• Tidak ada hasil yang ditemukan

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.3 (2013) ( X Print) E-252

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.3 (2013) ( X Print) E-252"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.3 (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) E-252

Abstrak—Arthropoda herbivora banyak ditemukan di berbagai habitat, termasuk ekosistem padi sawah. Arthropoda herbivora yang berpotensi hama dapat menimbulkan kerugian bagi para petani. Oleh karena itu digunakan modifikasi habitat pada ekosistem sawah dengan penggunaan trap crop berupa padi varietas ciherang membentuk perimeter mengelilingi main crop tanaman padi varietas IR-64 dan akan dibandingkan dengan lahan padi tanpa menggunakan modifikasi habitat. Kedua lahan pertanian tersebut memiliki perbedaan, oleh karena itu penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh habitat termodifikasi lahan padi sawah (oryza sativa) menggunakan trap crop terhadap perbedaan komposisi dan tingkat keanekaragaman arthropoda herbivora. Pengambilan sampel Arthropoda herbivora dilakukan menggunakan sweep net setiap 10 HST (Hari Setelah Tanam) sampai dengan panen disesuaikan dengan fase pertumbuhan padi. Komposisi taksa dari kedua lahan baik main crop maupun lahan dengan modifikasi habitat memiliki kehadiran beberapa taksa yang berbeda, dan dominansi peran yang berbeda setiap fase pertumbuhan padi. Berdasarkan indeks Shannon-wiener nilai keanekaragaman di kedua lahan pada setiap fase pertumbuhan padi adalah tergolong sedang. Indeks kesamaan komunitas Morishita Horn antara kedua lahan didapatkan nilai 0,75.

Kata Kunci—Arthropoda herbivora, main crop, keanekaragaman, komposisi dan trap crop.

I. PENDAHULUAN

OMODITAS pangan yang sangat penting di Indonesia

adalah beras. Lebih dari 95 persen penduduk Indonesia menggunakan beras sebagai bahan pangan pokok. Jawa, Madura dan Bali adalah pulau-pulau yang berperan sebagai sentra produksi beras di Indonesia. Hama sering menjadi kendala dalam budidaya padi. Ada lebih dari 800 jenis hama yang menyerang padi. Serangan hama menyebabkan produksi beras turun hingga 24% [1].

Hama tanaman padi sebagian besar adalah serangga herbivora [2]. Salah satu usaha untuk mengurangi jumlah hama yaitu dengan penerapan konsep pengendalian hama terpadu. Pengendalian hama terpadu pada awalnya muncul akibat penggunaan pestisida kimia yang berlebihan pada pertanian. Setelah pesitsida sintetis dikembangkan banyak kalangan yang berpendapat bahwa masalah hama telah selesai

dan diperkirakan bahwa pada suatu saat hama yang biasa merusak tanaman hanya dapat ditemukan di museum. Pestisida sintetis semakin dikembangkan dan penggunaannya semakin luas yang mengakibatkan timbulnya resistensi, residu yang berbahaya bagi kesehatan manusia, munculnya hama baru, dan pencemaran terhadap lingkungan. Oleh karena itu dilakukan modifikasi terhadap sistem pengendalian hama. Salah satu jenis pengendalian hama tanaman yaitu dengan menanam tanaman perangkap (trap crop) [3].

Strategi ‘tolak-tarik’ (‘push-pull’ strategy) pada penggunanan trap cropping system merupakan salah satu teknik pengendalian hama yang berprinsip pada komponen pengendalian nontoksik, sehingga dapat diintegrasikan dengan metode-metode lain yang dapat menekan perkembangan populasi hama. Strategi ini juga dapat meningkatkan peran musuh alami, terutama parasitoid dan predator pada pertanaman [4][5][6]. Dengan demikian, strategi ini berguna dalam PHT yang mengutamakan pengurangan pestisida, sehingga teknik pengendalian hayati dengan konservasi musuh alami dapat digunakan sebagai komponen tambahan dalam menekan populasi hama [7][8][9].

