• Tidak ada hasil yang ditemukan

Contoh Perhitungan Pakan Sapi Potong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Contoh Perhitungan Pakan Sapi Potong"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

Soal 1 Soal 1

Diketahui : Diketahui :

Sapi jantan berat 300 kg, PBBH (ADG) 0,5 KG Sapi jantan berat 300 kg, PBBH (ADG) 0,5 KG Kebutuhan BK 3%BB, PK 14% dari BK

Kebutuhan BK 3%BB, PK 14% dari BK

Perbandingan hijauan dan konsentrat 60% : 40% Perbandingan hijauan dan konsentrat 60% : 40% Bahan yang tersedia

Bahan yang tersedia

Rumput gajah, BK 20%, PK 8%, harga Rp. 100,00 Rumput gajah, BK 20%, PK 8%, harga Rp. 100,00 Dedak BK 88%, PK 12%, harga Rp. 1500,00

Dedak BK 88%, PK 12%, harga Rp. 1500,00 Onggok BK 88%, PK 8%, Harga Rp. 2000,00 Onggok BK 88%, PK 8%, Harga Rp. 2000,00

Bungkil kedelai BK 88%, PK 35%, harga Rp.4000,00 Bungkil kedelai BK 88%, PK 35%, harga Rp.4000,00 Kulit kopi BK 88%, PK 28%,Harga Rp. 2000,00

Kulit kopi BK 88%, PK 28%,Harga Rp. 2000,00 Soal :

Soal :

Buatlah susunan ransum sesuai kebutuhan dan berapa biaya pakan per hari? Buatlah susunan ransum sesuai kebutuhan dan berapa biaya pakan per hari?

Misalkan penggemukan selama 3 bulan dan harga kg daging hidup Rp30000, apakah Misalkan penggemukan selama 3 bulan dan harga kg daging hidup Rp30000, apakah menguntungkan penggemukan ini?biaya non pakan diabaikan

menguntungkan penggemukan ini?biaya non pakan diabaikan Jawab:

Jawab: Langkah 1. Langkah 1.

Hitung kebutuhan ternak Hitung kebutuhan ternak BK=3% X 300 kg = 9 kg BK=3% X 300 kg = 9 kg PK= 14% X 9 kg = 1,26 kg PK= 14% X 9 kg = 1,26 kg

Catatn : jika tidak diketahui dalam soal maka dilihat tabel kebutuhan ternak di tabel Catatn : jika tidak diketahui dalam soal maka dilihat tabel kebutuhan ternak di tabel NRC

NRC

Langkah 2. Langkah 2.

Menghitung BK dan PK hijauan dan konsentrat Menghitung BK dan PK hijauan dan konsentrat BK hijauan = 60% x 9 kg = 5,4 kg BK hijauan = 60% x 9 kg = 5,4 kg BK konsentrat = 40% x 9 kg = 3,6 kg BK konsentrat = 40% x 9 kg = 3,6 kg PK dari hijauan = 8% x 5,4 kg = 0,432 kg PK dari hijauan = 8% x 5,4 kg = 0,432 kg

PK konsentrat yg dibutuhkan untuk menutupi kekurangan = 1,26

PK konsentrat yg dibutuhkan untuk menutupi kekurangan = 1,26

 –

 –

 0,432 = 0,828 kg 0,432 = 0,828 kg % PK konsentrat = PK konsentrat/ BK konsentrat = 0,828/3,6 x 100% = 23%

% PK konsentrat = PK konsentrat/ BK konsentrat = 0,828/3,6 x 100% = 23% Langkah 3.

(2)

Buatlah formulasi konsentrat dengan PK 23 %

- Buatlah perhitungan untuk sumber energi dan protein - Hitung persentasi masing2 dgn metode person square - Hitung jumlah masing2 bahan

Sumber energi (menghitung kisaran suplai protein dr msing2 sumber) - Dedak 60% x 12% = 7,2 % - Onggok 40% x 8% = 3,2 % PK dr bhn sbr energi 10,4% Sumber protein - Kulit kopi 60% x 28% = 16,8% - Bungkil kedelai 40% x 35% = 14% PK dr bhn sbr protein 30,8% Person square Sbr energi 10,4% 7,8% = 38,23% = 1,38 kg 23% Sbr protein 30,8% 12,6 =61,76% = 2,22 kg 20,4 100% 3,6 kg Dedak =60% x 1,38 kg = o,83 kg Onggok = 40% x 1,38 kg = 0,55kg Bungkil kkedelai = 40% x 2,22kg = 0,89kg Kulit kopi = 60% x 2,22kg = 1,33kg

Langkah 4. Hitung masing2 bahan

1. Rumput gajah = 5,4 (BK) X 100/20 = 27KG(asfeed) = Rp.2700 (harga) 2. Dedak = 0,83 (BK) X 100/88 = 0,94 KG (asfeed) = Rp.1410 3. Onggok = 0,55 (BK) x 100/88 = 0,63 kg (asfeed) = Rp.1260 4. Bungkil kedelai = 0,89 (BK) x 100/88 = 1kg asfeed = Rp.4000

