• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. Roychowdury (2006) mendefinisikan real activities manipulation sebagai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. Roychowdury (2006) mendefinisikan real activities manipulation sebagai"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

13 BAB I

PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

Roychowdury (2006) mendefinisikan real activities manipulation sebagai “perubahan dari praktik operasi normal, yang dimotivasi oleh keinginan manajer untuk menuntun stakeholder ke arah yang salah dengan mempercayai bahwa tujuan pelaporan keuangan tertentu telah tercapai melalui operasi perusahaan yang normal”. Selain itu Roychowdury (2006) menyatakan bahwa manajer atau financial executives akan cenderung menggunakan real earnings management karena beberapa alasan, diantaranya adalah bahwa menggunakan manipulasi akrual akan lebih menimbulkan kecurigaan auditor dan manipulasi akrual juga melibatkan risiko. Oleh karena itu, kemungkinan manajer akan menggunakan real earnings management akan jauh lebih sering pada saat ini.

Pernyataan Roychowdury ini didukung oleh beberapa penelitian antara lain Cohen et al (2008) bahwa tingkat accrual-based earnings management menurun sementara tingkat real earnings management meningkat setelah adanya Sarbanes-Oxley Acts. Penelitian Zang (2012) juga menyebutkan bahwa terdapat trade-off antara penggunaan accrual-based earnings management dan real earnings management. Trade-off terjadi karena beberapa alasan, antara lain karena accrual-based earnings management memiliki cost yang lebih tinggi karena kurangnya

(2)

accounting flexibility dan semakin telitinya praktik akuntansi setelah Sarbanes-Oxley Acts.

Penelitian-penelitian earnings management sebelumnya lebih menekankan ke accrual-based earnings management. Sementara itu, penelitian ini akan lebih menekankan ke real earnings management karena terdapat hasil yang berbeda dari beberapa penelitian mengenai pengaruh kualitas audit terhadap accrual-based earnings management dan real earnings management.

Menurut model yang dimodifikasi oleh Holthausen dan Verrecchia (1988), respon investor terhadap earnings surprise juga dipengaruhi atau bergantung pada keyakinan atau persepsi mereka tentang kualitas auditor yang mengaudit laporan keuangan sebuah perusahaan. Teoh dan Wong (1993) telah membuktikan bahwa investor akan menilai perusahaan yang diaudit oleh auditor yang lebih berkualitas, yang diukur menggunakanproksi auditor Big Eight dan non-Big Eight, dengan lebih baik. Hal ini terbukti dari tingkat earnings response coefficient (ERC), yang merupakan salah satu proksi kualitas laba, perusahaan yang diaudit oleh KAP/auditor Big Eight akan lebih tinggi daripada ERC perusahaan yang diaudit oleh KAP/auditor non-Big Eight.

Becker, Defond, Jiambalvo, dan Subramanyam (1998) juga melakukan penelitian tentang pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba berbasis akrual dan berfokus pada apakah auditor yang berkualitas dapat mengurangi tingkat manajemen laba berbasis akrual. Seperti yang dilakukan pada penelitian-penelitian sebelumnya, kualitas audit dalam penelitian-penelitian Becker et al (1998) diukur

(3)

dengan auditor Big-N dan non-Big N, sedangkan manajemen laba diukur menggunakan model Jones 1991. Auditor eksternal diprediksi mampu menjadi constraint manajemen dalam melakukan manajemen laba karena pengauditan dipandang sebagai salah satu faktor yang dapat mengurangi asimetri informasi antara manajemen dan pemilik atau agent dan principal. Hasil penelitian ini sesuai dengan prediksi bahwa perusahaan yang diaudit auditor non-Big Six akan melaporkan nilai discretionary accruals yang lebih tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa manajemen laba pada perusahaan-perusahaan tersebut semakin besar. Hasil yang sebaliknya didapatkan pada perusahaan-perusahaan yang diaudit oleh auditor Big Six. Perusahaan-perusahaan tersebut akan melaporkan nilai discretionary accruals yang lebih rendah. Hal ini mengindikasikan bahwa manajemen laba perusahaan tersebut lebih rendah.

Penelitian-penelitian lain pun berhasil membuktikan bahwa semakin berkualitas seorang auditor maka laporan keuangan yang diaudit oleh auditor tersebut akan dinilai memiliki kualitas yang lebih baik, sehingga kualitas laba akan dinilai semakin tinggi dan manajemen laba berbasis akrual akan semakin rendah. Sebagai contoh, penelitian Tendeloo dan Vanstraelen (2008) yang membuktikan bahwa KAP big four, yang merupakan proksi kualitas auditor, menjadi constraint bagi manajer untuk melakukan earnings management khususnya pada negara-negara dengan tax alignment yang tinggi. Hal ini terjadi karena laporan keuangan pada negara-negara ini diperiksa secara teliti oleh pihak-pihak yang berwenang dalam hal pajak sehingga kegagalan audit lebih dapat

(4)

ditemukan. Beberapa penelitian tersebut dapat menjadi bukti bahwa pengauditan dapat menjadi salah satu faktor yang mengurangi asimetri informasi selain itu pula dapat menjadi salah satu bentuk mekanisme tata kelola perusahaan terutama di pasar Asia yang tengah berkembang (Fan dan Wong, 2005).

