• Tidak ada hasil yang ditemukan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN MENGGUNAKAN MODEL TUGAS PROYEK PADA SISWA KELAS IV SDN 76 KOTA TENGAH KOTA GORONTALO JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN MENGGUNAKAN MODEL TUGAS PROYEK PADA SISWA KELAS IV SDN 76 KOTA TENGAH KOTA GORONTALO JURNAL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN MENGGUNAKAN MODEL TUGAS PROYEK PADA SISWA

KELAS IV SDN 76 KOTA TENGAH KOTA GORONTALO

JURNAL

Oleh

ENDANG TUNI SURONOTO NIM 151 411 159

UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

(2)

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015

LEMBAR PENGESAHAN JURNAL Skripsi yang berjudul

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN MENGGUNAKAN MODEL TUGAS PROYEK PADA SISWA

KELAS IV SDN 76 KOTA TENGAH KOTA GORONTALO

Oleh

Endang Tuni Suronoto

Pembimbing I

Dra. Hj. Salma Halidu, S. Pd, M. Pd Nip. 19600308 198703 2 002

Pembimbing II

Hj. Sumarni Mohamad, S.Pd, M,Pd Nip. 19560224 198302 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Ilmu Pendidikan

Universitas Negeri Gorontalo

Dr. Hj. Rusmin Husain, S.Pd, M.Pd Nip. 19600414 198703 2 001

(3)

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN MENGGUNAKAN MODEL TUGAS PROYEK PADA SISWA

KELAS IV SDN 76 KOTA TENGAH KOTA GORONTALO

Endang Tuni Suronoto1), Salma Halidu 2), Sumarni Mohamad 3) Endang Tuni Soronoto

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar

endangsuronoto@yahoo.co.id Salma Halidu Salmahalidu44@gmail.com Sumarni Mohamad Sumarni_@yahoo.com ABSTRAK

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian adalah apakah keterampilan menulis karangan narasi dapat ditingkatkan menggunakan model tugas proyek di SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi pada siswa kelas IV SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo. Metode yang digunakan ini adalah Penelitian Tindakan Kelas. Penggunaan dilakukan dengan dua siklus. Dengan tehnik pengumpulan data yaitu test, observasi dan dokumentasi.Pada observasi awal dari 20 siswa hanya 3 orang siswa yang memiliki kemampuan menulis karangan narasi. Pada siklus 1 meningkat menjadi 11 orang siswa atau 64,7%. Siklus II meningkat menjadi 17 siswa atau 80,2%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan anak dalam menulis karangan dapat ditingkatkan dengan menggunakan model pembelajaran tugas proyek.

(4)

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015 1. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang Masalah

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang memiliki peran penting dalam pengembangan intelektual siswa di sekolah dalam menciptakan keahlian dalam bidang karya tulis ilmiah. Dalam pelajara ini siswa di bimbing agar dapat menyusun sebuah karya. Lewat karya inilah siswa akan memperoleh pengetahuan bagaimana menggunakan bahasa dan tindak tutur kata yang baik dan benar yang menarik dibaca dan didengar oleh para pembaca. Memang keahlian dalam berbahasa bukanlah hal yang mudah namun membutuhkan latihan dan keuletan dalam berfikir untuk menyusun ide yang bagus.

Karya tulis ilmiah mempunyai 5 jenis yakni deskriptif, eksposisi,

argumentasi, persuasi dan narasi. Narasi (cerita) merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian

peristiwa atau pengalaman berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu.

Untuk memudahkan latihan menulis karangan narasi ini perlu ada langkah-langkah dan bagaimana aspek-aspek penulisan yakni 1) Menentukan tema dan judul. 2) Mengumpulkan bahan. 3) Menyeleksi bahan. 4) Membuat kerangka. 5) Mengembangkan kerangka karangan.

Sesuai dengan observasi awal yang saya lakukan di SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo pada kelas IV, jumlah siswa kseluruhanmya yaitu 20 siswa. Dari jumlah tersebut terdapat siswa yang masih kurang paham dalam menulis karangan narasi. Terdiri dari 8 siswa belum paham dalam

Dari uraian di atas bahwa perm

asalahan utama yaitu siswa belum paha

m tentang materi menulis karangan den

gan baik dan benar, karena masih ada

beberapa aspek yang belum dikatahui

oleh siswa.

