• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi berganda bahwa: 1) Brand association tidak

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi berganda bahwa: 1) Brand association tidak"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 PENGARUH BRAND ASSOCIATION DAN PERCEIVED QUALITY TERHADAP

LOYALITAS PELANGGAN BIORE BODY FOAM PADA MAHASISWI UNIVERSITAS NEGERI PADANG

Ria Elviyanti

Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang Jl. Prof. Dr. Hamka Kampus Air Tawar Padang

Email:Riaelviyanti952@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh brand association dan perceived quality terhadap loyalitas pelanggan Biore body foam pada mahasiswi Universitas Negeri Padang.Penelitian ini termasuk jenis penelitian kausatif. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Negeri Padang. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswi yang menggunakan Biore body foam. Sampel diambil dengan metode accidental sampling. Ukuran sampel sebanyak 100 orang. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda dengan menggunakan program SPSS versi 16. Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi berganda bahwa: 1) Brand association tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan biore body foam pada mahasiswi Universitas Negeri Padang, 2) Perceived quality berpengaruh secara signifikan terhadap loyalitas pelanggan Biore body foam pada mahasiswi Universitas Negeri Padang.

Kata Kunci: Asosiasi merek, Persepsi kualitas, Loyalitas pelanggan. ABSTRACT

This research aimed to determine influence of brand association and perceived quality toward the costumer loyalty of the Biore body foam to Padang State University students.. This study included type of causative research. This research was conducted in State University of Padang. The population of this research was all of the students used the Biore body foam. The sample was taken through accidental sampling method. The number of the sample was 100 people. The data analysis technique used is multiple regression using SPSS version 16.00. The results based on multiple regression analysis that: 1) Brand association does not significantly influence to the costumer loyalty of the Biore body foam to Padang State University student, 2) perceived quality significantly influence to the costumer loyalty of the Biore body foam to Padang State University students.

(2)

PENDAHULUAN

Pasar global telah mengakibatkan kondisi persaingan yang sangat tinggi, para pelaku pasar dan produsen dituntut agar dapat bersaing dalam kompetisi ini. Seiring dengan globalisasi dan perkembangan zaman, teknologi dan perubahan gaya hidup manusia modern. Proses pemasaran tidak hanya melibatkan pertempuran produk, akan tetapi juga melibatkan pertempuran mengenai persepsi konsumen.

Tujuan suatu bisnis pada dasarnya adalah menciptakan pelanggan yang puas dan loyal terhadap produknya. Terciptanya loyalitas pelanggan dapat memberikan beberapa manfaat yaitu hubungan antara perusahaan dengan pelanggannya semakin dekat, maka pelanggan ini akan melakukan pembelian lagi, dan hal ini akan menimbulkan hubungan sebab akibat antara pelanggan dan bertambahnya keuntungan atau laba perusahaan.

Persaingan dunia usaha yang semakin ketat khususnya dalam bidang sabun mandi cair mengharuskan para produsen bersaing di pasar untuk mempertahankan produknya. Pemasaran yang terjadi saat ini merupakan pertempuran persepsi konsumen dan bukan sekedar pertempuran produk. Produk yang memiliki kualitas bagus, model dan features yang relatif sama dapat memiliki kinerja yang berbeda di pasar, hal ini

disebabkan karena adanya perbedaan persepsi di benak konsumen.

Salah satu aset yang dapat digunakan untuk membangun persepsi adalah merek (brand). American Marketing Association dalam Kotler (2009:258) mendefinisikan merek adalah “Nama, istilah, tanda, lambang, rancangan, atau kombinasi yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari salah satu penjual atau kelompok penjual dan mendiferensiasikan mereka dari para pesaing.”

