• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

1. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah a. Faktor Objektif

Era pasar bebas menimbulkan banyak persaingan di segala bidang pemasaran. Pasalnya tidak akan ada lagi hambatan-hambatan perdagangan antar negara baik tarif maupun nontarif. Produk yang dikembangkan oleh suatu negara akan diterima dengan baik di negara- negara lain, utamanya yang mempunyai pasar potensial seperti Indonesia karena jumlah penduduknya yang banyak. (Simamora,2001:347). Apalagi masyarakat Indonesia selalu menganggap produk impor selalu lebih bagus Dampaknya peluang pasar di negeri sendiri tidak lagi seluas dulu, ini karena masuknya produk-produk luar negeri membuat persaingan antar merek untuk satu jenis produk semakin ketat (Kotler,1998:245) .

Tidak terkecuali produk pelumas kendaraan bermotor. Pada pertengahan tahun 2002 mendatang akan muncul banyak merek baru, baik produk impor, lokal, maupun local blend. Hal ini sebagai akibat dari dicabutnya Kepres RI No. 88/1998 tentang monopoli pengadaan pelumas oleh Pertamina dan diganti dengan dikeluarkannya Kepres RI No. 21/2001 tentang penyediaan dan pelayanan pelumas (Otomotif 40/XI, 2001:5).

Di antara dua ratus merek pelumas yang sudah ada, diantaranya Top One Oil, Pennzoil, Lubricant, Castrol, Shell, juga beberapa pelumas produksi Pertamina serta masih banyak merek lain berdasarkan spesifikasi dan kelasnya. Nama- nama tersebut sudah lama beredar di pasaran Indonesia. Implikasinya mereka telah lebih dahulu memperkenalkan, membangun dan mempertahankan citra mereka di mata masyarakat penggunanya. Tentu saja merek- merek tersebut akan berusaha dengan segala cara untuk mempertahankan posisi mereka.

Satu pelumas merek baru yang akan dilaunching yaitu pelumas merek “Penlube”, pelumas untuk mobil bermesin bensin dan diesel. PT Nusaraya Putra mandiri sebagai produsen “Penlube” berharap “Penlube” dapat bersaing dengan

(2)

para pendahulunya di pasaran dan bahkan mampu merebut pasar pesaing sebesar 3,5 % sampai 5 %, mengingat adanya banyak faktor tantangan dan peluang yang ada. Seperti misalnya Pertamina, sebagai produsen pelumas yang menguasai 60% pasar, saat ini sedang memperbaiki citra (Otomotif26/XI,2001:21) karena imagenya sebagai pelumas yang mempunyai deviasi kualitas terbesar, dan adanya kebutuhan dari konsumen pengguna kendaraan bermotor yang semakin spesifik.

Untuk memperkenalkan dan memasarkan produk dengan merek baru tentu bukan sesuatu yang mudah mengingat persaingan yang begitu ketat. Masalah promosi untuk launching produk merek baru dihadapi oleh Penlube. Penlube yang mengambil pangsa pasar kelas menengah- menengah memfokuskan promosinya ini sebagai upaya untuk menimbulkan kesadaran kepada konsumen bahwa ada produk pelumas mobil merek baru yang mempunyai kualitas sama dengan Pennzoil, Agip, dan Fuch. Untuk itulah dibutuhkan adanya sarana komunikasi visual. Masalah promosi awal Penlube adalah merancang sarana komunikasi visual tersebut untuk kampanye launching produk yang mengetengahkan image Penlube sebagai pelumas mobil yang sekelas dengan Pennzoil, Agip, dan Fuch.

b. Faktor Subjektif

Masalah yang diangkat oleh penulis, bertujuan untuk mempermudah penulis untuk menyelesaikan matakuliah Tugas Akhir. Hal ini mengingat adanya hubungan yang baik antara penulis dengan PT Nusaraya Putramandiri sebagai produsen pelumas Penlube. Dengan adanya hubungan yang baik ini memudahkan penulis mendapatkan data, informasi dan mempelajari product knowledge.

