• Tidak ada hasil yang ditemukan

Harta Dikubur Kembali: Gereja Adven dan Sabat Hari Ketujuh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Harta Dikubur Kembali: Gereja Adven dan Sabat Hari Ketujuh"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Harta Dikubur Kembali: Gereja Adven dan

Sabat Hari Ketujuh

Pada tahun sembilan belas tiga puluh delapan, dunia terhuyung dan kebanyakan orang mengetahuinya. Amerika Serikat masih berjuang untuk keluar dari kemerosotan keuangan akibat kejatuhan bursa sahamnya yang telah menjerumuskan negara itu ke dalam Depresi Besar. Sementara Eropa sedang gelisah karena tidak peduli seberapa baiknya Perdana Menteri Inggris, Neville Chamberlain dalam membantu, Adolph Hitler masih ingin lebih dan lebih dan lebih lagi.

Dalam situasi yang panas ini, gereja Adven Hari Ketujuh dihadapkan dengan sebuah krisis teologis yang belum pernah dihadapi sebelumnya. Tingkat bahayanya setara dengan kemurtadan yang dipimpin oleh Kellogg hampir 40 tahun sebelumnya, tapi kali ini ancaman datang dari luar dan itu bukan panteisme.

Taruhannya adalah: 22 Oktober 1844; Roh Nubuat; dan Sabat hari ketujuh. Musuhnya adalah: mayoritas pemerintah yang ada di dunia.

Bahaya itu adalah sebuah pengusulan hukum hari Minggu, tetapi hal itu sama sekali tidak sama dengan hukum hari Minggu yang pernah dimimpikan oleh para penganut Adven Hari Ketujuh. Bahaya itu adalah sebuah perubahan kalender yang akan mempengaruhi hari Sabat. Pada waktu ketika para penganut Adven Hari Ketujuh sudah berjuang dengan serikat buruh untuk mendapatkan hak untuk menjadikan hari Sabtu sebagai hari istirahat mereka, bahaya itu akan membawa bencana pada gereja.

Gerakan untuk melakukan sebuah perubahan kalender dimulai pada tahun 1920, tapi baru benar-benar mendapatkan momentum pada tahun 1930-an. Ini bukanlah semacam ide bodoh yang didukung oleh segelintir orang-orang yang visioner. Gerakan ini terorganisir dengan baik, didanai dengan baik dan memiliki pendukung berjabatan tinggi di dalam Gereja Katolik Roma dan di dalam Perserikatan Bangsa-Bangsa.

Jangan berpikir bahwa upaya untuk melakukan hal ini (memberlakukan sebuah kalender baru) tidak berpengaruh dan tidak penting. Sebaliknya adalah benar bahwa sebuah organisasi yang mendunia dan kuat telah muncul dan menjadikan hal ini sebagai tujuan. Tindakan ini menghabiskan ribuan dolar setiap tahun untuk melakukan propaganda agar badan perdagangan, pemerintah, dan masyarakat menyetujui Kalender Dunia. Gerakan ini memiliki banyak anak perusahaan di seluruh dunia yang bekerja untuk mengadopsi sebuah kalender baru. Salah satunya adalah Asosiasi Kalender Rasional Inggris. Dengan nama yang berbeda organisasi-organisasi serupa yang bekerja untuk tujuan yang sama ada di Argentina, Bolivia, Brazil, Chili, Meksiko, Panama, Uruguay, Peru, Belgia, Kolombia, Jerman, Perancis, Denmark, Hungaria, Irlandia, Italia, Spanyol, Swiss, Turki , dan di tempat-tempat lain1.

Ancaman terhadap gereja menjadi semakin nyata. Berbeda dengan perubahan dari kalender Julian ke kalender Gregorian [kalender masehi] pada tahun 1582, Kalender Dunia yang diusulkan akan mempengaruhi siklusmingguan tidak terputus. Hasilnya pada tahun pertama perubahan dilakukan, hari Sabat akan tetap pada hari Sabtu; namun, pada tahun

berikutnya, hari Sabtu baru akan jatuh pada hari Jumat yang lama. Tahun berikutnya lagi, hari Sabtu akan jatuh pada hari Kamis yang lama.

