• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ekonomi-Politik Internasional dan Respons Masyarakat Sipil Indonesia. Oleh: Wahyu Susilo

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Ekonomi-Politik Internasional dan Respons Masyarakat Sipil Indonesia. Oleh: Wahyu Susilo"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

Oleh:

Wahyu Susilo

Pengaruh Ekonomi-Politik Internasional dan

Respons Masyarakat Sipil Indonesia

(2)

Pembuka

Walau umur Republik Indonesia lebih tua daripada usia DUHAM,

dan konstitusi RI (UUD’45) dianggap sebagai konstitusi yang

sudah dijiwai oleh semangat HAM, namun perbincangan

mengenai HAM acapkali berseberangan dengan kebijakan politik

negara

Jika dimasa Soekarno, HAM dianggap sebagai propaganda

nekolim, maka di masa Soeharto HAM dianggap sebagai isu “kiri

baru” berbarengan dengan isu lingkungan hidup

Pada akhir dekade 80-an hingga awal dekade 90-an, masalah

“HAM dan lingkungan hidup” dianggap isu subversif yang

menjadi bahan ceramah tentang kewaspadaan nasional bagi

para pengajar kewiraan, Purek III, Pudek III dan ormas

HAM dan lingkungan hidup dianggap sebagai ancaman

eksternal yang akan menganggu keutuhan NKRI

(3)

HAM sebagai “intervensi asing”

Paradoksnya: kalau isu HAM dan lingkungan hidup dianggap

sebagai intervensi asing, namun rejim Soeharto tetap saja

mendanai (dan mengkorupsi) kebijakan ekonominya dari duit

utang.

Pandangan ultra-nasionalist mengenai HAM sebagai intervensi

asing ini juga terus direproduksi oleh rejim-rejim pelanjut

Soeharto

Hukuman Mati: HAM vs Kedaulatan Negara

Ketergantungan pendanaan dari utang, baik dari donor bilateral

maupun donor multilateral tidak dianggap sebagai “intervensi

asing”.

Bahkan pola eksploitasi tersebut diinstitusionalisasi dalam

wadah IGGI

CGI

Menurut studi Human Rights Watch, hingga tahun 2005, CGI

adalah penentu kebijakan ekonomi-politik di Indonesia

(4)

Adopsi Setengah Hati

Isu HAM baru diadopsi dan diakui sebagai bagian dari

kebijakan pembangunan setelah Vienna Declaration

1993, dimana delegasi Pemerintah Indonesia ikut

serta

Pasca Vienna Declaration: @pendirian Komnas HAM

@@RAN HAM 1993-1998

Itu pun masih setengah hati….

Secara internasional, Vienna Declaration juga

mempengaruhi lembaga-lembaga multilateral lainnya

untuk mengadopsi HAM sebagai prinsip-prinsip dasar

(5)

Indonesia Dalam Rejim Ekonomi

Global dan Rejim HAM

Hingga saat ini Indonesia adalah negara yang terikat

dengan rejim global ekonomi, dimana utang luar

negeri, lapar investasi dan ketertundukan pada rezim

pasar bebas, dengan policy conditionalities menjadi

pengikatnya

Aktor-aktor utama rejim ekonomi global adalah: IMF,

World Bank, WTO, G8 -> G20, OECD, MNC

Hingga saat ini seluruh produk kebijakan

ekonomi-politik Indonesia sangat dipengaruhi oleh rejim global

ekonomi

(6)

Indonesia Dalam Rejim Ekonomi

Global dan Rejim HAM (lanjutan)

Jika sebelumnya lembaga-lembaga

multilateral tidak memasukkan HAM dalam

pertimbangan, maka perkembangan politik

global juga memaksa mereka memasukkan

HAM sebagai dasar pemberian pertimbangan.