1.2. Rumusan Masalah

Mengingat adanya beberapa faktor peluang dan tantangan dalam memperkenalkan produk guna menimbulkan kesadaran konsumen tentang adanya pelumas mobil merek baru “Penlube”, serta untuk meraih 3,5% -5% pasar pesaing diperlukan sarana komunikasi visual. Maka rumusan masalah perancangan media komunikasi visual sebagai berikut:

(3)

a. Rumusan Masalah Umum

Penlube merupakan pelumas mobil merek baru. Sebagai pelumas merek baru Penlube memerlukan program launching yang efektif salah satunya adalah dengan menggunakan media cetak. Agar dapat dikenal oleh target audience perlu dirancang media promosi yang dapat menimbulkan image dan kesadaran target audience bahwa Penlube merupakan pelumas mobil yang mempunyai kualitas yang sama dengan Pennzoil, Agip, dan Fuchs.

b. Rumusan Masalah Khusus

§ Agar menimbulkan kesan dan retensi yang kuat terhadap target audiences maka perlu dirancang iklan seri dengan menggunakan pendekatan estetik emosional dan rasional.

§ Untuk menunjang pengkomunikasian Pelumas Penlube, diperlukan suatu bentuk sarana penunjang berupa poster atau pamflet. Rancangan poster atau pamflet bertujuan untuk menimbulkan image sehingga merek menjadi terpercaya, dan jaringan pemasaran menjadi luas. Poster atau pamflet tersebut berisi spesifikasi produk, keunggulan dan jaringan pemasaran produk.

1.3. Tujuan Perancangan

Rancangan media komunikasi visual cetak ini ditujukan untuk memecahkan masalah komunikasi pemasaran launching produk pelumas mobil merek baru Penlube, yaitu untuk mengenalkan merek Penlube dan menimbulkan kesadaran pada benak konsumen tentang adanya pelumas mobil merek Penlube. Konsep perancangan media komunikasi visual cetak untuk Penlube menggunakan pendekatan estetik emosional dan rasional mengingat product knowledge dan karakteristik pasar yang dituju, yaitu kalangan pengguna mobil kelas menengah- menengah seperti pengguna mobil Merek Kijang, Panther, Suzuki Baleno, dan mobil- mobil merek Jepang la innya. Konsep perancangan dengan menggunakan pendekatan estetik emosional dan rasional dipilih juga karena melihat kebiasaan pemilik dan pengguna mobil pada saat akan ganti oli.

(4)

Pendekatan emosional dirujuk untuk mendekatkan diri kepada orang-orang bergaya hidup action dan status, sedangkan pendekatan rasional sebagai rujukan untuk mendekatkan diri kepada orang-orang prinsip dan montir serta pemilik bengkel yang sifatnya sebagai informasi pembelajaran.

Perancangan ini ditujukan untuk menghasilkan media komunikasi yang menunjang seperti poster atau pamflet, iklan koran, tabloid dan majalah, juga stiker, kalender, hanging mobile, dan flagchain.

1.4. Metode Perancangan

Metode perancangan dalam hal ini terdiri dari beberapa langkah, yaitu yang terdiri atas metode penelitian dengan cara survei dan metode konsep perancangan.

a. Untuk membantu menetapkan konsep perancangan maka dilakukan beberapa survei. Survei dilakukan terhadap dua pihak, yaitu pihak produsen dalam hal ini PT. Nusaraya Putramandiri, bengkel serta pengguna mobil sebagai konsumen pelumas. Survei yang dilakukan kepada produsen Penlube bertujuan untuk mendapatkan data subyektif tentang product knowledge, strategi pemasaran, tujuan pemasaran, juga peta pemasaran pelumas di pasar pelumas Indonesia. Sedangkan survei terhadap konsumen bertujuan untuk mengetahui data objektif tentang kebiasaan konsumen dalam kebiasaannya mengganti oli, dan merek apa yang paling disukai. Data objektif lain didapat melalui media cetak.

b. Metode konsep perancangan yang digunakan adalah pendekatan estetik emosional dan rasional. Pendekatan estetik yang dalam konsep perancangan ini digunakan berdasarkan pertimbangan hasil penelitian. Pendekatan estetik emosional bertujuan untuk mendekatkan produk di benak konsumen bergaya hidup action dan status. Sedangkan pendekatan estetik rasional bertujuan sebagai media informasi pembelajaran bagi konsumen bergaya hidup prinsip.

(5)

1.5. Landasan Teori

Berikut paparan mengenai teori yang menunjang judul dan tema TA, misalnya teori tentang pemasaran, teori promosi, juga teori desain komunikasi visual.

