• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Keluarga

Keluarga sebagai kelompok sosial terdiri dari sejumlah individu, memliki hubungan antar individu, terdapat ikatan, kewajiban, tanggung jawab diantara individu. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Jhonson & Leny, 2010).

Menurut Bailon dan Maglaya (1978), keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lainnya dan mempunyai peran masing-masing dan menciptakan srta mempertahankan suatu budaya. Sedangkan menurut ahli Jhonson’s (1992), keluarga adalah dua atau lebih yang mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak yang terlibat dalam kehidupan yang terus-menerus, yang tinggal dalam satu atap mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan lainnya.

Keluarga juga merupakan suatu sistem. Sebagai sistem keluarga mempunyai anggota yaitu: ayah, ibu, dan anak atau semua individu yang tinggal didalam rumah tangga tersebut. Anggota keluarga saling berinteraksi, inteleransi dan interdepedensi untuk mencapai tujuan bersama. Jadi penting peran dan fungsi keluarga dalam membentuk manusia sebagai anggota masyarakat yang sehat (Jhonson & Leny, 2010).

(2)

2.1.1 Tipe Keluarga

Ada beberapa tipe keluarga yaitu:

a. Keluarga inti (nulear family) adalah keluarga yang hanya terdiri ayah, ibu, dan anak yang diperoleh dari keturunan atau adopsi tau keduanya. b. Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah anggota

keluarga yang lain yang masih mempunyai hubungan darah (kakek-nenek, paman-bibi).

2.1.2 Peran Keluarga pada masa menstruasi

Hasil penelitian Roasih (2009) peran keluarga pada masa menstruasi adalah:

a. Keluarga sebagai pusat pendidikan

Orangtua berperan dalam menentukan kepribadian remaja karena orangtua mendidik, mengasuh dan membimbing remaja untuk hidup dalam mansyarakat. Adapun peran keluarga sebagai pusat pendidik tentang menstruasi yaitu:

1. Memberikan informasi sejak dini tentang penjelasan menstruasi yang merupakan suatu kejadian alami yang tidak perlu dikhawatirkan. 2. Memberikan pendidikan reproduksi sesuai dengan usia anak

3. Orangtua menjadi contoh atau model tentang bagaimana cara membersihkan darah menstruasi dan menjaga kebersihannya.

4. Menjelaskan dengan bijaksana tentan pentingnya menjaga diri dari perilaku pelecehan seksual dan seks bebas

(3)

5. Membantu memilih atau membeli bra dan pembalut wanita apabila anak masih merasa risih dan malu melakukannya

6. Pemberi asuhan dalam keluarga meliputi perawatan menstruasi, perawatan genetalia, keluhan fisik, keluhan psikis. Pada perawatan menstruasi diberikan wawasan masalah menstruasi, pada perawatan genetalia di berikan pengetahuan tentang merawat tubuh terutama daerah kemaluan. Keluhan fisik meliputi sakit perut, pusing, sakit pinggang, mual dan mules, pegel-pegel, pinggang terasa mau putus, sedangkan pada keluhan psikis remaja merasa kaget dan takut. b. Keluarga sebagai pusat agama

Setiap anak perempuan secara alamiah akan mengalami menstruasi. Inilah fase bagi seorang anak perempuan memasuki masa akil baligh. Masa akil baligh adalah masa bagi seorang anak yang dipandang cukup untuk mengemban misi kehidupan. Remaja putri memasuki umur yang memungkinkan baginya mulai memahami jati dirinya sebagai hamba Allah. Pada masa inilah berlaku beban hukum (taklif) syariat kepadanya. Menstruasi pertama bagi anak perempuan yang menjadi tanda masuknya masa akil baligh maka peran serta orangtua sangatlah diperlukan untuk melakukan pembimbingan dan pendampingan.Dengan kesadaran beragama yang diperoleh remaja dan bimbingan orangtua, remaja akan mengetahui batasan-batasan apa yang boleh dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan selama mesntruasi, seperti larangan melakukan ibadah

(4)

shalat dan puasa. Serta mengenalkan remaja tentang batasan aurat yang berbeda dengan laki-laki.

c. Keluarga sebagai pusat ketenangan hidup

Dalam mempertahankan hidupnya sering orang mengalami gangguan pikiran, frustasi dan untuk mendapat kekuatannya kembali maka keluarga pangkal yang paling vital. Adapun peran keluarga yaitu menciptakan hubungan yang baik dengan anaknya.

