• Tidak ada hasil yang ditemukan

L A K I P J E R O W A R U

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "L A K I P J E R O W A R U"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

VISI KECAMATAN JEROWARU KABUPATEN LOMBOK TIMUR TAHUN 2013-2018 “ TERWUJUDNYA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH, SERTA

TERCIPTANYA KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG SEHAT, AMAN, TENTRAM DAN TERTIB, BERIMAN DAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA “

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah kami panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, karena atas Perkenan dan Rahmat-Nya kami dapat menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 dalam bentuk dokumen.

Laporan Akuntabilitas Kinerja ini berisi tentang program dan kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 2016 yang menggambarkan rencana kerja, pengukuran kinerja, evaluasi kinerja program dan kegiatan dengan capaian keluaran dan hasil yang ingin dicapai. Laporan kinerja ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada setiap instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting yang diperlukan dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja.

Penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (LAKIP) ini dilakukan untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai serta sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya. Dan Laporan kinerja ini disusun berdasarkan perjanjian kinerja yang disepakati dan menyampaikannya kepada Bupati setelah tahun anggaran berakhir.

Salah satu pondasi utama dalam menerapkan kinerja adalah pengukuran kinerja dalam rangka menjamin adanya peningkatan dalam pelayanan publik dan meningkatkan akuntabilitas dengan melakukan klarifikasi output dan outcome yang akan dan seharusnya dicapai untuk memudahkan terwujudnya organisasi yang akuntabel. Pengukuran kinerja adalah dengan melakukan pembandingan antara kinerja yang terjadi dengan kinerja yang diharapkan.

Kami menyadari, bahwa dokumen Laporan Akuntabilitas Kinerja Intansi Pemerintah (LAKIP) Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur ini masih jauh dari sempurna, oleh karenanya kami mengharapkan dari semua pihak yang berkepentingan untuk memberikan masukan baik itu

(4)

berupa saran maupun kritik yang sifatnya membangun dalam rangka perbaikan selanjutnya.

Akhirnya dengan tersusunnya Laporan Akuntabilitas Kinerja (LAKIP) ini, kami berharap akan dapat mencapai target kinerja sehingga dapat menjadi acuan dalam pencapaian kinerja serta bermanfaat bagi seluruh unsur penyelenggara program dan kegiatan sebagaimana yang diharapkan. Serta untuk dapat mendorong pencapaian Visi Misi Pemerintah Kabupaten Lombok Timur.

Jerowaru, 14 Pebruari 2017 CAMAT JEROWARU

LALU AHMAD ZULKIFLI, BA.

Pembina Tingkat I (IV/b) NIP. 19601231 198205 1 007

(5)

D A F T A R I S I

Kata Pengantar Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN ………. 5

A. Latar Belakang ………. 5

B. Gambaran Umum Kecamatan ………. 7

C. Tugas dan Fungsi ……… 9

D. Isu Strategis (Strategic Issued) ………. 19

BAB II PERENCANAAN KINERJA ………. 29

A. Rencana Strategis 2013-2018 ………. 29

B. Perjanjian Kinerja Tahun 2016 ……… 31

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA ……….. 33

A. Kerangka Pengukuran Kinerja ……… 33

B. Capaian Kinerja ……… 34

C. Evaluasi dan Analisa Capaian Kinerja ………. 36

D. Realisasi Anggaran ………. 44

BAB IV PENUTUP ……….. 46

Lampiran : Perjanjian Kinerja Kecamatan Jerowaru Tahun 2017 ……….. 47

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Terselenggaranya pemerintahan yang bersih (good government) merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dan mencapai tujuan serta cita-cita bangsa bernegara. Dalam rangka itu diperlukan pengembangan dan penerapan sistem pertanggungjawaban yang tepat, jelas, terukur, dan legitimate sehingga penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dapat berlangsung secara berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab serta bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme.

Dalam rangka meningkatkan pelaksanaan pemerintah yang berdaya guna, berhasil guna, bersih dan bertanggung jawab, telah diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP). Pelaksanaan lebih lanjut didasarkan pada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah untuk melaksanakan ketentuan pasal 14, pasal 27 dan Pasal 30 Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah adalah perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan visi dan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan melalui alat pertanggungjawaban secara periodik. Untuk mencapai Akuntabilitas Instansi Pemerintah yang baik, Kecamatan Jerowaru selaku unsur pembantu pimpinan, dituntut selalu melakukan pembenahan kinerja sehingga diharapkan mampu untuk meningkatkan peran serta fungsi Kecamatan sebagai sub sistem dari sistem pemerintahan daerah yang berupaya memenuhi aspirasi masyarakat.

(7)

Dalam perencanaan pembangunan daerah Kabupaten Lombok Timur, capaian tujuan dan sasaran pembangunan yang dilakukan tidak hanya mempertimbangkan visi dan misi daerah, melainkan keselarasan dengan tujuan dan sasaran yang ingin dicapai pada lingkup Pemerintahan Kabupaten, Propinsi dan Pusat.

Terwujudnya suatu tata pemerintahan yang baik dan akuntabel merupakan harapan semua pihak. Sejalan dengan pelaksanaan Undang-undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaran Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme diterbitkan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP).

Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) adalah instrumen yang digunakan instansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggujawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi yang terdiri dari berbagai komponen yang merupakan suatu kesatuan yaitu perencanaan strategik, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja dan pelaporan kinerja.

Laporan kinerja merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada instansi pemerintah atas penggunaan anggaran. Hal terpenting dalam penyusunan laporan kinerja adalah pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan (disclosure) secara memadai hasil analisis terhadap pengukuran kinerja. Tujuan disusunnya laporan kinerja ini adalah untuk memberikan informasi kinerja yang terukur kepada pemberi mandat atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai serta sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi instansi pemerintah untuk meningkatkan kinerjanya.

Hasil Evaluasi kinerja diharapkan dapat memberikan feedback untuk meningkatkan mutu pelaksanaan pengelolaan aktivitas organisasi kearah yang lebih baik, meningkatkan akuntabilitas kinerja organisasi, memberikan informasi yang lebih memadai dalam menunjang proses pengambilan keputusan, meningkatkan pemanfaatan alokasi sumber daya yang tersedia, sebagai dasar peningkatan mutu informasi mengenai pelaksanaan kegiatan organisasi, dan mengarahkan pada sasaran dan tujuan organisasi.

(8)

Sehubungan dengan hal tersebut, Pemerintah Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) dengan maksud sebagai perwujudan akuntabilitas penyelenggaraan kegiatan yang dicerminkan dari pencapaian kinerja, visi, misi, realisasi pencapaian indikator kinerja utama dan sasaran dengan target yang telah ditetapkan. Adapun prinsip penyusunan laporan kinerja ini adalah lingkup pertanggungjawaban proporsional dengan lingkup kewenangan dan tanggungjawab.

B. GAMBARAN UMUM KECAMATAN

Kecamatan Jerowaru terletak pada 116°-117° BTdan 8°-9° LS dan merupakan satu dari 20 (dua puluh) Kecamatan yang ada di Kabupaten Lombok Timur yang memiliki luas wilayah sekitar 142,78 Km² dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

Sebelah Utara : Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur Sebelah Selatan : Samudra Indonesia

Sebelah Timur : Selat Alas

Sebelah Barat : Kabupaten Lombok Tengah

Tabel 1 : Nama Desa dan Luas Wilayah Desa di Kec. Jerowaru

No Desa Luas (Ha) Persentase (%) Ket

1. Batu Nampar 3,24 2,27

2. Sukaraja 4,98 3,49

3. Jerowaru 11,83 8,30

4. Pemongkong 13,60 9,52

5. Pandan Wangi 18,49 12,94

6. Sekaroh 41,16 28,83 Kawasan Hutan

7. Wakan 7,18 5,03

8. Ekas Buana 7,14 5,00 Kawasan Pantai

9. Kwang Rundun 4,98 3,49

10. Sepapan 4,87 3,41

11. Seriwe 14,67 10,27 Kawasan Pantai

12. Pene 2,97 2,08

13. Batunampar Selatan 2,99 2,09 Kawasan Pantai

14. Sukadamai 2,22 1,55

15. Paremas 2,46 1,72 Kawasan Pantai

(9)

Kecamatan Jerowaru memiliki luas wilayah sekitar 142,78 Km2

atau 14.278 Hektar. Dari 15 desa yang ada, Desa Sekaroh merupakan desa terluas yang mencapai 41,16 Km2 (28,83%) dan terkecil adalah

Desa Sukadamai seluas 2,22 Km2 (1,55%). Sebagian besar wilayah

masih berupa lahan bukan sawah (lahan kering) yaitu seluas +8.573 Ha atau sekitar 60,04%, lahan sawah seluas 4.384 Ha atau sekitar 30,70% dan sisanya adalah lahan bukan pertanian seluas 1.321 Ha atau sekitar 9,25%. Keadaan curah hujan di Kecamatan Jerowaru cukup berfluktuasi selama tahun 2016. Tinggi permukaan sekitar 0-89 meter diatas permukaan laut (dpl).

