• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengembangan Bahan Ajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran IPS Kelas VA SDN Kuripan 01

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengembangan Bahan Ajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran IPS Kelas VA SDN Kuripan 01"

Copied!
178
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Bahan Ajar dengan Model Pembelajaran

Kooperatif tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran IPS Kelas VA

SDN Kuripan 01

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

Abdullah Soleh Hudin NIM 11160183000023

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH

IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF

HIDAYATULLAH

JAKARTA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN ILMIAH

Pengembangan Bahan Ajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif

tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran IPS Kelas VA SDN Kuripan 01

Diajukan Kepada Fakultas IImu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Syarat Mencapai Gelar Sariana Pendidikan

Oleh:

Abdullah Soleh Hudin NIM.11160183000023

Mengetahui, Pembimbing

Drs. Ja’far Sanusi,.M.A NIP 19580417 199203 1 001

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(3)

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul “Pengembangan Bahan Ajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran IPS Kelas VA SDN Kuripan 01'', disusun oleh Abdullah Soleh Hudin, NIM.11160183000023, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah lbtidaiyah, Fakultas 1lmu Tarbiyah dan Keguruan, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya llmiah dan berhak untuk ditetapkan pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Fakultas.

Jakarta, 10 Desember 2020

Yang mengesahkan Pembimbing

Drs. Ja’far Sanusi,.M.A NIP 19580417 199203 1 001

(4)

UJI REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi yang berjudul Pengembangan Bahan Ajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran IPS Kelas VA SDN Kuripan 01 di susun oleh Abdullah Soleh Hudin, NIM. 11160183000023. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing skripsi.

Jakarta, 02 Desember 2020 Yang Mengesahkan

Dosen Pembimbing

Drs. Ja’far Sanusi, M.A. NIP19580417 199203 1 001

(5)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi yang berjudul "Pengembangan Bahan Ajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran IPS Kelas VA SDN Kuripan 01", disusun oleh Abdullah Soleh Hudin, NIM. 11160183000023, Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah pada tanggal 18 Desember 2020 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) dalam bidang Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI).

Jakarta, 18 Desember 2020 Panitia Ujian Munaqasah

Tanggal Tanda Tangan

Ketua Panitia (Ketua Jurusan)

Asep Ediana Latip,.M.Pd. 14 Januari 2021 ………

NIP.1981066232009121003

Sekretaris(Sekretaris Jurusan/Prodi)

Rohmat Widiyanto,M.Pd. 14 Januari 2021 ………..

NIP.198909132018011002

Penguji I

Nafia Wafiqni, M.Pd 28 Desember 2020 ………..

NIP.198110032009122004

Penguji II

Takiddin, M.Pd 28 Desember 2020 ………

NIP.19831206 2011011005

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Dr. Sururin,.M.Ag

(6)

KEMENTERIAN AGAMA

FORM (FR)

No. Dokumen : FITK-FR-AKD-089

UIN JAKARTA Tgl. Terbit : 1 Maret 2010

FITK No. Revisi: : 01

Jl. Ir. H. Juanda No 95 Ciputat 15412 Indonesia Hal : 1/1

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama Mahasiswa : Abdullah Soleh Hudin

NIM : 11160183000023

Jurusan : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Hari/Tanggal Ujian : Jumat, 18 Desember 2020

Judul Skripsi : Pengembangan Bahan Ajar dengan Model

Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran IPS Kelas VA SDN Kuripan 01

Dosen Pembimbing : Drs. Ja’far Sanusi,.M.A

dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab secara akademis atas apa yang saya tulis.

Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.

Jakarta, 10 Desember 2020 Mahasiswa Ybs.

Abdullah Soleh Hudin NIM 11160183000023

(7)

i

ABSTRAK

Abdullah Soleh Hudin (NIM:11160183000023). Pengembangan Bahan Ajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran IPS Kelas VA SDN Kuripan 01.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan bahan Ajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mata pelajaran (IPS) Tematik kelas VA SDN Kuripan 01. Bahan ajar yang digunakan adalah bahan ajar cetak yang dibuat pada program aplikasi Microsoft Word 2010. Subjek uji coba yang diambil menggunakan teknik purposive sampling pada siswa kelas VA SDN Kuripan 01. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian pengembangan dengan model pengembangan ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahan ajar cetak yang dikembangkan memiliki kriteria sangat baik dengan presentase 94% berdasarkan aspek Kualitas Penyajian dan Pengembangan Materi menurut ahli materi/bahan ajar. Maka pengembangan bahan ajar dengan media cetak sangat baik untuk di implementasikan pada siswa kelas V.

Kata kunci: Bahan Ajar Cetak, Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw, Model Pengembangan ADDIE.

(8)

ii

ABSTRACT

Abdullah Soleh Hudin (NIM:11160183000023). Development of Teaching Materials with a Jigsaw-type Cooperative Learning Model in the Class VA Social Studies Subjects of SDN Kuripan 01.

This study aims to determine the development of teaching materials with the application of the Jigsaw-type cooperative learning model for thematic subjects in the VA class of SDN Kuripan 01. The teaching materials used are printed teaching materials made in the Microsoft Word 2010 application program. The test subjects were taken using purposive sampling technique in class VA students at SDN Kuripan 01. The method used in this research is development research with the ADDIE development model (Analysis, Design, Development, Implementation, and Evaluation).

The results showed that the printed teaching materials were considered to have very good criteria with a percentage of 94% based on the aspects of presentation quality and material development according to material / teaching material experts. So the development of teaching materials with printed media is very good for implementation in class V.

Keywords: Print Teaching Materials, Jigsaw Cooperative Learning Model, ADDIE Development Model.

(9)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat, sehingga atas izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Sholawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya, hingga mudah-mudahan sampai kepada kita selaku umatnya.

Penulis menyadari bahwa sebuah keberhasilan tidak akan bisa di dapat tanpa bantuan dari berbagai pihak, baik bantuan berupa moral maupun bantuan materil kepada penulis, untuk dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1 ini dengan menyelesaikan karya tulis ilmiah berupa skripsi. Oleh karena itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Ibuk Dr. Sururin, M.Ag. Sebagai Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Asep Ediana Latip, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah.

3. Bapak Rohmat Widiyanto, M.Pd. Selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah

4. Ibuk Dr. Siti Masyitoh, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan bimbingan dan motivasi saya selama perkuliahan.

5. Bapak Drs. Ja’far Sanusi,.M.A. Selaku dosen pembimbing yang selalu membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.

6. Seluruh Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada penulis.

7. Keluarga besar SDN Kuripan 01, khususnya Ahmad Juhri,.S.Pd.SD selaku Kepala Sekolah, Ningrum,.S.Pd selaku guru kelas V A dan seluruh peserta didik

(10)

iv kelas V A, yang telah membantu dan memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian demi terselesaikannya skripsi ini.

8. Keluarga besar dirumah yang selalu memberikan berbagai dukungan baik secara moril maupun materil.

9. Sabahat-sahabat , Rayhan, Baha, Egi dan Maul yang senantiasa menjadi sahabat sejati, sehati seperjuangan dan segalanya untuk saya.

10. Seluruh teman-teman KKN 125 TRANSTERIA yang telah menjadi bagian keluarga baru, dan senantiasa saling memberikan dukungan satu sama lain.

11. Teman-teman Jurusan PGMI 2016 yang telah memberikan masukan, dukungan, motivasi yang sangat berharga. Semoga kebersamaan kita menjadi kenangan terindah untuk menggapai kesuksesan di masa mendatang.

12. Serta kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas segala doa, bantuan dan informasi yang bermanfaat dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penulis telah berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan permohonan maaf apabila dalam penulisan skripsi ini terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat diperlukan untuk memperbaiki penulisan selanjutnya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembacanya.

