PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN SAHAM, LEVERAGE, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP VOLATILITAS
HARGA SAHAM
( Studi Kasus pada Perusahaan dalam Indeks LQ 45 yang Terdaftar di BEI Tahun 2010 - 2014 )
SKRIPSI
Oleh :
NI MADE AYU KRISNA DEWI NIM : 1215351045
PROGRAM EKSTENSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA DENPASAR
i
PENGARUH VOLUME PERDAGANGAN SAHAM, LEVERAGE, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP VOLATILITAS
HARGA SAHAM
( Studi Kasus pada Perusahaan dalam Indeks LQ 45 yang Terdaftar di BEI Tahun 2010 - 2014 )
SKRIPSI
Oleh :
NI MADE AYU KRISNA DEWI NIM : 1215351045
Skripsi ini ditulis untuk memenuhi sebagian persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
di Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
ii
Skripsi ini telah diuji oleh tim penguji dan disetujui oleh pembimbing, serta diuji
pada tanggal : 01 Maret 2016
Tim Penguji: Tanda tangan
1. Ketua : Dr. I Gde Ary Wirajaya, SE., M.Si, Ak. ………
2. Sekretaris : Dr. I Gst Ngr Agung Suaryana, SE., M.Si, Ak. ………
3. Anggota : Naniek Noviari, SE., M.Si, Ak. ………
Mengetahui,
Ketua Jurusan Akuntansi Pembimbing
iii
PERNYATAAN ORISINILITAS
Saya menyatakan dengan sebenarnya sepanjang pengetahuan saya, di dalam naskah skripsi ini tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi dan tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila ternyata di dalam naskah skripsi ini dapat dibuktikan terdapat unsur-unsur plaginasi, saya bersedia diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Denpasar, Maret 2016 Mahasiswa
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat rahmat-Nya, skripsi yang berjudul “ Pengaruh Volume Perdagangan Saham, Leverage, dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Volatilitas Harga Saham” dapat diselesaikan sesuai dengan yang direncanakan. Pada kesempatan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Dr. I Nyoman Mahaendra Yasa, SE., M.Si, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
2. Prof. Dr. Ni Nyoman Kerti Yasa, SE., M.Si, selaku Pembantu Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
3. Dr. A.A.G.P. Widanaputra, SE., M.Si., Ak., selaku Ketua Jurusan dan Bapak Dr. I Dewa Nyoman Badera, SE., M.Si, Ak., selaku Sekertaris Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 4. Drs. I Ketut Suardika Natha, M.Si., selaku Ketua Program Ekstensi
5. Drs. I Made Jember, M.Si., selaku Sekretaris Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
6. Ni Gusti Putu Wirawati, SE., M.Si., selaku Koordinator Jurusan Akuntansi Program Ekstensi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana. 7. Ketut Prof. Dr. I Wayan Ramantha, SE., MM, Ak.,CPA selaku Pembimbing
Akademik yang membimbing dan selalu memberi dukungan untuk kemajuan penulis.
8. Dr. I Gst Ngr Agung Suaryana, SE., M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing atas waktu, bimbingan, masukan serta motivasinya selama penyelesaian skripsi ini.
9. Dr. I Gde Ary Wirajaya, SE., M.Si, Ak, selaku Dosen Pembahas dan Penguji atas bimbingan dan masukan untuk kesempurnaan skripsi ini. 10.Keluarga tercinta Bapak, Ibu, Kakak, Adik yakni Ni Putu Linda Silvia
v
hentinya selama menempuh studi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana.
11.Teman-teman lainnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, yang selama ini telah banyak memberikan dukungan dan motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
12.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan motivasi dan perhatian sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak. Meskipun demikian, penulis tetap bertanggung jawab terhadap semua isi skripsi. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak yang berkepentingan.