(3)

5. Kulit kopi = 1,33 (BK) x 100/88 = 1,5 kg asfeed = Rp. 3000 Biaya pakan perhari adalah Rp. 12.370,00

Langkah 5. Menghitung harga jual sapi setelah penggemukan 3 bulan = 120 hari dan menghitung keuntungan

Kenaikan Bobot sapi slm 3 bln = ADG X lama penggemukan = 0,5 kg x 120 = 60 kg Penjualan daging = 60 kg x Rp.30.000 = Rp.1.800.000

Biaya pakan selama 3 bulan = 120 x Rp. 12.370 = Rp.1.484.400 Keuntungan = Rp.1.800.000

 –

 Rp.1484.400= Rp.315.600

(4)

Soal 2

Tabel 1. Kandungan zat gizi (nutrisi) dalam bahan pakan

Nama Bahan Pakan Berat Kering

(%) Protein Kasar (%) TDN (%) Rumput lapang 30,00 7,69 40 Jerami padi 85,00 4,00 42 Ampas tahu 10,00 20,00 72

Dedak padi kasar 86,00 7,21 50

 Fase kehidupan sapi yang akan digemukkan adalah sapi jantan berumur 2-2,5 tahun

dengan berat 200 kg, dengan pertambahan berat badan harian (PBBH) yang diinginkan adalah 0,7 kg per hari.

 Kebutuhan gizi sapi yang akan digemukkan secara individual (berdasarkan table

kebutuhan zat makanan sapi pedaging yang sedang bertumbuh dan digemukkan dari buku Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak Ruminansia/1999) sebagai b erikut :

Tabel 2. Kebutuhan nutrisi ternak sapi secara individual

Berat Badan Awal PBBH BK  Protein Kasar TDN

180 Kg 0,6 Kg/hari 4,8 kg 0,57 kg 2,952 kg

Keterangan :

PBBH : Pertambahan Berat Badan Harian BK : Berat Kering

TDN : Total Digestible Nutrient 

4. Hitung formulasi pakan dengan cara coba-coba (trial and error ) atau menggunakan

aplikasi teknologi untuk memudahkan perhitungan. (contoh penyusunan komposisi bahan  pakan (ransum) seperti terlampir).

(5)

6. Dengan cara manual, campurkan bahan pakan dengan menyusunnya dalam suatu susunan tumpukan. Bahan pakan yang paling besar jumlahnya berada dibawah (ratakan) lalu diikuti bahan yang jumlahnya lebih sedikir (ratakan). Lakukan terus menurus sampai semua bahan habis.

7. Campurkan secara bertahap sehingga pakan yang dicampur homogen (rata). 8. Setelah ransum siap makan siap diberikan kepada ternak.

Lampiran :

Penyusunan Komposisi Bahan Pakan (Ransum)

Langkah-langkah yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut :

 Tetapkan imbangan hijauan dan konsentrat, hitung kebutuhan nutrisi dalam kg seperti

dibawah ini :

Tabel 3. Kebutuhan nutrisi bahan pakan dalam kilogram BK (Kg) Protein Kasar (Kg) TDN (Kg) Kebutuhan Total 4,8 0,57 2,952  Hijauan (80 %) 3,840 0,456 2,362  Konsentrat (20 %) 0,960 0,114 0,590

 Buatlah tabel kandungan gizi setiap bahan pakan sebagai berikut :

Tabel 4. Kandungan gizi bahan pakan

Nama Bahan Pakan Berat Kering

(%) Protein Kasar (%) TDN (%) Hijauan Rumput lapang (60%) 30,00 7,69 40 Jerami padi (40%) 85,00 4,00 42

(6)

Konsentrat

Ampas tahu (35%) 10,00 20,00 72

Dedak padi kasar (65%) 86,00 7,21 50

 Tentukan komposisi persentase bahan pakan yang akan diberikan kemudian hitung

kebutuhan nutrisi bahan pakan tersebut.

Cara menghitung komposisi bahan makanan adalah sebagai berikut : Kebutuhan BK bahan pakan (rumput lapang) = 60/100 x 3,84 = 2,304 kg

(60/100 merupakan persentase rumput lapang dan 3,84 adalah kebutuhan bahan kering asal hijauan) sehingga diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 5. Perhitungan komposisi bahan pakan

Nama Bahan Pakan

BK  (Kg) Protein Kasar (Kg) TDN (Kg) Hijauan Rumput lapang 2,304 0,274 1,417 Jerami padi 1,536 0,182 0,945 Konsentrat Ampas tahu 0,336 0,040 0,207

Dedak padi kasar 0,624 0,074 0,384

 Persentase tersebut masih berbentuk bahan kering, sehingga perlu dikonversi kedalam

 berat segar. Misalnya kebutuhan bahan segar rumput lapang 2,304 x 100/30 = 7,680 (2,304 adalah jumlah BK rumput lapang dan 100/30 merupakan angka konversi bahan kering ke bahan segar, karena persentase berat kering rumput lapang adalah 30%) Dengan cara perhitungan yang sama diperoleh hasil sebagai berikut :