Salah satu tanaman perangkap yang pernah digunakan sebagai tanaman perangkap hama padi yaitu tanaman purun tikus (Eleocharis dulcis). Hal ini disebabkan tumhuhan Eleocharis dulcis sangat disenangi oleh penggerek batang padi putih sebagai tempat meletakkan kelompok telurnya [10].

Dalam penelitian ini digunakan padi varietas IR-64 sebagai tanaman budidaya. Padi varietas IR-64 merupakan padi yang tahan terhadap serangan hama wereng coklat biotipe 1 dan 2 tetapi tidak tahan terhadap hama pengerek batang. Sedangkan untuk tanaman perangkap digunakan yaitu padi varietas ciherang. Hal ini dikarenakan padi varietas ciherang sangat disukai oleh arthropoda herbivora dibanding dengan IR-64 dikarenakan morfologi daun dan batangnya yang lebih tebal. Dalam hal ini padi varietas ciherang bersifak sebagai penarik Arthropoda herbivora agar Arthropoda herbivora mau meletakkan telurnya pada tanaman perangkap dibanding dengan tanaman budidaya. Selain itu juga untuk meningkatkan peran musuh alami (predator) dan parasitoid.

Pengaruh Habitat Termodifikasi Lahan Padi

Sawah (Oryza Sativa) Menggunakan Trap Crop

terhadap Komposisi dan Tingkat

Keanekaragaman Arthropoda Herbivora

Najwa dan Indah Trisnawati Dwi Tjahjaningrum

Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail: trisnawati@bio.its.ac.id

(2)

JU sel leb tan Cih pan dil saw per her Pa ter tra kea dar jen set inf sat A. P keg pen B. L lah pad mo cih 3 p den C. P net dia 74 uju tan 18 den me ayu veg tep P set sek WI sam po (sw sam URNAL SAINS Penggunaan v lain yang telah bih lama diba naman budida herang dapat nen tanaman lakukan penelit wah (oryza s rbedaan komp rbivora di desa suruan. Penelitian ini b rmodifikasi lah ap crop terh anekaragaman ri penelitian in nis Arhropoda

tiap fase pertu formasi dasar t tu pengendalian II. Waktu dan Te Penelitian ini giatan penentu ngambilan sam Penentuan La Lahan yang d han pertama u di varietas IR odifikasi habit herang. Masing petak. Spesifika ngan luas 10m Pengambilan Pengambilan s t atau jaring ameter 28 cm, cm. Cara men ung sweep net naman yang ad 00 atau bentu ngan terus b ewakili seluruh unan sweep ne getasi tinggi a pi atas dan tepi

Pengambilan s tiap 10 HST (H kali setiap pen

IB - 09.00 W mpling dapat d la sampling be weep net) diayu mpling. Setela

S DAN SENI P varietas ciheran disebutkan ya anding dengan aya. Hal ini

melindungi ta budidaya. D tian pengaruh h sativa) mengg osisi dan tingk a Purwosari Ke bertujuan untu han padi sawa hadap perbed arthropoda he ni diharapkan hebivora yang umbuhannya. tentang efektifi n hama terpadu METODOLO Tempat Peneliti akan dilakuk uan dan persia mpel, dan identi

ahan digunakan pada untuk tanaman R-64 dan laha tat mengguna g- masing laha asi untuk setiap m x 7 m. n Sampel sampel dilakuk ayun dengan yang dilengka nggunakan swe dengan erat d da di depan, k uk setengah lin erjalan sepanj h lahan yang ak et harus sedala ayunan cukup bawah. sampel Arthro Hari setelah T ngambilan yait WIB. Berdasark dilakukan sec erbentuk huruf unkan memben ah satu petak POMITS Vol. 2 ng sebagai tan aitu umur padi v n padi varieta menyebabkan anaman budid Dengan dasar habitat termod gunakan trap kat keanekarag ecamatan Purw k mengetahui ah (oryza sativ daan komposi erbivora. Hasil mampu memb g menyerang ta Selain itu un itas dari trap c u. OGIPENELITI ian kan selama 6 apan lahan, p ifikasi Arthrop a penelitian in n budidaya pa an kedua yait akan trap cro an budidaya, di p petak lahan a

