• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemberdayaan

Pemberdayaan merupakan strategi dalam paradigma pembangunan yang berpusat pada rakyat (people centered development). Pendekatan ini menyadari pentingnya kapasitas masyarakat untuk meningkatkan kemandirian dan kekuatan internal melalui kesanggupan untuk melakukan kontrol internal atas sumberdaya melaui retribusi, modal dan kepemilikan (Sumardjo dan Saharudin, 2006).

Menurut Deputi Bidang Peningkatan Kesos Depsos RI (2000) pemberdayaan adalah sebagai upaya meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok dan memecahkan masalah mereka secara mandiri dengan mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya. Adapun prinsip- prinsip dasar yang digunakan dalam pemberdayaan masyarakat menurut perspektif pekerjaan sosial adalah : 1) Setiap masalah dipandang sebagai tantangan bersama yang harus dihadapi, 2) Orientasi terhadap masalah dipandang sebagai tantangan bersama yang harus dihadapi, 3) Semua proses ditunjukan untuk menghasilkan yang terbaik bagi masa depan, 4) Bentuk relasi antar aktor bersifat kolaboratif, 5) Posisi antar aktor adalah kemitraan (Deputi Bidang Peningkatan Kesos Depsos RI, 2000).

Pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu- individu yang mengalami masalah. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu masyarakat yang berdaya, memilki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpartisipasi dalam kegiatan sosial dan mandiri dalam melaksanakan

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

(2)

tugas- tugas kehidupannnya. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan seringkali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses.

Pemberdayaan juga mengandung makna adanya selft determination dan melibatkan setiap orang untuk merencanakan kegiatan, merumuskan kebutuhan, melaksanakan dan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan secara partisipatif. Pemberdayaan adalah upaya penguatan pribadi, antar pribadi dan organisasi, sehingga yang bersangkutan memiliki kemampuan dan keberdayaan untuk menentukan apa yang menjadi pilihannya.

Pemberdayaan dinilai tepat menjadi salah satu pilihan pembangunan kesejahteraan sosial, tuntutan kehidupan global menghendaki setiap pembangunan melibatkan masyarakat karena mereka menginginkan perubahan. Dengan demikian, masyarakat itu sendiri harus berpartisipasi dan bekerjasama. Melalui kelompok atau organisasi yang ada di masyarakat baik bentukan pemerintah maupun swadaya masyarakat, organisasi tersebut telah nyata membantu pemerintah dalam upaya memecahkan permasalahan yang ada di masyarakat sehingga permasalahan sosial menjadi lebih ringan karena mereka mampu mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi permasalahan yang dihadapinya melalui kelompok atau organisasi merupakan langkah strategis meningkatkan perkembangan potensi sosial masyarakat.

Perubahan peran ke arah yang lebih baik menurut Uphoff (1989) juga merupakan salah satu bentuk penguatan kelembagaan. Perubahan peran yang ada tersebut diharapkan nilai-nilai di dalamnya turut berubah ke arah yang lebih maju. Syahyuti (2003) menjelaskan bahwa untuk menguatkan organisasi perlu diuraikan terlebih dahulu dan dianalisis variabel-variabel yang ada di dalam kelembagaan tersebut. Dengan demikian kita dapat menentukan indikator-indikator yang menunjukan kelemahan dari organisasi tersebut, sekaligus potensi yang dapat menguatkan kapasitasnya. Berdasarkan penjelasan tersebut, kapasitas suatu kelembagaan mencakup lima faktor, yaitu : 1) Faktor kepemimpinan (leadership) mencakup seberapa demokrasi pemimpin tersebut dan bagaimana proses pemilihan pemimpin, 2) Faktor proses perencanaan program berupa besar kecilnya keterlibatan dalam pengambilan keputusan untuk merencanakan program, 3) Faktor pelaksanaan

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

(3)

program keterlibatan dalam pelaksanaan suatu program, 4) Faktor alokasi sumberdaya sejauh mana sumber yang ada digunakan untuk kesejahteraan semua, 5) Faktor hubungan dengan pihak luar meliputi kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak.

