• Tidak ada hasil yang ditemukan

makalah psikologi kepribadian

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "makalah psikologi kepribadian"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

makalah PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DAN TEORI KEPRIBADIAN 26MAR

MAKALAH

PERKEMBANGAN PESERTA DIDIK DAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN “KEPRIBADIAN”

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM PENDIDIKAN MATEMATIKA

2013

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat, bimbingan, petunjuk dan penyertaan-Nya sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah yang berjudul “ KEPRIBADIAN” dengan baik. Kami mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak – pihak yang telah

membantu kami dalam penyusunan makalah ini baik itu teman-teman, dosen dan semua yang telah membantu yang kami tidak bisa sebut satu persatu.

Besar harapan kami bahwa makalah ini dapat bernilai baik, dan dapat digunakan dengan sebaik-baiknya.Kami menyadari bahwa makalah yang kami susun ini belumlah sempurna untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dalam rangka penyempurnaan untuk pembuatan makalah selanjutnya.Sesudah dan sebelumnya kami ucapkan terimakasih.

Tondano, 27 Februari 2013 KELOMPOK 6 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR……… ……….. DAFTAR ISI……… ………. BAB 1. PENDAHULUAN

(2)

A. LATAR BELAKANG……… B. RUMUSAN MASALAH………. C. TUJUAN……… ………….. D. MANFAAT PENULISAN………. E. METODE PENULISAN………. BAB II. PEMBAHASAN

A PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DAN TEORI KEPRIBADIAN………

1.1 PENGERTIAN KEPRIBADIAN DAN CIRI-CIRI KEPRIBADIAN……….. 1.2 TEORI KEPRIBADIAN MENURUT PARA

AHLI………

1.3 PSIKOLOGI KEPRIBADIAN SEBAGAI BIDANG STUDY……… 1.4 SASARAN-SASARAN PSIKOLOGI KEPRIBADIAN………. 1.5 TEORI KEPRIBADIAN DAN

FUNGSINYA……… 1.6 EVALUASI TEORI

KEPRIBADIAN……… 1.7 ARTI DAN DEFINISI

KEPRIBADIAN……….. 1.8 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI

KEPRIBADIAN………. 1.9 ANGGAPAN-ANGGAPAN DASAR TENTANG MANUSIA………. B.TEORI KEPRIBADIAN PSIKOLOGI ( SIGMUN FREUD)

(3)

PSIKONALISA………. 2.2 DINAMIKA

KEPRIBADIAN……… 2.3 PERKEMBANGAN

KEPRIBADIAN………

2.4 VALIDASI EMPIRIS ATAS KONSEP-KONSEP PSIKONALISA……….. 2.5 PENERAPAN PSIKONALISA DALAM PSIKOTERAPI………. C.TEORI KEPRIBADIAN BEHAVIORSME

3.1 PENDEKATAN PSIKOLOGIS

SKINNER……….. 3.2 PENGONDISIAN

OPERAN………..

3.3 VALIDASI EMPIRIS ATAS TEORI BELAJAR SKINNER……… 3.4 PENWRAPAN DUNIA SEBAGAI KOTAK

SKINNER………

D.TEORI KEPRIBADIAN HUMANISTIK 4.1 EKSISTENSIALISME DAN PSIKOLOGI HUMANISTIK………

4.2 AJARAN-AJARAN DASAR PSIKOLOGI HUMANISTIK………..

4.3 TEORI KEBUTUHAN

BERTINGKAT………. 4.4 MOTIF KEKURANGAN DAN MOTIF

PERTUMBUHAN………..

4.5 VALIDASI EMPIRIS ATAS TEORI KEPRIBADIAN MASLOW………….. BAB III. PENUTUP

A.

KESIMPULAN……… ………

(4)

SARAN……… ………

DAFTAR

PUSTAKA……… ………..

(5)

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Manusia adalah makhluk yang kompleks, kekompleksitasan manusia itu tiada taranya di muka bumi ini. Manusia lebih rumit dari makhluk apapun yang bisa dijumpai dan jauh lebih rumit dari mesin apapun yang bisa dibuat. Manusia juga sulit dipahami karena keunikannya. Dengan keunikannya, manusia adalah makhluk tersendiri dan berbeda dengan makhluk apapun. Juga dengan sesamanya. Tetapi, bagaimanapun sulitnya atau apapun hambatannya, manusia ternyata tidak pernah berhenti berusaha menemukan jawaban yang dicarinya itu. Dan barang kali sudah menjadi ciri atau sifat manusia juga untuk selalu mencari tahu dan tidak pernah puas dengan pengetahuan-pengetahuan yang diperolehnya, termasuk pengetahuan tentang dirinya sendiri dan sesamanya.

Sekian banyak upaya yang telah diarahkan untuk memahami manusia. Tetapi tidak semua upaya tersebut membawa hasil, namun upaya pemahaman tentang manusia tetap memiliki arti penting dan tetap harus dilaksanakan. Bisa dikatakan bahwa kualitas hidup manusia, tergantung kepada peningkatan pemahaman kita tentang manusia. Dan psikologi, baik secara terpisah maupun sama-sama dengan ilmu-ilmu lain, sangat berperan secara mendalam dalam penganganan masalah kemanusiaan ini.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan psikologi kepribadian dan teori kepribadian?

2. Bagaimana pendekatan teori kepribadian psikoanalisa menurut Sigmund Freud?

3. Bagaimana pendekatan teori kepribadian behaviorisme menurut B.F. Skinner?

4. Bagaimana pendekatan teori kepribadian humanistik menurut Abraham Maslow?

(6)

C. TUJUAN

Penulisan ini memiliki beragam tujuan yang ingin dicapai baik penulis maupun pembaca. Tujuan tersebut antara lain :

1. Untuk mengetahui dan memahami tentang pengertian dari psikologi kepribadian dan teori kepribadian.

2. Untuk mengetahui dan memahami tentang pendekatan teori kepribadian psikoanalisa menurut Sigmund Freud.

3. Untuk mengetahui dan memahami tentang pendekatan teori kepribadian behaviorisme menurut B.F. Skinner

4. Untuk mengetahui dan memahami tentang pendekatan teori kepribadian humanistik menurut Abraham Maslow.

D. MANFAAT PENULISAN

Manfaat di susunya makalah ini yaitu : Sebagai mahasiswa:

1) Sebagai bahan tambahan pembelajaran,

2) Untuk menambah pengetahuan tentang kepribadian Sebagai guru;

1) Untuk mengetahui bagaimana kepribadian seorang guru 2) Untuk menambah pengetahuan tentang kepribadian

E. METODE PENULISAN

Makalah ini di susun menggunakan metode pustaka di mana data-data di peroleh dari buku maupun internet.

