• Tidak ada hasil yang ditemukan

Study on Earthquake Disaster Mitigation and Preparedness of Volcano Eruption in SMA Negeri 1 Batipuh Tanah Datar

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Study on Earthquake Disaster Mitigation and Preparedness of Volcano Eruption in SMA Negeri 1 Batipuh Tanah Datar"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

Study on Earthquake Disaster Mitigation and Preparedness of Volcano Eruption in SMA Negeri 1 Batipuh Tanah Datar

Gustia Panca Rini*Erna Juita** Farida***

Geography Education Students STKIP PGRI West Sumatra* Lecturer in Geography Education STKIP PGRI West Sumatra**

ABSTRACT

Disasters can occur suddenly in the area of volcanic mountains. There for we have to have mitigation plan and for emergency case. Students need to be part of the mitigation plam to have safe environment. This research was conducted in SMA Negeri 1 Batipuh Tanah Datar, which aims to determine the preparedness of students of SMA Negeri 1 Batipuh Tanah Datar in mitigation of earthquake and volcanic eruption in terms of (1) Students knowledge, ( 2) efforts for Disaster Risk Reduction (DRR), and (3) Availability of evacuation facilities, contained in SMA Negeri 1 Batipuh Tanah Datar.

This research is a descriptive research. The sample respondent of this study was 108 students in SMA Negeri 1 Batipuh Tanah Datar. Collecting data through observation and questionnaires. Data analysis technique used percentage techniques and rating scales.

This result of this study are: (1) Aspects of male students' knowledge about mitigation of earthquakes and volcanic eruptions on preparedness in schools is quite good as percentage of 81.01% and female students is quite good ie a percentage of 81.56%. (2) Efforts Aspects of Disaster Risk Reduction (DRR), the average is quite good ie with a percentage of 71.75%. (3) Aspects of the availability of means of evacuation has been quite good ie with a percentage of 65.24%

Keyword: Knowledge, Efforts for Disaster Risk Reduction (DRR),availability of facility for evacuation

(3)

PENDAHULUAN

Peristiwa gempa bumi dan gunung meletus banyak terjadi di wilayah Indonesia. Bencana alam gempa bumi dan gunung meletus tersebut antara lain terjadi diwilayah Aceh, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan letak geografis, wilayah kepulauan Indonesia terletak di tempat pertemuan tiga lempeng besar dunia, yaitu lempeng India- Australia (bagian selatan), lempeng Eurasia (bagian barat dan utara) dan lempeng Pasifik (bagian timur). Oleh karena itu maka wilayah Indonesia merupakan wilayah yang paling sering terjadi gempa bumi (Pristanto, et.at.2010).

Bencana gempa bumi dan gunung meletus sudah banyak terjadi di indonesia. Catatan sepuluh tahun terakhir tentang bencana letusan gunung api seperti tanggal 30 September 2009 kembali terjadi gempa yang berpusat di Barat Daya Kota Pariaman, yang meninggalkan penderitaan bagi masyarakat. Penderitaan yang disebabkan oleh bencana tersebut adalah jatuhnya korban jiwa dan hancurnya lingkungan fisik termasuk rumah dan fasilitas umum yang berdampak pada kerugian ekonomi dan sosial (Badan Nasional Penanggulangan Bencana, 2009). Tahun 2013 Gunung Sinabung meletus kembali dan gempa susulan setiap harinya, letusan ini melepaskan awan panas serta abu vulkanik dan status Gunung Sinabung naik ke level 4 (Awas). Penduduk di harus diungsikan dan korban jiwa dari bencanagunung sinabung 14 orang ditemukan tewas dan

3 orang luka-luka terkena luncuran awan panas.

Untuk mengetahui kapan gempa dan letusan Gunung api terjadi merupakan pekerjaan yang sulit. Hal ini di karenakan bencana dapat terjadi secara tiba-tiba dimanapun dan kapanpun dengan syarat masih dalam berada dalam zona erupsi gunung merapi. Maka dari itu yang masih mungkin dilakukan dalam menyiapkan system peringatan dini yang berfungsi sebagai alarm darurat jika sewaktu-waktu terjadi gempa dan letusan gunung api. Gunung Merapi merupakan gunung berapi yang paling aktif di Sumatera Barat yang memiliki ketinggian ketinggian 2.891 m. Gunung Marapi sudah meletus lebih dari 50 kali sejak akhir abad 18.Gunung Marapi yang terletak yang daerah mengelilingi gunung tersebut seperti Padang Panjang, Tanah Datar dan Bukittinggi Kabupaten Agam. Hampir sepanjang waktu Gunung Marapi banyak memberi manfaat bagi alam dan makhluk hidup yang ada di sekitarnya. lereng dan wilayah sekitar Gunung Marapi terkenal dengan kesuburan tanahnya karena guyuran abu vulkanik gunung berapi. Padi, perkebunan kayu manis, peternakan dan tanaman sayur-sayuran lain yang dapat tumbuh dengan subur (BPBD Tanah Datar 2015).