1.5.1. Promosi

Perancangan media komunikasi visual bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada publik atau masyarakat akan keberadaan suatu produk, dalam hal ini adalah menyampaikan pesan tentang adanya produk pelumas merek baru untuk mobil yaitu “PENLUBE”.

Kampanye promosi bagi produk baru sangat penting dan sekaligus merupakan ujung tombak bagi pertumbuhan produk selanjutnya. Karena dengan kampanye promosi, produk tersebut akan dikenal oleh publik, di mana publik belum atau tidak mengetahui keberadaan produk tersebut di pasaran.

Di dunia pemasaran dikenal adanya 4P atau bauran pemasaran yang terdiri dari product (produk), place (distribusi), promotion (promosi), price (harga). Kampanye promosi termasuk dalam promosi dari 4P. Promosi merupakan suatu konsep yang banyak digunakan untuk menyampaikan pesan. Oleh karena itu ada yang mengartikan promosi sebagai communication.

Menurut Pride dan Ferrel (1989: 324) promosi yaitu menentukan tujuan dan merancang kegiatan promosi itu sendiri, yaitu menentukan bentuk promosi yang akan digunakan, memilih dan menjadwalkan media komunikasi periklanan, mengembangkan pesan yang akan disampaikan dalam iklan, memperhitungkan tingkat keefektifitasan periklanan, merekrut dan melatih orang-orang sales, merencanakan usaha promosi penjualan seperti sampel produk, kupon, displai rak produk di toko-toko, undian, komunikasi periklanan, dan publikasi.

Definisi Promosi:

a. Promosi adalah semua yang dilakukan untuk membantu penjualan suatu produk atau jasa di tiap tempat jaringan penjualan, mulai dari bahan-bahan presentasi yang digunakan seorang tenaga penjualan ketika melakukan penawaran hingga siaran niaga di TV atau iklan surat kabar yang mencoba memikat pelanggan agar

(6)

memperoleh kesan yang menyenangkan terhadap apa yang diiklankan (Hahn, 1999:xxii).

b. Promosi adalah kegiatan pengenalan atau penyebarluasan informasi suatu barang dan atau jasa untuk menarik minat beli konsumen terhadap barang atau jasa yang akan dan sedang diperdagangkan (Undang- undang Perlindungan Konsumen, 2000:5)

c. Promosi adalah segala bentuk komunikasi yang digunakan untuk menginformasikan, membujuk, atau mengingatkan publik tentang produk yang dihasilkan organisasi, individu, ataupun rumah tangga.

Jadi kampanye promosi adalah kegiatan penyeberluasan informasi tentang barang dan atau jasa yang sedang dan akan diperdagangkan untuk menarik minat beli konsumen.

Dalam kampanye promosi yang perlu diperhatikan terlebih dahulu adalah tujuan pemasaran dan khalayak sasaran. Tujuan pemasaran sifatnya sangat khusus, dapat diukur dan dibatasi oleh waktu karena merupakan tujuan yang lebih nyata. Dengan menentukan tujuan pemasaran pemasar mempunyai target nyata yang dapat diukur tingkat keberhasilannya. Menentukan kha layak sasaran sama pentingnya dengan menentukan tujuan pemasaran karena dengan menentukan khalayak sasaran, pemasar dapat menentukan kegiatan promosi apa yang dapat dilakukan agar tujuan pemasaran yang telah ditetapkan tercapai. Contoh, untuk merebut 5% sampai 10% pasar pesaing dalam enam bulan dari jumlah penggunaan pelumas sebesar 600,000 metrik ton pertahun utamanya pasar pelumas produksi Pertamina, dengan target audiences para eksekutif bukan profesional yang hidup di kota-kota besar Indonesia dengan menekankan image sebagai produk lokal yang berkualitas internasional karena terbuat dari bahan baku impor yang berkualitas seperti virgin base oil.

