• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Penulisan Jurnal Ilmiah Guru,Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah - WAWASAN PENDIDIKAN NUSANTARA YATI KURNIAWATI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Contoh Penulisan Jurnal Ilmiah Guru,Kepala Sekolah dan Pengawas Sekolah - WAWASAN PENDIDIKAN NUSANTARA YATI KURNIAWATI"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh: Yati Kurniawati Guru SMP Negeri 7 Salatiga Jalan Setiaki 15 Salatiga 50722 Email: yati_kurniawati@yahoo.co.id

ABSTRACT

The aims of this research are to seek for the improvement of scientific activities and learning results in Electricity Elements; and Electrical Work and Power topics for IX E students of SMP Negeri 7 Salatiga, academic year 2010/2011. This is a classroom action research with two cycles. In the first cycle, the learning activities use “Kartu Doli” in groups without question lists. At second cycle “Kartu Doli” is used in groups with question list. There are four research steps: planning, acting, observing, and reflecting. The data of the research is analyzed using descriptive comparative continued with reflecting. The data of learning activities and results from initial condition, first and second cycle are compared. The analysis shows two results. First, “Kartu Doli” can improve science learning activity in all topics. The percentage of students achieving good category are raise from 27% in initial condition to 69% in first cycle and 92% in second cycle. In other word it can be said that the improvement achieve 65%, compared to the initial condition. Second, “Kartu Doli” can improve science learning results in all topics. There are 31% students who pass minimum passing grade (KKM) at initial condition. At first cycle, 85% students can pass the KKM and at the second cycle, 100% students have succesfully achieved the KKM. The improvement percentage is 69% compared from initial to last condition.

Keywords: Kartu Doli, hasil belajar, aktivitas belajar, IPA, listrik.

SMP Negeri 7 Salatiga merupakan sekolah yang berada di daerah pinggiran kota Salatiga. Sebagai sekolah non favorit, sebagian besar siswa yang masuk ke SMP Negeri 7 merupakan limpahan dari sekolah-sekolah yang lebih favorit dengan nilai hasil belajar SD yang rendah. Ketuntasan belajar ideal 75% belum dapat diterapkan di SMP Negeri 7 Salatiga. Pada tahun pelajaran 2010/2011, nilai KKM (kriteria ketuntasan minimal) mata pelajaran IPA pada kelas IX adalah 61. Pada semester 1 tahun pelajaran 2010/2011, hasil ulangan harian materi Listrik Dinamis kelas IXE menunjukkan rata-rata nilai 53 dengan 8 siswa (31%) yang tuntas dan 18 siswa (69%) tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPA masih rendah.

(2)

Dalam kegiatan belajar mengajar maupun dalam penugasan siswa cenderung pasif dan menunggu temannya untuk mengerjakan tugas. Beberapa siswa bahkan sama sekali tidak mengerjakan tugas dengan alasan tidak bisa atau tidak membawa buku dan lebih memilih bercakap-cakap atau bermain-main dengan teman daripada mengerjakan tugas. Dalam diskusi kelompok siswa cenderung diam, tidak aktif dan individualis. Hal ini menunjukkan aktivitas belajar IPA masih rendah.

Peraturan Pemerintah nomor 19 tahun 2005 mengenai Standar Nasional Pendidikan pada pasal 19 mengamanatkan bahwa proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Sejalan dengan hal tersebut maka diharapkan guru menerapkan berbagai strategi pembelajaran yang meliputi pendekatan, metode, dan teknik pembelajaran secara spesifik. Ciri model pembelajaran yang baik meliputi adanya keterlibatan intelektual – emosional peserta didik melalui kegiatan mengalami, menganalisis, berbuat, dan pembentukan sikap; adanya keikutsertaan peserta didik secara aktif dan kreatif selama pelaksanaan model pembelajaran; guru bertindak sebagai fasilitator, koordinator, mediator dan motivator kegiatan belajar peserta didik; serta penggunaan berbagai metode, alat dan media pembelajaran.

