• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SELOGIRI, KABUPATEN WONOGIRI. A. Gambaran Umum Kabupaten Wonogiri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II GAMBARAN UMUM KECAMATAN SELOGIRI, KABUPATEN WONOGIRI. A. Gambaran Umum Kabupaten Wonogiri"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

16 BAB II

GAMBARAN UMUM KECAMATAN SELOGIRI, KABUPATEN WONOGIRI

A. Gambaran Umum Kabupaten Wonogiri

Wonogiri merupakan salah satu Kabupaten di wilayah administrasi Propinsi Jawa Tengah, yang meliputi 25 kecamatan dan 294 kelurahan. Ke 25 kecamatan tersebut antara lain, Selogiri, Wonogiri, Ngadirojo, Sidoarjo, Slogohimo, Bulukerto, Puhpelem, Purwantoro, Kismantoro, Jatipurno, Jatisrono, Jatiroto, Tirtomoyo, Nguntoronadi, Baturetno, Batuwarno, Karangtengah, Girimarto, Giriwoyo, Giritontro, Paranggupito, Pracimantoro, Eromoko, Wuryantoro dan Manyaran. Kecamatan yang paling luas wilayahnya adalah Kecamatan Pracimantoro dengan luas 14.214,2345 Ha. Sedangkan kecamatan yang paling sempit wilayahnya adalah Kecamatan Puhpelem, yang hanya memiliki luas 3.161,5400 Ha. Sementara Kecamatan Karangtengah adalah kecamatan yang paling tinggi lokasinya yaitu berada pada ketinggian 600 m di atas permukaan air laut. Adapun Kecamatan Selogiri merupakan kecamatan yang paling rendah lokasinya yaitu berada pada ketinggian 106 m di atas permukaan laut. Wilayah Kabupaten Wonogiri meliputi daratan , pegunungan, maupun pantai.1

Secara geografis, Kabupaten Wonogiri terletak antara 7,32o-8,150 lintang selatan dan 110,41o-111,180 bujur timur dengan ketinggian antara 106-600 m di atas permukaan laut. Dilihat dari topografi daerah, Wonogiri merupakan daerah

1

(2)

beriklim tropis, sepanjang tahun mempunyai dua musim yaitu penghujan dan kemarau dengan temperatur rata-rata berkisar 24-32 derajat celcius, iklim ini sangat mendukung untuk pertanian tanaman pangan terutama palawija. Keadaan alam wilayah Wonogiri sebagian besar merupakan wilayah pegunungan dan perbukitan, sebagian besar daerah berbatu gamping atau batuan kapur (sebelah barat dan selatan), termasuk jajaran pegunungan seribu yaitu jawa bagian selatan dengan sumber air yang merupakan mata air hulu sungai Bengawan Solo2, serta hanya sebagian kecil saja daerah yang landai untuk sawah dan pertanian. Kabupaten Wonogiri memiliki Kecamatan Selogiri yang berada pada permukaan terendah dari kecamatan lainnya, hal ini mengakibatkan cirri khas dari daerah Selogiri dengan kecamatan lainnya.

B. Gambaran Umum Kecamatan Selogiri Tahun 1994-2012 1. Demografi

Pengetahuan tentang demografis memang sangat diperlukan untuk mendeskripsikan mengenai kondisi masyarakat pada suatu wilayah. Demografis diartikan sebagai suatu studi statistik tentang kependudukan, terutama menurut besar dan kepadatannya. Sensus dan angka-angka statistik tentang kelahiran, kematian, mata pencaharian, perpindahan penduduk dan lain-lain merupakan data yang sejak dulu menjadi titik berat analisa demografi.3 Selogiri merupakan salah satu kecamatan yang ada di Kabupaten Wonogiri, Propinsi Jawa Tengah. Kecamatan Selogiri memiliki luas wilayah 5017,8905 ha. Iklim di Kecamatan Selogiri adalah tropis dengan dua musim yaitu, musim kemarau dan musim

2

Ibid, hlm 6

3

James T Fawcett., Psikologi Kependudukan : Masalah-Masalah Penelitian dan Tingkah Laku Dalam Fertilitas dan Keluarga Berencana, (Jakarta: Rajawali Press, 1984), hlm. 9.