Dalamhal ini model pembelajaran

yang akan dicobakan oleh peneliti yaitu

model tugas proyek, model ini untuk

memungkinkan agarbisa meningkatkan

kemampuan siswa dalam menulis kara

ngan narasi di SDN 76 Kota Tengah

Kota Gorontalo.

Hal lain yang di katakan oleh (Uno:101) bahwa model tugas proyek merupakan model pembelajaran yang digunakan untuk mengetahui suatu kondisi tertentu dan langsung terjun ke lapangan. Penerapan model ini dalam kegiatan pembelajaran memberikan kesempatan kepada siswa untuk merangkum

pengetahuan diberbagai bidang serta secara kritis dan kreatif mengaplikasikan dalam kehidupan nyata

b. Identifikasi Masalah

1). Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi khususnya pada penentuan topik utama, penggunaan ejaan dan tanda baca, penguasaan kalimat dan penghubung kalimat dari paragraf pertama ke paragraf selanjutnya.

c. Rumusan Masalah

Adapun perumusan masalah dalam

penelitian ini adalah sebagai berukut: 1). Apakah melalui model tugas proyek dapat meningkatkan keterampilan menulis karangan narasi siswa kelas IV SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo?

d. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas maka tujuan penelitian ini adalah: 1). Untuk dapat mengetahui apakah dengan model tugas proyek ini dapat meningkatka n keterampilan menulis karangan siswa kelas IV SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo Kel. Pulubala?

e. Pemecahan Masalah

1). Guru menyampaiakan semua tujuan pelajaran yag ingin di capai. 2). Guru menyelesaiakn aspek – aspek yang di nilai pada menulis karangan narasi. 3). Guru membagi kelompok. 4).Guru membimbing siswa dalam mengerjakan tugas kelompok

.

(5)

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015

5).Guru mengevaluasi hasil belajar

siswa.

2. KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN Kajian Teoretis

Pengertian Menulis

Menulis adalah keterampilan berbahasa yang sangat penting dan perlu adanya pelatihan khusus. Menurut Syafi’ie

(1988:45) bahwa menulis adalah keterampi lan seseorang untuk menuangkan buah pikiran, ide, gagasan, dengan memperguna kan rangkaian bahasa tulis yang baik dan benar.

Jenis – Jenis Menulis.

Adapun jenis-jenis menulis dapat dikategorikan dalam 4 kategori yaitu; menulis karangan narasi, eksposisi, deskrip si, dan argumentasi.

a. Eksposisi

Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah secara analisis dan terperinci memberikan interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, teramat dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat kabar atau majalah.

b. Deskripsi

Deskrisi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya, dapat ‘ melihat’ apa yang dilihatnya, dapat ‘mendengar’ apa yang didengarnya, ‘merasakan’ apa yang dirasakanya, serta sampai kepada ‘kesimpulan’ yang sama dengannnya. Dari sini dapat disimpulkan

bahwa deskripsi merupakan hasil dari obesrvasi melalui panca indera, yang disampaikan dengan kata-kata (Marahimin. 1993.46)

c. Narasi (kisah)

Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Paragraf narasi itu dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau pendengar tentang apa yang telah diketahui atau apa yang dialami oleh penulisnya. Narasi lebih menekankan pada dimensi waktu dan adanya konflik (Pusat Bahasa. 2003.46).

d. Argumentasi

Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar amenerima pendapanya. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca. Cara menyakinkan pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan data, bukti, atau hasil-hasil penalaran (Pusat Bahasa. 2001. 45)

e. Persuasi

Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis. Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.

Dari kelima jenis tulisan di atas penulis menyimpulkan bahwa setiap jenis tulisan memiliki aspek dan alur penulisan serta isi yang berbeda-beda. Maka dalam materi menulis karangan ini penulis mengambil salah satu jenis tulisan yaitu menulis karangan bentuk narasi. Dengan alasan jenis karangan ini bisa membatu siswa untuk menceritakan pengalaman mereka dalam bentuk tulisan.

