• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Business and Natural Environment - Ok

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Business and Natural Environment - Ok"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Lingkungan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan perusahaan di Indonesia Lingkungan bisnis yang dihadapi oleh perusahaan perusahaan di Indonesia semakin bergejolak (turbulent), terutama sejak terjadinya krisis perekonomian dan semakin bergejolak (turbulent), terutama sejak terjadinya krisis perekonomian dan  perubahan

 perubahan pemerintahan pemerintahan berikut berikut gejolak gejolak sosial sosial di di dalam dalam negeri negeri pada pada tahun tahun 1997 1997 .. Apalagi dengan kondisi internal kebanyakan perusahaan yang memburuk dan Apalagi dengan kondisi internal kebanyakan perusahaan yang memburuk dan  bangkrutnya

 bangkrutnya sebagian sebagian perusahaan, perusahaan, perhatian perhatian terhadap terhadap pengaruh pengaruh dan dan dampak dampak faktor- faktor-faktor lingkungan eksternal perusahaan yang bersifat makro menjadi sangat penting. faktor lingkungan eksternal perusahaan yang bersifat makro menjadi sangat penting. Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak Perubahan lingkungan bisnis akan terjadi setiap saat, umumnya berupa gerak  perubahan

 perubahan dari dari salah salah satu satu atau atau gabungan gabungan faktor-faktor faktor-faktor lingkungan lingkungan luar luar perusahaan,perusahaan,  baik

 baik pada pada skala skala nasional, nasional, regional regional maupun maupun global. global. Sebagian Sebagian dari dari dampak dampak yangyang mereka timbulkan banyak terbukti telah mempengaruhi datangnya berbagai mereka timbulkan banyak terbukti telah mempengaruhi datangnya berbagai kesempatan usaha (business opportunities), tetapi banyak pula rekaman contoh kasus kesempatan usaha (business opportunities), tetapi banyak pula rekaman contoh kasus dari faktor eksternal ini yang menjadi kendala dalam berusaha (business threats and dari faktor eksternal ini yang menjadi kendala dalam berusaha (business threats and constraints).

constraints).

Kita sering mendengar bagaimana perusahaan yang memiliki sistem organisasi Kita sering mendengar bagaimana perusahaan yang memiliki sistem organisasi yang baik dengan dukungan visi, misi dan rencana aksi business plan yang terencana yang baik dengan dukungan visi, misi dan rencana aksi business plan yang terencana tidak menjamin sukses dalam meraih laba. Bahkan banyak perusahaan ini mengalami tidak menjamin sukses dalam meraih laba. Bahkan banyak perusahaan ini mengalami  penurunan

 penurunan dalam dalam kinerja kinerja usahanya usahanya hanya hanya karena karena kesalahan kesalahan dalam dalam menafsirkanmenafsirkan skenario dan asumsi pengaruh lingkungan luar tersebut. Memasuki era liberalisasi skenario dan asumsi pengaruh lingkungan luar tersebut. Memasuki era liberalisasi dan globalisasi pada abad ke 21, para pimpinan perusahaan tidak dapat mengabaikan dan globalisasi pada abad ke 21, para pimpinan perusahaan tidak dapat mengabaikan  begitu

 begitu saja saja perubahan-perubahan perubahan-perubahan yang yang terjadi terjadi di di sekeliling sekeliling mereka, mereka, terutama terutama jikajika mereka ingin meraih kemenangan. Semakin kukuhnya gejala globalisasi pasar dunia mereka ingin meraih kemenangan. Semakin kukuhnya gejala globalisasi pasar dunia yang dipengaruhi langsung oleh berbagai kebijakan liberalisasi perdagangan dan yang dipengaruhi langsung oleh berbagai kebijakan liberalisasi perdagangan dan investasi di Asia Pasifik, banyak membuka kesempatan berusaha bagi produsen investasi di Asia Pasifik, banyak membuka kesempatan berusaha bagi produsen domestik dan investor modal asing. Meluasnya jaringan organisasi dan komunikasi domestik dan investor modal asing. Meluasnya jaringan organisasi dan komunikasi  perusahaan

 perusahaan global global beberapa beberapa tahun tahun sebelum sebelum terjadinya terjadinya krisis krisis perekonomian perekonomian dunia,dunia, terbukti telah memberikan berbagai kesempatan berusaha bagi terbukti telah memberikan berbagai kesempatan berusaha bagi

(2)
(3)

perusahaan- perusahaan

 perusahaan swasta swasta domestik domestik di di Indonesia Indonesia dalam dalam bentuk bentuk kerjasama kerjasama usaha usaha patunganpatungan (joint ventures) dan waralaba (franchising).

(joint ventures) dan waralaba (franchising).

Tetapi sebaliknya kita saksikan bagaimana perubahan lingkungan eksternal Tetapi sebaliknya kita saksikan bagaimana perubahan lingkungan eksternal yang berjalan dengan sangat cepatnya, seperti kejadian penyerangan gedung kembar yang berjalan dengan sangat cepatnya, seperti kejadian penyerangan gedung kembar World Trade Center dan serbuan militer Amerika Serikat ke Irak, kemudian dalam World Trade Center dan serbuan militer Amerika Serikat ke Irak, kemudian dalam sekejap memporak-porandakan keunggulan bersaing satu negara dalam pola sekejap memporak-porandakan keunggulan bersaing satu negara dalam pola  perdagangan

 perdagangan antar antar bangsa bangsa di di dunia. dunia. Pengaruh Pengaruh buruk buruk dampak dampak lingkungan lingkungan eksternaleksternal kadang-kadang bersifat terselubung, dan dengan kejamnya merenggut kedudukan kadang-kadang bersifat terselubung, dan dengan kejamnya merenggut kedudukan keunggulan persaingan beberapa perusahaan domestik yang berskala kecil dan keunggulan persaingan beberapa perusahaan domestik yang berskala kecil dan menengah. Kita melihat bagaimana krisis perekonomian nasional yang dilanjutkan menengah. Kita melihat bagaimana krisis perekonomian nasional yang dilanjutkan dengan berbagai krisis politik dan sosial sejak tahun 1998 pada kenyataannya telah dengan berbagai krisis politik dan sosial sejak tahun 1998 pada kenyataannya telah merubah seluruh tatanan (paradigm) melakukan kegiatan berusaha dari merubah seluruh tatanan (paradigm) melakukan kegiatan berusaha dari perusahaan- perusahaan

 perusahaan swasta swasta nasional nasional di di negara negara kita. kita. Tanpa Tanpa disadari disadari berbagai berbagai perubahan perubahan issueissue non-ekonomi, seperti peristiwa bom Bali, perselisihan antar kelompok etnis di non-ekonomi, seperti peristiwa bom Bali, perselisihan antar kelompok etnis di Maluku dan Kalimantan Barat, sengketa wilayah Aceh dan tuntutan kelompok Maluku dan Kalimantan Barat, sengketa wilayah Aceh dan tuntutan kelompok Gerakan Aceh Merdeka, huruhara Mei, semuanya telah mengganggu pencapaian Gerakan Aceh Merdeka, huruhara Mei, semuanya telah mengganggu pencapaian kinerja perusahaan di Indonesia dalam jangka pendek. Terakhir kali kita saksikan kinerja perusahaan di Indonesia dalam jangka pendek. Terakhir kali kita saksikan  bagaimana datangnya gelombang tsunami telah merusak sendi-sendi perekonomian di  bagaimana datangnya gelombang tsunami telah merusak sendi-sendi perekonomian di  berbagai lokalitas di kawasan Aceh dan Sumatera Utara.

 berbagai lokalitas di kawasan Aceh dan Sumatera Utara.

Rentetan peristiwa ini mengakibatkan lambatnya program pemulihan Rentetan peristiwa ini mengakibatkan lambatnya program pemulihan  perekonomian

 perekonomian nasional. nasional. Kepastian Kepastian dan dan iklim iklim berusaha berusaha mengalami mengalami erosi, erosi, dan dan risikorisiko negara dan risiko berusaha menjadi semakin tinggi. Akhirnya dalam beberapa tahun negara dan risiko berusaha menjadi semakin tinggi. Akhirnya dalam beberapa tahun kemudian terjadi peningkatan kasus penutupan dan kebangkrutan perusahaan.

kemudian terjadi peningkatan kasus penutupan dan kebangkrutan perusahaan.

Dengan latar belakang ini kami mengajukan suatu pemikiran konsepsual bagaimana Dengan latar belakang ini kami mengajukan suatu pemikiran konsepsual bagaimana  para

 para pengusaha, pengusaha, pimpinan pimpinan perusahaan, perusahaan, analisis analisis pasar pasar modal modal atau atau para para mahasiswamahasiswa dapat melakukan kajian Analisis Lingkungan Bisnis (ALB). Pendekatan bahasannya dapat melakukan kajian Analisis Lingkungan Bisnis (ALB). Pendekatan bahasannya adalah menggunakan peralatan analisa ilmiah, berikut contoh-contoh nyata tentang adalah menggunakan peralatan analisa ilmiah, berikut contoh-contoh nyata tentang kondisi faktor lingkungan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan global dan kondisi faktor lingkungan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan global dan lokal pada sejak tahun 2000.

