`
.
pelaku usaha. Demikian pula dalam tulisan ini kedua istilah tersebut dipergunakan dalam pengertian yang sama. (Abd. Haris, 2016:22)
Pasal 1 angka (3) UUPK bahwa pelaku usaha adalah :
“Setiap orang perseorangan atau badan usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun yang tidak berbadan hukum yang didirikan dan berkedudukan atau melakukan kegiatan dalam wilayah hukum Negara Republik Indonesia, baik sendiri maupun bersama-sama melalui perjanjian menyelenggarakan kegiatan dalam berbagai bidang ekonomi”
Pengertian pelaku usaha dalam Pasal 1 angka (3) UUPK cukup luas.
Cakupan luasnya pengertian pelaku usaha dalam UUPK tersebut memiliki persamaan dengan pengertian pelaku usaha dalam masyarakat eropa terutama Negara Belanda, bahwa yang dikualifikasikan sebagai produsen adalah pembuat produk jadi (finished product), penghasil bahan baku, pembuat suku cadang, setiap orang menampakkan dirinya sebagai produsen, dengan jalan mencantumkan namanya, tanda pengenal tertentu, atau tanda lainnya yang membedakan pada produk tertentu, atau tanda lainnya yang membedakan pada produk tertentu.
(www.perlindungankonsumen.com akses pada tanggal 15 Desember 2016)
Bila ditelusuri subtansi dari Pasal 1 angka (3) UUPK maupun Pasal 1 angka (5) UUPK maka tampak bahwa keduanya berlaku baik bagi pelaku usaha ekonomi kuat, maupun pelaku usaha ekonomi lemah. Terkait dengan hal tersebut, maka Sutan Remy Syahdeini mengatakan bahwa pelaku usaha
13