• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA PERSERO DIVISI REGIONAL II SUMBAR SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA PERSERO DIVISI REGIONAL II SUMBAR SKRIPSI"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI

TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API

INDONESIA PERSERO DIVISI REGIONAL II SUMBAR

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1)

Disusun Oleh:

DELVIA PURNAMASARI

10090167

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)
(3)

PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN KOMUNIKASI ORGANISASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN PADA PT KERETA API INDONESIA (PERSERO) DIVRE II

SUMATERA BARAT Oleh:

Delvia Purnamasari 1, Yulihardi, S.E, MM2, Dina Amaluis, SE, MM3 1 )Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP - PGRI Sumbar

2, 3 )

Dosen Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP - PGRI Sumbar Jl. Gunung Pangilun No. 1 Padang Sumatera Barat

purnamasaridelvia@yahoo.co.id ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi Organisasi terhadap Kinerja Karyawan pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumbar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumbar. Dimana diperoleh nilai thitung sebesar 3.448 thitung > ttabel sebesar 1,66515 dengan nilai signifikan

0,001 < 0,05, berarti Ho ditolak dan Ha diterima. (2) variabel komunikasi organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumbar. Dimana diperoleh nilai thitung 13,153 > ttabel sebesar 1,66515 dengan nilai signifikan 0,000

< α = 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Variabel budaya organisasi dan komunikasi organisasi secara bersama- sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumbar. Dengan nilai Fhitung 95,852 > dari Ftabel

3,12 dan sig 0,000 < dari alpha 0,05. Hal ini berarti Ho ditolak Ha diterima.

Kata kunci :Budaya Organisasi, Komunikasi Organisasi dan Kinerja Karyawan.

ABSTRACT

This study aimed to analyze the Influence of Organizational Culture and Communication Organization of the Employee Performance in PT Kereta Api Indonesia (Persero) Division II West Sumatra. The results showed that (1) variable organizational culture positive and significant impact on the performance of employees at PT Kereta Api Indonesia (Persero) Division II West Sumatra. Where the value obtained thitung 3,448 thitung> ttabel 1.66515 deangan significant value 0.001 <0.05, then Ho is rejected and Ha accepted. (2) organizational communication variables positive and significant impact on the performance of employees at PT Kereta Api Indonesia (Persero) Division II West Sumatra. Where obtained tcount 13.153> ttable of 1.66515 with significant value 0.000 <α = 0.05 means Ho is rejected and Ha accepted. Variable organizational culture and organizational communication jointly positive and significant impact on the performance of employees at PT Kereta Api Indonesia (Persero) Division II West Sumatra. With the value of F 95.852> Ftable 3.12 and sig 0.000 <of alpha 0.05. This means that Ho is rejected Ha accepted.

(4)

PENDAHULUAN

Perkembangan manajemen sumber daya manusia saat ini didorong oleh kemajuan peradaban, pendidikan, ilmu pengetahuan, dan tuntutan daya saing produksi barang dan jasa yang dihasilkan. Perkembangan ini dimulai sejak adanya kerjasama dan pembagian kerja diantara dua orang atau lebih. Keberhasilan suatu organisasi sangat di pengaruhi oleh kinerja individu karyawan. Setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan dengan harapan apa yang menjadi tujuan organisasi atau perusahaan akan tercapai.

Kinerja merupakan tingkat pencapaian hasil atas pelaksanaan tugas tertentu. Menurut Rue Bryan dalam Tjandra (2005:38) kinerja adalah tingkat pencapaian hasil serta merupakan tingkat pencapaian tujuan organisasi secara berkesinambungan. Suatu organisasi baik pemerintah maupun swasta dalam mencapai tujuan yang ditetapkan harus melalui organisasi yang digerakan oleh sekelompok orang yang berperan aktif sebagai pelaku dalam mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan.

Faktor utama yang mempengaruhi kinerja perusahaan adalah budaya organisasi. Sebagai salah satu faktor internal dalam meningkatkan kinerja organsasi dalam hal ini menyangkut pelayanan yang diharapkan sesuai atau bahkan melebihi kebutuhan pelanggan, (Robbins : 2000) menjelaskan bahwa organisasi yang memiliki budaya yang kuat dapat mempunyai pengaruh yang bermakna bagi perilaku dan sikap anggotanya. Nilai inti organisasi itu akan dipegang secara insentif dan dianut secara meluas dalam suatu budaya yang kuat.