(3)

hujan.Keadaan tanah di Kecamatan Selogiri yaitu 80% tanah datar dan 20% tanah pegunungan. Wilayah Kecamatan Selogiri berbatasan dengan Kecamatan-kecamatan di Kabupaten Wonogiri lainnya dan juga berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo.Batasan wilayah Kecamatan Selogiri yaitu ;

a) Sebelah Utara : Kabupaten Sukoharjo b) Sebelah Selatan : Kecamatan Wuryantoro c) Sebelah Barat : Kabupaten Sukoharjo d) Sebelah Timur : Kecamatan Wonogiri.4

Gambar 1.

Peta Kecamatan Selogiri

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Wonogiri

4

Badan Pusat Statistik (BPS),.Kecamatan Selogiri Dalam Angka Tahun 2012 (Semarang: BPS, 2012), hlm. 3.

(4)

Wilayah di Kecamatan Selogiri terbagi menjadi 11 desa, yaitu : Kepatihan, Keloran, Pare, Singodutan, Kaliancar, Jendi, Pule, Jaten, Gemantar, Nambangan dan Sendangijo. Tiap-tiap desa memiliki jarak masing-,masing dengan kantor kecamatan dan kantor kabupaten.

2. Kependudukan

Masyarakat atau penduduk merupakan sumberdaya ekonomi yang memiliki dua dimensi, di satu pihak merupakan modal dasar ekonomi, di lain pihak menjadi beban dasar kehidupan ekonomi.5Jumlah penduduk yang besar tentunya membutuhkan ruang atau tempat tinggal yang lebih luas dan juga kebutuhan yang lebih banyak, namun lahan yang sudah ada tidaklah bertambah. Dewasa ini, tidak ada masalah yang lebih penting dan menonjol bagi kesejahteraan umat manusia daripada pembatasan penduduk. Masalah ini dialami oleh semua negara di dunia. Tinggi rendahnya pertumbuhan penduduk di wilayah menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakatnya. Jumlah banyak sedikitnya angka kelahiran dan angka kematian di wilayah Kecamatan Selogiri membawa pengaruh terhadap permasalahan lingkungan dan juga aspek lainnya.

5

(5)

Tabel 1.

Jumlah Penduduk Berdasarkan Desa/Kelurahan di Kecamatan Selogiri tahun 2012

No DESA/ KELURAHAN LAKI-LAKI (Jiwa) PEREMPUAN (Jiwa) JUMLAH (Jiwa) 1 Kepatihan 1037 1146 2183 2 Keloran 990 919 1909 3 Pare 1904 2039 3943 4 Singodutan 2065 2198 4263 5 Kaliancar 2701 2745 5446 6 Jendi 2225 2299 4524 7 Pule 1422 1510 2932 8 Jaten 1770 1704 3474 9 Gemantar 1307 1278 2585 10 Nambangan 2057 2073 4130 11 Sendangijo 1366 1307 2673 JUMLAH 18844 19218 38062

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Wonogiri Tabel 2

Jumlah Penduduk Di Kecamatan Selogiri dari Tahun 2005 s/d 2011

NO TAHUN LAKI-LAKI (Jiwa) PEREMPUAN (Jiwa) JUMLAH (Jiwa) 1 Tahun 2011 18837 19327 38164 2 Tahun 2010 18829 19348 38177 3 Tahun 2009 18841 19300 38141 4 Tahun 2008 18839 19372 38211 5 Tahun 2007 18821 19373 38194 6 Tahun 2006 18824 19279 38103 7 Tahun 2005 18830 20169 38999

