• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN RUAS LINGKAR PULAU MARSELA PROVINSI MALUKU BARAT DAYA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN RUAS LINGKAR PULAU MARSELA PROVINSI MALUKU BARAT DAYA"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, FT - UNPAK 1

ANALISA PRODUKTIVITAS ALAT BERAT PADA PEMBANGUNAN JALAN RUAS

LINGKAR PULAU MARSELA PROVINSI MALUKU BARAT DAYA

Ika Aoliya

1)

, Puji Wiranto

2)

, Arif Mudianto

3)

Abstrak

Pemilihan alat berat yang akan digunakan sangat berpengaruh pada kelancaran suatu proyek konstruksi. Alat berat yang digunakan harus tepat sehingga proyek/pekerjaan dapat berjalan lancar. Penelitian ini dibatasi pada masalah produktivitas dan perkiraan biaya operasional alat yang berkaitan dengan kombinasi alat bulldozer D 55 AX, excavator PC 50, dan dump truck HINO 260 FM, Adapun Produktivitas excavator untuk pekerjaan galian dan timbunan tanah, untuk tanah biasa didapat sebesar 79.90 m3/jam dengan membutuhkan alat sebanyak 1 unit dan untuk galain tanah batu sebesar 48,60 m3/jam dibutuhkan alat sebanyak 1 unit. Produktivitas dump truck untuk pekerjaan galian tanah biasa sebesar 28.01 m3/jam sibutuhkan alat sebanyak 3 unit , untuk tanah berbatu sebesar 19.80 m3/jam dibutuhkan alat sebanyak 3 unit. Produktivitas dump truck untuk pekerjaan timbunan tanah biasa sebesar 29.63 m3/jam dibutuhkan alat sebanyak 3 unit, untuk timbunan tanah berbatu sebesar 21.56 m3/jam dibutuhkan alat sebanyak 3 unit. Produktivitas bulldozer pada pekerjaan timbunan tanah untuk perataan tanah biasa sebesar 161.58 m3//jam dibutuhkan alat sebanyak 1 unit dan untuk perataan tanah berbatu sebesar 188.51 m3/jam dibutuhkan alat sebanyak 1 unit.

Kata kunci : excavator, dump truck, bulldozer, produktivitas, harga alat

I. PENDAHUAN

1.1. Latar Belakang

Alat berat merupakan faktor penting di dalam proyek-proyek konstruksi dengan skala yang besar maupun kecil. Namun bila skala pekerjaan cukup besar dan membutuhkan kecepatan dalam pelaksaan pekerjaan, maka pekerjaan tanah tersebut dilakukan dengan cara mekanis atau dengan kata lain menggunakan bantuan tenaga mesin atau peralatan mekanis lainnya (alat-alat berat) .

Tujuan penggunaan alat berat tersebut untuk memudahkan manusia dalam mengerjakan pekerjaan sehingga hasil yang diharapkan dapat tercapai dengan lebih mudah pada waktu yang relatif lebih singkat.

Alat yang umum dipakai didalam proyek konstruksi antara lain dozer, alat gali diantaranya backhoe, front shovell, dumshell, alat pemuat diantaranya loader, alat pengangkut seperti truck. Alat pemadat tanah diantaranya roller dan compactor, dan lain-lain.

Pemilihan alat berat yang akan digunakan sangat berpengaruh pada kelancaran suatu proyek konstruksi. Kesalahan pemilihan alat

berat dapat mengakibatkan proyek tidak berjalan lancar, sehingga dapat mengakibatkan kebutuhan biaya yang akan membengkak, produktifitas yang kecil dan tenggang waktu yang di butuhkan untuk pengadaan alat berat yang tidak sesuai bahkan lebih lama.

1.2. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan tugas akhir ini adalah memperhitungkan kembali produktivitas dan kebutuhan alat berat yang dipergunakan pada pelaksanaan proyek yang sedang berjalan serta biaya operasional alat tersebut yang sebelumnya telah direncanakan oleh konsultan.

Tujuan adalah untuk mendapatkan hasil perhitungan produktivitas alat, jumlah alat yang dibutuhkan dan harga biaya alat tersebut.

1.3. Ruang Lingkup dan Batasan Masalah

Ruang lingkup penulisan ini hanya dibatasi pada masalah manajemen peralatan dan perkiraan biaya alat yang berkaitan dengan produktivitas dari kombinasi alat bulldozer D

(2)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, FT - UNPAK 2 55AX, excavator PC 50, dan dump truck

HINO 260 FM, yang dipergunakan pada proyek atau pekerjaan ruas jalan Lingkar Pulau Marsela Provinsi Maluku.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Jasa Penjualan

Agen penjual (dealer) yang bonafide umumnya melengkapi diri dengan tenaga mekanik yang terlatih, peralatan yang cukup, dan fasilitas untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan pemeliharaan, serta masa jaminan. Penjual umumnya memiliki instrumen lengkap untuk memeriksa kondisi peralatan dan membandingkannya dengan kriteria atau standar yang ditentukan oleh pabrik peralatan. Oleh karna itu, sebelum menentukan membangun atau tidaknya fasilitas pemeliharaan sendiri, kontraktor atau pemilik proyek hendaknya mensurvai dan mengkaji total biaya dan segala sesuatu yang berkaitan dengannya, seperti merekut dan mengkaji tenaga mekanik, membangun bengkel, persediaan suku cadang, overhead, dan masa perbaikan yang mungkin lebih lama dibanding bila dilakukan oleh bengkel penjual.

2.2. Persedian Suku Cadang

Guna mencegah berhentinya oprasi alat-alat konstruksi berkepanjangan, diperlukan persediaan (inventory) suku cadang. Jenis dan volumenya amat dipengaruhi oleh letak lokasi proyek. Di daerah terpencil yang jauh dari agen penjualan (dealer) ataupun bengkel-bengkel lain, jenis dan volume persedian suku cadang akan meningkat. Bila daerah lokasi proyek berada di daerah yang telah maju, di mana tersedia banyak agen penjual dan bengkel, maka pertama-tama kontraktor hendaknya mengadakan kontrak dengannya untuk mengetahui sejauh mana jasa dan fasilitas yang tersedia. Bila memungkinkan, kontraktor hanya perlu menjaga persedian suku cadang bagi perbaikan sehari-hari, dan bagian-bagian yang sudah diperkirakan akan dipakai dalam waktu dekat.

2.3. Produksi dan Durasi Pekerjaan

Dalam menentu durasi suatu pekerjaan maka hal-hal yang perlu di ketahui adalah volume

pekerjaan dan Produktivitas alat tersebut. Produktivitas alat bergantung pada kapasitas dan waktu siklus alat. dasar untuk mencari Produktivitas alat adalah:

Produktivitas =kapasitasCM (sumber: Sjachdirin, 1998)

Untuk memperoleh cycle time (CM) diperlukan sebagai berikut:

Cm = TL + TH + TD + TR + TW Dimana :

Cm = siklus waktu (cycle time) detik TL = waktu pemutaran (detik) TH = waktu pengangkutan (detik) TD = waktu menumpahkan (detik) TR = waktu kembali (detik) TW = waktu menunggu (detik)

Untuk menghitung jumlah alat-alat lainnya gunakan (Sjachdirin, 1998)

𝑗𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑎𝑙𝑎𝑡 =𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑉𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑎𝑙𝑎𝑡 Setelah jumlah masing-masing alat diketahui maka selanjutnya perlu dihitung durasi pekerjaan alat-alat tersebut. Salah satunya cara dengan menentukan berapa Produktivitas total alat setelah dikalikan jumlahnya. Kemudian dengan menggunakan Produktivitas jumlah alat maka durasi dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut. (Sjachdirin, 1998)

𝑑𝑢𝑟𝑎𝑠𝑖 = 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑡𝑒𝑟𝑘𝑒𝑐𝑖𝑙𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑝𝑒𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎𝑎𝑛

2.4. Elevasi Letak Proyek

Elevasi berpengaruh terhadap hasil kerja mesin, karena kerja mesin dipengaruhi oleh tekanan dan temperatur udara luar. Berdasarkan pengalaman, kenaikan 1000 ft (300 m) pertama dari permukaan laut, tidak akan berpengaruh pada mesin-mesin empat tak; tetapi untuk selanjutnya setiap kenaikan 1000 ft ke dua (dihitung dari permukaan laut) HP rata-rata berkurang sebesar + 3%; sedangkan pada mesin-mesin dua tak, penurunannya sebesar 1%.

