DESTINASI WISATA
i KATA PENGANTAR
Penyusunan Laporan pendahuluan dari Pekerjaan Sistem Informasi Pariwisata
Daerah Berbasis Web di Kabupaten Lombok Utara merupakan Laporan awal dari serangkaian kegiatan. Laporan ini menjelaskan tentang pendahuluan, profil kawasan,
maksud, tujuan, sasaran, metodologi dan metode analisa perencanaan.
Laporan ini keberadannya penting sebagai landasan bagi Kabupaten Lombok Utara
sebagai tahapan awal dari kebijakan terkait dengan penanganan pariwisata. Karakteristik
kajian ini diwarnai oleh pembahasan terhadap Penysusunan Informasi berbasis Web pada
kawasan wisata di Kabupaten Lombok Utara.
Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dan
telah membantu kelancaran penyusunan naskah Laporan pendahuluan dalam Sistem
Informasi Pariwisata Daerah Berbasis Web di Kabupaten Lombok Utara Semoga pembahasan secara singkat ini dapat bermanfaat bagi pelaku-pelaku pembangunan terkait
lainnya. Terimakasih.
Lombok Utara, 2014
ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I.PENDAHULUAN ... 1 1.1.Latar Belakang ... 1 1.2.Tujuan ... 4 1.3.Manfaat ... 5
1.4.Ruang Lingkup dan Lokasi Kegiatan ... 5
1.4.1.Ruang Lingkup Kegiatan ... 5
1.4.2.Lokasi Kegiatan ... 5
1.5.Sistematika Pembahasan ... 6
BAB II.LANDASAN TEORI ... 7
2.1. Pariwisata ... 7
2.1.1.Pengertian Pariwisata ... 7
2.1.2.Pengembangan Kepariwisataan ... 8
2.1.3.Jenis Pariwisata ... 10
2.1.4.Motivasi Melakukan Perjalanan Wisata ... 12
2.2. Sistem Informasi Geografis ... 14
2.2.1.WebGIS ... 15
2.2.2.Interactive Web Maps ... 16
BAB III.METODE PELAKSANAAN ... 30
3.1. Teknik Pengumpulan Data ... 31
3.2. Metode Pengumpulan Data... 32
3.3. Prosedur Survei ... 33
3.4. Alat dan Bahan Penelitian ... 34
3.5. Teknik Analisis Data ... 35
3.6. Perancangan sistem ... 38
BAB IV.PROFIL WILAYAH ... 43
4.1. Batas Administratif ... 43
4.2. Kondisi Fisik Wilayah ... 45
4.2.1Kondisi Topografi ... 45
4.2.2Iklim dan Curah Hujan ... 45
4.2.3Ketinggian48 4.2.4Hidrologi 48 4.2.5. Penggunaan Lahan ... 50
4.3. Kependudukan ... 52
iii
4.5. Potensi Bencana Alam ... 57
4.6. Potensi Pariwisata ... 60
4.7. Potensi Ekonomi Wilayah ... 63
4.8. Potensi Bencana Alam ... 50
4.9. Potensi Pariwisata ... 53
4.10.Potensi Ekonomi Wilayah ... 56
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 66
5.1. Profil Pariwisata Kabupaten Lombok Utara... 66
5.2. Objek Wisata Alam Di Kabupaten Lombok Utara ... 68
5.2.1.Wisata Alam ... 68
5.2.2.Wisata Budaya ... 79
5.2.3.Wisata Kuliner ... 84
5.3. Pemrograman Web ... 87
BAB VI ANALISIS DAN PEMBAHASAN ... 92
6.1. Kesimpulan ... 92
iv DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Luas Daerah Kabupaten Lombok Utara Dirinci Menurut Kecamatan (Km2) ... 44 Tabel 4.2 Jumlah Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan, Desa Dan Dusun Tahun 2012 ... 44 Tabel 4.3 Temperatur , Tekanan Udara dan Kecepatan Angindi Kabupaten Lombok Utara Tahun 2013 ... 45 Tabel 4.4 Curah Hujan di Kabupaten Lombok Utara Tahun 2013 ... 46 Tabel 4.5 Tinggi Kota/Tempat Dari Permukaan Laut Kabupaten Lombok Utara Tahun 2013 .... 48 Tabel 4.6 Banyaknya Sungai Di Kabupaten Lombok Utara Di Rinci Menurut Kecamatan ... 49 Tabel 4.7 Luas Tanah Menurut Penggunaan LahanKabupaten Lombok Utara Tahun 2013 ... 50 Tabel 4.8 Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Rasio Jenis Kelamin Kabupaten Lombok Utara Tahun 2013 ... 52 Tabel 4.9 Persentase Rumah Tangga di Kabupaten Lombok Utara Menurut Status Penguasaan Bangunan, Tahun 2013 ... 53 Tabel 4.10 Persentase Rumah Tangga di Kabupaten Lombok Utara Menurut Jenis Dinding Terluas, Tahun 2012 ... 54 Wilayah NTB Cabang Mataram Tahun 2012 ... 55 Tabel 4.11 Banyaknya KWH Terjual, Pelanggan Dan Daya Tersambung Pada PLN ... 55 Tabel 4.12 Jumlah Pelanggan Air Bersih Menurut Kategori Pelanggan Pada Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Lombok Utara, Tahun 2012 ... 56 Tabel 4.13 Sebaran Jenis Potensi Rawan Bencana per Kecamatan 2009 ... 58 Tabel 4.14 Peristiwa Bencana Alam yang Terjadi Kabupaten Lombok Utara Tahun 2012 ... 59 Tabel 4.15 Nama Dan Jenis Beberapa Obyek Wisata Kabupaten Lombok Utara, Tahun 2013 ... 61 Tabel 4.16 Inventarisasi Beberapa Atraksi Dan Sanggar Kesenian Kabupaten Lombok Utara, Tahun 2012 ... 62 Tabel 4.17 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Kabupaten Lombok Utara Menurut Lapangan Usaha, 2009-2011 ( Rp 000.000) ... 64 Tabel 5.1 Banyaknya Hotel, Kamar dan Tempat Tidur Dirinci Menurut Jenis dan Kecamatan Tahun 2013 ... 66 Tabel 5.2 Jumlah Wisatawan Nusantara Dan Mancanegara Yang Menginap Di Hotel Berbintang Menurut Jenis Dan Kecamatan Tahun 2013 ... 67
v DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Model OpenGIS (Doyle, 1999) ... 17
Gambar 2.2 Arsitektur SIG berbasis web ... 19
Gambar 2.3 Aplikasi pada sisi server ... 21
Gambar 2.4 Aplikasi pada sisi client ... 22
Gambar 2.5 Posisi medium client menurut OpenGIS ... 23
Gambar 2.6 Siklus Pengembangan SIG Berbasis WEB ... 25
Gambar 2.7 Antarmuka aplikasi SIG berbasis Web yang telah dikembangkan ... 28
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Sistem Informasi Pariwisata Daerah Kabupaten Lombok Utara ... 30
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian ... 42
Gambar 5.1. Kawasan Wisata Gili Trawangan ... 69
Gambar 5.2. Kawasan Wisata Gili Meno ... 70
Gambar 5.3. Kawasan Wisata Gili Air ... 71
Gambar 5.4. Gerbang Pusuk Pas ... 73
Gambar 5.5. Panorama Hutan Pusuk ... 73
Gambar. 5.6. Sunset Point di Malimbu ... 74
Gambar 5.7. Pantai Sira ... 75
Gambar 5.8. Air Terjun Kerta ... 76
Gambar 5.9. Air Terjun Tiu Pupus ... 77
Gambar 5.10. Air Terjun Senaru ... 78
Gambar 5.11. Rumah Adat Segenter ... 79
Gambar 5.12. Rumah Adat Karang Bajo ... 80
Gambar 5.13. Masjid Kuno Bayan ... 81
Gambar 5.14. Masjid Kuno Sesait ... 83
Gambar 5.15. Desa Adat Senaru ... 84
Gambar 5.16. Sate Ikan Tanjung ... 85
Gambar 5.17. Lokasi Lapak Penjual Ikan Bakar Nipah ... 86
Gambar 5.18. Opak-opak Pelecing ... 86
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pariwisata merupakan suatu aset yang strategis untuk mendorong pembangunan pada
wilayah-wilayah tertentu yang mempunyai potensi objek wisata, sebagai salah satu sektor
pembangunan yang dapat memacu pertumbuhan ekonomi suatu wilayah (Soemardjan, 1977:58),
dengan adanya perkembangan industri pariwisata di suatu wilayah, arus urbanisasi ke kota- kota
besar dapat lebih ditekan. Hal ini disebabkan pariwisata memiliki tiga aspek pengaruh yaitu
aspek ekonomis (sumber devisa, pajak- pajak), aspek sosial,(penciptaan lapangan kerja) dan
aspek budaya (Hartono, 1974:45). Keberadaan sektor pariwisata tersebut seharusnya
memperoleh dukungan dari semua pihak seperti pemerintah daerah sebagai pengelola,
masyarakat yang berada di lokasi objek wisata serta partisipasi pihak swasta sebagai
pengembang.
