• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 LANDASAN TEORI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 LANDASAN TEORI"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 PERTUMBUHAN EKONOMI

Pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik selama periode tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk kenaikan pendapatan nasional. Adanya pertumbuhan ekonomi merupakan indikasi keberhasilan pembangunan ekonomi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi adalah:

• Faktor Sumber Daya Manusia

Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan tergantung kepada sejauh mana sumber daya manusianya selaku subjek pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan dengan membangun infrastruktur di daerah-daerah.

• Faktor Sumber Daya Alam

Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun, sumber daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang dimaksud diantaranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.

(2)

• Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktifitas pembangunan ekonomi yang dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.

• Faktor Budaya

Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN, dan sebagainya.

• Sumber Daya Modal

Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK.Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal juga dapat meningkatkan produktifitas.

Salah satu masalah ekonomi terbesar di Indonesia adalah bayaknya jumlah pengangguran, dan pengangguran tersebut tidak lepas dari peran sumber daya manusia yang ada di suatu negara atau daerah.

2.2 PENGANGGURAN

Permasalahan di bidang ketenagakerjaan Indonesia yang paling dirasakan hingga kini adalah pengangguran. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik pada Agustus 2015, jumlah penganggur terbuka mencapai 7,56 juta orang atau 6,18 persen dari angkatan kerja sebanyak 122,4 juta orang.

(3)

Dalam pengamatannya, pengangguran disebabkan oleh dua hal yaitu jumlah angkatan kerja yang setiap tahun meningkat dan terbatasnya kesempatan kerja. Peningkatan jumlah angkatan kerja diakibatkan karena adanya lulusan dari lembaga pendidikan maupun mereka yang belum diserap oleh pasar kerja pada tahun sebelumnya.

Sedangkan terbatasnya kesempatan kerja antara lain diakibatkan oleh kondisi pertumbuhan perekonomian nasional dan adanya ketidaksesuaian antara kebutuhan dengan ketersediaan tenaga kerja.

Tetapi juga pada penciptaan sumber daya manusia (SDM) yang mampu mengelola sumber daya alam yang tersedia sehingga membawa bangsa ini keluar menjadi bangsa yang hebat.

Lemahnya SDM Indonesia dalam berkompetisi di dunia kerja salah satunya disebabkan sistem pendidikan dan penyiapan SDM yang salah. Untuk itu, lembaga pendidikan di semua level diminta merancang ulang program dan orientasi dengan memasukkan unsur pendidikan kewirausahaan.

Lembaga pendidikan formal harus mampu menyiapkan calon tenaga kerja handal dan kompeten selain menyiapkan kader bangsa terdidik dan nasionalis.Untuk itu kurikulum dan silabinya harus didesain dengan mempertimbangkan perkembangan zaman dan kebutuhannya selain perubahan pola pikir bagi peserta didik yang dalam bahasa pemerintahan Jokowi-JK disebut revolusi mental.

Dalam penelitian ini penulis akan meneliti faktor-faktor penyebab pengangguran yang dibatasi pada 11 faktor yang telah ditetapkan, yaitu: persaingan melamar kerja, lowongan pekerjaan, PHK, kurangnya informasi, karyawan perusahaan tidak sesuai jurusan, tuntutan perusahaan, perhatian pemerintah, umur, kepadatan penduduk, kemalasan dan penerapan kecerdasan.

(4)

2.3 DESAIN PENELITIAN

Penelitian merupakan suatu proses penyelidikan secara sistematis yang ditujukan pada penyediaan informasi untuk menyelesaikan masalah-masalah (Zikmund, et.al, 2009). Penelitian juga didefenisikan sebagai usaha yang secara sadar diarahkan untuk mengetahui atau mempelajari fakta-fakta baru dan juga sebagai penyaluran hasrat ingin tahu manusia (Suparmoko, 1991).

Dalam setiap penyusunannya, penelitian dilakukan menggunakan metode-metode yang telah disesuaikan dengan tujuan dari penelitian yang ingin diperoleh. Semua bergantung pada bidang penelitian, masalah yang diangkat, tujuan serta apa yang menjadi parameter ukur dalam penelitian sosial yang menjadi konsep utama dalam penelitian ini.