Gadis remaja belajar tentang haid umumnya dari ibu namun tidak semua ibu memberikan informasi yang memadai kepada remaja dan sebagian enggan membicarakan secara terbuka sampai anak remaja mengalami haid pertama (menarche). Hal ini menimbulkan kecemasan pada remaja bahkan sering tumbuh keyakinan bahwa menstruasi itu sesuatu yang tidak menyenangkan, merasa malu dan menganggap penyakit jika saat menstruasi merasa letih dan terganggu.

2.1.3 Tugas Keluarga

Tugas keluarga ada delapan tugas pokok (Jhonson’s & Leny, 2010) yaitu: pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya, pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga, pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan kedudukannya masing-masing, sosialisasi antar anggota keluarga, pengaturan jumlah anggota keluarga, pemeliharaan ketertiban anggota keluarga, membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

(5)

2.1.4 Fungsi Keluarga

Fungsi yang dijalankan keluarga adalah sebagai berikut:

a. Fungsi pendidikan dilihat dari bagaimana keluarga mendidik dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak.

b. Fungsi sosialisai anak dilihat dari bagaiman keluarga mempersiapkan anak menjadi anggota keluarga masyarakat yang baik.

c. Fungsi perlindungan dilihat dari bagaiman keluarga melindungi anak sebagai anggota keluarga merasa terlindung dan merasa aman.

d. Fungsi perasaan dilihat dari bagaiman keluarga secara instuitif merasakan perasaan dan suasana anak dan anggota yang lain dalam komunikasi dan berinteraksi antar sesame anggota keluarga.

e. Fungsi agama dilihatbdari bagaiman keluarga memperkenalkan dan mengajak anak dan anggota keluarga lain melalui kepala keluarga menanamkan keyakinan yang mengatur kehidupan kini dan kehidupan lain setelah dunia.

f. Fungsi ekonomi dilihat dari dari bagaimana kepala keluarga mencari penghasilan, mengatur penghasilan sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan keluarga.

g. Fungsi rekreatif dilihat dari bagaimana mencipatkan suasana yang menyenangkan dalam keluarga, seperti acara nonton TV bersama, bercerita tentang pengalaman masing-masing.

(6)

h. Fungsi biologis dilihat dari bagaimana keluarga meneruskan keturunan sebagai generasi selanjutnya. Memberikan kasih saying, perhatian, dan rasa aman, diantara keluarga serta membina pendewasaan kepribadian anggota keluarga.

2.2 Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera yaitu penglihatan, penginderaan, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu aspek positif dan aspek negative. Kedua aspek ini yang akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan objek yang diketahui makan akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu. Menurut teori WHO yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), salah satu bentuk objek kesehatan dapat dijabarkan oleh pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman sendiri.

2.2.1 Tingkat Pengetahuan

Tingkatan pengetahuan dalam domain kognitif menurut Notoatmodjo (2003) meliputi :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang

(7)

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu ini merupakan tingkatan yang paling rendah.

b. Memahami (comprehension)

Memahami merupakan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara besar. Orang yang telah paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan.

c. Aplikasi (aplication)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai sebagai aplikasi atau penggunaan metode dalam situasi nyata.