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Wonogiri Catatan: Untuk tahun 1994 s/d 2004

Berdasarkan Tabel 1 dan 2 terlihat bahwa jumlah penduduk di Kecamatan Selogiri dari tahun ke tahun tidak mengalami ledakan jumlah penduduk. Tahun 2012 total jumlah penduduk di Kecamatan Selogiri yaitu 38.062

(6)

jiwa dengan perincian jumlah penduduk laki-laki 18.844 jiwa dan jumlah perempuan 19.218 jiwa. Jumlah penduduk pada tahun 2005 berjumlah 38.999 jiwa dengan perincian jumlah penduduk laki-laki 18.830 jiwa dan jumlah perempuan 20.169 jiwa. Pertumbuhan penduduk sejak tahun 1994 sampai dengan tahun 2004 di Kecamatan Selogiri tidak terjadi ledakan penduduk.Sehingga angka kelahiran dan kematian yang terjadi di Kecamatan Selogiri tidak berubah secara besar-besaran.6

Jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Selogiri berada di Desa Kaliancar dengan total jumlah penduduk sejumlah 5.446 jiwa dengan perincian jumlah laki-laki 2.701 jiwa dan jumlah perempuan 2.745 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk paling sedikit adalah di Desa Keloran dengan total jumlah penduduk 1909 jiwa dengan jumlah laki-laki 990 jiwa dan jumlah perempuan 919 jiwa. Wilayah Desa Nambangan yang merupakan wilayah Pondok Pesantren Mamba’ul Hikmah pada tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk 4.130 jiwa dengan jumlah laki-laki 2.057 jiwa dan jumlah perempuan 2.073 jiwa.

Laju pertumbuhan penduduk di Kecamatan Selogiri menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi kesejahteraan masyarakatnya.Jumlah banyak sedikitnya angka kelahiran dan angka kematian membawa pengaruh terhadap permasalahan lingkungan dan juga aspek lainnya.Pada sebagian negara-negara yang sedang berkembang,pertumbuhan ekonomi mereka mengakibatkan rakyat tetap dalam keadaan melarat. Pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat akan menghalangi kemampuan suatu bangsa untuk mencapai kemajuan dan untuk memenuhi permintaan rakyat yang selalu meningkat akan kehidupan yang lebih

6

(7)

baik. Pertumbuhan menjadi perhatian dari pemerintahan, karena pertumbuhan penduduk berhubungan dengan banyak aspek.7

Penduduk adalah salah satu potensi bagi suatu daerah, akan tetapi akan menjadi suatu masalah apabila penanganannya salah. Dapat dikatakan secara teoritis jumlah penduduk yang besar merupakan keuntungan bgi pembangunan karena memberikan kemungkinan adanya pasar dalam negara besar yang memungkinkan untuk pembangunan sektor produksi dan distribusi yang besar.8 3. Mata Pencaharian

Sistem mata pencaharian adalah kegiatan pokok yang menentukan kelangsungan hidup manusia. Dalam hal ini mata pencaharian bertujuan untuk mencari makan, sandang, papan dan melengkapi kebutuhan-kebutuhan yang lain mengikuti perkembangan jaman. Mata pencaharian di suatu wilayah akan berpengaruh terhadap kesejahteraan, pola hidup, kehidupan sosial dan stratifikasi di wilayah tersebut. Sebagai daerah basis pertanian tentunya mata pencaharian sebagai seorang petani dan buruh tani merupakan jumlah mata pencaharian terbanyak.9

Masyarakat di Kecamata Selogiri mayoritas bermata pencaharian sebagai petani.Wilayah yang mengutamakan aspek pertanian sebagai komoditas utamanya, menjadikan posisi pangan memegang kendali utama untuk memotivasi manusia dalam hal memenuhi kebutuhan fisiologis bagi dirinya sendiri dan rumah tangganya. Ketahanan pangan rumah tangga merupakan kemampuan rumah

7

Sediono MP dan Tjondronegoro.,Ilmu Kependudukan, (Jogjakarta: Erlangga, 1980), hlm. 7.