2.4 KONSEP PENELITIAN

Pada bagian ini dirancanglah kerangka untuk melaksanakan penelitian. Di dalamnya memuat secara rinci prosedur untuk pengumpulan data, instrumen penelitian, cara pengujian, kemungkinan jawaban terhadap research questions sampai dengan model analisis yang dipergunakan.

Berdasarkan klarifikasi atau tujuannya terdapat dua jenis penelitian atau analisis yang ingin diperoleh (Jollife, 2002), yaitu:

a. Exploratory Analysis, atau disebut juga Turkey Analysis dilakukan dengan cara melakukan analisis yang memungkinkan untuk mamahami/menemukan suatu sifat tertentu pada data. Exploratory Analysis cocok digunakan untuk penelitian yang tidak menguji hipotesis seperti Data Driven Research.

b. Confirmatory Analysis, adalah analisis yang dilakukan untuk menguji hipotesis yang telah dibuat berdasarkan teori tertentu (mengkonfirmasi teori) seperti pada Theory Driven Research.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan konsep Exploratory Analysis, karena seluruh data akan diambil dari mekanisme kuesioner sebagai data primer,

(5)

sehigga teori-teori yang ada hanya akan menjadi pertimbangan, namun tidak menjadi tolak ukur dari keseluruhan mekanisme penelitian.

Karena tujuan yang ingin diperoleh adalah untuk memperoleh faktor-faktor dominan yang menyebabkan pengangguran. Dan dari sini, akan teridentifikasi banyak variabel yang akan diolah sedemikian rupa menjadi faktor-faktor dominan yang dicari dan teknik multivariat dengan analisis faktor akan dipakai menjadi acuan bagi peneliti untuk mengidentifikasi data penelitian selanjutnya.

2.5 SUMBER DAN DATA SAMPEL

Dalam penelitian, selalu dilakukan pengumpulan data yang merupakan alat bantu utama dalam penelitian. Berdasarkan cara memperolehnya, terdapat dua jenis data, yaitu:

1. Data primer

Data primer adalah data yang secara langsung diambil dari objek-objek penelitian oleh peneliti perorangan maupun organisasi. Dalam penelitian ini, data primer akan diperoleh dari pengujian kuesioner.

2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian. Di penelitian ini data sekunder diambil dari fasilitas website secara rangkuman artikel yang ada di internet dari produsen produk dan pihak yang berkaitan

Dalam suatu penelitian diperlukan berbagai metode yang menunjang terlaksananya penelitian secara baik sehingga hasil yang didapatkan benar-benar akurat.Langkah awal dalam suatu penelitian adalah penetapan populasi sampel untuk mendapatkan bahan penelitian.

Populasi adalah sekelompok orang, benda, atau hal yang menjadi sumber pengambian sampel atau sekumpulan yang memenuhi syarat-syarat tertentu yang berkaitan dengan masalah penelitian.Sampel adalah bagian dari populasi statistik yang cirinya dipelajari untuk memperoleh informasi tentang seluruhnya atau dapat juga dikatakan sebagai suatu bagian dari populasi atau semesta sebaga wakil (representasi) populasi atau semesta itu.

(6)

Ada beberapa macam sampel yang didapat dipergunakan sesuai keperluan dan jenis penelitian (Ary, Jacobs & Sorensen. 2010) antara lain:

1. Random sampling atau sampel acak adalah sampel yang terdiri dari unsur yang dipilih dari populasi dianggap random/acak bila tiap unsur-unsur yang dipilih dari populasi tersebut memiliki probabilitas atau kemungkinan yang sama untuk dipilih.

2. Sampel representative ialah sampel yang kira-kira memiliki karakterisrik-karakteristik populasi yang relevan dengan penelitian yang bersangkutan. 3. Sampel sistematis adalah sebuah sampel yang proses pemilihannya

dilakukan secara sistematis dari populasinya. Sampel jenis ini banyak digunakan dalam penelitian statistika.