Sektor pariwisata sebagai salah satu kegiatan ekonomi telah menjadi andalan potensial
dan prioritas pengembangan bagi sejumlah negara, terlebih bagi negara berkembang seperti
Indonesia. Negara Indonesia memiliki potensi wisata yang luas dengan daya tarik wisata cukup
besar, dan banyaknya keindahan alam dikarenakan kondisi geografis Indonesia yang memiliki
keanekaragaman bentang alam.
Sebagaimana disebutkan dalam UU No. 9 Tahun 1990 tentang pengertian pariwisata: “pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan
2
obyek dan daya tarik wisata erat usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut” (pasal 1). Adanya
berbagai kekayaan alami memerlukan suatu pengelolaan yang sungguh-sungguh sehingga akan
bermanfaat bagi kemakmuran masyarakat dan kemajuan bangsa Indonesia. Salah satu potensi
yang dimiliki bangsa Indonesia adalah potensi wisata. Pariwisata di Indonesia memiliki peranan penting yakni: “ Untuk memperluas dan meratakan kesempatan berusaha, lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperbesar pendapatan nasional dalam rangka
meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat serta memupuk rasa cinta tanah air,
memperkaya budaya nasional, dan menetapkan pembinaannya dalam rangka memperkukuh jati diri bangsa dan mempererat persahabatan antar bangsa”.
Pengembangan pariwisata tidak lepas dari unsur fisik maupun non fisik (sosial, budaya,
dan ekonomi), maka dari itu perlu diperhatikan peranan unsur tersebut. Faktor geografi
merupakan salah satu faktor yang penting untuk pertimbangan aspek pariwisata. Iklim
merupakan salah satu faktor yang mampu menumbuhkan serta menimbulkan variasi lingkungan
alam dan budaya, selain itu juga perbedaan karakteristik fisik suatu wilayah menjadi salah satu
daya tarik pariwisata di suatu daerah. Sehingga dalam mengembangkan kepariwisataan
karakteristik fisik dan non fisik suatu wilayah perlu diketahui.
Pariwisata juga merupakan suatu sektor yang tidak jauh berbeda dengan sektor yang
lain, karenan dalam proses perkembangannya pariwisata mempunyai dampak atau pengaruh di
bidang sosial dan ekonomi. Pengaruh yang ditimbulkan tersebut dapat berupa pengaruh positif
maupun negatif terhadap kehidupan masyarakat setempat. Untuk mencegah perubahan itu kearah
negatif maka diperlukaan suatu perencanaan yang mencakup aspek sosial dan ekonomi, sehingga
sedapat mungkin masyarakat setempat ikut terlibat di dalam perencanaan dan pengembangan
3
yang bersangkutan (Kodyat, 1982: 4). Proses pembangunan dan pengembangan suatu wilayah
dapat ditunjang oleh potensi wisata yang dimilikinya.
Tahun 2008 nerupakan awal berdirinya Kabupaten Lombok Utara setelah melepaskan
diri dari Kabupaten Lombok Barat, pemekaran Kabupaten Lombok Utara dilatar belakangi oleh
potensi yang dimiliki terutama potensi alam baik dibidang pertanian maupun pariwisata.
Keberadaan kabupaten baru memerlukan informasi tentang keadaan dan karakteristik daerah itu
sendiri. Oleh sebab itu diperlukan suatu sumber informasi dalam bentuk peta dan web yang dapat
memudahkan masyarakat dalam mengakses informasi mengenai keadaan umum atau potensi
yang terdapat di Kabupaten Lombok Utara.
Secara administratif Kabupaten Lombok Utara memiliki 5 wilayah kecamatan,
menyimpan berbagai objek wisata yang cukup potensial untuk program jangka panjang. Objek
wisata di Kabupaten Lombok Utara dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu : wisata alam, dan
wisata budaya. Wisata alam meliputi: Gili Air, Gili Meno, Gili Trawangan, Pantai Sire,
Malimbu, Pantai Nipah, Pantai Medana, Montong Pal, Hutan Pusuk (Monkey Forest), Air Terjun
Gangga, Air Terjun Senaru, Air Terjun Tiu Teja dan Taman Nasional Gunung Rinjani.
Sedangkan wisata budaya meliputi: Masjid Bayan Beleq, Rumah Adat Segenter, Rumah ADat
karang Bajo, Peresean, dan Gendang Beleq.
Keindahan alam, serta pesona Kabupaten Lombok Utara telah dikenal oleh berbagai
negara di dunia. Hal ini terbukti dengan meningkatnya wisatawan yang datang setiap tahunnya,
baik wisatawan asing maupun wisatawan domestik. Sektor pariwisata inilah yang menjadi salah
satu sektor andalan bagi Kabupaten Lombok Utara.
Kabupaten Lombok Utara pada saat ini masih memerlukan pengembangan di sektor
4
masih kurang memadai, dan penyajian informasi tentang objek wisata masih belum bisa diakses
dengan mudah baik oleh masyarakat atau wisatawan.
Penyusunan website yang terintegrasi dengan Sistem Informasi geografi (SIG) atau
Geographic Information System (GIS), dapat mempermudah masyarakat untuk mengetahui data atau informasi di suatu wilayah tertentu, dengan SIG orang dapat menghasilkan suatu karya
berupa peta potensi objek wisata yang dapat digunakan sebagai alat bantu wisatawan untuk
mengunjungi objek wisata yang ada di Kabupaten Lombok Utara. Melalui Webgis dapat pula
dilakukan berbagai macam analisis berupa tampilan wilayah yang memiliki potensi-potensi
wisata yang berbeda sehingga dapat dikembangkan menjadi objek wisata yang banyak menarik
para wisatawan seperti halnya dengan Kabupaten Lombok Utara yang banyak memiliki objek
wisata alam, dan budaya. Keindahan alam berupa pantainya yang membentang dari ujung barat
sampai ujung timur dan keindahan Gunung Rinjani merupakan salah satu alasan mengapa
pengembangan objek wisata alam sangat pesat di daerah ini, selain itu kebudayaan Masyarakat
Sasak yang masih terjaga dengan baik di Kabupaten Lombok Utara menjadikan objek wisata
budaya merupakan tujuan wisatawan domestik maupun mancanegara untuk mengunjungi
Kabupaten Lombok Utara.
Penyusunan Jasa Konsultansi “Sistem Informasi Pariwisata Daerah Di Kabupaten
Lombok Utara” ini diharapkan mampu memberikan informasi yang baik dalam pengembangan
pariwisata di Kabupaten Lombok Utara.
1.2 Tujuan
Tujuan dari kegiatan ini adalah:
5
b. Membuat sistem informasi yang bisa diakses untuk keperluan Pariwisata termasuk
Wisatawan maupun para pelaku usaha pariwisata
c. Menghubungkan basis data ke dalam internet sehingga bisa diakses oleh dinas/instansi
lain sesuai keperluan.
1.3 Manfaat
Manfaat dari Jasa Konsultansi Sistem Informasi Pariwisata daerah Berbasis Web ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai data base pemerintah daerah Kabupaten Lombok Utara dalam pengelolaan Pariwisata di Kabupaten Lombok Utara
2. Sebagai informasi yang bisa diakses oleh masyarakat umum mengenai potensi dan kondisi objek pariwisatadi Kabupaten Lombok Utara.
1.4 Ruang Lingkup dan Lokasi Kegiatan
1.4.1 Ruang Lingkup Kegiatan
Ruang lingkup dari Sistem Infomasi Pariwisata Daerah Kabupaten Lombok Utara ini
adalah untuk menyusun, mengolah dan menampilkan data sebagai suatu kesatuan
informasi yang bisa diakses dengan mudah, sehingga bisa membantu perencanaan
program Pariwisata kabupaten
1.4.2 Lokasi Kegiatan
Lokasi kegiatan penugasan adalah Seluruh objek wisata baik itu alam maupun budaya di
6 1.5 Sistematika Pembahasan
BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang Jasa Konsultansi Sistem Informasi Pariwisata Daerah Berbasis Web Di Kabupaten Lombok Utara, serta tujuan dan sasaran kegiatan.