(11)

v

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Perumusan Masalah ... 4

E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... 7

A. Deskripsi Teoretik ... 7

1. Bahan ajar... 7

a. Pengertian Bahan Ajar ... 7

b. Tujuan dan Manfaat Bahan Ajar ... 7

c. Prinsip-prinsip Bahan Ajar ... 8

d. Jenis Bahan Ajar ... 9

2. Pengembangan Bahan Ajar ... 10

a. Pengertian Pengembangan Bahan Ajar ... 10

b. Model Pengembangan Bahan Ajar... 10

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 11

a. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)... 11

b. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 11

c. Model Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .... 12

(12)

vi

a. Hakikat Mata Pelajaran IPS di Tematik ... 12

b. Tujuan dan Fungsi Pembelajaran Tematik ... 13

5. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw ... 15

a. Hakika Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw ... 15

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw ... 17

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw ... 17

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 19

C. Kerangka Berpikir ... 23

BAB III PROSEDUR PENELITIAN ... 24

A. Model Pengembangan ... 24

B. Prosedur Pengembangan ... 24

1. Tahap Analisis (Analysis) ... 25

2. Tahap Perancangan (Design) ... 25

3. Tahap Pengembangan (Development)... 25

4. Tahap Implementasi (Implementation) ... 26

5. Tahap Evaluasi (Evaluation) ... 26

C. Desain Uji Coba ... 26

D. Subjek Uji Coba ... 27

E. Instrumen Penelitian... 27

F. Teknis Analisis Data ... 23

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 35

A. Deskripsi Hasil Pengembangan ... 35

B. Deskripsi dan Analisis Data Hasil Uji Coba ... 45

C. Kajian Produk Akhir ... 53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 58

A. Kesimpulan ... 58

B. Saran ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(13)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Data Observasi Sekolah ... 3

Tabel 2.1. Penelitian yang Relevan ... 19

Tabel 3.1. Kisi-kisi Penilaian Bahan Ajar ... 28

Tabel 3.2. Kisi-kisi Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 28

Tabel 3.3. Kisi-kisi penilaian produk oleh Guru ... 29

Tabel 3.4. Kisi-kisi penilaian produk oleh siswa ... 30

Tabel 3.5. Keterangan Skor Guru... 31

Tabel 3.6. Range dan Kriteria Kualitas Produk ... 32

Tabel 3.7. Range Persentase dan Kriteria Kualitas Produk ... 32

Tabel 3.8. Keterangan Skor Siswa ... 33

Tabel 4.1. Kompetensi Dasar dan Indikator Mata Pelajaran IPS ... 37

Tabel 4.2. Hasil Penilaian oleh Ahli Model Pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 45

Tabel 4.3. Hasil Penilaian dalam Aspek Kelengkapan ... 46

Tabel 4.4. Hasil Penilaian dalam Aspek Pengembangan ... 46

Tabel 4.5. Hasil Penilaian dalam Aspek Penggunaan Media dan Sumber ... 46

Tabel 4.6. Hasil Penilaian oleh Ahli Materi/Bahan Ajar ... 47

Tabel 4.7. Hasil Penilaian dalam Aspek Kualitas Penyajian ... 47

Tabel 4.8. Hasil Penilaian dalam Aspek Materi ... 47

Tabel 4.9. Hasil Penilaian Ahli Materi/Bahan Ajar dan RPP ... 48

Tabel 4.10. Hasil Penilaian oleh Guru Kelas VA SDN Kuripan 01 ... 48

Tabel 4.11. Hasil Penilaian dalam Aspek Kesesuaian Materi... 48

Tabel 4.12. Hasil Penilaian dalam Aspek Pengembangan ... 49

Tabel 4.13. Hasil Penilaian dalam Aspek Kualitas Produk ... 49

Tabel 4.14. Hasil Penilaian oleh Siswa Kelas VA SDN Kuripan 01 ... 50

(14)

viii

Tabel 4.16. Hasil Penilaian dalam Aspek Estetika ... 50

Tabel 4.17. Hasil Penilaian dalam Aspek Keterbantuan ... 51

Tabel 4.18. Hasil Penilaian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ... 51

(15)

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 4.1. Merancang Header dan Footer Guru ... 39

Gambar 4.2. Penempatan Indikator 1 Materi ... 39

Gambar 4.3. Penulisan Langkah-langkah dan Hasil yang Diharapkan ... 40

Gambar 4.4. Penempatan Indikator 2 Soal ... 40

Gambar 4.5. Penulisan Langkah-langkah dan Hasil yang Diharapkan ... 41

Gambar 4.6. Penyediaan Soal dan Jawaban ... 41

Gambar 4.7. Teknik Penilaian... 41

Gambar 4.8. Merancang Header dan Footer Siswa ... 41

Gambar 4.9. Penempatan Stiker dan Petunjuk ... 42

Gambar 4.10. Penulisan Materi dari Geografi, Demografi, dan Ekonomi ... 42

Gambar 4.11. Penempatan Stiker dan Petunjuk Pembelajaran ... 42

Gambar 4.12. Penulisan Soal untuk Tim Ahli pada Bahan Ajar Siswa ... 43

Gambar 4.13. Penulisan Soal dan Nama Kelompok Asal... 43

Gambar 4.14. Lembar Muatan Indikator ... 53

Gambar 4.15. Lembar Soal, Kuci Jawaban dan Bobot Nilai ... 54

Gambar 4.16. Fungsi Teknik Penilaian ... 54

Gambar 4.17. Lembar Topik Pembahasan ... 55

Gambar 4.18. Sajian Materi ... 55

Gambar 4.19. Lembar Soal 1 ... 56

(16)

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Observasi ... 66

Lampiran 2. Lembar Validasi Bahan Ajar oleh Ahli ... 71

Lampiran 3. Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh Ahli ... 73

Lampiran 4. Lembar Validasi oleh Guru ... 76

Lampiran 5. Lembar Penilaian oleh Siswa ... 79

Lampiran 6. Hasil Lembar Observasi ... 81

Lampiran 7. Hasil Lembar Validasi Bahan Ajar oleh Ahli ... 86

Lampiran 8. Hasil Lembar Validasi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh Ahli ... 92

Lampiran 9. Hasil Lembar Validasi oleh Guru ... 98

Lampiran 10. Hasil Lembar Penilaian oleh Siswa... 100

Lampiran 11. Hasil Revisi Bahan Ajar ... 124

Lampiran 12. Hasil Lembar Kerja Bahan Ajar ... 127

Lampiran 13. Persetujuan RPP dan Hasil Nilai Harian Siswa di Lapangan ... 134

Lampiran 14. Persetujuan RPP dan Hasil Nilai Harian Siswa di Uji Coba ... 145

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya manusia memiliki sebuah peradaban yang di liputi oleh ilmu pengetahuan dari hasil pembelajaran baik itu di dalam lingkungan pendidikan maupun dalam lingkungan sosial. Dalam pandangan agama Islam menimba ilmu sangatlah penting terutama untuk kaum muslimin maka ada hadist riwayat Ibnu Majah yang mengatakan :

مِل ْسُم ِّلُك ىَلَع ٌةَضْث ِرَف ْمْلِعلْا ُبَلَط

ٍ

Artinya : “Menuntut ilmu wajib atas setiap muslim (baik muslimin maupun muslimah)”1

Maka dari itu suatu menimba ilmu adalah suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dari manusia, karena manusialah yang memiliki akal yang sempurna. Dalam makna menimba ilmu artinya manusia memiliki suatu aktivitas belajar. Untuk mendapatkan ilmu yang baik maka pembelajaran yang akan dikaji harus terencana dengan baik. Elihami pernah menagatakan “Pembelajaran adalah proses yang disengaja dirancang untuk menciptakan terjadinya aktivitas belajar dalam diri individu”.2 Maka pembelajaran yang baik adalah pembelajaran yang terencana khususnya di dalam kelas. Aktifitas pembelajaran dikelas yang mandiri dan aktif akan terciptanya suasana pembelajaran yang efektif. Menurut Sunjahi, “Adegan kelas itu perlu diciptakan dan dikembangkan menjadi wahana bagi berlangsungnya pembelajaran yang efektif”.3 Maka pembelajaran yang efektif dapat dilakukan dengan upaya pembelajaran yang aktif terutama didalam kelas.

1

Muhammad Faiz. 1100 Hadits terpilih. (Jakarta: Gema Insani Press. 1991), hlm 207.

2

Elihami, “Penerapan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam Dalam Membentuk Karakter Pribadi Yang Islami,” Edumaspul - Jurnal Pendidikan 2, no. 1 (2018): 79–96.