(4)

BAB II BAB II KAJIAN TEORI KAJIAN TEORI

2.1

2.1 Pengertian Business and Natural EnvironmentPengertian Business and Natural Environment A.

A. Pengertian BisnisPengertian Bisnis ( Business )( Business )

Pengertian Bisnis (Business) Menurut Ahli | Terdapat dua pengertian pokok Pengertian Bisnis (Business) Menurut Ahli | Terdapat dua pengertian pokok mengenai bisnis, pertama, bisnis adalah kegiatan-kegiatan, dan kedua, bisnis adalah mengenai bisnis, pertama, bisnis adalah kegiatan-kegiatan, dan kedua, bisnis adalah sebuah sebuah perusahaan. Para ahli pun mendefenisikan bisnis dengan cara berbeda. sebuah sebuah perusahaan. Para ahli pun mendefenisikan bisnis dengan cara berbeda. Defenisi Raymmond E. Glos dalam bukunya "Business: Its Nature and Environment: Defenisi Raymmond E. Glos dalam bukunya "Business: Its Nature and Environment: An Introduction", dianggap memiliki cakupan yang paling luas, yakni: Bisnis adalah An Introduction", dianggap memiliki cakupan yang paling luas, yakni: Bisnis adalah seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam seluruh kegiatan yang diorganisasikan oleh orang-orang yang berkecimpung dalam  bidang

 bidang perniagaan perniagaan dan dan industri industri yang yang menyediakan menyediakan barang barang dan dan jasa jasa untuk untuk kebutuhankebutuhan mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka.

mempertahankan dan memperbaiki standar serta kualitas hidup mereka. B.

B. Pengertian Lingkungan AlamPengertian Lingkungan Alam ( Natural Environment )( Natural Environment )

Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia. Lingkungan Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada di sekitar manusia. Lingkungan memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak memengaruhi perkembangan kehidupan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Lingkungan bisa dibedakan atas lingkungan biotik (benda hidup) dan langsung. Lingkungan bisa dibedakan atas lingkungan biotik (benda hidup) dan lingkungan abiotik (benda mati). Lingkungan biotik terdiri dari manusia, hewan, dan lingkungan abiotik (benda mati). Lingkungan biotik terdiri dari manusia, hewan, dan tumbuhan. Sedangkan lingkungan abiotik diantaranya kursi, rumah, papan tulis, dan tumbuhan. Sedangkan lingkungan abiotik diantaranya kursi, rumah, papan tulis, dan segala benda mati di sekitar kita. Secara garis besar lingkungan dibagi menjadi segala benda mati di sekitar kita. Secara garis besar lingkungan dibagi menjadi lingkungan alam dan lingkungan buatan. Di kota lingkungan yang mendominasi lingkungan alam dan lingkungan buatan. Di kota lingkungan yang mendominasi adalah lingkungan buatan. Sebaliknya di desa lingkungan yang paling banyak adalah adalah lingkungan buatan. Sebaliknya di desa lingkungan yang paling banyak adalah lingkungan buatan.

lingkungan buatan.

Lingkungan alam adalah lingkungan yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Lingkungan alam adalah lingkungan yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa. Lingkungan alam dapat dibedakan atas lingkungan daratan dan lingkungan Maha Esa. Lingkungan alam dapat dibedakan atas lingkungan daratan dan lingkungan

(5)

 pegunungan, dataran rendah, dataran tinggi, dan lembah. Adapun lingkungan alam  perairan yang berada di sekitar kita antara lain, sungai, danau, rawa, dan laut.

Lingkungan alam sudah ada sejak zaman dahulu. Berikut ini adalah beberapa contoh yang termasuk lingkungan alam.

1. Gunung dan Pegunungan

Daratan yang menonjol sangat tinggi dinamakan gunung. Ketinggian gunung di atas 600 m. Di

gunung banyak terdapat pepohonan yang rindang. Pada waktu hujan akar akan menyerap air. Air hujan akan terserap oleh tanah. Akar-akar  pepohonan akan menahan tanah sehingga tidak terjadi longsor. Gunung

yang berderet-deret dalam suatu barisan dan sambung-menyambung menjadi satu dinamakan pegunungan. Pegunungan juga dapat disebut kumpulan beberapa gunung. Udara di gunung atau pegunungan sejuk karena terletak pada daerah yang tinggi. Banyak orang datang ke  pegunungan untuk menikmati kesejukan udaranya dan pemandangan yang

indah. Pada malam hari, di kejauhan tampak kelap-kelip lampu di daerah  perkotaan sehingga menambah indahnya suasana malam. Daerah  pegunungan yang sejuk juga dimanfaatkan oleh petani untuk menanam sayur-sayuran, buah, serta tanaman hias. Gunung dan pegunungan memiliki banyak manfaat. Di daerah pegunungan banyak ditumbuhi tanaman yang dapat menyerap dan menyimpan air hujan. Hal ini berguna untuk mencegah terjadinya erosi. Erosi adalah pengikisan tanah yang dapat mengakibatkan terjadinya banjir dan longsor. Di daerah pegunungan muncul mata air yang akhirnya menjadi sumber air sungai. Selain itu, daerah pegunungan juga dapat dimanfaatkan sebagai objek wisata karena  pemandangannnya yang indah. Tanah dan suhu di gunung sangat cocok

untuk perkebunan sayur, buah-buahan, dan teh. 2. Bukit

(6)

Bukit adalah tanah yang berbentuk kubah dan mempunyai ketinggian antara 200-300 meter. Bukit lebih rendah dari gunung. Bukit biasa dimanfaatkan untuk berladang atau berkebun oleh para petani. Tanaman yang tumbuh biasanya alang-alang, teh, sayur-mayur, serta palawija.

3. Hutan

Hutan adalah daerah yang ditumbuhi banyak pohon. Di hutan terdapat  banyak sekali jenis pohon. Ada pohon yang kayunya sangat keras. Ada  juga pohon yang kayunya lembek. Ada hutan rimba yang selalu rindang sepanjang tahun. Ada pula hutan yang hanya berisi satu jenis pohon, misalnya hutan jati. Hutan jati ini disebut hutan homogen. Selain itu, ada  juga hutan heterogen, yaitu hutan yang isinya bermacam-macam pohon.

Hutan memiliki banyak manfaat diantaranya adalah: a. Sebagai paru-paru dunia;

 b. Penyimpan cadangan air;

c. Penyedia kayu untuk berbagai keperluan; d. Tempat hidup flora dan fauna; dan

e. Tempat riset dan pendidikan. 4. Sungai

Sungai adalah tempat air mengalir. Sungai ada yang kecil dan besar. Pada zaman dahulu sungai-sungai mengalir air yang jernih, sehingga banyak digunakan untuk mandi, mencuci, dan mengairi sawah. Di sungai banyak terdapat ikan. Orang-orang yang tinggal di dekat sungai sering menjala atau memancing ikan untuk lauk-pauk. Namun, sekarang air sungai kotor dan berbau sehingga tidak bisa digunakan untuk mandi dan mencuci. Ikan-ikan pun sudah jarang bisa ditemukan karena air sungai tercemar limbah dan cara penangkapan ikan yang salah. Kita harus menjaga kelestarian sungai karena banyak manfaatnya bagi makhluk hidup. Cara menjaga kelestarian sungai dengan cara tidak membuang sampah ke sungai, tidak menangkap ikan dengan cara meracuni, dan tidak menggunakan arus listrik

(7)

menangkap ikan akan mematikan ikan-ikan kecil dan telur-telurnya. Di samping itu, hewan-hewan kecil dan tumbuhan-tumbuhan kecil juga ikut mati.

5. Danau

Danau juga termasuk lingkungan alam. Danau terjadi karena adanya cekungan di alam yang berisi air, baik dari air hujan maupun mata air yang ada di tempat tersebut. Danau-danau yang ada di Indonesia antara lain sebagai berikut :

a. Danau Singkarak di Sumatra.  b. Danau Maninjau di Sumatra.

c. Danau Batur di Bali. d. Danau Poso di Sulawesi. e. Danau Towuti di Sulawesi. f. Danau Toba di Sumatra.

Danau sangat bermanfaat bagi manusia. Manfaat danau bagi kehidupan manusia, antara lain, untuk keperluan-keperluan sebagai berikut:

a. Tempat penampungan air,  b. Budi daya ikan air tawar,

c. Tempat wisata,

d. Irigasi atau pengairan sawah, dan e. Sarana olahraga (dayung).

6. Laut dan Pantai

Laut adalah wilayah yang sangat luas dan digenangi air. Laut mempunyai  banyak manfaat bagi manusia. Di dalam laut terdapat berbagai kekayaan alam, seperti ikan, minyak bumi, dan gas. Laut juga dapat dimanfaatkan untuk transportasi dan olahraga air. Daerah perbatasan antara laut dan daratan dinamakan pantai. Daerah pantai ada yang terjal dan ada pula yang landai. Pantai yang terjal banyak terdapat karang, sedangkan pantai yang landai berisi hamparan pasir. Daerah pantai yang berisi hamparan pasir  banyak dimanfaatkan sebagai objek wisata.