Tahun ini akan diberlakukan pada tahunn 1945. Alasannya sederhana: "Cara terbaik adalah untuk memilih hari, tanggal, bulan, dan tahun dimana keduanya baik yang lama yang akan ditinggalkan dan yang baru akan digunakan meluncur mulus bersama-sama"2. Di dalam propaganda yang disebarluaskan oleh Organisasi Kalender Dunia, dinyatakan bahwa empat bulan terakhir dari tahun 1944 sudah identik dengan empat bulan terakhir dari kalender yang baru, sehingga akan menjadi waktu yang tepat untuk beralih. Itu adalah sebuah pernyataan yang menipu. Ada satu perbedaan mencolok antara kedua kalender itu – sebuah hari kosong.

Cara kalender itu bekerja adalah seperti ini: seluruh tahunan Gregorian [masehi] akan tetap sama sampai tanggal 31 Desember. Tanggal 30 Desember 1944, adalah hari Sabtu; 31 Desember adalah hari Minggu. Berdasarkan kalender yang baru, hari berikutnya setelah hari Sabtu tanggal 30 Desember, tidak akan menjadi hari Minggu tanggal 31 Desember, tetapi akan menjadi Hari Dunia. Hari ini tidak akan memiliki tanggal dan juga tidak akan menjadi bagian dari siklus mingguan dari hari Minggu sampai hari Sabtu.

(2)

Bukannya diakui sebagai hari Minggu, sebagaimana seharusnya, bukannya diberi nama hari Minggu, atau diamati sebagai hari Minggu, hari itu disisihkan sebagai "hari Sabtu tambahan, Desember W", dan dihitung sebagai sebuah hari kosong, atau hari nol.

Bukannya pergi ke gereja karena hari itu para pemelihara hari Minggu akan merayakannya sebagai hari raya, tapi itu adalah sebuah "hari Sabtu tambahan". Mereka akan pergi ke gereja pada hari berikutnya, hari Senin, hari ke-2 pada minggu itu, yang sekarang dinamai kembali dengan hari Minggu, dan naik, di atas kertas, naik 1 hari. Mereka akan diminta untuk merayakan hari Senin sepanjang tahun 1945. . .

Dalam tahun 1949, hari Sabtu, hari ke-7, di bawah pengaturan ini, akan disebut hari Minggu, dan dijadikan hari ke-1, dan dirayakan oleh para pemelihara hari Minggu. . .

Jadi sejarah hari Minggu akan terlepas dari tempatnya yang tetap di dalam mingguan dan diatur untuk berpindah di dalam siklus mingguan, nama itu sendiri dihapus dan nama lain diterapkan. Mereka yang merayakannya hari itu sebagai hari keagamaan akan jatuh ke dalam keputusasaan dan kebingungan yang tidak berujung, meraba-raba disekitar untuk menemukan hari ibadah mereka yang telah hilang3.

Para penganut Adven Hari Ketujuh tiba-tiba menemukan diri mereka tertidur gelisah bersama dengan rekan mereka orang-orang Yahudi, Muslim dan penganut Protestan yang merayakan hari Minggu, yang tidak menginginkan sebuah perubahan kalender yang akan mempengaruhi satu-satunya siklus mingguan yang pernah mereka dikenal - siklus mingguan tidak terputus.

Keuntungan yang dikatakan akan diperoleh dengan perubahan kalender sejujurnya adalah keuntungan dalam bidang perdagangan, ekonomi, dan statistik. Kita diberitahu, perubahan itu akan

-1. Memperbaiki panjangnya tahun.

2. Mempertahankan dan sebagian besar menyamakan dua belas bulan yang ada. 3. Mempertahankan dan menyamakan tahun kuartal.

4. Mengelompokkan bulan seragam di dalam kuartal.

5. Menyediakan 13 minggu penuh dalam setiap kuartal dan menyeragamkan pengelompokan minggu-minggu ini. 6. Mengurangi ketimpangan antara bulan-bulan, dari tiga hari menjadi satu hari, dan membentuk sebuah bulanan yang

seimbang4.

Singkatnya, tahun selalu akan dimulai pada hari Minggu dan berakhir pada hari Sabtu. Tanggal tertentu tidak lagi akan mengambang disepanjang siklus mingguan, tapi selamanya akan tetap untuk satu hari. Jadi, di bawah kalender baru, jika seorang anak yang lahir pada hari Selasa tanggal 10 Januari, 1947, ulang tahunnya akan selalu jatuh pada hari Selasa karena tanggal 10 Januari akan selalu jatuh pada hari Selasa.