2.5. Efisiensi Operator

Faktor manusia sebagai operator alat sangat sukar ditentukan dengan tepat, sebab selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu, bahkan

(3)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, FT - UNPAK 3 dari jam ke jam, tergantung pada keadaan

cuaca, kondisi alat yang dikemudikan, suasana kerja dan lain-lain. Biasanya memberikan perangsang dalam bentuk bonus dapat mempertinggi efisiensi operator alat. Dalam kerja seorang operator tak akan dapat bekerja selama 60 menit secara penuh, sebab selalu ada hambatan-hambatan yang tak dapat dihindari seperti pergantian komponen yang rusak, memindahkan alat ke tempat lain, dan sebagainya..

2.6. Klasifikasi Alat

Alat berat dapat dikategorikan ke dalam beberapa klarifikasi. Klarifikasi tersebut adalah klarifikasi alat berat dan klarifikasi operator alat berat.

2.7. Klarifikasi Fungsional Alat Berat

Klarifikasi fungsional adalah pembagian alat berdasarkan fungsi-fungsi utama alat. Berdasarkan fungsi alat berat dapat dibagi sebagai berikut :

a. Alat penggali, sepeti excavator, front shovel, backhoe, dragline, dan clamshell. b. Alat pengangkut material, seperti balt

truck dan wagon.

c. Alat pemindah material. Seperti loader dan dozer.

d. Alat pemadat, seperti tamping roller, pneumatic-tired roller, compactor, dan lain-lain.

2.8. Klasifikasi Operasional Alat Berat

Alat-alat berat dalam pengoprasiannya dapat dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain atau tidak dapat digerakan (statis). Jadi klarifikasi alat berdaasarkan penggerakanya dapat dibagi menjadi berikut :

a. Alat dengan penggerak, seperti crawler atau roda kelabang dan ban karet.

b. Alat statis, seperti tower crane, batching plant, dan crasher plant.

2.9. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan alat berat

Pemiihan alat berat yang tepat pada tahap peracanaan merupakan faktor penentu. Tidak semua jenis alat berat dapat digunakan unutk setiap tahap konstruksi. Kesalahan pemilihan alat berat dapat berakibat terlambatnya

pelaksanaan proyek yang mengakibatkan membengkaknya biaya konstruksi. Untuk itu pengetahuan atas fungsi dan spesifikasi alat berat memegang peranan penting dalam pemeliharan alat berat yang benar-benar tepat. Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam pemilihan alat berat antar lain:

1. Fungsi yang akan dilaksanakan, alat berat yang digunakan disesuaikan dengan funginya terhadap pekerjaan yang akan dilaksanakan.

2. Kapasitas peralatan, kesesuaian kapasitas pekerjaan dengan kapasitas alat merupakan hal yang penting untuk meminimalisir biaya konstruksi.

3. Cara pengoperasian, alat berat disesuaikan dengan mobilitas (arah gerak, kecepatan, siklus gerak dll) yang telah ditetapkan.

4. Ekonomi, pemilihan alat juga harus mempertimbangkan biaya investasi atau sewa, biaya operasional, dan biaya pemeliharaan.

5. Jenis proyek, pada jenis proyek yang berbeda, akan digunakan jenis alat berat yang berbeda pula.

6. Lokasi proyek, lokasi proyek juga akan mempengaruhi pemilihan alat berat yang digunakan.

7. Jenis dan kekuatan tanah, kekuatan tanah serta jenis tanah yang akan diolah juga mempengaruhi pemilihan alat berat yang digunakan.

8. Kondisi lapangan, kondisi lapangan yang sulit akan berbeda dengan kondisi lapangan yang standar dalam pemilihan alat.

2.10. Efisiensi kerja

Dalam merencanakan suatu proyek, Produktivitas per jam dari suatu alat yang diperlukan adalah Produktivitas standar dari alat tersebut dalam kondisi ideal dikalikan dengan suatu faktor. Faktor tersebut dinamakan efisiensi kerja. Efisiensi kerja tergantung pada banyak faktor seperti: topografi, keahlian, oprator, pemilihan standar pemeliharaan dan sebagainya yang menyangkut operasi alat. Dalam kenyataanya memang sulit untuk menentukan besarnya efisiensi kerja, tetapi dengan dasar pengalaman-pengalaman dapat ditentukan efisiensi kerja yang mendekati kenyataan .

(4)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, FT - UNPAK 4 Kondisi kerja kergantung dari hal-hal berikut

dan keputusan terakhir harus diambil dengan memperhitungkan semua hal tersebut dibawah ini:

a. Apakah alat sesuai dengan tofografi yang bersangkutan

b. Kondisi dan pengaruh lingkungan seperti ukuran medan dan peratan cuaca saat itu dan penerangan pada tempat dan waktu yang diperlukan.

c. Pengaturan kerja dan kombinasi kerja antara peralatan dan mesin.

d. Metode operasional dan perencanaan persiapan.

e. Pengalaman dan kepandaian operator dan pengawas untuk pekerjaan termasud. Hal-hal berikut harus diperhatikan dalam pelaksanaan pemeliharaan peralatan:

a. Penggantian pelumas dan grease (gemuk) secara teratur.

b. Kondisi peralatan pemotong (blade, bucket, bowl, dan sebagainya).

c. Persedian suku-suku cadang yang sering diperlukan untuk peralatan yang bersangkutan.

2.11. Macam-macam alat berat pada proyek konstruksi

Pada setiap proyek atau pekerjaan ada keunikan dimana tidak semua alat berat perlu dipakai di proyek tersebut. Jenis-jenis proyek yang pada umumnya menggunakan alat berat adalah proyek gedunng, pelabuhan, jalan, dam, irigasi, dan lain-lain.

2.12. Proyek Gedung

Alat berat yang umum dipakai di dalam proyek gedung adalah

a. pemancang tiang (pile driving),

b. alat penggali excavator yang digunakan untuk penggalian basement,

c. crane untuk pemindahan material secara vertikal,

d. truck untuk pengangkutan material secara horizontal,

e. Concrete mixer truck sebagai pengangkut campuran beton.

f. Alat pemadat juga sering digunakan untuk memadatkan tanah di sekitar basement. g. concrete mixer, dan lain-lain.

2.13. Proyek jalan

Proyek jalan pada umumnya mengunakanalat gali, truck, dozer, grader, alat pemadat, loader, dan lain-lain. Alat gali digunakan untuk menggali saluran disekitar badan jalan. Bulldozer berfungsi untuk mengupas tanah dan grader untuk membentuk permukaan tanah. Loader digunakan sebagai pemuat tanah ke dalam truck. Untuk jalan dengan pekerasan lentur digunakan asphalt mixing plant yang berfungsi untuk mencampurkan bahan campuran aspal yang kemudian disebarkan, diratakan, dan dipadatkan dengan mengunakan asphalt finisher. Sementara itu, untuk pekerasan kaku beton diolah dengan mengunakan concrete bacthing plant yang kemudian dipindahkan dengan mengunakan truck mixer.