8

M. Sadli., Proyek Jangka Panjang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, dalam PRISMA No. 2 Februari 1982, hlm. 7.

9

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Tengah, “Produksi Padi dan Palawija Jawa Tengah Tahun 2009”,(Semarang : BPS, 2009), hlm. 1.

(8)

tangga untuk memenuhi kecukupan pangan anggotanya dari waktu ke waktu dengan tujuan dapat hidup sehat dan mampu melakukan kegiatan dalam kesehariannya. Konteks dalam kependudukan pedesaan, terdapat beberapa persoalan-persoalan yang sering muncul di pedesaan antara lain mengenai kualitas kehidupan yang rendah, kebiasaan menikah diwaktu muda, jumlah angkatan kerja yang banyak tetapi dengan kualitas yang rendah serta tradisionalisme yang kaku.10

Dalam memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari dan untuk mencukupi kebutuhan keluarganya, manusia harus berusaha untuk mencari pendapatan yang berupa uang maupun barang.Para petani padi dalam mencukupi kebutuhan kesehariannya mereka harus bekerja mengerjakan sawah setiap hari.Hal itu bertujuan untuk menuai hasil yang berupa produksi padi sebagai komoditas pangan. Sebagai realitasnya, usaha petani melakukan kegiatan usaha padi di sawah sebagai upaya untuk mendapatkan peningkatan hasil pertanian yang melimpah dan tentu saja akan mempengaruhi segi pendapatan.11

Untuk mengetahui kondisi masyarakat di Kecamatan Selogiri berdasarkan mata pencaharian dapat dilihat di dalam Tabel 3.

10

Hadi Prayitno dan Lincolin Arsyad., Petani Desa dan Kemiskinan, (Yogyakarta: B7PFE, 1987), hlm. 5.

11

Damas Lukis Andarwan., “Kebijakan Swasembada Beras di Kabupaten Karanganyar Tahun 1984-1998 dan Pengaruhnya Terhadap Perubahan Sosial Ekonomi Petani”, SkripsiJurusan Ilmu Sejarah, FSSR, UNS: 2008, hlm. 94.

(9)

Tabel 3

Penduduk Menurut Mata Pencaharian Per Desa/Kelurahan Di Kecamatan Selogiri Tahun 2012

No Desa/ Kelurahan Petani Buruh Tani Pengusaha Kecil Buruh Industri Buruh Bangunan Pedagang PNS/TNI/ POLRI LAIN-LAIN 1 Kepatihan 247 109 3 0 30 396 47 2.954 2 Keloran 439 92 0 14 67 17 52 29 3 Pare 724 754 3 250 893 580 110 800 4 Singodutan 301 206 86 73 269 81 244 252 5 Kaliancar 627 627 0 9 525 622 1.521 0 6 Jendi 581 723 221 446 144 811 255 1.095 7 Pule 339 188 25 58 38 324 247 168 8 Jaten 756 17 16 390 8 8 34 0 9 Gemantar 228 92 31 369 0 687 132 771 10 Nambangan 335 87 52 136 98 466 240 19 11 Sendangijo 869 468 100 1.009 225 1.620 84 1.170 JUMLAH 6.446 3.363 537 2.754 2.297 5.612 2.966 7.258

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Wonogiri.

berdasarkan Tabel 3 terlihat bahwa terdapat beberapa mata pencaharian masyarakat Kecamatan Selogiri, diantaranya sebagai petani, buruh tani, pengusaha kecil,buruh industri, buruh bangunan, pedagang, PNS/TNI/POLRI dan lain-lain. Tabel 7menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat di Kecamatan Selogiri bermata pencaharian sebagai seorang petani. Jumlah petani di Kecamatan Selogiri pada tahun 2012 berjumlah 6.446 petani dengan jumlah petani terbesar berada di wilayah Desa Sendangijo dengan jumlah 869 petani. Jumlah penduduk yang bermata pencaharian sebagai buruh tani di Kecamatan Selogiri berjumlah 3.363 buruh tani.Jumlah buruh tani terbesar tahun 2012 di Kecamatan Selogiri berada di Desa Pare dengan jumlah 754 buruh tani.

