• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIPARA TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PKD AMANDA DESA BANYURIP KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIPARA TENTANG TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR DI PKD AMANDA DESA BANYURIP KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Teknik Menyusui Yang Benar

(Treistiana Prahesti) 15 TINGKAT PENGETAHUAN IBU PRIMIPARA TENTANG TEKNIK

MENYUSUI YANG BENAR DI PKD AMANDA DESA BANYURIP KECAMATAN JENAR KABUPATEN SRAGEN

Treistiana Prahesti

Akademi Kebidanan YAPPI Sragen

akbidyappi@yahoo.com ABSTRAK

Treistiana Prahesti. Menyusui merupakan pengalaman baru bagi ibu

primipara sehingga dapat menjadi tekanan yang akhirnya menimbulkan krisis.

Keunggulan ASI perlu ditunjang oleh cara pemberian yang benar, misalnya pemberian segera setelah lahir. Seorang ibu dengan bayi pertamanya akan mengalami masalah, hanya tidak tahu cara-cara menyusui yang sebenarnya sangat sederhana. Pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang benar dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain adat atau kepercayaan, pengalaman menyusui sebelumnya atau pengalaman menyusui dalam keluarga atau kerabat.

Tujuan penelitian untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan ibu

primipara tentang teknik menyusui yang benar di PKD Amanda Desa Banyurip

Kecamatan Jenar.

Jenis penelitian ini deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan teknik pengambilan sampel nonprobability sampling berupa purposive sampling. Penelitian melibatkan 45 responden ibu primipara yang menyusui bayi usia 0-6 bulan di PKD Amanda Desa Banyurip Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen pada bulan Mei – Juni 2010.

Tingkat pengetahuan ibu primipara tentang teknik menyusui yang benar di PKD AMANDA Desa Banyurip Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen adalah baik 17 responden (37,77%), cukup 21 responden (46,67%) dan kurang 7 responden (15,56%).

Berdasarkan hasil penelitian, disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan ibu

primipara tentang teknik menyusui yang benar di PKD Amanda Desa Banyurip

Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen adalah cukup yaitu sebanyak 21 responden (46,67%).

(2)

Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Teknik Menyusui Yang Benar

(Treistiana Prahesti) 16 PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Ibu mempunyai peran dan tanggung jawab untuk melahirkan generasi yang cerdas dan taqwa sehingga mampu memberi warna bagi negeri tercinta dan mampu memimpin menjadikan tunas-tunas bangsa yang siap dan mampu memimpin bangsa8. Saat persalinan tiba, ibu sudah harus memahami apa yang terjadi dan kemungkinan yang membahayakan. Saat persalinan merupakan waktu penentu bagi bayi untuk mendapatkan Air Susu Ibu (ASI) yang optimal sebagai nutrisi yang mampu memenuhi seluruh unsure gizi untuk perkembangan bayi menjadi anak sehat dan cerdas8 .

Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi di Indonesian berlandaskan pada Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 450/Men.Kes/SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 yang juga mengacu kepada

Resolusi World Health Assembly (WHA, 2001), di situ dikatakan, bahwa

untuk mencapai pertumbuhan perkembangan dan kesehatan optimal, bayi harus diberi ASI eksklusif selama 6 bulan pertama, selanjutnya untuk kecukupan nutrisi bayi, harus mulai diberi makanan pendamping ASI cukup dan aman dengan pemberian ASI dilanjutkan sampai usia 2 tahun atau lebih1

Berdasarkan data yang diperoleh dari profil kesehatan Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah tahun 2008 menunjukkan cakupan pemberian ASI eksklusif hanya sekitar 28,96%, terjadi sedikit peningkatan bila dibandingkan dengan tahun 2007 yang mencapai 27,35%. Angka ini dirasakan masih sangat rendah bila dibandingkan dengan target pencapaian ASI eksklusif tahun 2010 sebesar 80%3. Sementara cakupan ASI eksklusif Kabupaten Sragen mencapai 45,6% atau 7.423 balita usia 0-6 bulan4.

Keunggulan ASI perlu ditunjang oleh cara pemberian yang benar, misalnya pemberian segera setelah lahir (30 menit pertama bayi harus sudah disusukan). Persiapan psikologis ibu untuk menyusui sangat berarti, karena keputusan atau sikap ibu yang positif harus sudah ada pada saat kehamilan atau bahkan jauh sebelumnya. Sikap ibu dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain adat atau kepercayaan, pengalaman menyusui sebelumnya atau pengalaman menyusui dalam keluarga atau kerabat, pengetahuan tentang manfaat ASI, kehamilan diinginkan atau tidak. Dukungan petugas, teman atau kerabat dekat sangat dibutuhkan terutama pada ibu yang baru pertama kali melahirkan10.

Menyusui merupakan pengalaman baru bagi ibu primipara sehingga dapat menjadi tekanan yang akhirnya menimbulkan krisis. Seorang ibu dengan bayi pertamanya mungkin akan mengalami masalah, hanya karena tidak mengetahui cara–cara yang sebenarnya sangat sederhana10.