Penelitian Chi, Lisic, dan Pevzner (2011) menyatakan hasil yang berbeda bahwa kualitas auditor yang tinggi justru memiliki konsekuensi yang tidak disengaja pada tingginya tingkat real earnings management terutama bila ada insentif bagi manajer. Penelitian ini ingin menguji kembali apa yang telah dilakukan Chi et al (2011) dengan menambahkan variabel pemoderasi yaitu investor protection. Negara-negara dengan investor protection yang rendah dari sisi law enforcement-nya diprediksi akan membuat tingkat real earnings management yang semakin tinggi karena law enforcement yang rendah tidak dapat menjadi substitusi peraturan yang ada (La Porta, 1998). Law enforcement yang rendah juga dapat memberikan fleksibilitas yang dapat disalahgunakan oleh auditor karena ada kemungkinan kesalahan ataupun kegagalan audit tidak dapat terdeteksi dengan baik sehingga tingkat manajemen laba dapat semakin meningkat.

Penelitian Francis dan Wang (2008) membuktikan bahwa kualitas laba akan meningkat pada perusahaan yang diaudit oleh auditor Big 4 pada negara-negara yang memiliki tingkat perlindungan investor yang tinggi; secara spesifik hal ini ditandai oleh kecilnya nilai abnormal accrual, kecenderungan untuk melaporkan rugi yang lebih besar, serta konservatisme laba yang lebih besar. Jaggi, Gul, dan

(5)

Lau (2012) juga telah membuktikan hal yang sama bahwa hubungan positif antara auditor yang memiliki spesialisasi industri dan kualitas laba seperti yang didokumentasikan dalam literatur dipengaruhi pula oleh political electoral system di suatu negara, sistem ini merefleksikan hak perlidungan investor dalam suatu negara. Berdasarkan penelitian-penelitian ini maka diduga bahwa pengaruh kualitas audit terhadap manajemen laba juga akan dipengaruhi oleh tingkat perlidungan investor suatu negara, karena manajemen laba secara tidak langsung akan mencerminkan kualitas laba.

Penelitian-penelitian sebelumnya cenderung lebih bersifat global, misalnya penelitian Francis dan Wang (2008) yang menggunakan sampel dari 42 negara di seluruh dunia. Sementara itu, penelitian kali ini berfokus pada negara-negara Asia Tenggara karena negara-negara yang berada pada kawasan ini rata-rata memiliki perlindungan investor yang masih rendah dan pasar modal yang sedang berkembang. Selain itu, negara-negara Asia Tenggara memiliki law enforcement yang secara rata-rata tidak terlalu tinggi (La Porta, Lopez-de-Silanes, Shleifer, dan Vishny; 1998). Law enforcement yang rendah terkait dengan investor protection yang rendah karena law inforcement yang rendah tidak dapat menjadi substitusi peraturan yang rendah (La Porta et al, 1998). Law enforcement yang rendah juga dapat memberikan fleksibilitas yang dapat disalahgunakan oleh auditor karena ada kemungkinan kesalahan ataupun kegagalan audit tidak dapat terdeteksi dengan baik.

(6)

2. Masalah dan Pertanyaan Riset

Kulitas audit dapat menjadi constraint bagi manajer untuk melakukan accrual-based earnings management, tetapi hal ini dapat memicu manajer mencoba mencari cara lain untuk melakukan manajemen laba yakni dengan real earnings management. Hal ini diyakini dapat terjadi karena adanya tingkat perlindungan investor yang rendah pada suatu negara tertentu. Perlindungan investor yang rendah diasosikan dengan law enforcement yang rendah sehingga hal ini dapat memberikan fleksibilitas yang dapat disalahgunakan oleh auditor karena ada kemungkinan kesalahan atau kegagalan audit tidak dapat terdeteksi dengan baik. Pertanyaan penelitian yang akan dijawab kali ini adalah sebagai berikut:

a. Apakah pengaruh kualitas audit terhadap tingkat real earnings management pada perusahaan di negara-negara dengan tingkat investor protection tinggi berbeda dengan negara-negara dengan tingkat investor protection rendah?

3. Tujuan dan Manfaat Penelitian a. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa pengaruh kualitas audit terhadap tingkat real earnings management pada perusahaan di negara dengan tingkat investor protection tinggi berbeda dengan negara-negara dengan tingkat investor protection rendah

(7)

b. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: i. Bidang Akademik

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi literatur di bidang akuntansi internasional, terutama dalam hal real earnings management yang terjadi di Asia Tenggara.

ii. Bidang Non-akademik

Penelitian ini diharapkan juga mampu memberikan kontribusi di bidang praktik audit. Praktik audit yang berkualitas juga akan memberikan informasi keuangan yang lebih berkualitas, sehingga peningkatan kualitas audit sangat diperlukan oleh para pengguna laporan keuangan.

Referensi

Dokumen terkait

Media iklan selanjutnya mengguna- kan media radio yang indikatornya Penyampaian isi pesan dan manfaat iklan, pegunaan musik pengiring (jingle), bintang iklan,

Trunojoyo Lokasi : Kecamatan Kota Kabupaten Sumenep TA1. Nama Perusahaan Nilai Penawaran

[r]

[r]

(3) Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan Dekorasi Makanan dengan Hasil Pengolahan dan Penyajian Makanan Penutup(Dessert) pada siswa Kelas XI Patiseri di SMK

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu apakah penerapan strategi pembelajaran Jigsaw dan Team Quiz dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran PAI di kelas X TKR

Suatu objek wisata dapat diklasifikasikan sebagai objek wisata yang lengkap atau yang tidak berdasarkan dekat tidaknya (kerapatan) dengan fasilitas dan prasarana di

Permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana pemodelan matematika pada sistem redaman meriam, bagaimana menentukan solusi dari sistem redaman