Namun demikian, pada sisi lain Gunung Marapi memberikan ancaman yang dapat menyebabkan bencana di wilayah lerengnya dan sekitarnya pada waktu-waktu tertentu. Dan sejarah aktivitas gunung Marapi yang tercatat dari tahun Pada tanggal 8 September1830 dilaporkan Gunung Marapi mengeluarkan awan yang berbentuk kembang kol abu-abu kehitaman dengan ketebalan 1.500 m di atas kawahnya,

(4)

disertai dengan suara gemuruh. Berdasarkan observasi di lapangan sekolah SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar berada pada radius 3 Km dari puncak kepundan Gunung Marapi. Siswa masih memiliki kesiapsiagaan rendah dalam menghadapi bencana gempa bumi dan letusan gunung api, bisa dilihat saat terjadi bencana gempa bumi siswa panik dan berhamburan di lingkungan sekolah, Serta pengetahuan siswa tentang mitigasi, upaya pengurangan resiko bencana masih rendah dan tidak adanya pelatihan dalam menghadapi bencana gempa bumi dan letusan gunung api. Tambah lagi perhatian pemerintah terhadap penanggulangan bencana belum sepenuhnya maksimal untuk sekolah.

Umumnya pemerintah atau lembaga bantuan hanya memusatkan perhatian pada upaya tanggap darurat sedangkan perhatian pada tahap sebelum bencana (pra-bencana) sangat kurang. Upaya mengurangi resiko bencana menjadi sebuah tindakan nyata yang dapat mengatasi dan pengurangan korban sehingga kedepannya menjadi lebih siap untuk menghadapi kemungkinan bencana yang akan terjadi.

Gempa bumi dan seburan abu vulkanik akibat dari aktivitas gunung Marapi yang sering terjadi di daerah Tanah Datar tersebut meninggalkan trauma, rasa kawatir dan kecemasan di setiap penduduk di Tanah Datar. Berdampak terutama di daerah Batipuh yang terkena dampak psikologi dari aktivitas vulkanik. Untuk itu penulis tertarik melakukan penelitian mengenai “Studi Tentang Mitigasi Bencana Gempa Bumi Dan Letusan Gunung Api Terhadap Kesiapsiagaan Siswa Di Sma

Negeri 1 BatipuhKabupaten Tanah Datar

METODOLOGI PENELITIAN

Sesuai dengan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini, maka penelitian ini dapat tergolong pada penelitian deskriptif. Menurut Arikunto (2010:3) istilah “deskriptif” berasal dari istilah bahasa inggris to describe yang berarti memaparkan atau mengambarkan sesuatu hal, misalnya kedaan, kondisi, situasi, peristiwa, kegiatan dan lain-lain.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang terdapat di SMAN 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar sebagai sekolah yang mewakili lokasi penelitian. Dari data yang diperoleh dari sekolah memiliki siswa secara keseluruhan 720. Sampelresponden dalam penelitian ini diambil secara Cluster Sampling,yaitu dilakukan dengan proporsi15%, terdapat jumlah responden laki-laki 36 responden dan perempuan 72 responden.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pertama, Pengetahuan siswa laki-laki dan perempuan dalam mitigasi bencana gempa bumi dan letusan gunung api terhadap kesiapsiagaan di SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar. Dari hasil yang didapat bahwa Pengetahuan siswa laki-laki tentang mitigasi bencana gempa bumi dan letusan gunung api terhadap kesiapsiagaan di sekolah tergolong cukup baik yaitu presentase sebesar 81.01%. Pengetahuan yang dimiliki siswa perempuan tentang mitigasi bencana gempa bumi dan letusan gunung api terhadap kesiapsiagaan di sekolah

(5)

tergolong cukup baik yaitu presentase sebesar 81,56 %. Melihat perbandingan presentase dari pengetahuan siswa laki-laki dan perempuan hanya selisih 0,55%.

