• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMODELAN JUMLAH UANG BEREDAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMODELAN JUMLAH UANG BEREDAR"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

PEMODELAN JUMLAH UANG BEREDAR

Hotniar Siringoringo

hotniars@staff.gunadarma.ac.id Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma

Jl. Margonda Raya No. 100 Depok

ABSTRAK

Jumlah uang beredar dalam suatu kurun waktu tertentu sangat penting dalam perekonomian suatu negara. Jumlah uang beredar dapat menggeser kondisi perekonomian dari baik ke buruk atau sebaliknya. Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan membuat kebijakan yang berhubungan dengan jumlah uang beredar. Banyak faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar.

Ada 6 faktor yang digunakan dalam tulisan ini yang mempengaruhi jumlah uang beredar. Korelasi parsial Pearson digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan linear dan regresi berganda digunakan untuk menguji hubungan kausal dan pemodelan.

Berdasarkan uji korelasi parsial, ada dua variabel yang mempunyai hubungan linier lemah yaitu variabel tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat berupa kredit dan variabel tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya. Berdasarkan regresi, kedua variabel ini juga memberikan pengaruh yang tidak signifikan terhadap jumlah uang beredar.

Empat variabel lainnya, yaitu aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada pemerintah, tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat berupa kredit, tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya mempunyai hubungan linear kuat dengan jumlah uang beredar. Menggunakan regresi, keempat metode ini juga memberikan pengaruh yang nyata terhadap jumlah uang yang beredar. Faktor lain yang tidak masuk ke dalam keenam faktor tersebut (faktor yang tidak terukur) juga signifikan.

Kata Kunci : Uang Beredar, Multikolinearitas, Tagihan

PENDAHULUAN

Jumlah uang yang beredar biasa disebut juga dengan penawaran uang. Penawaran uang dalam suatu kurun waktu tertentu sangat penting dalam per-ekonomian suatu negara. Jumlah uang beredar merupakan variabel ekonomi agregatif, yang dipengaruhi beberapa faktor.

Jumlah uang beredar dapat mengge-ser kondisi perekonomian dari baik ke

buruk atau sebaliknya. Pemerintah da-lam suatu negara punya tugas untuk menjaga perekonomian dalam keadaan stabil. Menggunakan kebijakan moneter salah satunya, pemerintah dapat menja-lankan fungsi penstabilan perekonomian.

Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan membuat kebijakan yang berhu-bungan dengan penawaran uang. Kebi-jakan itu bisa bersifat konstraksi atau eks-pansi. Pada situasi krisis moneter seperti

(2)

yang dialami Indonesia sejak akhir tahun 1997 sampai saat ini, pemerintah mung-kin akan mengambil kebijakan konstraksi, yaitu menarik uang dari peredaran. Hal ini dilakukan karena laju inflasi yang cu-kup tinggi. Kebijakan konstraksi atau ekspansi dapat dilakukan kalau pemerin-tah dapat menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar dan dapat memodelkan hubungan tersebut.

Pemodelan ini penting dilakukan, se-hingga untuk setiap kebijakan yang diga-riskan, dengan model yang ada, pemerin-tah dapat memprediksi jumlah uang ber-edar di masyarakat.

Tujuan

Tulisan ini bertujuan untuk menguji hubungan kausal antara jumlah uang ber-edar dengan faktor-faktor yang mempe-ngaruhi. Tulisan ini juga bertujuan untuk membuat modal uang beredar dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

KERANGKA TEORI

Melalui kebijakan moneter, pemerin-tah diasumsikan mampu mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat. Empat cara yang dapat pemerintah guna-kan untuk mempengaruhi jumlah uang yang beredar, yaitu kebijakan diskonto, operasi pasar terbuka, manipulasi rasio simpanan legal (legal reserve) dan kontrol kredit selektif.

Bank sentral dapat mengubah tingkat diskonto; apabila tingkat diskonto dinaik-kan maka jumlah uang nominal yang ber-edar cenderung turun. Sebaliknya, jika tingkat diskonto turun, maka jumlah uang nominal yang beredar cenderung naik. Operasi pasar terbuka dilakukan dengan menjual atau membeli obligasi di pasar bebas. Penjualan surat obligasi oleh pemerintah bertujuan untuk mengurangi jumlah uang beredar. Peningkatan jumlah uang beredar di pasar bebas dila-kukan dengan membli surat obligasi.

