• Tidak ada hasil yang ditemukan

Anak-anak yang Yakin Memiliki Hidup Kekal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Anak-anak yang Yakin Memiliki Hidup Kekal"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

Anak-anak yang Yakin

Memiliki Hidup Kekal

Diperbaharui dalam pengharapan iman Kristen

PANDUAN PEMBELAJARAN

(2)

Anak-anak yang Yakin Memiliki Hidup Kekal

Diperbaharui dalam pengharapan iman Kristen

David V Hall Julianne Hamilton Peter Hay Jonathon Wills Richie Kaa Bruce Hamilton Ross Wills Luke Pomery Kane McNally Michael Hall Tim Maurice Nadine Pomery Keren McNally Kaylene Hall Lisa Hay Andrew Hay Stuart Gale

Panduan Pembelajaran untuk Pertemuan Muda Mudi Internasional 2016

Desember 2015

Ayat-ayat Kitab Suci dikutip dari NASB, NKJV, KJV dan LITV. Di mana ada penekanan huruf miring yang digunakan dalam ayat-ayat referensi Kitab Suci, ini telah ditambahkan dan tidak muncul dalam terjemahan asli

Penghargaan dari para penulis:

Kami pertama-tama mau memberikan penghargaan kepada Tuhan untuk pertolongan dan kemurahan-Nya yang penuh kasih karunia kepada kami, sementara kami bersatu dengan persekutuan firman-Nya yang memampukan kami untuk menulis panduan pembelajaran ini. Komitmen Victor Hall dalam menuntun dan bersekutu dalam firman ini telah menolong kami untuk menulis isinya. Perhatiannya yang terus-menerus untuk memelihara diskusi firman, baik secara nasional maupun internasional, telah memastikan bahwa isi panduan ini adalah suatu firman kebenaran masa kini dan ajaran yang sehat, yang telah memimpin dan membentuk semua orang yang mengambil bagian di dalamnya. Jerih lelah David Hall, Luke Pomery, Peter Hay dan Tim Maurice dalam persekutuan ini juga telah memungkinkan adanya publikasi ini.

Desain Sampul: Dan Proud

ISBN: 978-0-9587505-9-2 Diterbitkan oleh RFI Publishing © RFI Publishing Inc. 2015

10 Old Goombungee Road Toowoomba QLD 4350 Tlp: 1300 885 048

Email: info @ rfipublishing.org

(3)

i

Daftar Isi

KESABARAN ORANG-ORANG KUDUS David V Hall 5

Kesabaran orang-orang kudus 5

Budaya iman 6

Pertanyaan-pertanyaan untuk Pembelajaran – Kesabaran orang-orang kudus 8

TIDAK MALU DENGAN INJIL Julianne Hamilton 9

Pendahuluan 9

Injil adalah ‘kabar baik’ 10

Kristus adalah Batu Penjuru 10

Suatu batu sandungan 11

Salib Kristus 11

Kesimpulan 12

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Tidak malu dengan injil 13

MEMBERESKAN KETERSINGGUNGAN Peter Hay 15

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Membereskan ketersinggungan 18

DIBANGKITKAN DENGAN DIA DALAM HIDUP YANG BARU Jonathon Wills 19

Pendahuluan 19

Suatu cara hidup yang baru dalam darah Kristus 19

Dibangkitkan dengan Dia dalam hidup yang baru 20

Berjalan dengan Dia dalam hidup yang baru 20

Tidak menjadi lelah oleh penderitaan Kristus 20

Mengalahkan dunia 21

Menderita menurut kehendak Elohim 22

Kesimpulan 22

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Dibangkitkan dengan Dia dalam hidup yang baru 23

BERSATU DENGAN PERSEKUTUAN PENDERITAAN KRISTUS Richie Kaa 25

Pendahuluan 25

Memperoleh kebangkitan 25

Membereskan kecenderungan kita terhadap dosa 26

Salib Kristus 26

Darah Kristus 27

Keadaan yang celaka 28

(4)

ii

Ketaatan Kristus 29

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Bersatu dengan persekutuan penderitaan Kristus 30

SEORANG ANAK ELOHIM MENJAGA DIRINYA Bruce Hamilton 31

Menjaga dirimu 32

Tuhan adalah Penjagamu 33

Saling menjaga satu sama lain 34

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Seorang anak Elohim menjaga dirinya 35

KASIH KARUNIA UNTUK MEMBAWA BEBAN KITA SENDIRI Ross Wills 37

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Kasih karunia untuk membawa beban kita sendiri 40

MENANG ATAS KETIDAKADILAN Luke Pomery 41

Menderita dengan tidak adil 41

Yesus menanggung semua permusuhan 42

Dianiaya karena menjadi orang Kristen 42

Respon kita terhadap penderitaan 43

Suatu bagian dalam penderitaan-Nya 44

Baiklah kita tidak menjadi lemah atau putus asa 45

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Menang atas ketidakadilan 46

PERJAMUAN KUDUS ADALAH PERSEKUTUAN Kane McNally 47

Persekutuan kasih yang semula 47

Perjamuan kudus adalah suatu persekutuan memberi dan menerima hidup Elohim 48 Persekutuan kasih yang semula ada bersama dengan kita setiap hari 48

Kesimpulan 49

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Perjamuan kudus adalah persekutuan 50

Inilah Perjamuan (nyanyian) 51

Inilah Perjamuan 51

JADIKAN PANGGILAN DAN PILIHANMU TEGUH Michael Hall & Peter Hay 53

Lahir dari benih yang berharga 53

Mengenal Tuhan 54

Kedewasaan dan buah sulung 54

Fondasi (dasar) dari status anak 55

Elohim Abraham, Ishak dan Yakub 55

Iman, panggilan dan pilihan 56

Kesimpulan 57

(5)

iii

MENGENAL BAPA Tim Maurice 59

Benar di dalam kita 59

Roh adopsi 60

Suatu nama pribadi 61

Pendisiplinan Bapa 61

Pertolongan Bapa 62

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Mengenal Bapa 63

ANAK-ANAK ELOHIM YANG MERUPAKAN IMAM-IMAM BAGI ELOHIM Keren McNally65

Terang dan hidup 65

Imam-imam melalui baptisan 66

Bercahaya dengan ketujuh kali lipat nyala api 66

Menyatakan terang 67

Suatu kerajaan imam 68

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Anak-anak Elohim yang merupakan imam-imam bagi

Elohim 69

MEMAHAMI MENGAPA KITA MENDERITA Kaylene Hall 70

Pendekatan kita terhadap penderitaan 71

Pikiran yang tertuju pada daging 71

Bersatu dengan penderitaan Kristus 71

Pikiran kita diperbaharui 72

Kasih Elohim dicurahkan ke dalam hati kita 72

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Memahami mengapa kita menderita 74

MENEMUKAN DAMAI SEJAHTERA DALAM SEGALA KEADAAN Lisa Hay 75

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Menemukan damai sejahtera dalam segala keadaan 78

MEMAHAMI PENCOBAAN Andrew Hay 79

Kehendak bebas dan pencobaan 79

Keinginan-keinginan kita sendiri 80

Hukum kita dan ketersandungan 80

Status anak 81

Berjaga-jaga dan berdoa 81

Persekutuan 82

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Memahami pencobaan 83

BERDIRI TEGUH DALAM IMANMU Stuart Gale 84

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Berdiri teguh dalam imanmu 87

(6)
(7)

5

KESABARAN ORANG-ORANG

KUDUS

David V Hall

Kita hidup dalam musim yang Kitab Suci sebut ‘kegenapan waktu’.1 Pada hari-hari ini roh antikristus bangkit untuk memerintah atas bangsa-bangsa. Kedurhakaan, perlawanan terhadap kehendak Elohim, dan kebencian terhadap umat Elohim yang setia merupakan beberapa karakteristik yang mendefinisikan agenda antikristus di dalam dunia. Hal ini mendorong perlawanan terhadap segala yang disebut ‘ilah’, dan melawan setiap jenis agama. Sasaran dari roh antikristus ini adalah untuk menggantikan iman dalam Elohim dengan humanisme.2

Kitab Wahyu memberikan suatu catatan tentang sekelompok orang yang menunjukkan apa yang disebut ‘ketekunan (kesabaran) orang-orang kudus’. Mereka digambarkan sebagai orang-orang yang ‘menuruti perintah Elohim dan iman kepada Yesus’.3 Mereka menunjukkan kapasitas untuk bertahan melewati perlawanan dan terus percaya.4 Pertanyaan bagi kita adalah, bagaimana kita menunjukkan kesabaran orang-orang kudus?

Kesabaran orang-orang kudus

Elohim telah memberikan kita perintah untuk dengan sabar bertekun melewati banyak pengujian dan penderitaan untuk masuk kerajaan sorga.5 Kita menunjukkan kesabaran orang-orang kudus ketika kita menghidupi kehidupan kita oleh kasih karunia Elohim dan secara aktif menolak tekanan roh antikristus untuk mengkompromikan status anak kita.

1 Ef 1:10

2 Humanisme mendorong penerapan ‘akal budi’, atau pemikiran logis umat manusia, penyelidikan ilmiah, dan

pemenuhan manusia dalam dunia alamiah. Ini tidak berhubungan dengan firman Elohim.

3 Why 14:9-13 4 Why 13:10

(8)

6

Gereja di Filadelfia dipuji karena memelihara firman ketekunan-Nya di hadapan perlawanan besar dari jemaah Iblis.6 Kristus mendorong mereka untuk mengingat iman, kasih dan pengharapan mereka untuk masuk ke dalam perhentian-Nya dan mengalahkan lawan, meskipun melewati penderitaan.7 Mereka perlu memelihara firman Elohim dan tidak menyerah kepada sikap kedurhakaan yang menentang penentuan sejak semula dari setiap anak Elohim.

Kesabaran orang-orang kudus dimulai dengan ketaatan kepada firman ketekunan-Nya. Ini adalah suatu ‘sikap’ yang merupakan bagian dari budaya iman. Ini adalah suatu pendekatan kepada hubungan-hubungan, kepada hidup dan juga kepada penderitaan. Elohim memberikan kita kasih karunia oleh Roh Kudus-Nya untuk bertekun dalam kasih Elohim. Kita menyebut ini ‘kasih yang semula’.