3 Sunhaji, “Konsep Manajemen Kelas Dan Implikasinya Dalam Pembelajaran,” Jurnal

(18)

2 Jadi kegiatan pembelajaran yang terencana adalah upaya pendidikan untuk mengembangkan sebuah proses pendidikan. Dalam suatu pendidikan khususnya di dalam tematik itu sendiri memerlukan sarana dan prasarana yang sesuai dengan pembelajaran. Karena media yang digunakan yaitu untuk mendukung keberhasilan belajar siswa.4 Salah satu sarana pendukung dalam pembelajaran adalah bahan ajar cetak yaitu Handout. Bahan ajar cetak jenis Handout adalah sebuah bahan ajar yang dapat menjadi pendamping buku teks untuk memperjelas materi yang terdapat pada buku teks5. Jadi untuk mendukung keberhasilan proses pembelajaran dikelas harus memilki sarana pendukung. Karena pembelajaran yang berhasil adalah pembelajaran yang dapat merubah tingkah laku dan bertambahnya ilmu pengetahuan itu sendiri. Menurut Aprida Pane dan Muhammad Darwis Dasopang “Belajar adalah proses perubahan tingkah laku dan ilmu pengetahuan. Proses belajar menjadi satu sistem dalam pembelajaran”.6 Salah satu pembelajaran yang tergabung dalam tematik di sekolah dasar adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Fajar Budiyono berpendapat “Fokus pembelajaran IPS yang diajarkan oleh guru kelas di sekolah tersebut hanya bersifat text book. Sehingga pembelajaran IPS di sekolah tersebut tidak memaksa siswa untuk memecahkan masalah sosial yang terjadi di kehidupan nyata.”.7 Jadi proses belajar mengajar dengan penggunaan bahan ajar dan metode pembelajaran adalah solusi untuk menangani pembelajaran yang pasif karena tujuannya adalah untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar. Selain itu peneliti pernah melakukan observasi sebagai mana latar belakang ini terbentuk, berikut hasil data observasi:

4 Ibadullah Malawi, dan Ani Kadarwati. Pembelajaran Tematik. (Magetan: Media Grafika,

2017), hlm. 48.

5 Moh Fery Fauzi, dan Irma Anindiati. E-Learning Pembelajaran Bahasa Arab. (Malang: UMM

Press. 2020), hlm. 45.

6 Aprida Pane, dan Muhammad Darwis Dasopang, “Belajar Dan Pembelajaran,”

FITRAH:Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman 3, no. 2 (2017): 333.

7

Fajar Budiyono, “Analisis Kesulitan Siswa Dalam Belajar Pemecahan Masalah pada Mata

Pelajaran IPS Di SDN Gapura Timur I Sumenep,” Premiere Educandum : Jurnal Pendidikan Dasar

(19)

3

Tabel 1.1. 8 Data Obesrvasi Sekolah

No Indikator Hasil Wawancara

1 Penggunaan Buku Guru dan Buku Siswa

Di SDN Kuripan 01 sudah menerapkan K13 dan sumber belajar dari Buku Guru dan Buku Siswa 2 Penggunaan

media/bahan ajar

Penggunaan media pembelajaran masih jarang dan fasilitas terbatas

3 Proses Pembelajaran

terpusat kepada siswa (Student Center)

Siswa belajar aktif hanya sebatas bertanya dan menjawab kemudian siswa masih beradaptasi dengan model pembelajaran

4 Evaluasi hasil belajar Guru jarang mengevaluasi hasil belajar karena kondisi kelas dan guru menganalisis permasalahan lewat nilai siswa

5 Buku penghubung

komunikasi guru dan orang tua siswa

Guru tidak memiliki buku penghubung dengan orang tua siswa

6 Respon guru terhadap siswa

Guru jarang memberi apresiasi kepada siswa karena siswa malu untuk maju kedepan.

Berdasarkan hasil latar belakang di atas, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan penelitian judul yaitu “Pengembangan Bahan Ajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw pada Mata Pelajaran IPS Kelas VA SDN Kuripan 01”

(20)

4

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, masalah dalam penelitian ini dapat di identifikasi dan fokus penelitian sebagai berikut:

1. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Tematik di kelas masih konvensional khususnya dimata pelajaran IPS.

2. Sarana dan Prasarana sekolah yang kurang memadai.

3. Ketergantungannya siswa pasif kepada siswa aktif sehingga kemampuan siswa untuk memahami pelajaran masih kurang.

4. Belum tersedianya buku penghubung antara guru dan wali murid, sehingga berdampak tidak baik terhadap hasil belajar.

5. Kurangnya apresiasi dari guru terhadap kreatifitas siswa.

C. Pembatasan Masalah

Setelah mengidentifikasi masalah, peneliti merumuskan pembatasan masalah ini dalam tiga hal dengan rincian sebagai berikut:

1. Untuk mengembangkan bahan ajar IPS peneliti menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw.

2. Dalam pengembangan bahan ajar, peneliti berupaya mengembangkan kegiatan belajar dalam Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang tergabung dalam Tematik yaitu Tema 1 Organ Gerak Hewan dan Manusi, Subtema 2 Manusia dan Lingkungan, Pembelajaran 3.

3. Objek dalam penelitian ini adalah siswa kelas VA SDN Kuripan 01.

D. Perumusan Masalah

Setelah membatasi masalah, peneliti merumuskan permasalahan ini dengan menguraikan yaitu “Bagaimana mengembangkan bahan ajar dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw dalam pembelajaran (IPS) kelas VA di SDN Kuripan 01?.”

(21)

5

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Hasil Penelitian

Dari hasil perumusan masalah penelitian ini diharapkan memiliki tujuan dan kegunaan untuk menjadi bahan acuan untuk penelitian yang serupa. Maka tujuan dan kegunaan hasil penelitian ini yaitu:

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengembangan bahan Ajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mata pelajaran (IPS) Tematik kelas VA SDN Kuripan 01.

2. Kegunaan Hasil Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan dan kontribusi nyata untuk kemajuan pembelajaran tematik dimasa yang akan datang.

Adapun kegunaan hasil penelitian ini diantaranya: a. Secara teoretik

Secara umum hasil penelitian diharapkan dapat memberi informasi terkait pengembangan bahan ajar dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw di sekolah dasar. Secara Khusus penelitian ini menguji sejauh mana keberhasilan belajar atas dikembangkannya bahan ajar dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang meningkatkan kerjasama dan komunikasi untuk ketercapaiannya hasil belajar untuk siswa SD/MI.

b. Secara praktik

Pengembangan bahan ajar IPS dengan metode Jigsaw yang melibatkan sekolah, guru, dan siswa yaitu:

1) Bagi guru

Membantu guru dalam mengembangkan bahan ajar mata pelajaran IPS yang mengharuskan untuk berdiskusi dan meningkatkan aktifitas belajar serta komunikasi antar siswa.

(22)

6 Membantu siswa dalam meningkatkan komunikasi antar siswa, menjalin hubungan kerjasama atas tanggung jawabnya dalam peran dan dapat menigkatkan pemahaman dalam belajar. 3) Bagi sekolah

Memiliki referensi untuk meningkatkan kualitas mengajar guru dalam upaya membuat suasana belajar menjadi aktif dan menyenagkan dalam aktifitas belajar kelompok.

4) Bagi peneliti

Menambah wawasan dalam penelitian untuk memperoleh gambaran yang jelas dari hasil temuan-temuan selama masa penelitian dalam upaya mengembangkan bahan ajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.

(23)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Deskripsi Teoretik 1. Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah suatu bahan pembelajaran yang dikaji oleh guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar (KBM) di kelas. Bahan ajar sendiri tersusun secara sistematis yang mencakup materi yang hendak dipelajari oleh guru dan siswa dalam proses pembelajaran.9 Karena bahan ajar banyak ditemukan di lingkungan sekolah kemudian dikembangkan oleh guru.10 Jadi bahan ajar adalah salah satu perangkat pembelajaran yang biasa digunakan dalam pembelajaran di kelas. Dalam penggunaan bahan ajar guru biasa mengembangkan bahan ajar sesuai dengan kebutuhan siswa. Guna untuk mempermudah siswa dalam memahami materi yang disajikan oleh guru.

b. Tujuan dan Manfaat Bahan Ajar

Menurut Nurul Zuriah tujuan bahan ajar yaitu : 11 1) Meningkatkan kualitas guru

2) Menyesuaikan perkembangan antara bahan ajar dengan silabus 3) Menyesuaikan dengan iklim belajar

4) Menyesuaikan dengan media pembelajaran 5) Menyesuaikan dengan sarana prasarana belajar 6) Menyusun materi belajar.

9 Nur Isti Faizah, “Pengembangan Bahan Ajar untuk Menumbuhkan Nilai Karakter Peduli

Lingkungan pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar,” Profesi Pendidikan Dasar 1, no. 1 (2018): 65.

10

Eko Supriyanto. Desain Kurikulum Berbasis SKS dan Pembelajaran untuk Sekolah Masa

Depan. (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 2018), hlm. 195.