(7)

Tabel 6. Perhitungan berat segar bahan pakan

Nama Bahan Pakan Berat Segar

(Kg) Protein Kasar (Kg) TDN (Kg) Hijauan Rumput lapang 7,680 3,563 3,543 Jerami padi 1,306 4,550 2,250 Konsentrat Ampas tahu 3,360 0,200 0,287

Dedak padi kasar 0,726 1,026 0,768

Total Bahan Segar 13,072 9,339 6,848

 Evaluasi, lakukan evaluasi berdasarkan faktor-faktor pembatas, yaitu kapasitas rumen

terhadap bahan pakan segar yaitu sebanyak 10% dari total berat badan sapi. Dari

 perhitungan diatas diperoleh berat badan segar sebanyak13,072 kg, sehingga masih bias ditolelir karena masih berada dibawah angka 10% berat badan sapi (18 kg). Jika total  bahan segar diatas 18 kg, maka perlu dilakukan perhitungan ulang dengan mengubah  persentase setiap bahan pakan.

(8)

Soal 3

MENYUSUN RANSUM SAPI DARA.

Untuk penyusunan ransum seimbang pada sapi dara dengan bobot badan (BB) 300 kg dan pertambahan bobot badan harian (PBBH) 500 gr/hari.

Bahan pakan yang tersedia dalam penyusunan ransum seimbang sapi dara adalah  jerami padi, dedak halus kampung dan bungkil kelapa .  Konsumsi jerami padi dibatasi

1,33 % dari bobot badan sapi.

Langkah

 –

 langkah dalam penyusunan ransum sapi dara sebagai berikut :

Kebutuhan zat nutrisi untuk sapi dara dengan bobot (BB) 300 kg dengan kenaikan bobot badan harian (PBBH) 500 gram/hari di tampilkan seperti pada tabel 1,

Tabel 1. Kebutuhan zat nutrient sapi dara BB 300 kg, PBBH 500 gram/hari

Berat badan PBBH/kg BK/kg TDN/kg PK/gr  Ca/gr  P/gr 

300 0,5 7,1 3,8 423 14 1

Setelah kebutuhan zat nutrisi diketahui, maka perlu di cari komposisi zat nutrient bahan pakan jerami padi, dedak halus kampung dan bungkil kelapa, seperti di tampilkan pada tabel 2.

Tabel 2; Kandungan zat nutrisi bahan pakan

Bahan BK (%) TDN(%) PK(%) Ca P

Jerami padi 60 2,40 59,0 0,21 0,08

Dedak halus 86 6,30 60,5 0,70 1,50

Bungkil kelapa 86 19,90 78,3 0,30 0,67

Konsumsi bahan kering (BK) jerami padi = 1,33 % x 300 = 3,99 kg atau dibulatkan 4 kg. Kemudian di hitung zat

 –

 zat makanan yang dapat disediakan oleh 4 kg jerami padi dan dibandingkan dengan kebutuhan pada tabel tabel 3

Tabel 3 ; Perbandingan kebutuhan zat gizi dengan yang tersedia oleh jerami padi.

Uraian BK (kg) TDN (kg) PK (gr) Ca P

Kebutuhan zat nutrien 7,1 3,8 423,0 14,0 1,0

Zat nutrient pd jerami padi 4,0 2,4 59,0 0,21 0,08

Kekurangan 3,1 1,4 364,0 13,79 0,02

Kekurangan bahan kering (BK) sebesar 3,1 kg dan protein kasar (PK) 364,0 gram tersebut harus dipenuhi oleh campuran dedak halus kampung dan bungkil kelapa, yang mengandung PK sebesar masing

 –

 masing = (327/3100) x 100 % = 10,9 %

(9)

Menghitung proporsi dedak halus kampung dan bungkil kelapa dengan menggunakan bujur sangkar (Pearson square methods).

PK (%) Bagian % - se

Dedak halus 6,3 9,0 (9/13,6x100%= 66,18 %

10,9

Bungkil kelapa 19,9 4,6 (4,6/13,6x100%= 33,82%

Jumlah 13,6 13,6

Jadi : BK ;Jumlah dedak halus = (66,18 %) x 3,1 kg = 2,06 kg

o Jumlah bungkil kelapa = (33,82 %) x 3,1 kg = 1,06 kg

menghitung zat

 –

  zat makanan yang dapat disediakan oleh dedak halus kampung. Bungkil kelapa dan jerami padi. Kemudian hasil perhitungan di masukan dalam tabel dan dibandingkan dengan kebutuhan zat nutrisi seperti pada tabel 4

Tabel 4.: Perbandingan kebutuhan zat nutrient dengan yang tersedia oleh bahan pakan ;

Uraian BK(kg) TDN(kg) PK(kg) Ca P

Jerami padi 4,00 2,40 96 8 3

Dedak halus kampung 2,06 1,25 130 14 31

Bungkil kepala 1,06 0,82 209 3 7

Jumlah 7,12 4,47 435 25 41

Kebutuhan 7,10 3,80 423 14 1

 Jadi ransum telah seimbang dalam hal protein dan energi/perbandingan Ca : P yang

dideal 1 : 1. untuk mencapai perbandingan tersebut, maka di dalam ransum harus ditambahkan Calsium Carbonat (CaCO3). Sumber CaCO3 mengandung Ca sebesar 36 %. Untuk mencapai kesimbangan tersebut, maka didalam ransum harus ditambahkan kapur sebanyak (41

 –

 25)/0,36 = 44,44 gram.