(8)

Di daerah pantai biasanya banyak ditumbuhi tanaman kelapa dan bakau. Tanaman bakau dapat digunakan untuk menahan hempasan ombak, sehingga dapat mencegah terjadinya abrasi atau erosi karena air laut. Selain itu, di bawah tanaman bakau merupakan tempat hidup ikan. Penduduk di daerah pantai banyak yang bekerja sebagai nelayan dan budidaya ikan dengan menggunakan air laut. Di samping itu, juga ada usaha pembuatan garam. Selain yang telah dijelaskan diatas laut memiliki banyak fungsi/peran/manfaat lainnya.

a. Tempat hidup sumber makanan kita.

 b. Pembangkit listrik tenaga ombak, pasang surut, dan angin. c. Tempat budidaya ikan, kerang mutiara, dan rumput laut. d. Tempat barang tambang berada.

e. Salah satu sumber air minum setelah dilakukan destilasi. f. Sebagai jalur transportasi air.

g. Sebagai tempat cadangan air bumi.

h. Sebagai objek riset penelitian dan pendidikan. 7. Rawa

Rawa adalah tanah basah yang selalu digenangi air dan ditumbuhi tanaman. Tanaman yang tumbuh di rawa biasanya enceng gondok dan pandan. Air rawa selalu tergenang dan tidak mengalir seperti sungai. Biasanya  berwarna cokelat tua. Di rawa banyak terdapat ikan air tawar. Masyarakat sekitar rawa mencari ikan dengan menggunakan jaring. Rawa sangat cocok untuk memelihara ikan dan udang. Sekarang ini banyak rawa-rawa yang mengalami pendangkalan karena terlalu banyaknya enceng gondok yang tumbuh. Masyarakat sekitar rawa menjaga kelestarian rawa dengan cara membuang sebagian enceng gondok. Enceng gondok ini dapat dimanfaatkan untuk membuat barang-barang kerajinan. Rawa juga dapat digunakan untuk mengairi sawah pasang surut. Rawa juga dapat digunakan sebagai objek wisata. Contoh rawa adalah Rawa Pening di Ambarawa.

(9)

C. Lingkungan Bisnis ( Business Environment )

Umumnya jenis lingkungan dibedakan menjadi 2 yaitu lingkungan internal dan eksternal. Lingkungan internal adalah lingkungan yang terdapat dalam perusahaan, sedangkan lingkungan eksternal adalah aktor-faktor yang berada diluar jangkauan  perusahaan yang dapat menimbulkan suatu peluang atau ancaman. Mungkin sekarang

yang menjadi pertanyaannya adalah :

1. Kenapa lingkungan bisnis perlu dianalisa diantaranya adalah?

Alasan kenapa analisa tentang lingkungan bisnis sangat perlu dilakukan diantaranya adalah :

a. Agar pembuat strategi dapat mengantisipasi setiap kesempatan dan membantu mengembangkan sistem pemecahan sedini mungkin terhadap faktor-faktor lingkungan yang dianggap mengancam tujuan  perusahaan (early warning systems).

 b. Untuk dapat mengefektifkan proses manajemen strategi, karena dengan melakukan analisis lingkungan yang akan diperoleh lebih efektif.

c. Untuk membantu manajer dalam meramalkan dampak lingkungan  bisnis terhadap perkembangan perusahaan. Terkumpulnya berbagai informasi dari lingkungan memudahkan untuk membuat perencanaan  jangka panjang.

2. Bagaimanakah analisis lingkungan bisnis Itu dilakukan ?

Proses analisis lingkungan dilakukan oleh manajemen dengan urutan sebagai berikut :

a. Menganalisis hubungan antara strategi perusahaan dan tanggapan terhadap lingkungan, yang dapat dipakai sebagai landasan untuk membandingkan strategi yang sedang berjalan dengan strategi yang  potensial yang akan datang.

(10)

 b. Menganalisis kecenderungan faktor dan masalah utama yang diperkirakan mempunyai dampak penting terhadap perumusan strategi.

c. Mencoba meramalkan kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang terhadap lingkungan bisnis.

Adapun yang menjadi komponen analisis lingkungan bisnis diantaranya ; 1. Scanning : mengidentifikasi petunjuk awal dari perubahan dan

kecenderungan lingkungan bisnis.

2. Monitorin : mendeteksi arti melalui observasi terus - menerus atas  perubahan dan kecenderungan lingkungan bisnis.

3. Forcasting : Mengembangkan proyeksi atas hasil yang diantisispasi berdasarkan perubahan dan kecenderungan yang dimonitor.

4. Assesing : Menentukan waktu dan pentingnya perubahan dan kecenderungan lingkungan bisnis untuk strategi perusahaan dan manajemennya.

D. Faktor Lingkungan Bisnis

1. Lingkungan Mikro ( Lingkungan industri )

Lingkungan mikro adalah para pelaku yang secara langsung berkaitan dengan lingkungan, yang mempengaruhi perusahaan.

Lingkungan mikro ini terdiri dari :

a) Pelanggan

Para manajer harus dapat mengantisipasi perubahan perilaku konsumen, karena konsumen ( pembeli ) mempunyai kekuatan tawar menawar, terutama pembeli yang melakukan pembelian dalam jumlah yang besar. Pembeli cenderung melakukan pembelian secara selektif, apalagi pembeli mempunyai informasi yang lengkap tentang  permintaan, harga pasr dan harga pemasok, sehingga posisi tawar

(11)

menawar pembeli semakin kuat. Oleh karena itu perusahan harus mampu memperbaiki posisi strateginya. Disamping itu ada pula  pembeli yang tidak begitu sensitif terhadap harga, karena yang lebih  penting bagi mereka adanya atribut dari produk yang diinginkan.

 b) Pemasok

Pemasok juga mempunyai kekuatan tawar menawar terhadap peserta industri, karena pemasok merupakan ancamnan serius yang perlu diperhitungkan. Untuk itu perusahaan perlu membina hubungan yang erat. Pemasok yang kuat dapat menekan laba industri yang dapat mengimbangi dengan kenaikan harganya. Pem,asok ini akan bartambah kuat apabila para pemasok didominasi oleh beberapa perusahaan , tidak menghadapi produk pengganti, produk pemasok merupakan input yang  penting bagi hasil produksi industri, hal ini merupakan pelanggan yang  penting bagi pemasok dan pemasok menghadapi integrasi ke depan dari  pemakai. Kekuatan pemasok dapat dikendalikan oleh suatu perusahaan  besar (misalnya perusahaan kelompok konglomerat sehingga semuanya  persediaan pemasok dicaplok oleh perusahaan tersebut

c) Pesaing

Persaingan terjadi karena satu atau lebih pesaing merasakan adanya tekanan atau melihat adanya peluang untuk memperbaiki posisi. Strategi bersaing yang efektif meliputi tindakan –  tindakan ofensif atau defensif guna menciptakan posisi yang aman ( defendable position ) terhadap kekuatan- kekuatan pesaing. Ada tiga faktor penting yang  perlu diperhatikan mengenai persaingan, yaitu:

1) Masuk dan keluarnya pesaing

2) Ancaman produk atau jasa pengganti

3) Kemungkinan terjadinya perubahan dalam strategi pesaing d) Publik (masyarakat )

Publik (masyarakat ) sering mengisukan sesuatu produk atau suatu  perusahaan atau suatu merk, sehingga amat mempengaruhi permintaan

(12)

 barang tersebut. Isu publik ini kadang-kadang tajam dibandingkan dengan ancaman lainnya. Isu ini bisa saja dilansir secara sengaja oleh kelompok tertentu yang memang menginginkan kehancuran atau bisa saja secara tidak sengaja. Oleh karena itu perusahaan harus waspada terhadap isu-isu masyarakat ini.

2. Lingkungan Makro ( Lingkungan Umum )

Lingkungan makro adalah kekuatan-kekuatan yang timbul dan berada diluar  jangkauan serta biasanya terlepas dari situasi operasional perusahaan.

a) Faktor Ekonomi

Faktor ekonomi yang perlu dianalisis adalah :

1) Siklus ekonomi : depresi, resesi, kebangkitan ( recovery ) dan kemakmuran (prosperity).

2) Gejala inflansi dan deflasi : jika inflasi sangat tinggi maka  pengendalian gaji dan harga semakin berat.

3) Kebijaksanaan moneter : perubahan tingkat suku bunga, devaluasi dan sebagainya.

4)  Neraca pembayaran : surplus atau defisit dalam hubungannya terhadap perdagangan luar negeri. Hal ini mengganggu atau memberikan peluang.

 b) Faktor Demografi

Faktor demografi terdiri dari :

1) Perubahan jumlah penduduk akan mempengaruhi permintaan misalnya, pada daerah yang jumlah penduduknya menurun, tentu akan memindahkan usahanya ke daerah yang penduduknya tumbuh.

2) Perubahan struktur usia penduduk akan mempengaruhi  pemindahan jenis produk sesuai dengan perubahan umurnya. 3) Distribusi pendapatan.