4. Analisis (analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

5. Sintesis (syntesis)

Sintesis ini menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhanyang baru. Dengan kata lain adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

(8)

6. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaianpenilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

2.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut Wawan & Dewi (2010) adalah sebagai berikut:

a. Faktor Internal 1. Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan seseorang terhadap perkembangan orang lain menunjuk kearah cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan. Pendidkan diperlukan untuk mendapatkan informasi misalnya hal-hal yang menunjang kesehatan sehingga dapa meningkatkan kualitas hidup.

2. Pekerjaan

Menurut Thomas yang dikutip oleh Nursalam (2003), pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan. Sedangkan bekerja umumnya merupakan kegiatan yang menyita waktu. Bekerja bagi ibu-ibu akan mempunyai pengaruh terhadap kehidupan keluarga.

(9)

3. Umur

Menurut Elisabeth BH dalam Nursalam (2003), usia adalah umur individu yang terhitung mulai saat dilahirkan sampai berulang tahun. Sedangkan menurut Hurclok (2004) semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang dalam berfikir dan bekerja. Dari segi kepercayaan masyarakat seseorang akan lebih dewasa dipercaya dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Hal ini akan sebagai dari pengalaman dan kematangan jiwa.

b. Faktor Eksternal 1. Faktor Lingkungan

Menurut Ann. Mariner yang dikutip dari Nursalam (2003) lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2. Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi.

2.3 Remaja

Masa remaja merupakan masa transisi atau peralihan dari masa anak menuju masa dewasa. Pada masa ini individu mengalami berbagai perubahan, baik fisik maupun psikis. Perubahan yang tampak jelas adalah perubahna fisik, dimana tubuh berkembang pesat sehingga mencapai bentuk tubuh orang dewasa yang disertai pula dengan berkembangnya kapasitas reproduktif. Selain itu remaja juga

(10)

berubah secara kognitif dan mulai mampu berfikir abstrak seperti orang dewasa. Pada periode ini remaja mulai melepaskan diri secara emosional dari orang tua dalam rangka menjalankan peran sosialnya yang baru sebagai orang dewasa (Agutiani, 2006).

Secara umum masa remaja dibagi menjadi tiga bagian, yaitu : a. Masa remaja awal (12-15)

Pada masa ini individu mulai meninggalkan peran sebagai anak-anak dan berusaha mengembangkan diri sebagai individu yang unik dan tidak tergantung pada orangtua. Fokus dari tahap ini adalah penerimaan terhadap bentuk dan kondisi fisik serta adanya konformitas yang kuat dengan teman sebaya.

b. Masa remaja pertengahan (15-18 tahun)

Masa ini ditandai dengan berkembangnya kemampuan berfikir yang baru. Teman sebaya masih memilki perang yang penting, namun individu sudah lebih mampu mengarahkan diri sendiri (self-directed). Pada masa remaja ini mulai mengembangkan kematangan tingkah laku., belajar mengendalikan impulsifitas dan membuat keputusan-keputusan awal yang berkaitan dengan tujuan vokasional yang ingin dicapai. Selain itu penerimaan dari lawan jenis menjadi penting bagi individu.

c. Masa remaja akhir (19-22 tahun)

Masa ini ditandai oleh persiapan akhir untuk memasuki peran-peran orang dewasa. Selama periode ini remaja berusaha memantapkan tujuan vokasional dan mengembangkan sense of personal identity. Keinginan yang kuat untuk

(11)

menjadi matang dan diterima dalam kelompok teman sebaya dan orang dewasa, juga menjadi cirri dari tahap ini.