4. Sampel luas atau sampel kelompok adalah sampel yang prosedur pengambilan sampelnya menggunakan lokasi geografis sebagai dasarnya. 5. Sampel bertingkat. Bila populasinya ternyata terdiri dari

bermacam-macam jenis, maka populasi dapat dibagi kedalam beberapa stratum dan sampelnya dapat dipilih secara random dari tiap stratum.

6. Sampel kuota adalah sampel yang dipilih dari stratum-stratum tertentu yang dianggap cukup representative bagi populasinya.

Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel representative. Sesuai dengan teori multivariat yang dikemukakan Hair bahwa standar ukuran sampel yang diperlukan untuk analisis faktor ini minimal 5 variabel yang diteliti (Sheskin, 2000). Jika terdapat 20 variabel, maka sampel haruslah minmal 100 responden.

Daerah penelitian yang akan diteliti adalah Kecamatan Medan Selayang Kota Medan yang berpopulasi 104.454 orang dan yang pengangguran 4.630 orang (Badan Pusat Statistik Kota Medan 2015) dan kategori responden yang akan dijadikan sampel adalah:

- Usia 15-65 tahun yang tidak memiliki pekerjaan.

- Orang yang bekerja kurang dari dua hari dalam seminggu. - Ibu rumah tangga.

(7)

2.6 METODE SURVEI

Dalam pengumpulan data ini dilakuan survei.Survei adalah penelitian yang diadakan untuk memperoleh fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keterangan secara faktual.

Jenis-jenis survei: 1. Book Survey

Pada survei ini kita memepelajari buku-buku atau bahan-bahan bacaan yang berhubungan dengan masalah atau topik permasalahan yang akan diteliti. Dimana didalamnya meneliti dokumen-dokumen, membaca buku-buku, karya ilmiah, majalah dan buku lainnya yang berhubungan dengan literatur ini.

2. Explanatory Survey

Survey bersifat menjelaskan suatu fenomena yang digambarkan. Teori yang ada memerlukan pengujian dan perencanaan survei, sehingga data yang dikumpulkan diperlukan penelitian mendapatkan penjelasan.

a. Content Survey

Di dalam survei terlebih dahulu kita harus mengumpulkan informasi tentang suatu peristiwa kemudian menguraikannya. Sebagai contoh, jika kita menguraikan pengangguran maka yang dilihat adalah hal apa digunakan untuk mengukur tingkat pengangguran.

b. Survei Normatif

Survei ini bertujuan untuk mencari kesimpulan-kesimpulan mengenai keadaan masyarakat tertentu. Norma-norma atau kriteria-kriteria tertentu yang berlaku pada masyarakat.

c. Survei Status

Survei yang bertujuan untuk mengetahui posisi atau status seseorang dalam masyarakat.

2.7 INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner.Kusioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh jawaban

(8)

atau infomasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya (Arikunto, 1998). Dengan kata lain kuesioner adalah salah satu alat yang dipergunakan untuk mengumpulkan data. Kuesioner biasanya berupa pertanyaan tertulis yang diberikan kepada responden untuk dijawab. Metode kuesioner ini digunakan apabila:

1. Tanggapan dari pertanyaan diketahui dan dapat dikuantifikasi 2. Mengumpulkan data dari grup besar

3. Data tidak dibutuhkan cepat

4. Ketika kesalahan tanggapan dapat ditoleransi

5. Ketika sumber daya untuk mengumpulkan data terbatas. Beberapa jenis kuesioner berdasarkan cara pengumpulan data adalah:

1. Mail questionnaire (melalui surat)

2. Self administered (responden mengisi sendiri kuesioner tersebut) 3. Interview

4. Group administered questionnaire

2.8 SKALA PENGUKURAN

Teknik pengukuran data yang digunakan adalah attitude scales, yaitu suatu kumpulan alat pengukuran yang mengukur tanggapan individu terhadap suatu objek atau fenomena.

Skala pengukuran dari data yang diperoleh adalah berupa skala ordinal dengan menggunakan skala likert, dengan bobot nilai 5,4,3,2,1.