Denpasar, Maret 2016
vi
Judul: Pengaruh Volume Perdagangan Saham, Leverage, dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Volatilitas Harga Saham (Studi Kasus pada Perusahaan dalam Indeks LQ 45 yang Terdaftar di BEI Tahun 2010 - 2014)
Nama : Ni Made Ayu Krisna Dewi NIM : 1215351045
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh volume perdagangan saham, leverage, dan tingkat suku bunga terhadap volatilitas harga saham. Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia dengan memilih sampel perusahaan yang terdaftar dalam indeks LQ 45 pada tahun 2010 sampai 2014. Populasi dalam penelitian ini sebanyak 45 perusahaan dan jumlah sampel sebanyak 18 perusahaan dipilih dengan melewati tahap purposive sampling, sehingga jumlah sampel pengamatan selama 5 tahun menjadi 90 sampel. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu regresi linier berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa volume perdagangan saham berpengaruh positif terhadap volatilitas harga saham karena informasi yang diterima oleh pelaku pasar berasal dari volume pergadangan saham. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi volume perdagangan saham maka semakin tinggi volatilitas harga saham sedangkan leverage dan tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap volatilitas harga saham.
vii DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN ... ii
PERNYATAAN ORISINILITAS ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
ABSTRAK ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR ... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian ... 7
1.3 Tujuan Penelitian ... 7
1.4 Kegunaan Penelitian... 8
1.5 Sistematika Penulisan ... 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep ... 10
2.1.1 Teori Sinyal (Signalling Theory) ... 10
2.1.2 Pengertian Pasar Modal... 11
2.1.3 Saham ... 11
2.1.4 Harga Saham ... 12
2.1.5 Volatilitas Harga Saham ... 13
2.1.6 Volume Perdagangan Saham ... 14
2.1.7 Leverage ... 15
2.1.8 Tingkat Suku Bunga ... 16
2.1.9 Indeks LQ 45 ... 17
2.2 Hipotesis Penelitian ... 17
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 20
3.2 Lokasi Penelitian ... 21
3.3 Objek Penelitian ... 21
3.4 Identifikasi Variabel ... 21
3.5 Definisi Operasional Variabel ... 22
3.6 Jenis dan Sumber Data ... 24
3.7 Populasi, Sampel dan Metode Penentuan Sampel ... 25
3.8 Metode Pengumpulan Data ... 26
3.9 Teknik Analisis Data ... 27
3.9.1 Statistik Deskriptif ... 27
3.9.2 Uji Asumsi Klasik ... 27
3.9.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 29
3.9.4 Koefisien Determinasi (R2) ... 30
3.9.5 Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 31
viii
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
4.1 Statistik Deskriptif ... 32
4.2 Uji Asumsi Klasik ... 34
4.2.1 Uji Normalitas ... 34
4.2.2 Uji Multikolinearitas ... 35
4.2.3 Uji Autokolerasi ... 35
4.2.4 Uji Heteroskedastisitas ... 36
4.3 Analisis Regresi Linier Berganda ... 37
4.4 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 38
4.5 Uji Kelayakan Model (Uji F) ... 38
4.6 Uji Hipotesis (Uji t) ... 39
4.7 Pembahasan Hasil Penelitian ... 40
4.7.1 Pengaruh Volume Perdagangan Saham Terhadap Volatilitas Harga Saham ... 40
4.7.2 Pengaruh Leverage Terhadap Volatilitas Harga Saham ... 41
4.7.3 Pengaruh Tingkat Suku Bunga Terhadap Volatilitas Harga saham ... 42
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 43
5.2 Saran ... 44
DAFTAR RUJUKAN ... 45
ix
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
3.1 Sampel Penelitian ... 26
4.1 Hasil Statistik Deskriptif ... 32
4.2 Hasil Uji Normalitas ... 34
4.3 Hasil Uji Multikolonearitas ... 35
4.4 Hasil Uji Autokolerasi ... 36
4.5 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 36
x
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Halaman
xi
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Halaman
1. Perusahaaan Sampel dalam Indeks LQ 45 Tahun 2010-2014 ... 53
2. Data Volatilitas Harga Saham Tahun 2010 - 2014 ... 54
3. Data Volume Perdagangan Saham Tahun 2010 - 2014 ... 57
4. Data Leverage Tahun 2010 - 2014 ... 60
5. Data Tingkat Suku Bunga SBI Tahun 2010 - 2014 ... 63
6. Statistik Deskriptif Data Uji ... 66
7. Uji Normalitas ...66
8. Uji Multikolinearitas... 67
9. Uji Autokolerasi ... 67
10.Uji Heterokedastisitas ... 67
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Perusahaan yang go public menambahkan dananya dalam pengembangan bisnisnya dapat diperoleh melalui penerbitan sekuritas di pasar modal (Ang, 2007:
324). Pasar modal (capital market) merupakan tempat bertemunya penawaran dengan permintaan surat berharga (Sunariyah, 2006:5). Tujuan pasar modal di Indonesia adalah untuk mengarahkan dana dari masyarakat agar dapat disalurkan ke
sektor-sektor yang lebih produktif, serta ikut mewujudkan pemerataan pendapatan melalui kepemilikan saham-saham perusahaan (Suad, 2006:46).