11 Nurul Zuriah, dkk, “Ibm Guru Dalam Pengembangan Bahan Ajar Kreatif Inovatif Berbasis

(24)

8 Adapun manfaat bahan ajar untuk guru antara lain:

1) Menghasilkan bahan ajar yang berkualitas sesuai tuntutan kurikulum dan kebutuhan belajar siswa

2) Tidak tergantung pada buku teks

3) Memperkaya materi karena dikembangkan dari berebagai referansi yang valid.

4) Meningkatkan pengetahuan dan pengalaman guru dalam menyusun bahan ajar.

5) Menjadikan pembelajaran lebih efektif karena hubungan komunikasi yang kuat antara guru dan siswa.

6) Menjadikan koleksi materi dan dapat dijadikan buku jika diterbitkan dan disusun sedemikian mungkin.12

Adapun manfaat bahan ajar untuk siswa antara lain: 1) Menjadikan pembelajaran lebih menarik untuk siswa

2) Meningkatkan pembelajaran yang mandiri sehingga pembelajaran lebih efektif.

3) Mempermudah siswa dalam mempelajari materi yang terdapat pada kompetensi dalam capaian penguasaan siswa..13

c. Prinsip-prinsip Bahan Ajar

Menurut Meilan Arsanti Prinsip-prinsip bahan ajar meliputi:

1) Kelayakan materi/isi dikembangkan berdasarkan prinsip kelengkapan, kesesuaian, kecukupan, kemudahan, bermuatan nilai-nilai karakter, dan relevansi.

12 Indri Lestari, “Pengembangan Bahan Ajar Matematika Dengan Memanfaatkan Geogebra

Untuk Meningkatkan Pemahaman Konsep,” GAUSS: Jurnal Pendidikan Matematika 1, no. 1 (2018):

29.

13 Siti Aisyah, dk., “Bahan Ajar Sebagai Bagian Dalam Kajian Problematika Pembelajaran

(25)

9 2) Penyajian dikembangkan berdasarkan prinsip menarik, kreatif, dan

inovatif, sistematis, dan keaktifan.

3) kebahasaan dikembangkan berdasarkan prinsip kemudahan dan komunikatif,

4) kegrafikaan dikembangkan berdasarkan prinsip menarik, kreatif, dan inovatif, serta kepraktisan. 14

d. Jenis Bahan Ajar

Bahan ajar pada umumnya memiliki beberapa jenis. Aryanti Agustina menjabarkan jenis-jebis bahan ajar sebagai berikut:

1) Bahan ajar cetak, yaitu bahan yang disiapkan dalam kertas (printed), misalnya handout, buku teks, modul, lembar kerja siswa, brosur, leaflet, foto, dan model atau market.

2) Bahan ajar dengar (audio) yaitu bahan ajar dengan sistem yang menggunakan sinyal radio, misalnya kaset, radio, piring hitam atau compact disk audio.

3) Bahan ajar pandang (audiovisual) yaitu bahan ajar dengan sistem sinyal audio yang dikombinasikan dengan gambar bergerak, misalnya video compact disk dan film.

4) Bahan ajar interaktif, yaitu bahan ajar yang dikombinasikan dari dua atau lebih media (audio, teks, gambar, animasi, dan video) contohnya compact disk interactive.15

Bahan ajar yang di pilih oleh peneliti adalah bahan ajar media cetak jenis Handout. Karena media cetak memiliki pengaruh visual yang baik dan fasilitasnya tersedia walau terbatas.

14

Meilan Arsanti, “Pengembangan Bahan Ajar Mata Kuliah Penulisan Kreatif Bermuatan

Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Religius Bagi Mahasiswa Prodi Pbsi, Fkip, Unissula,” KREDO : Jurnal

Ilmiah Bahasa dan Sastra 1, no. 2 (2018): 76.

15 Aryanti Agustina, “Upaya Meningkatkan Kemampuan Guru Menerapkan Bahan Ajar Di SMA

(26)

10

2. Pengembangan Bahan Ajar

a. Pengertian Pengembangan Bahan Ajar

Pengertian pengembangan bahan pembelajaran yaitu disusun untuk menjadi salah satu referensi yang akan mendukung perkembangan peserta didik agar ada keseimbangan antara kebutuhan jasmani dan rohani. Alat bantu belajar termasuk salah satu unsur dinamis dalam belajar. Kedudukan alat bantu memiliki peranan yang penting karena dapat membantu proses belajar siswa.16 Dengan keterbantuan ini, bahan ajar yang dikembangkan bisa dikatakan efisien dalam pembelajaran siswa. Maka dari itu pengembangan bahan ajar sangat diperlukan untuk mendukung belajar siswa.

b. Model Pengembangan Bahan Ajar

Pada penelitian ini model pengembangan yang digunakan adalah model ADDIE yang memiliki singkatan dari langkah-langkah penelitian yaitu (Analysis-Design-Develop-Implemet-Evaluation) yang muncul pada tahun 1990-an yang dikembangkan oleh Reiser dan Mollenda.17 Model pengembangan ini menentukan kelayakan produk yang telah dikembangkan oleh peneliti, karena dalam tahap hasil evaluasi menentukan skor nilai dari hasil bahan ajar yang telah dikembangkan. Jadi kelayakan produk bahan ajar yang dikembangkan tergantung skor yang didapat oleh peneliti. Maka disini peneliti berupaya menggembangkan bahan ajar media cetak jenis Handout yang mengandung materi yang telah dikembangkan pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

16 Aliangga Kusumam, Mukhidin Mukhidin, dan Bachtiar Hasan, “Pengembangan Bahan Ajar

Mata Pelajaran Dasar dan Pengukuran Listrik untuk Sekolah Menengah Kejuruan,” Jurnal

Pendidikan Teknologi dan Kejuruan 23, no. 1 (2016): 29.

17 Rudi Hari Rayanto dan Sugianti. Penelitian Pengembangan Model ADDIE dan R2D2: Teori

(27)

11

3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

a. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran atau disingkat (RPP) adalah sebuah rancangan pembelajaran yang dibuat oleh guru. Suatu perencanaan pembelajaran yang matang sangatlah diperlukan karena dalam merancang suatu kegiatan pembelajaran diperlukan keuletan agar pembelajaran berjalan dengan efektif.18 Dalam penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) memasukan unsur sekenario pembelajaran agar guru

memiliki gambaran dalam mengajar seperti halnya dalam

mengimplementasikan model pembelajaran dan bahan ajar. b. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah suatu rancangan pembelajaran yang disusun oleh guru sebelum mengajar. Dalam merencanakan pembelajaran guru harus mampu mengembangkan pembelajaran. Agar kegiatan belajar mengajar akan lebih efektif untuk asupan materi siswa. Pengembangan Renacana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dikembangakan sesuai standar isi yang menjadikan acuan dalam

mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Karena

mengembangkan rencana pembelajaran ini guna untuk acuan oprasional guru dalam mengajar agar kompetensi dasar dapat diselesaikan19. Selain itu pengembangan Renacana Pelaksanaan Pembelajaran juga mampu membuat pembelajaran menjadi kreatif sehingga tidak ketergantungan dalam fasilitas yang mengumpuni disekolah. Namun bukan berati pengembangan rancangan pembelajaran tidak menggunakan fasilitas atau media, justru dengan pembelajaran yang kreatif mampu memanfaatkan media yang ada di lingkungan sekitar. Pengembangan Rencana

18

Beny Susetya, “Meningkatkan Kemampuan Guru dalam Menyusun Silabus dan RPP Melalui

Supervisi Akademik di SDN Gambiran Yogyakarta” 01, no. 02 (2017): 1.

19 Trianto. Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik Bagi Anak Usia Dini TK/RA & Anak

(28)

12 Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini bertujuan untuk mengembangkan indikator pada mata pelajaran sehingga bahan ajar yang digunakan dapat dikembangkan dan di implementasikan oleh guru dan siswa di kelas selama proses pembelajaran.

c. Model pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Model pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

disini menggunakan model pengembangan Taksonomi Bloom.

Dikarenakan model Taksonomi Bloom ini menginspirasi banyak pakar dalam menyusun pengembangan susai tingkatannya. Tingkatan-tingkatan dalam Taksonomi Bloom telah digunakan hampir setengah abad karena menjadi aspek acuan dalam menyusun tujuan pendidikan, penyusunan tes, dan kurikulum diseluruh dunia sehingga dapat menjadi tolak ukur tingkatan dalam pengembangan sampai saat ini.20 Model pengembangan Taksonomi Bloom ini juga sering digunakan oleh guru dalam menyusun RPP disekolah atau menjadi acuan penelitian dalam perspektif ilmu pengembangan dibidang penelitian. Karena model pengembangan ini adalah solusi yang tepat terutama dalam pengembangan dan penyusunan Perencanaan Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) sehingga pembelajaran ini selalu berkembang disetiap tahunnya. Maka peneliti menggunakan kata kerja oprasional taksonomi Bloom dalam tahap pengembangan indicator pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.