Berdasarkan skala pengukurannya data dibedakan menjadi 4 macam, yaitu: 1. Skala Nominal

Misalnya: jenis kelamin, agama dan sebagainya. Sering juga data nominal diberi simbol bilangan saja. Misalnya: laki-laki diberi nilai 1 dan perempuan diberi nilai 2.

(9)

Data yang diukur menggunakan ordinal selain mempunyai ciri nominal, juga mempunyai ciri berbentuk peringkat atau jenjang. Misalnya tingkat pendidikan nilai ujian (dalam huruf).

3. Skala Interval

Data yang diukur menggunakan skala interval selain mempunyai ciri nominal dan ordinal, juga mempunyai ciri interval yang sama.

4. Skala Rasio

Skala rasio ini selain mempunyai ketiga ciri dan skala pengukuran diatas, juga mempunyai nilai nol yang bersifat mutlak. Misalnya: umur, berat sesuatu, pendapatan dan sebagainya

2.9 TEKNIK SAMPLING

Teknik sampling adalah suatu cara untuk menentukan banyaknya sampel dan pemilihan calon anggota sampel, sehingga setiap sampel yang terpilih dalam penelitian dapat mewakili populasinya (representatif) baik dari aspek jumlah maupun dari aspek karakteristik yang dimiliki populasi. Sampling adalah proses pemilihan sejumlah elemen dari populasi sehingga dengan meneliti dan memahami karakteristik sampel dapat digeneralisir untuk karakteristik populasi. Jarang sekali suatu penelitian dilakukan dengan cara memeriksa semua objek yang diteliti, tetapi sering digunakan sampling. Alasannya adalah:

1. Biaya, waktu dan tenaga untuk menyelidiki sensus.

2. Populasi yang berukuran besar selain sulit untuk dikumpulkan, dicatat dan dianalisis juga biasanya akan menghasilkan informasi yang kurang teliti. Dengan cara sampling jumlah objek yang harus diteliti menjadi lebih kecil, sehingga lebih terpusat perhatiannya.

3. Percobaan-percobaan yang berbahaya atau bersifat merusak hanya cocok dilakukan dengan sampling.

Keuntungan dengan menggunakan teknik sampling antara lain adalah mengurangi ongkos, mempercepat waktu penelitian dan dapat memperbesar ruang lingkup penelitian (Teken, 1965). Metode pengambilan sampel yang ideal memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

(10)

1. Dapat menghasilkan gambaran yang dapat dipercaya dari seluruh populasi yang diteliti.

2. Dapat menentukan ketepatan hasil penelitian dengan menentukan penyimpangan baku dari taksiran yang diperoleh.

3. Sederhana dan mudah diperoleh.

4. Dapat memberikan keterangan sebanyak mungkin dengan biaya serendah mungkin.

Dalam menentukan besarnya sampel dalam suatu penelitian, ada empat faktor yang harus dipertimbangkan yaitu :

1. Derajat keseragaman populasi.

2. Ketetapan yang dikehendaki dari penelitian. 3. Rencana analisis.

4. Tenaga, biaya dan waktu.

Teknik sampling dapat dikelompokkan jadi dua yaitu: 1. Probability sampling, meliputi :

a. Simple random sampling (populasi homogen) yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada. Teknik ini hanya dilakukan jika populasinya homogen.

b. Proportionale stratifiled random sampling (populasi tidak homogen) yaitu pengambilan sampel dilakukan secara acak dengan memperhatikan stara yang ada. Artinya setiap strata terwakili sesuai proporsinya.

c. Disproportionate stratifiled random sampling yaitu teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel dengan populasi berstrata tetapi kurang proporsional, artinya ada beberapa kelompok strata yang ukurannya kecil sekali.

d. Cluster sampling (sampling daerah) yaitu teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel jika sumber data sangat luas. Pengambilan sampel didasarkan di daerah populasi yang ditetapkan.

(11)

2. Non Probability Sampling, meliputi: sampling sistematis, sampling kuota, sampling accidental, purposive sampling, sampling jenuh dan snowball sampling.

