• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BIOPORI TERHADAP INFILTRASI DAN LIMPASAN PADA TANAH PASIR BERLANAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH BIOPORI TERHADAP INFILTRASI DAN LIMPASAN PADA TANAH PASIR BERLANAU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH BIOPORI TERHADAP INFILTRASI DAN LIMPASAN PADA TANAH

PASIR BERLANAU

Irena Dwi Arviana1)

, Siti Qomariyah2)

, Sobriyah3) 1)MahasiswaJurusanTeknikSipil, UniversitasSebelasMaret

2), 3)PengajarJurusanTeknikSipil, UniversitasSebelasMaret

Jln. Ir. Sutami 36 A, Surakarta 57126 e-mail : irenadwiarviana@gmail.com Abstract

Water is one of the most important factors to human life, natural resources and also environment. Human needs of water is increasing from time to time, as more rapid population growth, and land development have also increased. This can cause larger land cover, so that decrease infiltration area and enlarge runoff. Type of environmental treatment for solving that problem by utilize existing technologies like biopore hole to increase infiltration rate of the soil. Magnitude effect of biopore on surface runoff to be studied in a simulation or modeling by using a rainfall simulator.Purpose of this study is to determine the effect of biopore on infiltration and runoff on silty sand soil with rainfall intensity variable, amount of biopore, and slope. The method that be used is experimental method in laboratory using rainfall simulator. Variable that be used is rainfall intensity (uniform heavy, heavy on the upstream, heavy on the downstream), amount of biopore (0,6,12), and slope (0º, 3º).Based on the result, the highest volume of infiltration on the amount biopore 12, slope 0º, and heavy on the upstream rainfall intensity that is 3.09 liters. The highest volume of runoff on the amount of biopore 0, slope 3º, and heavy on the downstream rainfall intensity that is 52.95 liters. Variations in the amount of biopori have more dominant effect than variations in slope and rainfall intensity

Keywords: biopore, infiltration, runoff, rainfall intensity, slope

Abstract

Air merupakan salah satu faktor terpenting bagi kehidupan manusia, sumberdaya alam sekaligus juga lingkungan hidup. Kebutuhan manusia akan air semakin meningkat dari waktu kewaktu, seiring makin pesatnya pertambahan penduduk, dan tata guna lahan pembangunan juga semakin meningkat. Hal ini menyebabkan tutupan lahan semakin besar, sehingga mengurangi area infiltrasi dan memperbesar aliran permukaan. Bentuk penanganan lingkungann untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan memanfaatkan teknologi-teknologi yang telah ada seperti Lubang Resapan Biopori (LRB) untuk memperbesar laju infiltrasi tanah. Besarnya pengaruh adanya biopori terhadap limpasan permukaan akan diteliti dalam sebuah simulasi atau pemodelan dengan menggunakan alat rainfall simulator. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh biopori terhadap infiltrasi dan limpasan pada tanah pasir berlanau dengan peubah intensitas hujan, jumlah biopori, dan kemiringan lahan. Metode yang digunakan adalah metode eksperimental di laboratorium dengan menggunakan alat rainfall simulator. Peubah yang digunakan adalah intensitas hujan (deras merata, deras di hulu, deras di hilir), jumlah biopori (0, 6, 12), dan kemiringan lahan (0º, 3º). Berdasarkan hasil penelitian didapatkan volume infiltrasi terbanyak pada jumlah biopori 12, kemiringan lahan 0º, dan intensitas hujan deras di hulu sebesar 3,09 liter. Volume limpasan terbanyak pada jumlah biopori 0, kemiringan 3º, dan intensitas hujan deras di hilir sebesar 52.95 liter. Variasi jumlah biopori berpengaruh lebih dominan daripada variasi kemiringan dan intensitas hujan.

Kata kunci : biopori, infiltrasi, limpasan, intensitas hujan, kemiringan lahan. PENDAHULUAN

Kebutuhan manusia akan air semakin meningkat dari waktu kewaktu, seiring makin pesatnya pertambahan penduduk, dan tata guna lahan pembangunan untuk pengembangan permukiman, industri serta fasilitas perkotaan juga semakin meningkat. Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan pariwisata yang pesat, menyebabkan tutupan lahan oleh bangunan-bangunan kedap air (beton, aspal, dan sejenisnya) sehingga mengurangi area infitrasi air hujan ke dalam tanah dan menambah besar aliran permukaan (surface run off).Infiltrasi merupakan proses masuknya air dari permuakan kedalam tanah. Infiltrasi berpengaruh terhadap saat mulai terjadinya aliran permukaan (surface run off). Pada dasarnya pembangunan haruslah berwawasan lingkungan.