4. Mata Pelajaran IPS

a. Hakikat Mata Pelajaran IPS di Tematik

Andi Prastowo menjabarkan materi IPS mencakup kehidupan manusia yang di antaranya yaitu:

1). Tempat dan Lingkungan

20

(29)

13 2). Waktu Perubahan dan Keberlanjutan

3). Organisasi dan Sistem Sosial 4). Organisasi dan Nilai Budaya

5). Kehidupan dan Sistem Ekonomi, dan 6). Komunikasi dan Teknologi.21

Mata pelajaran IPS dalam pembelajaran Kurikulum 2013 mencakup pada tema. Karena ketentuan kurikulum pada sekolah dasar menghubungkan materi satu dengan yang lainnya. Karena pembelajaran tematik harus sejalan dengan kurikulum yang berlaku.Ibadullah Malawi berpendapat bahwa, “Pembelajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku, tetapi sebaliknya pembelajaran tematik harus mendukung tujuan pembelajaran yang termuat dalam kurikulum”.22 Maka pada kurikulum 2013 mata pelajaran IPS disatukan dalam satu pembelajaran bersamaan dengan mata pelajaran yang lainnya.

Pada mata pelajaran IPS memiliki nilai-nilai yang bisa diaplikasikan pada kehidupan sahari-hari. Hal ini menjadi mata pelajaran penting yang dapat memberikan pembelajaran untuk membentuk karakter. Dalam tematik ada beberapa poin pelajaran yang bisa kita aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai ini tentunya saling keterkaitan sehingga gagasan tematik menjadi ide dalam pembelajaran di sekolah dasar. Maka mata pelajaran IPS bisa di kaitkan dengan mata pelajaran yang memiliki keterkaitan khusus di bidangnya.

b. Tujuan dan Fusngsi Pembelajaran Tematik 1) Tujuan Pembelajaran Tematik

Dalam pembelajaran tematik memiliki tujuan pembelajaran yang diselaraskan dengan model pembelajaran khususnya di MI/SD untuk

21 Andi Prastowo. Analisis Pembelajaran Tematik Terpadu, (Jakarta: Kencana, 2019), hlm, 85. 22 Ibadullah Malawi dan Ani Kadarwati. Op.Cit.,hlm, 11.

(30)

14 diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.23 Karena proses pembelajaran sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Maka penerapan model pembelajaran khususnya pembelajaran kooperif bisa membuat suasana pembelajaran lebih aktif dan kreatif.

2) Funsi Pembelajaran Tematik

Menurut Feri Noperman, “pembelajaran tematik terpadu berfungsi untuk memberikan kemudahan bagi peserta didik dalam memahami dan mendalami konsep materi yang tergabung dalam suatu tema”.24 Karena pembelajaran tematik mengacu pada tema pembelajaran. Maka pembelajaran tematik adalah salah satu inovasi pendidikan yang menganalisis pada penilaian aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Kemendikubud menetapkan bahwa, “Pada Pasal 3 menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”25.

3) Karakteristik Pembelajaran Tematik

Setiap model pembelajaran memiliki karakteristik masing-masing, dimana karakteristik tersebut membuat model pembelajaran memiliki kekhasan tersendiri. Begitu juga dengan model pembelajaran tematik di sekolah dasar. Afib Rulyansah mengatakan bahwa, “Pembelajaran memiliki karakteristik yang berbeda dengan model-model pembelajaran

23 Andi Prastowo, Op.Cit, hlm, 5 24

Feri Noperman, “Jurnal PGSD” 1, no. 1 (2013): 9.

25 Permendikbud, Peraturan Mentri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 Standar

(31)

15 lain pada umumnya.26 Karakteristik pembelajaran tematik terpadu di SD / MI: pertama, membahas pusat pada siswa. Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (Student Centered). Hal ini sesuai dengan belajar modern yang lebih banyak pada siswa yang belajar, sementara guru lebih banyak membantu sebagai fasilitator, yaitu memberikan kemudahan kepada siswa untuk melakukan kegiatan belajar. Kedua, memberikan pengalaman langsung. Pembelajaran tematik dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa (Direct Experiences). Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada apa yang terjadi (konkret) sebagai dasar untuk lebih hal-hal yang lebih abstrak.27

Dalam karakteristik tematik tentunya memiliki khas yang menonjol. Yang menjadi ciri khasnya adalah tematik adalah salah satu prosedur pendidikan yang menitik beratkan pada siswa. Kemudian guru hanyalah fasilitator dalam perannya. Hal ini menunjukan bahwa siswa dapat penjadi pusat pergerakan dalam menyajikan dan menelaah ilmu. Kemudian guru sebagai penguat dari apa yang sudah disajikan oleh siswa. Karena bimbingan guru sangatlah diperlukan agar materi yang disajikan tidak melenceng keluar jalur pembahasan.

5. Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw a. Hakikat Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

Model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw adalah model yang melatih keahlian dalam berdiskusi karena terbentuknya kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang. Hal ini bisa mengaktifkan suasana belajar karena terdirinya tim ahli dan tim asal yang memiliki tugasnya masing-masing. Tentunya kegiatan diskusi akan semakin menarik karena setaip tim ahli akan

26 Afib Rulyansah. Model Pembelajaran Brain Based Learning Bermuatan Multiple

Intelegences. (Banyuwangi: LPPM Institut Agama Islam Ibrahimy Genteng Banyuwangi. 2017 ), hlm,

20.

27 Andi Prastowo. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu

(32)

16 saling berdiskusi sampai tim ahli kembali kepada kelompoknya semula atau kelompok asal. Maka setiap kelompok asal bisa mendapatkan pemahaman materi dari tim ahli dengan beragam informasi yang didapat.28 Maka metode ini akan memberikan pengaruh terhadap kegiatan pembelajaran yang menjadikan kegiatan yang pasif keudian menjadi aktif. Harapan ini juga akan berpengaruh terhadap siswa yang pasif agar mereka bisa aktif dalam berdiskusi dan sosialisasi dari informasi yang didapat.

Metode pembelajaran kooperatif adalah metode yang tepat terutama untuk siswa yang pasif. Karena hal ini mendorong siswa untuk berkomunikasi dan kerjasama dalam tugas kelompoknya. Pada dasarnya mental siswa sekolah dasar sangat dominan kepada pembelajaran yang pasif dikarenakan takut dalam bertanya dan juga malu untuk berinteraksi. Tapi tidak menutup kemungkinan besar untuk mental siswa SMP sampai Mahasiswa. Karena bisa saja kebiasaan mental lemah semasa sekolah dasar terbawa sampai menjadi Mahasiswa. Maka perlu adanya pendidikan yang melatih mental dan juga kerjasama dalam berinteraksi dan dibuat sedemikian mungkin. Alejandro Garcia dkk juga berpendapat:

“This study suggests that, if designed properly, the jigsaw is an effective teaching strategy which allows adult students to learn through socially collaboratively interaction and as opposed in isolation and rote learning.”29

Jadi hal ini sangat baik jika suatu pembelajaran di desain sedemikian mungkin. Sehingga metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw ini cocok untuk semua kalangan pelajar dan juga solusi untuk para pendidik dalam menggunakan metode ini.

28 Eliseri Mastati, “Jurnal Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial Penerapan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe Snowball,” Jurnal Pendidikan iImu Sosial 9, no. 2 (2017): 248.

29

Alejandro Garcia dkk., “Using the Jigsaw Method for Meaningful Learning to Enhance

Learning and Rentention in an Educational Leadership Graduate School Course,” Global Journal of

(33)

17

b. Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw Langkah-langkah jigsaw menurut Ummi Rosyidah yaitu: 30

1) Materi

Sebelum pembelajaran dimulai, guru mempersiapkan sub topik/materi yang akan dibahas untuk diberikan kepada tim ahli agar bisa di diskusikan.

2) Membagi siswa ke dalam kelompok asal

Guru membagi siswa ke dalam kelompok heterogen/asal yang terdiri dari empat sampai lima orang sesuai jumlah submateri/topik.

3) Membagi siswa ke dalam kelompok ahli

Beberapa siswa dari kelompok asal ditempatkan di kelompok ahli secara acak atau sesuai keputusan kelompok asal.