Media pembelajaran yang tepat dapat melibatkan siswa berperan secara aktif baik secara fisik, mental maupun emosional. Media pembelajaran dapat menarik minat dan gairah belajar siswa (Susilana, 2007). Media pembelajaran Kartu Doli (Domino Listrik) merupakan media pembelajaran berupa seperangkat kartu domino pada materi listrik. Media pembelajaran Kartu Doli digunakan pada pembelajaran dengan model games atau permainan.

(3)

pembelajaran yang melibatkan siswa secara aktif. Guru belum menggunakan media pembelajaran Kartu Doli. Siswa kurang memiliki ketertarikan pada pelajaran IPA yang dianggap sulit dan teoritis saja sehingga aktivitas dan hasil belajarnya rendah. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dipengaruhi oleh faktor siswa dan faktor guru. Salah satu faktor yang menyebabkan rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa dari faktor guru karena guru belum menggunakan berbagai macam metode dan media. Sedangkan faktor siswa adalah siswa menganggap pelajaran IPA sulit, membosankan dan tidak menarik, materi listrik dianggap materi yang abstrak dan terlalu banyak rumusan matematis. Melihat rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa maka perlu dilakukan penelitian tindakan kelas oleh guru untuk memecahkan masalah tersebut. Perlu ada tindakan memanfaatkan Kartu Doli untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA siswa SMP Negeri 7 Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011.

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut: (1) Apakah melalui penggunaan Kartu Doli dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA materi elemen listrik serta energi dan daya listrik kelas IX E SMP Negeri 7 Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011? (2) Apakah melalui penggunaan Kartu Doli dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi elemen listrik serta energi dan daya listrik kelas IX E SMP Negeri 7 Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011?

Adapun tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk meningkatkan aktivitas belajar IPA materi elemen listrik serta energi dan daya listrik bagi siswa kelas IX E SMP Negeri 7 Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 melalui penggunaan Kartu Doli, dan (2) untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi elemen listrik serta energi dan daya listrik bagi siswa kelas IX E SMP Negeri 7 Salatiga Tahun Pelajaran 2010/2011 melalui penggunaan Kartu Doli.

Aktivitas Belajar IPA

Diedrich dalam Nasution (1995) mengelompokkan aktivitas siswa ke dalam kategori: visual activities, oral activities, listening activities, writing activities,

(4)

meliputi membaca, memperhatikan gambar, menyatakan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat, diskusi, interaksi, menanggap, mengingat, memecahkan soal, menganalisis, melihat hubungan, mengambil keputusan, termasuk menganalisis dan melihat hubungan antara pertanyaan dan jawaban pada Kartu Doli. Aktivitas belajar IPA difokuskan pada diskusi, interaksi/kerjasama dan keaktifan.

Hasil Belajar IPA

Hilgard dalam Nasution (1995) mengatakan belajar adalah proses yang melahirkan atau mengubah suatu kegiatan melalui jalan latihan (apakah dari laboratorium atau dalam lingkungan alamiah) yang dibedakan dari perubahan-perubahan oleh faktor yang tidak termasuk latihan. Sedangkan Hilgard dan Brower dalam Hamalik (2004) mengemukakan belajar sebagai perubahan melalui aktivitas, praktik dan pengalaman.

Hasil belajar siswa yang diharapkan adalah kemampuan lulusan yang utuh yang mencakup kemampuan kognitif, kemampuan psikomotor dan kemampuan afektif atau perilaku. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berpikir. Kemampuan kognitif siswa secara hirarkhis terdiri dari pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Kemampuan psikomotor berkaitan dengan keterampilan. Kemampuan psikomotor siswa dikembangkan melalui kegiatan praktik. Kemampuan afektif meliputi perilaku sosial, minat, sikap, disiplin dan sejenisnya.

(5)

Hakikat IPA

Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan ilmiah, yaitu pengetahuan yang telah mengalami uji kebenaran melalui metode ilmiah, dengan ciri: objektif, metodik, sistimatis, universal, dan tentatif. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan ilmu yang pokok bahasannya adalah alam dan segala isinya. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Pendidikan IPA di sekolah diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitarnya, serta prospek pengembangan lebih lanjut dalam menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari, yang didasarkan pada metode ilmiah (Depdiknas, 2006).