(13)

c) Faktor Geografi

Faktor geografi juga penting diamati oleh perencana strategi, untuk menentukan peluang dan ancaman perusahaan, terutama dalam menentukan penambahan lokasi baru bagi perluasan perusahaan.

d) Faktor Teknologi

Perubahan teknologi membawa pengaruh terhadap perkembangan  perusahaan, karena perubahan teknologi dapat memberi peluang besar ( meningkatkan hasil / tujuan )atau bisa mengancam kedudukan  perusahaan. Bahkan perubahan teknologi dapat merupakan malapetaka tenaga kerja, karena akan menggeser mereka dan bertambah banyaklah  pengangguran. Dan juga perubahan teknologi akan mempengaruhi daur hidup produk, misalnya dengan munculnya mesin foto copy maka  pasar kertas stensil mengalami penurunan drastis.

e) Faktor Pemerintah

Perubahan-perubahan kebijakan pemerintah dalam berbagai bentuk  peraturan, dapat merupakan peluang bagi perusahaan dan dapat pula

hambatan / ancaman bagi perusahaan. f) Faktor Sosial

Sosial adalah kebiasaan dan nilai-nilai sosial lingkungan masyarakat, khususnya langganan dan karyawan.

g) Faktor Politik

Faktor politik adalah factor yang cenderung bersifat nasional dan sangat berpengaruh pada kebijakan pemerintahan.

Faktor-faktor lingkungan eksternal banyak dijumpai dalam literatur manajemen strategik. Misalnya, Hax dan Majluf (1984) membagi jenis pengkajian lingkungan usaha menjadi beberapa komponen analisis yang meliputi analisis komponen ekonomi, kondisi pasar, teknologi, sumber daya manusia, politik, aspek sosial dan

(14)

analisis faktor lingkungan hukum. Sedangkan Pearce dan Robinson (1988) memilah analisis mereka kedalam pertimbangan ekonomi, sosial, politik dan pertimbangan teknologi. Buku yang agak pragmatis dari Stonier (1995) mengelompokan jenis lingkungan eksternal perusahaan ke dalam lingkungan organisasi yang sifatnya langsung dan kejadian-kejadian di luar perusahaan yang sifatnya tidak langsung (indirect action environment), yang pada gilirannya dapat mempengaruhi lingkungan internal dari stakeholder. Sedangkan Hitt dan kawan-kawan (1995) membaginya menjadi lingkungan umum (general environment) dan lingkungan industri (industrial environment). Lingkungan umum terdiri dari berbagai elemen yang terdapat di masyarakat yang diperkirakan dapat mempengaruhi kondisi dan struktur usaha dari kegiatan kelompok bisnis tertentu (industri) atau bahkan mempengaruhi secara langsung kinerja perusahaan tertentu (firm) dalam memperoleh pendapatan.

Dari telaah berbagai jenis lingkungan luar tersebut kita dapat mengelompokannya kedalam dua faktor utama:

1. Faktor lingkungan ekonomi 2. Faktor lingkungan non ekonomi.

Faktor lingkungan ekonomi meliputi segala kejadian atau permasalahan  penting di bidang perekonomian nasional yang dapat mempengaruhi kinerja dan kelangsungan hidup dari suatu perusahaan. Faktor ini meliputi juga kondisi  perekonomian internasional dan perkembangan pasar suatu masyarakat  perekonomian. Faktor lingkungan ekonomi nasional mencakup antara lain berbagai  program pembangunan dan kebijakan pemerintah di bidang perekonomian serta arah dan target agregat ekonomi makro. Sedangkan faktor lingkungan non-ekonomi merupakan peristiwa atau isu yang menonjol di bidang politik, keamanan, kehidupan  penduduk, aspek sosial dan aspek budaya yang mempengaruhi roda kehidupan  berusaha suatu perusahaan.

Dalam prakteknya faktor-faktor ekonomi dan non-ekonomi yang tidak dapat dikendalikan oleh pimpinan perusahaan sangat luas dan banyak ragamnya. Sehingga

(15)

hal ini kadang-kadang membingungkan kita untuk dapat mengamatinya dengan baik . Pada bahasan ini kami mengelompokan berbagai ragam lingkungan eksternal ini menjadi 5(lima) dimensi lingkungan eksternal perusahaan.

E. Dimensi Lingkungan

Klasifikasi Dimensi Lingkungan Eksternal Kegiatan Usaha

1. Perekonomian Global dan Kerjasama Internasional (Ekonomi) 2. Pembangunan dan Perekonomian Nasional (Ekonomi)

3. Politik, Hukum dan Perundang-Undangan (Non-Ekonomi) 4. Teknologi (Non-Ekonomi)

5. Demografi, Sosial dan Budaya (Non-Ekonomi) F. Lingkup Lingkungan

Lingkup bahasan yang kami pikir penting untuk diikuti dan dikaji perkembangannya dalam melaksanakan kajian lingkungan bisnis di suatu perusahaan adalah sebagai  berikut ini.

1. Lakukanlah tinjauan perkembangan berbagai permasalahan atau isu yang  penting pada skala perekonomian global dan regional.

2. Sorotlah secara mendalam kondisi perekonomian nasional, khususnya  perkembangan perekonomian makro dan berbagai kebijakan pemerintah

seperti kebijakan moneter, fiskal, perdagangan dan investasi.

3. Antisipasi gerak perubahan lingkungan eksternal non-ekonomi seperti  perkembangan politik, hukum, teknologi, demografi dan sosial.

Hasil pengamatan berbagai dimensi lingkungan luar ini akan menghasilkan identifikasi berbagai peluang bisnis (secara langsung dan tidak langsung), identifikasi ancaman dan kendala yang berpotensi merugikan perusahaan. Dampak maupun  peluang dan ancaman faktor lingkungan luar perusahaan ini kemudian pe rlu dipelajari lebih lanjut pengaruhnya pada berbagai parameter atau variabel pada skala mikro  bisnis perusahaan, khususnya yang mencakup: rencana stratejik, proses bisnis dan

(16)

Pembahasan berikut akan mengulas cakupan permasalahan yang banyak dijumpai pada saat kita melakukan kajian permasalahan lingkungan luar perusahaan  baik yang bersifat ekonomi maupun bersigfat non-ekonomi.

G. Perekonomian Global dan Kerjasama Internasional

Lingkungan eksternal perusahaan yang letaknya paling luar (remote) meliputi  perkembangan perekonomian makro di negara maju, perkembangan kluster bisnis  perusahaan dunia dan berbagai perjanjian internasional yang penting yang telah diratifikasi oleh kelompok negara industri dan negara berkembang di dunia. Kegiatan operasional perusahaan domestik dan swasta asing di Indonesia tidak dapat melepaskan dirinya dari kondisi dan perkembangan perekonomian global dan regional yang terjadi di kawasan Asia Tenggara dan Asia Pasifik. Setiap perubahan yang terjadi di perekonomian negara industri utama, seperti Amerika Serikat, Jepang, Inggris, Jerman, Perancis dan negara besar lainnya akan selalu mempengaruhi gerak  perekonomian di negara kita. Sebagai eksportir produk pertanian dan industri ke negara-negara tersebut, dampak kekuatan perekonomian global sangat terasa pada kemampuan dan keunggulan bersaing produk ekspor yang berasal dari negara kita.

Hal ini beralasan karena perekonomian Indonesia yang bersifat terbuka. Sejak masa pemerintahan Orde Baru, pengusaha Indonesia banyak yang telah memperoleh  berbagai kemudahan yang diberikan oleh Pemerintah. Hal ini mencakup perintisan  pembukaan perjanjian perdagangan dengan para mitra dagang; pemberian sistem insentif dalam kegiatan pemasokan bahan baku dan barang modal secara global (multisourcing); membuka usaha patungan dan mengundang partisipasi modal asing untuk memenuhi kebutuhan pendanaan di dalam negeri. Perekonomian yang sifatnya terbuka ini disamping memberikan manfaat positif bagi perkembangan dunia usaha, sebaliknya dapat memberikan pengaruh lingkungan eksternal yang negatif. Pengaruh yang negatif ini dalam banyak hal berupa ancaman dan dampak yang merugikan pada kinerja perusahaan. Sebagai contoh, krisis perekonomian global akan mempengaruhi stabilitas nilai tukar suatu negara. Kemudian pada gilirannya jika tidak dapat

(17)

dikendalikan akan membawa efek berantai pada kemelut krisis ekonomi dan akan akan meningkatkan risiko negara dan resiko kredit perbankan.

Rincian faktor-faktor perekonomian global yang perlu selalu kita amati dengan seksama dan secara rutin dapat dilihat pada Kotak 1.1. Isu pertama yang banyak didiskusikan dan memiliki pengaruh jangka pendek dan jangka panjang yaitu globalisasi pasar. Globalisasi membuat paradigma berusaha banyak berubah dan  bergejolak. Isu berikutnya adalah masalah mengantisipasi datangnya siklus bisnis, kenaikan harga minyak bumi dan harga komoditi, perubahan strategi pembangunan, selera konsumen dan berbagai kebijakan pemerintah yang penting.