Kebutuhan hidup sehari-hari para petani sebagian besar dipenuhi atas hasil dari aktivitas pertanian.Pertanian yang lambat dapat menghambat proses pertumbuhan, dikarenakan hasil pertanian adalah suatu bagian yang terpenting

(10)

yang mempengaruhi banyak hal. Pertanian statis menyebabkan suatu hambatan statik yang besar dalam proses merata-ratakan untuk menghitung seluruh kecepatan pertumbuhan, lebih penting lagi adalah hubungan-hubungan, bahwa kekurangan-kekurangan hasil pertanian menghambat pertumbuhan di bidang-bidang lain dalam ekonomi.12Mata pencaharian penduduk terbesar kedua setelah petani di Kecamatan Selogiri adalah sebagai pedagang.Jumlah pedagang di Kecamatan Selogiri tahun 2012 berjumlah 5.612 pedagang.Jumlah pedagang terbesar di Kecamatan Selogiri berada di Desa Sendangijo dengan jumlah 1.620 pedagang.

4. Sistim Religi

Agama adalah faktor penting dalam kehidupan masyarakat.Agama mengajarkan kepada masyarakat untuk taat dan patuh kepada Tuhan. Ajaran agama juga berisi ketauhidan yang harus dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari yang bertujuan memberi dasar pegangan keyakinan hidup, sehingga orang sadar dan mengetahui asal usul kejadian alam dan sangkan parannya, yaitu tujuan dan untuk apa manusia hidup. Sikap tauhid juga harus dicerminkan dalam akhlak atau norma-norma tingkah laku serta budi pekerti dalam pergaulan sosial. Agama akan tumbuh subur tergantung pada kesadaran anggota masyarakat dan pemerintah yang ada. Suatu pemerintahan negara memperhatikan agama sebagai sarana dalam pembaharuan diikuti dengan masyarakat yang telah menyadari tentang peranan agama sebagai pegangan hidup dalam pergaulan bermasyarakat dan bernegara, maka agama itu akan berkembang dengan baik.

12

Max F Milikan., Tiada Panen Yang Gampang, (Jakarta : Pustaka Pelajar, 1997), hlm. 21-22.

(11)

Sistem budaya dari agama yang dianut oleh orang Jawa termasuk wilayah Kecamatan Selogiri terdapat berbagai keyakinan, konsep, pandangan dan nilai, seperti yakin akan adanya Tuhan sebagai pencipta alam yang menguasai alam semesta, memiliki konsep-konsep tertentu tentang hidup umat manusia dan kehidupan setelah kematian, yakin adanya penjelmaan nenek moyang yang sudah meninggal, yakin adanya roh-roh halus dan kekuatan-kekuatan gaib alam semesta. Sebagian dari sistem budaya agama kejawen merupakan suatu tradisi yang diturunkan secara lisan.13

Sistem kepercayaan orang Jawa yang hingga kini masih kental budayanya adalah kepercayaan terhadap roh-roh halus, arwah atau roh para leluhur yang sudah meninggal.Hal tersebut mereka percayai dapat memberi kekuatan supranatural yang harus dihormati dan dipuja.Dalam konsep kepercayaan orang Jawa, roh-roh halus dianggap menempati alam sekitar tempat tinggal manusia seperti hutan, sawah, perempatan jalan, pohon-pohon tua yang dianggap keramat. hal tersebut dapat dilihat di hari-hari tertentu perempatan jalan ditaburi air yang berisi bunga, dalam mendirikan bangunan perlu adanya sesaji, dibawah pohon dibangun tempat khusus untuk sesaji dan dupa, bahkan di sawah pada musim tanam petani masih meletakkan sesaji di pojok sawahnya. Untuk menjalankan upacara-upacara adat seperti pernikahan, syukuran kelahiran seorang bayi dan kematian, orang Jawa masih menggunakan sesaji dan sebagainya bertujuan untuk memperlancar jalannya upacara adat dan meminta petunjuk. Jika hal itu tidak dilaksanakan, maka akan terjadi bencana atau pelaksanaan suatu upacara akan terhambat oleh hal-hal yang tidak diinginkan. Untuk mengetahui