PETA WILAYAH KECAMATAN JEROWARU

Potensi Wilayah Kecamatan Jerowaru untuk pengembangan sektor pariwisata sangat perspektif, hal ini dilihat dari kondisi pantai di wilayah kecamatan ini sangat indah dan memiliki prospek untuk dikembangkan dan sudah dikenal oleh dunia seperti Wisata Pantai Pink

(10)

(Pink Beach), penginapan dan lain-lain. Komoditi dibidang perikanan dan kelautan yaitu rumput laut dan perikanan serta hutan mangrove dibidang pelestarian lingkungan. Demikian juga disektor pertanian padi, jagung dan palawija lainnya dapat dikembangkan, terlebih lagi dengan masih banyaknya lahan masyarakat yang belum diintensifikasi.

Tantangan yang terberat sampai dengan sekarang ini adalah terbatasnya sarana dan prasarana pendukung produksi maupun kegiatan sosial ekonomi masyarakat. Kondisi jalan jalan kabupaten dan jalan desa masih banyak yang belum memadai. Listrik sebagai salah satu kebutuhan pokok masyarakat masih belum menjangkau seluruh masyarakat, saluran irigasi baik irigasi teknis maupun non teknis masih banyak yang belum memenuhi standar kebutuhan pertanian.

Yang paling sering menjadi masalah utama di Kecamatan Jerowaru adalah pada musim kemarau masih banyak masyarakat yang belum terpenuhi kebutuhannya terhadap air bersih. Hal ini terjadi karena tidak adanya air baku yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat setelah air embung rakyat mengering. Masih banyak wilayah Kecamatan Jerowaru yang belum terjangkau oleh layanan PDAM sehingga permintaan masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan air bersih setiap tahun terus meningkat.

C. TUGAS DAN FUNGSI

Dalam menjalankan tugas-tugas pemerintahan perangkat kecamatan melaksanakan fungsi-fungsi seperti penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, dan sosial kemasyarakatan serta termasuk didalamnya melaksanakan tugas pelayanan dan melaksanakan tugas yang didelegasikan oleh Bupati. Kecamatan merupakan line office dari pemerintah kabupaten yang berhadapan langsung dengan masyarakat dan mempunyai tugas membina desa.

Pada Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 4 Tahun 2008 menyebutkan bahwa kecamatan mempunyai tugas melaksanakan kewenangan pemerintah yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah. Selanjutnya disebutkan bahwa kecamatan juga menyelenggarakan tugas umum pemerintahan yang meliputi :

(11)

a. Mengkoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat

b. Menyelenggarakan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum.

c. Mengkoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan.

d. Mengkoordinasikan pemeliharaan sarana dan fasilitas pelayanan umum.

e. Mengkoordinasikan kegiatan pemerintahan ditingkat kecamatan. f. Membina penyelenggaraan pemerintahan desa dan atau kelurahan. g. Melaksanakan pelayanan masyrakat yang menjadi ruang lingkup

tugasnya dan atau yang belum dilaksanakan pemerintah desa atau kelurahan.

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 4 Tahun 2008, susunan organisasi kecamatan adalah sebagai berikut: a. Camat;

b. Sekretariat, terdiri atas:

1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; 2) Sub Bagian Keuangan; dan

3) Sub Bagian Program dan Pelaporan c. Seksi Pemerintahan;

d. Seksi Keamanan dan Ketertiban; e. Seksi Pemberdayaan Masyarakat; f. Seksi Kesejahteraan Rakyat; g. Kelompok Jabatan Fungsional. 1) Camat

Camat mempunyai tugas membantu Bupati dalam melaksanakan tugas melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah dan juga menyelenggarakan tugas umum pemerintahan. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud, Camat menyelenggarakan fungsi:

a. Pengkoordinasian penyelenggaraan pemerintahan di wilayah kecamatan.

(12)

b. Penyelenggaraan kegiatan pembinaan idiologi negara dan kesatuan bangsa:

c. Pengkoordinasian kegiatan pemberdayaan masyarakat.

d. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan terhadap kegiatan di bidang ketentraman dan ketertiban umum.

e. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan bidang ekonomi dan pembangunan.

f. Pelaksanaan pembinaan penyelenggaraan bidang sosial dan kemasyarakatan.

g. Pelaksanaan penatausahaan kecamatan.

h. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai tugas dan fungsinya.

2) Sekretaris

Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas memimpin, merencanakan, mengatur, mengendalikan dan mengkoordinasikan kegiatan sekretariat dalam rangka melakukan pembinaan administrasi dan memberikan pelayanan teknis administratif kepada seluruh unit kerja Pemerintah Kecamatan dalam rangka menunjang kelancaran pelaksanaan tugas dan program kerja Pemerintah Kecamatan. Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, Sekretaris Camat mempunyai fungsi :

a. Pengkoordinasian penyusunan Rencana Strategis, Rencana Kerja Tahunan dan Penetapan Kinerja Kecamatan;

b. Pengkoordinasian penyusunan Rencana Kerja Anggaran/Dokumen Pelaksanaan Anggaran (RKA/DPA) dan Program Kerja Kecamatan; c. Pelaksanaan pelayanan teknis administratif kepada seluruh unit

kerja lingkup kecamatan;

d. Perumusan bahan pedoman dan petunjuk tata laksana administrasi umum;

e. Perumusan dan penjabaran kebijakan teknis penyelenggaraan administrasi umum, perencanaan, keuangan, kepegawaian dan perlengkapan

(13)

f. Pelaksanaan koordinasi dan konsultasi dengan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terkait terhadap pelaksanaan urusan perencanaan, keuangan, umum dan kepegawaian;

g. Pengkoordinasian penyusunan laporan pelaksanaan tugas kecamatan;

h. Pelaksanaan pengaturan, pembinaan, pengawasan dan pengendalian administrasi umum, perencanaan, keuangan, kepegawaian dan perlengkapan;

i. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas kesekretariatan;

j. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

3) Seksi Pemerintahan

Seksi Pemerintahan dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok antara lain memimpin, merencanakan, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan pemerintah, administrasi kependudukan dan pertanahan lingkup kecamatan dalam rangka menunjang lancarnya pelaksanaan tugas. Dalam melaksanakan tugas, Kepala Seksi Pemerintahan mempunyai fungsi :

a. Penyusunan Rencana Kerja Seksi Pemerintahan;

b. Penyiapan bahan pedoman dan petunjuk teknis pengelolaan dan pelayanan administrasi pemerintahan, kependudukan dan pertanahan;

c. Penyiapan bahan koordinasi dan konsultasi dibidang administrasi pemerintahan, kependudukan dan pertanahan dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi terkait;

d. Pelaksanaan pembinaan, pengawasan dan pengendalian dibidang administrasi pemerintahan, kependudukan dan pertanahan;

e. Pengumpulan, pengolahan dan analisa data bidang administrasi pemerintahan, kependudukan dan pertanahan;

f. Fasilitasi terhadap pelaksanaan kebijakan daerah dibidang administrasi pemerintahan, kependudukan dan pertanahan sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku;

(14)

g. Pembinaan pelaksanaan adiminstrasi pemerintahan, kependudukan dan penataan Pemerintah Desa;

h. Pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas seksi;

i. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang dilimpahkan oleh atasan sesuai dengan bidang tugasnya.

4) Seksi Ketentraman dan Ketertiban (Trantib).