Para penentang perubahan ini dengan cepat mengecamnya sebagai sebuah kalender yang menipu. Kalender Gregorian [kalender masehi] didasarkan pada tahun matahari - berapa lama bumi berputar mengelilingi matahari. Tahun matahari memiliki panjang 365.2422 hari. Kalender Dunia, di sisi lain, walaupun secara resmi diakui sebagai sebuah kalender matahari hanya akan memiliki panjang 364 hari (Hari Dunia, yang sebelumnya dikenal sebagai hari pada tanggal 31 Desember, tidak akan dihitung sebagai hari). Setiap empat tahun sekali, hari transisi akan diperlakukan sama dengan Hari Dunia.

Para reformator Kalender Dunia akan membuat kita menggunakan kalender ini yang membagi dua belas bulan dalam satu tahun, menjadi empat bagian yang sama, masing-masing bagian terdiri dari 91 hari, totalnya menjadi 364 hari. Tapi karena ada 365 hari dalam tahun biasa, dan 366 hari dalam tahun kabisat, maka mereka akan menangani ini dengan cara menyebut hari ke-365 sebagai Hari Akhir Tahun, atau Desember W atau hari Sabtu tambahan, dan membuat hari setelah tanggal 30 Desember tidak dihitung di dalam kalender, tapi dijadikan dan digunakan sebagai hari libur, hari kosong, atau hari nol. Hal yang sama juga akan mereka lakukan pada kita untuk hari ke-366 pada tahun kabisat, ini menjadi Hari Tahun Transisi, dengan menempatkan tanggal 29 Februari yang lama di pertengahan tahun setelah tanggal 30 Juni sebagai hari Sabtu tambahan yang lain, dan menyebutnya Juni W, tetapi tidak dimasukkan ke dalam kalender, dan dengan sewenang-wenang dihilangkan begitu saja dan dianggap sebagai hari kosong yang lain. Mereka dengan riang memberitahu kita bahwa "Desember W dan Juni W adalah hari penstabil dalam kalender – Hari Libur Dunia"5.

Dalam gereja Adven Hari Ketujuh, gemuruh masalah dengan prinsip penanggalan pertama kali muncul beberapa tahun sebelumnya. Penatua J.H. Wierts telah belajar dari guru Ibraninya, para rabi Yahudi, bahwa Hari Pendamaian menurut para rabi untuk tahun 1844 telah dirayakan pada tanggal 23 September, bukan pada tanggal 22 Oktober. Wierts bertekad untuk menyelidiki masalah ini. Dengan memanfaatkan sebuah koneksi yang ada di dalam Badan Observasi Angkatan Laut Amerika Serikat, dia mencari kebenaran.

(3)

Wierts menemukan ketidakkonsistenan di dalam prinsip-prinsip ilmu kalender yang berdampak pada tanggal penyaliban. Ini sangat penting, karena pemahaman yang benar (atau salah) dari kalender mempengaruhi penafsiran berbagai nubuatan serta doktrin Sabat Hari Ketujuh. Dia merasa bahwa adalah penting bagi gereja untuk mengakui dan

membereskan perbedaan ini sebelum para lawan kita menantang kita. Dia akhirnya menulis temuannya dalam sebuah naskah setebal 283 halaman. Pada tahun 1932, dia mulai mengajak berbagai pejabat di dalam General Conference [Konferensi Umum] untuk melakukan penyelidikan pada temuannya.