kan dengan men n ukuran panj

api dengan peg eep net yaitu de dan ujung lingk kemudian swee ngkaran. Swee jang lahan se kan diamati. D am mungkin, dalam sebata opoda dilakuka Tanam). Pengam tu pada pagi h kan bentuk da cara efisien den f “Z” atau zig-ntuk setengah k lahan selesa 2, No.3 (2013) naman perangk varietas Cihera as IR-64 seba n padi varie daya hingga f r tersebut ma difikasi lahan p p crop terhad gaman arthropo wosari Kabupa pengaruh hab va) menggunak

isi dan ting yang didapatk berikan inform anaman padi pa ntuk memberik rop sebagai sa IAN 6 bulan melip engolahan lah poda herbivora ni ada dua, ya adi menggunak tu lahan deng op padi varie ibedakan menj adalah sama ya nggunakan swe ang 71 cm d gangan sepanja engan memega karan menyen ep net diayunk ep net diayunk esuai pola ya i vegetasi pend sedangkan un as untuk menja an secara berk mbilan dilakuk hari pukul 05 an ukuran lah ngan memben zag. Jaring ay lingkaran sela ai, maka sem

2337-3520 (23 kap ang agai etas fase aka padi dap oda aten itat kan gkat kan masi ada kan alah puti han, . aitu kan gan etas adi aitu eep dan ang ang tuh kan kan ang dek tuk aga kala kan .00 han, tuk yun ama mua arthropo sesuai k D. Pem Arthro dilakuk cara ya untuk A dan be basah a sayapny E. Iden Samp diidenti Laborat Sepuluh menggu Nauman dan kea fase per generati F. Ana Penel menghu keaneka dibandin deskript keaneka menghi 1. Pi : P H’: In 2. E : K H': I S : J 3. CMH ani bni aN bN da db CM 301-928X Prin oda yang telah kode masing- m mbuatan Spesim opoda yang te kan pengoleksi aitu koleksi ke Arthropoda ya ermembran yan adalah untuk A ya tebal dan tel ntifikasi Arthro pel Arthropo ifikasi sampai torium Zoolog h Nopember unakan buku ku nn (1991), Lili anekaragaman rtumbuhan pad if (70-80 HST) alisa Data

litian ini diana ubungkan an aragaman Arth ingkan kesama tif perlu ada aragaman arth itung Keanekarag Proporsi spesie ndeks keaneka Kemerataan Kemerataan jen Indeks keaneka Jumlah jenis Kesamaan K H = koefisien M = jumlah tot komunitas = jumlah to komunitas = jumlah indi = jumlah in = Σ ani2 / aN = Σ bni2 / bN MH = 2∑ (ani x b (da + db nt) h terkumpul di masing lahan. men elah tertangkap ian. Pengoleks ering dan kole ang berukuran ang tidak tere

Arthropoda ya lah mengalami opoda da yang tel pada tingkat f gi Jurusan B r Surabaya. unci identifika ies (1991), dan Arthropoda y di mulai dari f ), dan reproduk alisis secara de ntara kompos hropoda herbiv aan kedua laha

suatu angka hropoda herbiv gaman Shanno es ke-I dalam sa aragaman Shan n jenis nis aragaman Shan Komunitas Mo () Morisita – Horn tal individu p a otal individu p b ividu di komun ndividu di komu aN2 N2 bni) b) aN x bN masukkan ke d p, kemudian d sian Arthropo eksi basah. Ko besar dengan eduksi, sedang ang berukuran i reduksi atau m lah diperoleh famili dan mor Biologi Institu Identifikasi asi karangan Bo n Jumar (2000) yang diperoleh fase vegetatif ktif (90-100 HS eskriptif kuant sisi taksa d vora pada kedu an tersebut. An atau nilai ko vora, caranya y on- Wiener ampel total nnon- Wienner nnon- Wiener orisita-Horn n