Proses perubahan dan interaksi antara beberapa aspek yang berubah selama masa remaja bisa diuraikan sebagai berikut (Agustiani, 2006):

a. Perubahan Fisik

Rangkaian perubahan yang paling jelas dan nampak yang dialami oleh remaja adalah perubhan biologis dan fisiologis yang berlangsung pada awal masa remaja, yaitu sekitar umur 11-15 tahun pada wanita dan 12-16 tahun pada laki-laki. Hormon-hormon baru diproduksi oleh kelenjar edndokrin dan membawa perubahan dalam cirri-ciri seks primer dan memunculkan cirri-ciri seks sekunder.

b. Perubahan Emosional

Hormonal menyebabkan perubahan seksual dan menimbulkan dorongan-dorongan dan perasaan-perasaan baru. Keseimbangan hormonal yang baru menyebabkan individu merasakan hal-hal yang baru menyebabkan individu merasakan hal-hal yang belum pernah dirasakan sebelumnya. Dikombinasikan dengan pengaruh-pengaruh sosial yang juga senantiasa berubah, seperti tekanan dari teman sebaya, media masa dan minat pada jenis seks lain remaja menjadi lebih terorientasi secara seksual. Ini semua menuntut kemampuan pengendalian dan pengaturan baru atas perilakunya. c. Perubahan Kognitif

Dalam tahap yang bermula pada umur 11 atau 12 tahun ini, remaja tidak lagi terikat pada realitas fisik yang konkrit dari apa yang ada, remaja mulai

(12)

mampu berhadapan dengan aspek- aspek yang hipotesis dan abstrak dari realitas. Kemampuan untuk berpikir yang baru ini memungkinkan individu untuk berpikir secara abstrak, hipotesa dan kontrafaktual.

d. Hubungan Remaja Dengan Orangtua

Bagi remaja waktu dengan teman merupakan bagian penting bagi remaja dalam kesehariannya. Teman bagi remaja merupakan tempat menghabiskan waktu, berbicara, berbagi kesenangan dan kebebasan (Agustiani, 2006). Teman sebaya bisa merupakan yang memberikan pengaruh negatif terhadap anak remaja. Mereka mendorong kearah kualitas yang tidak diharapkan seperti minum minuman keras atau kenakalan remaja lainnya, terutama pada anak-anak yang kurang mendapatkan pengarahan dari orangtua.

Menurut Freud (1966) dalam Agustiani 2006, masa remaja merupakan waktu terjadinya konflik internal antara ketergantungan dan dorongan untuk

autonomy. Relasi dengan teman sebaya merupakan lingkungan yang aman

untuk pengembangan kemampuan autonomy dan memisahkan remaja dari orangtua. Tugas remaja harus melakukann penyesuaian diri terhadap model yang telah diperankan oleh orangtuanya, teman sebaya akan menjadi sumber dari tekanan antara 2 kekuatan set yang eksklusiv dari nilai-nilai. Jika orangtua tidak memonitoring atau tidak mengendalikan kegiatan yang dilakukan oleh anak remajanya, maka anak akan merasa tidak puas karena tidak memenuhi kewajibannya dan juga bertentangan dengan budaya teman sebayanya.

(13)

2.4 Menstruasi

Menstruasi adalah perdarahan secara periodik pada uterus yang dimulai sekitar 14 hari setelah ovulasi (Bobak, 2004). Menstruasi terjadi jika ovum tidak dibuahi oleh sperma. Siklus menstruasi sekitar 28 hari. Menstruasi berarti sel telur yang matang terbuang percuma (Irianto, 2014).

2.4.1 Fisiologi Siklus Menstruasi

Fungsi menstruasi normal merupakan hasil interaksi antara hipotalamus, hipofisis, dan ovarium dengan perubahan-perubahan terkait pada jaringan sasaran pada saluran reproduksi normal, ovarium memainkan peranan penting dalam proses ini, karena tampaknya bertanggung jawab dalam pengaturan perubahan-perubahan siklik maupun lama siklus menstruasi (Bobak, 2004). Ovarium menghasilkan hormon steroid, terutama estrogen dan progesteron. Beberapa estrogen yang berbeda dihasilkan oleh folikel ovarium, yang mengandung ovum yang sedang berkembang dan oleh sel-sel yang mengelilinginya. Estrogen ovarium yang paling berpengaruh adalah estradiol.