Seksi Kententaram dan Ketertiban dipimpin oleh seorang Kepala Seksi dengan tugas pokok antara lain adalah memimpin, mengatur, mengawasi dan mengkoordinasikan kegiatan pembinaan ketentraman dan ketertiban wilayah. Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala Seksi Trantib mempunyai fungsi:

a. Penyusunan Rencana Kerja Seksi Ketentraman dan Ketertiban; b. Penyiapan aparatur, peralatan dan perlengkapan serta pendanaan

untuk pelaksanaan kegiatan Seksi Ketentraman dan Ketertiban; c. Pengkoordinasian tugas dan kegiatan Seksi Ketentraman dan

Ketertiban dan Sekretariat dan Seksi lainnya dilingkup kecamatan; d. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang

ketentraman dan ketertiban umum;

e. Pembinaan ketentraman dan ketertiban masyarakat, bina kesatuan bangsa dan perlindungan masyarakat;

f. Pengkoordinasian pelaksanaan dan penegakan produk hukum pemerintah kabupaten serta peraturan perundang-undangan lainnya diwilayah kerjanya;

g. Pelaksanaan fasilitasi pencegahan dan penanggulangan bencana alam;

h. Pembinaan dalam rangka meningkatkan keamanan dan kenyamanan lingkungan;

i. Pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat dan pencegahan tindak kriminal;

j. Pembinaan dalam upaya pemberantasan penyakit masyarakat; k. Pelaporan pelaksanaan tugas dan kegiatan dilingkup Seksi

(15)

l. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan Seksi Ketentraman dan Ketertiban;

m. Melaksanakan tugas kedinasan lain yang diberikan oleh atasan; 5) Seksi Pemberdayaan Masyarakat

Seksi Pemberdayaan Masyarakat dikepalai oleh seorang Kepala Seksi dengan tugas pokok merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis bidang Pemberdayaan Masyarakat. Sedangkan fungsi dari Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat adalah:

a. Penyusunan Rencana Kerja Seksi Pemberdayaan Masyarakat;

b. Penyiapan aparatur, peralatan dan perlengkapan serta pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan Seksi Pemberdayaan Masyarakat; c. Pengkoordinasian tugas dan kegiatan Seksi Pemberdayaan

Masyarakat dengan Sekretariat dan Seksi lainnya dilingkup Kecamatan;

d. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang Pemberdayaan Masyarakat;

e. Penyusunan program dan pembinaan pembangunan sarana dan prasarana fisik desa;

f. Penyusunan program dan kegiatan pembinaan pengembangan usaha ekonomi rumah tangga;

g. Fasilitasi koordinasi pengembangan swadaya gotong royong masyarakat;

h. Pelaporan pelaksanaan tugas dan kegiatan dilingkup Seksi Pemberdayaan Masyarakat ssecara rutin dan berkala;

i. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan Seksi Pemberdayaan Masyarakat;

j. Pelaksanaan tugas kedianasan lain yang diberikan oleh atasan. 6) Seksi Kesejahteraan Rakyat

Seksi Kesejahtaraan Rakyat dikepalai oleh seorang Kepala Seksi yang mempunyai tugas pokok antara lain merumuskan dan melaksanakan kebijakan teknis bidang kesejahteraan rakyat. Dalam melaksanakan tugas tersebut, Kepala Seksi Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi :

(16)

b. Penyiapan aparatur, peralatan dan perlengkapan serta pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan Seksi Kesejahteraan Rakyat;

c. Pengkoordinasian tugas dan kegiatan Seksi Kesejahteraan Rakyat dengan Sekretariat dan Seksi lainnya dilingkup Kecamatan;

d. Penyusunan bahan perumusan kebijakan teknis bidang kesejahteraan rakyat;

e. Pelaksanaan pembinaan pelayanan serta bantuan sosial, kepemudaan, peranan wanita dan olahraga serta pembinaan kesejahteraan keluarga;

f. Pelaksanaan pembinaan kehidupan keagamaan, pendidikan dan kebudayaan serta kesehatan masyarakat;

g. Fasilitasi koordinasi bantuan sosial usaha peningkatan kesejahteraan;

h. Fasilitasi koordiansi pemeliharaan prasarana dan fasilitas umum; i. Pelaporan pelaksaan tugas dan kegiatan dilingkup Seksi

Kesejahteraan Rakyat secara rutin dan berkala;

j. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan Seksi Kesejahteraan Rakyat;

k. Pelaksanaan tugas kedianasan lain yang diberikan oleh atasan; 7) Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kasubbag yang mempunyai tugas pokok melakukan pengelolaan administrasi keuangan. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kasubbag Keuangan mempunyai fungsi :

a. Penyusun Rencana Kerja Sub Bagian Keuangan ;

b. Penyiapan apatur, peralatan dan perlengkapan serta pendanaan untuk pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Keuangan ;

c. Pengoordinasian tugas dan kegiatan Sub Bagian Keuangan dengan Sub Bagian lainnya dilingkup Sekretariat ;

d. Penyusun rencana kegiatan pengelolaan administrasi keuangan Kecamatan ;

e. Penyusun bahan perumusan kebijakan Sub Bagian Keuangan ; f. Penghimpun dan pengolahan rencana anggaran Sekretariat dan

(17)

g. Pelaksanaan kegiatan perbendaharaan, verifikasi dan pembukuan keuangan anggaran belanja langsung dan belanja tidak langsung kecamatan ;

h. Pelaksanaan pengelolaan dokumen kontrak kerja dengan pihak ketiga ;

i. Penyusun laporan keuangan secara rutin maupun berkala untuk kecamatan ;

j. Penyusun laporan perkiraan capaian target realisasi keuangan kecamatan. ;

k. Pelaporan pelaksanaan tugas dan kegiatan dilingkup Sub Bagian Keuangan secara rutin dan berkala ;

l. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Keuangan ;

m. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan. 8) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Sub Bagian Umum dan Kepegawaian dipimpin oleh seorang Kasubbag yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pengelolaan urusan umum dan kepegawaian. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kasubbag Umum dan Kepegawaian mempunyai fungsi :

a. Penyusunan Rencana Kerja Sub Bagian Umum dan Kepegawain ; b. Penyiapan aparatur, peralatan dan perlengkapan serta pendanaan

untuk pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian ; c. Pengoordinasian tugas dan kegiatan Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian dengan Sub Bagian lainnya dilingkupSekretariat ; d. Penyusun bahan perumusan kebijakan Sub Bagian Umum dan

Kepegawaian;

e. Pelaksanaan kegiatan urusan umum, pengelolaan administrasi kepegawaian dan administrasi perkantoran;

f. Pelaksanaan urusan keprotokolan, hubungan masyarakat, penyiapan rapat-rapat dinas dan pendokumentasian kegiatan kecamatan;

g. Pengelolaan kearsipan dan perpustakaan kecamatan;

h. Pelaksanaan urusan rumah tangga, ketertiban, keamanan, dan kebersihan dilingkungan kerja;

(18)

i. Pemeliharaan dan perawatan kendaraan dinas, peralatan dan perlengkapan kantor dan aset lainnya;

j. Penyiapan rencana kebutuhan, pengadaan sarana dan prasarana, pengurusan, pengadaan penyimpanan, pendistribusian dan inventarisasi barang-barang inventarisasi kecamatan;

k. Pengumpulan, pengelolaan, pemutakhiran, dan penyimpanan data dan kartu kepegawaian dilingkungan kecamatan;

l. Penyiapan data dan dokumen administrasi kepegawaian sebagai bahan pembinaan untuk peningkatan kapasitas dan kinerja aparatur, penjabaran standar kompetensi, kenaikan pangkat, daftar penilaian pekerjaan, daftar urut kepangkatan, sumpah/janji pegawai, gaji berkala, pendidikan/pelatihan kepemimpinan, teknis dan fungsional, ujian dinas dan peningkatan kesejahteraan pegawai; m. Penyiapan pelaksanaan peningkatan kapasitas dan kompetensi aparatur melalui pendidikan dan pelatihan, ujian dinas, kenaikan pangkat, promosi jabatan, penilaian kerja dan penjabaran nilai disiplin;

n. Pelaksanaan penyiapan administrasi dan pengusulan pegawai yang akan pensiun, serta pemberian penghargaan kepada aparatur yang berprestasi;

o. Pelaporan perkembangan dan kondisi aparatur, peralatan dan perlengkapan, rumah tangga, keprotokolan dan hubungan masyarakat, ketatausahaan dan ketatalaksanaan, arsip dan perpustakaan dinas secara rutin dan berkala;

p. Pelaporan pelaksanaan tugas dan kegiatan dilingkup Sub Bagian Umum dan Kepegawaian secara rutin dan berkala;

q. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi kegiatan Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;

r. Pelaksanaan tugas kedinasan lainnya yang diberikan oleh atasan; 9) Sub Bagian Program dan Pelaporan

Sub Bagian Program dan Pelaporan dipimpin oleh seorang Kasubbag dan mempunyai tugas pokok menyusun perencanaan program dan pelaporan. Dalam melaksanakan tugas, Kasubbag Program dan Pelaporan menyelenggarakan fungsi :

(19)

a. Penyusunan rencana kerja Sub Bagian Program dan Pelaporan; b. Penyiapan aparatur, peralatan dan perlengkapan serta pendanaan

untuk melaksanakan kegiatan Sub Bagian Program dan Pelaporan; c. Pengkoordinasian tugas dan kegiatan Sub Bagian Program dan