pada tiap- tiap pada tiap- tiap nitas a

unitas b

E-253 dalam toples

disortir untuk oda ada dua oleksi kering n sayap tipis gkan koleksi n kecil yang modifikasi. h kemudian rfospesies di ut Teknologi dilakukan orror (1996), ). Komposisi h dilihat dari (0-60 HST), ST). itatif dengan dan tingkat ua lahan dan nalisis secara mposisi dan yaitu dengan (1) (2) (3) p spesies di p spesies di

(3)

JU A. yan den den tan Pa var Dim me dit den ber dar ina tan art unt sam her hab ber kom dit sed fam ma den cic pem Gam Gam mo URNAL SAINS Komposisi T Penelitian ini ng mengguna ngan lahan pe ngan modifika npa mengguna suruan. Trap rieatas ciheran mana trap cro engelilingi ma tanam diluar m

ngan perbandi rtujuan untuk ri main crop m ang yang idea naman padi thropoda, teruta Penelitian ini m tuk menangka mpel. Serang rbivoranya saj bitat lahan pert rbeda, oleh kar mposisi taksa d Gambar 1 dan temukan pada dangkan pada mili. Famili d ain crop maup

ngan jumlah in cadellidae ini makan daun de mbar. 1. Komposi mbar. 2. Komp difikasi habitat S DAN SENI P III. HASILD Taksa Arthropo dilakukan pad akan modifika ertanian tanpa asi habitat men akan trap crop crop yang d g dengan main op ditanam me ain crop tau main crop den ingan populasi mengalihkan menuju trap c l untuk bebera merupakan ama arthropod menggunakan ap arthropoda gga yang te aja. Arthropod tanian ada berb rena itu di baw di kedua lahan n 2 menunjukka

a lahan main lahan main c engan jumlah pun lahan trap ndividu masin salah satuny engan ukuran s

isi taksa arthropod

posisi taksa arthro

POMITS Vol. 2 DANDISKUSI oda Herbivora da lahan perta si habitat yan modifikasi hab nggunakan trap p di desa Purw digunakan yait n crop yaitu pa enggunakan si tanaman bud ngan jarak kur i 1:4. Penanam perhatian arthr rop. Tanaman apa spesies ar habitat dan a herbivora [11 jaring serangg , dengan 9 k ertangkap dia da herbivora y

bagai jenis den wah ini akan d n. an bahwa kom n crop seban crop + trap cr individu terti p crop yaitu fa ng-masing 256 ya adalah ser sangat kecil ya da herbivora pada l opoda herbivora 2, No.3 (2013) I

anian padi saw ng dibandingk bitat, yaitu lah p crop dan lah wosari, Panda tu tanaman p di varietas IR-istem barrier a didaya. Trap c rang lebih 40 man trap crop

ropoda herbiv n padi merupak rthropoda, kare makanan b 1]. ga atau sweep kali pengambi ambil arhtopo yang menemp ngan jumlah ya ditampilkan gra mposisi taksa ya nyak 13 fam rop sebanyak inggi pada lah amili cicadellid dan 241. Fam rangga herbiv ang sering diseb

lahan main crop

pada lahan deng

2337-3520 (23 wah kan han han aan, padi 64. atau cop cm ini ora kan ena bagi net ilan oda pati ang afik ang mili, 11 han dae mili ora but dengan famili in crop y sehingg ditemuk dilihat b sama. S dan fam famili s individu Perbe pada k Tetrigid beberap crop an Pyrhoco dalam ju Tabe herbivo lahan m dapat d masing-yang h ditemuk morfosp crop. Se tidak d migrato Bebe satu fas selalu d dilihat p fase veg generati Dom vegetati pertumb hanya d Jenis y Pyralida vegetati selanjut padi ba segar d maupun Sedangk malai m nutrisi, Jumla dan gen ini padi dan bij ditemuk terutam Leptoco dimana bagian pada ba pesat pa gan 301-928X Prin hama wereng ni melimpah d yang tidak dim ga organisme