Saham (stocks) adalah surat tanda bukti kepemilikan bagian modal suatu perusahaan. Harga saham sangat dipertimbangkan oleh investor karena merupakan
standar pengukuran kinerja perusahaan, sehingga emiten berusaha menjaga prestasinya serta terus-menerus berusaha memperbaiki kinerjanya yang dapat mempengaruhi return saham (Anggana, 2013). Para investor dalam berinvestasi
membutuhkan informasi yang tersedia seperti kinerja perusahaan, resiko yang dihadapi investor dan faktor yang mempengaruhi harga saham yang akan digunakan
2
Pihak pembeli saham menghendaki kenaikan harga saham setelah pembelian
saham dan pihak penjual saham menghendaki penurunan harga saham setelah penjualan saham. Hal tersebut dapat menyebabkan fluktuasi harga saham. Fluktuasi
atau naik turunnya harga saham dapat dilihat dengan volatilitas (Firmansyah, 2006). Volatilitas harga saham adalah naik turunnya harga saham yang dipengaruhi oleh informasi di pasar modal.
Meningkatnya volatilitas harga saham berarti kemungkinan naik atau turunnya harga saham juga semakin besar (Sova, 2013). Terjadinya volatilitas harga saham
karena masuknya informasi baru ke dalam pasar atau bursa. Pada pasar yang efisien, tingkat harga akan melakukan penyesuaian dengan cepat sehingga harga yang terbentuk mencerminkan informasi baru (Anton, 2006). Volatilitas saham menjadi
perhatian pelaku pasar untuk menentukan strategi yang tepat dalam berinvestasi.
Teori sinyal atau signalling theory menekankan bahwa informasi dari
perusahaan dapat direspon berbeda oleh investor, yang dapat mempengaruhi volatilitas harga saham. Harga akan naik apabila terjadi kelebihan permintaan dan akan turun apabila terjadi kelebihan penawaran (Madhavan dan Richardson, 1997).
Informasi yang lengkap, akurat, relevan, dan tepat waktu sangat dibutuhkan oleh investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan investasi.
Informasi yang dipublikasikan sebagai suatu pengumuman akan memberikan sinyal bagi investor terkait keputusan investasi. Teori sinyal dikembangkan dalam literatur
3
umumnya mempunyai informasi yang lebih baik daripada investor tentang kondisi
perusahaan saat ini dan prospeknya di masa mendatang.
Menurut Brigham dan Huston (2001:439) Sinyal merupakan suatu tindakan
yang diambil manajemen perusahaan yang memberikan petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen memandang prospek perusahaan. Signalling theory mengungkapkan bahwa bagaimana seharusnya sebuah perusahaan memberikan sinyal
kepada pengguna laporan keuangan. Teori ini juga didukung oleh Herlina (2013) menyatakan bahwa informasi dari perusahaan dapat direspon positif atau negatif oleh
investor, yang dapat mempengaruhi volatilitas harga saham.
Informasi yang mengandung nilai positif diharapkan agar pasar bereaksi pada waktu pengumuman tersebut diterima oleh pasar. Reaksi pasar ditunjukkan oleh
perubahan volume perdagangan saham. Volume perdagangan saham adalah banyaknya lembaran saham suatu emiten yang diperjualbelikan dipasar modal dengan
tingkat harga yang disepakati oleh pihak penjual dan pembeli saham (Wiyani, 2005).
Pelaku pasar menginterpretasikan dan menganalisis informasi sebagai sinyal baik dan sinyal buruk pada saat informasi diumumkan dan pelaku pasar sudah
menerima informasi tersebut. Jika informasi tersebut dianggap sinyal baik, maka terjadi perubahan pada volume perdagangan saham berupa peningkatan volume,
4
dimasa mendatang sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan saham,
maka pasar akan bereaksi melalui perubahan volume perdagangan saham. Salah satu jenis informasi yang dikeluarkan oleh perusahaan yang dapat menjadi sinyal bagi
pihak diluar perusahaan, terutama bagi pihak investor adalah laporan keuangan tahunan perusahaan.