Untuk mengatasi permasalahan tersebut, bentuk penanganan lingkungan yang dapat dilakukan dengan mudah cukup diperlukan. Hal ini dapat dilakukan antara lain dengan memanfaatkan teknologi-teknologi yang telah ada seperti Lubang Resapan Biopori (LRB) untuk memperbesar laju infiltrasi tanah. Teknologi ini tergolong murah, mudah, dan cukup berguna dalam pemanfaatan serta penyimpanan sumber daya air dan mampu meningkatkan daya dukung lingkungan.Cara kerja Lubang Resapan Biopori ini sebenarnya menggantikan fungsi areal terbuka hijau sebagai daerah resapan air, dengan memanfaatkan organisme tanah untuk membuat alur-alur dalam tanah guna mempercepat penyerapan air oleh tanah. Besarnya pengaruh adanya biopori terhadap limpasan permukaan akan diteliti dalam sebuah simulasi atau pemodelan dengan menggunakan alat rainfall simulator.

Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh biopori terhadap infiltrasi dan limpasan pada tanah pasir berlanau dengan peubah intensitas hujan, kemiringan lahan, dan jumlah biopori.

(2)

LANDASANTEORI

Hujan merupakan komponen yang paling penting pada proses hidrologi, karena jumlah kedalaman hujan (rainfall depth) dialihragamkan menjadi aliran di sungai baik melalui limpasan permukaan (surface run off), aliran antara (subsurface flow) atau sebagai aliran air tanah (ground water). (Sri Harto Br, 1993)

Hujan yang jatuh mempunyai intensitas yang tidak sama di tiap daerah. Curah hujan atau input ditentukan oleh intensitas, lama waktu (durasi), dan distribusi curah hujan. (Soemarto, 1987)

Hubungan antara resapan dengan variasi kemiringan tanah adalah berbanding terbalik, resapan akan menurun jika kemiringan tanah ditambah. (Arfan,H., 2012)

Lubang Resapan Biopori ( LRB ) adalah suatu lubang yang berada pada permukaan bumi yang berfungsi sebagai lubang resapan air, dengan memanfaatkan organisme tanah untuk membuat alur-alur dalam tanah guna mempercepat penyerapan air oleh tanah yang selanjutnya disimpan pada daerah cekungan air dalam tanah. Untuk selanjutnya air yang disimpan tersebut dapat dimanfaatkan guna memenuhi kebutuhan sehari-hari kita.

Menurut Brata (2008) biopori merupakan ruang atau pori dalam tanah yang dibentuk oleh makhluk hidup, seperti mikroorganisme tanah dan akar tanaman. Bentuk biopori menyerupai liang (terowongan kecil) di dalam tanah dan bercabang-cabang dan sangat efektif untuk menyalurkan air dan udara ke dalam tanah. Liang pori terbentuk oleh adanya pertumbuhan dan perkembangan akar tanaman, serta aktivitas fauna tanah seperti cacing tanah, rayap dan semut di dalam tanah.

Tanah dengan LRB memiliki kemampuan meresapkan air ke dalam tanah hingga mencapai kejenuhan air dalam tanah, lebih cepat daripada kemampuan yang dimiliki oleh tanah asli tanpa LRB. (Budi,B.S., 2013)

Analisis tanah menggunakan rumus-rumus umumsepertiberikut: 1. BeratJenis Tanah

Gs=  

. .  ... [1]

dimana,

Gs = berat jenis butir tanah

W1 = berat piknometer kosong (gram)

W2 = berat piknometer + sampel kering (gram)

W3 = berat piknometer +sampel +aquades (gram)

W4 = berat piknometer + aquades jenuh (gram)

t1 = faktor koreksi pada suhu T1 (oC)

t2 = faktor koreksi pada suhu T2 (oC)

