• Tidak ada hasil yang ditemukan

RIWAYAT HIDUP PENULIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "RIWAYAT HIDUP PENULIS"

Copied!
97
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Nama : Nurul Wuqufiana Rahmah

Ayah : Drs. Muzakkir

Ibu : Dra. Ratnawati

Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 19 Mei 1994

Agama : Islam

Alamat : Jl. Talasalapang 2

Nomor Telepon/Hp : 082345670519

Email : [email protected]

RIWAYAT PENDIDIKAN

 TK Aisyiyah Mattoanging Pangkep (1999)

 SD Negeri 2 Lejang Pangkep (2000-2006)

 SMP Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin (2006-2009)

 SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin (2009-2012)

 Universitas Muhammadiyah Makassar (2012-2016)

(7)

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

Skripsi, April 2016

NURUL WUQUFIANA RAHMAH, NIM 10542 0417 12 drg. Hj. Yayi Manggarsari, M.Kes

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TERHADAP

PERILAKU SADARI SEBAGAI UPAYA DETEKSI DINI KANKER PAYUDARA DI SMA PONDOK PESANTREN PUTERI UMMUL MUKMININ

( xvii + 66 halaman, 9 tabel, 4 gambar, 4 lampiran) ABSTRAK

Latar Belakang : Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker umum pada wanita. Saat ini, kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita, setelah kanker leher rahim, pasien biasanya datang dalam stadium lanjut karena ketidaktahuan tanda dini kanker payudara.

Tujuan Penelitian : Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap perilaku SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara di SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin

Metode Penelitian : Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional study pada 89 responden yang diambil dengan menggunakan tekhnik pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling). Data diperoleh dari kuesioner yang dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji statistic alternative chi-square dengan tingkat kemaknaan = 0,05.

Hasil : Didapatkan hasil tingkat pengetahuan SADARI kurang (76,4%), sikap tentang SADARI baik (80,9%), perilaku tentang SADARI kurang (92,1%), hubungan antara pengetahuan dan perilaku tentang SADARI didapatkan nilai P= 0,666, hubungan antara sikap dan perilaku tentang SADARI didapatkan nilai P= 0,615

Kesimpulan : Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dan perilaku tentang SADARI dengan nilai P=0,666 (p>0,05), dan tidak ada hubungan antara sikap dan perilaku terhadap SADARI dengan nilai P=0,615 (p>0,05).

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Perilaku, SADARI, Remaja

(8)

MEDICAL FACULTY MUHAMMADIYAH MAKASSAR UNIVERSITY

Thesis, April 2016

NURUL WUQUFIANA RAHMAH, NIM 10542 0417 12 drg. Hj. Yayi Manggarsari, M.Kes

THE CORRELATION OF KNOWLEDGE AND FEMALE STUDENT ATTITUDE OF BSE BEHAVIOR AS AN EARLY DETECTION OF BREAST CANCER AT SENIOR HIGH SCHOOL OF UMMUL MUKMININ BOARDING SCHOOL

ABSTRACT

Background : Breast cancer is one of common cancer in woman. Nowadays, breast cancer is the second caused of mortality in woman cancer, following cervix cancer.

The patient always come with late stage due to unaware of early stage in breast cancer.

Study Aim : To know the correlation of knowledge and female student attitude of BSE behavior as an early detection of breast cancer at Senior High School Of Ummul Mukminin Boarding School.

Study Method : This is an analytical survey reaserch with cross sectional study approach in 89 respondents and collecting the sample by random sampling. The data obtained in questioner from that analyzed in univariate and bivariate used chi-square alternative test with the p value = 0,05

Result : The result showed that knowledge of BSE is less (76,4%), the attitude of BSE is good (80,9%), behavior of BSE is less (92,1%), the correlation between knowledge and behavior of BSE obtained p value = 0,666, the correlation between attitude and behavior of BSE obtained p value = 0,615.

Conclusion : There is no correlation between the knowledge and behavior of BSE with the p value = 0,666 (p>0,05), and there is no correlation between attitude and behavior of BSE with the p value 0,615 (p>0,05).

Key Words : Knowledge, attitude, behavior, BSE, Adolescent.

Reference : 33 (2002-2015)

(9)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Sang pencipta alam semesta.

Berkat limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penulis mampu menyelesaikan skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Terhadap Perilaku Sadari Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin”. Penulisan skripsi ini dikerjakan demi memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulisan skripsi ini tidak lepas dari peran berbagai pihak.

Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. dr. H. Mahmud Gaznawi Sp.PA(K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Makassar beserta jajarannya.

2. drg. Hj. Yayi Manggarsari, M.Kes sebagai dosen pembimbing yang telah membimbing, memberikan memotivasi, dan meluangkan waktunya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya.

3. dr. Nelly, M.Kes sebagai dosen pembimbing akademik yang selalu memberikan nasehat terkait masalah akademik penulis

4. Kedua Orang Tua Ayahanda drs. Muzakkir dan Ibunda dra. Ratnawati tercinta

yang tak pernah lelah memberikan semangat, dukungan, kasih sayang dan doa

yang tidak pernah putus sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(10)

5. Saudara-saudara tercinta, Mutmainnah, Mukhlisin, Muh. Amin Taqwa, Muh.

Taufik Firdaus, Muh. Arsy Fadhil, Muh Islam Mubaraq yang tak pernah putus doa dan semangat kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

6. Sahabat-sahabat terbaik Hajriana Zainal, Annisa Suwahru, Tri Lestari Mursalim, Fitrah Khaerani B, Nur Hardianty Hasty, Kisrih Qur’aini, Nuratma Sadrya K, Musfirah Fauziah Attaullah yang tak hentinya memberikan dukungan, semangat mahasiswa akhir dan menjadi teman diskusi dalam berbagai hal termasuk dalam penyusunan skripsi ini.

7. Teman-teman satu pondokan kos Anugrah Siska Syarief, A. Gayanti Kumala, Rezky Amaliah Ramadhani, Sri Rahayu Putri yang juga tak hentinya memberikan doa, semangat dalam menghadapi setiap proses penyusunan skripsi ini.

8. Teman-teman sepembimbingan Nurul Mustika Usman, Urvatun Ita Julhaidar, Lina Nadzivah yang merupakan teman suka duka selama penyusunan skripsi ini.

9. Seluruh teman-teman angkatan 2012 Trigeminus yang menjadi teman seperjuangan dari awal perkuliahan hingga akhir serta tak hentinya memberikan doa dan semangat dalam penyusunan skripsi ini

10. Seluruh teman-teman Keluarga Besar Tim Bantuan Medis FK Unismuh khususnya angkatan 04 yang telah memberikan dukungan dan semangat kepada saya dalam penyusunan skripsi ini.

11. Keluarga Besar Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin yang berkontribusi

besar dalam proses penyusunan skripsi ini.

(11)

12. Adik-adik SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin terkhusus responden yang telah kooperatif selama masa penelitian.

13. Seluruh pihak yang tak bisa penulis sebutkan satu-satu namanya yang telah membantu penulis dalam setiap proses penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa tulisan ini memiliki banyak kekurangan. Oleh karena itu saran dan kritik diperlukan demi kesempurnaan tulisan ini.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan bernilai ibadah di sisi- Nya. Amin ya rabbal alamin.