(7)

BAB II PEMBAHASAN

A. PSIKOLOGI KEPRIBADIAN DAN TEORI KEPRIBADIAN

1. PENGERTIAN KEPRIBADIAN DAN CIRI-CIRI KEPRIBADIAN Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang.

Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan. Sedangkan yang dimaksud dengan unik bahwa kualitas perilaku itu khas sehingga dapat dibedakan antara individu satu dengan individu lainnya. Keunikannya itu didukung oleh keadaan struktur psiko-fisiknya, misalnya konstitusi dan kondisi fisik, tampang, hormon, segi kognitif dan afektifnya yang saling berhubungan dan berpengaruh, sehingga menentukan kualitas tindakan atau perilaku individu yang bersangkutan dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

(8)

Untuk menjelaskan tentang kepribadian individu, terdapat beberapa teori kepribadian yang sudah banyak dikenal, diantaranya : teori Psikoanalisa dari Sigmund Freud, teori Analitik dari Carl Gustav Jung, teori Sosial Psikologis dari Adler, Fromm, Horney dan Sullivan, teori Personologi dari Murray, teori Medan dari Kurt Lewin, teori Psikologi Individual dari Allport, teori Stimulus-Respons dari Throndike, Hull, Watson, teori The Self dari Carl Rogers dan sebagainya. Sementara itu, Abin Syamsuddin (2003) mengemukakan tentang aspek-aspek kepribadian, yang di dalamnya mencakup :

 Karakter yaitu konsekuen tidaknya dalam mematuhi etika perilaku, konsiten tidaknya dalam memegang pendirian atau pendapat.

 Temperamen yaitu disposisi reaktif seorang, atau cepat lambatnya mereaksi terhadap rangsangan-rangsangan yang datang dari lingkungan.

 Sikap; sambutan terhadap objek yang bersifat positif, negatif atau ambivalen.

 Stabilitas emosi yaitu kadar kestabilan reaksi emosional terhadap rangsangan dari lingkungan. Seperti mudah tidaknya tersinggung, marah, sedih, atau putus asa

 Responsibilitas (tanggung jawab) adalah kesiapan untuk menerima risiko dari tindakan atau perbuatan yang dilakukan. Seperti mau menerima risiko secara wajar, cuci tangan, atau melarikan diri dari risiko yang dihadapi.

 Sosiabilitas yaitu disposisi pribadi yang berkaitan dengan hubungan interpersonal. Seperti : sifat pribadi yang terbuka atau tertutup dan kemampuan berkomunikasi dengan orang lain. Setiap individu memiliki ciri-ciri kepribadian tersendiri, mulai dari yang menunjukkan kepribadian yang sehat atau justru yang tidak sehat. Dalam hal ini, Elizabeth (Syamsu Yusuf, 2003) mengemukakan ciri-ciri kepribadian yang sehat dan tidak sehat, sebagai berikut :

(9)

a. Kepribadian yang sehat

 Mampu menilai diri sendiri secara realisitik; mampu menilai diri apa adanya tentang kelebihan dan kekurangannya, secara fisik, pengetahuan, keterampilan dan sebagainya.

 Mampu menilai situasi secara realistik; dapat menghadapi situasi atau kondisi kehidupan yang dialaminya secara realistik dan mau menerima secara wajar, tidak mengharapkan kondisi kehidupan itu sebagai sesuatu yang sempurna.

 Mampu menilai prestasi yang diperoleh secara realistik; dapat menilai keberhasilan yang diperolehnya dan meraksinya secara rasional, tidak menjadi sombong, angkuh atau mengalami superiority complex, apabila memperoleh prestasi yang tinggi atau kesuksesan hidup. Jika mengalami kegagalan, dia tidak mereaksinya dengan frustrasi, tetapi dengan sikap optimistik.

 Menerima tanggung jawab; dia mempunyai keyakinan terhadap kemampuannya untuk mengatasi masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya.

 Kemandirian; memiliki sifat mandiri dalam cara berfikir, dan bertindak, mampu mengambil keputusan, mengarahkan dan mengembangkan diri serta menyesuaikan diri dengan norma yang berlaku di lingkungannya.

 Dapat mengontrol emosi; merasa nyaman dengan emosinya, dapat menghadapi situasi frustrasi, depresi, atau stress secara positif atau konstruktif , tidak destruktif (merusak)  Berorientasi tujuan; dapat merumuskan tujuan-tujuan dalam

setiap aktivitas dan kehidupannya berdasarkan pertimbangan secara matang (rasional), tidak atas dasar paksaan dari luar, dan berupaya mencapai tujuan dengan

(10)

cara mengembangkan kepribadian (wawasan), pengetahuan dan keterampilan.

 Berorientasi keluar (ekstrovert); bersifat respek, empati terhadap orang lain, memiliki kepedulian terhadap situasi atau masalah-masalah lingkungannya dan bersifat fleksibel dalam berfikir, menghargai dan menilai orang lain seperti dirinya, merasa nyaman dan terbuka terhadap orang lain, tidak membiarkan dirinya dimanfaatkan untuk menjadi korban orang lain dan mengorbankan orang lain, karena kekecewaan dirinya.

 Penerimaan sosial; mau berpartsipasi aktif dalam kegiatan sosial dan memiliki sikap bersahabat dalam berhubungan dengan orang lain.

 Memiliki filsafat hidup; mengarahkan hidupnya berdasarkan filsafat hidup yang berakar dari keyakinan agama yang dianutnya.

 Berbahagia; situasi kehidupannya diwarnai kebahagiaan, yang didukung oleh faktor-faktor achievement (prestasi), acceptance (penerimaan), dan affection (kasih sayang). b. Kepribadian yang tidak sehat

 Mudah marah (tersinggung)

 Menunjukkan kekhawatiran dan kecemasan  Sering merasa tertekan (stress atau depresi)

 Bersikap kejam atau senang mengganggu orang lain yang usianya lebih muda atau terhadap binatang

 Ketidakmampuan untuk menghindar dari perilaku menyimpang meskipun sudah diperingati atau dihukum  Kebiasaan berbohong

 Hiperaktif

 Bersikap memusuhi semua bentuk otoritas  Senang mengkritik/mencemooh orang lain

(11)

 Sulit tidur

 Kurang memiliki rasa tanggung jawab

 Sering mengalami pusing kepala (meskipun penyebabnya bukan faktor yang bersifat organis)

 Kurang memiliki kesadaran untuk mentaati ajaran agama  Pesimis dalam menghadapi kehidupan

 Kurang bergairah (bermuram durja) dalam menjalani kehidupan

2. TEORI KEPRIBADIAN MENURUT PARA AHLI

Teori (Perkembangan) Kepribadian berdasarkan pendapat para ahli, yaitu sebagai berikut:

a. Sigmund Freud (Psikoanalisis Klasik) (1856 – 1939)

Struktur Kepribadian, Kehidupan jiwa memiliki tiga tingkat kesadaran, yakni sadar (Conscious), Pra sadar (Preconscious), dan tidak sadar /bawah sadar (Unconscious mind). Id, ego, superego. Id adalah berkaitan dengan prinsip kesenangan, ego berkaitan dengan prinsip kenyataan, sedangkan superego merupakan penjaga moral atau kata hati. Tahap perkembangan psikoseksual, yaitu oral, anal, phalik, laten, genital.

b. Alfred Adler (Psikologi Individual) (1870 – 1937) Struktur Kepribadian, Manusia adalah mahluk social dan makhluk individual. Pokok-Pokok Teori Adler, Individualitas sebagai pokok persoalan, Pandangan Teleologis: Finalisme Semu, Dua Dorongan Pokok, yaitu dorongan kemasyarakatan, dorongan keakuan, Rasa Rendah Diri dan Kompensasi pendorong bagi segala perbaikan dalam kehidupan manusia, Gaya Hidup adalah prinsip yang dipakai landasan untuk memahami tingkah laku seseorang, Diri yang Kreatif adalah penggerak utama, pegangan filsafat, sebab pertama bagi semua tingkah laku.