Kegiatan promosi yang dilakukan pemasar dapat berlangsung efektif apabila pemasar melakukan hal- hal seperti me ngidentifikasi khalayak sasaran, menetapkan respon yang diinginkan, memilih pesan, memilih media penyampaian, menyeleksi sumber pesan, dan mengumpulkan umpan balik

(7)

(Simamora, 2001:286). Misalnya sebuah produsen pelumas mobil merek X yang ditujukan untuk eksekutif muda akan melakukan promosi dengan iklan. Maka hal-hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Mengidentifikasi khalayak sasaran

Seperti telah dijelaskan, pengetahuan tentang khalayak sasaran akan membantu pemasar menentukan jenis promosi apa dan bagaimana yang akan digunakan.

b. Menentukan respon yang diharapkan

Pemasar perlu menentukan respon apa yang diharapkan. Meskipun pada akhirnya pemasar menginginkan khalayak sasaran membeli produknya, namun yang perlu disadari yaitu adanya beberapa proses sebelum khalayak menentukan akan membeli produk merek tertentu. Menurut teori model AIDA, proses respon tersebut terdiri atas attention (perhatian), interest (ketertarikan), desire (keinginan), dan action (tindakan). Khalayak yang memperhatikan (attention) iklan pelumas merek X menyadari adanya produk tersebut. Pesan yang disampaikan melalui iklan tentang pelumas mobil merek X membuat khalayak menjadi tertarik (interest) untuk mengetahui lebih lanjut tentang pelumas mobil merek X tersebut. Pengetahuan yang didapat membuat khalayak mempunyai keinginan (desire) untuk membeli pelumas merek X. Terakhir, keinginan tersebut mendorong khalayak untuk membeli (action) pelumas mobil merek X tersebut.

c. Merancang pesan

Pesan yang dirancang harus menarik agar mendapat perhatian dari khalayak sasaran. Pendekatan yang digunakan dalam menyampaikan pesan harus disesuaikan dengan karakter khalayak sasaran, apakah dengan menggunakan pendekatan estetik moral, pendekatan estetik rasional, atau dengan menggunakan pendekatan estetik emosional. Untuk mempromosikan pelumas mobil merek X yang ditujukan untuk eksekutif muda, dapat menggunakan pendekatan emosional atau rasional dalam menyampaikan pesan. Dalam praktiknya iklan yang muncul dewasa ini banyak yang menggunakan perpaduan dua atau tiga pendekatan dalam penyampaian pesan.

(8)

Media promosi yang dapat dipilih ialah media personal seperti promosi penjualan yang dilakukan orang per orang atau media nonpersonal yang berupa media massa seperti televisi, koran, atau transit ad. Dalam mempromosikan pelumas mobil merek X tersebut pemilihan media yang tepat sangat diperlukan untuk mendukung penjualan.

e. Menyeleksi sumber pesan

Sumber pesan yang dimaksud adalah orang yang menyampaikan pesan dalam iklan. Sumber pesan terdiri dari keahlian, dapat dipercaya, dan disukai. Untuk memasarkan pelumas mobil merek X, sumber pesan yang bagaimana yang cocok digunakan agar dampak yang diinginkan dapat tercapai.

f. Mengumpulkan umpan balik

Setelah melakukan kegiatan kampanye promosi pemasar perlu mengetahui efek yang ditimbulkan baik itu efek terhadap penjualan maupun efek psikologis terhadap khalayak sasaran. Untuk mengetahui efek promosi terhadap penjualan dapat dilihat apakah tujuan pemasaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak. Untuk mengetahui efek psikologis khalayak sasaran terhadap iklan dapat dilakukan dengan mengajukan pertanyaan seputar pesan iklan, dan tanggapan khalayak tentang pesan iklan tersebut.

Promosi mempunyai beberapa alat untuk mencapai tujuan pemasaran yang telah ditetapkan. Variabel alat promosi digunakan untuk mencapai tujuan seperti untuk meningkatkan kesadaran akan adanya produk baru, atau merek baru. Alat-alat promosi dalam bauran promosi terdiri atas: advertising, personal selling, publicity, dan sales promotion.

Advertising atau periklanan adalah segala bentuk penyajian bukan pribadi di media massa yang dibayar oleh sponsor tentang organisasi, gagasan, barang, dan atau jasa. Media massa yang dimaksud di sini adalah sarana informasi yang ditujukan untuk seluruh masyarakat. Media massa tersebut dapat berupa media siaran: seperti televisi, radio, media cetak seperti: koran, majalah, katalog, media luar ruang seperti: billboard, iklan transit, dan masih banyak lagi. Iklan menawarkan banyak keuntungan, misalnya biaya operasional yang lebih rendah untuk menyampaikan pesan kepada sejumlah besar khalayak sasaran yang

(9)

tersebar secara geografis dalam satu kali penayangan. Namun daripada itu iklan juga memberikan sejumlah kerugian. Misalnya sekalipun dapat menjangkau banyak orang dengan cepat namun iklan tidak dapat membujuk seperti personal selling, karena pada prinsipnya iklan hanya menyampaikan informasi satu arah dimana pemasar tidak mengharapkan adanya respon langsung dari khalayak. Pemasar bisa mendapatkan respon dari periklanan dengan cara mengevaluasi secara reguler pengaruh iklan dan dampaknya terhadap penjualan.