kan pada lahan bahwa kedua l Selain famili c mili pyralidae satyridae pada u banyak. edaan jumlah kedua lahan t dae, Acricidae, pa famili tidak antara lain fa oridae yang h umlah sedikit. el 1 menjelask ora yang berh main crop dan

dilihat bahwa -masing lahan hanya ditemuk

kan dilahan ya pesies yang dit edangkan pada ditemukan pad

oria, Altica sp. erapa jenis arht se pertumbuha ditemukan sela pada tabel 5. F getatif (0-60 h if (81-100 hst) minansi jumlah

if, dimana ham buhan padi in ditemukan sedi yang mendom ae dimana jum if banyak nam tnya. Hal ini d aru saja terben dan banyak m n famili lain y

kan pada fase mulai mengerin yang menyeba ah individu ar neratif lebih se i akan mengala iji. Sehingga kan arthropoda ma bagian dau orisa oratoriu hama walan buah sedangk agian daun. Po ada saat tanam

nt) g. Oleh karena di kedua lahan, modifikasi de dari famili c n main crop. lahan didomina cicadellidae te pada lahan m lahan main cr individu pad terlihat jelas , Alydidae sert ditemukan pa amili Formicid hanya ditemuk kan tentang ko hasil ditemukan n trap crop. B a keberadaan n berbeda. Ad kan di salah ang lainnya. P temukan juga d a lahan main c da lahan trap ., serta Pyrhoc topoda herbivo an saja atau a ama fase pertum Fase pertumbuh

st), fase reprod ).

h individu y mpir semua fam ni. Setelah itu ikit bahkan tid minasi yaitu d mlah individu y mun hanya sedi

dikarenakan pa ntuk daun dan mengandung nu yang mendom e reproduktif ng sehingga ter abkan arhropod rthropoda herb edikit karena pa ami perkemba pada fase r a yang memak un dan bulir us atau walan ng sangit me kan mikrohabi opulasi hama w man padi memas

a itu jumlah i , terutama pada engan adanya

cicadellidae le Dari grafik te asi dengan tiga erdapat famili main crop + tra

rop yang mem da famili yang antara lain ta Pentatomida ada lahan main dae, Chrysom kan pada lahan

omposisi taksa n dan diident Berdasarkan ta tiap morfosp da beberapa m satu lahan ada lahan trap ditemukan pad rop beberapa m

crop diantaran oridae sp. 1. ora hanya ada ada juga bebe mbuhan padi. H han padi yang d duktif (61-80 h yaitu terlihat mili terdapat pa u di fase-fase dak ditemukan dari famili Ac yang ditemuka ikit ditemukan ada fase veget n malai muda

utrisi bagi fam minasi pada fa

dan generatif rjadi penurunan da herbivora pe bivora di fase ada fase pertum angan kuncup b reproduktif le kan bagian ta r padi contoh ng sangit. Ha miliki mikroh itat hama bela walang sangit suki fase masa

E-254 individu dari a lahan main trap crop, ebih banyak ersebut dapat a famili yang tettigonidae ap crop dan miliki jumlah g ditemukan pada famili ae. Selain itu n crop + trap melidae serta n main crop a Arthropoda tifikasi pada abel di atas, pesies pada morfospesies tetapi tidak p crop semua a lahan main morfospesies nya Locusta ketika salah erapa spesies Hal ini dapat diamati yaitu hst), dan fase pada fase ada fase awal

selanjutnya sama sekali. cricidae dan an pada fase n di fase-fase tatif tanaman yang masih mili tersebut ase vegetatif. f, daun dan n kandungan ergi. e reproduktif mbuhan padi bunga, buah, ebih banyak anaman padi, hnya adalah al ini sesuai habitat pada alang adalah berkembang ak susu,