H. Faktor-Faktor Perekonomian Global yang Harus Dimonitor 1. Globalisasi pasar

Globalisasi pasar merupakan gejala dunia yang perlu diikuti. Sebagai contoh,  penyatuan Masyarakat Ekonomi Eropah (European Economic Community)  pada tahun 2000, terbukti telah mempengaruhi kekuatan negosiasi isu  perdagangan dan investasi dari negara anggota EEC dengan Negara Sedang Berkembang. Dalam banyak kasus hasilnya cenderung merugikan di pihak terakhir. Bentuk kerjasama perekonomian lainnya antara lain, Asosiasi Kelompok Produsen Minyak Bumi (OPEC), kerjasama Perekonomian  Negara-Negara Asia Tenggara (ASEAN) dan kerjasama Perekonomian  Negara-Negara Asia Pasifik (APEC) . Kluster kerjasama mereka telah mendorong dan membuat pasar barang, jasa, dan keuangan semakin luas (globalise) dengan pengurangan berbagai hambatan (borderless) dalam  birokrasi perijinan, dan lalulintas modal, pekerja dan tranfer teknologi.

Globalisasi pasar internasional sekarang ini cenderung meluas, menjadi rumit dan sulit dilacak. Proses ini terjadi sedemikian cepat dengan kecenderungan aksi dari berbagai perusahaan raksasa multinasional (MNCs) dan dunia (global firms) mengadakan strategi usaha melalui integrasi, merger maupun kegiatan usaha patungan dengan melintasi batas-batas teritorial antar negara.

(18)

Kepentingan bisnis mereka secara keseluruhan seringkali mengalahkan kepentingan dari perusahaan-perusahaan cabang yang mereka miliki maupun kepentingan partner dagang di negara berkembang. Globalisasi pasar disamping memberikan dampak positif, tidak jarang menghasilkan pengaruh yang negatif untuk perekonomian Indonesia, perkembangan perusahaan menegah dan kecil dan keunggulan bersaing di sektor ekonomi atau industri tertentu.

2. Siklus kegiatan ekonomi

Siklus kegiatan usaha (business cycle) pada tingkat internasional perlu dipelajari dan diamati pergerakannya karena dia memiliki pengaruh pada  permintaan dunia, dan perkembangan perekonomian negara berkembang

seperti Indonesia, India dan China.

Perekonomian dunia pernah mengalami masa depressi (tahun 1920-1930) akibat kejadian perang dunia pertama. Peristiwa perang serupa telah mengakibatkan ekonomi booming seperti pada saat perang dunia kedua (1940-1945) dan perang Korea tahun 1950an. Dalam kasus ini biasanya  permintaan barang dan jasa yang terkait dengan kejadian perang dapat merangsang peningkatan produksi dunia, seperti halnya produksi karet alam,  biji besi dan peralatan komputer. Perang teluk sebagai reaksi invasi Irak ke Kuwait menyumbangkan pengaruhnya terhadap resesi ekonomi dunia, khususnya dimulai dengan negara Amerika Serikat pada tahun 1990.

Disamping ketidakstabilan politik internasional, siklus kegiatan usaha dapat dipengaruhi oleh penemuan-penemuan (komputer, robot dan sebagainya), tingkat inflasi, pengeluaran pemerintah yang cukup besar, dan kepanikan  pasar modal dunia (Wall Street) atas kejadian-kejadian pada tingkat internasional. Perang Irak oleh Amerika Serikat pada bulan April 2003 telah menghasilkan berbagai skenario kemungkinan melemahnya perekonomian negara-negara maju beberapa minggu setelah itu.

(19)

digunakan perkembangan value added, indeks produksi, indeks harga saham atau indikator gabungan lainnya.

Ketidakpastian usaha biasanya akan meningkat pada saat siklus ekonomi mengalami penurunan (recession), yaitu misalnya saat kita memasuki abad millineum, dan kemudian menjadi optimis pada saat siklus ekonomi meningkat (booming).

3. Perkembangan harga minyak

Gejolak harga minyak bumi dunia sangat mempengaruhi posisi keuangan dan likuiditas perekonomian negara Indonesia. Secara mikro, harga minyak bumi dapat mempengaruhi biaya produksi sebagian besar perusahaan yang menggunakan BBM. Seperti diketahui, anggaran belanja negara kita disusun  berdasarkan asumsi harga minyak bumi yang diperoleh. Jadi adanya  peningkatan harga minyak tersebut otomatis akan mempengaruhi peningkatan surplus penerimaan negara. Perubahan kebijakan dan arah alokasi pengeluaran  pembangunan sebagai dampak dari kenaikan harga tersebut perlu selalu

diamati.

Bagi perusahaan, perubahan harga minyak bumi akan mempengaruhi  perubahan dalam biaya perjalanan, biaya pengangkutan, biaya bahan baku

impor, biaya listrik dan biaya hidup karyawan.

4. Perkembangan harga berbagai komoditi pertanian dan barang olahan industry Lingkungan perekonomian global lainnya yang perlu diperkirakan  pengaruhnya terhadap lingkungan bisnis mikro perusahaan di Indonesia mencakup pengeluaran pembangunan di negara maju, perubahan selera/permintaan serta perubahan kebijakan global seperti nilai tukar dari  beberapa mata uang asing yang mendominir pasar uang internasional. Pola  pengeluaran pembangunan seperti di Amerika Serikat, yang cenderung mengarah pada neraca anggaran defisit akan mempengaruhi nilai tukar US dollar terhadap mata uang lainnya. Kita telah mengamati jatuhnya nilai tukar dollar Amerika terhadap Yendaka dalam periode 1994-95, mencapai nilai tukar dibawah 90 Yen per dollarnya.

(20)

Disamping itu perlu diamati ke arah mana anggaran belanja pemerintah tersebut dikeluarkan, karena hal ini dapat mempengaruhi pola permintaan  barang-barang impor yang berasal dari negara berkembang. Apabila  pengeluaran pembangunan ini diikuti pula dengan partisipasi produksi pihak swasta maka tingkat pertumbuhan perekonomian dapat meningkat. Perkembangan ini biasanya akan diikuti dengan perkembangan di sektor konstruksi, real estate dan industri berteknologi maju, sehingga impor bahan  baku dan barang-barang input lainnya dari negara sedang berkembang akan

meningkat.

Permintaan barang dan jasa di negara maju, khususnya barang-barang mewah, dapat berubah dengan bergesernya selera dan pola hidup masyarakat di negara tersebut. Beberapa kegiatan perekonomian yang akan terpengaruh oleh  perubahan iklim yang terjadi setiap tahun secara spesifik di wilayah geografis suatu perekonomian, meliputi permintaan bahan bangunan, pakaian jadi dan kegiatan pariwisata.

Akhirnya, pada era globalisasi nilai tukar mata uang asing cenderung  berfluktuasi terutama mata uang dollar, yendaka, poundsterling, deutchmark dan mata uang asing utama lainnya. Faktor penyebab fluktuasi nilai tukar mata uang ini adalah ketimpangan neraca perdagangan dari dua negara (bilateral), politik anggaran defisit, perkembangan pertumbuhan ekonomi dan ancaman konflik politik internasional. Sampai saat ini lembaga keuangan international IMF tidak sanggup untuk menciptakan stabilitas nilai tukar tersebut, mengingat sebagian besar kendali stok uang internasional berada ditangan para pemilik modal global.

Implikasi ketidakstabilan nilai tukar mata uang ini bagi manajemen keuangan  perusahaan-perusahaan eksportir adalah faktor ketidakpastian dalam memperkirakan arus pendapatan maupun arus biaya dalam satu periode tertentu. Tentunya pemakaian jasa konsultan manajer keuangan internasional sangat disarankan untuk menghindari risiko kerugian dari salah perhitungan

(21)

Kebijakan global yang paling akhir dan diperkirakan akan mempengaruhi kinerja perusahaan publik dan swasta di Indonesia adalah komitmen negara kita dan negara anggota lainnya untuk menjalankan kesepakatan GATT yang dicapai pada Putaran Uruguay di Marrakesh, Marocco pada tanggal 15 April 1994.

Perjanjian GATT sebenarnya memberikan peluang pasar yang lebih besar  bagi Indonesia, khususnya untuk para eksportir yang melempar produk ekspornya ke negara maju dan negara berkembang lainnya. Tetapi dalam hal ini Indonesia harus memberi konsesi bagi negara-negara lain untuk masuk ke  pasar domestik kita. Dalam hal bidang tekstil dan pakaian jadi, pada awalnya dampak persetujuan GATT tidak akan terlalu terasa karena penghapusan kuota masih relatif kecil. Pada tahap akhir, Indonesia akan memasuki era  persaingan secara terbuka dan pengusaha domestik harus waspada terhadap

serbuan negara lain. Undang-Undang anti dumping sudah harus dirumuskan oleh Indonesia sesuai dengan kesepakatan. Demikian pula perusahaan- perusahaan domestik yang memperoleh subsidi dan perlindungan sudah harus

siap bertanding sejajar di kancah persaingan global tanpa proteksi.

Persaingan di kandang sendiri akan segera menjadi realitas dengan disepakatinya ketentuan liberalisasi perdagangan di bidang jasa (GATS). Perundingan-perundingan untuk menuju proses tersebut mengalami kemajuan di beberapa kali pertemuan di Doha. Beberapa tahun ke depan perusahaan, konsultan dan pekerja asing di bidang jasa pendidikan, perbankan dan lembaga keuangan asing akan semakin terbuka di Indonesia. Perkembangan ini perlu diantisipasi oleh perusahaan lokal di industri tersebut dan diperhitungkan dampak positif dan negatifnya pada tiga aspek internal  perusahaan di atas.