Hasil penelitian siswa laki-laki dan siswa perempuan pada umumnya tahu tentang bencana alam yang berbahaya di Batipuh, penyebab gempa bumi dan letusan gunung api, tindakan saat terjadi gempa bumi dan letusan gunung api, serta bahaya dan dampak dari bencana gempa bumi dan letusan gunung api. Hasil penelitian tentang pengetahuan ini sesuai dengan pendapat Notoatmojo (2005) domain tingkat pengetahuan mempunyai enam tingkatan meliputi: mengetahui, memahami, menggunakan,menguraikan,

menyimpulkan dan mengevaluasi. Ciri pokok dalam taraf pengetahuan adalah ingatan tentang sesuatu yang diketahuinya baik melalui pengalaman, belajar, ataupun informasi yang diterima dari orang lain. sebanyak 78,45%. Jadi adanya perbedaan tingkat pengetahuan setiap siswa karena disebabkan perbedaan bencana dan kondisi lingkungan.

Kedua, Upaya pengurangan resiko bencana yang dilakukan oleh siswa dalam mitigasi bencana gempa bumi dan letusan gunung api terhadap kesiapsiagaan di SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar. Hasil penelitian mengatakan siswa mendapatkan penyuluhan dari pemerintah terkait dalam melakukan mitigasi bencana gempa bumi dan letusan gunung api tergolong kurang baik yaitu dengan presentase sebesar 56,71 %. Diperlukan penyuluhan dari pemerintah terkait dalam melakukan mitigasi bencana gempa bumi dan letusan gunung api tergolong baik yaitu

dengan presentase 91,67%. Pengetahuan Langkah-langkah dalam upaya menyelamatkan diri tergolong cukup baik yaitu dengan presentase 75,67%. Saat tanggap darurat bencana gempa bumi dan letusan gunung api tergolong cukup baik yaitu dengan presentase 68,75%. Saat tahap pemulihan tergolong cukup baik yaitu dengan presentase 66,20 % Dan Upaya Penanggulangan Bencana tergolong cukup baik yaitu dengan presentase 71,29 %. Dalam upaya pengurangan resiko bencana tidak memakai rating skala yaitu Cara siswa dalam upaya menyelamatkan diri yaitu dengan presentase 90,04%. Tindakan saat tanggap darurat yaitu dengan presntase 80,56%. Tindakan saat tahap pemulihan yaitu dengan presntase 87,96 % Berdasarkan dari interpretasi skor untuk upaya pengurangan resiko bencana rata-rata tergolong cukup baik yaitu dengan presentase sebesar 71,75 %.

Hasil data yang diperoleh dari lapangan untuk upaya pengurangan resiko bencana sudah cukup baik dalam penyadaran dan peningkatan kesiapsiagaan siswa disekolah. Hasil penelitian sesuai dengan pendapat Kuswiyanto (2014) Pengurangan resiko bencana adalah Upaya untuk mengurangi kemungkinan terjadinya bencana , meminimalkan dampak yang terjadi jika terjadi bencana, memberikan peringatan dini kepada masyarakat tentang kemungkinan terjadinya bencana, mitigasi bencana melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi ancaman bencana,peningkatan kesipasiagaan masyarakat dalam menghadapi bencana.

(6)

Ketiga, Ketersediaan Sarana Evakuasi dalam dalam mitigasi bencana gempa bumi dan letusan gunung api terhadap kesiapsiagaan di SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar. Dari hasil penelitian yang didapat sudah tergolong cukup baik menurut intrepretasi secara keseluruhan yaitu dengan presentase 65,24 %.

Dengan hasil penelitian mengatakan dari jawaban responden bahwa Arah jalur evakuasi yang dibuat oleh pemerintah tergolong kurang baik yaitu dengan presentase 49,07%. Jarak tempuh dari sekolah menuju lokasi pengungsian tergolong cukup baik yaitu dengan presentase 76,85%. Kekuatan bangunan sekolah sesuai dengan anjuran pemerintah tergolong kurang baik yaitu dengan prsesntase 39,81%. Lokasi pengungsian yang telah disediakan tergolong kurang baik yaitu dengan presentase 55,09%. Diperlukan disediakan tempat pengungsian tergolong baik yaitu dengan presentase 92,59%. Struktur bangunan tempat untuk melindungi diri tergolong cukup baik yaitu dengan presentase 62,73%. Rambu-rambu petunjuk evakuasi dan peta kawasan bencana tergolong kurang baik yaitu dengan presantase 54,39% dan Diperlukan disediakan rambu-rambu petunjuk evakuasi dan peta kawasan bencana tergolong baik yaitu dengan presentase 91,43%. Dan dari segi penggunaan transportasi, transportasi digunakan menuju lokasi pengungsian yaitu dengan presentase 80,32%.