Media Pembelajaran

Menurut Miarso dalam Susilana (2007) media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa untuk belajar. Media pembelajaran menurut Hamidjojo (Nuryani, 2005) adalah media yang penggunaannya diintegrasikan dengan tujuan dan isi pembelajaran, yang biasanya sudah dituangkan dalam GBPP dan dimaksudkan untuk mempertinggi mutu kegiatan belajar mengajar.

(6)

Kartu Doli (Domino Listrik)

Menurut Fernando (2007) domino adalah sebuah permainan yang menggunakan balok-balok yang pada satu sisinya terdapat tanda lubang/tanda yang menyatakan nilainya dari 1 sampai dengan 6. Permainan domino dapat juga menggunakan kertas dan tanda yang berbentuk bulat digunakan untuk menyatakan nilai dari kartu domino tersebut. Jumlah kartu domino keseluruhan adalah 28 kartu. Permainan domino umumnya dimainkan oleh 4 orang, namun dapat juga kurang atau lebih.

Kartu Doli (Domino Listrik) merupakan media pembelajaran yang bentuknya dibuat seperti kartu domino. Kartu Doli mencakup materi pelajaran pada standar kompetensi 3. Memahami konsep kelistrikan dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, kompetensi dasar 3.3. Mendeskripsikan prinsip kerja elemen dan arus listrik yang ditimbulkannya serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari dan 3.4. Mendeskripsikan hubungan energi dan daya listrik serta pemanfaatannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kartu Doli terdiri dari dua bagian, bagian pertanyaan dan bagian jawaban. Bagian jawaban dicetak dengan warna latar kuning, sedangkan bagian pertanyaan dicetak dengan warna latar biru.

Elemen Volta Bagian 

Jawaban

Kutub positif pada baterai

Bagian Pertanyaan

(7)

Jumlah Kartu Doli pada satu kompetensi dasar adalah 28 buah, sama seperti kartu domino pada umumnya. Kartu Doli dimainkan oleh 4 kelompok, masing-masing kelompok mendapat 7 buah kartu.

Media pembelajaran Kartu Doli digunakan pada pembelajaran dengan model games atau permainan. Davis (2009) menyimpulkan bahwa permainan merupakan alat yang efektif. Permainan memungkinkan siswa bekerja dalam kelompok, berkompetisi, kreatif dan bersenang-senang sambil belajar. Permainan membuat proses belajar lebih menyenangkan. Haun (Davis, 2009) melaporkan sejumlah manfaat menggunakan permainan dalam kelas, meliputi mengajar siswa teknik alternatif untuk belajar, mempengaruhi perkembangan kognitif, memotivasi siswa untuk belajar, memudahkan mengingat dan memacu kepercayaan diri siswa ketika mereka mendapatkan respon yang tepat. Dorn (Davis, 2009) mengatakan bahwa permainan dapat mengusir kebosanan dalam metode pembelajaran tradisional, menciptakan atmosfer kelas yang lebih relaks dan ramah.

Penelitian Yang Relevan

Terdapat sejumlah penelitian tindakan kelas mengenai kartu domino. Khomsatun (2010) menggunakan kartu domino sebagai media pembelajaran untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran matematika dan untuk menghafal fakta dasar penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian serta digunakan untuk menghafal bangun-bangun geometri. Rakhma (2010) menggunakan kartu domino untuk meningkatkan keterampilan belajar pecahan dalam pembelajaran matematika. Sirodjuddin (2007) menggunakan kartu domino unsur untuk meningkatkan hasil belajar kimia pokok bahasan lambang unsur.

