• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi A. Prasyarat B. Petunjuk Penggunaan Modul

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi A. Prasyarat B. Petunjuk Penggunaan Modul"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Deskripsi

Modul pembuatan busana wanita merupakan salah satu modul dasar penunjang dalam mempelajari mata pelajaran membuat busana wanita, mulai dari Stándar Kompetensi Membuat pola (Pattem Making), dan estándar kompetensi Membuat busana yaitu membuat busana kerja wanita (Blazer).

Tujuan diajarkan modul membuat pola dan membuat busana wanita ini, agar peserta didik memiliki wawasan dan terampil melakukan pembuatan pola mulai dari mengambil ukururan badan, membuat pola dasar, mengubah pola sesuai desain dengan tepat, sampai membuat busananya sesuai ukuran yang diinginkan. Agar tujuan pemelajaran ini tercapai, ada beberapa materi yang harus dikuasai oleh peserta didik melalui modul ini, antara lain adalah mengetahui ukuran badan yang diperlukan untuk pengambilan ukuran untuk pembuatan pola dasar, serta mengubah pola dasar sesuai desain, peralatan pembuatan pola dasar dan pecah pola, peralatan mesin jahit dan jahitan tangan serta pemilihan bahan tekstil untuk pembuatan busana wanita sesuai kesempatan.

A. Prasyarat

Untuk mempelajari modul ini prasyarat yang harus dimiliki oleh peserta didik adalah harus memahami dan menguasai, ukuran badan yang diperlukan, batasan-batasan atau titik ukur pada badan dengan tepat, cara mengambil ukuran, pembuatan pola dasar konstruksi serta pecah pola/mengubah pola konstreuksi sesuai desain. B. Petunjuk Penggunaan Modul

1. Petunjuk Peserta Didik

a. Langkah-langkah belajar yang harus ditempuh dalam mempelajari modul ini adalah sebagai berikut :

1) Baca secara seksama hingga benar-benar paham dan mengerti isi modul, kemudian tandai / catat bagiankata atau kalimat yang belum dimengerti atau dipahami.

2) Jika ada yang kurang jelas atau mengalami kesulitan dalam mempelajari isi modul ini, silahkan menghubungi guru pengajar/instruktur anda.

3) Lakukan kegiatan praktik secara sistematik menurut langkah-langkah belajar yang ditulis dalam modul ini.

(2)

2 4) Agar benar-benar terampil dalam melakukan membuat pola dan membuat busana, anda perlu melakukan latihan secara berulang-ulang dengan mencoba membuat pola dan membuat busana berbagai model dengan benar, tepat sampai terampil.

b. Perlengkapan yang perlu disiapkan : 1) Bahan-bahan untuk pola :

 kertas pola  kertas reti  kertas doslag

2) Bahan-bahan membuat busana :  bahan testil utama

 bahan testil penunjang  bahan tambahan 3) Peralatan pratikum pola :

 Alat-alat tulis  Skala

 Pita ukuran  Peterban

 1 set penggaris besar (siku dan panggul)  Penggaris lengan

 Gunting kertas  Jarum pentul

4) Peralatan pratikaum jahit :  Pita ukuran  Jarum mesin  Jarum tangan  Gunting kain  Gunting benang  Karbon jahit  Rader  Pandedel

 Piranti mesin jahit  Jarum pentul

(3)

3  Mata nenek

2. Peran Guru / Instruktur

a. Mengimformasikan langkah-langkah kerja yang harus dilakukan peserta didik untuk terampil dalam membuat pola, pecah pola dengan tepat sesuai desain dan terampil membuat busana.

b. Memberikan penjelasan kepada peserta didik, bagian-bagian dari modul yang belum dipahami.

c. Mendemonstrasikan langkah-langkah yang dipersyaratkan dalam kegiatan belajar

d. Membimbing peserta didik untuk melaksanakan praktek mengambil ukuran, membuat pola dasar, pecah pola dan membuat busana

e. Membimbing/Membantu peserta didik yang mengalami kesulitan dalam pratikum pola, pecah pola dan membuat busana

f. Melakukan evaluasi secara komprehensif melalui proses dan produk belajar yang dicapai oleh peserta didik melalui aspek : kognitif, afektif, dan psikomotor.

D. Tujuan akhir

Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta didik mampu : 1. Memilih model sesuai kesempatan dan bentuk tubuh

2. Memilih bahan tekstil sesuai bentuk tubuh dan warna kulit

3. Mengambil ukuran dengan tepat dan benar sesuai model yang diinginkan 4. Mampu menganalisa model yang disajikan

5. Terampil membuat desain kerja yang disajikan

6. Terampil membuat pola dasar dan pecah pola sesuai desain 7. Terampil membuat busana yang berkwalitas sesuai selera pasar E. Dasar Kompetensi

Stándar Kompetensi :

- Membuat Pola (Pattem Making) - Membuat Busana Wanita Kompetensi Dasar :

- Mengambil ukuran badan - Membuat pola

(4)

4 - Memotong bahan

- Menjahit busana wanita

- Menyelesaikan busana wanita dengan jahitan tangan - Melakukan pengepresan

- Menghitung harga jual Kriteria Unjuk Kerja :

1. Alat digunakan sesuai fungsinya

2. Sikap tubuh dalam mengerjakan pecah pola harus memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja

3. Membuat pola dilakukan sesuai model dengan menggunakan teknik sesuai prosedur

4. Membuat busana diselesaikan dengan teknik jahit yang benar dan urutan langkah kerja sesuai dengan job sheet

F. Cek Kemampuan

No Aspek Yang Dinilai Belum Sudah

1. Pengetahuan :

- Fungsi alat untuk mengambil ukuran - Fungsi alat untuk membuat pola - Desain model untuk pecah pola - Teknik mengambil ukuran yang benar - Teknik pecah pola yang benar