Pada umumnya, sebagian besar konsumen tidak ingin terlalu dipusingkan dengan banyaknya informasi mengenai karakteristik fisik sebuah produk. Hal ini terkadang disebabkan karena konsumen sebenarnya tidak ingin membeli semua karakteristik fisik produk yang ditawarkan, tetapi menginginkan keuntungan yang bisa dipeoleh dari produk tersebut. Daya tarik konsumen terhadap merek produk yang tersedia selalu menjadi magnet yang dapat memicu peningkatan penjualan produk. Melalui merek, konsumen juga dapat mengevaluasi produk secara berbeda, tergantung pada selera konsumen masing-masing. Merek juga dapat menandakan satu tingkat mutu tertentu, sehingga pembeli merasa puas dan dapat dengan mudah memilih produk.

Seperti yang ada di pasar saat sekarang ini, industri sabun mandi di

(3)

3 Indonesia dikuasai oleh beberapa merek

besar sabun mandi cair, antara lain: Lifebuoy, Lux, Cussons, Gatsby, Detol, Nuvo, Biore dan masih banyak lagi merek sabun mandi lainnya. Semua diserahkan kepada konsumen untuk memilih merek sabun mandi cair sesuai kebutuhan dan keinginan konsumen sendiri, oleh karena itu, produsen sabun mandi cair berlomba-lomba untuk meningkatkan penjualan dan meningkatkan loyalitas pelanggan.

Merek-merek sabun mandi cair yang beredar di pasaran selalu bersaing untuk mendapatkan pangsa pasar. Adapun pangsa pasar sabun mandi cair yang ada di Indonesia seperti tabel 1

Tabel 1 Pangsa Pasar Sabun Mandi Cair

No Merek Pangsa Pasar (%) 2008 2009 2010 2011 1 Lux 29,1 41,6 39,9 39,6 2 Lifebuoy 30,7 26,3 28,1 31,5 3 Biore 18,9 11,5 11,9 10,23 4 Dove 3,8 1,8 - 2,9 5 Nuvo 1,4 - 3,8 2,44

Sumber : SWA18/XXIV/21 Agustus-3 September 2008, SWA 16/XXV/27 Juli- 5 Agustus2009,SWA15/XXVII/1528Juli2010,ww w.ipotnews.com

Berdasarkan Tabel 1 dapat dilihat pangsa pasar sabun mandi cair Biore dari tahun 2008-2011 menurun. Pangsa pasar Lux selalu menjadi leader di kategori ini

kecuali pada tahun 2008 yang di kuasai oleh Lifebuoy. Dari tahun ke tahun pangsa pasar Biore selalu berada jauh di bawah pesaingnya, yaitu Lux dan Lifebuoy. Rendahnya pangsa pasar ini menunjukkan bahwa konsumen lebih memilih produk Lux dan Lifebuoy dibandingkan Biore. Tabel 2 Brand Value Sabun Cair Tahun 2009-2011

No Merek Brand Value (%) 2009 2010 2011 1 Lifebuoy 39,0 36,1 70,4 2 Lux 37,4 26,0 57,2 3 Biore 53,2 18,8 4,5 4 Dove 18,2 11,2 34,6 5 Dettol 15,1 10,8 25,1 Sumber:www.swa.co.id. 2012

Dari data di atas dapat dilihat bahwa Biore mengalami penurunan Brand Value setiap tahunnya berdasarkan Majalah Swa 19/September 2011 Biore selalu mengalami penurunan Brand value dari tahun 2009-2011 kemungkinan Biore mendapat konsumen baru sangat kecil. Berbeda dengan Lifebuoy yang menjadi jawaranya dengan Brand Value sebesar 70,4%.

PT. Kao harus terus berusaha untuk bisa menanamkan suatu asosiasi merek (Brand associaion) yang kuat dalam

(4)

pikiran konsumennya sebagai salah satu sabun mandi cair yang memiliki kualitas yang baik. Suatu merek yang telah mapan sudah pasti akan memiliki posisi yang lebih menonjol dari pada pesaing, bila didukung oleh asosiasi yang kuat. Persepsi kualias (Perceived qualiy) terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh langsung kepada keputusan pembelian dan loyalitas konsumen terhadap suatu merek. Jadi, asosiasi yang kuat dan kualitas yang baik akan sangat berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan terhadap merek.

