• Tidak ada hasil yang ditemukan

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN MAHASISWA DALAM MEMILIH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UPN ’’VETERAN” JAWA TIMUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN MAHASISWA DALAM MEMILIH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UPN ’’VETERAN” JAWA TIMUR."

Copied!
115
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi sebagian Persyar atan Memperoleh Gelar Sar jana Ilmu Administr asi Bisnis pada Fakutas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veter an”

J awa Timur

Oleh :

LULUK RAHMAWATI 0842010053

YAYASAN KESEJ AHTERAAN PENDIDIKAN DAN PERUMAHAN UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” J AWA TIMUR

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI BISNIS

(2)

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN MAHASISWA DALAM MEMILIH

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UPN ’’VETERAN” J AWA TIMUR

SURABAYA

Disusun Oleh :

LULUK RAHMAWATI

NPM. 0842010053

Telah disetujui untuk mengikuti Ujian Skripsi

Menyetujui

Pembimbing Utama

Dra. Sonia Andar ini, M.Si

NIP. 196503261993092001

Mengetahui

DEKAN

Dra.Hj. Suparwati, M.Si

(3)

FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN MAHASISWA DALAM MEMILIH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UPN ’’VETERAN” J AWA TIMUR SURABAYA

Disusun oleh : LULUK RAHMAWATI

0842010053

Telah diper tahankan dihadapan dan diter ima oleh Tim Penguji Skr ipsi J ur usan Ilmu Administrasi Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Univer sita s Pembangunan Nasional ’’Veter an” J awa Timur Pada Tanggal : 30 Mar et 2012

Menyetujui

Pembimbing Utama Tim Penguji

1. Ketua

Dr a. Sonja Andar ini, MSi Dr a. Lia Nir awati, M.Si

NIP. 196503261993092001 NIP. 196009241993032001

(4)

Dengan mengucap puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Faktor -Faktor yang Diper timbangkan Mahasiswa dalam Memilih Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Univer sita s Pembangunan Nasional “VETERAN” J awa Timur”.

Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa hormat dan ucapan terimakasih kepada Ibu Dra. Sonja Andarini, M.Si, selaku dosen pembimbing yang bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan petunjuk kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Tidak lupa penulis juga menyampaikan terimakasih kepada :

1. Ibu Dra. Ec, Hj. Suparwati, M.Si, selaku Dekan Fakultas IlmuSosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur.

2. Ibu Dra. Lia Nirawati, M.Si, selaku ketua Program Studi Ilmu Administrasi Bisnis FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” JawaTimur. 3. Ibu Dra. Siti Ning Farida, M.Si, selaku sekretaris Program Studi Ilmu

Administrasi Bisnis FISIP Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(5)

diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhirnya, dengan segala keterbatasan yang penulis miliki semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak umumnya dan penulis pada khususnya.

Surabaya, Maret 2012

(6)

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ……… ... iii

DAFTAR TABEL ……… ... vii

DAFTAR GAMBAR ……… ... viii

BAB I PENDAHULUAN ……… ... 1

1.1 Latar Belakang ………... 1

1.2 Perumusan Masalah ………. ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ……….. ... 5

1.4 Manfaat Penelitian……… ... 5

BAB II KAJ IAN PUSTAKA ……… ... 6

2.1 Landasan Teori ……….. ... 6

2.1.1 Manajemen Pemasaran ……… ... 6

2.1.2 Perilaku Konsumen ……… ... 10

2.1.2.1 Pengertian Perilaku Konsumen………... 10

2.1.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsume ... 11

2.1.3 Pengaruh Lingkungan ………... 14

2.1.3.1 Faktor Kebudayaan ……… ... 14

2.1.3.2 Faktor Sosial……… ... 15

(7)

2.1.5 Pengertian Jasa ………. ... 29

2.1.5.1 Ciri-ciri Jasa……… ... 30

2.1.5.2 Macam-macam Jasa……… ... 32

2.1.5.3 Sifat-sifat Khusus Pemasaran Jasa………... 33

2.1.5.4 Biaya, Fasilitas, dan Pelayanan……… ... 34

2.1.5.5 Klasifikasi Jasa……… ... 34

2.1.6 Faktor-faktor yang Dipertimbangkan……… ... 35

2.2 Kerangka Berpikir ……….. ... 38

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ……… ... 39

3.1 Difinisi Operasional dan Pengukuran Variabel ……….. ... 39

3.1.1 Difinisi Operasional Variabel……… ... 39

3.1.2 Pengukuran Variabel ……… ... 42

3.2 Populasi, Sampel dan Teknik Penarikan Sampel ………… ... 43

3.2.1 Populasi ………. ... 43

3.2.2 Sampel ……… ... 43

3.2.3 Teknik Penarikan Sampel ……….. ... 44

3.3 Teknik Pengumpulan Data ……….. ... 45

3.3.1 Jenis Data ……… ... 45

3.3.2 Sumber Data ……….. ... 45

(8)

3.4.2 Uji Validitas ……… ... 46

3.4.3 Uji Reliabilitas ……….. ... 47

3.4.4 Analisis Faktor ………. ... 47

3.4.5 Model Analisis Faktor ……… ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… ... 57

4.1 Gambaran Umum UPN “Veteran” Jawa Timur……….. ... 57

4.1.1 Sejarah……… ... 57

4.1.2 Lokasi ……… ... 58

4.1.3 Fakultas dan Program Studi ……… ... 58

4.1.4 Dosen dan Mahasiswa ………... 60

4.1.5 Prestasi ……… ... 60

4.1.6 Fasilitas……… ... 61

4.1.7 Badan Kelengkapan……… ... 62

4.1.8 Kerjasama……… ... 62

4.2 Sejarah Singkat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik……. ... 63

4.2.1 Program Studi ………. ... 63

4.2.2 Fasilitas ………... 64

4.2.3 Kurikulum ……….. ... 64

4.3 Penyajian Data ……….. ... 64

4.3.1 Data Karakteristik Responden……… ... 64

(9)

4.3.2 Variabel-Variabel Penelitian……… ... 66

4.4 Uji Kualitas Data ………. ... 72

4.4.1 Uji Validitas……….. ... 72

4.4.2 Uji Reliabilitas ………... 74

4.5 Analisis Faktor ………. ... 74

4.5.1 Analisis Interkorelasi Antar Faktor ……… ... 74

4.5.2 Analisis Komponen Utama ……… ... 76

4.5.3 Menentukan Rotasi Matrik Faktor ……… ... 78

4.5.4 Menentukan Communalities ……… ... 80

4.6 Pembahasan ………. ... 93

4.6.1 Pembahasan Hasil ……… ... 93

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… ... 98

5.1 Kesimpulan ………. ... 98

5.2 Saran ………. ... 99 DAFTAR PUSTAKA

(10)

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Mahasiswa FISIP UPN “Veteran” Jatim ... 4

Tabel 4.1 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...65

Tabel 4.2 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia...65

Tabel 4.3 Klasifikasi Responden Berdasarkan Jurusan ...66

Tabel 4.4 Distribuisi Frekuensi Tanggapan Responden Terhadap Keputusan Mahasiswa dalam Memilih FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur ...67

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ...73

Tabel 4.6 Uji Kelayakan Analisis ...75

Tabel 4.7 Anti Image Matrices ...76

Tabel 4.8 Nilai Eigen untuk Setiap Faktor...77

Tabel 4.9 Nilai Loading ...78

Tabel 4.10 Matriks Rotasi ...79

Tabel 4.11 Communalities ...80

(11)

Gambar 1 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen ... 12 Gambar 2 Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen... 13 Gambar 3 Kerangka Berpikir ... 38 Gambar 4 Hasil Analisis Faktor yang Dipertimbangkan Mahasiswa dalam Memilih

FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur ... 92

(12)

J awa Timur )

Oleh :

LULUK RAHMAWATI 0842010053

ABSTRAKSI

Perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini sedang berkembang pesat dan luar biasa dalam berbagai fasilitas, dan hal tersebut di atas merupakan salah satu fenomena yang terjadi saat ini di kalangan anak muda yang menjadikan alasan untuk memilih program studi di bidang Ilmu Komunikasi. Perkembangan dunia entrepreneur di Indonesia tidak hanya berdampak kepada kesejahteraan pelaku wirausaha saja. Namun secara umum juga berdampak kepada peningkatan stabilitas ekonomi di Indonesia. Dari penjelasan di atas dapat menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih program studi Ilmu Administrasi Bisnis. Pentingnya studi administrasi Negara dikaitkan dengan kenyataan bahwa kehidupan menjadi tak bermakna, kecuali dengan kegiatan-kegiatan yang bersifat publik. Penjelasan diatas menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih program studi Ilmu Administrasi Negara. Hubungan Internasional merupakan suatu persoalan-persoalan luar negeri dan isu-isu global di antara negara-negara dalam sistem internasional, termasuk peran negara-negara, organisasi-organisasi antar pemerintah, organisasi-organisasi nonpemerintah atau lembaga swadaya masyarakat, dan perusahaan-perusahaan multinasional. Penjelasan di atas menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih program studi Ilmu Hubungan Internasional. Dari penjelasan-penjelasan di atas ada empat program studi menjadi kebanggaan tersendiri bagi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur dan hal itu juga menjadi bukti bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik adalah fakultas yang patut dipertimbangkan oleh mahasiswa dalam memilih program studi. Berangkat dari fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jatim. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer. Populasi dalam penelitian ini adalah 445 mahasiswa FISIP UPN “Veteran” Jawa Timur Semester II, penulis mengambil sampel sebanyak 102 responden dan teknik penarikan sampelnya adalah proportionate stratified random

sampling. Sedangkan teknik analisis yang digunakan adalah analisis faktor.

