• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN ANTARA AKNE VULGARIS DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PADA REMAJA DI Hubungan Antara Akne Vulgaris Dengan Tingkat Kualitas Hidup Pada Remaja Di Sma Muhammadiyah 2 Surakarta.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "HUBUNGAN ANTARA AKNE VULGARIS DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PADA REMAJA DI Hubungan Antara Akne Vulgaris Dengan Tingkat Kualitas Hidup Pada Remaja Di Sma Muhammadiyah 2 Surakarta."

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

HUBUNGAN ANTARA AKNE VULGARIS DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PADA REMAJA DI

SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kedokteran

Diajukan Oleh : Pratiwi Fatmasari Ningrum

(J500120117)

FAKULTAS KEDOKTERAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA AKNE VULGARIS DENGAN TINGKAT KUALITAS HIDUP PADA REMAJA DI

SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA

Pratiwi Fatmasari Ningrum1, Ratih Pramuningtyas2, Devi Usdiana Rosyidah2

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta

Latar Belakang: Akne vulgaris (AV) adalah penyakit yang mengenai pada unit pilosebasea yang terutama terjadi pada remaja, serta ditandai oleh pembentukan komedo, papul, pustul, yang dapat sembuh dengan sendirinya, dan dapat meninggalkan bekas dalam waktu yang lama. Akne vulgaris diketahui dapat memberikan dampak pada kualitas hidup penderitanya terutama pada orang yang mementingkan penampilan.

Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara akne vulgaris dengan tingkat kualitas hidup pada remaja di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.

Metode: Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik dengan pendekatan cross sectional, menggunakan teknik simple random smpling, dengan jumlah sampel 64 responden. Data diperoleh melalui pemeriksaan fisik didiagnosis dengan GAGS oleh dokter umum dan pengisian kuesioner CADI yang kemudian dianalisis menggunakan chi-square.

Hasil: Pada akne positif didapatkan 40,9% remaja memiliki kualitas hidup sedang. Skor CADI menunjukkan adanya gangguan kualitas hidup penderita AV mulai ringan, sedang sampai berat. Berdasarkan hasil uji Chi-square untuk mengetahui hubungan antara akne vulgaris dengan tingkat kualitas hidup pada remaja didapatkan nilai p=0,000 (p<0,005), sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara akne vulgaris dengan tingkat kualitas hidup.

Kesimpulan: Terdapat hubungan antara akne vulgaris dengan tingkat kualitas hidup pada remaja

Kata kunci: akne vulgaris, kualitas hidup

(6)

ABSTRACT

RELATION BETWEEN ACNE VULGARIS WITH QUALITY OF LIFE IN ADOLSCENTS AT SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARATA

Pratiwi Fatmasari Ningrum, Ratih Pramuningtyas, Devi Usdiana Rosyidah Medical Faculty University of Muhammadiyah Surakarta

Background: Acne vulgaris (AV) is a disease affecting the pilosebaceous unit that mainly occurs in adolescents and is characterized by the formation of comedones, papules, pustules, which can be cured by itself. Acne vulgaris is known to have an impact on the quality of life of sufferers, especially in people who are concerned with appearance.

Objective: This research aimed is to determine the relation between acne vulgaris with the level of quality of life in adolescents at SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.

Methods: This research used observational method with cross sectional approach, using simple random sampling technique, with a sample of 64 respondents. The data obtained through physical examination diagnosed with GAGS by general practitioners and questionnaires from CADI were then analyzed using the chi-square.

Results: On the positive acne obtained 40.9% of adolescents have aquality of life. CADI scores in dicateimpaired quality of life of patients AV from mild, moderate to severe. Based on Chi-square test results to determine the relation between acne vulgaris with the level of quality of life in adolescents p value= 0.000 (p <0.005), so it can be concluded that thereis a significant relation between acne vulgaris with the level of quality of life.

Conclusion: There is a relation between acne vulgaris with the level of quality of life in adolescents.