2.2. Modal Sosial

Secara umum modal sosial/ kapital sosial didefinisikan sebagai informasi, kepercayaan dan norma-norma timbal balik yang melekat dalam suatu sistem jaringan sosial (Woolcock dalam Tonny dan Kolopaking, 2005). Woolcock mengulas pandangan beberapa ahli, menggolongkan modal sosial menjadi 4 (empat) tipe utama, yaitu : 1) Tipe ikatan solidaritas (bunded solidarity), dimana modal sosial/ kapital sosial menciptakan makanisme kohesi kelompok dalam situasi yang merugikan kelompok, 2) Tipe pertukaran timbal balik (reciprocity transaction), yaitu pranata yang melahirkan pertukaran antar pelaku, 3) Tipe nilai luhur (value introjection), yakni gagasan dan nilai, moral yang luhur dan komitmen melalui hubungan-hubungan kontraktual dan menyampaikan tujuan individu dibalik tujuan-tujuan instrumental, dan 4) Tipe membina kepercayaan (enforceable trust), bahwa institusi formal dan kelompok- kelompok partikelir menggunakan mekanisme yang berbeda untuk menjamin pemenuhan kebutuhan berdasarkan kesepakatan terdahulu dengan menggunakan mekanisme rasional.

Kehidupan komunitas dipengaruhi oleh lembaga maupun organisasi-organisasi pada tingkat lokal, sebagai bagian dari sistem kelembagaan/ organisasi lokal. Modal sosial mengacu kepada lembaga/organisasi sosial dan ekonomi, seperti ; pandangan umum (word view), kepercayaan (trust), pertukaran timbal balik (reciprocity change), pertukaran ekonomi dan informasi (informational dan economic change), kelompok formal dan informal (formal and informal group), serta assosiasi yang melengkapi modal-modal sosial lainnya (fisik, budaya dan manusiawi), sehingga memudahkan terjadinya tindakan kolektif, pertumbuhan ekonomi dan pembangunan (Colleta & Cullen dalam Tonny dan Utomo, 2003).

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

(4)

Di tingkat pedukuhan atau kampung terdapat modal sosial berupa : 1) Perilaku sadar dari masyarakat untuk melibatkan diri dalam kegiatan kemasyarakatan, yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai sarana untuk meningkatkan partisipasi masyarakat. Setiap masyarakat memiliki sumber daya tertentu yang mungkin dapat diakomodasikan untuk mendukung suatu program bagi pengembangan masyarakat atau suatu komunitas (masyarakat), 2) Sistem kelembagaan/organisasi lokal dalam kehidupan komunitas yang diwarnai kegiatan usaha kesejahteraan sosial, dapat menjadi modal sosial untuk memberdayakan masyarakat. Modal sosial sebagai piranti sosial yang berakar pada komunitas, dapat berfungsi secara maksimal tetapi dinamis dalam mengatasi masalah sosial, jika merujuk pada organisasi yang memiliki jaringan kerja, norma-norma dan kepercayaan yang memfasilitasi terciptanya koordinasi dan kooperatif bagi kepentingan bersama dalam sebuah komunitas (Putnam dalam Nuryana, 2002).

Suatu komunitas membangun modal sosial melalui : 1) Pengembangan hubungan-hubungan aktif, 2) Partisipasi demokrasi, 3) Penguatan pemilikan komunitas, 4) Kepercayaan. Sumber-sumber modal sosial itu muncul dalam bentuk tanggung jawab dan harapan-harapan yang bergantung dari kepercayaan lingkungan sosial, kemampuan aliran informasi dalam struktur sosial dan norma-norma yang disertai sangsi. (Coleman dalam Dasgupta dan Seregaldin, 2000).

2.3. Generasi Muda

Sebelum membahas generasi muda ada baiknya jika terlebih dahulu mengetahui bahwa manusia mempunyai tiga macam umur, yaitu : 1) Usia kronologis diukur dengan jumlah waktu perjalanan hidup seseorang, 2) Usia biologis dilihat dari kondisi fisik atau jasmani yang lebih mengacu pada fungsi- fungsi motoris, 3) Usia psikologis sangat dipengaruhi oleh perasaan (efeksi) dan perilaku (Ruba’i, 1995). Kiranya kurang bijaksana jika tingkat ketuaan seseorang hanya dipandang oleh sudut usia kronologis. Banyak dijumpai secara kronologis usia seseorang tergolong lanjut, namun secara biologis masih mampu berkarya layaknya orang yang berusia di bawahnya. Sebaliknya banyak juga secara kronologis tergolong muda, tetapi jasmani

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

(5)

serta jiwanya telah rapuh. Jadi lebih mengena jika usia seseorang diukur dengan memperhatikan tiga macam usia sekaligus. Oleh karena itu, untuk batasan usia yang ada kaitannya dengan generasi muda adalah orang yang berusia 15-39 tahun. Usia-usia tersebut merupakan Usia-usia produktif atau dapat dikategorikan sebagai generasi muda yang menjadi potensi terbesar karena dalam usia demikian penuh dengan jiwa yang dinamis, semangat, kuat fisik dan mental serta berbagai kelebihan lain yang bisa menjadi modal dasar kekuatan bagi pendukung keberlangsungan dalam pembangunan (Ruba’i, 1995).