(13)
(14)

1.1 Latar Belakang

Perkembangan teknologi dan komunikasi saat ini sedang berkembang pesat dan luar biasa dalam berbagai fasilitas. Salah satu perkembangan terbesar adalah jenis-jenis teknologi yang semakin terlihat dan pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang informasi dan komunikasi sehingga mampu menciptakan alat-alat yang mendukung perkembangan teknologi informasi, mulai dari sistem komunikasi sampai dengan alat komunikasi yang searah maupun dua arah. Penyampaian informasi tentang berbagai masalah dalam kehidupan yang dikemas melalui media elektronik maupun cetak banyak mengilhami anak-anak muda untuk ikut berperan didalamnya. Di samping itu, pelaku jurnalis, photografer, maupun Public Relation ikut menarik minat anak muda untuk terjun ke bidang tersebut. Kedua hal tersebut di atas merupakan salah satu fenomena yang terjadi saat ini di kalangan anak muda yang menjadikan alasan untuk memilih program studi di bidang Ilmu Komunikasi untuk bisa menjadi seorang jurnalis, photografer, dan lain-lain yang berhubungan bidang komunikasi.

(15)

diharapkan. Karena dengan kewirausahaanlah perekonomian Indonesia bisa bangkit. Kewirausahaan dianggap mampu menciptakan lapangan pekerjaan baru sehingga mengurangi jumlah pengangguran. Optimisme akan lahirnya generasi entrepreneur di Indonesia terlihat dari banyaknya training-training, seminar, dan workshop kewirausahaan diadakan di berbagai kota. Bahkan di pasaran juga muncul majalah, tabloid dan buku-buku kewirausahaan. Ditambah lagi dengan kehadiran berbagai komunitas entrepreneur yang intens membina anggotanya. Semua ini turut mendorong lahirnya entrepreneur-entrepreneur baru. Dari penjelasan di atas dapat menjadi pertimbangan

mahasiswa dalam memilih program studi Ilmu Administrasi Bisnis untuk bisa

menjadi entrepreneur yang menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain

dan menumbuhkan perekonomian Negara yang lebih baik.

Pentingnya studi administrasi Negara dikaitkan dengan kenyataan bahwa

kehidupan menjadi tak bermakna, kecuali dengan kegiatan-kegiatan yang

bersifat publik. Segala hal yang berkenaan dengan penyelenggaraan

kegiatan-kegiatan yang bersifat publik telah dicakup dalam pengertian administrasi

Negara, khususnya dalam mengkaji kebijaksanaan publik. Dalam proses

pembangunan sebagai konsekuensi dari pandangan bahwa administrasi Negara

merupakan motor penggerak pembangunan, maka administrasi Negara

membantu untuk meningkatkan kemampuan administrasi. Artinya, di samping

memberikan ketrampilan dalam bidang prosedur, teknik, dan mekanik, studi

administrasi akan memberikan bekal ilmiah mengenai bagaimana

(16)

kegiatan. Peranan administrasi Negara makin dibutuhkan dalam alam

globalisasi yang amat menekankan prinsip persaingan bebas. Secara politis,

peranan administrasi Negara adalah memelihara stabilitas Negara, baik dalam

pengertian keutuhan wilayah maupun keutuhan politik. Secara ekonomi,

peranan administrasi Negara adalah menjamin adanya kemampuan ekonomi

nasional untuk menghadapi dan mengatasi persaingan global. Penjelasan

diatas menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih program studi Ilmu

Administrasi Negara agar nanti ke depannya bisa memelihara stabilitas

Negara dan mengatasi persaingan global.

(17)

sehingga bisa menjadi duta Negara untuk menjalin kerjasama yang baik dengan Negara lain agar tercipta suatu perdamaian dunia.

Dari penjelasan-penjelasan di atas ada empat program studi yaitu Ilmu Komunikasi, Ilmu Administrasi Bisnis, Ilmu Administrasi Negara, dan Ilmu Hubungan Internasional, semua program studi tersebut terdapat di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur. Dan hal ini membuktikan bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jawa Timur patut dipertimbangkan oleh mahasiswa dalam memilih program studi, hal ini bisa dilihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1.1 menunjukkan perkembangan jumlah mahasiswa yang terdaftar sebagai mahasiswa aktif di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jatim.

Tabel 1.1

Jumlah mahasiswa FISIP UPN “Veteran” Jatim

S

Sumber: Admik FISIP UPN “Veteran” Jatim

Dari tabel tersebut diatas, terlihat bahwa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jatim diminati oleh mahasiswa. Hal tersebut disebabkan banyak faktor antara lain kondisi ekonomi, maupun faktor internal.

Dari sisi mahasiswa, keputusan untuk memilih kuliah pada salah satu fakultas maupun perguruan tinggi akan dipengaruhi beragam faktor. Faktor orangtua, saudara, teman, lokasi, gedung, fasilitas ruang perkuliahan, fasilitas

(18)

laboratorium, fasilitas perpustakaan, fasilitas internet, brosur, bakat, motivasi dan minat, alumni, biaya SPP, reputasi, status akreditasi, program studi yang ditawarkan, dosen, serta kualitas layanan dan kuantitas pelayanan yang ada, juga perlu diperhatikan oleh mahasiswa (http://www.pts.co.id/tips.php).

Berangkat dari fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jatim.

1. 2 Per umu san Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UPN “Veteran” Jatim ?

1. 3 Tujuan Penelitian

Dari uraian latar belakang diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

Untuk mengetahui faktor-faktor yang dipertimbangkan mahasiswa dalam memilih Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik.

1.4 Manfaat Penelitian

Sedangkan beberapa manfaat yang penulis harapkan dapat diperoleh dari hasil penelitian ini nantinya antara lain :

(19)
(20)

BAB I I KAJ IAN PUSTAK A

2.1. Land asan Teor i

2.1.1. Ma najemen Pema sar an

Manajemen pemasaran merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh perusahaan yang ditujukan untuk mengatur proses pertukaran. Pengertian pemasaran mengandung pengertian yang lebih luas dari sekedar penjualan dan periklanan. Menurut Sofyan Assauri, (2004:5) pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

Tjiptono, (2002:7) definisi pemasaran sebagai suatu proses sosial dan manajerial dimana individu atau kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan, pewarnaan, dan pertukaran segala sesuatu yang bernilai dengan orang atau kelompok lain. Lebih jauh Kotler, (2002:9) mendefinisikan pemasaran sebagai proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok menempatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan, menawarkan, dan secara bebas mempertahankan produk yang bernilai dengan pihak lain.

(21)

barang dan jasa yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Sedangkan manajemen pemasaran menurut Kotler (2000:9), manajemen pemasaran sebagai proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang, dan, jasa untuk menciptakan pertukaran yang memenuhi sasaran - sasaran individu dan organisasi. Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2001:18), bahwa manajemen pemasaran merupakan analisis perencanaan, diciptakan untuk membangun dan memelihara pertukaran yang menguntungkan dengan pembeli dengan sasaran untuk mencapai tujuan pemasaran.

Perusahaan dalam mencapai sasaran memerlukan suatu strategi tersendiri ada beberapa faktor yang turut mempengaruhi. Faktor-faktor tersebut yaitu faktor eksternal dan internal. Faktor eksternal yaitu faktor yang berada diluar jangkauan perusahaan, contoh : pesaing teknologi, keadaaan ekonomi, peraturan pemerintah, dan lingkungan sosial budaya. Faktor internal terdiri dari produk, harga, tempat dan promosi. Keempat hal ini disebut juga bauran pemasaran (marketing mix).

