• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENENTUAN RUTE PENGIRIMAN KAYU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA DISTRIBUSI DENGAN METODE CLARK AND WRIGHT SAVING HEURISTIC DI CV. SUMBER JAYA GRESIK.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENENTUAN RUTE PENGIRIMAN KAYU UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA DISTRIBUSI DENGAN METODE CLARK AND WRIGHT SAVING HEURISTIC DI CV. SUMBER JAYA GRESIK."

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

UNTUK MEMINIMUMKAN BIAYA DISTRIBUSI

DENGAN METODE CLARK AND WRIGHT SAVING HEURISTIC

DI CV. SUMBER J AYA GRESIK

SKRIPSI

Oleh :

HANTONO RAHARJ O 1032010012

J URUSAN TEKNIK INDUSTRI

FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

DISTRIBUSI

DENGAN METODE CLARKE AND WRIGHT SAVING HEURISTIC DI CV. SUMBER J AYA GRESIK

Disusunoleh :

HANTONO RAHARJ O NPM : 1032010012

Tela h diper taha nka n dihadapa n da n diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usa n Teknik Industr i Fakultas Teknologi Industr i

Univer sitas Pembanguna n Nasiona l “Veter a n” J awaTimur PadaTa nggal 23 Desember 2014

Tim Penguji : Pembimbing :

1. 1.

Ir . YustinaNgatilah, MT EnnyAr iyani, ST. MT NIP.19570306 198803 2 001 NPY. 3700 9950 0411

2. 2.

Ir . Ir iani, MMT. Dir a Er na wati, ST, MT NIP. 19621126 198803 2 001 NPY. 3780 6040 2 001

Mengetahui

DekanFakulta sTeknologiIndustr i

Univer sitas Pembanguna n Nasiona l ”Veter a n” J awaTimur Sur abaya

(3)

DISTRIBUSI

DENGAN METODE CLARKE AND WRIGHT SAVING HEURISTIC DI CV. SUMBER J AYA GRESIK

Disusunoleh :

HANTONO RAHARJ O NPM : 1032010012

Tela h diper taha nka n dihadapa n da n diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usa n Teknik Industr i Fakultas Teknologi Industr i

Univer sitas Pembanguna n Nasiona l “Veter a n” J awaTimur PadaTa nggal 23 Desember 2014

Tim Penguji : Pembimbing :

1. 1.

Ir . YustinaNgatilah, MT EnnyAr iyani, ST. MT NIP.19570306 198803 2 001 NPY. 3700 9950 0411

2. 2.

Ir . Ir iani, MMT. Dir a Er na wati, ST, MT NIP. 19621126 198803 2 001 NPY. 3780 6040 2 001

Mengetahui

DekanFakulta sTeknologiIndustr i

Univer sitas Pembanguna n Nasiona l ”Veter a n” J awaTimur Sur abaya

(4)
(5)

Puji Tuhan, segala puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulisan Tugas Akhir ini dengan judul “Penenuan Rute Pengiriman Kayu Untuk Meminimumkan Biaya Distribusi Dengan Metode Clarke and Wright Saving Heuristic” bisa terselesaikan.

Skripsi ini disusun guna mengikuti syarat kurikulum tingkat sarjana ( S1 ) bagi setiap mahasiswa jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri UPN “Veteran” Jawa Timur. Kami menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih kurang sempurna, penulis menerima adanya saran dan kritik untuk membenahinya.

Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan banyak sekali bimbingan dan juga bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP. selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Ir. Sutiyono, MT. selaku Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Ir. Minto Waluyo, MM selaku Ketua Jurusan Teknik Industri,

(6)

“Veteran” Jawa Timur.

5. Ibu Enny Ariyani, ST,MT selaku dosen pembimbing I Jurusan Teknik

Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

6. Bapak Dira Ernawati, ST, MT selaku dosen pembimbing II Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

7. Bapak dan Ibu penguji yang membantu dalam pembenahan laporan skripsi saya ini serta bantuan-bantuan lainnya.

8. Semua dosen yang pernah mengajar dan membimbing saya dan juga staff UPN yang membantu saya dalam proses pencapaian Tugas Akhir ini. 9. Untuk kedua orang tua dan kakak saya, terima kasih sebesar-besarnya

atas doa dan dukungannya, tanpa kalian saya tidak akan bisa menyelesaian tugas akhir ini.

10.Teman-Teman Pararel A yang tercinta, semua angkatan 2010 Teknik Industri baik Pararel A, B, dan C yang sudah membantu saya baik melalui waktu maupun pendapat, saya ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya.

(7)

12.Untuk Gustin Nuzul Avida Terima kasih atas Doa dan dukungan selama ini sehingga bisa terselesaikan Tugas Akhir ini.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun yang dapat membantu penulis dimasa yang akan datang. Semoga laporan ini dapat bermanfaat sekaligus dapat menambah wawasan serta berguna bagi semua pihak yang membutuhkan.

Surabaya, 31 Desember 2014

(8)

KATA PENGANTAR... i

DAFTAR ISI ... ... ii

DAFTAR GAMBAR ... iii

DAFTAR TABEL ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I. PENDAHULUAN. ... 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 3

1.3 Batasan Masalah ... 3

1.4 Asumsi - asumsi ... 3

1.5 Tujuan Penelitian ... 4

1.6 Manfaat Penelitian ... 4

1.7 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II. TINJ AUAN PUSTAKA ... 2.1 Distribusi ... 7

2.1.1 Pengertian Saluran Distribusi ... 7

2.1.2 Fungsi Saluran Distribusi ... 8

2.1.3 Macam-macam Saluran Distribusi ... 10

2.2 Vehicle Routing Problem (VRP) ... 11

2.2.1 Formulasi Vehicle Routing Problem ... 12

2.2.2 Jenis atau Variasi Vehicle Routing Problem ... 14

(9)

2.3.2 Graph Tak Berarah (Undirected Graph atau UndiGraph) ... 17

2.4 Lintasan Terpendek ... 19

2.5 Metaheuristik ... 20

2.6 Clarke and Wright Saving Heuristic ... 21

2.7 Peramalan... 28

2.7.1 Kegunaan Peramalan ... ... 28

2.7.2 Konsep Dasar Teknik Peramalan ... ... 29

2.7.3 Metode Peramalan ... ... 31

2.7.3.1 Peramalan Kualitatif ... ... 31

2.7.3.2 Model Peramalan Kuantitatif ... ... 33

2.7.3.3 Metode Rata-rata Kumulatif ... ... 33

2.7.3.4 Metode Rata-rata Bergerak ... ... 34

2.7.3.5 Metode Regresi Sederhana Trend Linier ... ... 35

2.7.4 Kriteria Ketepatan Peramalan ... ... 37

2.7.5 Menguji Peramalan ... 38

2.8 Peneliti Terdahulu……….. .... 40

BAB III. METODE PENELITIAN ... 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 42

3.2 Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel... 42

3.2.1 Identifikasi Variabel ... 42

(10)

4.1.1 Data Rute Awal Pengiriman Kayu ... 52

4.1.2 Data Lokasi Agen ... 52

4.1.3 Data Jarak Tempuh Lokasi Pengiriman ... 53

4.1.4 Data Kapasitas Angkut ... 53

4.1.5 Data Permintaan Produk Kayu Bulan Desember 2013 – November2014……….. ... . 54

4.1.6 Data Biaya Transportasi……… ... . 55

4.2 Pengolahan Data... 55

4.2.1 Matrik Jarak Dari Perusahaan Ke Tiap Agen ... 55

4.2.2 Rute Distribusi Perusahaan ... 55

4.2.2.1 Menghitung Total Jarak Awal Rute Perusahaan .... 56

4.2.2.2 Biaya Distribusi Rute Awal Perusahaan ... 57

4.2.3 Rute Distribusi Metode Clarke and Wright Saving Heuristic ... 60

4.2.3.1 Menghitung Jarak dan Biaya ... ... 69

4.2.4 Perbandingan Antara Total Biaya Perusahaan dan Total Biaya Metode Clarke and Wright... ... 73

4.2.5 Perencanaan dan Penjadwalan Distribusi Bulan Desember 2014 – November 2015 ... 73

4.2.5.1 Membuat Diagram Pencar Data Permintaan Desember 2013 – November 2014 ... ... 73

(11)

4.2.5.5 Hasil Peramalan Demand Bulanan ... ... 77 4.2.5.6 Penjadwalan dan Perencanaan Rute Dengan Metode

Clarke and Wright ... ... 78

4.3 Kapasitas Angkut ... 83 4.4 Hasil Dan Pembahasan ... 83

4.4.1 Analisa Rute Awal Perusahaan dengan Rute Clarke and

Wright Saving Heuristic... 83

BAB V. KESIMPULAN SARAN ... 5.1 Kesimpulan ... 81 5.2 Saran ... 81 DAFTAR PUSTAKA

(12)

Jaya Gresik, which has not had a delivery route of timber products to a number of agents the right to shorten the distance and minimize transportation costs. Based on

these problems then made this study by using the method Saving Clarke and Wright heuristic. The purpose of this study is to determine the optimal delivery route for timber distribution so as to minimize the cost of distribution. Data from this study

were drawn based on the demand for wood in the month of December 2013 -

November 2014. And the object of this research is some kind of timber that camphor wood, meranti wood, and wood nyatuh. The variables used are divided into five

variables: the initial distribution route, agent location data, the data mileage,

kendaaraan transport capacity, and the cost of transportation . The dependent variable is to minimize distribution costs. From the results of data processing and the

processing of the initial distribution companies in the amount of 149.1 km / week and total distance shipping timber using the Clarke and Wright heuristic Saving for a distance of 121 km with an efficiency of 28.1, the cost of transportation is issued Rp

35.3544 million, - / year. Thus it can be concluded that the method of Clarke And Wright Saving Heuristic better than the company's initial method with a distance of

28.1 km savings and cost savings of Rp. 789 360, - / year.

