• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program Studi Teknik Informatika dan Komputer 2

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Program Studi Teknik Informatika dan Komputer 2"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token Disertai

Speed Test Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Teknologi

Informasi Dan Komunikasi Kelas VIII SMP Pertiwi 2 Padang

Rahmad Deni1, Khairudin 2, Karmila Suryani1

1 Program Studi Teknik Informatika dan Komputer 2 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Bung Hatta E-mail : Deny_kom@yahoo.co.id

Abstract

The purpose of this rescarch was to know whether the students’ ICT learning outcomes that applied Time Token and Speed Test type of cooperative learning model was better than students ict learning outcomes that applied conventional learning to the students second grade at SMP Pertiwi 2 Padang. Type of this research was experimental study. The of this research was the all member of VIII grade at SMP Pertiwi 2 Padang in academic year 2016/2017. The sampel of this research were divided into two random selected classes, they were VIII 2 as (experiment) and VIII 1 as (control). After normality test, homogeneity and average of the experimental class and control class. The next step was analayze of the data obtained learning outcomes in the experimental class had an average value of 83,44 and the control class had 78,10. Based on the analysis from students final test data, the researcher got the value of tcunted = 0,043 and the value of ttable = 0,05, because tcounted < ttable so the hypothesis were accepted. It can be concluded that students ICT learning outcomes that applied Time Token and Speed Test type of cooperative learning model was better than students ICT learning outcomes that applied conventional

Key words : Learning Time Token and Speed Test, information and communication

technique (ICT), Experiment.

1. Pendahuluan

Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Pendidikan selalu mengupayakan kehidupan manusia ke arah yang lebih baik dan diperlukan untuk kehidupan di masa yang akan datang. Dalam meningkatkan mutu pendidikan pemerintah Indonesia telah melaksanakan perbaikan terhadap sistem pendidikan, baik pada

tingkat SD, SMP dan SMA, maupun perguruan tinggi. Pendidikan dilaksanakan dalam bentuk proses mengajar dari kurikulum sekolah yang merupakan lembaga pendidikan untuk mengantarkan peserta didik dalam mengembangkan segala potensi yang dimilikinya. Dalam UU No. 20 tahun 2003 Sanjaya, (2006:2) pendidikan diartikan sebagai berikut:

(2)

2 Pendidikan adalah usaha sadar dan

terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Berdasarkan pengamatan Praktek Lapangan Kependidikan (PLK) pada tanggal 8 Januari 2016 di SMP Pertiwi 2 padang, peneliti menemukan bahwa dari 32 orang siswa, ditemukan beberapa fakta bahwa dalam proses pembelajaran masih ada siswa yang tidak mengikuti pelajaran dengan serius. Kebanyakan mereka bermain dan berbicara dengan teman sebangkunya selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa tidak mendominasi selama pembelajaran karna siswa kurang aktif dalam bertanya maupun mengeluarkan pendapat, hal ini disebabkan siswa malu untuk bertanya jika tidak mengerti dan siswa hanya mencatat materi yang diajarkan guru tanpa mengerti dengan materi tersebut.

Time Token berasal dari kata Time yaitu waktu, dan Token yang artinya tanda. Model pembelajaran Time Token merupakan suatu kegiatan khusus yang dilakukan oleh seorang guru dalam pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kartu-kartu untuk berbicara dengan batasan waktu yang telah ditentukan. Masing-masing siswa diberikan

kartu dalam setiap kelompok. Ketika siswa menjawab dan mengeluarkan pendapat, maka siswa menyerahkan salah satu kartunya ke tengah kelompok. Jika kartunya telah habis, maka siswa tidak boleh memulai berbicara sampai semua rekannya juga menghabiskan kartu mereka. Jadi, Time Token dalam proses pembelajarannya selain siswa berdiskusi

sesamanya, siswa juga mempunyai

kesempatan yang sama untuk berpartisipasi dalam kelompok. Tipe pembelajaran ini diharapkan dapat membantu siswa berbagi aktif serta menumbuhkan komunikasi yang efektif dan semangat di antara anggota kelompok (Rosmaini S dan kawan-kawan, 2011).