Adapun Kotler, (2000:25) mendefinisikan bauran pemasaran adalah : “Marketing mix is the of marketing tools that the firm uses to pursue its marketing

objectives in the target market”. Artinya bauran pemasaran adalah seperangkat

peralatan pemasaran yang digunakan oleh suatu perusahaan untuk mencapai tujuan pemasaran dalam sasaran pasar.

Disisi lain Musselman, (1984:64) mengatakan: “Marketing mix a blending

(22)

price”. Artinya bauran pemasaran adalah bauran dari strategi yang meliputi empat

unsur: produk, saluran distribusi, promosi dan harga.

Sedangkan Churchill, (1995:176) mendefinisikan bauran pemasaran adalah sebagai berikut : “The mix of controllel marketing variable that the firm

that desired level of sales in the market. Consist of four elements product, pricing, place and promotion. Artinya bauran dari variabel pemasaran yang dapat

dikendalikan dan digunakan oleh perusahaan untuk mencapai tujuan dari pasar sadaran yang terdiri dari empat (4) elemen yaitu : produk, harga, tempat dan promosi.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah kombinasi dari empat unsur yang dikendalikan oleh perusahaan dan merupakan inti dari suatu sistem pemasaran yang terdiri dari produk, harga, distribusi, dan promosi. Unsur-unsur bauran promosi dapat digunakan sebagai dasar untuk menyusun strategi dalam usaha memperoleh posisi yang kuat di pasar.

Menurut Peter dan Olson, (1999:145) mengatakan, terdapat empat unsur bauran pemasaran 4 P yaitu:

1. Produk (Product)

Menurut Kotler, (2000:35) definisi produk adalah : “A product is anything that

can offered to a market to satisfy a want or need”. Artinya produk merupakan

(23)

keinginan atau kebutuhan. Prinsip2 pemasaran 2001 penerbit erlangga dicetak pt glora aksara pratama.

2. Promosi (Promotion)

Menurut Stanton, (1994:24) promosi adalah: “Promotion is the element in

organization’s marketing mix that serves information, persuade, and remind that market of organization and it’s products”. Artinya promosi adalah unsur di dalam

bauran pemasaran yang diselenggarakan untuk memberikan informasi, membujuk dan mengingatkan pasar perusahaan dan produk yang diinginkan. Kemudian Kotler dan Amstrong, (1996 :16) memberikan definisi promosi adalah:

“Promotion is the ingredient used to inform and persuade the market regarding a company’s product”. Artinya promosi adalah suatu komponen yang digunakan

untuk menginformasikan dan membujuk pasar mengenai produk perusahaan. Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa promosi merupakan berbagai kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan untuk mengkonsumsikan manfaat dari produk dan untuk menyakinkan konsumen tentang produk yang mereka hasilkan. Disamping itu promosi juga terdiri dari elemen-elemen promosi yaitu periklanan, promosi penjualan, hubungan masyarakat, penjualan perorangan dan direct

marketing.

3. Harga (Price)

(24)

Sedangkan definisi dari Lamb, (2001:69), harga adalah apa yang harus diberikan oleh konsumen (pembeli) untuk mendapatkan suatu produk. Harga sering merupakan elemen yang paling fleksibel di antara keempat elemen bauran pemasaran.

4. Distribusi (Place)

Distribusi merupakan aktivitas perusahaan dalam menyalurkan produknya agar produk yang dihasilkan dapat diperoleh konsumen dengan mudah pada tempat dan waktu yang tepat dan merupakan alat memindahkan produk dari produsen kepada konsumen atau organisasi yang menggunakan keputusan mengenai distribusi sangat penting agar konsumen dapat memperoleh produk yang dibutuhkan pada waktu yang tepat.

Peter dan Olson, (1999:145) juga menjelaskan ada 2 kegiatan utama yaitu saluran distribusi dan distribusi fisik, yaitu:

a. Saluran distribusi. Menyangkut pemilihan pengolahan saluran dan perantara yang digunakan kepada konsumen.

b. Distribusi fisik. Menyangkut kegiatan-kegiatan penyalur produk secara fisik yang meliputi transportasi, pengendalian, persediaan, pergudangan, dan proses pesanan.

2.1.2 Per ilak u konsumen

2.1.2.1 Penger tian Per ila k u Konsu men

(25)

pembelian mayoritas didorong oleh berbagai motif yaitu : motif sosiologi, agama, biologis.

Menurut Nugroho (2003 : 3) Perilaku konsumen adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk atau jasa termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan.

Pengertian perilaku konsumen seperti diungkapkan oleh Mowen (2002:6) mengatakan: “Studi tentang unit pembelian (buying unit) dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan, barang, jasa, pengalaman serta ide-ide”.

Swastha dan Handoko (2000:10) mengatakan: Perilaku konsumen (consumer behavior) dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa-jasa, termasuk didalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan menentukan kegiatan-kegiatan tertentu.

(26)

2.1.2.2 Fa k tor -fak tor yan g mempenga r u hi per ilak u konsumen

Dalam memahami perilaku konsumen perlu dipahami siapa konsumen, sebab dalam suatu lingkungan yang berbeda akan memiliki penelitian, kebutuhan, pendapat, sikap dan selera yang berbeda.

(27)

Perilaku konsumen menurut Engel et al. (2000: 278) adalah tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Menurut Engel et al. model perilaku konsumen dalam pengambilan keputusan pembelian dipengaruhi oleh pengaruh lingkungan, perbedaan individu, dan proses psikologis.

Ga mb ar 2. Model Per ilak u Pen ga mbila n Kep utusan Konsumen

(28)

2.1.3. Penga r u h Lingk un gan 2.1.3.1. Fa k tor Keb uda yaa n

Kebudayaan merupakan penentu keinginan dan perilaku yang paling mendasar untuk mendapatkan nilai, persepsi, preferensi dan perilaku dari lembaga-lembaga penting lainnya. Faktor kebudayaan memberikan pengaruh paling luas dan dalam pada tingkah laku konsumen. Pemasar harus mengetahui peran yang dimainkan oleh:

a). Budaya

Budaya adalah kumpulan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan dan tingkah laku yang dipelajari oleh seorang anggota masyarakat dari keluarga dan lembaga penting lainnya. Menurut Kotler dan Amstrong (1997:144) termasuk dalam budaya ini adalah pergeseran budaya serta nilai nilai dalam keluarga. b). Sub budaya

Sub budaya adalah sekelompok orang dengan sistem nilai terpisah berdasarkan pengalaman dan situasi kehidupan yang umum. Sub budaya termasuk nasionalitas, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

c). Kelas sosial

(29)

d). Nilai-nilai

Unsur budaya yang paling menentukan adalah nilai-nilainya, kepercayaan yang bertahan lama yang ditinggalkan oleh suatu masyarakat sehingga menjadi suatu perilaku yang khusus.

2.1.3.2. Fa k tor Sosial

Kelas sosial merupakan Pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen yang tersusun secara hierarkis dan yang anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa.

Kelas sosial ditentukan oleh satu faktor tunggal, seperti pendapatan, tetapi diukur sebagai kombinasi dari pekerjaan, pendapatan, pendidikan, kekayaan dan variabel lain. Dalam beberapa sistem sosial, anggota dari kelas yang berbeda memelihara peran tertentu dan tidak dapat mengubah posisi sosial mereka. Tingkah laku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, yaitu:

a). Kelompok

(30)

b). Keluarga

Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat dan telah diteliti secara mendalam, pemasar tertarik dalam peran dan pengaruh suami, istri dan anak-anak pada pembelian berbagai produk dan jasa.

c). Peran dan status

Peran terdiri dari aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada disekitarnya. Setiap peran membawa status yang mencerminkan penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Orang seringkali memilih produk yang menunjukkan statusnya dalam masyarakat. 2.1.3.3. Fa k tor Pr iba di

Faktor pribadi didefinisikan sebagai karakteristik psikologis seseorang yang berbeda dengan orang lain yang menyebabkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap lingkungan. Keputusan membeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi, yaitu:

a). Umur dan tahap daur hidup

(31)

b). Pekerjaan

Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Pemasar berusaha mengenali kelompok pekerjaan yang mempunyai minat di atas rata-rata akan produk dan jasa mereka. Sebuah perusahaan bahkan dapat melakukan spesialisasi dalam memasarkan produk menurut kelompok pekerjaan tertentu.

c). Situasi ekonomi

Situasi ekonomi sekarang akan mempengaruhi pilihan produk. Pemasar produk yang peka terhadap pendapatan mengamati kecenderungan dalam pendapatan pribadi, tabungan dan tingkat minat. Apabila indikator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk merancang ulang, memposisikan kembali dan mengubah harga produknya.

d). Gaya hidup

Pola kehidupan seseorang yang diwujudkan dalam aktivitas (pekerjaan, hobi, berbelanja, olahraga, kegiatan sosial), minat (makanan, mode, keluarga, rekreasi) dan opini yang lebih dari sekedar kelas sosial dan kepribadian seseorang, gaya hidup menampilkan pola bereaksi dan berinteraksi seseorang secara keseluruhan di dunia.

e). Kepribadian dan Konsep Diri

(32)

lingkungan dirinya sendiri. Kepribadian biasanya diuraikan dalam arti sifat-sifat seperti rasa percaya diri, dominasi, kemudahan bergaul, otonomi, mempertahankan diri, kemampuan menyesuaikan diri, dan keagresifan. Kepribadian dapat bermanfaat untuk menganalisis tingkah laku konsumen untuk pemilihan produk atau merek tertentu.