BAB II. STUDI LITERATUR
Bab ini menguraikan tentang kajian dasar teori dalam Jasa Konsultansi Konsultansi Sistem Informasi Pariwisata Daerah Berbasis Web Di Kabupaten Lombok Utara
BAB III. PROFIL UMUM WILAYAH
Bab ini berisi tentang gambaran umum Kabupaten Lombok Utara. Serta aspek teknis, kondisi fisik dasar wilayah Jasa Konsultansi Konsultansi Sistem Informasi Pariwisata Daerah Berbasis Web Di Kabupaten Lombok Utara
BAB IV. METODE & PENDEKATAN
Bab ini berisi tentang metodologi dan pendekatan didalam merumuskan kajian terhadap Jasa Konsultansi Sistem Informasi Pariwisata Daerah Berbasis Web Di Kabupaten Lombok Utara
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi tentang Pembahasan hasil survey dan lapangan serta analisis yang
dilakukan dalam merumuskan kajian terhadap Jasa Konsultansi Sistem Informasi Pariwisata Daerah Berbasis Web Di Kabupaten Lombok Utara
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi tentang Kesimpulan dan Saran setelah dilakukan analisis kajian terhadap Jasa Konsultansi Sistem Informasi Pariwisata Daerah Berbasis Web Di Kabupaten Lombok Utara
7
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Pariwisata2.1.1. Pengertian Pariwisata
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk
pengusahaan objek dan daya tarik serta usaha yang terkait dengan bidang tersebut (UU No.9
Tahun 1990). Dalam prakteknya pariwisata mempunyai kaitan erat dengan waktu senggang dan
rekreasi, yang mana pariwisata termasuk salah satu bagian aktifitas rekreasi. Rekreasi diartikan
sebagai suatu aktifitas secara sadar dilakukan dalam waktu senggang yang memberi pengaruh
bagi kondisi atau daya kreatif serta dilakukan dengan keinginan sendiri tidak karena paksaan dari
pihak lain (Santoso,2002: 1).
Dari batasan tersebut dapat diketahui bahwa terdapat beberapa faktor yang terkandung
dalam kepariwisataan, yaitu:
a. Perjalanan dilakukan untuk sementara waktu.
b. Perjalanan dilakukan dari satu tempat ke tempat lainnya.
c. Perjalanannya harus dikaitkan dengan pertamasyaan atau rekreasi.
d. Orang yang melakukan perjalanan tersebut tidak mencari nafkah ditempat yang dikunjungi
semata-mata hanya sebagai konsumen.
Beberapa konsep kepariwisataan dalam UU No.9 Tahun 1990 tentang kepariwisataan
disebutkan sebagai berikut:
a. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut
8
b. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata.
c. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata,
termasuk pengusahaan objek dan daya tarik serat usaha yang terkait dengan bidang tersebut.
d. Kepariwisataan adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan
penyelenggaraan pariwisata.
e. Usaha pariwisata adalah kegiatan yang bertujuan untuk menyelenggarakan jasa pariwisata
atau menyediakan atau mengusahakan objek dan daya tarik wisata, usaha lain yang terkait
dengan bidang tersebut.
f. Objek dan daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.
g. Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan
untuk memenuhi kebutuhan pariwisata.
2.1.2. Pengembangan Kepariwisataan
Pengembangan kepariwisataan dapat didefinisikan secara khusus sebagai upaya
penyediaan atau peningkatan fasilitas dan pelayanan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan
yang mencakup juga dampak yang terkait, seperti penyerapan atau penciptaan tenaga kerja
ataupun perolehan atau peningkatan pendapatan.
Dalam pengembangan kepariwisataan bukan saja ditentukan pada objeknya, akan tetapi
juga harus memperhatikan pada fasilitas pendukungnya. Untuk memuaskan wisatawan di tiap
objek wisata harus memiliki lima unsur yang bergantung yaitu atraksi (attraction), fasilitas
(facilities), atau pelayanan, Infrastruktur (infrastuctur), transpotasi (transportation), akomodasi (accommodation).
9
Unsur- unsur pengembangan kepariwisataan antara lain:
a. Atraksi
Atraksi atau daya tarik dapat menyebabkan wisatawan datang, yang kedatangannya mungkin
adanya transportasi, akomodasi, dan lain-lain memudahkan berlangsungnya perjalanan
wisata yang sengaja dibangun, kemudian orang tertarik juga untuk melakukan kegiatan
wisata yang lainnya.
b. Transportasi
Perkembangan transportasi berpengaruh atas arus wisatawan dan perkembangan akomodasi,
fleksibilitas arah perjalanan dalam objek wisata.
c. Akomodasi
Akomodasi atau tempat menginap dapat dibedakan antara yang dibangun untuk keperluan
umum (hotel, tempat pondokan, tempat berkemah masa liburan) dan yang diadakan khusus
perorangan untuk menampung atau menginap keluarga dan perkumpulan terbatas. Dalam
perkembangannya macam-macam akomodasi berubah menjadi lebih fleksibel baik dalam
bentuk maupun pengelolaannya.
d. Fasilitas dan Pelayanan
Penyediaan fasilitas dan pelayanan makin berkembang dan bervariasi sejalan dengan arus
wisatawan. Pelayanan jasa untuk kenyamanan dan jasa penjualan barang mewah.
e. Infrastruktur
Infrastruktur menjadi andalan utama dalam bidang kepariwisataan. Infrastruktur yang
memadai diperlukan untuk mendukung jasa pelayan dan fasilitas pendukung bagi objek
10
juga memberi manfaat (dapat digunakan) bagi penduduk setempat disamping mendukung
pengembangan pariwisata. Hal ini menyangkut tidak saja pembangunan infrastruktur
transportasi (jalan, pelabuhan, jalan kereta api) tetapi juga penyediaan saluran air minum,
penerangan listrik dan juga pembuangan saluran air limbah (Santoso, 2002:23-25).
2.1.3. Jenis Pariwisata
Pariwisata merupakan kegiatan yang mempunyai tujuan untuk mendapatkan
kenikmatan dan kepuasan. Bentuk atau sifat kepuasan yang diperoleh bagi setiap orang
berbeda-beda. Perbedaan tersebut dapat karena sifat dari orangnya sendiri yang memang sudah berbeda
dan juga dapat karena perbedaan jenis objek wisatanya. Sesuai dengan fungsi dari kegiatan
pariwisata, pariwisata dibedakan menjadi 6 jenis, yakni :
a. Pariwisata Pendidikan
Kepuasan yang diperoleh dari jenis kegiatan pariwisata pendidikan lebih bersifat wisata
rombongan berupa studi tour, studi banding atau yang lainnya. Wisata pendidikan
mempunyai tujuan untuk menunjukan, mengenalkan atau melihat variasi objek, kehidupan
seperti dalam usaha mengenal kehidupan alam, tumbuh-tumbuhan dan lainya.
b. Pariwisata Olah Raga
Melakukan pertandingan olah raga atau bermain sendiri, dengan keluarga seperti bermain
tennis di daerah pegunungan yang sejuk, kegiatan ini sekaligus termasuk pada kegiatan
wisata. Kepuasan dan kenikmatan yang didapat adalah karena kegiatan olah raga dan karena
tujuan berkunjung ke daerah objek wisata adalah untuk berolah raga, maka kegiatan wisata
11
c. Pariwisata Kebudayaan
Pariwisata kebudayaan merupakan kegiatan wisata dengan mengunjungi tempat atau
daerah-daerah yang memiliki kebudayaan yang diinginkan. Kebudayaan dapat berupa kesenian
daerah, adat istiadat masyarakat tertentu atau suatu bangunan museum seperti masjid agung
sumenep dan keraton sumenep. Objek ini merupakan karya seni dan budaya yang dapat
diberikan kepada orang lain dan dapat memberikan rasa senang dan rasa puas.
d. Pariwisata Kesehatan
Pariwisata merupakan konsumsi penting bagi orang-orang yang waktunya banyak terserap
dalam pekerjaanya, sehingga rekreasi dapat membuat kesegaran jasmani maupun rohani.
e. Pariwisata Ekonomi
Melakukan pariwisata atau rekreasi dikerjakan pada saat atau suasana yang sangat
memungkinkan, artinya tidak sedang terkait oleh suatu pekerjaan, sehingga dalam bahasa
pariwisata kegiatan pariwisata dilakukan pada waktu senggang.
f. Pariwisata Sosial
Satu jenis pariwisata lain yang bersifat sosial seolah-olah tidak mempunyai kaitan dengan
tujuan pariwisata secara umum. Namun sebenarnya kegiatan kegiatan pariwisata sendiri
mempunyai tujuan yang tersembunyi. Daerah atau objek wisata merupakan tempat
bekumpulnya orang banyak yang mempunyai latar belakang sosial budaya berbeda dan yang
mempunyai tujuan wisata yang berbeda. Oleh karena itu, setiap pengunjung obek wisata
dituntut dapat menghargai dan menghormati hak atau karya orang lain. Hal ini
12
dapat mentaati aturan dan larangan yang ditentukan oleh pengelola objek wisata (Sujali,
1989:20-24).
Jenis pariwisata yang terdapat di Kabupaten Lombok Utara termasuk kedalam 6
jenis pariwisata yang dijelaskan diatas. ini dikarenakan objek wisata pantai di Kabuptaen
Lombok Utara dapat digunakan sebagai tujuan wisata olahraga (kano, Surfing, dan Diving),
pendidikan (Taman Burung Gili Meno), budaya (Upacara Adat Larung Sesajen), kesehatan,
ekonomi, dan sosial.