2.10UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS 1. Uji validitas

Validitas merupakan alat ukur untuk melihat atau mengetahui apakah kuesioner dapat digunakan untuk mengukur keadaan responden sebenarnya. Untuk menguji validitas keadaan responden digunakan rumus korelasi Product Moment Pearsons, yaitu:

𝑟𝑟 =

n(∑ XY) − (∑X∑Y)

�[n∑x

2

− (∑x)

2

][n∑y

2

− (∑y)

2

]

dimana

:

r = Koefisien Korelasi n = Jumlah Responden

X = Nilai pertanyaan dari variabel Y = Jumlah Total dari nilai X

jika nilai r hitung lebih besar dari r tabel maka kuesioner dinyatakan valid. 2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan dan sejauh mana hasil pengukuran konsisten bila dilakukan 2 kali atau lebih terhadap gejala yang sama, dengan alat ukur yang sama. Untuk mengukur reliabilitas alat ukur digunakan teknik Cronbach Alpha. Rumus yang digunakan adalah:

r =

𝑘𝑘

𝑘𝑘−1

� �

1 −

∑𝜎𝜎𝑏𝑏2

𝜎𝜎𝑏𝑏2

keterangan:

r = nilai (koefisien) Alpa Cronbach k = banyaknya variabel penelitian ∑ 𝜎𝜎𝑏𝑏2 = jumlah varians variabel penelitian

(12)

suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >0,60.

2.11 Analisis Faktor

Pada awalnya teknik analisis faktor dikembangkan pada awal abad ke-20.Teknik analisis ini dikembangkan dalam bidang psikometrik atas usaha ahli statistika Karl Pearson, Charles Spearman, dan lainnya untuk mendefinisikan dan mengukur intelegensi seseorang.

Analisis faktor merupakan alat pereduksi, mengekstraksi sejumlah faktor bersama (common faktor) dari gugusan asal X1, X2,...Xp, sehingga:

1. Banyaknya faktor lebih sedikit dari variabel asal X.

2. Sebagian besar informasi variabel X tersimpan dalam faktor.

Kegunaan:

1. Mengekstraksi variabel laten dari indikator atau mereduksi variabel observasi menjadi variabel baru yang jumlahnya lebih sedikit

2. Mempermudah interpretasi hasil analisis, sehingga diperoleh Informasi yang lebih riil dan sangat berguna

3. Pemetaan dan pengelompokkan objek berdasarkan karakteristik faktor tertentu

4. Mendapatkan data variabel konstruks (skor faktor ) sebagai data input analisis lebih lanjut (analisis diskriminan, regresi, kluster, ANOVA, path, model stuctural, MDS, dan lain sebagainya).

Menurut Johnson dan Wichern (1982), analisis faktor merupakan teknik analisis multivariat yang bertujuan untuk meringkas sejumlah p variabel yang diamati menjadi sejumlah m faktor penting, dengan m<p. Misal X adalah faktor random teramati dengan yang memiliki p komponen pada pengamatan ke-i, dengan faktor rata-rata dan matriks kovariansi ∑.Faktor X bergantung secara linier dengan variabel yang disebut faktor bersama dan sejumlah sumber variansi dari yang disebut faktor spesifik.

(13)

Model analisis faktor menurut Johnson dan Wichern adalah: 𝑋𝑋1− µ1 = 𝑙𝑙11𝐹𝐹1+ 𝑙𝑙12𝐹𝐹2+ … + 𝑙𝑙1𝑚𝑚𝐹𝐹𝑚𝑚 + 𝜀𝜀1 𝑋𝑋2− µ2 = 𝑙𝑙21𝐹𝐹1+ 𝑙𝑙22𝐹𝐹2+ … + 𝑙𝑙2𝑚𝑚𝐹𝐹𝑚𝑚 + 𝜀𝜀2 . . . 𝑋𝑋𝑝𝑝− µ𝑝𝑝 = 𝑙𝑙𝑝𝑝1𝐹𝐹1 + 𝑙𝑙𝑝𝑝2𝐹𝐹2+ . . . +𝑙𝑙𝑝𝑝𝑚𝑚𝐹𝐹𝑚𝑚 + 𝜀𝜀𝑝𝑝 Dengan : Xp : Variabel ke-p