Generasi muda tersebut berusaha belajar dan mengembangkan diri karena mereka memiliki kekuatan-kekuatan yang perlu diperhatikan, tetapi belum semuanya dapat dikembangkan dengan baik. Oleh karenanya setiap generasi muda adalah sumberdaya (asset) yang berharga. Peran generasi muda dalam hal ini dikonsepsikan sebagai partisipan aktif dalam proses interaksional satu dengan yang lainnya, biasanya mereka mampu menangani masalah yang mereka hadapi melalui upaya kelompok atau organisasi kepemudaan yang ada di sekitarnya seperti Karang Taruna yang ada di tiap-tiap desa/kelurahan untuk menangani permasalahan sosial generasi muda.

Selain generasi muda ada juga yang menyebut pemuda atau pemudi atau remaja adalah mereka yang berada pada masa perkembangan yang disebut masa adolesensi (masa menuju ke kedewasaan). Masa ini merupakan taraf perkembangan dalam kehidupan manusia, di mana seseorang sudah tidak dapat lagi disebut anak kecil, tetapi belum juga dapat dikatakan sebagai orang dewasa. Taraf perkembangan ini pada umumnya disebut masa pancaroba atau masa peralihan dari masa anak-anak menuju ke arah kedewasaan (Rifai dalam Endah, 2008).

Generasi muda rentan sekali dengan permasalahan-permasalahan yang dihadapinya seperti 1) Kenakalan remaja adalah perilaku remaja yang menyimpang atau melanggar nilai-nilai atau norma-norma masyarakat (Dinsos Prov. Jabar, tanpa tahun). 2) Pengangguran, dalam hal ini adalah penggangguran terbuka atau pencari kerja (Rusli et al, 2006), dan 3) Putus sekolah adalah proses berhentinya siswa secara terpaksa dari suatu lembaga pendidikan tempat dia belajar atau terlantarnya anak

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

(6)

dalam sebuah lembaga pendidikan formal yang disebabkan oleh berbagai faktor salah satunya kondisi ekonomi keluarga yang tidak memadai (Wiki Pedia Indonesia, 2008).

2.4. Kesejahteran Sosial

Undang- undang RI Nomor 6 tahun 1974 tentang Ketentuan- ketentuan Pokok Kesejahteraan Sosial memberikan batasan kesejahteraan sosial sebagai “ Suatu tata kehidupan dan penghidupan sosial, material maupun spiritual yang diliputi oleh rasa keselamatan, kesusilaan dan ketentraman lahir dan bathin, yang memungkinkan bagi setiap warga negara untuk mengadakan usaha pemenuhan kebutuhan- kebutuhan jasmaniah, rohaniah dan sosial sebaik- baiknya bagi diri, keluarga serta masyarakat dengan menjunjung tinggi baik- baik atau kewajiban manusia sesuai dengan Pancasila”.

Kesejahteraan sosial merupakan kegiatan- kegiatan yang terorganisasi yang bertujuan untuk membantu individu atau masyarakat guna memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar dan meningkatkan kesejahteraan selaras dengan kepentingan keluarga dan masyarakat. Kesejahteraan sosial sebagai suatu institusi dengan bidang kegiatan menunjuk pada kegiatan- kegiatan yang terorganisir yang diselenggarakan baik oleh pemerintah maupun swasta yang bertujuan untuk mencegah, mengatasi atau memberikan kontribusi terhadap pemecahan masalah sosial dan peningkatan kualitas hidup individu, kelompok serta masyarakat (Depsos RI, 2008).

Oleh karena itu pembangunan kesejahteraan sosial merupakan hak dasar manusia sehingga harus menyentuh semua aspek kehidupan masyarakat. Pembangunan kesejahteraan sosial dapat terlaksana dengan baik dengan keterlibatan pemerintah, masyarakat, lembaga sosial dan pilar partisipasi lainnya, untuk itu dipandang perlu memberdayakan lembaga sosial agar dapat menjadi mitra pemerintah dalam usaha- usaha kesejahteraan sosial. Usaha kesejahteraan sosial (UKS) adalah semua upaya, Prgram dan kegiatan yang ditujukan untuk mewujudkan, membina, memelihara, memulihkan dan mengembangkan kesejahteraan sosial.

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

(7)

2.5. Karang Taruna sebagai Organisasi Sosial Kepemudaan

Keberadaan Karang Taruna sebagai organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda mempunyai posisi yang cukup strategis dan semakin diperlukan dalam menjawab permasalahan sosial terutama bagi generasi muda yang ada di lingkungannya, karenanya untuk memahami Karang Taruna sebagai suatu organisasi sosial kepemudaan kita perlu mengetahui apa yang dimaksud dengan konsep organisasi sosial dan Karang Taruna itu sendiri.