Estrogen bertanggung jawab terhadap perkembangan dan pemeliharaan organ-organ reproduktif wanita dan karakteristik seksual sekunder yang berkaitan dengan wanita dewasa. Estrogen memainkan peranan penting dalam perkembangan payudara dan dalam perubahan siklus bulanan dalam uterus. Progesteron juga penting dalam mengatur perubahan yang terjadi dalam uterus selama siklus menstruasi. Progesteron merupakan hormon yang paling penting untuk menyiapkan endometrium yang merupakan membran mukosa yang melapisi uterus untuk implantasi ovum yang telah dibuahi. Jika terjadi kehamilan

(14)

sekresi progesteron berperan penting terhadap plasenta dan untuk mempertahankan kehamilan yang normal. Sedangkan endrogen juga dihasilkan oleh ovarium, tetapi hanya dalam jumlah kecil. Hormon endrogen terlibat dalam perkembangan dini folikel dan juga mempengaruhi libido wanita (Suzanne c, 2001). Menstruasi disertai ovulasi terjadi selang beberapa bulan sampai 2-3 tahun setelah menarche yang berlangsung sekitar umur 17-18 tahun. Dengan memperhatikan komponen yang mengatur menstruasi dapat dikemungkakan bahwa setiap penyimpangan system akan terjadi penyimpangan pada patrum umun menstruasi. Pada umumnya menstruasi akan berlangsung setiap 28 hari selama ±7 hari. Lama perdarahannya sekitas 3-5 hari dengan jumlah darah yang hilang sekitar 30-40 cc. Puncak pendarahannya hari ke-2 atau 3 hal ini dapat dilihat dari jumlah pemakaian pembalut sekitar 2-3 buah. Diikuti fase proliferasi sekitar 6-8 hari (Manuaba dkk, 2006).

2.4.2 Fase-Fase Menstruasi

Siklus menstruasi menurut Anwar & Prabowo, 2011 terdiri dari yaitu: a. Fase Proriferasi atau Fase Folikuler

Panjang fase folikuler mempunyai variasi yang cukup lebar. Pada umumnya berkisar antara 10-14 hari. Selama fase folikuler didapatka proses steoidogenesis, folikulogenesis dan oogenesis atau meiosis yang saling terkait. Pada awal fase folikuler didapatkan beberapa folikel didapatkan beberapa folikel antral yang tumbuh, tetapi pada hari ke 5-7 hanya satu folikel dominan yang tetap tumbuh akibat sekresi FSH yang menurun. Sebenarnya folikulogenesis sudah mulai jauh hari sebelum awal siklus

(15)

diawali dari folikel primordial. Fase ini dikenal sebagai fase pertama yang merupakan suatu fase pada siklus menstruasi sampai terjadinya ovulasi. Pada siklus menstruasi 28 hari, fase ini meliputi 14 hari pertama. Sel folikel berkembang menjadi folikel de Graff yang masak dan menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya FSH tetapi dapat memperbaiki dinding endometrium yang robek.

b. Fase Ovulasi

Lonjakan LH sangat penting untuk proses ovulasi pascakeluarnya oosit dan folikel. Lonjakan LH dipicu oleh kadar ekstrogen yang tinggi yang dihasilkan oleh folikel pre-ovulasi. Ovulasi diperkirakan terjadi 24-36 jam pascapuncak kadar ekstrogen dan 10-12 jam pascapuncak LH. Awal lonjakan LH digunakan sebagai petanda atau indicator untuk menentukan waktu kapan diperkirakan ovulasi bakal terjadi. Ovuasi terjadi sekitar 34-36jam pasca awal lonjakan LH.

