 78xx [23]
Gambar 2.9. memperlihatkan IC 7812 yang terhubung untuk menghasilkan tegangan
regulasi +12 volt. Tegangan masukan Vi difilter oleh kapasitor C1 dan dihubungkan ke
terminal IN IC. Terminal OUT IC menghasilkan tegangan regulasi +12 volt yang difilter oleh
[image:35.612.84.537.278.680.2]kapasitor C2. Terminal IC yang ketiga dihubungkan ke ground (GND).
Gambar 2.9. Rangkaian Regulator Tegangan +12 V
Perhitungan nilai kapasitor C1 menggunakan persamaan 2.6, yaitu :
=
√ ∗ ∗ ( ) (2.6)
Dengan:
C = kapasitor dalam Farad = arus beban dalam Ampere
( ) = teganganripplerms dalam volt
Di mana nilai ( )dapat dicari dengan menggunakan persamaan 2.7, yaitu :
(
) =
(√ ) (2.7)dengan ( − ) adalah teganganripple peak to peak yang merupakan selisih antara tegangan masukan regulator dengan tegangan masukan minimum IC regulator yang digunakan atau
dapat dirumuskan pada persamaan 2.8 berikut :
( − ) = − (2.8)
dengan:
= tegangan masukkan regulator dalam volt
= tegangan masukkan minimum IC regulator
Apabila tegangan masukan regulator berasal dari tegangan AC yang kemudian
disearahkan menggunakan dioda, nilai dicari menggunakan persamaan 2.9, yaitu:
= √2 − 1,4 (2.9)
dengan merupakan nilai tegangan AC yang sudah diturunkan menggunakan trafo
step-down(volt) dan adanya nilai 1,4 karena menggunakan dioda sebagai penyearah[24].
2.8.
Motor DC [25]
Motor DC merupakan jenis motor yang menggunakan tegangan searah sebagai sumber
tenaganya. Dengan memberikan beda tegangan pada kedua terminal tersebut, motor akan
berputar pada satu arah, dan bila polaritas dari tegangan tersebut dibalik maka arah putaran
menentukan arah putaran motor sedangkan besar dari beda tegangan pada kedua terminal
menentukan kecepatan motor. Contoh salah satu jenis motor ditunjukkan pada Gambar 2.10.
Gambar 2.10. Motor DC
Motor DC memiliki 2 bagian dasar :
1. Bagian yang tetap/stasioner yang disebut stator.
Stator ini menghasilkan medan magnet, baik yang dibangkitkan dari sebuah koil
(elektro magnet) ataupun magnet permanen.
2. Bagian yang berputar disebut rotor.
Rotor ini berupa sebuah koil dimana arus listrik mengalir.
Gaya elektromagnet pada motor DC timbul saat ada arus yang mengalir pada
penghantar yang berada dalam medan magnet. Medan magnet itu sendiri ditimbulkan oleh
megnet permanen. Garis-garis gaya magnet mengalir diantara dua kutub magnet dari kutub
utara ke kutub selatan. Menurut hukum gaya Lourentz, arus yang mengalir pada penghantar
yang terletak dalam medan magnet akan menimbulkan gaya. Gaya F, timbul tergantung pada
arah arus I, dan arah medan magnet B. Konstruksi motor dc ditunjukkan pada Gambar 2.11.
2.9. IC L298 [26]
IC H-Bridge driver motor DC L298 memiliki dua buah rangkaian H-Bridge di dalamnya, sehingga dapat digunakan untuk men-drive dua buah motor DC . IC L298 masing-masing dapat mengantarkan arus hingga 2A. Namun, dalam penggunaannya, IC ini dapat
digunakan secara paralel, sehingga kemampuan menghantarkan arusnya menjadi 4A.
Prinsip kerja IC L298, IC ini memiliki empat channel masukan yang didesain untuk dapat menerima masukan level logika TTL. Masing-masing channel masukan ini memiliki
channel keluaran yang bersesuaian. Gambar 2.12 memperlihatkan penampang IC L298. Dengan memberi tegangan 5 volt pada pin enable A dan enable B, masing-masing channel
output akan menghasilkan logika high (1) atau low (0) sesuai dengan input pada channel
masukan. Untuk lebih jelasnya prinsip kerja IC L298 dapat dilihat pada Tabel 2.5.