Meskipun belum menjadi pertimbangan

mutlak

Pada masa Orde Baru, ini menjadi peluang

bagi organisasi HAM di Indonesia untuk

“mempersoalkan” pelanggaran HAM di

Indonesia dengan menggunakan tangan

lembaga multilateral tersebut

strategi

meminjam demokrasi

(7)

Indonesia Dalam Rejim Ekonomi

Global dan Rejim HAM (lanjutan)

Keterikatan Indonesia dalam rejim HAM

ditandai dengan institusionalisasi HAM

melalui Komnas HAM dan domestifikasi

instrumen HAM melalui ratifikasi

konvensi-konvensi HAM

menjadi alat tagih janji

Namun hingga saat ini tidak ada progres yang

signifikan ketika Indonesia mengikatkan diri

dalam rejim HAM, bahkan sekedar untuk

kosmetika demokrasi

Perikatan Indonesia dengan rejim HAM juga

makin memperluas cakupan advokasi HAM

lintas batas

(8)

Post Soeharto

Ada evaluasi mendalam dari pola advokasi berbasis

HAM post kejatuhan Soeharto

Disadari bahwa dominasi advokasi HAM lebih baca

fokus pada isu hak-hak sipil dan politik

harus juga

memberi perhatian pada isu hak-hak ekonomi, sosial

dan budaya

Krisis ekonomi

perangkap IMF

menyadarkan

bahwa sebenarnya lembaga keuangan multilateral

bukan merupakan human rights agency

bahkan

sebenarnya merupakan bagian dari human rights

violator

yang bertanggungjawab terhadap bencana

ekonomi Indonesia

(9)

Another world is possible

Menguatnya gerakan anti globalisasi juga

makin mempertajam kritik terhadap rejim

global ekonomi

Mempertanyakan legitimasi lembaga

keuangan internasional

mendorong

delegitimasi lembaga keuangan internasional

Menguatkan argumentasi bahwa lembaga

keuangan internasional adalah pelanggar

HAM

(10)

Reformasi UN

Penguatan peran UN dan demokratisasi

pengambilan keputusan

Transformasi Komisi HAM

Dewan HAM

Ruang yang lebih terbuka bagi partisipasi

kelompok marginal mengadvokasi hak-haknya

dalam mekanisme UN

(11)

CSO adalah non state actor dalam proses

diplomasi isu-isu pembangunan di Indonesia,

baik dalam for a bilateral, regional dan

multilateral

CSO Dalam Arena Diplomasi

Ekonomi Politik Internasional

(12)

CSO Dalam UN Mechanism

 Beberapa NGO level nasional, regional dan internasional yang berstatus sebagai NGO in Special Consultative Status with Economic and Social Council of the United Nations, memiliki akses untuk berpartisipasi dalam setiap evant yang diselenggarakan oleh UN, baik dalam GA, UN Treaty Body dan event-event UN yang lain

 Posisi ini tentu sangat strategis untuk mengartikulasikan aspirasi masyarakat sipil. Apalagi sekarang ini ada tuntutan masyarakat internasional untuk

penguatan peran UN (UN Reform)  era MDGs  era SDGs?

 Dalam posisi sebagai non state actor, didalam forum UN, peran yang dapat dimainkan oleh CSO Indonesia adalah:

1. Mengkritisi/mengapresiasi sikap politik Pemerintah Indonesia dalam berposisi terhadap masalah yang dibahas dalam UN

2. Memberikan informasi alternatif/pembanding pada setiap report yang

(13)

Aktivitas-aktivitas yang dilakukan CSO

dalam UN Event

 Submitted Written Statament pada setiap UN Human Rights Council

 Intervensi (mengirim delegasi) pada setiap UN Human Rights Council Session (melalui oral intervention), juga dengan penyelenggaraan side event (paralel event)

 Submitted respons atas report Special Prosedur UN tentang Indonesia atau thematic issue (misalnya Laporan Special rapporteur on Migrant Rights, Torture, Human Rights Defender)

 Submitted Shadow Report dan Alternative Report dari Initial Report yang dibuat oleh Pemerintah Indonesia sebagai negara pihak dalam International Convention atau International Commitment (ICCPR, ICESCR, CEDAW, CRC, CAT, CERD, MDGs)