Lonjakan LH yang memacu sekresi prostaglandin, progesterone bersama lonjakan FSH yang mengaktivasi enzim proreolitik, menyebakan dinding folikel “pecah”. Kemudian sel granulose yang melekat padamembran basalis, pada seluruh dinding folikel, berubah menjadi sel luteal menjelang ovulasi, sel granulose cumulus yang melekat pada oosit, menjadi longgar akibat enzim asamhialuronikyang dipicu oleh lonjakan FSH. FSH menekan proliferasi sel cumulus, tetapi FSH bersama factor yang dikeluarkan oosit, memacu proliferasi sel cumulus, ttapi FSH bersaa factor yang dikeluarkan

(16)

oosit, memacu proliferasi sel granulose mural, sel granulose yang melekat pada dinding folikel.

c. Fase Luteal

Menjelang dinding folikel “pecah” dan oosit keluar saat ovulasi, sel granulose membesar, timbul vakuol dan penumpukan pigmen kuning, lutein proses luteinisasi yang kemudian dikenal sebagai korpus luteum. Selama 3 hari pasca ovulasi, sel granulose terus membesar membentuk korpus luteum bersama sel teka dan jaringan stroma di sekitarnya. Vaskularisasi yang cepat, luteinisasi dan membrane basalis yang menghilang, menyebakan sel yang membentuk korpus luteum sulit dibedakan asal mulanya.

Pasca lonjakan LH, pembuluh darah kapiler mulai menembus lapisan granulose menuju ke tengah ruangan folikel dan mengisinya dengan darah. LH memicu sel granulose yang telah mengalami luteinisasi, untuk menghasilkan Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF) dan angiopoetin. Kemudian VEGF dan angiopoetin memacu angiogenesis, pertumbuhan pembuluh darah ini merupakan hal yang penting pada proses lueinisasi. Pada hari ke 8-9 pascaovulasi vaskularisasi mencapai puncaknya bersamaan dengan puncak kadar progesteron dan estradiol.

Pada siklus haid normal, korpus luteum akan mengalami regresi 9-11 hari pasa ovulasi dengan mekanisme yang belum diketahui. Kemungkinan korpus luteum mengalami regresi akibat dampak luteolisis estrogen yang dihasilkan korpus luteum sendiri.

(17)

2.4.3 Faktor-Faktor yang Berperan dalam Siklus Menstruasi

Menurut Praworohardjo (2008), ada beberapa faktor yang memegang peranan dalam siklus menstruasi antara lain:

a. Faktor enzim. Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzimenzim hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut berperan dalam pembangunan endometrium, khususnya dengan pembentukan stroma di bagian bawahnya. Pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, yang berakibat mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya kadar progesterone, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan, karena itu timbul gangguan dalam metabolisme endometrium yang mengakibatkan regresi endomentrium dan perdarahan.

b. Faktor vaskuler. Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Pada pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena. Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom baik dari

(18)

arteri maupun dari vena. 1.4.3 Faktor prostaglandin Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2. dengan desintegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada haid

2.4.4 Gangguan Menstruasi

Gangguan menjelang haid biasanya disebut sebagai pre menstrual tension (tekanan pra haid) merupakan gabungan tanda–tanda fisik dan kejiwaan, suatu peningkatan ketegangan perasaan menjelang hari–hari datangnya haid, disertai mudah tersinggung, sakit kepala, perasaan tertekan (depresi), dan payudara bengkak terasa sakit (mastalgia). Ketegangan perasaan ini biasanya timbul 7–10 hari sebelum keluar darah haid (Yatim, 2001).

Hendrik (2006) mengatakan gangguan haid dan siklus dibagi menjadi : a. Polimenorea.

Polimenorea adalah panjang siklus haid yang memendek dari panjang siklus haid klasik, yaitu kurang dari 21 hari per siklusnya, sementara volume perdarahannya kurang lebih sama atau lebih banyak dari volume perdarahan haid biasanya.

b. Oligemenore

Oligemenorea adalah panjang siklus haid yang memanjang dari panjang siklus haid klasik, yaitu lebih dari 35 hari per siklusnya. Volume perdarahannya umumnya lebih sedikit dari volume perdarahan haid biasanya. Siklus haid biasanya juga bersifat ovulatoar dengan fase

(19)

proliferasi yang lebih panjang di banding fase proliferasi siklus haid klasik.

