• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Kota Surabaya - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Implementasi Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) di Puskesmas Kota Surabaya - Diponegoro University | Institutional Repository (UNDIP-IR)"

Copied!
2
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu target dalam pembangunan milenium atau Millenium Develomment Goals (MDGs) ke 4 yaitu menurunkan angka kematian balita. Target yang ingin dicapai adalah menurunkan angka kematian balita 2/3 pada tahun 2015 dari kondisi tahun 1990, sehingga angka kematian bayi menjadi 17/1000 kelahiran hidup dan balita 23/1000 kelahiran hidup pada tahun 2015.1

Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, ada beberapa penyakit utama yang menjadi penyebab kematian bayi dan balita. Pada kelompok bayi (0-11 bulan), dua penyakit terbanyak yang menyebabkan kematian adalah diare sebesar 31,4% dan pneumonia 24%, sedangkan untuk balita, kematian akibat diare sebesar 25,2%, pneumonia 15,5%, Demam Berdarah Dengue (DBD) 6,8% dan campak 5,8%.2

Penyakit-penyakit tersebut umumnya terjadi bersamaan dan sebenarnya bisa ditangani di pelayanan tingkat puskesmas apabila anak yang sakit terdeteksi sejak awal. Oleh karena itu WHO dan UNICEF mengembangkan suatu strategi/pendekatan yang dinamakan Manajemen Terpadu Balita Sakit (selanjutnya disingkat MTBS) atau

Integrated Management of Childhood Illness (IMCI). Indonesia telah mengadopsi

pendekatan MTBS sejak tahun 1996 dan implementasinya dimulai tahun 1997.1

MTBS merupakan suatu modul yang menyajikan suatu bagan / algoritma yang memperlihatkan urutan langkah-langkah cara menangani kasus. Langkah-langkah yang dimaksud yang terdiri dari penilaian dan klasifikasi anak sakit 2 bulan – 5 tahun, tindakan dan pengobatan serta konseling bagi ibu. Selanjutnya modul ini dikembangkan dengan mencakup Manajemen Terpadu Bayi Muda Kurang 2 Bulan (selanjutnya

(2)

disingkat MTBM) baik sehat maupun sakit dan diutamakan pelaksanaannya oleh bidan di desa pada saat kunjungan neonatal.1

MTBS merupakan salah satu solusi mengurangi angka kematian dan kesakitan bayi dan balita serta sangat sesuai diterapkan di Puskesmas karena merupakan ujung tombak fasilitas kesehatan yang paling diandalkan oleh masyarakat. Sebagian besar balita sakit yang dibawa berobat ke Puskesmas, keluhan tunggal jarang terjadi. Menurut data WHO, tiga dari empat balita sakit seringkali memiliki beberapa keluhan lain yang

menyertai dan sedikitnya menderita 1 dari 5 penyakit tersering pada balita yang menjadi fokus MTBS. Hal ini dapat diakomodir oleh MTBS karena dalam setiap pemeriksaan

MTBS, semua aspek/kondisi yang sering menyebabkan keluhan anak akan ditanyakan dan diperiksa. Menurut laporan Bank Dunia (1993), MTBS merupakan jenis intervensi yang paling cost effective untuk mengatasi masalah kematian balita yang disebabkan oleh Infeksi Pernapasan Akut (ISPA), diare, campak, malaria, kurang gizi, yang sering merupakan kombinasi dari keadaan tersebut.1

Tenaga kesehatan yang melaksanakan MTBS harus mengikuti pelatihan terlebih dahulu agar dapat mengenali secara dini dan cepat semua gejala anak sakit, sehingga dapat

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa construct yang dibuat dari TPB, berupa Konsekuensi, Norma Subyektif, Faktor Situasional dan Kontrol Perilaku bisa efektif untuk

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

Dengan multimedia informasi yang disajikan menjadi lebih variatif dan menarik Aplikasi ini bertujuan untuk membantu para mahasiswa dalam mempelajari matakuliah Pengantar Sistem

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

Oleh karena itu dibuat penulisan ilmiah mengenai pembuatan aplikasi multimedia pariwisata Pulau Bali, dimana akan ditampilkan sajian informasi yang menarik dan interaktif, yang

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

Game jaringan Reversi dapat menjadi sarana melatih keterampilan dan kemampuan berpikir, karena selain strategi yang tepat, pemain juga harus memperhitungkan berbagai kemungkinan

(2) Wajib Retribusi adalah orang pribadi atau Badan yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan diwajibkan untuk melakukan pembayaran retribusi,