Pelaporan dengan Sub Bagian lainnya dilingkungan Sekretariat; d. Penghimpunan, pengolahan dan penyiapan bahan penyusunan

konsep Rencana Strategis Kecamatan;

e. Penghimpunan, pengelolaan, penyiapan rencana program kerja dan kegiatan Sekretariat dan Seksi sebagai bahan penyusunan konsep rencana kerja dan kegiatan tahunan kecamatan;

f. Penghimpunan dan pengelolaan konsep kebijakan teknis masing-masing Seksi sebagai bahan penyusunan konsep kebijakan pemerintah kecamatan;

g. Pelaksanaan kompilasi hasil penyusunan rencana kerja dan anggran masing-masing unit kerja;

h. Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA) dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara ( PPAS ) Kecamatan;

i. Pelaksanaan kompilasi hasil penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( DPA ) masing-masing Seksi lingkup Kecamatan;

j. Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA-SKPD) serta Dokumen Pelaksanaan Anggaran ( DPA – SKPD );

k. Pengumpulan, pengelolaan dan penyusunan data pelaksanaan program dan kegiaatan tahunan Kecamatan;

l. Penyusunan laporan capaian kinerja dan ikhtisar realisasi kinerja kecamatan;

m. Pelaporan pelaksanaan tugas dan kegiatan dilingkup Sub Bagian Program dan Pelaporan secara rutin dan berkala;

n. Pelaksanaan pengawasan dan evaluasi pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Program dan Pelaporan;

(20)

STRUKTUR ORGANISASI

PEMERINTAH KECAMATAN JEROWARU

D. ISU STRATEGIS ( STRATEGIC ISSUED )

Perjalanan sebuah organisasi dalam upaya melaksanakan tugas pokok dan fungsi guna memberikan pelayanan yang terbaik dan memberikan kepuasan tehadap produk organisasinya senantiasa dihadapkan pada empat unsur yaitu faktor internal yang memiliki kekuatan (strengh) dan kelemahan (weakness) serta faktor eksternal yang memiliki peluang (opportunities) dan tantangan (threats). Keempat unsur tersebut jika didayagunakan secara optimal akan dapat memberikan nilai-nilai strategis untuk mencari dan menentukan tercapainya tujuan yang telah ditetapkan.

Dari segi kekuatan (strengh)pada faktor internal di lingkungan Pemerintah Kecamatan Jerowaru dilihat dari aspek jabatan struktural, pendidikan dan golongan PNS. Jabatan struktural yang ada adalah 9 orang yang terdiri dari Eselon III/a (1 orang Camat), Eselon III/b (1 orang Sekcam), Eselon IV/a (4 orang Kepala Seksi) dan Eselon IV/b (3 orang Kasubbag). Sedangkan dari unsur staf terdiri dari 7 orang di Kantor Camat dan diperbantukan di Desa sebagai Sekretaris Desa sebanyak 9 orang, dan tenaga honorer sebanyak 2 orang.

KELOMPOK JAFUNG

C A M A T

Subbag

Keuangan Program dan Subbag Pelaporan Subbag Umum dan Kepegawaian SEKRETARIS Seksi Pemerintahan Seksi Kesejahteraan Rakyat Seksi Pemberdayaan Masyarakat Seksi Ketentraman dan Ketertiban

(21)

Menurut golongan, PNS yang ada terdiri dari Golongan IV sebanyak 2 orang, Golongan III sebanyak 10 orang, Golongan II sebanyak 10 orang dan Golongan I sebanyak 1 orang. Sedangkan dari segi pendidikan terdiri atas Sarjana (S1) 7 orang, Sarjana Muda 3 orang, SLTA 11 orang dan SLTP sebanyak 1 orang.

Adapun kelemahan (weakness) yang teridentifikasi diantaranya adalah sebagai berikut :

a. Kurangnya minat belajar dari pegawai untuk memahami juklak/juknis pelayanan maupun peraturan perundang-undangan yang berkaitan langsung dengan pelaksanaan tugas pokok dan fungsi masing-masing, sehingga masih ada pegawai yang belum mengerti sepenuhnya tentang tugas pokok dan fungsinya masing-masing.

b. Sarana mobilitas sudahtidak memadai lagi.

Sarana mobilitas yang dimiliki hanya terdiri dari 1 buah kendaraan roda 4 untuk operasional Camat, 1 kendaraan roda 2 untuk operasional Sekretaris Kecamatan.Sedangkan 4 kendaraan roda 2 sebagai kendaraan operasional bagi semua Kepala Seksi kondisinya sangat parah sehingga tidak bisa digunakan secara optimal dalam pelaksanaan tugas, serta 1 kendaraan operasional bendahara dan 15 buah kendaraan roda 2 untuk operasional Sekdes untuk 15desa. Sehingga harapan efektif dan efisien mobilitas masih jauh dari harapan jika dibandingkan dengan jarak tempuh dan kondisi daerah binaan yang relatif sulit dijangkau dan jauh.

c. Data monografi yang memuat segala potensi sekaligus kekurangan yang ada di kecamatan belum tersusun secara aktual dan akurat.

d. Jumlah staf masih terbatas (kekurangan).

Berdasarkan hasil Analisa Beban Kerja yang telah dilaksanakan berikut diketahui bahwa jumlah karyawan di Kantor Camat Jerowaru masih kurang. Hal ini akan banyak berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas pokok dan fungsi secara umum di lingkungan pemerintah Kecamatan Jerowaru sebagaimana tergambar pada tabel berikut :

(22)

Tabel 2 : Hasil Analisa Beban Kerja (ABK) Tahun 2016

No Nama Jabatan ABK Peg. yang ada Ket

1. Camat 1 1 PNS

2. Sekretaris 1 1 PNS

3. Kasubbag Program dan Pelaporan 1 1 PNS

- Penyusun Rencana Program dan

Pelaporan 1 - - Pengolah Data 1 - - Operator Komputer 1 - 4. Kasubbag Keuangan 1 1 PNS - Verifikator Keuangan 1 - - Bendahara 1 1 PNS

5. Kasubbag Umum dan Kepegawaian 1 1 PNS

- Pengadministrasi Kepegawaian 1 -

- Pengadministrasi Persuratan 1 -

- Pemelihara Barang Inventaris 1 1 PNS

- Operator Komputer 1 -

- Sopir 1 1 PNS

- Pemelihara Kebersihan 1 1 PNS

6. Kasi Kesejahteraan Rakyat 1 1 PNS

- Pengadministrasi Umum 1 - - Operator Komputer 1 - 7. Kasi Trantib 1 1 PNS - Pengadministrasi Umum 1 1 PNS - Pengelola Perijinan 1 - - Operator Komputer 1 -

8. Kasi Pemberdayaan Masyarakat 1 1 PNS

- Pengadministrasi Umum 1 1 PNS

- Operator Komputer 1 -

9. Kasi Pemerintahan 1 -

- Pengelola Monev, Penyelenggaraan Pem. Desa, dan Penyelesaian Kasus-kasus Pemerintahan Desa

1 -

- Pengadministrasi Pemerintahan

Kecamatan 1 1 PNS

- Pengadministrasi Umum (Sekdes) 15 9 PNS

- Operator Komputer 3 2 Honorer

- Pengelola Pelayanan Administrasi

Kependudukan 3 1 Sukarela

e. Pembinaan administrasi terhadap pemerintah desa masih belum optimal dilaksanakan.

Salah satu tugas pembinaan yang sangat penting dan strategis bagi Pemerintah Kecamatan adalah pembinaan administratif terhadap pemerintah desa. Dalam sistem ketatanegaraan Indonesia, desa adalah subsistem pemerintahan daerah dibawah subsistem pemerintahan nasional. Desa adalah satuan administrasi pemerintahan terendah dengan hak otonomi berbasis asal usul dan

(23)

adat istiadat. Pembinaan administrasi desa adalah kegiatan yang dilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam rangka menyempurnakan dan memperbaiki penyelenggaraan administrasi pemerintahan desa agar berjalan secara efektif dan efisien untuk memperoleh hasil yang lebih baik dan mencapai tujuan organisasi. Sehingga dalam hal penyelenggaraan pembinaan dan pengawasan pemerintahan desa, Camat mempunyai peranan yang sangat penting, karena dalam hirarki pemerintahan kecamatan merupakan salah satu lembaga supra desa, yang mana salah satu tugasnya adalah melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap pemerintahan desa dalam rangka tertib administrasi pemerintahan. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan perangkat kabupaten dalam pembinaan dan pengawasan kaerena hal tersebut telah dilimpahkan kepada kecamatan.

Sedangkan dari faktor lingkungan eksternal organisasi adalah merupakan berbagai peluang (opportunities) yang memungkinkan dan mendukung pelaksanaan pencapaian tujuan, sebagaimana tergambar sebagai berikut :

a. Adanya pelimpahan kewenangan dari Bupati kepada Camat;

b. Terbukanya kesempatan diklat bagi perangkat pemerintah daerah; c. Diluncurkannya suatu konsep pelayanan yang disebut pelayanan

prima;

d. Hubungan kerja yang baik antara pemerintah kecamatan dan pemerintah desa termasuk masyarakat;

e. Adanya koordinasi yang baik dengan dinas instansi tingkat kecamatan.

