i
DAFTAR ISI
Sampul ... i Daftar Isi ... ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1. Latar Belakang ... 1 1.2. Tujuan ... 3 1.3. Dasar Hukum ... 3BAB II PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM APBD ... 10
2.1. Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Daerah ... 10
2.2. Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah ... 23
2.3. Perubahan Kebijakan Belanja Daerah ... 25
2.4. Perubahan Kebijakan Pembiyaan Daerah ... 42
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah dimungkinkan dilakukan Perubahan Kebijakan apabila terdapat perkembangan yang tidak sesuai pada tahun berjalan atau menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan perkembangan keadaan yang meliputi :
a. Perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi kerangka ekonomi daerah dan kerangka pendanaan, prioritas dan sasaran pembangunan;
b. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya yang harus disesuaikan pada tahun berjalan; c. Terjadi keadaan yang menyebabkan dilakukan pergeseran pagu
kegiatan, penambahan dan atau penghapusan kegiatan, penambahan atau pengurangan target kinerja serta perubahan lokasi dan kelompok sasaran kegiatan
d. Keadaan darurat dan keadaan luar biasa sebagaimana ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan;
Sejak ditetapkannya Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 13 Tahun 2019 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020, perkembangan beberapa indikator makro ekonomi mengindikasikan perlunya dilakukan penyesuaian pada beberapa asumsi dasar indikator makro ekonomi
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 2
daerah yang telah ditetapkan pada Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020.
Dalam penyusunan Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020, tetap memperhatikan hasil capaian kinerja pelaksanaan kegiatan APBD Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2020 dan perkembangan kondisi sosial ekonomi makro daerah sampai dengan semester I tahun 2020. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2020 sampai dengan triwulan II atau semester I, terdapat beberapa kondisi yang dinilai strategis terkait dengan perubahan situasi dan kebijakan pemerintah yang perlu diakomodir guna menjaga efektivitas dan manfaat dari proses pembangunan daerah tahun 2019.
Terkait dengan kapasitas fiskal daerah, khususnya pada komponen pendapatan, terjadi penurunan yang cukup signifikan dari target yang telah ditetapkan, hal ini disebabkan oleh wabah pandemi COVID-19 yang menyebabkan APBD Provinsi Sulawesi Selatan mengalami penyesuaian-penyesuaian sesuai regulasi yang telah ditetapkan oleh pemerintah pusat, sehingga APBD Provinsi Sulawesi Selatan dikurangi sampai dengan 50 persen, baik dari sisi Pendapatan maupun Belanja Daerah. Oleh karenanya hal ini secara langsung berpengaruh terhadap komposisi belanja daerah baik tidak langsung maupun langsung. Begitupun dengan komponen pembiyaan daerah, dimana harus dilakukan penyesuaian atas saldo anggaran lebih Tahun Anggaran 2019 yang lalu. Hal ini dilakukan berdasarkan laporan hasil audit atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Provinsi Sulawei Selatan oleh Badan Pemeriksa Keuangan RI yang sudah direncanakan alokasi anggaranya pada APBD Pokok Tahun Anggaran 2020 sehingga harus disesuaikan pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2020. Disamping itu dalam
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 3
pelaksanaan APBD Tahun Anggaran 2020 terjadi perubahan penyesuaian target kinerja pembangunan berdasarkan Perubahan RKPD Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020.
1.2. Tujuan
Secara umum tujuan Penyusunan Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 yaitu:
1. Memberikan landasan bagi penyusunan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Perubahan APBD Tahun Anggaran 2020;
2. Menyesuaikan asumsi-asumsi kerangka makro ekonomi daerah, perubahan kebijakan pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2020; dan
3. Menyesuaikan kebijakan pembangunan daerah dengan kemampuan dan daya dukung penganggaran.
1.3. Dasar Hukum
Dasar dan acuan dalam menyusun Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 berlandaskan kepada beberapa peraturan perundang-undangan, yaitu :
1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 4
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 4. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Nasional tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700); 5. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah
dan Retribusi Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang
Penyelenggaraan Sistem Jaminan Sosial Nasional;
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);
8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 4578, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);
9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2008;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Organisasi Perangkat Daerah.
11. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Kedudukan Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota DPRD;
12. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan Penganggaran
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 5
13. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2018 tentang Bantuan Keuangan Partai Politik;
14. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN 2015-2019;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan kedua atas Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2018 tentang Perubahan ketiga atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 32 Tahun 2011 tentang Pedoman Pemberian Hibah dan Bantuan Sosial yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;
17. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi
Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah;
18. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 31 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2020;
19. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2019 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020;
20. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 tentang Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 Di Lingkungan Pemerintah Daerah;
21. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 35/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Transfer Ke Daerah Dan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 Dalam Rangka Penanganan Pandemi Corona
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 6
Virus Disease 2019 (Covid-19) Dan/Atau Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Perekonomian Nasional;
22. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Nomor 13, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 230) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 2009 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2009 Nomor 6, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 248) ;
23. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2007 Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 231);
24. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2008-2028 (Lembaran Daerah Nomor 10, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 243) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 7 Tahun 2015 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Sulawesi Selatan Tahun 2005-2025 (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2015 Nomor 7, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2017 Nomor 283) 25. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun
2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2010 Nomor 252);
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 7
26. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pajak Daerah. (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 Nomor 10);
27. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2011 tentang Retribusi Jasa Umum. (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 Nomor 9);
28. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Retribusi Jasa Usaha. (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 Nomor 1);
29. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 2012 tentang Partisipasi Pihak Ketiga dalam Pembangunan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan. (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 Nomor 6);
30. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 8 Tahun 2013 tentang Pajak Rokok. (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 Nomor 273);
31. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 5 Tahun 2014 tentang Penyertaan Modal Pemerintah Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2014 Nomor 5);
32. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2016 tentang Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 Nomor 2, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 287);
33. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 8 Tahun 2016 tentang Urusan Pemerintahan Daerah;
34. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 9 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 2 Tahun 2009 tentang Kerjasama Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Gratis (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2016 Nomor 9) ;
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 8
35. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019 Nomor 11, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 309);
36. Peraturan Daerah Nomor 1 Tahun 2019 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018-2023;
37. Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2019 tentang Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2020;
38. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 4 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah. (Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 Nomor 4);
39. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 6 Tahun 2010 tentang Pengurusan Barang Inventaris Milik Daerah. (Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2013 Nomor 6);
40. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 58 Tahun 2016
tentang Tatacara Penganggaran, Pelaksanaan,
Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 150 Tahun 2018 tentang Tatacara Penganggaran, Pelaksanaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial (Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2018 Nomor 150);
41. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 36 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 35 Tahun 2019 Tentang Penjabaran Anggaran
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 9
Pendapatan Dan Belanja Daerah (Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020 Nomor 36);
42. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 57 Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 25 Tahun 2019 Tentang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020 (Berita Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2020 Nomor 57);
43. Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri Dan Menteri Keuangan Nomor 119/2813/SJ dan Nomor 177/KMK.07/2020 tentang Percepatan Penyesuaian Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah Tahun 2020 Dalam Rangka Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Serta Pengamanan Daya Beli Masyarakat Dan Perekonomian Nasional.