2.14. Koordinasi alat-alat berat yang digunakan

a Excavator atau backhoe

Excavator/backhoe termasuk alat penggali hidraulis memiliki backet yang dipasang di depannya, yang dimaksud dengan alat penggali hidraulis adalah alat yang bekerja karena adanya tekanan hidraulis pada mesin di dalam pengoprasiannya. Alat penggeraknya adalah traktor dengan roda ban atau crawler. Backhoe bekerja dengan cara mengerakan bucket ke arah bawah dan kemudian menariknya menuju badan alat.

Dengan demikian dikatakan bahwa backhoe menggali material yang berada di bawah permukaan tempat alat tersebut berada. Pada perhitungan dalam mencari Produktivitas backhoe dipakai (Sjachdirin, 1998)

𝑄 = 𝑞 𝑥 3600 𝑥 𝐸 𝐶𝑚 Dimana :

Q = Produktivitas per jam (m3/jam) q = Produktivitas per siklus (m3)

q1 = kapasitas penuh backet backhoe (m3) k = faktor bucket

Cm = waktu (detik) E = efisiensi kerja

b Dump truck

Alat pengangkut atau lebih sering disebut dump truck mempunyai fungsi untuk mengangkut material seperti tanah, pasir, batuan untuk proyek konstruksi. Pemilihan jenis pengangkutan bergantung pada kondisi

(5)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, FT - UNPAK 5 lapangan, volume material, waktu dan

biaya.kapasitas bak penampung truck terdiri dari struck capacity (kapasitas peres) dan heaped capacity (kapasitas menunjang). Struck campacity adalah kapasitas alat yang muatannya mencapai ketinggian dari bak penampung. Jenis material yang lepas dengan daya letak rendah seperti pasir dan krikil umumnya tidak bisa menggunung, jadi pengangkutannya dalam kapasitas peres. Heaped capacity adalah kondisi muatan mencapai ketinggian lebih dari ketinggian bak. Karena tanah liat mempunyai daya lekat antar butir yang cukup besar maka kapasitas pengangkutan tanah liat dapat mencapai kapasitas.

Untuk menghitung jumlah produksi per jam dari dump truck yang melakukan pekerjaan secara terus menerus digunakan sebagai berikut (sumber Joetata Hadihardaja, 1998)

𝑄 = 𝐶 𝑥 60 𝑥 𝐸 𝐶𝑚

Dimana untuk mencari nilai c maka digunakan :

𝐶 = 𝑞 𝑥 𝑘 Keterangan :

Q = Produktivitas (m3/jam) C = Produktivitas per siklus (m3) E = efisiensi kerja dump truck Cm = waktu siklus dump truck (min) M = jumlah dump truck yang bekerja q = kapasitas bucket (m3)

k = faktor bucket

Untuk menghitung cycle time dibutuhkan beberapa perhitungan terlebih dahulu seperti ( Sjachdirin, 1998) waktu muat (TL) 𝑇𝐿 = 𝐶𝑑 𝑞𝐼 𝑥 𝑘 𝑥 𝐶𝑚... ( 2.18.) ( Sjachdirin, 1998) Dimana:

Cm = siklus waktu (cycle time) Cd = kapasitas damp truck (m3) ql = kapasitas bucket alat pemuat (m3) K = faktor kapasitas bucket

waktu tempuh

TH = D/V1... ( 2.19.) ( Sjachdirin, 1998) Dimana:

D = jarak angkut (meter)

V1 = kecepatan rata-rata saat muatan penuh (m/menit)

waktu bongkar muat (TD)

Dimana bisa diperkirakan dan ini tergantung dari lokasi penumpahan.

waktu untuk kembali (TR)

TH = D/V2... ( 2.20.) ( Sjachdirin, 1998) Dimana:

D = jarak angkut (meter)

V2 = kecepatan kembali saat muatan kosong (m/menit)

Beberapa pertimbangan (keuntungan dan kerugian) yang harus diperhatikan dalam pemilihan ukuran truk adalah sebagai berikut :

Truk kecil

Beberapa pertimbangan penting untuk menentukan pemilihan truk besar atau kruk kecil yang akan digunakan antara lain : 1. Lebih lincah dalam beroperasi. 2. Lebih mudah mengoperasikannya. 3. Lebih fleksibel terhadap jalan kerja

lebih sederhana.

4. Penyesuaian terhadap kemampuan backhoe lebih mudah

5. Jika salah satu truk dalam unit angkut tidak bekerja, tidak ada masalah terhadap total produksi.

6. Lebih banyak supir operatornya.

Truk besar

Keuntungan yang didapat dengan menggunakan truk berukuran besar adalah sebagai berikut :

1. Untuk kapasitas yang sama dengan truk kecil, jumlah unit truk besar lebih sedikit.

2. Sopir atau crew yang digunakan lebih sedikit.

3. Cocok untuk angkutan jarak jauh. 4. Pemuatan dari backhoe lebih mudah

sehingga waktu yang diperlukan lebih sedikit.

5. Waktu yang dibutuhkan damp truk untuk mengambil posisi dimuat kembali (TW), dimana bisa dipekirakan dan ini tergantung dari lokasi pemuatan.

c Bulldozer

Dalam melaksanakan pekerjaan pemindahan tanah mekanis dengan mengunakan alat-alat berat. Bulldozer adalah suatu alat dimana traktor menjadi alat penggerak sekaligus juga

(6)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, FT - UNPAK 6 tempat dudukan alatnya. Kadang-kadang

bulldozer juga disebut traktor yang diberikan suatu alat tambahan yang berupa pisau pendorong. Berdasarkan bladenya dozer dapat dibagi menjadi :

1. Universal blade (U-Blade)

Universal Blade pada umumnya digunakan untuk keperluan reklamasi tanah (land reclamation) dan pekerjaan penyediaan bahan (stock pile work). Hal ini dimungkinkan karna bentuk blade aga melengkung sehingga bulldozer dapat mendorong muatan lebih banyak, cocok untuk mendorong tanah non kohesif.

2. Stright Blade (S-Blade)

Blade ini paling cocok untuk digunakan di segala macam medan (heavy duty blade)banyak di gunakan untuk mendorong material cohesive, penggalian struktur dan penimbunan dengan memiringkan blade, ujung blade dapat berfungsi untuk menggali tanah keras atau boulder dan lain-lain.

3. Angling Blade (A-Blade)

Angle blade biasanya digunakan untuk membuang muatan kesamping, pembukan jalan perintis, menggali saluran. Sangat efektif untuk pekerjaan side hill cut atau back filling.

4. Cushion Blade (C-Blade)

Blade ini dilengkapi dengan rubber cushion atau bantalan karet untuk meredam tumbukan. Biasanya blade ini digunakan untuk pemeliharaan jalan dan pekerjaan dozing lainnya.