(12)

c. Karen Horney (1885-1952)

Teori Kepribadian, Dasar kepribadian terbentuk pada tahun-tahun pertama kehidupan anak. Faktor sosial (hubungan antara orang tua dan anak) sangat mempengaruhi perkembangan kepribadian (bukan dorongan biologis). Horney menekankan faktor budaya dibanding faktor biologis dalam perkembangan manusia, terutama yang terkait dengan perbedaan gender.Anak-anak memulai hidupnya dengan basic anxiety, tapi hal itu dapat diatasi dengan pengasuhan yang memadai dari orang tua maupun orang lain. d. Harry Stack Sulivan

Faktor sosial (Proses akulturasi) menentukan perkembangan psikologis. Juga faktor-faktor fisiologis. Pengalaman-pengalaman terdiri dari :

1. Pengalaman prototasik, 2. Pengalaman parataksik, 3. Pengalaman sintaksik.

Ada tujuh tahapan perkembangan yaitu :

1. Infancy (masa kelahiran sampai mampu berbicara), 2. Childhood (masa kanak-kanak),

3. Preadolescence (masa pradewasa), 4. Early adolescence (masa dewasa awal), 5. Late adolescence (masa dewasa akhir),

6. Adulthood (masa dewasa / sebagai orang tua). e. Erich Fromm (1900-1980)

Manusia melarikan diri dari kebebasan, karena Manusia tidak dapat dipisahkan dari alam dan orang lain, Semakin bebas manusia semakin ia merasa kesepian, tidak berarti dan terasing, Manusia menemukan rasa aman jika bersatu & bekerjasama dengan orang lain.

Ada dua cara untuk memperoleh makna dari kebersamaan dalam kehidupan, yaitu: Mencapai kebebasan positif tanpa

(13)

mengorbankan kebebasan dan integritas pribadi dan Memperoleh rasa aman dengan meninggalkan kebebasan. Tiga mekanisme pelarian yang terpenting yaitu : Authoritarianism terdiri dari masochistic dan sadistic, Destructiveness, dan Automation conformity. Kebutuhan Manusia, yaitu: Relatedness (berelasi/berhubungan), Rootedness (berikatan), Unity (bersatu), Identity (indetitas). Ada 4 kebutuhan lain yang berhubungan dengan pemahaman dan aktivitas, yaitu:

1. Need for a frame of orientation, 2. Need for a frame of devotion, 3. Need for excitation–stimulation , 4. Need for effectiveness.

Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tersebut manusia membentuk 2 tipe karakter yaitu:

1. Nonproduktif dan 2. Produktif.

f. Adolf Meyer

Teori psychobiology (atau alternatifnya, ergasiology, istilah yang diciptakan dari kata Yunani untuk bekerja dan melakukan), dimana Meyer melakukan pendekatan untuk pasien penyakit jiwa yang mencakup, meneliti dan mencatat semuanya,baik psikologis biologis, dan sosial yang relevan dengan faktor kasus – sehingga penekanannya pada pengumpulan sejarah kasus rinci untuk pasien, memberikan perhatian khusus terhadap latar belakang sosial dan lingkungan yang membesarkan pasien. Meyer percaya bahwa penyakit mental hasil dari disfungsi kepribadian, bukan patologi otak.

g. Carl Gustav Jung (1875-1961)

Konsep-konsep Kepribadian Menurut Carl Gustav Jung ada tiga macam, yaitu Personality Function, Psyche adalah merupakan gabungan atau jumlah dari keseluruhan isi mental, emosional dan

(14)

spiritual seseorang, dan Self adalah Kepribadian Total (total personality) baik Kesadaran maupun Bawah Sadar. Ia memandang manusia sangatlah unik karena mempunyai begitu banyak Kepribadian yang beragam antara individu satu dengan individu lainnya. Jung membedakan istilah antara Ambang Sadar (Subconscious) dan Bawah Sadar (Unconscious).

h. Gordon W Allport (1897-1967)

Kepribadian adalah:”sebuah organisasi dinamis di dalam sistem psikis dan fisik individu yang menentukan karakteristik perilaku dan pikirannya.”

Teori trait oleh Gordon W. Allport. Central trait, yaitu kumpulan kata-kata yang biasanya digunakan oleh orang untuk mendeskripsikan individu. Unit dasar dari kepribadian adalah trait yang keberadaannya bersumber pada sistem saraf. Allport percaya bahwa trait menyatukan dan mengintegrasikan perilaku seseorang dengan mengakibatkan seseorang melakukan pendekatan yang serupa (baik tujuan ataupun rencananya) terhadap situasi-situasi yang berbeda. Walaupun demikian, dua orang yang memiliki trait yang sama tidak selalu menampilkan tindakan yang sama. Faktor genetik dan lingkungan sama-sama berpengaruh dalam menentukan perilaku manusia.

i. Kurt Lewin (1890- 1947)

Teori medan (life space) merupakan sekumpulan konsep dimana seseorang dapat menggambarkan kenyataan psikologis yang dapat diterapkan dalam semua bentuk tingkah laku, dan sekaligus juga cukup spesifik untuk menggambarkan orang tertentu dalam suatu situasi konkret.

Struktur Kepribadian terdiri atas: 1. Ruang Hidup,

2. Lingkungan Psikologis, 3. Pribadi,

(15)

4. Lingkungan Non-Psikologis

Dinamika Kepribadian terdiri atas : energi psikis (psychic energy), tegangan , kebutuhan (need), tindakan (action) meliputi vector (kekuatan yang mendorong terjadinya tingkah laku) dan valensi (nilai region dari lingkungan psikologis bagi pribadi) serta lokomosi (perpindahan lingkaran pribadi).

Perkembangan Kepribadian , terdiri dari: 1. Diferensiasi,

2. Perubahan dalam variasi tingkah lakunya,

3. Perubahan dalam organisasi dan struktur tingkah lakunya lebih kompleks,

4. Bertambah luasnya arena aktivitas individu. j. Abraham H. Maslow (1908-1970)

Teori Kebutuhan Maslow:

1. Kebutuhan Fisiologis/Biologis, 2. Kebutuhan Keamanan,

3. Kebutuhan Cinta, sayang dan kepemilikan, 4. Kebutuhan Esteem,

5. Kebutuhan Aktualisasi Diri. Hirarki kebutuhan manusia, harus dipenuhi untuk mengembangkan potensi dalam diri manusia.

k. Ivan Pavlov (1849-1936)

Teori pelaziman klasik adalah memasangkan stimuli yang netral atau stimuli yang terkondisi dengan stimuli tertentu yang tidak terkondisikan, yang melahirkan perilaku tertentu. Setelah pemasangan ini terjadi berulang-ulang, stimuli yang netral melahirkan respons terkondisikan. Dari contoh tersebut diterapkan strategi Pavlov ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara mengganti stimulus alami dengan stimulus yang tepat untuk mendapatkan pengulangan respon yang diinginkan. Sementara individu tidak sadar dikendalikan oleh stimulus dari

(16)

luar.