2.1.4. Motivasi Melakukan Perjalanan Wisata
Secara khusus perjalanan dapat berbentuk perjalanan untuk rekreasi dan wisata yang
terbagi ke dalam tiga kategori utama yaitu perjalanan untuk beristirahat dan relaksasi, perjalanan
bisnis. Dan perjalanan wisata terbagi ke dalam klasifikasi sebagai berikut:
a. Menemui Keluarga dan Teman (visiting friends and relation)
Termasuk di dalamnya adalah pulang kampung atau mudik. Perjalanan ini menjadi salah
satu sumber penghasilan devisa dari kegiatan penduduknya diluar negeri.
b. Urusan Bisnis dan Dinas
Urusan bisnis dan dinas saat ini merupakan salah satu komponen penting dan mampu
menghasilkan pemasukan yang besar. Termasuk dalam jenis perjalanan ini adalah perjalanan
untuk rapat, perjalanan insentif, konvensi, konperensi, dan eksibisi atau eksposisi yang
dikenal sebagai MICE Industry (Meeting, Incentive, Converence and exhibitions).
13
Bentuk perjalanan ziarah merupakan salah satu motivasi melakukan perjalanan wisata yang
memiliki kemampuan yang besar dalam memperbesar penerimaan dan pemerataan
pendapatan bagi masyarakat tertentu. Sebagai salah satu contoh hasil yang diperoleh dari
perjalanan ziarah umat islam setiap tahunnya di Arab Saudi diakui atau tidak mampu
memberikan tambahan pendapatan dan devisa yang cukup besar bagi pemerintah Kerajaan
Arab Saudi.
d. Melihat dan Mempelajari Hal-hal baru
Perjalanan wisata ditujukan untuk mencari kebahagiaan batin dengan melihat dan menikmati
hal-hal baru yang tidak ditemui ditempat tinggalnya.
e. Mempelajari Kehidupan, Mata Pencaharian dan Adat Istiadat Masyarakat Lain
Pergi ke kota-kota besar dunia melihat bagaimana mereka hidup dan beradaptasi dengan
kondisi setempat merupakan hal yang menarik bagi masyarakat Indonesia. Pihak orang asing
merasa tertarik untuk melihat bagaimana masyarakat desa kita hidup.
f. Mempelajari Cara Hidup Nenek Moyang
Bagi sebagian kecil warga keturunan, pergi berwisata ke Beijing merupakan salah satu
motivasi yang kuat untuk mempelajari tempat asal usul mereka dan bagaimana nenek
moyang mereka hidup pada masa lalu.
g. Melakukan Hal-hal Yang Tidak Dapat Dilakukan di Tempat Kediaman
Bagi beberapa orang Indonesia menggemari pemain ski, pergi ke St. Moritz atau Colorado
merupakan keharusan karena kegiatan tersebut tidak dapat secara leluasa dilakukan di tanah
air.
14
Pergi berakhir pekan di suatu tempat yang berbedas dari tempat tinggalnya adalah
merupakan salah satu motivasi yang kuat bagi masyarakat untuk melakukan istirahat dan
relaks dari rutinitas yang mereka hadapi sehari-hari.
i. Meningkatkan Kesehatan Jiwa dan Raga
Pergi ke tempat-tempat seperti air panas untuk menyehatkan diri dari penyakit tertentu
merupakan salah satu motivasi manusia untuk meningkatkan kesehatan jiwa dan raga.
Termasuk di dalamnya adalah pergi ke tempat yang tenang adalah suatu jalan untuk
meningkatkan kesehatan jiwa (Makalam,1996; 2-3).
2.2.Sistem Informasi Geografis
Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah sistem komputer yang digunaka untuk
memasukkan (capturing), menyimpan, memeriksa dan mengintegrasikan, memanipulasi,
menanalisa, dan menampilkan data-data yang berhubungan dengan posisi-posisi di permukaan
bumi (Rice, 2000 dalam Prahasta, 2002:54). Sistem Informasi Geografis merupakan suatu bidang
kajian ilmu dan teknologi yang relatif baru, merupakan sistem informasi bereferensikan
geografis atau spasial(keruangan).
Pada Ilmu Komputer, Sistem Informasi merupakan hal yang sangat mendasar
keterkaitannya dengan sistem secara global. Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah salah satu
sistem informasi yang dibahas dalam ilmu komputer, yang dalam pengintegrasiannya SIG
merangkul dan merepresentasikan sistem informasi lainnya. SIG menggunakan teknologi
komputer untuk mengintegrasikan, memanipulasi dan menampilkan informasi yang ada di suatu
15
digunakan oleh berbagai bidang ilmu, pekerjaan, atau peristiwa seperti arkeologi, agrikultur,
keamanan dan pertahanan, kesehatan, pemerintahan, kehutanan, pendidikan, kelautan, hasil
alam, bencana, tempat wisata dan masih banyak lagi. SIG dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan umum dan kompleks yang terjadi dalam suatu instansi.
SIG juga dapat membantu dalam pengambilan keputusan yang lebih baik. Sebagai
contoh, SIG dapat digunakan untuk identifikasi daerah potensi longsor. Dengan kemampuan
analisis overlay beberapa peta, seperti peta geologi, peta jenis tanah, peta geomorfologi, peta
kemiringan lereng serta peta penggunaan lahan akan menghasilkan peta baru yang berisikan pata
satuan medan tentatif atau sering disebut peta unit lahan. Selain analisis overlay SIG juga
mampu melakukan manajemen data-data atribut yang dapat diintegrasikan dalam bentuk tabel
sebagai keterangan dan basisdata untuk dilakukan berbagai perhitungan statistik atau hanya
sebagai atribut saja.
Aplikasi-aplikasi Sistem Informasi Geogarafis (SIG) dilakukan menggunakan perangkat
komputer dengan beberapa program SIG yang dikembangkan oleh beberapa perusahaan. Pada
saat ini pengembangan perangkat SIG dilakukan oleh beberapa perusahan swasta (vendor),
diantaranya adalah ESRI Inc dengan produk perangkatnya berupa ArcView dan ArcInfo, dan
MapInfo Corp. Dikembangkan juga oleh beberapa perusahaan lain produk perangkat SIG seperti,
ER Mapper, ERDAS. Spans GIS dan sebagainya. Pemilihan penggunaan perangkat tersebut
bergantung pada keahlian dari manajemen atau operator.
2.2.1. WebGIS
Perangkat lunak SIG memungkinkan pengguna untuk menampilkan data spasial dengan
16
dipahami. Namun tidak semua orang mempunyai akses ke SIG dan mau menggunakan waktunya
untuk menggunakan perangkat lunak SIG secara efisien. Beberapa organisasi pemerintahan
maupun non pemerintahan mempunyai kebutuhan untuk menyebarkan peta dan tool untuk
pemrosesannya kepada pengguna tanpa dibatasi oleh waktu dan lokasi. SIG berbasis web
menjadi cara yang mudah dan murah untuk melakukan penyebaran data geospasial dan sebagai
tool untuk pemrosesan data geospasial.
Teknologi internet telah menyediakan sarana untuk terwujudnya kebutuhan tersebut.
Kemampuan untuk memperoleh informasi melalui internet membuat para penyedia data spasial
mengeksplorasi sumber daya internet di dalam menyebarkan informasi spasial. Agar
implementasi SIG berbasis web ini berhasil maka harus memperhatikan implementasi sebagai
suatu proses dan bukan hanya sebagai tahapan yang harus dilalui. Implementasi harus
mempertimbangkan teknologi yang tersedia dan kebutuhan-kebutuhan dari aplikasi yang akan
dikembangkan :
2.2.2. Interactive Web Maps
Terdapat beberapa level teknologi untuk menampilkan data peta pada web, dimulai dari
situs yang menampilkan peta statis sampai dengan situs yang mendukung peta dinamis, peta
interaktif dengan bermacam platform komputer dan sistem operasi. Di dalam SIG berbasis web,
tantangan utama adalah bagaimana menampilkan peta secara interaktif. Konsorsium Open GIS,
suatu grup khusus untuk yang dibentuk untuk membahas WWW Mapping dan berbagai isu
tentang SIG berbasis web. Grup ini telah mengembangkan suatu model dasar Interactive Web
17
Gambar 2.1 Model OpenGIS (Doyle, 1999)
Model ini merupakan tool yang sangat berguna untuk menganalisa dan membandingkan
perbedaan arsitektur Internet Map Servers dan aplikasi SIG berbasis web yang lain. Model ini
mempunyai 4 tingkat, yaitu :
1. Select , yaitu proses untuk memperoleh data dari sumber data geospatsial berdasar pada
batasan query seperti area pencarian dan seleksi tematik
2. Display Element Generator, yaitu proses untuk merubah data geospasial kedalam urutan
display elemen. Proses ini akan menyertakan simbol, bentuk line, mengisi style ke fitur
pasial, men-generate anotasi dari atribut alfanumerik, mengurutkan display elemen dan
melakukan pemrosesan grafis yang lain
3. Render, yaitu proses untuk mengambil elemen display dan men-generate peta yang dirender.
Contoh peta render adalah, file GIF atau file postscript
4. Display, yaitu proses untuk menampilkan peta kepada user pada melalui peralatan display
Diantara 4 tingkatan tersebut, terdapat tiga tipe data yang berbeda :
1. Fitur – fitur dan coverage’s (sebagai contoh data raster) yang diperoleh dari proses Seleksi 2. Display elemen yang dihasilkan dari Display Element Generator
18
3. Image yang dihasilkan dari Render
Kemampuan selanjutnya untuk peta web interaktif adalah mengijinkan pengguna untuk
menambahkan themes baru pada peta dari katalog sumber data yang tersedia. Hal ini dapat
dicapai dengan menentukan seluruh theme atau dengan melakukan queri data atribut maupun
spasial yang memenuhi kriteria (Strand, 1998). Peta yang tersusun dari beberapa theme, setiap
theme akan ditampilkan sebagai layer grafis pada peta. Pengguna diijinkan untuk memilih theme mana yang akan ditampilkan.