 Menghitung susunan ransum dalam bentuk segar adalah sebagai berikut:  Jerami padi = (100/59) x 4,00 kg = 6,8 kg.

 Dedak halus kampung = (100/60,5) x 2,06 kg = 3,40 kg  Bungkil kelapa = (100/78,3) x 1,06 kg = 1,35 kg

 Caco3 = 44,44 gram

MENYUSUN RANSUM SAPI INDUK UMUR 3

 –

  4 BULAN PERTAMA SETELAH MELAHIRKAN.

 Induk yang sedang laktasi membutuhkan zat

 –

  zat makan yang lebih tinggi dari induk

yang tidak laktasi. Dalam berat badan dan kondisi yang sama, seperti tertera dalam tabel 5, berikut ini ,

(10)

Uraian Kebutuhan zat nutrient BK(kg) PK(gr) TDN(kg) Ca/gr  P/gr  Induk laktasi dengan BB 350

kg

8,1 505 4,5 24 24

Konsumsi BK dari Pennisetum Purpureum (rumput gajah) adalah 2 % BB

Langkah 1 :Mencari kandungan zat

 –

  zat makanan dari rumput gajah dan bungkil kelapa seperti pada tabel tabel 6

Tabel 6 : Kandungan nutrient Rumput gajah dan bungkil kelapa

Uraian (%) BK (kg) PK (gr) TDN (kg) Ca (gr) P (gr)

Rumput gajah 21 8,30 50 0,59 0,29

Bungkil kelapa 86 21,60 66 0,08 0,67

Langkah ke

 –

  2 :Menghitung konsumsi BK rumput gajah membandingkan dengan kebutuhan ternak. Konsumsi dari BK rumput gajah adalah sebagai berikut : 2/100 x 350 kg = 7 kg.

Pemenuhan zat nutrient dari rumput gajah ditampilkan pada tabel 7. Tabel 7 : Zat makanan yang dapat disediakan oleh 7 kg rumput gajah.

Uraian BK (kg) PK (gr) TDN (kg) Ca (gr) P (gr)

Kebutuhan zat nutrient induk laktasi 3

 –

  4 bulan pertama setelah melahirkan BB 350 kg

8,1 7,21 4,5 24 24

Pemenuhan nutrient dari rumput gajah

7,0 482 3,5 41,3 20,3

Kekurangan 1,1 239 1,0 + 17,3 - 3,7

Kekurangan BK sebesar 1,1 kg atau 1.100 gram harus dapat dipenuhi oleh bungkil kelapa yang harus mengandung 239 gram PK atau 239 gram/1.100 gram = 21,72 %. Langkah 3 :  Perhitungan terakhir adalah menghitung zat

 –

  zat makanan yang dapat disediakan oleh semua bahan pakan dan kita bandingkan dengan kebutuhannya, seperti pada tabel 8

Tabel 8 : Zat Makanan yang dapat disediakan oleh 7 kg rumput gajah dan 1,1 kg bungkil kelapa.

(11)

Kebutuhan zat nutrient induk laktasi 3

 –

 4 bulan pertama setelah melahirkan dengan BB 350 kg

8,1 721 4,5 24 24

Pemenuhan zat nutrient dari rumput gajah

7,0 482 3,5 41,3 20,3

Pemenuhan zat nutroent dari bungkil kelapa

1,1 238 0,726 0,88 7,37

Total pemenuhan zat nutrient 8,1 720 4,23 42,2 27,7

Kekurangan 0 - 1 - 0,27 + 18,8 + 3,7

Zat makanan yang dapat disediakan 7 kg rumput gajah dan 1,1 kg bungkil kelapa. Kekurangan TDN sebesar 0,27 kg dapat di penuhi dari molases atau tetes. Tetes mengandung BK 66 % dan TDN sebesar 69 %. Jadi kekurangan TDN sebesar 27 %. Tetes 69/100 x 0,27 = 283 gram

Pada 100 gram Urea sebanding dengan 45 gram N atau = 6,25 x 45 N = 281,25 kg PK. Jadi 1 gram PK terdapat dalam Urea sebanyak = 1/281,25 = 0,0036 gram.

Langkah 4 :Susunan ransum dalam bentuk segar adalah sebagai berikut : Rumput gajah = (100/21) x 7 kg = 33,33 kg

Bungkil kelapa = (100/86) x 1,1 kg = 1,28 kg Tetes = 283 gram

Urea = 0,0036 gram

MENYUSUN RANSUM SAPI JANTAN.

Berikut ini adalah contoh ransum sapi jantan dengan bobot badan 300 kg dengan target kenaikan bobot badan sebesar 1,00 kg perhari.

