• Tidak ada hasil yang ditemukan

s jkr 0800665 chapter1

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "s jkr 0800665 chapter1"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani dan olahraga sangat penting keberadaanya dalam dunia

pendidikan, tanpa adanya pendidikan jasmani maka pendidikan yang lainnya tidak

akan berjalan dengan baik, begitu pun juga sebaliknya pendidikan jasmani tanpa

pendidikan yang lain pendidikan jasmani tidak dapat berjalan dengan baik. Oleh

karena itu, antara pendidikan jasmani dan pendidikan yang lainnya tidak dapat

berjalan sendiri-sendiri.

Penidikan jasmani merupakan pendidikan yang memanfaatkan gerak tubuh untuk

menghasilan perubahan terhadap individu ke arah yang lebih baik, baik fisik maupun

mentalnya. Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh Supandi dalam Saputra

(2007:41) bahwa “Pendidikan jasmani adalah suatu aktivitas yang menggunakan fisik

atau tubuh sebagai alat untuk mencapai tujuan melalui aktivitas-aktivits jasmani”.

Berdasarkan uraian tersebut, bahwa pendidikan jasmani pada dasarnya

merupakan media untuk meraih tujuan pendidikan sekaligus juga untuk meraih tujuan

yang bersifat internal ke dalam aktivitas fisik itu sendiri. Dengan demikian guru

pendidikan jasmani dituntut untuk mampu memanfaatkan aktivitas fisik termasuk

(2)

lingkungan pengajaran pendidikan jasmani yang kondusif dan melalui penerapan

berbagai pendekatan teori belajar.

Kekurangan jam pelajaran pendidikan jasmani disekolah dapat mengakibatkan

siswa kurang bergerak, pada pelaksanaannya mata pelajaran pendidikan jasmani

diberikan waktu 2x45 menit untuk bergerak, tetapi pada kenyataannya waktu tersebut

banyak terpotong oleh siswa yang belum memakai pakaian olahraga, ada yang

sengaja duduk mengobrol dengan temannya, terkadang ada guru pelajaran lain yang

menggeser jam pelajaran ini. Padahal menurut penulis sendiri pembelajaran

pendidikan jasmani ini sangat penting untuk perkembangan dan kebutuhan emosional

siswa. Hal seperti ini juga ditemukan pada materi pembelajaran renang yang

dilakukan diluar sekolah.

Ketika penulis sedang mengikuti kegiatan PPL di SMK Negeri 3 Cimahi,

melakukan observasi dalam pembelajaran renang pada tanggal 14 Mei 2012 di kolam

renang cempaka, sebagian siswa lebih memilih diam dipinggir dan mengobrol

dengan temannya. Hal ini terjadi karena kurangnya motivasi siswa untuk bergerak

dan belajar berenang. Selain itu sarana pembelajaran menjadi hal yang sangat penting

untuk meraih tujuan pendidikan jasmani karena dapat membantu siswa

mempermudah memahami dan mempraktikkan informasi atau tugas gerak dari

pembelajaran tersebut. Sarana kolam renang ini untuk sebagian siswa yang kurang

mampu menjadi penghambat penyampaian materi, karena tiket masuk kolam yang

(3)

dalam pembelajaran renang ini ditentukan oleh proses pembelajaran yang baik dan

kondusif. Dari segi sarana dan fasilitas yang membantu siswa dalam proses belajar,

salah satunya alat bantu seperti papan pelampung, alat ini sangat membantu siswa

dalam proses pembelajaran gerak renang. Karena sebagian besar siswa saat ini

mengalami kekurangan gerak akibat teknologi yang semakin canggih siswa

cenderung lebih banyak menghabiskan waktunya didepan televisi, game online,

playstation, dan lain sebagainya.

Ketika penulis terjun langsung ke lapangan masih banyak siswa yang tidak

mampu melakukan tugas gerak yang diberikan oleh guru penjas pada saat

pembelajaran renang, hal itu disebabkan karena pemberian materi yang diberikan

oleh guru penjas disekoah itu terlalu berat, guru penjas SMKN 3 Cimahi dalam

menyampaikan informasi atau memberikan materi kepada siswa secara langsung

pada teknik yang sebenarnya sehingga siswa mendapatkan kesulitan dalam mengikuti

materi yang diberikan oleh guru. Sebenarnya pemberian materi dengan cara seperti

ini juga siswa dapat meningkatkan keterampilan renang gaya bebas namun siswa

akan lama menguasainya karena dipengaruhi oleh aspek kejenuhan yang secara tidak

langsung dirasakan oleh siswa karena sukar untuk dikuasai. Untuk itu peneliti

memberikan suatu masukan atau perubahan kepada guru untuk memperbaiki proses

mengajar renang gaya bebas dengan menggunakan alat bantu papan pelampung.

Papan pelampung ini adalah sebuah media yang digunakan untuk mempermudah

(4)

sistematis dan berurutan siswa akan lebih mudah menguasai renang gaya bebas.

Dalam hal ini peneliti menggunakan metode penelitian tindakan kelas yang

merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu penelitian yang

dilakukan oleh guru atau peneliti didalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri,

dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru. Berdasarkan pemaparan latar

belakang diatas penulis akan meneliti Penggunaan Alat Bantu Papan Pelampung

Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Renang Gaya Bebas (PTK Pada Siswa Kelas X SMKN 3 Cimahi).

1.2RUMUSAN MASALAH

Seberapa besar peningkatan hasil belajar renang gaya bebas dengan

menggunakan alat bantu papan pelampung bagi siswa kelas X SMK Negeri 3

Cimahi?

