• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggantian Jagung dengan Roti Afkir dalam Pakan Komplit terhadap Pertambahan Bobot Badan Sapi Peranakan Ongole

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Penggantian Jagung dengan Roti Afkir dalam Pakan Komplit terhadap Pertambahan Bobot Badan Sapi Peranakan Ongole"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Penggantian Jagung dengan Roti Afkir dalam Pakan

Komplit terhadap Pertambahan Bobot Badan

Sapi Peranakan Ongole

(Effect of Corn Replacement with Bread Leftover in Complete Feed

on Body Weight Gain of Hybrid OngoleCattle)

Erna Winarti, Supriadi

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Yogyakarta, Jl. Stadion Maguwoharjo no 2, Sleman, Yogyakarta ernawinarti@gmail.com

ABSTRACT

Use of cheap-high quality feed is the main factor to get a decent profit in fattening beef cattle. This assessment aimed to determine the effect of replacing corn with the leftover bread in complete feed on performance of cattle. Twelve cows of Ongole bull bred were divided into three treatments of feed, each treatment for four bulls. Completely randomized design with three treatments was applied in this study. Treatment A consisted 0% leftover bread, treatment B used 4% leftover bread and C treatment used 8% leftover bread. Observations were made on feed intake, daily gain, feed conversion and feed cost per gain. Result showed that the substitution was not significantly (P>0.05) affected feed intake, daily gain and feed conversion. Using a 8% of leftover bread in a complete feed was the most efficient compared to other treatments.

Key Words: Complete Feed, Leftover Bread, Fattening PO Cattle ABSTRAK

Penggunaan pakan yang murah dan berkualitas merupakan faktor utama untuk mendapatkan keuntungan yang layak dalam usaha penggemukan sapi potong. Pengkajian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggantian jagung dengan roti afkir dalam complete feed terhadap kinerja sapi potong. Dua belas ekor sapi Peranakan Ongole jantan dibagi kedalam tiga perlakuan pakan, masing-masing perlakuan empat ekor. Rancangan percoban yang digunakan adalah rancangan acak lengkap dengan tiga perlakuan ransum yaitu Perlakuan A adalah penggunaan roti afkir 0%, perlakuan B penggunaan roti afkir 4% dan perlakuan C penggunakan roti afkir 8%. Pengamatan dilakukan terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan harian, koversi pakan dan feed cost per gain. Hasil pengkajian menunjukkan bahwa substitusi jagung dengan roti afkir tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan harian dan konversi pakan. Penggunaan 8% roti afkir dalam pakan komplit menghasilkan pertambahan bobot badan dengan biaya pakan paling murah.

Kata Kunci: Pakan komplit, Roti Sisa Pasar, Penggemukan Sapi PO PENDAHULUAN

Pakan merupakan faktor penting dalam usaha penggemukan sapi potong. Dalam penyediaan pakan, usaha penggemukan sapi potong pada umumnya telah menggunakan pakan komplit. Pakan komplit atau pakan siap saji untuk ruminansia merupakan campuran antara bahan pakan konsentrat dan hijauan (Utomo 2003). Komplit feed sangat cocok diterapkan di Indonesia mengingat sebagian besar usaha peternakan dikelola oleh

masyarakat peternak yang kurang menguasai penyusunan ransum (Suhartanto et al. 2003).

Energi dan protein merupakan dua nutrient pokok yang sangat dibutuhkan oleh ternak selama penggemukan untuk menjamin efisiensi penggunaan nutrient, pertambahan bobot badan ternak yang optimal (Leng 1994). Jagung merupakan sumber energi yang sangat baik, bahan ini mudah di degradasi oleh rumen sehingga bisa digolongkan dalam total digestible nutrient (TDN) yang tinggi. Jagung mengandung protein sebesar 8,5%, TDN 78%,

(2)

dan energi metabolis (EM) 3310 kkal/kg (feed reference standard, 2003 dalam Priadana et al. 2013). Meskipun jagung merupakan sumber energi yang baik, namun harga jagung cukup mahal. Untuk mendapatkan keuntungan yang layak maka harus diusahakan pakan berkualitas tinggi dengan harga murah. Salah satu sumber energi yang berkualitas dengan harga relatif murah adalah roti afkir. Roti afkir adalah roti yang telah lewat batas waktu konsumsi sehingga tidak layak dikonsumsi manusia. Roti afkir mengandung energi cukup tinggi, karena roti dibuat dengan bahan dasar gandum.