Berdasarkan penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di PKD Amanda sampai awal bulan April tahun 2010 terdapat 22 ibu primipara yang melahirkan dari 35 persalinan yang ada. Sebagian besar ibu yang menyusui tidak menggunakan teknik menyusui yang benar. Salah satu contohnya adalah menyusui tanpa mencuci tangan terlebih dahulu ataupun membersihkan daerah areolanya sebelum menyusui.

(3)

Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Teknik Menyusui Yang Benar

(Treistiana Prahesti) 17

Melihat fenomena diatas untuk mengantisipasi terjadinya masalah menyusui, pemberian tambahan pengetahuan sangat penting terutama tentang bagaimana cara atau teknik menyusui yang benar. Berdasarkan permasalahan diatas, maka penulis tertarik mengadakan penelitian dengan judul ”Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Teknik Menyusui Yang Benar di Poliklinik kesehatan Desa (PKD) AMANDA Desa Banyurip Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen”.

2. Tujuan

a. Tujuan Umum:

Untuk mengetahui bagaimana tingkat pengetahuan ibu primipara tentang teknik menyusui yang benar di PKD AMANDA Desa Banyurip Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen.

b. Tujuan Khusus

1) Untuk mengetahui karakteristik ibu primipara tentang teknik menyusui yang benar di PKD AMANDA Desa Banyurip Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen berdasarkan umur, pendidikan dan pekerjaan

2) Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu primipara tentang teknik menyusui di PKD AMANDA Desa Banyurip Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen meliputi cara menyusui, waktu menyusui, posisi menyusui, teknik menyusui dan langkah-langkah menyusui yang benar.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif, Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan rancangan cross sectional. Penelitian ini telah dilaksanakan di PKD AMANDA Desa Banyurip Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen pada bulan Mei – Juni 2010. Populasi dalam penelitian ini adalah ibu primipara yang menyusui bayi usia 0-6 bulan di PKD AMANDA Desa Banyurip Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen sebanyak 69. Sampel dalam penelitian ini diambil dengan metode nonprobability samples berupa aksidental, sampel dalam penelitian ini adalah 45 responden. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes. Penelitian menggunakan tes pilihan ganda untuk mengetahuan tingkat pengetahuan ibu primipara tetang teknik menyusui yang benar, yang sebelumnya telah di uji validitas dan reliabilitas. Data yang diperoleh dari hasil penelitian dianalisa dengan menggunakan rumus :

% 100 x N F  

HASIL DAN PEMBAHASAN

Diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden sebagian besar adalah baik yaitu sebanyak 21 responden (46,67%). Mayoritas tingkat pengetahuan ibu tentang cara menyusui adalah cukup yaitu sebanyak 34 responden (75,56%).

(4)

Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Teknik Menyusui Yang Benar

(Treistiana Prahesti) 18

Sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang waktu menyusui adalah cukup yaitu sebanyak 28 responden (62,22%). Sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang posisi menyusui adalah kurang yaitu sebanyak 20 responden (44,44%). Sebagian besar tingkat pengetahuan ibu tentang teknik dan langkah-langkah menyusui yang benar adalah cukup yaitu sebanyak 28 responden (62,22%). Gambaran tingkat pengetahuan ibu primipara tentang teknik menyusui yang benar berdasarkan umur adalah kreteria umur ≤ 20 sebagian besar berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 10 responden (22,22%). Gambaran tingkat pengetahuan ibu primipara tentang teknik menyusui yang benar berdasarkan pendidikan adalah pengetahuan cukup dengan kriteria pendidikan SD sebanyak 10 responden (22,22%). Gambaran tingkat pengetahuan ibu primipara tentang teknik menyusui yang benar berdasarkan pekerjaan adalah kriteria pekerjaan sebagai IRT sebanyak 8 responden (17,77%).

Berdasarkan karakteristik responden di PKD AMANDA Desa Banyurip Jenar Sragen menunjukkan bahwa sebagian besar responden berumur 21-25 tahun yaitu sebanyak 24 responden (53,33%). Dimana pada usia 21-25 tahun adalah dimana daya ingat dan daya tangkap lebih mudah atau lebih cepat ditangkap dari pada orang dewasa5.

Responden sebagian besar berpendidikan SD yaitu sebanyak 24 responden (53,33%). Menurut Wied Hary A.(1996), menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin baik pula pengetahuannya5.

responden sebagian besar bekerja sebagai tani yaitu sebanyak 16 responden (35,55%). Pekerjaan mempengaruhi seseorang untuk mempunyai tingkat pengetahuan yang lebih baik. Seseorang memperoleh suatu kebudayaan dalam hubungannya dengan orang lain, karena hubungan ini seseorang mengalami suatu proses belajar dan memperoleh suatu pengetahuan5.

Berdasarkan jawaban dari responden untuk setiap item pertanyaan tentang cara menyusui, diketahui bahwa sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup yaitu sebanyak 34 responden (75,56%). Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu, indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga7.