Keywords: Clarke And Wright Saving Heuristics, Distribution timber shipping

(13)

CV. Sumber Jaya Gresik, yaitu belum memiliki rute pengiriman produk kayu ke sejumlah agen-agen yang tepat yang bisa memperpendek jarak dan meminimasi biaya transportasi. Berdasarkan permasalahan tersebut maka dibuatlah penelitian ini dengan menggunakan metode Clarke and Wright Saving Heuristic. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan rute pengiriman yang optimal untuk pendistribusian kayu sehingga dapat meminimumkan biaya distribusi. Data dari penelitian ini diambil berdasarkan permintaan kayu pada bulan Desember 2013 – November 2014. Dan objek dalam penelitian ini adalah beberapa jenis kayu yaitu kayu kamper, kayu meranti, dan kayu nyatuh. Variabel-variabel yang digunakan terbagi menjadi 5 variabel yaitu rute awal distribusi, data lokasi agen, data jarak tempuh, kapasitas angkut kendaaraan, dan biaya transportasi.. Sedangkan variabel terikatnya adalah meminimumkan biaya distribusi. Dari hasil pengolahan data dan pengolahan rute distribusi awal perusahaan yaitu sebesar 149,1 km/minggu dan total jarak pengiriman kayu dengan menggunakan metode Clarke and Wright Saving Heuristic sebesar 121 km dengan efisiensi jarak sebesar 28,1, Dengan biaya transportasi yang di keluarkan sebesar Rp 35.354.400,-/tahun. Dengan demikian dapat di simpulkan bahwa metode Clarke And Wright Saving Heuristic lebih baik dari metode awal perusahaan dengan penghematan jarak sebesar 28,1 km dan penghematan biaya sebesar Rp. 789.360,-/tahun.

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Didalam persaingan dunia industri yang semakin ketat saat ini, perusahaan dituntut untuk dapat menghadapi persaingan secara baik dan siap dengan segala resiko yang akan dihadapi. Salah satu persoalan yang dihadapi selain dari sisi proses produksi adalah proses pengiriman produk sesuai dengan permintaan pelanggan secara efektif dan efisien. Tanpa adanya pola distribusi yang tepat, maka proses distribusi produk dapat memakan biaya tinggi dan mengakibatkan pemborosan dari segi waktu, jarak dan tenaga. Dalam pendistribusian produk, biaya yang dikeluarkan tidaklah sedikit sehingga perlu pengaturan yang tepat. Banyak biaya yang dikeluarkan untuk mendistribusikan produk, sebagai contoh adalah biaya untuk membeli kendaraan, biaya perawatan kendaraan, biaya untuk pengemudi, pajak kendaraan dan masih banyak yang lain.

CV. Sumber Jaya yang bergerak dalam bidang pendistribusian kayu. Perusahaan tersebut mempunyai masalah dalam pendistribusian produk ke pelanggan. Perusahaan belum memiliki rute pengiriman ke agen-agen yang tepat yang bisa memperpendek jarak dan meminimasi biaya transportasi.

(15)

pengoptimalan kendaraan yang digunakan dalam distribusi dinilai sangat penting bagi perusahaan dalam pengoptimalan jumlah barang yang dikirim. Dan ini menjadi prioritas utama perusahaan untuk mempunyai sistem distribusi yang optimal.

Dengan adanya masalah tersebut maka dilakukan penelitian penentuan rute pengiriman kayu dengan memanfaatkan kapasitas alat angkut semaksimal mungkin sehingga pengiriman tepat waktu, tepat jumlah, dan menghasilkan biaya yang semurah mungkin.

Kelebihan Heuristic untuk memecahkan permasalahan yang mengabaikan apakah solusi dapat dibuktikan benar, tapi yang biasanya menghasilkan solusi yang baik atau memecahkan masalah yang lebih sederhana yang mengandung atau memotong dengan pemeahan masalah yang lebih kompleks. Heuristic bertujuan untuk mendapatkan performa komputasi atau penyederhanaan konseptual, berpotensi pada rute dan biaya.

Metode yang akan digunakan dalam penyelesaian permasalahan tersebut adalah clark and wright saving heuristic. Metode clark and wright saving

heuristic adalah algoritma yang digunakan sebagai solusi untuk permasalahan

(16)

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

“Bagaimana menentukan rute pengiriman yang optimal untuk pendistribusian kayu sehingga dapat meminimumkan biaya distribusi ?”

1.3 Batasan Masalah

Untuk membatasi permasalahan maka diberikan batasan sebagai berikut: 1. Pendistribusian hanya dilakukan diwilayah Surabaya, yaitu Benowo, Banjar

Sugihan, Margomulyo, Manukan, Buntaran, Made, Sambikerep, Wiyung, Demak, dan Jalan Semarang.

2. Jenis kendaraan yang digunakan dalam distribusi kayu adalah truk sebanyak 1 buah dengan kapasitas angkut 280 batang.

3. Data permintaan kayu diambil bulan Desember 2013-November 2014.

4. Jenis kayu yang dikirim ada 3 jenis, yaitu Kayu Kamper, Meranti, dan Nyatuh 5. Ukuran ketiga jenis kayu sama, yaitu : panjang 4 m, lebar 15 cm, dan tebal 6

cm.

1.4 Asumsi-asumsi

Asumsi-asumsi yang digunakan antara lain:

1. Kondisi kendaraan dalam keadaan baik serta jalur transportasi selama perjalanan dalam kondisi lancar

2. Perjalanan kendaraan berawal dan berakhir di CV. Sumber Jaya yaitu di Menganti Gresik.

(17)

4. Jumlah kayu yang diangkut sesuai dengan jumlah permintaan masing-masing agen.

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

Menentukan rute pengiriman yang optimal untuk pendistribusian kayu sehingga dapat meminimumkan biaya distribusi ?”

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah: a. Manfaat untuk mahasiswa adalah :

1. Meningkatkan kemampuan dalam mengaplikasikan ilmu-ilmu ataupun metode-metode yang diperoleh pada dunia akademis yang salah satunya adalah metode clark and wright saving heuristic.

2. Mendapatkan pengalaman dan pengetahuan secara langsung dalam bidang distribusi.

b. Manfaat untuk perusahaan adalah :

1. Alternatif rute distribusi yang optimal kepada perusahaan

2. Dapat memberikan tambahan literatur dibidang distribusi dengan menggunakan metode clark and wright saving heuristic.

c. Manfaat untuk universitas adalah :

(18)

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan penyusun dalam memberikan suatu penyajian, penyusunan, dan pembahasan, maka penelitian ini dibagi dalam lima bab yang tersusun sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan tentang latar belakang penelitian, perumusan masalah yang diteliti, tujuan dan manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang dipakai dalam penelitian serta sistematika penulisan.

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA

Bab ini menjelaskan tentang dasar-dasar teori yang digunakan untuk mengolah dan menganalisa data-data yang diperoleh dari pelaksanaan penelitian, yaitu teori mengenai distribusi, penjadwalan dan penentuan rute dalam transportasi serta clark and wright saving heuristic.

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang tempat dan waktu penelitian, identifikasi dan definisi operasional variabel, metode pengumpulan data, metode pengolahan data, langkah-langkah penelitian dan pemecahan masalah. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

(19)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini menjelaskan tentang kesimpulan dan saran dari analisa yang telah dilakukan sehingga dapat memberikan suatu rekomendasi sebagai masukan bagi pihak perusahaan.

(20)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Distribusi

Distribusi adalah kegiatan ekonomi yang menjembatani kegiatan produksi dan konsumsi. Berkat distribusi barang dan jasa dapat sampai ke tangan konsumen.

Menurut Philip Kotler (2007) distribusi adalah suatu perangkat organisasi yang tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi untuk digunakan atau dikonsumsi oleh konsumen atau pengguna bisnis. Sehingga dalam hal ini distribusi mempunyai tugas untuk menyampaikan produk ataupun jasa yang diproduksi oleh perusahaan atau produsen kepada para konsumen ataupun konsumen industri.