5. Perubahan program pembangunan ekonomi di negara industri utama

Kinerja suatu perusahaan akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan pemerintah di bidang ekonomi, moneter, fiskal, perdagangan dan investasi. Perkembangan ekonomi di negara berkembang, seperti halnya di Indonesia

(22)

dipengaruhi juga oleh ketajaman visi, misi dan strategi pembangunan yang dijalankan oleh rezim pemerintahan.

Kita perlu senantiasa memonitor gejolak perekonomian nasional tersebut karena faktor-faktor ini secara langsung dapat mempengaruhi realisasi  pencapaian target bisnis plan, mutu business process dan pencapaian tolok ukur kinerja perusahaan secara berkelanjutan (sutainabled operation). Secara singkat, tingkat kesehatan perekonomian nasional itu sendiri banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor atau indikator ekonomi utama.

6. Perubahan selera dan permintaan musiman

Seperti musim lebaran pasti jumlah permintaan akan pakaian muslim meningkat disbanding dengan bulan lainnya.

7. Isu dan perkembangan Kebijakan ekonomi utama dan perjanjian kerjasama internasional

I. Indikator Ekonomi Utama Yang Menggambarkan Tingkat Kesehatan Perekonomian

1. Tingkat Inflasi dan Harga Kebutuhan Pokok dan BBM

Tingkat inflasi merupakan variabel ekonomi terpenting yang secara langsung mempengaruhi kondisi daya beli konsumen dan struktur biaya produksi  perusahaan. Keduanya akan mempengaruhi kalkulasi perolehan laba di suatu kluster usaha atau satu perusahaan tertentu. Disamping itu tingkat inflasi dapat mempengaruhi kalkulasi pembayaran pajak dari perusahaan.

2. Tingkat Bunga Simpanan dan Kredit

Sedangkan perkembangan tingkat bunga perlu selalu dimonitor oleh  perusahaan mengingat variabel ekonomi utama ini merupakan landasan atau  barometer bagi kegiatan layak atau tidak layaknya suatu usaha (venture) dijalankan. Kemudian variabel lainnya yang perlu dimonitor adalah anggaran  belanja pemerintah. Dunia bisnis di Indonesia pada umumnya sangat terkait dengan kegiatan investasi dan pola pengeluaran pembangunan pemerintah Indonesia, karena kegiatan investasi pemerintah acapkali dapat mempengaruhi

(23)

3. Defisit atau Surplus Neraca Perdagangan

Kegiatan perdagangan luar negeripun di hampir sebagian negara di dunia, termasuk di Indonesia, telah mengambil perannya yang penting dalam memperkokoh perekonomian nasional. Adanya peningkatan kegiatan  perdagangan internasional secara langsung telah mempengaruhi laju  pertumbuhan ekonomi nasional. Lebih lanjut peningkatan volume kegiatan ekspor disamping akan menambah devisa negara juga secara tidak langsung akan mempengaruhi alokasi sumber daya ekonomi pada kegiatan lanjutan di dalam negeri, khususnya dalam bidang pengelolaan kegiatan ekspor dan impor.

4. Anggaran Belanja Pemerintah

5. Tingkat Tabungan Perusahaan/Perseorangan

6. Pendapatan Nasional / Daerah dan Daya Beli Konsumen

Disamping mengevaluasi perkembangan keempat variabel agregat di atas,  pengusaha swasta nasional masih perlu selalu memonitor dan mengevaluasi

dampak dari faktor ekonomi lainnya.

Indikator Ekonomi Lainnya yang Perlu Dimonitor 1. Deregulasi maupun regulasi pemerintah di sektor riil.

2. Restrukturisasi pasar modal, lembaga perbankan dan asuransi

3. Berbagai kebijakan promosi ekspor, investasi dan perdagangan dalam negeri 4. Upaya penyehatan BUMN melalui kebijaksanaan perencanaan, efisiensi dan

 permodalan, dan program privatisasi 5. Kebijakan moneter dan perbankan. J. Berbagai Isu Non-Ekonomi Utama

Isu non-ekonomi utama yang perlu mendapatkan perhatian para pimpinan  perusahaan cukup banyak ragamnya. Menurut penulis jenis ragam isu ini akan terus  bertambah, mengingat kondisi dan perkembangan perekonomian negara kita yang masih akan bergejolak. Pengelompokan isu non- ekonomi secara tersendiri diperlukan mengingat karakter nya yang berbeda dengan permasalahan ekonomi.

(24)

Demikian juga dengan cara melakukan analisis dampaknya yang berbeda. Sebagian isu non-ekonomi beberapa tahun kemudian mungkin akan reda dan tidak lagi menjadi masalah yang perlu ditangani. Tetapi sebaliknya dia perlu ditangani secara serius mengingat efek bola saljunya yang baru timbul beberapa tahun kemudian.

1. Isu Politik dan Hukum

BBerbagai isu dan permasalahan dalam bidang politik, hukum dan perundang-undangan yang secara minimal perlu diketahui dan dimengerti oleh para  pelaku bisnis di negara kita mencakup hal-hal berikut ini:

a. Arah dan stabilitas politik dan keamanan.  b. Ancaman terorisme.

c. Sistem politik yang dianut kabinet suatu pemerintahan.

d. Sikap politik masyarakat yang diarahkan pada industri tertentu seperti yang diatur oleh undang-undang ketenaga kerjaan dalam peraturan tentang ketentuan upah minimum, aksi mogok, dan penanganan tuntutan lainnya. e. Kebijakan politik yang dinyatakan dalam kebijakan harga, program

 pemberian subsidi, peraturan dan etika permainan dalam berusaha.

f. Berbagai sistem perundang-undangan dan peraturan yang ditetapkan oleh lembaga tinggi negara yang mengatur berbagai aspek kegiatan ekonomi, teknis dan operasional.

g. Kegiatan politik menjelang pemilu, aktivitas partai, pola afiliasi politik . h. Kegiatan dan platform politik dari beberapa partai politik utama dan peran

lembaga swadaya masyarakat.

i. Sistem administrasi dan birokrasi yang dijalankan pemerintah pusat dan daerah, kebijakan otonomi dan desentralisasi daerah.

 j. Hak azasi manusia dan perlindungan konsumen.

k. Kebebasan pers dan hak untuk mengemukakan pendapat l. Pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme

(25)

Isu non-ekonomi dalam bidang politik dan keamanan di dalam negeri kita yang sempat mencuat kepermukaan, terutama semenjak negara kita memasuki era reformasi adalah: Konflik sosial di Ambon dan Aceh; teror ledakan bom; rebutan  pengaruh antar partai politik; kebebasan pers dan media; masalah hak azasi manusia; keadilan dan masalah KKN; Sebagian dari isu tersebut sampai saat ini masih belum terselesaikan dan terkatung-katung dalam wacana debat publik yang hangat.

Berbagai isu dan peristiwa meletupnya konflik sosial di negara kita banyak terbukti telah mempengaruhi secara negatif perkembangan perekonomian negara kita. Misalnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang turun ke tingkat rendah 3-4% pada periode 2002-2004 dipengaruhi oleh tingginya risiko politik di negara kita. Hal ini disebabkan antara lain karena belum terselesaikannya permasalahan keamanan di Maluku dan Aceh. Berikutnya, adalah dampak ledakan bom Bali yang selama beberapa tahun telah merongrong perkembangan kegiatan  pariwisata di Indonesia, khususnya gerak perekonomian lokal di kawasan pulau Bali dan sekitarnya. Kelesuan ekonomi dan pengangguran di berbagai wilayah tanah air semakin meningkat dan belum tertangani sampai saat ini.

Kita amati saja bagaimana kluster industri tekstil dan pakaian, industri sepatu, industri kulit, telah kehilangan daya saingnya di pasar global akibat meningkatnya  biaya produksi mereka sejak PLN menaikan tarif listriknya dan dipenuhinya tuntutan para serikat pekerja dalam kenaikan upah. Faktor-non-ekonomi dalam  banyak hal ternyata berperan dalam proses erosi penurunan daya saing  perusahaan tradisional indonesia. .

2. Aspek Teknologi

Daya saing sebagian barang dagangan pengusaha eksportir Indonesia mulai kehilangan daya saingnya di pasar internasional beberapa tahun sejak kejadian krisis perekonomian di Indonesia. Agar produk Indonesia yang berorientasi mnyerap lpangan kerja dapat tetap dapat bersaing di pasar internasional, aspek

(26)

teknologi harus mulai dilihat dan dipertimbangkan sebagai solusi untuk meningkatkan kualitas proses bisnis perusahaan dan pada akhirnya dapat memenangkan persaingan.

