• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

27

Sa’diah, 2013

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model Arikunto, dkk (2012). PTK dalam bahasa Inggris disebut sebagai Classroom Action Research (CAR).

Pengertian Penelitian Tindakan Kelas menurut Arikunto (2012:2), yaitu sebuah penelitian yang dilakukan di kelas. Dikarenakan ada tiga kata yang membentuk pengertian tersebut, maka ada tiga pengertian yang dapat diterangkan, yaitu:

1. Penelitian - menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan – menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas – dalam hal ini tidak terkait pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran, yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata ini, yaitu Penelitian, Tindakan dan Kelas, dapat disimpulkan bahwa “Penelitian Tindakan Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar

(2)

Sa’diah, 2013

berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama” (Arikunto dkk, 2012:3).

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. PTK berfokus pada kelas atau pada proses belajar mengajar yang terjadi di kelas, bukan pada input kelas (silabus, materi, dan lain-lain) ataupun output (hasil belajar). PTK harus tertuju atau mengenai hal-hal yang terjadi di dalam kelas (Arikunto, dkk, 2012:58)

Penelitian tindakan kelas menurut Mulyasa (2006:155) memiliki karakteristik sebagai berikut: “1. Masalah yang diangkat untuk dipecahkan dan kondisi yang diangkat untuk ditingkatkan harus berangkat dari praktek pembelajaran nyata di kelas; 2. Guru dapat meminta bantuan orang lain untuk mengenal dan mengelaborasi masalah yang akan dijadikan topik penelitian.”

Secara umum penelitian tindakan kelas bertujuan untuk: 1. Memperbaiki dan meningkatkan kondisi serta kualitas pembelajaran di kelas; 2. Meningkatkan layanan professional dalam konteks pembelajaran di kelas, khususnya layanan kepada peserta didik; 3. Memberikan kesempatan kepada guru untuk melakukan tindakan dalam pembelajaran yang direncanakan di kelas; dan 4. Memberi kesempatan kepada guru untuk melakukan pengkajian terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukannya (Mulyasa, 2006:155).

B. Rencana Tindakan

Secara garis besar, pada penelitian ini terdapat empat tahapan yang dilalui yaitu (1) perencanaan (planning); (2) Pelaksanaan / tindakan (acting); (3) Pengamatan (observing); dan (4) refleksi (reflecting). Adapun

(3)

Sa’diah, 2013

model dan penjelasan untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut (Arikunto, dkk:2012).

Tahap 1: Menyusun rancangan tindakan (planning)

Dalam tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut dilakukan.

Tahap 2: Pelaksanaan tindakan (acting)

Tahap ke-2 dari penelitian tindakan adalah pelaksanaan yang merupakan implementasi atau penerapan isi rancangan, yaitu mengenakan tindakan kelas.

Tahap 3: Pengamatan (observing)

Tahap ke-3, yaitu kegiatan pengamatan yang dilakukan oleh pengamat. Kegiatan pengamatan sebenarnya tidak bisa dipisahkan dengan pelaksanaan tindakan karena pengamatan seharusnya dilakukan pada waktu tindakan sedang dilakukan.

Tahap 4: refleksi (reflecting)

Tahap refleksi adalah kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang telah kita dilakukan. Refleksi sendiri berasal dari bahasa Inggris reflection yang artinya pemantulan. Kegiatan refleksi ini dilakukan ketika selesai melakukan tindakan, kemudian didiskusikan implementasi rancangan tindakan.

(4)

Sa’diah, 2013 Bagan 3.1 Alur PTK Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif

Tipe Make a Match

(Modifikasi Arikunto, dkk. 2012:16) Penjelasan:

1. Pra siklus

a. pengamatan : Peneliti sebagai observer mengamati kegiatan pembelajaran IPA di kelas IV SDN Jeruk Tipis 3.

PRA SIKLUS

Observasi : Peneliti mengamati kegiatan pembelajaran di kelas IV.

Refleksi : Peneliti sebagai observer menganalisis hal-hal apa saja yang kurang pada kegiatan pembelajaran sehingga siswa kesulitan memahami dan mengingat pelajaran yang telah disampaikan oleh guru.