(7)

Latar Belakang

Akne vulgaris adalah penyakit kulit yang mengenai unit pilosebasea

terutama pada remaja. Akne vulgaris ditandai oleh pembentukan komedo, papul,

pustul, dan nodul dengan berbagai tingkat keparahan yang berbeda-beda. Pada

beberapa kasus akne dapat sembuh dengan sendirinya, dan dapat pula meninggalkan

bekas dalam waktu yang lama (Andrea, 2012). Tempat predileksi akne vulgaris

adalah pada tempat yang mempunyai kelenjar sebasea berukuran besar seperti

daerah wajah, dada, dan punggung bagian atas. Angka kejadian akne vulgaris

berkisar 85 % dan terbanyak pada usia muda (Tjekyan, 2008). Prevalensi akne

vulgaris pada masa remaja cukup tinggi, yaitu berkisar antara 47-90% selama

masa remaja (Movita, 2013). Di Indonesia, akne vulgaris merupakan suatu

penyakit kulit yang umum terjadi sekitar 85-100% selama hidup seseorang.

Prevalensi tertinggi pada wanita usia 14-17 tahun, berkisar 83-85%, dan pada pria

usia 16-19 dengan berkisar 95-100% tahun (Afriyanti, 2015).

Akne vulgaris dapat menimbulkan masalah psikologis bagi masyarakat,

terutama yang peduli akan penampilan (Tjekyan, 2008). Dampak ini dapat

menjadi beban emosional dan psikologis pada pasien yang dapat memberikan efek

jauh lebih buruk dari pada dampak fisiknya (Ayer & Burrows, 2006). Perubahan

penampilan kulit ini menimbulkan perubahan citra tubuh yang menghasilkan rasa

marah, takut, malu, kecemasan, depresi sehingga dapat mengganggu kualitas

hidupnya (Ayer & Burrows, 2006). Menurut Schipper dalam jurnal Zeller dan

Modi yang berjudul “Prodictors of Health-related Quality of Life in Obese Youth” mendefinisikan kualitas hidup sebagai sebuah konsep multidimensional dengan

beberapa dimensi utama yaitu fisik (physical), emosi (emosional), dan fungsi

sosial (social functioning) (Muhaimin, 2010).

Akne vulgaris memiliki pengaruh yang besar pada kehidupan penderita,

karena pada umumnya mengenai daerah wajah, sehingga sulit untuk

disembunyikan. Meskipun pada kondisi tertentu bersifat self limited disease,

tetapi pada umumnya kondisi ini dapat berkembang ataupun menetap dalam

(8)

Sebagian besar penderita akne memiliki masalah kesulitan dalam berinteraksi.

Lebih dari 50% penderita akne vulgaris mengalami kondisi tertekan oleh

komentar ataupun gurauan oleh keluarga maupun lingkungannya. Ansietas dan

depresi adalah perubahan psikologis yang paling sering didapatkan bahkan pada

kondisi akne vulgaris yang ringan sampai sedang. Akne vulgaris memang tidak

mengancam jiwa tetapi dapat berdampak pada kualitas hidup penderitanya

(Safitri, dkk, 2010).

Melihat perbedaan hasil penelitian sebelumnya yang masih bervariasi,

masih tingginya angka kejadian akne vulgaris pada remaja, dan adanya dampak

psikologis yang cukup mengganggu pada penderitanya, maka penulis tertarik

untuk meneliti lebih jauh tentang hubungan antara akne vulgaris dengan kualitas

hidup pada remaja.

Metode Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik

dengan pendekatan cross sectional. Penelitian ini akan dilakukan di SMA

Muhammadiyah 2 Surakarta pada bulan November 2015. Teknik pengambilan

sampel mengunakan simple random sampling dengan jumlah sampel 64

responden.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah siswa-siswi SMA

Muhammdiyah 2 Surakarta dan bersedia menjadi subyek dalam penelitian.

Kriteria eksklusi terdiri dari siswa-siswi yang memiliki penyakit kronik dan

memiliki permasalahan sosial ekonomi atau konflik pribadi.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah akne vulgaris sebagai

variable bebas, dan tingkat kualitas hidup sebagai variable terikat. Variabel

terkendali dalam penelitian ini meliputi tingkat sosial ekonomi, riwayat penyakit

kronik, dan konflik pribadi, sedangkan variabel tak terkendali meliputi ras dan

(9)

Hasil

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara akne vulgaris

dengan tingkat kualitas hidup pada remaja yang telah dilaksanakan pada bulan

November 2015. Subjek penelitian siswa-siswi SMA Muhammadiyah 2 Surakarta

yang berjumlah 64 orang yang sesuai dengan perhitungan estimasi besar sampel

yang telah memenuhi kriteria restriksi. Pengambilan data tersebut dilakukan

dengan pemeriksaan fisik dan pemberian kuesioner. Pada penelitian ini

didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Karakteristik Subyek Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi Presentase (%)