Konferensi Umum tidak melihat perlunya penelitian resmi dan dia selama beberapa waktu tidak berhasil mengajak mereka. Akhirnya, pada tanggal 7 November 1938, Konferensi Umum menunjuk sebuah Komite yang terdiri dari para pendeta, para sarjana dan ahli-ahli teolog ternama untuk mengatasi masalah yang diangkat oleh Wierts. Anggota-anggota yang ada di dalam Komite Penelitian ini disebut sebagai mereka yang berasal dari pemimpin-pemimpin Gereja Adven Hari Ketujuh: Penatua L.E. Froom menjadi ketua komite; Dr Lynn Harper Wood sebagai sekretaris. Anggota lain termasuk Dr. M.L. Andreasen, F.C. Gilbert, dan Profesor M.E. Kern, Albert W. Werline, dan W. Homer Teesdale. Pada bulan Januari 1939, Nona Grace Amadon, cucu dari Pendahulu gereja Adven John Byington, juga diundang untuk bergabung. Pada saat ini, hampir 70 tahun kemudian, adalah mustahil untuk menyatakan dengan pasti apa alasan dimintanya Konferensi Umum untuk menunjuk Komite Penelitian, apakah: pertanyaan terus-menerus dari Penatua Wierts, atau meningkatnya hasutan untuk memakai Kalender Dunia. Mereka melakukan kajian pada temuan Wierts. Hal ini juga dengan jelas mengungkap bahwa mereka sangat menyadari dukungan yang terus meningkat, di seluruh dunia, untuk melakukan perubahan kalender, sebagaimana rujukan yang muncul dalam penelitian dan pernyataan mereka.

Komite Penelitian menegaskan bahwa tanggal 22 Oktober memang benar adalah Hari Pendamaian pada tahun 1844, walaupun itu bertentangan dengan tanggal yang diberikan oleh para rabbi yaitu tanggal 23 September. Dengan demikian, status Ellen White sebagai seorang nabi tetap aman dan terlindungi. Bagian yang tak diinginkan dan benar-benar tak terduga yang terungkap adalah bahwa kalender Alkitabiah digunakan untuk menetapkan tanggal 22 Oktober 1844, sebagai nubuatan besar Hari Pendamaian, hal ini juga memberi dampak kapan hari Sabat jatuh. Hal ini menyebabkan kebingungan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Untuk sementara waktu, panitia menyadari penggunaan kalender luni-solar sebagai kebijakan gereja.

Dalam surat yang tidak bertanggal yang dikirim kepada sesama anggota komite, Grace Amadon, M.L. Andreasen mengungkapkan ketakutannya bahwa tindakan mengadopsi kalender yang digunakan oleh kaum Millerit hanya akan menghasilkan kebingungan. Dia tidak yakin kalender tersebut dapat diadopsi oleh sebuah gereja yang mendunia atau bagaimana hal itu bisa dijelaskan kepada anggota gereja, apalagi, kepada dunia.

Akan menjadi tidak mudah untuk menjelaskan kepada orang-orang bahwa Tuhan yang memberikan dan menetapkan sebuah pengaturan semacam ini akan begitu memperhatikan hari ketujuh yang tepat.

Jika sebuah penjelasan mungkin dapat diberikan, dan orang-orang pada akhirnya akan menyesuaikan dengan pergeseran hari raya dan stabilitas hari ketujuh, mungkin dapat dikatakan bahwa pada waktunya mereka akan terbiasa dengan pengaturan ini. Tapi mereka tidak akan cepat terbiasa dengan hal ini, sampai pergeseran lain dibuat. Sekarang mereka bergeser kembali ke tempat mereka sebelumnya. Tapi hal ini tidak akan menjadi selesai atau menjadi tetap. Pergeseran lain akan datang, dan yang lain, dan yang lain . . . Tidak ada keseragaman, dan setelah orang-orang terbiasa dengan pengaturan tertentu, hari akan berubah lagi. Hal seperti ini melebih apa yang jemaat bisa pahami, dan jika kita pergi kepada jemaat sekarang dengan sebuah penjelasan seperti ini, kita bisa memastikan bahwa kebingungan yang akan terjadi. Dan musuh-musuh kita tidak akan berlambat-lambat untuk menunjukkan kesulitan dan mengontrol perubahan yang ada pada mereka . . . Jika dalam skema kalender baru ini yang kita sedang pertimbangkan untuk diadopsi harus diakui bahwa masyarakat setempat memiliki hak untuk membuat pengamatan mereka sendiri [pada bulan di langit] yang akan menentukan tahun baru, dan masih akan tetap menyisahkan sebuah pertanyaan jika orang-orang tepat yang kompeten untuk melakukan pengamatan yang seperti itu baru akan disediakan. . . Sabat hari ketujuh adalah jelas dan berbeda. Seorang anak kecil dapat memahami perhitungannya. Janganlah orang-orang mengamati hari suci Tuhan dengan menggunakan sebuah kalender yang akan menimbulkan kebingungan, dan membuat kita tidak perlu bekerja keras. Untuk sementara skema yang diusulkan tidak dengan cara apapun mempengaruhi pergantian hari dalam sebuah minggu, dan karenanya tidak mempengaruhi hari Sabat, namun jika orang-orang mengamati hari Sabat juga menganjurkan penanggalan skema baru, maka kebingungan yang dihasilkan tidak akan menjadi keuntungan bagi kita . . .