Manipulasi rasio legal reserve dilaku-kan dengan mempengaruhi rasio sim-panan legal minimum. Rasio simsim-panan legal minimum adalah angka banding mi-nimum antara uang tunai dengan kewa-jiban giral bank. Pemerintah dapat men-ciptakan uang yang lebih banyak dari-pada sebelumnya jika rasio simpanan legal minimum diturunkan. Sebaliknya, jumlah uang beredar dapat dikurangi de-ngan menaikkan rasio simpanan legal minimum.

Faktor keempat, kontrol kredit selek-tif, menggunakan moral suasion sebagai salah satu bentuk pengawasan. Bank sentral pada moral suasion, secara infor-mal mempengaruhi kebijakan bank-bank umum, khususnya mengenai kebijakan dalam perkreditan. Selain keempat cara tersebut, jumlah uang beredar dalam masyarakat juga dapat dipengaruhi nera-ca pembayaran luar negeri negara yang bersangkutan. Jumlah uang beredar juga dipengaruhi aktiva luar negeri bersih, ta-gihan bersih kepada pemerintah, tata-gihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit dan lainnya, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit dan lainnya. Faktor yang terakhir inilah yang akan dibahas dalam tulisan ini

METODE PENELITIAN

a. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah jumlah uang beredar, aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada pemerintah, tagih-an kepada Lembaga pemerintah dtagih-an BUMN pusat yang berupa kredit dan lainnya, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit dan lainnya, dan lainnya. Jumlah uang beredar merupakan variabel terikat (dependen), sedangkan tujuh variabel lainnya merupakan variabel bebas (independen).

(3)

b. Hipotesa Penelitian

H01 : Aktiva luar negeri bersih tidak

mem-pengaruhi jumlah uang beredar. H11 : Aktiva luar negeri bersih

mempe-ngaruhi jumlah uang beredar H02 : Tagihan bersih kepada pemerintah

tidak mempengaruhi jumlah uang beredar.

H12 : Tagihan bersih kepada pemerintah

mempengaruhi jumlah uang beredar H03 : Tagihan kepada Lembaga

pemerin-tah dan BUMN pusat yang berupa kredit tidak mempengaruhi jumlah uang beredar.

H13 : Tagihan kepada Lembaga

pemerin-tah dan BUMN pusat yang berupa kredit mempengaruhi jumlah uang beredar

H04 : Tagihan kepada Lembaga

pemerin-tah dan BUMN pusat bentuk lainnya tidak mempengaruhi jumlah uang beredar.

H14 : Tagihan kepada Lembaga

pemerin-tah dan BUMN pusat bentuk lainnya mempengaruhi jumlah uang beredar H05 : Tagihan kepada perusahaan

swas-ta dan perorangan dalam bentuk kredit tidak mempengaruhi jumlah uang beredar.

H15 : Tagihan kepada perusahaan

swas-ta dan perorangan dalam bentuk kredit mempengaruhi jumlah uang beredar

H06 : Tagihan kepada perusahaan

swas-ta dan perorangan dalam bentuk kredit bentuk lainnya tidak mem-pengaruhi jumlah uang beredar. H16 : Tagihan kepada perusahaan

swas-ta dan perorangan dalam bentuk kredit bentuk lainnya mempengaruhi jumlah uang beredar

H07 : Faktor lainnya tidak mempengaruhi

jumlah uang beredar.

H17 : Faktor lainnya mempengaruhi

jum-lah uang beredar

c. Data

Data yang digunakan merupakan da-ta sekunder, diambil dari situs

www.bi.go.id. Data tersebut mengguna-kan skala pengukuran rasio, jumlah uang beredar dan data faktor-faktor yang mem-pengaruhi. Data diberikan per bulan, mulai dari Oktober 2001 asmpai oktober 2003.

d. Pengolahan Data

Pengolahan data menggunakan alat bantu SPSS. Hubungan kausal akan diuji menggunakan regresi linier berganda.

PEMBAHASAN

a. Koefisien Korelasi

Korelasi Pearson digunakan untuk mengukur keeratan hubungan antara variabel terikat jumlah uang beredar dengan ketujuh variabel bebasnya. Ang-ka korelasi ini dapat dilihat pada Tabel 1. Korelasi antara jumlah uang beredar dengan aktiva luar negeri bersih sebesar 0.658. Angka ini menunjukkan hubungan positif dan kuat, artinya naiknya aktiva luar negeri bersih akan menaikkan jumlah uang beredar atau turunnya aktiva luar negeri bersih akan menurunkan jumlah uang beredar. Koefisien korelasi jumlah uang beredar dengan tagihan bersih ke-pada pemerintah sebesar –0.623. Hu-bungan kedua variabel kuat tapi tidak searah. Keeratan hubungan jumlah uang beredar dengan tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit sebesar 0.810. Angka ini menunjukkan bahwa kenaikan tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit akan menaikkan jumlah uang beredar.