16 Tahun 17 26,6

17 Tahun 27 42,2

18 Tahun 20 31,2

Total 64 100

Tabel 2. Karakteristik Subyek Berdasarkan Jenis Kelamin

Akne

Tabel 3. Distribusi Grade Akne Vulgaris

Akne Grade Akne

Rendah Sedang Berat Tidak Akne

Positif 9 29 6 0

Negatif 0 0 0 20

Total 9 29 6 20

Tabel 4. Distribusi Akne Vulgaris dengan Tingkat Kualitas Hidup

Akne Kualitas Hidup P

Rendah Sedang Tinggi

Positif 16 18 10 0,000

Negatif 0 0 20

(10)

Gambar 1

Distribusi Gradasi Akne dengan Tingkat Kualitas Hidup

Pembahasan

Penelitian ini merupakan suatu penelitian tentang tingkat kualitas hidup

pada penderita akne vulgaris yang dapat memberikan suatu informasi dari

perspektif penderita tentang penyakitnya dalam kehidupannya sehari-hari (Safitri,

2010). Berdasarkan tabel 1 didapatkan bahwa mayoritas sampel adalah dengan

kelompok usia 17 tahun sebanyak 27 orang (42,2%), dan kelompok usia yang

paling sedikit adalah usia 16 tahun sebanyak 17 orang (26,6%). Hal ini sesuai

dengan penelitian yang dilakukan oleh Purwaningdyah (2013) yang didapatkan

mayoritas sampel berusia 17 tahun sebanyak 41 orang (41%), kelompok usia 15

tahun sebanyak 35 tahun (35%), kelompok usia 16 sebanyak 17 orang (17%),

kelompok usia 14 tahun sebanyak 5 orang (5%) dan kelmpok usia 18 tahun

sebanyak 2 orang (2%). Hasil penelitian ini sesuai dengan kepustakaan

sebelumnya yang menyatakan bahwa kejadian akne vulgaris paling sering terjadi

(11)

(Wasitaatmadja, 2009). Akne vulgaris biasanya mulai terjadi pada usia remaja

ketika masa pubertas, dimana sel gonad mulai memproduksi dan melepaskan lebih

banyak hormon androgen (Fulton, 2009).

Pada tabel 2 didapatkan pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 25 orang

(75,8%) menderita akne positif, sedangkan pada jenis kelamin perempuan

sebanyak 19 orang (61,2%) menderita akne positif. Menurut penelitian yang

dilakukan oleh Noorbala et al. (2013) didapatkan tidak ada perbedaan yang

signifikan antara akne vulgaris dengan jenis kelamin , dimana dalam penelitiannya

didapatkan hasil untuk akne positif pada jenis kelamin laki-laki sebanyak 162

orang (45%) menderita akne positif, dan pada jenis kelamin perempuan sebanyak

198 orang (55%). Berdasarkan kepustakaan gejala akne vulgaris yang berat

biasanya terjadi pada laki-laki, yang terjadi karena adanya peranan penting dari

hormon androgen yang berhubungan dengan kelenjar sebaseus yang sangat

sensitif terhadap hormon tersebut dan dapat menyebabkan peningkatan produksi

sebum pada kelenjar sebaseus (Wasitaatmadja, 2009).

Berdasarkan tabel 3 didapatkan hasil mayoritas akne positif adalah

sebanyak 29 orang (45,3%) menderita akne ringan, dan paling sedikit adalah 6

orang (9,4%) menderita akne berat, sedangkan yang menderita akne negatif (tidak

akne) sebanyak 20 orang (31,2%). Pada tabel 4 didapatkan mayoritas hasil pada

akne positif adalah sebanyak 18 orang (28,1%) memiliki kualitas hidup sedang,

16 orang (25%) memiliki kualitas hidup rendah, dan 10 orang (15,6%) memiliki

kualitas hidup tinggi, sedangkan pada akne negatif sebanyak 20 orang (31,3%)

memiliki kualitas hidup yang tinggi.