Khususnya selama musim-musim penderitaan di mana kesabaran orang-orang kudus menjadi ketetapan teguh kita supaya kita bertekun dalam iman, kasih dan pengharapan di tengah-tengah umat Elohim. Maka, penting untuk kita membahas tanda-tanda dari sikap ini supaya kita dapat didorong untuk bertahan.

Budaya iman

Kita belajar kesabaran orang-orang kudus ketika kita menolak kedurhakaan, dan berkomitmen untuk bertekun di dalam iman, kasih dan pengharapan. Kita akan menghadapi pertentangan di tempat kerja atau sekolah, dalam hubungan-hubungan keluarga di mana beberapa mengikuti Kristus dan yang lain tidak, dan juga di dalam gereja, di mana tidak semua orang berketetapan hati dengan pemuridan mereka. Jika, dengan kesabaran, kita menanggung permusuhan, pencobaan dan penderitaan, kita akan memiliki, atau menyelamatkan, jiwa kita.8

Kita mengeskpresikan iman ketika kita menyelaraskan diri kita kepada kehendak dan tujuan Elohim bagi kehidupan kita. Ini artinya bahwa kita mempercayai firman yang memanggil kita untuk menjadi anak-anak-Nya. Kita mempunyai hak untuk menjadi anak-anak Elohim.9 Ini juga merupakan kesabaran orang-orang kudus. Kita tidak mengetahui apakah bentuk akhir dari status anak kita kelak, tetapi kita tahu bahwa Yesus adalah gambaran (prototipe) dari status anak kita, dan bahwa kita akan menjadi seperti Dia.10 Ini karena kita percaya akan janji-Nya di mana kita berketetapan hati untuk tidak pernah melepaskan firman-Nya sehubungan dengan penentuan kita sejak semula sebagai seorang anak Elohim.

Elohim telah mengirimkan firman-Nya dan menyatakan kerinduan-Nya kepada kita untuk memiliki banyak anak. Ini artinya bahwa kita dapat melihat betapa besarnya kasih yang Bapa telah karuniakan kepada kita sehingga kita disebut anak-anak Elohim.11 Dia telah memberikan kasih-Nya kepada kita. ‘Kasih yang semula’ inilah yang sekarang memotivasi status anak kita, dan mengatur hubungan-hubungan kita. Kita akan menjaga diri kita dalam kasih Elohim dan tidak akan membiarkan ketersandungan atau perlawanan apapun berakar sebagai kepahitan di dalam kita.

Ini karena kita mempercayai firman tentang penentuan kita sejak semula dan mengasihi Tuhan serta saudara-saudara-Nya yang kita pelihara dengan kesabaran sampai kita menerima warisan dari status anak kita. Inilah yang kita rujuk sebagai ‘pengharapan’ kita. Kita mengekspresikan pengharapan kita

6 Why 3:7-13. ‘Jemaah Iblis’ menggambarkan suatu kelompok orang-orang yang sepaham, yang tidak puas, yang

menjadi sakit hati dan diberikan kuasa untuk menentang saudara-saudara yang membawakan firman Elohim kepada mereka. 7 Why 2:2-5 8 Luk 21:19 9 Yoh 1:12 10 1Yoh 3:2-4 11 1Yoh 3:1

(9)

7

ketika kita mempercayai firman Elohim dan berlanjut dengan saudara-saudara kita menuju hadiah akan panggilan sorgawi dalam Yesus Kristus.12

Sekarang kita dapat tinggal, atau hidup, dalam iman, kasih dan pengharapan.13 Ini adalah budaya iman; budaya dari orang-orang yang percaya dalam janji Elohim. Alkitab mengajarkan kita bahwa orang-orang yang percaya telah masuk ke dalam perhentian. Ini adalah kesabaran orang-orang kudus. Kita tahu bahwa Elohim akan melaksanakan janji-janji-Nya, dan jika kita dengan sabar bertahan sampai akhir maka kita akan diselamatkan.14

Kesabaran orang-orang kudus diekspresikan sebagai budaya iman. Melewati ketersandungan dan perlawanan, pencobaan dan ujian, tindakan kesabaran kita memberikan kita perhentian. Kita dapat masuk perhentian hari ini jika kita mau percaya dan menaati firman kebenaran masa kini dari Elohim.15 Roh Kudus-lah yang datang kepada kita, menyatakan suatu firman ‘hari ini’. Kita dapat mendengar dan menaati suatu berita ‘hari ini’ mengenai jerih lelah, atau pekerjaan kita. Kita akan menemukan perhentian untuk jiwa kita, karena kita tidak bertanya-tanya tentang apa yang harus dilakukan. Hal ini khususnya penting pada masa-masa ketika kita tidak dapat menemukan alasan apapun untuk penderitaan kita. Tindakan kesabaran kita dalam iman, kasih dan pengharapan akan memberikan kita ‘perhentian’ dari status anak kita. Dalam kesabaran kita akan memiliki jiwa kita.16 Pekerjaan kita sekarang merupakan suatu jerih lelah dari kasih untuk menanggalkan ketidakpercayaan dan masuk ke dalam perhentian.17 Kita menanggalkan ketidakpercayaan dan keraguan mengenai apakah Elohim serius atau tidak, akan memberikan kita suatu tempat dalam keluarga-Nya sebagai anak-Nya. Kita percaya untuk menerima pengharapan akan menjadi anak-Nya. Kita adalah anak-anak Elohim sekarang, tetapi kita belum memahami seperti apakah anak-anak Elohim akan terlihat dalam langit dan bumi yang baru. Oleh karena itu, kita dengan sabar bertahan sampai kebangkitan.

Iman menjadikan kita bertanggung jawab, tanggap (responsif) dan aktif. Jika kita tersinggung, kita tidak dapat menyalahkan siapapun untuk respon kita. Orang Kristen memiliki suatu kewajiban, karena iman, untuk memelihara diri mereka dalam kasih Elohim. Kita percaya bahwa Elohim telah menunjukkan kasih-Nya kepada kita di dalam Kristus. Kita terus mempercayai dalam hubungan-hubungan kita dan menunjukkan bahwa kita terhubung kepada Kristus dengan menanggalkan kekecewaan dan kemarahan. Sementara kita memelihara suatu roh pendamaian dengan memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera, kita tidak bisa mengkompromikan status anak kita. Inilah kesabaran orang-orang kudus.

Sebagai kesimpulan, kita diingatkan akan perkataan rasul Petrus. Karena telah dikatakan kepada kita bahwa semua hal ini akan terjadi, dia mendorong kita supaya kita berjaga-jaga agar kita tidak jatuh dari ketekunan kita yang teguh. Dia menasihati kita untuk ‘terus maju’ dalam kasih karunia dan pengetahuan akan Tuhan dan Juruselamat kita Yesus Kristus, menganggap ‘kesabaran Tuhan kita sebagai kesempatan untuk beroleh selamat’.18 Ini bukan hanya mencakup pertambahan di dalam kasih karunia, tetapi juga bergerak maju dalam kasih karunia. Kasih karunia Elohim membantu kita untuk terus maju menuju warisan dari status anak yang kita telah terima, dan untuk terus percaya.

12 Flp 3:14 13 1Tes 1:3 14 Mat 24:13 15 Ibr 4:3 16 Luk 21:19 17 Ibr 4:3 18 2Ptr 3:14-18

(10)

8

Pertanyaan-pertanyaan untuk Pembelajaran – Kesabaran

orang-orang kudus

 Kita semua mengatakan bahwa ‘kita percaya’, tetapi jarang mengambil waktu untuk memeriksa bagaimana kita menunjukkan iman, kasih dan pengharapan kita. Renungkan kesaksianmu dalam terang artikel ini. Bagaimana engkau belajar untuk mengekspresikan budaya iman dalam hubungan-hubunganmu?

 Renungkan kalimat ini, ‘Orang Kristen memiliki suatu kewajiban untuk memelihara diri mereka dalam kasih Elohim.’ Apakah artinya hal ini bagimu dalam kaitannya dengan keluargamu dan komunitas gereja?

(11)

9

TIDAK MALU DENGAN INJIL

Injil adalah kekuatan Elohim yang menyelamatkan setiap orang yang

percaya. Rm 1:16

Julianne Hamilton

Pendahuluan

Baru-baru ini, suami saya dan saya sedang mengendarai mobil kami ketika kami berhenti di belakang sebuah sedan kecil dengan sebuah stiker hitam sederhana di bagian belakang (bumper)-nya. Tertulis dengan tulisan warna putih pada stiker ini demikian, ‘Tidak malu dengan Yesus! Tidak malu dengan injil-Nya! Tidak malu untuk menghidupinya!’ Perkataan sederhana seperti itu segera membangkitkan kegairahan di dalam kami dan meneguhkan ketetapan kami untuk hidup demikian. Kami tertawa bersama pada saat itu. Kami ingin bersukacita dengan sesama orang percaya itu dan menyampaikan dukungan kami akan imannya, tetapi berpikir lebih baik membunyikan klakson sebagai tanda persetujuan kami. Bagaimanapun juga, kami bersukacita bersama dengan keunikan akan pernyataan iman yang terbuka dari sesama orang percaya itu.

Kita mengetahui dengan baik bahwa perkataan yang menginspirasi stiker pada bagian belakang (bumper) mobil itu berasal dari kesaksian rasul Paulus yang tertulis dalam suratnya kepada jemaat Roma. Dia menuliskan, ‘Sebab aku mempunyai keyakinan yang kokoh dalam Injil (terj. Bhs. Ing. ‘For I

am not ashamed of the gospel of Christ’ artinya ‘Sebab aku tidak malu dengan injil Kristus’), karena Injil adalah

kekuatan Elohim yang menyelamatkan setiap orang yang percaya’.1

(12)

10

Injil adalah ‘kabar baik’

Kata ‘injil’ diambil dari sebuah kata Yunani yang artinya ‘kabar baik’. Orang bijak menuliskan, ‘Seperti air sejuk bagi jiwa yang dahaga, demikianlah kabar baik dari negeri yang jauh’.2 Yesus Kristus adalah Utusan Perjanjian yang dikirim dari suatu negeri yang jauh untuk membawakan kabar baik kepada kita. Kabar baik-Nya akan memampukan kita untuk ‘tinggal di dalam Dia’ selamanya.