Koefisien korelasi jumlah uang ber-edar dengan tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya sebesar 0.965. Hubungan kedua variabel kuat dan searah. Koefi-sien korelasi jumlah uang beredar

(4)

ngan tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit se-besar 0.898. Angka ini menunjukkan bahwa keeratan hubungan kedua variabel kuat dan searah. Koefisien korelasi jum-lah uang beredar dengan tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya sebesar 0.715. Angka ini menunjukkan bahwa keeratan hubungan kedua variabel kuat dan searah. Koefisien korelasi jumlah uang beredar dengan faktor selain faktor di atas sebesar –0.165. Angka ini menun-jukkan bahwa keeratan hubungan jumlah uang beredar dengan faktor selain faktor

yang diteliti lemah dan berlawanan arah. Koefisien korelasi antara variabel bebas juga diukur dan lengkapnya dapat dilihat pada Tabel 1.

Uji hipotesa keeratan hubungan an-tara variabel untuk hampir semua variabel kecuali antara variabel faktor lainnya bersih terhadap ketujuh variabel lainnya mempunyai signifikansi kurang dari 0.05 (default SPSS). Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan an-tara masing-masing variabel yang ber-sesuaian, misalnya antara variabel jumlah uang beredar dengan aktiva luar negeri bersih, dan seterusnya.

Tabel 1. Koefisien Korelasi antar variabel menggunakan Korelasi Pearson.

Y X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 Y 1.000 .656 -.623 .810 .965 .898 .715 -.165 X1 .656 1.000 -.389 .459 .621 .637 .506 -.712 X2 -.623 -.389 1.000 -.699 -.644 -.852 -.880 -.207 X3 .810 .459 -.699 1.000 .776 .839 .686 .007 X4 .965 .621 -.644 .776 1.000 .894 .701 -.168 X5 .898 .637 -.852 .839 .894 1.000 .914 -.132 X6 .715 .506 -.880 .686 .701 .914 1.000 -.010 X7 -.165 -.712 -.207 .007 -.168 -.132 -.010 1.000 b. Model

Hubungan kausal antara jumlah uang beredar sebagai variabel terikat dengan variabel bebas aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada pemerintah, tagih-an kepada Lembaga pemerintah dtagih-an BUMN pusat yang berupa kredit dan

lainnya, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit dan lainnya, dan variabel lainnya bersih akan diukur dan diuji mengguna-kan regresi.

Simbol-simbol yang digunakan adalah sebagai berikut: Simbol Penjelasan X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7

Aktiva luar negeri bersih

Tagihan bersih kepada pemerintah

Tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat berupa kredit Tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya Tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit Tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya Faktor lainnya bersih

Koefisien korelasi berganda jumlah uang beredar dengan ketujuh variabel prediktornya adalah 0.990. Koefisien de-terminasi bergandanya sebesar 0.973 atau 97.3 %, artinya 97.3% variasi yang

terjadi dalam jumlah uang yang beredar dapat dijelaskan oleh variabel aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada merintah, tagihan kepada Lembaga pe-merintah dan BUMN pusat yang berupa

(5)

kredit, tagihan kepada Lembaga peme-rintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit, tagihan kepada perusahaan

swas-ta dan perorangan dalam bentuk lainnya, dan lainnya bersih. Variasi yang terjadi pada jumlah uang beredar sebesar 2.7% lainnya disebabkan oleh variabel yang tidak terjelaskan dalam tulisan ini.

Tabel 2. Koefisien korelasi dan determinasi berganda

Model R R kuadrat R Kuadrat disesuaikan Galat baku perkiraan 1 .990 .981 .973 6402.20391

Uji kelayakan model dilakukan meng-gunakan analisis sidik ragam. Dilihat dari Tabel 3 di atas, nilai statistik F 125.194 lebih besar dari nilai F tabel. Hal ini menunjukkan bahwa paling tidak ada satu

variabel bebas secara signifikan mempe-ngaruhi variabel tidak bebas. Kelayakan model juga terlihat dari signifikansi yang kecil, hanya 0.000 kurang dari 0.05.