Gambar 2.12. Penampang IC L298
Tabel 2.5. Tabel Logika Prinsip Kerja IC L298
Enable A,B Input 1,3 Output 1,3 Input 2,4 Output 2,4
1 0 0 0 0
1 1 1 1
0 0 X 0 x
1 X 1 x
Keterangan:
2.10. Limit Switch [27]
Limit switch merupakan jenis saklar yang dilengkapi dengan katup yang berfungsi menggantikan tombol. Prinsip kerja limit switch sama seperti saklar Push ON yaitu hanya akan menghubung pada saat katupnya ditekan pada batas penekanan tertentu yang telah
ditentukan dan akan memutus saat saat katup tidak ditekan. Limit switch termasuk dalam
kategori sensor mekanis yaitu sensor yang akan memberikan perubahan elektrik saat terjadi
perubahan mekanik pada sensor tersebut. Pada Gambar 2.13 merupakan rangkaian limit
switch yang menggunakan resistor. Nilai resistor yang digunakan didapat dari persamaaan
2.10, yaitu :
=
(2.10)dengan :
R = nilai hambatan
Vcc=tegangan masukkan
Voperate =tegangan kerja mikrokontroler
Iactvie = arus kerja mikrokontroler
Gambar 2.13. Rangkain LimitSwitch
Prinsip kerja limit switch diaktifkan dengan penekanan pada tombolnya pada
batas/daerah yang telah ditentukan sebelumnya sehingga terjadi pemutusan atau
penghubungan rangkaian dari rangkaian tersebut. Limit switch memiliki 2 kontak yaitu NO
R
VCC
(Normally Open) dan kontak NC (Normally Close) dimana salah satu kontak akan aktif jika tombolnya tertekan. Simbol dan gambar dari limit switch ditunjukkan seperti pada Gambar 2.14 dan Gambar 2.15.
Gambar 2.14. Simbol LimitSwitch
Gambar 2.15. LimitSwitch
2.11. Kontrol On
–
Off [28]
Karakteristik kontroleron - off ini hanya bekerja pada 2 (dua) posisi, yaitu ondan off. Kerja kontroleron - off banyak digunakan pada aksi pengontrolan yang sederhana karena harganya murah. Karena sistem kerja yang digunakan adalah on - off saja, hasil output dari sistem pengendalian ini akan menyebabkan proses variabel tidak akan pernah konstan. Besar kecilnya
fluktuasi proses variabel ditentukan oleh titik dimana kontroller dalam keadaaan on dan off. Pengendalian dengan aksi kontrol ini juga menggunakanfeedback. Gambar 2.16 di bawah ini menunjukan karakteristik kontrolon - offyang hanya bekerja pada 2 posisi.
23
BAB III
RANCANGAN PENELITIAN
3.1.
Arsitektur Umum
Perancangan sistem ini dibagi menjadi dua bagian perancangan, yaitu perancangan
hardwaredan perancangansoftware. Perancanganhardwareyang akan dirancang oleh penulis meliputi perancangan rangkaian sensor pH, LCD character, rangkaian sistem mikrokontroler, rangkaian driver motor, rangkaian regulator, perancangan kotak sistem dan perancangan tempat sample . Perancangan software berhubungan dengan program yang digunakan untuk menjalankan sistem pengukuran kadar keasaman pada air alkali dan program yang digunakan
untuk mengendalikan motor yang digunakan untuk mengangkat wadah air.