Suatu budaya kuat memperlihatkan kesepakatan yang tinggi dikalangan anggota tentang apa yang harus dipertahankan oleh organisasi tersebut. Kebulatan maksud semacam ini akan membina kohesifitas, kesetiaan dan komitmen organisasional. Kualitas ini selanjutnya akan mengurangi kecenderungan karyawan untuk meninggalkan organisasi. Suatu organisasi untuk mencapai keberhasilan perlu meningkatkan faktor kinerja organisasi

dengan membentuk dan mengembangkan suatu budaya organisasi yang mendukung terciptanya komitmen karyawan.

Faktor kedua yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah komunikasi organisasi, yang dimaksud dengan komunikasi organisasi adalah proses penyampaian pesan-pesan yang berlangsung antar anggota organisasi, dapat berlangsung antara pimpinan dengan bawahan, pimpinan dengan pimpinan, maupun bawahan dengan bawahan. Ciri komunikasi organisasi ini ialah berstruktur atau berhierarki.

Komunikasi ini jga mempunyai struktur yang vertikal dan horizontal. Namun komunikasi organisasi yang terjadi di PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II sumatera Barat masih kurang optimal, dimana masih banyak karyawan yang mementingkan dirinya sendiri, tidak mau mematuhi kebijakan yang telah ditetapkan.

Dalam melaksanakan pekerjaan, karyawan tidak lepas dari komunikasi dengan sesama rekan kerja dengan atasan, dan dengan bawahan. Komunikasi yang baik dapat menjadi sarana yang tepat dalam meningkatkan kinerja karyawan. Melalui komunikasi, karyawan dapat meminta petunjuk kepada atasan mengenai pelaksanaan kerja. Melalui komunikasi juga karyawan dapat bekerja sama satu sama lain. Komunikasi merupakan sebuah pentransferan makna maupum pemahaman makna kepada orang lain dalam bentuk lambang-lambang, simbol, atau bahasa-bahasa tertentu sehingga orang yang menerima informasi memahami maksud dari informasi tersebut.

PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat merupakan suatu Perseroan yang bergerak di bidang perhubungan darat (jasa) yang memperkerjakan sekitar 425 karyawan termasuk staf senior. Visi dari PT Kereta Api Indonesia adalah menjadi penyedia jasa perkeretaapian terbaik yang fokus pada pelayanan pelanggan dan memenuhi harapan

stakeholder. Sedangkan misinya adalah

menyelenggarakan bisnis perkeretaapian dan bisnis usaha penunjangnya, melalui praktek bisnis dan model organisasi terbaik untuk memberikan nilai tambah yang tinggi bagi

(5)

stakeholders dan kelestarian lingkungan

berdasarkan 4 pilar utama: Keselamatan, Ketepatan waktu, Pelayanan dan Kenyamanan

Berdasarkan hasil observasi bahwasanya kinerja karyawan PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat masih kurang optimal. Itu dapat dilihat dari tabel berikut :

Tabel 1.

Rekapitulasi Absen kinerja karyawan Tiga tahun terakhir di PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat.

Tahun Hadir Sakit Izin Persentase %

2012 1.803 15 10 6,24 % 2013 1.625 6 15 5,62 % 2014 1.635 10 25 5,66 %

Sumber: Data Sekunder PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat, 2014

Berdasarkan pada tabel 1 dapat diketahui, kenaikan Persentase kehadiran tertinggi dalam tiga tahun terakhir adalah Pada tahun 2012 yaitu 6,24% yang diantaranya jumlah kehadiran karyawan mencapai 1.803 orang, serta karyawan sakit 15 orang dan karyawan yang izin berjumlah 10 orang. Dan persentase kehadiran terendah terdapat pada tahun 2013 yaitu 5,62% yang diantaranya jumlah kehadiran karyawan mencapai 1.625 orang, serta karyawan sakit 6 orang dan karyawan yang izin 15 orang.

Untuk menunjang kinerja perusahaan yang baik dan mencapai tujuan dari

perusahaan, maka diperlukan kedisiplinan karyawan baik itu disiplin dalam mematuhi peraturan perusahaan maupun dalam kehadiran sehingga karyawan akan merasa memilki rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. Sedangkan Menurut Fanthoni (2006:172) menyatakan kedisiplinan merupakan fungsi operatif Manajemen Sumber Daya Manusia yang terpenting karena semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yang dapat dicapainya.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian ini digolongkan pada penelitian deskriptif asosiatif karena menerangkan suatu gejala dan peristiwa dari kejadian yang telah terjadi, serta menentukan ada tidaknya pengaruh suatu variabel terhadap variabel lainnya atau variabel bebas terhadap variabel terikat.