Dengan demikian distribusi memegang peranan penting dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat. Dengan adanya saluran distribusi yang baik dapat menjamin ketersediaan produk yang dibutuhkan oleh masyarakat. Tanpa ada distribusi produsen akan kesulitan untuk memasarkan produknya dan konsumen pun harus bersusah payah mengejar produsen untuk dapat menikmati produknya dan kegunaan dari barang dan jasa akan lebih meningkat setelah dapat dirasakan.

2.1.1 Pengertian Salur an Distribusi

(21)

dibutuhkan oleh masyarakat. Ada beberapa pendapat tentang saluran distribusi menurut para ahli:

1. Menurut Warren J. Keegan (2003) saluran distribusi adalah saluran yang digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen sampai ke konsumen atau pemakai industri jasa dari produsen ke konsumen. 2. Menurut Alma (2007) saluran distribusi merupakan lembaga yang saling

terkait untuk menjadi produk atau jasa siap digunakan atau dikonsumsi. 3. Menurut Kotler dan Keller (2007) saluran distribusi adalah

organisasi-organisasi yang saling tergantung yang tercakup dalam proses yang membuat produk atau jasa menjadi tersedia untuk digunakan atau dikonsumsi.

4. Menurut Tjiptono (2008) saluran distribusi dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang dan jasa dari produsen kekonsumen, sehingga penggunaannya sesuai dengan yang diperluas (jenis, jumlah, harga, tempat dan saat dibutuhkan). Dari pengertian beberapa pendapat dari para ahli di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa saluran distribusi adalah kegiatan pemasaran yang saling tergantung dalam proses mempermudah penyaluran produk dari produsen ke konsumen untuk digunakan atau dikonsumsi.

2.1.2 Fungsi Saluran Distribusi

(22)

1 Pengangkutan (Transportasi)

Pada umumnya tempat kegiatan produksi berbeda dengan tempat tinggal konsumen, perbedaan tempat ini harus diatasi dengan kegiatan pengangkutan. Seiring bertambahnya populasi dan kebutuhan manusia serta perkembangan teknologi yang terus meningkat, mengakibatkan barang yang disalurkan semakin luas, sehingga membutuhkan alat transportasi (pengangkutan).

2 Penjualan (Selling)

Di dalam pemasaran barang, selalu ada kegiatan menjual yang dilakukan oleh produsen. Pengalihan hak dari tangan produsen kepada konsumen dapat dilakukan dengan penjualan sehingga konsumen dapat menggunakan barang tersebut.

3 Pembelian (Buying)

Setiap ada penjualan berarti ada pula kegiatan pembelian. Jika penjualan barang dilakukan oleh produsen, maka pembelian dilakukan oleh orang yang membutuhkan barang tersebut.

4 Penyimpanan (Stooring)

Sebelum barang-barang disalurkan pada konsumen biasanya disimpan terlebih dahulu. Dalam menjamin kesinambungan, keselamatan dan keutuhan barang-barang, perlu adanya penyimpanan (pergudangan).

5 Pembakuan Standar Kualitas Barang

(23)

dimaksudkan agar barang yang akan dipasarkan atau disalurkan sesuai dengan harapan.

6 Penanggung Risiko

Barang yang didistribusikan bisa jatuh dan pecah, maka rusaklah barang yang akan didistribusikan tersebut. Hal ini mungkin saja terjadi pada kegiatan distribusi, maka seorang distributor tentunya akan menanggung risiko. Pada jaman sekarang untuk menanggung risiko yang muncul bisa dilakukan kerjasama dengan lembaga/perusahaan asuransi.

2.1.3 Macam-Macam Salur an Distribusi

Menurut Sinaga, dan Tuti Sarma, (2008) terdapat berbagai macam distribusi barang konsumsi, antara lain :

1. Produsen–Konsumen

Bentuk saluran distribusi ini merupakan yang paling pendek dan sederhana karena tanpa menggunakan perantara. Produsen dapat menjual barang yang dihasilkanya melalui pos atau langsung mendatangi rumah konsumen. Oleh karena itu sering pula disebut saluran distribusi langsung.

2. Produsen–Pengecer–Konsumen

Produsen hanya melayani penjualan dalam jumlah besar kepada pedagang besar saja, tidak menjual ke pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani oleh pedagang besar , dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.

3. Produsen–Pedagang Besar–Pengecer–Konsumen

(24)

pengecer. Pembelian oleh pengecer dilayani pedagang besar, dan pembelian oleh konsumen dilayani pengecer saja.

4. Produsen–Agen–Pengecer–Konsumen

Di sini, produsen memilih agen sebagai penyalurnya. Ia menjalankan kegiatan perdagangan besar dalam saluran distribusi yang ada. Sasaran penjualannya terutama ditujukan kepada para pengecer besar.

5. Produsen–Agen–Pedagang Besar–Pengecer–Konsumen

Dalam saluran distribusi, produsen sering menggunakan agen sebagai perantara untuk menyalurkan barangnya kepada pedagang besar yang kemudian menjualnya kepada toko-toko kecil.

2.2 Vehicle Routing Problem (VRP)

Suatu perusahaan harus dapat mengoptimalkan sistem distribusinya agar dapat bersaing dengan perusahaan sejenis lainnya. Salah satu caranya adalah dengan pengoptimalan transportasi. Salah satu permasalahan dalam transportasi adalah Vehicle Routing Problem (VRP) yaitu merancang m-set rute kendaraan dengan biaya rendah dimana tiap kendaraan berawal dan berakhir didepot, setiap konsumen hanya dilayani sekali oleh sebuah kendaraan, serta total permintaan yang dibawa tidak melebihi kapasitas kendaraan.

(25)

Vehicle Routing Problems (VRP), pertama kali dikenalkan oleh Dantzig

dan Ramser pada tahun 1959. VRP ini memegang peranan penting pada manajemen distribusi dan telah menjadi salah satu permasalahan dalam optimalisasi kombinasi yang dipelajari secara luas. VRP merupakan manajemen distribusi barang yang memperhatikan pelayanan, periode waktu tertentu, sekelompok konsumen dengan sejumlah kendaraan yang berlokasi pada satu atau lebih depot yang dijalankan oleh sekelompok pengendara, menggunakan road

network yang sesuai.

Solusi dari sebuah VRP yaitu menentukan sejumlah rute, yang masing-masing dilayani oleh suatu kendaraan yang berasal dan berakhir pada depotnya, sehingga kebutuhan pelanggan terpenuhi, semua permasalahan operasional terselesaikan dan biaya transportasi secara umum diminimalkan. Beberapa contoh nyata VRP dalam kehidupan sehari-hari, yaitu permasalahan pengantaran produk dari supplier kepada agen, pengangkutan sampah, pengambilan surat pada kotak pos, pengantaran koran pada para customer dan sebagainya.

2.2.1 Formulasi Vehicle Routing Problem

Vehicle Routing Problem (VRP) dapat diformulasikan dengan basisnya

adalah sisi dari graf G (V,E) dengan notasi-notasi yang digunakan sebagai berikut:

V = {v0,v1,… ,vn} adalah himpunan simpul dimana sebuah depot ada pada v0

dan V’ = V / {v0} adalah himpunan sejumlah kota

(26)

• C adalah sebuah matriks biaya atau jarak non-negatif Cij antara customer vi

dan vj

D adalah demand customer

Ri adalah rute untuk kendaraan i

m adalah jumlah kendaraan yang digunakan

Jika Cij = Cji untuk untuk semua vi, vj

є

A maka dikatakan simetris dan

umumnya A digantikan dengan himpunan sisi:

E = {(v

i

, v

j

) | v

i

, v

j

є V; i < j

}...(2.1)

untuk menghitung batas minimum jumlah kendaraan yang dibutuhkan untuk melayani customer dalam himpunan V. Untuk biaya Cij diambil dari :

a. Partisi R1, ...., Rm dari V

b. Permutasi σ i dari Ri U O yang menunjukkan urutan customer di rute i.

Sementara itu, biaya untuk rute (Ri = {v0, v1, ..., vm +1}), dimana vi

є

V dan v0

=vm +1 = 0 (angka 0 menu njukkan depot) dapat dihitung dengan rumus:

(27)

Sebuah rute Ri dianggap layak jika kendaraan berhenti tepat satu kali untuk

setiap customer. Terakhir, biayauntuk solusi masalah S adalah:

F

VRP

(S) = ∑

C(R

i

)

...(2.4)

Perhitungan diatas dipakai untuk Vehicle Routing Problem (VRP) secara umum. Akan tetapi, jikan ada faktor-faktor sampingan yang muncul, maka penyelesaian VRP akan sedikit mengalami perubahan.

2.2.2 J enis atau Variasi Vehicle Routing Problem

VRP pada aplikasinya merupakan salah satu bagian dari permasalahan perutean (routing problem). Pengembangan dari persoalan di atas menghasilkan beberapa jenis (variant) VRP. Menurut Toth dan Vigo (2002) ditemukan variasi permasalahan utama dalam VRP, antara lain :

1. Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP), jenis dari VRP dimana setiap

unit kendaraan mempunyai kapasitas angkut barang yang sama. Jumlah permintaan barang yang dapat dilayani oleh setiap kendaraan tidak boleh melebihi dari kapasitas angkut barang kendaraan.