Pembelajaran kooperatif tipe Time Token merupakan salah satu pembelajaran pengembangan dalam pendekatan struktural yaitu meningkatkan perolehan akademik

untuk mengajarkan keterampilan

sosial/kelompok, oleh karena itu siswa diharapkan bekerja saling membantu dalam kelompok kecil dan penghargaan yang diberikan secara kooperatif, (Ibrahim, 2005: 25), dalam Laila Muhelni (2011:10).

Menurut Rahmad Widodo (2009), dalam Aris Shoimin (2014:216) model pembelajaran Time Token sangat tepat untuk pembelajaran struktur yang dapat digunakan untuk mengajarkan keterampilan sosial, untuk menghindari siswa mendominasi pembicaraan atau siswa diam sama sekali.

(3)

3 Menurut Neneng Andriani (2011)

langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe Time Token dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan memotivasi siswa

2. Menyajikan informasi

3. Mengorganisasikan siswa ke dalam kelompok- kelompok belajar.

a. Guru mengkondisikan kelas untuk melaksanakan diskusi.

b. Siswa berdiskusi dengan anggota kelompoknya.

4. Membimbing kelompok- kelompok belajar pada saat mengerjakan tugas mereka.

a. Guru terus menerus membimbing siswa berdiskusi.

b. Guru memberi siswa kupon. Tiap siswa mendapatkan satu kupon berbicara selama 1 menit.

c. Setelah selesai berdiskusi, setiap siswa berbicara sesuai dengan materi yang ada di kupon selama 1 menit. Materi yang disampaikan adalah hasil diskusi kelompok. d. Setelah selesai bicara kupon

dikembalikan kepada guru.

e. Siswa yang telah bicara tidak boleh bicara lagi. Siswa yang masih memegang kupon harus bicara sampai semua kartu yang diberikan guru habis.

5. Guru melakukan evaluasi terhadap pembelajaran.

6. Untuk menguji pemahaman siswa terhadap materi yang dibahas, diakhir pembelajaran guru memberikan Speed Test kepada siswa.

Menurut Agus Suprijono (2011:10) dalam diyah umamah (2012).

Kelebihan metode pembelajaran Time Token, yaitu:

1) Semua siswa aktif memberikan pendapat dalam kegiatan pembelajaran.

2) Siswa terlatih untuk membaca buku terlebih dahulu.

3) Dapat menumbuhkan dan melatih keberanian siswa dalam berpendapat bagi siswa yang pemalu dan sukar berbicara.

4) Semua siswa mendapat waktu untuk bicara yang sama sehingga tidak akan terjadi pendominasian pembicaraan dalam berlangsungnya diskusi.

Speed Test adalah suatu alat evaluasi yang berguna untuk mengetahui prestasi atau hasil belajar siswa. Untuk mengetahui kecepatan seseorang dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dengan waktu terbatas. Hal ini diungkapkan oleh Masidjo (1995:54) dalam Geni. S, (2013:15-16), bahwa Speed Test merupakan suatu tes dimana yang dipentingkan adalah kecepatan menjawab, biasanya diukur dalam bentuk banyak jumlah soal yang mampu dikerjakan

(4)

4 siswa dalam waktu yang tersedia. Selain

untuk mengetahui kecepatan siswa dalam mengerjakan soal, Speed Test juga dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan pemahaman konsep siswa.

Kelebihan dari pelaksanaan Speed Test adalah sebagai sarana membangkitkan motivasi siswa dan dapat meminimalisasikan tindakan ketidak jujuran, seperti mencontoh jawaban teman, berdiskusi saat pelaksanaan tes atau lain sebagainya. Jadi dalam pelaksanaannya bisa mengandalkan diri sendiri, karena mereka sama sekali tidak berkesempatan untuk saling membantu. Disamping itu kelebihan dari Speed Test yaitu sangat tepat untuk menilai segi kognitif secara tepat dan menyeluruh. Jadi hasil yang diperoleh dari pemberian Speed Test dapat menjadi umpan balik, umpan balik ini akan memberikan situasi belajar dalam diri siswa yang kemudian akan dapat meningkatkan hasil belajarnya.