Chalimi et al. (2010) menyatakan bahwa kecernaan energi roti afkir lebih baik dari pada dedak padi dan layak diberikan sebagai pakan untuk sapi PO. Kandungan protein roti afkir 12,63% dan BETN 78,42% (Diyatmoko et al. 2010), lebih lanjut dikatakan bahwa roti afkir juga lebih baik dalam memproduksi protein mikroba dibanding dedak padi, sedangkan menurut Agus et al. (2005) kadar protein roti afkir 5,1% dan bahan organik 91,4%. Tujuan pengkajian ini adalah untuk mengetahui penggunaan roti afkir sebagai pengganti jagung dalam pakan komplit terhadap performans sapi Peranakan Ongole.

MATERI DAN METODE

Pengkajian dilaksanakan di kandang kelompok Ngudimulyo Desa Wonolelo Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta pada bulan Juli-September 2013. Rancangan percoban yang digunakan adalah rancangan acak lengkap. Dua belas ekor sapi PO jantan dengan rataan bobot badan 259,83±45,39 kg dibagi ke dalam tiga perlakuan pakan, setiap perlakuan empat ekor. Perlakuan pakan seperti pada Tabel 1 sedang susunan pakan disajikan pada Tabel 2.

Susunan perlakuan A adalah susunan pakan yang biasa digunakan oleh kelompok peternak Ngudimulyo, perlakuan B dan C mengganti bahan jagung dengan roti afkir. Pengkajian dilakukan selama delapan minggu, dua minggu pertama merupakan masa adaptasi pakan dan enam minggu masa pengamatan. Pakan diberikan sekitar 3% dari bobot badan, pengamatan dilakukan terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan, konversi pakan dan feed cost per gain.

Table 1. Perlakuan pakan penggantian jagung dengan roti afkir

Perlakuan Bahan pakan

Jagung (%) Roti afkir (%)

A 7,5 0

B 3,5 4,0

C 0 8,0

Pengamatan jumlah konsumsi dilakukan setiap hari dengan menimbang jumlah pakan yang diberikan. Pertambahan bobot badan dihitung berdasar data bobot badan yang diperoleh dengan penimbangan ternak pada awal dan akhir pengkajian. Konversi pakan dihitung berdasar data pertambahan bobot badan dibagi jumlah konsumsi pakan. Nilai feed cost per gain diperoleh berdasarkan perhitungan dari harga pakan yang diperlukan untuk setiap kenaikan bobot badan 1 kg sesuai dengan masing-masing kelompok perlakuan. Untuk mengetahui pengaruh penggantian jagung dengan roti afkir dalam ransum penggemukan sapi potong terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan dan konversi pakan, dilakukan sidik ragam yang dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan (Steel & Torrie 1980).

HASIL DAN PEMBAHASAN Konsumsi pakan

Rataan konsumsi dari setiap perlakuan selama pengkajian dapat dilihat pada Tabel 3. Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa masing-masing perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum. Konsumsi pakan yang sama ini disebabkan kandungan nutrisi ketiga perlakuan hampir sama, dengan kandungan protein berkisar antara 12,06-12,19%. Tujuan utama ternak mengkonsumsi pakan adalah memenuhi kebutuhan energi, bila kebutuhan energi telah terpenuhi maka ternak akan membatasi konsumsi pakannya (Parakkasi 1999). Konsumsi pakan biasanya makin menurun dengan meningkatnya kandungan nutrisi pakan yang dapat dicerna (NRC 1981). Penggantian jagung dengan roti afkir sebesar 8% tidak berpengaruh terhadap kandungan energi pakan komplit, karena kandungan energi jagung tidak jauh berbeda dengan roti afkir (Tabel 4).

(3)

Tabel 2. Susunan dan kandungan nutrient pakan perlakuan

Bahan pakan (%) Perlakuan

A B C Jagung 7,5 3,5 0,0 Roti afkir 0 4,0 8,0 Bekatul 3,0 4,0 4,0 Pollar 7,5 5,0 5,0 Gaplek 2,5 2,5 2,5

Bungkil biji kapas 1,5 1,5 1,5

Bungkil kopra 3,0 5,0 5,0 Menir kedelai 5,0 5,0 5,0 Kleci 10,0 10,0 10,0 Bungkil sawit 6,0 6,0 6,0 Molases 2,5 2,0 2,5 Urea 0,5 0,5 0,5 Mineral mix 0,5 0,5 0,5 Garam 0,5 0,5 0,5