(6)

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015 Tujuan Menulis

Menurut Syafie’ie (1988:51-52), tujuan penulisan dapat diklasifikasikan sebagai berikut.

a. Mengubah keyakinan pembaca; b. Menanamkan pemahaman sesuatu

terhadap pembaca;

c. Merangsang proses berfikir pembaca; d. Menyenangkan atau menghibur

pembaca;

e. Memberitahu pembaca; dan memotivasi pembaca.

Langkah – Langkah Menulis

Sebagai suatu proses, menulis terdiri atas berbagai tahap sebagai berikut. Tahap prapenulisan, Tahap penulisan, dan Tahap revisi.

Menulis Karangan

Pada dasarnya untuk menyusun karangan dibutuhkan langkah-langkah awal untukmembentuk kebiasaan teratur dan sistematis yang memudahkan kita dalam mengembangkan karangan. kali ini kita coba tinjau terlebih dahulu langkah-langkah menyusun karangan satu per satu yaitu: Menentukan tema dan judul, Mengumpulkan bahan, Meny eleksi bahan, Membuat kerangka karang an,

dan mengembangkan

kerangka karangan.

Pembelajaran Model Tugas Proyek Pengertian secara umum dari tugas proyek adalah model pembelajara n yang digunakan untuk mengetahui suatu kondisi tertentu dan langsung terjun ke lapangan. Penerapan model ini dalam kegiatan pembelajaran

memberikan kesempatan kepada siswa suatu tugas dalam waktu tertentu secara individu maupun kelompok untuk menghasilkan suatu produk. Kegiatan yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk merangkum pengetahuan dari berbagai bidang serta secara kritis dan kreatif mengaplikasikannya dalam kehidupan nyata (Hamzah B. Uno:101)

Dalam pembelajaran berbasis proyek siswa diberikan tugas atau proyek yang kompleks, cukup sulit, lengkap, tetapi

realistik dan kemudian diberikan bantuan secukupnya agar mereka dapat menyelesai kan tugas. Di samping itu penerapan strategi pembelajaran berbasis proyek ini mendorong tumbuhnya kompetensi seperti kreativitas, kemandirian, tanggungjawab, kepercayaan diri dan berpikir kritis dana analitis.

Langkah – Langkah Model Tugas Proyek

Berdasarkan kegiatan belajar mengaja r dengan metode tugas proyek yang terbagi dalam tiga tahapan yakni persiapan, pembelajaran dan evaluasi, tetapi dari tiga tahapan tersebut dapat dideskripsikan menjadi enam tahapan sebagai berikut: a) Persiapan dalam menulis.

Kaitannya deng

an materi menulis karangan tentunya

guru mempersiapkan bahan ajar atau

materi yang bisadipahami siswa berupa

buku, lembar kerja siswa, atau contoh

karangan. Guru juga harus memberikan

penjelasan dan contoh yang sederhana

tentang bagaimana menulis kaarangan

yang baik.

Hal ini akan mendukung keber hasilan belajar siswa dalam menyelesaikan suatu proyek dan cukup membntu dalam menjawab pertanyaan, beraktifitas dan berkarya. 2) Penugasan / Menentukan topik yaitu Dalam hal ini fokus bagaimana kegiatan menulis karangan mnjadi topik utama dalam tugas proyek ini. Guru tentu memberikan tugas kepada kelompok untuk mencari atau membuat karangan sesuai dengan langkah-langkah dan tata cara yang sudah dijelaskan guru.

Keterampilan Menulis Karagan Narasi Menggunakan Model Tugas Proyek.

Menulis karangan bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan. Menulis merupakan keterampilan khusus dalam mata pelajaran bahasa Indonesia dan banyak siswa yang kesulitan dalam mencari solusi, strategi bagaimana bisa menguasai tata cara menulis yang baik. Namun keterampilan itu jugamembutuhka n bagaimana guru mampu menggabungkan antara pengetahuan dan model mengajar yang menyenangkan. Penulis kembali menjelaskan disini bahwa model pembelaj

(7)

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015 aran dengan model tugas proyek ini bisa mampu memotivasi siswa untuk melakuka n aktivitas mengarang.Dengan model tugas proyek ini tentunya diharapkan nanti bisa berpengaruh pada hasil peningkatan keterampilan mengarang siswa.