2. Vehicle Routing Problem with Time Widows (VRPTW), jenis dari VRP

dimana masing-masing pelanggan dan tempat pemberhentian memiliki interval waktu tertentu dalam melakukan pengambilan dan pengiriman barang. 3. Capacitated Vehicle Routing Problem with Time Windows (CVRPTW), jenis

dari VRP yang merupakan gabungan dari CVRP dan VRPTW.

4. Multiple Depot Vehicle Routing Problem (MDVRP), jenis dari VRP dengan

(28)

5. Periodic Vehicle Routing Problem (PVRP), jenis dari VRP dimana

pengiriman barang dapat dilakukan dalam beberapa hari (lebih dari 1 hari). 6. Split Delivery Vehicle Routing Problem (SDVRP), jenis dari VRP dimana satu

pelanggan dapat dilayani oleh lebih dari satu unit kendaraan.

7. Vehicle Routing Problem with Backhauls (VRPB), jenis dari VRP dimana

antara pengambilan barang dan pengiriman barang dapat dilakukan pada setiap tempat pemberhentian yang diberikan sepanjang rute. Secara khusus, pengambilan barang tidak dapat dilakukan sampai semua pengiriman selesai dilakukan. (Sumber: Rahadian, Fuad Gary, 2011)

2.2.3 Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP)

Versi paling dasar VRP dari masalah routing kendaraan adalah

Capacitated Vehicle Routing Problem (CVRP) yang akan digambarkan sebagai

berikut:

Customer n harus dilayani dari depot yang unik. Setiap customer meminta qi, jumlah barang (i = 1,…, n) dan kendaraan kapasitas Q tersedia untuk memberikan barang. Karena kapasitas kendaraan terbatas, kendaraan harus secara berkala kembali ke depot untuk reload. Dalam CVRP, tidak mungkin untuk membagi pengiriman customer. Oleh karena itu, solusi CVRP adalah kumpulan wisata dimana setiap customer hanya dikunjungi sekali dan demand total tur tidak lebih dari Q. Dari sudut pandang teoritis grafik, CVRP dapat dinyatakan sebagai berikut, misalkan G = (C,L) menjadi graf lengkap dengan node set C = (c0, c1, c2,

… , cn) dan L set busur = (ci, cj): ci, cj

є

C, i tidak sama j. dalam model grafik, c0

(29)

dengan qi kuantitas tetap barang yang akan diserahkan (q0 = 0 dikaitkan dengan c0). Setiap tur dimulai dari dan berakhir pada c0 depot, setiap node ci (i = 1, … , n)

harus dikunjungi tepat satu kali dan jumlah barang yang ajkan disampaikan pada rute tidak boleh melebihi kapasitas kendaraan Q.

CVRP adalah sebuah VRP dimana diberikan sejumlah kendaraan dengan kapasitas tersendiri, dimana harus melayani sejumlah demand customer yang telah diketahui untuk satu komoditas dari sebuah depot dengan biaya yang harus dikeluarkan untuk transit adalah minimum. Oleh karena itu, CVRP sama seperti VRP dengan factor tambahan yaitu “tiap kendaraan mempunyai kapasitas tersendiri” untuk satu komoditas. Tujuan CVRP adalah meminimalisasi jumlah kendaraan dan total permintaan barang setiap rute yang tidak boleh melebihi kapasitas kendaraan yang melewati rute tersebut. Solusi yang layak dari CVRP didapatkan jika total barang yang diatur untuk tiap-tiap rute tidak melebihi kapasitas kendaraan yang melewati rute tersebut.

2.3 Graph

(30)

Gambar 2.2 Graph dengan 6 simpul dan 7 sisi (Sumber: Kotler dan Keller, 2007)

2.3.1 Graph Berarah (Directed Graph atau DiGraph)

Jika sisi-sisi pada Graph, misalnya {x, y} hanya berlaku pada arah-arah tertentu saja, yaitu dari x ke y tapi tidak dari y ke x; verteks x disebut origin dan vertex y disebut terminus dari sisi tersebut. Secara grafis maka penggambaran arah sisi-sisi di Graph dinyatakan dengan anak panah yang mengarah ke verteks terminus, secara notasional sisi Graph berarah ditulis sebagai vektor dengan (x, y).

Gambar 2.3 Graph Berarah dan Berbobot (Sumber : Kotler dan Keller, 2007)

2.3.2 Graph Tak Berarah (Undirected Graph Atau UndiGraph)

(31)

Berikut ini contoh UndiGraph G = {V, E} dengan V = {A, B, C, D, E, F, G, H, I,J, K, L, M} dan E = { {A,B},{A,C}, {A,D}, {A,F}, {B,C}, {B,H}, {C,E}, {C,G}, {C,H}, {C,I}, {D,E}, {D,F}, {D,G}, {D,K}, {D,L}, {E,F}, {G,I}, {G,K}, {H,I}, {I,J}, {I,M}, {J,K}, {J,M}, {L,K}, {L,M}}.

Dalam masalah-masalah Graph undiGraph bisa dipandang sebagai suatu

diGraph dengan mengganti setiap sisi tak berarahnya dengan dua sisi untuk

masing-masing arah yang berlawanan. UndiGraph di atas tersebut bisa dipandang sebagai DiGraph G = {V, E} dengan V = {A, B, C, D, E, F, G, H, I, J, K, L, M} dan E = { (A,B),(A,C), (A,D), (A,F), (B,C), (B,H), (C,E), (C,G), (C,H), (C,I), (D,E), (D,F), (D,G), (D,K), (D,L), (E,F), (G,I), (G,K), (H,I), (I,J), (I,M), (J,K), (J,M), (L,K), (L,M), (B,A), (C,A), (D,A), (F,A), (C,B), (H,B), (E,C), (G,C), (H,C), (I,C), (E,D), (F,D), (G,D), (K,D), (L,D), (F,E), (I,G), (K,G), (I,H), (J,I), (M,I), (K,J), (M,J), (K,L), (M,L)}.

Selain itu, berdasarkan definisi ini maka struktur data linear maupun hirarkis adalah juga Graph. Sementara kita telah ketahui bahwa struktur data linear adalah juga tree dengan pencabangan pada setiap node hanya satu atau tidak ada. Linear 1- way linked list adalah diGraph, linear 2-way linked list bisa disebut undiGraph.

(32)

2.4 Lintasan Terpendek

Lintasan terpendek merupakan lintasan minimum yang diperlukan untuk mencapai suatu tempat dari tempat tertentu. Lintasan yang dimaksud tersebut dapat dicari dengan menggunakan graph. Persoalan dalam mencari lintasan terpendek ini sering terjadi dalam kehidupan sehari hari. graph yang digunakan dalam pencarian lintasan terpendek adalah graph berbobot (Weight Graph), yaitu

graph yang setiap sisinya diberikan suatu nilai atau bobot.

Bobot pada sisi graph dapat menyatakan jarak antar kota, waktu pengiriman pesan, ongkos pembangunan, dan sebagainya.asumsi yang digunakan adalah bahwa semua bobot bernilai positif. Kata “terpendek” berarti meminimisasi bobot pada suatu lintasan di dalam graph. Hingga saat ini, sudah banyak algoritma mencari lintasan terpendek yang pernah ditulis.

Akan tetapi algoritma lintasan terpendek yang paling terkenal adalah algoritma dijkstra. Algoritma dijkstra pertama kali dikembangkan oleh E.W. Dijkstra yaitu seorang ilmuan computer berkebangsaan belanda yang pada perkembangannya menggunakan struktur data yang berbeda-beda, serta memakai

strategi greedy, dimana pada setiap langkah dipilih sisi- sisi dengan bobot terkecil

yang menghubungkan setiap simpul yang sudah terpilih dengan simpul lainnya. Terdapat beberapa jenis persoalan lintasan terpendek, anatara lain:

• Lintasan terpendek antara dua simpul tertentu.

• Lintasan terpendek antara semua pasangan simpul.

• Lintasan terpendek dari simpul tertentu ke semua simpul yang lain.

(33)

2.5 Metaheur istik

Heuristik berasal dari kata Yunani heuriskein yang berarti seni untuk

menemukan strategi dalam menyelesaikan persoalan sedangkan meta berarti

metodologi tingkat tinggi atau lanjut (Talbi, 2009). Didalam ilmu komputer,

metode heuristik merupakan suatu teknik untuk penyelesaian permasalahan yang

tidak menekankan pada pembuktian apakah solusi yang didapatkan adalah benar

(pembuktian apakah suatu solusi adalah benar merupakan fokus dari metode

penyelesaian analitik), tetapi lebih menekankan pada performa komputasi dan

kesederhanaan. Metode heuristik merupakan suatu metode penyelesaian yang

menggunakan konsep pendekatan.