- Teknik memotong yang benar - Teknik jahit yang benar

- Teknik pengepresan yang benar

- Teknik penyelesaian jahit tangan yang benar 2. Sikap :

- Sikap tubuh pada pengambilan ukuran - Sikap tubuh pada saat membuat pola - Ketelitian dalam menyelesaikan pecah pola - Ketepatan ukuran dalam membuat pola - Ketelitian membuat pola sesuai desain - Sikap tubuh pada saat menjahit

(5)

5 - Ketelitian menjahit sesuai tanda pola

- Ketelitian dalam mengoperasikan mesin jahit - Ketelitian dalam mengoperasikan alat jahit tgn - Ketelitian menjahit dengan teknik jahit yang

benar

- Ketelitian dalam melakukan pengepresan - Ketelitian dalam melakukan qoality control Cacatan Pembimbing 1. ………. 2. ………. 3. ………. Kesimpulan 1. ……… 2. ……… 3. ………

(6)

6 BAB II

KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Rencana Belajar Peserta Didik

Kompeten : Membuat Pola dasar dan Membuat busana wanita (Blazer) Sub Kopetensi : Mengubah pola dasar sesuai desain dan Menjahit bagian- bagian busana wanita (Blazer)

Jenis Kegiatan Tanggal Waktu Tempat Belajar Alasan Perubahan TTD Guru Pengertian Blazer R. Praktik Cara m. Ukuran R. Praktik Pembuatan Pola Dasar badan Wanita R. Praktik Pecah Pola Blazer sesuai desain R. Praktik Membuat Busana Blazer kerah jas R. Praktik Membuat

Blazer kerah jas setali R. Praktik Membuat Blazer kerah setengah R. Praktek Membuat Bentuk garis leher R. Praktek

(7)

7 B. Kegiatan Belajar

1. Lembar Informasi 1

Uraian Materi 1 : Busana Blazer/Jas Wanita a. Tujuan Pembelajaran

Pada akhir kegiatan pembelajaran tentang pengertian blazer peserta didik mampu : 1. Menjelaskan pengertian blazer

2. Pembagian busana kerja sesuai dengan jenis pekerjaan 1) Busana kerja dalam ruangan (Indoor)

2) Busana kerja luar ruangan (Outdoor).

3. Mengetahui macam-macam desain blazer atau jas wanita 4. Mengetahui bagian-bagian blazer atau jas wanita

5. Mengetahui garnitur untuk pembuatan blazer/jas wanita

b. Pengertian Blazer/Jas

Blazer adalah busana luar yang dipakai untuk menutupi tubuh bagian atas, berupa jas yang dikenakan oleh wanita. Blazer panjangnya sampai pinggang bahkan bisa melebihi pinggang , dan dapat dikenakan diatas gaun, blus dan rok, blus dan celana panjang. Blazer ( Jas) ini lazim dipakai oleh pria tetapi dewasa ini wanita juga memakainya terutama untuk kegiatan tertentu, misalnya untuk busana ke kantor,ke pesta dan lain sebagainya. Blazer dapat berlengan pendek, tiga perempat, tetapi biasanya blazer berlengan panjang. Cara menjahit blazer menggunakan teknik jahit tailoring yaitu tejnik jahit yang berkualitas tingkat tinggi, dan juga bisa dengan teknik semi tailoring.

Bahan yang digunakan untuk membuat blazer tidak ada syarat khusus akan tetapi tergantung pada kesempatan pememakai blazer. Pemilihan motif blazer tidak ada syarat khusus, jadi dapat berupa bahan polos ataupun bermotif.

Pengertian Blazer menurut Arifah Arianto (2003;6) blazer atau jas adalah busana yang dikenakan diatas bebe (gaun), blus dan rok, blus dan celana panjang yang berfungsi sebagai hiasan, pemanis, sebagai penghangat. Blazer bisa berlengan pendek, tiga perempat, atau berlengan panjang, bagian muka berkancing atau tanpa kancing. Blazer/Jas desainnya klasik, lebih bervariasi dapat mengikuti mode yang sedang berkembang.

(8)

8 Pengertian blazer menurut Arifah Arianto (2003:3) yaitu busana resmi untuk pria yang dipakai dengan kemeja lengan panjang dengan bord, dapat dipakai dengan rompi, dan dikenakan dengan pentalón dari vahan yang sama serta dilengkapi dasi yang warnanya sesuai/serasi dengan kemeja dan jasnya.

Blazer/Jas juga berfungsi sebagai busana tradional, yang dipakai untuk kesempatan-kesempatan tertentu seperti acara adat, pernikahan atau acara resmi lainnya.

c. Pembagian busana kerja sesuai dengan jenis pekerjaan.

Pada dasarnya suatu busan kerja yang dikenakan sangat sarat dengan nilai-nilai filosofi yang mengusung nama atau kaakter lembaga/perusahaan. Secara garis besar busana kerja dibagi 2 sesuai jenis pekerjaannya,yaitu:

1) Busana kerja dalam ruangan (Indoor).

Busana kerja yang dikenaka dalam ruangan pada dasarnya tidak dapat digeneralisir karakteristiknya, karena sangat tergantung dari jenis pekerjaannya, jenis dan kapasitas sarana yang terdapt dalam ruangan tersebut. Karakteristik busana kerja dalam ruangan adalah:

 Model : model yang harus diterapkan pada busana ini adalah yang mendukung pekerjaan, dan sebaiknya menggunakan mdel yang memberikan kesan formal.

 Warna : pewarnaan pada busana ini sebaiknya diarahkan pada warna-warna yang memiliki intensitas lemah, value terang gelap, sehingga timbul karakter yang tenang.