2.1.3.4. Per bed aan Individu

Masing-masing individu diciptakan oleh Tuhan berbeda-beda dan unik. Dengan adanya perbedaan tersebut, tentu saja akan mempengaruhi bagaimana individu membuat keputusan. Hal ini juga sejalan dengan keputusan pembelian yang dipengaruhi oleh perbedaan individu sebagai faktornya. Menurut Robins dan Judge (2007-57), ada lima hal yang membuat masing-masing individu konsumen berbeda satu sama lainnya, yaitu sumber daya konsumen, keterlibatan dan motivasi, pengetahuan, sikap, kepribadian, serta gaya hidup dan demografi.

Sumber daya yang sebenarnya dimiliki oleh konsumen terdiri atas tiga hal dan melalui ketiga hal inilah pemasar melakukan proses pertukaran barang dan jasa. Sumber daya tersebut adalah sumber daya ekonomi, waktu, dan kognitif. Secara praktis, ini berarti pemasar bersaing untuk mendapatkan uang, waktu dan perhatian konsumen. Keterlibatan mengacu pada tingkat relevansi yang didasari dalam tindakan pembelian dan konsumsi.

(33)

dimana keterlibatan ada sepanjang waktu karena peningkatan konsep diri dan keterlibatan situasional yaitu keterlibatan sementara yang distimulasikan oleh risiko yang didasari, tekanan konformitas, atau pertimbangan lain. Pengetahuan konsumen merupakan informasi yang disimpan di dalam ingatan.

Kepribadian dapat diartikan sebagai respon yang konsisten terhadap stimulus lingkungan. Gaya hidup adalah pola dimana orang hidup dan menghabiskan waktu serta uang. Gaya hidup juga merupakan hasil dari jajaran total ekonomi budaya dan kekuatan kehidupan sosial yang menyokong kualitas manusia seseorang. Demografi adalah karakteristik yang dimiliki oleh masyarakat, dapat berupa umur, jenis kelamin, pekerjaan, dan pendapatan.

2.1.3.5. Fak tor Psik ologis

Faktor psikologis sebagai bagian dari pengaruh lingkungan dimana ia tinggal dan hidup pada waktu sekarang tanpa mengabaikan pengaruh dimasa lampau atau antisipasinya pada waktu yang akan datang, Pilihan barang yang dibeli seseorang lebih lanjut dipengaruhi oleh faktor psikologi yang penting:

a). Motivasi

(34)

sosial, kebutuhan penghargaan, dan kebutuhan pengaktualisasian diri. Mula-mula seseorang mencoba untuk memuaskan kebutuhan yang paling penting. Kalau sudah terpuaskan, kebutuhan itu tidak lagi menjadi motivator dan kemudian orang tersebut akan mencoba memuaskan kebutuhan paling penting berikutnya. Misalnya orang yang kelaparan (kebutuhan fisiologis) tidak akan tertarik dengan apa yang terjadi dalam dunia seni (kebutuhan mengaktualisasikan diri), tidak juga pada bagaimana orang lain memandang dirinya atau penghargaan orang lain (kebutuhan sosial atau penghargaan), bahkan tidak tertarik juga pada apakah mereka menghirup udara bersih. Menurut Engel (2000 : 285) : “Kebutuhan yang diaktifkan akhirnya menjadi diekspresikan dalam perilaku dan pembelian dan konsumsi dalam bentuk dua jenis manfaat yaitu : 1) manfaat utilitarian dan 2) Manfaat hedonik/pengalaman”. Manfaat utilitarian merupakan atribut produk fungsional yang obyektif. Manfaat hedonik, sebaliknya mencakup respon emosional, kesenangan panca indera, mimpi dan pertimbangan-pertimbangan estetis”.

b). Persepsi

Persepsi adalah proses yang dilalui orang dalam memilih, mengorganisasikan dan menginteprestasikan informasi guna membentuk gambaran yang berarti mengenai dunia.

(35)

dapat membentuk persepsi berbeda dari rangsangan yang sama karena ada 3 macam proses penerimaan indera, yaitu:

1. Perhatian selektif

Kecenderungan bagi manusia untuk menyaring sebagian besar informasi yang mereka hadapi, berarti bahwa pemasar harus bekerja cukup keras untuk menarik perhatian konsumen.

2. Distorsi selektif

Menguraikan kecenderungan orang untuk meng-intepretasikan informasi dengan cara yang akan mendukung apa yang telah mereka yakini.

3. Ingatan selektif

Orang cenderung lupa akan sebagian besar hal yang mereka pelajari. Mereka cenderung akan mempertahankan atau mengingat informasi yang mendukung sikap dan keyakinan mereka. Karena adanya ingatan selektif. c). Pengetahuan

(36)

dipelajari. Pembelajaran berlangsung melalui saling pengaruh dari dorongan rangsangan, petunjuk respon dan pembenaran.

d). Keyakinan dan sikap

Melalui tindakan dan pembelajaran, orang mendapatkan keyakinan dan sikap. Keduanya ini, pada waktunya mempengaruhi tingkah laku membeli. Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan didasarkan pada pengetahuan yang sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi atau mungkin tidak.

Pemasaran tertarik pada keyakinan bahwa orang yang merumuskan mengenai produk dan jasa spesifik, karena keyakinan ini menyusun citra produk dan merek yang mempengaruhi tingkah laku membeli yang mempengaruhi tingkah laku membeli. Apabila ada sebagian keyakinan yang salah dan menghalangi pembelian, pemasar pasti ingin meluncurkan usaha untuk mengkoreksinya.

Sikap menguraikan evaluasi, perasaan dan kecenderungan dari seseorang terhadap suatu obyek atau ide yang relatif konsisten. Sikap menempatkan orang dalam suatu kerangka pemikiran mengenai menyukai atau tidak menyukai sesuatu mengenai mendekati atau menjauhinya.

Menurut Kotler (2000 : 157) : Keyakinan adalah pemikiran deskriptif yang dimiliki seseorang mengenai sesuatu. Keyakinan ini mungkin didasarkan pada pengetahuan sebenarnya, pendapat atau kepercayaan dan mungkin menaikkan emosi dan mungkin tidak.

(37)

2.1.4. Keputu sa n Pemb elia n

Menurut Enggel dkk, (1994-165) Keputusan pembelian adalah proses merumuskan berbagai alternatif tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternatif tertentu untuk melakukan pembelian. Sumarwan (2004-85), mendefinisikan keputusan sebagai pengambilan tindakan dari dua atau lebih pilihan alternatif. Seorang konsumen yang hendak melakukan pilihan maka ia harus memiliki pilihan alternatif.

Pemasar perlu mengetahui siapa yang terlibat dalam keputusan membeli dan peran apa yang dimainkan oleh setiap orang untuk banyak produk, cukup mudah untuk mengenali siapa yang mengambil keputusan. Menurut Enggel dkk, (1994-165) beberapa peran dalam keputusan membeli: a. Pemrakarsa: orang yang pertama menyarankan atau mencetuskan gagasan

membeli produk atau jasa tertentu.

b. Pemberi pengaruh: orang yang pandangan atau sarannya mempengaruhi keputusan membeli.

c. Pengambil keputusan: orang yang akhirnya membuat keputusan membeli atau sebagian dari itu, apakah akan membeli, apa yang dibeli, bagaimana membelinya atau di mana membeli.

d. Pembeli: orang yang benar-benar melakukan pembelian

e. Pengguna: orang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk atau jasa.

(38)

Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin banyak pertimbangannya untuk membeli. Menurut Kotler, (2000-169) adapun jenis-jenis tingkah laku membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat perbedaan antara merek, yaitu:

a. Tingkah laku membeli yang komplek. Tingkah laku membeli konsumen dalam situasi yang bercirikan keterlibatan tinggi konsumen dalam pembelian dan perbedaan besar yang dirasakan diantara merek.