2. AngkaPorositas n= 1   ≥ 2 ... [2] dimana, Gs = beratjenisbutitanah n = porositas Untukanalisisbioporimenggunakanrumus-rumusumum: 1. Ketinggian Rata-Rata Manometer

h*= ... [3] dimana,

h* = ketinggian rata-rata manometer (mm) h1, h2, …, h20 = ketinggian air pada manometer (mm)

n = jumlah manometer (20 buah) 2. VolumeInfiltrasi

V = ∆h × n × A ... [4] dimana,

V = volume infiltrasi yang terjadi (mm3)

∆h = infiltrasi yang terjadi (mm) diambil dari selisih ketinggian manometer saat hn dan hn-1, dengan catatan

hn-1< hn, hn – hn-1 (jika hasilnya negatif, ditulis nol yang berarti tidak ada infiltrasi)

n = angka porositas

(3)

3. Lajuinfiltrasi

f =  ... [5] dimana,

f = laju infiltrasi (mm/mnt) V = volume infiltrasi (mm3)

A = luas catchment area (mm2)

METODOLOGI

Tahapan pengujian:

1. Pengujian berat jenis tanah Peralatan yang digunakan yaitu: a. Termometer

b. Cawan tahan karat c. Pemukul berkepala karet d. Oven listrik

e. Piknometerdengan kapasitas 50 cc atau lebih. f. Ayakan

g. Mangkok h. Timbangan Bahan yang digunakan yaitu:

a. Tanah kering oven Air destilasi

Cara kerja pengujian sebagai berikut:

Bersihkan dan keringkan piknometer kosong lalu ditimbang (= W1gram)

Masukkatanahkeringoven yang telah didinginkandantelahterurai dalam piknometer kemudian ditutup dan ditimbang (=W2 gram)

Isikan air destilasi ke dalam piknometer kira-kira sebanyak 10 cc, sehingga tanah terendam seluruhnya lalu dibiarkan terendam selama 24 jam.

Tambahkan air destilasi sampai penuh lalu ditutup dengan hati-hati dan bagian luarnya dikeringkan dengan kain. Timbang piknometer berisi tanah dan air (=W3 gram), lalu ukur suhunya dengan

thermometer (=T1°).

Piknometer dikosongkan dan dibersihkan lalu diisi penuh dengan air destilasi, ditutup, dan keringkan bagian luarnya dengan kain, selanjutnya ditimbang (=W4 gram) lalu diukur suhunya

dengan thermometer (=T2°).

Dibuat 3 (tiga) sampelyang diperlakukan sama seperti langkah-langkah tersebut di atas untuk mendapatkan nilai berat jenis rata-rata.

2. Pengujian biopori

Peralatan yang digunakan yaitu:

a. Rainfall Simulator dimensi bak 200 × 100 cm b. Stopwatch c. Gelas ukur d. Penggaris e. Isolasi f. Gunting g. Ember h. Cetok i. Karung j. Alat Tulis k. Selang l. Compressor m. Tang n. Gergaji Peralon o. Alat solder p. Spons q. Meteran r. Baskom s. Filter MULAI SELESAI

(4)

Bahan yang digunakan yaitu: a. Tanah uji

b. Air bersih c. Saringan

d. Humus dari bahan organic

e. Pipa untuk pembuatan biopori dengan diameter 1,25cm dan panjang 10 cm.

Cara kerja pengujian sebagai berikut:

MULAI

Membersihkan dan mempersiapkan alat Rainfall Simulator

Menutup saluran drainase dan lubang sumur, sehingga air yang keluar sistem hanya menuju ke outlet Memasang saringan pada saluran infiltrasi yang terhubung ke manometer, agar tidak terjadi endapan

Memasang saringan pada outlet agar tanah tidak terbawa aliran air Memasukkan tanah ke dalam bak rainfall simulator

Memasang biopori dan diisi dengan humus saat pengujian menggunakan biopori Mengisi tangki air

Mengoperasikan hujan dengan intensitas maksimal agar saluran lancar pada saat penelitian Mengatur manometer sampai kedudukan air pada manometer memiliki ketinggian yang sama Mengatur debit dengan membuka spray nozzle untuk mengatur intensitas hujanyang direncanakan (poin a)

Menghidupkan stopwatch pertama sejak alat mulai dioperasikan (poin b) Mencatat tinggi manometer setiap 5 menit (poin c)