Komite telah melakukan bagian pekerjaan yang sangat baik. Pengesahan, tanpa syarat, pada rencana sekarang yang ada di depan kita tampaknya bagi saya . . . dampaknya akan sarat dengan dinamit, dengan TNT, supaya kita menjadi sangat berhati-hati. Saya sungguh-sungguh akan sangat memperingatkan komite dalam hal ini. Saya takut bahwa dampak dari dukungan dalam situasi sekarang ini akan terasa di kalangan luas . . .

(4)

Para penganut Advent Hari Ketujuh akan segera memiliki cukup banyak masalah di tangan mereka, jadi kita jangan membuat masalah bagi diri kita sendiri sebelum waktu itu tiba. Hari kosong belum bisa kita hadapi6. Kita tidak mampu untuk memulai kesulitan bagi diri kita sendiri. Bagi dunia akan tampak bahwa kalender yang diusulkan sekarang ini adalah kemajuan untuk mencapai tujuan tertentu - bukan untuk tujuan dari adopsi ini, karena kita akan menemukan bahwa tidak mungkin untuk menerapkannya secara universal, - tetapi untuk tujuan mendukung tanggal pada tahun 1844. Saya tidak percaya bahwa kita berada di bawah kebutuhan itu. Itu seharusnya hanya untuk mengokohkan tanggal 22 Oktober 1844 tanpa menggunakan perangkat tersebut. Sebuah jalan keluar yang memungkinkan: Saya menyarankan agar kita membuat laporan kepada Saudara McElhaney7 mengenai apa yang diyakini oleh kaum Millerit dan bagaimana mereka tiba pada kesimpulan mereka, tanpa, saat ini, mengkomitmenkan diri kita pada kebenaran metode mereka. Biarkan Saudara McElhaney menyebarluaskan laporan ini dengan cara apapun yang mungkin dianggap paling baik, dan mari kita menunggu reaksinya. Ini, tentu saja, hanya akan menjadi sebuah laporan awal, dan akan dirancang dengan sangat baik. Kita akan segera [melihat] api apa yang akan mendekat. Dalam masa yang genting ini mari kita mempelajarinya lebih lanjut untuk mendapatkan laporan akhir. Reaksi terhadap laporan awal dapat menentukan bentuk laporan akhirnya8.

Kebingungan muncul atas fakta bahwa kalender Gregorian [kalender masehi] memiliki siklus mingguan tidak terputus, sedangkan kalender luni-solar tidak. Karena itu, ketika kalender matahari Gregorian dipaksakan pada kalender luni-solar Alkitab, maka tanggal-tanggal dalam kalender luni-solar akan nampak "mengambang" melalui mingguan kalender Masehi. Sabat hari ketujuh yang sejati pada kalender luni-solar akan sangat jarang jatuh pada hari Sabtu kalender Masehi. Tidak sepenuhnya jelas apakah Komite Penelitian melihat atau tidak pengaruh sepenuhnya dari temuan mereka pada hari Sabat. Berbagai pernyataan yang ada belum jelas dan bisa ditafsirkan dengan banyak cara. Sudah pasti bahwa

beberapa anggota memilih untuk mengabaikan bukti ilmiah tertentu yang tidak sesuai dengan ide-ide mereka yang terbentuk sebelumnya mengenai kapan hari Sabat terjadi.

Umat Yahuwah pada zaman sekarang tidak boleh mengulangi kesalahan mereka. Undangan Sang Pencipta kepada umat-Nya adalah: "Marilah, baiklah kita berperkara!"9. Kata yang diterjemahkan sebagai "berperkara" adalah yâkach yang berarti memperbaiki kesalahan, membenarkan atau meyakinkan; berperkara bersama10. Walaupun benar bahwa akan selalu ada keraguan yang menggantung pada mereka yang ingin melakukannya, namun benar juga bahwa Yahuwah tidak menuntut iman yang buta. Iman yang murni, ya; iman yang buta, tidak. Dia selalu memberikan alasan yang cukup untuk percaya bagi mereka yang bersedia untuk diyakinkan.