c. Amenorea

Amenorea adalah panjang siklus haid yang memanjang dari panjang siklus haid klasik (oligemenorea) atau tidak terjadinya perdarahan haid, minimal 3 bulan berturut-turut. Amenorea dibedakan menjadi dua jenis. 1) Amenorea primer Amenorea primer yaitu tidak terjadinya haid sekalipun pada perempuan yang mengalami amenorea. 2) Amenorea sekunder Amenorea sekunder yaitu tidak terjadinya haid yang di selingi dengan perdarahan haid sesekali pada perempuan yang mengalami amenorea.

d. Hipermenorea (Menoragia)

Hipermenorea adalah terjadinya perdarahan haid yang terlalu banyak dari normalnya dan lebih lama dari normalnya (lebih dari 8 hari).

e. Hipomenorea

Hipomenorea adalah perdarahan haid yang lebih sedikit dari biasanya tetapi tidak mengganggu fertilitasnya. Mansjoer (1999) mengatakan beberapa gangguan haid adalah : a. Premenstrual tension (ketegangan prahaid). Ketegangan pra haid adalah keluhan-keluhan yang biasanya mulai satu minggu sampai beberapa hari sebelum datangnya haid dan menghilang sesudah haid datang walaupun kadang-kadang berlangsung terus sampai haid berhenti. b. Mastodinia. Mastodinia adalah nyeri pada payudara dan pembesaran payudara sebelum menstruasi. c.

(20)

Mittleschmerz (rasa nyeri pada ovulasi) Mittleschmerz adalah rasa nyeri saat ovulasi, akibat pecahnya folikel de Graff dapat juga disertai dengan perdarahan/bercak. d. Dismenore. Dismenore adalah nyeri haid menjelang atau selama haid sampai membuat perempuan tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur. Nyeri sering bersamaan dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah.

2.4.5 Hal-hal yang diperbolehkan dan tidak diperboleh saat menstruasi

Menurut Hendrik (2008), hal-hal yang diperbolehkan bagi wanita yang sedang mengalami menstruasi diantaranya:

1. Berdzikir kepada Allah.

Al-Imam al-Bukhari dalamShahih-nya (nomor 971) meriwayatkan

dengan sanadnya sampai kepada Ummu ‘Athiyahradhiallahu ‘anha, ia

berkata,“Kami dulunya diperintah untuk keluar (ke lapangan shalat

Ied, pent.) pada Hari Raya sampai-sampai kami mengeluarkan gadis dari pingitannya dan wanita-wanita haid. Mereka ini berada di belakang orang-orang (yang shalat), mereka bertakbir dan berdo’a dengan takbir dan do’anya orang-orang yang hadir. Mereka mengharapkan berkah hari tersebut dan kesuciannya.

2. Sujud Tilawah

Seorang wanita yang sedang mengalami haid, diperbolehkan baginya untuk melakukan sujud Tilawah ketika mendengarkan ayat-ayat Sajdah karena hal itu bukanlah shalat dan tidak disyaratkan dalam keadaan suci.

(21)

Hal-hal yang tidak diperbolehkan bagi wanita yang sedang mengalami menstruasi diantaranya:

1. Shalat.

Seorang wanita yang sedang mendapatkan haid diharamkan untuk melakukan salat. Begitu juga mengqada` salat. Sebab seorang wanita yang sedang mendapat haid telah gugur kewajibannya untuk melakukan shalat.

2. Puasa.

Wanita yang sedang mendapatkan haid dilarang menjalankan puasa dan untuk itu ia diwajibkannya untuk menggantikannya dihari yang lain.

3. Berwudhu’.

Allah SWT berfirman di dalam Al-Quran Al-Kariem tentang menyentuh Al-Quran. Dan tidak menyentuhnya kecuali orang yang suci. Jumhur Ulama sepakat bahwa orang yang berhadats besar termasuk juga orang yang haidh dilarang menyentuh mushaf Al-Quran.

