PEMBUATAN SARUNE BOLON KARYA BAPAK
JW SITANGGANG DI DESA SALAON TOBA
KECAMATAN RONGGURNIHUTA
KABUPATEN SAMOSIR
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
LASNER TRUDOLF SITANGGANG
NIM. 05310116
FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
i
ABSTRAK
LASNER TRUDOLF SITANGGANG. NIM 05310116. Pembuatan Sarune Bolon Karya Bapak JW Sitanggang di Desa Salaon Toba Kecamatan Runggurnihuta Kabupaten Samosir. Fakultas Bahasa dan Seni. Universitas Negeri Medan. 2012.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme cara pembuatan Sarune Bolon buatan Bapak JW Sitanggang yang berada di Desa Salaon Toba Kecamatan Runggurnihuta Kabupaten Samosir.
Dalam penelitian ini metode penelitian yang digunakan adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif yang dimana data tersebut diteliti melalui pengumpulan data, dalam bentuk buku, karya tulis ilmiah, wawancara maupun dokumentasi yang bahan materinya sesuai dengan topik dari penelitian ini. Semua data yang diperoleh merupakan data yang akurat.
Penelitian ini memilih lokasi di Desa Salaon Toba, Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April 2012 sampai Juni 2012 dan subjek dari penelitian ini adalah salah satu pengrajin Sarune Bolon yang berdomisili di Desa Salaon Toba, Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir yaitu Bapak JW Sitanggang.
Analisis data dilakukan dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif yang dideskripsikan secara bertahap dalam bentuk tulisan, kemudian diklasifikasikan secara kontekstual sesuai isi atau meteri data tersebut, untuk menjawab pertanyaan penelitian. Setelah analisis dilakukan, ditemukan hasil bahwa dalam pembuatan
Sarune Bolon tidak semudah apa yang dipikirkan karena membutuhkan ketelitian
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan Anugrah-Nya yang dilimpahkan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pendidikan dengan judul “Pembuatan Sarune Bolon Karya Bapak JW Sitanggang Di Desa Salaon Toba Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir”. Penulis menyadari masih banyak kendala dan rintangan dalam
menyelesaikan skripsi ini, namun berkat bantuan berbagai pihak akhirnya skripsi
ini dapat terselesaikan dengan baik. Maka untuk itu pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si selaku Rektor Universitas
Negeri Medan.
2. Ibu Dr. Isda Pramuniati, M.Hum selaku Dekan Fakultas Bahasa Dan Seni
Universitas Negeri Medan.
3. Ibu Dra. Tuti Rahayu, M.Si selaku Ketua Jurusan Sendratasik Fakultas
Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan.
4. Bapak Panji Suroso, M.Si selaku Ketua Program Studi Seni Musik Jurusan
Sendratasik Fakultas Bahasa Dan Seni Universitas Negeri Medan,
sekaligus Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan arahan
iii
5. Ibu Dra. Pita HD Silitonga, M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang juga
telah banyak memberikan arahan bimbingan, saran dan kritikan kepada
penulis selama penyusunan skripsi ini selesai.
6. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Sendratasik yang telah banyak memberikan
motivasi dan arahan selama porses perkuliahan.
7. Teristimewa kepada kedua orang tua tercinta, Ayahanda B. Sitanggang
dan Ibunda E. br Malau yang selalu memberikan doa, motivasi, dorongan,
bantuan moril dan materi sampai proses perkuliahan ini selesai.
8. Adik-adik saya ( Mawar, Valen, Lifzan ) yang selalu memberikan doa dan
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi saya ini.
9. Bapak JW Sitanggang sebagai narasumber penulis untuk memberikan
keterangan mengenai pembuatan Sarune Bolon yang berhubungan dengan
penyelesaian skripsi ini.
10.Segenap keluarga saya yang sudah banyak memberikan doa, motivasi dan
dukungan baik moril maupun materi selama proses perkuliahan.
11.Teman-teman satu kost ( Sondang dohot oroanna Mr. Nixon, Ferno, Lilis,
Rini, Melva) yang banyak memberikan motivasi selama proses penulisan
skripsi ini.