Kulit kacang tanah 25,0 25,0 25,0

Tongkol jagung 25,0 25,0 25,0

Jumlah 100,0 100,0 100,0

Kandungan nutrien pakan

Protein kasar (%) 12,06 12,15 12,19

Serat kasar (%) 23,47 39,10 38,62

Lemak kasar (%) 6,11 4,50 4,68

TDN (%) 69,44 61,99 62,68

Tabel 3. Hasil analisa kandungan nutrisi tepung jagung dan roti afkir

Bahan pakan Kandungan nutrisi Protein kasar (%) Lemak kasar (%) Serat kasar (%) Karbohidrat (%) Energi (kal/kg) Tepung jagung 7,9 4,4 10,6 75,4 3.644 Roti afkir 6,1 7,5 4,7 71,3 3.687

Tabel 4. Kinerja penggemukan sapi potong menurut perlakuan

Uraian Perlakuan

A B C

Rerata bobot awal (kg) 270,50 268,50 240,50

Rerata bobot akhir (kg) 297,80 293,30 275,80

Pertambahan bobot badan enam minggu (kg) 27,30 24,80 35,30

Pertambahan bobot badan harian (kg) 0,65 0,59 0,84

Rataan konsumsi pakan (kg/hari) 6,75 7,25 7,25

(4)

Pertambahan bobot badan

Rerata pertambahan bobot badan sapi selama pengkajian pada masing-masing perlakuan tertera pada Tabel 4. Hasil sidik ragam menunjukkan tidak ada pengaruh perlakuan pakan terhadap pertambahan bobot badan (P>0,05). Penggantian bahan jagung dengan roti afkir sebesar 8% tidak berpengaruh terhadap kenaikan bobot badan sapi. Hal ini disebabkan nilai nutrisi jagung dan roti afkir tidak berbeda jauh.

Hasil analisa kimia terhadap kandungan nutrisi jagung dan roti afkir tertera pada Tabel 3. Pada Tabel 3 dapat dilihat antara kandungan energi tepung jagung dan roti afkir hampir sama, yaitu 3.644 kkal/kg (tepung jagung) dan 3.687 (roti afkir). Kandungan protein tepung jagung sebesar 7,9% sedikit lebih tinggi dibanding roti afkir (6,1%), demikian juga kandungan karbohidrat tepung jagung (75,4%) sedikit lebih tinggi dibanding roti afkir (71,3%), namun kandungan lemak roti (7,5%) lebih tinggi dibanding tepung jagung (4,4%).

Pertambahan bobot badan sapi PO jantan hasil pengkajian ini tidak jauh berbeda dengan rataan kenaikan bobot badan harian sapi Bali jantan di PT Agricinal yang diberi pakan komplit yaitu sebesar 0,73 kg (Ashari & Juarini 2010) demikian juga pada sapi PO yang diberi pakan komplit dengan kandungan protein 12,10% memiliki kenaikan bobot badan harian 0,74±0,1 (Nusi et al. 2011). Sedangkan hasil penelitian Umiasih et al. (2008) sapi potong yang diberi pakan dengan kandungan protein 12,49 menghasilkan kenaikan bobot badan harian 0,755 kg.

Konversi ransum

Penggantian jagung dengan roti afkir sebesar 8% menghasilkan konversi pakan (8,63), yang dari hasil sidik ragam tidak berbeda nyata diantara perlakuan (P>0,05). Hal ini disebabkan karena konsumsi pakan maupun pertambahan bobot badan tidak berbeda nyata diantara perlakuan. Konversi pakan pada ternak ruminansia dipengaruhi oleh kualitas pakan, besarnya pertambahan bobot badan dan nilai kecernaan (Martawidjaja et al. 1999). Kualitas pakan yang baik, ternak akan tumbuh lebih cepat dan lebih baik konversi pakannya (Kuswandi et al. 2000; Juarini et al. 1995). Konversi pakan hasil penelitian ini tidak jauh berbeda dengan sapi PO yang diberi pakan konsentrat dengan kandungan protein 13,62 yaitu sebesar 8,42 sedangkan yang diberi pakan konsentrat dengan kandungan protein 12,49 memiliki konversi pakan 9,53 (Umiyasih et al. 2008).

Feed cost per gain

Berdasarkan hasil perhitungan biaya pakan yang diperlukan untuk tiap kenaikan 1 kg bobot badan, maka penggunaan roti afkir 8% dalam pakan komplit (perlakuan C) adalah yang paling efisien. Hal ini ditunjukkan dengan biaya pakan yang paling murah yaitu Rp. 14.254 untuk setiap kenaikan bobot badan 1 kg. Hal ini disamping karena harga pakan komplit perlakuan C paling murah yaitu Rp. 1.647/kg (Tabel 5), juga memiliki angka konversi pakan yang tidak berbeda dengan A yaitu pakan dari jagung.