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 10
BAB II
PERUBAHAN KEBIJAKAN UMUM
APBD TAHUN ANGGARAN 2020
Perubahan Kebijakan Umum APBD menyangkut 3 (tiga) perubahan kebijakan pokok yaitu kebijakan pendapatan, kebijakan belanja dan kebijakan pembiayaan. Pada dasarnya kebijakan perubahan APBD diambil berdasarkan perubahan asumsi ekonomi baik regional maupun nasional yang berpengaruh pada perubahan asumsi ekonomi daerah yang berimplikasi pada perubahan kebijakan pendapatan daerah dan perubahan kebijakan belanja daerah serta perubahan kebijakan pembiayaan daerah.
2.1. Perkembangan Indikator Makro Ekonomi Daerah
Perkembangan indikator makro Provinsi Sulawesi Selatan yang dituangkan dalam kerangka makro ekonomi adalah sebagai berikut:
2.1.1. Pertumbuhan Ekonomi Sulawesi Selatan
Ekonomi Sulawesi Selatan triwulan II-2020 dibanding triwulan II-2019 mengalami kontraksi sebesar -3,87 persen. Pertumbuhan positif hanya didukung oleh 8 (delapan) lapangan usaha, karena lebih banyak lapangan usaha yang mengalami kontraksi. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Informasi dan Komunikasi sebesar 10,48 persen; diikuti Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 7,91 persen; dan Jasa Pendidikan sebesar 6,65 persen.
Berdasarkan sumber pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan triwulan II-2020 (y-on-y), sumber pertumbuhan tertinggi berasal dari Lapangan Usaha Informasi dan Komunikasi sebesar 0,73 persen, diikuti Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 0,55 persen; Jasa Pendidikan sebesar 0,36 persen; dan Real Estate sebesar 0,14 persen. Kategori Transportasi dan Pergudangan
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 11
merupakan lapangan usaha yang paling dominan terhadap kontraksinya ekonomi Sulawesi Selatan.
Grafik II.1.
Pertumbuhan PDRB Beberapa Lapangan Usaha Triwulan I-2020 (y-on-y)
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan Grafik II.2.
Sumber Pertumbuhan PDRB Menurut Lapangan Usaha Triwulan I-2020 (y-on-y)
.
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan
10,48
7,91
6,65
Informasi & Komunikasi Listrik Jasa Pendidikan
4,79 1,66 -5,65 0,18 0,19 0,14 0,36 0,41 0,36 1,20 0,10 0,55 0,88 0,71 0,73 7,41 3,07 -3,87
q II-2019 q I-2020 q II-2020
Infokom Pertanian Jasa Pendidikan Real Estat Lainnya PDRB
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 12
Pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan triwulan II-2020 terhadap triwulan I2020 (qtoq) mengalami penurunan sebesar -0,41 persen. Pertumbuhan positif terjadi hanya pada 7 kategori lapangan usaha dengan pertumbuhan tertinggi dicapai oleh Lapangan Usaha Pertanian, Kehutanan dan Perikanan sebesar 15,93 persen; diikuti oleh Pengadaan Listrik dan Gas sebesar 5,68 persen. Namun, pertumbuhan lapangan usaha tersebut di atas tidak cukup menahan terjadinya kontraksi pertumbuhan ekonomi Sulawesi Selatan di triwulan II-2020. Hal ini disebabkan oleh kontraksi pertumbuhan pada 10 kategori lapangan usaha lainnya. Utamanya kontraksi terjadi pada kategori yang memiliki kontribusi besar seperti: Industri Pengolahan dan Konstruksi.
Grafik II.3.
Pertumbuhan PDRB Pada Beberapa Lapangan Usaha Triwulan II Tahun 2020
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan
a. Inflasi
Pada Juni 2020, inflasi gabungan 5 kota IHK di Sulawesi Selatan sebesar 0,06 persen atau terjadi peningkatan IHK dari 105,23 pada Mei 2020 menjadi 105,29 pada Juni 2020. Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu
Trw I (2019) Trw II (2019) Trw III (2019) Trw IV (2019) Trw I (2020) Trw II (2020) Pertanian 14,19 13,63 4,97 -27,54 16,29 15,93 Listrik -6,48 3,51 0,35 11,72 -8,93 5,68 PDRB 0,31 6,77 5,13 -5,42 -2,91 -0,41 -30 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 13
kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,08 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,11 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,10 persen dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,35 persen. Sementara itu kelompok transportasi mengalami deflasi sebesar -0,09 persen. Tingkat inflasi tahun kalender sebesar 1,96 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Juni 2020 terhadap Juni 2019) sebesar 2,30 persen.
Tabel II.1.
IHK dan Tingkat Inflasi Gabungan 5 Kota Juni 2020,
Tahun Kalender 2020, dan Tahun ke Tahun Provinsi Sulawesi Selatan Menurut Kelompok Pengeluaran COICOP (2018=100)
No. Kelompok IHK Juni
2019 IHK Mei 2020 IHK Juni 2020 Tingkat Inflasi Juni 2020 Tingkat Inflasi Tahun Kalender 2020 (%) Tingkat Inflasi Tahun ke Tahun (%) Andil Inflasi Juni 2020 (%) -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 Umum 102,93 105,23 105,29 0,06 1,96 2,30 0,06
1 Makanan, Minuman, dan Tembakau 104,27 107,34 107,42 0,08 3,22 3,02 0,022 2 Pakaian dan Alas Kaki 104,03 105,89 106,01 0,11 1,48 1,90 0,010 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar Lainnya 100,78 101,12 101,12 0,00 0,01 0,33 0,000 4
Perlengkapan, Peralatan, dan Pemeliharaan Rutin Rumah
Tangga 102,71 104,21 104,21 0,00 1,00 1,46 0,000 5 Kesehatan 102,20 106,81 106,82 0,01 4,07 4,52 0,000 6 Transportasi 104,51 105,96 10,87 -0,09 1,71 1,30 -0,010 7 Informasi, Komunikasi, dan Jasa Keuangan 100,53 99,84 99,85 0,00 -0,66 -0,68 0,000 8 Rekreasi, Olahraga, dan Budaya 101,97 103,54 103,56 0,01 0,33 1,56 0,000 9 Pendidikan 100,14 102,37 102,37 0,00 0,00 2,23 0,000 10 Penyediaan Makanan dan Minuman/ Restoran 102,05 105,96 106,08 0,10 3,75 3,95 0,008 11 Perawatan Pribadi dan Jasa Lainnya 103,45 110,18 110,56 0,35 4,09 6,87 0,026
1) Persentase perubahan IHK bulan April 2020 terhadap IHK bulan sebelumnya 2) Persentase perubahan IHK bulan April 2020 terhadap IHK bulan Desember 2019 3) Persentase perubahan IHK bulan April 2020 terhadap IHK bulan April 2019
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 14
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Juni 2020 antara lain: daging ayam ras, bawang merah, air kemasan, emas perhiasan, biaya cuci kendaraan, hamburger, susu kental manis, shampo, angkutan antarkota, kangkung. Sedangkan beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga seperti: cabai rawit, bawang putih, tarif angkutan udara, gula pasir, tomat, kentang, cabai merah, ikan teri, telur ayam ras, cumi-cumi.