Pembeli ini akan melewati proses pembelajaran, pertama mengembangkan keyakinan mengenai produk, kemudian sikap, dan selanjutnya membuat pilihan membeli yang dipikirkan masak-masak. Pemasar dari produk yang banyak melibatkan peserta harus memahami tingkah laku pengumpulan informasi dan evaluasi dari konsumen yang amat terlibat. Mereka perlu membantu pembeli belajar mengenai atribut kelas produk dan kepentingan relatif masing-masing, dan mengenai apa yang ditawarkan merk tertentu, mungkin dengan menguraikan panjang lebar keunggulan mereka lewat media cetak.

(39)

c. Tingkah laku membeli yang mencari variasi. Tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan terjadi di bawah kondisi keterlibatan konsumen yang rendah dan perbedaan merek yang dirasakan besar.

Konsumen tampaknya mempunyai keterlibatan yang rendah dengan kebanyakan produk yang mempunyai harga murah dan sering dibeli. Dalam hal ini, tingkah laku konsumen tidak diteruskan lewat urutan keyakinan – sikap – tingkah laku yang biasa. Konsumen tidak mencari informasi secara ekstensif mengenai merek mana yang akan dibeli. Sebaliknya, mereka secara pasif menerima informasi ketika menonton televisi atau membaca majalah. Pengulangan iklan menciptakan pengenalan akan merek bukan keyakinan pada merek. Konsumen tidak membentuk sikap yang kuat terhadap suatu merek; mereka memilih merek karena sudah dikenal. Karena keterlibatan mereka dengan produk tidak tinggi, konsumen mungkin tidak mengevaluasi pilihan bahkan setelah membeli. Jadi, proses membeli melibatkan keyakinan merek yang terbentuk oleh pembelajaran pasif, diikuti dengan tingkah laku membeli, yang mungkin diikuti atau tidak dengan evaluasi.

Karena pembeli tidak memberikan komitmen yang kuat pada suatu merek, pemasar produk yang kurang terlibat pada beberapa perbedaan merek seringkali menggunakan harga dan promosi penjualan untuk merangsang konsumen agar mau mencoba produk.

(40)

oleh keterlibatan konsumen rendah, tetapi perbedaan merk dianggap berarti.

Dalam kategori produk seperti ini, strategi pemasaran mungkin berbeda untuk merk yang menjadi pemimpin pasar dan untuk merk yang kurang ternama. Perusahaan akan mendorong pencarian variasi dengan menawarkan harga rendah, penawaran khusus, kupon, sampel gratis, dan iklan yang menunjukkan alasan untuk mencoba sesuatu yang baru.

Menurut Kotler, (2000-256) tahap-tahap yang dilewati pembeli untuk mencapai keputusan membeli melewati lima tahap, yaitu:

a. Pengenalan kebutuhan. Proses membeli dimulai dengan pengenalan kebutuhan yaitu pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan nyata dan keadaan yang diinginkan.

b. Pencarian informasi. Seorang konsumen yang sudah terkait mungkin mencari lebih banyak informasi tetapi mungkin juga tidak. Bila dorongan konsumen kuat dan produk yang dapat memuaskan ada dalam jangkauan, konsumen kemungkinan akan membelinya. Bila tidak, konsumen dapat menyimpan kebutuhan dalam ingatan atau melakukan pencarian informasi yang berhubungan dengan kebutuhan tersebut.

(41)

konsumen melihat produk sebagai kumpulan atribut produk. Kedua, konsumen akan memberikan tingkat arti penting berbeda terhadap atribut berbeda menurut kebutuhan dan keinginan unik masing-masing. Ketiga, konsumen mungkin akan mengembangkan satu himpunan keyakinan merek mengenai dimana posisi setiap merek pada setiap atribut. Keempat, harapan kepuasan produk total konsumen akan bervariasi pada tingkat atribut yang berbeda. Kelima, konsumen sampai pada sikap terhadap merek berbeda lewat beberapa prosedur evaluasi. Ada konsumen yang menggunakan lebih dari satu prosedur evaluasi, tergantung pada konsumen dan keputusan pembelian.

Bagaimana konsumen mengevaluasi alternatif barang yang akan dibeli tergantung pada masing-masing individu dan situasi membeli spesifik. Dalam beberapa keadaan, konsumen menggunakan perhitungan dengan cermat dan pemikiran logis. Pada waktu lain, konsumen yang sama hanya sedikit mengevaluasi atau tidak sama sekali; mereka membeli berdasarkan dorongan sesaat atau tergantung pada intuisi. Kadang-kadang konsumen mengambil keputusan membeli sendiri; kadang-kadang mereka bertanya pada teman, petunjuk bagi konsumen, atau wiraniaga untuk memberi saran pembelian.

(42)

d. Keputusan membeli. Dalam tahap evaluasi, konsumen membuat peringkat merek dan membentuk niat untuk membeli. Pada umumnya, keputusan membeli konsumen yaitu membeli merek yang paling disukai, tetapi dua faktor dapat muncul antara niat untuk membeli dan keputusan untuk membeli. Faktor pertama adalah sikap orang lain, yaitu pendapat dari orang lain mengenai harga, merek yang akan dipilih konsumen. Faktor kedua yaitu faktor situasi yang tidak diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Akan tetapi peristiwa-peristiwa yang tak diharapkan bisa menambah niat pembelian.

e. Tingkah laku pasca pembelian. Tahap dari proses keputusan pembeli, yaitu konsumen mengambil tindakan lebih lanjut setelah membeli berdasarkan pada rasa puas atau tidak puas. Yang menentukan pembeli merasa puas atau tidak puas dengan suatu pembelian terletak pada hubungan antara harapan konsumen dengan prestasi yang diterima dari produk. Bila produk tidak memenuhi harapan, konsumen merasa tidak puas, bila memenuhi harapan konsumen merasa puas, bila melebihi harapan konsumen akan merasa puas.

(43)

menunjukkan bahwa pembeli harus membuat pernyataan yang jujur mengenai prestasi produknya sehingga pembeli akan puas.

Selanjutnya menurut Peter dan Olson, (1999-147) mengungkapkan bahwa jika disederhanakan, pengambilan keputusan konsumen melibatkan tiga proses kognitif yang penting. Ketiga proses kognitif tersebut adalah :

a. Konsumen harus menerjemahkan informasi yang relevan di lingkungan sekitar untuk menciptakan arti atau pengetahuan personal.

b. Konsumen harus mengkombinasikan atau mengintegrasikan pengetahuan tersebut sebelum mengevaluasi produk atau tindakan yang mungkin, dan untuk menetapkan perilaku di antara alternatif yang ada.

c. Konsumen harus mengungkap ulang pengetahuan produk dari ingatannya untuk digunakan dalam proses integrasi dan interpretasi.

Ketiga proses kognitif tersebut dilibatkan dalam berbagai situasi pengambilan keputusan.

2.1.5 Penger tia n J asa

Jasa sering dipandang sebagai suatu fenomena yang rumit . Kata jasa (service) itu sendiri mempunyai banyak arti , mulai dari pelayanan pribadi (personel service) sampai jasa sebagai suatu produk .

(44)

Jasa adalah tindakan atau kinerja yang menciptakan manfaat bagi pelanggan dengan mewujudkan perubahan yang diinginkan dalam diri atau atas nama penerima.

Penyedia jasa dapat berbuat sesuatu untuk meningkatkan kepercayaan pembeli antara lain :

1. Penyedia jasa harus mencoba meningkatkan wujud dan sifat konkrit jasa

2. Penyedia jasa dapat menekankan manfaat yang diperoleh dari jasa yang diberikan dan bukan sekedar menjelaskan isinya .

3. Penyedia jasa dapat mengembangkan citra merek bagi jasa-jasa mereka untuk menigkatkan kepercayaan .

4. Penyedia jasa dapat menggunakan seseorang yang sudah terkenal untuk meningkatkan kepercayaan dalam jasa tersebut.

2.1.5.1. Cir i-cir i J asa

(45)

1. Maya atau tak teraba ( intangibility )

Ciri jasa ini memberatkan bagian pemsaran dan beban ini harus ditanggung oleh bagian promosi perusahaan. Tenaga penjualan dan departemen periklanan harus memusatkan perhatian pada manfaat yang diperoleh dari jasa bukan sekedar menonjolkan jasa tersebut.