b. Internet Map Servers
Aplikasi Internet Map Server (IMS) mengijinkan pengelola basis data SIG untuk dengan
mudah membuat data spasialnya diakses melalui web browser ke pengguna. Agar IMS dapat
bekerja dibutuhkan dua komponen fungsi. Komponen pertama adalah mesin pmroses data spasial
(processing engine). Mesin ini berjalan pada sisi server sebagai service yang disebut Servlet
atau aplikasi Common Gateway Interface (CGI) dan melakukan pemrosesan data spasial
menjadi suatu peta. Komponen kedua adalah web server yang mengatur permintaan yang datang
dan menjawabnya dengan data peta yang dibutuhkan ke sisi pengguna. Produk akhirnya adalah
suatu peta dengan format image JPEG atau GIF atau vektor, yang dikirimkan balik ke browser
pengguna atau berupa aliran data yang diterjemahkan ke browser pengguna.
IMS yang mengirimkan kembali image, mempunyai kemampuan yang terbatas yaitu
tidak dapat di perluas lagi di luar pan, zoom, dan queri dasar atribut vektor . Beberapa situs IMS
menyediakan plug-in dan HTML yang sangat berguna bagi pengguna yang sering
19
Tabel 2.1 Beberapa Internet Map Server
Sumber: AA. Alesheikh, 2002
c. Arsitektur SIG Berbasis Web
Di dalam menjalankan tugas-tugas analisis SIG, SIG berbasis web mirip dengan tipe
arsitektur tiga tingkat client server. Pemrosesan data geograsfis dibagi menjadi bagian yaitu di
sisi server dan di sisi client. Pada bagian Client biasanya adalah suatu web browser, sedangkan
bagian server terdiri dari Web Server, aplikasi SIG berbasis web dan basis data, seperti terlihat
pada gambar 2.6 (Helali, 2001).
20
Model jaringan ini dikenal luas dalam organisasi, dimana beberapa komputer bertindak
sebagai server dan lainnya bertindak sebagai klien. Server mempunyai hak untuk menjalankan
aplikasi SIG dan menambahkan sebuah antarmuka di sisi client dan suatu middleware di sisi
server untuk berkomunikasi antara klien dan aplikasi SIG. Perkembangan terbaru dalam
pemrograman berorientasi obyek memungkinkan untuk memproduksi komponen perangkat
lunak, dan mengirimnya ke Client sebelum menjalankannya di mesin Client, seperti kelas Java,
komponen ActiveX dan plug-in. Model ini disebut thick client GIS . Pada arsitektur thick client,
mesin akan melakukan pekerjaan pemrosesan secara lokal. Baik thin maupun thick client
system memiliki beberapa keuntungan dan kelemahan, tetapi mereka bukan merupakan solusi terbaik dalam hal memanfaatkan sumber daya jaringan.
d. Arsitektur Thin Client
Dalam arsitektur thin client , klien hanya memiliki antarmuka pengguna untuk
berkomunikasi dengan server dan menampilkan hasilnya. Semua proses dilakukan pada server
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7. Komputer server biasanya memiliki kemampuan
yang lebih daripada client, dan mengelola sumber daya terpusat. Selain itu, ada juga
kemungkinan untuk program utilitas di sisi server dapat dihubungkan ke perangkat lunak server.
Gambar 3 menunjukkan skema komunikasi antara web browser, Web Server dan server SIG. Di
sisi Web Server , ada beberapa kemungkinan untuk mewujudkan koneksi SIG dengan World
Wide Web; CGI, Web Server Application Programming Interface (API), Active Server Pages (ASP), Java Server Pages (JSP) dan Java-Servlet.
21
Gambar 2.3 Aplikasi pada sisi server
Pengguna di sisi client tidak membutuhkan pengetahuan tentang keterkaitan dari IMS di
sisi server, tetapi administrator sistem atau pengembang aplikasi harus paham dengan teknik ini.
Arsitektur ini digunakan dalam ArcView ESRI IMS, MapObjects IMS dan MapXtreme
MapInfo. Kelebihan utama dari model ini adalah :
a. Kendali terpusat
b. Mudah untuk updating data
c. Selalu menamplikan versi terbaru
d. Secara umum lebih murah
e. Kemungkinan untuk Integrasi
f. Memperhatikan aspek-aspek kartografi seperti jenis huruf
Sedangkan beberapa kelemahannya adalah:
a. Tidak responsif terhadap kebutuhan lokal karena setian pengguna mempunyai kebutuhan
yang berbeda-beda
b. Perlu penambahan aplikasi di sisi client untuk menjaga akuntabilitas
c. Volume database besar
d. Waktu tanggap lambat: pengguna membutuhkan waktu yang lama untuk men-download
HTML
22
f. Harus menambahkan plug-in agar dapat membaca file vector
e. Arsitektur Thick Client
Secara umum, web browser dapat menangani dokumen HTML, dan gambar dengan
format raster. Untuk menangani format data lain seperti data vektor, klip video atau file musik,
kemampuan dari browser harus diperluas. Dengan menggunakan komunikasi client-server pada
arsitektur Thin Client, format file vektor tidak dapat digunakan. Untuk mengatasi masalah ini
aplikasi browser memberikan suatu mekanisme yang memungkinkan program di tingkat ketiga
untuk bekerja sama dengan browser sebagai Plug-in.
Fungsi antarmuka pengguna telah berkembang dari pengambilan dokumen sederhana
menjadi aplikasi yang lebih interaktif. Kemajuan tersebut adalah sebagai berikut: HTML, CGI,
menggunakan bentuk HTML dan CGI, Java Script untuk meningkatkan kemampuan user
interface, Java applet untuk menyediakan fungsionalitas sisi klien, seperti dijelaskan pada
gambar 2.8 (Byong-Lyol, 1998).
Gambar 2.4 Aplikasi pada sisi client
Keuntungan utama dari model ini adalah:
a. Dokumen / standar grafis tidak diperlukan
b. Vector data dapat digunakan
c. Kualitas gambar tidak terbatas pada GIF dan JPEG
d. Antarmuka modern dimungkinkan untuk diterapkan.
23
a. Pengguna memerlukan beberapa software tambahan
b. Platform/browser tidak kompatibel
f. Arsitektur Medium Client
Untuk menghindari data vektor di sisi client dan untuk mengurangi beberapa
permasalahan di arsitektur sebelumnya, ditawarkan arsitektur Medium Client. Dengan
menggunakan extensions di kedua sisi client dan server, client akan mempunyai lebih banyak
fungsionalitas dibandingkan dengan arsitektur thin client. Pada gambar 5 dijelaskan bahwa
empat komponen dalam peta interaktif digambarkan sebagai suatu layanan, dengan
masing-masing antarmuka yang bisa diakses oleh client.
Gambar 2.5 Posisi medium client menurut OpenGIS
Dengan kata lain, jika komputer pengguna hanya berisi layanan display, maka pengguna
dikatakan menggunakan thin client. Jika komputer pengguna dilengkapi dengan layanan render,
maka pengguna dikatakan menggunakan medium client. Pada akhirnya jika komputer pengguna
juga berisi layanan display element generator , maka dikatakan bahwa pengguna menggunakan
thick client.
24
Perkembangan terkini dalam teknologi informasi telah menghasilkan sejumlah objek
arsitektur terdistribusi yang menyediakan framework yang diperlukan untuk membangun aplikasi
terdistribusi. Kerangka kerja ini juga mendukung sejumlah besar server dan aplikasi berjalan
secara bersamaan. Banyak framework menyediakan mekanisme untuk interoperabilitas
(Kafatos, 1999). Sebagai contoh, arsitektur Distributed Component Object Model di Windows
dan Java Remote Method Invocation (RMI) di Java Virtual Machine (JVM) adalah protokol
paling popular yang digunakan dalam beberapa kasus yang berbeda. Arsitektur-arsitektur ini
dapat diterapkan untuk SIG untuk memperbaiki tradisional klien / server model GIS dan
mengembangkan model SIG terdistribusi.