Sementara itu, besaran andil masing-masing kelompok pengeluaran terhadap perkembangan inflasi gabungan bulan Juni 2020 yaitu: kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,022 persen; kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,010 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,000 persen; kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,000 persen; kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,000 persen; kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,008 persen; serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,026 persen. Sementara itu kelompok transportasi memberikan andil deflasi sebesar 0,010 persen.
Pada Juni 2020 inflasi gabungan 5 kota IHK di Sulawesi Selatan sebesar 0,06 persen dengan Indeks Harga konsumen (IHK) sebesar 105,29. Dari lima kota IHK di Sulawesi Selatan seluruh kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kota Parepare sebesar 0,65 persen dengan IHK sebesar 104,40 dan inflasi terendah terjadi di Kota Makassar sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 105,51.
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 15 Tabel II.2.
IHK, Inflasi Bulan April 2020, Tahun Kalender, dan Year on Year Di Bulukumba, Watampone, Makassar, Parepare, Palopo dan
Gabungan 5 Kota (2018=100)
No. Inflasi Bulukumba Watampone Makassar Parepare Palopo Gabungan 5 Kota
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 IHK 106,06 103,69 105,51 104,40 104,25 105,29
2 Inflasi 0,03 0,14 0,01 0,65 0,07 0,06
3 Inflasi Tahun Kalender 1,68 1,28 2,10 1,55 0,98 1,96 4 Inflasi Year on Year 2,50 1,63 2,48 1,32 1,16 2,30
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan
Perkembangan inflasi kelompok bahan makanan pada Juni 2020, Bulukumba; Watampone; Parepare dan Palopo inflasi masing-masing sebesar 0,03 persen; 0,00 persen; 3,40 persen dan 0,48 persen; sedangkan Kota Makassar deflasi sebesar 0,31 persen.
Gabungan dari kelima kota tersebut menunjukkan bahwa kelompok bahan makanan di Sulawesi Selatan mengalami inflasi sebesar 0,00 persen atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) yang tidak signifikan dari 106,25 pada Mei 2020 menjadi 106,26 pada Juni 2020. Andil kelompok bahan makanan terhadap inflasi gabungan secara umum sebesar 0,001 persen.
Tabel II.3.
Tingkat Inflasi Menurut Bahan Makanan
Di Bulukumba, Watampone, Makassar, Parepare, Palopo dan Gabungan 5 Kota (2018=100)
No. Inflasi Bulukumba Watampone Makassar Parepare Palopo Gabungan 5 Kota
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
1 IHK Juni 2020 98,85 101,84 107,20 102,43 106,81 106,26 2 Inflasi Bulanan 0,03 0,00 -0,31 3,40 0,48 0,001 3 Inflasi Tahun Kalender 0,30 1,11 2,62 3,66 3,04 2,55 4 Inflasi Year on Year -2,28 -0,25 2,23 -0,68 2,53 1,77 5 Andil terhadap Inflasi Juni 2020 0,007 0,000 -0,061 0,723 0,127 0,001
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 16 b. Ketenagakerjaan
Jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Selatan yang termasuk dalam usia kerja bulan Februari 2020 sebanyak 6.447.949 orang. Dari jumlah tersebut, penduduk yang tergolong angkatan kerja mencapai 4.160.680 orang dengan komposisi 3.908.181 adalah penduduk yang bekerja dan 252.499 orang penduduk yang menganggur. Dibandingkan Februari 2019, jumlah angkatan kerja terjadi penambahan angkatan kerja sebanyak 842 orang. Jumlah orang yang bekerja berkurang sebanyak 26.376 orang, sebaliknya jumlah orang yang menganggur bertambah sebanyak 27.218 orang. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) pada Februari 2020 sebesar 64,53 persen. TPAK Februari 2020 lebih rendah -0,76 poin dibandingkan Februari 2019. Penurunan TPAK memberikan indikasi adanya potensi ekonomi dari sisi pasokan (supply) tenaga kerja yang juga menurun.
Tabel II.4.
Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas Menurut Kegiatan di Sulawesi Selatan Feb. 2018 – Feb. 2020
No Kegiatan Utama Februari 2019 Februari 2020
Perubahan Februari 2019 -
Februari 2020
(1) (2) (3) (4)
1 Penduduk Usia Kerja 6,371,451 6,447,949 76,498 2 Angkatan Kerja 4,159,838 4,160,680 842
Bekerja 3,934,557 3,908,181 -26,376 Menganggur 225,281 252,499 27,218 3 Angkatan Kerja (TPAK) Tingkat Partisipasi 65,29 % 64,53 % -0,76
4 Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) 5,42 6,07 0,65
Pada Februari 2020, TPAK laki-laki sebesar 82,08 persen sementara TPAK perempuan hanya 48,29 persen. Dibandingkan Februari 2019, TPAK laki-laki meningkat sebesar 0,77 poin sedangkan TPAK perempuan menurun sebesar 2,20 poin.
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 17 Grafik II.4.
Perkembangan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Sulawesi Selatan Menurut Jenis Kelamin, Februari 2017 –
Februari 2020
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) adalah indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat penawaran tenaga kerja yang tidak digunakan atau tidak terserap oleh pasar kerja. Pada Februari 2020, TPT Sulawesi Selatan sebesar 6,07 persen, mengalami kenaikan dibandingkan Februari 2019 yang besarnya 5,42 persen. TPT perkotaan sebesar 7,83 persen, lebih tinggi dibandingkan TPT perdesaan yang besarnya 4,70 persen. Dibandingkan Februari 2019, baik TPT perkotaan maupun TPT perdesaan keduanya mengalami peningkatan.
81,31 82,08
50,49 48,29
65,29 64,53
Februari 2019 Februari 2020
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 18 Grafik II.5.
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Sulawesi Selatan Menurut Daerah Tempat Tinggal dan Tingkat Pendidikan, Februari 2018 -
Februari 2020
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan
Dilihat dari tingkat pendidikan pada Februari 2020, TPT Diploma I/II/III paling tinggi diantara tingkat pendidikan yang lain yaitu sebesar 9,56 persen. TPT tertinggi terdapat pada Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebesar 9,07 persen disusul Sekolah Menenang Atas (Umum) sebesar 8,89 persen. Dengan kata lain terdapat penawaran tenaga kerja yang lebih banyak pada jenjang pendidikan Diploma I/II/III, SMK dan SMA, dibandingkan pada jenjang pendidikan SD dan SMP.
Berdasarkan lapangan pekerjaan utama pada Februari 2020, penduduk Sulawesi Selatan paling banyak bekerja pada sektor pertanian yaitu sebanyak 1.428.532 orang (36,55 persen), disusul oleh sektor perdagangan sebanyak 730.328 orang (18,69 persen).
1 ,2 3 4 ,4 1 1 1 ,4 2 1 1 ,2 9 7 ,0 2 6 ,5 5 3 ,2 4 ,5 5 8 ,8 9 9 ,0 7 9 ,5 6 8,71 SD SMP SMA SMK Diploma I/II/III Universitas Februari 2019 Februari 2020 7,52 7,83 3,86 4,7 5,42 6,07 0 2 4 6 8 Februari 2019 Februari 2020
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 19 Grafik II.6.