4) Membagi materi

Guru membagikan materi yang berbeda untuk kelompok ahli agar dipahami dan di diskusikan sesuai tugas kelompok asalnya.

5) Siswa berdiskusi

Siswa berdiskusi sesuai materi yang didapat dan menyimpulkan hasil diskusinya.

6) Bertukar kelompok asal

Siswa yang sudah berdiskusi di kelompok ahli kembali kepada kelompok asal dan membawa materi dari subtopiknya.

7) Berdiskusi hasil materi yang didapat

Kelompok asal kembali berdiskusi untuk mengevaluasi hasil diskusi dengan kelompok ahli.

c. Kelebihan dan Kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Jigsaw

30

Ummi Rosyidah, “Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Terhadap Hasil

Belajar Matematika Siswa Kelas VIII SMP Negeri 6 Metro,” SAP (Susunan Artikel Pendidikan) 1, no.

(34)

18 1) Kelebihan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw

Ramli Abdullah berpendapat bahwa, “kelebihan Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Bahwa model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw mempunyai beberapa kelebihan dalam mengembangkan potensi siswa secara efektif, sehingga peran guru tidak lagi terlalu dominan dalam pembelajaran dan kemampuan berfikir siswa dapat berkembang yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar siswa dalam suatu mata pelajaran”.31 Menurut Habibati kelebihan dari model pembelajaran jigsaw adalah:

a) Siswa bisa saling bertukar pikiran dan membantu siswa lain.

b) Meningkatkan sikap kerjasama dan saling menghormati antar siswa. c) Meningkatkan komunikasi siswa lewat bertanya dan berdiskusi d) Meningkatkan pemahaman siswa.

e) Meningkatkan rasa toleransi dan percaya diri. f) Menigkatkan hasil belajar siswa.

g) Meningkatkan keterampilan berdiskusi. h) Meningkatkan siswa dalam berfikir kreatif.32

2) Menurut Ramli Abdullah kekurangan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw yaitu:

a) Prinsip utama model pembelajaran ini adalah pembelajaran oleh teman sendiri, ini akan menjadi kendala karena perbedaan persepsi dalam memahami satu konsep yang akan di diskusikan bersama dengan siswa lain. Dalam hal ini pengawasan guru menjadi hal yang mutlak di perlukan agar tidak terjadi kesalahan.

b) Sulit meyakinkan siswa untuk mampu berdiskusi menyampaikan materi pada teman, jika siswa tidak punya rasa percaya diri.

31 Ramli Abdullah, “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw Pada

Mata Pelajaran Kimia Di Madrasah Aliyah,” Lantanida Journal 5, no. 1 (2017): 21.

32 Habibati, Strategi Belajar Mengajar, (Banda Aceh: Syiah Kuala University Press, 2017), hlm.

(35)

19 c) Awal penggunaan model pembelajaran ini sulit di kendalikan, biasanya perlu waktu yang cukup dan persiapan yang matang sebelum pembelajaran ini berlangsung.33

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Adapun hasil penelitian yang relevan sebagai berikut: Tabel 2.1.

Penelitian yang Relevan

No Nama Peneliti Judul Hasil

Penelitian

Persamaan dan Perbedaan

1 Gede Nurjaya Pengembangan Bahan Ajar Metode Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Berbasis Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Untuk Meningkatkan Pemahaman dan Kemampuan Aplikatif Mahasiswa Respon mahasiswa terhadap penggunaan bahan ajar “Metode Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia” yang telah disusun tergolong ke dalam kategori positif dengan rata-rata skor 4,43. Artinya Persamaan:  Menggunakan Metode Research and Development.

 Variabel bebas metode Kooperatif tipe Jigsaw

Perbedaan :

 Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia  Variabel terikat pemahaman dan Kemampuan aplikatif  Penelitian dilaksanakan di Perguruan Tinggi

(36)

20 bahan ajar yang disusun dianggap cukup berkontribusi dalam usaha mahasiswa memahami dan mengaplikasik an konsep mata kuliah Metode PBSI.34 2 Lindawati Pengembangan

Bahan Ajar IPS Berbasis Kecakapan Hidup (Life Skill) untuk Siswa Kelas V SD Tahun 2016 Produk ini telah divalidasi oleh ahli desain dan ahli

materi serta telah diuji coba sehingga pada akhirnya dihasilkan suatu produk bahan ajar IPS berbasis

Persamaan:

 Menggunakan metode Research and

Development.  Mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial  Penelitian dilaksanakan

di Sekolah Dasar

Perbedaan:

 Menggunakan variabel bebas Kecakapan Hidup (Life Skill)

34 Gede Nurjaya, “Pengembangan Bahan Ajar Metode Pembelajaran Bahasa dan Sastra

Indonesia Berbasis Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Untuk Meningkatkan Pemahaman Dan Kemampuan Aplikatif Mahasiswa,” JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia) 1, no. 2 (2015): 102–111.

(37)

21 kecakapan hidup (life skill) untuk siswa kelas V SD yang dapat digunakan sebagai salah satu sumber belajar dalam proses pembelajaran IPS.35 3 F. S. Hutama Pengembangan Bahan Ajar IPS Berbasis Nilai Budaya Using untuk Siswa Sekolah Dasar Berdasarkan hasil penelitian yang telah diperoleh, maka dapat disampaikan beberapa saran sebagai berikut: (1) Bagi siswa kelas IV SDN 01 Kemiri Kecamatan Persamaan :  Menggunakan penelitian Research and Development  Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar  Mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Sosial

Perbedaan :

 Menggunakan variabel bebas Nilai Budaya Asing

35 LindaWati, “Pengembangan Bahan Ajar IPS Berbasis Kecakapan Hidup (Life Skill) untuk

(38)

22 Singojuruh Kabupaten Banyuwangi diharapkan untuk semakin rajin membaca dan dapat menulis dengan baik, agar wawasan semakin luas dan saat menuliskan jawaban dapat terbaca dengan baik, sehingga bisa mendapatkan hasil yang maksimal. (2) Bagi guru kelas IV SDN 01 Kemiri. Kecamatan Singojuruh Kabupaten Banyuwangi diharapkan

(39)

23 Observasi

Identifikasi Masalah

dapat

memperbaiki tata tulis siswa dan dapat menanamkan nilai-nilai budaya dalam setiap proses pembelajaran. 36 C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan identifikasi masalah dari hasil kunjungan observasi oleh peneliti di SDN Kuripan 01 pada Siswa kelas VA. Maka Peneliti dapat membuat kerangka berpikir sebagai berikut:

36 Fajar Surya Hutama, “Pengembangan Bahan Ajar IPS Berbasis Nilai Budaya Using untuk

Siswa Sekolah Dasar,” JPI (Jurnal Pendidikan Indonesia) 5, no. 2 (2016): 113.

Analisis Masalah Pengembangan Bahan Ajar

Validasi Produk Bahan Ajar Uji Coba Lapangan

Analisis hasil Uji Coba Lapangan

(40)

24

BAB III

PROSEDUR PENELITIAN

A. Model Pengembangan

Jenis penelitian yang diambil oleh peneliti adalah penelitian pengembangan (Research and Development), yang menggunakan model ADDIE singkatan dari analysis (analisis), design (perancangan), development (pengembangan), implementation (implementasi), dan evaluate (evaluasi).37 Model pengembangan yang digunakan berfokus pada pengembangan bahan ajar dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang dibungkus dalam satu produk pengembangan. I Made Tegeh and I Made Kirna mengemukakan bahwa, “pemilihan model ini didasari atas pertimbangan bahwa model ini dikembangkan secara sistematis dan berpijak pada landasan teoretis desain pembelajaran”.38

Jadi pada tahapan-tahapan pengembangan salah satunya dengan model ADDIE mengacu pada landasan teoritis yang menjadi aspek penguat dalam pengembangan. Maka produk yang dikembangkan perlu menjalankan tahapan-tahapan pengembangan sesuai model diatas.

B. Prosedur Pengembangan

Prosedur pengembangan ini menggunakan model ADDIE yang dimana membentuk siklus seperti berkut:

37 Wulan Sari, Jufrida, dan Haerul Pathoni, “Pengembangan Modul Elektronik Berbasis 3D

Pageflip Professional Pada Materi Konsep Dasar Fisika Inti dan Struktur Inti Mata Kuliah Fisika Atom dan Inti,” Jurnal EduFisika 02, no. 01 (2017): 38–50, https://online-journal.unja.ac.id/EDP/article/view/4041.