Mengulangi poin a sampai c untuk variasi hujan, kemiringan lahan dan jumlah biopori SELESAI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Berat jenis tanah dan angka porositas , dari hasil laboraturium didapatkan data sebagai berikut: Tabel 1. Berat jenis tanah

Data 1 2 3

Berat piknometer kosong (W1) gr 24.46 27.55 25.42 Berat piknometer + aquades (W2) gr 76.12 79.24 76.95 Berat piknometer + sample kering (W3) gr 43.34 46.4 44.53 Berat piknometer + sample kering + aquades (W4) gr 84.12 86.98 85.09

t1 = temperature of W3 29 29 29

t2 = temperature of W4 28 28 28

Faktor koreksi pada suhu T1 1.004 1.004 1.004 Faktor koreksi pada suhu T2 1.0037 1.0037 1.0037 GS = (W3-W1)/((W2-W1)T1-(W4-W3)T2) 1.7267 1.6883 1.7334

GS rata-rata 1.7161

Angka porositas dihitung dengan persamaan [2]sebagai berikut         =         = 7161 . 1 1 -1 1 -1 Gs n 0,4173 = n

(5)

Contoh perhitungan volume infiltrasi jumlah biopori 12, kemiringan lahan 00, intensitas hujan deras merata

Tabel 2. volume infiltrasi jumlah biopori 12, kemiringan lahan 00, intensitas hujan deras merata

No t Tinggi Manometer (mm) h* V f menit 1 2 ... 18 19 20 (mm) (mm3) (mm/5mnt) 1 0 10 10 ... 10 10 10 10 2 5 95 127 ... 102 93 85 124.2 95311175.92 47.6556 3 10 158 163 ... 102 93 85 134.95 8971936.437 4.4860 4 15 173 172 ... 102 93 85 137.05 1752657.35 1 5 20 174 173 ... 102 93 85 137.15 83459.8738 0.0417 6 25 175 173 ... 102 93 85 137.2 41729.9369 0.0209 7 30 175 174 ... 102 93 85 137.3 83459.8738 0.0417 8 35 175 174 ... 102 93 85 137.35 41729.9369 0 9 40 175 174 ... 102 93 85 137.35 0 0 10 45 175 174 ... 102 93 85 137.65 250379.6215 0 11 50 175 174 ... 102 93 85 137.75 83459.8738 0 12 55 175 174 ... 102 93 85 137.75 0 0 13 60 175 174 ... 102 93 85 137.75 0 0 Jumlah 53.3100

Volume infiltrasi dihitung dengan mengalikan besarnya infiltrasi rata-rata dengan luas catchment area. Volume infiltrasi = . × 2 = 2.1324 liter

Gambar 1. Grafik infiltrasi jumlah biopori 12, kemiringan lahan 00, intensitashujan deras merata

Contoh perhitungan limpasan dengan jumlah biopori 12, kemiringan lahan 00,intensitas hujan deras merata

Tabel 3. volume limpasan dengan jumlah biopori 12, kemiringan lahan 00, hujan deras merata

No (menit) Waktu Sebelum Kalibrasi (liter/mnt) Setelah kalibrasi (liter/mnt)

1 0 0 0 2 5 0.20 0.18 3 10 1.40 1.27 4 15 3.54 3.20 5 20 4.58 4.14 6 25 4.57 4.14 7 30 4.85 4.39 8 35 4.60 4.16 9 40 4.80 4.34 10 45 4.60 4.16 11 50 4.71 4.26 12 55 4.68 4.24 13 60 4.85 4.39 Jumlah 42.88 -10 0 10 20 30 40 50 60 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 In fi lt ra si ( m m / m n t) Waktu (menit)

(6)

Gambar 2. Grafik limpasan dengan hujan deras merata, jumlah boipori 12 dan kemiringan lahan 0 Dari perhitungan di dapat volume

- Volume Hujan = 60 Liter - Volume Infiltrasi = 2.13 - Volume Limpasan = 42.88

Volume yang dihasilkan diperoleh dalam waktu 60 menit

Dengan prosedur analisis yang sama, hasil infiltrasi dan limpasan pada intensitas hujan, kemiringan lahan, dan jumlah biopori lain

Perbandingan pengaruh bioporiterhadapkemiringanlahan

Gambar 3. Grafik pengaruh biopori terhadap volume infiltrasi pada kemiringan lahan 00