Tabel 5. Feed conversion ratio, harga pakan dan feed cost per gain menurut perlakuan

Uraian Perlakuan

A B C

FCR 10,38 12,23 8,63

Harga pakan (Rp/kg) 1.747 1.687 1.647

(5)

KESIMPULAN

Penggunaan roti afkir sebagai pengganti jagung sampai 8% dalam pakan komplit tidak berpengaruh terhadap konsumsi, kenaikan bobot badan harian dan konversi pakan. Berdasar perhitungan feed cost per gain penggunaan roti afkir 8% adalah yang paling efisien.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada IGN Harsanto, SST dan Anggota Kelompok Ngudimulyo, Desa Wonolelo, Kecamatan Pleret, Kabupaten Bantul atas bantuan dan kerjasamanya selama pengkajian ini dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Agus A, Suwignyo B, Utomo R. 2005. Penggunaan

complete feed berbasis jerami padi fermentasi pada sapi Australian commercial cross

terhadap konsumsi nutrien dan pertambahan bobot badan harian. Buletin Peternakan. 29:1-9.

Ashari, Juarini E. 2010. Tinjauan financial ransum konsentrat komplit sapi potong berbasis limbah kelapa sawit. Dalam: Prasetyo LH, Natalia L, Iskandar S, Puastuti P, Herawati T, Nurhayati, Anggraeni A, Damayanti R, Dharmayanti NLPI, Estuningsih SE, penyunting. Teknologi peternakan dan veteriner ramah lingkungan dalam mendukung program swasembada daging dan peningkatan ketahanan pangan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 3-4 Agustus 2010. Bogor (Indonesia): Puslitbangnak. hlm.105-115

Chalimi K, Rochim A, Purbowati, Soedarsono E, Rianto E, PurnomoadiA. 2010. Kelayakan roti sisa pasar sebagai pakan alternatif berdasar pemanfaatan kecernaan energi dan parameter darah pada sapi Peranakan Ongole. Dalam: Sani Y, Natalia L, Brahmantyo B, Puastuti W, Sartika T, Nurhayati, Anggraeni A, Matondang RH, Martindah E, Estuningsih SE, penyunting. Teknologi peternakan dan veteriner untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan peternak.Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 13-14 Agustus 2009. Bogor (Indonesia): Puslitbangnak. hlm 100-106.

Diyatmoko A, Fitrianto MRH, Purbowati E, Arifin M, Purnomoadi A. 2010. Pemanfaatan protein pakan dan produksi protein mikroba pada sapi Peranakan Ongole (PO) yang diberi pakan sisa pasar sebagai pengganti dedak padi. Dalam: Sani Y, Natalia L, Brahmantyo B, Puastuti W, Sartika T, Nurhayati, Anggraeni A, Matondang RH, Martindah E, Estuningsih SE, penyunting. Teknologi peternakan dan veteriner untuk meningkatkan ketahanan pangan dan kesejahteraan peternak.Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.Bogor, 13-14 Agustus 2009. Bogor (Indonesia): Puslitbangnak. hlm. 220-225. Juarini E, Hasan LL, Wibowo B, Tahar A. 1995.

Penggunaan konsentrat komersial dalam ransum domba di pedesaan dengan agroekosistem campuran (sawah-tegal) di Jawa Barat. Dalam Sutama IK, Haryanto B, Sinurat AP, Chaniago TD, Zainuddin D, penyunting. Sains dan teknologi peternakan pengolahan dan komunikasi hasil pertanian. Prosiding Seminar Nasional Sains dan Teknologi Peternakan.Pusat Penelitian dan Pengembangan Peternakan. Bogor, 25-26 Januari 1995. Bogor (Indonesia): Puslitbangnak. hlm. 182-187

Kuswandi, Martawidjaja M, Muhammad Z, Setiadi B, Wiyono BD. 2000. Penggunaan N mudah tersedia pada pakan basal rumput lapangan pada kambing lepas sapih. JITV 5:219-223 Leng RA. 1994. Quantitative ruminant nutrition a

green science. Aust. J Agric Resc. 44:363-380 Martawidjaja M, Setiadi B, Sitorus S. 1999

Pengaruh tingkat protein energy pakan terhadap kinerja produksi kambing Kacang muda. JITV. 4:167-172

NRC. 1981. Nutrient Requirement of goats: Angora, Dairy, and Meat Goat in Temperate and Tropical countries. Nutrient Requirement of domestic Animal.No. 15 Washington DC (USA): National Academy Sci.