Pada gambar 5 didapatkan hasil untuk tingkat kualitas hidup rendah

sebanyak 16 orang (36,3%) yang meliputi 9 orang (20,4%) menderita akne ringan,

3 orang (6,9%) menderita akne sedang, dan 4 orang (9,1%) menderita akne berat,

sedangkan untuk tingkat kualitas hidup sedang sebanyak 18 orang (40,9%) yang

mayoritas menderita akne ringan sebanyak 11 orang (25%), 5 orang (11,4%)

(12)

tingkat kualitas hidup tinggi didapatkan sebanyak 10 orang (22,8%) yang meliputi

9 orang (20,4%) menderita akne ringan dan 1 orang (2,3%) menderita akne

sedang. Pada penelitian Safitri (2010) juga didapatkan mayoritas hasil sebanyak

96 orang (49,2%) memiliki kualitas hidup yang sedang sampai berat pada

penderita akne vulgaris. Hasil ini sudah sesuai dengan kepustakaan yang

menyatakan bahwa akne vulgaris cukup mempunyai dampak psikologis pada

pasien yang menderita akne vulgaris. Pasien akne vulgaris sangat rentan terhadap

masalah-masalah psikologis seperti penarikan diri, kemarahan, kecemasan dan

depresi (Samanthula et al, 2013).

Berdasarkan analisis nilai kappa didapatkan nilai kappa= 0,929 dan p

value >0,000 yang mempunyai arti nilai tingkat reliabilitas sangat kuat. Hal ini

sesuai dengan kepustakaan dimana nilai kappa 0,81-0,99 mempunyai arti nilai

tingkat reliabilitas sangat kuat (Viera, 2005). Berdasarkan hasil perhitungan

analisis data dengan menggunakan uji Chi-square didapatkan hasil nilai P =

0,000. Dimana apabila nilai P < 0,05 mempunyai arti bahwa terdapat hubungan

antara akne vulgaris dengan tingkat kualitas hidup pada remaja usia 16-18 tahun

di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta. Penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Hanisah et al. (2009) yang menyatakan bahwa terdapat

korelasi yang kuat antara nilai CADI (Cardiff Acne Disability Indeks) dengan

akne vulgaris dengan nilai p=0,001. Dampak pada kualitas hidup meningkat

seiring dengan tingkat keparahan akne vulgaris. Berdasarkan kepustakaan wajah

merupakan salah satu area tersering yang terkena akne vulgaris dan merupakan

salah satu bagian tubuh yang penting, terutama dari segi kosmetik seseorang.

Akne vulgaris memiliki pengaruh besar pada kehidupan penderitanya, karena

pada umumnya mengenai area wajah, sehingga sulit untuk disembunyikan. Selain

itu, kondisi hiperpigmentasi akibat skar akne yang dapat bertahan beberapa tahun

juga memegang peranan penting dalam mempengaruhi kualitas hidup

penderitanya (Safitri, 2010). Beberapa penelitian terdahulu mencatat adanya

dampak psikologis yang cukup signifikan pada sebagian besar penderita akne

(13)

akne memiliki masalah self-esteem dan kesulitan dalam berinteraksi. Lebih dari

50% penderitanya mengalami kondisi tertekan oleh komentar atau gurauan oleh

lingkungannya (Chiu, 2003). Dampak psikologis lainnya dapat berupa perasaan

malu, rasa tidak percaya diri, dan depresi. Kondisi ini yang selanjutnya dapat

memberi dampak pada perkembangan persepsi diri yang negatif yang dapat

memberikan dampak pada penurunan fungsi dan interaksi sosial dan penurunan

roduktivitas belajar (Mosam, 2005).

Kesimpulan dan Saran

Adapun kesimpulan yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah

terdapat hubungan antara akne vulgaris dengan tingkat kualitas hidup pada remaja

di SMA Muhammadiyah 2 Surakarta.

Pada penelitian selanjutnya perlu diperhatikan variabel-variabel

multivariat lain yang diduga mempengaruhi kualitas hidup subjek dan dapat

disertakan dalam perhitungan analisis, seperti faktor lama menderita akne

vulgaris. Selain itu, dapat dilakukan penggalian yang lebih mendalam berkaitan

dengan grading akne vulgaris dengan tingkat kualitas hidupnya.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Andrea, L. Z., Emmy M. G., & Diane M. T. 2012. Acne Vulgaris and Acneiform Eruptions in Dermatologi in General Medicine, 8th edition vol 1. NewYork: McGraw -Hill Companies: 1264-1279.