(4)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.3 (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) E-255

sedangkan hama belalang pada saat tanaman padi yang masih berdaun muda. Arthropoda herbivora merupakan pemakan tumbuhan yang mampu menempati semua tipe habitat (Meyer, 2001). Salah satu contoh arthropoda herbivora yaitu belalang (Untung, 2006). Arthropoda herbivora yang jumlah individunya banyak ditemukan pada lahan main crop maupun trap crop yaitu Acrididae, Tettigoniidae, dan Pyralidae. Anggota famili Acrididae merupakan famili yang aktif pada siang hari, memakan bagian tanaman terutama daun. Famili ini memiliki tipe mulut pengunyah, begitu juga dengan famili tettigoniidae yang juga memakan tanaman (Kurnia, 2005). Pada fase vegetatif jumlah arthropoda herbivora yang paling banyak ditemukan yaitu famili tetigonidae dimana padi mengalami pembentukan daun dewasa.

B. Keanekaragaman Arthropoda di Lahan Main Crop dan Lahan Modifikasi Habitat

Pada tabel 2 terlihat adanya perbedaan komposisi taksa pada setiap fase pertumbuhan padi pada kedua tipe lahan. Terjadi perbedaan komposisi taksa dimulai dari ordo, famili

hingga tingkatan morfospesies. Pada lahan main crop jumlah taksa lebih banyak daripada lahan yang menggunakan modifikasi habitat. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan modifikasi habitat berupa trap crop mempengaruhi komposisi taksa antara kedua lahan walaupun dalam jumlah kecil. Pada tingkatan ordo hanya berselisih 1, pada tingkatan famili berselisih 3 sedangkan pada tingkatan morfospesies berbeda 3-6 morfospesies pada setiap fase pertumbuhan padi. Perbedaan komposisi taksa ini diakibatkan oleh pengaruh penggunaan trap crop sebagai modifikasi habitat yang menyebabkan berkurangnya jumlah Arthropoda herbivora yang bersifat hama.

Selain itu pada tabel 2 menunjukkan indeks keanekaragaman Shannon-Wiener pada tiap fase pertumbuhan padi di kedua lahan, baik lahan main crop maupun lahan trap crop. Nilai H’ pada semua fase di kedua lahan sama yaitu berkisar antara 1-3 yang tergolong kategori keanekaragaman sedang [14]. Nilai H’ dalam kategori sedang ini disebabkan karena spesies yang ditemukan di kedua lahan tidak beragam. Banyaknya spesies dalam suatu komunitas dan kelimpahan

(5)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.3 (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) E-256

dari masing- masing spesies tersebut menyebabkan semakin kecil jumlah spesies dan variasi jumlah individu dari tiap spesies atau ada beberapa individu yang jumlahnya lebih besar, maka keanekaragaman ekosistem padi akan mengecil pula [15]. Oleh karena nilai indeks keanekargaman tiap fase pada kedua lahan berada pada kategori yang sama maka penggunaan modifikasi habitat berupa trap crop tidak berpengaruh terhadap tingkat keanekaragaman Athropoda herbivora.

Indeks kemerataan pada lahan main crop maupun trap crop hampir sama yaitu antara 0,5- 1,0. Nilai indeks kemerataan yang hampir sama ini karena jumlah jenis yang ditemukan pada lahan main crop dan trap crop hanya terpaut beberapa morfospesies saja, begitu juga dengan nilai H’ di kedua lahan yang sama-sama tergolong sedang. Jika dilihat perbandingan Arthropoda herbivora pada kedua lokasi lahan, terdapat beberapa spesies Arthropoda herbivora yang ditemukan baik pada lahan main crop maupun main crop + trap crop. Suatu lokasi yang memiliki persamaan jumlah jenis dengan lokasi lain belum tentu dikatakan bahwa struktur komunitas tersebut hampir sama. Indeks kesamaan komunitas dihitung untuk mengetahui apakah antara kedua lokasi yang diamati hampir sama atau tidak sama sekali.