Persentase Penduduk yang Bekerja di Sulawesi Selatan
Menurut Lapangan Pekerjaan Utama, Februari 2019 - Februari 2020
Sumber : BPS Provinsi Sulawesi Selatan
Kondisi ketenagakerjaan baik menyangkut tingkat
pengangguran maupun penduduk yang bekerja tidak terlepas dari kinerja sektor-sektor perekonomian yang ada dalam menyerap tenaga kerja. Jumlah penduduk yang bekerja menurut sektor menunjukkan kemampuan sektor tersebut dalam menyerap tenaga kerja. Tingkat pengangguran terbuka di Sulawesi Selatan pada februari 2020 sebesar 6,07 persen, kondisi tersebut tentunya meleset dari apa yang ditargetkan pada RKPD Pokok Tahun 2020 sebesar 4,97. Meningkatnya tingkat pengangguran tersebut tidak terlepas dari rendahnya penyerapan tenaga kerja yang ada serta tingginya pangsa pekerja informal di Sulawesi Selatan sebesar 60% dari total pekerja (Sumber BI).
0.06 0.3 0.32 0.66 0.67 1.3 1.31 2.57 1.78 3.61 3.45 5.94 6.15 6.54 8.07 18.08 38.47 0,1 0,17 0,2 0,75 0,8 1,04 1,27 2,52 2,63 3,96 4,09 5,92 6,26 6,81 8,24 18,69 36,55 A Pertanian G Perdagangan C Industri Pengelohan D Administrasi Pemerintahan F Konstruksi P Jasa Pendidikan H Transportasi dan Pergudangan
Penyediaan Akomodasi & Makan Minum Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
R,S,T,U Jasa Lainnya M,N Jasa Perusahaan K Jasa Keuangan dan Asuransi
J Informasi dan Komunikasi B Pertambangan dan Penggalian
D Pengadaan Listrik dan Gas E Pengadaan Air
L Real Estate
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 20 c. Kemiskinan
Jumlah penduduk miskin di Sulawesi Selatan Maret 2020 sebesar 776,83 ribu jiwa, mengalami peningkatan sebesar 17,25 ribu jiwa terhadap September 2019 dan meningkat 9,03 ribu jiwa terhadap Maret 2019. Persentase penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar 8,72 persen juga naik sebesar 0,16 poin dari September 2019 dan naik 0,03 poin dari Maret 2019.
Secara absolut selama periode September 2019 – Maret 2020, penduduk miskin di daerah perkotaan mengalami peningkatan 11,41 ribu jiwa, sedangkan di daerah perdesaan juga mengalami peningkatan sebesar 5,84 ribu jiwa. Persentase penduduk miskin di perkotaan dan di perdesaan mengalami peningkatan masing-masing sebesar 0,27 dan 0,07 poin persen.
Tabel II.5.
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin Menurut Daerah, Maret 2019 - Maret 2020
Daerah/Tahun Jumlah Persentase
(Ribu Jiwa) 1 2 3 Perkotaan Maret 2019 170,10 44 Sep-19 162,39 4,22 Maret 2020 173,80 4,49
Perubahan Maret 2019-Maret 2020 3,70 0,05 Perubahan Sept 2019-Maret 2020 11,41 0,27
Perdesaan
Maret 2019 597,69 11,95
Sep-19 597,19 11,90
Maret 2020 603,03 11,97
Perubahan Maret 2019-Maret 2020 5,34 0,02 Perubahan Sept 2019-Maret 2020 5,84 0,07
Kota+Desa
Maret 2019 767,80 8,69
Sep-19 759,58 8,56
Maret 2020 776,83 8,72
Perubahan Maret 2019-Maret 2020 9,03 0,03 Perubahan Sept 2019-Maret 2020 17,25 0,16
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 21
Peningkatan penduduk miskin pada maret Tahun 2020, diiringi dengan masuknya pertama kali wabah pandemic covid-19 di Sulawesi Selatan pada bulan Maret. Penduduk msikin
diprediksikan akan semakin meningkat seiring dengan
bertambahnya tingkat pengangguran terbuka dan kontraksinya pertumbuhan ekonomi secara nasional maupun di Sulawesi Selatan.
Peningkatan kemiskinan pada awal pandemic covid-19 diakibatkan dengan adanya kebijakan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) untuk mencegah penyebaran virus corona (Covid-19), yang berdampak pada pembatasan pada aktivitas perekonomian seperti penutupan aktifitas perdagangan dan public, dan memengaruhi pendapatan penduduk. Kondisi pandemi ini memengaruhi seluruh lapisan masyarakat. Namun demikian, dampak yang lebih dalam paling dirasakan oleh masyarakat lapisan bawah.
Selain itu, sektor pariwisata juga menjadi salah satu penyebab meningkatnya jumlah penduduk miskin karena terdampak Covid-19. "Meskipun Covid-19 awal Maret 2020, pariwisata sudah terdampak sejak Februari ini terlihat dari penurunan jumlah wisatawan mancanegara. Berdampak ke hotel, penginapan, dan perajin, dikarenakan secara global pandemi covid-19 dimulai pada akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020. Terkait kondisi tersebut, target tingkat kemiskinan pada tahun 2020 sebesar 8,46 akan sulit terealisasi, dan akan terkoreksi pada angka 12,19 persen pada tahun 2020, koreksi angka tersebut diasumsikan bahwa pandemic covid-19 akan berlangsung lama dan tentunya diharapkan kebijakan baik di tingkat pusat maupun daerah, adalah memperkuat program perlindungan sosial untuk membantu
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 22
masyarakat, terutama mereka yang menjadi miskin atau makin miskin akibat pandemi COVID-19.
d. Gini Ratio
Salah satu ukuran ketimpangan yang sering digunakan adalah Gini Ratio. Semakin tinggi nilai Gini Ratio menunjukkan ketimpangan yang semakin tinggi. Gini ratio di Provinsi Sulawesi Selatan berfluktuasi dari waktu ke waktu. Gini Ratio pada September 2015 tercatat sebesar 0,404, naik di Maret 2016 yaitu 0,426, dan mengalami penurunan pada September 2016 menjadi 0,400. Pada Maret 2020, Gini Ratio tercatat sebesar 0,389, menurun dibanding September 2019 namun relatif sama dengan Maret 2019.
Berdasarkan daerah tempat tinggal, pada periode September 2019-Maret 2020 Gini Ratio di daerah perkotaan mengalami penurunan sebesar 0,009 poin yaitu dari 0,393 pada September 2019 menjadi 0,384 pada Maret 2020. Sedangkan di daerah perdesaan, nilai Gini Ratio mengalami kenaikan sebesar 0,002 poin di mana pada September 2019 sebesar 0,354 menjadi 0,356 pada Maret 2020.
Tabel II.6.
Gini Ratio Sulawesi Selatan Menurut Daerah, September 2015 - Maret 2020
Tahun Perkotaan Perdesaan Perkotaan+ Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Mar-19 0,394 0,345 0,389
Sep-19 0,393 0,354 0,391
Mar-20 0,384 0,356 0,389
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 23 Grafik II.7.
Perkembangan Gini Rasio Sulawesi Selatan Maret 2019 - Maret 2020
Sumber : Diolah dari Data Susenas
2.2. Perubahan Kebijakan Pendapatan Daerah
Dalam rangka memastikan capaian realisasi pendapatan daerah pada tahun 2020 sesuai yang diharapkan, dilakukan penyesuaian-penyesuaian pada rencana penerimaan pendapatan APBD Perubahan Tahun 2020 yang didasarkan pada kondisi yang berkembang maupun perubahan-perubahan asumsi pendapatan daerah dalam 6 (enam) bulan pertama Tahun Anggaran 2020, baik yang disebabkan peraturan perundang-undangan maupun perubahan kondisi ekonomi.