Andri, A.A.A.A., Kusumawardhani, Aryani, S. 2010. Perasaan Self Consciousness dan Rendahnya Harga diri dan Hubungannya dengan Kualitas Hidup Pasien Akne Vulgaris. Maj Kedokt Indon. 60(6): 263-267.

Afriyanti, R.N. 2015. Akne Vulgaris pada Remaja. J Majority. 4(6): 102-109.

Ayer, J., & Burrow. 2006. Acne: more than Skin Dee. Postgrad Med J. 82: 500-506.

Chiu, A., Chon, S. Y., Kimball, A. B. 2003. The Respone of Skin Disease to Stress: Changes in the Severity ofAcne Vulgaris as affetedby Examination Stress. Arch Dermatol. 139 : 897-900.

Davey, P. 2005. Medicine At Glance. Alih Bahasa: Rahmalia, A,dkk. Jakarta: Erlangga.

Fulton, J., 2009. Acne Vulgaris. eMedicine Articles. Availables from:

http://emedicine.medscape.com/article/1069804 (Accesed:

Desember 30. 2015).

Ghaderi, R., Saadatjoo, A., Ghaderi, F. 2013. Evaluating of Life Quality in Patients with Acne Vulgaris Using Generic and Specific Questionnaires. Hindawi Publishing Corporation Dermatology Research and Practice. 2013(3): 1-6.

Hanisah, A., Omar, K., Shah, S.A. 2009. Prevalence of Acne a nd Its Impact on the Quality of Life in School -Aged Adolescents in Malaysia. J Prim Health Care. 1(1): 20-5.

Mosam, A., Vawda, N.B., Gordhan, A. H., Nkwanyana, N., Aboobaker, J. 2005. Quality of Life Issuesfor South Africans with Acne Vulgaris. Clin Exp Dermatol. 30(1): 6-9.

Movita, T. 2013. Acne Vulgaris. CDK-203. 40(3): 269-272.

(15)

Rapley, M., 2003. Quality of Life Research: A Critical Introductions. London: Sage Publications.

Safitri, E.Y., Hari, S., Evy, E. 2010. Profil Kualitas Hidup Penderita Akne Vulgaris di RSUD Dr. Soetomo Surabaya: Studi Menggunakan Cardiff Acne Disability Index (CADI) (The Quality of Life of Acne Vulgaris Patients at Dr. Soetomo Genetal Hospital Surabaya:A Study Using Cardiff Acne Disability Index( CADI). Berkala Ilmu Kesehatan Kulit & Kelamin. 22(1): 25-33.

Samanthula, H., Madhavi, K., Anusha, G., 2013. Impact of Acneon Quality of Life- A Gender Based Study. IJMPS. 03(10): 17-22.

Tjekyan, S.R.M. 2008. Kejadian dan Faktor Resiko Akne Vulgaris. Media Medika Indonesia. 43(1): 37-43.

Viera, J. A., M.D. Joanne, M., Garrett. 2005. Understanding Interobserver Agreement: The Kappa Statistic. Family Medicine Journal. 37 (5): 360-363.

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Subyek Berdasarkan Usia
Gambar 1

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : (1) Mengetahui apa saja yang menjadi motivasi dan faktor pendorong rumah tangga petani melakukan kegiatan migrasi keluar

Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat disarankan hal-hal sebagai berikut: (1) agar proses pembelajaran berjalan dengan baik dan sistematis

Setelah formulir Pendaftaran ini diisi dan ditanda tangani, harap diserahkan kembali kepada Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Bantul langsung atau

pada saat dan tempat yang telah ditentukan. Pembaca Doa adalah peserta didik yang ditunjuk untuk.. bertugas membaca doa pada saat dan tempat yang

Coba tuliskan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan tersebut melalui penelitian dan judul yang tepat pada

Sedangkan dasar hukum presiden sebagai kepala pemerintahan dapat di lihat pada pasal 4 ayat (1) UUD Negara RI tahun 1945 yang menentukan bahwa :” Presiden Republik Indonesia

Dalam pemberian imunisasi pada bayi dan anak dapat dilakukan dengan.. beberapa imunisasi yang

Tidak ada kendala yang berarti artinya yang terkumpul di baznas tulungagung itu memang mayoritas dari pns terus kalau dari masyarakat sekitar itu menggunakan UPZ