Belajar menurut teori ini adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.

l. John B Watson (1878-1958)

Menurut John Watson, perilaku yang terbentuk merupakan hasil suatu pengondisian. Hubungan berantai sederhana antara stimulus dan respon yang membentuk rangkaian kompleks perilaku. Rangkaian kompleks perilaku meliputi; pemikiran, motivasi, kepribadian, emosi dan pembelajaran.

m. Burrhus Frederick Skinner (Psikologi Behaviorisme ) (1904-1990)

Struktur kepribadian, Tehnik mengontrol perilaku adalah sebagai berikut:

1. Pengekangan Fisik ( physical restraints ) 2. Bantuan Fisik (physical aids)

3. Mengubah Kondisi Stimulus (changing the stimulus conditions)

4. Manipulasi Kondisi Emosional (manipulating emotional conditions)

5. Melakukan Respons-respons Lain (performing alternative responses)

6. Menguatkan Diri Secara Positif (positive self-reinforcement).

7. Menghukum Diri Sendiri (self punishment). Selanjutnya Skinner membedakan perilaku atas:

1. Perilaku yang alami (innate behavior), . 2. Perilaku Operan (operant behavior),.

(17)

Dinamika Kepribadian, terdiri dari Kepribadian dan Belajar, Tingkah laku Kontrol Diri, Stimulan Aversif. Dua jenis pengkondisian, yaitu: Kondisioning Klasik (Classical Conditioning) dan Kondisioning Operan (Operant Conditioning). n. Erik Erikson (1902-1994)

Teori Erik Erikson (Tahapan Pembangunan Psikososial) tentang delapan tahap perkembangan manusia adalah salah satu teori terbaik yang dikenal dalam psikologi. Sementara teori didasarkan pada tahapan Freud tentang perkembangan psikoseksual, Erikson memilih untuk fokus pada pentingnya hubungan sosial pada pengembangan kepribadian.

Teori ini juga melampaui masa kanak-kanak untuk melihat perkembangan di seluruh umur.

Perkembangan kepribadian dalam teori psikoanalisis Erickson 1. Trust VS Mistrust (0-1/1,5 tahun).

2. Otonomi VS Rasa Malu dan Ragu ( early chilhood :

1/1,5-3 tahun).

3. Inisiatif VS Rasa Bersalah (late chilhood:3-6th). 3. Industri VS Inferiority ( usia sekolah:6-12 tahun). 4. Identitas dan Penolakan VS difusi Identitas ( masa

remaja: 12-20 tahun).

5. Intimasi dan Solidaritas VS Isolasi (Early adulthood : 20-35 th). Perkembangan

6. Generativitas VS Stagnasi/ mandeg ( middle adulthood : 35-65 th ).

7. Integritas VS Keputusasaan (later years: diatas 65 th). o. Jean Piaget (1896 – 1980)

Teori Jean Piaget tentang perkembangan kognitif tetap salah satu yang paling sering dikutip dalam psikologi, meskipun menjadi subjek kritik yang cukup. Sementara banyak aspek teori tidak

(18)

teruji oleh waktu, namun ide intinya tetap penting hari ini: anak-anak berpikir berbeda daripada orang dewasa.

p. Lawrence Kohlberg

Lawrence Kohlberg mengembangkan teori pengembangan kepribadian yang berfokus pada pertumbuhan pemikiran moral. Bangunan pada proses dua-tahap yang diusulkan oleh Piaget, Kohlberg memperluas teori untuk meliputi enam tahapan yang berbeda. Sementara teori tersebut telah dikritik karena beberapa alasan yang berbeda, termasuk kemungkinan bahwa ia tidak mengakomodasi jenis kelamin yang berbeda dan budaya yang sama, teori Kohlberg tetap penting dalam pemahaman kita tentang pengembangan kepribadian.

q. James W. Fowler (1940-sekarang)

James Fowler perkembangan konsep kepribadian religious/kepercayaan. Indiduating-reflexive faith adalah tahap yang dikemukakan Fawler, muncul pada masa remaja akhir yang merupakan masa yang penting dalam perkembangan identitas keagamaan. Untuk pertama kalinya dalam hidup mereka, individu memiliki tanggung jawab penuh atas keyakinan religius mereka. Sebelumnya mereka mengandalkan semuanya pada keyakinan orang tuanya. Adapun tingkat perkembangan iman atau rohani yakni iman intuitif-projektif; iman mitis-literal; iman sintetik-konvensional; iman individuatif-reflektif; iman konjuktif; dan iman universal.Tahap-tahap iman tersebut menurut Fowler dipengaruhi oleh aspek kepercayaan. Di mana kepercayaan memiliki sifat ilmiah yang mengandung unsur empiris dalam diri manusia.

3. PSIKOLOGI KEPRIBADIAN SEBAGAI BIDANG STUDI

Pada tahun 1879, psikologi merupakan satu disiplin ilmu yang berdiri sendiri, dan salah satu bidang penting yang terdapat didalamnya

(19)

adalah bidang yang mempelajari manusia yang dikenal sebagai psikologi kepribadian. Sama halnya dengan bidang psikologi yang lain, psikologi kepribadian memberikan sumbangan yang berharga bagi pemahaman kita tentang manusia melalui kerangka kerja yang ilmiah, yakni dengan menggunakan konsep-konsep yang mengarah langsung dan terbuka bagi pengujian empiris serta menggunakan metode yang valid dan memiliki ketepatan.

Yang membedakan psikologi kepribadian dengan bidang-bidang psikologi lainnya adalah usahanya untuk mensitesiskan dan mengintegrasikan prinsip-prinsip yang terdapat pada bidang-bidang psikologi lain tersebut.

Peneliti kepribadian berusaha memformulasi konsep-konsep atau rumusan-rumusan teoretis yang bisa menguraikan dan menerangkan relasi dari prinsip-prinsip yang diambil dan disatukannya. Dengan kata lain, semua faktor yang menentukan atau mempengaruhi tingkah laku manusia merupakan objek penelitian dan pemahaman para ahli psikologi kepribadian.

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa psikologi kepribadian adalah bidang yang memiliki daerah minat yang demikian luas di banding dengan bidang-bidang psikologi yang lainnya. Sehingga psikologi kepribadian adalah studi yang mencakup sebagian besar bidang psikologi. Hal ini terjadi karena tujuan utama dari studi psikologi kepribadian adalah memahami manusia secara total ataupun menyeluruh. 4. SASARAN-SASARAN PSIKOLOGI KEPRIBADIAN

Salah satu ciri yang utama dari psikologi kepribadian adalah penggunaan konsep-konsep dan metode-metode yang ilmiah dalam upaya memahami manusia. Yang mana dengan penggunaan konsep-konsep dan metode-metode ilmiah tersebut psikologi kepribadian bisa mencapai sasaran-sasarannya. Sasaran-sasaran dari psikologi kepribadian

adalah :

(20)

2. Mendorong individu –individu agar bisa hidup secara penuh dan memuaskan.

5. TEORI KEPRIBADIAN DAN FUNGSINYA

Teori kepribadian adalah sekumpulan anggapan atau konsep-konsep yang satu sama lain berkaitan mengenai tingkah laku manusia (Hall Lindzey, 1970).