Gambar 4. Grafik pengaruh biopori terhadap volume infiltrasi pada kemiringan lahan 30

0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50 3,00 3,50 4,00 4,50 5,00 0 5 L im p a sa n ( lt / m n t) 0, 56 1 0, 71 3 0, 40 2 0, 75 8 0,87 8 0, 70 2 0, 91 3 1,06 1 0, 89 1 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000 1,200

Merata Hulu Hilir

V o lu m e I n fi lt ra si Intensitas Hujan 0, 83 8 0, 84 3 0, 70 8 1, 02 8 1, 03 8 0, 88 3 1, 07 2 1, 17 7 0, 99 3 0,000 0,200 0,400 0,600 0,800 1,000 1,200

Merata Hulu Hilir

V o lu m e I n fi lt ra si ( L t) Intensitas Hujan

rafik limpasan dengan hujan deras merata, jumlah boipori 12 dan kemiringan lahan 0

= 60 Liter Liter 2.88 Liter

Volume yang dihasilkan diperoleh dalam waktu 60 menit

Dengan prosedur analisis yang sama, hasil infiltrasi dan limpasan pada intensitas hujan, kemiringan lahan, dan terhadapkemiringanlahan

engaruh biopori terhadap volume

engaruh biopori terhadap volume

Gambar 5.Grafikpengaruhbioporiterhadap volume limpasanpadakemiringan 0º

Gambar 6.Grafikpengaruhbioporiterhadap volume limpasanpadakemiringan 3º 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 Waktu (menit) tanpa biopori jumlah biopori 6 jumlah biopori 12 4 9 ,9 8 3 4 9 ,9 3 8 4 9 ,9 9 2 4 8 ,0 5 6 4 6 ,7 7 0 4 8 ,7 4 3 4 2 ,8 7 9 4 1 ,0 8 7 4 5 ,3 5 9 0,000 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000

deras merata deras di hulu deras di hilir

V o lu m e I n fi lt r a si ( lt ) Intensitas Hujan 5 1 ,4 3 1 5 1 ,1 6 0 5 2 ,9 5 2 4 8 ,8 9 7 4 8 ,7 9 8 4 9 ,8 0 2 4 6 ,3 6 3 4 5 ,9 3 8 4 6 ,7 3 4 42,000 44,000 46,000 48,000 50,000 52,000 54,000

deras merata deras di hulu deras di hilir

V o lu m e In fi lt ra si ( lt ) Intensitas Hujan tanpa biopori Jumlah biopori 6 Jumlah biopori 12

rafik limpasan dengan hujan deras merata, jumlah boipori 12 dan kemiringan lahan 00

Dengan prosedur analisis yang sama, hasil infiltrasi dan limpasan pada intensitas hujan, kemiringan lahan, dan

engaruhbioporiterhadap volume engaruhbioporiterhadap volume 4 5 ,3 5 9 deras di hilir tanpa biopori jumlah biopori 6 jumlah biopori 12 4 6 ,7 3 4 deras di hilir tanpa biopori jumlah biopori 6 jumlah biopori 12

(7)

Perbandingan pengaruh bioporiterhadapvariasiintensitashujan

Gambar 7.Grafik pengaruh biopori terhadap volume infiltrasi pada intensitas hujan deras merata

Gambar 8.Grafikpengaruhbioporiterhadap volume infiltrasipadaintensitashujanderas di hilir

Gambar 9.Grafikpengaruhbioporiterhadap volume infiltrasipadaintensitashujanderas di hulu

Gambar 10.Grafikpengaruhbioporiterhadap volume limpasanpadaintensitashujanderasmerata

Gambar 11.Grafikpengaruhbioporiterhadap volume limpasanpadaintensitashujanderas di hulu

Gambar 12.Grafikpengaruhbioporiterhadap volume limpasanpadaintensitashujanderas di hilir

SIMPULAN

1.a. Pengaruh jumlah biopori terhadap volume infiltrasi dengan variasi intensitas hujan pada kemiringan lahan 00.

Penambahan volume infiltrasi pada jumlah biopori 6 dan tanpa biopori sebesar 35,58% - 107,14%, sedangkanpada jumlah biopori 12 dan tanpa biopori sebesar 197,12% - 373,81%.

b. Pengaruh jumlah biopori terhadap volume infiltrasi dengan variasi intensitas hujan pada kemiringan lahan 30.