Injil Yesus Kristus adalah ‘kabar baik’-Nya. Kemudian, mengapa kita malu dengan injil-Nya? Yesus menjawab pertanyaan kita dengan jawaban yang Dia berikan kepada Yohanes Pembaptis. Ketika Yohanes mendengar dari penjara tentang pekerjaan-pekerjaan Yesus, dia mengutus dua muridnya untuk bertanya kepada Dia, ‘Engkaukah yang akan datang itu (Mesias)?’ Yesus menjawab mereka, demikian, ‘Orang buta melihat, orang lumpuh berjalan, orang kusta menjadi tahir, orang tuli mendengar, orang mati dibangkitkan dan kepada orang miskin diberitakan kabar baik (injil)’.3 Ini adalah tanda-tanda dan mujizat-mujizat yang menyertai pelayanan Yesus. Elohim Sendiri memberi kesaksian akan pelayanan Yesus, dengan tanda-tanda dan mujizat-mujizat, menurut kehendak-Nya sendiri.4

Setelah menyebutkan banyak tanda dan mujizat yang menyertai pelayanan-Nya, Yesus mengatakan suatu hal yang sangat aneh, ‘Dan berbahagialah (diberkatilah) orang yang tidak menjadi kecewa dan menolak Aku’.5 Ini adalah suatu tambahan yang menarik untuk daftar panjang dari mujizat pelayanan-Nya. Namun, dengan tambahan sederhana ini, Yesus mengkomunikasikan kepada Yohanes Pembaptis, lebih banyak dari yang pertama-tama orang dapat sadari. Dia mengkomunikasikan bahwa Dia adalah ‘Batu Penjuru’ dari fondasi (dasar) para rasul dan nabi, yang atasnya seluruh gereja dibangun.6 Dan bersyukur, Yohanes Pembaptis tahu bahwa hanya Mesias Sendiri yang akan menyatakan hal seperti itu! Ini meneguhkan bahwa Dialah Mesias, sang Batu Penjuru, yang kepada-Nya Yohanes Pembaptis, seorang yang terbesar dari semua nabi, membuat (mempersiapkan) jalan.

Kristus adalah Batu Penjuru

Pada zaman dahulu, sebuah batu penjuru digunakan baik sebagai fondasi (dasar) dan standar yang atasnya suatu bangunan didirikan. Ketika batu penjuru ditempatkan, sudut-sudut dan ukuran suatu bangunan akan menyesuaikan dengan batu penjurunya, dan jika batu penjuru itu dipindahkan dari tempatnya, seluruh struktur bangunan akan hancur.

Tuhan menyatakan dalam kitab Yesaya, ‘Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh: Siapa yang percaya, tidak akan gelisah!’7 Batu Penjuru yang mahal (berharga) ini diletakkan untuk semua orang yang ‘percaya’. Orang-orang yang ‘percaya’ adalah mereka yang ‘berhenti’ di atas batu penjuru yang ‘berharga’ ini. Mereka menyelaraskan kehidupan mereka dengan Batu Penjuru yang Berharga ini. Inilah artinya ‘percaya’ di dalam Kitab Suci.

Janji bagi orang-orang yang membangun di atas Batu Penjuru yang berharga ini adalah bahwa mereka tidak akan dipermalukan oleh ketakutan yang membuat mereka bertindak tidak bijak atau ‘gelisah/tergesa-gesa’. Mereka juga tidak akan mengenal rasa malu dari kekecewaan. Melalui hikmat

2 Ams 25:25 3 Mat 11:4-5 4 Ibr 2:1-4 5 Mat 11:6 6 Ef 2:20 7 Yes 28:16

(13)

11

dan kuasa Elohim yang tersedia bagi mereka oleh Batu Penjuru yang berharga, mereka akan membuat jalan mereka makmur dan berhasil dalam memenuhi kehendak Elohim dalam kehidupan mereka.8 Pemazmur menuliskan bahwa Batu Penjuru yang Berharga yang sama ini adalah ‘Batu Penjuru’, yang dibuang/ditolak oleh ‘tukang-tukang bangunan’.9 Yesus menyatakan dalam Injil Matius, Markus dan Lukas bahwa perkataan pemazmur telah digenapi di dalam Dia.10 Dia menyatakan diri-Nya sebagai Batu Penjuru yang dibuang/ditolak oleh tukang-tukang bangunan. Yesaya lebih lanjut mencatat bahwa Dia dihina dan dihindari (ditolak) oleh manusia.11

Suatu batu sandungan

Tertulis tentang Yesus Kristus, Batu Penjuru yang diletakkan di Sion, bahwa Dia dapat menjadi ‘suatu batu sandungan’. Tetapi diberkatilah dia yang tidak tersandung karena Dia!12 Dan barangsiapa percaya kepada-Nya tidak akan menjadi malu!13 Jadi, jelas bahwa kita malu ketika kita tidak ‘percaya’ kepada-Nya; yaitu, ketika kita tidak ‘berhenti’, atau ‘membangun’, iman kita di atas-Nya, sebagai Batu Penjuru kita.

Menarik untuk diperhatikan bahwa Yesus menyatakan diri-Nya sebagai Batu Penjuru selama minggu Paskah, sementara Dia di Yerusalem pada hari-hari sebelum penyaliban-Nya. Waktu pernyataan-Nya itu sempurna, ketika kita menyadari bahwa salib-Nya adalah ‘berita batu penjuru’ yang atasnya setiap ‘orang percaya’ dipanggil untuk membangun. Penyaliban-Nya dan injil-Nya adalah satu dan sama. Injil Kristus adalah berita tentang salib-Nya!

Cukup sederhana, berita tentang salib-Nya adalah berita tentang ketaatan-Nya yang ajaib. Ketika kita melihat Dia ditinggikan di atas salib dan melihat darah-Nya tercurah, kita tahu bahwa Dia adalah Anak Elohim karena kita melihat ketaatan-Nya yang ajaib. Tapi, lebih dari ini, ada suatu pewahyuan bahwa ketaatan ajaib yang sama itu adalah mungkin bagi kita. Paulus menuliskan, ‘Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Elohim’.14 Paulus ‘tidak malu dengan injil’, karena dia telah mengenalnya sebagai kuasa Elohim bagi dia, yang memampukan dia untuk memenuhi kehendak Elohim dalam hidupnya.15 Bagi dia, injil Kristus adalah yang mengubahkan hidup.

Salib Kristus

Ketika kita juga membangun di atas Yesus Kristus sebagai Batu Penjuru kita, jalan ketaatan yang ajaib terbuka bagi kita oleh kuasa salib-Nya yang bekerja dalam kehidupan kita. Salib Yesus adalah alat yang olehnya hikmat dan kuasa Elohim tersedia bagi kita, memampukan kita untuk memenuhi kehendak Elohim dalam kehidupan kita. Rasul Paulus menuliskan, ‘Kami memberitakan Kristus yang disalibkan, untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan, tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Elohim dan hikmat Elohim’.16

Rasul Petrus menuliskan bahwa Kristus, sang Batu Penjuru, adalah berharga bagi semua yang ‘percaya’. Akan tetapi, bagi ‘orang yang tidak percaya’, Kristus adalah suatu batu sentuhan atau suatu

8 Yos 1:8. Rm 9:33. 1Ptr 2:6. Yes 30:15. Yes 32:17 9 Mzm 118:22 10 Mat 21:42. Mrk 12:10. Luk 20:17 11 Yes 53:3 12 Mat 11:6 13 Rm 9:33 14 1Kor 1:18 15 Rm 1:16 16 1Kor 1:23-24

(14)

12

batu sandungan. Bukannya membangun di atas Kristus sebagai Batu Penjuru mereka, mereka malah membangun iman mereka di atas perkataan hikmat manusia.17 Inilah jalan yang kelihatan benar bagi mereka.18

Paulus menuliskan bahwa dengan melakukan hal ini mereka mengosongkan salib Kristus dari kuasanya dalam kehidupan mereka. Mereka tidak berdaya untuk berjalan dengan taat, karena mereka telah menolak Kristus dan berita salib-Nya sebagai batu penjuru yang di atasnya mereka membangun iman mereka. Mereka adalah ‘tukang-tukang bangunan’ yang tidak percaya yang dikatakan dalam Kitab Suci.19

‘Tukang-tukang bangunan’ yang tidak percaya ini tidak berhasil dalam memenuhi kehendak Elohim dalam kehidupan mereka. Sebagai konsekuensinya, mereka mengalami kekecewaan lebih lanjut yang rasa malu ini bawakan. Ketidakpercayaan mereka membuat mereka menjadi malu akan salib Kristus, karena mereka tidak memiliki kapasitas untuk memenuhi kehendak Elohim dalam kehidupan mereka. ‘Mereka tersandung padanya, karena mereka tidak taat kepada Firman Elohim; dan untuk itu mereka juga telah disediakan’.20

Kesimpulan

Jelas bahwa kita harus mengenal Yesus Kristus sebagai Batu Penjuru yang atasnya kita membangun iman kita. Akan tetapi, kita hanya dapat benar-benar mengenal Dia jika kita melihat Dia ditinggikan di atas salib karena pelanggaran kita, sebagai Dia yang sepenuhnya taat kepada inisiatif Bapa di sorga. Inilah yang dialami oleh kepala pasukan di Kalvari, ketika dia memandang kepada Yesus, yang ditinggikan. Responnya adalah, ‘Sungguh, Ia ini adalah Anak Elohim.’21

Injil Yesus Kristus adalah hikmat dan kuasa salib-Nya. Kita yang ‘percaya’ adalah orang-orang yang mengetahui hikmat dan kuasa salib-Nya sebagai suatu kapasitas yang mengubahkan hidup. Dalam pengetahuan ini, kita tidak kecewa, karena kita mendapatkan keberhasilan dalam melihat kehendak Elohim terjadi dalam kehidupan kita. Jadi kita tidak malu dengan injil. Ini benar-benar terjadi! Kita dimampukan untuk ‘percaya’ dan kita ‘tahu di dalam siapa kita telah percaya’. Hanya dengan pengetahuan ini maka kita dapat benar-benar menyatakan, ‘Saya tidak malu dengan Yesus. Saya tidak malu dengan injil-Nya, dan saya tidak malu menghidupinya!’