Makassar, April 2016

Penulis

(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA SIDANG iii

LEMBAR PENGESAHAN KOORDINATOR SKRIPSI iv

LEMBAR PERNYATAAN TIDAK PLAGIAT v

RIWAYAT HIDUP vi

ABSTRAK vii

ABSTRACT viii

KATA PENGANTAR ix

DAFTAR ISI xii

DAFTAR TABEL xv

DAFTAR GAMBAR xvi

DAFTAR LAMPIRAN xvii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 5

C. Tujuan Penelitian 5

D. Manfaat Penelitian 5

(13)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan 7

B. Sikap 10

C. Perilaku 11

D. Remaja 13

E. Pemeriksaan Payudara Sendiri 13

F. Kanker Payudara 16

G. Kerangka Teori 25

BAB III KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep 26

B. Hipotesis 27

C. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif 27 BAB IV METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian 30

B. Obyek Penelitian 30

C. Kriteria Seleksi 31

D. Besar Sampel 31

E. Tekhnik Pengambilan Sampel 33

F. Alur Penelitian 34

G. Tekhnik Pengumpulan Data 35

(14)

I. Tekhnik Analisa Data 37

J. Etika Penelitian 37

BAB V HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Tempat Penelitian 39

B. Hasil Analisis 41

BAB VI PEMBAHASAN 46

BAB VII TINJAUAN KEISLAMAN 54

BAB VIII PENUTUP

A. Kesimpulan 61

B. Saran 61

DAFTAR PUSTAKA 63

LAMPIRAN

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 : Klasifikasi TNM 21

Tabel 2.2 : Stadium Klinis berdasarkan Klasifikasi TNM 22

Tabel 3.1 : Definisi Operasional Variabel 27

Tabel 5.1 : Distribusi responden berdasarkan umur 41

Tabel 5.2 : Distribusi pengetahuan remaja putri 42

Tabel 5.3 : Distribusi Sikap remaja putri 42

Tabel 5.4 : Distribusi Perilaku remaja putri 43

Tabel 5.5 : Hubungan Pengetahuan Remaja Putri terhadap perilaku SADARI 44

Tabel 5.6 : Hubungan Sikap Remaja Putri terhadap perilaku SADARI 45

(16)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 : Pemeriksaan Payudara Sendiri 16

Gambar 2.2 : Kerangka Teori 25

Gambar 3.1 : Kerangka Konsep 26

Gambar 4.1 : Alur Penelitian 34

(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Permohonan Menjadi Responden Lampiran 2 Lembar Persetujuan Responden Lampiran 3 Kuesioner Penelitian

Lampiran 4 Hasil Analisis Data

Lampiran 5 Surat Izin Meneliti dari kantor Badan Koordinasi dan Penanaman Modal Daerah Provinsi Sulawesi Selatan

Lampiran 6 Surat Keterangan Penelitian

(18)

BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker payudara adalah penyakit yang bersifat ganas akibat tumbuhnya sel kanker yang berasal dari sel-sel normal di payudara bisa berasal dari kelenjar susu, saluran susu, atau jaringan penunjang seperti lemak dan saraf.(1)

Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker umum pada wanita. Hal ini berdasarkan penelitian di Amerika, yang menunjukkan bahwa hampir sepertiga kanker yang didiagnosis pada wanita adalah kanker payudara.(2)

Saat ini, kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua akibat kanker pada wanita, setelah kanker leher rahim, dan merupakan kanker yang paling banyak ditemui di antara wanita. Berdasarkan data dari American Cancer society, sekitar 1,3 juta wanita terdiagnosis menderita kanker payudara, tiap tahunnya di seluruh dunia kurang lebih 465.000 wanita meninggal oleh karena penyakit ini.(3)

Di Indonesia, berdasarkan data Global Burden of Cancer (Globocan), kanker payudara merupakan kanker terbanyak pada perempuan (26 per 100.000) diikuti kanker Rahim (16 per 100.000). Data Sistem Informasi Rumah Sakit (SIRS) 2007 menunjukkan, kejadian kanker payudara mencapai 21,69% lebih tinggi dari kanker leher rahim yang angkanya 17%.(4)

Profil Kesehatan Indonesia 2008 dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan bahwa penyakit kanker payudara memiliki urutan pertama dari 10 penyakit kanker pada pasien rawat inap di RS tahun 2004 -2007.

(19)

Saat ini ada kecenderungan peningkatan kanker payudara dialami oleh perempuan dengan usia 15-20 tahun.(5)

Di Indonesia skrining terhadap kanker payudara masih bersifat individual dan sporadik sehingga program deteksi dini masih belum efisien dan efektif. Sebagai akibatnya pasien dengan kanker payudara stadium lanjut masih cukup tinggi.(6)

Survei yang dilakukan Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta pada tahun 2005 menunjukkan 80% masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan dini payudara. Sebanyak 70% kasus kanker payudara ditemukan dalam stadium lanjut sehingga angka kesintasannya rendah. Hal ini dikarenakan masih rendahnya kesadaran, pengertian, dan pengetahuan masyarakat tentang kanker payudara, sementara penanganan kanker payudara secara lintas sektoral belum mendapat prioritas dari pemerintah.(7)

Berdasarkan hasil analisis pada subset dari Susenas (Survei Sosial Ekonomi Nasional) 1998 dan SKRT (Survei Kesehatan Rumah Tangga Nasional) 2004.

Database. Susenas 1998: tingkat prevalensi wanita usia 30 tahun ke atas (n = 55,621) yang tahu BSE adalah 14,2% di perkotaan , 3,1% di pedesaan dan 7,3%

di kedua daerah, dan tingkat prevalensi mereka yang dipraktekkan BSE dalam satu tahun terakhir adalah 7,4% di perkotaan, 1,4% di daerah pedesaan, dan 3,6%

di kedua daerah. Dalam survey berikutnya, SKRT 2004 menemukan tingkat prevalensi wanita usia subur 30 tahun ke atas (n = 3,346) yang pernah berlatih dan mempraktekkan BSE adalah 19,0% di perkotaan, 5,7% di pedesaan dan 11,3% di

(20)

namun cakupan praktek BSE masih jauh dari cakupan untuk penurunan yang signifikan dalam proporsi kanker payudara.(8)

Dari hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan pada remaja putri di MA KMI Diniyyah Padang Panjang (2011) menunjukkan masih rendahnya pengetahuan remaja dan berperilaku SADARI secara benar, dengan menggunakan 115 responden, diperoleh hasil responden yang memiliki pengetahuan baik (11,3%), pengetahuan sedang (35,7%), pengetahuan kurang (53%). Sikap mereka masuk dalam kategori baik (9,6%), kategori sedang (68,7%), kategori kurang (21,7%). Perilaku mereka termasuk dalam kategori kurang (97,4%) sedangkan sisanya termasuk kategori sedang (2,6%).(9)

Penelitian yang dilakukan pada pasien kanker payudara di 9 rumah sakit umum di Alexandria, didapatkan hasil bahwa pasien yang melakukan SADARI memiliki proporsi yang lebih tinggi untuk terdiagnosis pada stadium dini (stadium I & II yaitu 87,5%) dibanding dengan pasien yang tidak pernah melakukan SADARI (52,5%).(10)

Berdasarkan Data Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Litbangkes Kementerian Kesehatan RI dan Data Penduduk Sasaran, Pusdatin Kementerian Kesehatan RI diperoleh hasil bahwa penyakit kanker serviks dan payudara merupakan penyakit kanker dengan prevalensi tertinggi di Indonesia pada tahun 2013, yaitu kanker serviks sebesar 0,8% dan kanker payudara sebesar 0,5%, dan untuk prevalensi kejadian kanker payudara di Sulawesi Selatan sebesar 0,7%.(l1)

(21)

Dengan kesadaran ini penulis tertarik untuk memperdalam dan meningkatkan pengetahuan perempuan-perempuan muda khususnya kalangan remaja putri di Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin (PPUM) yang bertempat di jalan Perintis Kemerdekaan km. 17 Makassar Sulawesi Selatan.

Berdasarkan jumlah santri putri yang mencapai kurang lebih 600 jiwa yang belajar aktif di pesantren menjadi tantangan tersendiri bagi penulis untuk melakukan penelitian ini, penulis berharap dengan adanya penelitian ini di Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin para remaja putri bisa lebih sadar dalam memperhatikan kesehatan salah satu organ reproduksi seksual yaitu payudara, dengan menerapkan perilaku SADARI sebagai salah satu upaya untuk deteksi dini kanker payudara, sehingga secara tidak langsung kesadaran ini akan menurunkan angka kematian penderita kanker payudara.