Indeks kesamaan komunitas yang digunakan adalah morishita-horn karena indeks ini dapat menghitung secara kuantitatif, sehingga dapat mengetahui proporsi dan juga kelimpahan individu [16]. Selain itu indeks Morishita-Horn sangat peka terhadap spesies richness dan ukuran spesies, sehingga perhitungannya akan sangat meyakinkan. Dari hasil perhitungan indeks Morishita-Horn, kedua lahan menunjukkan nilai kesamaan komunitas sebesar 0,75. Nilai tersebut termasuk tinggi karena hampir mendekati sempurna yaitu 1. Tingginya nilai indeks kesamaan komunitas di kedua lahan disebabkan oleh lahan yang berdekatan, selain itu tipe habitat yang homogen hanya terdiri atas lahan padi sawah sehingga faktor yang ada pada lahan main crop juga ada pada lahan trap crop. Salah satunya adalah faktor tepi atau jarak kedua lahan yang hanya sekitar 50 cm, padahal arthropoda yang terambil adalah arthropoda terbang yang mobilitasnya tinggi seperti acrididae yang lompatannya hampir mencapai 1 meter. Nilai kesamaan komunitas yang cukup tinggi dengan angka hampir mendakati satu maka sesuai dengan perhitungan untuk indeks

keanekaragaman bahwa penggunaan trap crop sebagai modifikasi habitat tidak berpengaruh terhadap keanekaragaman Arhropoda Herbivora.

IV. KESIMPULAN/RINGKASAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan komposisi taksa dari kedua lahan baik main crop maupun main crop + trap crop. Perbedaan tersebut dapat dilihat dari beberpa taksa tidak ditemukan pada lahan main crop+trap crop, tetapi ditemukan pada lahan main crop. Perbedaan komposisi dapat pula dilihat dari jumlah ordo, jumlah famili, jumlah morfospesies serta jumlah individu yang ditemukan.

Habitat termodifikasi menggunakan trap crop tidak memberikan pengaruh terhadap keanekaragaman Arthropoda herbivora. Hal ini dapat dilihat dari indeks Shannon-wiener nilai keanekaragaman di kedua lahan pada setiap fase pertumbuhan padi adalah tergolong sedang. Selain itu dapat dilihat dari Indeks kesamaan komunitas Morishita Horn antara kedua lahan main crop dan main crop + trap crop didapatkan nilai 0,75, dimana nilai ini cukup tinggi yang berarti komunitas antara kedua lahan hampir sama. Saran yang dapat diberikan yaitu penelitian ini perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan menggunakan tanaman penjebak lain yang secara biologi dan ekonomis menguntungkan.

DAFTARPUSTAKA

[1] Koswanudin, “Sebaran Populasi Predator Coccinella Sp., Paederus Fuscifes Dan Lycosa Pseudoanulata Pada Beberapa Varietas Tanaman Padi Sawah”, Balai Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, (2011).

[2] Baehaki, “Berbagai Hama Serangga Tanaman Padi”, Angkasa: Bandung, (1992).

[3] Nurindah, “Tanaman Perangkap untuk Pengendalian Serangga Hama Tembakau”, Malang, (2009).

[4] Khan, Z.R., K. Ampong-Nyarko, P. Chilshwa, A. Hassanali, S. Kimani, W. Lwande, W.A. Over-holt, J.A Pickett, L.E. Smart, L.J. Wadhams, and C.M. Woodcock, “ Intercropping in-creases parasitism of pests”, Nature (London) 388:631–632, (1997).

[5] Midega, C.A.O. and Z.R. Khan, “ Impacts of habitat management system on diversity and abundance of maize stemborer predators in Western Kenya”, Insect Science and Application 23:301–308, (2003). [6] Midega, C.A.O., Z.R. Khan, J. van den Berg, C.K.P.O. Ogol, J.A

Pickett., and L.J. Wa-dhams, “Maize stemborer predator acti-vity under ‘push-pull’ system and Bt-maize: a potential component in managing Bt resistance”, International Journal of Pest Management 52:1–10, (2006).