Pada model tugas proyek ini yang ingin ditingkatkan siswa yaitu penggunaan ejaan dan tanda baca, penguasaan kalimat dan menghubungkan paragraf pertama ke paragraf selanjutnya. Dalam model tugas proyek ini juga dapat di lihat kemampuan siswa pada saat melakukan permainan dimana dalam model tugas proyek siswa akan dibentuk kelompok dan dengan mengikuti model dan langkah – langkah di atas dengan memasukkan semua materi yang ada hubungan dengan mengarang ke dalam model pembelajaran guna untuk melatih siswa agar bisa memahami materi mengarang.Tehnik permainan tugas proyek ini tergantung kreatifitas dan inovasi guru dalam kelas agar bisa menyenangkan.

Dengan memperhatikan uraian di atas dapat disimpulkan indikator yang dapat diukur didalam model tugas proyek adalah :

1. Kerja sama antara kelompok.

2. Kreatifitas, kemandirian, dan tanggun g jawab.

3. Berfikir kritis dan analitis.

4. Membuat karangan narasi sesuai dengan langkah – langkah karangan 5. Setiap individu secara langsung berko

mentar.

6. Memahami materi mengarang. 3. Metedologi Penelitian.

Latar Dan Karakteristik Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 76 Kota tengah Kota Gorontalo. Dengan jumlah siswa 203 orang siswa dan jumlah tenaga pendidik yaitu 12 orang. Dan memeliki 9 ruang kelas. Adapun yang menjadi subyek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo dengan jumlah siswa 20 orang, yang terdiri dari 10 orang laki – laki dan 10 orang perempuan, dengan karakteristik yang berbeda – beda dan dari keluarga yang berbeda – beda.

Variabel Penelitian

Variabel – variabel yang menjadi titik sasaran pada penelitian ini berupa:

- Variabel Input (Siswa, Guru, Bahan Ajar, Sumber Belajar dan Lingkungan Belajar).

- Variabel Proses (Keterampilan bertanya guru, Gaya bertanya guru, Cara bertanya siswa, Implementasi model dan metode mengajar). - Variabel Output (Rasa ingin tahu

siswa, Kemampuan siswa, Motivasi, Hasil belajar, Sikap terhadap pengalaman).

Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan minima l dalam dua siklus, masing-masing siklus terdiri dari dua kali pertemuan. Penelitian dilaksanakan selama proses pembelajaran bahasa Indonesia dengan menulis karangan . Adapun prosedur pelaksanaan tindakan ini adalah : a. Persiapan,b. Pelakasanaan tindakan, c. Pemantauan dan evaluasi, d. Analisis dan refleksi.

Tehnik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang mendukung dalam penelitian ini maka data diperoleh sesuai prosedur sebagai berikut:

a. Test

Tehnik tes yang digunakan adalah tes yang dilakukan oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung, dalam hal ini materi menulis karangan narasi. Tes yang digunakan berbentuk rubrik penilaian.

b. Observasi.

Observasi sebagai pelengkap dari hasil dengan mengamati aktivitas siswa sebagag i berikut:

1. Keaktifian kerja sama 2. Kreatifitas siswa.

3. Tanggug jawab siswa dalam kelompo k.

c. Dokumentasi.

Dokumentasi yaitu cara mengumpulk an data melalui peninggalan penulis seperti arsip buku dan lain-lain. Berhubungan dengan masalah penelitian, pengumpulan data melalui dokumentasi dimaksudkan untuk menghimpun dokumen yang ada hubungannya dengan kegiatan belajar di

(8)

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015 kelas,berupa foto kegiatan belajar mengaja r dan RPP.

Tehnik Analisis Data

Tehnik analisis yang digunakan adalah reduksi data yaitu kegiatan pemilihan data, penyederhanaan data serta transformasi data kasar dari hasil catatan lapangan. Penyajian data berupa sekumpulan informa si dalam bentuk tes naratif yang disusun, diatur dan diringkas sehingga mudah dipah ami. Hal ini dilakukan secara bertahap kemudian dilakukan penyimpulan dengan cara diskusi bersama mitra kolaborasi.