Menurut penelitian Jones et al. (1994) menunjukkan bahwa volume
perdagangan saham berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Penelitian ini juga didukung oleh Chan dan Fong (2000), Huang (2002), Mamoon (2007) dan Hugida
(2011) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa volume perdagangan berpengaruh terhadap volatilitas harga saham. Sedangkan penelitian Wiyani (2005) dan Cheng et al. (2001) menunjukkan bahwa volume perdagangan saham tidak berpengaruh
terhadap volatilitas harga saham.
Informasi yang diungkapkan dalam laporan tahunan dapat berupa informasi
akuntansi yaitu informasi yang berkaitan dengan laporan keuangan dan informasi non-akuntansi yaitu informasi yang tidak berkaitan dengan laporan keuangan (Sudana, 2011:7). Laporan tahunan hendaknya memuat informasi yang relevan dan
mengungkapkan informasi yang dianggap penting untuk diketahui oleh pengguna laporan baik pihak dalam maupun pihak luar (Fahmi, 2011:28). Salah satu informasi
yang terdapat dalam laporan keuangan tahunan dapat berupa leverage rasio yang dapat menjadi pertimbangan investor dalam menginvestasikan dananya. Leverage
5
perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan oleh berapa
bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang (Riyanto, 1995:331). Penelitian yang dilakukan oleh Suroto (2012), Devi (2012) dan Sova (2013)
menunjukkan bahwa volatilitas harga saham dipengaruhi oleh leverage. Penelitian yang dilakukan Ferdianto (2014), Riya (2013), dan Lilik (2013) menunjukkan hasil yang berbeda, bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap volatilitas harga saham.
Tingkat suku bunga SBI salah satu indikator yang dapat memberikan sinyal baik atau buruk bagi investor. Semakin besar beban bunga yang harus dibayar
perusahaan yang pada akhirnya akan memepengaruhi besar kecilnya laba bersih yang diterima. Tingkat suku bunga merupakan faktor penting dalam mengambil suatu keputusan untuk berinvestasi atau tidak berinvestasi di masa depan, tingkat suku
bunga mempunyai pengaruh terhadap pasar modal (Erawati, 2002). Menurut Anna (2012), tingkat bunga adalah tingkat yang dibebankan atau dibayar untuk penggunaan
uang atau biaya pinjaman. Terjadinya peningkatan suku bunga mengakibatkan investasi akan mengalami suatu penurunan dan begitu sebaliknya, apabila suku bunga turun sehingga investasi akan mengalami suatu peningkatan hal ini dikarenakan biaya
dari investasi mengalami penurunan (Ernita, 2013).
Suku bunga SBI merupakan instrumen keuangan yang diterbitkan oleh Bank
Indonesia (BI) untuk mengontrol peredaran uang di masyarakat dengan menggunakan acuan suku bunga BI (Rismawati, 2013). Perubahan tingkat suku bunga akan
6
umum perubahan suku bunga SBI dapat mempengaruhi suku bunga deposito dan
suku bunga kredit di masyarakat (Amin, 2012). Pendapat ini didukung oleh Dritsaki (2003), Venkates (2012) dan Mulyono (2000) dalam penelitiannya menunjukkan
bahwa suku bunga berpengaruh terhadap volatilitas harga saham, pada saat suku bunga naik investor cenderung lebih banyak menjual saham, sehingga hal ini akan meningkatkan volatilitas harga sahamnya. Sedangkan, penelitian Thobarry (2009),
Mayasari (2011) dan Nurfadillah (2011) menunjukkan bahwa tingkat suku bunga tidak berpengaruh terhadap volatilitas harga saham.