 Partisipasi dalam Event-event UN lainnya, misalnya UNFCCC, CSW, UN DESA, Dll

 Terlibat dalam poses panjang pembahasan Post-2015 Development Agenda cum SDGs (yang belum selesai hingga saat ini)

(14)

Advokasi Lembaga Keuangan

Internasional

 Sejatinya lembaga keuangan multilateral (IMF dan World Bank) adalah bagian dari UN, lembaga ini dibentuk untuk merekonstruksi kehancuran dunia akibat Perang Dunia II

 Dalam perkembangannya, lembaga ini melepaskan diri dari mekanisme UN (dimana voting powernya adalah one vote one nation), dan mengembangkan kelembagaan dan proses pengambilan keputusan seperti model bank (yaitu berdasar kepemilikan saham)

 Dari sinilah kekuasaan lembaga keuangan internasional dibajak oleh kekuatan barat neo liberal (yang menganggap dirinya pemenang dari PD II dan perang dingin), dan makin

lengkap dengan adanya WTO

 Lembaga keuangan internasional menjadi instrumen eksploitasi ekonomi politik global

 Dalam situasi seperti ini, muncul desakan dari berbagai CSO dan gerakan sosial adanya perubahan mendasar dalam tata kelola lembaga keuangan internasional dan

mengembalikannya melalui mekanisme UN

(15)

Advokasi Regional

Regionalisme adalah jawaban atas kegagalan mekanisme mondial

(UN system), bisa juga merupakan jawaban atas ekspansi

globalism. Penguatan regional akan memperkuat kawasan tersebut

dalam berhadapan dengan mekanisme-mekanisme baru globalisasi

(kesepakatan traktat dagang WTO)

Regionalisme Dalam Geo-politik Indonesia adalah: ASEAN, APEC,

ADB

Bi-Regionalisme: ASEM, A-A-A

Regionalisme yang sekarang ini menguat adalah ASEAN

ASEAN

Economic Community 2015

ADB juga harus mendapat perhatian karena merupakan lembaga

keuangan regional, tetapi didominasi oleh Jepang, USA dan

(16)

Advokasi Bilateral dan

Intergovernmental

Dulu, INFID dibentuk sebagai respons atas mekanisme

pendanaan untuk Indonesia (utang luar negeri) melalui IGGI

CGI

Setelah Dibubarkan tahun 2007, maka advokasi untuk monitoring

utang luar negeri dilakukan melalui advokasi bilateral (misalnya

advokasi ODA Jepang, advokasi penghapusan utang kapal

perang Jerman)

Mengembangkan model-model advokasi utang:

1. Odious debt (utang najis) 2. Illegitimate debt

3. Debt cancellation for MDGs achievement

4. Debt swap

Referensi

Dokumen terkait

Abdülhak Molla, kardeşi Hekimbaşı Mustafa Behçet Efendinin tavsiyesi üzerine 14 Mart 1827 de Tulumbacı konağında açılan ilk Tıbbiye, Tıbhane-i Âmire’nin

Prima Damai Permai dan status lahan tanah tersebut ialah tanah negara atau masyarakat Desa Kedamean menyebutnya tanah GG.5 Secara historis, tanah di Indonesia era penjajahan

Sasaran promosi kesehatan pada tingkat pelayanan promotif adalah kelompok orang sehat merupakan upaya kesehatan dari.. Masyarakat sosial ekonomi lemah , rentan dan berisiko terhadap

“Hubungan antara Persepsi Pasien Terhadap Dimensi Mutu Pelayanan Keperawatan dengan Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum PKU Muhammadiyah Temanggung”.. Available

Maka fungsi fukushi mada pada data 7 ini adalah kata – kata yang dikatakan oleh Kobayashi yang menjawab keluhan ogata pada saat itu, kalimat tersebut yaitu

WDM adalah salah satu teknologi multipleksing dalam komunikasi serat optik yang bekerja dengan membawa sinyal informasi yang berbeda pada satu serat optik dengan

Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk

Jadi keputusan hipotesis pertama yaitu Hᴏ diterima dan Hi ditola k karena t idak terdapat hubungan yang signifikan antara pelibatan orang tua dengan perencanaan