2.5.1. Konsep Organisasi Sosial

Konsep organisasi (organization) dalam sosiologi, menurut Soekanto (2005) mengandung tiga makna, yaitu :

1) Organisasi diartikan sebagai sistem sosial yang dibentuk untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, artinya hubungan antar individu dan kelompok dalam suatu organisasi menciptakan harapan bagi perilaku individu. Harapan ini diwujudkan dalam peran- peran tertentu, seperti peran sebagai pemimpin dan peran sebagai anggota atau pengikut,

2) Organisasi diartikan suatu kelompok yang mempunyai diferensiasi peranan, artinya setiap individu dapat memainkan peranannya lebih dari satu peran, 3) Organisasi adalah sekelompok orang yang sepakat untuk mematuhi seperangkat

norma, artinya ketika orang masuk dalam organisasi, maka orang tersebut secara sukarela harus patuh terhadap norma organisasi.

Organisasi pada dasarnya adalah unit sosial (pengelompokan manusia) yang sengaja dibentuk dan atau mungkin dibentuk kembali dengan mempertimbangkan efektivitas dan efisiensi pencapaian suatu tujuan tertentu. Memandang organisasi adalah gejala sosial resmi (formalisasi struktur sosial) yang berkaitan dengan seperangkat peraturan tertulis, Berelson dalam Sajogyo (1981) menunjuk kepada beberapa ciri yang meliputi organisasi, yaitu :

1) Formalitas. Suatu organisasi mempunyai perumusan tertulis yang jelas dalam hal tujuan, peraturan-peraturan (perubahan anggaran dasar dan anggaran rumah

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

(8)

tangga), prosedur, penentuan atau regulasi (misalnya surat keputusan), serta kebijaksanaan,

2) Hierarkhi. Suatu organisasi mempunyai pola wewenang (yaitu kekuasaan yang diakui masyarakat) berbentuk piramida dengan demikian beberapa orang didudukan dalam posisi lebih tinggi dari anggota lainnya,

3) Ukuran atau besarnya atau size. Suatu organisasi biasanya mempunyai ukuran besar, sehingga para anggota tidak dapat melakukan relasi sosial yang langsung (sebagai kelompok disebut kolektifitas) Hubungan yang ada antara para pelakunya sifatnya bukan pribadi hal tersebut dikenal sebagai gejala birokrasi adalah suatu tingkatan kekuasaan dan wewenang dari pusat atau tingkat atas sampai bawah.

Sementara ciri-ciri utama organisasi menurut Etzioni (1985) adalah :

1) Mempunyai pembagian dalam pekerjaan, kekuasaan dan tanggung jawab komunikasi yang tidak dipolakan begitu saja atau disusun menurut cara-cara tradisional, tetapi sengaja direncanakan untuk dapat lebih meningkatkan usaha mewujudkan tujuan tertentu,

2) Pengendalian usaha-usaha organisasi mempunyai beberapa pusat wewenang yang berfungsi mengawasi serta mengarahkan organisasi mencapai tujuan, dan 3) Mempunyai prosedur penggantian tenaga mahir, anggota atau mereka yang

menjadi pengurus organisasi.

Melihat kegiatan para pelakunya, maka organisasi mempunyai konsekuensi yang lebih mengarah kepada produktifitas, artinya :

1) Menyelesaikan segala pekerjaan 2) Memecahkan masalah

3) Mempertahankan atau memperbesar out put

4) Memperbaiki cara kerja, se-efektif mungkin, sebagai konsekwensi memberi kepuasan kepada para anggota dan memberi kepuasan dalam berperan serta

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

(9)

2.5.2. Karang Taruna

Karang Taruna adalah organisasi sosial wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggungjawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat terutama generasi muda di wilayah desa/ kelurahan terutama bergerak di bidang usaha kesejahteraan sosial. Istilah Karang Taruna untuk pertama kalinya dicetuskan oleh Ibu Tati Marjono, yang dalam gambarannya Karang adalah suatu tempat berseminya tanaman sehingga tumbuh subur menjadi tanaman yang bermanfaat, sedangkan Taruna adalah remaja, sehingga Karang Taruna merupakan suatu tempat atau wadah bagi remaja untuk tumbuh menjadi generasi muda yang berguna bagi masyarakat (Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial Depos RI, 2005).