Gambar 3.1. Blok Diagram Perancangan Subsistem
Sistem ini akan bekerja secara otomatis ketika sistem dinyalakan. Mikrokontroler
sebagai pusat sistem akan mengatur sistem secara keseluruhan. Mikrokontroler akan mengatur
lama waktu untuk melakukan proses elektrolisis. Sensor pH akan melakukan pengukuran
kadar keasaman pada air yang diuji. Air yang diuji akan berada di dalam wadah pengujian
yang kemudian akan diangkat menggunakan motor DC untuk memisahkan dengan proses
elektrolisis yang sedang berlangsung agar sensor pH dapat mengukur nilai pH. Hasil
Air sampel Sensor pH-BTA
Vernier
LCD character Motor DC Mikrokontroler
LED SensorLimit
Switch
pengukuran sensor pH berupa tegangan yang akan diolah oleh mikrokontroler menggunakan
fasilitas ADC yang kemudian akan dikonversi menjadi nilai kadar keasaman. Data hasil
pengukuran sensor kemudian akan ditampilkan pada LCD character. Apabila nilai pH yang didapatkan kurang dari batas yang ditentukan yaitu antara 8 - 8,5 maka pengukuran akan terus
berlanjut. Sedangkan jika hasil yang didapatkan sudah mencapai batas antara 8 – 8,5 maka pengukuran akan berhenti. Saat nilai pH yang diinginkan sudah tercapai maka proses
elektrolisis akan berhenti dan LED akan menyala sebagai tanda jika pH sudah mencapai batas
antara 8–8,5.
3.2.
Perancangan Hardware
3.2.1. Perancangan Mekanik
Perancanganhardware dibagi menjadi tiga, yaitu kotak sistem, wadah tempat sample
dan mekanik pengukuran kadar keasaman air. Kotak sistem akan digunakan sebagai tempat
mikrokontroler, catu daya dan LCD character. Kotak sistem ini terbuat dari acrylic yang berukuran 13 x 13 x 13 cm. Wadah tempat pengukuran terbuat dari wadah air yang sudah
dijual di pasaran. Pada wadah ini akan terjadi proses elektrolisis. Wadah ini akan terdiri dari
dua kotak wadah yang terhubung dengan pipa. Pada masing-masing kotak akan dipasang
batang elektroda untuk mengaliri arus listrik dc. Kotak wadah pertama akan dialiri arus listrik
yang bermuatan negatif, sedangkan kotak wadah kedua akan dialiri arus listrik yang
bermuatan positif. Pada kotak pertama yang dialiri arus listrik yang bermuatan negatif akan
menghasilkan air yang bersifat basa, sedangkan pada kotak kedua yang dialiri listrik
bermuatan positif akan mengasilkan air yang bersifat asam.
Perancangan mekanik pengukuran kadar keasaman air terdiri sensor pH, motor dc,
katrol dan kotak wadah air. Prinsip kerja dari mekanik pengukuran kadar keasaman air ini
adalah motor dc akan menggerakkan katrol yang akan menarik tali yang terhubung dengan
wadah air yang berbentuk kotak. Kotak ini akan ditarik ke atas hingga keluar dari air setiap
sensor akan melakukan pengukuran kadar keasaman pada air. Karena metode yang digunakan
pengukuran, sensor pH tidak boleh terhubung langsung dengan air yang teraliri arus listrik
karena dapat menyebabkan sensor rusak ataupun pengukuran menjadi tidak tepat sehingga
diperlukan wadah yang akan membawa air keluar mendekati sensor pH. Perancangan
hardware dapat dilihat dari Gambar 3.2., Gambar 3.3., Gambar 3.4., Gambar 3.5., Gambar 3.6.
Gambar 3.2. Kotak Sistem Tampak Samping
Gambar 3.4. Wadah Air Sample Tampak Depan
Gambar 3.6. Kotak Mekanik Pengukuran Kadar Keasaman Tampak Depan
3.2.2. Perancangan LCD Character
LCD characterdigunakan untuk menampilkan hasil pengukuran dari pH meter. LCD
characteryang digunakan adalah 16x2 yang dapat menampilkan 16 karakter dan 2 baris. LCD ini mempunyai dua jenis tipe komunikasi data, yaitu komunikasi data dengan mode 4 bit atau
mode 8 bit. Jika menggunakan jalur data mode 4 bit, akan ada 7 jalur data yang terdiri dari 3
jalur untuk jalur kontrol dan 4 jalur untuk jalur data. Jika menggunakan jalur data mode 8 bit,
akan ada 11 jalur data yang terdiri dari 3 jalur untuk jalur kontrol dan 8 jalur untuk jalur data.