Kerangka Berpikir

(8)

Guru belum menggunakan Kartu Doli Aktivitas dan hasil belajar IPA rendah

Guru menggunakan Kartu Doli

Siklus I:

Penggunaan Kartu Doli secara kelompok tanpa daftar pertanyaan pada materi elemen listrik

Siklus II:

Penggunaan Kartu Doli secara kelompok disertai daftar pertanyaan pada materi energi dan daya listrik Diduga melalui penggunaan Kartu Doli maka aktivitas dan hasil belajar IPA materi elemen listrik serta energi dan daya listrik meningkat

Kondisi Awal

Tindakan

Kondisi Akhir

Siklus pertama adalah penggunaan Kartu Doli secara kelompok tanpa daftar pertanyaan pada materi elemen listrik, dilanjutkan dengan siklus kedua penggunaan Kartu Doli secara kelompok disertai daftar pertanyaan pada materi energi dan daya listrik. Dari siklus I dan siklus II diharapkan aktivitas dan hasil belajar meningkat.

[image:8.595.144.586.311.634.2]

Pada kondisi akhir diduga melalui penggunaan Kartu Doli maka aktivitas dan hasil belajar IPA materi elemen listrik serta energi dan daya listrik pada siswa kelas IX E SMP Negeri 7 Salatiga pada semester 1 tahun pelajaran 2010/2011 dapat meningkat.

Gambar 2. Kerangka berpikir

METODE

(9)

pelajaran 2010/2011, banyaknya siswa adalah 26 siswa yang terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan.

Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi, pengamatan, dan tes. Alat pengumpulan data menggunakan dokumen daftar nilai untuk data hasil belajar kondisi awal, dokumen catatan personal siswa untuk data aktivitas belajar IPA kondisi awal, lembar observasi/pengamatan untuk mencari data aktivitas belajar IPA siklus I dan II, serta butir soal tes tertulis untuk hasil belajar IPA siklus I dan II.

Data aktivitas belajar IPA yang diperoleh melalui pengamatan divalidasi dengan bantuan kolaborasi dengan teman sejawat (triangulasi sumber antara peneliti, teman sejawat selaku kolaborator dan siswa). Data hasil belajar IPA supaya valid perlu dibuat kisi-kisi sebelum soal disusun. Validasi dilakukan terhadap instrumen penilaian tes tertulis berupa penyusunan kisi-kisi sehingga terpenuhi validitas teoretik, khususnya content validity. Analisis data menggunakan deskriptif komparatif yang dilanjutkan refleksi. Deskriptif komparatif dilakukan dengan membandingkan data kondisi awal, siklus I dan siklus II, baik untuk aktivitas belajar dan hasil belajar.

Penelitian ini dilakukan dengan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri dari 2 siklus. Tindakan dalam setiap siklus saling berkaitan erat. Pada siklus I pembelajaran dilakukan dengan penggunaan Kartu Doli secara kelompok tanpa daftar pertanyaan, sedangkan pada siklus II penggunaan Kartu Doli secara kelompok disertai daftar pertanyaan. Langkah-langkah dalam tiap siklus terdiri dari (1) membuat perencanaan tindakan, (2) melaksanakan tindakan sesuai yang direncanakan, (3) melakukan pengamatan terhadap tindakan yang dilakukan, dan (4) merefleksi deskriptif komparatif.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASANNYA Hasil Penelitian

(10)

skor lebih besar dari 3,00 (kualifikasi baik). Hal ini menunjukkan aktivitas belajar IPA masih rendah. Hasil belajar pada kondisi awal menunjukkan rata-rata nilai 53 dengan 8 siswa (31%) yang tuntas dan 18 siswa (69%) tidak tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar IPA masih rendah. Pada kondisi awal belum digunakan Kartu Doli sehingga aktivitas dan hasil belajar IPA kurang maksimal.