Kegunaan Speed Test dalam penelitian ini, yaitu untuk mengetahui pemahaman siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan dengan menggunakan batasan waktu dan pelaksanaanya dilakukan pada saat itu juga yaitu pada setiap akhir pelajaran.

Kesimpulan dari Time Token dan Speed Test adalah membantu membagikan peran lebih merata pada setiap siswa dalam berdiskusi. Serta meningkatkan keaktifan, daya tangkap dan motivasi siswa dalam

belajar dengan kecepatan menjawab dari waktu yang telah ditentukan.

2. Metodologi Penilitian

Jenis penelitian ini merupakan penelitian eksperimen yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya akibat dari suatu yang dikenakan pada subjek didik. Sugiyono (2014:72).

Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen merupakan kelas yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif Time Token disertai Speed Test dalam pembelajaran TIK, pada kelas kontrol pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran konvensional.

Populasi merupakan keseluruhan dari objek penelitian. Menurut Sugiyono (2014:80) Populasi adalah kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh penelitian untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Pertiwi 2 Padang.

Menurut Sugiyono (2008: 118 - 120) Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penelitian ini menggunakan dua kelas sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol yang dilakukan dengan cara Simple Random Sampling yaitu pengambilan

(5)

5 sampel dari semua anggota populasi

dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Syarat pengambilan sampel secara acak adalah bila anggota populasi dianggap homogen dan normal.

Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek pengamatan penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah :

a. Variabel Bebas

1) Untuk kelas eksperimen menggunakan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token disertai Speed Test.

2) Untuk kelas kontrol menggunakan pembelajaran konvensional

b. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar siswa pada mata pelajaran TIK yang diperoleh dari tes hasil belajar setelah dilakukan penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token dan Speed Test.

Alat pengumpul data penelitian yang akan dilakukan adalah tes hasil belajar. Penelitian ini menggunakan instrument tes berbentuk soal essay. Instrumen penelitian harus memenuhi syarat sebagai instrumen yang baik, maka instrument tersebut harus diuji cobakan pada kelas diluar sampel.

Untuk menguji indeks kesukaran soal dapat menggunakan rumus dikemukan oleh Suharsimi (2007 : 176) adalah: s

J

B

P 

Dimana : P = Indeks Kesukaran

B = Banyak siswa yang menjawab soal dengan betul

Js = Jumlah seluruh siswa peserta tes dari hasil diperoleh soal 1, 4, 5 dan 10 tergolong mudah dan selebihnya tergolong sedang.

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Besarnya daya pembeda (indeks diskriminasi) dapat dihitung dengan rumus yang dikemukakan oleh Depdiknas (Tim Penulis, 2015:13).

Dari analisis di peroleh 6 item yang diperbaiki soal nomor 2, 3, 6, 7, 8 dan 13. 3 item soal yang diterima/diperbaiki soal nomor 9, 11, 12 dan 4 item yang tidak di pakai soal nomor 1, 4, 5 dan 10.

Reliabilitas adalah ukuran ketepatan alat penelitian dalam mengukur suatu yang diukur. Untuk menentukan reliabilitas tes Arikunto (2012:122) digunakan rumus:

𝒓𝟏𝟏= ( 𝒏 𝒏 − 𝟏) (𝟏 − ∑ 𝝈𝒊𝟐 𝝈𝒕𝟐 )

Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas yang dicari (0,96) dapat di simpulkan soal memiliki reliabilitas yang sangat tinggi.

(6)

6 Analisa data bertujuan untuk melihat

apakah perbedaan rata-rata skor hasil tes akhir antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol signifikan atau tidak, untuk menentukan uji statistik yang sesuai maka terlebih dahulu dilakukan uji normalitas kedua kelompok data yang ada.