Ide dasar dari model SIG terdistribusi ini adalah bahwa sebuah program klien, baik di
browser Internet atau aplikasi independen, harus dapat mengakses sumber daya yang
didistribusikan di seluruh jaringan. Sumber daya di sini merujuk kepada kedua komponen
geodata dan geoprocessing yang tersedia dalam jaringan. Dalam konteks ini klien dan server tidak mengacu pada mesin tertentu. Setiap mesin, ketika melakukan permintaan sumber daya
selama proses tersebut, disebut sebagai klien, dan mesin yang menyediakan sumber daya disebut
sebagai server. Dalam program khusus, jika diperlukan klien dapat terhubung ke beberapa
server, dan sebuah mesin yang spesifik dapat bertindak sebagai klien pada suatu waktu dan
sebagai server di saat yang lain.
Suatu model SIG terdistribusi yang ideal layanan harus menjadi geodata dimana saja dan
geoprocessing di mana saja, yang berarti geodata dan tools untuk geoprocessing dapat didistribusikan secara fleksibel di mana saja dalam jaringan. Komponen geodata dan
25
atau mengintegrasikan setiap kali mereka dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu tugas yang
spesifik (Yuan, 2000).
i. Siklus Pengembangan Perangkat Lunak SIG Berbasis WEB
Mengembangkan sebuah SIG berbasi web berbeda dengan sekedar membeli perangkat
keras dan perangkat lunak yang sesuai. Beberapa strategi telah diusulkan untuk memberikan
keberhasilan dalam implementasinya (Alesheikh & Helali 2001). Strategi implementasi SIG ini
telah diuji secara ilmiah dan telah dimodifikasi sehingga kebutuhan suatu pelaksanaan proyek
pengembagan SIG berbasis dapat dipenuhi dengan biaya dan waktu yang minimum. Pada
gambar 2.9 ditunjukkan siklus pengembangan SIG berbasis web yang digambarkan dalam
kegiatan utama, dimulai dengan analisis kebutuhan dan berakhir dengan penggunaan dan
pemeliharaan sistem SIG berbasis web (Alesheikh, Helali & Behroz, 2002).
Gambar 2.6 Siklus Pengembangan SIG Berbasis WEB
Penjelasan dari tahapan-tahapan pengembangan SIG berbasis web adalah sebagai berikut :
1. Analisa Kebutuhan (Requirement Analysis)
Di dalam tahapan ini harus ditentukan terlebih dahulu tujuan yang ingin dicapai dari sistem
yang akan dibuat. Langkah analisis kebutuhan dapat dilakukan melalui wawancara dengan
26
a. Fungsi-fungsi fungsi yang diperlukan
Fungsi-fungsi yang diperlukan adalah fungsi visualisasi dasar seperti Pan, Zoom, dan fungsi
lain yang lebih maju seperti identifikasi objek, query spasial, dan jalan terpendek.
b. Data geografis yang diperlukan.
Informasi yang diperoleh dalam kegiatan analisis kebutuhan akan dilanjutkan ketahap
berikutnya yaitu disain konseptual SIG
2. Disain konseptual (Conceptual Design)
Setelah data yang dibutuhkan telah diidentifikasi, dirancanglah model data yang diwujudkan
dalam diagram relasi entitas ( Entity Relationship Diagram ).
3. Survey terhadap Ketersediaan Perangkat Keras dan Perangkat Lunak (Hardware and Software
Survey)
Pemilihan perangkat lunak yang cocok merupakan langkah penting dalam kesuksesan tahapan
implementasi. Perangkat Lunak dievaluasi pada fungsionalitas dan kinerja, dan independen
dari hardware dan sistem operasi.
4. Perancangan Basisdata dan Konstruksi ( Database Design and Construction )
Tujuan utama pada tahapan ini adalah untuk menentukan "bagaimana" Web GIS merancang
kebutuhan aplikasi yang diperlukan. Perancangan basisdata meliputi bagaiman
mendefinisikan bagaimana grafis akan dilambangkan (yaitu, warna, berat, ukuran, simbol,
dll), bagaimana bentuk struktur file grafis, bagaimana bentuk struktur atribut file non grafis,
layer mana yang aktif, dalam skala apa layer yang harus ditampilkan, bagaimana produk SIG
akan ditampilkan (misalnya, peta tata letak lembar, format laporan, dll), dan manajemen dan
27
Kegiatan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Memilih sumber (dokumen, peta, file digital, dll) untuk setiap entitas dan atribut
b. yangtermasuk dalam diagram Entitas-Relationship
c. Melakukan pengaturan rancangan basisdata (baik secara logik maupun fisik)
d. Menentukan prosedur untuk mengkonversi data dari media sumber ke basisdata.
e. Menetapkan prosedur untuk mengelola dan memelihara basisdata.
5. Akuisisi Perangkat Keras dan Perangkat Lunak SIG (Acquisition Of GIS Hardware And
Software)
Kegiatan perancangan basisdata dilakukan bersamaan dengan aktifitas pemilihan perangkat
keras dan perangkat lunak SIG. Perancangan prosedur dan basisdata tidak dapat diselesaikan
sebelum hardware dan software SIG telah dipilih sementara pada saat yang sama pemilihan
hardware dan software SIG tidak dapat diselesaikan sampai SIG yang dipilih dapat
menunjukkan fungsi-fungsi yang diperlukan pada data. Berdasarkan kemampuan fungsional,
dukungan vendor, biaya / fee pemeliharaan, dan survei dari perangkat keras yang tersedia /
perangkat lunak, yang telah dibeli, dan semua yang diperlukan renovasi ruang, kabel, dan
penataan kembali lingkungan hidup telah dilakukan.
6. Integrasi Sistem SIG berbasis Web (WebGIS System Integration)
Pada tahap ini proses pengembangan SIG berbasis web, hardware dan software telah
diakuisisi dan konversi data telah selesai. Tujuan dari tahap ini kemudian untuk
mengintegrasikan komponen yang berbeda dari hardware dan software, untuk menguji dan
untuk memastikan seluruh komponen bekerja seperti yang diharapkan, dan untuk memulai
28
7. Pengembangan Aplikasi (Application Development)
Pada tahapan ini seluruh kebutuhan dari software yang telah ditentukan dalam tahapan analisa
maupun perancangan diwujudkan dalam bentuk aplikasi. Kemudahan untuk digunakan, user
friendly, dan volume data transfer menjadi hal yang sangat diperhatikan pada tahap ini.
Gambar 7 memperlihatkan antarmuka awal dari aplikasi yang telah dikembangkan
(Santosa,2009).
Gambar 2.7 Antarmuka aplikasi SIG berbasis Web yang telah dikembangkan
8. Penggunaan dan Pemeliharaan SIG berbasis Web ( Web GIS Use And Maintenance )
Langkah terakhir dalam implementasi SIG berbasis web adalah untuk menempatkan sistem
untuk digunakan. Dengan selesainya sistem integrasi dan pengujian, serta seluruh siap untuk
digunakan, maka sistem ini diberikan kepada pengguna. Kegiatan yang dilakukan adalah
29
a. Dukungan dan layanan terhadap pengguna di mana aplikasi yang baru akan diterapkan
b. Sistem pemeliharaan (basisdata, hardware, software) agar SIG berbasis web berjalan
30
BAB III
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan ini dirancang dengan menggunakan pendekatan survei dan studi deskriptif
yaitu mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor pendukung yang ada
dalam penelitian. Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan menggunakan 2 macam data yaitu:
data primer dan data sekunder yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung (observasi),
dokumentasi, dan pengukuran. Data tersebut kemudian dianalisis dengan SIG menggunakan
teknik evaluasi. Teknik evaluasi yaitu mengoreksi antara variabel-variabel yang diukur di setiap
objek wisata di Kabupaten Lombok Utara.
Metode yang digunakan dalam pembangunan sistem informasi ini meliputi studi literatur,
pengumpulan data, pengolahan data, pengintegrasian ke website. Studi literatur digunakan untuk
mempelajari dan memperdalam materi dasar dan terapan, baik yang berkaitan dengan landasan
teori maupun implementasi sistem. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data
31
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran Sistem Informasi Pariwisata Daerah Kabupaten Lombok Utara
3.1. Teknik Pengumpulan Data
Jenis data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi dua macam, yaitu data primer dan
data sekunder. Data primer didapatkan melalui penelitian langsung di lapangan, sedangkan data
sekunder diperoleh dari makalah, jurnal, laporan atau publikasi lain, dan data-data yang telah ada
di instansi yang berkaitan dengan tema penelitian.