Untuk menghitung jumlah produksi per jam dari bulldozer yang melakukan pekerjaan secara terus menerus digunakan sebagai berikut (sumber Joetata Hadihardaja, 1998)

𝑄 =𝑞 𝑥 60 𝑥 𝑘 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝐶𝑚

Produksi per siklus

Produksi kerja bulldozer pada saat penggusuran adalah sebagai berikut :

Produksi (q) = L x H² x a Dimana :

L = lebar blade/ sudut (m/yd) H = tinggi blade (m)

a = faktor blade

Untuk menghitung Produktivitas standar dari bulldozer, volume tanahyang dipindahkan dalam satu siklus dianggap sama dengan lebar sudu x (tinggi sudut)². Pada kenyataannya dilapangan produksi persiklus akan berbeda-beda tergantung dari jenis tanah sehingga faktor sudu perlu disesuaikan karena pengaruh tersebut. 1. Waktu siklus 𝑐𝑚 = 𝐷 𝐹 𝑥 𝐷 𝑅+ 𝑍 (𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡) Dimana :

D = jarak angkut/gusur (meter) F = kecepatan maju (m/menit) R= kecepatan mundur (m/menit) Z= waktu ganti persnelling (menit)

Kecepatan maju berkisar antara 3-5 km/jam dan kecepatan mundur berkisar antara 5-7 km/jam. jika menggunakan mesin dengan torqflow, kecepatan maju diambil 75% maksimum, dan mundur 85% kecepatan maksimum.

2.15. Analisa Biaya

Dalam memperoleh alat berat ada tiga cara yang umum digunakan yaitu: membeli, sewa beli (leasing) dan menyewa. Perbedaan diantara cara-cara tersebut terdapat biaya total untuk memperoleh alat dan bagaimana cara pembayaran biaya tersebut selama priode tertentu.

2.16. Cara sewa

Menyewa suatu peralatan dapat dikatakan ekonomis bila jumlah pekerjaan terbatas/sedikit atau bila alat tersebut dibutuhkan hanya sesekali saja. Perhitungan biaya dilakukan dengan mengalikan biaya sewa dengan jumlah peralatan dan lama waktu sewa. Untuk cara ini biasanya terdapat minimal sewa alat, misalnya minimal sewa 200 jam/bln.

2.17. Cara leasing

Merupakan biaya yang harus dikeluarkan untuk kepemilikan alat yang dilakukan secara berkala dan biasanya dilakukan setiap bulan, kuartal dan setiap setengah tahun selama jangka waktu tertentu. Apabila jangka waktu leasing tersebut telah habis, maka kontraktor (pihak lease) mempunyai hak pilih untuk memiliki peralatan tersebut atau tidak selama berlangsung perjanjian leasing, pihak lease

(7)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, FT - UNPAK 7 tidak diperkenankan mengakhiri perjanjian

sebelum waktunya. Jika hal tersebut sampai terjadi, pihak lease harus mengganti rugi kepada pihak lessor. Pada akhir perjanjian leasing, pihak lease mempunyai hak pilih untuk membeli barang tersebut seharga nilai sisa atau mengembalikan barang tersebut pada pihak lessor untuk juga mengadakan perjanjian leasing lagi untuk tahap kedua atau barang yang sama.

2.18. Cara membeli

Pembelian alat berat meliputi pembiayaan awal oleh pembeli untuk memperoleh hak pemilikan atas alat. Pembiayaan awal meliputi pembayaran tunai untuk :

1. Harga pembelian alat.

2. Pembayaran bea atau pajak impor bila diperlukan.

3. Pembayaran ongkos angkut ke tempat pemesanan.

4. Pembayaran ongkos pemeriksaan awal bila diperlukan.

5. Pembayaran untuk modifikasi, perbaikan awal atau perakitan bila diperlukan.

2.19. Biaya Kepemilikan

Biaya kepemilikan adalah jumlah biaya dalam rupiah yang harus diterima kembali oleh pemilik alat karna telah mengeluarkan biaya untuk pembelian alat, angkutan, pajak, asuransi, setiap jam selama umur ekonomis alat. Bunga modal juga harus diterima pemilik alat setiap jam selama umur ekonomis alat. Biaya kepemilikan terdiri dari

1. Biaya penyusutan (Depresiasi) Jangka waktu penyusutan biasanya diberikan oleh pabrik pembuat sesuai jenis alat dan kondisi kerja.

2. Bunga pinjaman bank

Besarnya suku bunga disesuaikan dengan suku bunga yang berlaku. Biaya bunga per-jam dihitunng dengan :

𝑖 (1+𝑖)ᶺ

(1+𝑖)ᶺ −1 ...( 2. 25.) ( Sjachdirin, 1998) Dimana :

A = umur ekonomis alat (Tahun) i = suku bunga bank (%)

3. Angsuransi alat-alat berat

Angusran alat-alat berat dimaksudkan untuk melindungi terjadinya resiko-resiko cukup besar, adapun biaya untuk mengansuransikan peralatan tersebut diberlakukan sebagai berikut: 𝐴𝑐 = [𝑁+1 2 𝑥 𝑁 𝑥 𝐸 𝑥 𝐴𝑖] 𝑥 1 ℎ ( Sjachdirin, 1998) Dimana : Ac = biaya asuransi (Rp)

N = umur ekonomis alat (tahun) E = harga peralatan murni (Rp) Ai = bunga asuransi (%)

h = jam kerja peralatan per-jam (jam) karena hanya pembelian, bunga modal, pajak, asuransi serta umur ekonomis alat merupakan bilangan tetap/konstan, maka biaya kepemilikan disebut biaya tetap

4. Biaya operasi

Biaya operasi adalah biaya-biaya yang dikeluarkan untuk keperluan-keperluan pengoprasian alat. Untuk mengitung biaya operasi tersebut adalah (sumber: Joetata Hadihardaja,2009)

T = F + G + H + J + K Dimana :

F = sparepart dan ban (Rp) G = work Shop (Rp)

H = bahan bakar dan pelumas (Rp) J = operator dan driver (Rp) K = pembantu operator (Rp) Yang terdiri dari biaya-biaya untuk : a. Bahan bakar dan pelumas (H)

Pengunaan bahan bakar dan pelumas sangat tergantung dari daya dukung mesin alat. Bahan bakar dan pelumas tersebut yang dimaksudkan adalah biaya untuk fuel dan oil + grease. ( Sjachdirin, 1998)

Untuk bahan bakar :

𝑓𝑢𝑒𝑙 = (12% − 15%) 𝑥 𝑃𝑤 𝑥 𝑀𝑠 Sedangkan :

𝑜𝑖𝑙 + 𝑔𝑟𝑒𝑎𝑠𝑒 = (2,5% − 3%)𝑥 𝑃𝑤 𝑥 𝑀𝑝 b. Workshop (G)

Biaya workshop untuk operasi alat per-jam efektif dapat dihitung sebagai berikut (sumber: Joetata Hadihardaja,1998)

𝐺 = (6,25%@8,75%) 𝑥 𝐵

𝑊 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝐺 =

𝐹 2. c. Perawatan dan perbaikan (F)

Biaya perbaikan dapat diperkirakan sesuai dengan jam penggunaannya. Tetapi, pada umumnya, biaya perbaikan merupakan biaya rata-rata seluruh total biaya perbaikan selama waktu tertentu. (Sumber: Joetata Hadihardaja,1998)

(8)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, FT - UNPAK 8

𝐹 = (12,5% − 17,5%) 𝑥 𝐵𝑊

Dimana :

B = biaya setempat (Rp)

W = jumlah jam kerja yang digunakan secara efektif setahun (jam)

d. Gaji / upah operator / mekanik

Besarnya sangat tergantung dari tempat/lokasi pelaksanaan pekerjan, perusahaan yang bersangkutan dan peraturan peraturan yang ada, yang berlaku di lokasi tersebut dan yang berlaku antara operator dan perusahaan yang bersangkutan.