13

Koentjoroningrat.,Kebudayaan Jawa, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), hlm. 319.

(12)

jumlah penduduk menurut agama dan kepercayaan yang diperinci per desa atau kelurahan di Kecamatan Selogiri dapat dilihat di dalam Tabel 4.

Tabel 4

Jumlah Pemeluk Agama

Diperinci Per Desa/Kelurahan Di Kecamatan Selogiri Tahun 2012

No Desa/

Kelurahan Islam Protestan Katholik Hindu Buddha

1 Kepatihan 4.306 10 16 1 - 2 Keloran 3.918 5 20 - - 3 Pare 5.453 93 32 - - 4 Singodutan 4.502 140 71 - 7 5 Kaliancar 5.418 169 16 2 2 6 Jendi 7.151 14 19 - - 7 Pule 5.300 63 24 - - 8 Jaten 6.060 29 22 - - 9 Gemantar 3.663 79 102 - - 10 Nambangan 5.861 8 29 - - 11 Sendangijo 5.649 5 23 - - JUMLAH 57.281 615 374 3 9

Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Wonogiri

Berdasarkan Tabel 4 terlihat bahwa mayoritas masyarakat di Kecamatan Selogiri memeluk agama Islam dengan jumlah 57.281 orang.Pemeluk agama Islam di Kecamatan Selogiri merata di setiap wilayah desa atau kelurahan yang ada di Kecamatan Selogiri.Desa dengan jumlah pemeluk agama Islam terbanyak berada di Desa Jendi dengan jumlah pemeluk agama Islam 7.151 orang.Wilayah Desa Nambangan yang merupakan tempat Pondok Pesantren Mamba’ul Hikmah didirikan memiliki jumlah pemeluk agama Islam 5.861 orang.Wilayah Desa Nambangan merupakan wilayah dengan jumlah pemeluk agama Islam terbanyak ketiga di Kecamatan Selogiri setelah wilayah Desa Jendi dan Desa Jaten.

(13)

Kecamatan Selogiri yang mayoritas penduduknya beragama Islam.Apabila dilihat dari segi sosial budaya, penganut agama Islam di Kecamatan Selogiri terbagi menjadi dua golongan, yaitu kalangan santri14 dan abangan.15Kalangan santri dalam menjalankan agama lebih dekat pada dogma– dogma ajaran Islam yang sebenarnya, sedangkan abangan adalah suatu kompleks keyakinan dan konsep-konsep Hindu-Buddha yang cenderung kearah mistis, yang tercampur menjadi satu dan diakui sebagai agama Islam.16

Seorang abangan tahu kapan harus menyelenggarakan slametan dan apa yang harus jadi hidangan pokoknya, bubur untuk kelahiran, apem untuk kematian. Abangan tahu ala kadarnya tentang apa yang dilambangkan oleh berbagai unsur dalam hidangan itu ( seringkali juga tidak tahu, dan hanya bisa mengatakan bahwa ia menghidangkan bubur karena orang selalu menghidangkan bubur pada kesempatan serupa itu), tetapi abangan akan sedikit kecewa apabila orang lain memberikan sebuah tafsiran yang berbeda. Abangan toleran terhadap kepercayaan agama, katanya “jalan itu memang banyak”. Apabila orang menyelenggarakan upacara pergantian tahap yang benar, orang itu bukanlah binatang, apabila orang mengadakan slametan di bulan puasa, ia bukanlah kafir dan apabila orang mengirim baki untuk keperluan “bersih desa”, ia bukanlah seorang subversive dan itu cukup.