Hasil dari penelitian dalam ketersediaan jalur evakuasi seperti arah, rambu-rambu dan peta kawasan bencana belum tersediakan oleh pemerintah Kecamatan Batipuh. Hal ini tidak sesuai

dengan pendapat Haryadi (2007) tentang ketersediaan sarana evakuasi yaitu semua fasilitas yang digunakan untuk pemindahan penduduk dari daerah-daerah berbahaya seperti bahaya perang, bahaya banjir, meletusnya gunung api ke daerah yang aman. Sarana evakuasi yang seharusnya ada seperti : ruang terbuka hijau, peringatan dini, peta daerah rawan bencana, rambu-rambu arah evakuasi, komunikasi dan transportasi menuju daerah pengungsian.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada deskripsi data dan pembahasan data diatas dapat diambil kesimpulan bahwa:

1. Pengetahuan siswa laki-laki dan perempuan dalam dalam mitigasi bencana gempa bumi dan letusan gunung api terhadap kesiapsiagaan di SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar cukup baik. Tingkat Pengetahuan siswa laki-laki dengan presentase 81,01% dan siswa perempuan dengan presentase81,56 %. Pada umumnya sudah mengetahui tentang bencana gempa bumi dan letusan gunung api di daerah tersebut dan bagaimana tindakan disaat terjadi bencana gempa bumi dan letusan gunung api. 2. Upaya pengurangan resiko bencana

(PRB) yang dilakukan oleh siswa dan pihak sekolah dalam mitigasi bencana gempa bumi dan letusan gunung api terhadap kesiapsiagaan di SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar cukup baik dengan presentase 76,56 %. Siswa sudah ikut dan mengetahui tindakan apa

(7)

yang harus dilakukan saat situasi bencana, tanggap darurat dan tahap pemulihan dalam mitigasi bencana gempa bumi dan letusan gunung api terhadap kesiapsiagaan di SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar

3. Ketersediaan sarana evakuasi dalam mitigasi bencana gempa bumi dan letusan gunung api terhadap kesiapsiagaan di SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar cukup baik dengan presentase 65,24 %. Hal itu dapat dilihat dari penggunaan transportasi, jarak untuk mengevakuasi diri dari bencana gempa bumi dan letusan gunung api. Arah jalur evakuasi, rambu-rambu dan peta bencana belum tersedia dan lokasi pengungsian juga belum tersedia di daerah batipuh.

. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas maka peneliti memberikan saran sebagai berikut:

1. Disarankan kepada pihak-pihak yang bersangkutan di sekolah SMA Negeri 1 Batipuh Kabupaten Tanah Datar seperti kepala sekolah, guru dan karyawan untuk mengadakan pelatihan mitigasi bencana gempa bumi dan letusan gunung api agar siswa selalu siapsiaga dalam menghadapi bencana gempa bumi dan letusan gunung api di Batipuh. 2. Disarankan kepada pemerintah

kecamatan di Batipuh untuk memberikan pelatihan mitigasi bencana gempa bumi dan letusan gunung kepada siswa dan pihak-pihak yang bersangkutan setiap

sekolah yang berada di daerah Batipuh.

3. Disarankan kepada pemerintah kecamatan di Batipuh untuk membuat rambu-rambu jalur evakuasi dan peta kawasan bencana gempa bumi dan letusan gunung api di daerah Batipuh.

4. Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih mendalami lagi tentang Mitigasi Bencana Gempa Bumi Dan Letusan Gunung Api Terhadap Kesiapsiagaan Siswa dilihat dari variabel yang lain seperti pemetaan jalur.

DAFTAR PUSTAKA

Alfi, Muhammad (2015).”Kesiapsiagaan Masyarakat Dalam Mitigasi Gempa Dan Tsunami di Sepanjang Pesisir Pantai Kota Pariaman”.(Skripsi).Padang:STKI P PGRI PADANG Sumatera Barat. Diakses 29 Desember 2015.