Menurut Talbi (2009), metaheuristik dapat didefinisikan sebagai metode

lanjut (advanced) berbasis heuristic untuk menyelesaikan persoalan optimisasi

secara efficient. Di dalam wikipedia, metaheuristik didefinisikan sebagai metode

optimisasi yang dilakukan dengan memperbaiki kandidat penyelesaian secara

iteratif sesuai dengan fungsi objektifnya. Metode ini mampu menghasilkan

penyelesaian yang baik dalam waktu yang cepat (acceptable), tetapi tidak

menjamin bahwa penyelesaian yang dihasilkan merupakan penyelesaian terbaik

(optimal). Metode metaheuristik banyak dipakai dalam optimisasi stokastik

(optimisasi stokastim merupakan optimisasi yang memiliki derajat ketidak pastian

atau random).

Menurut Blum and Roli (Blum & Roli, 2003), metaheuristik memiliki

beberapa karakteristik dasar yaitu:

(34)

b. Tujuan dari metaheuristik adalah untuk menjelajahi ruang pencarian secara

efficient untuk menemukan solusi optimal.

c. Teknik metaheuristik berkisar dari prosedur pencarian local yang sederhana

sampai proses pembelajaran yang komplek

d. Meteheuristik adalah metode pendekatan dan biasanya non-deterministik

e. Metaheuristik dapat terdiri dari penggabungan beberapa mekanisme supaya

proses pencarian tidak terjebak dalam daerah terbatas di ruang pencarian.

f. Konsep dasar dari metaheuristik memungkinkan pendeskripsian secara abstrak

g. Metaheuristik bersifat general/umum sehingga dapat diterapkan dalam

berbagai macam persoalan

h. Metaheuristik dapat menggunakan domain pengetahuan khusus dalam bentuk

heuristik yang dikendalikan dengan strategi tingkat lanjut

i. Metaheuristik dapat menggunakan pengalaman yang didapat selama proses

pencarian untuk menuntun proses pencarian.

Metaheuristik, adalah suatu metode untuk melakukan eksplorasi yang lebih dalam pada daerah yang menjanjikan dari ruang solusi yang ada. Kualitas solusi yang dihasilkan dari metode ini jauh lebih baik daripada yang didapat heuristik klasik.

2.6 Clark and Wright Saving Heuristic

(35)

Metode penghematan Clarke and Wright merupakan suatu medote yang

ditemukan oleh Clarke and wright pada tahun 1964 yang kemudian

dipublikasikan sebagai algoritma yang digunakan sebagai solusi untuk

permasalahan rute kendaraan dimana sekumpulan rute pada setiap langkah ditukar

untuk mendapatkan sekumpulan rute yang lebih baik, dan metode ini digunakan

untuk mengatasi permasalahan yang cukup besar, dalam hal ini adalah jumlah rute

yang banyak. Inti dari metode ini adalah melakukan perhitungan penghematan

yang diukur dari seberapa banyak dapat dilakukan pengurangan jarak tempuh dan

waktu yang digunakan dengan mengaitkan node-node yang ada dan

menjadikannya sebuah rute berdasarkan nilai saving yang terbesar yaitu jarak

tempuh antara source node dan note tujuan.

Salah satu metode yang dapat digunakan adalah metode penghematan

Clarke Wright Saving Heuristic. Tujuan dari metode ini adalah meminimalkan

total jarak perjalanan kendaraan untuk melayani semua konsumen dalam satu hari

pengiriman. Metode penghematan ini merupakan prosedur pertukaran yaitu

bahwa sekumpulan rute pada setiap langkah ditukar untuk mendapatkan

sekumpulan rute yang lebih baik. Pada awalnya, diasumsikan bahwa setiap titik

permintaan dipenuhi secara individual oleh suatu kendaraan yang terpisah,

sebagai gambaran, missal terdapat dua node y dan z membentuk rute tersendiri

dan dilayani kendaraan yang berbeda. Jika digunakan satu kendaraan sebagai

pengganti dua kendaraan untuk melayani node y dan z, maka akan diperoleh

penghematan Syz berupa jarak tempuh. Dalam hal ini node y dan z membentuk

(36)

Gambar 2.5 Bentuk Rute Awal dan Bentuk Rute Penghematan (Sumber : Bowersox, DJ, 2002)

Bentuk dan matriks penghematan dapat dilihat pada gambar di bawah ini. Yang memperlihatkan bentuk umum dari matriks penghematan yang

dikembangkan oleh Clarke and Wright. Batasan-batasan yang dimiliki dalam prosedur penyelesaian adalah :

1. Kebutuhan pengantaran ke semua tempat tujuan harus dipenuhi. 2. Kapasitas kendaran tidak boleh dilanggar.

3. Total waktu atau jarak yang ditempuh oleh kendaraan tertentu tidak boleh melebihi jumlah yang ditentukan sebelumnya.

,,,,,,,,,

,,,,,,,,

Gambar 2.6. Bentuk Umum Matriks Penghematan Sumber : Bowersox, DJ, 2002,

Metode tersebut digunakan karena dalam proses perhitungannya, metode

(37)

memperoleh nilai saving yang terbesar untuk kemudian disusun menjadi sebuah

rute yang terbaik. Metode ini telah dirancang sesuai dengan karateristik Vehicle

Routing Problem (VRP) yaitu barang dari depot harus diantarkan kepada sejumlah

pelanggan, Permasalahanya adalah dalam hal menentukan pelanggan yang harus

didatangi terlebih dahulu yang kemudian menjadi suatu rute yang berawal dari

depot sampai kembali lagi ke depot. Hal ini bertujuan untuk mencapai suatu solusi

yaitu salah satunya untuk meminimalisasi biaya transportasi. Dalam penentuan ute

tersebut dperlukan langkah-langkah sebagai berikut:

a) Menentukan node sebagai node central atau disebut depot dan node-node

tujuan.

b) Membuat matriks jarak yaitu matriks jarak antara depot dengan node dan jarak

antar node. Pada tugas akhir ini akan dibuat matriks simetris.

c) Membuat matriks penghematan.

d) Nilai saving tertinggi dapat didefinisikan sebagai penentu sejumlah rute untuk

sekumpulan kendaraan yang harus melayani sejumlah pemberhentian (node)

dari depot pusat. Asumsi yang bisa digunakan dalam vehicle routing problem

standar adalah setiap kendaraan mempunyai kapasitas yang sama dan jumlah

kedaraan tidak terrupakan rute awal.

Pada tahap selanjutnya proses berulang itu digerakkan dari yang matrik

terbesar ke matriksyang bernilai kecil, sampai masing-masing matriks

penghematan itu dievaluasi untuk perbaikan rute lebih lanjut.

Salah satu metode untuk memecahkan masalah capacitated vehicle routing

(38)

ini merupakan metode yang cukup sederhana sehingga mudah diimplementasikan

untuk menentukan rute kendaraan.

Langkah-langkah dari metode clark and wright saving heuristic adalah

sebagai berikut (Chopra,2010):

1. Mengidentifikasi matriks jarak

Matrik jarak mengidentifikasi jarak antara dua buah lokasi yang akan

kunjungi oleh kendaraan. Jarak yang diketahui akan mempresentasikan biaya

yang dikeluarkan untuk melakukan transportasi diantara 2 lokasi yang

berbeda. Cara untuk menghitung jarak dari setiap lokasi dapat dilakukan

dengan beberapa cara. Salah satunya yaitu dengan mengetahui waktu tempuh

yang diperlukan oleh suatu kendaraan untuk menempuh dari satu lokasi ke

lokasi lainnya. Dengan adanya asumsi rata-rata kecepatan yang digunakan,

maka jarak akan diketahui dengan rumus:

D = v x t...(2.5)

Dimana;

D = Jarak antara 2 lokasi yang berbeda (km)

v = Kecepatan rata-rata kendaraan (km/jam)

t = Waktu tempuh kendaraan (jam)

2. Mengidentifikasi saving matriks

Saving matriks mempresentasikan penghematan apabila suatu kendaraan

mengunjungi beberapa lokasi secara bersamaan dibandingkan dengan

mengunjungi satu persatu lokasi. Saving matrik S(x,y) secara umung dapat

(39)

pabrik Konsumen x Pabrik dan Pabrik Konsumen y Pabrik

menjadi

Pabrik Konsumen x Konsumen y Pabrik

Dari gambaran umum diatas terlihat jelas bahwa rute yang baru akan

menghemat waktu dan jarak tempuh dari kendaraan yang digunakan untuk

mendistribusikan pesanan konsumen. Nilai dari saving matriks dapat

dirumuskan sebagai berikut:

S(x,y) = D(DC,x) + D(x,y) – D(x,y) ...(2.6)

dimana,

S(x,y) : Nilai saving matriks dari konsumen x ke konsumen y

D(DC,x) : Jarak dari pabrik (distribution center) ke konsumen x

D(DC.y) : Jarak dari pabrik (distribution center) ke konsumen y

D(x,y) : Jarak dari konsumen x ke konsumen y

3. Membagi konsumen dalam rute perjalanan kendaraan

Pada tahapan ini,dilakukan pembagian konsumen ke dalam suatu rute

perjalanan kendaraan dengan mempertimbangkan konsumen dan kapasitas

kendaraan yang digunakan. Sebuah rute dikatakan feasible apabila jumlah

jumlah dari permintaan total dari semua konsumen tidak melebihi kapasitas

kendaraan. Prosedur yang digunakan untuk pengelompokan konsumen yaitu

berdasarkan nila saving matriks terbesar. Jadi pertama-pertama yaitu

mengurutkan nilai saving matriks terbesar sampai terkecil. Kemudian

kelompokan konsumen mulai nilai saving matriks yang terbesar sampai

(40)

Apabila kapasitas kendaraan sudah maksimal, maka prosedur tersebut akan

berulang sampai semua konsumen teralokasi dalam suatu rute perjalanan.