Informasi - informasi yang diperlukan oleh para investor tersebut terdapat pada BEI (Bursa Efek Indonesia) atau IDX (Indonesian Stock Exchange). Informasi menjadi kebutuhan dasar bagi investor terkait dalam pengambilan keputusan
investasi, perusahaan akan mengeluarkan informasi kinerja keuangannya untuk memudahkan para investor dalam pengambilan keputusan investasi. Dalam BEI
terdapat 45 perusahaan yang disebut dengan indeks LQ45. Indeks LQ45 adalah gabungan saham-saham yang dikategorikan sebagai saham unggulan yang terdiri dari 45 emiten dengan likuiditas tertinggi, yang dipilih berdasarkan kriteria pemilihan.
Berdasarkan latar belakang diatas terdapat persamaan dan perbedaan beberapa penelitian terdahulu yang telah diuraikan diatas menunjukkan hasil yang tidak
konsisten. Terdapat perbedaan hasil penelitian antara beberapa peneliti dengan variabel yang sama, hal ini menyebabkan ketertarikan penulis untuk meneliti lebih
7
pengaruhnya terhadap volatilitas harga saham. Penelitian ini akan menggunakan
saham-saham yang aktif sebagai sampel penelitian yaitu mengambil sampel dari perusahaan dalam Indeks LQ 45 yang terdaftar di BEI tahun 2010-2014. Sehingga penelitian ini berjudul “pengaruh volume perdagangan saham, leverage, dan tingkat
suku bunga terhadap volatilitas harga saham”.
1.2. Rumusan Masalah Penelitian
Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah dijelaskan sebelumnya, maka rumusan masalah untuk penelitian ini adalah:
1) Apakah volume perdagangan saham berpengaruh terhadap volatilitas harga saham?
2) Apakah leverage berpengaruh terhadap volatilitas harga saham?
3) Apakah tingkat suku bunga berpengaruh terhadap volatilitas harga saham?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dinyatakan, maka
tujuan penelitian ini adalah:
1) Untuk mengetahui pengaruh volume perdagangan saham terhadap volatilitas harga saham.
2) Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap volatilitas harga saham.
3) Untuk mengetahui pengaruh tingkat suku bunga terhadap volatilitas harga
8 1.4. Kegunaan Penelitian
1) Kegunaan Teoritis
Penelitian ini memberikan bukti empiris bahwa teori sinyal dapat memberikan
sinyal atau informasi kepada investor mengenai pengaruh volume perdagangan saham, leverage, dan tingkat suku bunga terhadap volatilitas harga saham.
2) Kegunaan Praktis
Penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi investor sebagai
bahan pertimbangan untuk pengambilan keputusan investasi di pasar modal serta dapat berguna sebagai bahan referensi atau perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
1.5. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari lima bab. Secara garis besar, isi dari masing - masing bab dijelaskan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dikemukakan mengenai latar belakang masalah, rumusan
9
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan mengenai landasan teori dan konsep yang berkaitan dengan pembahasan masalah yang dapat digunakan sebagai dasar acuan
penelitian, pembahasan hasil penelitian sebelumnya yang relevan dengan skripsi ini, hipotesis penelitian dan kerangka pemikiran.
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini dikemukakan mengenai metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini, yang meliputi lokasi penelitian atau ruang lingkup
wilayah penelitian, obyek penelitian, identifikasi variabel, definisi operasional variabel, jenis dan sumber data, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, serta teknik analisis data yang
digunakan.
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan mengenai karakteristik sampel, deskripsi variabel
penelitian, hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian berdasarkan teknik analisis data yang digunakan.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
10 BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1Teori Sinyal (Signalling Theory)
Menurut Wolk, et al. (2004:5) teori sinyal menjelaskan alasan perusahaan
menyajikan informasi atas laporan keuangan untuk pasar modal. Teori sinyal mengemukakan tentang bagaimana seharusnya perusahaan memberikan sinyal-sinyal pada pengguna laporan keuangan. Sinyal yang diungkapkan oleh perusahaan dalam
laporan keuangan akan dapat mempengaruhi investor terkait dalam pengambilan keputusan investasi. Teori sinyal menyebutkan bahwa informasi dari perusahaan dapat direspon positif atau negatif oleh investor, yang dapat mempengaruhi volatilitas
harga saham (Herlina, 2013). Informasi volatilitas harga saham merupakan sinyal mengenai harga saham di masa yang akan datang, jika informasi tersebut
menguntungkan bagi investor, maka informasi tersebut digunakan oleh investor sebagai acuan untuk mengambil keputusan saat berinvestasi.