Arikunto, Suharsimi. 2010. “Prosedur Penelitian: Suatu Penelitian Praktik, Edisi Revisi”. Jakarta: Rineka Cipta.

BMKG, (2009). “Informasi Gempa Tahun 2009 di Kota Pariaman”. Artikel: Negara RI. Diakses Sabtu 05 September 2015.

BNPB. (2012). “Perka BNPB 4-2008_Pedoman Penyusunan Rencana Penanggulangan Bencana (2)”. Diakses, Sabtu 05 September 2015.

Harjadi,DKK.(2007).”Pengenalan

Karakteristik Bencana dan Upaya Mitigasinya di Indonesia Edisi II”.Jakarta:Lakhar.

(8)

Hermon,dedi (2012). “Mitigasi Bencana Hidrologi Meteorologi”. Padang; UNP Press.

Kuswiyanto.(2014). “Membangun Ketangguhan Bangsa”. Jakarta: BNPB. Jurnal. diakses Selasa 26 Januari 2016.

Miro,Fidel.(2012). “Pengantar Sistem Transportasi “. Jakarta: Erlangga Natoadmodjo, Soekidjo. (2003).

“Pendidikan dan Perilaku Kesehatan”. Rineka Cipta. Jakarta Rahmi. (2013). “Analisis Hubungan

Tingkat Kerentanan Masyarakat Pesisir Tehadap Bencana Dengan Upaya Pengurangan Resiko Bencana (PRB)”. IPB. Diakses 30 Desember 2015.

Sandra,Riko (2014). “ Kesiapsiagaan Masyarakat dalam menghadapi erupsi Gunung Kerinci di Desa Kersik Tuo kecamatan Kayu Aro

Kabupaten Kerinci”

(skripsi).Padang : STKIP PGRI PADANG SUMBAR. Diakses senin 28 Desember 2015.

Sugiyono.(2013).”Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R& D”.Bandung: Afabeta

Tanjung, Irfan, (2015).”kesiapan kelompok siaga bencana SMA di wilayah zona merah di kota padang dalam menghadapi bencana gempa dantsunami”(Skripsi).Padang:STKI P PGRI Sumatera Barat.

Pristanto,Adhitya irvan.(2010)” Upaya Peningkatan Pemahaman Masyarakat Tentang Mitigasi Bencana Gempa Bumi Di Desa Tirtomartani Kecamatan Kalasan Kabupaten Sleman Provinsi Daerah

Istimewayogyakarta”(Jurnal).Yogy

akarta:UNY.diakses Senin 21 Desember 2015.

Yetti,Ade(2010). “Seri Bencana Alam Gunung Api”.Bandung: CV Karya Putra Darwati

Referensi

Dokumen terkait

Untuk melangsungkan reaksi dalam skala tabung uji, semua zat (asam karboksilat, alkohol dan asam sulfat pekat) yang dalam jumlah kecil.. dipanaskan di sebuah tabung uji yang berada

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga selesailah penulisan skripsi yang berjudul “Gambaran Mekanisme Koping Lansia Penderita Hipertensi

Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang menjadi contoh dalam penelitian ini dipilih secara purposive dengan pertimbangan : 1) merupakan sekolah negeri dan telah memiliki dan

Kelas kesesuaian zona budidaya dari nilai kadar oksigen terlarut dibagi kedalam tiga kelas yaitu pada nilai > 5 mg/liter perairan dikategorikan sangat sesuai, nilai

Pada perlakuan A.0 (kontrol), peningkatan rataan produksi susu hanya terjadi pada puting yang tidak menderita mastitis subklinis, sedangkan pada puting yang

1) Penentuan komponen fisik untuk faktor input dan output secara lengkap dari aktivitas ekonomi (usahatani, pengolahan hasil dan tataniaga) sistem komoditas belimbing dewa

Ditinjau dari Gaya Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri Se-Kabupaten Wonogiri Tahun Pelajaran 2013/2014. Pembimbing I: Drs. Program Studi Pendidikan Matematika.

Dukungan Sosial Keluarga pada Perempuan Korban KDRT (Studi Kualitatif di Wilayah Kerja Pusat Pelayanan Terpadu Kabupaten Jember); Atyanty Rizky Nurendra; 092110101114; 2013;