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Pengumpulan Data

Metodologi penelitian adalah cara ilmiah yang digunakan untuk melakukan penelitian hingga ditemukan kesimpulan. Dalam metode penelitian tersebut, ditentukan terlebih dahulu obyek studi kasus yang akan diteliti guna menyesuaikan urutan penelitian yang paling sesuai dengan objek yang diteliti. Secara umum, penelitian ini akan dimulai dengan analisa data yang didapatkan. Secara langsung koreksi data dilakukan selama umur proyek. Menggunakan data laporan harian, mingguan, dan bulanan yang terekam dalam laporan harian dapat dihitung angka produktifitas kerja alat. Langkah-langkah yang dapat dilakukan penelitian ini adalah :

Gambar 1. Alur Metodologi Penelitian

3.2. Data Proyek

1. Nama Proyek :Pembangunan Jalan

Ruas Lingkar Pulau Marsela

2. Nomer Kontrak : KU.08.08./P2JN- SB/SPK/III/02/2015

3. Nilai Kontrak : Rp 67.946.706.008 4. Sumber Dana : APBN

5. Tahun Anggaran : 2015-2016

6. Waktu Pelaksanaan :120 Hari Kalender (4 bln)

7. Lokasi Pekerjaan : Provinsi Maluku 8. Kelas Jalan : I satu

9. Lebar Badan Jalan : 7 meter 10. Panjang Jalan : 14.000 meter 11. Jam Kerja : 7 jam/hari 12. Kontraktor : PT. BELA CO 13. Konsultan Pengawas :PT.VIRAMA

KARYA

Untuk peta lokasi proyek ruas jalan lingkar pulau Marsela provinsi Maluku dilihat pada gambar :

Gambar 2. peta lokasi proyek Jalan Pulau Marsela

Gambar 3. denah lokasi proyek jalan pulau Marsela

3.3. Jenis Tanah

Jenis tanah yang terdapat dalam proyek pembangunan jalan ruas Lingkar Pulau Marsela adalah jenis tanah berbatu (sumber : uji tes DCP dan situs Direktorat Pulau Pulau Kecil). Volume tanah yang akan digali dan ditimbun meliputi :

(9)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, FT - UNPAK 9

1. Galian Tanah Biasa

Tabel 1. Data Pekergaan Galian Tanah Biasa

2. Galian Tanah Berbatu

Tabel 2. Data Pekerjaan Galian Tanah Berbatu

3. Timbunan Tanah Biasa

Tabel 3. Data Pekerjaan Timbunan Tanah Biasa

4. Timbunan Tanah Berbatu

Tabel 4. Data pekerjaan Timbunan Tanah Berbatu

3.4. Pemeriksaan Keadaan Lapangan

Sebelum merencanakan suatu pekerjaan, dibutuhkan suatu pemeriksaan dan pengecekan lapangan. Dalam merencanakan harus mengetahui kondisi lapangan, baik merupakan kondisi tanah maupun kondisi lingkungan dapat mengetahui

peralatan apa yang tepat yang bisa dipakai dan kapasitas alat untuk dapat menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang ditentukan dan mengurangi efek yang diakibatkan oleh alat yang akan digunakan.

Gambar 4. keadaan lapangan pada titik awal pekerjaan

(10)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, FT - UNPAK 10

3.5. Perencanaan Pelaksanaan Pekerjaan

Setelah pemeriksaan lapangan, dapat menentukan kegiatan selanjutnya yang akan dilaksanakan, seperti :

1. Metode pelaksanaan pekerjaan.

2. Jenis, macam, dan tipe alat berat yang digunakan pada setiap jenis pekerjaan.

3. Jumlah alat-alat yang dibutuhkan di lapangan.

Setelah menentukan kegiatan selanjutnya, menentukan metode pelaksanaan yang sudah meliputi semua pekerjaan jalan.

3.6. Perhitungan Produksi Alat Berat

Pada pelaksanaan pekerjaan jalan, digunakan alat-alat yang mendukung pelaksanaan pekerjaan tesebut, meliputi :

3.6.1. Data Alat Penggali dan Pemuat

Untuk pekerjaan penggalian dan pemuatan material tanah digunakan alat berat excavator, digunakan data sebagai berikut :

Tipe alat : Excavator PC-50 Merk alat : komatsu

Tahun alat : 2014

Gambar 6. alat berat excavator Komatsu PC-50 3.6.2 Data Alat Pengangkut

Untuk pengerjaan pengangkutan material maupun pembuangan tanah dibutuhkan alat yang dapat menampung material dan pengangkutnya. Untuk menghitung jumlah produksi per-jam dari dump truck yang melakukan pekerjaan secara terus menerus digunakan data sebagai berikut: Tipe alat : dump truck FM 260 JD

Merk alat : Hino Tahun alat : 2014 Kapasitas dump truck : 22 m³

3.6.3 Data Alat Perata

Untuk mengerjakan perataan tanah maupun pembuangan tanah dipakai alat bulldozer. Untuk menghitung jumlah

produksi per-jam dari bulldozer yang melakukan pekerjaan secara terus menerus digunakan data sebagai berikut: a. tipe alat : bulldozer D 155AX b. Merk alat : komatsu

c. Tahun alat : 2014

d. ukuran blade : H : 0,90 m L :1,9 m e. Data teknis di lapangan:

1. Kecepatan maju : 58,330 meter/menit

2. Kecepatan mundur : 91,170 meter/menit

3. Waktu ganti persneling : 0,12 menit

Gambar 7. bulldozer komatsu D 155AX IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Pekerjaan Proyek

Pada pelaksanaan proyek pembangunan ruas jalan Lingkar Pulau Marsela yang berlokasi di Provinsi Maluku di peroleh data sebagai berikut :

Volume tanah galian

1. Tanah Biasa (Sand Clay): 1499,813 m3 2. Tanah Berbatu :2698,125 m³ Volume tanah timbunan

1. Tanah Biasa (Sand Clay) :1199,813 m3 2. Tanah Berbatu :2158,750 m³ Faktor konversi tanah

1. Tanah Biasa (kondisi asli) : (Asli=1,00) ; (Lepas=1,25) ; (Padat=0,90)

2. Tanah Berbatu (kondisi Asli) : (Asli=1,00) ; (Lepas=1,75) ; (Padat=1,40)

Waktu pelaksanaan : 120 hari kerja kalender Jam kerja/hari : 7 jam/hari

4.2 Analisa Data

4.2.1. Pekerjaan Galian Tanah Biasa a. Excavator

1 Hasil Perhitungan :

A. volume tanah hasil galian atau yang harus dikeruk

(11)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, FT - UNPAK 11 B. Kapasitas produksi per jam :

𝑄 = 𝑞 𝑥 3600 𝑥 𝐸 𝐶𝑚 Mencari q: q = ql x k 𝑞 = 0,93 𝑥 0,7 = 0,65 m3 𝑄 = 0,65 𝑥 3600 𝑥 0,75 22,00 Q = 79,90 m³/jam C. Produksi galian per hari

= 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 𝑥 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 79,90 𝑥 7 𝑗𝑎𝑚 = 559,27 𝑚³/ℎ𝑎𝑟𝑖 D. Jam kerja yang dibutuhkan

=𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 =1.874,766

79,90 = 23477 𝑗𝑎𝑚 E. Waktu kerja yang disediakan

= ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 12 𝑥 7 = 84 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 F. Excavator yang dibutuhkan