Tiga jalur kontrol ke LCD ini adalah EN (Enabel), RS(Register Select), dan R/W (Read/write).
Pada perancangan penulis menggunakan LCD character mode 4 bit yang ditunjukan pada Gambar 3.7. Tegangan yang diperlukan untuk mengaktifkan rangkaian ini adalah sebesar
Gambar 3.7. Rangkaian LCDCharacter16 x2
3.2.3. Perancangan Input-Output Sistem Mikrokontroler ATMega 8535
Mikrokontroler ATMega 8535 memiliki empatportdan masing-masingportmemiliki delapan pin. Perancangan penggunaanport input dan port output pada mikrokontroler dapat disesuaikan sesuai dengan kebutuhan. Pada perancangan iniport yang akan digunakan yaitu
portA,portB danportD. konfigurasiportyang akan digunakan ditunjukkan pada Tabel 3.1.
Tabel 3.1. Konfigurasi Mikrokontroler ATMega8535
Port Fungsi
Port A.0 Output dari Sensor pHVernierBTA
Port A.2 s/d Port A.3 LimitSwitchAtas dan limitSwitchBawah
Port A4 LED
Port B.0 s/d Port B7 Output LCDcharacter
Gambar 3.8. Rangkaian Minimum Sistem Mikrokontroler ATMega8535
3.2.4. Perancangan Rangkaian Sensor pH meter
Sensor pH yang digunakan adalah sensor Vernier PH-BTA. Sensor ini mampu membaca nilai pH dari 0 – 14 dimana saat pH bernilai 7 maka sensor akan menghasilkan tegangan keluaran sebesar 1,75 Volt. Sensor ini memiliki kriteria dimana setiap penurunan
hasil pengukuran pH maka akan terjadi peningkatan nilai tegangan keluaran sebesar 0,25
Volt/pH dan setiap peningkatan hasil pengukuran pH maka akan terjadi penurunan tegangan
keluaran sebesar 0,25 Volt/pH. Sehingga tegangan keluaran minimum yang dapat dihasilkan
yaitu 0 Volt saat pH bernilai 14 sedangkan tegangan keluaran maksimum yang dapat
dihasilkan yaitu 3,5 Volt saat pH bernilai 0. Hasil output sensor kemudian akan diolah oleh
Gambar 3.9. Rangkaian Sensor pH meter
Sensor vernier PH-BTA memiliki 6 konfigurasi pin, pada perancangan pin yang
digunakan hanya 3 pin yaitu pin 2 terhubung ground, pin 5 terhubung power (0-5V), dan pin 6
sebagai output sensor yang akan terhubung dengan mikrokontroler ATMega8535. Rangkaian
sensor pH meter ditunjukan pada Gambar 3.9.
3.2.5. Perancangan Driver Motor
Drivermotor merupakan rangkaian yang berfungsi untuk meningkatkan arus keluaran mikrokontroler ke motor dc. Motor dc yang akan dikendalikan oleh mikrokontroler
memerlukan arus sebesar 1A sedangkan mikrokontroler hanya memiliki arus keluaran yang
kecil, sehingga diperlukandrivermotor untuk menguatkan arus. Rangkaiandrivermotor yang dirancang seperti pada Gambar 3.10.
Pada perancangan driver motor ini digunakan IC L298 sebagai IC driver. IC ini mampu menguatkan arus sampai 4A. Masukan dari IC L298 merupakan keluaran dari
mikrokontroler dengan InA1 dan InA2 merupakan masukan untuk motor penggerak katrol
penarik kotak wadah air. Untuk masukan ENA dan ENB merupakan masukan untuk mengatur
kecepatan motor. Kecepatan motor akan ditentukan dengan jumlah pulsa yang diberikan atau
PWM. Dioda yang digunakan ialah dioda dengan tipe 1N4001 sesuai dengandatasheetL298.