14

Santri adalah orang yg mendalami agama Islam (http://artikata.com/arti-349039-santri.html) dikutip pada tanggal 11 Maret 2015.

15

Abangan adalah golongan masyarakat yg menganut agama Islam, tetapi tidak melaksanakan ajaran secara keseluruhan (http://artikata.com/arti-317574-abangan.html) dikutip pada tanggal 11 Maret 2015.

16

Koentjoroningrat.,Kebudayaan Jawa, (Jakarta: Balai Pustaka, 1984), hlm. 312.

(14)

Apabila orang tidak percaya pada roh-roh atau apabila orang mengira bahwa Tuhan tinggal di matahari, maka itu adalah urusan sendiri.Untuk kalangan santri, peribadatan pokok adalah penting juga khususnya sembahyang, yang pelaksanaannya secara sadar dianggap baik oleh kalangan santri maupun non-santri sebagai tanda istimewa seorang yang benar-benar non-santri.Yang menjadi perhatian kalangan santri adalah doktrin Islam, terutama sekali penafsiran moral dan sosialnya.17

5. Pendidikan

Pendidikan adalah salah satu potensi suatu daerah, akan tetapi akan menjadi suatu masalah jika penanganannya salah. Dapat dikatakan secara teoritis jumlah penduduk yang besar merupakan keuntungan bagi pembangunan karena memberikan kemungkinan adanya pasar dalam negara yang besar yang memungkinkan untuk pembangunan sektor produksi dan distribusi yang besar economic scale yang lebih efisien.18Pendidikan mempunyai pengaruh besar dalam kehidupan masyarakat transformasi di berbagai bidang kehidupan dapat ditempuh melalui proses pendidikan. Pendidikan dalam pengertian pengajaran adalah usaha sadar untuk mencapai tujuan dengan sistematika terarah pada pertumbuhan tingkah laku. Perubahan yang dimaksud itu menunjukkan pada suatu proses yang dilalui. Tanpa proses itu perubahan tak mungkin terjadi, proses disini berarti pendidikan.19

17

Clifford Geertz, Abangan, Santri, Priyayi Dalam Masyarakat Jawa, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1981), hlm, 172-173.

18

M Sadli., “Proyek Jangka Panjang Pertumbuhan Ekonomi Indonesia”, dalam PRISMA No. 2 Februari 1982, hlm 7.

19

Winarno Surakhman., Metode Pengajaran Nasional,(Jakarta: Jemmars, 1979), hlm. 13.

(15)

Untuk mengetahui tingkat pendidikan masyarakat di Kecamatan Selogiri dapat dilihat didalam Tabel 5.

Tabel 5

Penduduk Menurut Pendidikan Yang Ditamatkan Di Kecamatan Selogiri Tahun 2012

No Desa/ Kelurahan Tidak Tamat SD Tamat SD Tamat SLTP Tamat SLTA Tamat Perguruan Tinggi 1 Kepatihan 630 2.249 499 844 81 2 Keloran 425 1.593 257 227 29 3 Pare 533 2.595 1.057 1.045 60 4 Singodutan 4 453 147 761 196 5 Kaliancar - 2.118 1.016 1.532 541 6 Jendi 570 3.116 721 658 236 7 Pule 100 1.086 580 1.016 396 8 Jaten 65 1.176 617 259 59 9 Gemantar 274 711 976 1.012 182 10 Nambangan 320 1.961 764 748 235 11 Sendangijo 3 520 99 95 35 JUMLAH 2.924 17.578 6.733 8.197 2.050 Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Wonogiri.

Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa Jenjang pendidikan terbanyak yang masyarakat di Kecamatan Selogiri berada ditingkat tamat SD (Sekolah Dasar) dengan jumlah 17.578.Terbesar masyarakat yang menempuh pendidikan sampai tamat SD berada di Desa Jendi dengan jumlah 3.116 orang.Jumlah tamatan SD paling sedikit berada di wilayah Desa Singodutan dengan jumlah 453 orang.Desa Nambangan yeng merupakan tempat berdirinya pondok pesantren Mamba’ul Hikmah memiliki jumlah tamatan SD sebanyak 1.961 orang.

Jenjang pendidikan terbesar kedua di Kecamatan Selogiri setelah tamatan SD adalah tamat SLTA (Sekolah Lanjutan Tingkat Akhir) dengan jumlah 8.197 orang. Jumlah tamatan SLTA terbesar di Kecamatan Selogiri berada di Desa

(16)

Kaliancar dengan jumlah 1.532 orang, sedangkan jumlah tamatan SLTA paling sedikit berada di Desa Sendangijo dengan jumlah 95 orang. Wilayah Desa Nambangan memiliki jumlah tamatan SLTA sebanyak 748 orang.Pendidikan merupakan salah satu modal utama dalam pembangunan, sangat sulit rasanya untuk mengatakan bahwa kemajuan suatu negara dapat dicapai tanpa adanya investasi dalam bidang pendidikan, karena pada dasarnya pendidikan adalah sumberdaya yang terbesar bagi manusia.Tidak hanya dalam pembangunan nasional saja, pendidikan diperlukan bahkan dalam pembangunan pedesaan, peranan pendidikan merupakan sarana yang teramat penting.20

Pentingnya pendidikan dalam masyarakat di Kecamatan Selogiri tidak saja menyangkut pendidikan formal dan non formal terhadap pendidikan mental dan spiritual.Pendidikan juga dapat memelihara sistem-sistem intelektual, kesusastraan, seni hukum dan ilmu pengetahuan dapat menolong para pemuda belajar bagaimana memberi bentuk baru pada sistem intelektual yang tradisional guna memajukan berbagai aspek modernisasi.Dengan demikian dapat mencapai kemajuan teknologi dan ekonomi, untuk memperbesar produksi, menjalankan organisasi, menerapkan ilmu pengetahuan guna meningkatkan taraf hidup masyarakat Kecamatan Selogiri.

20

Khairuddin.,Pembangunan Masyarakat, (Yogyakarta: Liberty, 1992), hlm. 103.

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat pendidikan masyarakat desa Bangsa yang paling banyak adalah lulusan SLTA sebayak 3898 jiwa atau sebesar 37,31%, yang tidak lulus Sekolah Dasar atau buta aksara sebayak

dikenal dengan nama INTANPARI, yang berarti wilayah pengembangan industri, pertanian dan pariwisata. Salah satu contoh dari realisasi program pengembangan ini adalah, dibukanya

Desa/Kelurahan merupakan wilayah kerja kepala desa/lurah sebagai perangkat daerah kabupaten/kota dalam wilayah kecamatan. Desa/Kelurahan dipimpin oleh Kepala

Tangerang Pos Halaman utama dari wilayah Kota Tangerang dengan berita – berita

Desa Negeri Baru merupakan salah satu desa yang berada di wilayah administratif Kecamatan Blambangan Umpu.. Kondisi Umum Desa

Strategi penetapan hirarki sistem perkotaan dan kawasan layanannya, dalam rangka menciptakan hubungan Kota-Desa meliputi : (a) membagi ruang wilayah pembangunan

Aspek administrasi Kabupaten Aceh Singkil mencakup wilayah daratan seluas 185.829,53 Ha yang terdiri dari 11 kecamatan, 15 mukim dan 120 gampong/desa, wilayah

d) Jumlah dan kepadatan penduduk.. Berdasarkan pertimbangan kriteria di atas, pusat pelayanan lingkungan di Kabupaten Klaten ditetapkan meliputi: Desa Randusari Kecamatan