Sedangkan tujuan yang ingin dicapai dari pembentukan organisasi Karang Taruna adalah :

1) Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran tanggungjawab sosial setiap generasi muda warga Karang Taruna dalam mencegah, menangkal, menanggulangi dan mengantisipasi berbagai masalah sosial

2) Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga Karang Taruna yang terampil dan kepribadian serta berpengetahuan

3) Tumbuh potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka mengembangkan keberdayaan warga Karang Taruna

4) Termotivasinya generasi muda warga karang taruna untuk mampu menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keragaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara

5) Terjalin kerjasama antara generasi muda warga Karang Taruna dalam rangka mewujudkan taraf kesejahteraan sosial masyarakat

6) Terwujudnya kesejahteraan sosial semakin meningkat bagi generasi muda di desa/ kelurahan yang memungkinkan atau pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial di lingkungannya

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

(10)

7) Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di desa/ kelurahan yang dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan oleh Karang Taruna bersama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya.

Berdasarkan pengertian tersebut di atas, serta dilengkapi dengan ketentuan-ketentuan dalam Peraturan Menteri Sosial RI Nomor 83/ HUK/ 2005 tentang Pedoman Dasar Karang Taruna (Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial RI, 2005), Karang Taruna memiliki prinsip-prinsip dasar atau ciri-ciri yang melekat pada dirinya, yaitu ;

1) Sebagai organisasi sosial

2) Wadah pengembangan generasi muda

3) Tumbuh dan berkembang dari, oleh, dan untuk masyarakat terutama generasi mudanya

4) Tumbuh dan berkembang atas dasar kesadaran dan tanggung jawab sosial 5) Berkedudukan di desa/ kelurahan

6) Secara organiasasi berdiri sendiri, bersifat horisontal

7) Setiap generasi muda di desa/ kelurahan yang berumur 11 sampai dengan 45 tahun adalah warga Karang Taruna

8) Kewargaan Karang Taruna tanpa membedakan asal keturunan, golongan, suku dan budaya, jenis kelamin, kedudukan sosial, pendirian politik dan agama 9) Bergerak terutama di bidang Usaha Kesejahteraan Sosial

10) Memiliki tugas untuk menanggulangi berbagai masalah kesejateraan sosial terutama yang dihadapi generasi muda baik bersifat preventif (pencegahan), rehabilitatif (pemulihan) maupun pengembangan potensi generasi muda di lingkungannya

Selain tugas pokok, setiap Karang Taruna harus mampu melaksanakan fungsi sebagai berikut:

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

(11)

1) Penyelenggaraan usaha kesejahteraan sosial 2) Penyelenggaraan pendidikan

3) Penyelenggaraan pemberdayaan masyarakat terutama generasi muda di lingkungan secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan 4) Penyelenggaraan kegiatan pengembangan jiwa kewirausahaan bagi generasi muda

di lingkungannya

5) Penanaman pengertian, memupuk dan meningkatkan kesadaran tanggungjawab sosial generasi muda

6) Penumbuhan dan pengembangan semangat kebersamaan, jiwa kekeluargaan, kesetiakawanan sosial dan memperkuat nilai- nilai kearifan dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia

7) Pemupukan kreatifitas generasi muda untuk dapat mengembangkan tanggungjawab sosial yang bersifat rekreatif, kreatif, edukatif, ekonomis produktif dan kegiatan praktis lainnya dengan pendayagunaan segala sumber dan potensi kesejahteraan sosial di lingkungannya secara swadaya

8) Penyelenggaraan rujukan, pendampingan dan advokasi spesial bagi penyandang masalah kesejahteraan sosial

9) Penguatan sistem jaringan kominikasi, kerjasama, informasi dan kemitraan dengan dengan berbagai sektor lainnya

10) Penyelenggaraan usaha- usaha pencegahan permasalahan sosial yang aktual

2.6. Kinerja Organisasi

Definisi mengenai kinerja organisasi dikemukakan oleh Bantian dalam Syarifudin dan Tangkilisan (tanpa tahun) sebagai gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan tugas dalam suatu organisasi dalam upaya mewujudkan sasaran, tujuan, visi dan misi organisasi tersebut. Pengukuran dan manfaat penilaian kinerja organisasi akan mendorong pencapaian tujuan organisasi dan akan

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

(12)

memberikan umpan balik untuk upaya perbaikan secara terus menerus atau berkelanjutan.