Tabel 3. Analisis sidik ragam

Jumlah Kuadrat Derajat bebas Kuadrat rata-rata F Taraf nyata Regression 35920421891.229 7 5131488841.604 125.194 .000 sisa 696799653.731 17 40988214.925

Total 36617221544.960 24

Model linier berganda untuk jumlah uang beredar dengan metode enter ditun-jukkan persamaan di bawah. Persamaan ini menunjukkan bahwa saat ketujuh variabel bebas dibuat 0, maka jumlah uang beredar di masyarakat sebesar 399 371.009 milyar rupiah. Koefisien regresi variabel bebas aktiva luar negeri bersih adalah 1.071, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah aktiva luar negeri bersih akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar 1.071 rupiah. Koefisien regresi variabel bebas tagihan bersih kepada pemerintah adalah 1.139. Artinya setiap kenaikan satu rupiah tagihan ber-sih kepada pemerintah akan meningkat-kan jumlah uang beredar sebesar 1.139 rupiah.

Koefisien regresi variabel bebas tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit adalah 0.680, artinya setiap kenaikan satu rupiah tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit akan

meningkatkan jumlah uang beredar sebe-sar 0.680 rupiah. Koefisien regresi variabel bebas tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam ben-tuk lainnya adalah 23.478, yang mempu-nyai arti setiap kenaikan satu rupiah tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar 23.478 rupiah. Koefisien regresi variabel bebas tagihan kepada kepada perusahaan swasta dan perorangan da-lam bentuk kredit adalah 0.53, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu ru-piah tagihan kepada kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar 0.53 rupiah.

Koefisien regresi variabel bebas tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya adalah –0.903, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah tagihan kepada pe-rusahaan swasta dan perorangan dalam

(6)

bentuk lainnya akan menurunkan jumlah uang beredar sebesar –0.903 rupiah. Koefisien regresi variabel bebas faktor lainnya bersih adalah 0.939, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu ru-piah faktor lainnya bersih akan mening-katkan jumlah uang beredar sebesar 0.939 rupiah.

Y = 399371.009 + 1.071X1 + 1.139X2 + 0.680X3 + 23.478X4 + 0.53X5 – 0.903X6 + 0.939X7

Uji kelinearan masing-masing koe-fisien regresi pada taraf nyata (α) 0.05 adalah sebagai berikut:

1.

Koefisien regresi aktiva luar negeri bersih tidak signifikan atau b1 = 0

Koefisien regresi aktiva luar negeri bersih signifikan atau b1 # 0

2.

Koefisien regresi tagihan bersih ke-pada pemerintah tidak signifikan atau b2 = 0;

Koefisien regresi tagihan bersih kepa-da pemerintah signifikan atau b2 # 0;

3.

Koefisien regresi tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat kredit tidak signifikan atau b3 =

0;

Koefisien regresi tagihan kepada lem-baga pemerintah dan BUMN pusat kredit signifikan atau b3 # 0;

4.

Koefisien regresi tagihan kepada lem-baga pemerintah dan BUMN pusat lain tidak signifikan atau b4 = 0;

Koefisien regresi tagihan kepada lem-baga pemerintah dan BUMN pusat lain signifikan atau b4 # 0;

5.

Koefisien regresi tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan kredit tidak signifikan atau b5 = 0;

Koefisien regresi tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan berupa kredit signifikan atau b5 # 0;

6.

Koefisien regresi tagihan kepada pe-rusahaan swasta dan perorangan da-lam bentuk lainnya tidak signifikan atau b6 = 0;

Koefisien regresi tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya signifikan atau b6 # 0

7.

Koefisien regresi lainnya bersih tidak signifikan atau b7 = 0;

Koefisien faktor lainnya bersih signi-fikan atau b7 # 0;

Dilihat dari tabel di bawah, signifi-kansi untuk koefisien regresi b1, b2, b4, b5

dan b7 di bawah 0.05 kecuali untuk

koefisien regresi b3 dan b6. Hal ini

me-nunjukkan bahwa variabel aktiva luar negeri bersih, tagihan bersih kepada pe-merintah, tagihan kepada lembaga peme-rintah dan BUMN pusat dalam bentuk la-in, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan berupa kredit dan faktor lainnya bersih secara signifikan mem-pengaruhi jumlah uang beredar. Variabel tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat berupa kredit dan variabel tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan lainnya tidak signifikan mem-pengaruhi jumlah uang beredar.

Tabel 4. Koefisien dan signifikansi regresi.