Rencana : Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia di kelas IV.

SIKLUS I

Observasi : Peneliti bekerjasama dengan guru mitra, mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia.

Refleksi : Peneliti dan guru mitra berkolaborasi untuk menganalisis kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia. Jika hasilnya belum maksimal atau belum mencapai target, maka PTK ini akan dilanjutkan ke siklus berikutnya, sampai maksimal tiga siklus.

Tindakan : Peneliti sebagai model melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas IV dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia.

(5)

Sa’diah, 2013

b. refleksi : Peneliti menganalisis hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki dalam kegiatan pembelajaran yang menyebabkan siswa kesulitan memahami dan mengingat pelajaran mengenai panca indera manusia yang telah disampaikan oleh guru. Dalam hal ini, pemahaman siswa masih rendah dikarenakan metode mengajar yang digunakan oleh guru cenderung monoton, yaitu metode ceramah dan pemberian tugas mengerjakan lembar kerja siswa yang memungkinkan kurangnya partisipasi aktif siswa sehingga pemahaman dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran cenderung rendah.

2. Siklus I a. Rencana

1) Peneliti membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia di kelas IV.

2) Menyiapkan alat dan bahan seperti kartu-kartu pasangan pertanyaan dan jawaban, pluit untuk penanda waktu, hadiah sebagai penghargaan bagi siswa dll.

3) Menyiapkan sumber belajar mengenai materi panca indera manusia yang akan disampaikan yaitu buku paket Sains kelas IV dan buku-buku penunjang lainnya.

(6)

Sa’diah, 2013

b. Tindakan

1) Peneliti sebagai model melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas IV dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative

learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca

indera manusia sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun sebelumnya.

2) Menyampaikan materi panca indera manusia dengan demonstrasi. 3) Melakukan permainan membuat pasangan (make a match) mengenai

materi panca indera manusia dan cara pemeliharaannya yang baru saja dipelajari.

4) Melakukan evaluasi dan memberikan tes formatif siklus I.

c. Pengamatan (observasi): Peneliti bekerjasama dengan guru mitra, mengamati jalannya kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia. Hal-hal yang diamati dalam proses pembelajaran adalah:

1) aktivitas siswa 2) aktivitas guru d. Refleksi

1) Peneliti dan guru mitra berkolaborasi untuk menganalisis kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia. Jika hasilnya belum maksimal atau

(7)

Sa’diah, 2013

belum mencapai target, maka PTK ini akan dilanjutkan ke siklus berikutnya, sampai maksimal tiga siklus.

2) Siswa dikatakan memenuhi standar ketuntasan belajar minimal, jika mencapai nilai >65. Jika hasilnya rata-rata belum mencapai SKBM, maka dilanjutkan ke siklus II dan seterusnya sampai maksimal tiga siklus.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan terlebih dahulu sumber data, jenis data, instrumen yang digunakan, serta teknik pengumpulannya. Secara lengkap, teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti akan dijelaskan pada tabel berikut ini.

Untuk memperoleh data dari penelitian ini, maka diperlukan instrument penelitian. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes dan lembar observasi.

1. Tes formatif tiap siklus, dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada konsep panca indera manusia. Jumlah soal untuk setiap akhir siklus dan post tes sebanyak 10 soal obyektif , lima butir soal pilihan ganda, dan lima butir soal isian singkat, ditambah satu soal subyektif yang menanyakan pendapat siswa tentang proses pembelajaran. Soal yang disusun menunjukkan

(8)

Sa’diah, 2013

kemampuan dalam mendeskripsikan hubungan antara struktur panca indera manusia dengan fungsinya serta kemampuan menjelaskan gangguan dan cara memelihara kesehatan panca indera.