 Motif : penggunaan motif sebaiknya dibatasi pada corak geometris dan sederhana.

 Tekstil : penerapan elemen tekstil sangat berkaitan dengan kondisi ruangan tempat pekerja tersebut bekerja. Akan tetapi sebaiknya memilih bahan tekstil yang memiliki kemampuan meyerap keringat yang baik.

2) Busana kerja luar ruangan (Outdoor).

Busana kerja luar ruangan (outdoor working) sangat banyak jenisnya, mulai dari yang formal sampai pada pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan secara spontan oleh berbagai indvidu.

(9)

9 Pada umumnya busana yang dikenakan oleh para pekerja lapangan tidak dibatasi secara ketat oleh peraturan tertentu, namun sangat berkaitan dengan dengan jenis pekerjaan yang dilakukan, kondisi alam sekitar dan cuaca, serta kultur masyarakat sekitar, agar busana tersebut dapat mendukung aktivitas yang dilakukan serta menjadi ciri pekerjaan tersebut.

d. Mengetahui macam-macam desain blazer atau jas wanita

Terdapat 5 kriteria yang dapat dilihat, untuk membedakan antara busana kerja dengan busana untuk kesempatan lain diantaranya, yaitu:

1. Desain

Sebagai wanita aktif, membutuhkan busana yang nyaman dipakai dan menjamin keleluasaan, agar dapat bebas bergerak dari segala kesibukan sejak pagi hingga malam hari. Dengan tuntutan kenyamanan dan keleluasaan beraktifitas ini, maka pakaian setelan dapat menjadi pilihan.

Ada beberapa macam jenis desain blazer (Jas) wanita Menurut pemakaiannya blazer(Jas) diantaranya adalah:

2. Model deux pieces adalah istilah bahasa Prancis yang artinya dua potong busana

Contoh desain busana kerja model Deux Pieces 3. Model three pieces mempunyai pengertian 3 potong busana

(10)

10 Contoh desain busana kerja model Teoix Pieces

4. Singgle Breastet Blazer adalah model blazer yang bagian depanmenutup bagian kiri dengan satu baris kancing

5. Double Breasted adalah model blazer yang mempunyai penutup dengan

model kancing dua baris.

e. Mengetahui bagian-bagian blazer atau jas wanita

Bagian-bagian yang terdapat pada busana kerja wanita adalah: 1) Kerah

Kerah yang umumnya dipakai pada busana kerja wanita adalah kerah jas, kerah cina, dan kemeja.

(11)

11 Contoh Model Kerah pada Busana Kerja

2) Saku

Jenis saku yang digunakan untuk busana kerja wanita ialah saku temple dengan berbagai jenis model, dan saku dalam yang terdiri dari saku paspoal dan lep.

Contoh Model Saku pada Busana Kerja 3) Lengan

Lengan dapat berupa lengan jas, lengan raglan, lengan suai dan variasi-variasi lain.

Contoh Model Lengan pada Busana Kerja 4) Rok

(12)

12 Contoh Model Rok pada Busana Kerja

5) Contoh Model celana panjang pada Busana Kerja

6) Hiasan

Hiasan yang terdapat pada busana kerja dapat berupa pita, renda, bisband, tindisan jahitan, kancing atau garis hias yang terdapat pada blus dan blazer.

Contoh Hiasan pada Busana Kerja

7) Bukaan

Busana kerja wanita memiliki penutup pasa bagian tengah muka dapat berupa kancing atau tutup tarik

(13)

13 8) Bahan

Jenis bahan yang dipilih sebaiknya bahan yang nyaman di pakai, seperti bahan yang mudah menyerap keringat, tidak mudah kusut dan mudah pemeliharaannya, diantaranya yaitu bahan gabardine, drill, wol, dan sebagainya,

9) Warna

Pemilihan bahan untuk busana kerja wanita yaitu warna-warna yang sedang tren, disesuaikan dengan kesempatan kerja yaitu:

a. Warna gelap b. Warna pastel

Namun biasanya pemilihan warna ini juga tergantung dari selera seseorang, suasana hati seseorang atau lingkungan dimana seseorang itu tinggal. Warna juga mempengaruhi penampilan si pemakai menjadi terlihat besar atau kecil. Sebagai contoh bila si pemakai berbadan gemuk akan lebih baik jika memilih warna gelap, karena warna gelap dapat memberi kesan mengecilkan.

Contoh Warna Gelap pada Busana Kerja

(14)

14 2.. Lembar Informasi 2

Uraian materi 2 : Macam-Macam Ukuran Badan Tujuan Kegiatan Pembelajaran

Setelah Menyelesaikan kegiatan pembelajaran tentang macam-macam ukuran diharapkan peserta didik mampu:

1) Mengetahui ukuran yang diperlukan untuk pembuatan pola dasar 2) Trampil mengambil ukuran badan

a. Macam-Macam ukuran Badan

Ukuran yang diperlukan dalam mengukur badan untuk pembuatan pola dasar adalah : 1) Lingkar badan 2) Lingkar pinggang 3) Lingkar pinggul 4) Lebar muka 5) Panjang muka 6) Tinggi dada 7) Panjang punggung 8) Lebar punggung

b. Mengambil Ukuran Badan

Alat yang diperlukan untuk mengambil ukuran 1) Pita ukuran

2) Peterban 3) Alat tulis

c. Cara Mengambil Ukuran Badan

No Ukuran Cara mengukur

1 Lingkar badan diukur melingkari payudara melalui ketiak terus ke belakang , punggung diambil pertemuan meterannya ditambah 4 s/d 6 cm

(15)