Koefisien

tidak standar t Taraf nyata Korelasi Statistik kolinearitas B Galat baku Partial Part Tolerance VIF konstanta 399371.009 138280.963 2.888 .010

X1 1.071 .233 4.589 .000 .744 .154 .158 6.340

X2 1.139 .219 5.195 .000 .783 .174 .092 10.855

(7)

X4 23.478 6.288 3.734 .002 .671 .125 .082 12.136

X5 .853 .279 3.056 .007 .595 .102 .015 64.806

X6 -.903 1.949 -.463 .649 -.112 -.015 .071 14.090

X7 .939 .194 4.843 .000 .761 .162 .156 6.407 Ada tidaknya multikolinearitas atau

terjadinya korelasi di antara sesama variabel bebas perlu diuji. Pengujian mul-tikolinearitas dilakukan menggunakan tolerance, VIF (Variance Inflation Factor), eigenvalue dan condition index. Default SPSS untuk tolerance adalah 0.0001. Angka di bawah toleransi itu menunjuk-kan adanya kolinearitas. Nilai toleransi semua variabel ada di atas 0.0001, maak dilihat dari toleransi diantara sesama variabel bebas tidak terjadi kolinearitas. Nilai VIF hampir semuanya di atas 5, kecuali untuk variabel tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat berupa kredit. Semua avriabel mempu-nyai permasalahan multikolinearitas yang serius, kecuali variabel tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat berupa kredit.

Menggunakan tabel di bawah, ada tidaknya multikolinearitas dilihat berdasar-kan nilai eigenvalue dan condition index. Eigenvalue mendekati 0 menunjukkan

adanya multikolinearitas. Menggunakan Tabel 8 di bawah, multikolinearitas terjadi apda ketujuh variabel bebas, eigenvalue mendekati 0. Dilihat dari condition index, ada multikolinearitas yang serius pada variabel tagihan bersih kepada pemerin-tah, tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit, tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya, tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit, tagihan kepada perusahaan swasta dan per-orangan dalam bentuk lainnya, dan lainnya bersih; sedangkan pada variabel aktiva luar negeri bersih multikolinearitas tidak terjadi, karena batasan terjadinya multikolinearitas jika condition index me-lebih 15. Multikolinearitas akan menjadi permasalahan yang serius kalu condition index melebih 30. keenam variabel selain aktiva luar negeri bersih mempunyai condition index lebih dari 30, berkisar dari 33-425.

Tabel 5. Diagnosa kolinearitas

Eigenvalue Condition Index Model Dimensi 1 1 7.947 1.000 2 3.729E-02 14.598 3 7.221E-03 33.174 4 5.387E-03 38.406 5 2.529E-03 56.052 6 4.792E-04 128.773 7 2.326E-04 184.851 8 4.388E-05 425.569

Selang kepercayaan 95% untuk konstanta model regresi sebesar 107623.680 – 691118.337 (dalam milyar). Selang kepercayaan 95% koefisien

variabel aktiva luar negeri bersih adalah 0.579 – 1.563. Variabel tagihan bersih kepada pemerintah mempunyai selang kepercayaan 95% untuk koefisiennya

(8)

besar 0.677 – 1.602. Tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat berupa kredit mempunyai selang keper-cayaan 95% untuk koefisien regresinya sebesar -1.882 sampai 3.243. Tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya mempunyai

selang kepercayaan 95% untuk koefisien regresinya sebesar 10.213 sampai 36.744. Selang kepercayaan 95% koefi-sien variabel tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan berupa kredit adalah 0.264 – 1.442.

Tabel 6. Selang kepercayaan konstanta dan koefisien penduga.

95% selang kepercayan untuk B Batas bawah Batas atas (Constant) 107623.680 691118.337 X1 .579 1.563 X2 .677 1.602 X3 -1.882 3.243 X4 10.213 36.744 X5 .264 1.442 X6 -5.015 3.209 X7 .530 1.349

Variabel tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya mempunyai selang kepercayaan 95% untuk koefisiennya sebesar –5.015 – 3.209. faktor lainnya bersih mempunyai selang kepercayaan 95% untuk koefisien regresinya sebesar 0.530 sampai 1.349. Selang kepercayaan ini menunjukkan kalau kita dapat meneliti kelompok-kelom-pok sampel dari populasinya yang me-nyebar secara normal, 95% dari sampel-sampel itu nilainya akan berada pada kisaran tersebut.

Adanya multikolienaritas dapat mem-berikan gambaran yang salah akan pe-ngaruh variabel bebas terhadap variabel tidak bebas. Secara statistik, variabel be-bas yang mempunyai multikolinearitas yang sangat serius akan dikeluarkan dari model. Selanjutnya model di atas direvisi dan dilakukan dengan menggunakan me-tode langkah mundur. Pengujian

dilaku-kan dua tahap, dimana setiap tahapnya dikeluarkan variabel bebas yang memiliki masalah multikolinearitas yang sangat serius.