Berikut ini adalah kisi-kisi dan soal tes pada konsep panca indera manusia.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Materi Panca Indera Manusia dan Fungsinya Serta Cara Pemeliharaannya

Standar Kompetensi Indikator Tingkat Kesukaran C1 (ingatan) C2 (Pemaha man) C3 (Penerapa n) Jml PG I PG I PG I Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya serta cara pemeliharaannya. Mendeskripsik an hubungan antara struktur panca indera dengan fungsinya. mudah 1(1) 1(6) 5 sedang 1(2) 1(7) sukar 1(8) Menjelaskan gangguan dan cara memelihara kesehatan panca indera mudah 1(9) 5 sedang 1(3) 1 (10) 1(4) sukar 1(5)

I. Pilihlah salah satu jawaban yang tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c, atau d!

1. Allah SWT memberikan kita alat indera yang berfungsi untuk melihat yaitu. . .

a. Hidung c. mata

(9)

Sa’diah, 2013

2. Alat indera yang dapat merasakan panas atau dingin adalah. . .

a. Hidung c. lidah

b. Kulit d. telinga

3. Salah satu penyakit yang dapat menyerang hidung adalah. . .

a. Batuk c. glukoma

b. Diare d. sinusitis

4. Jika kita membaca atau menonton televisi terlalu dekat, itu tidak baik karena dapat mengakibatkan kelainan mata yang disebut. . .

a. Hemerolopi c. miopi

b. Hipermetropi d. presbiopi

5. Agar kulit kita tetap sehat, maka kita harus menjaganya, kecuali… a. Berganti pakaian bersih setiap hari

b. Bermain pasir dan lumpur di halaman c. Mandi minimal dua kali sehari

d. Membiasakan cuci tangan dan kaki

II. Mari melengkapi pernyataan-pernyataan di bawah ini dengan jawaban yang tepat.

6. Pada lidah kita terdapat bintil-bintil kecil yang peka terhadap rasa, disebut. . .

7. Saluran eustachius merupakan saluran yang menghubungkan antara . . . dan . . .

8. Bagian mata yang memberi warna pada mata adalah . . . . … . . . 9. Jika kita terkena sariawan, maka kita harus makan makanan yang

banyak mengandung vitamin . . .

10. Dina tidak bisa membaca dengan jelas jika jaraknya lebih dari 30cm, maka Dina dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa . . .

11. Bagaimana pelajaran IPA hari ini? Menyenangkan atau tidak? Berikan alasanmu . . . . . .

2. Lembar observasi atau lembar pengamatan, untuk mengukur atau menilai proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe make a match pada konsep panca indera manusia.

(10)

Sa’diah, 2013 Tabel 3.2 Pedoman Observasi Aktivitas Guru Menggunakan

Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

NO INDIKATOR

NILAI

1 2 3 4

1 Menyampaikan tujuan pelajaran yang akan dicapai dan menekankan pentingnya konsep panca indera manusia yang akan dipelajari, serta memotivasi siswa belajar.

2 Menyajikan materi tentang konsep panca indera manusia.

3 Menyiapkan kartu-kartu soal dan jawaban yang berkaitan dengan konsep panca indera manusia. 4 Mengorganisasikan siswa ke dalam

kelompok-kelompok dan membimbing setiap kelompok-kelompok agar melakukan transisi secara efektif dan efisien.

5 Memberikan instruksi permainan dengan jelas. 6 Membimbing kelompok-kelompok pada saat

melakukan tugas kelompoknya masing-masing. 7 Mengelola jalannya permainan agar tetap

kondusif

8 Membimbing siswa mempresentasikan pasangan kartu.

9 Memberikan penghargaan atas kecocokan kartu dan kerjasama siswa.

10 Mengevaluasi proses pembelajaran.

Jumlah Rata-Rata Keterangan: 1: Kurang; 2: cukup; 3: baik; 4: sangat baik

(11)

Sa’diah, 2013 Tabel 3.3 Pedoman Observasi Aktivitas Siswa Menggunakan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match

NO INDIKATOR

NILAI 1 2 3 4

1 Memperhatikan presentasi materi dari guru dengan penuh perhatian.

2 Membaca teks yang diberikan guru dan membuat catatan pribadi.

3 Mendengarkan dan mengikuti instruksi permainan dari guru.

4 Melaksanakan permainan dengan tertib.

5 Berdiskusi antar siswa dalam mencocokkan kartu. 6 Mencari pasangan kartu sesuai dengan waktu yang

ditentukan.