µp : Rata-rata variabel ke-p

lpm : Bobot variabel (factor loading) ke-p pada factor ke-m

Fm : Faktor bersama (common factor) ke-m

εp : Faktor spesifik ke-p

Jika dituliskan dalam notasi matriks, model analisis faktor adalah: 𝑋𝑋(𝑝𝑝𝑝𝑝 1)− 𝜇𝜇(𝑝𝑝𝑝𝑝 1) = 𝐿𝐿(𝑝𝑝𝑝𝑝𝑚𝑚 )𝐹𝐹(𝑚𝑚𝑝𝑝 1)+ 𝜀𝜀(𝑃𝑃𝑝𝑝1) ⎣ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎡𝑋𝑋𝑋𝑋12− 𝜇𝜇− 𝜇𝜇12 . . . 𝑋𝑋𝑝𝑝 − 𝜇𝜇𝑝𝑝⎦ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎤ = ⎣ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎡𝑙𝑙𝑙𝑙11𝑙𝑙12… 𝑙𝑙1𝑚𝑚 21𝑙𝑙22… 𝑙𝑙2𝑚𝑚 . . . 𝑙𝑙𝑝𝑝1𝑙𝑙𝑝𝑝2… 𝑙𝑙𝑝𝑝𝑚𝑚⎦ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎤ ⎣ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎡𝐹𝐹𝐹𝐹12 . . . 𝐹𝐹𝑚𝑚⎦ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎤ + ⎣ ⎢ ⎢ ⎢ ⎢ ⎡𝜀𝜀𝜀𝜀12 . . . 𝜀𝜀𝑝𝑝⎦ ⎥ ⎥ ⎥ ⎥ ⎤

Faktor spesifik berkorelasi satu dengan yang lain dan dengan common factor. Common factor dapat dinyatakan sebagai kombinasi linier dari variabel yang diteliti, dengan persamaaan:

𝐹𝐹𝑗𝑗 = 𝑊𝑊𝑗𝑗𝑗𝑗𝑋𝑋1+ 𝑊𝑊𝑗𝑗2𝑋𝑋2+ 𝑊𝑊𝑗𝑗3𝑋𝑋3+ ⋯ + 𝑊𝑊𝑗𝑗𝑝𝑝𝑋𝑋𝑝𝑝

dimana:

𝐹𝐹𝑗𝑗 :Faktor ke-j yang diestimasi

𝑊𝑊𝑗𝑗𝑝𝑝 :Bobot atau koefisien skor faktor

𝑋𝑋𝑝𝑝 :Banyaknya variabel X pada faktor ke-p

(14)

2.12Langkah-langkah Analisis faktor 2.12.1 Tabulasi Data

Data yang telah diperoleh dari penyusunan serta penyebaran kuesioner di tempat-tempat yang telah ditentukan, kemudian data-data ini dikumpulkan serta ditabulasikan pada kolom-kolom agar mempermudah untuk dikonversi pada software yang akan digunakan

2.12.2 Pembentukan Matriks Korelasi

Matriks korelasi merupakan matriks yang memuat semua koefisien korelasi dari semua pasangan variabel dalam penelitian ini.Matriks ini digunakan untuk mendapatkan nilai kedekatan hubungan antar variabel penelitian.Nilai kedekatan ini dapat digunakan untuk melakukan beberapa pengujian untuk melihat kesesuaian dengan nilai korelasi yang diperoleh dari analisis faktor. Dalam tahap ini, ada dua hal yang perlu dilakukan agar analisis faktor dapat dilaksanakan yaitu: 1. Menentukan besaran nilai Barlett Test of Sphericity, yang digunakan untuk mengetahui apakah ada korelasi signifikan antar variabel. Statistik uji bartlett adalah sebagai berikut:

𝑋𝑋2 = − �(𝑁𝑁 − 1) − (2𝑝𝑝 + 5)

6 � N |𝑅𝑅|

dengan derajat kebebasan(degree of freedom) df = 𝑝𝑝(𝑝𝑝 − 1)/2

Keterangan :

𝑁𝑁 = jumlah observasi 𝑝𝑝 = jumlah variabel

|𝑅𝑅| = determinan matriks korelasi

2. Penentuan Keiser-Meyesr-Okliti (KMO) Measure of Sampling Adequacy, yang digunakan untuk mengukur kecukupan sampel dengan cara membandingkan besarnya koefisien korelasi yang diamati dengan koefisien korelasi parsialnya.