Dalam kaitan ini faktor-faktor dibidang teknologi yang perlu dipelajari dampak dan pengaruhnya mencakup hal-hal sebagai berikut :

a. Kejadian penemuan (innovations) ilmiah  b. Adaptasi teknologi yang siap pakai

c. Produk-produk baru yang dilempar ke pasar oleh pesaing d. Perkembangan teknologi barang substitusi

e. Strategi perkembangan teknologi nasional

f. Pengeluaran biaya riset dan pengembangan (R & D) oleh pesaing atau  perusahaan-perusahaan di industry

g. Siklus hidup suatu produk (product life cycle) h. Perkembangan teknologi komputer dan informasi

i. Terobosan-terobosan yang dapat meningkatkan produktivitas yang lebih  baik di bidang input, pengolahan dan pemasaran

 j. Berbagai ramalan pengembangan teknologi di masa depan 3. Isu Demografi, Sosial dan Budaya

Pertimbangan aspek demografi, sosial dan budaya dalam kajian ALB mencakup seluruh perkembangan karakteristik demografi penduduk, urbanisasi, migrasi musiman, perilaku etnis dan adat istiadat, struktur sosial, pola gaya hidup masyarakat kota, persepsi konsumen, pola pembelian konsumen Indonesia, konflik sosial, aspek pencemaran lingkungan alam, kelanjutan lingkungan hidup dan masih banyak faktor lainnya untuk disebutkan satu persatu. Pola gaya hidup konsumen mungkin akan bervariasi antar wilayah tergantung pada latar belakang kebudayaan etnis, demografi, agama, pendidikan dan lokasi geografi.

Kejadian sosial yang sedang mengalami perubahan pada saat ini meliputi masuknya cohort baby boom tahun 1950, 1960 dan 1970 di pasar kerja Indonesia.

(27)

Masuknya mereka ke lapangan kerja dapat mempengaruhi daya beli, pola  pengeluaran dan tuntutan-tuntutan yang berbeda dari suatu cohort terhadap cohort lainnya. Arus modernisasi yang kemudian mempengaruhi tingkah laku dan gaya hidup mereka, serta gejala urbanisasi dan migrasi desa ke kota yang masih  berlanjut perlu dipertimbangkan dengan matang-matang.

Demikian pula kecenderungan masuknya sejumlah besar tenaga kerja wanita di  pabrik-pabrik maupun di perkantoran yang membawa budaya bekerja yang  berbeda menarik untuk diamati. Modernisasi dan kebebasan pers dan media cetak telah mempengaruhi daya beli dan pola belanja sehari-hari dari para pekerja  pabrik, konsumen kelas menengah dan kelompok jet set daerah metropolitan..

Pergeseran-pergeseran komponen kependudukan seperti distribusi menurut umur, distribusi menurut wilayah, struktur umur, struktur pekerjaan, pola migrasi dan  penurunan tingkat mortalitas dan fertilitas harus diamati secara seksama, terutama  pengaruhnya terhadap segmentasi pasar, daya beli dan tingkah laku pengeluaran atas barang dan jasa. Saat ini menarik untuk diamati perjalanan cohort baby boom angkatan 1945 dan 1950, yang sudah mulai memasuki masa pensiun dan  penurunan produktivitas.

K. Metode dan Model Analisis

Pada dasarnya analisis lingkungan bisnis dapat dilakukan dengan berbagai cara, tergantung dari tujuan yang ingin dicapai. Penulis dalam hal ini hanya akan membahas secara singkat beberapa metode analisis yang sering digunakan oleh para akademisi dan praktisi. Metode yang digunakan secara garis besarnya dapat dikelompokkan dalam dua pendekatan:

1. Metode dan model analisis yang digunakan untuk mempelajari  perkembangan, pola dan perubahan dari berbagai faktor eksternal perusahaan.

Contohnya antara lain:

a. Model Five Forces (Porter)  b. Value Chain Analysis

(28)

c. Analisis statististik (anova, faktor, tabel, behaviour, pooling) d. Analisis demografi (life tables, fertility, mortality, cohort)

e. Forecasting untuk cluster(permintaan/penjualan , penawaran, biaya) f. Model dualistis (property development, penyerapan tenaga kerja)

2. Metode analisis yang dipakai untuk mengestimasi besarnya dampak terhadap  parameter atau indikator mikro perusahaan. Contohnya antara lain:

a. Three circles (James Austin)

Masalah utama yang dihadapi oleh banyak pimpinan perusahaan dan  pembuat kebijakan adalah bagaimana melakukan analisis lingkungan secara taktis dan komprehensif. Lingkungan bisnis sejak terjadinya globalisasi dan proses liberalisasi perdagangan dan investasi telah mendorong sengitnya persaingan antar perusahaan pada skala regional dan dunia. Hanya perusahaan-perusahaan yang dapat mengantisipasi  perkembangan ini, dan menginternalkan dampak perubahan dalam manajemen mikro perusahaannya yang diperkirakan akan sukses meraih kemenangan.

James Austin dalam bukunya Managing in Developing Countries sejak dini telah mengantisispasi hal ini dan menyarankan suatu metode analisis lingkungan eksternal yang disebut dengan Analisis Tiga Lingkaran. Ketiga lingkaran ini masing-masing adalah lingkungan luar yang terdekat “lingkungan industri”, kemudian diikuti dengan “lingkungan nasional” dan lingkungan paling luar “lingkungan internasional”

Ketiga lingkungan luar ini perlu kita evaluasi sejauh mana faktor-faktor yang ada di dalamnya dapat mempengaruhi strategi dan kondisi operasi  perusahaan.

Untuk masing-masing telaah di ketiga arena lingkungan luar ini kita dapat mengidentifikasi faktor-faktor dominan yang merupakan motor  penggerak perubahan yang terjadi pada kurun waktu tertentu. Kita dapat  juga menentukan berbagai faktor determinant (triggers) yang

(29)

Faktor-faktor ini terdiri dari berbagai faktor dalam kelompok bidang ekonomi, politik, demografi dan budaya. Pada saat itu teknologi belum merupakan faktor dominan, sehingga Austin memasukkannya ke dalam  bidang ekonomi. Mungkin pada saat ini kita perlu menambah bidang baru

secara tersendiri yaitu bidang teknologi dan informasi.

Faktor ekonomi terdiri dari sumber daya alam, pekerja, modal, infrastruktur, dan teknologi. Sedangkan faktor politik terdiri dari stabilitas, ideologi, kelembagaan politik, dan hubungan politik luar negeri. Faktor  budaya mencakup struktur dan dinamika sosial, perspektif sifat dan karakter manusia, orientasi ruang dan waktu, agama, etnik, gender dan  bahasa. Sedangkan faktor kondisi demografi terdiri dari tingkat  pertumbuhan penduduk, struktur umur, urbanisasi, migrasi dan status

kesehatan.

Perlu kita pahami bahwa masing-masing bidang ini memiliki karakter  perubahan yang berbeda. Faktor ekonomi diperkirakan akan berubah

setiap 1 sampai dengan 3 tahun sekali. Sedangkan faktor teknologi  berubah setiap 1 sampai dengan 2 tahun sekali. Faktor-faktor dibawah  bendera bidang politik diperkirakan berubah setiap 5 tahun sekali. Selanjutnya jangka waktu perubahan akan semakin lama untuk perubahan kondisi demografi (setiap 5 sd 10 tahun sekali) dan aspek budaya dan sosial masyarakat setiap puluhan tahun sekali. Faktor-faktor non ekonomi ini banyak dijumpai di bidang politik, demografi dan budaya.

Manager perusahaan perlu mengerti bagaimana masing-masing faktor yang relevan dari masing-masing bidang ini saling berkaitan satu dengan lainnya, dan sejauh mana mereka memiliki pengaruhnya pada strategi dan kegiatan operasi perusahaan yang sedang dijalankan terhadap kegiatan usaha bisnisnya.

Pada tingkatan kluster industri, manager harus mengerti kondisi  persaingan yang sedang dihadapi oleh perusahaan. Skenario kondisi  persaingan ini akan semakin jelas jika kita menggabungkan berbagai

(30)

kepentingan (interest) dari berbagai kelompok kelembagaan (perusahaan MNC, BUMN, kelompok bisnis, perusahaan lokal SMEs, dan sektor informal) dalam percaturan persaingan usaha. Dalam melakukan analisis kluster industri James Austin menggunakan model Five Forces dari Michael Porter.

Beberapa pengamatan terpenting tentang perubahan jangka menengah di negara berkembang (NSB), yang diperoleh dengan menggunakan analisis three crircles:

1) Permintaan konsumen di NSB akan didominasi oleh produk dan jasa yang sifatnya masal dan berkaitan dengan derived demand akibat  peledakan penduduk.

2) Keunggulan biaya upah buruh akan bergeser dari negara maju ke NCB sehingga akan mendorong proses mobilitas kapital, teknologi dan  proses produksi sarat tenaga kerja ke NSB.

3) Kualitas pendidikan akan tetap kurang mendapatkan perhatian mengingat anggaran yang terbatas.