 Adapun bahan pakan penyusun ransum adalah :  jerami padi, dedak halus kampung, gaplek dan bungkil kelapa .

Pemberian BK adalah 3 % berdasar bobot badan dengan imbangan hijauan dan konsentrat adalah 20 % berbanding 80.%. Penggunaan bungkil kelapa dibatasi maksimal 20 % dari konsentrat.

Langkah 1 : sapi jantan dengan BB 300 kg dengan PBBH 1,00 kg/hari membutuhkan zat

 –

 zat makanan tertera pada tabel 9.

Tabel 9 : Kebutuhan nutrient sapi jantan BB 300 kg dan PBBH 1,0 kg

Uraian BK (kg) PK (gr) TDN (kg) Ca (gr) P (gr) Kebutuhan zat nutrient

sapi jantan BB 300 kg, PBBH 1 kg

(12)

Langkah 2 :Menentukan jumlah konsumsi bahan kering jerami padi, konsentrat dan bungkil kelapa yang akan diberikan pada ternak :

Jumlah bahan kering (BK) yang dibutuhkan = 3 % x 300 kg = 9 kg Jumlah jerami padi yang akan diberikan = 20 % x 9 kg = 1,8 kg Jumlah konsentrat yang akan diberikan = 80 % x 9 kg = 7,2 kg Jumlah bungkil kelapa = 20 % x 7,2 kg = 1,44 kg

Langkah 3 :Mengetahui kandungan zat nutrient jerami padi dan bungkil kelapa. Tabel 10 : Kandungan zat nutrien bahan pakan

Uraian BK (%) PK (%) TDN (%) Ca (%) P (%)

a. Jerami padi 80 2,40 59,0 0,21 0,08

b. Bungkil kepala 60 21,60 66,0 0,08 0,67

c. Dedak halus kampung 60 6,30 60,5 0,70 1,50

d. Gaplek 60 1,70 69,0 0,10 0,04

Langkah 4 : Menghitung zat nutrient yang disediakan oleh jerami padi dan bungkil kelapa serta membandingkan dengan kebutuhan zat nutrient sapi jantan. Kekurangan bahan kering (BK) sebesar 4,36 kg (4360 gram) dan protein kasar (PK) sebesar 180,8 gram trersebut harus dipenuhi oleh campuran dedak halus dan gaplek yang mengandung protein sebesar = (180,8 / 4360) x 100 % = 4,15 %.

Tabel 11 :Zat makanan yang dapat disediakan oleh jerami padi dan bungkil kelapa.

Uraian BK (kg) PK (gr) TDN (kg) Ca (gr) P (gr)

Kebutuhan zat nutrient sapi  jantan BB 300 kg PBBH 1 kg

7,6 535 5,2 21,0 18,0

Pemenuhan zat nutrient dari  jerami padi

1,8 43,2 1,06 3,78 1,44

Pemenuhan zat nutrient dari bungkil kelapa

1,44 311 1,13 4,32 9,655

Total pemenuhan zat nutrient 3,24 354,2 2,19 8,10 11,09

Kekurangan 4,36 180,8 3,01 12,90 6,91

Langkah 5 ; Menghitung proporsi dedak halus kampung dan gaplek dengan menggunakan metode bujur sangkar pearson, sebagai berikut :

PK (%) Bagian %-se

Dedak halus 6,3 2,45 (2,45/4,6) x 100 % 53,3 %

(13)

  4,15

Gaplek 1,7 2,15 (2,15/4,6) x 100 % 46,7 %

Jumlah 4,6 4,6

Jadi : Jumlah dedak halus = (53,3 %) x 4,36 kg = 2,32 kg Jumlah gaplek = (46,7 %) x 4,36 kg = 2,04 kg

Perhitungan terakhir adalah menghitung zat

 –

 zat makanan yang dapat disediakan oleh semua bahan pakan dan kita bandingkan dengan kebutuhannya seperti tabel 12.

Tabel 12 ; Perbandingan kebutuhan zat nutrient dengan yang tersedia oleh bahan pakan;

Uraian BK (kg) TDN

(kg)

PK (gr) Ca P

Jerami padi 1,80 1,06 40,00 3,78 1,44

Dedak halus kampung 2,32 1,40 200,00 20,00 50,00

Bungkil kelapa 1,44 0,95 310,00 4,32 9,65

Gaplek 2,04 1,48 20,00 1,22 0,49

Jumlah 7,60 4,89 570,00 29,32 61,58

kebutuhan 7,60 5,20 535,00 21,00 18,00

Selisih 0,00 - 0,31 + 35 + 8,32 +43,58

Jadi ransum masih kekurangan energi (TDN) sebesar 0,31 kg. Untuk menyeimbangkan dapat digunakan molases atau tetes. Tetes mengandung BK 86 % dari TDN 69 %. Jadi kekurangan TDN sebesar 0,31 kg atau (310 gram) diperoleh dari tetes sebanyak ( 310/69) x 100 gram = 449 gram. Perbandingan Ca banding P yang ideal adalah 1 banding 1. untuk mencapai perbandingan tersebut maka di dalam ransum harus ditambahkan

CaCO3. sumber Ca CO3 yang mudah didapat adalah dolomite atau kapur yang mengandung Ca sebesar 36 %.