(15)

2. Jika harga KMO sebesar 0,8 berarti memuaskan 3. Jika harga KMO sebesar 0,7 berarti harga menengah 4. Jika harga KMO sebesar 0,6 berarti cukup

5. Jika harga KMO sebesar 0,5 berarti kurang memuaskan 6. Jika harga KMO kurang dari 0,5 tidak dapat diterima

Angka MSA bekisar antara 0 sampai dengan 1, dengan kriteria yang digunakan untuk intepretasi adalah sebagai berikut:

1. Jika MSA = 1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa kesalahan oleh variabel yang lainnya.

2. Jika MSA lebih besar dari 0,5 maka variabel tersebut masih dapat diprediksi dan bisa dianalisis lebih lanjut.

3. Jika MSA lebih kecil dari 0,5 dan atau mendekati nol (0), maka variabel tersebut tidak dapat dianalisis lebih lanjut, atau dikeluarkan dari variabel lainnya.

2.12.3 Ekstraksi Faktor

Pada tahap ini, akan dilakukan proses inti dari analisis faktor, yaitu melakukan ekstraksi terhadap sekumpulan variabel yang ada KMO>0,5 sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan untuk maksud ini adalah Principal Component Analysis dan rotasi faktor dengan metode Varimax (bagian dari orthogonal).

Setelah sejumlah variabel terpilih, maka dilakukan ekstraksi variabel tersebut sehingga menjadi beberapa faktor. Setelah memproses variabel-variabel yang layak, maka dengan program SPSS versi 20 akan diperoleh nilai hasil statistik yang menjadi indikator utama yaitu tabel communalities, tabel Total Variance Explained, Grafik Scree, tabel component matrix dan tabel rotated component matrix.

Tabel Communalities merupakan tabel yang menunjukkan persentase variansi dari tiap variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.Nilai yang dilihat adalah extraction yang terdapat pada tabel communalities.Makin kecil

(16)

nilainya, makin lemah hubungan antara variabel yang terbentuk.Perhitungan communality setiap variabel dengan persamaan.

Communality adalah jumlah varian yang disumbangkan oleh suatu variabel dengan seluruh variabel lainnya dalam analisis.Bisa juga disebut proporsi atau bagian varian yang dijelaskan oleh common factor atau besarnya sumbangan suatu faktor terhadap varian seluruh variabel.

Tabel Total Variance Explained, menunjukkan persentase variansi yang dapat dijelaskan oleh faktor secara keseluruhan. Nilai yang menjadi indikatornya eigenvalues yang telah mengalami proses ekstraksi. Pada tabel akan tercantum nilai extraction sum of square loading. Hal ini disebabkan nilai eigenvalues tidak lain merupakan jumlah kuadrat dari faktor loading dari setiap variabel yang termasuk ke dalam faktor. Faktor Loading ini merupakan nilai yang menghubungkan faktor-faktor dengan variabel-variabel.Variabel yang masuk ke dalam faktor adalah yang nilainya lebih dari satu ( ≥ 1). Dari sini akan terlihat pula jumlah faktor yang akan terbentuk.

Perhitungan nilai karakteristik (eigenvalue) , dimana perhitungan ini berdasarkan persamaan karakteristik:

det(𝐴𝐴 − 𝑦𝑦𝑦𝑦) = 0 Keterangan:

𝐴𝐴 = matriks korelasi dengan orde n x n 𝑦𝑦 = matriks identitas

𝑦𝑦 =eigenvalue

Eigenvalue adalah jumlah varian yang dijelaskan oleh setiap faktor. Penentuan faktor karakteristik (eigen factor) yang bersesuaian dengan nilai karakteristik (eigen value). Matriks loading factor (𝐿𝐿 ) diperoleh dengan mengalikan matriks eigen factor (𝑝𝑝) dengan akar dari matriks eigen value (𝑦𝑦). Factor loading merupakan korelasi sederhana antara variabel dengan faktor.