Oleh karena itu penulis melakukan penelitian dengan Judul penelitian

“Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Remaja Putri Terhadap Perilaku SADARI Sebagai Upaya Deteksi Dini Kanker Payudara Di SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin”. Sehingga diharapkan dengan pengetahuan yang baik, terutama pada remaja putri di Pesantren Ummul Mukminin mampu melakukan pencegahan dan deteksi dini kanker payudara dengan menerapkan perilaku SADARI dalam kehidupan sehari-hari.

(22)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas penulis merumuskan masalah sebagai berikut “Apakah ada hubungan pengetahuan dan sikap remaja terhadap perilaku SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara” ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap remaja terhadap perilaku SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara di SMA PPUM

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui gambaran pengetahuan remaja putri terhadap perilaku SADARI

b. Mengetahui gambaran sikap remaja putri terhadap perilaku SADARI c. Mengetahui hubungan pengetahuan remaja putri terhadap perilaku

SADARI

d. Mengetahui hubungan sikap remaja putri terhadap perilaku SADARI D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi kesehatan

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi kepada petugas kesehatan untuk lebih gencar dalam melakukan penyuluhan dan edukasi kepada masyarakat dan terkhusus remaja putri untuk menerapkan perilaku SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.

(23)

2. Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai bahan masukan bagi sekolah-sekolah khususnya di Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran siswinya terhadap perilaku SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.

3. Bagi Responden

Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran tentang pentingnya perilaku SADARI untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

4. Bagi Peneliti

Memperkaya wawasan dalam hal penelitian dan menambah pengetahuan, keterampilan serta membentuk kepedulian peneliti untuk berperan aktif dalam melakukan upaya untuk menurunkan kejadian kanker payudara dengan mengaplikasikan perilaku SADARI dalam kehidupan sehari-hari.

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan adalah hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia di peroleh melalui mata dan telinga (12)

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Rogers, pengetahuan di cakup di dalam domain kognitif 6 tingkatan a. Tahu (Know)

Tahu di artikan sebagai mengingat suatu materi yang telah di pelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap situasi yang sangat spesifik dari seluruh bahan yang di pelajari atau rangsangan yang telah di terima. Oleh sebab itu, ini adalah merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.(12,13)

b. Memahami (Comprehention)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, meramalkan terhadap objek yang dipelajari.(12,13)

(25)

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi adalah kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi nyata. Aplikasi dapat diartikan sebagai penggunaan hukum- hukum, rumus-rumus, metode-metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain.(12,13)

d. Analisis (Analysis)

Suatu kemampuan menjabarkan materi atau kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat diteliti dari penggantian kata seperti dapat menggambarkan (menurut bagian), membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan sebagainya.(12,13)

e. Sintesis (Synthesis)

Menunjukkan kepada suatu komponen untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam satu bentuk keseluruhan yang baru.

Merupakan kemampuan menyusun, merencanakan, meringkaskan, menyesuaikan dan sebagainya terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang ada.(12,13)

f. Evaluasi (Evaluation)

Berkaitan dengan kemampuan melakukan justifikasi atau penelitian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.(12,13)

(26)

3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan a. Pendidikan

Tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umunya semakin tinggi pendidikan seseorang semakin baik pula pengetahuannya.(14) b. Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat nonformal.(14)

c. Usia

Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mental bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun.(14) d. Informasi

Informasi akan memberi pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang memiliki pendidikan yang rendah tetapi jika dia mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media misal seperti TV, radio atau surat kabar maka hal itu akan dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.(14)

e. Lingkungan Budaya

Dalam hal ini faktor keturunan dan bagaimana orang tua mendidik sejak kecil mendasari pengetahuan yang dimiliki oleh remaja dalam berfikir selama jenjang hidupnya.(14)

(27)

B. Sikap 1. Pengertian

Sikap merupakan predisposisi untuk melakukan atau tidak melakukan suatu perilaku tertentu, sikap lebih suatu proses kesadaran yang sifatnya individual.

Sikap yang positif akan memicu sesorang untuk melakukan tindakan.(15)

Dalam bagian lain Allport (1954), yang di kutip Notoatmodjo (2003) menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :

a. Kepercayaan (keyakinan), ide dan konsep terhadap suatu objek, artinya bagaimana keyakinan, pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek.

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek, artinya bagaimana penilaian (terkandung didalam faktor emosi) orang tersebut terhadap objek.

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave) artinya sikap adalah komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka (tindakan).(12,13) 2. Tingkatan Sikap(12,13)

Sikap terdiri dari empat tingkatan yaitu : a. Menerima (Receiving)

Bahwa subjek (orang) mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan objek.

b. Merespon (Responding)

Memberikan jawaban bila ditanya. Mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari sikap, karena dengan suatu usaha

(28)

untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah berarti orang menerima ide itu.

c. Menghargai (Valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

d. Bertanggung jawab (Responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko yang mungkin timbul.

C. Perilaku 1. Pengertian

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas mencakup berjalan, berbicara, berpakaian dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal seperti berpikir, persepsi dan emosi juga merupakan perilaku manusia.(16)

2. Bentuk perilaku(16)

Secara operasional perilaku dapat diartikan sebagai respon organisme terhadap rangsangan tertentu dari luar subyek. Respon ini berbentuk dua macam yaitu:

a. Bentuk pasif atau covert behaviour adalah respon internal yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak secara langsung bisa dilihat orang lain, misalnya berpikir, tanggapan, sikap atau pengetahuan.

b. Bentuk aktif atau overt behaviour , apabila perilaku jelas bisa dilihat.

(29)

3. Determinan Perilaku

Diatas telah dituliskan bahwa perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus. Hal ini berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk respon akan berbeda dari setiap orang. Faktor yang membedakan respon terhadap stimulus disebut determinan perilaku. Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:(12,13)

a. Faktor Internal yaitu karakteristik orang bersangkutan yang bersifat bawaan misalnya: kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin dan sebagainya.

b. Faktor eksternal yaitu lingkungan, baik lingkungan fisik, ekonomi, politik dan sebagainya. Faktor lingkungan ini sering menjadi faktor yang dominan yang mewarnai perilaku seseorang.

4. Proses Terjadinya Perilaku(12,13)

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri seseorang tersebut terjadi proses yang berurutan, yakni :

a. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus objek.

b. Interest (merasa tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut. Disini sikap subjek sudah mulai timbul.

c. Evalution (menimbang-nimbang) terhadap baik atau buruknya stimulus tersebut bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

(30)

d. Trial, dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adoption, dimana subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

D. Remaja

Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa latin “adolescere”

yang berarti tumbuh ke arah kematangan. Baik kematangan fisik, sosial maupun psikologis.(17)

Remaja didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12-24 tahun. Menurut Depkes RI adalah antara 10 sampai 19 tahun dan belum menikah, jika telah menikah maka tergolong ke dalam dewasa. Menurut BKKBN usia seseorang dikatakan remaja adalah usia antara 10-19 tahun.(17)

E. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) 1. Pengertian

Pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) adalah usaha atau cara pemeriksaan payudara yang dilakukan secara teratur dan sistematis oleh setiap wanita sebagai langkah deteksi dini.(18)

(31)

2. Tujuan

Tujuan dari SADARI yaitu untuk mengetahui adanya benjolan atau masalah lain pada payudara sejak dini, sehingga bila diketahui ada kelainan dapat segera diobati.(1)

3. Waktu pemeriksaan SADARI

SADARI perlu dilakukan ketika seorang wanita telah mencapai masa pubertas dan mulai mengalami perkembangan pada payudaranya. Hal ini bertujuan agar wanita bisa mendeteksi dan mengenali perubahan dalam tubuh sejak dari masa menstruasi pertama(1). Pemeriksaan pada payudara sendiri sebaiknya dilakukan secara rutin setiap satu minggu setelah menstruasi, ketika kondisi payudara lunak dan longgar sehingga mudah untuk dilakukan perabaan(18).