15 yang diikat dengan peter ban dan diambil pertemuan meterannya

3 Lingkar pinggul Diukur melingkari pinggul , diberi kelonggaran empat jari , kemudian ukur dari pinggang sampai batas lingkaran pinggul , untuk menentukan tinggi pinggul . 4 Lebar muka diukur melebar di bagian dada dari garis lengan kanan

sampai garis lengan kiri

5 Panjang muka diukur dari lekuk leher sampai dengan garis pinggang 6 Tinggi dada diukur dari garis pinggang ke puncak dada

7 Jarak dada diukur dari puncak dada kiri ke puncak dada kanan 8 Lebar bahu diukur dari leher ke sendi bahu .

9 Panjang pinggung diukur dari ruas tulang leher yang menonjol di punggung teratas sampai dengan garis pinggang . 10 Lebar punggung diukur melebar dari garis lengan kiri ke garis lengan

kanan 11 Lingkar kerung

lengan

diukur sekeliling lubang lengan dengan member kelonggaran dua jari .

12 Lingkar lengan diukur sekeliling pergelangan lengan 13 Panjang lengan  Lengan pendek  Lengan panjang Lingkar pergelangan tangan

diukur dari ujung bahu sampai dua centi di atas siku diukur dari ujung bahu sampai dua centi di bawah sendi

14 pergelangan tangan Diukur melingkari pergelangan tangan

3. Tugas 1

Peserta didik diminta untuk : Mengambil ukuran badan antar teman dengan memperhatikan ketepatan dalam mengambil ukuran sesuai criteria yang sudah ditentukan

(16)

16 4. Lembar Informasi 3

Uraian materi 3: Pembuatan Pola Dasar Badan Wanita Dewasa

a. Alat Untuk Membuat Pola Dasar dan Merubah Pola Sesuai Desain 1) Alat-alat tulis

2) Pita ukuran

3) Satu set penggaris panggul dan penggaris siku 4) Penggaris lurus 5) Penghapus 6) Gunting kertas 7) Kertas coklat 8) Kertas roti 9) Kertas doslag 10) Peterban

d. Tujuan kegiatan pembelajaran 3

Setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran tentang pembuatan pola dasar diharapkan peserta diklat dapat :

1) Terampil membuat pola dasar bahan wanita sesuai dengan ukuran : - Lingkar badan 90 cm - Lingkar pinggang 70 cm - Lingkar panggul 98 cm - Lebar muka 32 cm - Panjang muka 30 cm - Tinggi dada 12 cm - Panjang bahu 12 cm - Panjang punggung 36 cm

(17)

17 - Lebar punggung 34 cm

e. Pembuatan Pola Dasar Busana Wanita Keterangan : Pola kemeja open collar shirt

1. A-B = ½ lingkar badan

2. A-C = ½ panjang muka , A-C tegak lurus dengan A-B 3. C-D = tegak lurus A-C = 1/10 A-B – 2 cm

4. Buat garis lurus melalui A-D 5. D-E = 1/10 A-B + 4 cm 6. D-F = Panjang muka 7. B-G = ½ panjang punggung 8. B-H = ½ panjang punggung 9. G-I = 2 cm 10. Hubungkan E-I 11. Hubungkan F-H

12. E-I dibagi 2,titik J terletak di tengah E-I 13. A-B dibagi 2,titik K terletak pada A-B + 1 14. F-H dibagi 2,titik M terletak di tengah F-H 15. Hubungkan titik J – K – M, ukur J-N = 1/10 A-B 16. Ukur N-O = 4 cm, ukur N-P = 1/3 panjang pinggung 17. Ukur P-P’= 1/10 A-B,ukur P’-P” = 3 cm

18. Ukur E-E’ = 1/10 A-B + 2 cm, hubungkan E’ ke N,E’ – N’=pjg bahu 19. I – G”= 1/10 A-B + ½ cm, buat garis I-G” tegak lurus garis G-B

20. Hubungkan G”- O = panjang bahu, D-D’=5 cm , garis D’-N” tegak lurus dengan D-A = ½ lebar muka, hubungkan N’-N” dan P’= lingkar kerung lengan depan

21. G-G’ 8 cm,G’ kekiri O”= ½ lebar punggung, O’-O”-P’ lkklengan belakang

22. O’-G” naik 1 ½ ke atas, E’N’ turun 1 ½ ke bawah = garis bahu yang baru 23. F-F’ = ¼ lpi + 1+3,H-H’ = ¼ lpi -1+3 , tarik F-M’ dan H-M’

24. F-F” = 1/10 lpi,F”-F’”= 3 cm

(18)

18 26. H-H” 1/10 lpi, H-H”= 3 cm , tengah H”H’” buat garis tegak lurus H-M.

Ukur tinggi dada untuk kup.

POLA DASAR BADAN WANITA Skala 1: 1/4

POLA DASAR LENGAN

 Keteterangan pola lengan

(19)

19 A-D =Tinggi puncak ¼ lingkar lengan + 5cm

A-E = Panjang lengan (lengan pendek) A-E1 =Panjang lengan panjang

E-G = E – H = Lingkar pergelangan tangan POLA DASAR ROK

Ket Rok :

TM T.B

A-B = P.Rok A-B = P.Rok

A-C = T.Pa A-C = T.Pa

A-A’ = ¼ L.Pi + 4 A-A’ = ¼ L.Pi + 2 C-C’ = ¼ L.pa + 1 C-C’ = ¼ L.Pa-1

(20)

20 5. Tugas 2

Peserta diklat diminta membuat pola dasar badan wanita ukuran sebenarnya dengan memperhatikan keterangan pembuatan pola dasar badan wanita yang sudah Anda kuasai .