Dalam membahas kinerja organisasi Karang Taruna, aspek yang ditinjau adalah (Verhagen, 1998) : 1) Otonomi administrasi, yaitu sejauhmana dan bagaimana peran serta para anggota dalam proses pembuatan keputusan, 2) Otonomi manajerial, yaitu kemampuan dalam pengelolaan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan, 3) Otonomi keuangan, kemampuan dalam memobilisasi sumber-sumber keuangan. Sementara Dwiyanto et al. dalam Syarifudin dan Tangkilisan (tanpa tahun) mengemukakan ukuran dari tingkat kinerja suatu organisasi secara lengkap adalah sebagai berikut : 1) Produktivitas, digunakan untuk mengukur dan mengetahui keluaran yang dihasilkan organisasi pada suatu priode tertentu, 2) Orientasi kualitas pelayanan, kemampuan organisasi untuk memuaskan pelanggan secara maksimal, 3) Responsivitas, kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat, dan 4) Akuntabilitas, segala kegiatan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan dengan melihat adanya pelaporan kegiatan.

2.7. Faktor- faktor yang mempengaruhi Kinerja Organisasi

Kinerja organisasi akan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi keseluruhan faktor yang ada dan berkaitan dengan organisasi itu sendiri, dimana terdapat sekelompok orang yang melakukan aktivitas kerjasama untuk mencapai tujuan tertentu, dan faktor-faktor itu saling mempengaruhi (Sutarto dalam Syarifudin dan Tangkilisan, tanpa tahun). Faktor eksternal meliputi suatu jaringan hubungan-hubungan pertukaran dengan sejumlah organisasi dan melibatkan diri dalam transaksi-transaksi dengan tujuan untuk memperoleh dukungan, mengatasi hambatan, melakukan pertukaran sumber daya, menata lingkungan organisasi yang kondusif, proses transformasi nilai inovasi, maupun norma sosial yang ada. Jadi dalam hal ini menyangkut hubungan saling ketergantungan antara suatu organisasi dengan bagian- bagian yang ada di sekitar lingkungan organisasi tersebut (Milton, Eaton dalam Syarifudin dan Tangkilisan (tanpa tahun).

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

(13)

Berdasarkan uraian di atas, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja Karang Taruna adalah :

1) Faktor internal, faktor yang terdapat di dalam organisasi, yaitu : a) Kepemimpinan yang diperhatikan adalah kriteria, proses pemilihan, hubungan pemimpin dengan anggota dan akibat dari kepemimpinannya, b) Keanggotaan, yang diperhatikan adalah anggota, hubungan antar anggota , sdm dan motivasi, c) Aturan-aturan yang disepakati, dengan memperhatikan jenis aturan dan pelaksanaannya.

2) Faktor eksternal, faktor yang terdapat di luar organisasi yaitu, kondisi sosial masyarakat, indikator yang dilihat adalah 1) Hubungan atau kerjasama antara organisasi menurut Tonny dan Kolopaking (2006) ada tiga pengembangan kemitraan antar kelembagaan yaitu membangun kemitraan antar- kelembagaan dalam komunitas (bonding strategy), membangun kemitran antar- kelembagaan antar komunitas dalam kawasan perkomunitasan (bridging strategy) dan, membangun jejaring atau pola hubungan kelembagaan secara vertikal antara kelembagaan komunitas dengan kelembagaan- kelembagaan pelayanan dan pendanaan publik (creating strategy), 2) Modal sosial (dukungan masyarakat), modal fisik (lahan yang dapat digunakan) serta modal keuangan (tergantung dari bantuan pemerintah).

2.8. Kerangka Pemikiran

Generasi muda adalah sumberdaya (asset) yang berharga bagi maju mundurnya suatu negara, namun potensi yang ada pada generasi muda belum sepenuhnya dapat dikembangkan dengan baik karena banyak permasalahan yang dihadapi generasi muda seperti kenakalan remaja, putus sekolah dan pengangguran telah mendorong masyarakat dan pemerintah untuk mengajak, merangkul dan bersama-sama melakukan kegiatan positif yang bertujuan mengatasi permasalahan sosial yang dialami generasi muda sekaligus memberdayakan potensi yang dimiliki generasi muda dalam suatu wadah organisasi kepemudaan yaitu Karang Taruna.

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

(14)

Melalui organisasi Karang Taruna, generasi muda di wilayah Kelurahan Tengah telah berupaya melaksanakan kegiatan-kegiatan pengembangan masyarakat. Kegiatan pengembangan masyarakat yang dilakukan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat maupun mengatasi permasalahan sosial yang terjadi atau dirasakan warga masyarakat khususnya generasi muda.

Sebagai organisasi wadah pengembangan generasi muda Karang Taruna bersama-sama dengan generasi muda saling terkait dalam mencapai tujuannya. Tujuan organisasi Karang Taruna yaitu :

1) Terwujudnya pertumbuhan dan perkembangan kesadaran tanggungjawab sosial setiap generasi muda warga Karang Taruna dalam mencegah, menangkal. menanggulangi dan mengantisipasi baerbagai masalah sosial.