Untuk mencapai kesimbangan tersebut, maka di dalam ransum harus ditambahkan kapur sebanyak : (61,58

 –

29,32)/ 0,36 = 89,90 gram.

Langkah 6 : Menghitung susunan ransum dalam bentuk segar adalah sebagai berikut : Jerami padi = (100/80) x 1,8 kg = 2,30 kg

Dedak halus kampung = (100/60) x 2,32 kg = 3,80 kg Bungkil kelapa = (100/60) x 1,44 kg = 2,44 kg

Gaplek = (100/60) x 2,04 kg = 3,40 kg Tetes = (100/86) x 469 kg = 545,3 gram

Pakan seimbang bukan merupakan hal yang sulit untuk diwujudkan karena kita hanya dituntut untuk cerdik mengkombinasikan bahan pakan yang ada disekitar kita.

(14)

Tidak ada formulasi bahan yang baku. Dengan mengkombinasikan bahan pakan yang tersedia serta penggunaan suplemen dari bahan pakan lokal diharapkan akan tercipta ransum yang murah tetapi mampu memberikan hasil yang optimal.

o STRATEGI PEMBERIAN PAKAN PADA SAPI POTONG

Sapi yang akan digemukan harus diatur pemberian pakan hijauan dan konsentrat setiap harinya agar tercapai hasil yang memuaskan. Pemberian konsentrat dan pakan hijauan diatur dalam suatu teknik yang memberikan tingkat kecernaan ransum yang lebih tinggi, sebab apabila pemberian hijauan yang bersamaan waktunya dengan pemberian konsentrat akan berakibat pada penurunan kecernaan bahan kering (BK) dan bahan organik lainnya.

Teknik pemberian ransum yang baik untuk mencapai pertambahan bobot badan yang lebih tinggi pada penggemukan sapi potong adalah dengan mengatur jarak waktu antara pemberian hijauan dan konsentrat. Ransum hendaknya tidak diberikan sekaligus dalam jumlah banyak setiap harinya, melainkan dibagi menjadi beberapa bagian.

Pada pagi hari, misalnya pukul 07.00, setiap harinya sebaiknya diberi sedikit hijauan untuk merangsang keluarnya saliva (air liur). Saliva ini berfungsi sebagai larutan buffer 

(penyangga) di dalam rumen sehingga pH rumen tidak mudah naik maupun turun pada saat sapi diberikan pakan konsentrat. Pemberian pakan konsentrat dengan kandungan karbohidrat tinggi akan mudah terfermentasi sehingga menghasilkan asam lemak mudah terbang yang berpotensi menurunkan pH rumen. Sementara pemberian konsentrat yang banyak mengandung protein terdegradasi akan menghasilkan NH3 yang berpotensi meningkatkan pH rumen. Kondisi peningkatan dan penurunan pH rumen secara ekstrim akan berbahaya bagi kesehatan ternaknya.

Setelah mengkonsumsi sedikit rumput, sapi tersebut diberi setengah jatah konsentrat. Misalnya, apabila jatah konsentrat yang harus diberikan 6 kg, maka pada pagi hari diberikan konsentrat sebanyak 3 kg. Dua jam kemudian, hijauan diberikan lagi. Pada sore hari sekitar pukul 15.00, konsentrat bagian kedua diberikan selanjutnya pada pukul 17.00 hijauan diberikan lagi.

Ternak yang tidak biasa mengkonsumsi konsentrat., seringkali tidak mau memakannya. Oleh karena itu harus dilatih terlebih dahulu. Biasanya setelah satu minggu ternak akan terbiasa untuk makan konsentrat. Apabila ternak mendapat konsentrat yang kering, maka hendaknya diberikan atau di sediakan air minum secara ad libitum  (sebanyak

 –

banyaknya) di dalam kandang..

o LATIHAN

Untuk membantu pemahaman peserta, maka dipersilahkan mengerjakan materi latihan sebagai berikut :

Dalam penyusunan formula ransum ternak yang seimbang diperlukan informasi dan pertimbangan yang kompleks. Sebutkan informasi yang harus dibutuhkan untuk menyusun ransum sapi seimbang tersebut.

(15)

Sebutjkan langkah

 –

  langkah atau tahapan dalam penyusunan ransum seimbang tersebut.

Susunlah formula ransum sapi jantan bobot badan 250 kg, dengan perkiraan pertambahan bobot badan harian 0,75 kg, dengan pakan yang tersedia dan diberikan pada sapi tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:

Rumput lapangan dengan Bahan Kering (BK) 21,8 %, Protein Kasar (PK) 6,7 %, Energi (TDN) 56,2 % dari bahan kering.