Data primer meliputi:
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Pembuatan Peta Dasar
Perancangan Sistem
Pra Produksi Web
Pemilihan jenis dan program yang tepat Mengumpulkan data
Pariwisata
Peta persebaran Objek Wisata
Produksi Web
Pasca Produksi Web
- Proses Pembuatan website - Perencanaan dan Tujuan
- Pemilihan dan Penggunaan software
- Desain web - Pemrograman web
- Publishing - Evaluasi
32
a. Titik koordinat objek wisata dan penginapan/sarana pendukung dalam pariwisata
b. Data kondisi jalan (lebar dan kedaan fisik jalan)
Data sekunder meliputi:
a. Data sebaran objek wisata dan nama-nama objek wisata
b. Fasilitas dan wahana yang ada di objek wisata
c. Data jumlah pengunjung objek wisata
d. Data jaringan jalan
e. Data topografi
3.2. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Observasi
Melalui pengamatan secara langsung terhadap fenomena-fenomena yang diteliti dimana
peneliti melakukan pengamatan atau pemusatan perhatian terhadap lokasi objek wisata
yang ada di Kabupaten Lombok Utara dengan menggunakan seluruh alat indra.
Pengamatan yang akan diamati oleh peneliti berupa persebaran lokasi obyek wisata dan
prasarana di Kabupaten Lombok Utara, kondisi objek, dan kodisi prasarana.
b. Dokumentasi
Peneliti mengumpulkan data dengan cara dokumentasi melalui pengumpulan arsip-arsip
pada instansi terkait yaitu mengambil data dari BAPPEDA Kabupaten Lombok Utara,
33
lokasi objek wisata, jumlah pengunjung objek wisata, data prasarana objek wisata dan
peta dasar Kabupaten Lombok Utara.
c. Pengukuran
Peneliti melakukan pengukuran secara langsung pada objek wisata yang akan diukur
dengan menggunakan GPS (Global Positioning System) dan hasil pengukuran yang
didapatkan berupa titik koordinat persebaran lokasi objek wisata dan prasarananya di
Kabupaten Lombok Utara, untuk selanjutnya dipetakan kedalam komputer yang
didukung dengan software Arc View GIS 3.3.
3.3. Prosedur Survei
Penelitian ini dilakukan secara bertahap, tahap-tahap penelitian adalah sebagai berikut:
1. Tahap persiapan (pra lapangan), meliputi:
a. Studi pustaka yang berkaitan dengan topik penelitian maupun daerah penelitian.
b. Mengumpulkan informasi awal mengenai sebaran objek wisata, jaringan jalan, data-data
lain yang terkait dalam penelitian.
c. Menyusun rencana kerja lapangan meliputi: jadwal kerja, rencana lintasan pengamatan.
d. Menyiapkan alat-alat yang diperlukan dalam kerja lapangan, yaitu GPS, kamera, peta
Rupa Bumi Indonesia Digital Wilayah Lombok Utara, dan data-data lain yang menunjang
untuk penelitian.
2. Tahap kerja lapangan
34
b. Pengamatan data primer.
c. Penentuan koordinat dengan GPS.
3. Tahap pasca kerja lapangan
a. Identifikasi potensi objek wisata.
b. Inventarisasi potensi obyek wisata
c. Proses data.
d. Penyajian, yaitu penulisan naskah
3.4. Alat dan Bahan Penelitian
1. Alat Penelitian
a. Alat kerja lapangan
Dalam penelitian ini alat kerja yang digunakan dilapangan yaitu Global Positioning
System (GPS). GPS adalah peralatan yang digunakan untuk menentukan suatu titik di muka bumi dengan memanfaatkan satelit. Alat ini digunakan untuk mengetahui letak
koordinat objek penelitian.
b. Perangkat keras (hardware)
Perangkat keras adalah istilah yang menunjukkan perangkat komputer beserta
kelengkapannya yang dapat dipegang secara fisik.
1) Komputer atau kelengkapannya
Terdiri dari Control Procossing Unit (CPU), Monitor, Keyboard dan pointing Device
35
2) Scanner
Scanner adalah alat untuk menscan peta pada waktu akan melakukan digitasi peta.
3) Printer
Printer adalah alat untuk mencetak gambar atau peta ataupun tulisan dalam ukuran
kecil sampai dengan ukuran kertas A3.
c. Perangkat lunak (software)
Perangkat lunak adalah perangkat dalam bentuk program komputer yang memberi
perintah pada komputer untuk melaksanakan suatu fungsi tertentu. Perangkat lunak yang
digunakan dalam pengolahan data adalah Arc GIS 10.1
2. Bahan Penelitian
a. Peta RBI Digital Kabupaten Lombok Utara Skala 1:25.000 tahun 2009
Peta RBI digital digunakan untuk mengetahui kondisi umum Kabupaten Lombok Utara.
3.5. Teknik Analisis Data
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini ada 2 yaitu metode analisis dengan
menggunakan SIG dan analisis data deskriptif.
Langkah-langkah Analisis Data dengan Sistem Informasi Geografi (SIG)
Menyiapkan Peta RBI
Peta RBI digital 1:25.000 tahun 2009 Kabupaten Lombok Utara terbitan
36
Dijitasi
Software ArcGis 10.1 memiliki kemampuan dasar membaca, menggunakan, dan
mengolah data spasial dengan format yang disebut shapefile (Prahasta, 2005:3). Format yang
dikembangkan dan dipublikasikan oleh ESRI dapat digunakan untuk menyimpan
informasi-informasi atribut dan geometri non-topologi (metode matematis yang digunakan untuk
mendefinisikan hubungan spasial) features spasial di dalam sebuah data. Geometri feature ini
disimpan sebagai shape yang terdiri dari sekumpulan koordinat-koordinat vector. Format
data Shapefile dapat mendukung reprentasi berbagai features baik titik (point), garis (line),
maupun polygon (area). Setiap feature polygon direpresentasikan sebagai loop tertutup. Data
atribut disimpan dalam format perangkat lunak DBMS (Database Manajemen System).
Shapefile ESRI dapat dibuat atau dihasilkan dengan mengunakan empat cara berikut: 1. Eksport: format data spasial ini dihasilkan dari proses eksport perangkat lunak SIG lainya
selain ArcGis.
2. Dijitasi: shapefile dapat secara langsung dibuat melalui proses dijitasi.
3. Semi pemrograman: shapefile dapat secara langsung dibuat, dibaca, atau dituliskan dengan
menggunakan salah satu bahasa (semi) pemrograman skrip/makro yang dimiliki oleh
beberapa perangkat SIG serumpun 14 (misalnya Avenue-nya ArcView, Map Objects, Arc
Macro Language, Simple Makro language)
4. Bahasa pemrograman dengan memahami spesifikasi teknisnya, shapefile dapat secara
langsung dibuat, dibaca, atau dituliskan dengan menggunakan salah satu bahasa
pemrograman yang ada.
Untuk memperoleh shapefile dari peta RBIyang masih dalam format JPEG ini maka
37
atau membuat theme yang baru dengan latar belakangnya berupa format JPEG yang sudah di
registrasi. Objek yang perlu didijitasi dalam penelitian ini meliputi: Batas administrasi, Jalan,
Kontur, Sungai, objek wisata, dan Toponimi. untuk mendapatkan peta satuan Medan daerah
penelitian skala 1:200.000 Editing Data Atribut
Editing data atribut pada intinya adalah menambah kolom (field) baru pada atribut theme
hasil overlay. Field baru yang akan dibuat diberi nama Skor. Field Skor adalah field yang
akan diisi dengan jumlah seluruh skor kriteria potensi objek wisata Presentasi grafis (spasial) Hasil Analisis
Penyajian data dalam bentuk peta pada dasarnya dilakukan dengan mengikuti
kaidah-kaidah kartografis yang pada intinya menekankan pada kejelasan informasi tanpa
mengabaikan unsur estetika dari peta sebagai sebuah karya seni. Kaidah-kaidah kartografi
yang diperlukan dalam pembuatan suatu peta diaplikasikan dalam proses
visualisasi data spasial dan penyusunan tata letak (layout) suatu peta. Visualisasi data
spasial pada prinsipnya adalah bagaimana menampilkan data spasial tersebut. Konsep dasar
yang digunakan dalam visualisasi adalah dimensi dari data yang dapat dikelompokkan
menjadi tiga yaitu; titik, garis dan area. Data spasial selanjutnya divisualisasikan dalam
bentuk simbol dengan memperhatikan beberapa aspek yaitu:
a. Sifat dan Ukuran Data
b. Bentuk, Sifat dan Cara Penggambaran Simbol
38 3.6. Perancangan sistem
a. Pra- Produksi Web
Meliputi langkah langkah sebagai berikut:
1. Proses Pembuatan website
Dalam pembuatan sebuah website di perlukan dua bidang yang saling berhubungan
satu sama lain, yaitu web programming dan web designing. Web programing adalah
sebuah keahlian yang diperlukan untuk menuliskan script pemrograman web,
sedangkan web designing merupakan bidang keahlian yang merancang dan
mendesain tampilan suatu web. Untuk membangun suatu website yang bagus,
dinamis dan interaktif, keduanya harus ada dan saling melengkapi. Adapun
langkah-langkah Proses Pembuatan website yang harus dilaksanakan dalam membangun
sebuah website adalah sebagai berikut:
2. Perencanaan dan Tujuan
Dalam memulai pembuatan website sangat diperlukan perencanaan awal, sesuai
dengan tujuan dari pembuatan website itu sendiri. Identifikasi awal perlu diperlukan
misalnya: website apa yang ingin dibuat ? siapa saja pengunjung yang diharapkan ?
targetan apa yang ingin dicapai dengan pembuatan website ini?. Dengan menjawab
pertanyaan2 di atas, akan semakin jelas dan mempermudah dalam membangun
sebuah website. Ini merupakan tahap awal dari Proses Pembuatan website
3. Pemilihan dan Penggunaan software / Engine
Tahap Kedua dari Proses Pembuatan website yaitu Dalam pembuatan website kita
39
Pemakaian software ini dibagi menjadi dua bagian yaitu software untuk program
desain web dan software untuk pemrograman web. Banyak sekali sotware untuk
program desain web seperti Adobe Photoshop, flash, dreamwaver, corel draw, dll.