Adapun fungsi-fungsi yang harus dimiliki oleh setiap teori kepribadian adalah :

1. Fungsi Deskriptif (menguraikan atau menerangkan)

Fungsi deskriptif ini menjadikan suatu teori kepribadian bisa mengorganisasi dan menerangkan tingkah laku atau kejadian-kejadian yang dialami individu secara sistematis.

2. Fungsi Prediktif (meramalkan)

Fungsi prediktif ini menjadikan suatu teori kepribadian bisa meramalkan tingkah laku, kejadian, atau akibat-akibat yang belum muncul pada diri individu.

6. EVALUASI TEORI KEPRIBADIAN

Disamping fungsi deskriptif dan fungsi prediktif, teori kepribadian bisa dievaluasi berdasarkan kriteria-kriteria tertentu, yaitu : 1. Verifiabilitas

Kriteria verifiabilitas menekankan bahwa teori kepribadian haruslah bertumpu pada konsep-konsep yang jelas, didefenisikan secara eksplisit dan memiliki kaitan yang logis satu sama lain, yang memungkinkan teori kepribadian ini bisa diverifikasi (diperiksa) oleh para peneliti lain.

2. Nilai Heuristik

Kriteria ini mengevaluasi sampai sejauh mana suatu teori kepribadian dapat secara langsung mengundang penelitian.

(21)

Kriteria ini menekankan bahwa suatu teori kepribadian janganlah mengandung pertentangan didalamnya, serta teori kepribadian tersebut bisa menerangkan tingkah laku secara konsisten.

4. Kehematan

Kriteria kehematan menekankan bahwa teori kepribadian harus disusun berdasarkan konsep yang sesedikit mungkin, jadi, teori kepribadian dianggap lemah apabila menggunakan konsep yang terlalun banyak.

5. Keluasan

Kriteria keluasan (comprehensiveness) ini menunjuk kepada bentangan dan keanekaragaman fenomena yang bisa diliput oleh suatu teori kepribadian. Semakin luas suatu teori kepribadian, maka akan semakin banyak pula fenomena atau dasar-dasar tingkah laku yang diungkapkannya.

6. Signifikansi Fungsi

Kriteria yang terakhir ini menekankan bahwa teori kepribadian itu bisa dievaluasi dalam rangka kegunaannya membantu oranng-orang dalam memahami tingkah laku manusia sehari-hari.

7. ARTI DAN DEFINISI KEPRIBADIAN 1. Kepribadian menurut pengertian sehari-hari

Kata personalit dalam bahasa Inggris berasal dari bahasa latin persona. Pada mulanya kata persona ini menunjuk pada topeng yang biasa digunakan oleh para pemain sandiwara di Zaman Romawi dalam memainkan peran-perannya. Selanjutnya, kata persona ini berubah menjadi satu istilah yang mengacu pada gambaran sosial tertentu yang diterima oleh individu dari kelompok atau masyarakatnya, yang mana individu tersebut diharapkan bisa bertingkah laku berdasarkan gambaran sosial yang diterimanya.

Kepribadian juga sering diartikan dengan ciri-ciri tertentu yang menonjol pada diri individu, yang menunjuk kepada bagaimana

(22)

individu tampil dan dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya.

2. Kepribadian menurut psikologi

Terdapat beberapa defenisi kepribadian dari beberapa ahli psikologi, diantaranya adalah :

a. George Kelly

George Kelly memandang Kepribadian sebagai cara yang unik dari individu dalam mengartikan pengalaman-pengalaman hidupnya. b. Gordon Allport

Gordon Allport merumuskan kepribadian sebagai sesuatu yang terdapat dalam diri individu yang membimbing dan memberi arah kepada seluruh tingkah laku individu yang bersangkutan.

c. Sigmund Freud

Sigmund Freud mamandang kepribadian sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga sistem, yakni id, ego dan super ego. dan tingkah laku menurut Freud merupakan hasil dari konflik dan rekonsiliasi ketiga sistem kepribadian tersebut.

8. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TEORI

KEPRIBADIAN

1. Faktor-faktor historis masa lampau

Teori kepribadian telah dikenai pengaruh oleh semua faktor yang mempengaruhi psikologi. Dari sekian banyak faktor historis yang berkaitan dan menghasilkan psikologi, diantaranya terdapat empat faktor utama yang berpengaruh langsung atas pembentukan teori kepribadian. Empat faktor tersebut adalah :

a. Pengobatan Klinis Eropa

Pengobatan klinis Eropa dapat dikatakan memiliki arti penting bagi teori kepribadian karena peranannya dalam menciptakan iklim intelektual yang memungkinkan Freud mengembangkan psikoanalisanya yang unik, yang mana teori psikoanalisa tersebut

(23)

merupakan salah satu aliran yang utama dan besar pengaruhnya dalam psikologi modern.

b. Psikometrik

Psikometrik (pengukuran psikologi) digunakan untuk mengukur fungsi-fungsi psikologis manusia seperti kecerdasan, bakat, minat, motif-motif dan trait-trait kepribadian.

c. Behaviorisme

Behaviorisme adalah salah satu aliran dalam psikologi, didirikan pada tahun 1913 oleh John B. Watson (1878-1958).

Pengaruh atau peranan behaviorisme dalam pembentukan teori kepribadian terletak pada upaya dan anjuran-anjurannya untuk memandang dan meneliti tingkah laku secara objektif. Penelitian-penelitian yang digunakan oleh para behavioris melalui penggunaan eksperimen sebagai metodenya dan menggunakan hewan sebagai objek percobaannya. Hal tersebut menjadikan behaviorisme tampil sebagai penyumbang yang besar bagi terciptanya konsep-konsep tentang teori kepribadian yang bisa di uji ketepatannya secara empiris, juga menciptakan teknik terapi baru yang dikenal dengan istilah behavior therapy.

d. Psikologi Gestalt

Psikologi gestalt adalah salah satu aliran psikologi yang didirikan pada tahun 1912 oleh Max Wertheimer (1880-1943) bersama-sama dengan Wolfgang Kohler (1887-1967) dan Kurt Koffka (1886-1941). Yang mana ketiga tokoh tersebut berasal dari Jerman.

Prinsip utama dari psikologi gestalt adalah prinsip bahwa suatu gejala atau fenomena harus dan hanya bisa dimengerti sebagai suatu totalitas (keseluruhan). Prinsip ini menentang elementalisme, yaitu paham yang mempelajari kesadaran dan tingkah laku manusia dengan cara memecah-mecahnya ke dalam elemen-elemen atau bagian-bagian. Prinsip gestalt ini dikenal dengan sebutan prinsip holistik dengan para

(24)

tokohnya yaitu Alfred Adler, Kurt Goldstein, Gordon Allport, Abraham Maslow dan Carl Rogers.