4) Pertanian dan kecukupan pangan akan merupakan permasalahan di negara NSB

5) Barang-barang industri akan meningkat permintaannya, sejalan dengan  prioritas pemerintah pada pembangunan industry

6) Transfromasi teknologi akan berlanjut dalam beberapa dekade ke depan

7) Phenomena globalisasi akan berlanjut dan semakin tak terbendung. 8) Masalah krisis hutang luar negeri akan merupakan permasalahan bagi

 NSB, dengan berbagai penyelesaian melalui program penghapusan, konversi, repayments dan restrukturisasi.

 b. Four in One (Baron)

Berbeda dengan metode analisis yang pertama, metode analisis yang dikenal dengan analisis Four in One ini cocok diaplikasikan untuk

(31)

lingkungan luar perusahaan. Metode ini dikemukakan oleh David Baron dalam bukunya Business and Its Environment.

Efektivitas suatu perusahaan yang dalam hal ini direfleksikan dengan kemampuan manager dan sistem internal perusahaan menangani berbagai isu non-pasar sangat tergantung pada interaksi perusahaan dengan  berbagai pelaku diluar perusahaan (seperti perseorangan, organisasi dan lembaga publik dan masyarakat). Tugas utama manager adalah memperkirakan sejauh mana perubahan-perubahan isu non-ekonomi ini  benar-benar merupakan semacam ancaman atau sebaliknya dapat

memberikan kesempatan untuk perusahaan.

Isu pasar pada dasarnya merupakan suatu permasalahan non-ekonomi yang akan mempengaruhi orang, kelompok , atau organisasi. Isu ini akan menjadi bahan perhatian mereka. Isu non pasar tidak dapat diinternalisasikan dengan kebijakan perusahaan melalui proses kontrak, integrasi vertikal atau sistem pertukaran yang saling menguntungan.

Komponen lingkungan non pasar pada intinya terdiri dari 4 komponen, yang dikenal dengan 4 I’s atau Four in one: Issue (non market), Institutions, Interest dan Information. Belakangan Baron mengelompokannya menjadi tiga saja dengan menghilangkan information. Kita sebagai pimpinan perusahaan jika akan menangani suatu  permasalahan isu non-pasar, perlu mengerti benar keterkaitan ke empat

aspek I’s ini.

Isu non pasar pada awalnya akan diprofokasi oleh segelintir orang/organisasi/ lembaga. Kemudian melalui proses porpaganda informasi di antara mereka yang pro terhadap isu tersebut dapat mengumpulkan para pengikut baru untuk berpihak pada kepentingan mereka. Dalam hal ini kita diminta untuk secara jeli melakukan analisis kepentingan politik dari masing-masing aktor pelaku. Selanjutnya kita dapat melakukan pertimbangan sejauh mana isu tersebut perlu ditangani secara serius. Tentunya motivasi dari para aktor politik yang mengibarkan

(32)

isu perlu teridentifikasi dan dipelajari lebih lanjut dampaknya pada aksi yang akan diperbuat oleh masing-masing aktor.

Isu yang benar-benar diperkirakan akan mempengaruhi kelangsungan hidup perusahaan harus segera ditangani melalui kebijakan non-ekonomi. Misalnya dengan melakukan public hearing, perang informasi, atau membentuk kesepakatan dengan para aktor yang memprromosikan isu tersebut.

Dalam melakukan proses penyelesaian sengketa kita perlu dibekali dengan berbagai latar belakang pengatahuan dan taktik dalam opini  publik, public relations,

c. Analisis SWOT Strategic Management

Analisis dampak pengaruh lingkungan luar terhadap bisnis banyak dijumpai dalam literatur manajemens stratejik Pendekatan ini mencoba menganalisis pengaruh lingkungan eksternal dalam dua tahapan kebutuhan. Kebutuhan pertama, analisis tersebut dilakukan pada saat  perusahaan akan memulai proses penyusunan business plan, termasuk  pada saat perusahaan akan melakukan revisi atas rencana bisnis tersebut. Kebutuhan kedua, analisis dampak lingkungan eksternal yang dilakukan  pada saat pelaksanaan kegiatan perusahaan, misalnya melihat sejauh mana  pengaruh perubahan ingkungan luar terhadap business process atau k inerja  perusahaan.

Pada kedua kebutuhan ini prosedur yang dilakukan hampir mirip, yaitu mencakup kegiatan berikut ini (lihat Diagram di halaman selanjutnya): 1) Mengidentifikasi sebanyak mungkin berbagai faktor lingkungan luar

(biasanya antara 30 sampai dengan 60 butir pernyataan) tentang kondisi lingkungan eksternal perusahaan yang diperkirakan dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi perusahaan.

2) Lingkungan luar yang dievaluasi terdiri dari faktor-faktor ekonomi dan non-ekonomi pada tingkatan perekonomian internasional dan

(33)

undangan, perkembangan teknologi dan perubahan demografi, sosial dan budaya.

3) Mengidentifikasi (sekitar 10 sampai dengan 20 butir pernyataan) tentang faktor-faktor yang diperkirakan dapat mempengaruhi kondisi  persaingan dalam kluster industri yang dihadapi perusahaan. Untuk membantu proses ini dapat digunakan model strategic positioning dari Michael Porter, model cluster analysis, atau model struktur persaingan  pasar dalam ilmu ekonomi manajerial.

4) Setelah terkumpul seluruh butir pernyataan tersebut yang menggambarkan baik kondisi maupun perubahan faktor lingkungan eksternal perusahaan, kemudian didiskusikan secara kelompok relevansi dan bobot masing-masing butir pernyataan. Proses ini diakhiri dengan pemilihan sekitar 10 sampai dengan 20 variabel dominan lingkungan luar, yang diperkirakan akan berperan mempengaruhi pencapaian visi , misi , strategi, business process dan kinerja perusahaan,

5) Prosedur selanjutnya adalah melakukan proses identifikasi dari  berbagai peluang dan ancaman hasil ekstrapolasi dari variabel dominan tersebut. Tahapan ini diakhiri dengan penulisan skenario pemanfaatan  peluang dan cara-cara menangani berbagai kendala yang

teridentifikasi,

6) Regression analysis (demand elasticity, cost curve, impact) 7) Screnario writing (demography, macroeconomics, technology) 8) Analisis input-output (sectoral impact, regional forecasting)

(34)

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN 3.1. Kesimpulan

Dalam melakukan usaha tidak hanya memperhitungkan laba tetapi juga harus memperhitungkan dampak lingkungan yang akan diakibatkan oleh usaha yang kita  jalani

3.2. Saran

Sebelum melakukan usaha bisnis harus dilakukan studi dampak lingkungan (Amdal) dan studi kelayakan. Dan pemerintah diharapkan lebih aktif dalam  pengendalian dampak lingkungan.

(35)

Daftar Pustaka

(1) John A Pearce dan R. Robinson, 1988. Strategic Management, Illinois: Irwin. (2) Arnoldo C. Hax dan Nicolas S. Majluf, 1984. Strategic Management : An Integrative Perspective, New Yersey : Prentice-Hall.

(3) Leslie W. Rue dan Phyllis G. Holland, 1989. Strategic Management : Concept and Experience, New York : Mc. Graw-Hill.

(4) Alvin Toffler, 1980, The Third Wave, New York : William Morrow and Company Inc.

(5) John Naisbitt & Patricia Aburdene, 1990. Mega Trends 2000, New York : William Morrow and Company Inc.

(6) Richard I. Mann. 1994. The Culture of Business in Indonesia, Toronto : Gateway Books.

(7) Subroto. 1995. “The 21st Century, Challenges and Opportunities in the Oil and Gas Sector”. Makalah Pidato disampaikan pada Konperensi Prospek Energi di Indonesia, Houston, 7-9 Desember.

(8) Kenichi Ohmae. 1995. The End of The Nation State: The Rise of Regional Economies. New York : The Free Press.

(9) Miranda Goeltom. 1995. “Ringkasan Ekonomi Makro”. Modul Pelatihan Lembaga Management FEUI.

(10) Anwar Nasution. 1995. Lalulintas Modal dan Kebijaksanaan Moneter Dalam Era Keterbukaan. Pidato Pengukuhan Guru Besar FEUI Tanggal 10 Agustus.

(11) Michael A. Hitt, R.D. Ireland, Robert E. Hoskisson. 1995. Strategic Management : Competitiveness and Globalization. Minneapolis: West Publishing Co.

Referensi

Dokumen terkait

(d) Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama

Penelitian yang dilakukan oleh Maria (2012) mengatakan bahwa tidak ada hubungan antara pola makan dengan jenis kelamin pada anak, sementara OR = 1,370 menunjukkan

Hasil dari penelitian ini memberikan arahan perlunya optimalisasi peran pemerintah Kabupaten Bantul dalam melestarikan batik serta mendorong pengembangan pengrajin batik

d) Menurut ulama Hanafiyah, apabila harta yang dihibahkan itu berbentuk rumah harus bersifat utuh, sekalipun rumah itu boleh dibagi. Akan tetapi ulama Malikiyah,

Based on the external referential meanings of wunu lexicons in traditional medicine, LioEnde Flores concluded that based on the classification of the type of color, leaf category

Berdasarkan tabel 3 di atas dapat dike- tahui bahwa korelasi antara unit kerja/ kerjasama dengan penerapan patient safety adalah bermakna dengan nilai korelasi.. Spearman

[r]

Menyatakan Pasal 15 beserta lampiran huruf a Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 itu tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat dengan segala akibat hukumnya, sepanjang tidak