6. Lembar Informasi 4

Desain Sajian/Desain Kerja dan Merubah Pola sesuai Desain

DESAIN SAJIAN DAN DESAIN KERJA POLA BLAZER KERAH JAS

(21)

21 PECAH POLA DESAIN KERAH JAS

(22)

22 PECAH POLA DESAIN KERAH JAS

(23)

23 PECAH POLA DESAIN KERAH JAS

(24)

24 PECAH POLA BLAZER/JAS DESAIN KERAH SETALI

(25)

25  Keterangan pola blazer :

 a-b = ½ ling.lu.leng – 3,5 atau 4 cm.

 a-c = b-d = panjang.lengan  a-g = b-y = 1/10 a-b  b-h = b-t + 3 cm  b-n = 3,5 cm  h-e = ½ h-d – 2 cm  f-l = a-g  s-m = naik 1 cm  m-r = l-q -3  k-j = 2x a-g  l-u = m-w = k-j = 2x

(26)

26 POLA CELANA PANJANG

(27)
(28)
(29)
(30)
(31)

31 7. Tugas 3

Peserta diklat diminta membuat pecah pola Blazer/Jas sesuai desain dengan ukuran badan wanita yang sebenarnya dengan memperhatikan keterangan pembuatan pola dasar badan wanita yang sudah Anda kuasai .

(32)

32 8. Informasi 5

Membuat busana wanita (Blazer) sesuai sesain a. Alat Yang Diperlukan

- Mesin jahit. Secoci, palet, sepatu mesin, skrup jarum dan skrup sepatu mesin - Mesin obras dan pirantinya

- Gunting kain

- Jarum mesin dan jarum tangan - Benang jahit dan benang jelujur - Gunting benang

- Pendedel

Gambar Peralatan menjahit b. Bahan yang diperlukan:

 Bahan utama yang sudah digunting sesuai model blazer

 Bahan tambahan sesuai potongan bagian – bagian blazer: 1. Furing

2. Fliselin

3. Kufner atau sejenisnya 4. Kancing hias

5. Padding ( bantal bahu )

c. K3 ( Kesehatan dan Keselamatan Kerja )

Dalam menjahit dengan mesin perlu diperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja diantaranya :

(33)

33 tidak kotor, sirkulasi udara terjaga dengan baik, tersedianya tempat sampah dan sistim penerangan yang baik.

2. Menghindari hal-hal tidak diinginkan selama melakukan aktifitas kerja, diantaranya perlu menggunakan tutup kepala agar rambut tidak menghalangi pandangan waktu menoperasikan mesin jahit.

3. Menggunakan pakaian kerja untuk meghindari dari sisa sisabenang dari hasil potongan kain.

4. Kompeten tidaknya hasil akhir menjahit blazer sangat tergantung pada urutan cara Penyelesaiannya. Apabila penyelesaian blazer tidak mengikuti urutan yang semestinya, sangat berpengaruh diantaranya pada :

- Perubahan kemuluran bahan - Efisiensi waktu penyelesaian

f. Langkah Kerja Menjahit Blazer Langkah kerja dalam menjahit blazer :

1. Menjelujur dan menjahit dengan mesin

Urutan kerja menjelujur sama dengan urutan kerja menjahit mesin.Urutan menjelujur a. Menyeterikan kufner ke bahan utama bagian muka

b. Menyambung garis princes muka dan belakang c. Menyambung sisi badan dan bahu

d. Menyambung sisi lengan

e. Menjahit jarang kampuh kerung lengan 2. Mengepas dan memperbaiki kesalahan

Alat yang harus dipersiapkan pada waktu mengepas adalah : a. Jarum pentul

b. Kapur jahit c. Pita ukuran d. Alat tulis e. Buku catatan

Cara memperbaiki kesalahan :

a. Perubahan dibetulkan dengan jarum menyematkan jarum pentul b. Perubahan yang terjadi diperbaiki pada pola konstruksi

(34)

34 d. Pola diperbaiki, disesuaikan kembali dengan bahan yang sudah dilepas jelujurnya,dan

pemberian tanda juga diulang kembali

5) Menjelujur kembali dengan perubahan kesalahan 3. Penyelesaian awal

Setelah perbaikan dilaksanakan, pekerjaan selanjutnya adalah:

a. Menyeterika bahan pengeras pada lapisan tengah muka, leher belakang, kelim blazer, kelim lengan

b. Menjahit pertemuan garis princes bagian muka dan belakang dan diseterika c. Mengulangi pemberian tanda saku

d. Penyelesaian klep atau tutup saku e. Penyelesaian bibir saku dan memasang klep saku

(35)

35 MENJAHIT BLAZER WANITA

1. Menyetik mesin pertemuan garis princess bagian muka dan belakang lalu disetrika. 2. Mengulangi pemberian tanda saku.

 Pemberian tanda pada saku sebaiknya diulangi setelah princess disetik mesin.  Pemberian tanda garis saku sebainya dengan cara dijelujur supaya lebih jelas, baik

bagian buruk maupun bagian baik.

3. Membuat penyelesaian saku klep (tutup saku). 4. Penyelesaian bibir saku dan memasang klep. 5. Penyelesaian bagian badan utama dan furing.

a. Menyambung sisi : setikan dimulai dari sisi bagian ketiak. b. Menyambung bahu : setikan dimulai dari ujung bahu pada leher.

c. Menyetrika secara keseluruhan dengan cara dipress  Kampuh bahu

 Kampuh sisi  Kampuh princess

Sebelum disetrika, kampuh princess dirapikan menjadi sebesar ± 1 cm.

d. Mengelim bagian bawah blazer e. Menggunting furing.