7 Melaporkan pasangan kartu kepada kelompok penilai / guru.

8 Melakukan transisi kelompok dengan tertib. 9 Mempresentasikan pasangan kartu.. 10 Berdiskusi/bertanya antar siswa dan guru

Jumlah Rata-Rata

Keterangan: 1: Kurang; 2: cukup; 3: baik; 4: sangat baik

D. Pengolahan Data

Setelah data dikumpulkan, kemudian diolah untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa yang dapat diketahui dari hasil belajarnya.

Dengan mengambil data dari tes dan tugas yang diberikan oleh guru, untuk menghitung persentase daya serap/ketuntasan belajar menggunakan rumus:

Skor Hasil Belajar = Jumlah jawaban yang benar x 100 Jumlah soal

(12)

Sa’diah, 2013

Rata-rata = Σ skor keseluruhan

Jumlah siswa

Ketuntasan belajar = Σ siswa yang mendapat nilai ≥65 x 100% Σ siswa

Nilai Aktivitas Guru dan Siswa = Jumlah skor yang diperoleh x 100 Skor maksimum

Hasil tersebut diinterpretasikan dengan kategorikan sebagai berikut: Tabel 3.4 Klasifikasi Nilai Hasil Belajar Siswa

Persentase Pemahaman Siswa Kriteria

90 - 100 Baik Sekali

76 - 90 Baik

65 -75 Cukup

< 65 Kurang

E. Subjek Dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah kegiatan pembelajaran dengan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif (cooperative learning) tipe membuat pasangan (make a match) pada konsep panca indera manusia. Dilaksanakan di kelas IV SDN Jeruk Tipis 3 yang berjumlah 32 orang siswa yang terdiri dari 14 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan.

2. Lokasi Penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Jeruk Tipis 3 yang berlokasi di Kp. Cikopyah, Desa Tegal Maja, Kecamatan Kragilan, Kabupaten Serang-Banten 42184.

Peneliti memilih SD Negeri Jeruk Tipis 3 sebagai lokasi penelitian, dikarenakan lokasinya yang relatif dekat dari tempat tinggal peneliti, sehingga diharapkan dapat membantu memudahkan dalam melakukan proses penelitian.

(13)

Gambar

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Materi Panca Indera Manusia dan  Fungsinya Serta Cara Pemeliharaannya
Tabel 3.2 Pedoman  Observasi Aktivitas Guru Menggunakan  Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
Tabel 3.3 Pedoman  Observasi Aktivitas Siswa Menggunakan Model  Pembelajaran Kooperatif Tipe Make a Match
Tabel 3.4 Klasifikasi Nilai Hasil Belajar Siswa  Persentase Pemahaman Siswa  Kriteria

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan rutin yang dikoordinir oleh mahasiswa antara lain pengajian anak-anak empat hari seminggu yang dikelola oleh para mahasiswa (PAPIKA) dan para Muadzin

Secara teknis hasil pengujian laboratorium terhadap unjuk kerja mesin diesel menghasilkan bahwa campuran biodiesel 30% dengan 70% solar mempunyai daya maksimum 5,36 HP pada 2.190

pendengar radio Suara Surabaya , didominasi oleh mereka yang memiliki. pengeluaran

Atau dengan kata lain bahwa pendidikan anak usia dini dalam pendidikan Islam bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai keislaman kepada anak sejak dini, sehinga

Oleh karena itu, dalam merencanakan bangunan di daerah gempa, gaya gempa yang terjadi harus diperhitungkan dan digunakan dalam mendesain supaya struktur tetap memiliki kekakuan

pernafasan melalui mulut, refluks esophagus , merokok, dan voice abuse (Mulder, 2009). Berdasarkan pernyataan tersebut diketahui bahwa asap rokok dan merokok merupakan

Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu daerah atau Negara dalam periode tertentu, kenaikan produksi ini bisa