2. Tidak terpisahkan ( inseparalibity )

Ciri tak terpisahkan ini kerap kali berarti bahwa penjualan langsung merupakan satu-satunya saluran distribusi, selain itu jasa penjualan tidak dapat dijual dalam banyak pasar. Pengecualian mengenai ciri taka terpisahkan ini adalah keadaan dimana jasa dapat dilakukan oleh perwakilan penjualan pencipta jasa, misalnya biro perjalanan, perusahaan persewaan, usaha pengiriman barang dan lain-lain.

3. Heterogenesitas

Setiap unit jasa agaknya berbeda dari unit yang lainnya. Untuk itu perusahaan jasa sebaiknya memperhatikan tahap perencanaan produk dalam program pemasaran mereka. Sejak awal pimpinan harus melakukan segalanya untuk menjamin dipertahankannya kualitas secara konsisten serta melaksnakan pengawasan secara ketat.

4. Cepat hilang dan permintaanya berfluktuasi

(46)

mencari cara baru untuk menggunakan kapasitas yang kosong diluar musim, misalnya dengan pengiklanan dan pengarangan tarif sehingga dapat menunjukkan pada pelanggan manfaat menggunakan fasilitas jasanya.

2.1.5.2. Ma ca m-Ma ca m J asa.

Menurut Alma (2002 : 233) macam-macam jasa dapat dikelompokkan sebagai berikut :

1. Personalized Service ( selera pelayanan )

Jasa ini sangat bersifat personal, yang tidak dapat dipisahkan dari orang yang menghasilkan jasa tersebut. Pelayanan pada jasa ini langsung ditangani oleh produsennya. Pemakaian perantara dalam hal ini tidak praktis, saluran distribusinya dalah sangat personalized seviced dapat digolongkan lagi menjadi 2 golongan yaitu :

a. Marketing Personal Lisezed serviced ( pelayanan pribadi ) adalah jasa yang sangat mengutamakan pelayanan orang dan perlengkapannya. Misalnya : Jasa tukang cukur, salon kecantikan, dan jasa photo .

b. Marketing Professional services ( pemasaran jasa pelayanan ) adalah merupakan pelayanan jasa yang dalam pemasaran biasanya menunggu konsumen datang, jika perusahaan dapat memuaskan konsumen yang pernah datang maka konsumen tersebut akan kembali lagi dilain waktu. Misalnya : Jasa dokter spesialis .

(47)

senang diundang oleh konsumen baru untuk memberikan jasa-jasanya.Misalnya jasa akuntansi , biro-biro konsultasi .

2. Public Utilty dan Transportation Services ( kepentingan umum jasa Transportasi ) .

Pada perusahaan public utilty mempunyai monopoli secara alamiah. Misalnya : perusahaan listrik, air minum, perkantoran dan perdagangan industri dan pemerintah daerah . Sedangkan dalam Transportation services ialah meliputi : jasa angkutan bus , kereta api, pesawat udara dan sebagainya.

2.1.5.3. Sifa t-sifat Khusus Pema sar an J asa.

Menurut Alma ( 2002 : 239 ) , pemasaran jasa mempunyai beberapa sifat khusus yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Menyesuaikan dengan selera konsumen .

Merupakan gejala buyer’s market dimana konsumen berkuasa memperlihatkan suasana pasaran jasa pada saat ini , dalam hal ini perusahaan diharapkan dapat meningkatkan pelayanan dan memperhatikan selera konsumen sehingga keputusan konsumen dapat terpenuhi .

(48)

3. Saluran distribusi pemasaran jasa tidak begitu penting .

Yang dimaksud adalah bahwa dalam pemasaran jasa perantara tidak digunakan , tetapi ada beberapa saham obligasi, jasa angkutan dan sebagainya melalui biro - biro penyaluran .

2.1.5.4. Bia ya , Fa silita s, Pelaya na n. 1. Biaya

Yaitu tarif merupakan salah satu faktor terpenting dalam menilai suatu produk dimana dalam menetapkan harga jual perusahaan harus mempertimbangkan berbagai faktor . ( Kotler 2000 : 34 ).

2. Fasilitas

Yaitu fasilitas yang merupakan faktor penunjang yang dapat memberikan kepada konsumen dimana penyediaan fasilitas yang dilakukan perusahaan dapat menarik minat konsumen untuk membeli( Alma 2000 : 223 – 234 ). 3. Pelayanan

Yaitu pelayanan merupakan layanan yang diberikan oleh perusahaan . Pelayanan disini dapat bersifat langsung dimana konsumen dapat memberikan bantuan secara langsung kepada konsumen maupun perusahaan dan menyediakan media layanan untuk membantu dan mempermudah konsumen untuk melakukan transaksi . ( Kotler 2000 : 34 ). 2.1.5.6. Klasifik asi J a sa

Klasifikasi jasa menurut Fandy Tjiptono (2005:23), jasa diklasifikasikan sebagai berikut :

(49)

2. Berdasarkan hubungan dengan pelanggan.

3. Berdasarkan tingkat customization dan kemampuan mempertahankan standar konstan dalam penyampaian jasa

4. Berdasarkan sifat permintaan dan penawaran jasa 5. Berdasarkan metode penyampaian jasa.

2.1.6. Faktor – Faktor Yang Diper timbangkan Dalam Memilih Per gur uan Tinggi

Secara umum terdapat banyak faktor yang dipertimbangkan oleh calon mahasiswa dalam menentukan perguruan tinggi tempat mereka akan menimba ilmu. Dalam situs pts.co.id disebutkan beberapa faktor yang penting untuk dipertimbangkan calon mahasiswa dalam memilih studi di perguruan tinggi meliputi:

a. Minat

Faktor utama yang harus di pertimbangkan adalah minat individu. Hampir boleh dipastikan, tidak ada mahasiswa yang berhasil dalam studinya jika itu bertentangan dengan minatnya. Orang lain, termasuk orang tua, boleh memberikan saran atau masukan apapun, tetapi andalah yang akan menjalani sekian tahun proses belajar di perguruan tinggi.

b. Biaya

(50)

sebagai berikut, mulai uang pendaftaran, uang gedung, uang kuliah pokok, uang SKS, uang praktikum, uang ujian, uang jaket, uang buku, uang kesehatan, uang KKN, uang skripsi, uang ini, dan lain-lain.

c. Reputasi

Reputasi di sini berarti PTS yang bersangkutan secara umum dikenal sebagai PTS yang baik, memiliki sarana belajar mengajar yang baik dengan fasilitas yang memadai. Lulusannya pun tidak kesulitan dalam mencari pekerjaan. Bahkan ada lulusan PTS yang menjadi rebutan perusahaan-perusahaan pemakainya. Adapun menurut situs spmblovers (artikel blog internet) disebutkan beberapa hal yang perlu diperhatikan antara lain:

d. Status Akreditasi. Status akreditasi ini adalah salah satu faktor yang paling sering digunakan oleh PTS untuk mengiklankan dirinya. Tidak terlalu salah memang, karena hal itu menunjukkan mutu/kemampuan PTS dalam menyelenggarakan suatu program studi. Status ini didapat setelah diadakan penilaian tentang semua unsur yang diperlukan untuk itu, termasuk fasilitas pendidikan, nisbah dosen tetap dan mahasiswa, kurikulum pendidikan, dan banyak hal lainnya. Masalahnya, tidak semua orang memahami dengan jelas tentang status ini, dan tampaknya banyak PTS yang menyadari dan memanfaatkan ketidaktahuan tersebut.

(51)

Sarjana Administrasi Bisnis (S.AB), Sarjana Ekonomi (SE), Sarjana Hukum (SH), dan gelar lainnya. Gelar akademis ini diberikan kepada mereka yang menyelesaikan pendidikan melalui jalur akademik (jenjang sarjana).

f. Fasilitas Pendidikan

Gedung megah dan ber-AC saja tidak cukup untuk menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang baik. Bukan (hanya) itu yang dimaksud dengan fasilitas pendidikan. Fasilitas seperti laboratorium (komputer, akuntansi, bahasa, dan lain-lain), bengkel, studio dan perpustakaan sangat diperlukan untuk menunjang keberhasilan mahasiswa. Mereka tidak hanya dituntut untuk menguasai wawasan keilmuannya saja, tetapi juga bagaimana menerapkannya di lapangan. Apalagi untuk jalur pendidikan profesional yang lebih bersifat aplikatif dan menekankan pada ketrampilan.

(52)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Oper asional dan Pengukuran Var iabel 3.1.1. Definisi Oper asional Var iabel

Definisi operasional adalah segala sesuatu yang menjadi obyek pengamatan dalam suatu penelitian berdasarkan atas sifat atau sesuatu yang dapat didefinisikan, diamati dan diobservasikan.