 Furing digunting persis sama dengan pola bahan utama yang sudah diperbaiki. Perlu untuk jadi catatan bahwa furing jangan digunting sama-sama waktu menggunting bahan utama, sebab akan ada perubahan setelah mengepas.  Mengepas tengah belakang furing adalah lipatan bahan yang dilebihan (lipit

seaarah) dengan dalam lipit ±1,5 cm, tujuannya untuk kelonggaran pada bahan.

f. memberi tanda pada furing

(36)

36  Tengah belakng lipit searah dengan dalam lipit ±1,5 cm, kemudian dijelujur dari leher belakang sampai pada kelim, tetapi setikan mesinnya adalah dengan cara :

- dari titik leher tengah belakang disetik mesin 3 mm dari jelujuran sepanjang ± 3 cm, dari titik ini sampai dengan batas pinggang disetik mesin 5 mm dari tepi kampuh sehingga membentuk lipit.

- Dari pinggang sampai pada kelim bawah disetik mesin 3 mm dari jelujur sama seperti pada bagian leher.

 Semua setik mesin yang lain seperti sisi, princess dan lain-lain, disetik mesin 2 mm sampai dengan 3 mm dari jelujuran.

h. Menyambung furing dengan lapisan tengah muka dan lapisana leher.

i. Menyetik mesin furing dengan cara 2 sampai dengan 3 mm pada bagian luar jelujuran.

j. Menyambung lapisan tengah muka dengan cara :  Lapisan tengah muka dijelujur dengan cara :

- temukan titik ujung bahu. - Temukan titik ujung kelim. - Temukan titik puncah segitiga. - Temukan semua titik kaki segitiga.

Titik diatas ditemukan dengan jarum pentul kemudian dijelujur keseluruhan mulai dari leher sampai pada kelim bawah.

 Disetik mesin (juga dimulai dari bagian leher )  Kampuh dirapihkan menjadi 5 mm.

 Kampuh disetrika dengan cara dibuka dan dibasahi atau disemprot dengan air.  Lapisan dibalik dan dirapikan dengan cara :

- lapisan sedikit ditarik kebagagian dalam, sehingga setikan mesin berada 1 mm dari tepi garis tengah muka.

- Rapihkan segitiga dan sesuaikan dengan desain.

- Kampuh disetrika pada bagian lapisan kira-kira 1 mm dari setikan pertama. k. Menyambung bahu furing.

l. Menyambung sisi furing. Lapisan diikatkan pada tempat-tempat yang dirasa perlu m. Menyetrika secara keseluruhan.

(37)

37 Gambar Furing secara keseluruhan

n. Penyelesaian belahan lengan.

1.) bahan lengan setelah dugunting dan diberi tanda

2.) bahan lengan yang diberi fiselin (bahan pengeras) pada ujung lengan sebelum dijahit.

3.) Kelim lengan terlebih dahulu disetrika sebelum dijahit.

4.) Sisi lengan yang ada belahan disetik mesin. Setelah disetik mesin kampuh pada ujung belahan digunting diagonal dan kampuh sisi lengan dibuka dan disetrika.

(38)

38 Cara penyelesaian belahan lengan.

 Sebelum sisi lengan disetik mesin, kelin lengan sudah dilapis bahan pengeras.  Lembaran lengan yang bagian atas ( yang lebar ) dikelim rapi, tetapi lembar

lengan yang bagian bawah ( yang kecil ) dibiarkan lepas atau tidak dikelim.

 Sisi lengan yang ada belahan disetik mesin sampai batas belahan, disetik mesin 2 mm keluar dari jelujuran.

 Belahan lengan disetik mesin 1,5 cm dari jelujuran.

 Supaya kampuh pada sisi lengan bias terbuka, maka pada ujung belahan bagian atas kampuh yang bagian bawah atau kampuh lengan bagian lembaran yang kecil, digunting diagonal.

 Kampuh belahan diarahkan pada bagian atas atau pada lembar yang besar.

 Belahan ditata sehingga bagian atas ( yang besar ) mendempet pada bagian bawah ( yang kecil ).

 Disetrika dan dipres.

 Menyelesaikan sisi lengan yang kedua ( bagian dalam ). o. mengelim lengan.

 Kelim lengan diselesaikan sebelum furing lengan dipasang

 Kedua sisi lengan disetik mesin dan dipasang kancingnya.

p. Menyatukan furing dengan lengan, dengan cara :  Menjelujur kedua sisi lengan pas pada tanda.  Disetik mesin kira-kira 3 mm diluar jelujuran.

 Kampuh sisi distrika mengarah pada bagian besar lengan.

 Kampuh fuirng dijelujurkan pada kampuh lengan bahan utama, dengan cara : - temukan bagian kecil dengan bagian kecil.

(39)

39 - Jelujurkan kampuh furing pada kampuh bahan utama dengan ketentuan : jelujur dimulai kira-kira 8 cm sampai dengan 10 cm dari titik ketiak dan dari tepi kelim lengan.

- Kampuh kerung lengan dijelujur rapat ± 5 mm dari tepi kampuh (cukup satu lajur saja ).

- Kelim lengan disetrika ± 3 cm dari tepi.

- Kelim furing dirapikan dan dijelujurkan pada kelim lengan bahan utama. - Furing pada pangkal lengan dirapihkan dan dijelujur ± 8 cm dari garis kerung

lengan.

- Kelim lengan furing disoom dari dalam ± 5 mm dari tepi kelim. - Disetrika supaya kembali rapi., selesai

Penyelesaian furing lengan

q. Memasang lengan.

Sebelum lengan disatukan, dengan bahan, terlebih dahulu kerung lengan ditata sampai cocok/ sesuai dengan kerung lengan badan. Pada waktu menata kerung lengan, kerutan semua diarahkan kepuncak lengan. Menata kerung lengan haruslah seimbang dari bagian kiri dengan bagian kanan.