Prinsip kedua dari psikologi gestalt adalah prinsip bahwa fenomena adalah data yang mendasar bagi psikologi. Prinsip ini sejalan dengan prinsip filsafat dan psikologi fenomenologi yang mengatakan bahwa fenomena harus dilihat apa adanya, tanpa ada pengaruh atau campur tangan apapun dari pengamat. Implikasi dari prinsip ini bisa ditemukan pada teori kepribadian dan teknik terapi Rogers. Selain dua prinsip tersebut, masih banyak tema penting yang terdapat pada psikologi gestalt yang menjadikan psikologi gestalt sebagai suatu aliran yang unik dan berpengaruh. Tetapi dalam bab ini hanya dua prinsip yang dapat dan perlu diungkapkan.

2. Faktor-faktor Kontemporer

Faktor-faktor kontemporer yang mempengaruhi teori kepribadian itu berasal dari dalam maupun luar psikologi. Dari dalam psikologi faktor-faktor itu muncul berupa perluasan dalam area atau bidang studi. Contohnya seperti psikologi lintas budaya, studi tentang proses-proses kognitif, motivasi, dll.

Dari luar psikologi, faktor kontemporer yang berpengaruh tehadap teori kepribadian sangatllah banyak. Sebagai contoh ialah pengaruh filsafat eksistensialisme. Yaitu aliran filsafat yang menekankan kebebasan, penentuan diri dan keberubahan manusia ini meninggalkan jejaknya yang nyata pada pemikiran para teoris kepribadian yang berada dibawah payung eksistensial.

3. Faktor-faktor Pembentuk Kepribadian a. Faktor keturunan

Faktor keturunan (biologis) berpengaruh langsung dalam pembentukan kepribadian seseorang. Beberapa factor biologis yang penting seperti system syaraf, watak, seksual dan kelainan biologis, seperti penyakit-penyakit tertentu.

(25)

Meliputi iklim dan bentuk muka bumi atau topografi setempat, serta sumber-sumber alam, Faktor lingkungan fisik (geografis) ini mempengaruhi lahirnya budaya yang berbeda pada masing-masing masyarakat.

c. Faktor lingkungan sosial

a) Faktor keluarga, dimulai sejak bayi yaitu berhubungan dengan orangtua dan saudaranya

b) Lingkungan masyarakat yang beraneka ragam. Suatu warna yang harus ditegaskan dapat saja dianggap tidak perlu oleh anggota masyarakat lainnya.

d. Faktor kebudayaan yang berbeda-beda

Perbedaan kebudayan yang berbeda-beda .Perbedaan kebudayaan dalam setiap masyarakat dapat mempengaruhi kepribadian seseorang misalnya kebudayaan di daerah pantai, pegunungang, kebudayaan petani, kebudayaan kota.

4. Kebudayaan dan Pengaruhnya terhadap kepribadian

Ciri-ciri dan unsur-unsur kepribadian seseorang individu dewasa sebenarnya sudah tertanam ke dalam jiwa seseorang anak sejak awal yaitu pada masa kanak-kanak melalui proses sosialisasi.

9. ANGGAPAN-ANGGAPAN DASAR TENTANG MANUSIA 1. Kebebasan – ketidakbebasan

Anggapan ini menyatakan bahwa manusia adalah makhluk yang bebas berkehendak, bebas mengambil sikap, dan bebas menentukan arah dari kehidupannya. Tetapi teoris yang lain juga beranggapan bahwa manusia merupakan organisme yang tingkah lakunya dideterminasi (ditentukan) oleh sejumlah determinan, determinan atau penentu bagi tingkah laku manusia berada atau berasal dari dalam manusia itu sendiri, seperti naluri-naluri atau dorongan-dorongan.

(26)

Masalah dasar yang terdapat pada dimensi rasionalitas – irasionalitas menyangkut seberapa besar pengaruh atau peranan akal dari dalam diri dan tingkah laku manusia. Anggapan-anggapan ini menyatakan bahwa manusia itu sebagai makhluk yang rasional, namun ada pula yang beranggapan bahwa manusia itu cenderung makhluk yang irasional.

3. Holisme – Elementalisme

Prinsip holistik adalah sebuah prinsip yang berasal dari psikologi gestalt yang menekankan bahwa suatu fenomena harus dilihat dan hanya bisa dimengerti dalam keseluruhannya atau sebagai suatu totalitas. Sedangkan anggapan elementalistik menekankan bahwa suatu hak hanya bisa dipelajari dan diterangkan dengan jalan menyelidiki aspek-aspeknya secara terpisah.

4. Konstitusionalisme – environmentalisme

Teori yang bisa dimasukkan dalam teori kepribadian konstitusionalis adalah teori Freud mengenai naluri yang bersifat bawaan, teori lain yang bisa masuk teori konstitusionalis ini adalah teori Maslow dengan

kebutuhan bertingkatnya..

Sementara itu, yang dimaksud dengan environmentalisme adalah paham yang menekankan peranan lingkungan. Sebagai contoh adalah teori yang dikemukakan oleh John Locke (1623-1704), yaitu teori tabula rasa.

5. Berubah – tak berubah

Anggapan dasar ini menyatakan bahwa adanya kemungkinan berubah-tidak berubahnya kepribadian individu sepanjang hidupnya,

6. Subjektivitas – objektivitas

Anggapan dasar tentang subjektivitas – objektivitas manusia bisa dinyatakan melalui pertanyaan-pertanyaan apakah manusia itu hidup dalam pengalaman yang personal atau subjektif dan tingkah lakunya dipengaruhi oleh subjektifitasnya itu, atau apakah tingkah laku manusia itu justru ditentukan oleh faktor-faktor eksternal dan objektif.

(27)

7. Proaktif – reaktif

Pandangan Proaktif – reaktif pada dasarnya mengacu atau mempermasalahkan pada tingkah laku manusia , yang mana apakah penyebab tingkah laku manusia itu didorong atau ditentukan oleh kekuatan-kekuatan internal (proaktif) ataukah oleh kekuatan-kekuatan eksternal (reaktif).

8. Homeostatis – heterostatis

Konsep homeostatis menerangkan bahwa tingkah laku manusia terutama dimotivasi atau digerakkan ke arah tegangan-tegangan internal yang terjadi akibat ketidakseimbangan fisis, sehingga keseimbangan bisa dicapai kembali dan terpelihara pada taraf yang optimal, sedangkan heterostatis menekankan bahwa tingkah laku manusia itu terutama dimotivasi ke arah pertumbuhan, pencarian stimulus, dan pengungkapan diri.

9. Dapat diketahui – tidak dapat diketahui

Anggapan ini menyatakan bahwa upaya ilmiah (psikologi) hanya menghsilkan sedikit pengetahuan tentang manusia, tetapai ada juga yang bertolak belakang dengan anggapan ini, mereka beranggapan bahwa manusia akan bisa diketahui melalui upaya ilmiah karena pada dasarnya manusia bertingkah laku seperti hukum alam yang sama dengan makhluk hidup yang la

B. TEORI KEPRIBADIAN PSIKOANALISA

1. KEPRIBADIAN DALAM TEORI PSIKOANALISA

Dalam teori psikoanalisa, kperibadian dipandang sebagai suatu struktur yang terdiri dari tiga unsur atau sistem yakni id, ego dan super ego.ketiga sistem kepribadian ini satu sama lain saling berkaitan serta membentuk suatu totalitas.

a. Id

Id/das es adalah sistem kepribadian yang paling dasar, yang didalamnya terdapat naluri-naluri bawaan. Untuk dua sistem yang

(28)

lainnya, id adalah sistem yang bertindak sebagai penyedia atau penyalur energi yang dibutuhkan oleh sistem-sistem terebut untuk operasi-operasi atau kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Dalam menjalankan fungsi dan operasinya, id bertujuan untuk menghindari keadaan tidak menyenangkan dan mencapai keadaan yang menyenangkan.