Tahap pertama, variabel tagihan ke-pada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk lainnya dikeluarkan (X6).

Variabel tereliminasi karena memiliki sta-tistik hitung t terkecil. Model kedua kare-nanya hanya memiliki 6 variabel bebas. Koefisien korelasi berganda masih sama, yaitu 0.990, tetapi koefisien determinasi menjadi 97.4%. Sebesar 97.4% variasi yang terjadi pada jumlah uang beredar dapat dijelaskan oleh keenam variabel bebasnya secara bersama-sama. Galat baku perkiraan sebesar 6260.94525, le-bih kecil dari model 1. Dilihat dari galat bakunya, model 2 lebih tepat dibanding-kan model 1, karena galat bakunya lebih kecil.

Tabel 7. Ringkasan model.

Model R R Kuadrat R kuadrat

penyesuaian Galat baku perkiraan 2 .990 .981 .974 6260.94525

(9)

3 .990 .980 .975 6230.47166

Model regresinya adalah:

Y = 401632.825 + 1.066X1 + 1.135X2 + 0.946X3 + 25.147X4 + .753X5 + .919X7

Persamaan ini menunjukkan bahwa saat keenam variabel bebas dibuat 0, maka jumlah uang beredar di masyarakat sebesar 401632.825 milyar rupiah. Koe-fisien regresi variabel bebas aktiva luar negeri bersih adalah 1.066, yang mem-punyai arti setiap kenaikan satu rupiah aktiva luar negeri bersih akan mening-katkan jumlah uang beredar sebesar 1.066 rupiah. Koefisien regresi variabel bebas tagihan bersih kepada pemerintah adalah 1.135. Artinya setiap kenaikan sa-tu rupiah tagihan bersih kepada peme-rintah akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar 1.135 rupiah.

Koefisien regresi variabel bebas tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit adalah 0.946, artinya setiap kenaikan satu rupiah tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat yang berupa kredit akan meningkatkan jumlah uang beredar sebe-sar 0.946 rupiah. Koefisien regresi varia-bel bebas tagihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya adalah 25.147, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu ru-piah tagihan kepada Lembaga pemerin-tah dan BUMN pusat dalam bentuk lain-nya akan meningkatkan jumlah uang ber-edar sebesar 25.147 rupiah.

Koefisien regresi variabel bebas ta-gihan kepada kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit adalah .753, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah tagihan kepada kepada perusahaan swasta dan per-orangan dalam bentuk kredit akan me-ningkatkan jumlah uang beredar sebesar .753 rupiah. Koefisien regresi variabel bebas faktor lainnya bersih adalah 0. .919, yang mempunyai arti setiap ke-naikan satu rupiah faktor lainnya bersih

akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar .919 rupiah.

Model ketiga dibentuk dengan me-ngeluarkan variabel X3 (tagihan kepada

lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk kredit). Jika dilihat tabel-nya, variabel X3 mempunyai statistik

hi-tung t terkecil, sehingga variabel X3

dike-luarkan dari model. Korelasi berganda model masih sama dengan model 1 dan 2, yaitu 0.990, koefisien determinasi men-jadi 97.5%. Variasi yang termen-jadi pada jumlah uang beredar sebesar 97.5% da-pat dijelaskan oleh kelima variabel be-basnya secara bersama-sama. Galat ba-ku perkiraan semakin kecil yaitu 6230.47166, dengan demikian model ketiga ini lebih baik dibandingkan dengan model 1 dan 2. Model regresinya adalah: Y = 378778.816+ 1.083X1 + 1.179X2 +

24.995X4 + .824X5 + .960X7

Persamaan ini menunjukkan bahwa saat keenam variabel bebas dibuat 0, maka jumlah uang beredar di masyarakat sebesar 378778.816 milyar rupiah. Koe-fisien regresi variabel bebas aktiva luar negeri bersih adalah 1.083, yang mempu-nyai arti setiap kenaikan satu rupiah aktiva luar negeri bersih akan meningkat-kan jumlah uang beredar sebesar 1.083 rupiah. Koefisien regresi variabel bebas tagihan bersih kepada pemerintah adalah 1.179. Artinya setiap kenaikan satu rupiah tagihan bersih kepada pemerintah akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar 1.179 rupiah.

Koefisien regresi variabel bebas ta-gihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya ada-lah 24.995, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah tagihan kepada

(10)

Lembaga pemerintah dan BUMN pusat dalam bentuk lainnya akan meningkatkan jumlah uang beredar sebesar 24.995 rupiah.