Personal selling adalah cara untuk menginformasikan konsumen dan mempengaruhi mereka untuk membeli produk yang ditawarkan dalam suasana timbal balik, dengan cara berkomunikasi dengan konsumen satu persatu. Personal sellling mempunyai beberapa keuntungan seperti dampak atau feedback yang dapat langsung dilihat dan dirasakan. Namun personal selling juga memberikan kekurangan seperti penggunaan biaya yang lebih besar bila dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkan pada advertising untuk menjangkau banyak orang.

Public relation atau hubungan masyarakat adalah suatu usaha memupuk hubungan baik dengan berbagai masyarakat dengan mendapatkan publisitas yang menguntungkan, memupuk citra yang baik, dan menangani, atau meredam rumor, cerita, peristiwa yang merugikan (Kotler, 1996:135). Public relation termasuk di dalamnya publisitas produk, hubungan dengan pers, kegiatan masyarakat, melobi, hubungan dengan investor, dan pengembangan memberikan dampak yang besar terhadap publik dengan biaya yang jauh lebih murah. Hal ini disebabkan karena pemasar tidak perlu membayar ruang untuk menyampaikan pesan. Sekalipun tidak perlu membayar ruang atau waktu untuk menyampaikan pesan, pemasar tetap mengeluarkan biaya bagi staf atau pegawai untuk melakukan pengembangan, menyiarkan informasi, dan beraktivitas. Alat utama public relation adalah berita yang menguntungkan mengenai produk. Contoh, produk minuman berkhasiat yang kurang begitu dikenal. Pemasar dapat menemukan cerita menarik untuk dijadikan berita bagi wartawan. Apakah tentang diet yang benar, apakah tentang pemulihan kesehatan setelah sakit, atau trend berbadan langsing.

Sales promotion adalah kegiatan menawarkan nilai tambah atau insentif suatu produk kepada agen, penjual dan atau konsumen untuk mendorong pembelian atau penjualan suatu produk atau jasa. Cara-cara sales promotion yang

(10)

digunakan untuk mempromosikan produk baru antara lain sampel gratis, kupon potongan harga, jaminan uang kembali, dan masih banyak lagi.

1.5.2. Launching Produk

Menurut Kotler (1997:325) launching termasuk dalam tahap introduksi dalam daur hidup produk, yaitu periode dimana penjualan yang lambat ketika produk diperkenalkan pada pasar, laba belum diperoleh dalam tahap ini karena pengeluaran besar untuk memperkenalkan produk.

Menurut Pride and Ferrel (1995:322) launching masuk dalam tahap pengenalan. Tahap pengenalan dalam siklus kehidupan produk adalah diawali dengan penampilan produk ini untuk pertama kali di pasar, ketika penjualan masih nol dan laba negatif.

Launch (Wojowasito,1992:98) berarti memulai, melemparkan produk: jenis barang dan atau jasa. Jadi, definisi launching produk dalam hal ini adalah suatu tahap pengenalan dalam siklus kehidupan produk yang diawali dengan penampakan suatu produk secara massal pertama kali di pasar.

Launching bertujuan untuk menginformasikan atau mengumumkan kepada masyarakat luas tentang adanya produk baru atau merek baru dari suatu jenis produk. Yang terpenting adalah menginformasikan keuntungan atau kelebihan produk kepada konsumen, dan pembeli yang mempunyai potensi besar harus disadarkan mengenai features produk, kegunaan, dan keuntungan dari penggunaan produk. Dalam masa launching produk bauran promosi menjadi pendukung utama untuk menginformasikan tentang produk, karena pada kenyataannya angka tingkat kegagalan hidup produk baru sangat tinggi, yaitu berkisar antara 30% sampai 90%. Pada masa launching ini juga akan timbul dua kesulitan yang dilematis. Pertama adalah sedikitnya jumlah penjual yang mengerti tentang teknologi dan kemampuan memasarkan yang baik dalam masa launching. Kedua, adalah harga produk yang tinggi yang diperlukan untuk menutupi biaya riset pemasaran yang sudah dikeluarkan. Melihat kendala ini angka tingkat kegagalan menjadi cukup besar.