= 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 =23,47

84 = 0,28 𝑎𝑡𝑎𝑢 1 𝑢𝑛𝑖𝑡 G. Site out put volume per jam

= 1 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑥 79,90𝑚³/𝑗𝑎𝑚

= 79,90 𝑚³/𝑗𝑎𝑚

b. Dump Truck

1. Hasil Perhitungan : A. Produksi per siklus (q)

= Cd x K

= 22,00 x 0,90 = 19,80 B. Kapasitas produksi per jam

Q = 𝑞 𝑥 60 𝑥 𝐸 𝐶𝑚

𝑄 =19,8 𝑥 60 𝑥 0,75 31,81

= 31,81 𝑚³/𝑗𝑎𝑚 C. Produksi dump truck per hari

= 31,81 𝑥 7 𝑗𝑎𝑚 = 196,09 𝑚³/ℎ𝑎𝑟𝑖 D. Jumlah dump truck yang dibutuhkan

= 𝑠𝑖𝑡𝑒 𝑜𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑡 𝑒𝑥𝑐𝑎𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 = 79,90

196,09

= 0,41 𝑢𝑛𝑖𝑡 ~ 1 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘

4.2.2. Pekerjaan Galian Tanah Batu a. Excavator

1. Hasil Perhitungan :

A. volume tanah hasil galian atau yang harus dikeruk

= 4721,719 𝑥 1.75

= 4721,719 𝑚³

B. Kapasitas produksi per jam : 𝑄 = 𝑞 𝑥 3600 𝑥 𝐸 𝐶𝑚 Mencari q: q = ql x k 𝑞 = 0,93 𝑥 0,6 = 0,56 m3 𝑄 = 0,56 𝑥 3600 𝑥 0,75 31,00 Q = 48,60 m³/jam C. Produksi galian per hari = 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 𝑥 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

= 48.60 𝑥 7 𝑗𝑎𝑚 = 340,20, 𝑚³/ℎ𝑎𝑟𝑖 D. Jam kerja yang dibutuhkan

=𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 =4721,719

48,60 = 97,15 𝑗𝑎𝑚 E. Waktu kerja yang disediakan

= ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 39 𝑥 7 = 273 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 F. Excavator yang dibutuhkan

= 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 97,15

273,00= 0,36 𝑎𝑡𝑎𝑢 1 𝑢𝑛𝑖𝑡 G. Site out put volume per jam

= 1 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑥340,20𝑚 3 𝑗𝑎𝑚 = 340,20𝑚³/𝑗𝑎𝑚 b. Dump Truck 1. Hasil Perhitungan : A. Produksi per siklus (q)

= Cd x K

= 22,00 x 0,90 = 19,80 B. Kapasitas produksi per jam

Q = 𝑞 𝑥 60 𝑥 𝐸𝐶𝑚

𝑄 =19,8 𝑥 60 𝑥 0,75 45,00 = 19,80 𝑚³/𝑗𝑎𝑚

C. Produksi dump truck per hari = 19,80 𝑥 7 𝑗𝑎𝑚

= 138,60 𝑚³/ℎ𝑎𝑟𝑖 D. Jumlah dump truck yang

dibutuhkan = 𝑠𝑖𝑡𝑒 𝑜𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑡 𝑒𝑥𝑐𝑎𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 = 340,20 138,60 = 2,45 𝑢𝑛𝑖𝑡 ~ 3 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘

(12)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, FT - UNPAK 12

4.2.3. Pekerjaan Timbunan Tanah Biasa a. Excavator

1. Hasil Perhitungan :

A. volume tanah hasil galian dalam keadaan lepas

= 1199,813 𝑥 0,9 = 1079,832 𝑚³ B. Volume bahan timbunan:

= 1079,832 + (0,25x1079,832) = 1349,79 m3

C. Kapasitas produksi per jam : 𝑄 = 𝑞 𝑥 3600 𝑥 𝐸 𝐶𝑚 Mencari q: q = ql x k 𝑞 = 0,93 𝑥 0,70 = 0,65 m3 𝑄 = 0,65 𝑥 3600 𝑥 0,75 22,00 Q = 79,90 m³/jam D. Produksi galian per hari = 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 𝑥 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

= 79,90 𝑥 7 𝑗𝑎𝑚 = 559,27 𝑚³/ℎ𝑎𝑟𝑖 E. Jam kerja yang dibutuhkan

=𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 =1349,79

79,90 = 15,21 𝑗𝑎𝑚 F. Waktu kerja yang disediakan

= ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 12 𝑥 7 = 84 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 G. Excavator yang dibutuhkan

= 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 =15,21

84 = 0,18 𝑎𝑡𝑎𝑢 1 𝑢𝑛𝑖𝑡 H. Site out put volume per jam

= 1 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑥559,27𝑚 3 𝑗𝑎𝑚 = 559,27𝑚³/𝑗𝑎𝑚 c. Dump Truck 1. Perhitungan :

A. Produksi per siklus (q) = Cd x K

= 22,00 x 0,90 = 19,80 B. Kapasitas produksi per jam

Q = 𝑞 𝑥 60 𝑥 𝐸 𝐶𝑚

𝑄 =19,8 𝑥 60 𝑥 0,75 30,07 = 29,63 𝑚³/𝑗𝑎𝑚

C. Produksi dump truck per hari = 29,63 𝑥 7 𝑗𝑎𝑚

= 207,40 𝑚³/ℎ𝑎𝑟𝑖 D. Jumlah dump truck yang

dibutuhkan = 𝑠𝑖𝑡𝑒 𝑜𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑡 𝑒𝑥𝑐𝑎𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 = 559,27 207,40 = 2,70 𝑢𝑛𝑖𝑡 ~ 3 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 C. Bulldozer 1. Hasil Perhitungan A. Produksi persiklus = 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑢𝑑𝑢 𝑥 (𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑠𝑢𝑑𝑢)2 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑢𝑑𝑢 = 1,90 𝑥 ( 0,90)2 𝑥 0,80 = 1,231 𝑚³ B. Waktu siklus (Cm) Kecepatan maju (F) = 3,5km/jam = 58,33 m/menit Kecepatan mundur (R) =5,47km/jam =91,17m/menit Waktu ganti persnelling (Z)

=0,12 menit 𝐶𝑚 =𝐷 𝐹 𝑥 𝐷 𝑅+ 𝑍 𝐶𝑚 = 31,67 58,33 𝑥 31,67 91,17+ 0,12 𝐶𝑚 = 0,309 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

C. Produktivitas bulldozer untuk tanah lepas 𝑄 = 𝑞 𝑥 60 𝑥 𝐸 𝐶𝑚 𝑄 =1,231 𝑥 60 𝑥 0,75 0,309 𝑄 = 161,578 𝑚³/𝑗𝑎𝑚 D. Produksi bulldozer per hari

= 161,578 𝑥 7 𝑗𝑎𝑚 = 1.131,04 𝑚³/ℎ𝑎𝑟𝑖 E. Jumlah bulldozer yang

dibutuhkan = 𝑠𝑖𝑡𝑒 𝑜𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑡 𝑒𝑥𝑐𝑎𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑏𝑢𝑙𝑙𝑑𝑜𝑧𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 559,27 1131,04 = 0,49 𝑢𝑛𝑖𝑡 ~ 1 𝑢𝑛𝑖𝑡

(13)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, FT - UNPAK 13

4.2.4. Pekerjaan Timbunan Tanah Berbatu

a. Excavator

1. Perhitungan :

A. Volume tanah hasil galian dalam keadaan lepas

= 2158,75 𝑥 1,40 = 3022,250 𝑚³ B. Volume bahan timbunan:

= 3022,25 + (0,5x3022,25) = 4533,38 m3

C. Kapasitas produksi per jam : 𝑄 = 𝑞 𝑥 3600 𝑥 𝐸 𝐶𝑚 Mencari q: q = ql x k 𝑞 = 0,93 𝑥 0,60 = 0,56 m3 𝑄 = 0,56 𝑥 3600 𝑥 0,75 31,00 Q = 48,60m³/jam D. Produksi galian per hari = 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 𝑥 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎

= 48,60𝑥 7 𝑗𝑎𝑚 = 340,20 𝑚³/ℎ𝑎𝑟𝑖 E. Jam kerja yang dibutuhkan

=𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑡𝑎𝑛𝑎ℎ 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑔𝑎𝑙𝑖 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑡𝑖𝑣𝑖𝑡𝑎𝑠 𝑝𝑒𝑟 𝑗𝑎𝑚 =4533,38

48,60 = 83,279 𝑗𝑎𝑚 F. Waktu kerja yang disediakan

= ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑥 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 = 39 𝑥 7 = 273 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 G. Excavator yang dibutuhkan

= 𝑗𝑎𝑚 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑘𝑒𝑟𝑗𝑎 =83,279

273 = 0,305 𝑎𝑡𝑎𝑢 1 𝑢𝑛𝑖𝑡 H. Site out put volume per jam

= 1 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑥559,27𝑚3 𝑗𝑎𝑚 = 340,20𝑚³/𝑗𝑎𝑚

b. Dump Truck

1. Perhitungan :

A. Produksi per siklus (q) = Cd x K

= 22,00 x 0,90 = 19,80 B. Kapasitas produksi per jam

Q = 𝑞 𝑥 60 𝑥 𝐸 𝐶𝑚

𝑄 =19,8 𝑥 60 𝑥 0,75 41,33 = 21,56 𝑚³/𝑗𝑎𝑚

C. Produksi dump truck per hari = 21,56 𝑥 7 𝑗𝑎𝑚

= 150,90 𝑚³/ℎ𝑎𝑟𝑖 D. Jumlah dump truck yang

dibutuhkan = 𝑠𝑖𝑡𝑒 𝑜𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑡 𝑒𝑥𝑐𝑎𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 = 340,20 150,90 = 2,25 𝑢𝑛𝑖𝑡 ~ 3 𝑢𝑛𝑖𝑡 𝑑𝑢𝑚𝑝 𝑡𝑟𝑢𝑐𝑘 C. Bulldozer 1. Perhitungan A. Produksi persiklus 𝑞 = 𝑙𝑒𝑏𝑎𝑟 𝑠𝑢𝑑𝑢 𝑥 (𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 𝑠𝑢𝑑𝑢)2 𝑥 𝑓𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑠𝑢𝑑𝑢 = 1,90 𝑥 ( 0,90)2 𝑥 0,6 = 0,9234 𝑚³ B. Waktu siklus (Cm) Kecepatan maju (F) = 3,5 km/jam = 58,33 m/menit Kecepatan mundur (R) =5,47 km/jam = 91,17 m/menit Waktu ganti persnelling (Z)

= 0,12 menit 𝐶𝑚 =𝐷 𝐹 𝑥 𝐷 𝑅+ 𝑍 𝐶𝑚 = 31,67 58,33 𝑥 31,67 91,17+ 0,12 𝐶𝑚 = 0,309 𝑚𝑒𝑛𝑖𝑡

C. Produktivitas bulldozer untuk tanah lepas 𝑄 = 𝑞 𝑥 60 𝑥 𝐸 𝐶𝑚 𝑄 =0,9234 𝑥 60 𝑥 0,75 0,309 𝑄 = 188,507 𝑚³/𝑗𝑎𝑚 D. Produksi bulldozer per hari

= 188,507 𝑥 7 𝑗𝑎𝑚 = 1319,55 𝑚³/ℎ𝑎𝑟𝑖 E. Jumlah bulldozer yang

dibutuhkan = 𝑠𝑖𝑡𝑒 𝑜𝑢𝑡 𝑝𝑢𝑡 𝑒𝑥𝑐𝑎𝑣𝑎𝑡𝑜𝑟 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 𝑏𝑢𝑙𝑙𝑑𝑜𝑧𝑒𝑟 𝑝𝑒𝑟 ℎ𝑎𝑟𝑖 = 340,20 188,507 = 0,26 𝑢𝑛𝑖𝑡 ~ 1 𝑢𝑛𝑖𝑡

4.3 Analisa biaya operasional alat

Dari perhitungan analisa alat didapatkan biaya pasti perjam, dan total biaya alat sebagai berikut :

(14)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, FT - UNPAK 14

4.3.1 Excavator a. Data Alat

Tenaga : 100 HP

Kapasitas : 0.50 m3 Umur Ekonomis (A) : 5 tahun Jam kerja dalam 1 tahun (W)

: 2000 jam Harga Alat (B)

: Rp. 1.550.000.000,00 Tingkat suku bunga : 15% Harga bahan bakar (FP)

: Rp. 16.500,00/lt Harga Pelumas (OP) : Rp. 30.000,00/lt

b. Biaya Pasti Per jam Kerja

1. Nilai Sisa Alat (C)

= 10% x Rp. 1.550.000.000,00 = Rp. 155.000.000

2. Faktor Angsuran Modal (D) = 0.298

3. Biaya Pasti per-jam

a. Biaya Pengembalian Modal = (Rp.1.550.000.000–Rp.155.000.000)+0,298 2000 = Rp. 208,075- b. Biaya Asuransi, dll = 0,002 x Rp. 1.500.000.000 2.0000 = Rp.1.550, Biaya Pasti/jam = E+F = Rp.208,075 + Rp. 1550

= Rp. 209.625,10

c. Biaya Operasi per-jam kerja

1. Bahan Bakar dan Pelumas

= 12,5% x 100 x Rp. 16.500 + 2.5% x 100 x Rp. 30.000

= Rp. 280.500,00-

2. Biaya Perawatan dan Perbaikan = 12,5% x Rp. 1.550.000.000

2000 = Rp.96.875,00-

3. Biaya Bengkel / Work Shop = Rp. 67.813

4. Operator dan Driver (J) =Rp. 17.142,86 – Pembantu Operator (K)

=Rp. 14.285,71-

5. Biaya Operasional / Biaya Langsung T = F + G + H + J + K

= Rp.96.875+Rp.67.813+Rp. 280.500,00 +Rp. 17.142,86 +Rp. 14.285,71

= Rp. 476,616,07-

Biaya Operasional Total per-jam

TC = E + T

= Rp. 209,625 + Rp. 476,616,07 = Rp. 686.241,17-

4.3.2. Dump truck (10 Ton) a. Data Alat

Tenaga : 180 HP

Kapasitas : 10 m3 Umur Ekonomis (A) : 5 tahun Jam kerja dalam 1 tahun (W)

: 2000 jam

Harga Alat (B) : Rp. 375.000.000 Tingkat suku bunga : 15% Harga bahan bakar (FP)

: Rp. 16.500,00/lt Harga Pelumas (OP)

: Rp. 30.000,00/lt

b. Biaya Pasti Per jam Kerja

1. Nilai Sisa Alat (C) = 10% x Rp. 375.000.000 = Rp. 37.500.000-

2. Faktor Angsuran Modal(D) = 0.298

3. Biaya Pasti per-jam

E. Biaya Pengembalian Modal = (Rp.375.000.000–Rp37.500.000) 0,298 2000 = Rp. 50,340,75- F. Biaya Asuransi, dll = 0,002 x Rp. 375.000.000 2.0000 = Rp.375,