Berdasarkan survey pendahuluan yang dilakukan terhadap 20 responden diperoleh gambaran tentang loyalitas pelanggan Biore body foam pada Mahasiswi Universitas Negeri Padang. Loyalitas pelanggan dilihat dari 5 indikator yang memperlihatkan bahwa hanya 30% pelanggan Biore body foam menyatakan tidak akan terpengaruh produk sabun mandi cair lain, sedangkan 70% pelanggan akan terpengaruh dengan merek sabun mandi cair lainnya. Maka dari survey dapat dilihat bahwa tingkat loyalitas pelanggan Biore body foam pada Mahasiswi Universitas Negeri Padang masih rendah.

Brand association dan Perceived quality merupakan faktor yang mempengaruhi penciptaan loyalitas

pelanggan. Merek yang mampu memberikan kesan yang berarti bagi konsumen akan lebih mudah mendapat perhatian khusus dari konsumen. Dalam persaingan yang semakin ketat mendorong perusahaan untuk lebih memfokuskan pada upaya untuk mempertahankan pelanggan yang ada untuk dapat bertahan dalam lingkungan bisnisnya, salah satunya dengan menguatkan asosiasi merek dan memberikan kualitas produk yang lebih baik.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka perumusan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Sejauhmana pengaruh Brand Association terhadap loyalitas pelanggan Biore Body Foam pada mahasiswi Universitas Negeri Padang. (2) Sejauhmana pengaruh Perceived Quality terhadap loyalitas pelanggan Biore Body Foam pada mahasiswi Universitas Negeri Padang.

KAJIAN TEORI

Menurut Supranto dalam Amri (2007: Loyalitas merupakan sikap pelanggan terhadap suatu produk/merek yang diwujudkan dengan membeli terus menerus produk yang sama sepanjang waktu yang merupakan hasil dari pembelajaran dimana produk dapat memuaskan kebutuhannya. Menurut Oliver dalam Kotler dan Keller (2009:

(5)

5 139), “ loyalitas (loyalty) sebagai

komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung kembali produk atau jasa yang disukai dimasa depan meski pengaruh situasi dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih.”

Sedangkan Menurut Griffin (2003:5), “Loyalitas menunjukkan kondisi dari durasi waktu tertentu dan mensyaratkan bahwa tindakan pembelian terjadi tidak kurang dari dua kali.”

Jadi dapat disimpulkan bahwa loyalitas merupakan sikap positif dari konsumen yang timbul karena harapan setidaknya sama dengan kenyataan terhadap suatu produk/jasa, dimana mereka setia dengan produk tersebut sehingga lahirlah hubungan jangka panjang yang ditandai dengan besarnya konsumsi, pembelian berulang dan menggunakannya dalam jangka panjang

Konsumen yang loyal sangat besar artinya bagi perusahaan. Menurut Kotler (2000:25) ada lima indikator pelanggan yang loyal, yaitu: (1) Pelanggan cenderung membeli lebih banyak dan setia lebih lama (2) pelanggan cederung melakukan cross-selling atau add-on-cross-selling (3) pelanggan tidak sensetif terhadap harga (4) Pelanggan akan melakukan word of mouth yang positifm (5) enawarkan gagasan barang atau jasa kepada perusahaan.

Kotler (2000:57) mengemukakan bahwa kunci bagi retensi pelanggan adalah kepuasan pelanggan. Pelanggan yang sangat puas adalah: Tetap setia lebih lama, membeli lebih banyak ketika perusahaan memperkenalkan produk baru dan memperbaharui produk–produk yang ada, membicarakan hal–hal yang baik tentang perusahaan dan produk-produknya, Memberikan perhatian yang lebih sedikit kepada merek–merek dan iklan–iklan pesaing serta kurang peka terhadap harga, menawarkan gagasan jasa atau produk kepada perusahaan dan biaya untuk pelayanannya lebih kecil dibandingkan biaya pelayanan pelanggan baru karena transaksi yang sudah rutin.