Cara memasang lengan :

 temukan tanda titik sisi lengan dengan titik / garis sisi blazer. Keterangan

_ _ : dijelujur

(40)

40  Temukan titik puncak lengan dengan titik / garis bahu.

 Lengan ditata mulai dari sisi ( ketiak) dengan jarum pentul.  Dijelujur.

 Disetik mesin.

Gambar menyatukan lengan dengan bahan

 Langkah-langkahlingkar kerung lengan menjahit

1. menyatukan bahan utama dengan furing dengan cara dujelujur.

2. ditata / dirapikan sebelum dijelujur.

3. Disemat dengan jarum pentul

- dijelujur

- disetik mesin

(41)

41 r. Memasang padding ( bantal bahu )

Urutan kerja penyelesaian padding :

 sebelum memasang padding, terlebih dahulu bentuk paddingnya dirapikan kembali dan diberi tanda bagian kiri dan kanan.

 Titik puncak lengan ditemukan dengan titik puncak padding dengan ketentuan.  Padding ditata 2/3 bagian ke belakang dan 1/3 bagian ke bagian muka.

 Padding dijelujur renggangkan pada kampuh lengan dengan cara :

- padding dilenturkan ( dilengkungkan ) sedagkan kampuh lengan ditarik sampai rata supaya bentuk lengan melengkung rapi.

- Ujung padding pada bagian bahu dijelujurkan pada kampuh bahu.  Selesai.

s. Penyelesaian kerung lengan.

Urutan kerja penyelesaian kampuh lengan :

 Furing lengan pada bagian badan dirapihkan dengan cara :

- samakan titik puncak lengan bagian baik dengan titik puncak furing. - Dari bagian lengan, furing dijelujurkan persis pada setik mesin.

- Furing lengan disatukan dengan kampuh lengan dengan tusuk balut. Jarak tusukan kira-kira 1,5 cm dengan menggunakan benang jelujur 2 lembar. Dijelujurkan kira-kira 2 mm dari setik mesin.

 Furing lengan pada bagian lengan dijelujur rapat kira-kira 5 mm dari tepi kampuh unutk memudahkan pada waktu penyelesaian, kemudian disetrika kira-kira 2 mm dari jelujuran.

 Furing lengan ditata dengan cara menarik jelujuran.

 Furing lengan bagian lengan dengan furing lengan bagian badan, ditemukan dengan tusuk balut, jarak tusukan kira-kira 1 mm sampai 2 mm.

(42)

42  Pada garis sisi bawah ( pada ketiak ) kampuh dirapihkan atau dikuatkan dengan tusuk balik, jarak tusukan kira-kira 5 cm ke kiri dan 5 cm ke kanan dari garis sisi.  Selesai.

Penyelesaian Kampuh lengan

t. Mengelim dan menyeterika

Karena lengan blazer tidak memakai furing penyelesaian akhir menjahit blazer

adalah mengelim pergelangan tangan, dan setelah selesai lakukan pengepresan secara keseluruhan.

Gambar Hasil Menjahit Blazer secara keseluruhan 9. Tugas 4

 Peserta diklat diminta untuk :

 Menyiapkan Potongan pola yang sudah digunting,  Lakukan penataan pola pada bahan tekstil,

 Siapkan bahan tekstil sesuai criteria untuk membuat blazer,

 Lakukan pemeriksaan bahan dan menyeterika bagi bahan yang kusut  Penataan pola pada bahan tekstil, mengguntung dan merader

(43)

43

BAB III EVALUASI

A. SOAL EVALUASI I. Pertanyaan Benar Salah

Lingkarilah huruf B jika pernyataan di bawah ini benar , dan huruf S jika pernyataan itu salah !

1. Pengertian Jas menurut Arifah Arianto 2003:13 adalah busana resmi yang dipakai untuk pria.

2. Blazer adalah busana dalam yang dipake untuk menutupi tubuh bagian atas.

3. Jas/Blazer desainnya klasik dan lebih bervariasi dan dapat mengikuti model yang sedang berkembang.

4. Three Piece adalah suatu busana yang terdiri dari tiga bagian. 5. Kancing hias disebut juga dengan Granitur busana.

II. Pilihan Ganda

Pilihlah salah satu pilihan jawaban pada setiap pertanyaan dibawah ini yang anda anggap paling benar.

1. Bagian-bagian yang ada pada jas wanita adalah : a.Kerah, lengan, renda

b.Kerah, lengan, saku c.Saku, garis prices, kupnat

d.Kerah, kelim bawah, kupnat dan saku

2. Lengan yang bias digunakan untuk Blazer ( Jas ) adalah : a. Lengan licin

b. Lengan Lonceng c. Lengan Jas d. Lengan balon

3. Jenis saku yang dipake untuk desain jas wanita adalah : a. Saku temple

b. Saku Paspoal c. Saku Vest

(44)

44 4. Panjang Blazer pada pecah pola di ukur mulai dari :

a. Panggul sampai batas panjang yang diinginkan b. Pinggang sampai batas panjang yang diinginkan c. Ujung kup sampai batas panjang yang diinginkan d. Pangkal lengan sampai batas panjang yang diinginkan

5. Pembuatan pola dasar badan wanita bagian depan, depan ukuran badan yang diperlukan adalah :

a. L.badan , l.pinggang , lbr.muka , pjg.muka , dan tinggi dada b. L.badan , l.pinggang , lbr.punggung , pjg.punggung

c. L.badan , pjg.muka , lbr.dada , tinggi kup d. L.badan , l.pinggang , lbr.punggung , tg.dada