(11)

1.5.3. Target Market

Target market seperti telah dijelaskan di atas bahwa menetapkan target market itu penting. Dengan menetapkan target market akan membantu pemasar menetapkan pola pemasaran dan promosi yang tepat dan efektif. Penetapan target market berdasarkan geografis, demografis, psikografis, dan behavior, membantu menspesifikasikan konsumen yang dituju.

Segmentasi geografis merupakan penggolongan berdasarkan letak geografis seperti negara, regional, negara bagian, kota, atau bahkan komplek perumahan. Segmentasi demografi merupakan penggolongan pasar berdasarkan umur, jenis kelamin, besar keluarga, siklus kehidupan keluarga, pendapatan, pekerjaan, pendidikan, agama, ras, dan kebangsaan. Segmentasi psikografis merupakan penggolongan pasar berdasarkan karakteristik kelas sosial, gaya hidup, atau kepribadian. Sedangkan segmentasi behavior merupakan penggolongan pasar berdasarkan pada pengetahuan, sikap, penggunaan, atau reaksi konsumen terhadap produk.

1.5.4. Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen adalah pola dan kebiasaan konsumen dalam menentukan pilihannya untuk memilih merek tertentu. Menurut Engel, Blackwell, dan Miniard, perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi, dan menghabiskan produk dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan mengikuti tindakan ini (Engel,1994:3). Perilaku konsumen dipelajari oleh pemasar karena untuk menjadi bahan pertimbangan pemasar dalam menentukan strategi pemasaran. Implikasi penting perilaku konsumen dalam menentukan strategi pemasaran antara lain: mendefinisikan dan mensegmentasi pasar, menentukan kebutuhan dan keinginan segmen pasar tertentu, mengembangkan strategi yang didasarkan pada kebutuhan, sikap dan persepsi konsumen, mengevaluasi strategi pemasaran, dan menilai perilaku konsumen di masa yang akan datang (Sutisna, 2001:7).

Mempelajari perilaku konsumen berarti mempelajari faktor- faktor yang mempengaruhi sikap konsumen dalam mengambil keputusan. Faktor- faktor

(12)

tersebut adalah keterlibatan konsumen akan produk, kepribadian dan gaya hidup, pengaruh kelompok, pengaruh keluarga, dan pengaruh budaya.

Keterlibatan konsumen dalam suatu pembelian dipengaruhi oleh kepentingan personal yang dirasakan. Ini berarti keterlibatan konsumen ditentukan oleh apakah konsumen merasa penting atau tidak dalam pengambilan keputusan membeli suatu jenis produk. Ada konsumen yang mempunyai keterlibatan tinggi dalam pembelian suatu produk, dan ada konsumen yang mempunyai keterlibatan rendah atas pembelian suatu produk.

Kepribadian dan gaya hidup merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi konsumen dalam menentukan sikap. Karena kepribadian setiap orang berbeda, pemasar bisa mempelajari motivasi yang muncul. Namun akan lebih cocok apabila pemasar mempelajari gaya hidup konsumen. Gaya hidup dapat dipelajari dengan mengidentifikasi aktivitas, ketertarikan, dan pendapat seseorang. Pola gaya hidup bisa menjadi identitas kelompk tertentu yang mempunyai ciri-ciri unik tersendiri. Oleh karena itu gaya hidup masyarakat dapat membantu pemasar menentukan strategi dan tujuan pemasaran.

Pengaruh kelompok terjadi karena biasanya setiap orang mempunyai kelompok tertentu baik kelompok formal maupun tidak formal. Contoh, PGRI, KNPI, OSIS, dan masih banyak lagi. Dalam kelompok itulah manusia biasa mengekspresikan nilai dan memahami karakter anggota kelompok lainnya. Antara anggota kelompok yang satu dengan yang lain akan saling meniru karena mereka berusaha mengidentikkan diri merek dengan norma- norma kelompok. Dengan kecenderungan meniru dalam suatu kelompok pemasar dapat memanfaat kebiasaan tersebut untuk membantu memasarkan produknya.