Rumput Raja, mengandung BK 22,40 %, PK 13,5 %, TDN 57,0 % dari bahan kering Dedak padi halus, mengandung BK 87,5 %, PK 13,8 %, TDN 50 % dari bahan kering.. Mineral diberikan garam dapur dan kapur (CaC03), dan diberikan masing

 –

 masing 100 gram dalam ransum

Kemampuan mengkonsumsi bahan kering dengan bobot badan 250 kg adalah 3,5 % dari bobot badan.

Hijauan rumput lapangan dan rumput raja termasuk hijauan yang berkualitas sedang, sehingga komponennya dalam ransum dapat diberikan sebanyak 60 %.

Susunlah formula ransum sapi penggemukan bobot badan awal 250 kg dengan perkiraan kenaikan bobot badan harian 1,0 kg.

Bahan yang tersedia adalah sebagai berikut .

Dedak padi halus mengandung bahan kering (BK) 87,5 %, protein kasar (PK) 13,8 %, dan Energi/TDN 50 % dari bahan kering.

Onggok dengan kandungan BK 88,7 %, PK 1,2 % dan TDN 85 % dari bahan kering Rumput lapangan dengan BK 21,8 %, PK 6,7 % dan energi 49 %. dari bahan kering. Garam dapur, tepung tulang dan kapur masing

 –

  masing 100 gram, 50 gram dan 50 gram perhari.

(16)

Soal 4

Sekarang kita membahas pakan tambahan yang berfungsi sebagai pemercepat pertambahan  bobot sapi. Pakan tambahan ini adalah syarat mutlak dalam penggemukan sapi secara intensif.

Berikut beberapa sumber pakan tambahan yang dapat di jumpai di kebanyakan daerah, serta kandungan yang terdapat di dalamnya.

Tabel 1  Nama Pakan Protein % ( dalam 100 kg ) Lemak % ( dalam 100 kg ) TDN * ( dalam 100 kg ) Bahan Kering Dedak Halus 14 % 3,32 % 87,6 % 86 % Dedak kasar 9,9 % 2,10 % 56,3 % 84 % Tepung Jagung 9,38 % 5,6 % 81,84 % 84,98 % Gamblong 2,83 % 0,676 % 77,25 % 35 % Ampas tahu 25,4 % 5,4 % 76,6 % 10,8 % Kacang Kedele 48 % 3, 65 % 84,3% 87 % Tepung Ikan 54,3 % 2,86 % 68,8 % 89 %

* TDN singkatan dari Total Digestible Nutrient, adalah jumlah persentase zat-zat makanan yang dapat

dicerna.Perhitungannya berdasarkan penjumlahan persentase dapat dicerna dari protein, serat kasar, BETN ( Bahan Ekstrak Tiada Nitrogen ), serta ekstrak eter dengan konstanta 2,5.

Untuk lebih lengkapnya lihat Lampiran –  Halaman paling belakang

Perlu di ketahui bahwa sapi mempunyai kemampuan mengkonsumsi pakan berdasarkan bobot, semakin berat bobot maka semakin banyak kemampuan makannya, berikut perkiraan

kemampuan sapi dalam mengkonsumsi pakan : Tabel 2 Bobot

( kg )

Kemampuan Mengonsumsi Pakan ( % dari bobot badan )

100

 – 

150 3,5 150

 – 

200 4 200

 – 

250 3,5 250

 – 

300 3 300

 – 

350 2,8 350

 – 

400 2,6 400

 – 

450 2,4 450

 – 

500 2

Perkiraan di atas berdasarkan pakan dengan kandungan kering. Contoh perhitungan bila kita mempunyai sapi bakalan yang siap digemukkan berbobot 400 kg maka konsumsi bahan keringnya adalah 400 x 2,4 % = 9,6 kg, dari kebutuhan ini kita bagi menjadi dua bagian yaitu40 %  pakan tambahan dan 60 %  jerami atau rumput gajah, perbandingan ini sangat pas untuk  penggemukan secara intensif. Jadi untuk jerami di butuhkan 60 % x 9,6 = 5, 76 kg sisanya yaitu

3,84 kg berupa pakan tambahan seperti dedak, tepung jagung, gamblong atau yang lain tergantung yang mana yang mudah didapatkan didaerah masing-masing. Berikut 2 jenis makanan

(17)

 pokok ( makanan kasar ) yang merupakan sumber serat kasar bagi sapi yang umumnya di jumpai di daerah.

Tabel 3

Nama Pakan Protein Lemak  TDN Bahan Kering

Jerami 4,5 % 1,4 % 30 % 86 %

Rumput Gajah 8,7 % 2,01 % 49,2 % 23,8 %

Jadi sekarang bisa kita hitung angka riil yang dibutuhkah sapi yang berbobot 400 kg tersebut di atas. Sudah didapat dari perhitungan bahwa jerami kering yang dibutuhkan adalah 5,76 kg berarti kalo kita mengambil jerami pada umumnya dengan bahan kering 86 % perhitungannya riil sebagai berikut :

5,76 kg x 100 / 86 = 6,7 kg dan bila pakan tambahan yang di berikan hanya dedak kasar maka didapat 3,84 x 100 / 84 = 4, 57 kg. Jadi jelas sekarang untuk sapi bobot 400 kg di butuhkan  jerami sawah atau hasil olahan seberat 6,7 kg timbangan dan dedak 4,6 kg timbangan (  pembulatan ).