Dalam upaya menyesuaikan asumsi-asumsi dan perkiraan pendapatan daerah yang telah dibuat sebelumnya dengan kondisi dan perkembangan keadaan aktual, dibutuhkan penyesuaian terhadap rencana pendapatan daerah sehingga dapat benar-benar menunjang pencapaian target-target pembangunan daerah sebagaimana yang diharapkan. Pada awal tahun 2020, dunia dikejutkan dengan tersebarnya wabah Covid-19 yang sangat mempengaruhi aktifitas ekonomi dan sosial masyarakat. Termasuk di Indonesia dan Sulawesi Selatan pada khususnya,
0,394 0,345 0,389 0,393 0,354 0,391 0,384 0,356 0,389 0,32 0,33 0,34 0,35 0,36 0,37 0,38 0,39 0,4
Perkotaan Perdesaan Perkotaan + Perdesaan
Maret 2019 Sep-19 Maret 2020
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 24
adanya pandemi Covid-19 yang juga telah ditetapkan sebagai bencana nasional, memaksa asumsi-asumsi ekonomi yang telah dibuat sebelumnya harus direvisi mendalam serta diperhitungkan ulang dengan cermat dan akurat.
Secara keseluruhan jumlah PAD mengalami penurunan. Dampak pandemi Covid-19 pada proyeksi penerimaan pendapatan daerah Provinsi Sulawesi Selatan hampir menyentuh seluruh aspek dan jenis penerimaan. Dari kelompok penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD), pembatasan aktifitas sosial masyarakat secara luas dan disertai menurunnya kemampuan ekonomi wajib pajak menyebabkan penerimaan Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor mengalami penurunan dari yang sebelumnya. Selain itu, rencana penerapan sewa barang milik daerah juga mengalami hambatan sehingga mengkoreksi proyeksi penerimaan Lain-lain PAD Yang Sah dan dikembalikan menjadi penerimaan Retribusi Daerah. Adapun dari sektor Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan, dilakukan penyesuaian terhadap proyeksi deviden yang bersumber dari PT. Bank Sulselbar sesuai hasil Tahun Buku 2019.
Pada kelompok penerimaan dana transfer dari Pemerintah Pusat, kebutuhan anggaran untuk menangani pandemi Covid-19 juga membuat penetapan alokasi dana transfer ke daerah yang telah ditetapkan sebelumnya mengalami perubahan dengan diterbitkannya Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 35/PMK.07/Tahun 2020 tentang Pengelolaan Transfer ke Daerah dan Dana Desa Tahun Anggaran 2020 Dalam Rangka Penanganan Pandemi Covid-19 dan/atau Menghadapi Ancaman Yang Membahayakan Nasional dan juga disesuaikan dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 25
36/PMK.07/Tahun 2020 tentang Penetapan Alokasi Sementara Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Tahun Anggaran 2019 Dalam Rangka Penanganan Pandemi Covid-19. Penyesuaian yang dilakukan dari kedua PMK tersebut meliputi Dana Bagi Hasil Pajak dan Sumber Daya Alam, Dana Alokasi Umum dan Dana Alokasi Khusus baik Fisik maupun Non Fisik serta Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2020 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2020 tentang Perubahan Postur dan Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2020 dan yang terakhir dikeluarkannya Peraturan Menteri Keuangan Nomor 87/PMK.07/2020 tentang Pengelolaan Dana Insentif Daerah Tambahan Tahun Anggaran 2020 dalam rangka pemulihan ekonomi nasional yang diberikan kepada daerah yang berkinerja baik dalam penanganan pandemi Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Adapun pada kelompok penerimaan Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah dilakukan penyesuaian nilai rencana Hibah diantaranya dari PT. Jasa Raharja (Persero) yang disesuaikan dengan Naskah Perjanjian Hibah Daerah dan adanya rencana penambahan hibah berupa Hibah Jalan Daerah berdasarkan Surat Menteri Keuangan Republik Indonesia No. S-2/MK.7/2020 tentang Penetapan Pemberian Hibah Untuk Program Hibah Jalan Daerah (PHJD) Dari Sumber Dana Penerimaan Dalam Negeri TA 2020 serta sumbangan Partisipasi Pihak Ketiga penyadapan getah pinus yang beralih menjadi Retribusi Daerah.
Dengan penyesuaian-penyesuaian tersebut yang utamanya disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19 yang berdampak cukup signifikan pada perekonomian daerah dan proyeksi pendapatan daerah Provinsi Sulawesi Selatan, maka pada rencana pendapatan daerah di RAPBD Perubahan Tahun Anggaran 2020
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 26
secara akumulatif terdapat penurunan sebesar 6,67% dari yang direncanakan dalam APBD Pokok Tahun Anggaran 2020 ini.
2.3. Perubahan Kebijakan Belanja Daerah
Sesuai amanah Pasal 161 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah secara umum Perubahan APBD khususnya belanja daerah dapat dilakukan apabila terjadi :
a. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi KUA;
b. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar jenis belanja;
c. keadaan yang menyebabkan SiLPA tahun sebelumnya harus digunakan dalam tahun berjalan;
d. keadaan darurat; dan e. keadaan luar biasa.
Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah secara umum dikelompokkan dalam dua bagian: (1) anggaran yang dialokasikan melalui belanja langsung yang dialokasikan melalui belanja Satuan kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja (SKPD) dengan Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran; dan (2) anggaran yang dialokasikan melalui belanja tidak langsung yang dialokasikan melalui belanja Satuan kerja Perangkat Daerah/Unit Kerja (SKPD) dengan Kepala SKPD selaku Pengguna Anggaran dan Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD) selaku Pengguna Anggaran.
Dalam rangka melakukan penyesuaian atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 13 Tahun 2019 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020 dengan perkembangan dan/atau perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal yang menyebabkan harus dilakukannya perubahan/pergeseran
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 27
anggaran antar kelompok belanja, anggaran unit organisasi dan antar program dan kegiatan, serta antar jenis belanja.
Sebelum memasuki perubahan APBD TA.2020, Pemerintah Daerah telah melakukan 4 (empat) kali perubahan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 62 Tahun 2019 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2020 sebagai berikut:
1. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor Tahun 2020 Tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 62 Tahun 2019 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2020, perubahan tersebut dilakukan dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Nomor 11 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah.
2. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor Tahun 2020 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 62 Tahun 2019 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2020, perubahan tersebut dilakukan dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 20 Tahun 2020 Tentang Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 di Lingkungan Pemerintah Daerah.
3. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor Tahun 2020 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 62 Tahun 2019 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2020, perubahan tersebut dilakukan dalam rangka menindaklanjuti Keputusan Bersama Menteri Dalam
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 28
Negeri dan Menteri Keuangan Nomor 119/2813/SJ dan Nomor 117/KMK.07/2020 tentang Percepatan Penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2020 Dalam Rangka Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Serta Pengamanan Daya Beli Masyarakat dan Perekonomian Nasional. 4. Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor Tahun 2020 Tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 62 Tahun 2019 tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Selatan Tahun Anggaran 2020, perubahan tersebut dilakukan dalam rangka menindaklanjuti Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 39 Tahun 2020 Tentang Pengutamaan Penggunaan Alokasi Anggaran Untuk Kegiatan Tertentu, Perubahan Alokasi, Dan Penggunaan Anggaran Pendapatan Dan Belanja Daerah serta Keputusan Menteri Keuangan Nomor 15/KM.7/2020 Tentang Tata Cara Pengelolaan dan Rincian Alokasi Dana Cadangan Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) Tambahan Gelombang III Tahun Anggaran 2020.
Pemerintah Daerah akan melakukan penyesuaian atau perubahan kebijakan belanja daerah agar belanja pemerintah daerah tetap dapat berjalan dengan baik dan akuntabel sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Melaksanakan Pedoman adaptasi kebiasaan baru produktif dan aman Covid-19 dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah dengan memprioritaskan ketersediaan dana untuk penanganan pandemi Covid-19, yang antara lain bersumber dari alokasi Belanja Tidak Terduga dengan prioritas:
a. Penanganan kesehatan, berupa :
1) penyediaan dan/atau pemberian sarana prasarana kesehatan kepada masyarakat;
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 29
2) penyebarluasan informasi terkait pedoman adaptasi kebiasaan baru produktif dan aman Covid-19;
3) melakukan peningkatan kapasitas dan pelaksanaan uji sampel melalui penyediaan Mobile/Container Biosafety Level-2 (BSL-Level-2) sesuai ketentuan Peraturan Perundang-undangan; 4) peningkatan kapasitas dan kualitas fasilitas layanan
kesehatan yang menjadi kewenangan daerah, baik dari sisi SDM maupun sarana dan prasarana, terutama dalam kemampuan penanganan pandemi Covid19;
5) penyediaan dan penyiapan fasilitas yang menunjang protokol kesehatan dalam rangka produktif dan aman pada berbagai fasilitas umum seperti pasar, terminal, stasiun, kantor layanan pemerintah dan fasilitas-fasilitas lainnya;
6) melakukan pemantauan dan pengawasan secara ketat terhadap pelaksanaan protokol kesehatan guna menjaga kepatuhan dan disiplin masyarakat dalam mematuhinya; 7) melakukan upaya pelacakan dan pembatasan sosial dalam
hal terjadi transmisi lokal kasus pandemi Covid-19 di wilayah Masing-masing;
8) dukungan kegiatan penunjang lainnya terhadap upaya penanganan pandemi Covid-19 yang dilaksanakan oleh pemerintah pusat; dan
9) penanganan kesehatan lainnya. b. Penanganan dampak ekonomi, berupa:
1) pengadaan bahan pangan dan kebutuhan pokok dalam rangka menjaga ketahanan pangan daerah dan menjaga stabilitas harga barang yang dibutuhkan masyarakat;
2) peningkatan perekonomian daerah di sektor pariwisata terdampak Covid-19 melalui pelaksanaan kembali rapat-rapat kantor, Focus Group Discussion (FGD), seminar dan
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 30
sejenisnya di hotel atau tempat pertemuan sejenis dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan sesuai dengan kebutuhan dan status daerah terkait penyebaran Covid-19; 3) pemberian stimulus/subsidi kepada pelaku UMKM dan
koperasi berupa pemberian bantuan modal kerja, penguatan modal usaha, dan pembukaan akses terhadap lembaga keuangan serta pengoptimalan platform digital dalam kegiatan pemasaran;
4) promosi investasi domestik maupun internasional:
5) peningkatan pengelolaan kemaritiman, perikanan dan kelautan; dan
6) penanganan dampak ekonomi lainnya.
c. optimalisasi pelaksanaan penyediaan jaring pengaman sosial/social safety net, antara lain:
1) melaksanakan verifikasi dan validasi data terpadu kesejahteraan sosial, berkoodinasi dengan instansi pemerintah pusat yang menangani pendataan di maksud; 2) melakukan pemantauan dan evaluasi secara periodik
terhadap pelaksanaan pemberian berbagai jenis bantuan sosial dan/atau hibah yang telah diberikan oleh pemerintah pusat dan/atau pemerintah daerah;
3) melakukan pendataan terhadap daftar nama dan alamat penerima BLT Desa, dalam rangka menjaga tidak terjadi tumpang tindih dengan pelaksanaan bantuan sosial lainnya; 4) percepatan penyaluran pemberian hibah/bantuan sosial
dalam bentuk uang dan/atau barang dari Pemerintah Daerah secara memadai kepada antara lain:
a) individu/masyarakat yang terdapat atau memiliki resiko sosial seperti keluarga miskin, pekerja sektor informal/harian dan individu/masyarakat lainnya yang
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 31
memiliki risiko sosial akibat terdampak pandemic Covid-19;
b) fasilitas kesehatan milik masyarakat/swasta yang ikut serta melakukan penanganan pandemi Covid-19; dan c) instansi vertikal yang yang wilayah kerjanya berada dalam
daerah yang bersangkutan dalam rangka mendukung penanganan pandemi Covid-19.
Perubahan dilakukan, baik terhadap anggaran belanja langsung maupun anggaran belanja tidak langsung sesuai hasil
rekonsiliasi Belanja Pegawai seluruh SKPD sehingga
penyesuaiannya harus ditampung dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2020.
Struktur Belanja dalam APBD Tahun Anggaran 2020 disusun berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang dibagi ke dalam Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung dengan rincian sebagai berikut :
2.3.1. Perubahan Kebijakan Belanja Tidak Langsung
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, menyatakan bahwa Kelompok Belanja Tidak Langsung yang meliputi Belanja Pegawai, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, Belanja Bagi Hasil, Bantuan Keuangan dan Belanja Tidak Terduga merupakan belanja yang dianggarkan tidak terkait secara langsung
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 32
dengan pelaksanaan Program dan kegiatan, yang meliputi hal-hal sebagai berikut :
a. Belanja Pegawai
Belanja pegawai berupa Penganggaran alokasi belanja gaji pokok dan tunjangan Pegawai Negeri Sipil Daerah (PNSD); Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Gubernur, Wakil Gubernur, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Pegawai Negeri Sipil Daerah; Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi Gubernur, Wakil Gubernur, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Pegawai Negeri Sipil Daerah; Penganggaran Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Daerah; Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah; dan Penganggaran dana tambahan penghasilan guru Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Daerah disesuaikan dengan ketentuan perundang-undangan. Alokasi belanja gaji dan tunjangan PNSD mengalami penyesuaian anggaran antar SKPD berdasarkan realisasi anggaran sampai dengan Triwulan II dan secara umum perubahan tersebut diakibatkan antara lain :
1) penambahan PNSD baik melalui pengangkatan CPNS Formasi Tahun 2020 dan mutasi/perpindahan PNSD antar SKPD maupun antar daerah.
2) pengurangan pegawai pada beberapa SKPD akibat memasuki masa pensiun, mutasi ke SKPD lain.
3) terjadinya perubahan kebijakan dari pemerintah terkait pemberian Gaji ke14/Tunjangan Hari Raya dan gaji ke13.