Grafik Scree Plot menggambarkan tampilan grafik dari tabel Total Variance Explained.Grafik ini sebenarnya menunjukkan peralihan dari satu faktor ke faktor lainnya garis menurun disepanjang sumbu y. Sumbu x menunjukkan

(17)

jumlah komponen faktor yang terbentuk, sedangkan sumbu y menunjukkan nilai eigenvalues.

Tabel component matrix menunjukkan kategori variabel-variabel ke dalam komponen faktor, atau dengan kata lain menunjukkan distribusi variabel-variabel pada faktor yang terbentuk. Bila yang dijadikan acuan adalah nilai faktor loading yang ada dalam tabel, dimana nilai lebih besar menunjukkan korelasi yang cukup kuat antara variabel-variabel tersebut dengan komponen faktor. Jumlah jasa kuadrat faktor loading dari tiap variabel tidak lain merupakan nilai extraction untuk tiap variabel yang tercantum dalam tabel communalities.

2.12.4 Rotasi Faktor

Pada rotasi faktor, matrik faktor ditransformasikan ke dalam matrik yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah diinterpretasikan.Dalam analisis ini rotasi faktor dilakukan dengan metode rotasi varimax. Hasil dari rotasi ini terlihat pada tabel Rotated Component Matrix, dimana dengan metode ini nilai total variance dari tiap variabel yang ada di tabel component matrix tidak berubah. Yang berubah hanyalah komposisi dari nilai faktor Loading dari tiap variabel. Interpretasi hasil dilakukan dengan melihat Faktor Loading.

Faktor Loading adalah angka yang menunjukkan besarnya korelasi antara suatu variabel dengan faktor satu, faktor dua, faktor tiga, faktor empat atau faktor lima yang terbentuk. Proses penentuan variabel mana akan masuk ke faktor yang mana, dilakukan dengan melakukan perbandingan besar korelasi pada setiap baris di dalam setiap tabel.

Dalam penelitian ini digunakan metode Varimax, karena bertujuan untuk mengekstraksi sejumlah variabel menjadi beberapa faktor.Selain itu metode ini menghasilkan struktur relatif lebih sederhana dan mudah diinterpretasikan.

2.12.5 Penamaan Faktor

Pada tahap ini akan diberikan nama-nama faktor yang telah terbentuk berdasarkan factor loading suatu variabel terhadap faktor terbentuknya setelah tahapan pemberian nama faktor terbentuk.

Referensi

Dokumen terkait

Analisis korelasi adalah metode yang digunakan untuk mengukur kekuatan atau derajat hubungan antara dua variabel atau lebih. Perhitungan derajat didasarkan pada persamaan

Dimana korelasi linier positif yaitu jika nilai variabel X mengalami kenaikan sehingga variabel Y akan ikut naik atau jika nilai variabel X mengalami penurunan sehingga

Pada perkembangan selanjutnya analisis regresi dapat digunakan sebagai alat untuk membuat perkiraan nilai suatu variabel dengan menggunakan beberapa variabel lain

Namun, jika titik-titik pasangan data tersebar satu sama lain, maka persamaan linier yang baik untuk mengestimasi nilai variabel dependen adalah persamaan linier yang

Dalam penelitian ini, koefisien determinasi dilakukan untuk melihat hubungan yang sempurna atau tidak yang ditunjukkan pada apakah perubahan variabel bebas

Untuk tetap mendapatkan model VAR maka pada uji kointegrasi, variabel yang digunakan harus terbukti tidak memiliki kointegrasi antar variabelnya sehingga dapat

didefinisikan sebagai berikut.. Spectral radius ini merupakan lingkaran terkecil dalam bidang kompleks yang memuat semua nilai karakteristik dari matriks A. Misalkan , maka

Prinsip utama dalam analisis faktor adalah korelasi, artinya variabel yang memiliki korelasi erat akan membentuk suatu faktor, sedangkan variabel yang ada