17 1Kor 1:17 18 Ams 14:12 19 Mzm 118:22 20 1Ptr 2:6-8 21 Mat 27:54

(15)

13

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Tidak malu dengan injil

 Bagaimana engkau secara praktis menunjukkan (selain dari stiker di bagian belakang (bumper) mobil) bahwa engkau tidak malu dengan injil Kristus?

 Tertulis tentang Yesus Kristus, ‘sebuah Batu Penjuru diletakkan di Sion’, bahwa Dia akan menjadi ‘suatu batu sandungan’ yang dibuang/ditolak oleh tukang-tukang bangunan. Mzm 118:22. Tetapi diberkatilah orang yang tidak tersandung! Mat 11:6. Mengapa Kristus adalah ‘batu sandungan’ bagi beberapa orang?

 Ketika kita membangun di atas Kristus, yang dihina dan ditolak oleh manusia, kita harus menerima bahwa kita juga kadang kala bisa dihina dan ditolak manusia. Yesus berkata, ‘Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku daripada kamu. Sekiranya kamu dari dunia, tentulah dunia mengasihi kamu sebagai miliknya. Tetapi karena kamu bukan dari dunia, melainkan Aku telah memilih kamu dari dunia, sebab itulah dunia membenci kamu. Ingatlah apa yang telah Kukatakan kepadamu: Seorang hamba tidaklah lebih tinggi dari pada tuannya. Jikalau mereka telah menganiaya Aku, mereka juga akan menganiaya kamu.’ Yoh 15:18-20.

Saksikan bagaimana engkau telah menerima, atau belajar menerima realitas ini.

 Injil Kristus adalah berita tentang salib-Nya. Apakah kesaksianmu tentang bagaimana berita tentang salib aktif dan nyata dalam hidupmu?

(16)
(17)

15

MEMBERESKAN

KETERSINGGUNGAN

Peter Hay

Seorang anak Elohim adalah seseorang yang telah dilahirkan dari benih hidup Elohim. Benih tersebut adalah firman hidup yang berakar dalam hati mereka.1 Yesus menjelaskan bahwa seseorang yang menerima firman hidup sama seperti pelita yang telah menyala. Terang hidup yang mereka telah terima hanya dapat bertahan jika mereka tetap terhubung dengan sesama orang percaya dalam suatu gereja kaki dian, dan terus menerima firman Elohim.2 Ini adalah kehendak Elohim bagi kita.3

Dalam terang ini, rasul Yakobus menasihati kita untuk menjadi ‘cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Elohim’.4 Yakobus membantu kita untuk menghindari respon-respon tertentu terhadap satu sama lain yang berdampak pada kehendak Elohim yang sedang dikerjakan dalam kehidupan kita. Alasan utama di mana kita menjadi marah dan reaktif adalah karena seseorang, atau sesuatu telah menyinggung kita. Kita harus belajar untuk membereskan ketersinggungan kita supaya kita bisa terus bertumbuh sebagai anak-anak Elohim.

Mudah untuk menyadari ketika kita merasa tersinggung, dan mengenali penyebab ketersinggungan kita. Akan tetapi, kunci bagi kita adalah memahami mengapa kita tersinggung. Perasaan tersinggung kita adalah akibat dari suatu penghakiman yang telah dibuat. Penghakiman-penghakiman ini berdasarkan pada suatu hukum di dalam kita yang memerintah apa yang kita percaya adalah baik atau jahat bagi kita. Dari dasar hukum ini, kita memahami hal-hal tertentu yang dikatakan, atau dilakukan, sebagai tidak masuk akal (tidak pantas), dan menjadi tersinggung. Dengan mengesampingkan pertanyaan apakah yang telah terjadi adil atau tidak, kita harus menyadari bahwa hukum ini adalah bagian dari kemanusiaan kita yang telah jatuh.5 Hukum ini memotivasi perbuatan

1 Luk 8:11,15 2 Luk 8:16 3 Yak 1:18 4 Yak 1:19-20 5 Rom 7:23

(18)

16

daging kita, termasuk tindakan-tindakan seperti meledaknya amarah, perbantahan, perpecahan, pengkhianatan, dan membawa kita ke dalam perbudakan kepada dosa.6

Jika hukum pribadi seseorang tidak dibereskan, hukum itu akan membuat mereka tidak mampu bertumbuh sebagai seorang anak Elohim. Hati mereka akan menjadi keras melalui pengaruh yang terus-menerus dari hukum mereka terhadap cara mereka melihat hal-hal dan berperilaku. Sebagai akibatnya, benih hidup Elohim tidak akan berakar kuat dalam hati mereka. Di bawah panas terik dan tekanan pengalaman-pengalaman yang membuat mereka tersinggung, benih status anak mereka akan layu dan mati.7

Di saat yang sama, ketika mereka terus berpegang pada ketersinggungan mereka, mereka tidak akan sanggup mengasihi yang lain. Ini karena fokus mereka ada pada diri mereka sendiri dan rasa sakit mereka. Mereka juga tidak mau menerima firman Elohim dari mulut saudara-saudara mereka. Yesus berkata bahwa dalam kondisi ini, bahkan hidup yang mereka pikir mereka miliki, akan diambil dan mereka akan berada dalam kegelapan.8 Mereka tidak akan sanggup untuk melihat kebenaran tentang masalah-masalah atau disucikan dari motivasi-motivasi mereka yang berpusat pada diri sendiri.9 Di tempat benih hidup Elohim, sesuatu yang lain berakar dalam hati seseorang yang berpegang pada ketersinggungan mereka. Rasul Paulus menyebutnya ‘akar kepahitan’. Dia katakan bahwa akar kepahitan bertumbuh di dalam seseorang dan menyebabkan masalah.10 Orang lain yang bersimpati dengan ketidakpuasan yang keluar dari hati seseorang yang pahit dapat menjadi tersinggung mewakili

mereka. Inilah salah satu cara di mana orang-orang dapat dicemarkan oleh seseorang yang memiliki

akar kepahitan. Penting bagi kita untuk tidak bergabung dengan ketersinggungan dan persungutan orang lain. Sebaliknya, kita seharusnya memikirkan urusan kita sendiri dan terus mengerjakan status anak yang Elohim telah persiapkan untuk kita lakukan.11 Tentu saja, kita dapat mendorong sahabat-sahabat kita untuk mencari pemulihan dengan saudara-saudara mereka di gereja. Kita melakukan ini dengan roh yang lemah lembut, mempertimbangkan motivasi-motivasi kita sendiri, supaya kita tidak tergoda untuk bereaksi terhadap sahabat-sahabat kita atas dasar hukum kita sendiri.12

Pada suatu masa atau waktu yang lain, kita semua akan mengalami ketersinggungan. Bagaimana kita seharusnya berespon pada masa-masa ini? Berbicara mengenai akar kepahitan, Paulus berkata, ‘Jagalah supaya jangan ada seorangpun menjauhkan diri dari (kekurangan) kasih karunia Elohim’.13 Inilah kuncinya! Di tengah-tengah semua penderitaan kita, termasuk yang menyebabkan ketersinggungan, kita perlu meminta kasih karunia kepada Bapa. Elohim tidak memberikan kasih karunia kepada orang-orang yang menuntut supaya hak mereka dibela. Dia memberikan kasih karunia kepada orang-orang yang rendah hati dan berkomitmen untuk melakukan kehendak-Nya.14 Ketika kita merasa tersinggung, kita perlu untuk merendahkan diri kita dan menyadari bahwa ketersinggungan ini adalah bukti dari hukum yang bekerja di dalam kita.

Tindakan pertama dari merendahkan diri kita adalah datang ke takhta kasih karunia melalui doa.15 Ketika kita melakukan ini, kita menyatukan diri kita kepada doa Yesus di taman Getsemani.16 Kita 6 Gal 5:1 7 Mat 13:21 8 Luk 8:18 9 1Yoh 1:6-7 10 Ibr 12:15 11 1Tes 4:11 12 Gal 6:1 13 Ibr 12:15 14 Yak 4:6 15 Ibr 4:16 16 Luk 22:41-44

(19)

17

menyerahkan diri kita kepada persekutuan penderitaan Kristus, dan menerima kasih karunia dari Elohim untuk menanggung penderitaan yang menyebabkan kita tersinggung. Setelah menerima kasih karunia, penderitaan kita menjadi pendisiplinan tangan Bapa atas kita untuk membereskan hukum yang lain dalam daging kita. Dengan menerima kasih karunia dan pendisiplinan Bapa, kita diubahkan dari kemuliaan kepada kemuliaan, menjadi anak-anak Elohim yang dewasa.

Kasih karunia adalah kuasa, otoritas dan kapasitas dari Elohim untuk mengasihi. Bukti bahwa kita menerima kasih karunia adalah kita sanggup melewati ketersinggungan kita dan terus mempersembahkan diri kita dalam kasih kepada saudara-saudara kita. Kita masuk ke dalam persekutuan, bukan mundur dari persekutuan. Darah Kristus menyucikan kita sehingga kita termotivasi dan sanggup melayani yang lain. Sama seperti kita menerima pengampunan untuk dosa kita oleh kasih karunia Elohim, kerelaan kita untuk mengampuni orang lain yang berdosa terhadap kita menunjukkan bahwa kita terus maju untuk menghidupi kehidupan kita oleh kasih karunia Elohim.