[7] Barbosa, P., “Conservation biological control”, Academic Press, San Diego. pp. 396, (1998).

[8] Pickett, J.A. and R.I. Bigg, “Enhancing biological control: Habitat Management to Promote Natural Enemies of Agricultural Pests”, University of California Press, Berkeley, (1998).

[9] Landis, D.A., S.D. Wratten, and G.M. Gurr., “Habitat management to conserve natural enemies of arthropod pests in agriculture”, Annual Review of Entomology 45:175–201 (2000).

[10] Indriani, “Tumbuhan Liar Purun Tikus Sebagai Tanaman Perangkap Penggerek Batang Padi Dan Habitat Musuh Alami Serangga Hama Padi” Kalimantan Selatan, (2006).

[11] Jumar, ”Entomologi Pertanian”, Rineka Cipta: Jakarta, (2000).

[12] Untung, K., “Pengantar Pengelolaan Hama Terpadu Edisi Kedua”, Gadjah Mada University Press: Yogyakarta, (2006).

[13] Kurnia, E., “Keanekaragaman Arthropoda pada Lahan Padi Organik dan Anorganik di desa bantengan Kecamatan Ringinrejo Kabupaten Kediri”, Skripsi. Universitas Islam Negeri Malang: Malang, (2008).

[14] Odum, E. P., “Fundamentals of Ecology”, W.B. Saunders Company: Philadelphia, (1993).

Tabel 2. Perbandingan jumlah individu taksa Arthropoda dan indeks biologi antara kedua lahan

karakteristik Main Crop Trap Crop

V R G V R G jumlah ordo 6 6 5 4 4 4 jumlah famili 11 7 6 10 5 3 jumlah morfospesies 22 11 9 19 5 3 jumlah individu 823 152 108 727 45 18 H' 1,854 1,693 1,943 2,297 1,117 1,171 E 0,599 0,706 0,884 0,780 0,694 1,066 CMH 0,759 Ket: V = Vegetatif, R= Reproduktif, G= Generatif

(6)

JURNAL SAINS DAN SENI POMITS Vol. 2, No.3 (2013) 2337-3520 (2301-928X Print) E-257

[15] Oka, I.N., “Pengendalian Hama Terpadu”, Gadjah Mada University Press: Yogyakarta, (1994).

[16] Magguran, Anne, “Ecological Diversity and its Measurement”, Chapman and Hall: New York, (1991).

Gambar

Tabel 2. Perbandingan jumlah individu taksa Arthropoda dan indeks biologi  antara kedua lahan

Referensi

Dokumen terkait

3 Jika terdapat penggabungan kata antara nomina dengan pendamping nomina-nya (di, pada, dari, ke, kepada) sebelum kata ‘adalah’, ‘ialah’ dan membentuk makna lokasi, maka kalimat

Segala proses baik yang direncanakan atau tidak direncanakan yang bersifat mendidik , mengajak bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi kaidah dan nilai

Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh (Kurnianingsih dan Rohman, 2014) Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya

CTT memiliki beberapa kelemahan yaitu: (1) tingkat kesukaran dan daya beda butir soal tergantung pada kelompok peserta yang mengerjakannya, (2) penggunaan metode dan teknik

Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji kemampuan dari JST Improved Backpropagation dalam melakukan estimasi biaya perangkat lunak sehingga JST Improved Backpropagation

Ruangan tempat berlangsungnya belajar mengajar harus memungkinkan siswa bergerak leluasa. Tidak berdesak-desakan dan saling mengganggu antara peserta didik yang satu dengan yang

Nilai yang terdapat dalam cuplikan teks di atas adalah selalu berusaha untuk melakukan apapun demi orang yang disayangi dengan memberikan perhatian dan

Bab ini merupakan pembahasan tentang berbagai hal yang menjadi permasalahan dalam skripsi ini yaitu pelaksanaan perizinan pembangunan rumah ibadah dan faktor-faktor