12.Saudara-saudari di Gang Jala Fam’z Nahumaliang yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu, yang telah banyak memberikan doa, motivasi
iv
13.Rekan-rekan Mahasiswa Tingkat Akhir di Seni Musik ( Jun A, Immanuel,
Jefry, Anju H, Yudha, Akino ) yang saling memotivasi dan memberi
informasi selama penulisan Skripsi ini berlangsung.
14.Boru ni raja i ‘Nn. DIE M’ yang selalu memberikan doa, dukungan dan
motivasi kepada penulis sehingga skripsi ini selesai dengan baik.
15.SARIULI Group Musik ( Mr. Nico, Mr. Chandra, Mr. Windy, Mr. Natal )
yang selalu mendukung dan memotivasi penulis.
16.Semua rekan-rekan Enter yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang
selalu mendukung penulis sehingga penyelesaian skripsi ini berjalan
dengan lancar.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, untuk itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, semoga skripsi
ini bermanfaat bagi penulis maupun pembaca. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang memberikan dukungan dan motivasi
sehingga skripsi ini bisa selesai dengan rampung.
Medan, Agustus 2012 Penulis
v
A.Gambaran Masyarakat dan Budaya Kabupaten Samosir ... 19
B.Pembuatan Sarune Bolon ... 28
C.Peralatan Yang Digunakan ... 47
D.Bentuk Dan Ukuran Sarune Bolon Buatan Bapak JW Sitanggang ... 51
E.Bahan Dasar Pembuatan Sarune Bolon ... 53
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 57
A.Kesimpulan ... 57
B.Saran ... 57
vi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1. Letak Geografis, Luas dan Ketinggian tiap-tiap Kecamatan di Kabupaten Samosir ... 20 Tabel 4.2. Jumlah Penduduk tiap-tiap Kecamatan Tahun 2008 ... 22 Tabel 4.3. Persentase Penduduk Menurut Agama Di Masing – masing
vii
Gambar 9. Pelubangan ujung Porda bagian belakang ... 32
Gambar 10. Proses pembuatan lubang nada bagian atas ... 33
Gambar 11. Proses pembuatan lubang nada bagian bawah ... 34
Gambar 12. Proses penghalusan Porda ... 34
Gambar 13. Pembentukan Sangar ... 35
Gambar 14. Proses pelubangan Sangar ... 36
Gambar 15. Pengikiran Sangar ... 36
Gambar 16. Pembuatan Cincin Sangar ... 37
Gambar 17. Pelubangan Cincin Sangar ... 37
Gambar 18. Pemasangan CincinSangar ... 38
Gambar 19. Sangar yang sudah selesai ... 38
Gambar 29. Pemotongan Arung-arung ... 44
Gambar 30. Pemotongan bulu ayam ... 45
Gambar 31. Bulu ayam yang sudah dililit dengan benang ... 46
Gambar 32. Penggabungan Arung-arung dengan bulu ayam ... 46
Gambar 33. Pengikatan Ipit-ipit dengan benang ... 47
Gambar 34. Gergaji kayu ... 47
viii
Gambar 45. Pohon Juar ( Jior ) ... 53
Gambar 46. Pohon Nangka ( Pinasa ) ... 54
Gambar 47. Pohon Minji ( Hau Resse ) ... 55
Gambar 48. Arung-arung ... 55
Gambar 49. Bulu Ayam ... 56
Gambar 50. Benang ... 56
Gambar 51. Tempurung Kelapa ... 57
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam kehidupan Batak Toba, musik merupakan unsur penting dalam
kehidupan sehari,mulai dari lahir, beranjak dewasa hingga menikah atau pun
kematian, musik menjadi suatu elemen penting. Dalam hal ini, musik dalam
masyarakat Batak Toba, menjadi sarana yang menghubungkan kehidupan adat,
agama serta dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam upacara adat Batak Toba,
dari nenek moyang hingga kini pada umumnya setiap pelaksanaan upacara ritual
baik yang menyangkut religi atau adat-istiadat, selalu mengunakan musik
tradisional (gondang) sebagai medium dalam banyak upacara keadatan atau
upacara tradisi.