Adapun hal-hal yang akan menjadi tantangan(threats) yang dihadapi, diantaranya adalah :

a. Kurangnya motivasi kerja aparat desa;

b. Lemahnya pengawasan dan penerapan sanksi baik secara internal maupun eksternal organisasi;

c. Adanya kecenderungan masyarakat untuk menghindari birokrasi; d. Kurangnya pemahaman aturan serta hak dan kewajiban oleh

(24)

e. Lemahnya koordinasi dari instansi tingkat kabupaten dan pihak ketiga dengan pemerintah kecamatan;

f. Sering terjadinya perubahan aturan sebagai akibat kebijakan baru. Selama kurun waktu 2013-2018, Pemerintah Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur dituntut lebih responsif, kreatif dan inovatif dalam menghadapi perubahan-perubahan baik ditingkat lokal, regional dan nasional. Perencanaan pembangunan hendaknya selalu memperhatikan isu-isu dan permasalahan yang mungkin dihadapi kedepan oleh masyarakat sehingga arah pelaksanaan pembangunan menjadi lebih tepat sasaran. Untuk itu perlu diantisipasi dengan perencanaan yang matang dan konfrehensif sehingga arah pembangunan sesuai dengan tujuan pembangunan daerah.

Memperhatikan isu-isu dan permasalahan pelayanan yang dihadapi diharapkan kualitas penyelenggaraan pemerintahan menuju

good government and clean government sehingga akan berdampak pada

kualitas pelayanan daerah. Berkaitan dengan isu-isu dan masalah pelayanan yang akan dihadapi Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur dalam tahun 2013-2018 tidak bisa dilepaskan dengan permasalahan dan isu pembangunan di Kabupaten Lombok Timur. Secara umum, isu dan permasalahan yang dihadapi antara lain :

a) Tuntutan masyarakat untuk diberikan pelayanan yang prima b) Adanya tuntutan akuntabilitas tata pengelolaan pemerintahan. c) Perkembangan Iptek yang pesat tidak dibarengi dengan semangat

SDM untuk meningkatkan kemampuan.

d) Belum optimalnya kualitas pelayanan publik pada kecamatan. e) Belum optimalnya Akuntabilitas Kinerja Kecamatan.

f) Pelimpahan sebagian kewenangan Bupati kepada Camat belum sepenuhnya disertai dengan adanya juklak dan juknis.

g) Perencanaan pembangunan lewat Musrenbang masih belum maksimal dilaksanakan. Hal ini karena proses dan mekanismenya membutuhkan siklus waktu yang panjang dalam rangkaian kegiatan yang berurutan serta sulitnya menjalin dan mengatur koordinasi antar Instansi dalam urusan perencanaan.

(25)

h) Belum tersedianya data pembangunan yang tersusun secara sistematisdan akurat sehingga menimbulkan kendala dalam perencanaan pembangunan yang komprehensif dan berkelanjutan. i) Belum optimalnya pelaksanaan monitoring dan evaluasi

program-program pembangunan yang dikaitkan dengan dokumen-dokumen perencanaan.

j) Belum optimalnya partisipasi masyarakat dalam proses perencanaan pembangunan;

Faktor-faktor yang mempengaruhi pelayanan Kecamatan Jerowaru sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah yang memiliki tugas pokok adalah faktor internal dan eksternal. Masalah internal yang mempengaruhi antara lain :

a) Jumlah dan kapasitas aparat belum seluruhnya memenuhi tuntutan tugas dan belum sesuai dengan beban kerja.

b) Masih lemahnya pemahaman Tupoksi para aparat pemerintah mengakibatkan tidak maksimalnya hasil koordinasi.

c) Pola pembinaan aparat yang belum terorientasikan pada peningkatan kinerja.

d) Mekanisme dan pola kerja pada setiap unit kerja belum tertata dalam suatu sistem yang terpadu, efektif dan efesien.

Sedangkan masalah eksternal yang mempengaruhi kinerja Pemerintah Kecamatan Jerowaru adalah :

a) Adanya multi interpretasi terhadap pelimpahan kewenangan kepada Camat dan Kepala Desa yang dapat menimbulkan kesenjangan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

b) Tuntutan dan aspirasi semakin beragam dengan berbagai kepentingan yang seringkali saling bertentangan. Dan hal tersebut harus ditampung dan diperhatikan.

c) Masih adanya aparat pemerintah dan juga kelompok masyarakat yang belum memahami arti penting dari proses perencanaan pembangunan partisipatif.

d) Bervariasinya tingkat pendidikan, sosial ekonomi masyarakat yang berpengaruh pada pola pikir dan pola tindakan dari masyarakat.

(26)

Berdasarkan data dan informasi tersebut diatas secara umum isu-isu strategis yang dihadapi oleh Pemerintah Kecamatan Jerowaru dalam kurun waktu 2013-2018 adalah sebagai berikut :

1. Reformasi Birokrasi Pemerintah Daerah (Pelayanan Publik)

Birokrasi Pemerintah Daerah merupakan faktor yang sangat menentukan berjalannya penyelenggaraan pemerintahan daerah sebagaimana diamanatkan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Oleh karena itu, reformasi birokrasi pemerintah daerah sejak dicanangkan pada tahun 2005 senantiasa harus dilanjutkan secara terus menerus sehingga mampu beradaptasi dengan berbagai tantangan dimasa depan yang semakin kompleks dan beragam sejalan dengan perkembangan dan perubahan kebijakan penyelenggaraan pemerintahan daerah, tuntutan masyarakat serta dinamika global yang senantiasa mempengaruhi manajemen penyelenggaraan pemerintahan daerah. Reformasi birokrasi pemerintah daerah yang harus dilakukan ditingkat kecamatan sebagaimana sasaran yang telah dicanangkan adalah peningkatan pelayanan publik, akuntabilitas dan kapasitas aparatur yang bersih dari KKN.

2. Pendayagunaan Sumber Daya Aparatur

Tuntutan terhadap kebutuhan pelayanan prima (services

excelent) perlu diimbangi dengan citra birokrasi yang mempunyai

kompetensi baik dalam bidang profesionalisme aparatur, penguasaan komunikasi dan presentasi serta pemahaman terhadap manajemen standar pelayanan minimal public services and public complaint. Sumber daya aparatur merupakan aset strategis dalam kerangka perwujudan good government.

Kata kunci dalam penataan sumber daya aparatur adalah budaya kerja aparatur yang lebih menekankan kepada semangat kerja dan menghidupkan kembali paradigma aparatur sebagai pelayan masyarakat. Selain hal itu sumber daya aparatur juga diarahkan kepada pelaksanaan tugas pokok dan fungsi penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan, yang menekankan pada transparansi, manajemen pemerintahan yang lebih transparan, akuntabilitas, dan peningkatan efektivitas dan efisiensi serta ada upaya

(27)

dan perhatian yang sungguh-sungguh terhadap penanganan dan pemberantasan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).

Pendayagunaan aparatur pemerintah Kecamatan Jerowaru dalam makna lain adalah juga pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang pada hakekatnya merupakan upaya pembinaan, penyempurnaan, penertiban, pengawasan dan pengendalian manajemen secara terencana, bertahap dan berkelanjutan untuk meningkatkan kinerja seluruh aparatur pemerintah melalui kerjasama secara terkoordinasi guna mengambil langkah pembaharuan sektor penyelenggara negara (public service reform) dalam rangka mewujudkan good government.

3. Penataan Organisasi dan Manajemen Publik

Perwujudan penyelenggaraan pemerintah yang baik (good government) diperlukan upaya-upaya penataan dan penyempurnaan tata kerja organisasi. Keberhasilan tujuan penataan organisasi tidak terlepas dari daya dukung penyelenggaraan manajemen publik yang baik. Penataan kelembagaan/organisasi menyangkut pembenahan seluruh unsur pemerintahan. Sedangkan penyelenggaraan manajemen publik lebih kepada menata pada sistem peyelenggaraan layanan publik yang lebih responsif dan adaptif sesuai dengan tuntutan perkembangan jaman.

Faktor kunci keberhasilan penataan kelembagaan ini terletak pada pemberdayaan aparatur dilingkungan Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dan masyarakat umum sebagai stakeholder. LPM,PKK, Karang Taruna, dan lain-lain lembaga kemasyarakatan tingkat Kecamatan sebagai shareholder. Jika demikian halnya, maka pengelolaan pelayanan prima perlu melakukan perubahan menuju profesionalisme birokrasi dan lebih menekankan langkah-langkah efisiensi dan efektifitas birokrasinya, melalui penataan system dan prosedur kerja, meninjau kembali pembinaan pegawai, memperbaiki

reward and punishment system, perbaikan kesejahteraan pegawai, serta

(28)

4. Pengelolaan Keuangan dan Barang

Keuangan dan barang daerah merupakan salah satu modal utama dalam penyelenggaraan pemerintah kecamatan. Oleh karena itu, manajemen keuangan dan barang daerah menjadi sesuatu hal yang strategis dalam menunjang pencapaian keberhasilan pembangunan. Manajemen keuangan dan pengelolaan aset daerah lebih diarahkan kepada entreupreneurnal management yang pada intinya diarahkan pada pengelolaan keuangan dan barang daerah yang lebih berorientasi kinerja (Performance Budget), bukan pada kebijakan (Policy Budget).