Koefisien regresi variabel bebas ta-gihan kepada kepada perusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit adalah 0.824, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah tagihan kepada kepada perusahaan swasta dan per-orangan dalam bentuk kredit akan me-ningkatkan jumlah uang beredar sebesar 0.824 rupiah. Koefisien regresi variabel bebas faktor lainnya bersih adalah 0.960, yang mempunyai arti setiap kenaikan satu rupiah faktor lainnya bersih akan meningkatkan jumlah uang beredar sebe-sar 0.960 rupiah.

Koefisien korelasi parsial pada model 1 hampir semuanya di atas 0.5 dan positif, kecuali X3 dan X6. Koefisien

kore-lasi parsial X3 hanya 0.135 dan X6 –0.112.

Kedua variabel ini tidak mempe-ngaruhi jumlah uang beredar secara kuat. Koefisien korelasi parsial pada model 2 hampir semuanya di atas 0.5 kecuali variabel X7. Oleh karena itu, lima variabel

bebas mempengaruhi jumlah uang beredar secara kuat dimana satu variabel mempunyai arah yang negatif dan empat lainnya mempunyai arah positif. Koefisien korelasi parsial pada model 3 semuanya di atas 0.5 dan positif. Artinya kelima va-riabel bebas dalam model mempengaruhi jumlah uang beredar secara kuat dan searah.

Uji kelinearan masing-masing koefi-sien regresi pada taraf nyata (α) 0.05 untuk model 2, menunjukkan bahwa hampir semua koefisien regresi signifikan, kecuali b3.Pada model 3 semua

koefisi-en regresi signifikan, jauh di bawah 0.05.

Tabel 8. Koefisien dan signifikansi regresi .

Model Koefisien tidak standar t Taraf nyata Korelasi Statistik kolinearitas 2 (Constant) 401632.825 135145.544 2.972 .008 parsial part tolerance VIF

X1 1.066 .228 4.675 .000 .741 .153 .158 6.325 X2 1.135 .214 5.297 .000 .780 .173 .092 10.837 X3 .946 1.047 .903 .378 .208 .030 .262 3.810 X4 25.147 5.039 4.990 .000 .762 .163 .123 8.152 X5 .753 .174 4.329 .000 .714 .142 .038 26.347 X7 .919 .185 4.972 .000 .761 .163 .164 6.084

Model Koefisien tidak standar t Taraf nyata Korelasi Statistik kolinearitas 3 (Constant) 378778.816 132108.664 2.867 .010 X1 1.083 .226 4.789 .000 .740 .156 .159 6.282 X2 1.179 .208 5.681 .000 .793 .185 .097 10.270 X4 24.995 5.012 4.987 .000 .753 .162 .123 8.143 X5 .824 .155 5.332 .000 .774 .174 .048 20.995 X7 .960 .178 5.385 .000 .777 .175 .175 5.716

Tabel 9. Selang kepercayaan konstanta dan koefisien regresi penduga

Model 95% selang kepercayaan untuk B 2 (Constant) 117702.573 685563.077 X1 .587 1.545 X2 .685 1.585 X3 -1.254 3.146 X4 14.559 35.734 X5 .388 1.119

(11)

X7 .531 1.308 3 (Constant) 102272.205 655285.427 X1 .609 1.556 X2 .745 1.614 X4 14.504 35.485 X5 .501 1.148 X7 .587 1.334

Selang kepercayaan konstanta dan koefisien variabel model 1 sama dengan yang kita temukan pada model regresi dengan metode enter. Pada model 2, selang kepercayaan mengalami perubah-an. Konstanta model regresi mempunyai selang kepercayaan 95% pada kisaran 117702.573 milyar sampai 685563.077 milyar. Selang kepercayaan 95% koefi-sien aktiva luar negeri bersih sebesar 0.587 sampai 1.545. Selang kepercaya-an 95% koefisien tagihkepercaya-an bersih kepada pemerintah sebesar 0.685 sampai 1.585. Nilai koefisien tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat berupa kredit 95% terletak pada kisaran –1.254 sampai 3.146. Nilai koefisien tagihan ke-pada lembaga pemerintah dan BUMN pu-sat dalam bentuk lainnya 95% terletak pada kisaran 14.559-35.734. Selang ke-percayaan 95% koefisien variabel tagihan kepada perusahaan swasta dan per-orangan dalam bentuk lain sebesar 0.388-1.119; dan faktor lainnya bersih mempunyai selang kepercayaan untuk koefisiennya sebesar 0.531 – 1.308.