Asosiasi merek (brand association) adalah segala hal yang berkaitan dengan segala (memory) mengenai sebuah merek (David A. aker, 1997:110), sebuah merek adalah serangkaian asosiasi, biasanya terangkai dalam berbagai bentuk yang bermakna.

Menurut Tjiptono (2011:98), asosiasi merek adalah “Brand association berkaitan erat dengan brand image, yang didefinisikan sebagai serangkaian asosiasi merek dengan makna tertentu”. Asosiasi merek memiliki tingkat kekuatan tertentu dan akan semakin seiring dengan bertambahnya pengalaman konsumsi atau eksposur dengan merek spesifik. Sedangkan menurut Simamora (2007:439),

(6)

asosiasi merek merupakan persepsi dan citra yang dikaitkan oleh orang-orang dengan merek tertentu.

Kesan-kesan yang terkait dengan merek akan meningkat dengan semakin banyaknya pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi suatu merek atau dengan semakin seringnya penampakan merek tersebut dalam strategi komunikasi, ditambah lagi jika kaitan tersebut didukung oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitannya.

Suatu merek yang sudah mapan akan memiliki posisi menonjol dalam persaingan bila didukung oleh berbagai asosiasi yang kuat. Berbagai asosiasi merek yang saling berhubungan akan menimbulkan suatu rangkaian yang disebut brand image, semakin banyak asosiasi yang saling berhubungan, semakin kuat brand image yang dimiliki oleh merek tersebut.

Secara sederhana, pengertian brand image adalah sekumpulan dari asosiasi merek yang terbentuk dibenak konsumen. Konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi terhadap brand image atau hal ini disebut juga dengan kepribadian merek. Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa brand association merupakan segala hal atau kesan yang ada di benak seseorang yang berkaitan dengan ingatannya mengenai suatu merek.

Kesan-kesan yang terkait merek akan semakin meningkat dengan semakin banyaknya

pengalaman konsumen dalam

mengkonsumsi atau menggunakan suatu merek atau dengan seringnya penampakan merek merek tersebut didukung oleh suatu jaringan dari kaitan-kaitan lain. Sebuah merek adalah seperangkat asosiasi, biasanya terangkai dalam berbagai bentuk yang bermakna.

Indikator-indikator asosiasi merek dikemukakan oleh Del Rio, Vazquez dalam Utari (2010) meliputi: Jaminan, Identifikasi pribadi , Identifikasi sosial.

Menurut Rangkuti (2004:43) terdapat lima nilai dan keuntungan asosiasi merek, yaitu: (1) Dapat membantu proses penyusunan informasi, (2) Differensiasi (3) Alasan untuk membeli (4) Penciptaan sikap atau perasaan positif (5) Landasan untuk perluasan. Perceived quality mempunyai peranan penting dalam membangun suatu merek. Dalam banyak konteks perceived quality sebuah merek dapat menjadi alasan penting dalam pembelian serta merek mana yang akan dipertimbangkan pelanggan yang pada gilirannya akan mempengaruhi pelanggan dalam memutuskan merek yang akan dibeli.

Menurut Aaker dalam Rangkuti (2004:41), Perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau

(7)

7 jasa layanan yang berkaitan dengan

maksud yang diharapkan pelanggan. Karena perceived quality merupakan persepsi dari pelanggan, maka perceived quality tidak dapat ditentukan secara obyektif. Persepsi pelanggan akan melibatkan apa yang penting bagi pelanggan karena setiap pelanggan memiliki kepentingan yang berbeda-beda terhadap suatu produk atau jasa.

Apa yang dipertimbangkan dalam menilai kualitas berbeda pada setiap orang, menurut simamora dalam Elvi (2010:34) dimensi perceived quality adalah: Kualitas produk, kinerja, karakteristik produk, kesesuaian dengan spesifikasi, keandalan, ketahanan dan pelayanan.