2) Terbentuknya jiwa dan semangat kejuangan generasi muda warga Karang Taruna yang terampil dan berkepribadian serta berpengetahuan.

3) Tumbuh potensi dan kemampuan generasi muda dalam rangka mengembangkan keberdayaan warga Karang Taruna.

4) Termotivasinya setiap generasi muda warga Karang Taruna untuk mampu menjalin toleransi dan menjadi perekat persatuan dalam keragaman kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

5) Terjalinnya kerjasama antar Karang Taruna dalam rangka mewujudkan taraf kesejahteraan sosial bagi masyarakat.

6) Terwujudnya kesejahteraan sosial yang semakin meningkat bagi generasi muda di desa/ kelurahan yang memungkinkan pelaksanaan fungsi sosialnya sebagai manusia pembangunan yang mampu mengatasi masalah kesejahteraan sosial di lingkungannya.

7) Terwujudnya pembangunan kesejahteraan sosial generasi muda di desa/ kelurahan yang dilaksanakan secara komprehensif, terpadu dan terarah serta berkesinambungan oleh Karang Taruna bersama pemerintah dan komponen masyarakat lainnya.

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

(15)

Ketujuh tujuan Karang Taruna dapat disimpulkan bahwa KT dalam pelaksanaan program diharapkan dapat berkesinambungan, meningkatkan kemampuan dan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan kesejahteraan sosial bagi anggotanya untuk memecahkan permasalahan secara mandiri dengan mengembangkan potensi diri yang dimilikinya.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, untuk mensukseskan pelaksanaan program, yaitu tercapainya kelompok sasaran dan berkelanjutan program. Dengan demikian dengan menilai kinerja Karang Taruna dilihat juga faktor- faktor yang mempangaruhi kinerja Karang Taruna Kelurahan Tengah.

Kinerja organisasi Karang Taruna sebagai organisasi kepemudaan dengan dilihat dari :

1) Produktifitas, digunakan untuk mengukur dan mengetahui keluaran yang dihasilkan organisasi pada suatu periode tertentu Dengan mengukur apakah kegiatan tersebut sudah berkesinambungan, sudah meningkatkan kemampuan dan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan generasi muda, dan sudah memecahkan permasalahan generasi muda secara mandiri dengan mengembangkan potensi diri yang dimiliki.

2) Orientasi kualitas pelayanan, kemampuan organisasi untuk memuaskan pelanggan secara maksimal sehingga kegiatan tersebut dapat berkesinambungan, dapat meningkatkan kemampuan dan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan generasi muda, dan dapat memecahkan permasalahan generasi muda secara mandiri dengan mengembangkan potensi diri yang dimiliki. Orientasi kualitas dilihat dari kegiatan/ program yang dilakukan apakah terencana dengan baik, merupakan hasil dari pelatihan dan apakah yang memberikannya mempunyai keterampilan yang baik (skill).

3) Responsivitas, kemampuan organisasi untuk mengenali kebutuhan masyarakat dalam hal mengenali kebutuhan masyarakat itu apakah sudah berkesinambungan, sudah meningkatkan kemampuan dan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan generasi muda, dan apakah sudah dapat memecahkan permasalahan generasi muda secara mandiri dengan mengembangkan potensi diri yang dimiliki.

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

(16)

Responsivitas dilihat dari kegiatan/ program apakah sudah sesuai dengan kebutuhan sasaran program dan sasaran kegiatan.

4) Akuntabilitas, segala kegiatan yang dilakukan dapat dipertanggung jawabkan dengan melihat adanya pelaporan kegiatan dalam hal kegiatan organisasi tersebut apakah sudah berkesinambungan, apakah sudah meningkatkan kemampuan dan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan generasi muda, dan sudah dapat memecahkan permasalahan generasi muda secara mandiri dengan mengembangkan potensi diri yang dimiliki. Akuntabilitas dilihat dari pertanggungjawaban laporan kegiatan apakah sudah dilakukan secara berkesinambungan, mandiri dan apakan sudah meningkatkan kemampuan.

Kinerja tersebut di atas, dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, diantaranya adalah :

1) Faktor internal, faktor yang terdapat di dalam organisasi, yaitu : a) kepemimpinan yang diperhatikan adalah kriteria, proses pemilihan, hubungan pemimpin dengan anggota dan akibat dari kepemimpinannya dan sdm pemimpin, b) Keanggotaan, yang diperhatikan adalah hubungan antar anggota, motivasi dan sdm anggota, c) Aturan- aturan yang disepakati, dengan memperhatikan jenis aturan dan pelaksanaannya.