Reaksi pasar ditunjukkan dengan perubahan volume perdagangan saham. Pada saat informasi diumumkan, serta semua pelaku pasar sudah menerima informasi tersebut, maka pelaku pasar terlebih dahulu menganalisis dan menginterpretasikan
11
perusahaan, investor maupun calon investor, yang dimana perusahaan diuntungkan
karena perusahaan akan dinilai oleh investor dan calon investor dengan adil, sesuai dengan kinerja perusahaan tersebut. Investor diuntungkan dengan adanya
pengurangan atas asimetri informasi, dan investor dapat memutuskan ke mana investor akan menyalurkan dananya.
2.1.2Pengertian Pasar Modal
Pasar modal merupakan sarana pendanaan bagi perusahaan maupun pemerintah dan sarana bagi kegiatan berinvestasi. Pada dasarnya, pasar modal merupakan pasar untuk berbagai instrument keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik
dalam bentuk hutang, ekuitas (saham), maupun instrumen lainnya (Darmadji, 2008:33). Pasar modal mempunyai dua fungsi yaitu fungsi ekonomi dan fungsi
keuangan (Suad, 2006:4). Pasar modal menyediakan fasilitas untuk memindahkan dana dari pihak yang memiliki kelebihan dana kepada pihak yang memerlukan dana dalam melaksanakan fungsi ekonominya.
2.1.3Saham
Saham (stocks) adalah surat tanda bukti kepemilikan bagian modal suatu
perusahaan. Saham merupakan instrumen yang paling dominan diperdagangkan. Harga saham sangat dipertimbangkan oleh investor karena merupakan standar pengukuran kinerja perusahaan, sehingga emiten berusaha menjaga prestasi baik serta
12
saham (Anggana, 2013). Pemegang saham mempunyai hak dan tanggung jawab
seperti seorang pemilik perusahaan.
Menurut Darmadji (2008:30) saham merupakan surat berharga yang
menunjukkan kepemilikan investor dalam suatu perusahaan, yang dimana jika seseorang membeli saham suatu perusahaan berarti telah menyertakan modal ke dalam suatu perusahaan tersebut sebanyak jumlah saham yang dibeli. Kepemilikan
tersebut memeberikan kontribusi kepada pemegangnya berupa return yang dapat diperolehnya, yaitu keuntungan modal atas saham yang memiliki harga jual lebih
tinggi dari pada harga belinya.
2.1.4Harga Saham
Harga saham merupakan pencerminan besarnya pengorbanan yang harus dilakukan oleh investor untuk penyertaan dalam perusahaannya (Nasseh, 2000).
Tinggi rendahnya harga saham lebih banyak dipengaruhi oleh pertimbangan penjual dan pembeli yang bertransaksi di bursa (Mcmillan, 2005). Menurut Harjito (2009:85), terdapat dua faktor yang mempengaruhi naik turunnya harga saham, yaitu :
1. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan dan
tidak berkaitan langsung dengan kondisi perusahaan, seperti tingkat suku bunga, hukum permintaan dan penawaran.
13
Faktor internal adalah faktor yang berkaitan langsung dengan kinerja atau
kondisi suatu perusahaan. Kondisi atau kinerja suatu perusahaan dilihat dari data-data laporan keuangan selama perusahaan melakukan operasi perusahaan.
2.1.5Volatilitas Harga Saham
Volatilitas harga saham adalah pengukuran statistik untuk naik turunnya harga selama periode tertentu (Firmansyah, 2006). Ukuran tersebut menunjukkan
penurunan dan peningkatan harga dalam periode tertentu. Volatilitas yang tinggi mencerminkan karakteristik penawaran dan permintaan yang tidak biasa
(Bessembinder, 1993). Volatilitas pasar terjadi akibat masuknya informasi baru ke dalam pasar atau bursa. Akibatnya para pelaku pasar melakukan penilaian kembali
terhadap asset yang mereka perdagangkan. Pada pasar yang efisien, tingkat harga akan melakukan penyesuaian dengan cepat sehingga harga yang terbentuk mencerminkan informasi baru tersebut (Anton, 2006).