4. Langkah-langkah pemeriksaan SADARI(18)

a. Berdiri didepan cermin tanpa busana, kedua tangan lurus ke bawah lalu perhatikan payudara dengan teliti. Perhatikan adanya kelainan atau perubahan bentuk pada payudara. Perhatikan adanya tanda seperti : perubahan warna kulit, tarikan pada kulit, perubahan pada puting susu, seperti : menjadi rata dengan sekitarnya, tertarik kedalam, mengeluarkan cairan.

b. Kedua tangan diangkat keatas kepala, perhatikan apakah ada kelainan pada kedua payudara atau puting , seperti : perubahan warna kulit, tarikan pada

(32)

kulit, perubahan pada puting susu, seperti : menjadi rata dengan sekitarnya, tertarik kedalam, mengeluarkan cairan.

c. Kedua tangan diletakkan di depan payudara dengan siku mengarah ke samping, tekan telapak tangan yang satu sekuat kuatnya pada telapak tangan yang lain. Cara ini akan menegangkan otot-otot dada, adanya perubahan seperti cekungan dan benjolan akan terlihat jelas.

d. Tekan daerah sekitar puting pelan-pelan saja, apakah ada cairan yang keluar. Lakukan gerakan ini pada kedua payudara.

e. Ambil posisi berbaring, tangan kanan diletakkan di bawah kepala, dan letakkan bantal kecil dibawah punggung kanan. Raba seluruh payudara kanan dengan tiga ujung jari tengah yang dirapatkan. Lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantap, mulai dari tepi dengan arah mengikuti perputaran jarum jam.

f. Ambil posisi berbaring, tangan kiri diletakkan dibawah kepala dan letakkan bantal kecil dibawah punggung kiri. Raba seluruh payudara kiri dengan tiga ujung jari tengah yang dirapatkan. Lakukan gerakan memutar dengan tekanan lembut tetapi mantap, mulai dari tepi dengan arah mengikuti perputaran jarum jam.

(33)

Gambar 2.1 Pemeriksaan Payudara Sendiri Rasjidi I. (2009). Deteksi dini dan pencegahan kanker pada wanita. Jakarta : CV Sagung Seto.

F. Kanker Payudara 1. Definisi

Kanker Payudara adalah karsinoma yang berasal dari duktus atau lobulus payudara (3)

2. Epidemiologi

Di Indonesia, berdasarkan data Global Burden of cancer (Gobacan), kanker payudara merupakan kanker terbanyak pada perempuan ( 26 per 100.000 ) diikuti kanker leher Rahim ( 16 per 100.000 ). Hal itu sesuai dengan data system Informasi Rumah sakit (SIRS), yang menyatakan dalam kurun waktu 2004-2007 kanker payudara menempati tempat pertama dari 10 jenis kanker terbanyak yang

(34)

yayasan kesehatan payudara Jakarta pada tahun 2005 menunjukkan 80 % masyarakat tidak mengerti pentingnya pemeriksaan dini payudara. Sebanyak 70 % kasus kanker payudara ditemukan dalam stadium lanjut ( III dan IV ) sehingga angka kesintasannya rendah (4)

3. Faktor Resiko (1,4)

Tidak seperti kanker leher rahim yang dapat diketahui etiologi dan perjalanan penyakitnya secara jelas, penyakit kanker payudara belum dapat dijelaskan. Akan tetapi, banyak penelitian yang menunjukkan adanya beberapa factor yang berhubungan dengan peningkatan resiko atau kemungkinan untuk terjadinya kanker payudara. Faktor resiko yang utama berhubungan dengan keadaan hormonal (estrogen dominan) dan genetik. Penyebab terjadinya keadaan estrogen dominan karena beberapa factor risiko dibawah ini dan dapat digolongkan berdasarkan :

a. Faktor yang berhubungan dengan diet, faktor resiko ini dapat dibagi dua, yaitu:

(1) Faktor yang memperberat seperti :

(a) Peningkatan berat badan yang bermakna pada saat pascamenopause (b) Diet ala barat yang tinggi lemak (Western Style)

(c) Minuman beralkohol

(2) Faktor yang mempunyai dampak positif seperti : Peningkatan konsumsi serat, peningkatan konsumsi buah dan sayur.

(35)

b. Faktor Reproduksi dan Hormon (1,4)

(1) Usia Menarche dan Siklus Menstruasi relative muda ( kurang dari 12 tahun )

(2) Menopause pada usia relatife lebih tua ( lebih dari 50 tahun ) (3) Nulipara/ belum pernah melahirkan

(4) Infertilitas

(5) Melahirkan anak pertama usia ibu relatife lebih tua ( lebih dari 35 tahun ) (6) Pemakaian kontrasepsi oral (pil KB) dalam waktu lama ( ≥ 7 tahun) (7) Tidak menyusui

c. Radiasi Pengion pada saat pertumbuhan payudara (1,4)

Pada masa pertumbuhan organ payudara sangat cepat dan rentan terhadap radiasi pengion.

d. Riwayat Keluarga (1,4)

Beberapa gen yang dikenali mempunyai kecenderungan untuk terjadinya kanker payudara yaitu gen BRCAI, BRCA2 dan juga pemeriksaan histopatologi factor proliferasi “p53 germline mutation”

e. Riwayat adanya penyakit tumor jinak (1,4)

Beberapa tumor jinak pada payudara dapat bermutasi menjadi ganas, seperti atipikal ductal hyperplasia.

(36)

f. Terapi Sulih Hormon (1,4)

Dari Studi metaanalisis ditunjukkan bahwa terapi sulih hormone ( TSH ) dapat meningkatkan risiko kanker payudara. Ada peningkatan sebesar 2,3 % tiap tahunnya pada wanita pasca menopause yang memakai TSH.

g. Kelainan Payudara yang lainnya(1,4)

American Cancer Soceity (2008) yang menyatakan beberapa dari kelainan di bawah ini yang mempunyai resiko untuk berkembang menjadi kanker payudara:

(1) Lesi non-proliferatif

Kelainan ini mempunyai peluang yang kecil untuk menjadi kanker payudara, antara lain fibrokistik (fibrocystic disease), hiperplasia sedang (Mild Hiperplasia), adenosis (non-scleroning), simple fibroadenoma (simple fibroadenoma), tumor pilloides (benign), papilloma (single papilloma), mastitis, tumor jinak lainnya ( lipoma, hamartoma, hemangioma, dan neurofibroma).

(2) Lesi proliferatif tanpa kelainan atipik

Kelainan ini menunjukkan pertumbuhan yang cepat (excessive growth) dari duktus dan lobulus pada jaringan payudara, antara lain hiperplasia duktus (nonatipik), fibroadenoma komplek, adenosis (sclerosing), papillomatosis.

(3) Lesi proliferatif dengan kelainan atipik

Kelainan ini mempunyai efek yang lebih kuat dalam meningkatkan resiko kanker payudara, yaitu sebesar 4-5 kali lipat adalah hiperplasia duktus

(37)

atipik (atypical ductal hyperplasia) dan hyperplasia lobular atipik (atypical lobular hyperplasia).