Perhitungan gain score bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar. Perhitungan tersebut diperoleh dari nilai pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol dengan cara pembagian antara niai posttest dikurangi nilai pretest dengan nilai maksimum ideal dikurangi nilai pretest siswa. Langkah-langkah analisis indeks gain sebagai berikut :

1) Menghitung normalized gain dengan rumus yang dikemukakan oleh Meltzer sebagai berikut :

Gain ternormalisasi (g) =

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑜𝑠𝑡𝑡𝑒𝑠𝑡−𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠𝑡 𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑀𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙−𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑃𝑟𝑒𝑡𝑒𝑠

3. Hasil dan Pembahasan

Pada bagian ini di bahas pendeskripsian dari tes hasil belajar siswa. Setelah dilakukan tes akhir di peroleh nilai hasil belajar siswa pada kelas sampel, yaitu kelas eksperimen (83,44) dan kelas kontrol (78,10). Tes akhir terdiri dari 10 butir soal essay yang diikuti oleh kedua kelas sample, di kelas eksperimen jumlah siswa adalah 29 orang dan yang mengikuti test akhir sebanyak 29 orang sedangkan untuk kelas kontrol berjumlah 28 orang dan yang

mengikuti test akhir 28 orang. Berdasarkan kriteria ketuntasan menimum pelajaran teknologi informasi dan komunikasi di SMP Pertiwi 2 Padang yaitu 75, maka seorang siswa dikatakan tuntas jika 75% materi pelajaran telah dikuasainya.

Untuk menarik kesimpulan tentang data yang diperoleh dari hasil belajar, dilakukan analisis statistik. Dengan melakukan uji kesamaan rata-rata ketiga kelompok pupulasi untuk melihat apakah nilai dari ketiga kelompok memiliki kesamaan rata-rata atau tidak.untuk itu peneliti mengemukakan hasil penilitian mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Time Token Disertai Speed Test (kelas eksperimen) dan pembelajaran konvensional (kelas kontrol) pada siswa kelas VIII SMP Pertiwi 2 Padang.

Setelah dilakukan analisis data dengan pengujian normalitas, homogenitas dan uji t terhadap data hasil belajar, maka diperoleh harga thitung = 0,004 dan ttabel = 0,05. Dengan demikian thitung < ttabel dan dapat disimpulkan bahwa hasil belajar tik siswa yang pembelajarannya menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token Disertai Speed Test lebih baik dari pada hasil belajar tik siswa yang pembelajarannya menerapkan pembelajaran konvesional. Hal ini juga dapat dilihat dari persentase ketuntasan hasil belajar tik kelas eksperimen yaitu 82,75% dan persentase ketuntasan belajar tik pada kelas control yaitu 53,57%.

(7)

7 Dalam pengamatan pembelajaran

dengan menerapkan metode Time Token dan Speed Test dapat melatih siswa untuk lebih aktif dan menjawab soal dengan cepat dan tepat dalam suasana yang menyenangkan.

4. Kesimpulan

Dari uraian dan hasil pengunjian yang telah dipaparkan pada bab IV diatas diperoleh kesimpulan bahwa hasil belajar TIK siswa yang menerapkan model pembelajaran koopertif tipe Time Token Disertai Speed Test pada taraf kepercayan 95% lebih baik dari pada siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional pada siswa kelas VIII SMP Pertiwi 2 Padang. Peningkatan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Time Token dan Speed Test lebih tinggi dari pada hasil belajar siswa yang menggunakan pembelajaran konvensional skor gain = 0,036 maka hipotesis H1 (H1: G1 > G2) diterima dan

hipotesis H0 (H0: G1 = G2) ditolak. Hal ini

juga dapat dilihat dari hasil N-Gain. N-Gain pada kelas eksperimen yaitu sebesar 0,4574 dalam kategori sedang dan kelas kontrol sebesar 0,2264 dalam kategori rendah.