Gondang sebagai budaya musik yang hidup ditengah-tengah masyarakat
suku Batak memiliki peran dalam ritual kepercayaan masyarakat Batak Toba.
Pengertian gondang sebagai seperangkat alat musik batak sebagai kumpulan
alat-alat musik tradisional batak toba terbagi menjadi dua bagian yaitu; Gondang
Sabangunan, yang dari: Taganing, Gordang, Sarune, Ogung Oloan, Ogung
Ihutan, Ogung Panggora, Ogung Doal dan Hesek, dan Gondang Hasapi yang
terdiri dari: Sarune Etek, Sulim, Garantung, Hasapi, Odap dan Hesek.
Dalam ansambel Gondang Sabangunan dan Gondang Hasapi, instrumen
Sarune merupakan hal yang wajib, hanya saja Sarune Etek lebih kecil dan simpel
dan cara penggunaannya lebih gampang. Instrumen Sarune Bolon tergolong
instrumen yang sangat unik, karena terdiri dari beberapa potong bagian yang
2
Hosa yang artinya, seorang pemain sarune dapat melakukan tiupan tanpa
putus-putus dengan mengatur pernapasan, sambil menghirup udara kembali lewat
hidung sembari meniup sarune. Biasanya instrumen ini langsung dibuat oleh si
pemainnya langsung namun biasanya pemain serunai yang mampu membuat
instrumen ini adalah seorang yang dapat dikatakan seorang yang sudah ahli baik
dalam hal memainkan lagu maupun dalam hal pembuatannya.
Gambar 1. Instrumen Sarune Bolon Batak Toba (Dokumentasi : Lasner S.2012)
Dalam ansambel Gondang Sabangunan, instrumen Sarune Bolon ini
memiliki fungsi yang sangat penting yaitu sebagai alat untuk memainkan melodi
lagu yang di bawakan oleh taganing dan instrumen lainnya. Memainkan Sarune
3
getar Sarune Bolon harus ditiup secara konstan dan bertekanan tinggi. Untuk
melakukan hal ini kita harus mengatur siklus pernapasan, udara dari paru-paru di
dorong keluar oleh diafragma melalui mulut di tiupkan ke dalam sarune, kedua
pipi cenderung selalu dipertahankan dalam keadaan menggelembung.
Gambar 2. Pemain Sarune Bolon (Dokumentasi : Lasner S.2012)
Di Desa Salon Toba Kabupaten Samosir ada seorang yang mampu
membuat Sarune Bolon bolon dan menurut pengamatan sementara penulis
sepertinya Sarune Bolon buatan bapak JW Sitanggang sangat diminati oleh
banyak seniman tradisi batak toba disekitar Kabupaten Samosir tersebut. Dalam
hal ini penulis sangat ingin dapat mengungkap bagaimana sistem atau tatacara
pembuatan Sarune Bolon bolon tersebut dari mulai pemilihan bahan yang baik
untuk pembuatan hingga mekanismenya. Selain itu penulis juga ingin menelusuri
bagaimana keberadaan ukuran besar dan kecilnya struktur bagian-bagian dari
Sarune Bolon bolon tersebut. Menurut penulis hal ini adalah sebuah fenomena
4
mengamati fenomena tersebut, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang hal
tersebut dengan judul “ Pembuatan Sarune Bolon Karya Bapak JW Sitanggang di Desa Salaon Toba Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Tujuan dari identifikasi masalah adalah agar penelitian yang di lakukan
menjadi terarah serta cakupan masalahnya yang diketahui tidak terlalu luas.