38 I Made Tegeh and I Made Kirna, “Pengembangan Bahan Ajar Metode Penelitian Pendidikan

(41)

25 1. Tahap Analisis (Analysis)

Tahap analisis yaitu melputi analisis kebutuhan dan mengidentifikasi masalah. Tahap analisis ini bertujuan untuk mendefinisikan kebutuhan dalam suatu pengembangan bahan ajar oleh guru. Pada tahap ini pengembang menganalisis kebutuhan siswa terutama berupa materi pembelajaran yang relevan. Sementara dari segi permasalahan pembelajaran pengembang mengidentifikasi berbagai permasalahan terutama terkait strategi pembelajaran, dan kondisi kegiatan belajar. 2. Tahap Perancangan (Design)

Pada tahap desain, dilakukan beberapa kegiatan, antara lain merumuskan tujuan pembelajaran, menentukan materi atau pokok bahasan yang akan dipelajari. Selanjutnya dilakukan penyususnan buku ajar dengan sistematika yang telah disesuaikan dan dikembangkan dengan kebutuhan siswa, dan kemudian menuliskan isi dari buku ajar tersebut berdasarkan kriteria-kriteria penyususnan buku ajar yang baik.

3. Tahap Pengembangan (Development)

Tahap pengembangan yaitu meliputi penulisan materi IPS pada Tematik dan menyiapkan buku ajar untuk menyesuaikan dengan

Evaluasi Analisis

Pengembangan

(42)

26 kebutuhan siswa dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas yang dikembangan dengan model pembelajaran Kooperatif jigsaw.

4. Tahap Implementasi (Implementation)

Pada tahap implementasi ini merupakan suatu kegiatan penggunaan produk bahan ajar yang sudah dikembangkan dengan model pembelajaran kooperatif jigsaw pada kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru dan siswa.

5. Tahap Evaluasi (Evaluation)

Tahap Evaluasi merupakan proses untuk melihat apakah buku ajar yang telah disusun dan dikembangkan telah berhasil atau sesuai dengan harapan awal atau tidak. Karena evalusai ini adalah suatu penentuan akhir dalam menarik suatu kesimpulan dari hasil penelitian.

C. Desain Uji Coba

Uji coba produk adalah bagian terpenting dalam penelitian pengembangan. Tujuannya yaitu untuk mengetahui kelayakan suatu produk yang dibuat oleh penelti dalam pengembangan produk penelitian. Selain itu untuk mengetahui kekurangan yang telah diprediksi sehingga dapat menyempurnakan suatu produk yang sudah di kembangkan. Terdapat empat tahapan dalam pelaksanaan pengujian produk yaitu:

1. Uji coba ahli atau validasi produk dilakukan untuk mendapat respon para ahli Materi Bahan Ajar dan ahli Model Pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Uji coba kepada ahli ini berguna untuk memberikan masukan tentang kekurangan produk dan memvalidasi produk jika sudah layak digunakan.

2. Uji coba percakapan untuk Bahan Ajar dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dilakukan oleh guru kelas VA yang merupakan wali kelas di SDN Kuripan 01 dan SDN Kuripan 02. Tujuannya adalah untuk

(43)

27 mengukur ke-efektifan Bahan Ajar dan kesesuaian dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).

3. Uji coba produk yang dilakukan di SDN Kuripan 02 sebagai desain uji coba produk. Uji coba produk dilakukan untuk melihat kesiapan dan mengevaluasi produk yang akan di implementasikan dilapangan. Subjek uji coba produk dilakukan dengan jumlah siswa yang terbatas karena menyesuaikan dengan kebijakan sekolah akibat dampak COVID-19. 4. Uji coba lapangan dengan melibatkan subjek pengguna produk Bahan

Ajar dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dalam kontribusi SDN Kuripan 01 untuk mendapatkan penilaian/skor dan responden terhadap kelayakan produk yang dikembangkan sehingga terdapat suatu kesimpulan penelitian. Uji coba lapangan terhadap siswa dilakukan dengan jumlah siswa terbatas dikarenakan dampak COVID-19.

D. Subjek Uji Coba

Subjek uji coba ahli yaitu dosen bidang studi IPS dan Model Pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) di Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Subjek uji coba lapangan adalah responden guru dan siswa kelas VA SDN Kuripan 01. Teknik pengambilan subjek uji coba adalah purposive sampling atau sampling tidak acak39. Data yang diambil dari sampling ini dianggap sudah bisa menggambarkan apa yang menjadi tujuan dan permasalahan penelitian.

E. Instrumen Penelitian

Alat ukur dalam penelitian ini menggunakan alat ukur Skala likert. Menurut Weksi Budiaji, “skala likert mempunyai empat atau lebih butir-butir

39 J. Supranto, Statistika untuk Pemimpin Berwawasan Global, (Jakarta: Salemba Empat, 2007),

(44)

28 pertanyaan yang dikombinasikan sehingga membentuk sebuah skor/nilai yang merepresentasikan sifat individu, misalkan pengetahuan, sikap, dan perilaku”.40 Angket yang disusun berdasarkan kisi-kisi yang dibuat guna menentukan penilaian objek yang telah kita ukur.

. Instrumen yang digunakan untuk mengungkapkan data dalam penelitian ini adalah angket yang mengandung skala dengan lima pilihan skor jawaban. Instrumen memiliki peran penting dalam menentukan kualitas penelitian dan penilaian. Berikut instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Instrumen penilaian ahli

Instrument penilaian ahli dibagi menjadi dua yaitu ahli materi IPS selaku pengembang Bahan Ajar dan ahli model pembelajaran selaku pengembang Rencana Pelaksanaan Pembelajaran di Program Studi Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI) FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kriteria instrumen penilaian oleh ahli sebagai berikut:

Tabel 3.1.

Kisi-kisi Penilaian Bahan Ajar

No Aspek Indikator No Item

Pertanyaan

Jumlah

Kualitas Penyajian Sistematika

Penyusunan

1,2,5 3

Estetika 4,8 2

Materi Kesesuaian Indikator 6,7 2

Kelengkapan Bahan Ajar 3,9,10 3 Tabel 3.2. 40

(45)

29 Kisi-kisi Penilaian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

No Aspek Indikator No Item

Pertanyaan Jumlah

1 Kelengkapan Tujuan Pembelajaran 1,3 2

Indikator Kompetensi 5 1

2 Pengembangan Materi Pembelajaran 2,4,7 3

Strategi Pembelajaran 6,8,10,12 4 3 Penggunaan Media dan Sumber Pemilihan Media Pembelajaran 9,13 2 Pemilihan Sumber Belajar 11,14,15 3

2. Instrumen penilaian subjek

Instrument penilaian subjek digunakan untuk mengetahui penilaian terhadap produk yang telah dikembangkan. Adapun penilaian subjek sebagai berikut:

Tabel 3.3.

Kisi-kisi penilaian produk oleh Guru

No Aspek Indikator No Item

Pertanyaan Jumlah

1 Kesesuaian

Materi

Kesesuaian materi Bahan Ajar dengan Kompetensi Dasar

1,3, 2

Kesesuaian materi Bahan Ajar dengan metode pembelajaran

4,8 2

(46)

30 Pengembangan pada Kompetensi Dasar

Pengembangan Bahan

Ajar pada materi 6,9,10 3

3 Kualitas Produk

Estetika produk 16,17,18,19 4

Keselarasan Bahan Ajar

dengan RPP 11,14,15 3

Sistematika penyusunan 12,13,20 3

Tabel 3.4.