Menurut Schwert dan Smith (1992) terdapat lima jenis volatilitas dalam pasar keuangan, yaitu future volatility, historical volatility, forecast volatility, implied volatility, dan seasonal volatility :
1. Future Volatility
Future volatility adalah apa yang hendak diketahui oleh para pemain dalam
pasar keuangan. Volatilitas yang baik adalah volatilitas yang mampu
14 2. Historical Volatility
Terdapat bermacam-macam pilihan dalam menghitung historical volatility,
namun sebagian besar metode bergantung pada pemilihan dua paremeter, yaitu periode historis dimana volatilitas akan dihitung, dan interval waktu antara
perubahan harga. 3. Forecast Volatility
Terdapat jasa yang berusaha meramalkan pergerakan arah masa depan harga
suatu kontrak demikian juga terdapat jasa yang berusaha meramalkan volatilitas masa depan suatu kontrak. Peramalan bisa jadi untuk suatu periode, tetapi biasanya mencakup periode yang identik dengan sisa masa pilihan dari suatu
kontrak.
4. Implied Volatility
Future, historical, dan forecast volatility berhubungan dengan underlying contract. Implied volatility merupakan volatilitas yang harus kita masukkan ke
dalam model teoritis pricing untuk menghasilkan nilai teoritis yang identik dengan harga pilihan di pasar.
5. Seasonal Volatility
Komoditas pertanian tertentu seperti jagung, kacang, kedelai, dan gandum sangat sensitif terhadap faktor-faktor volatilitas yang muncul dari kondisi cuaca
15 2.1.6Volume Perdagangan Saham
Volume perdagangan adalah jumlah lembar saham suatu perusahaan yang diperdagangkan dalam waktu tertentu. Kim dan Verrechia (1991) menyatakan bahwa volume perdagangan saham merupakan suatu fungsi peningkatan dari perubahan
harga absolut, dimana harga merefleksikan tingkat perubahan informasi. Volume perdagangan saham dapat digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas saham.
Likuiditas saham merupakan kemampuan untuk bertransaksi dalam jumlah besar, dengan waktu yang singkat dan biaya yang rendah (Ramantha, 2006). Volume perdagangan juga dapat mengukur kinerja suatu saham, semakin sering saham
diperdagangkan menunjukkan saham tersebut aktif dan diminati oleh para investor. Volume perdagangan sering dijadikan tolok ukur untuk mempelajari informasi dan
dampak dari berbagai kejadian (Chordia, 2001).
Aktivitas volume perdagangan digunakan investor untuk melihat penilaian suatu informasi saham dalam membuat suatu keputusan perdagangan. Hal ini
berkaitan dengan motivasi investor dalam melakukan transaksi jual beli saham dengan tujuan mendapatkan capital gain. Volume perdagangan yang kecil
menunjukkan investor yang sedikit atau kurang tertarik dalam melakukan investasi di pasar sekunder, sedangkan volume yang besar menunjukkan banyaknya investor dan banyaknya minat untuk melakukan transaksi jual dan beli saham (Swaminathan,
16 2.1.7Leverage
Rasio leverage adalah rasio yang digunakan untuk mengukur sejauh mana kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya, yang ditunjukkan
oleh berapa bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang (Riyanto, 1995:375). Menurut Raharjaputra (2009:200) rasio leverage mengukur sejauh mana
perusahaan mendanai usahanya dengan membandingkan antara dana sendiri (shareholders equity) yang telah disetorkan dengan jumlah pinjaman dari para kreditur (creditors). Apabila pemilik perusahaan hanya memiliki dana sendiri dengan
jumlah yang kecil dari jumlah dana yang dibutuhkan, maka kreditur memiliki beban atau resiko besar. Pemilik perusahaan memiliki keuntungan, hak mengendalikan
perusahaan dengan jumlah investasi terbatas dengan adanya dana pinjaman dari kreditur (Harryo, 2009). Jika perusahaan memiliki kelebihan atau keuntungan dari selisih keuntungan operasional dengan bunga atau biaya modal, maka pemilik
perusahaan akan memperoleh keuntungan tersebut. Setiap penggunaan utang oleh perusahaan akan berpengaruh terhadap rasio dan pengembalian (Prasetyo, 2013).
2.1.8Tingkat Suku Bunga
17
melakukan suatu investasi. Bila tingkat bunga naik, maka harga dari surat-surat
berharga akan turun dan begitu juga sebaliknya, sehingga kemungkinan besar para pemegang surat-surat berharga akan mendapat kerugian ataupun mendapat
keuntungan (Hugida, 2011).