Untuk menentukan hasil tertinggi ( ideal ) yang dapat dicapai adalah 75 sedangkan rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Rumus Mencari Nilai Akhir Individual Jumlahskor yang diperoleh NAI = x100

Jumlah skor yang tertinggi

Ket :

SB = 4 ( 80 – 100 ) B = 3 ( 65 – 79 ) C = 2 ( 55 – 64 ) K = 1 ( 0 – 54 )

4. Hasil Penelitian Dan Pembehasan Deskripsi Hasil Penelitian

Penulis melakukan penelitian pada pelaksanaan pembelajaran sebanyak 2 siklus yaitu siklus 1 dan siklus 2.Penelitian pada masing – masing siklus mencakup penilaian aktivitas guru dan aktivitas siswa setelah pelaksanaan pembelajaran. Setiap selesai proses pembelajaran peneliti bersama guru mitra melakukan refleksi tentang masalah– masalah yang ditemukan pada proses pembelajaran

.

Pelaksanaan Observasi Awal

Observasi awal dilaksanakan pada tanggal 30 April 2015. Hasil observasi

awal menunjukkan bahwa dari 20 orang siswa hanya 3 orang siswa yang mampu menulis karangan narasi dengan baik dan benar.

Berdasarkan hasil tersebut bahwa siswa kelas IV SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo pada dasarnya belum dapat menulis karangan narasi dengan baik dan benar. Dengan permasalahan ini maka peneliti ingin Meningkatkan Kemampuan Menulis Karangan Dengan Menggunakan Model Tugas Proyek.

Pelaksanaan Pembelajaran Siklus 1 Tahap Persiapan

Tahap perencanaan kegiatan siklus 1 dilaksanakan tanggal 04 dan 09 Mei 2015 yaitu sebagai berikut :

a. Menyusun RPP

b. Menyiapkan materi pelajaran c. Menyusun lembar penilaian belajar

siswa dalam menulis karangan narasi.

Tahap Pelaksanaan Tindakan a. Pertama-tama meneliti mengecek

kehadiran siswa, dilanjutkan dengan menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran.

b. Peneliti memperlihatkan media gambar pada siswa.

c. Menjelaskan cara menulis karangan narasi dengan baik. Narasi (cerita) merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu yang dijabarkan dengan urutan awal, tengah, dan akhir. Narasi memiliki karakteristik sebagai berikut: 1) Adanya peristiwa atau kejadian baik nyata atau fiktif. 2) alur cerita dari prolog (awalan), penjabaran (tengah), dan epilog (akhir). 3) Setting atau tempat kejadian peristiwa dimana tokoh mengalami peristiwa tersebut, menjelaskan rangkaian peristiwa dari latar belakang, awal kejadian konflik sampai akhir peristiwa.

d. Siswa dibagi dalam 4 kelompok. e. Peneliti memberikan tugas kelompok

yaitu tugas menulis karangan narasi berdasarkan gambar yang sudah

(9)

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015 diberikan oleh peneliti kepada masing – masing kelompok. Tugas masing – masing kelompok yaitu:

Kelompok 1: Buaya dan Kerbau ( gambar ). Kelompok 2: Liburan ke pantai gambar). Kelompok 3:Persahaba tan Ani dan Tasya (gambar). Kelompok 4: Cuci tangan sebelum makan ( gambar )

f. Setiap perwakilan kelompok

memaparkan hasil kelompok di depan kelas atau di depan kelompok yang lain. g. Setelah membagikan tugas kelompok

peneliti memberikan tugas individu kepada siswa untuk membuat karangan narasi berdasarkan judul mereka masing – masing.

Tahap Pemantauan dan Evaluasi

Tahap pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan secara menyeluruh terhadap setiap tahapan sehingga dapat di ketahui tingkat ketercapaian indikator kinerja yang telah dirumuskan sebelumnya. Dengan melakukan penilaian tentang aspek yang dinilai seperti yang ada pada tabel dibawah ini.

Tabel 1.Hasil Pengamatan Siklus I. Tabel 1 Hasil pengamatan siklus 1 tentang nilai menulis karangan.