6. Penambahan untuk peding pada pecah pola blazer adalah : a. 2 cm

b. 1 cm c. ½ cm d. 2.5 cm

7. Rumus untuk menentukan besarnya panggul bagian depan pada pecah pola blzer adalah :

a. ½ lingkar pinggul b. ¼ lingkar pinggul + 1 c. ½ lingkar pinggang + 2 d. ¼ lingkar pinggang + 1

8. Ukuran yang dipakai untuk pembuatan pola lengan jas adalah : a. L.k.lengan , l.siku , l.pergelangan tangan dan panjang tangan b. L.k.lengan , l.badan , panjang lengan

c. L.k.lengan , pjg.lengan , pjg.bahu d. L.k.lengan , pjg.lengan , pjg.siku

9. Untuk menentukan tinggi puncak pada pembuatan pola lengan adalah dari ukuran :

a. Panjang lengan

b. Lingkar kerung lengan c. Lingkar badan

(45)

45 10. Jas yang mempunyai pentutup pada bagian muka yang memakai 2 baris kancing

disebut : a. Cardigan b. Single breasted c. Double breasted d. Doux piece

III. Soal isian jawaban singkat

Kerjakan soal-soal di bawah ini pada lembar jawaban yang telah disediakan! 1. Sebutkan alat dan bahan yang digunakan untuk pecah pola !

2. Jelaskan perbedaan desain sajian dengan desain kerja !

3. Apa yang harus Anda lakukan sebelum pecah pola sesuai desain ! 4. Buatlah analisa desain Blazer model kerah ½ tegak !

5. Buatlah urutan langkah kerja pecah pola model kerah setali jas !

B. FORMAT PENILAIAN

Fokus penilaian terhadap kemampuan Peserta Diklat dalam menyelesaikan kegiatan pemelajaran ada beberapa aspek yang dievaluasi, antara lain aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Untuk Aspek keterampilan kognitif, alat ukur penilaian dilakukan melalui test tertulis terhadap seluruh materi yang telah disajikan didalam modul dengan pola pilihan ganda dan jawaban singkat .

Sedangkan penilaian untuk aspek afektif dan psikomotorik, dapat dilihat melalui produk kerja berdasarkan hasil praktek yang dilakukan oleh peserta diklat.

(46)

46 BAB IV

PENUTUP

Blazer ( Jas ) yaitu busana luar yang dipake untuk menutupi tubuh bagian atas panjangnya sampai pinggang bahkan bias lebih dari pinggang dan dipakai dengan celana panjang dan rok. Begitu pengertian Blazer ( Jas ) menurut Arifah Arianto adalah busana yang dikenakan di atas bebe ( gaun ) , blus dan rok dan celana panjang yang berfungsi sebagai hiasan, pemanis , atau sebagai penghangat.

Selain berfungsi sebagai hiasan , pemanis , atau sebagai penghangat Blazer ( Jas ) dapat digunakan untuk pakaian seragam kantor , untuk upacara adat , acara pernikahan atau acara resmi lainnya.

Bagian-bagian dari Blazer ( Jas ) adalah kerah , saku dan lengan , menjadikan bagian-bagian tersebut sebagai model dari Blazer ( Jas ) tersebut .

Granitur yang biasa dipakai untuk pembuatan Blazer ( Jas ) wanita dapat menjadi suatu pusat perhatian ( Centre Of Interest ) misalnya kancing hias yang memiliki bermacam jenis bentuk dan warna , kumai serong ( Bisband ) dan renda.

Untuk melakukan pecah pola sesuai desain , harus berdasarkan analisa desain kerja yang dikembangkan dari pola dasar badan wanita bagian atas.

(47)

47 DAFTAR PUSTAKA

Dra. Eri Novida AS. Pembuatan Blazer. Departemen Pendidikan Nasional Jakarta.2000.  Dra. Chodiyah dan Dra. Wisri A Mamdy. Desain Busana , Departemen Pendidikan dan

Kebudayaan 1982

Kursus Mode dan Desai Quinta Busana

Dra. Porrie Mualiawam. Konstruksi pola Busana Wanita.PT BPK Gunung Mulia

 H.I. Roeswoto Dra Menjahit Pakaian Wanita dan Anak Tingkat Dasar Carina Indah Utama Jakarta

Gambar

Gambar Peralatan menjahit  b.  Bahan yang diperlukan:
Gambar Urutan kerja pembuatan saku
Gambar menyatukan lengan dengan bahan

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan bahwa : (1) ada hubungan antara motivasi belajar dan penguasaan mata pelajaran penunjang dengan kompetensi membuat busana wanita I siswa SMKN 1

Identitas modul : Mata pelajaran/Paket Keahlian, Kelompok Kompetensi, Judul Modul dan Kegiatan Pembelajaran. Kegiatan Pembelajaran yang terdiri dari beberapa

Kemampuan awal yang diperlukan untuk mempelajari modul ini adalah siswa telah mempelajari dan memahami berbagai konsep persamaan dan pertidaksamaan linear maupun

bata/ batako pada dinding setengah batu, dinding satu batu, kolom satu batu (pilaster) digambar dengan ukuran bata standar dan dengan ikatan antar bata yang saling

Oleh karena itu, diperlukan modul pembelajaran agar membuat siswa tertarik untuk mempelajari dan menguasai materi pelajaran sebagai upaya dalam peningkatan kualitas

Setelah mempelajari modul dan mengikuti kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Mata Pelajaran Fisika SMA Kelompok Kompetensi F Pedagogik, peserta dapat

Apabila Anda telah mempelajari dan menguasai modul ini, maka Anda dapat membuat gambar segi delapan beraturan melalui dua cara dengan

Data pada suatu lokasi memori RWM (1800 – 1FFF) dapat dirubah, sedangkan data pada suatu lokasi memori ROM (0000 – 0FFF) hanya dapat dibaca tanpa dapat dirubah. Untuk merubah