4. Sistem Staging TNM (1,3,4)

a. Stage 0 : Tahap sel kanker payudara tetap di dalam kelenjar payudara, tanpa invasi ke dalam jaringan payudara normal yang berdekatan.

b. Stage I : 2 cm atau kurang dan batas yang jelas (kelenjar getah bening normal)

c. Stage IIA : tumor tidak ditemukan di payudara tapi sel-sel kanker ditemukan di kelenjar getah bening ketiak, Atau tumor dengan ukuran 2 cm atau kurang dan telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak, atau tumor yang lebih 2 cm tapi tidak lebih dari 5 cm dan belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.

d. Stage IIB : Tumor yang lebih besar dari 2 cm, tetapi tidak ada yang lebih besar dari 5 cm dan telah menyebar ke kelenjar getah bening aksilla, atau tumor yang lebih besar dari 5 cm tapi belum menyebar ke kelenjar getah bening ketiak.

e. Stage IIIA : tidak ditemukan tumor di payudara. Kanker ditemukan dikelenjar getah bening yang melekat bersama atau dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di kelenjar getah bening di dekat tulang dada, atau tumor dengan ukuran berapapun dimana kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak, terjadi perlengketan dengan struktur lainnya, atau kanker ditemukan di kelenjar getah bening di dekat tulang

(38)

f. Stage IIIB : Tumor dengan ukuran tertentu dan telah menyebar ke dinding dada dan/atau kulit payudara dan mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening di dekat tulang dada. Kanker payudara inflammatory (berinflamasi) di pertimbangkan paling tidak pada tahap IIIB.

g. Stage IIIC : ada atau tidak tanda kanker dipayudara atau mungkin telah menyebar ke dinding dada dan/atau kulit payudara dan kanker telah menyebar ke kelenjar getah bening baik di atas atau di bawah tulang belakang dan kanker mungkin telah menyebar ke kelenjar getah bening ketiak atau kelenjar getah bening di dekat tulang dada.

h. Stage IV : kanker telah menyebar atau metastase ke bagian lain.

Tabel 2.1. Klasifikasi TNM Kanker Payudara berdasarkan AJCC Cancer Staging Manual.(1,3,4)

Klasifikasi Definisi

Tumor primer

Tx Tumor primer tidak didapat

To Tidak ada bukti adanya tumor primer

Tis

Tis (DCIS) Tis (LCIS) Tis (paget)

Karsinoma in situ Duktal karsinoma in situ Lobular karsinoma in situ

Paget’s Disease tanpa adanya tumor T1

T1 mic T1a T1b T1c

Ukuran tumor < 2 cm Mikroinvasif > 0,1 cm Tumor > 0.1 – 0,5 cm Tumor > 0,5 - < 1 cm Tumor > 1 cm - < 2 cm T2 Tumor > 2 cm - < 5 cm

T3 Tumor > 5 cm

T4 Tumor dengan segala ukuran disertai dengan adanya perlekatan pada dinding thoraks atau kulit.

T4a Melekat pada dinding dada, tidak merusak M.

Pectoralis major.

T4b Edema (termasuk peau d’orange) atau ulserasi pada kulit, atau adanya nodul satelit pada payudara.

T4c Gabungan antara T4a dan T4b

(39)

T4d Inflamatory carcinoma Kelenjar Limfe Region (N)

Nx Kelenjar limfe region tidak didapatkan No Tidak ada metastasis pada kelenjar limfe

N1 Metastasis pada kelenjar aksila ipsilateral, bersifat mobile.

N2 Metastasis pada kelenjar limfe aksila ipsilateral, tidak dapat digerakkan (fixed).

N3 Metastasis pada kelenjar limfe infraclavikular, atau mengenai kelenjar mammae interna, atau kelenjar limfe supraclavicular.

Metastasis (M)

Mx Metastasis jauh tidak ditemukan

Mo Tidak ada bukti adanya metastasis

M1 Didapatkan metastasis yang telah mencapai organ

Tabel 2.2 Stadium klinis berdasarkan klasifikasi TNM kanker payudara berdasarkan AJCC Cancer Staging Manual.(1,3,4)

Stadium Ukuran tumor Metastasis kelenjar

limfe Metastasis jauh

0 Tis N0 M0

I TI N0 M0

IIa T0 NI M0

TI NI M0

T2 N0 M0

IIb T2 NI M0

T3 N0 M0

IIIa T0 N2 M0

TI N2 M0

T2 N2 M0

T3 NI, N2 M0

T4 N apapun M0

(40)

IV T apapun N apapun M1

5. Tanda dan Gejala

Gejala dari kanker payudara yang umum terjadi adalah terdapat benjolan pada payudara yang dikenali dengan melakukan perabaan dan sedikit tekanan. Pada beberapa kasus benjolan ini terasa nyeri tetapi ada juga yang tidak. Bentuk dan ukuran payudara mengalami perubahan. Keluarnya cairan dari puting susu selain ASI. Terjadi perubahan kondisi kulit payudara, misalnya berubah menjadi tebal, kasar, dan bersisik(18).

Pada kanker payudara juga dapat terjadi retraksi atau inversi putting susu dan pembesaran getah bening kelenjar kulit aksila. Sedangkan gambaran ditemukanya metastasis kanker payudara dapat di tandai dengan adanya hasil rontgen toraks abnormal dengan atau tanpa evusi pleura, peningkatan alkali fosfatase, kalsium, pindai tulang positif, dan nyeri tulang berkaitan dengan penyebaran ke tulang, dan tes fungsi hati abnormal.(18)

6. Pencegahan(1,4)

a. Pencegahan Primer :

(1) Promosi dan edukasi pola hidup sehat

(2) Menghindari faktor resiko (riwayat keluarga, tidak punya anak, tidak menyusui, riwayat tumor jinak sebelumnya, obesitas, kebiasaan makan tinggi lemak kurang serat, perokok aktif dan pasif, pemakaian obat hormonal selama >5 tahun)

(41)

b. Pencegahan Sekunder

(1) SADARI

(2) Pemeriksaan klinis payudara (CBE/Clinical Breast Examination), untuk menemukan benjolan ukuran kurang dari 1 cm.

(3) USG, untuk mengetahui batas-batas tumor dan jenis tumor.

(4) Mammografi, untuk menemukan adanya kelainan sebelum adanya gejala tumor dan adanya keganasan.

c. Pencegahan Tersier

(1) Pelayanan di RS (diagnosis dan pengobatan) (2) Perawatan paliatif.

(42)

G. Kerangka Teori

Gambar 2.2 Kerangka Teori A.Etiologi dan

Faktor resiko:

1. Faktor Diet 2. Faktor

reproduksi dan Hormon 3. Radiasi 4. Riwayat

Keluarga 5. Riwayat

tumor jinak.

KANKER PAYUDARA

B. Tanda dan Gejala C. Staging

D. Pencegahan

Primer : 1. Promosi dan Edukasi

2. Hindari faktor resiko

Sekunder:

1. SADARI 2. Pemeriksaan

klinis 3. USG

4. Mammografi

Tersier :

1. Diagnosis dan terapi 2. Paliatif

SADARI

Pengetahuan :

Pendidikan, pengalaman, usia, informasi,

lingkungan budaya.

Sikap :

Receiving, Responding, Valuing, Responsible.

PERILAKU:

Covert Behavior Overt Behavior

(43)

BAB III

KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep

Pada penelitian ini terdiri dari variabel bebas (independent) yaitu pengetahuan responden terhadap SADARI dan sikap responden terhadap SADARI. Dan variabel terikat (dependent) yaitu perilaku terhadap SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara. Kerangka konsep dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Pengetahuan Responden

terhadap SADARI

Perilaku responden terhadap SADARI Sikap Responden terhadap

SADARI

(44)

B. Hipotesis

HO: Tidak ada hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap perilaku SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara

Ha : Ada hubungan pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap perilaku SADARI sebagai upaya deteksi dini kanker payudara.

C. Definisi Operasional dan Kriteria Objektif

Definisi operasional adalah penjelasan semua variabel dan istilah yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian.

Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Independen dan Variabel Dependen No Variabel Definisi

Operasional

Cara Ukur dan Alat Ukur

Hasil Ukur Skala

1. Pengetahuan responden terhadap SADARI

Kemampuan responden untuk menjawab pertanyaan mengenai pemeriksaan payudara sendiri

Mengisi kuesioner, dalam kuesioner akan

diberikan 15 pertanyaan untuk mencakup pengetahuan SADARI dengan memberikan skoring 1 pada setiap jawaban yang benar,dan skoring 0 untuk

1.Baik Jika jawaban yang benar

≥ 80% (total skor ≥12) 2.Kurang jika jawaban yang benar

< 80%

(total skor

<12)

Ordinal

(45)

jawaban yang salah dipilih responden.

Total skor adalah 15.

2. Sikap responden terhadap SADARI

Sikap dalam penelitian ini adalah respon penerimaan atau penolakan, mendukung atau tidak mendukung terhadap SADARI.

Mengisi Kuisioner, dalam penilaian sikap responden diajukan 5 pertanyaan yang mewakili gambaran sikap dengan skoring 2 untuk

jawaban setuju, dan 1 untuk skoring jawaban tidak setuju, dan 0 untuk

responden yang menjawab tidak tahu.

sehingga skor tertinggi adalah 10.

1.Baik:

apabila skor yang

didapat

≥80% (total skor ≥8) 2.Kurang:

Apabila skor yang didapat

<80% (total skor < 8)

Ordinal

3. Perilaku terhadap SADARI

Perilaku adalah kemampuan responden dalam melakukan perilaku SADARI

Dengan mengisi kuisioner, responden diberikan 9 pertanyaan dengan skoring 4 untuk

jawaban sering, 3 untuk

1.Baik : jawaban benar ≥ 80% (total skor ≥29) 2.Kurang : jawaban yang benar

<80% (total skor < 29).

Ordinal

(46)

untuk jawaban pernah, 1 untuk

jawaban tidak pernah.

Sehingga didapatkan total skor 36

(47)

BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian survey analitik dengan pendekatan cross sectional study.

B. Obyek Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar Sulawesi Selatan pada bulan Desember 2015 – Januari 2016.

2. Populasi dan Sampel a. Populasi

Populasi diartikan sebagai sekumpulan unsur atau elemen yang menjadi obyek penelitian

(1) Populasi Target

Seluruh remaja putri di Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin

(2) Populasi Terjangkau

Seluruh remaja putri di SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin.

(48)

b. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang sengaja dipilih oleh peneliti untuk diamati, sehingga sampel ukurannya lebih kecil dibandingkan populasi dan berfungsi sebagai wakil dari populasi. Sampel dalam penelitian ini yang telah memenuhi kriteria inklusi.

C. Kriteria Seleksi

Kriteria seleksi terdiri dari kriteria inklusi dan kriteria eksklusi yang masing- masing memiliki pernyataan sebagai berikut:

(1) Kriteria Inklusi

(a) Remaja putri di SMA PPUM yang bersedia menjadi responden.

(b) Hadir pada saat penelitian dilakukan.

(2) Kriteria Eksklusi

(a) Remaja putri di SMA PPUM yang belum menstruasi

(b) Remaja putri di SMA PPUM yang tidak bersedia menjadi responden.

(c) Remaja putri di SMA PPUM yang tidak hadir pada saat penelitian dilakukan.

D. Besar Sampel

Untuk menentukan besar sampel yang dibutuhkan pada penelitian ini, peneliti menggunakan rumus sebagai berikut :

1 = 2 =(Zα 2 + Zβ P1Q1 − P2Q2) (P1 − P2)

(49)

Keterangan :

N = Jumlah sampel yang dibutuhkan

Zα = Deviat baku alfa pada derajat kepercayaan 95% yaitu sebesar 1,96. Kesalahan tipe I ditetapkan sebesar 5%, hipotesis dua arah Zβ = Deviat baku beta pada derajat kepercayaan 95% yaitu sebesar

1,645. Kesalahan tipe II ditetapkan sebesar 5%

P = Proporsi rata-rata ((P1+P2)/2)

P2 = Proporsi pada kelompok responden yang sudah diketahui nilainya yaitu 0,7% = 0,07 (Data riset Litbangkes Kementrian Kesehatan RI 2013)(11).

P1 - P2 = Selisih proporsi minimal yang dianggap bermakna yaitu 0,2.

Dengan demikian : P1 – P2 = 0,2

P2 = 0,07

Q2 = 1 - P2 = 1 – 0,07 = 0,93 P1 = 0,2 + P2 = 0,2 + 0,07 = 0,27 Q1 = 1 - P1 = 1 – 0,27 = 0,73

P = (P1+P2)/2 = (0,27+0,07)/2 = 0,17 Q = 1 - P = 1 – 0,17 = 0,83

Jadi,

1 = 2 =(Zα 2 + Zβ P1Q1 + P2Q2)

(50)

1 = 2 = (1,96 √2 0,17 0,83 + 1,645√0,27x0,73 + 0,07x0,93) (0,2)

1 = 2 =(1,96 √0,2822 + 1,645√0,2622) (0,2)

1 = 2 =(1,96 x 0,5312 + 1,645 x 0,512) (0,2)

1 = 2 =(1,041 + 0,842) (0,2) 1 = 2 = 88,62

Berdasarkan perhitungan rumus tersebut didapatkan besar sampel dalam penelitian ini adalah 89 orang.

E. Tekhnik Pengambilan Sampel

Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan tekhnik pengambilan sampel secara acak (random sampling) dengan cara pengambilan sampel secara acak sederhana (simple random sampling).

(51)

F. Alur Penelitian

Gambar 4.1 Alur Penelitian

Remaja putri SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin yang ditetapkan menjadi responden.

Informed consent

YA Tidak

Pengisian kuesioner

Pengumpulan dan pengolahan data dengan SPSS 21 for Windows

Skoring

Pengetahuan Sikap Perilaku

Baik Sedang Kurang

Permohonan izin penelitian ke Direktur Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin

(52)

G. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara langsung menggunakan instrument berupa kuesioner.

2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari data Tata Usaha di SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin.

3. Alat Pengumpulan Data

Instrumen dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner. Sebelum dilakukan pengambilan data dengan kuesioner, maka terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas, kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini telah diuji validitas dan reliabilitas.(9)

H. Pengolahan Data dan Penyajian data 1. Pengolahan Data

a. Editing

Editing bertujuan untuk meneliti kembali jawaban yang kurang lengkap menjadi lengkap. Editing dilakukan di lapangan sehingga bila terjadi kekurangan atau ketidaksengajaan kesalahan pengisian dapat segera dilengkapi atau disempurnakan. Editing dilakukan dengan cara memeriksa kelengkapan data, memperjelas serta melakukan pengolahan terhadap data yang dikumpulkan.

(53)

b. Coding

Pada tahapan ini dilakukan kode pada jawaban pertanyaan dalam kuisioner. Kegunaan koding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada saat memasukkan data.

c. Skoring

Memberikan nilai terhadap variable–variable dengan mengikuti ketentuan- ketentuan yang telah ditetapkan.

d. Tabulation

Pada tahapan ini data dihitung, melakukan tabulasi untuk masing-masing variable. Data dari mentah dilakukan penyesuaian data yang merupakan pengorganisasian data sedemikian rupa agar dengan mudah dapat dijumlah, disusun dan ditata untuk disajikan dan dianalisis.

e. Cleaning

Cleaning merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di memasukkan. Apakah ada kesalahan atau tidak. Kesalahan bisa saja terjadi pada saat memasukkan data ke komputer.