Ini harus dipahami. Seorang Laodikia yang menemukan pertentangan di dalam Alkitab, bisa terguncang. Bukannya menggali jauh di dalam tambang kebenaran untuk menemukan prinsip dasar yang akan mempertemukan dua titik yang tampaknya bertentangan, dia malah akan memilih untuk percaya pada salah satu pihak yang setuju dengan sistem keyakinannya karena itu sesuai dengan irama perasaannya dan kemudian menolak pihak yang lain. Apapun yang baru dipandang sebagai pengetahuan yang tidak perlu. Orang-orang Laodikia, dengan semua ini, telah "memperkaya diri dengan harta (pengetahuan) dan tidak lagi kekurangan apa-apa"11. Ketika sesuatu yang tidak dia ketahui muncul, orang-orang Laodikia akan merasa, "Saya tidak perlu tahu itu. Jika itu penting untuk diketahui, maka saya pasti sudah

mengetahuinya, karena apa yang sudah saya ketahui sudah cukup untuk mendapatkan keselamatan".

Seorang murid sejati yang mempelajari Firman, di sisi lain, tidak akan pernah menolak sesuatu hanya karena hal itu bertentangan dengan ide yang sudah terbentuk sebelumnya atau dengan pendapat yang sudah diakui. Baginya, kebenaran itu lebih penting dari apa pun. Dia menyadari bahwa: tidak mengetahui kebenaran tidak mengubah fakta mengenai kebenaran itu sendiri. Jadi, dia akan selalu mau untuk lebih mengetahui kebenaran. Mengerti bahwa perasaan adalah bukan pertanda yang dapat diandalkan mengenai apa yang benar, dia telah memilih untuk mengikuti terang ke mana pun terang itu menuntun, bahkan jika itu berarti bahwa dia harus melepaskan keyakinan yang paling dihargainya. Dia akan memilih untuk mematuhinya jika hal itu dapat dibuktikan dari Alkitab bahwa itu benar.

Para pelopor gerakan Adven memahami hal ini dengan sangat baik. “Aturan Penafsiran” mereka telah tercantum dalam The Midnight Cry of November 17, 1842. Aturan ini terdiri dari empat bagian: "Untuk memahami pengajaran, bawa semua ayat-ayat kitab suci bersama-sama pada perihal yang anda ingin ketahui, kemudian biarkan setiap firman mengambil peranannya, dan jika anda dapat membentuk teori anda tanpa ada satu pertentangan, maka anda sudah pasti tidak salah". Komite Penelitian seharusnya telah memperhatikan aturan penafsiran alkitabiah yang diilhami ini dengan baik. Namun sebaliknya, bukannya belajar sampai mereka bisa menyelesaikan setiap pertentangan, mereka mala memilih untuk "terjun dengan iman" ke dalam kesalahan mereka.

Generasi terakhir perlu menggali jauh ke dalam dasar dari pondasi mereka. Tidak boleh ada sejumlah pasir yang dibiarkan berada di dalam cuaca badai yang akan segera menghancurkan gereja. Yahuwah memimpin umat-Nya untuk berada di atas dasar batu yang kuat. Sepanjang jalan, mereka mungkin akan menghadapi kebenaran berbeda yang

(5)

tampaknya bertentangan satu sama lain. Pada saat seperti itu mereka harus ingat bahwa Bapa tidak menuntut iman buta. Dia telah mengundang umat-Nya untuk datang dan berperkara dengan-Nya.

Anak-anak Yahuwah tidak perlu takut bahwa yang mereka lakukan tidak dapat dimengerti. Jika mereka bersedia untuk taat, tidak peduli apapun juga bayarannya, jika mereka bersedia mengikuti terang ke mana pun itu menuntun, Dia telah berjanji pada diri-Nya sendiri untuk memberikan kepada mereka yâkach yang dibutuhkan, berperkara yang dibutuhkan untuk meyakinkan mereka mengenai apa yang benar.