Pada siklus I telah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Kartu Doli secara kelompok tanpa daftar pertanyaan pada materi elemen listrik. Aktivitas belajar IPA mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal. Jika dibandingkan dengan kondisi awal rerata skor aktivitas meningkat dari 2,81 menjadi 3,27. Pada siklus I, jumlah siswa yang berkualifikasi baik meningkat dari 27% menjadi 69%. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan kondisi awal. Jika dibandingkan dengan kondisi awal, nilai terendah naik 41% dari 27 menjadi 38. Nilai tertinggi naik 5% dari 93 menjadi 98. Rata-rata nilai naik 36% dari 53 menjadi 72. Ketuntasan belajar meningkat dari 31% menjadi 85%.

Pada siklus II telah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan Kartu Doli secara kelompok dengan daftar pertanyaan pada materi energi dan daya listrik. Aktivitas belajar IPA mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Jika dibandingkan dengan siklus I rerata skor aktivitas meningkat dari 3,27 menjadi 3,87. Pada siklus II, jumlah siswa berkualifikasi baik meningkat dari 69% menjadi 92%. Hasil belajar siswa mengalami peningkatan dibandingkan dengan siklus I. Jika dibandingkan dengan siklus I, nilai terendah naik 66% dari 38 menjadi 63. Nilai tertinggi naik 2% dari 98 menjadi 100. Rata-rata nilai naik 6% dari 72 menjadi 76. Ketuntasan belajar meningkat dari 85% menjadi 100%.

Pembahasan Hasil Penelitian

(11)

siklus II rerata naik 0,6 yaitu dari 3,27 menjadi 3,87. Rerata aktivitas belajar meningkat dari kondisi awal 2,81 menjadi 3,87 pada kondisi akhir.

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

0.00 0.50 1.00 1.50 2.00 2.50 3.00 3.50 4.00 4.50

2.81 3.27

[image:11.595.168.457.159.319.2]

3.87

Gambar 3. Rerata aktivitas belajar IPA

Persentase jumlah siswa yang memiliki aktivitas belajar pada kualifikasi baik mengalami peningkatan, pada kondisi awal 27%, pada siklus I meningkat menjadi 69% dan pada siklus II meningkat menjadi 92%.

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 100%

27%

69%

92%

Gambar 4. Persentase siswa dengan aktivitas belajar baik

[image:11.595.155.472.417.585.2]
(12)

Melalui pengunaan media Kartu Doli dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA bagi siswa kelas IX E dari kondisi awal 27% menjadi kondisi akhir 92%.

[image:12.595.113.512.237.318.2]

Hasil belajar IPA yang diperoleh dari nilai tes tertulis menunjukkan peningkatan dari kondisi awal, siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil belajar siswa dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 1. Perbandingan hasil belajar siswa Kondisi

awal

Siklus I

Siklus II

Refleksi dari kondisi awal ke kondisi akhir

Nilai minimum 27 38 63 Nilai minimum naik 36

Nilai maksimum 93 98 100 Nilai maksimum naik 7

Rerata nilai 53 72 76 Rerata nilai naik 17

Ketuntasan hasil belajar IPA juga mengalami kenaikan. Dari kondisi awal 31%, pada siklus I ketuntasan naik menjadi 85 % dan pada siklus II ketuntasan naik menjadi 100 % pada siklus II. Pada indikator kinerja penelitian, indikator keberhasilan direfleksikan dengan 60% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 61 pada siklus I dan 70% siswa memperoleh nilai hasil belajar ≥ 61 pada siklus II. Nilai 61 adalah nilai ketuntasan minimal.

Kondisi Awal Siklus I Siklus II

0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%

31%

85%

100%

Gambar 5. Persentase ketuntasan

[image:12.595.154.472.461.621.2]
(13)

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian di atas maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: (1) penggunaan Kartu Doli dapat meningkatkan aktivitas belajar IPA materi elemen listrik serta energi dan daya listrik bagi siswa kelas IX E SMP Negeri 7 Salatiga pada semester 1 tahun pelajaran 2010/2011, dan (2) penggunaan Kartu Doli dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi elemen listrik serta energi dan daya listrik bagi siswa kelas IX E SMP Negeri 7 Salatiga pada semester 1 tahun pelajaran 2010/2011.