Langkah pertama dalam

meningkatkan perceived quality adalah memampukan diri untuk memberikan kualitas tinggi. Meyakinkan para pelanggan bahwa kualitas suatu merek tinggi padahal sebenarnya tidak, sia-sia belaka jadinya. Jika pengalaman dalam penggunaan tidak sejalan dengan kualitas, maka persepsi sulit dilakukan.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam memberikan kualitas tinggi menurut Durianto dkk (2001:4), yaitu:Komitmen terhadap kualitas, Budaya kualitas, Masukanpelanggan,Pengukuran/sasaran/st andar, Mengizinkan karyawan berinisiatif, Harapan-harapan pelanggan.

METODE PENELITIAN

Penelitian yang penulis lakukan termasuk ke dalam jenis penelitian kausatif. Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Negeri Padang. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh mahasiswi yang menggunakan biore body foam. Sampel diambil dengan metode accidental sampling. Penentuan ukuran sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin. Jumlah sampel dalam penelitian sebanyak 100 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidental Sampling Method. Teknik analisis data dalam penelitian dengan menggunakan regresi berganda.

Jenis dan sumber data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui kuesioner. Instrumen penelitian ini adalah menggunakan kuesioner dengan skala likert.

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis induktif.

Sedangkan uji prasyarat asumsi klasik yang digunakan adalah, uji normalitas, uji Multikolinearitas, uji heterokedastisitas, uji linear

1. Analisis Regresi Berganda

Untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen

(8)

digunakan model regresi berganda dengan persamaan sebagai berikut(Idris, 2011:54): Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5+ b6X6+ e Dimana : Y = kesadaran merek a = Konstanta b = Koefisien Regresi X1= daya tarik pesan

X2= bintang iklan

X3= musik

X4= slogan

X5= gambar

X6= warna

e = faktor lain yang tidak diteliti 2. Uji Hipotesis

Uji- t (t-test)

Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh dari masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat dengan menggunakan rumus (Freddy, 1999:155):

= Dimana :

to = koefisien nilai test bi = koefisien regresi

sbi = standar kesalahan koefisien regresi

a. Jika t hitung ≤ t table maka Ho diterima dan Ha ditolak

b. Jika t hitung ≥ t table maka Ha diterima dan Ho ditolak

Dimana taraf pengujian α = 0,05 (95%).

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL

Sebelum menggunakan analisis regresi berganda dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji heteroskedastisitas. Dari uji normalitas diperoleh hasil bahwa data terdistribusi normal. Kemudian dari uji heteroskedastisitas diperoleh hasil bahwa varian data masing-masing variabel penyebaran residualnya tidak teratur. Dari hasil uji tersebut memenuhi syarat untuk menggunakan analisis regresi berganda. Hasil analisis regresi berganda dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel Koefisien Regresi Std. Error t hitung Sig B Konstanta 2.448 3.074 .796 .428 Brand association .169 .121 1.395 .166 Perceived quality .631 .145 4.368 .000 Sumber: data Primer diolah 2013

Berdasarkan hasil analisis tersebut diketahui kedua variabel yaitu brand association (X1), perceived quality (X2) berpengaruh signifikan dengan signifikan <0,05 terhadap loyalitas pelanggan Biore body foam pada mahasiswi Universitas Negeri Padang.

(9)

9 PEMBAHASAN

1. Pengaruh Brand association terhadap loyalitas pelanggan Biore body foam pada mahasiswi Universitas Negeri Padang

Berdasarkan koefisien regresi, hipotesis ditolak karena t hit=1,395 < t tabel 1,984 dengan α=0,05 atau level signifikan 0,166 > 0,05. Berarti tidak terdapat pengaruh signifikan antara Brand association terhadap loyalitas pelanggan Biore body foam pada mahasiswi Universitas Negeri Padang.

Hasil penelitian ini dapat diketahui Brand Association berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap loyalitas pelanggan Biore body foam pada mahasiswi Universitas Negeri Padang. Nilai yang tidak signifikan ini menunjukkan bahwa peningkatan dan penurunan Brand association tidak mempengaruhi tingkat loyalitas pelanggan Biore body foam pada mahasiswi Universitas Negeri Padang.