Dan software untuk pemograman web antara lain, software dreamwaver, crimson
editor, notepad, dengan pemograman seperti php ataupun asp. Dan saat ini marak
penggunaan Engine CMS ataupun CI.
b. Produksi web
Meliuti langkah langkah sebagai berikut:
1. Desain Web
Dalam pembuatan desain-desain grafis untuk web dapat digunakan software desain yang
ada seperti yang telah disebutkan diatas.
2. Pemrograman Web
Pemograman web yang digunakan dalam pembuatan website antara lain php dan asp.
Penggunaan program ini disesuaikan dengan keinginanan ataupun kemampuan seorang
webmaster dalam membuat suatu website. Ini merupakan tahap ke empat dari Proses
Pembuatan website.
3. Menggabungkan Design dan Pemrograman Web
Tahap berikutnya dari Proses Pembuatan website adalah dengan melakukan
penggabungan desain dan pemrograman web yang telah dibuat sebelumnya. Tahap ini
40
Sebelum melakukan penggabungan desain dan pemrograman web, sebaiknya ditentukan
terlebih dahulu jenis layout (tata letak) yang akan digunakan. Format layout banyak
digunakan karena banyak menapung informasi dalam suatu halaman, disamping itu
layout jenis ini dapat membuat desain yang telah dibuat terlihat seimbang dan enak
dilihat. Model layout split dibagi menjadi lima bagian, yaitu header, menu kiri, menu
kanan, body/content dan footer.
Bagian header ditempati oleh desaign header yang telah dibuat. Bagian menu kiri akan
dipake untuk menampilkan menu kategori, menu login. Pada menu kanan ditampilkan
menu popular, news lastest dan shoot message. Dan terakhir bagian footer ditempati oleh
keterangan siapa pembutan website.
C. Post- production web
Pasca produksi, secara umum tampilan website sudah jadi, tapi untuk bisa diakses oleh
masyarakat umum perlu langkah-langkah sebagai berikut:
1. Publishing
Setelah proses pembuatan website diatas telah selesai dan semua link dapat berfungsi
dengan baik, maka langkah selanjutnya adalah dengan mem-publish halaman website
tersebut. Proses publishing ini dapat dilakukan dengan localhost (intranet) atau pun
upload di internet.
Proses publishing dengan menggunakan localhost dapat menggunakan software seperti
apache, iis, xxamp dan lainnya. Dengan proses ini website yang kita buat dapat
ditampilkan dikomputer tanpa terhubung dengan jaringan internet. Selanjutnya
41
domain dan hosting, kepada perusahaan pengelola web yang menyediakan pembelian
domain dan hosting.
2. Evaluasi
Setelah melalui proses sebelumnya, yaitu tahap perancangan, desain, pemrograman,
penggabungan desain dan publishing, maka secara keseluruhan website sudah jadi dan
siap diakses oleh semua orang lewat internet. Tahap selanjutnya adalah proses evaluasi
terhadap website ini. Evaluasi website ini merupakan proses maintenance (perawatan)
bagi suatu website. ini merupakan tahap terakhir dari Proses Pembuatan website.
3. Prosedur penelitian
Objek wisata di Kabupaten Lombok Utara mempunyai potensi untuk dikembangan, oleh
karena itu perlu dibuat kriteria potensi masing-masing objek wisata. Dengan
mengetahuinya kriteria potensi masing-masing objek wisata, maka akan dapat ditentukan
prioritas pengembangan objek wisata di Kabupaten Lombok Utara. Diagram alir
42
Gambar 3.2 Diagram Alir Penelitian
Hasil Akhir: - Peta Potensi Objek Wisata
- Web
Cek Lapangan
Analisa Potensi Objek Wisata Penentuan Subyek penelitian
Peta Kontur Peta RBI Digital Kabupaten Lombok Utara
tahun 2009
Survei GPS:
Lokasi Objek Wisata Hotel
Rumah Makan Souvenir Jalan Pengunjung Peta Jaringan Jalan
43
BAB IV
GAMBARAN UMUM WILAYAH
4.1. Batas Administratif
Kabupaten ini diresmikan pada tanggal 30 Desember 2008, dibentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2008, yang merupakan pemekaran dari Kabupaten
Lombok Barat. Kabupaten Lombok Utara merupakan salah satu dari 10 (sepuluh)
Kabupaten/Kota di Propinsi Nusa Tenggara Barat, yang posisinya terletak dibagian utara
Pulau Lombok dengan posisi antara 08o 21’ 42” Lintang Selatan dan 116o 09’ 54” Bujur
Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai berikut:
Sebelah Utara : Laut Jawa
Sebelah Barat : Selat Lombok dan Kabupaten Lombok Barat
Sebelah Selatan : Kecamatan Gunung Sari, Batulayar, Narmada, Lingsar
(Kabupaten Lombok Barat), dan Batukliang (Kabupaten Lombok Tengah)
Sebelah Timur : Kecamatan Sembalun Kabupaten Lombok Timur
Secara administrastif Kabupaten Kombok Utara terbagi dalam 5 (lima) Kecamatan,
33 Desa dan 376 Dusun, yang mana Kecamatan Bayan memiliki luas wilayah terbesar
44
dengan luas wilayah daratan 81,09 Km2 (10,02 %). Rincian luas wilayah per kecamatan
disajikan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1 Luas Daerah Kabupaten Lombok Utara Dirinci Menurut Kecamatan (Km2) Tahun 2012
Kecamatan Luas (km2) Persentase (%)
1.Tanjung 115,64 14,28 2.Pemenang 81,09 10,02 3. G a n g g a 157,35 19,44 4.Kayangan 126,35 15,61 5. B a y a n 329,1 40,65 Jumlah / Total 809,53 100,00
Sumber : BPS Kabupaten Lombok Utara Tahun 2013
Jumlah desa di masing-masing kecamatan bervariasi pada kisaran 4-9 desa, sedangkan jumlah dusun antara 38- 114 dusun. Sebagai ibukota Kabupaten Lombok Utara, Kecamatan Tanjung memiliki 7 desa dengan 68 dusun. Untuk lebih jelasnya ada pada tabel 4.2
Tabel 4.2 Jumlah Kecamatan, Ibu Kota Kecamatan, Desa Dan Dusun Tahun 2012
Kecamatan Ibu Kota Jumlah Desa Jumlah Dusun
1. Pemenang Pemenang Timur 4 38
2. Tanjung Tanjung 7 68
3. G a n g g a Gondang 5 61
4.Kayangan Kayangan 8 95
5. B a y a n Anyar 9 114
Jumlah/ Total 33 376
45 4.2. Kondisi Fisik Wilayah
4.2.1 Kondisi Topografi
Kondisi topografi Kabupaten Lombok Utara pada bagian utara menyusur kebagian
tengah terdapat gugusan pegunungan dengan hutan lindung yang berfungsi sebagai hidrologi,
sedangkan sepanjang pantainya hanya terdapat dataran rendah yang sempit dan terbatas. Pada
bagian tengah membentang dari timur ke barat terdapat suatu dataran rendah yang cukup luas
yang merupakan suatu daerah pertanian yang subur. Pada wilayah bagian selatan terdapat
suatu dataran pebukitan yang hutannya berfungsi sebagai penyangga hidrologi.
4.2.2 Iklim dan Curah Hujan
Kondisi Iklim dan Curah Hujan berdasarkan data dari lembaga meteorologi, suhu
udara di Kabupaten Lombok Utara pada tahun 2013 berkisar antara 22,10 C sampai dengan
32,80 C. Suhu minimun sepanjang tahun tercatat terjadi pada bulan Mei sedangkan suhu
maksimum tercatat pada bulan Juli dengan kecepatan angin mencapai 6 sampai dengan 10
knot.
Tabel 4.3 Temperatur , Tekanan Udara dan Kecepatan Angindi Kabupaten Lombok Utara Tahun 2013
No Bulan
Temperatur (C ) Tekanan udara
(Bar) Kecepatan Angin(Knot) Maksimum Minimum 1 Januari 31,9 24,9 1.010,5 8 2 Pebruari 32,5 24,4 1.011,3 10 3 Maret 32.1 24,3 1.011,1 8 4 April 32,0 23,7 1.011,8 6 5 Mei 32,6 22,1 1.011,9 7