Untuk keperluan mencapai maksud dan tujuannya itu, id mempunyai perlengkapan berupa dua macam proses, proses yang pertama adalah tindakan-tindakan refleks, yaitu suatu bentuk tingkah laku atau tindakan yang mekanisme kerjanya otomatis dan segera, serta adanya pada individu merupakan bawaan. Proses yang kedua adalah proses primer. Yaitu suatu proses yang melibatkan sejumlah reaksi psikologis yang rumit. Dengan proses primer ini dimaksudkan bahwa id (dan organisme secara keseluruhan) berusaha mengurangi tegangan dengan cara membentuk bayangan dari objek yang bisa mengurangi teganan.

b. Ego

Ego adalah sistem kepribadian yang bertindak sebagai pengarah individu kepada dunia objek tentang kenyataan, dan menjalankan fungsinya berdasarkan prinsip kenyataan.

Menurut Freud, ego tebentuk pada struktur kepribadian individu sebagai hasil kontak dengan dunia luar. Adapun proses yang dimiliki dan dijalankan ego adalah upaya memuaskan kebutuhan atau mengurangi tegangan oleh individu..

Ego dalam menjalankan fungsinya sebagai perantara dari tuntutan-tuntutan naluriah organisme di satu pihak dengan keadaan lingkungan dipihak lain. Jadi, fungsi yang paling dasar ego adalah sebagai pemelihara kelangsungan hidup individu.

(29)

Superego/das Uberich adalah sistem kepribadian yang berisikan nilai-nilai dan aturan-aturan yang sifatnya evaluatif (menyangkut baik-buruk).

Adapun fungsi utama dari superego adalah :

a) Sebagai pengendali dorongan-dorongan atau impuls-impuls naluri id agar impuls-impuls teresbut disalurkan dalam cara atau bentuk yang dapat diterima oleh masyarakat.

b) Mengarahkan ego pada tujuan-tujuan yang sesuai dengan moral dari pada dengan kenyataan.

3. Mendorong individu kepada kesempurnaan.

2. DINAMIKA KEPRIBADIAN

Freud menyatakan gagasan bahwa energy fisik bisa diubah menjadi energy psikis, dan sebaliknya. Yang menjembatani energi fisik dengan kepribadian adalah id dengan naluri-nalurinya.

1. Naluri

Menurut Freud, naluri atau insting adalah representasi psikologis bawaan dari eksitasi (keadaan tegang dan terangsang) pada tubuh yang diakibatkan oleh munculnya suatu kebutuhan tubuh.

2. macam – macam naluri

Freud berpendapat bahwa naluri-naluri yang ada pada manusia itu ada dua macam, yaitu naluri kehidupan (life instincts) dan naluri-naluri kematian (death instincts).

3. Penyaluran dan penggunaan energi psikis

Dalam teori Freud dinamika kepribadian terdiri dari jalan tempat energi psikis disalurkan dan digunakan oleh id, ego dan superego. Karena jumlah energi itu terbatas, maka diantara ketiga sistem kepribadian tersebut hampir selalu terjadi persaingan dalam penggunaan energi. Satu sistem ingin mengambil kendali dan ingin memperoleh lebih banyak dari pada yang lainnya. Apabila salah satu sistem memperoleh energi lebih banyak, maka sistem-sistem yang lain

(30)

akan kekurangan energi dan akan menjadi lemah, sampai energy baru ditambahkan kepada sistem keseluruhan.

4. Kecemasan

Freud membagi kecemasan menjadi tiga jenis, yaitu kecemasan riel, kecemasan neurotik, dan kecemasan moral. Kecemasan real adalah kecemasan atau ketakutan individu terhadap bahaya-bahaya nyata yang berasal dari dunia luar, sedangkan yang dimaksud dengan kecemasan neurotik adalah kecemasan atas tidak terkendalikannya naluri-naluri primitif oleh ego yang nantinya bisa mendatangkan hukuman.

Adapun yang dimaksud kecemasan moral adalah kecemasan yang timbul akibat tekanan superego atas ego individu yang telah atau sedang melakukan tindakan yang melanggar moral.

5. Mekanisme Pertahanan Ego

Menurut Freud, mekanisme pertahanan ego adalah strategi yang digunakan individu untuk mencegah kemunculan terbuka dari dorongan-dorongan id, maupun untuk menghadapi tekanan superego atas ego, dengan tujuan agar kecemasan bisa dikurangi atau diredakan. Freud menguraikan adanya tujuh macam mekanisme pertahanan ego, yaitu :

a. Represi

Represi adalah mekanisme yang dilakukan oleh ego untuk meredakan kecemasan dengan jalan menekan dorongan-dorongan atau keinginan-keinginan yang menjadi penyebab kecemasan tersebut kedalam tak sadar.

b. ublimasi

Sublimasi adalah mekanisme pertahanan ego yang ditujukan untuk mencegah atau meredakan kecemasan dengan cara mengubah dan menyesuaikan dorongan primitif id yang menjadi penyebab kecemasan kedalam bentuk (tingkah laku) manusia yang bisa diterima dan dihargai masyarakat.

(31)

c. Proyeksi

Proyeksi adalah pengalihan dorongan, sikap atau tingkah laku yang menimbulkan kecemasan kepada orang lain.

d. Displacement

Displacement adalah pengungkapan dorongan yang menimbulkan kecemasan pada objek atau individu yang kurang berbahaya atau kurang mengancam dibanding dengan objek atau individu semula.

e. Rasionalisasi

Rasionalisasi menunjuk kepada upaya individu menyelewengkan atau memutarbalikkan kenyataan yang mengancam ego, melalui alas an tertentu yang seakan-akan masuk akal.

f. Reaksi formasi

Reaksi formasi adalah reaksi dimana kadang-kadang ego individu bisa mengendalikan dorongan-dorongan primitive agar tidak muncul sambil secara sadar mengungkapkan tingkah laku sebaliknya.

g. Regresi

Regresi adalah suatu mekanisme dimana individu untuk menghindarkan diri dari kenyataan yang mengancam, kembali kepada taraf perkembangan yang lebih rendah serta bertingkah laku seperti ketika dia berada dalam taraf yang lebih rendah itu.

3. PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN

Teori psikoanalisa mengenai perkembangan kepribadian berlandaskan dua premis, pertama, premis bahwa kepribadian individu dibentuk oleh berbagai jenis pengalaman masa kanak-kanak awal. Kedua, energy seksual (libido) ada sejak lahir dan kemudian berkembang

(32)

melalui serangkaian tahapan psikoseksual yang bersumber pada proses-proses naluriah organism.