Pada siklus 1 aspek yang dinilai dalam menulis karangan ada beberapa siswa yang memperoleh nilai baik yang terbagi atas beberapa aspek: 1) Menetapka n topik, dari 20 siswa yang terdapat 12 siswa yang memperoleh nilai Baik dengan presentase 60%,7 orang siswa memperoleh nilai Cukup atau 35% dan 1 orang siswa memperoleh nilai Kurang atau 5%. 2).

Menentukan tujuan penulisan, siswa yang memperoleh nilai Cukup 11 atau 55% dan siswa yang memperoleh niai Kurang ada 9 orang siswa atau 45 %. 3). Membuat kerangka karangan, dari 20 orang siswa ada 11 orang siswa yang memiliki nilai Baik atau 55 %, siswa yang memiliki nilai Cukup 2 orang siswa atau 10 % dan 7 orang siswa yang memiliski nilai Kurang atau 35 %. 4). Mengembangkan kerangka karangan dari 20 orang siswa yang memiliki nilai Baik ada 11 orang siswa atau 55 %, dan yang memiliki nilai Kurang ada 9 orang siswa atau 45%. 5). Mengguna kan paragraf dari 20 orang siswa yang memiliki nilai Cukup 14 orang siswa atau 70 % dan 6 orang siswa yang memiliki nilai Kurang atau 30 %. 6). Menggunakan penulisan sesuai ejaan dan tanda baca, dari 20 orang siswa yang memiliki nilai Cukup ada 11 orang siswa atau 55%, dan 9 orang siswa yang memili nilai Kurang atau 45 %. 100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Sangat

baik Baik cukup Kurang

Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru dengan

memperhatikan hasil kegiatan belajar pada siklus 1 sebagaimana tercantum pada tabel 2 tersebut, menunjukkan bahwa pengelolaa n pembelajaran yang dilaksanakan guru belum memenuhi target yang diharapkan. Data perbandingan hasil pengamatan yang diperoleh guru mitra sebanyak 8 aspek atau 66,7% sedangkan penelitian mencapai 6 aspek atau 50%, sehingga pelaksanaan Jumlah

skor SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K ∑ 0 12 7 1 0 0 11 9 0 11 2 7 0 11 0 9 0 0 14 6 0 0 11 9 1,294 ℅ 0 60 35 5 0 0 55 45 0 55 10 35 0 55 0 45 0 0 70 30 0 0 55 45 64,70%

Aspek yang dinilai

Menetapkan topik Menentukan tujuan penulisan Membuat kerangka

karangan Mengembangkan kerangka karangan Menggunakan paragraf bebas (narasi) Menggunakan penulisan sesuai ejaan dan tanda

(10)

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015 kegiatan belajar mengajar masih perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya.

Tahap Analisi dan Refleksi

Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus 1 peneliti menemukan beberapa kelemahan pada siklus 1 masih ada aspek yang nilainya belum sesuai indikator kinerja diantaranya sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan penulisan

b. Menggunakan penulisan sesuai ejaan dan tanda baca.

c. Penguasaan kalimat yang kurang. Berdasarkan hasil refleksi tersebut untuk mengatasi kelemahan yang terjadi dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi menulis karangan narasi maka perlu adanya siklus berikutnya atau siklus perbaikan, yaitu siklus 2. Pelaksanaan Pembelajaran Pada Siklus 2

Tahap Perencanaan.

Berdasarkan hasil evaluasi pada siklus 1 peneliti menemukan beberapa kelemahan pada siklus 1 masih ada aspek yang nilainya belum sesuai indikator kinerja diantaranya sebagai berikut:

a. Menentukan tujuan penulisan

b. Menggunakan penulisan sesuai ejaan dan tanda baca.

c. Penguasaan kalimat yang kurang. Berdasarkan hasil refleksi tersebut untuk mengatasi kelemahan yang terjadi dan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam materi menulis karangan narasi maka perlu adanya siklus berikutnya atau siklus perbaikan, yaitu siklus 2. Tahap Pelaksanaan Tindakan

a. Peneliti menjelaskan kembali aspek-aspek yang belum dipahami oleh siswa dalam menulis karangan narasi pada tugas individu:

1) Menentukan tujuan penulisan, dimana dalam menentukan tujuan penulisan, diketahui apa yang ingin dilakukan pada tahap penulisan bahkan apa yang diperlukan, luas lingkup bahasan,

pengorganisasian dan mungkin juga sudut pandang yang digunakan. 2) Menggunakan penulisan sesuai ejaan

dan tanda baca merupakan kaidah yang harus dipatuhi oleh pemakai bahasa demi keteraturan dan

keseragaman hidup, terutama dalam bahasa tulis. Dalam menyusun sebuah karangan harus lebih memperhatikan lagi penulisan ejaan dan tanda baca. 3) Penguasaan kalimat yaitu kalimat

harus memenuhi sasaran, mampu menimbulkan pengaruh, meninggalka n pesan dan dapat membangkitkan selera pembaca.

b. Peneliti memperhatikan media pembel ajaran.

c. Siswa dibagi 4 kelompok

d. Peneliti memberikan tugas kelompok yaitu membuat karangan narasi sesuai dengan judul yang diberikan oleh peneliti. Tugas kelompok yaitu Kelompok 1 : Rapunsel ( cerita ). Kelompok 2 : Liburan ke taman binatang ( cerita ). Kelompok 3 : Bawang merah dan bawang putih ( cerita ). Kelompok 4 : Pinokio ( cerita )

Tahap Pemantauan dan Evaluasi Tahap pemantauan dan evaluasi dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap pelaksanaan tindakan yang dilakukan dan melakukan evaluasi secara menyeluruh terhadap setia tahapan

sehingga dapat diketahui tingkat ketercapai an indikator kinerja yang telah dirumuskan sebelumnya. Dari hasil pelaksanaan siklus 2 terjadi peningkatan yang sangat

signifikan dari kemampuan siswa dalam menulis karangan narasi.

Tabel 3 Hasil pengamatan siklus 2 tentang nilai menulis karanga.

Jumlah skor

SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K SB B C K

∑ 15 5 0 0 0 17 3 0 0 17 3 0 0 17 3 0 0 17 3 0 0 17 0 3 1,604 ℅ 75 25 0 0 0 85 15 0 0 85 15 0 0 85 15 0 0 85 15 0 0 85 0 15 80,20%

Aspek yang dinilai

Menetapkan topik Menentukan tujuan penulisan Membuat kerangka

karangan Mengembangkan kerangka karangan Menggunakan paragraf bebas (narasi) Menggunakan penulisan sesuai ejaan dan tanda

(11)

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015 Setelah pertemuan ke 2, dilaksan kannya evaluasi secara keseluruhan. Dimana dalam penerapan model tugas proyek pada siklus 2 lebih baik dari siklus 1. Hal ini ditunjukkan dari tabel diatas bahwa terdapat peningkatan presentasi yang signifikan. Pada siklus 2 dalam materi menulis karangan terdapat 17 orang siswa yang sudah memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) dan hanya 3 orang siswa yang belum memenuhi KKM.

Pada siklus 2 peran serta siswa dalam kegiatan pembelajaran mengalami peningkatan. Siswa yang semula hanya pasif mendengarkan penjelasan dari guru dan teman, telah berani bertanya dan mengeluarkanpendapat. Hal ini disebabkan guru terus memberikan motivasi kepada para siswa agar dapat ikut aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan yang dilaksanakan oleh guru dengan memperhat ikan hasil kegiatan belajar pada siklus 2 sebagaimana tercantum pada tabel 4 tersebut, menunjukkan bahwa pengelolaan pembelajaran yang dilaksanakan guru sudah memenuhi target yang diharapkan. Data perbandingan hasil pengamatan yang diperoleh guru mitra sebanyak 12 aspek atau 92,3% sedangkan penelitian mencapai 11 aspek atau 84,6%,sehingga

pelaksanaan kegiatan belajar sudah berhasil.