5V
sensor pH
output sensor
Gambar 3.10. Rangkaian Driver Motor
3.2.6. Perancangan Rangkaian Elektrolisis
Elektrolisis terjadi ketika arus listrik DC dialirkan melalui senyawa ionik dan senyawa
tersebut mengalami reaksi kimia. Aliran arus DC ini yang merubah kandungan kadar
keasaman dalam air sehingga air dapat bersifat asam ataupun basa. Pada perancangan
rangkaian elektrolisis ini digunakan rangkaian yang sama dengan rangkaian driver motor. Hal
ini dikarenakan IC L298 yang digunakan mempunyai dua buah rangkaian H-bridge di dalamnya sehingga IC ini dapat menghasilkan dua buah keluaran. Keluaran arus masing – masing dari IC ini adalah 2 A. Keluaran pertama digunakan untuk motor DC sedangkan
keluaran yang kedua digunakan untuk menjalankan proses elektrolisis. Gambar rangkainnya
ditunjukan pada Gambar 3.10.
3.2.7. Perancangan Limit Switch
Limit switch pada perancangan ini digunakan sebagai batas gerakan naik – turunnya motor pembersih sensor. Berdasarkan persamaan 2.10. nilai resistor yang digunakan dalam
Vcc = 5 Volt
Voperate= 2.75 Volt
Iactive= 1.1 mA
R =
=
( . ).
[image:50.612.100.520.93.545.2]R = 2,045 K
Ω
Gambar 3.11. RangkaianLimit Switch
Nilai resistor ( R ) yang didapatkan adalah sebesar 2,045 KΩ tidak dijual di pasaran,
maka digunakan resistor 2,200 KΩ sebagai gantinya. Gambar rangkain limit switchyang akan dirancang ditunjukkan Gambar 3.11.
3.2.8. Perancangan Rangkaian Catu Daya
Pada perancangan ini catu daya yang digunakan memiliki tegangan sebesar +5 volt dan
+12 volt yang berfungsi untuk menyuplai seluruh tegangan yang dibutuhkan sistem.
Rangkaian catu daya memperoleh sumber tegangan dari jala-jala listrik PLN, dimana jala-jala
listrik PLN menghasilkan tegangan AC 220 volt. Tegangan 220 volt ini harus diturukan
Tegangan AC tersebut kemudian disearahkan menggunakan dioda bridge sehingga menghasilkan gelombang penuh.
IC regulator diperlukan untuk menhasilkan tegangan keluaran sebesar +5 volt dan +12
volt. IC regulator yang digunakan adalah IC LM7805 dan LM7812. Rangkaian catu daya yang
digunakan dapat dilihat pada Gambar 3.12.
Nilai kapasitor C1 dapat dihitung dengan menggunakan persamaan 2.6, dengan nilai
sebesar 1 A berdasarkan total arus dalam perancangan dan frekuensi 50 Hz. Nilai ( )
dihitung menggunakan persamaan 2.7, ( − ) dihitung mengggunakan persamaan 2.8, dan dihitung menggunakan persamaan 2.9. Berikut ini perhitungan yang dilakukan untuk
mencari nilai kapasitor C1.
a. LM7812
= √2 − 1,4
= 15√2 − 1,4 = 19,81
( − ) = −
( − ) = 19,81 − 14,6 ( − ) = 5,21
(
) =
(√ )(
) =
,√( ) = 1,504
=
√ ∗ ∗ ( )
= √ ∗ ∗ ,
= 1919 μ
Nilai kapasitor C1 yang didapatkan sebesar 1919 µF tidak dijual di pasaran, maka
b. LM7805
= √2 − 1,4
= 15√2 − 1,4 = 19,81
( − ) = −
( − ) = 19,81 − 7,3 ( − ) = 12,51
(
) =
(√ )(
) =
√,( ) = 3,611
= √ ∗ ∗ ( )
= √ ∗ ∗ ,
= 799 μ
Nilai kapasitor C2 yang didapatkan sebesar 799 μF tidak dijual di pasaran, maka
digunakan kapasitor 1000μ F. Nilai kapasitor C1 dan C2 merupakan nilai kapasitor minimum yang dibutuhkan oleh rangkaian regulator yang akan dirancang, sehingga digunakan kapasitor
yang lebih besar. Hal ini disebabkan semakin besar nilai kapasitor yang digunakan maka nilai
[image:52.612.97.517.56.423.2]teganganrippleyang dihasilkan akan semakin kecil.