4. Mengurutkan konsumen didalam rute perjalanan

Tahap ini merupakan tahap akhir dari metode Clark and Wright Saving

Heuristic. Tujuan dari tahap ini adalah mengurutkan kunjungan dari

kendaraan ke setiap konsumen yang sudah dikelompokan dalam suatu rute

perjalanan agar diperoleh jarak minimal. Beberapa cara yang dapat

digunakan untuk pengurutan kunjungan adalah sebagai berikut:

a. Farthest Insert

Prosedur ini dilakukan dengan melakukan penambahan konsumen dalam

sebuah rute perjalanan. Prosedur ini dimulai dari penentuan rute kendaraan ke

konsumen yang memiliki jarak yang paling jauh. Kemudian prosedur ini akan

terus berulang hingga semua konsumen masuk ke dalam rute perjalanan.

b. Nearest Neighbour

Prosedur ini memulai rute kendaraan dari jarak yang paling dekat dengan

depot. Kemudian rute selanjutnya yaitu konsumen yang paling dekat dengan

konsumen pertama yang sudah dikunjungi. Prosedur ini akan terus berulang

sampai semua konsumen masuk ke dalam rute perjalanan.

c. Nearest Insert

Prosedur ini merupakan kebalikan dari farthest insert dimana dimana

prosedur ini dimulai dari penentuan rute kendaraan ke konsumen yang

memiliki jarak yang paling dekat. Kemudian prosedur ini akan terus berulang

(41)

2.7 Peramalan

Peramalan adalah suatu proses untuk memperkirakan jumlah permintaan

(demand) yang diminta oleh konsumen dimasa yang akan datang. Ramalan

permintaan merupakan salah satu bahan informasi yang penting dalam penyusunan rencana produksi. Produksi yang berlebihan merupakan pemborosan, sedangkan produksi yang dibawahpermintaan pasar memberikan kesempatan berprodiksi sebaiknya ditentukan dahulu berapa jumlah produksi yang diperkirakan tepat, yang didasarkan atas perkirakan kebutuhan konsumen/pasar pada periode akan datang.

2.7.1 Kegunaan peramalan

Secara umum untuk memastikan bahwa peramalan yang dilakukan dapat mencapai taraf ketepatan yang optimal, beberapa langkah yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut. yaitu : (Baroto, Teguh 2002,hal.26).

1. Penentuan tujuan peramalan tegantung pada kebutuhan informasi para manajer.

2. Pengembangan model merupakan cara pengolahan dan penyajian data agar lebih sederhana sehingga mudah untuk dianalisis.

3. Pengujian model ini dilakukan ntuk melihat tingkat akurasi, validitas, dan reliabilitas yang diharapkan.

4. Penerapan model dengan cara memasukan data historis (data masa lalu) untuk menghasilkan suatu ramalan.

(42)

2.7.2 Konsep Dasar Teknik Peramalan

Peramalan merupakan bagian awal dari suatu proses pengambilan suatu keputusan. Sebelum melakukan peramalan harus diketahui terlebih dahulu apa sebenarnya persoalan dalam pengambilan keputusan itu dan melakukan penentuan pengambilan pola data yang akan digunakan untuk menentukan data yang didapat digunakan pada pola data.

Situasi peramalan sangat beragam dalam horizon waktu peramalan, faktor yang menentukan hasil sebenarnya, tipe pola data dan berbagai aspek lainya. Untuk menghadapi penggunaan yang luas semacam itu, beberapa teknik telah dikembangkan. Seperti pada gambar pola data yaitu :

a. Pola data horizontal

Gambar 2.7 Pola Horisontal (Sumber: Hakim Arman 2003)

Apabila nilai data berfluktuasi di sekitar rata-rata yang konstan. Hal ini terjadi pada suatu roduk yang penjualannya tidak meningkatkan atau menurun selama waktu tertentu.

b. Pola Data Musiman

(43)

Pola musiman terjadi bila data terlihat berfluktuasi, namu fluktuasi tersebut terlihat berulang dalam suatu interval tertentu. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh factor musiman seperti factor cuaca, musim libur panjang, hari raya keagamaan yang akan berulang secara periodic setiap tahunya. c. Pola Data Siklis

Gambar 2.9 Pola Siklis (Sumber: Hakim Arman 2003)

Pola siklis terjadi bilamana datanya dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi jangka panjang seperti yang berhubungan dengan siklus bisnis. Permintaan suatu produk dapat memiliki siklus yang berulang secara periodik bisanya lebih dari satu tahun sehingga pola ini tidak perlu dimasukkan dalam peramalan jangka pendek.produk deperti mobil, baja dan peralatan utama lainnya menunjukan jenis pola ini.

d. Pola Data Trend

(44)

e. Pola Trend terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang dalam data dan merupakan sifat dari permintaan masa lalu terhadap waktu terjadinya, apakah permintaan tersebut cenderung naik, turun. Atau konstan. Penjualan banyak perusahaan, produk bruto nasional (GNP) dan berbagai indikator bisnis atau ekonomi lainnya mengikuti pola trend selama perubahannya sepanjang waktu.

(Nasution,Hakim Arman, 2003, “Pengendalian Perancangan Produksi”,hal.36).

2.7.3 Metode Peramalan

Di dalam perencanaan produksi untuk suatu perusahaan perlu diketahui adanya unsur utama yaitu peramalan produksi dan perkiraan produksi. Penyusunan perencanaan produksi tanpa dilengkapi dengan peramalan dan perkrraan produksi akan terjadi suatu perencanaan roduksi yang kurang lengkap. Metode peramalan merupakan suatu metode atau teori pendekatan kemungkinan aka terjadinya suatu kejadian di masa yang akan datang dengan menganalisa keadaan di waktu-waktu yang lalu. Penyusunan peramalan yang berdasarkan pada data historis yang ada seringkali menggumakam trend untuk melaksanakan perhitungan peramalan penjualan.

2.7.3.1 Peramalan Kualitatif

(45)

sebagai bahan masukan dalam melakukan judgement (pendapat, keputusan) dan dapat dilakukan secara perseorangan maupun kelompok.

Metode peramalan kualitatif atau teknologis tidak memerlukan data serupa seperti metode peramalan kuantitatif. Input yang dibutuhkan tergantung pada metode dan merupakn hasil pemikiran intuitif, perkiraan dan pengetahuan yang telah didapat pendekatan teknologis sering memerlukan input dan sejumlah orang yang terlatih secara khusus. Metode teknologis di bagi menjdi dua bagian, yaitu metode eksploratoris (seperti Delphi, Kurva’s, analogy, dan penelitian

marfalogis) di nilai dengan masa lalu dan masa kini sebagai titik awalnya dari

bergerak kea rah masa depan secara heuristic, sering kali dengan melihat semua kemungkinan yang ada. Metode normative (seperti matriks keputusan, poho relevansi dan analisa system) di mulai dengan menciptakan sasaran dan tujuan yang akan datang, kemudian bekerja mundur untuk melihat apakah hal ini dapat dicapai, berdasarkan kendala, sumber daya dan teknologi yang tersedia. Ramalan teknologis terutama digunakan untuk memberikan ramalan numeric tertentu, karena ramalan teknologis digunakan sangat ekklusif untu jangka menangah dan panjang seperti perumusan stiategis, pengembangan produk dak teknologis baru dan pengembangan rencana jangka panjang.

Dalam peramalan secara kualitatif ada 3 metode yang umum dipakai : a) Juru opini Eksekutif

(46)

2.7.3.2 Model Peramalan Kuantitatif

Peramalan secara kuantitatif pada metode ini, suatu set data historis atau masa lalu digunakan untuk mengekstrapolasi (meramalkan) permintaan masa depan.berikut:

Metode time series adlah metode peramalan yang menggunakan waktu sebagai dasar. Termasuk dalam metode time series adalah :

1. Metode moving average.

2. Metode weight moving average. 3. Metode exponential smoothing. 4. Metode regresi linear sederhana.

(Baroto, Teguh, 2002, “Perencanaan Dan Pengendalian Produk”. Edisi Pertama.

Ghalia Indonesia, Jakarta,hal 27)

2.7.3.3 Motode Rata-r ata Kumulatif

Metode ini menggunakan analisa pada seluruh data masa lalu yang dijadikan dasar dalam penyusunan ramalan pada masa yang akan datang. Jadi seluruh data masa lalu mempengaruhi nilai ramalan pada masa yang akan datang. Sehingga ramalan untuk bulan depan ditentukan oleh data yang terjadi pada bulan-bulan sebelumnya. Rumus yang digunakan untuk ramalan kebutuhan bahan pada bulan-bulan berikutnya adalah :

=

=

….. ...(2.7)

Dimana :

= Ramalan permintaan pada periode t.