Penambahan volume infiltrasi pada jumlah biopori 6 dan tanpa biopori sebesar 136,11% - 175,86%, sedangkanpada jumlah biopori 12 dan tanpa biopori sebesar 316,67% - 368,97%.

0 ,6 8 1 0 ,2 9 3 1 ,3 1 9 0 ,7 9 8 2 ,1 3 2 1 ,3 6 4 0,000 0,500 1,000 1,500 2,000 2,500 kemiringan 0 kemiringan 3 V o lu m e I n fi lt r a si l (l t) Kemiringan Lahan tanpa biopori jumlah biopori 6 jumlah biopori 12 0 ,4 2 3 0 ,2 3 0 0 ,8 6 7 0 ,6 0 9 1 ,9 9 2 1 ,0 1 0 0,000 0,500 1,000 1,500 2,000 2,500 kemiringan 0 kemiringan 3 V o lu m e In fi lt ra si l (l t) Kemiringan Lahan tanpa biopori jumlah biopori 6 jumlah biopori 12 1 ,0 3 9 0 ,3 6 1 1 ,4 1 0 0 ,8 4 7 3 ,0 8 6 1 ,5 0 3 0,000 0,500 1,000 1,500 2,000 2,500 3,000 3,500 kemiringan 0 kemiringan 3 V o lu m e In fi lt r a si l (l t) Kemiringan Lahan tanpa biopori jumlah biopori 6 jumlah biopori 12 4 9 ,9 8 3 5 1 ,4 3 1 4 8 ,0 5 6 4 8 ,8 9 7 4 2 ,8 7 9 4 6 ,3 6 3 38,000 40,000 42,000 44,000 46,000 48,000 50,000 52,000 54,000 kemiringan 0 kemiringan 3 V o lu m e I n fi lt r a si l (l t) Kemiringan Lahan tanpa biopori jumlah biopori 6 jumlah biopori 12 4 9 ,9 3 8 5 1 ,1 6 0 4 6 ,7 7 0 4 8 ,7 9 8 4 1 ,0 8 7 4 5 ,9 3 8 0,000 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 kemiringan 0 kemiringan 3 V o lu m e In fi lt r a si l (l t) Kemiringan Lahan tanpa biopori jumlah biopori 6 jumlah biopori 12 4 9 ,9 9 2 52,9 5 2 4 8 ,7 4 3 4 9 ,8 0 2 4 5 ,3 5 9 4 6 ,7 3 4 40,000 42,000 44,000 46,000 48,000 50,000 52,000 54,000 kemiringan 0 kemiringan 3 V o lu m e I n fi lt ra si l (l t) Kemiringan Lahan tanpa biopori jumlah biopori 6 jumlah biopori 12

(8)

2.a. Pengaruh jumlah biopori terhadap volume infiltrasi dengan variasi kemiringan lahan pada intensitas hujan deras merata. Penambahan volume infiltrasi pada jumlah biopori 6 dan tanpa biopori sebesar 94,12% - 175,86%, sedangkanpada jumlah biopori 12 dan tanpa biopori sebesar 213,24% - 368,97%.

b. Pengaruh jumlah biopori terhadap volume infiltrasi dengan variasi kemiringan lahan pada intensitas hujan deras di hulu. Penambahan volume infiltrasi pada jumlah biopori 6 dan tanpa biopori sebesar 35,58% - 136,11%, sedangkanpada jumlah biopori 12 dan tanpa biopori sebesar 197,12% - 316,67%.

c. Pengaruh jumlah biopori terhadap volume infiltrasi dengan variasi kemiringan lahan pada intensitas hujan deras di hilir. Penambahan volume infiltrasi pada jumlah biopori 6 dan tanpa biopori sebesar 107,14% - 165,22%, sedangkanpada jumlah biopori 12 dan tanpa biopori sebesar 373,81% - 339,13%.