2. Penyajian data

Data disajikan dalam bentuk tabel dan dilengkapi dengan bentuk narasi untuk menjelaskan tabelnya. Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan komputerisasi program statistical package for the social science (SPSS) 21 for windows

(54)

I. Analisis Data 1. Analisa Univariat

Analisa univariate dilakukan terhadap tiap-tiap variabel penelitian yaitu untuk menganalisa pengetahuan dan sikap remaja putri terhadap SADARI sebagai variabel bebas dan Perilaku SADARI sebagai variabel terikat.

2. Analisa Bivariat

Analisa bivariate adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variable yang diduga berhubungan atau berkorelasi, kemudian untuk mengetahui hubungan antar variabel digunakan uji chi square. Dasar pengambilan hipotesis penelitian berdasarkan pada tingkat signifikan (nilai p), yaitu :

(1) Jika nilai p > 0,05 maka hipotesis penelitian ditolak (2) Jika nilai p ≤ 0,05 maka hipotesis penelitian diterima.

J. Etika Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan subyek penelitian pada remaja putri SMA yang berada di Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin. Untuk itu perlu mengajukan permohonan izin ke kantor Gubernur Makassar dan Direktur Pondok Pesantren serta kepala SMA yang terkait. Setelah itu peneliti menemui subyek yang akan di jadikan responden dengan terlebih dahulu menjelaskan masalah etik yang meliputi :

1. Lembar persetujuan menjadi responden (informed consent)

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan yang diberikan sebelum penelitian dilakukan. Lembar persetujuan akan diberikan pada remaja

(55)

putri yang menjadi subyek penelitian dan memberikan penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penelitian. Jika siswi bersedia, maka harus menandatangani lembar persetujuan menjadi responden. Apabila remaja putri tersebut tidak bersedia menjadi responden maka peneliti tetap menghormati hak-hak responden.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Nama responden tidak dicantumkan pada lembar pengumpulan data. Untuk mengetahui keikutsertaannya, lembar pengumpulan data hanya diberi inisial atau nomor kode tertentu.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

(56)

BAB V

HASIL PENELITIAN

A. Latar Belakang Tempat Penelitian 1. Sejarah

Pada 1 Muharram 1404 H bertepatan dengan tanggal 8 Oktober 1983 M, dilaksanakan acara pertukaran tanah wakaf, pihak ahli waris diwakili oleh Bapak Drs.H.Muh.Yusuf Kalla sedangkan pihak penerima oleh Pimpinan Wilayah

‘Aisyiyah Sulawesi Selatan diwakili oleh ibu Hj.St.Musyawarah Musa, S.H,M.S, yang juga sebagai ketua Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan pada saat itu. Acara tersebut disaksikan oleh para anggota Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Sulawesi Selatan, para ahli waris almarhumah Hj.Athirah Kalla, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Camat Biringkanaya dan sejumlah undangan.

Pada tahun 1984, berkat kerja keras dari panitia, maka di atas tanah wakaf ini, dimulai pembangunan sebuah Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Aisyiyah Wilayah Sulawesi Selatan. Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin ini berlokasi di Jln. Perintis Kemerdekaan Km 17, Kelurahan PAI kecamatan Biringkanaya Kota Makassar dengan luas tanah ± 2 hektar.

Pada tahun 1987, Pondok Pesantren ini mulai menerima santri baru dengan jumlah 17 orang.

(57)

Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin ini telah dipimpin oleh tiga orang direktur.

1. Pertama, dipimpin oleh Ibu Dra. Hj. Ramlah Aziez , dari tahun 1987 - 1988.

2. Kedua, dipimpin oleh Al-Ustadz KH. Abdul Malik Ibrahim dari tahun 1988 - 31 Mei 2001.

3. Ketiga, dipimpin oleh Drs. K.H. Jalaluddin Sanusi dari tahun 2001 hingga saat ini.

2. Visi dan Misi a. Visi

Unggul dalam ketaqwaan, intelektualitas, kemandirian dan kepeloporan dalam amar ma’ruf nahi mungkar yang berlandaskan pada Al-qur’an dan As Sunnah.

b. Misi

(1) Menerapkan manajemen yang demokratis, transparan dan partisipatif (2) Melaksanakan pembelajaran secara integrative, efektif, efisien,

kontekstual, inovatif dan menyenangkan.

(3) Meningkatkan komitmen dan tanggung jawab peserta didik dalam melaksanakan amar ma’ruf nahi mungkar.

(4) Meningkatkan profesionalisme seluruh tenaga pendidik dan kependidikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

(58)

(5) Mengembangkan life skill dan vocational skill peserta didik secara integrative.

(6) Mengembangkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai penopang pembelajaran dan administrasi di sekolah.

B. Hasil Analisis 1. Analisis Univariat

Pada Analisis univariat akan ditampilkan table distribusi frekuensi dari masing-masing variable yang diteliti dan juga hasil dari analisis tersebut. Pada penelitian ini responden penelitian adalah remaja putri SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin Makassar.

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Umur responden.

Usia Jumlah (n) Persentase (%)

< 17 tahun 31 34,8

≥ 17 tahun 58 65,2

Total 89 100,0

Sumber : data primer, 2016

Berdasarkan table 5.1 diatas distribusi data berdasarkan usia responden pada penelitian ini melibatkan 89 remaja putri SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin. Sebagian besar responden berusia ≥ 17 tahun sebanyak 58 responden (65,2%), dan 31 responden (34,8%) berada pada usia <17 tahun.

(59)

Table 5.2 Distribusi Pengetahuan remaja putri SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin terhadap Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI)

Pengetahuan Jumlah (n) Persentase (%)

Baik 21 23,6

Kurang 68 76,4

Total 89 100,0

Sumber : Data Primer,2016

Berdasarkan table 5.2 diatas responden pada penelitian ini melibatkan 89 responden remaja putri SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin.

Sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang kurang terhadap perilaku SADARI yaitu sebanyak 68 responden (76,4%) dan sebanyak 21 responden (23,6%) dengan pengetahuan yang baik terhadap perilaku SADARI.

Table 5.3 Distribusi Sikap remaja putri SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin terhadap Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI)

Sikap Jumlah (n) Persentase (%)

Baik 72 80,9

Kurang 17 19,1

Total 89 100,0

Sumber : Data Primer,2016

Berdasarkan table 5.3 responden pada penelitian ini melibatkan 89 responden remaja putri SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin yaitu sebagian

(60)

72 responden (80,9%) dan sebanyak 17 responden (19,1%) memiliki sikap yang kurang terhadap SADARI.

Table 5.4 Distribusi Perilaku remaja putri SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin terhadap Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI)

Perilaku Jumlah (n) Persentase (%)

Baik 7 7,9

Kurang 82 92,1

Total 89 100,0

Sumber : Data Primer,2016

Berdasarkan table 5.4 diatas responden pada penelitian ini melibatkan 89 responden remaja putri SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin yaitu sebagian besar responden memiliki perilaku yang kurang tentang SADARI yaitu sebanyak 82 responden (92,1%) dan yang memiliki perilaku yang baik tentang SADARI sebanyak 7 responden (7,9%).

2. Analisis Bivariat

Analisis bivariat digunakan untuk melihat hubungan antara variable independen dan dependen dengan menggunakan analisis uji chi square. Melalui uji tersebut akan diperoleh nilai P, dengan tingkat kemaknaan sebesar 0,05. Jika didapatkan nilai P ≤0,05 berarti H0ditolak dan Ha diterima, jika didapatkan nilai P >0,05 berarti H0 diterima dan Ha ditolak.