Identifikasi masalah tersebut sesuai dengan pendapat Hadeli (2006:23) yang
mengatakan bahwa : “Identifikasi masalah adalah suatu situasi yang merupakan
akibat dari interaksi dua atau lebih factor (seperti kebiasaan-kebiasaan,
keadaan-keadaan, dan lain sebagainya) yang menimbulkan beberapa
pertanyaan-pertanyaan”
Dari uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, maka
permasalahan penelitian dapat di identifikasikan sebagai berikut :
1. Bagaimana Cara Pembuatan Sarune Bolon karya Bapak JW Sitanggang di
Desa Salaon Toba, Kecamatan Ronggurnihuta, Kabupaten Samosir?
2. Bagaimana peran dan fungsi instrumen Sarune Bolon dalam kehidupan
masyarakat Batak Toba?
3. Alat apa saja yang digunakan dalam pembuatan Sarune Bolon bolon karya
Bapak JW Sitanggang di Desa Salaon Toba, Kecamatan Ronggurnihuta,
5
4. Bagaimana bentuk dan ukuran Sarune Bolon karya Bapak JW Sitanggang
di Desa Salaon Toba, Kecamatan Ronggurnihuta, Kabupaten Samosir?
5. Bahan dasar apa saja yang digunakan dalam pembuatan Sarune Bolon
karya Bapak JW Sitanggang di Desa Salaon Toba, Kecamatan
Ronggurnihuta, Kabupaten Samosir?
C. PEMBATASAN MASALAH
Pada dasarnya pembatasan masalah yang terlalu luas dan tidak terperinci
relative tidak dapat dipakai dan dianalisis karena batasan-batasan
permasalahannya yang tidak jelas. Oleh karema itu penulis perlu membuat
pembatasan masalah yang terbatas pada kajian yang mencakup :
1. Bagaimana cara pembuatan instrumen Sarune Bolon karya Bapak JW
Sitanggang di Desa Salaon Toba, Kecamatan Ronggurnihuta, Kabupaten
Samosir?
2. Bahan dasar apakah yang digunakan dalam pembuatan instrumen Sarune
Bolon karya Bapak JW Sitanggang di Desa Salaon Toba, Kecamatan
Ronggurnihuta, Kabupaten Samosir?
3. Alat apa saja yang digunakan dalam pembuatan Sarune Bolon karya
Bapak JW Sitanggang di Desa Salaon Toba, Kecamatan Ronggurnihuta,
Kabupaten Samosir?
4. Bagaimana bentuk dan ukuran Sarune Bolon karya Bapak JW Sitanggang
6
D. PERUMUSAN MASALAH
Dari uraian tersebut diatas maka permasalahan dalam penelitian ini dapat
dirumuskan sebagai berikut : Bagaimana cara pembuatan Sarune Bolon Karya
Bapak JW Sitanggang di Desa Salaon Toba, Kecamatan Ronggurnihuta,
Kabupaten Samosir?
E. TUJUAN PENELITIAN
Setiap kegiatan selalu mengarah pada tujuan, yang merupakan suatu
keberhasilan penelitian yaitu tujuan penelitian, dan tujuan penelitian merupakan
suatu keberhasilan penelitian yaitu tujuan penelitian, dan tujuan penelitian
merupakan jawaban atas pertanyaan dalam penelitian. Maka tujuan yang hendak
di capai oleh penulis adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana cara pembuatan instrumen Sarune Bolon
pada masyarakat Batak Toba di Desa Salaon Toba, Kecamatan
Ronggurnihuta, kabupaten Samosir.
2. Untuk mengetahui bahan dasar apakah yang digunakan dalam pembuatan
instrumen Sarune Bolon karya Bapak JW Sitanggang di Desa Salaon
Toba, Kecamatan Ronggurnihuta, Kabupaten Samosir.
3. Untuk mengetahui alat apa saja yang digunakan dalam pembuatan Sarune
Bolon bolon karya Bapak JW Sitanggang di Desa Salaon Toba, Kecamatan
Ronggurnihuta, Kabupaten Samosir.