Penganggaran penyelenggaraan jaminan kesehatan bagi Gubernur, Wakil Gubernur, Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Pegawai Negeri Sipil Daerah
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 33
penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi PNSD yang dibebankan pada APBD dengan mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara, sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara dan Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah serta Pimpinan dan Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah serta Pegawai Negeri Sipil Daerah, mengalami penyesuaian anggaran sesuai dengan realisasi anggaran sampai dengan Triwulan II.
Penganggaran penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi PNSD yang dibebankan pada APBD dengan mempedomani Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Pegawai Aparatur Sipil Negara, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 70 Tahun 2015 tentang Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi
Pegawai Aparatur Sipil Negara, dan Penganggaran
penyelenggaraan jaminan kecelakaan kerja dan kematian bagi Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah serta Pimpinan dan Anggota DPRD, yang dibebankan pada APBD disesuaikan dengan yang berlaku bagi pegawai Aparatur Sipil Negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, mengalami penyesuaian sesuai dengan realisasi anggaran sampai dengan Triwulan II.
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 34
Penganggaran Tambahan Penghasilan PNSD harus memperhatikan kemampuan keuangan daerah dengan persetujuan DPRD sesuai amanat Pasal 58 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019. Kebijakan dan penentuan kriterianya telah ditetapkan terlebih dahulu dengan Peraturan Gubernur Nomor 8 Tahun 2020 tentang Pedoman Pemberian Tambahan Penghasilan Bagi Pegawai Negeri Sipil dan Calon Pegawai Negeri Sipil Di Lingkungan Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sebagaimana diatur dalam Pasal 39 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, penganggarannya mengalami penyesuaian dan pergeseran antar SKPD menindaklanjuti perubahan regulasi sesuai dengan realisasi anggaran sampai dengan Triwulan II.
Penganggaran Hak Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota DPRD sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Admistratif Pimpinan dan Anggota DPRD, Penganggaran operasional Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2000 tentang kedudukan keuangan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dan Penganggaran Insentif Pemungutan Pajak Daerah dan Retribusi Daerah sesuai Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah mengalami penyesuaian sesuai dengan realisasi anggaran sampai dengan Triwulan II
Penganggaran Tunjangan Profesi Guru PNSD, Dana Tambahan Penghasilan Guru PNSD dan Tunjangan Khusus Guru PNSD yang bersumber dari APBN dianggarkan pada APBD
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 35
sesuai Peraturan Presiden tentang Rincian APBN Tahun Anggaran 2020 atau Peraturan Menteri Keuangan mengenai alokasi DAK Non Fisik TA. 2019 dan penganggarannya
disesuaikan dengan ketentuan perundang-undangan,
mengalami penyesuaian sesuai dengan realisasi anggaran sampai dengan Triwulan II, termasuk adanya sisa anggaran Tunjangan Profesi Guru PNSD Tahun 2019 yang belum tersalurkan.
b. Belanja Bunga
Belanja bunga digunakan untuk menganggarkan pembayaran bunga utang yang dihitung atas kewajiban pokok utang (principal outstanding) berdasarkan perjanjian pinjaman jangka pendek, jangka menengah, dan jangka Panjang sesuai Pasal 40 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
c. Belanja Subsidi
Belanja Subsidi digunakan untuk menganggarkan bantuan biaya kepada perusahaan/lembaga tertentu agar harga jual dari hasil produksinya terjangkau oleh masyarakat yang daya belinya terbatas. Produk yang diberi subsidi merupakan kebutuhan dasar dan menyangkut hajat hidup orang banyak. Sebelum belanja subsidi tersebut dianggarkan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Daerah harus terlebih dahulu harus dilakukan audit sesuai dengan ketentuan pemeriksaan pengelolaan dan tanggungjawab keuangan negara sebagaimana diatur dalam Pasal 41 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006, sebagaimana telah diubah
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 36
beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang perubahan kedua atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
d. Belanja Hibah
Belanja hibah berupa uang, barang, atau jasa dapat dianggarkan dalam APBD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan pemerintahan wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan, kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Belanja hibah diberikan kepada Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah lainnya, badan usaha milik negara, BUMD, dan/atau badan dan lembaga, serta organisasi kemasyarakatan yang berbadan hukum Indonesia yang secara spesifik telah ditetapkan peruntukannya.
Belanja hibah ditujukan untuk menunjang pencapaian sasaran program, kegiatan dan sub kegiatan Pemerintah Daerah
sesuai dengan kepentingan daerah dalam mendukung
terselenggaranya fungsi pemerintahan, pembangunan, dan kemasyarakatan dengan memperhatikan asas keadilan, kepatutan, rasionalitas, dan manfaat untuk masyarakat. Belanja hibah memenuhi kriteria paling sedikit:
(1) peruntukannya secara spesifik telah ditetapkan; (2) bersifat tidak wajib dan tidak mengikat;
(3) tidak secara terus menerus setiap tahun anggaran, kecuali: (a) kepada pemerintah pusat dalam rangka mendukung
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah untuk keperluan mendesak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; dan/atau
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 37
(b) ditentukan lain oleh ketentuan peraturan perundang-undangan.
(4) memberikan nilai manfaat bagi Pemerintah Daerah dalam
mendukung terselenggaranya fungsi pemerintahan,
pembangunan dan kemasyarakatan; dan (5) memenuhi persyaratan penerima hibah.
Ketentuan penganggaran belanja hibah yang bersumber dari APBD telah ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 58 Tahun 2016 tentang Tata Cara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penetausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring Dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari APBD Provinsi Sulawesi Selatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 150 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 58 Tahun 2016.
Sehubungan dengan hal tersebut dalam tataran perencanaan dan penganggaran belanja hibah, maka pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2020, Alokasi Belanja Hibah yang telah dianggarkan mengalami penyesuaian berdasarkan realisasi dan usulan dari calon penerima hibah sesuai dengan ketentuan perundang-undangan.
e. Belanja Bantuan Sosial
Belanja bantuan sosial berupa uang dan/atau barang dapat dianggarkan dalam APBD sesuai dengan kemampuan keuangan daerah setelah memprioritaskan pemenuhan belanja urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan, kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Belanja bantuan sosial digunakan untuk menganggarkan pemberian bantuan kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 38
masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan selektif yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial, kecuali dalam keadaan tertentu dapat berkelanjutan, yaitu bahwa bantuan sosial dapat diberikan setiap tahun anggaran sampai penerima bantuan telah lepas dari resiko sosial.
Ketentuan penganggaran belanja sosial yang bersumber dari APBD telah ditetapkan dengan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 58 Tahun 2016 tentang Tatacara Penganggaran, Pelaksanaan dan Penetausahaan, Pertanggungjawaban dan Pelaporan serta Monitoring Dan Evaluasi Hibah dan Bantuan Sosial Yang Bersumber Dari APBD Provinsi Sulawesi Selatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 150 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 58 Tahun 2016.
Dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2020, penganggaran Bantuan Sosial tidak mengalami penyesuaian alokasi anggaran.
f. Belanja Bagi Hasil Pajak kepada Kabupaten/Kota
Penganggaran Dana Bagi Hasil Pajak Daerah bersumber dari
pendapatan pemerintah provinsi kepada pemerintah
kabupaten/kota dengan mempedomani Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009. Besaran alokasi dana bagi hasil pajak daerah yang bersumber dari pendapatan pemerintah provinsi dianggarkan secara bruto. Pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020, penganggaran dana bagi hasil pajak daerah tersebut memperhitungkan rencana pendapatan pajak daerah Tahun Anggaran 2020, dan alokasi anggaran pelampauan target Tahun Anggaran 2019 yang belum direalisasikan kepada pemerintah kabupaten/kota atau alokasi kurang salur pada tahun sebelumnya. Dari aspek teknis penganggaran belanja bagi hasil pajak daerah maka akan diuraikan daftar nama pemerintah
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 39
Kabupaten/Kota selaku penerima bagi hasil pajak daerah sesuai kode rekening berkenaan.
Pada Perubahan APBD Tahun Anggaran 2020, Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan melakukan penyesuaian alokasi anggaran dana bagi hasil dengan memperhitungkan pendapatan pajak daerah pada Tahun Anggaran 2020 sesuai ketentuan perundang-undangan, termasuk mengalokasikan belanja Bagi Hasil Pajak kepada Kabupaten/Kota Tahun 2019 yang belum tersalurkan.
g. Belanja Bantuan Keuangan
Bantuan keuangan bersifat umum dan khusus, yang diberikan kepada kabupaten/kota, pemerintah desa, dan kepada pemerintah daerah Iainnya dalam rangka pemerataan dan/atau peningkatan kemampuan fiskal Daerah. Pengalokasian Belanja Bantuan Keuangan kepada Pemerintah Kabupaten/ Kota didasarkan pada pertimbangan untuk mengatasi kesenjangan fiskal, membantu pelaksanaan urusan pemerintahan daerah yang tidak tersedia atau tidak cukup tersedia alokasi dananya dan/atau menerima manfaat dari pemberian bantuan keuangan tersebut sesuai kemampuan keuangan daerah. Bantuan Keuangan bersifat stimulan, yang berdasarkan usulan/proposal yang diterima oleh Pemerintah Provinsi dari Pemerintah Kabupaten/Kota yang telah memenuhi syarat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Tatacara penganggaran, pelaksanaan dan pertanggung jawaban belanja bantuan keuangan mengacu dan memperhatikan ketentuan Pasal 47 dan Pasal 133 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 40
Nomor 53 Tahun 2019 Tentang Tatacara Pemberian dan Pertanggungjawaban Bantuan Keuangan Yang Bersumber Dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Provinsi Sulawesi Selatan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 34 Tahun 2020.
Bantuan Keuangan dapat dianggarkan sesuai dengan
kemampuan keuangan daerah setelah memprioritaskan
pemenuhan belanja urusan pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan serta alokasi belanja yang diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan, kecuali ditentukan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Dalam Perubahan APBD Tahun Anggaran 2020 terjadi penyesuaian bantuan keuangan khususnya Bantuan Keuangan Kepada Penerima Bantuan Iuran (PBI) BPJS Kesehatan sesuai Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor 136 Tahun 2018 tentang Pedoman Pelaksanaan Program Pelayanan Kesehatan Gratis Integrasi ke Program Jaminan Kesehatan Nasional, dan alokasi Bantuan Keuangan diuraikan dalam daftar nama pemerintah kabupaten/pemerintahan desa dan partai politik selaku penerima bantuan keuangan sebagai rincian obyek penerima bantuan keuangan sesuai kode rekening berkenaan.
h. Belanja Tidak Terduga
Penganggaran belanja tidak terduga dilakukan secara rasional dengan mempertimbangkan realisasi Tahun Anggaran 2019 dan kemungkinan adanya kegiatan-kegiatan yang sifatnya tidak dapat diprediksi sebelumnya, diluar kendali dan pengaruh pemerintah daerah.
Penganggaran Belanja Tidak Terduga mengacu pada Pasal 68 Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah dan Peraturan Gubernur Sulawesi Selatan Nomor
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 41
24 Tahun 2013 Tentang Tatacara Pemberian dan
Pertanggungjawaban Belanja Tidak Terduga untuk Tanggap Darurat Bencana Dan Penanganan Gangguan Keamanan Serta Penghentian Konflik Sosial Provinsi Sulawesi Selatan.
Belanja Tidak Terduga digunakan untuk belanja kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam atau tanggap darurat bencana; bencana sosial yang tidak diperkirakan sebelumnya antara lain : Penanganan Gangguan Keamanaan, Penghentian Konflik Sosial termasuk kegiatan untuk keperluan mendesak serta pengembalian atas kelebihan penerimaan daerah tahun-tahun sebelumnya yang telah ditutup. Belanja tidak terduga merupakan belanja untuk mendanai kegiatan yang sifatnya tidak biasa atau tidak diharapkan terjadi berulang yang meliputi : Keadaan Darurat dan Keperluan Mendesak.
Penggunaan Belanja Tidak Terduga tahun ini sangat besar, hal tersebut digunakan untuk penanganan pencegahan COVID-19 yang saat ini mewabah di dunia bahkan di Indonesia khususnya.
2.3.2. Perubahan Kebijakan Belanja Langsung
Selanjutnya terkait dengan kebijakan langsung pada masing-masing perangkat daerah secara umum mengalami rasionalisasi anggaran yang bertujuan untuk percepatan penanganan COVID-19 yang berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Keuangan Nomor 119/2813/SJ dan Nomor 117/KMK.07/2020 tentang Percepatan Penyesuaian Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun 2020 Dalam Rangka Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) Serta Pengamanan Daya Beli Masyarakat dan Perekonomian Nasional, yang mengamantakan bahwa:
Perubahan Kebijakan Umum APBD Tahun Anggaran 2020 42
a) rasionalisasi belanja barang/jasa sekurang-kurangnya sebesar 50% dengan mengurangi anggaran belanja terutama untuk: perjalanan dinas dalam dan luar daerah, barang pakai habis untuk keperluan kantor, cetak dan penggandaaan, pakaian dinas dan atributnya, serta pakaian khusus hari-hari tertentu,
pemeliharaan, perawatan kendaraan bermotor, sewa
rumah/gedung/gudang/parkir, sewa sarana mobilitas, sewa alat berat, Jasa kantor dan sewa antara lain untuk langganan daya listrik, air, telekomunikasi, media cetak, dan peralatan; Jasa konsultansi; Tenaga ahli/instruktur/narasumber; uang yang diserahkan kepada pihak ketiga masyarakat; Makanan dan minuman, serta paket rapat di kantor dan di luar kantor; dan/ atau Sosialisasi, workshop, bimbingan teknis, pelatihan, dan kelompok diskusi terfokus (focus group discussion), serta pertemuan lain yang mengundang banyak orang.
b) rasionalisasi belanja modal sekurang-kurangnya sebesar 50% dengan mengurangi anggaran belanja, terutama untuk: pengadaan kendaraan dinas/operasional; Pengadaan mesin dan alat berat; Pengadaan tanah; Renovasi ruangan/gedung, meubelair, dan perlengkapan perkantoran; Pembangunan gedung baru dan/atau; Pembangunan infrastruktur lainnya yang masih memungkinkan untuk ditunda tahun berikutnya.
2.4. Perubahan Kebijakan Pembiayaan Daerah
Berdasarkan Pasal 22 dan Pasal 59 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011, bahwa Pembiayaan Daerah terdiri dari Penerimaan Pembiayaan dan Pengeluaran Pembiayaan.