Kisi-kisi penilaian produk oleh siswa

No Aspek Indikator No Item

Pertanyaan Jumlah 1 Kemudahan Kemudahan memahami materi 1,3,5,7 4 Kemudahan dalam berinteraksi 2,4, 2 2 Estetika

Tampilan desain yang menarik 13,15 2 Kesesuaian desain dengan tema 6,9,10 3 3 Keterbantuan Keterbantuan siswa dalam belajar 11,12 2 Keterbantuan siswa dalam evaluasi 8,14 2

F. Teknis Analisis Data

Setelah data diperoleh, selanjutnya adalah menganalisis data yang disajikan dengan bentuk tabel, kemudian diinterpretasikan dengan cara

(47)

31 menghitung frekuensi dan presentase lalu ditransfer dengan kalimat sebagai penjelasannya. Berikut langkah-langkah dalam memperoleh data:

1. Analisis data instrumen penilaian ahli

Untuk melihat kelayakan media pembelajaran dari hasil data penilaian para ahli, pengukuran juga menggunakan skala rating scale. Rating Scale adalah sebuah data mentah yang memperoleh suatu angka kemudian ditafsirkan dalam bentuk kualitatif41. Berikut langkah-langkah dalam memperoleh data: Perhitungan skala penilaian ditentuikan dengan rumus sebagai berikut:

a. Bentuk penilaian ahli dari berupa huruf dirubah ke dalam angka dengan ketentuan:

Tabel 3.5. Keterangan Skor Guru

Keterangan Skor Sangat valid 5 Valid 4 Cukup valid 3 Kurang valid 2 Tidak valid 1

b. Data yang terkumpul dihitung skor rata-rata setiap kriteria yang dinilai dengan rumus:

x =

Keterangan: x = Rata-rata

∑x= Jumlah setiap data

41 Nikolaus Duli, Metodologi Penelitian Kuantitatif: Beberapa Konsep Dasar Untuk Penulisan

(48)

32 = Jumlah data

c. Untuk melihat kelayakan media pembelajaran dari hasil data penilaian para ahli, pengukuran juga menggunakan rating scale. Berikut langkah-langkah dalam memperoleh data ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

P =

x 100%

Keterangan: P = presentase kelayakan media

Data penelitian yang bersifat kualitatif seperti komentar dan saran dijadikan dasar dalam merevisi bahan ajar. Selanjutnya menentukan kualitas bahan ajar dengan mengubah data kuantitatif ke kualitatif d. Langkah terakhir adalah menyimpulkan hasil perhitungan berdasarkan

aspek dengan melihat tabel di bawah ini. Table kriteria penilaian:

Skor tertinggi = 5 (Sangat valid)

Skor terendah = 1 (Tidak valid)

Jumlah kelas = 5 (Sv sampai Tv)

Sehingga jarak interval =

= 0,8

Tabel 3.6.

Range dan Kriteria Kualitas Produk

Keterangan Skor

Sangat baik/Sangat valid 4,20 – 5,00

Baik/Valid 3,40 – 4,19

Cukup baik/Cukup valid 2,60 – 3,39

kurang baik/Kurang valid 1,80 – 2,59

Tidak baik/Tidak valid 1,00 – 1,79

(49)

33 Range Persentase dan Kriteria Kualitas Produk

Keterangan Skor

Sangat baik/Sangat valid 84% – 100%

Baik/Valid 68% – 83,9%

Cukup baik/Cukup valid 52% – 67,9%

kurang baik/Kurang valid 36% – 51,9%

Tidak baik/Tidak valid 35,9%

2. Analisis data instrumen penilaian siswa

Analisis data instrumen penilaian siswa terhadap bahan ajar menggunakan cara yang sama seperti analisis penilaian oleh ahli yaitu menggunakan skala Likert. Berikut langkah-langkah dalam memperoleh data:

a. Bentuk penilaian siswa dari berupa huruf dirubah ke dalam angka dengan ketentuan:

Tabel 3.8. Keterangan Skor Siswa

Keterangan Skor Sangat baik 5 Baik 4 Cukup baik 3 Kurang baik 2 Tidak baik 1

b. Data yang terkumpul dihitung skor rata-rata setiap kriteria yang dinilai dengan rumus:

x =

Keterangan: x = Rata-rata

(50)

34 = Jumlah data

c. Untuk melihat kelayakan media pembelajaran dari hasil data penilaian oleh siswa, pengukuran juga menggunakan rating scale. Berikut langkah-langkah dalam memperoleh data ditentukan dengan rumus sebagai berikut:

P =

x 100%

Keterangan: P = presentase kelayakan media

Data penelitian yang bersifat kualitatif seperti komentar dan saran dijadikan dasar dalam merevisi bahan ajar. Selanjutnya menentukan kualitas bahan ajar dengan mengubah data kuantitatif ke kualitatif. d. Langkah terakhir adalah menyimpulkan hasil perhitungan berdasarkan

aspek dengan melihat tabel range persentase dan kriteria kualitatif program pada tabel 3.6. dan 3.7.

(51)

35

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Pengembangan

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) dengan menerapkan dan mengembangkan model pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw yang disesuaikan dengan tema pembelajaran siswa kelas VA SDN Kuripan 01. Bahan ajar ini dikembangkan atas dasar pengembangan Kompetensi Dasar dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) menjadi beberapa indikator. Bahan ajar yang dikembangkan oleh peneliti mengacu kepada indikator pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang terdapat di Tema 1, Subtema 2, dan Pembelajaran 3. Jenis pengembangan pada penelitian ini adalah jenis model ADDIE, yaitu suatu kegiatan yang merancang suatu produk bahan ajar dengan merealisasikan materi dengan produk bahan ajar.42 Sesuai dengan model pengembangan di atas, maka prosedur pengembangan model ADDIE (Analysis, Design, Development, Implementation, Evaluation), sebagai berikut:

1. Tahap Analisis (Analysis)

Tahapan pertama adalah analisis. Analisis dilakukan untuk mengetahui apa tujuan dikembangkannya bahan ajar ini dan untuk siapa bahan ajar ini ditujukan. Tahap analisis meliputi kegiatan sebagai berikut: a. Analisis Kurikulum

Pemilihan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang dituangkan dalam bahan ajar mengacu pada kompetensi dasar yang telah dikembangkan menjadi beberapa indokator. Rencana

42 Rahmat Arofah Hari Cahyadi, “Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Addie Model,” Halaqa:

(52)

36 Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ini dikembangkan menggunakan Teori Bloom. Dasar pengembangan ini menggunakan kata kerja oprasional pada kompetensi dasar. sehingga kompetensi dasar yang dikembangkan bisa di implementasikan pada bahan ajar.

b. Analisis Karakteristik

Analisis karakteristik perlu dilakukan, karena karakteristik siswa adalah sasaran dalam pengembangan bahan ajar. Analisis karakteristik dilakukan pada siswa kelas VA SDN Kuripan 01. Analisis yang dilakukan dengan cara melakukan wawancara dengan guru kelas dan observasi. Hasil yang diharapkan pada analisis ini adalah perkembangan kemampuan siswa dalam belajar aktif, sehingga dalam pengembangan bahan ajar dapat disesuaikan dengan karakteristik siswa.

c. Analisis Model Pembelajaran

Model pembelajaran yang di implementasikan adalah kooperatif tipe Jigsaw. Analisis model pembelajaran ini berdikusi dengan dosen pembimbing, ahli model pembelajaran pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), ahli materi IPS, dan guru kelas VA SDN Kuripan 01. Diskusi ini bertujuan untuk mencocokan antara model yang akan di implementasikan dengan materi yang ditentukan agar produk yang dirancang sempurna.

d. Analisis Bahan Ajar

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan bahan ajar dalam pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Analisis bahan ajar ini berdikusi dengan guru dan dosen bidang studi IPS agar bahan ajar bisa di implementasikan dilapangan.

Gambar

Table kriteria penilaian:
Gambar 4.14  Lembar Muatan Indikator
Gambar 4.16   Fungsi Teknik Penilaian
Gambar 4.18  Sajian Materi

Referensi

Dokumen terkait

Rehabiltasi sedang/berat gedung kantor Pengecatan Infrastruktur gudang SRG JB: Modal JP: Pekerjaan Konstruksi. 1

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh prinsip konservatisme akuntansi, asimetri informasi terhadap kualitas laba akrual, serta pengaruh komposisi komisaris

Bermula bulan Januari 2020, UNIMAS telah menghantar tiga orang pegawai iaitu Prof Madya Dr Rohaya binti Mohd Nor (Pengarah Pusat Kepimpinan), Hajjah Noridah binti Adenan (Ketua

Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa penerapan seluruh prosedur universal precautions memiliki peluang 6 kali untuk mencegah terjadinya tanda dan gejala

Oleh karena itu, peneliti berkeyakinan bahwa bila Pilegda untuk lima tahun nanti harus melakukan perbaikan Dapil ini, atau dengan kata lain berpedoman konsep

Lingkungan kerja pada aspek manajemen, kepemimpinan dan budaya; kendali terhadap praktek berhubungan dengan kinerja perawat pelaksana, sedangkan kendali terhadap beban kerja

Pembuatan cinderamata unik yang berasal dari limbah media padat kultur jaringan kopi merupakan salah satu alternatif cara mengurangi pencemaran lingkungan dan juga dapat

Dugaan kadar kimia tanah makro sebagai salah satu penyebab gejala defisensi yang berupa warna daun yang lebih kuning dan ketebalan daun yang lebih tipis pada tabat barito