Jadi, hipotesis pertama yang menyatakan brand association mempunyai pengaruh signifikan terhadap Biore body foam ditolak atau dengan kata lain Brand Assocition yang ditonjolkan oleh perusahaan tidak mempunyai pengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

Hal ini bertentangan dengan teori Durianto (2001:69) yang menyatakan bahwa bahwa pada umumnya Brand

Association menjadi pijakan konsumen dalam keputusan pembelian dan loyalitasnya pada suatu merek produk. Maksudnya bila perusahaan mampu menanamkan asosiasi-asosiasi yang kuat dan positif atas suatu merek produk dalam pikiran konsumennya, maka asosiasi-asosiasi yang kuat inilah yang nantinya akan membuat konsumen menjadi enggan untuk berpindah ke produk lain karena konsumen merasa telah mengenal produk tersebut secara baik. Berarti dalam hal ini hasil penelitian tidak relevan dengan teori, dimana Brand association tidak menjadi pertimbangan dan tidak mempengaruhi loyalitas pelanggan Biore body foam pada mahasiswi Universitas Negeri Padang.

Penelitian ini relevan dengan penelitian M. Novri Hendri Selian (2009) yang menyatakan bahwa Brand Association tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas konsumen Teh Botol Sosro pada mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.

2. Pengaruh Perceived quality terhadap loyalitas pelanggan Biore body foam pada mahasiswi Universitas Negeri Padang.

Berdasarkan koefisien regresi, hipotesis diterima karena t hit=4,368 > t tabel 1,984 dengan α=0,05 atau level signifikan 0,000 < 0,05. Berarti terdapat pengaruh signifikan antara Perceived

(10)

quality terhadap loyalitas pelanggan Biore body foam pada mahasiswi Universitas Negeri Padang.

Hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa Perceived quality mempunyai pengaruh yang signifikan dan positif terhadap loyalitas pelanggan Biore body foam. Hal ini mengidentifikasi bahwa Perceived quality menentukan tinggi atau rendahnya loyalitas pelanggan Biore body foam.

Apabila dikaji lebih lanjut hal ini sesuai dengan pendapat Durianto (2001:96) bahwa persepsi terhadap kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh secara langsung kepada loyalitasnya terhadap produk tersebut. Menurut Umar dalam Amri (2003) mutu produk menunjukkan kemampuan sebuah produk untuk menjalankan fungsinya, ciri produk merupakan sarana kompetitif untuk membedakan produk perusahaan dengan produk pesaing. Kualitas produk menunjukkan ukuran tahan lamanya produk itu, dapat dipercayai produk tersebut, ketepatan produk, mudah mengoperasikan dan memeliharanya serta atribut lain yang dinilai. Selain itu tujuan pokok dari kualitas produk adalah untuk meningkatkan nilai pelanggan. Jika nialai yang diterima oleh pelanggan besar atau tinggi maka halini akan sangat

menguntungkan bagi perusahaan karena mereka akan menjadi puas dan berpotensi untuk selalu melakukan pembelian terhadap produk perusahaan atau mereka akan menjadi loyal.

Jadi, dalam hal ini pihak Biore harus selalu berupaya bagaimana mempertahankan dan perceived quality Biore body foam agar tetap sesuai dengan apa yang diinginkan oleh konsumennya agar konsumen pada akhirnya tetap puas dengan kinerja yang diberikan oleh Biore body foam. Dengan adanya perceived quality yang kuat dan positif serta sejalan dengan keinginan konsumen, maka perusahaan dapat tetap mempertahankan loyalitas konsumennya agar tidak beralih pada produk sabun mandi lainnya.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, berikut ini dapat disimpulkan beberapa hal antara lain:

1. Brand association tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas pelanggan Biore body foam pada mahasiswi Universitas negeri Padang.