Nusi M, Utomo R, Soeparno. 2011. Pengaruh penggunaan tongkol jagung dalam complete feed dan suplementasi undegraded protein

terhadap pertambahan bobot badan dan kualitas daging pada sapi Peranakan Ongole. Buletin Peternakan. 35:171-179

Parakkasi A. 1999. Ilmu nutrisi dan makanan ternak ruminasia.Cetakan ke-1. Jakarta (Indonesia): Penerbit UI Press.

Priadana AH, Hartutik, Hermanto. 2013. Pengaruh penggunaan biji jagung (Zea mays) dalam pakan lengkap terhadap retensi N dan PBB

(6)

pada kambing peranakan Boer. [Internet]. [Disitasi 17 Juli 2014]: Tersedia dari http://fapet.ub.ac.id/penelitian-dan-pengabdian / hasil-penelitian/artikel-skripsi-s1-peternakan /2013-repository-skripsi-fapet-ub/.

Steel RGD, Torrie JH. 1980. Principles and Procedures of Statistics. 2nd Ed. London

(Inggris): McGraw-Hill Book Company, Inc. Suhartanto B, Widyobroto BP, Utomo R. 2003.

Produksi ransum lengkap (complete feed) dan suplementasi undegraded protein untuk meningkatkan produksi dan kualitas daging sapi potong. Laporan Penelitian Ilmu Pengetahuan Terapan (Hibah Bersaing X/3). Yogyakarta (Indonesia): Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada.

Umiyasih U, Pamungkas D, Rasyid A, Anggraeny YN, Dikman DM, Mathius IW. 2008.

Pengaruh level penggunaan ampas pati aren (Arenga pinnata MERR) dalam ransum terhadap pertumbuhan sapi Peranakan Ongole. Dalam: Sani Y, Martindah E, Nurhayati, Puastuti W, Sartika T, Parede L, Anggraeni A, Natalia L, penyunting.Inovasi teknologi mendukung pengembangan agribisnis peternakan ramah lingkungan. Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Bogor, 11-12 November 2008. Bogor (Indonesia): Puslitbangak. hlm. 186-191

Utomo R. 2003. Penyediaan pakan di daerah tropik: problematika, kontinuitas, dan kualitas. Dalam: Pidato pengukuhan jabatan guru besar. Yogyakarta (Indonesia): Universitas Gadjah Mada.

DISKUSI Pertanyaan:

1. Petani lebih mengutamakan kepraktisan dalam penyediaan pakan. Apakah bila respon pemberian roti sisa mampu meningkatkan produksi ternak penyediaan dan ketersediaan roti sisa mudah?

2. Ada dua perlakuan yang diuji dengan 4 ulangan, bagaimana validitas analisis statistiknya? 3. Kandungan PK roti berapa? Roti yang digunakan sebaiknya disebutkan spesifikasinya, dari

jenis roti apa? Jawaban:

1. Susunan ransum dengan komposisi roti afkir yang banyak tidak praktis sehingga perlu diperhatikan. Dalam penelitian ini hanya mengganti jagung saja dengan roti afkir sehingga tidak banyak hanya 8%.

2. Jumlah ulangan hanya 4 ekor karena terkendala materi dilapang. 3. Kandungan PK roti afkir dari literatur 12%, tetapi yang dianalisa 6,9%

Gambar

Table 1.  Perlakuan  pakan  penggantian  jagung  dengan roti afkir
Tabel 4. Kinerja penggemukan sapi potong menurut perlakuan
Tabel 5. Feed conversion ratio, harga pakan dan feed cost per gain menurut perlakuan

Referensi

Dokumen terkait

Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari kata guidance dan counseling dalam bahasa Inggris. Kalau istilah bimbingan dalam bahasa Indonesia akan muncul dua

Dari data di atas, dapat ditarik kesimpulam bahwa JDIH pemerintah kabupaten-kota lebih memprioritaskan penyediaan dokumen Perda dibanding produk hukum yang lain,

[r]

Hanya saja hasil dari pembelajaran yang dilakukan oleh orang dengan tipe belajar visual dengan metode Mind Mapping akan pada umumnya lebih baik daripada orang

Berdasarkan hal tersebut, model pembangunan yang berpusat pada rakyat merupakan suatu alternatif baru untuk meningkatkan hasil produksi pembangunan guna memenuhi

Selain itu juga, wisata masjid bersejarah pun akan mampu meningkatkan kekuatan sosial; dan hal tersebut sejalan dengan temuan Azmi & Ismail yang menunjukkan

[r]

Tri Widiarto, M.Pd., selaku kepala program studi pendidikan sejarah sekaligus dosen pembimbing yang telah bersedia meluangkan waktu, perhatian dan selalu memberikan saran