4. Masuk ke Mesjid

Dari Aisyah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda, Tidak ku halalkan masjid bagi orang yang junub dan haidh.

2.4.6 Kebersihan Genitalia dan Perawatan saat Menstruasi

Menurut Hendrik (2008), menjaga kebersihan adalah usaha untuk mempertahankan atau memperbaiki kesehatan, jadi perilaku menjaga kebersihan

(22)

saat menstruasi adalah usaha untuk mempertahankan atau memeperbaiki kesehatan dengan memelihara kebersihan organ reproduksi saat menstruasi. Tujuan dari menjaga kebersihan saat menstruasi adalah untuk pemeliharaan kebersihan dan kesehatan individu yang dilakukan selama masa menstruasi sehingga mendapatkan kesejahteraan fisik dan psikis serta dapat meningkatkan derajat kesehatan seseorang. Beberapa faktor yang mempengaruhi status kesehatan seseorang adalah lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan.

Perilaku yang dimaksud adalah perilaku sehat dan perilaku tidak sehat yang dimulai oleh diri sendiri seperti contoh perilaku sehat yaitu mengganti pembalut 4-5 kali sehari disaat menstruasi dapat mencegah berbagai penyakit yang ditimbulkan oleh kuman yang menempel dipembalut yang otomatis menempel pada kulit dari pada perilaku yang tidak sehat seperti hanya menggunakan dan mengganti pembalut 1 kali sehari sehingga darah menstruasi dalam waktu lama menempel pada kulit dan dapat menimbulkan kuman berkembang biak, dengan begitu menjaga kebersihan diri saat menstruasi juga merupakan komponen yang penting dalam status perilaku kesehatan seseorang.

Pada saat menstruasi diperlukan alat untuk menampung cairan darah menstruasi yang saat ini banyak digunakan adalah pembalut wanita yang relatif mudah dan nyaman. Mengganti pembalut dengan teratur akan mencegah timbulnya bakteri yang menyebabkan gangguan pada vagina seperti bau, keputihan yang dapat menyebabkan infeksi. Untuk mencegah infeksi pada alat reproduksi seharusnya mencuci tangan sebelum dan sesudah mengganti pembalut

(23)

dan cara membersihkan vagina yang efektif adalah menyemprotkan air langsung ke vagina. Cara membersihkan vagina harus dengan air bersih dari arah depan ke belakang, jangan menyiram dari belakang atau membersihkan dengan tangan yang telah menyentuh lubang dubur (anus) yang banyak mengandung kuman.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan penelitian dengan judul ”Hubungan Perputaran Piutang Usaha Terhadap Likuiditas Pada Perusahaan Daerah Kota Bandung” ini tidak menggunakan jenis sampel random

19 Penanganan makanan yang potensi berbahaya pada suhu, cara dan waktu yang memadai selama penyimpanan peracikan, persiapan penyajian dan pengangkutan makanan serta

UUD 1945 merupakan hukum dasar terpilih yang bersifat mengikat bagi pemerintah, lembaga negara, lembaga masyarakat dan setiap warga negra Indonesia, sehingga semua produk hukum

Dalam tulisan ini, penulis menyajikan tentang cara untuk membangun komunikasi matematis mahasiswa pada mata kuliah Konsep Dasar Matematika SD yang dilakukan dalam 4 tahap yaitu:

Berdasarkan penegasan judul dan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana foto jurnalistik sebagai media

Pelayanan KB di RS sangat potensial memberikan sumbangan pencapaian target program KB Nasional, dapat menjadi peluang sasaran pelayanan KB (menurunkan unmeet need ) dan

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui implementasi Metode Qiro’ati dalam pembelajaran membaca Al Qur’an siswa di TPQ Darussalam Desa Pajerukan

Refleksi dilakukan dengan: (1) Me- ngecek kelengkapan data pengumpulan data yang terjaring selama proses tindakan; (2) Mendiskusikan dan pengumpulan data antara guru, peneliti