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan jawaban terhadap masalah

yang telah dirumuskan dalam latar belakang dan rumusan masalah. Maka sesuai

rumusan masalah diatas tujuan dari penelitian tindakan kelas (PTK) ini adalah untuk

mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar renang gaya bebas siswa setelah

(5)

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas (PTK) ini diharapkan dapat memberikan manfaat

berupa:

1.4.1 Secara Teoritis

Papan pelampung adalah sebuah alat yang dipakai untuk mengapungkan

badan didalam air. Alat ini digunakan sebagai dasar dari pembelajaran renang dan

digunakan untuk meningkatkan teknik renang. Papan pelampung sangat efektif

digunakan untuk pembelajaran renang gaya bebas, terutama siswa yang belum bisa

olahraga renang. Dengan menggunakan papan pelampung siswa dapat meningkatkan

pemelajaran renang gaya bebas.

1.4.2 Secara Praktis

 Dengan hasil penelitian ini, SMKN 3 Cimahi dapat meningkatkan pemberdayaan

sarana dan prasarana penjas agar prestasi belajar siswa lebih baik.

 Sebagai bahan masukan bagi guru dalam meningkatkan mutu pendidikan

dibidang pendidikan jasmani kesehatan olahraga.

 Sebagai bahan masukan bagi siswa untuk memanfaatkan cara belajar yang sudah

diajarkan dalam rangka meningkatkan hasil belajar.

1.5 BATASAN PENELITIAN

Agar dalam penelitian ini tidak terjadi penyimpangan yang akhirnya akan

mengakibatkan perluasan makna sehingga tujuan dari penelitian tidak tercapai, maka

(6)

1. Masalah yang penulis teliti adalah tentang penggunaan alat bantu papan

pelampung dalam upaya meningkatkan hasil belajar renang gaya bebas.

2. Lamanya pembelajaran atau treatment dalam penelitian ini dilaksanakan dengan

menggunakan siklus dan setiap siklus akan menerapkan 2 (dua) tindakan.

3. Subjek atau sampel penelitian adalah siswa SMK Negeri 3 Cimahi kelas X Tata

Busana 2 yang berjumlah 31 siswa terdiri dari 2 siswa laki-laki dan 29 siswa

perempuan.

4. Variabel yang diteliti adalah penggunaan papan pelampung dalam memecahkan

masalah gerak renang gaya bebas.

5. Lokasi penelitian adalah SMKN 3 Cimahi di Jl. Sukarasa No.136 Cimahi.

Denagan sarana tempat renang di Kolam Renang Cempaka.

6. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan

kelas (PTK).

7. Instrument penelitian yang digunakan untuk pengumpulan data adalah dengan

cara observasi, catatan lapangan, tes keterampilan dasar renang gaya bebas, dan

rekaman foto.

1.6 DEFINISI ISTILAH

Berkaitan dengan masalah yang diajukan, beberapa istilah yang digunakan

(7)

1. “Pendidikan jasmani pada hakikatnya adalah pendidikan yang memanfaakan

aktifitas fisik untuk menghasilkan perubahan holistik dalam kualitas individu baik

dalam hal fisik mental maupun emosioal.” Mahendra (2003:4)

2. Penelitian tindakan kelas menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja (2009:11)

mengungkapkan bahwa, “Penelitian tindakan kelas, untuk mengidentifikasi

penelitian kelas, adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian

dengan tindakan substansif, satu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri,

atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil

terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan.

3. Alat bantu merupakan media yang digunakan untuk membantu dalam proses

pembelajaran agar siswa dapat lebih mudah memahami pelajaran yang

disampaikan oleh guru. Menurut Sudjana (2002:59) mengungkapkan bahwa,

“Alat peraga adalah suatu alat yang dapat diserap oleh mata dan telinga dengan

tujuan untuk membantu guru agar proses belajar mengajar siswa lebih efektif dan

efisien”.

4. Papan pelampung adalah alat bantu yang digunakan sebagai media dalam

pembelajaran renang, baik untuk melatih kekuatan kaki maupun pembelajaran

teknik renang yang dapat lebih mudah dipahami oleh siswa secara sistematis.

5. Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki seorang siswa setelah

menerima perlakuan dari pengajar (guru). Dikemukakan oleh Sudjana dalam

(8)

“Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajarnya”.

6. Menurut Badruzaman (2007:13) mengungkapkan bahwa “Renang adalah suatu

aktivitas manusia (binatang) yang dilakukan di air baik air kolam, sungai, danau

maupun laut dengan berupaya untuk mengangkat tubuhnya untuk mengapung

agar dapat bernafas dan bergerak baik maju maupun mundur”.

7. Menurut Badruzaman (2007:70) mengungkapkan bahwa, Gaya bebas adalah gaya

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian dilakukan tiga pengujian untuk mengetahui nilai koefisien gesek, nilai keausan spesifik, dan nilai keuletan dari komposit berpenguat partikel

[r]

[r]

Manfaat dari penelitian ini adalah dapat memberikan informasi kepada masyarakat tentang kandungan mineral besi, kalsium, magnesium dan seng yang terdapat pada sayuran oyong

dalam penelitian adalah 114, dengan 27 responden berasal dari ITB, 22 responden. berasal dari Universitas Padjadjaran, 32 responden berasal dari

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti merasa tertarik mengadakan penelitian yang berkaitan dengan dengan pembelajaran yang berjudul : “Upaya meningkatkan hasil

[r]

Pengaturan alokasi waktu per mata pelajaran disesuaikan struktur kurikulum, minat dan kebutuhan peserta didik dan sekolah dengan jumlah waktu minimal sesuai. Permendikbud Nomor