Sistem manajemen keuangan daerah (financial management

system) merupakan bagian penting dalam rangka mendukung

terciptanya good government di Kecamatan. Bagian-bagian lain yang sama pentingnya adalah menata perencaaan penganggaran dan pengeluaran, pemahaman akuntansi serta sistem pengawasan internal pemerintah atau pemeriksaan internal. Tuntutan pembaharuan sistem keuangan tersebut adalah agar pengelolaan anggaran dilakukan dengan berdasar pada konsep value for money sehingga tercipta akuntabilitas prima (primaic accountability).

Manajemen barang daerah meliputi beberapa tahap yaitu : perencanaan kebutuhan, penganggaran, pengadaan, pendistribusian termasuk penyimpanan, penggunaan, pemeliharaan, dan penghapusan. Sasaran strategis yang harus dicapai daerah dalam kebijakan pengelolaan barang daerah, antara lain adalah : (1) Terwujudnya tertib administrasi mengenai kekayaan daerah, menyangkut barang inventarisasi tanah dan bangunan, penghapusan barang daerah dan sistem pelaporan; (2) Terciptanya efisiensi dan efektivitas penggunaan barang daerah; (3) Pengamanan barang daerah; (4) Tersedianya data dan informasi yang akurat mengenai jumlah barang daerah.

Isu-isu strategis tersebut memerlukan penanganan secara komprehensif melalui pendekatan spasial sebagaimana ditetapkan dalam Renstra Kecamatan yang mencangkup strategi Kebijakan Program dan Kegiatan. Implikasinya terhadap pelayanan tugas pokok dan fungsi Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur adalah sebagai berikut :

(29)

1) Membangun sistem pelayanan prima yang murah, aman, cepat, efisien, dan transparan.

2) Membangun komitmen seluruh aparatur dalam melaksanakan Tupoksi untuk mewujudkan akuntabilitas.

3) Meningkatkan komitmen aparatur dalam penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pelayanan masyarakat.

4) Menyusun kebijakan yang efektif untuk mewujudkan penyelenggaraan pelayanan sesuai kebutuhan masyarakat

5) Menerapkan kebijakan pola kerja, pola pembinaan aparat yang sesuai dengan potensi dan kondisi sebagai bahan masukan kepada Pemerintah Kabupaten Lombok Timur dalam menetapkan kebijakan strategis dengan memperhatikan kepentingan masyarakat.

(30)

BAB II

PERENCANAAN KINERJA

A. RENCANA STRATEGIS 2013-2018

Penyusunan Renstra Kecamatan Jerowaru dimaksudkan sebagai upaya mengarahkan seluruh dimensi kebijakan pembangunan di Kecamatan Jerowaru baik itu secara sektoral dan lintas sektoral sebagai pedoman umum dan arahan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan serta pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan. Adapun tujuannya adalah memacu pertumbuhan ekonomi daerah yang berkwalitas dan berkeadilan.

Ruang lingkup Renstra Kecamatan Jerowaru Tahun 2013-2018 mencakup analisis lingkungan internal dan eksternal, yang menggambarkan kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari Tugas Pokok dan Fungsi Camat berdasarkan Perda Kabupaten Lombok Timur Nomor 4 Tahun 2008, hasil analisis lingkungan internal dan eksternal, serta dengan menampung berbagai kemungkinan faktor-faktor tersebut diatas, sehingga ditetapkan visi serta uraian misi dan strategi pencapaian visi misi dalam kurun waktu 2013-2018.

Visi dan misi Kecamatan Jerowaru pada dasarnya merupakan amanat untuk dilaksanakan oleh seluruh penyelenggara pemerintah, masyarakat dan organisasi sosial kemasyarakatan yang keberadaan dan aktifitasnya diwilayah kerja Camat. Selanjutnya bertitik tolak dari visi, misi serta strategi tersebut disesuaikan dengan kewenangan Kecamatan, akan tetapi dalam mencapai keberhasilan program mutlak diperlukan dukungan dari Pemerintah Daerah, masyarakat, dunia usaha serta pelaku pembangunan lainnya.

Renstra Kecamatan Jerowaru tersebut ditujukan untuk mewujudkan visi dan misi daerah sebagaimana telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Timur Nomor 1 Tahun 2014 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lombok Timur Tahun 2013-2018 yang disusun sebagai upaya mengarahkan seluruh dimensi kebijakan pembangunan baik sektoral, lintas sektoral maupun lintas daerah dan sebagai pedoman

(31)

umum dan arahan dalam penyelenggaraan pemerintahan, pengelolaan pembangunan serta pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di daerah

A.1. Visi

Visi dalah gambaran kondisi ideal yang diinginkan pada masa mendatang. Visi tersebut mengandung makna bahwa Kecamatan Jerowaru dengan potensi, keragaman dan kompleksitas masalah yang tinggi, harus mampu dibangun menuju Kecamatan Jerowaru yang bersih dari KKN, kehidupan bermasyarakat yang sehat, aman, tenteram dan tertib serta mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME sebagaimana tertuang dalam visi Kecamatan Jerowaru Tahun 2013-2018 sebagai berikut :

“ TERWUJUDNYA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN BERSIH, SERTA TERCIPTANYA KEHIDUPAN MASYARAKAT YANG

SEHAT, AMAN, TENTRAM DAN TERTIB, BERIMAN DAN BERTAQWA KEPADA TUHAN YANG MAHA ESA “

A.2. Misi

Untuk mewujudkan visi tersebut sebagai tindak lanjut atau penjabaran dari visi tersebut, maka ditentukan misi-misi sebagai berikut :

1. Melaksanakan pembinaan administrasi serta pelayanan teknis administrasi satuan organisasi pemerintah kecamatan.

2. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintah umum dan pemerintah desa, pembinaan politik dalam negeri dan keagrariaan.

3. Optimalisasi pelaksanaan perencanaan serta evaluasi pelaksanaan pembangunan yang aspiratif dan pertisipatif.

4. Mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta meningkatkan Kesejahteraan Sosial Masyarakat.

5. Menciptakan situasi dan kondisi yang stabil dan kondusif terhadap ketentraman dan ketertiban masyarakat.

(32)

A.3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan adalah sesuatu yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu 1 (satu) sampai 5 (lima) tahunan. Tujuan ditetapkan dengan mengacu kepada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada isu-isu dan analisa strategis.

Sasaran adalah hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu/tahunan secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang telah ditetapkan.

B. PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

Perjanjian Kinerja sebagai tekad dan janji dari perencana kinerja tahunan sangat penting dilakukan oleh pimpinan instansi di lingkungan Pemerintahan karena merupakan wahana proses tentang memberikan perspektif mengenai apa yang diinginkan untuk dihasilkan. Perencanaan kinerja yang dilakukan oleh instansi akan dapat berguna untuk menyusun prioritas kegiatan yang dibiayai dari sumber dana yang terbatas. Dengan perencanaan kinerja tersebut diharapkan fokus dalam mengarahkan dan mengelola program atau kegiatan instansi akan lebih baik, sehingga diharapkan tidak ada kegiatan instansi yang tidak terarah.

Penyusunan Perjanjian Kinerja Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur Tahun 2016 mengacu pada dokumen Renstra Kecamatan Kecamatan Jerowaru Tahun 2013-2018, dokumen Rencana Kinerja Tahunan Tahun 2016, dokumen Rencana Kerja (Renja) Tahun 2016, dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Tahun 2016. Kecamatan Jerowaru telah menetapkan Perjanjian Kinerja Tahun 2016 sebagaimana tabel berikut :

(33)

Tabel 3 : PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016

No Sasaran Strategis Indikator Sat Target

1. Terwujudnya Pelayanan Administrasi Perkantoran guna peningkatan Pelayanan Publik berdasarkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance)

Indeks Pelayanan/Kepuasan

Masyarakat (IKM) Nilai 70

Persentase tindak lanjut pengaduan pelayanan

administratif % 100

Standar kepatuhan

pelayanan publik Nilai 850 2. Terwujudnya tata kelola

pemerintahan kecamatan yang efektif dan efisien

Fasilitas sarana dan

prasarana penunjang % 60

Implementasi sistem

administrasi kependudukan % 70 Peran serta pemuda dan

masyarakat % 60

3. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja pemerintah kecamatan

Akuntabilitas kinerja % 90 Kapasitas pembinaan

(34)

BAB III

AKUNTABILITAS KINERJA

Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab bagi perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan misi organisasi kepada pihak-pihak yang berwenang menerima pelaporan akuntabilitas pemberi amanah.

Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur selaku pengemban amanah masyarakat melaksanakan kewajiban berakuntabilitas melalui penyajian Laporan Kinerja Kecamatan Jerowaru Kabupaten Lombok Timur yang dibuat sesuai ketentuan yang diamanatkan dalam Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP), Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/618/2003 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Laporan tersebut memberikan gambaran penilaian tingkat pecapaian target masing-masing indikator sasaran srategis yang ditetapkan dalam dokumen Renstra Tahun 2013-2018 maupun Rencana Kerja Tahun 2016. Sesuai dengan ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang ditetapkan untuk mewujudkan misi dan visi Kecamatan Kecamatan Jerowaru.

A. KERANGKA PENGUKURAN KINERJA

Pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan misi dan visi. Pengukuran kinerja dilaksanakan sesuai dengan Keputusan Kepala LAN Nomor 239/IX/618/2004 tentang Perbaikan Pedoman Penyusunan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53

(35)

Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah.

Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerjanya masing-masing, sedangkan capaian kinerja sasaran diperoleh berdasarkan pengukuran atas indikator kinerja sasaran strategis, cara penyimpulan hasil pengukuran kinerja pencapaian sasaran strategis dilakukan dengan membuat capaian rata-rata atas capaian indikator kinerja sasaran. Adapun Predikat nilai capaian kinerja dikelompokkan sebagai berikut :

No Capaian Kinerja Interpretasi

1. > 100 % melebihi / melampaui target

2. = 100 % sesuai target

3. < 100 % belum mencapai target

Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.

Dalam laporan ini, dapat digambarkan penilaian tingkat pencapaian target kegiatan dari masing-masing kelompok indikator kinerja kegiatan, dan penilaian tingkat pencapaian target sasaran dari masing-masing indikator kinerja sasaran yang ditetapkan dalam dokumen Renstra 2013-2018 maupun Rencana Kerja Tahun 2016. Sesuai ketentuan tersebut, pengukuran kinerja digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan program, sasaran yang telah ditetapkan dalam mewujudkan misi dan visi instansi pemerintah.

B. CAPAIAN KINERJA

Dalam rangka mengukur dan peningkatan kinerja serta lebih meningkatnya akuntabilitas kinerja pemerintah, maka setiap instansi pemerintah perlu menetapkan Indikator Kinerja Utama (IKU). Untuk itu pertama kali yang perlu dilakukan adalah menentukan apa yang menjadi indikator kinerja utama dari instansi pemerintah yang bersangkutan.

(36)

Dengan demikian kinerja utama terkandung dalam tujuan dan sasaran strategis, sehingga indikator kinerja adalah merupakan ukuran keberhasilan dari suatu tujuan dan sasaran strategis instansi pemerintah. Dengan kata lain indikator kinerja digunakan sebagai ukuran keberhasilan dari instansi pemerintah yang bersangkutan.

Tabel 4 : Capaian Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2016

No Sasaran Strategis Indikator Sat Target Realisasi Capaian

1. Terwujudnya Pelayanan Administrasi Perkantoran guna peningkatan Pelayanan Publik berdasarkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance) Indeks Pelayanan/Kepua san Masyarakat (IKM) Nilai 70 75,30 107,57 Persentase tindak lanjut pengaduan pelayanan administratif % 100 97,67 97,67 Standar kepatuhan

pelayanan publik Nilai 850 860 101,18 2. Terwujudnya tata

kelola

pemerintahan kecamatan yang efektif dan efisien

Fasilitas sarana dan prasarana penunjang % 60 50 83,33 Implementasi sistem administrasi kependudukan % 70 60 85,71 Peran serta pemuda dan masyarakat % 60 55 91,67 3. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja pemerintah kecamatan Akuntabilitas kinerja % 90 94,58 105,09 Kapasitas pembinaan wilayah % 90 97,77 108,63

(37)

C. EVALUASI DAN ANALISA CAPAIAN KINERJA

Secara umum Kecamatan Jerowaru telah dapat melaksanakan tugas dalam rangka mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Renstra 2013-2018. Jumlah sasaran yang ditetapkan untuk mencapai visi dan misi Kecamatan Tahun 2013-2018 sebanyak 3 (tiga) sasaran.

Tabel 5 : Pencapaian Kinerja Sasaran Tahun 2016

No Sasaran Strategis Capaian

1. melebihi / melampaui target

2. sesuai target

3. belum mencapai target

Adapun pencapaian realisasi indikator kinerja sasaran terhadap target yang sudah ditetapkan sebagai berikut :

Tabel 6 : Pencapaian Target Sasaran

No Sasaran Indikator Jml

Sasaran

Tingkat Pencapaian Target

Melebihi/ melampaui

Target Sesuai Target

Belum Mencapai Target Jml % Jml % Jml % 1. Terwujudnya Pelayanan Administrasi Perkantoran guna peningkatan Pelayanan Publik berdasarkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance) 3 2 66,67 - - 1 33,33 2. Terwujudnya tata kelola pemerintahan kecamatan yang efektif dan efisien

3 - - - - 3 100 3. Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja pemerintah kecamatan 2 2 100 - - - - Jumlah 8 4 55,56 4 44,44

(38)

Tabel 7 : Kategori Pencapaian Indikator Sasaran

No Kategori Jumlah Indikator Persentase

Pencapaian

A. Sasaran 1:

Terwujudnya Pelayanan Administrasi Perkantoran guna peningkatan Pelayanan Publik berdasarkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good governance)

melebihi/melampaui target 2 66,67

sesuai target - -

belum mencapai target 1 33,33

B. Sasaran 2 :

Terwujudnya tata kelola pemerintahan kecamatan yang efektif dan efisien

melebihi/melampaui target - -

sesuai target - -

belum mencapai target 3 100

C. Sasaran 3 :

Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja pemerintah kecamatan

melebihi/melampaui target 2 100

sesuai target - -

belum mencapai target - -

Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program/kegiatan dimasa yang akan datang. Selain itu, dalam evaluasi kinerja dilakukan pula analisis.

Selanjutnya pengukuran kinerja terhadap indikator kinerja yang telah dicapai pada tahun 2016 dan membandingkan antara target dan

(39)

realisasi pada indikator sasaran dari 3 sasaran dan 8 indikator kinerja. Analisis pencapaian kinerja dalam pelaksanaan program dan kegiatan secara rinci dapat dilihat sebagai berikut :

Tabel 8 : Analisis Pencapaian Sasaran 1

Terwujudnya Pelayanan Administrasi Perkantoran guna peningkatan Pelayanan Publik berdasarkan prinsip-prinsip tata pemerintahan yang baik (good goverment)

No Indikator Kinerja Sat Tahun 2016 % Tahun Target 2018 % Target Realisasi

1. Indeks

Pelayanan/Kepuasan

Masyarakat (IKM) Nilai 70 75,30 107,57 80 94,13

2. Persentase tindak lanjut pengaduan pelayanan administratif % 100 97,67 97,67 100 97,67 3. Standar kepatuhan

pelayanan publik Nilai 850 860 101,18 900 95,56

Rata – rata capaian kinerja 102,14 95,78

Tabel 9 : Analisa Data Indeks Pelayanan / Indeks Kepuasan Masyarakat No Kriteria Pertanyaan Jml Res pon den Tahun 2015 Tahun 2016 Nilai rata-rata unsur pelayanan Nilai Indeks unit pelayanan Nilai rata-rata unsur pelayanan Nilai Indeks unit pelayanan 1 Prosedur pelayanan 150 456 3,04 456 3,04 2 Persyaratan pelayanan 150 455 3,03 455 3,03

3 Kejelasan dan kepastian petugas 150 452 3,01 452 3,01

4 Kedisiplinan petugas 150 454 3,03 454 3,03

5 Tanggungjawab petugas 150 460 3,07 460 3,07

6 Kemampuan petugas 150 459 3,06 459 3,06

(40)

8 Keadilan pelayanan 150 454 3,03 454 3,03

9 Kesopanan dan keramahan petugas 150 454 3,03 454 3,03

10 Kewajaran biaya 150 304 2,03 304 2,03

11 Kesesuaian biaya 150 407 2,71 408 2,72

12 Ketepatan pelayanan 150 520 3,47 530 3,53

13 Kenyamanan lingkungan 150 475 3,17 475 3,17

14 Keamanan unit pelayanan 150 514 3,43 514 3,43

Jumlah Rata-rata 451 3,01 452 3,01

Nilai indeks kepuasan masyarakat 75,17 75,30

Dalam peningkatan kualitas pelayanan, diprioritaskan pada unsur yang mempunyai nilai paling rendah, sedangkan unsur yang mempunyai nilai cukup tinggi harus tetap dipertahankan.