Sugiyono (2009:56) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, menghubungkan dengan variabel lain. Selanjutnya Arikunto (2010:239) menjelaskan bahwa metode asosiatif adalah penelitian yang bertujuan untuk menentukan ada atau tidaknya hubungan dan apabila ada, berapa erat hubungannya. Sebagaimana diketahui bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh Budaya Organisasi dan Komunikasi Organisasi sebagai variabel bebas terhadap Kinerja

Karyawan sebagai variabel terikat. Dalam rangka pengumpulan data maka penulis dalam hal ini mengadakan penelitian pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II sumatera Barat pada bulan Juni 2015.

Arikunto, 2010:115 menemukakan populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi pada penelitian ini adalah jumlah karyawan atau pegawai pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat khususnya bagian kantor.

Menurut Arikunto (2010: 174) sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Selain itu Atikunto (2002:112) juga mengemukakan menegenai sampel populasi apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua. Maka teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah total

sampling dimana keseluruhan populasi

dijadikan sampel. Maka sampel dalam penelitan ini adalah 78 orang.

(6)

Adapun prosedur dalam penelitian ini

menggunakan angket/kuisioner yang

disebarkan pada seluruh karyawan bagian kantor PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat. Penyusunan angket berpedoman kepada skala likert yang berguna untuk menyatakan besar persetujuan responden terhadap perryataan-pernytaan yang diberikan dengan beberapa alternatif jawaban dengan diberi bobot penilaian

positif. Teknik analisi data yang digunkan adalah mentabulasikan data. Melakukan perhitungan frekuensi tiap-tiap kategori jawaban masing-masing variabel atau sub variabel, melakukan analisis TCR untuk

subvariabel budaya organisasi dan

komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat.

PEMBAHASAN

Diperoleh informasi bahwa rata-rata skor jawaban responden untuk variabel budaya organisasi adalah 4,40, komunikasi organisasi adalah 4,18 sedangkan kinerja karyawan adalah 4,24.

Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua macam yaitu uji t (parsial) dan uji f (simultan) masing-masing variabel bebas yang mempengaruhi kinerja karyawan adalah : a. Pengaruh Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa budaya organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat. Hal ini dapat dilihat pada tabel 30 yang menyatakan bahwa nilai thitung sebesar 3.448

thitung > ttabel sebesar 1,66515 dengan nilai

signifikan 0,001 < 0,05 berarti Ha diterima dan Ho ditolak. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara budaya organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat.

Berdasarkan hasil uji deskriptif menunjukkan bahwa variabel budaya organisasi yang ada pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat berada pada kategori baik yaitu nilai TCR sebesar 88,03%. Hal ini sesuai dengan pendapat ahli wirawan (2007: 37) yang menyatakan budaya organisasi juga menciptakan, meningkatkan dan mempertahankan kinerja tinggi. Perusahaan yang memiliki budaya organisasi yang bagus akan memiliki kinerja yang bagus dan tinggi pula. Berdasarkan pendapat diatas maka perusahaan harus meningkatkan dan mempertahankan budaya yang ada, sehingga

karyawan juga dapat meningkatkan dan mempertahankan kinerja tinggi.

b. Pengaruh Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa komunikasi organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumataera Barat. Hal ini dapat dilihat pada tabel 30 yang menyatakan bahwa nilai thitung 13,153 >

ttabel sebesar 1,66515 dengan nilai signifikan

0,000 < 0,05 berarti Ha diterima dan Ho ditolak dengan demikian dapat dikatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat.

Berdasarkan hasil uji deskriptif menunjukkan bahwa variabel komunikasi organisasi yang ada pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat berada pada kategori baik yaitu nilai TCR sebesar 83,70%. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Yanti (2014) yang menyatakan terdapat hubungan yang positif antara komunikasi organisasi terhadap kinerja karyawan PT. Pegadaian Tarandam cabang Padang.

c. Pengaruh Budaya Organisasi Dan Komunikasi Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan

Berdasarkan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji F maka secara bersama-sama (simultan) dapat dilihat bahwa kedua variabel bebas yaitu budaya organisasi ( ) dan komunikasi ( ) secara bersama-sama memiliki pengaruh terhadap kinerja karyawan Pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat. Hal ini ditunjukkan dari nilai uji F sebesar

(7)

95,852 dengan angka sig sebesar 0,000 < 0,05.