Kita memasuki suatu fase di mana kasih banyak orang akan menjadi dingin.17 Kita harus belajar membereskan ketersinggungan, kalau tidak ini (kasih yang menjadi dingin) akan menjadi pengalaman kita. Akan tetapi kita dapat menjadi yakin bahwa Elohim membuat setiap penyediaan bagi kita untuk menanggung musim-musim yang akan datang dan untuk sepenuhnya menjadi dewasa sebagai anak-anak Elohim.

(20)

18

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Membereskan

ketersinggungan

Berpegang pada ketersinggungan kita memiliki suatu dampak yang berarti atas vitalitas (kehidupan) status anak kita. Penting untuk kita belajar bagaimana membereskan ketersinggungan kita.

 Perhatikan suatu masa ketika engkau tersinggung oleh seseorang. Apa yang menyebabkan ketersinggungan itu, dan apa dampaknya atas hubunganmu dengan orang ini?

 Bagaimana engkau pulih dari ketersinggunganmu dan memulihkan hubungan dengan saudara atau saudari dalam Kristus?

 Apa yang engkau pelajari tentang dirimu sendiri melalui proses ini?

Paulus mengajarkan bahwa akar kepahitan yang bertumbuh dalam hati seseorang yang berpegang pada ketersinggungan mereka, mencemarkan banyak orang. ‘Mencemarkan’ sesuatu artinya bahwa hal itu telah membuat najis atau kotor.

 Dalam cara-cara apakah ketersinggungan kita dapat mencemarkan orang lain? Bagaimana seharusnya kita berinteraksi dengan saudara dan saudari Kristen kita, yang terlihat berpegang pada ketersinggungan mereka?

(21)

19

DIBANGKITKAN DENGAN DIA

DALAM HIDUP YANG BARU

Jonathon Wills

Pendahuluan

Hidup Kekristenan adalah hidup yang luar biasa. Ini adalah hidup yang menggairahkan, dinamis dan penuh kuasa. Melalui baptisan ke dalam kematian Kristus, engkau telah dikaruniakan jalan masuk setiap hari kepada Dia yang menjadikan segala sesuatu. Sementara orang-orang yang tanpa Kristus terikat pada jalan di mana ‘hukum sebab dan akibat’ berkuasa, engkau bebas dari hidup oleh prinsip-prinsip duniawi dan prinsip-prinsip-prinsip-prinsip kejatuhan.

Setelah mati dengan Kristus, engkau juga telah dibangkitkan dengan Kristus, oleh karya Bapa yang mulia, untuk berjalan di jalan yang baru. Pengetahuan ini mengubahkan bagaimana engkau hidup dan bagaimana engkau berhubungan. Hidupmu adalah hidup yang memberikan kemuliaan kepada Bapa. Engkau selalu ada di dalam tangan-Nya, dan Dia selalu bekerja untuk membentuk dan menyelaraskanmu ke dalam gambaran Anak-Nya.1 Setelah dibangkitkan untuk berjalan dalam hidup yang baru, engkau berjalan menurut Roh dan bukan menurut pola dunia ini.2 Pikiranmu telah tertuju pada hal-hal yang dari atas dan engkau memiliki hikmat yang bebas dari iri hati, ambisi yang egois dan kejahatan.3

Suatu cara hidup yang baru dalam darah Kristus

Mulai dari taman Getsemani sampai kepada salib, Yesus menegakkan suatu jalan pemercikan-darah yang dapat membawamu mulai dari keadaan ‘mati dalam dosa’ menjadi ‘hidup bagi Elohim dalam Kristus’.4 Dia memenuhi cawan dengan darah Perjanjian Baru dan menegakkan suatu jalan yang baru dan yang hidup melalui darah-Nya.5 Dengan setiap curahan darah-Nya, Dia sedang dibawa kembali 1 Rm 8:29 2 Rm 12:1-2 3 Yak 3:15-18 4 Ef 2:5. Rm 6:11 5 Mrk 14:22-25. Mat 26:26-29. Luk 22:20

(22)

20

dari kematian sebagai Gembala agung segala domba, dan membawamu kembali bersama-sama dengan Dia!6

Sebagai Anak, Dia belajar taat dari hal-hal yang Dia derita. Setelah disempurnakan, Dia menjadi sumber dari keselamatan kekal bagi orang-orang yang menaati Dia.7 Demikian juga engkau belajar taat ketika Kristus memberikanmu cawan yang dipenuhi dengan darah-Nya dan berkata kepadamu, ‘[Minumlah,] Cawan ini adalah Perjanjian Baru oleh darah-Ku’. Poin ketaatanmu itu jelas. Kristus telah mengundangmu untuk bersatu dengan Dia dalam persekutuan penderitaan-Nya, di mana darah-Nya berkuasa dan efektif. Dalam persekutuan ini engkau menemukan penebusan dan engkau menerima hidup.

Yesus berkata, ‘Sesungguhnya jikalau kamu tidak makan daging Anak Manusia dan minum darah-Nya, kamu tidak mempunyai hidup di dalam dirimu. Barangsiapa makan daging-Ku dan minum darah-Ku, ia mempunyai hidup yang kekal dan Aku akan membangkitkan dia pada akhir zaman’.8 Dalam konteks ini, rasul Paulus mengatakan bahwa kita hanya akan dimuliakan dengan Dia jika kita telah menderita bersama Dia.9 Penderitaan dengan Kristus menjadi jalan hidupmu. Ketika engkau makan dan minum pada perjamuan kudus setiap minggu, engkau menerima hidupmu dari Kristus. Untuk dibangkitkan pada kebangkitan pertama ketika Yesus kembali, harus ada hidup dalammu ketika engkau mati. Satu-satunya hidup yang akan dibangkitkan adalah hidup Yesus Kristus.10 Jika hidup Kristus tidak ada di dalammu, tidak akan ada yang dibangkitkan.11

Dibangkitkan dengan Dia dalam hidup yang baru

Ketika engkau dibaptis ke dalam Tuhan Yesus Kristus, ada suatu transaksi luar biasa yang terjadi. Hidup Kristus sekarang ada di dalammu! Sama seperti benih masuk ke dalam tanah dan mati supaya benih itu dapat bangkit dalam hidup baru, engkau juga, setelah bersatu dengan Kristus dalam kematian-Nya, dibangkitkan dari kematian, keluar dalam hidup-Nya yang baru.12

Bukan lagi engkau ‘melakukan yang terbaik’. Tetapi, Kristus hidup di dalammu dengan kuasa kebangkitan!13 Engkau hidup oleh iman Kristus.14 Iman ini datang kepadamu setiap kali engkau mendengar firman Elohim disampaikan.15 Sementara engkau mendengar, jalan untuk dilalui menjadi jelas dan hidup Kristus menjadi milikmu untuk dihidupi.16 Prinsip dari ciptaan baru sekarang mengatur jalan hidupmu.17 Hidup-Nya adalah hidupmu dan hidupmu tersembunyi di dalam Dia.18

Berjalan dengan Dia dalam hidup yang baru

Tidak menjadi lelah oleh penderitaan Kristus

Ketika engkau berjalan dalam hidup yang baru, engkau tidak dipimpin ke dalam pencobaan, dan engkau tidak dilelahkan oleh penderitaan Kristus.19 Yesus memperingatkan murid-murid-Nya untuk 6 Rm 4:25. Ibr 13:20 7 Ibr 5:7-9 8 Yoh 6:53-54 9 Rm 8:17 10 1Tes 4:13-18 11 1Yoh 5:12 12 2Kor 5:17. Yoh 12:24 13 Kol 1:27. Rm 8:11 14 Gal 2:20 15 Rm 10:17 16 Yoh 14:6 17 2Kor 5:17 18 Kol 3:3-4 19 Mat 26:36-46

(23)

21

tidak jatuh ke dalam pencobaan sementara mereka berdoa dengan Dia. Pencobaan mereka adalah untuk dikalahkan oleh keadaan dan menjadi lelah dalam pikiran dan tubuh mereka.

Engkau akan dicobai untuk tidak taat ketika Dia berbicara kepadamu. Jika engkau melakukannya, engkau akan menolak cawan yang Kristus berikan untukmu. Ketaatan kepada Kristus menghubungkanmu kepada persekutuan penderitaan-Nya, di mana darah-Nya dicurahkan bagimu. Jika engkau tidak taat, bukannya menerima hidup ciptaan baru, engkau akan menjadi lelah dalam tubuh, pikiran dan roh.

Ketika Roh Kudus membawakan kuasa dari Roh yang Kekal kepada Kristus, Dia dikuatkan untuk mempersembahkan diri-Nya kepada Elohim sebagai suatu korban yang hidup.20 Ketika engkau menaati perintah Kristus untuk berjaga-jaga dan berdoa dengan Dia, engkau akan dikuatkan, dihibur dan dimampukan oleh kuasa yang sama ini.21 Engkau juga akan mengenal kuasa hidup kebangkitan yang memberikanmu kapasitas untuk bertahan di tengah-tengah penderitaan. Rasul Paulus menyoroti hal ini ketika dia berkata, ‘Dan jika Roh Dia [Bapa], yang telah membangkitkan Yesus dari antara orang mati, diam di dalam kamu, maka Ia, yang telah membangkitkan Kristus Yesus dari antara orang mati, akan menghidupkan juga tubuhmu yang fana itu oleh Roh-Nya, yang diam di dalam kamu’.22

Inilah yang membuat persekutuan penderitaan Kristus itu luar biasa. Menemukan persekutuan dalam penderitaan Kristus, berjalan bersama-sama dengan kuasa yang membangkitkan Kristus dari kematian. Ketika engkau memiliki yang satu, engkau memiliki yang lain! Ketika engkau menderita dengan Kristus, engkau juga dibangkitkan dengan Dia oleh kuasa kebangkitan untuk berjalan di suatu jalan yang baru. Oleh karena itu, persekutuan dalam penderitaan Kristus merupakan jalan masuk ke dalam banyak kesembuhan dan mujizat.