3.3.
Perancangan Software
Pada perancangan software ini dibuat flowchart terlebih dahulu yang bertujuan untuk mempermudah dalam pembuatan listing program yang akan digunakan. Seperti yang ditunjukan pada Gambar 3.13 saat sistem mulai dijalankan, motor akan berputar clock wise
untuk menggerakan kotak wadah air ke atas sampai kotak mengenai limit switch atas dan motor akan berhenti. Setelah wadah berhenti pada batas yang ditentukan maka akan dilakukan
proses pengukuran nilai pH. Nilai hasil pengukuran sensor pH diolah oleh mikrokontroler
melalui channel ADC. ADC akan mengolah keluaran dari sensor pH yang berupa tegangan input analog yang kemudian akan dikonversikan menjadi nilai pH. Nilai pH yang sudah
dikonversi oleh ADC akan dikirim dan ditampilkan pada LCD. Jika hasil yang didapat sudah
mencapai batas pH yang diinginkan yaitu 8– 8,5 maka proses akan selesai dan hasilnya akan ditampilkan pada LCD. Jika belum mencapai batas pH, maka motor akan berputar counter clock wise dan membawa wadah air turun kebawah sampai mengenai limit switchbawah dan motor akan berhenti kurang lebih lima menit dan kemudian akan mengulang proses sampai
mencapai nilai pH antara 8 – 8,5. Saat nilai pH sudah mencapai batas antara 8 – 8,5 maka proses elektrolisis akan berhenti dan LED akan menyala sebagai tanda jika nilai pH sudah
tercapai.
3.4. Perhitungan Nilai ADC
Sensor pH yang digunakan adalah sensor Vernier PH-BTA. Sensor ini mampu membaca nilai pH dari 0 – 14 dimana saat pH bernilai 7 maka sensor akan menghasilkan tegangan keluaran sebesar 1,75 Volt. Sensor ini memiliki kriteria dimana setiap penurunan
hasil pengukuran pH maka akan terjadi peningkatan nilai tegangan keluaran sebesar 0,25
Volt/pH dan setiap peningkatan hasil pengukuran pH maka akan terjadi penurunan tegangan
keluaran sebesar 0,25 Volt/pH. Sehingga tegangan keluaran minimum yang dapat dihasilkan
yaitu 0 Volt saat pH bernilai 14 sedangkan tegangan keluaran maksimum yang dapat
dihasilkan yaitu 3,5 Volt saat pH bernilai 0. Berdasarkan pada tegangan keluaran yang
dihasilkan oleh sensor yaitu dari 0 – 3,5 Volt, maka pada perancangan ini diperlukan rangkaian non inverting dengan gain
Gambar 3.14. menunjukkan grafik hubungan antara tegangan keluaran sensor pH dengan nilai
pH.
Gambar 3.14. Grafik Hubungan Antara Vout Sensor pH Dengan Nilai pH
Tegangan keluaran sensor akan diolah oleh mikrokontroler melalui kanal ADC. Pada
perancangan ini digunakan mikrokontroler ATMega8535 yang mempunyai 8 kanal ADC yang
terletak pada port A.0 sampai port A.7. ADC pada perancangan ini menggunakan tegangan masukan sebesar +5 volt yang diambil dari pin AVCC dan tegangan referensi +5 volt yang
diambil dari pin AREF.