Pembahasan

Hasil pelaksanaan tindakan pada siklus 1 dan 2 menunjukkan bahwa penerapan model tugas proyek dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Bahasa Indonesia materi menulis karangan narasi. Sebelum adanya penerapan model tugas proyek presentasi siswa masih rendah, tetapi setelah diterapkan model tugas proyek mengalami peningkatan yang sangat signifikan dibandingkan sebelum diterapkannya model tugas proyek. Pada siklus 1 dari 20 orang siswa yang mampu menulis karangan ada 11 orang atau 6,470% yang sudah memenuhi standar KKM. Pada siklus masih ada beberapa indikator kinerja yang belum di pahami oleh siswa yaitu a) Menentukan tujuan penulisan, b) Menggun akan penulisan sesuai ejaan dan tanda baca, c) penguasaan kalimat yang kurang. Dari hasil tersebut diadakan siklus perbaik an yaitu siklus 2. Pada siklus 2 dari 20 orang siswa yang mampu menulis karanga n dengan baik ada 17 orang siswa atau 8,020% yang sudah memenuhi standar KKM

5. Simpulan Dan Saran a. Simpulan

Penerapan model tugas proyek menarik perhatian siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa dapat dengan mudah menguasai materi yang disajikan. Hal ini menyebabkan terjadinya peningkatan hasil belajar siswa.Penerapan model tugas proyek pembelajaran di kelas dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hasil belajar tersebut dinyatakan tuntas karena secara umum pencapaian hasil belajar siswa berada diatas standar batas tuntas nilai KKM yaitu 75.

b. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang meningkatkan hasil belajar siswa melalui penerapan model tugas proyek pada mata pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo

100 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0

(12)

Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, 2015 tahun pelajaran 2014/2015, maka sara yang dapat diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan meningkat kan hasil belajar siswa SDN 76 Kota Tengah Kota Gorontalo.

6. REFERENSI

Hamzah B. Uno, Nurdin Mohamad. 2011. Belajar dengan Pendekatan PAIKEM. Jakarta: Bumi Aksara.

Budiningsih, Asri. 2005. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta:PT. Gramedia Suprijono, Agus. 2010. Cooperative Learning. Yogyakarta: PT. PUSTAKA PELAJAR.

Sugiyanto.2008.Model-ModelPembelajaranInovatif.Surakarta Syafi’ie(1988:45)http://bahasa.kompasiana .com/2012/03/25/hakikat-keterampilan-menulis-449101.html. Diunggah pada hari selasa 21 April 2015. 17.00 WIB

PusatBahasa(2003.46)http://jaririndu.blogs pot.com/2011/08/jenis-jenis-menulis.html. Diunggah pada hari selasa 21 April 2015. 17.00 WIB.

http://penelitiantindakankelas.blogspot.co m/2014/05/model-pembelajaran-project-based.html. Diunggah pada hari selasa 21 April 2015. 17.00 WIB.

Barron,dkk(1998)http://jurnalbidandiah.blo

gspot.com/2012/04/model-pembelajaran-berbasis-proyek-atau.html. Diunggah pada hari selasa 21 April 2015. 17.00 WIB

Gambar

Tabel 3  Hasil pengamatan siklus 2 tentang  nilai menulis karanga.

Referensi

Dokumen terkait

Ketika TH yang dimurnikan diinkubasi pada keadaan ada atau tidak ada dopamin pada suhu 30 0 C, timedependent loss activity terjadi pada pH 5, dimana baik bentuk aktif dan

Hasil dimensi fraktal inilah yang akan digunakan untuk menentukan nilai prediksi panjang garis pantai di Yogyakarta.. Hasil penelitian menunjukkan prediksi panjang garis

Berdasarkan informasi yang telah diperoleh, hasil analisa, dan hasil pengolahan data maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: pengembangan physics game berbasis

As mentioned in the previous chapter, this study is conducted to reveal the different portraits of death and the seeds of wisdom which generate in life found in Yasunari Kawabata

Buku Pedoman Program D-3 Studi Bahasa Inggris.. Gramedia Pustaka

Judul : Sintesis Selulosa Suksinat Melalui Reaksi Esterifikasi Asam Suksinat dengan Selulosa Hasil Isolasi dari Sabut Buah Pinang ( Areca catechu L.. Mimpin Ginting, M.S

[r]

tingkat pohon di Kawasan Hutan Cagar Alam Lembah Harau Kabupaten 50 Kota.