Pengaruh keluarga tidak dapat luput dari perhatian pemasar. Pengaruh keluarga biasanya diperlukan bagi seseorang yang hendak mengambil keputusan sulit dan beresiko yang biasanya merupakan kepentingan sebuah keluarga. Adanya ciri keputusan keluarga juga mempengaruhi pemasar, misalnya bagaimana menentukan pesan iklan yang tepat.

Pengaruh budaya terdiri atas nilai- nilai, keyakinan, aturan, dan norma yang membatasi suatu kelompok masyarakat tertentu. Ini berarti apabila setiap individu dalam kelompok masyarakat mengacu pada nilai-nilai, keyakinan,

(13)

aturan, dan norma kelompok maka sejumlah sikap dan perilaku individu tersebut menjadi seragam. Dengan memahami budaya yang ada pemasar harus menyesuaikan strategi pemasaran dengan bentuk budaya yang ada.

1.5.5. Desain Komunikasi Visual

Desain komunikasi visual cetak terdiri atas kata

a) desain: merancang, menghasilkan, membuat berdasarkan kebutuhan b) komunikasi:penyampaian pesan dari sender kepada receiver

c) visual: secara penglihatan/yang dapat dilihat

Jadi definisi desain komunikasi visual adalah merancang, membuat, manghasilkan suatu hasil rancangan yang dapat dilihat yang digunakan sebagai sarana untuk menyampaikan pesan.

(14)

Gb. 1.1. Peta Konsep Desain Komunikasi Visual LAUNCHING PROMOSI DESKOMVIS ADVERTISING MEDIA

media cetak media display media siaran

Launching produk, yaitu saat peluncuran produk untuk pertama kali di pasaran. Untuk pelaksanaan launching produk perlu dilakukan kegiatan promosi guna mengiformasikan adanya produk baru tersebut di pasaran. Dengan kegiatan promosi, juga dapat membuat konsumen menjadi sadar akan adanya merek baru tersebut. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan media atau alat untuk menyampaikan pesan, alat tersebut adalah desain komunikasi visual, yaitu suatu rancangan komunikasi visual yang dirancang secara fungsional untuk memecahkan masalah pemasaran dan untuk menc apai tujuan promosi yang telah ditetapkan. Desain komunikasi visual terdiri atas beberapa bidang, satu diantaranya yaitu advertising, atau periklanan. Periklanan dapat menggunakan bermacam- macam media seperti media cetak, media siaran, dan media display. Media cetak ialah semua media yang dihasilkan dengan cara dicetak, misalnya

(15)

koran, majalah, tabloid, stiker, dan sebagainya. Media display adalah semua media yang diletakkan di suatu tempat yang banyak dilalui oleh publik agar dapat dilihat dan dibaca, contohnya billboard, dan spanduk. Media siaran ialah semua media yang disiarkan oleh suatu badan pemancar atau provider, misalnya TV, radio, dan internet.

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Islam "Ibnu Sina" Yarsi Sumbar Bukittinggi menunjukkan bahwa 54,7% perawat memiliki kecendrungan turnover, dari

pembiayaan tetep akan diberikan dengan jumlah pembiayaan di.. kurangi, hal ini tentunya akan berdampak kepada pihak BPRS Haji Miskin tersebut, yang mana nantinya

Kenaikan indeks harga terjadi pada subkelompok tembakau dan minuman beralkohol sebesar 1,04 persen, minuman yang tidak beralkohol sebesar 0,09 persen, serta makanan

value Teks default yang akan dimunculkan jika user hendak mengisi input maxlength Panjang teks maksimum yang dapat dimasukkan. emptyok Bernilai true jika user dapat tidak

Kemudian Anda juga harus menyatakan bahwa karena Anda mengajukan permohonan terhadap Pasal 17 ayat (1) huruf a Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang Jabatan Notaris yang

Sebelumnya dikatakan bahwa Kecamatan Reok lolos untuk menjadi Pusat Kegiatan Lokal dikarenakan memiliki pelabuhan kelas III dan jalan areteri yang mendukung

Lokasi tersebut dipilih secara purposif dengan alasan (a) ja- lan lintas Papua merupakan jalan yang mengikuti garis perbatasan antara Indonesia dan Papua New Guinea

1.1 PERSIAPAN YANG PERLU DIPERHATIKAN Ada beberapa hal yang mungkin perlu diperhatikan sebagai seorang pengajar sebelum mengakses E-learning UPU diantaranya yaitu