Resolusi yang digunakan pada perancangan ini adalah 10 bit. Perhitungan nilai ADC
untuk perancangan ini menggunakan persamaan 2.4. Tegangan masukan dari sensor sebesar
5v (untuk nilai pH = 0), 2,5v (untuk nilai pH = 7), 0v (untuk nilai pH = 14), dan tegangan
referensi sebesar 5v. Nilai ADC yang dihasilkan dapat ditentukan dengan perhitungan berikut:
Nilai ADC (pH = 0) = x 1024
= x 1024
= 1024 0 1 2 3 4 5 6
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Gambar 3.13. Flowchart Progarm
T Mulai
Inisialisasiport mikrokontroler
atmega 8535
ElektrolisisON
Motorclock wise Limit switch
atasON?
Motor behenti
Sensor melakukan pengukuran nilai pH Tampilkan nilai pH di LCD
Apakah 8≤ pH ≤8,5 Motorcounter clock wise
Limit switch
bawahON?
Motor berhenti
delay5 menit
LED menyala Selesai Y
Y Y
T
T
Nilai ADC (pH = 7) = x 1024
= , x 1024
= 512
Nilai ADC (pH = 14) = x 1024
= x 1024
= 0
Dari perhitungan nilai ADC masing – masing nilai pH didapatkan grafik hubungan antara nilai Vout sensor pH dengan nilai ADC yang dihasilkan oleh mikrokontroler yang
[image:56.612.83.530.57.573.2]ditunjukan dengan grafik pada Gambar 3.15.
Gambar 3.15. Grafik Hubungan Antara Vout sensor pH Dengan Nilai ADC
Perhitungan tegangan ( ) dengan resolusi 10bitpada perancangan ini mengacu pada persamaan 2.5. Jika nilai ADC sebesar 1024 dan tegangan referensi 5v, maka tegangan ( )
yang didapat adalah sebagai berikut:
0 200 400 600 800 1000 1200
0 1 2 3 4 5 6
N
il
a
i
A
D
C
= x Vref
= x 5
= 5 v
Nilai digital di atas yang akan diolah oleh mikrokontroler. Nilai tegangan ( ) inilah
yang akan dihitung untuk mendapatkan nilai pH yang sudah ditentukan yaitu pada saat = 5
volt maka nilai pH = 0. Dari perhitungan nilai tegangan ( ) akan didapatkan grafik hubungan
[image:57.612.101.529.248.530.2]antara nilai ADC dengan nilai pH terukur seperti pada Gambar 3.16.
Gambar 3.16. Grafik Hubungan Antara Nilai ADC Dengan Nilai pH
Dari grafik hubungan antara nilai ADC dengan nilai pH didapatkan persamaan yang
akan digunakan untuk perhitungan nilai pH dalam perancangan sebagai berikut:
Nilai pH = -0.013671875(nilai ADC) + 14 (3.1)
y = -0.013671875x + 14
0 2 4 6 8 10 12 14 16
0 200 400 600 800 1000 1200
N
il
a
i
p
H
40
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang pembahasan yang meliputi pembahasan tentang hardware yang telah dibuat, hasil pengujian rangkaian yang dibuat berdasarkan perancangan hasil
pengambilan data beserta pembahasan tentang data yang sudah diperoleh dan pembahasan
tentangsoftwareyang telah dibuat.
4.1. Gambar Fisik Hardware
4.1.1. Kotak Sistem
Kotak sistem yang dibuat sedikit berbeda dengan hasil perancangan yang dibuat seperti
pada Gambar 3.2. Hal ini dikarenakan kotak sistem yang dibuat belum memperhitungkan
besar komponen elektronik, letak dan posisi komponen. Sehingga kotak sistem ini dibuat lebih
besar dari perancangan dan mendapat tambahan tombol reset serta LED indikator pada bagian
atas.
[image:58.612.78.544.313.656.2]Gambar 4.2. Kotak Sistem Tampak Samping
Gambar 4.3. Kotak Sistem Tampak Depan
Tabel 4.1. Keterangan Gambar Kotak Sistem
No. Keterangan
1 LED Indikator
2 LCD
3 Tombol Reset
4 Port AC
5 Saklar On/Off
6 Port Motor DC
7 Port Elekt