Ketika engkau berjalan dalam jalan ini, engkau dipelihara oleh kasih Elohim dan bersatu dengan saudara-saudaramu.23 Engkau dibatasi dan didorong oleh kasih Kristus untuk tetap teguh, selalu berlimpah dalam pekerjaan Tuhan, mengetahui bahwa kerja kerasmu tidak sia-sia.24

Mengalahkan dunia

Ketika engkau berjalan dalam hidup yang baru, engkau mengalahkan dunia dan semua yang ada di dalamnya, tidak takut dengan manusia, penderitaan, atau maut.25 Ketika engkau membuat pilihan-pilihan untuk tetap hidup semudah mungkin dan tanpa rasa sakit, maka engkau hidup tertawan pada perjuanganmu sendiri untuk bertahan hidup. Ketika engkau berjalan dalam hidup ciptaan baru, engkau tidak takut kehilangan hidupmu, reputasimu, uangmu, gambaran/citramu, statusmu dan bahkan beberapa dari hubungan-hubunganmu. Engkau tahu bahwa ada suatu kuasa yang lebih tinggi dan bahwa engkau telah dibangkitkan dengan Kristus mengatasi hal-hal yang berasal dari bumi ini.26 Dengan realitas ini, sudut pandangmu mengenai hidup berubah dan engkau melihat hal-hal sebagaimana Elohim melihatnya.27

20 Luk 22:42-44 21 Ibr 9:14. Luk 22:43 22 Rm 8:11 23 Yud 1:20-21 24 1Kor 15:58 25 Why 12:11 26 Kol 3:1-2 27 2Kor 3:16

(24)

22

Menderita menurut kehendak Elohim

Ketika engkau dibangkitkan untuk berjalan dalam hidup yang baru dan engkau berpartisipasi dalam penderitaan Kristus, Tuhan sanggup melakukan suatu pekerjaan ajaib dalammu dan dalam kehidupan orang lain. Engkau menerima kekuatan untuk bertahan dalam pengujian supaya Roh dan kuasa Elohim dapat diberikan kepada yang lain. Hidupmu tersembunyi dengan Kristus dalam Elohim, jadi penderitaan apapun yang engkau alami sekarang diperhitungkan sesuai dengan kehendak Elohim.28

Penderitaanmu bukanlah suatu hukuman untuk tindakan-tindakan dosa, juga bukan hasil dari tindakan-tindakanmu sendiri yang dilakukan di luar kehendak Elohim. Engkau berhenti dari dosa, supaya penderitaanmu bukanlah karena dosa.29 Ketika engkau menerima bahwa segala sesuatu berasal dari tangan-Nya, maka sekarang penderitaan adalah menurut kehendak Elohim.30 Dalam hal ini, engkau terus belajar taat supaya engkau bisa dijadikan sempurna, seperti Kristus.31 Seperti misalnya, engkau menolak keinginan untuk membela dirimu, untuk menetapkan dirimu sendiri, untuk mencari alasan dan untuk mendakwa dirimu sendiri. Semua hal ini dibereskan dalam aplikasi setiap hari dari baptisanmu.32

Kadang kala engkau akan menghadapi situasi-situasi menakutkan dan engkau akan mencari Tuhan untuk arahan dan pertolongan. Ketika Dia mengatakan ‘Jangan takut, Aku menyertaimu’, maka ketaatanmu adalah berjalan tanpa rasa takut, mengetahui bahwa Dia ada bersama denganmu, meskipun ada ancaman bahwa sesuatu mungkin akan menyebabkan rasa sakit. Engkau dapat percaya, tahu bahwa, ketika engkau menaati perintah Kristus dan dilepaskan dari rasa takut serta kekuatiran, engkau akan menunjukkan kebesaran kuasa-Nya.33 Pada waktu-waktu inilah, prinsip hidup ciptaan baru ditunjukkan dengan sangat berkuasa.

Hal ini akan seperti yang dinubuatkan nabi Yesaya. Ketika engkau melewati air, engkau tidak akan tenggelam atau dihanyutkan. Ketika engkau berjalan melalui api, api dan panasnya tidak akan menjamahmu. Engkau telah ditebus oleh darah Kristus dan engkau berharga di mata-Nya.34

Kesimpulan

Baptisan ke dalam kematian Kristus dan jalan hidup baru yang disediakannya merupakan suatu harta yang engkau pegang dengan erat dalam kelemahan daging manusiawimu. Ini menunjukkan bahwa kuasa yang engkau hidupi haruslah dari Elohim, karena itu pastinya bukan berasal dari dirimu sendiri; karena kuasa itu begitu besar.35 Ketika engkau bersekutu pada perjamuan kudus setiap minggu, engkau akan tahu tentang membawa kematian Yesus dalam tubuhmu sehingga hidup Yesus dapat sepenuhnya dinyatakan dalammu.36 Hidup yang dinyatakan adalah hidup yang telah mengalahkan maut dan sekarang menunjukkan kuasanya sementara engkau berpartisipasi dalam persekutuan penderitaan-Nya. Engkau hidup dengan keyakinan sebagai bagian dari ciptaan baru dalam Kristus, mengetahui dengan pasti bahwa Bapa akan membangkitkanmu dengan Yesus dalam kebangkitan.37 28 1Ptr 4:19. Kol 3:3 29 Yoh 9:1-3 30 2Kor 4:15. Rm 8:28 31 Ibr 5:9. Flp 3:15 32 1Ptr 3:21 33 2Kor 4:7 34 Yes 43:1-4 35 2Kor 4:7 36 2Kor 4:10 37 2Kor 4:11-14

(25)

23

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Dibangkitkan dengan Dia

dalam hidup yang baru

Ketika Yesus mengambil cawan pada perjamuan kudus pertama (perjamuan malam terakhir), Dia memberikan cawan itu kepada murid-murid-Nya dengan mengatakan, ‘[Minumlah ini, kamu semua] Cawan ini adalah Perjanjian Baru oleh darah-Ku.’ Dari perjamuan malam terakhir ini Yesus pergi ke taman Getsemani, dan di sanalah darah-Nya mulai dicurahkan.

 Apa kesaksianmu tentang disatukan dengan persekutuan penderitaan Kristus? Bagaimana hidupmu berubah melalui partisipasi dalam penderitaan-Nya?

 Di manakah dalam hidupmu, engkau menunjukkan bahwa engkau telah dibangkitkan dengan Kristus dalam hidup yang baru untuk kemuliaan Bapa?

(26)
(27)

25

BERSATU DENGAN PERSEKUTUAN

PENDERITAAN KRISTUS

Richie Kaa

Pendahuluan

Dalam artikel ini saya ingin mengajakmu untuk memperhatikan bagaimana engkau ‘bersatu dengan persekutuan penderitaan Kristus’ dalam keadaan hidupmu sekarang ini. Seperti yang telah kita pelajari, persekutuan penderitaan-Nya hanya akan menjadi suatu realitas (nyata) bagimu jika engkau hidup dalam iman baptisanmu. Dengan pemikiran tersebut, tujuan dari artikel ini adalah untuk mendefinisikan persekutuan penderitaan Kristus, dan untuk membahas apa yang diperoleh ketika engkau bersatu dengan persekutuan ini dalam perjalananmu sebagai seorang anak Elohim.

Dalam suratnya kepada jemaat Filipi, Paulus menjelaskan bahwa motivasinya untuk menanggung penderitaan dan kerugian dalam hidupnya adalah untuk mengenal Kristus dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan penderitaan-kebangkitan-Nya, menjadi serupa dengan kematian-kebangkitan-Nya; supaya dia dapat mencapai kebangkitan dari kematian.1

Memperoleh kebangkitan

Pandangan jangka panjang Paulus adalah ‘beroleh kebangkitan dari antara orang mati’. Pada waktu Paulus menuliskan suratnya, pembahasan mengenai kebangkitan adalah suatu permasalahan yang menjadi perdebatan di dalam komunitas Yahudi.2 Akan tetapi, Paulus mengatakan bahwa

kerinduannya untuk memperoleh kebangkitan merupakan pengharapannya sebagai seorang anak Elohim. Ini juga merupakan pengharapan kita.

1Flp 3:10-11

(28)

26

Memperoleh kebangkitan artinya bahwa kita telah menerima warisan penuh dari hidup kekal sebagai seorang anak Elohim.3 Dalam kebangkitan, kita menerima suatu tubuh kekal, sama seperti

yang Yesus terima ketika Dia bangkit dari kematian. Untuk disempurnakan sebagai seorang anak Elohim, kita harus bersatu dengan proses yang melaluinya status anak disempurnakan oleh Anak Manusia. Inilah jalan salib.

Baru-baru ini kita telah memahami bahwa anak-anak yang dilahirkan ke dalam rumah-rumah perjanjian adalah anak-anak yang dilahirkan dengan benih hidup Elohim. Benih ini adalah kodrat ilahi. Begitu banyak yang diberikan kepada seorang anak dalam penyediaan ini. Ketika orang tua Kristen dengan setia memelihara benih ini, ada suatu keyakinan besar bahwa seorang anak akan bertumbuh dalam jalan-jalan Tuhan dan memperoleh penentuan penuh mereka sejak semula sebagai seorang anak Elohim. Akan tetapi, hidup Elohim saja tidak akan cukup bagi seorang anak untuk memenuhi panggilan Elohim. Ini karena setiap anak Elohim dilahirkan dengan suatu kecenderungan terhadap dosa. Benih kodrat ilahi tidak akan bertumbuh dan menghasilkan buah dalam hidup seseorang jika kecenderungan terhadap dosa ini tidak dibereskan.

Membereskan kecenderungan kita terhadap dosa

Paulus menyebut kecenderungan ini ‘hukum yang lain’ dan ‘kebenaranku sendiri’.4 Hukum ini adalah

motivasi untuk melakukan kehendak Elohim, tetapi dalam suatu cara yang terlihat benar bagi kita dan menurut kekuatan kita sendiri. Kita menyebut ini ‘berjalan menurut daging’. Ketika kita hidup dengan cara ini, kita tidak sanggup memenuhi kehendak Elohim atau menaklukkan kuasa dari hukum dosa di dalam kita.