Biaya Pasti/jam = E+F = Rp.208,075 + Rp. 1550 = Rp. 209.625,10

c. Biaya Operasi per-jam kerja

1. Bahan Bakar dan Pelumas

= 12,5% x 180 x Rp. 16.500 + 2.5% x 180 x Rp. 30.000

= Rp. 504.900-

2. Biaya Perawatan dan Perbaikan = 12,5% x Rp. 375.000.000

2000 = Rp.23.437,50-

3. Biaya Bengkel / Work Shop = Rp. 23.437,50

2 = Rp. 16.407-

(15)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, FT - UNPAK 15 =Rp. 17.142,86-

Pembantu Operator (K) =Rp. 14.285,71-

5. Biaya Operasional / Biaya Langsung T = F + G + H + J + K

=Rp.504.900 + Rp.23.437,50 +Rp.16.407 + Rp.17.142,86+ Rp.14.285,71

= Rp. 576.172,32-

Biaya Operasional Total per-jam

TC = E + T = Rp. 50.715,75 + Rp. Rp. 576.172,32 = Rp. 626.888,07- 4.3.3. Bulldozer a. Data Alat Tenaga : 200 HP

Umur Ekonomis (A) : 5 tahun Jam kerja dalam 1 tahun (W)

: 2000 jam Harga Alat (B) : Rp.1.550.000.000 Tingkat suku bunga : 15% Harga bahan bakar (FP)

: Rp. 16.500,00/lt Harga Pelumas (OP)

: Rp. 30.000,00/lt

b. Biaya Pasti Per jam Kerja

1. Nilai Sisa Alat (C)

= 10% x Rp. 1.550.000.000,00 = Rp. 155.000.000

2. Faktor Angsuran Modal (D) = 0.298

3. Biaya Pasti per-jam

A. Biaya Pengembalian Modal E = ( B – C ) + D W = (Rp.1.550.000.000–Rp.155.000.000) +0,298 2000 = Rp. 208,075- B. Biaya Asuransi, dll = 0,002 x Rp. 1.500.000.000 2.0000 = Rp.1.550

Biaya Pasti/jam = E+F

= Rp.208,075 + Rp. 1550 = Rp. 209.625,10

c. Biaya Operasi per-jam kerja

1. Bahan Bakar dan Pelumas 2. .Biaya perawatan

= 13% x 100 x Rp. 16.500 + 3% x 100 x Rp. 30.000

= Rp. 546.000-

3. Biaya Perawatan dan Perbaikan = 12,5% x Rp. 1.550.000.000

2000 = Rp.96.875,00- 4. Biaya Bengkel / Work Shop

= Rp. 67.813 5. Operator dan Driver (J)

=Rp. 17.142,86 - Pembantu Operator (K)

=Rp. 14.285,71-

6. Biaya Operasional / Biaya Langsung = Rp.96.875+Rp.67.813+Rp.

546.000 +Rp. 17.142,86 +Rp. 14.285,71

= Rp. 742.116,07-

Biaya Operasional Total per-jam

TC = E + T

= Rp. 209,625 + Rp. 742.116,07 = Rp. 951.741,17-

4.4. Analisa Harga Alat 1. Pekerjaan galian Tanah

(16)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL, FT - UNPAK 16

2. Pekerjaan galian Tanah

Tabel 6. Rekapitulasi Harga Alat Pekerjaan Timbunan Tanah

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Jumlah biaya alat yang dibutuhkan meliputi excavator, dump truck dan Bulldozer dalam pekerjaan ruas jalan Lingkar Pulau Marsela

a. Untuk pekerjaan galian tanah adalah sebesar Rp. 261.886.000,00,-.

b. Untuk pekerjaan timbunan tanah adalah sebesar Rp. 64.055.000,00,-.

2. Waktu kerja dari masing-masing alat tidak melampaui batas waktu yang disediakan.

3. Pekerjaan galian dan timbunan tepat pada waktunya bahkan lebih cepat.

5.2 Saran

1. Hasil galian sebagian bisa dibuang di sekitar lokasi proyek apabila keadaan memungkinkan agar tidak memakan waktu untuk pembuangan tanah, dengan lokasi yang cukup jauh dari lokasi pekerjaan.

2. Selain itu, jika hasil galian di buang di sekitar proyek juga dapat mengurangi jumlah penggunaan alat berat dump truck.

3. Dalam mengoptimalisasi jumlah alat berat yang dipakai harus dipikirkan bagaimana suatu pekerjaan proyek, dapat berjalan dengan waktu yang cepat tetapi dengan biaya minim. 4. Alat-alat berat yang akan digunakan,

harus diketahui jelas fungsi dari masing-masing alat agar pengerjaan lebih efisien.

5. Sebaiknya waktu yang disediakan untuk pekerjaan galian dan timbunan

dapat dipercepat, karena waktu kerja alat jauh lebih sedikit dibandingkan waktu yang disediakan.

6.

excavator hanya 1 unit dengan cadangan 2 unit, dan tidak perlu dipergunakan semuanya.

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Pulau-Pulau Kecil, 2016 . (http://www.ppkkp3k.kkp.go.id/direktori pulau/index.php/public_c/pulau_info/334 ,

diakses pada 12 November 2016)

Jenis Alat Berat Untuk Proyek Bangunan (http:// ilmusipil.com/jenis-alat-berat-untuk-proyek-bangunan, diakses pada tanggal 24 November 2016).

Kholil, A, 2012. Alat berat, ITB. Bandung, Rochman,1982. Pengantar dan Dasar-dasar Pemindahan Tanah Mekanis, Departemen PU. Jakarta.

Rochman, H, 1992. Kapasitas dan Produksi Alat Berat, Departemen PU. Jakarta.

Sjachdirin 1998. Pemindahan Tanah Mekanik, ITN. Malang.

RIWAYAT

1. Ika Aoliya. (alumni 2017) Program Studi Teknik Sipil, Falkultas Teknik Universitas Pakuan Bogor.

2. Ir. Puji Wiranto, MT. Dosen Program Studi Teknik Sipil, Falkultas Teknik Universitas Pakuan Bogor.

3. Ir Arif Mudianto, MT. Dosen Program Studi Teknik Sipil, Falkultas Teknik Universitas Pakuan Bogor.

Gambar

Gambar 3. denah lokasi proyek jalan pulau Marsela
Tabel 3. Data Pekerjaan Timbunan Tanah Biasa
Gambar 7. bulldozer komatsu D 155AX
Tabel 5. Rekapitulasi Harga Alat Pekerjaan Galian Tanah
+2

Referensi

Dokumen terkait

INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI TAHUN 2021

KI % : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan l$gis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

Metode yang dipakai dalam penelitian Praktik Kerja Lapangan ini adalah..

Berdasarkan latar belakang seperti yang telah disebutkan di atas menjadi dasar dari penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti dengan judul : “Analisis Manajemen dan

Konstruk adalah konsep psikologi yang menjelaskan konsep itu sendiri. Konstruk adalah konsep psikologi yang menjelaskan konsep itu sendiri.

Sistem yang demikian mengakibatkan terhambatnya pelaksanaan proyek yang selanjutnya memperbesar biaya; menghasilkan kinerja proyek yang buruk dan menunda manfaat proyek

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa objek ilmu dalam Islam tidak semata berkaitan dengan objek fisik atau yang tampak pada indra dan akal manusia.. Namun ia mencakup

Kedua orang tua, Bapak Syahlan IS dan Ibu Entin Kartini yang menjadi motivasi terbesar untuk menyelesaikan tugas akhir ini dan yang selalu menantikan