Definisi operasional variabel dalam kajian penelitian ini dibuat dengan tujuan untuk memberikan penjelasan terhadap variabel yang digunakan agar dapat diukur dengan alat ukur yang sesuai, selain itu juga bertujuan untuk menghindari terjadinya salah pengertian terhadap tiap-tiap variabel yang ada dalam kajian penelitian ini. Dalam hal ini akan dijelaskan beberapa variabel yang akan diteliti, anatara lain :

1. Orangtua (X1)

Adalah ayah dan ibu dari mahasiswa yang mempunyai peran dalam menuntun mahasiswa untuk memilih fakultas.

2. Saudara (X2)

Adalah orang yang seibu dan seayah dengan mahasiswa yang mempunyai pengaruh bagi mahasiswa dalam memilih fakultas.

3. Teman (X3)

(53)

4. Lokasi (X4)

Adalah tempat suatu bangunan fakultas yang diarahkan kepada pemusatan sarana yang menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih fakultas.

5. Gedung (X5)

Adalah bangunan fakultas untuk pelaksanaan kegiatan perkuliahan yang menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih fakultas.

6. Fasilitas Ruang Perkuliahan (X6)

Adalah sarana untuk ruangan perkuliahan yang nyaman dan bersih menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih fakultas.

7. Fasilitas Laboratorium (X7)

Adalah sarana peralatan untuk mengadakan percobaan dan peralatan laboratorium yang lengkap menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih fakultas.

8. Status Akreditasi (X8)

Adalah surat pengakuan dari lembaga pemerintah yang menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih fakultas.

9. Motivasi dan Minat (X9)

Adalah dorongan dan keinginan dari dalam diri mahasiswa yang menjadi pertimbangan dalam memilih fakultas.

10. Dosen (X10)

(54)

11. Alumni (X11)

Adalah orang yang telah lulus dari suatu perguruan dan alumni yang berhasil dalam pekerjaanya menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih fakultas. 12. Reputasi (X12)

Adalah nama baik fakultas yang cukup membanggakan menjadi pertimbangkan mahasiswa dalam memilih fakultas.

13. Program Studi yang ditawarkan (X13)

Adalah rancangan perkuliahan yang tersedia menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih fakultas.

14. Biaya SPP (X14)

Adalah uang yang dikeluarkan mahasiswa dalam per semesternya menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih fakultas.

15. Fasilitas Perpustakaan (X15)

Adalah sarana ruangan kumpulan buku-buku yang tersedia dengan lengkap menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih fakultas.

16. Fasilitas Internet wifi (X16)

Adalah sarana jaringan komputer di lokasi tertentu menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih fakultas.

17. Brosur (X17)

(55)

18. Bakat (X18)

Adalah dasar (kepandaian dan sifat) seseorang yang ada sejak lahir yang menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih fakultas.

19. Kualitas Layanan (X19)

Adalah tingkat baik buruknya suatu layanan yang ada dalam fakultas yang menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih fakultas.

20. Sistem Pelayanan (X20)

Adalah susunan yang teratur dalam melayani kebutuhan mahasiswa menjadi pertimbangan mahasiswa dalam memilih fakultas.

3.1.2. Pengukur an Var iabel

Pengukuran variabel di atas, menggunakan skala interval dengan pembentukan skalanya dengan skala likert yang melibatkan serangkaian pertanyaan yang berkaitan dengan sikap dan persepsi responden. Responden diminta untuk menilai suatu obyek pada skala yang digambarkan sebagai berikut :

1 2 3 4 5

Sangat Sangat

Tidak setuju

setuju Dimana :

(56)

Netral : 3

Setuju : 4

Sangat setuju : 5

3.2. Populasi, Sampel, dan Teknik Penar ikan Sampel 3.2.1. Populasi

Menurut Sugiyono (2005:72), populasi adalah wilayah yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Tahun Ajaran 2011-2012.

3.2.2. Sampel

(57)

3.2.3. Tek nik Penar ikan Sampel

Menurut Sugiyono (2004:73), sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Apabila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Teknik sampling yang digunakan adalah proportionate stratified random

sampling adalah teknik yang digunakan apabila populasi mempunyai anggota

atau unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Sugiyono (2005:78). Jumlah mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik tahun ajaran 2011-2012 adalah mahasiswa Hubungan Internasional (HI) = 47, mahasiswa Ilmu Komunikasi (IKOM) = 200, mahasiswa Administrasi Bisnis (ADBIS) = 108, mahasiswa Administrasi Negara (ADNE) = 90. Jadi sample per program studinya sebagai berikut :

HI X

IKOM X

ADBIS X

ADNE X

(58)

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. J enis Data

Data yang digunakan untuk penelitian ini adalah data primer. Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari objek penelitian dengan menyebarkan kuesioner (data penyertaan) untuk mendapatkan informasi yang dapat digunakan sebagai penunjang keberhasilan dari suatu penelitian. Data primer berupa hasil jawaban responden atas kuesioner. Data primer yaitu data utama yang diperoleh langsung dari sumbernya, yaitu mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Tahun Ajaran 2011-2012.

3.3.2. Sumber Data

Data yang digunakan pada penelitian ini bersumber dari data eksternal. Data eksternal yaitu data yang diperoleh langsung dari rensponden, yang bersumber dari mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Tahun Ajaran 2011-2012.

3.3.3. Pengumpulan Data

(59)

mengetahui dengan pasti variabel yang akan diukur dan mengetahui apa yang bias diharapkan dari responden.

3.4. Tek nis Analisis 3.4.1. Tek nik Analisis Data

Prosedur perhitungan variabel terhadap indikator yang ada :

1. Setiap variabel yang mempunyai indikator, akan dibuat pertanyaan sesuai dengan indikator yang ada.

2. Data diambil dari pertanyaan-pertanyaan yang terlampir dalam kuesioner. 3. Kemudian hasil (score) dari angket atau kuesioner dibagi sesuai dengan

jumlah pertanyaan.

4. Hasil dari pembagian tersebut merupakan nilai untuk masing-masing variabel. 3.4.2. Uji Validitas

Yang dimaksud dengan validitas adalah menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah item-item yang tersaji dalam kuesioner benar-benar mampu mengungkapkan pasti yang akan diteliti. Variabel yang diteliti baru dianggap valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur : untuk menguji validitas instrumen dilakukan cara mengkorelasi skor jawaban yang diperoleh pada setiap item dengan skor total dari keseluruhan item instrument. Adapun persamaan rumus yang digunakan, adalah :

(60)

Keterangan :

r = Koefisien produk momen X = Skor total tiap-tiap item Y = Skor total

n = Jumlah responden 3.4.3. Uji Reliabilitas

Reliabilitas (kepercayaan) menunjukan pada pengertian apakah sebuah instrument dapat mengukur sesuatu yang dapat diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Reliabilitas adalah untuk menguji sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya. Konsep reliabilitas dapat dipahami melalui ide konsep tersebut, yaitu konsisten. Alat pengukuran keandalan penelitian ini digunakan teknik pengukuran reliabilitas Cronbach. Adapun rumus yang digunakan, adalah :

...(Umar,2002 : 125) Di mana :

r11 = Reliabilitas instrument k = Banyak butir pertanyaan

= Varians total

= Jumlah varians butir 3.4.4. Analisis Faktor

(61)

1. Menentukan himpunan dari dimensi yang tidak mudah diamati dalam himpunan variabel (R faktor analisis)

2. Mengelompokkan orang-orang kedalam kelompok-kelompok yang berbeda didalam populasi (Q faktor analisis).

3. Mengidentifikasikan variable-variabel yang akan digunakan dalam analisis lanjutan (regresi korelasi atau diskriminan).

4. Membentuk himpunan dari variabel (dengan jumlah lebih sedikit) untuk menggantikan (sebagian/seluruh) himpunan variabel awal.

5. Menganalisis suatu fenomena dengan data yang sangat besar.

6. Menjabarkan/menguraikan suatu kaitan yang kompleks diantara fenomena ke dalam fungsi kesatuan-kesatuan atau ke dalam bagian-bagiannya, dan dapat mengidentifikasikan pengaruh dari luar (independent).

Analisis faktor yang digunakan untuk menjamin bahwa item-item pertanyaan dalam kuesioner dapat mempresentasikan dengan baik variabel-variabel laten yang diselidiki. Analisis faktor berusaha menyederhanakan hubungan yang kompleks dan beragam diantara sekumpulan variabel penelitian yang diamati, dengan jalan mengungkapkan dimensi-dimensi atau faktor-faktor yang sama, yang dapat menghubungkan variabel-variabel tersebut.

Langkah-langkah analisis faktor : 1. Penentuan Variabel

a. Variabel yang dipilih : variabel yang relevan dengan penelitian yang dilakukan.