2. Perceived quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas pelanggan Biore body foam pada mahasiswi Universitas negeri Padang

(11)

11 Saran

Berdasarkan hasil penelitian kepada mahasiswi Universitas Negeri Padang terhadap loyalitas pelanggan, perusahaan hendaknya mampu meyakinkan dan memberikan kualitas produk sabun Biore body foam yang lebih baik kepada pelanggan seperti memberikan wangi yang tahan lama, mampu membersihkan kuman dan kotoran dan memberikan manfaat yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan. Apabila kenyataan sesuai dengan harapan konsumen maka akan mengakibatkan konsumen akan loyal terhadap Biore body foam dan tidak berpindah ke merek lain. DAFTAR KEPUSTAKAAN

Aaker, David, 1997, Manajemen Ekuitas Merek, Jakarta : Spektrum Mitra Utama

Amri, Ulil. 2007. Analisis Atas Kualitas Produk Kartu Prabayar Mentari Dan Pengaruhnya Terhadap Loyalitas Pelanggan Di Kota Padang. Skripsi. FE UNP : Tidak dipublikasikan.

Aulia Utari. 2010. Pengarubh Brand Awareness dan Brand Association Produk Shampo Pantene Pro-V Terhadap Minta Beli Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Padang. Skripsi FE UNP: Tidak dipublikasikan.

Durianto D. Sugiarto, Sitanjak. 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Equitas & Perilaku Merek. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Elvi Maria. 2010. Pengaruh Brand Awareness, Brand Association, dan Perceived Quality Terhadap Keputusan Pembelian Ulang Pada Ramayana Bukittinggi. Skripsi FEUNP: Tidak dipublikasikan. Fandy, Tjiptono. 2011. Manajemen dan

Strategi Merek. Yogyakarta :Andi Griffin, J. 2003. Customer Loyalty. Edisi

Revisi. Jakarta; Erlangga.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran. Jakarta : PT. Intan Sejati Klaten.

Kotler, Philip 2009. Manajemen

Pemasaran 2 Jakarta:

PT.Phrenhallindo.

Rangkuti, Freddy. 2004. The Power Of Brand : Teknik Mengelola Brand Equity Dan STrategi Pengembangan Merek. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama.

Simamora, Hendri, 2007. Manajemen Pemasaran Internasional. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Gambar

Tabel 2 Brand Value Sabun Cair Tahun 2009-2011
Tabel 3. Hasil Analisis Regresi Berganda Variabel KoefisienRegresi Std. Error t hitung Sig B Konstanta 2.448 3.074 .796 .428 Brand association .169 .121 1.395 .166 Perceived quality .631 .145 4.368 .000

Referensi

Dokumen terkait

Abstrak : Pencapaian perkembangan nilai-nilai agama dan moral pada anak usia dini hendaknya disertai dengan penerapan langkah-langkah perkembangan Nilai- nilai Agama

Syukur Alhamdulillah, segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kekuatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi berjudul “ Evaluasi Kelayakan

Konsep kurikulum yang ideal juga dapat mengarahkan peserta didik untuk mampu mencapai tujuan hidupnya yang utama dengan berbekal kemampuan mengelola daya yang ia

Hasil : Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah pada responden sebelum dan sesudah pemberian jus buah belimbing manis, dengan nilai p

Menurut Mohammad (2007) dalam Suwerda (2012:14), pengelolaan sampah dengan pembakaran sampah akan mengakibatkan pencemaran udara. 3) Menyebabkan pencemaran air,

Pembentukan himpunan Cantor dimulai dengan membagi interval menjadi tiga bagian yang sama panjang dan menghilangkan bagian tengah sub interval buka

ABSTRAK: Penelitian dengan tujuan untuk mengetahui: Tingkat validasi modul hasil pengembangan pada konsep sistem reproduksi manusia yang diintegerasikan nilai-nilai

6DODK VDWX IDNWRU SHQJKDPEDW SHPEHULDQ GLVSHQVDVL NDZLQ GL 3HQJDGLODQ $JDPD 3ROHZDOL \DLWX MLND NHGXD DQDN WHODK VDOLQJ PHQFLQWDL WHWDSL RUDQJ WXD VDODK VDWX SLKDN DWDX NHGXDQ\D