Kalender luni-solar yang ditetapkan oleh Yahuwah pada masa penciptaan adalah kalender yang bisa diterapkan, kalender yang bisa dimengerti. Dan itu harus rajin dipelajari oleh umat sisa pada zaman sekarang. Kitab Yesaya 66:2312

mengungkapkan bahwa itulah kalender yang akan digunakan di dalam Bumi Baru dan itulah kebenaran yang Surga sedang kembalikan kepada generasi akhir agar mereka dapat dimampukan untuk pergi keluar dan memberitakan Sabat "yang sepenuhnya"13.

Mari kita belajar dari pelajaran dari masa lalu. Mari kita memuji Bapa Surgawi kita karena peningkatan pengetahuan yang Dia telah curahkan. Mari kita yakini bahwa Dia yang telah membawa kita sejauh ini, mampu mengungkapkan kebenaran-Nya kepada kita.

Konten Terkait:

Gereja Adven & Sabat Lunar

Ellen White, Para Pelopor, dan Sabat Lunar Gereja Adven, Sabat Lunar, dan Waktu Kesesakan Sabat Lunar Dalam Pembelaannya│Bagian 1 (3 Bagian)

1Carlyle B. Haynes, Calendar Change Threatens Religion, Religious Liberty Association, Washington D.C., 1944, 4, 5. Buku

saku yang menarik ini bisa didapatkan di dalam seluruh halaman website “buku” ini.

2Elisabeth Achelis, The Calendar for Everybody, 121 (sebagaimana yang dikutip di dalam Calendar Change Threatens

Religion, 5.)

3Haynes, Calendar Change Threatens Religion, 3, 4. 4S.d.a., 7.

5S.d.a., 6.

6Inilah sebuah rujukan yang sangat jelas pada pengusulan Kalender Dunia yang sedang dihadapi oleh gereja pada masa

itu.

7Kemungkinan adalah Penatua J. L. McElhaney, Presiden dari Konferensi Umum.

8M. L. Andreasen, "Objections To The Use Of The Wandering Lunar Day Line As Basis In Determining Jewish Feasts And The

Beginning Of The Biblical Jewish New Year," Box 2, Folder 4, Grace Amadon Collection (Collection 154), Adventist Heritage Center, James White Library, Andrews University, penekanan diberikan. Setelah dirujuk disini sebagai koleksi Grace Amadon.

9Yesaya 1:18

10James Strong, #3198, "Dictionary of the Hebrew Bible", The New Strong's Exhaustive Concordance of the Bible, Thomas

Nelson Publishers, 1990, 49.

11Wahyu 3:17

12"Maka akan terjadi bahwa, dari satu Bulan Baru kepada Bulan Baru berikutnya, dan dari satu hari Sabat kepada hari

(6)

Yesaya 66:23.

13"Pada permulaan dari waktu kesesakan, kita akan dipenuhi dengan Roh Kudus agar kita bisa pergi keluar dan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil pembahasan dapat ditarik kesimpulan bahwa pelaksanaan alih fungsi tanah pertanian (hak milik) ke non pertanian untuk rumah tinggal di kota Pematangsiantar

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa, “Terdapat Hubungan yang Positif dan Signifikan antara Kinerja Mengajar Dosen dan Lingkungan Belajar secara bersama-sama

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi Materi Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Penilaian Alokasi Waktu Sumber Belajar 4.9 Menampilka n jenis  pelayanan makanan dan

Proses evolusi kuda terjadi melalui beberapa tahapan yang dimulai dari (1) Eohippus, berkembang pada zaman Eocene dengan tinggi badan 35 cm (20-50 cm), berat 5.5

Jika Kami mema'afkan segolongan dari kamu (lantaran mereka taubat), niscaya Kami akan mengazab golongan (yang lain) disebabkan mereka adalah orang-orang yang selalu berbuat

d) Manajemen Resiko Proyek – yang menunjukan pemahaman Kontraktor atas berbagai ancaman yang dapat berpengaruh pada pencapaian sasaran proyek, serta upaya-upaya

Langkah-langkah pengolahan data yang digunakan dalam memecahkan masalah persediaan bahan baku menggunakan metode Q model backorder dengan permintaan probabilistic

Maksud dan tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini adalah untuk mempelajari pengaruh konsentrasi nanas bubuk dan madu yang tepat dalam pembuatan cokelat