2) Faktor eksternal, faktor yang terdapat di luar organisasi yaitu, a) kerjasama antar organisasi dan stakeholders (Dinas/ instansi terkait, aparat kelurahan dan pengusaha bengkel), seperti kemitraan antar kelembagaan yaitu membangun kemitraan antar Karang Taruna dengan Karang Taruna lagi (bonding strategy); membangun kemitraan antar Karang Taruna dengan organisasi lain (bridging strategy); dan membangun jejaring atau pola hubungan Karang Taruna ke tingkat yang lebih tinggi misalnya dengan pemerintah dan dunia usaha (creating strategy), b) Modal sosial (dukungan masyarakat), modal fisik (lahan yang dapat digunakan) serta modal keuangan (tergantung dari bantuan pemerintah).

Untuk mencapai tujuan Karang Taruna secara optimal, dalam menghadapi berbagai permasalahan generasi muda seperti pengangguran, kenakalan remaja dan

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

(17)

putus sekolah, perlu dibuat rancangan program penguatan Karang Taruna sebagai hasil musyawarah antara Karang Taruna dengan masyarakat dan stakeholders. Penguatan Karang Taruna dilakukan melalui penguatan organisasi, penguatan individu dan penguatan komunitas. Melalui program penguatan Karang Taruna tersebut, diharapakan Karang Taruna dapat mengakses semua kebutuhan generasi muda sesuai dengan yang diharapkan yaitu program- program Karang Taruna harus berkesinambungan, dapat meningkatkan kemampuan dan kemandirian dalam memenuhi kebutuhan kesejahteraan sosial bagi anggotanya untuk memecahkan permasalahan secara mandiri dengan mengembangkan potensi diri yang dimilikinya.

Untuk selanjutnya, kerangka pemikiran program partisipatif penguatan Karang Taruna dalam upaya pemberdayaan generasi muda dapat di lihat pada Gambar 1 berikut ini.

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

(18)

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran Kajian Penguatan Karang Taruna dalam Upaya Memberdayakan Generasi Muda.

Keterangan gambar : = Pengaruh = Hasil

Program Penguatan Karang Taruna

- Penguatan organisasi - Penguatan individu - Penguatan komunitas

Kinerja KT :

1. Produktivitas

2. Orientasi kualitas pelayanan 3. Responsivitas

4. Akuntabilitas

Faktor internal KT :

Kepemimpinan, keanggotaan, dan aturan- aturan

Faktor Ekternal KT :

Kerjasama antar organisasi, stakeholders, modal sosial, modal fisik dan modal keuangan

Permasalahan Generasi Muda

1. Pengangguran 2. Kenakalan Remaja 3. Putus Sekolah

KT yang diharapkan

Nitro PDF Trial

www.nitropdf.com

Gambar

Gambar 1 : Kerangka Pemikiran Kajian Penguatan Karang Taruna dalam Upaya Memberdayakan Generasi Muda.

Referensi

Dokumen terkait

Alasan saya menggunakan kedua strategi tersebut karena strategi ekspositori cukup efektif jika digunakan dalam pembelajaran fiqih, karena strategi ini berpusat pada guru,

Mantra Ritual Babarit : Nilai Budaya, Struktur, Konteks Penuturan, Proses Penciptaan, Dan Fungsi Serta Pelestariannya Sebagai Bahan Ajar Apresiasi Sastra Di SMA..

Analisis data penelitian ini bersifat komparatif-deskriptif, yaitu membandingkan 3 (tiga) objek yang diduga memiliki persamaan dan perbedaan (Ratna, 2010: 333), yakni menguraikan

Hasil analisis plot permukaan menunjukkan alat repeh dengan gerakan yang berbeza seperti gerakan menegak, melintang dan putaran. Perbezaan gerakan ini akan

Peserta pelatihan dapat menyusun software laporan Analisis Umur Piutang dan Perhitungan Cadangan Kerugian Piutang yang mampu memproses dan menyajikan lebih cepat dan

Pemakaian geodesic paths untuk menguji unsur-unsur dari jarak antara individu-individu dan untuk jaringan secara keseluruhan adalah masuk akal dan mungkin kasus-kasus lain terdapat di

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh alat penilaian yang digunakan pada proses penilaian pelaksanaan praktikum Teknologi Makanan yang masih belum mencangkup seluruh

Sehubungan dengan pelelangan yang dilakukan oleh POKJA I Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin Tahun Anggaran 2017 untuk kegiatan :.. (Tiga Miliyar Sembilan