(62)

c. Cara pengukuran variabel :

1) Data mentah diasumsikan sebagai hasil pengukuran matriks 2) Dapat digunakan variabel dummy (0-1)

d. Ukuran/jumlah sampel :

1) Sampel berukuran lebih dari 50 observasi, atau hendaknya lebih dari 100 observasi.

2) Aturan umum : jumlah observasi empat-lima jumlah variabel. 2. Matriks Korelasi

Matriks korelasi merupakan matriks yang memuat koefisien korelasi dari pasangan variabel yang terdapat dalam penelitian. Jadi, matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antara variabel manifest. Apabila kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian guna melihat kesesuaian dengan nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor.

Analisis faktor yang baik memiliki nilai korelasi yang tinggi (rata-rata lebih besar dari 0,3). Dalam hal ini, determinan matriks yang mendekati nol menunjukan nilai korelasi yang tinggi.

Selanjutnya, perlu diuji apakah matriks korelasi ini merupakan matriks identitas atau bukan, karena matriks identitas tidak dapat digunakan untuk analisis berikut. Metode yang biasa dilakukan adalah metode Bartlett Test of

Sphericity. Kemudian perlu ditentukan nilai koefisien dari korelasi persial,

(63)

Untuk menguji kesesuaian penggunaan analisis faktor, digunakan metode

Kaiser-Meyer-Olkin (KMO). KMO merupakan pembanding besarnya

koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi persial.

Untuk menentukan apakah proses pengambilan sampel telah memadai atau tidak, digunakan pengukuran Measure of Sampling Adequancy (MSA). Nilai MSA dari seluruhan indikator tersebut lebih besar dari 0,500 maka tidak ada item yang dihapus atau dihilangkan atau menurut Sofyan Yasmin dan Heri Kurniawan (2009), nilai MSA yang lebih dari 0,500 menunjukan proses pengambilan sampel telah memadu dan dapat melakukan analisis faktor. 3. Ekstraksi Faktor

Menentukan jumlah faktor yang ekstrak dapat dianalogikan dengan proses memfokuskan lensa mikroskop. Untuk mengekstraksi faktor, dikenal dua metode rotasi, yaitu :

a. Orthogonal factor, ekstraksi faktor dengan cara merotasikan sumber faktor

sehingga kedudukannya saling tegak lurus satu dengan yang lainnya. Dengan melakukan rotasi ini, setiap faktor akan independen terhadap faktor lain, karena sumbuhnya saling tegak lurus. Orthogonal factor solution digunakan bila analisis bertujuan untuk mereduksi jumlah variabel tanpa mempertimbangkan seberapa berartinya faktor yang diekstraksi.

b. Oblique factors , ekstraksi faktor dilakukan merotasikan sumbuh faktor

(64)

factor solution digunakan untuk memperoleh sejumlah faktor secara

teoritis cukup berarti.

Ektraksi faktor digunakan untuk menentukan jenis-jenis faktor yang akan dipakai. Estimasi faktor dapat menggunakan metode principal

component analysis selain itu, terdapat metode common factor analysis.

Dengan metode ini, akan terbentuk kombinasi linier dari variabel-variabel observasi. Dalam analisis faktor, variansi tota (communality) terbentuk dari : a. Common (variasi umum), menunjukan variasi bersama antara tiap variabel

penelitian.

b. Spesific (variasi unik), menunjukan variasi variabel yang spesifik.

c. Error akibat ketidak andalan dalam proses pengambilan data.

Setelah ekstraksi faktor, kemudian dilakukan perhitungan nilai eigen

(eigenvalue), yang menyatakan variansi nilai dari variabel manifest.

4. Matriks Faktor setelah dirotasi

Matriks faktor ini bertujuan untuk mempermudah interprestasi dalam menentukan variabel-variabel mana saja yang tercantum dalam suatu faktor. Beberapa metode yang digunakan untuk merotasikan faktor, antara lain : a. Metode quartimax : bertujuan untuk merotasikan faktor awal hasil

ekstraksi, sehingga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi, di mana setiap variabel member bobot yang tinggi di saat faktor dan sekecil mungkin pada faktor lain.

b. Metode varimax : bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil ekstraksi,

(65)

yang ada banyak mungkin mendekati nol. Hal ini berarti di dalam setiap faktor tercukupi sesedikit mungkin variabel.

c. Metode equimax : bertujuan untuk mengkombinasikan metode quartimax

dan varimax.

Kelanjutan dari rotasi faktor adalah tahap interprestasikan faktor berdasarkan bobot masing-masing variabel dalam setiap faktor. Tahapan interprestasi : 1) Dimulai dari variabel pada urutan pertama. Interprestasi dimulai dengan

bergerak dari faktor paling kiri ke faktor paling kanan pada setiap baris untuk mencari bilangan yang nilai mutlaknya paling besar dalam baris tersebut.

2) Bilangan yang paling besar menunjukan dalam faktor mana setiap variabel termasuk dengan demikian dapat variabel-variabel mana yang masuk dalam suatu faktor.

3) Poin 1 dan 2 dilakukan berulang kali, sehingga semua variabel telah tercakup dalam faktor-faktor hasil ekstraksi.

4) Bila ada variabel yang belum termasuk dalam salah satu faktor (karena bobotnya kurang dari batas keberartian), terdapat dan pilihan yang biasa dilakukan :

a. Menginterprestasikan solusi apa adanya tanpa mengikutkan variabel yang bobotnya tidak signifikan.

(66)

Dari hasil pembobotan faktor awal, biasanya akan diperoleh bahwa kontribusi variabel pada faktor kesamaan pertama sangat besar. Dalam hal ini, matiks faktor awal (yang belum dirotasi) akan menunjukan bahwa pola pembobotan pertama menggambarkan pola terbesar mengenai hubungan dengan data clan seterusnya, dimana pola-pola ini tidak saling berkorelasi satu sama lain.

Metode rotasi yang digunakan adalah rotasi varimax (selain itu terdapat metode rotasi quantimax dan equimax). Tujuan rotasi varimax ini adalah untuk mencari harga maksimum dari kontribusi variabel manifest pada salah satu variabel laten tersebut. Rotasi varimax dilakukan jika pada proses pembobotan faktor masih terdapat variabel manifest yang menyevar di antara lebih dari satu faktor, atau jika sebagian bobot faktor dari faktor dari variabel memiliki nilai bahwa terkecil yang telah ditetapkan.

5. Menentukan Bobot Faktor

Bobot faktor menunjukan bahwa suatu data memiliki karakteristik khusus yang direpresentasikan oleh faktor.

Bobot faktor menunjukan kedekatan hubungan antara variabel dengan faktornya atau dikatakan kontribusi dari variabel manifest terhadap variabel laten. Faktor dengan bobot faktor tinggi untuk suatu menunjukan tingginya hubungan faktor itu dengan variabelnya.

3.4.5. Model Analisis Faktor

Menurut Wibisono (2006 : 61), model analisis faktor dapat digunakan sebagai berikut :

Gambar

Tabel 1.1 Jumlah mahasiswa FISIP UPN “Veteran” Jatim
Gambar 1. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Beli Konsumen
Gambar 2. Model Perilaku Pengambilan Keputusan Konsumen
Tabel 4.1 menunjukkan responden dalam penelitian ini berjenis kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

yang berpengaruh terhadap lapangan kerja adalah umur, tingkat pendidikan, status. rumah tangga, tempat tinggal dan status

Untuk mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan tentang pengaruh strategi perluasan merek dan perilaku konsumen muslim terhadap keputusan pembelian pada produk wardah

Penggunaan NaOH konsentrasi 10% dengan waktu blanching 60 menit dapat digunakan pada proses ekstraksi selulosa batang jagung yang menghasilkan rendemen tertinggi

BPRS Artha Mas Abadi itu sendiri adalah nasabah (Muqtaridh) tidak bisa mengembalikan pinjaman. Hal ini dikarenakan nasabah menggunakan dana qardh tersebut

In Sragen, as stated before high commitment of road users to obey motorcycle lane regulation, relatively low traffic volume both in motorcycle lane and non-motorcycle lane and one way

Akhir yang berjudul “ Aplikasi Geografis untuk Pemetaan Lokasi Rumah Sakit dan Puskesmas Terdekat dari Posisi Terakhir Berbasis Web di Wilayah Kota Palembang ”

skripsi dengan judul “ PENGARUH HARGA, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN PADA TOSERBA MITRA KLATEN ”.. Skripsi ini disusun guna melengkapi salah

Surat Gubernur ke Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Nomor 522/97/DLHK/2020 Tanggal 9 Maret 2020 Perihal Permohonan Penetapan Lokasi Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Proyek