4. Bagaimana bentuk dan ukuran Sarune Bolon karya Bapak JW Sitanggang
7
F. MANFAAT PENELITIAN
Manfaat penelitian merupakan kegunaan dari peneltian yang merupakan
sumber informasi dalam mengembangkan kegiatan penelitian selanjutnya.maka
penelitian ini di harapakan dapat bermanfaat sebagai beriktut :
1. Sebagai informasi bagi pembaca
2. Menambah wawasan bagi penulis dan pembaca, khususnya bagi
masyarakat atau lembaga di bidang seni mengenai pembuatan
Sarune Bolon karya Bapak JW Sitanggang di Desa Salaon Toba,
Kecamatan Ronggurnihuta, Kabupaten Samosir dan membantu
pelaku seni tradisi untuk memperkenalkan tradisi mereka agar di
kenal masyarakat.
3. Sebagai masukan bagi generasi muda untuk melestarikan warisan
nenek moyang yaitu instrumen Sarune Bolon.
58
58
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat diambil beberapa
kesimpulan, dan saran-saran sebagai berikut :
1. Bahwa di Desa Salaon Toba, Kecamatan Ronggurnihuta, Kabupaten
Samosir masih ada pembuat Sarune Bolon yang masih eksis dalam
membuat alat musik tradisional Batak Toba.
2. Sarune Bolon buatan Bapak JW Sitanggang tidak jauh berbeda dengan
Sarune Bolon pada umumnya, cuma bedanya hanya pada hiasan Sarune
Bolon saja.
3. Pembuatan Sarune Bolon bolon ternyata membutukan waktu yang lama
baik itu dalam proses pemilihan kayu, perendaman kayu, hingga pada
proses pembuatan Sarune Bolon itu sendiri.
4. Penulis, seniman musik mampu generasi muda dirasakan perlu untuk
mempertahankan keberadaan Sarune Bolon tetap eksis dalam adat-istiadat
masyarakata Batak Toba yang merupakan warisan nenek moyang.
B. Saran
Dari beberapa kesimpulan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat
diajukan saran-saran sebagai berikut:
1. Melihat lingkungan masyarakat yang mulai meninggalkan tradisi,
59
2. seni budaya pada masyarakat Batak Toba khususnya di Desa Salaon
Toba, Kecamatan Ronggurnihuta Kabupaten Samosir.
3. Melihat pengaruh dan dampak perkembangan zaman yang begitu deras
yang dapat mempengaruhi generasi muda untuk berpaling dari tradisi seni
budayanya, perlu melakukan pembinaan untuk generasi muda. Generasi
muda diharapkan dapat menggali / meneruskan tradisi Batak Toba supaya
tidak punah, dan tradisi Batak Toba tersebut dapat diorbitkan.
4. Diharapkan nantinya dengan adanya penelitian ini, selanjutnya ada tindak
lanjut berupa lanjutan penelitian mengenai Sarune Bolon guna
pengembangan tradisi ini sehingga tidak hilang ditelan zaman.
Penulis sangat mengharapkan dukungan dari instansi terkait, agar ikut
60
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. (1987). Dasar-dasar Penelitian Kependidikan, Bandung Angkasa.
Bungin, burhan.2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Rajagrafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta.
Azwar, 2009. Metode Penelitian Pendidikan. Medan : Diktat Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Medan.
Koentjaraningrat. 1985. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta : Gramedia.
Maryaeni. 2005. Metode Penelitian Kebudayaan. Jakarta : Bumi Aksara.
Pusat Pembinaan Bahasa 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.
Silitonga, Pita H D. (2004). Organologi, Universitas Negeri Medan Diktat Mata
Kuliah Organologi.
Situmorang,Martahan. 2010 Pembuatan Sulim Batak Toba di Dusun X Lau
Dendang Kelurahan Medan Estate Medan : Skripsi FBS UNIMED.
Soeharto, M. 1992 Kamus Musik. Jakarta : Gramedia Widiasarana Indonesia.
Sugiyono (2009) Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung.Alfabeta.
Suyatno, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif
Pendekatan. Prenada Media : Jakarta.
http://junaardas.blogspot.com/2011/01/pengertian-sampel-dalam-penelitian.html
http://habatakon01.blogspot.com