3.a. Pengaruh jumlah biopori terhadap volume limpasan dengan variasi intensitas hujan pada kemiringan lahan 00. Pada jumlah biopori 6 dan tanpa biopori volume limpasan berkurang sebesar 6% sampai 3%, sedangkan

pada jumlah biopori 12 dan tanpa biopori berkurang sebesar 6% sampai 5%.

b. Pengaruh jumlah biopori terhadap volume limpasan dengan variasi intensitas hujan pada kemiringan lahan 30. Pada jumlah biopori 6 dan tanpa biopori volume limpasan berkurang sebesar 18% sampai 9%.

Sedangkan pada jumlah biopori 12 dan tanpa biopori berkurang sebesar 12% sampai 10%.

4.a. Pengaruh jumlah biopori terhadap volume limpasan dengan variasi kemiringan lahan pada intensitas hujan deras merata. Pada jumlah biopori 6 dan tanpa biopori volume limpasan berkurang sebesar 5% sampai 4%. Sedangkan pada jumlah biopori 12 dan tanpa biopori berkurang sebesar 14% sampai 10%.

b. Pengaruh jumlah biopori terhadap volume limpasan dengan variasi kemiringan lahan pada intensitas hujan deras di hulu. Pada jumlah biopori 6 dan tanpa biopori volume limpasan berkurang sebesar 6% sampai 5%. Sedangkan pada jumlah biopori 12 dan tanpa biopori berkurang sebesar 18% sampai 10%.

c. Pengaruh jumlah biopori terhadap volume limpasan dengan variasi kemiringan lahan pada intensitas hujan deras di hilir. Pada jumlah biopori 6 dan tanpa biopori volume limpasan berkurang sebesar 5% sampai 3%. Sedangkan pada jumlah biopori 12 dan tanpa biopori berkurang sebesar 12% sampai 9%.

UCAPAN TERIMAKASIH

Ucapan terima kasih kepada Ir. SitiQomariyah, M.Scdan Prof. Dr. Ir. Sobriyah, MS yang telah membimbing, memberi arahan dan masukan dalam penelitian ini.

REFERENSI

Arfan, H., (2012), Model EksperimenPengaruhKepadatan, IntensitasCurahHujandanKemiringanTerhadapResapanpada Tanah Organik, UniversitasHasanudin, Makasar

Brata, K., (2008), LubangResapanBiopori, Swadaya, Jakarta.

Br., Sri Harto, (1993), AnalisisHidrologi I, GramediaPustakaUtama, Jakarta

Budi, B.S., (2013), Model Peresapan Air HujandenganMenggunakanMetodeLubangResapanBiopori (LRB) dalamUpayaPencegahanBanjir, PoliteknikNegeri Semarang, Semarang

Gambar

Tabel 1. Berat jenis tanah
Gambar 1. Grafik infiltrasi jumlah biopori 12, kemiringan lahan 0 0 , intensitashujan deras merata
Gambar 2. Grafik limpasan dengan hujan deras merata, jumlah boipori 12 dan kemiringan lahan 0 Dari perhitungan di dapat volume
Gambar  7.Grafik  pengaruh  biopori  terhadap  volume  infiltrasi pada intensitas hujan deras merata

Referensi

Dokumen terkait

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah menghasilkan aplikasi pengenalan bimbingan dan Konseling berbasis android yang layak digunakan sebagai

Salah satu faktor yang mempengaruhi penetapan harga Cimory Yoghurt Drink di Cimory Shop adalah nilai tambah yaitu kenyamanan yang dijual dari pelayanan dan pemandangan yang

Menurut saya pribadi, kita harus mengetahui bahwa pasar seringkali digerakkan oleh perasaan atau emosi (fear &amp; greedy). Kemudian faktor pasar yang lainnya

Pajak kini dan pajak tangguhan diakui sebagai beban atau penghasilan dalam laba rugi, kecuali sepanjang pajak penghasilan yang berasal dari transaksi atau kejadian

Ragam bahasa dapat dilihat dari segi sarana atau jalur yang digunakan. Sedangkan ragam bahasa tertulis adalah ragam bahasa yang dituangkan melalui simbol-simbol atau huruf-huruf.

Tujuan penelitian dilakukan adalah untuk mempelajari sistem cara kerja berbasis IOT pada studi kasus Pemantauan Kualitas Udara yang ada di Palangka Raya, dalam

Sejalan dengan tuntutan tersebut, karyawan sebagai sumber daya manusia menghadapi konsekuensi, yaitu mengalami stres dan mempengaruhi tingkah laku individu.. Stres tersebut akan