(61)

Table 5.5 Hubungan Pengetahuan remaja putri SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin terhadap Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI)

Pengetahuan remaja putri SMA PPUM

Perilaku dengan SADARI

Total P Value (α = 0,05) Baik Kurang

N % N % N %

Baik 2 9,5 19 90,5 21 100,0 0,666 Kurang 5 7,4 63 92,6 68 100,0

Total 7 7,9 82 92,1 89 100,0 Sumber : Data Primer, 2016

Dari table 5.5 didapatkan distribusi perilaku SADARI kurang paling banyak ditemukan pada responden yang memiliki pengetahuan kurang yaitu sebanyak 63 responden (92,6%) dari 82 responden (92,1%), dan 19 responden lainnya (90,5%) memiliki pengetahuan yang baik tentang SADARI. Sedangkan perilaku SADARI baik dengan pengetahuan baik sebanyak 2 responden (9,5%) dari 7 responden (7,9%) dan 5 responden lainnya (7,4%) memiliki pengetahuan yang kurang.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji alternatif chi-square (fisher’s exact test) didapatkan p-value= 0,666 nilai lebih dari α (0,05) maka H0

diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat hubungan pengetahuan remaja putri terhadap perilaku SADARI di SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin.

(62)

Table 5.6 Hubungan Sikap remaja putri SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin terhadap Perilaku Periksa Payudara Sendiri (SADARI) Sikap

remaja putri SMA PPUM

Perilaku dengan SADARI

Total P Value (α = 0,05) Baik Kurang

N % N % N %

Baik 5 6,9 67 93,1 72 100,0 0,615 Kurang 2 11,8 15 88,2 17 100,0

Total 7 7,9 82 92,1 89 100,0 Sumber : Data Primer, 2016

Dari table 5.6 didapatkan distribusi perilaku SADARI kurang paling banyak ditemukan pada responden yang menunjukkan sikap baik yaitu sebanyak 67 responden (93,1%) dari 82 responden (92,1%), dan 15 responden lainnya (88,2%) bersikap kurang tentang SADARI. Sedangkan perilaku SADARI baik dengan sikap baik sebanyak 5 responden (6,9%) dari 7 responden (7,9%) dan 2 responden lainnya (11,8%) memiliki sikap yang kurang terhadap SADARI.

Berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji alternatif chi-square (fisher’s exact test) didapatkan p-value= 0,615 nilai lebih dari α (0,05) sehingga H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat hubungan sikap remaja putri terhadap perilaku SADARI di SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin.

(63)

BAB VI

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin didapatkan sampel sebanyak 89 responden sesuai dengan rumus besar sampel. Data karakteristik responden berdasarkan usia pada tabel 5.1 didapatkan paling banyak pada usia ≥ 17 tahun yaitu sebanyak 58 responden (65,2%).

Menurut Hendra (2008) ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, salah satu faktor tersebut adalah faktor usia. Makin tua umur seseorang maka proses-proses perkembangan mental bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti ketika berumur belasan tahun.(14)Hal tersebut sejalan dengan penelitian ini karena pada penelitian ini umur responden masih terbilang belasan tahun dan responden masih dalam kategori remaja.

Faktor usia pada penelitian ini tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perbedaan pengetahuan antara responden yang memiliki usia ≥17 tahun dengan responden yang memiliki usia <17 tahun. Karena pada dasarnya seorang remaja masih dalam tahap pertumbuhan dan perkembangan yang akan tumbuh kearah kematangan. Baik kematangan fisik, sosial maupun psikologis.

Berdasarkan tabel 5.2 sebagian besar responden memiliki pengetahuan yang

(64)

pengetahuan adalah hasil dari tahu, ini terjadi setelah seseorang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan melalui panca indera manusia adalah indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba.(12)

Pada penelitian ini informasi menjadi faktor yang sangat berpengaruh terhadap pengetahuan remaja putri terhadap SADARI. Informasi yang di dapatkan dari sekolah hanya yang berkaitan dengan pelajaran keislaman dan pelajaran sekolah seperti pada umumnya, walaupun sekolah telah membentuk kader kesehatan yang didalamnya terdiri dari siswi-siwi itu sendiri namun masih perlu kiranya para guru, wali asrama, pembina sekolah, dan seluruh jajaran pimpinan pesantren yang terkait untuk memberikan pengetahuan dan penyuluhan terkait dengan kesehatan reproduksi kepada siswinya khususnya kesehatan tentang organ payudara dan cara mendeteksi dini kanker payudara.

Pengetahuan tentang kesehatan ini sangat dianjurkan mengingat sekolah ini merupakan sekolah asrama, dimana kehidupan remaja putri ini 24 jam berada di Pesantren. Sehingga para guru. pembina asrama memiliki peran yang sangat penting sebagai pengganti peran orang tua bagi remaja putri di Pesantren.

Berdasarkan tabel 5.3 sebagian besar responden bersikap baik tentang SADARI yaitu sebanyak 72 responden (80,9%). Dan pada tabel 5.4 untuk perilaku terhadap SADARI sebagian besar responden berperilaku kurang yaitu sebanyak 82 responden (92,1%).

Pada tabel 5.5 berdasarkan hasil analisis dengan menggunakan uji alternatif chi-square (fisher’s exact test) didapatkan p-value= 0,666 nilai lebih dari α (0,05)

(65)

maka H0 diterima dan Ha ditolak, artinya tidak terdapat hubungan pengetahuan remaja putri terhadap perilaku SADARI di SMA Pondok Pesantren Puteri Ummul Mukminin.

Hal ini sejalan dengan penelitian sebelumnya, karya Sari dan Mahyar yang berjudul faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) pada siswa SMAN 62 Jakarta tahun 2012. Berdasarkan hasil uji statistik diperoleh nilai p = 1,000 . Lebih dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan perilaku SADARI pada siswa SMAN 62 Jakarta tahun 2012. Nilai odds rasio tidak bisa dihitung dikarenakan frekuensi responden yang berpengetahuan kurang dan berperilaku positif bernilai 0 (tidak ada).(19)

Hasil penelitian karya Arini dengan judul hubungan tingkat pengetahuan dan sikap tentang SADARI terhadap perilaku SADARI di MA KMI Diniyah Putri Padang Panjang tahun 2011. Hasil penelitian tersebut didapatkan pada uji statistic nilai P value sebesar 0,100, nilai p lebih besar dari α 5% (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Arini sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang SADARI terhadap perilaku SADARI.(9)

Dalam hal ini, WHO dan para ahli pendidikan kesehatan telah melakukan study yang hasilnya telah terungkap bahwa memang benar pengetahuan masyarakat tentang kesehatan sudah tinggi, tetapi praktik mereka masih rendah.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memenuhi persyaratan mencapai gelar Sarjana Kedokteran Hewan (SKH), penulis melakukan penelitian dan membuat suatu karya tulis dengan judul “ Respon Imun Anak Babi

Kabupaten Kutai Kartanegara memiliki penduduk yang cukup besar yaitu mencapai sekitar 687.500 jiwa pada tahun 2014 (BPS dan Bappeda Kukar, 2013). Dari jumlah tersebut tidak kurang

Desa Bayansari dihuni kurang lebih 3188 jiwa, yang terdiri dari 1690 laki-laki dan 1498 perempuan dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 913 KK. Pada saat ini warga telah

Jumlah PSK yang ada dilokalisasi Desa Pancur ini mencapai kurang lebih 42 Jiwa, yang terbagi dalam 2 kategori, pekerja seks yang berada dibawah naungan mucikari dan

Dari hasil penelitian yang peneliti peroleh, data dari jumlah santri di Pondok Pesantren Mambaul Ma’arif Denanyar Jombang pada tahun 2018 mencapai 2051 santri, dari

Dalam melaksanakan masa kenormalan baru ini santri di pesantren juga harus turut serta berperan aktif dan menaati protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh pemerintah agar

Data terakhir yang dilansir oleh Direktorat Jendral Pendidikan Islam kementrian Agama RI jumlah santri Pondok Pesantren di 33 provinsi di seluruh Indonesia mencapai 3,65 juta yang

Jumlah sampel sebenarnya yang digunakan adalah 29 responden akan tetapi pada saat dilakukan penelitian ada kebijakan baru dari pondok pesantren untuk membatasi jumlah santri putri yang