Selang kepercayaan konstanta dan koefisien regresi pada model 2 berubah lagi, setelah variabel tagihan kepada lembaga pemerintah dan BUMN pusat berupa kredit dikelaurkan dari model. Se-lang kepercayaan untuk konstanta model terletak pada 102272.205 - 655285.427. Selang kepercayaan 95% variabel X1

ter-letak pada 0.609 - 1.556. Selang keper-cayaan 95% variabel X2 terletak pada

0.745 - 1.614. Selang kepercayaan 95%

variabel X4 terletak pada 14.504 – 35.485.

Selang kepercayaan 95% varia-bel X5

terletak pada 0.501 - 1.148. Se-lang kepercayaan 95% variabel X7 ter-letak

pada 0.587 – 1.334.

PENUTUP

Variabel Aktiva luar negeri bersih, ta-gihan bersih kepada pemerintah, tata-gihan kepada Lembaga pemerintah dan BUMN pusat bentuk lainnya, tagihan kepada pe-rusahaan swasta dan perorangan dalam bentuk kredit, serta variabel faktor lainnya mempengaruhi jumlah uang beredar secara signifikan. Variabel tagihan kepa-da lembaga pemerintah kepa-dan BUMN pusat yang berupa kredit dan tagihan kepada perusahaan swasta dan perorangan da-lam bentuk lainnya tidak mempengaruhi secara nyata jumlah uang yang beredar.

Multikolinear terjadi antara sesama variabel bebas. Dengan menggunakan metode langkah mundur, 2 variabel be-bas dihilangkan dari model karena mul-tikolinearitas. Model regresi linearnya akhirnya adalah:

Y = 378778.816+ 1.083X1 + 1.179X2 +

24.995X4 + .824X5 + .960X7.

DAFTAR PUSTAKA

Bowerman, Bruce dan Richard T. O’Connell. 1997. Applied Statis-tics: Improving Business Preces-ses. Irwin, Toronto.

(12)

Dornbusch, Rudiger dan Stanley Fisher. 1990. Macroeconomics. McGraw-Hill Publishing Company, Singapura. Jörg Bibow. 2001. The loanable funds

fallacy: exercises in the analysis of disequilibrium. Cambridge Jour-nal of Economics. Vol. 25, issue 2. Parkin, Michael dan Robin Bade. 1995.

Modern Macroenomics. Prentice-Hall, Kanada.

Soediyono Reksoprayitno. 2000. Ekono-mi Makro: Analisis IS-LM dan Permintaan-Penawaran Agregatif. BPFE, Yogyakarta.

_____. 2000. Pengantar Ekonomi Ma-kro. BPFE, Yogyakarta.

Gambar

Tabel 1. Koefisien Korelasi antar variabel menggunakan Korelasi Pearson.
Tabel 2. Koefisien korelasi dan determinasi berganda Model R R kuadrat R Kuadrat disesuaikan Galat baku perkiraan
Tabel 4. Koefisien dan signifikansi regresi.
Tabel 5. Diagnosa kolinearitas
+3

Referensi

Dokumen terkait

Secara regulasi, yang dimaksud dengan konversi mitan ke LPG 3 kg adalah kebijakan pemerintah untuk mengalihkan subsidi dan penggunaan mitan oleh masyarakat kepada LPG 3 kg,

Unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten pada seluruh elemen kompetensi dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat kerja atau di

Pendapatan turun menjadi Rp1,32 triliun dibandingkan pendapatan tahun sebelumnya yang sebesar Rp1,52 triliun, dan beban pendapatan turun jadi Rp1,08 triliun dari

Hasil analisis perhitungan alternatif setiap item pada pekerjaan dinding didapatkan hasil bahwa dalam pekerjaan tersebut memunculkan alternatif terbaik yaitu mengganti

32 keg 25.000.000 19.655.000 20.000.000 20.000.000 1 Tercapainya Lembaga Bidang Kominfo yang beretika dan bermartabat, penyampaian informasi kepada masyarkat melalui

[r]

FDSLWDO EXGJHWLQJ GDQ \DQJ NHGXD DGDODK NHSXWXVDQ NHXDQJDQ 3URILWDELOLWDV DGDODK NHPDPSXDQ VXDWX SHUXVDKDDQ XQWXN PHPSHUROHK SHQGDSDWDQ GLDWDV ELD\D ELD\D \DQJ GLSHUKLWXQJNDQ $GD

Di sisi lain pada pertumbuhan Q to Q triwulan ini komponen penggunaan yang mengalami pertumbuhan yaitu komponen konsumsi rumah tangga dan ekspor barang dan jasa tumbuh