Salib Kristus

Salib Kristus adalah keseluruhan penyediaan Elohim yang melaluinya kita dapat menerima janji-Nya akan hidup kekal.5 Baptisan menyatukan kita kepada proses salib. Baptisan pertama-tama

menyatukan kita kepada kematian Kristus.6 Paulus mengajarkan bahwa jika kita telah ‘menjadi satu

[dengan Dia] dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa

yang sama dengan kebangkitan-Nya. Karena kita tahu, bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan

[dengan Dia], supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa. Sebab siapa yang telah mati, ia telah bebas dari dosa’.7 Karena kita telah dilepaskan dari dosa, kita sekarang tidak lagi berada di bawah penghukuman. Penderitaan kita dalam hidup bukan menandakan kematian kekal kita. Penderitaan kita dalam hidup sekarang merupakan konteks di mana Bapa sedang mendisiplin kita sebagai anak-anak-Nya.

Ketika engkau memilih untuk berjalan di jalan salib setiap hari, dua aspek dari hidup-Nya akan menjadi nyata dalam hidupmu. Aspek pertama adalah bahwa engkau akan diberikan kapasitas yang sama yang membangkitkan Yesus dari kematian. Aspek kedua adalah bahwa kapasitas kebangkitan ini menguatkanmu untuk berpartisipasi dalam persekutuan penderitaan Kristus.8 Dua unsur yang

bekerja sama inilah yang memampukan kita untuk mengalahkan dosa, mempersembahkan tubuh kita sebagai suatu korban yang hidup dan mulai menghasilkan buah bagi Elohim.

3Tit 1:2. 1Yoh 2:25 4 Rm 7:23. Flp 3:9 5 1Yoh 2:25 6 Rm 6:3 7 Rm 6:5-7 8 Flp 3:10

(29)

27

Darah Kristus

Dalam suratnya yang pertama, Yohanes menyatakan bahwa ‘jika kita hidup di dalam terang ... kita beroleh persekutuan seorang dengan yang lain’ dan darah Yesus Kristus aktif terhadap kita untuk menyucikan kita dari dosa.9 Terang yang Yohanes bicarakan adalah iluminasi yang datang dari firman

hidup. Yohanes mengatakan bahwa ketika kita memahami bagaimana kita menerima dan hidup oleh firman hidup, kita akan menemukan koinonia. Ini adalah kata Yunani untuk ‘persekutuan’, atau ‘perjamuan’. Hanya dalam koinonia maka darah-Nya dapat mengalir kepada kita. Ketika kita tetap setia di dalam persekutuan penderitaan-Nya, dan persekutuan kita bersama sebagai orang-orang percaya, kita sedang diubahkan. Dia memberikan kita hidup-Nya, yang merupakan satu-satunya hidup yang telah ‘kembali’ dari kematian karena dosa.

Persekutuan penderitaan-Nya adalah suatu aspek kunci dari baptisan. Hal ini menekankan pekerjaan

darah-Nya, yang sekarang tersedia bagi kita. Kita tahu bahwa darah Kristus tercurah ketika Dia menderita. Ketika darah-Nya mengalir kepada kita, darah itu memberikan kita hidup-Nya, yang memampukan tiga tindakan berbeda dalam hidup kita:

1. menebus kita kembali dari maut yang disebabkan oleh dosa 2. menyucikan hati nurani kita dari pekerjaan yang sia-sia (mati) 3. memberikan kita kapasitas untuk taat melakukan kehendak Elohim.

Setiap minggu, kita makan dan minum unsur-unsur Perjanjian Baru pada meja perjamuan kudus. Di sini, kita bersatu untuk saling melayani hidup-Nya kepada satu sama lain. Ketika kita mengambil bagian dalam unsur-unsur perjamuan, kita melakukannya dalam iman untuk partisipasi kita yang terus-menerus dalam persembahan Kristus sepanjang minggu. Baptisan menyatukan kita kepada persembahan ini, dan perjamuan kudus merupakan penyediaan untuk partisipasi harian kita dalam persekutuan persembahan-Nya.

Yesus mengatakan bahwa cawan yang kita minum adalah darah-Nya. Tentu saja, kita bukan minum darah yang sesungguhnya; kita bahkan tidak minum anggur sesungguhnya! Dan ini tentu saja tidak secara misterius berubah menjadi darah Kristus ketika kita meminumnya. Tetapi, cawan yang kita terima adalah ‘darah ... yang berbicara’.10 Darah-Nya aktif terhadap kita dalam firman yang disampaikan. Tindakan meminum dari cawan dan memakan sepotong roti merupakan demonstrasi praktis bahwa kita menerima firman-Nya dan berkomitmen untuk melakukan kehendak Elohim dengan kapasitas hidup yang Kristus berikan kepada kita.

Yesus mengajarkan bahwa cawan yang Dia berikan untuk kita minum adalah suatu persekutuan dalam penderitaan-Nya. Bahkan, Dia menghubungkan ini secara langsung kepada baptisan. Dia bertanya kepada Yakobus dan Yohanes, ‘Dapatkah kamu meminum cawan yang harus Kuminum dan dibaptis dengan baptisan yang harus Kuterima?’11 Yesus secara spesifik merujuk kepada kematian-Nya di atas salib. Darah Kristus dimanifestasikan ketika Dia menderita. Darah-kematian-Nya efektif dalam kehidupan kita ketika kita bersatu dengan persekutuan penderitaan-Nya. Sebagai orang-orang yang mengambil bagian dalam unsur-unsur perjamuan kudus, kita tidak seharusnya heran ketika kita mengalami penderitaan dalam kehidupan kita sehari-hari. Kita meminum cawan dalam iman untuk berpartisipasi dalam penderitaan-penderitaan ini.

Bagi seorang Kristen, penderitaan bukanlah suatu hukuman. Penderitaan adalah cara yang olehnya kita bersatu dengan suatu proses yang melaluinya kita sedang disempurnakan sebagai anak-anak

9 1Yoh 1:7

10 Ibr 12:24-25

(30)

28

Elohim. Penderitaan diberikan kepada kita oleh Bapa untuk mendisiplin kita dan melatih kita sebagai anak-anak-Nya. ‘Memang tiap-tiap ganjaran (disiplin) pada waktu ia diberikan tidak mendatangkan sukacita, tetapi dukacita. Tetapi kemudian ia menghasilkan buah kebenaran yang memberikan damai kepada mereka yang dilatih olehnya.’12

Keadaan yang celaka

Dalam suratnya kepada jemaat Roma, Paulus mendefinisikan pergumulan dari setiap orang Kristen dalam membereskan dosa, bersaksi bahwa ‘apa yang aku perbuat, aku tidak tahu. Karena bukan apa yang aku kehendaki yang aku perbuat, tetapi apa yang aku benci, itulah yang aku perbuat’.13 Dia sedang menggambarkan bahwa niat yang sungguh-sungguh untuk menjalani apa yang baik telah sepenuhnya diambil alih oleh ‘hukum yang lain’ di dalam kita.14 Melalui pendekatan terhadap hidup

ini, kita berakhir dengan melakukan yang sangat jahat yang tidak ingin kita lakukan dan gagal untuk melakukan kebaikan yang kita ingin lakukan. Terganggu oleh dilema ini, Paulus bertanya, ‘Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh maut ini?’15 Dengan kata lain, ‘Siapakah yang akan membebaskan aku dari tubuh yang dikontrol oleh dosa ini yang memimpin kepada maut?’

Banyak orang yang membaca artikel ini akan mengajukan pertanyaan yang sama dan, sama seperti Paulus, kita harus memahami penyediaan luar biasa yang kita terima melalui baptisan:

1. kita sanggup menjadi seperti Dia dalam kematian-Nya, yang membebaskan kita dari dosa 2. kita diberikan hidup kebangkitan, yang merupakan kapasitas untuk menanggung

penderitaan

3. kita diberikan partisipasi dalam persekutuan penderitaan-Nya

4. kita diberikan jalan masuk kepada darah-Nya ketika kita berpartisipasi dalam persekutuan ini

5. darah-Nya sekarang menyucikan hati nurani dari pekerjaan yang sia-sia (mati), membawa kita kembali dari kematian karena dosa; dan memberikan kita kapasitas untuk menaati kehendak Bapa.

Kemudian penyediaan ini memampukan kita ‘supaya tuntutan hukum Taurat digenapi’.16 Karena kita telah dilahirkan dari Roh, dan dosa di dalam kita telah dimatikan dalam baptisan, kita sanggup menujukan pikiran kita pada hal-hal yang dari Roh. Pikiran yang tertuju pada Roh tidaklah sama dengan tingkat pemikiran yang lebih tinggi. Tetapi, ini menggambarkan suatu pribadi yang rohani yang berfokus pada kehidupan sebagai seorang anak Elohim dan memenuhi kehendak Bapa. Inilah artinya ‘pikirkanlah perkara yang di atas, bukan yang di bumi’.17

Berlawanan dengan ini, seseorang yang tidak bersatu dengan kematian Kristus belum dilepaskan dari ‘hukum yang lain’ di dalam mereka yang membawa mereka ke dalam penawanan dosa dan maut. Dengan demikian, mereka tidak sanggup menujukan pikiran mereka pada hal-hal yang dari Roh. Seseorang yang pikirannya tertuju pada Roh percaya bahwa apa yang mereka telah terima dalam

koinonia akan memampukan mereka untuk melakukan kehendak Elohim dalam daging mereka. Ini

bukanlah penggenapan kehendak Elohim suatu hari nanti di masa yang akan datang, melainkan suatu realitas bagi setiap anak Elohim hari ini.