(47)

N = Jumlah data

(Baroto, Teguh, 2002, “Perencanaan Dan Pengendalian Produk”. Edisi Pertama.

Ghalia Indonesia, Jakarta,hal 27)

2.7.3.4 Metode Rata-rata Bergerak

Rata-rata bergerakdiperoleh dengan merata-rata permintaan berdasarkan beberapa data masa lalu yang terbaru. Tujuan utama dari penggunaan metode rata-rata bergerak adalah untuk mengurangi variasi acak permintaan dalam hubungannyandengan waktu. Tujuan ini dicapai dengan merata-rata tersebut sebagai ramalan permintaan untuk periode yang akan datang. Disebut rata-rata bergerak karena begitu setiap data aktual permintaan baru deret waktu tersedia, maka data actual permintaan yang paling terdahulu akan dikeluarkan dari perhitungan, kemudian suatu nilai rata-rata baru akan dihitung.

Rata-rata bergerak bermanfaat jika mengansumsikan bahwa permintaan pasar tetap stabil sepanjang waktu. Rata-rata bergerak empat bulan diperoleh dengan menjumlahkan permintaan selama empat bulan dan dibagi 4. Data bulan terahir ditambahkan ke jumlah data tiga bulan sebelumnya dan bulan yang paling awal dihilangkan. Hal ini akan menghaluskan ketidakteraturan jangka pendek di dalam seri data.

Secara matematis, rata-rata bergerak (yang menjadi estimasi dari permintaan periode berikutnya) ditunjukkan sebagi berikut :

Rata-rata bergerak =

(48)

Dimana :

= Ramalan permintaan pada periode t

= Permintaan actual pada periode t-1

=

Jumlah periode dalam rata-rata bergerak yaitu dua, tiga, empat, lima atau enam periode.

(Baroto, Teguh, 2002, “Perencanaan Dan Pengendalian Produk”. Edisi Pertama.

Ghalia Indonesia, Jakarta,hal 28)

2.7.3.5 Metode Regresi Sederhana (Regression Analysis) Trend Linier

Regresi sederhana adalah suatu pola hubungan yang merupakan fungsi, dimana hanya terdapat satu variabel bebas (independent variabel). Bentuk hubungan tersebut adalah y = f (x), dimana y adalah variabel yang dirfamalkan atau yang dicari

(independent variabel) dan x adalah variabel bebas (independent variabel).

Pola hubungan yang ditujukkan dengan analisa regresi sederhana mengasusikan bahwa hubungan diantara dua variabel dapat dinyatakan dengan suatu garis lurus. Notasi regresi sederhana yang merupakan pola garis lurus dinyatakan sebagai berikut :

= a+ ...(2.9) Nilai y yang diperoleh dari hasil pengamatan tidak akan tepat jatuh pada garis perkiraan karena terdapatnya kesalahan acak pada data aktual. Pada setiap titik pengamatan, kesalahan ditunjukkan sebagai - , dan total varian atau kesalahan kuadrat untuk seluruh titik pengamatan tersebut adalah :

(49)

Analisa regresi bertujuan meminimasi persamaan kesalahan di atas dengan memilih nilai a dan b yang sesuai.

Garis lurus yang yang dicari adlah garis lurus yang mendekati titik-titik dari data. Untuk mencari garis lurus tersebut, perlu dicari besaran a dan b, besaran tersebut merupakan nilai konstan yang tidak berubah-ubah dalam penganalisaan yang dilakukan. Artinya bila diperoleh nila a dalam penganalisaan yang dilakukan. Artinya bila diperoleh nilai a dan b, maka untuk setiap nilai x akan dapat diperoleh besaran y atau variabel yang dicari untuk nilai x tersebut.

Rumus penentuan koefisien kemiringan b untuk reresi linier sederhana adalah sebagi berikut :

b =

[ ∑ ] [ ∑ ]

∑ [ ∑ ] ...(2.11)

sedangkan rumus untuk mendapatkan koefisien intersepsi a adalah :

a =

...(2.12)

Dimana :

= Ramalan permintaan pada periode x.

a = Nilai trend padaperiode dasar/nilai tetap y bila x = 0 (merupakan perpotongan dengan sumbu y).

b = Tingkat perkembangan nilai yang diramalkan.

x = Variabel bebas yang mempengaruhi y.

xi = Variabel bebas pada periode i.

Yi = permintaan aktual pada periode i

(50)

2.7.4 Kriteria Ketepatan Peramalan

Dalam ketepatan peramalan dapat dilakukan dengan beberapa metode peramalan antara lain : metode Moving Average, metode Smoothing Exponential dan sebagainya, yang kesemuanya itu belum tentu cocok untuk digunakan dalam suatu peramalan.

Tidak ada suatu metode peramalan yang paling baik dan selalu cocok digunakan untuk membuat peramalan mungkin akan cocok untuk dipakai pada suatu hal, tetapi belum tentu cocok untuk digunakan pada hal lain. Oleh karena itu, kita harus memilih metode yang cocok, yaitu yang bias meminimasi kesalahan peramalan yang mempunyai nilai kesalahan terkecil. Untuk menentukan nilai kesalahan dan peramalan, digunakan beberapa metode, antara lain :

1. Mean Square Error (MSE)

...(2.13)

= hasil peramalan = data aktual n= jumlah periode

2. Standart Deviation Of Error(SDE)

= ...(2.14)

Dimana :

= nilai kesalahan kuadrat n = jumlah periode

3. Mean Absolute Error (MAE)

(51)

= ∑ ...(2.15)

Dimana PEi adalah persen kesalahan pada periode i

4. Mean Absolute Persentage Error (MAPE)

Merupakan nilai tengah kesalahan persentase absolute, dengan rumus

= ∑ | |...(2.16)

Dua metode ukuran yang biasa diinginkan adalah nilai tengah kesalahan absolute dan nilai tengah kesalahan kuadrat. Kedua ukuran tersebut mempertimbangkan kesalahan baik negatif maupun positif (under estimed atau

over estimed), perbedaanya adalah bahwa metode tengah kesalahan dibandingkan

dengan nilai tengah kesalahan absolute. Keuntungan metode nilai tengah kesalahan (bras) mempunyai kelebihan tersendiri, yaitu menunjukan kecenderungan pada under forecast, sebaiknya apabila bias negative menunjukan pada over forcast.

(Baroto, Teguh, 2002, “Perencanaan Dan Pengendalian Produk”. Edisi Pertama.

Ghalia Indonesia, Jakarta,hal 27)

2.7.5 Menguji Peramalan

Pengujian ini dilakukan menggunakan metode MRC. Tujuan adalah untuk memeriksa peramalan-peramalan yang telah dilakukan, apakah data hasil peramalan sudah dalam kondisi yang terkecil atau belum.

1. Menghitung tentang bergerak

= − − − ...(2.17)

Dengan : = data actual tahun tertentu

(52)

2. Menghitung

= Σ ...(2.18)

3 Menghitung batas-batas control Batas Atas (BA) = + 2,66.

Batas Bawah (BB) = - 2,66

4 Menghitung titik-titik simpangan − ke dalam peta kendali.

Fungsi peramalan yang terpilih dapat digunakan, apabila semua titik berada dalam batas kontrol. Tetapi bila mendapatkan suatu titik tak terkendali (out of

control) sewaktu memeriksa peramalan, maka kita akan mencari peramalan

yang baru. Hal ini membuktikan bahwa metode peramalan tersebut tidak cocok untuk digunakan.

Gambar 2.11 Bagan Peta Kendali (Sumber : Arman Hakim, 2003) Kondisi Out Of Control, yaitu :

(53)

Dari tiga buah titik yang berurutan, apakah dua titik atau lebih terdapat dalam salah satu daerah A.

3. Aturan lima titik

Dari lima buah titik yang berurutan, apakah empat titik atau lebih terdapat dalam satu daerah B.

4. Aturan delapan titik

Dari delapan titik yang berurutan berada pada salah satu sisi satu sisi dari garid tengah (daerah c)

2.8 Peneliti Terdahulu

Masalah optimalisasi rute pendistribusian produk pada penelitian ini, berhubungan dengan penelitian yang telah ada yaitu antara lain :

1. Kennard Kevin Kwanady, 2011 dengan judul penelitian Optimalisasi rute dengan metode Clarke and wright saving heuristic untuk analisa dan perancangan system informasi pendistribusian barang jadi pada PT. Parahyangan Jaya. Didapat kesimpulan pada tugas akhir ini membahas masalah pendistribusian produk yang dapat diselesaikan dengan clark sand

wright saving heuristic untuk menentukan jalur pendistribusian barang jadi

dengan perhitungan aspek rute terpendek dan peningkatan utilisasi kendaraan yang digunakan dan bisa mengakomodasi semua informasi yang diperoleh agar pendistribusian barang dapat dilakukan secara optimal.