Freud menyatakan bahwa pada manusia terdapat tiga fase atau tahapan perkembangan psikoseksual yang kesemuanya menentukan bagi pembentukan kepribadian. Tiga fase tersebut adalah :

1. Fase Oral

Fase oral adalah fase pertama yang berlangsung pada perkembangan kehidupan individu. pada fase ini, daerah erogen yang paling penting dan paling peka adalah mulut.yakni berkaitan dengan pemuasan kebutuhan dasar akan makanan atau minuman. Stimulasi atau perangsangan atas mulut merupakan tingkah laku yang menimbulkan kesenangan atau kepuasan.

2. Fase Anal

Fase anal dimulai dari tahun kedua sampai tahun ketiga kehidupan. Pada fase ini energy liibidal dialihkan dari mulut ke daerah dubur,serta kesenangan dan kepuasan diperoleh dengan tindakan mempermainkan atau menahan kotoran (faeces). Pada fase ini pula, seorang anak diperkenalkan kepada aturan-aturan kebersihan yang disebut toilet training.

3. Fase Falik

Fase falik ini berlangsung pada tahun keempat atau kelima, yakni suatu fase ketika energi libido sasarannya dialihkan dari daerah dubur kedaerah alat kelamin. Pada fase ini anak mulai tertarik pada alat kelaminnya sendiri dan mempermainkannya dengan maksud untuk memperoleh kepuasan lainnya.

(33)

4. VALIDASI EMPIRIS ATAS KONSEP-KONSEP PSIKOANALISA Dalam pembahasan berikut, akan diungkapkan beberapa penelitian yang dilakukan dalam rangka menguji validitas konsep-konsep psikoanalisa. Penelitian-penelitian tersebut adalah :

1. Penelitian mengenai represi.

2. Kompleks kastrasi dan penis envy dalam mimpi. 3. Humor dan tertawa.

4. Pemilihan anak laki-laki versus anak perempuan.

5. PENERAPAN PSIKOANALISA DALAM PSIKOTERAPI 1. Penggunaan Asosiasi Bebas

Dengan menggunakan asosiasi bebas, pasien didorong untuk melepaskan seluruh refleksi kesadarannya, mengikuti pemikiran dan perasaannya secara spontan. Sehingga pengungkapan hal-hal yang terlintas dalam pikiran pasien tersebut berjalan dengan lancar. Asosiasi bebas bertumpu pada anggapan bahwa satu asosiasi mengarahkan pada hal-hal lain yang terdapat jauh dialam tak sadar. Asosiasi yang diucapkan oleh pasien ditafsirkan sebagai pengungkapan tersamar atau berkedok dari pemikiran atau perasaan yang direpres.

2. Analisis Mimpi

Freud memandang mimpi sebagai jalan utama menuju kea lam tak sadar karena dia melihat isi mimpi ditentukan oleh keinginan-keinginan yang direpres. Mimpi juga bisa ditafsirkan sebagai pemuasan simbolis dari keinginan-keinginan, dan isinya sebagian merefleksikan pengalaman-pengalaman masa kanak-kanak awal. 3. Analisis Transferensi

Transferensi adalah fenomena saat pasien menggunakan mekanisme pertahanan ego, dimana impuls tak sadar dialihkan sasarannya dari objek satu ke objek lainnya.

Dalam fenomena transferensi, pasien akan mengalami neurosis transferensi, dimana neurosis transferensi ini membantu memperoleh

(34)

pemahaman atas cara-cara pasien dalam mengamati, merasakan dan bereaksi terhadap figur orang-orang yang berarti pada awal kehidupannya.

4. Reedukasi

Reedukasi bukanlah suatu teknik terapi psikoanalisa, melainkan suatu upaya mendorong pasien agar memperoleh pemahaman baru atas kehidupan yang dijalaninya. Reedukasi ini dilakukan pada tahap akhir dari terapi.

(35)

BAB III PENUTUP A. KESIMPULAN

Kepribadian adalah keseluruhan cara seorang individu bereaksi dan berinteraksi dengan individu lain. Kepribadian paling sering dideskripsikan dalam istilah sifat yang bisa diukur yang ditunjukkan oleh seseorang. Para ahli tampaknya masih sangat beragam dalam memberikan rumusan tentang kepribadian. Dalam suatu penelitian kepustakaan yang dilakukan oleh Gordon W. Allport (Calvin S. Hall dan Gardner Lindzey, 2005) menemukan hampir 50 definisi tentang kepribadian yang berbeda-beda. Berangkat dari studi yang dilakukannya, akhirnya dia menemukan satu rumusan tentang kepribadian yang dianggap lebih lengkap. Menurut pendapat dia bahwa kepribadian adalah organisasi dinamis dalam diri individu sebagai sistem psiko-fisik yang menentukan caranya yang unik dalam menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Kata kunci dari pengertian kepribadian adalah penyesuaian diri. Scheneider (1964) mengartikan penyesuaian diri sebagai “suatu proses respons individu baik yang bersifat behavioral maupun mental dalam upaya mengatasi kebutuhan-kebutuhan dari dalam diri, ketegangan emosional, frustrasi dan konflik, serta memelihara keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan tersebut dengan tuntutan (norma) lingkungan.

B. SARAN

Demi kesumpurnaan makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat menbangun kearah kebaikan demi kelancaran dan kesumpurnaan penulisan ini.

(36)

DAFTAR PUSTAKA http://belajarpsikologi.com/teori-hierarki-kebutuhan-maslow/ http://edukasi.kompasiana.com/2011/02/13/teori-bf-skinner/ http://belajarpsikologi.com/teori-pengembangan-kepribadian/ http://stikunsap.forumotion.net/t5-teori-perkembangan-kepribadian-sullivan http://www.pinasthika.co.id/index.php/the-community/106-konsep-kepribadian-menurut-kurt-lewin

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil penelitian yang telah di peroleh, maka dapat disimpulkan bahwa Tingkat Kepuasan Pasien Terhadap Pelayanan Kefarmasian Di Apotek Rawat Jalan Pusat

Sebagai refrensi dan pendorong dalam pembuatan kebijaksanaan perusahaan untuk lebih meningkatkan tanggung jawab dan kepeduliannya pada lingkungan sosial. Hasil

pintar-pintar aj membaca situasi, kalau menurutmu bisa mengusir musuh dengan DpS (misalnya kalau mereka sedang sekarat), kalau banyak teman disekitarmu, atau kalau jumlah

kali ini akan dilakukan analisa pada material baja ST 41, yang penggunaannya sangat luas digunakan dalam Reparasi didalam air berbahan material logam, menggunakan metode

Bahwa, di luar penilaian perihal etis-tidaknya dalil-dalil Pemohon sepanjang menyangkut pendapatnya tentang keadaan partai-partai politik pada saat ini sementara faktanya

Operasi adalah satu-satunya terapi definitive dari cedera komplit ACL, tapi hal ini tidak perlu pada individu yang lebih tua yang tidak mengeluh ketidakseimbangan

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara pencapaian pemahaman teks narrative siswa kelas X SMA Muhammadiyah Kudus Tahun

Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Abdoer Rahem Situbondo pada bulan 19 – 29 Mei 2014 didapatkan hasil penelitian di Ruang Anak RSUD Abdoer Rahem