Dari hasil penilitian dan kesimpulan yang penulis berikan, maka penulis dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut:

1. Kegiatan pembelajaran dengan menerapakan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token dan Speed Test agar dapat digunakan sebagai

salah satu alternatif bagi guru untuk meningkatkan hasil belajar tik siswa. 2. Karena penilitian ini dilakukan pada

siswa kelas VIII SMP Pertiwi 2 Padang dengan materi perangkat lunak pengolah kata maka penulis berharap juga dapat dikembangkan pada materi lain yang sesuai dengan model pembelajaran ini dalam jangka waktu yang lebih lama.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2013. Dasar - Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Andriani, N. 2011. Peningkatan Hasil Belajar Sains Siswa Dengan Model kooperatif Tipe Time Token Pada Materibumi Dan Alam Semesta Kelas V SD Negeri 009 Senapelan. Jurnal. Pekanbaru: Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau pekanbaru.

Muhelni, L. 2011. Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token serta pengaruh terhadap hasil belajar Biologi kelas X SMA Negeri 7 Padang. Jurnal. Padang: Universitas Bung Hatta Padang.

Asra, S. 2015. Penerapan Strategi Pembelajaran Tipe Think Pair Share (TPS) Terhadap Hasil Belajar TIK Siswa Kelas VIII SMPN 14 Padang. Jurnal. Padang: Universitas Bung Hatta Padang.

Geni, S. 2013. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Time Token disertai Speed Test dalam pembelajaran matematika siswa kelas VII SMPN 3 Linggo Sari Baganti. Jurnal. Padang: Universitas Bung Hatta.

Rosmaini, S. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Time Token

(8)

8 Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan Hasil

Belajar Biologi Siswa Kelas VIII3 Smp Negeri 32 Pekanbaru. Jurnal. Riau: Universitas Riau Pekan baru.

Khairudin. 2014. Modul Praktikum Statistika Pendidikan. Padang: Pendidikan Teknik Informatika dan Komputer Universitas Bung hatta.

Umamah, D. 2012. Upaya Peningkatan Keaktifan Dan Hasil Belajar Ips Melalui Metode Time Token Siswa Kelas VII B Smp Negeri 3 Pakem Sleman. Jurnal. Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sugiyono. 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung : ALFABETA.

Tim Penulis. 2015. Panduan Penulisan Skripsi. Padang: PTIK-FKIP Universitas Bung Hatta.

Shoimin, Aris. 2014. 68 Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Referensi

Dokumen terkait

Rem tromol adalah salah satu konstruksi rem yang cara pengereman kendaraan dengan menggunakan tromol rem (brake drum), sepatu rem (brake shoe), dan silider roda

Sedangkan untuk menyatakan suatu model fit, karena hanya ada tiga item pengukuran, dengan sendirinya merupakan model yang just identified, dan merupakan model yang fit sempurna.

Disamping itu pada kondisi pemeliharaan ayam buras saat ini dimana peternak sudah melaksanakan pemeliharaan di kandang batere untuk tujuan memproduksi telur konsumsi, maka dengan

Untuk menilai seberapa angka ketidaklengkapan data yang ada pada lahan penelitian di Rumah Sakit Umum Sinar Kasih Purwokerto, pada bulan November.. 2012 peneliti

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka simpulan dalam penelitian ini adalah unsur intrinsik novel Mahamimpi Anak Negeri karya Suyatna Pamungkas meliputi

Berdasarkan data di atas, pertambahan penduduk Kota Yogyakarta yang disebabkan oleh mobilitas permanen relatif sedikit (+1.947 jiwa), sehingga dapat dipastikan bahwa

HAFISZ TOHIR DAERAH PEMILIHAN SUMATERA SELATAN I.. Oleh karena itu Anggota DPR RI berkewajiban untuk selalu mengunjungi ke daerah pemilihan telah ditetapkan sesuai dengan

Skripsi berjudul Penerapan Laporan Biaya Kualitas Terhadap Kualitas Produk (Studi Kasus Pada UD. Dua Dewi Keripik Nangka Q-Ecco di Puger), telah diuji dan disahkan