Secara simultan budaya organisasi ( ) dan komunikasi organisasi ( ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat. Bukti tersebut menunjukkan bahwa kinerja sangat tergantung pada variabel budaya organisasi dan komunikasi organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa budaya organisasi dan komunikasi organisasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat. Semakin baik budaya organisasi dan

komunikasi organisasi disuatu perusahaan maka akan semakin tinggi kinerja karyawan pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat.

d. Koefisien Determinasi (R2)

Dari hasil perhitingan dengan menggunakan SPSS dapat diketahui bahwa koefisien determinasi (R Square) yang diperoleh sebesar 0,719. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja karyawan sebesar 71,9% dapat dijelaskan oleh variabel budaya organisasi dan komunikasi sedangkan sisanya 28,1% ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Variabel budaya organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi variabel budaya organisasi (X1) sebesar 0,159 dan nilai thitung sebesar 3,448thitung >

ttabel sebesar 1,66515 dengan nilai

signifikan 0,001 < 0,05 berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

2. Variabel komunikasi organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II

Sumatera Barat. Hal ini dibuktikan dengan nilai koefisien regresi variabel komunikasi organisasi (X2) sebesar 0,735 dengan nilai thitung 13,153 > ttabel

sebesar 1,66515 dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05 berarti Ha diterima dan Ho ditolak.

3. Variabel budaya organisasi dan komunikasi organisasi secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan pada PT. Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat dengan nilai nilai Fhitung (88,312) > dari

Ftabel (3,12) dan sig (0,000) < dari alpha

(0,05) artinya H0 ditolak dan Ha

diterima.

SARAN

Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis dapat memberikan saran atau masukan sebagai berikut:

1. Pada hasil analisa penelitian ini yang harus perlu diperhatikan dan ditingkatkan oleh PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divre II Sumatera Barat diharapkan, untuk meningkatkan budaya organisasi dan komunikasi organisasi, sehingga karyawan mampu atau akan berusaha untuk meningkatkan kinerjanya.

2. Kepada karyawan agar lebih memahami bahwa pentingnya meningkatkan budaya organisasi dan komunikasi dalam bekerja. Dengan semakin bagusnya budaya organisasi dalam suatu perusahaan maka akan

semakin bagus hasil yang di peroleh oleh perusahaan, begitu juga dengan komunikasi organisasi, semakin baik komunikasi antara atasan dengan bawahan atau bawahan dengan bawahan dalam suatu perusahaan maka akan meningkatkan kinerja karyawan tersbut.

3. Kepada peneliti selanjutnya, diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan membahas hal yang sama pada tempat lain. Selanjutnya bagi peneliti yang ingin meneliti tentang kinerja karyawan disarankan mengaitkannya dengan variabel lain dari budaya organisasi dan komunikasi organisasi.

(8)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penulisan Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Arni, Muhammad. 2007. Komunikasi

Organisasi. Jakarta : PT Bumi

Aksara.

Ghozali, imam. 2011.Aplikasi Analisi Multivariate Dengan Program SPSS. Semarang: badan penerbit

universitas diponegoro

Rivai, Veithzal. 2011. Kepemimpinan dan

Prilaku Organisasi. Jakarta : PT

raja Grafindo Persabda.

Siregar,syofian.2013. Statistik Parametrik

Untuk Penelitian Kuantitatif.

Bandung: Bumi Aksara

Suliyanto. 2011. Ekonometrika terapan

Teori dan aplikasi dengan SPSS.

Yogyakarta: Andi

Sutrisno, Edy. 2011. Manajemen Sumber

Daya Manusia. Jakarta : PT

Rineka Cipta

Widardjono, Agus. 2013. Ekonometrika

Pegantar Dan Aplikasi.

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana sistem pengendalian intern penggajian dan pengupahan pada PT Kereta Api (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara dan

Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara dipengaruhi oleh kepuasan kerja sebesar 36% dan sisanya dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diamati

Kereta Api (Persero) DAOP IX Jember dan untuk menganalisis pengaruh tidak langsung pelatihan, komunikasi melalui kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Kereta

Pengaruh Kompensasi Finansial Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan pada PT Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional III Sumatera Selatan.... 1.2

Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera

Kereta Api Indonesia (Persero) Divisi Regional I Sumatera Utara terkait dengan kinerja karyawan dalam bekerja.. Dari hasil prasurvei, diperoleh bahwa kinerja karyawan

Kereta Api Indonesia sub Divre 3.1 Kertapati Palembang masih belum baik, hal ini terlihat dari kuantitas kerja bekaitan dengan banyaknya pekerjaan yang dapat

Melalui pelaksanaan PKL tersebut, pada PT KERETA API INDONESIA PERSERO DIVRE IV TANJUNGKARANG penulis ditempatkan di Divisi Sistem Infromasi, pada saat pelaksanaan kerja penulis