12 Ibr 12:11 13 Rm 7:15 14 Rm 7:23 15 Rm 7:24 16 Rm 8:4 17 Kol 3:2

(31)

29

Hukum yang lain

Pengharapan untuk memperoleh kebangkitan bergantung pada suatu pengertian yang tepat tentang injil. Tipu daya bagi banyak orang Kristen adalah untuk menjadi ‘terfokus pada dosa’, berpikir bahwa kita harus secara pribadi menangani dosa oleh semangat agamawi atau kemampuan rohani kita sendiri. Ini adalah alasan favorit untuk ‘hukum yang lain’. Hukum yang lain adalah keinginan dalam setiap pribadi untuk melayani Elohim dan ‘melakukan kehendak-Nya’ dalam cara yang terlihat benar bagi mereka. Jika kita menghadapi hidup dengan cara ini, kita pasti akan kembali pada keadaan yang celaka. Ini karena kita melibatkan hukum yang lain untuk membantu kita dalam pergumulan melawan dosa. Sebaliknya, baptisan memampukan kita untuk bersatu dengan kematian, penguburan dan kebangkitan-Nya.

Ketaatan Kristus

Hukum lain yang mendorong kita untuk mengejar suatu cara yang terlihat benar bagi kita, dan yang mengunci kita untuk menaati ide kita sendiri mengenai apa yang benar, adalah sepenuhnya hilang (tidak ada) di dalam Kristus. Ini menyediakan suatu pengertian yang lebih jelas mengenai ketaatan Kristus. Kita tahu bahwa ketika kita taat kepada kehendak Bapa, ketaatan kita memimpin kita untuk menderita. Penderitaan di atas dasar ini tidak pernah sia-sia, karena penderitaan tersebut memimpin kepada pengudusan. Dalam cara ini, persekutuan penderitaan-Nya kemudian menjadi suatu persyaratan penting bagi setiap anak Elohim.

(32)

30

Pertanyaan-pertanyaan Pembelajaran – Bersatu dengan

persekutuan penderitaan Kristus

 Diskusikan mengapa hidup Elohim saja tidak cukup untuk memperoleh panggilan Elohim dalam kehidupan kita.

 Apakah artinya ‘menujukan pikiran kita pada hal-hal yang dari atas’?

 Diskusikan bagaimana darah Kristus dilayani kepadamu hari ini.

 Bagi seorang Kristen, penderitaan bukanlah suatu penghukuman. Tetapi, merupakan ganjaran, atau pendisiplinan, dari Bapa. Diskusikan pendisiplinan Elohim yang telah membawa perubahan dalam hidupmu.

(33)

31

SEORANG ANAK ELOHIM

MENJAGA DIRINYA

Bruce Hamilton

Rasul Yohanes menuliskan, ‘Dia yang lahir dari Elohim melindunginya (terj. Bhs. Ing. ‘He who has been

born of Elohim keeps himself’ artinya ‘Dia yang dilahirkan dari Elohim menjaga dirinya’), dan si jahat tidak

dapat menjamahnya.’1 Perhatikan tiga poin utama dalam pernyataan ini.

1. Rasul Yohanes berbicara tentang anak-anak Elohim. Dia bukan hanya berbicara tentang sekelompok orang tertentu pada waktu tertentu di dalam sejarah. Yohanes berbicara tentang semua anak Elohim yang pernah hidup dan yang akan hidup. Kita tahu hal ini karena dia memasukkan dirinya sendiri dalam kumpulan anak-anak Elohim. Segera setelah ayat yang disebutkan di atas, dalam ayat-ayat berikutnya Yohanes merujuk kepada ‘kita’ dan ‘kami’ ketika berbicara tentang anak-anak Elohim.2 Hal ini memberitahu kita bahwa segala yang dia nyatakan tentang bagaimana anak-anak Elohim hidup, diaplikasikan sama kepada kita saat ini sebagai anak-anak Elohim sebagaimana dengan anak-anak Elohim pada saat itu.

2. Semua anak-anak Elohim menjaga diri mereka. ‘Menjaga’ sesuatu adalah memperhatikan dan mengawasinya dengan tujuan untuk melindunginya.

3. Hasil dari anak-anak Elohim yang menjaga diri mereka adalah si jahat tidak dapat menjamah

mereka.

Pada poin yang keempat, di mana Yohanes tidak menyatakannya secara gamblang, adalah bahwa ketika engkau menjaga dirimu, Tuhan juga akan melindungi (menjaga)-mu.3 Menjaga dirimu adalah suatu partisipasi dalam hidup dan kasih-Nya. Suatu implikasi penting dari hal ini adalah bahwa

1 1Yoh 5:18 2 1Yoh 5:18-21 3 Why 3:10

(34)

32

engkau tidak hanya peduli untuk menjaga dirimu, tetapi engkau juga akan menjadi penjaga saudaramu.4

Ketika engkau bertumbuh dan menjadi dewasa sebagai seorang anak Elohim, engkau juga akan bertumbuh dalam memahami cara menjaga dirimu dan arti semua ini.5 Maka, patutlah kita mengambil waktu untuk memeriksa bagaimana kita menjaga diri kita, dan apa artinya bagi kita sebagai orang-orang Kristen.

Dalam pemikiran alamiah, menjaga diri kita akan berarti bahwa engkau akan melakukan yang terbaik untuk mempertahankan hidupmu. Engkau akan menyelamatkan dirimu dari bahaya. Ketika engkau menyetir di Australia, engkau akan ‘Tetap di sebelah Kiri’ jalan. Ketika engkau mengunjungi kebun binatang, engkau akan menjauh dari pagar tempat singa berada. Semua ini adalah nasihat yang baik dan sesuatu yang harus engkau perhatikan, tetapi bukan ini yang dibicarakan oleh Yohanes.

Sama halnya, menjaga diri kita bukanlah mengendalikan diri atau mengatur diri dalam cara yang dipahami masyarakat pada umumnya. Artinya, ini bukan suatu sistem manajemen pribadi yang membantumu untuk mengendalikan apa yang engkau pikir, katakan, dan lakukan, supaya engkau dapat menjadi siapa yang dirimu ingin jadi. Ini akan membatasi pengertian kita hanya kepada tahap-tahap perkembangan secara alami dari masa kanak-kanak sampai dewasa, yang pada akhirnya membentuk respon-respon dan pilihan-pilihan hidup kita. Meskipun tetap berlaku dan penting bagi setiap kita untuk berkembang dalam area-area pengendalian diri dan pengaturan diri ini, kita memerlukan lebih: kita memerlukan pengertian rohani. Jika tidak, maka tidak ada artinya untuk Yesus berkata kepada murid-murid-Nya, ‘Karena barangsiapa mau menyelamatkan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya; tetapi barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya’.6 Manusia alamiah akan bertanya, ‘Bagaimana engkau menjaga hidupmu dengan kehilangan hidup itu?’

Menjaga dirimu

Apakah pengertian rohani dari ‘menjaga dirimu’? Ini dimulai dengan mengetahui bahwa engkau adalah seorang anak Elohim. Engkau berada dalam Kristus dan engkau mengenal Elohim, yang adalah benar.7 Ketika engkau mengenal Dia, engkau akan takut akan Dia dan memelihara perintah-perintah-Nya.8 Engkau juga akan mengetahui bahwa dirimu bukanlah milikmu sendiri. Menjaga dirimu bukanlah suatu tindakan independen atau berpusat pada diri sendiri. Engkau milik Tuhan. Engkau adalah seorang anggota tubuh Kristus dan bait Roh Kudus.9 Dalam surat pertamanya kepada jemaat Korintus, Paulus menuliskan, ‘Tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah anggota Kristus?’, ‘Tetapi siapa yang mengikatkan dirinya pada Tuhan, menjadi satu roh dengan Dia’, dan ‘Atau tidak tahukah kamu, bahwa tubuhmu adalah bait Roh Kudus yang diam di dalam kamu, Roh Kudus yang kamu peroleh dari Elohim, dan bahwa kamu bukan milik kamu sendiri? Sebab kamu telah dibeli dan harganya telah lunas dibayar: Karena itu muliakanlah Elohim dengan tubuhmu (terj. Bhs. Inggris ‘in

your body and in your spirit, which are God’s’ artinya ‘dalam tubuhmu dan rohmu, yang merupakan milik Elohim’)!’10 Rasul Paulus menginstruksikan Timotius, ‘Peganglah segala sesuatu yang telah engkau dengar dari padaku sebagai contoh ajaran yang sehat dan lakukanlah itu dalam iman dan kasih dalam Kristus Yesus. Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang 4 Kej 4:9. 1Yoh 5:2-3 5 1Yoh 2:3. Why 14:12 6 Mat 16:25 7 1Yoh 5:20. Kol 3:3 8 Yoh 14:21,23,24. Yoh 15:9-10 9 1Kor 12:27. 1Kor 6:15,19,20 10 1Kor 6:15,17,19-20

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan penelitian sebelumnya [13], mengenai pembakaran menyeluruh pada ruang bakar dan reaktor pirolisis ( sebelum optimasi) menggunakan bahan biomassa kayu,

Fasilitas Wisata Simulasi Profesi di Surabaya ini merupakan fasilitas yang dibuat dengan menggunakan pendekatan sistem sehingga menghasilkan perancangan yang dapat

Suatu aset berwujud yang dimiliki perusahaan dan umurnya lebih dari satu tahun, tetapi dibeli perusahaan dengan maksud untuk dijual lagi, tidak dapat dikategorikan sebagai aset

Hubungan pelatihan kerja dengan kompetensi dapat dilihat melalui penelitian yang dilakukan oleh Pasaribu (2005) menyatakan bahwa pelatihan yang diberikan memberi kontribusi

Prosentase angka kematian ternak 5% 7,6% 6% - 5.2.21 Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak... 5.2.22.22 Pengembangan budidaya ternak kambing/domba

Besarnya resiko yang ditimbulkan oleh tingkat kepatuhan ibu yang kurang dinilai dengan menggunakan regresi logistic berganda memperlihatkan nilai (p = 0.008) dengan

Ilmu sifatnya mendeskripsikan realitas sebagaimana mestinya dengan bahasa argumentasi, sebagaimana doa Nabi : Allahumma arinil al asya’a kama hiya (Ya Allah perlihatkan kepadaku

Resin yang dituang dengan tangan kedalam met, pada umumnya menggunakan alat roll yang bertujuan agar met dapat menyesuaikan kontur dari cetakan dan resin dapat