Adapun rekomendasi yang diajukan sebagai berikut: (1) penelitian ini perlu diuji coba pada subyek yang lain, (2) perlu dilakukan pengembangan Kartu Doli pada materi listrik yang berbeda, dan (3) perlu dirancang pembelajaran menggunakan Kartu Doli dengan berbagai metode pembelajaran yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Davis, Tricia M. Shepherd, Brooke and Zwiefelhofer, Tara. 2009. Reviewing for Exams: Do Crossword Puzzles Help in the Success of Student Learning?.

The Journal of Effective Teaching. 9 (3) : 4 – 10.

Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPA SMP/MTs. Jakarta: Depdiknas.

Fernando, Hary. 2007. Penggunaan Algoritma Brute Force dan Greedy dalam Permainan Domino. Bandung: STIMIK ITB.

Hamalik, O. 2004. Psikologi Belajar dan Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo.

Indonesia. 2005. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Sekretariat Negara.

Khomsatun, Siti. 2010. Penggunaan Media Pembelajaran Kartu Domino Pada Materi Bilangan Pecahan Menggunakan Model Pembelajaran Realistic Mathematic Education. Tersedia online di

http://citineu.blogspot.com/2010/04/ penggunaan-media-pembelajaran-kartu.html, diakses tanggal 12 September 2010.

(14)

Nuryani. 2005. Strategi Belajar Mengajar Biologi. Malang: Penerbit Universitas Malang.

Rakhma, Auliya. 2010. Penggunaan Media Kartu Permainan Domino Untuk Meningkatkan Keterampilan Belajar Pecahan Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas III SD Negeri Menuran 02 Baki Sukoharjo Tahun Pelajaran 2009/2010. Tersedia online di

http://digilib.uns.ac.id/abstrak_14579_penggunaan-media-kartu-permainan-

domino--untuk-meningkatkan-keterampilan-belajar-pecahan-dalam- pembelajaran-matematika-pada-siswa-kelas-iii-sd-negeri-menuran-02-baki-sukoharjo-tahun-pelajaran-20092010.html, diakses tanggal 12 September 2010.

Sirodjuddin, Ardan. 2007. Kartu Domino Unsur. Tersedia online di

http://ardansirodjuddin.blogspot.com/2007/10/kartu-domino-unsur.html,

diakses tanggal 12 September 2010.

Susilana, Rudi dan Riyana, Cepi. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.

BIODATA PENULIS

Gambar

Gambar 2. Kerangka berpikir
Gambar 3. Rerata aktivitas belajar IPA
Tabel 1. Perbandingan hasil belajar siswa

Referensi

Dokumen terkait

caesaria. Penelitian pada tahun 2001, persalinan di Rumah Sakit Haji Adam Malik Medan sebanyak 290 kasus dengan 69 kasus tindakan sectio caesaria. Sedangkan di Rumah Sakit

IMANDA KARTIKA SARI, D1214038, PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI NON REGULER, KOTA KREATIF DESAIN DALAM MEDIA KOMUNIKASI (Strategi Penggunaan Media Komunikasi

Kemudian, guru BK SMP Negeri di Jakarta Timur yang termasuk dalam kategori rendah pada variabel pengetahuan mengenai layanan konseling individual sebanyak 4

Populasi Ternak Unggas (Ayam Ras Pedaging) Kabupaten Sinjai Tahun 2008 -

Bagi subjek yang berprofesi sebagai perias pengantin, mengingat hasil penelitian untuk sikap profesional termasuk kategori sedang, maka saran yang dapat diberikan

Penulisan volume obat minum dan berat sediaan topikal dalam tube dari sediaan jadi/paten yang tersedia beberapa kemasan, maka harus ditulis, misal:.

Bentuk-bentuk dari ke-7 desain elemen estetis interior berornamen kearifan lokal yang dikembangkan pada Masjid Imaduddin Tancung mengusung konsep dan filosofi

ditan angan gani i ses sesua uai i den dengan gan kea keada daan annya nya sep sepert erti i   ag agres resi!, i!, ta takut, kut, keb keben en"ia "ian,