Tingkat suku bunga merupakan rasio pengembalian sejumlah investasi sebagai bentuk imbalan yang diberikan kepada investor. Besarnya tingkat suku bunga
bervariatif sesuai dengan kemampuan debitur dalam memberikan tingkat pengembalian kepada kreditur. Tingkat suku bunga tersebut dapat menjadi salah satu
pedoman investor dalam pengambilan keputusan investasi pada pasar modal (Fuadi, 2009). Sertifikat Bank Indonesia (SBI) berdasarkan surat edaran Bank Indonesia
No.8/13/DPM tentang Penerbitan Sertifikat Bank Indonesia melalui lelang. SBI adalah surat berharga dalam mata uang rupiah yang diterbitkan oleh Bank Indonesia (BI) sebagai pengakuan utang berjangka waktu pendek. Tujuan dari penerbitan SBI
adalah untuk menjaga stabilitas moneter, yaitu BI berkewajiban memelihara kestabilan nilai rupiah (Suad, 2006:3).
2.1.9Indeks LQ 45
Indeks yang terdiri dari 45 saham perusahaan tercatat yang dipilih berdasarkan
18 2.2 Hipotesis Penelitian
2.2.1Pengaruh Volume Perdagangan terhadap Volatilitas Harga Saham
Menurut Chan dan Fong (2000), Huang (2002), Hugida (2011) menyatakan bahwa volume berpengaruh terhadap volatilitas harga saham karena volume
mencerminkan informasi yang diterima oleh pelaku pasar, informasi tersebut menyebabkan terjadinya hubungan positif antara volume dan volatilitas.
Volume perdagangan saham merupakan hal yang penting bagi seorang investor,
karena bagi investor volume perdagangan saham menggambarkan kondisi saham yang diperjualbelikan di pasar modal yang mampu berdampak pada harga saham
(Fauziah, 2013). Apabila tidak ada informasi mengenai saham, maka investor lebih cenderung untuk tetap memegang saham mereka, sehingga volume perdagangan
menurun karena tidak banyak saham yang dijual, maka hal tersebut akan mengakibatkan volatilitasnya rendah. Begitu pula sebaliknya, apabila investor menerima informasi yang banyak mengenai suatu saham, maka investor akan banyak
menjual saham mereka, hal ini akan berakibat meningkatnya volume perdagangan saham. Akibat dari peningkatan volume perdagangan tersebut, maka volatilitasnya
juga akan naik.
19
2.2.2Pengaruh Leverage terhadap Volatilitas Harga Saham
Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur seberapa besar perusahaan mendanai kegiatan usahanya dengan hutang. Rasio keuangan yang digunakan untuk mengukur leverage dengan menggunakan debt to equity ratio. DER mencerminkan
seberapa besar kemampuan perusahaan melunasi hutangnya dengan modal yang dimiliki (Suad, 2006:70). DER yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan sangat
bergantung pada pinjaman pihak luar dalam mendanai kegiatan sehingga beban perusahaan juga akan meningkat dan akan berdampak pada penurunan nilai perusahaan (Sudana, 2011:20). Penelitian yang dilakukan oleh Suroto (2012), Sova
(2013) dan Devi (2012) menyatakan bahwa debt to equity ratio memiliki pengaruh terhadap harga saham. Hal ini menunjukkan bahwa semakin tinggi DER maka
cenderung menyebabkan menurunnya harga saham.
H2 : Leverage berpengaruh negatif terhadap volatilitas harga saham.
2.2.3Pengaruh Tingkat Suku Bunga terhadap Volatilitas Harga Saham
Tingkat suku bunga yang mengalami kenaikan dapat menyebabkan para investor menginvestasikannya ke tempat yang mempunyai resiko relatif kecil seperti
deposito. Banyaknya investor yang mengalihkan dananya dari deposito ke pasar modal maka akan menyebabkan harga saham naik, pada saat suku bunga naik investor cenderung lebih banyak menjual sahamnya sehingga hal ini dapat
20
(2003), Venkates (2012), dan Mulyono (2000) menunjukkan bahwa suku bunga
berpengaruh terhadap volatilitas harga saham.