PENYUSUNAN PAKAN TAMBAHAN YANG LENGKAP

Pakan tambahan seyogyanya tidak dedak saja, melainkan kombinasi dari berbagai jenis, untuk itu sebelumnya kita ketahui terlebih dulu kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk

 penggemukan.Berikut tabel kebutuhan nutrisi sapi jantan dalam berbagai kelompok umur : Tabel 4 BERAT SAPI ( KG )  % SERAT KASAR  % PROTEIN % TDN 200 15 13 86 250 20 11,4 80 300 23 10,4 80 350 25 10 80 400 25 9,5 77 450 35 9 75 600 28 8 70 800 20 7 60

* Berdasarkan berat kering.

Sekarang kita coba menyusun ransum makanan sapi dengan maksimal pertambahan berat badan yaitu 1 kg keatas berdasarkan tabel 1

 – 

 4. Kita susun ransum sapi dengan bobot 400 kg. Telah disinggung pada halaman sebelumnya bahwa untuk penggemukan secara intensif komposisi hijauan ( makanan kasar / serat kasar ) dengan konsentrat sebagai pakan tambahan dengan  perbandingan 60 %: 40 %. Sedang sumber makanan yang tersedia adalah sebagai berikut :

- Jerami (sebagai pengganti hijauan sumber serat kasar krn mudah didapat dan murah)

- dedak halus

- dedak kasar pakan tambahan . - gamblong / ampas ketela

(18)

Sapi dengan berat 400 kg membutuhkan makanan dalam berat kering sebesar 400 kg x 2,6 %

(tabel 2) = 10,4 kg

Sekarang kita tentukan dulu serat kasar yang di butuhkan yaitu bersumber dari jerami. Karena kita sudah tentukan perbandingan 60 % untuk sumber serat kasar, maka jerami dengan kadar kering 86 % ( tabel 3 ) diperoleh :

( 10,4 kg x 60 % ) : 86 % = 7,26 kg sedangkan sisanya untuk pakan tambahan 10,4

 – 

 7,26 = 3,14 kg

Untuk menyusun pakan tambahan ini diperlukan prioritas pencapaian target protein saja, sedang TDN hanya sebagai perbandingan. Karena penyusunan pakan tambahan yang terdiri dari 4 komponen atau bahan begitu sulit maka kita minta bantuan program untuk melakukan  perhitungan, program yang sederhana kita buat memakai microsoft excel, kami sebut dengan Ransum ( klik saja ), sehingga didapatkan masing-masing komponen dengan memperhatikan  bahan kering seperti tabel 1 didapat angka riil sbb :

Dedak halus : 1,5 kg x 100 /86 = 1,16 kg Dedak kasar : 0,3 kg x 100/84 = 0,78 kg Gamblong : 0,75 kg x 100/35 = 2,14 kg Tep. Jagung : 0,6 kg x 100/84,98 = 0,7 kg

Gambar

Tabel 1. Kandungan zat gizi (nutrisi) dalam bahan pakan
Tabel 3. Kebutuhan nutrisi bahan pakan dalam kilogram BK (Kg) Protein Kasar (Kg) TDN(Kg) Kebutuhan Total  4,8  0,57  2,952  Hijauan (80 %) 3,840  0,456  2,362  Konsentrat (20 %) 0,960  0,114  0,590
Tabel 5. Perhitungan komposisi bahan pakan
Tabel 6. Perhitungan berat segar bahan pakan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sektor transportasi udara yang merupakan jasa pelayanan penerbangan adalah salah satu sektor yang mengalami perkembangan cukup signifikan pada 5 (lima) tahun terakhir dan

Melalui hasil uji hipotesis ditemukan bahwa persepsi harga, produk, promosi, dan tempat secara simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian sepeda

Pengaruh waktu kontak dan kecepatan pengadukan terhadap kapasitas adsorpsi karbon aktif dengan aktivasi KOH dan NaOH berturut- turut dapat dilihat pada gambar 3 dan gambar

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui : (1) Seberapa tinggi motivasi guru-guru TK dalam memanfaatkan komputer sebagai media dalam kegiatan pengembangan anak

Dari hasil kerja siswa dilihat dari kemampuan memecahkan masalah diketahui bahwa untuk soal nomor 1 terdapat 15 siswa yang tidak melakukan tahapan memahami

Sistem informasi masuk keberbagai aspek kehidupan salah satunya adalah pembelajaran, Permasalahan yang sering terjadi dalam proses pembelajaran anak adalah siswa lebih

Selain itu, praktikan juga melakukan observasi kelas untuk mengamati proses belajar oleh guru, dari segi cara mengajar/model mengajar, cara penanganan masalah

Kasus hipertensi di Dusun Pundong II (DP II) mengalami peningkatan dalam beberapa tahun terakhir, kejadian terbanyak pada remaja dan lanjut usia (lansia). GDTH bertujuan