(54)

penjadwalan distribusi barang sehingga didapatkan jarak tempuh yang optimal dan meminimalisasi biaya transportasi.

3. Tarida Lucyana, 2011 dengan judul penelitian penentuan rute distribusi barang atau produk dengan menggunakan metode clark and wraight saving heuristic

klasik terbaik pada permasalahan rute kendaraan (Studi kasus di PT X).

(55)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di CV. Sumber Jaya yang berlokasi di Menganti, Gresik dan penelitian dilakukan pada bulan November 2014.

3.2 Identifikasi dan Definisi Oper asional Var iabel 3.2.1 Identifikasi Variabel

Mengacu pada judul penelitian, maka dapat diidentifikasikan variabel-variabel yang berhubungan dengan permasalahan dan nantinya akan dianalisa sebagai berikut :

1. Variabel Terikat

Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat adanya variabel bebas. Yang termasuk dalam variabel terikat adalah meminimumkan biaya distribusi.

2. Variabel Bebas

Variabel Bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya berubahnya variabel terikat. Yang termasuk variabel bebas adalah :

a. Rute awal distribusi b. Data lokasi agen c. Data jarak tempuh

d. Kapasitas angkut kendaraan e. Data permintaan

(56)
(57)

TC2 < TC1 ?

Penetapan Metode Peramalan

Menghitung Mean Square

Error (MSE)

Memilih MSE Terkecil A

MSE Terkontrol

Hasil Peramalan Bulan Desember 2014 – November 2015

Menentukan Perencanaan Penjadwalan Distribusi dan Biaya Distribusi Bulan

Desember 2014 – Nonember 2015

Kesimpulan dan Saran Hasil dan Pembahasan

Selesai Uji Verifikasi Dengan

Moving Range Chart

ya

Tidak

Ya Tidak

(58)

Penjelasan langkah–langkah penelitian dan pemecahan masalah adalah sebagai berikut:

1. Studi literatur dan studi lapangan

Pengumpulan data sebagai dasar teoritis yang dipakai pedoman dalam menganalisa objek yang akan ditetiliti, dapat diperoleh dari berbagai literatur dan studi lapangan untuk mendapatkan data–data sebagai bahan pengolahan data.

2. Perumusan masalah

Dalam melakukan kegiatan distribusi produk kayu, distributor CV. Sumber jaya dituntut untuk merancang kinerja pengiriman yang baik. Sehingga perumusan masalah ini adalah “Bagaimana pengoptimalan rute pengiriman dalam distribusi kayu sehingga dapat meminimumkan biaya distribusi ?”

3. Tujuan peneliti

Adapun tujuan dari penelitian adalah menentukan rute distribusi pengiriman kayu yang optimal sehingga mempercepat proses distribusi kayu dan membandingkan rute awal dengan rute usulan yang dihasilkan. 4. Identifikasi variabel

Melakukan identifikasi variabel berdasarkan permasalahan yang didapat pada saat melakukan studi literatur dan studi lapangan, sehingga dapat diketahui variabel bebas dan variabel terikat dari penelitian ini.

5. Pengumpulan data

(59)

a) Rute awal distribusi bulan November 2014 b) Data lokasi agen bulan November 2014 c) Data jarak tempuh

d) Kapasitas angkut kendaraan e) Data permintaan

f) Biaya transportasi

6. Pembuatan matrik jarak lokasi

Dalam pembuatan matrik jarak ini dibutuhkan survey lapangan untuk mengetahui jarak dari distributor ke customer/agen dan dari customer/agen ke customer/agen lain.

7. Perhitungan rute distribusi awal perusahaan.

Perhitungan ini dilakukan dengan menjumlah total jarak perjalanan distribusi dari awal sampai akhir perjalanan.

8. Perhitungan rute distribusi menggunakan metode clark and wright saving

heuristic.

Perhitungan jarak dengan metode ini dilakukan sesuai dengan konsep

clark and wright saving heuristic

9. Membuat inisialisai node

Menentukan node-node untuk mewakili semua customer atau agen dalam pendistribusian ke wilayah tersebut. Node V = (v0,v1,… ,vn).

10.Menghitung nilai saving

Matriks penghematan didapat dari perhitungan Sij= Cawal,i+ Cawal,j– Ci,j,

(60)

sampai yang terkecil. Langkah ini merupakan iterasi dari matriks penghematan,

11.Ambil nilai saving yang terbesar sebagai tujuan awal dan cek nilai saving lalu sisipkan pada titik awal rute, jika masih ada titik yang belum dikunjungi maka cek nilai saving selanjutnya dan sisipkan pada titik awwal rute.

12.Menghitung jarak dan biaya

13.Pemilihan metode usulan yang lebih baik.

Memilih metode yang lebih baik dari kedua rute usulan untuk dibandingkan dengan rute awal perusahaan.

14.Membandingkan antara rute awal perusahaan dan rute usulan dari metode yang di usulkan.

Menganalisa total jarak awal dan biaya awal yang ditempuh perusahaan dengan total jarak dan biaya yang diusulkan..

15.Membuat diagram pencar

Pada bagian ini membuat diagram pencar dari data historis permintaan bulan Desember 2013 - November 2014 yang nantinya akan digunakan untuk mengetahui pola data permintaan historis, dimana hasil pola tersebut digunakan untuk menentukan model atau model peramalan.

16.Melakukan plot data. 17.Model Peramalan

(61)

pendugaan digunakan sebagai dasar untuk merencanakan kegiatan mendatang.setiap metode peramalan akan memberikan hasil yang berbed-beda untuk satu keadaan yang sama. Metode peramalan yang baik adalah metode yang menghasilkan penyimpangan yang sekecil mungkin antara peramalan dengan data aktual. Adapun model-model peramalan permintaan dapat digunakan adalah Double Moving, Double Exponential

Smothing dan Regresi Linier. Peramalan dta permintaan menggunakan

program WinQSB.

18.Menghitung Mean Square Error (MSE)

Pada bagian ini menghitung. Mean Square Error dari mode-model peramalan yang digunakan.

Mean Square Error (MSE) :

Dimana :

= hasil peramalan = data aktual n= jumlah periode 19.Memilih MSE Terkecil

Pada bagian ini dipilih Mean Square Error (MSE) terkecil dari tiap-tiap model peramalan.

(62)

menggunakan suatu metode peramalan tergantung dari pengukuran forcast

error terkecil, akan dipilih. Untuk menentukan nilai kesalahan dan

peramalan, digunakan Mean Square Error.

20.Uji Verifikasi Dengan Moving Range Chart (MRC)

Pengujian ini dilakukan dengan menggunakan metode MRC (Moving

Range Error).Tujuannya adalah untuk memeriksa peramalan-peramalan

yang telah dilakukan, apakah data hasil peramalan sudah dalam kondisi yang terkecil atau belum.

Langkah-langkah dalam pembuatan MRC adalah sebagai berikut : 1. Menghitung rentang bergerak bergerak (Moving Range)

= − − −

Dengan : = data actual tahun tertentu

Y = data hasil peramalan tahun tertentu

2. Menghitung rata-rata rentang bergerak

= Σ

3. Menghitung batas-batas control Batas Atas (BA) = + 2,66. Batas Bawah (BB) = - 2,66

Menghitung titik-titik simpangan − ke dalam peta kendali.

Gambar

Gambar 2.3 Graph Berarah dan Berbobot
Gambar 2.5 Bentuk Rute Awal dan Bentuk Rute Penghematan
Gambar 2.8 Pola Musiman
Gambar 2.10 Pola Trend
+7

Referensi

Dokumen terkait

matematika menggunakan model DL diperoleh rerata siswa berada pada tingkat kecemasan belajar tergolong rendah dengan nilai rerata 3,20 (kriteria kecemasan rendah,

Usaha yang dimaksudkan dalam Pasal 4 ayat (1) sub d adalah usaha-usaha yang bertujuan untuk meningkatkan rasa kesadaran dan rasa tanggung- jawab sosial para warga masyarakat

Hasil pengujian terhadap masing-masing sampel ini digunakan sebagai data masukan untuk perhitungan menggunakan metode extension evaluation untuk menyeleksi sampel material rem

Pada langkah Pada bagian ini peserta didik akan membutuhkan keempat kemampuan berpikir kritis dalam penelitian ini yaitu memfokuskan pertanyaan, menganalisis

Hubungan Perilaku Diet Anak dengan Early Childhood Caries (ECC) pada Anak Usia 37 – 71 Bulan.. Nama anak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) respon siswa terhadap penerapan strategi pembelajaran kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT), 2) untuk

 Hasil penelitian ini sebaikanya diperhatikan perusahaan dalam menata system perawatan, karena dilihat dari interval waktu penggantian komponen dan biaya penggantian

Kalau di sekolah ini, evaluasi itu untuk mengetahui sampai mana kurikulum 2013 itu dapat dicapai dengan dilihat dari hasil belajar siswa dan jurnal harian yang