Tabel 10 : Analisa Persentase Tindak Lanjut Pengaduan Pelayanan

No Jenis pengaduan masyarakat Kelompok masalah Laporan Tindak

lanjut Capaian Penanganan 1. Pelayanan

administrasi kependudukan

4 3,8 95 % Kasi Pemerintahan, Dinas Dukcapil 2. Pelayanan perijinan 1 1 98 % Kasi Trantib 3. Dropping air bersih 13 desa 13 desa 100 % Camat, Kasi Kesra,

BPBD Kab.Lotim

Jumlah Capaian 97,67 %

Tabel 11 : Analisa Kelompok Masalah Pengaduan Masyarakat

No pengaduan masyarakat Kelompok masalah Permasalahan / kendala 1. Pelayanan administrasi

kependudukan, (khususnya e-KTP)

Masyarakat banyak mengeluh tentang lamanya proses pencetakan e-KTP karena blanko terbatas dan signal perangkat sering mengalami gangguan.

2. Pelayanan perijinan Terbatasnya Tenaga operasional/teknis dan biaya pada saat survey lokasi usaha yang dimohonkan izinnya.

3. Dropping air bersih Pada saat musim kemarau dari 15 desa yang ada di wilayah Kecamatan Jerowaru 13 desa mengalami kekurangan air bersih sehingga pada saat dropping air bersih sering terlambat karena armada yang tersedia tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan jangkauan wilayah yang relatif jauh.

(41)

Tabel 12 : Evaluasi Kinerja Unit Pelayanan Publik

No Variabel penilaian Bobot Nilai Capaian

1 Pelayanan Terpadu 60 0 0

2 Standard Layanan

a. Dasar Hukum 50 50 100

b. Persyaratan Layanan 50 50 100

c. SOP Layanan 50 50 100

d. Bagan Alur Layanan 50 50 100

e. Produk Layanan 50 50 100

f. Jangka Waktu Layanan 100 90 90

g. Biaya / Tarif Layanan 100 100 100

3 Fasilitas Sarana dan Prasarana

a. Ruang Tunggu 20 20 100 b. Pendingin Ruangan / AC 10 10 100 c. Tempat Duduk 20 20 100 d. Sarana Antrean 10 10 100 e. Toilet 10 10 100 g. Televisi 10 10 100

h. Loket / Meja Layanan 10 10 100

i. Profil petugas ( Jumlah ) 20 20 100

j. Tata Tertib Layanan 10 10 100

k. Kode Etik Layanan 10 10 100

4 Maklumat Pelayanan 50 50 100

5 Sistem Informasi Pelayanan Publik (SIPP) 100 100 100

a. Ram 5 0 0

b. Jalur Pemandu 5 0 0

c. Pegangan Rambatan 5 0 0

d. Toilet Khusus Unit Pelayanan 5 0 0

e. Ruangan khusus ibu menyusui dan anak 5 0 0

f. Loket Khusus 5 0 0

7 Pengelolaan Pengaduan

a. Deks/Unit Pengaduan 10 10 100

b. Pejabat Pengelola Pengaduan 20 20 100

c. Loket Pengaduan / Ruangan Khusus 10 5 50

d. Sarana Pengaduan 20 20 100

e. Prosedur pengaduan 10 10 100

f. Informasi hasil pengelolaan pengaduan 10 0 0 8 Sarana Pengukuran Kepuasan Pelayanan 20 20 100

(42)

10 Motto Layanan 10 10 100 11 ISO 9001-2008 20 15 75 12 Atribut Petugas : a. Pakaian Seragam 10 10 100 b. ID Card 10 0 0 Total Nilai 990 860 86,87 Target 850 860 101,18 Tabel 13 : Analisis Pencapaian Sasaran 2

Terwujudnya tata kelola pemerintahan kecamatan yang efektif dan efisien

No Indikator Kinerja Sat Tahun 2016 % Tahun Target 2018 % Target Realisasi

1. Fasilitas sarana dan

prasarana penunjang % 60 50 83,33 80 62,50 2. Implementasi sistem

administrasi

kependudukan % 70 60 85,71 80 75,00

3. Peran serta pemuda

dan masyarakat % 60 55 91,67 80 68,75

Rata – rata capaian kinerja 86,90 68,75

Tabel 14 : Analisa Kelompok Masalah Sasaran 2

No Masalah Keterangan

1. Fasilitas sarana dan prasarana penunjang masih belum optimal

- Kondisi gedung kantor banyak mengalami retak dan kurang refresentatif

- Rumah dinas dipakai sebagai ruang kerja Camat karena gedung kantor terbatas jumlah ruangannya - Kendaraan operasional bagi semua Kepala Seksi

dan Bendahara keadaannya rusak berat 2. Implementasi sistem

administrasi

kependudukan (SIAK)

- Masih ada data fisik yg diajukan oleh masyarakat kurang lengkap sehingga proses Biometric gagal - Masih ada data masyarakat yang tidak muncul di

database

- Masih ada data yg sudah ada di database saat perekaman (data ganda)

- Blanko masih terbatas dan signal perangkat sering mengalami gangguan (pencetakan terlambat)

(43)

2. Peran serta pemuda dan masyarakat belum optimal

- Peran serta pemuda/pelajar dalam peringatan HUT RI tanggal 17 Agustus belum terakomodir secara maksimal, karena biaya operasional pendidikan dan pelatihan belum memenuhi standar

- Peran serta masyarakat dalam memperingati 1 Muharam masih belum semarak, karena minat masyarakat untuk merayakan 1 muharam masih rendah.

Belum tercapainya target pada sasaran strategis untuk mewujudkan tata kelola pemerintah kecamatan yang efektif dan efisien bukan merupakan kendala pada kesalahan aparatur (human error). Hal ini harus menjadi pemikiran kedepan untuk diperbaiki dan difasilitasi oleh Pemerintah Kabupaten Lombok Timur sebagaimana mestinya.

Tabel 15 : Analisis Pencapaian Sasaran 3

Meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja pemerintah kecamatan

No Indikator Kinerja Sat Tahun 2016 % Tahun Target 2018 % Target Realisasi

1. Akuntabilitas kinerja % 90 94,58 105,09 100 94,58

2. Kapasitas pembinaan wilayah % 90 97,77 108,63 100 97,77

Rata – rata capaian kinerja 106,86 96,18

Terhadap capaian Sasaran Kecamatan Jerowaru, dapat disimpulkan bahwa anggaran yang digunakan akuntabel terhadap capaian kinerja sasaran organisasi. Dan untuk mengetahui akuntabilitas anggaran terhadap capaian Sasaran Kecamatan Jerowaru, dapat diketahui dari capaian kinerja sasaran dan anggaran yang digunakan pada tahun 2016 sebagaimana tabel berikut :

Gambar

Tabel 1 : Nama Desa dan Luas Wilayah Desa di Kec. Jerowaru  No  Desa  Luas (Ha)  Persentase  (%)  Ket
Tabel 3 : PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2016
Tabel 4 : Capaian Indikator Kinerja Sasaran Tahun 2016
Tabel 6 : Pencapaian Target Sasaran
+7

Referensi

Dokumen terkait

Meningkatnya konsumsi bahan bakar menjadi pendorong munculnya kebijakan energi nasional yang tertuang dalam Perpres No.5 Tahun 2006, dimana pemanfaatan biofuel

Dengan kata lain, bahan tambahan adalah bahan-bahan yang dibutuhkan sebagai pelengkap bahan baku untuk sama-sama membentuk barang jadi, dimana komponen bahan tambahan ini

Sebaliknya, bila senyawa radikal bebas bertemu dengan senyawa yang bukan radikal bebas akan terjadi tiga kemungkinan, yaitu (1) radikal bebas akan memberikan elektron yang

TOT Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan Tahun 2016 dilaksanakan pada tanggal 16 Pebruari s'd 4 Maret 2016, bertempat di Kampus Diklat Sumbing Badan Diklat

Pelayanan antenatal yang berkualitas meliputi: pelayanan kepada ibu hamil minimal 4 kali, 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III

Pengelolaan lahan merupakan upaya untuk mencegah dan memperkecil risiko dari kejadian longsorlahan. Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengelolaan lahan untuk

Keberhasilan terintegerasinya sistem juga menunjukan keberhasilan dari implementasi protokol MQTT, di karenakan komunikasi yang terjadi pada sistem untuk pengiriman data

Kawasan Asia Tenggara pada masa protosejarah sebenarnya merupakan wilayah Kawasan Asia Tenggara pada masa protosejarah sebenarnya merupakan wilayah yang dinamis dalam perkembangan