Berdasarkan jawaban dari responden untuk pertanyaan tentang waktu menyusui, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 30 responden (66,67%). Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya, yang berbeda sekali dengan kepercayaan (beliefs), takhayul (superstitions), dan penerangan-penerangan yang keliru (misinformations)9.

Berdasarkan jawaban dari responden untuk pertanyaan tentang posisi menyusui, diketahui bahwa sebagian besar responden berpengetahuan kurang sebanyak 16 responden (35,56%). Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk bependidikan SD, sehingga pengetahuan mereka kurang.

(5)

Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Teknik Menyusui Yang Benar

(Treistiana Prahesti) 19

Berdasarkan jawaban dari responden untuk pertanyaan tentang teknik dan langkah-langkah menyusui yang benar, dapat diketahui bahwa sebagian besar responden berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 28 responden (62,22%).

Dari penelitian yang dilakukan pada 45 responden di PKD AMANDA Desa Banyurip Jenar Sragen, diperoleh bahwa sebagian besar responden berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 21 responden (46,67%). Menurut Notoatmodjo7, pengetahuan yang di cakup dalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu tahu, memahami, aplikasi, analisis, sintesa, dan evaluasi. Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu, indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga7. Dalam penelitian ini dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk bependidikan SD, sehingga pengetahuan mereka kurang.

SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat pengetahuan ibu primipara tentang teknik menyusui yang benar di PKD AMANDA Desa Banyurip Kecamatan Jenar Kabupaten Sragen dapat disimpulkan bahwa :

1. Tingkat pengetahuan ibu primipara tentang teknik menyusui yang benar di PKD AMANDA Desa Banyurip Jenar Sragen sebagian besar mempunyai pengetahuan kurang yaitu sebanyak 21 responden (46,67%).

2. Karakteristik responden berdasarkan umur, sebagian besar berumur 21-25 tahun sebanyak 24 responden (53,33%).

3. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan, sebagian besar berpendidikan SD yaitu sebanyak 24 responden (53,33%).

4. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, sebagian besar bekerja sebagai petani yaitu sebanyak 16 responden (35,55%).

5. Tingkat pengetahuan ibu primipara tentang cara menyusui sebagian besar memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu sebanyak 34 responden (75,56%)

6. Tingkat pengetahuan ibu primipata tentang waktu menyusui sebagian besar memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 30 responden (66,67%)

7. Tingkat pengetahuan ibu primipara tentang posisi menyusui sebagian besar kurang yaitu sebanyak 16 responden (35,56%)

8. Tingkat pengetahuan ibu primipara tentang teknik menyusui dan langkah-langkah menyusui yang benar sebagian besar memiliki pengetahuan cukup yaitu sebanyak 28 responden (62,22%).

(6)

Tingkat Pengetahuan Ibu Primipara Tentang Teknik Menyusui Yang Benar

(Treistiana Prahesti) 20 B. Saran

1. Bagi Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan diharapkan dapat memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu menyusui tentang teknik menyusui yang benar, sebagai salah satu upaya dalam meningkatkan cakupan asi eksklusif

2. Bagi Ibu menyusui

Ibu menyusui diharapkan untuk mencari informasi tentang teknik menyusui yang benar baik dari tenaga kesehatan, media cetak maupun media informasi lainnya untuk meningkatkan pengetahuan ibu tentang teknik menyusui yang benar, sehingga ibu dapat memberikan asi eksklusif kepada bayinya

DAFTAR PUSTAKA

1. Baskoro, Anton. 2008. ASI Panduan Praktis Ibu Menyusui.. Banyu Media: Yogyakarta

2. Dachlan, M yustina. 2001. Kamus Istilah Medis. Arloka: Surabaya

3. Dinas Kesehatan Jawa Tengah. Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun 2008. Available online : http://www.dinkesjateng.org. diperoleh 2 April 2010 4. Dinas Kesehatan Kota Sragen. 2009. Laporan ASI Ekslusif Kabupaten

Sragen 2009. DKK Sragen: Sragen

5. Hendra, 2008. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Tingkat Pengetahuan. Available online : http://ajangberkarya.wordpress.com/2008. diperoleh tangal 8 April 2010

6. Kristiyansari, Weni. 2009. ASI Menyusui dan Sadari. Nuha Medika: Yogyakarta

7. Notoatmodjo, S. 2007. Kesehatan Masyarakat : ilmu dan Seni. Rineka Cipta: Jakarta

8. Purwanti, Hubertin. 2004. Konsep Penerapan ASI Ekslusif. ECG: Jakarta 9. Soekanto. 2005. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada:

Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Standar perpustakaan sekolah menengah atas/madrasah aliyah ini meliputi standar koleksi, sarana prasarana, layanan, tenaga, penyelenggaraan, pengelolaan, pengorganisasian

suatu keadaan dimana dari sistem sosial bekerja sama postulat ini berpendirian bahwa “semua keyakinan dan praktek kultural dan sosial yang sudah baku adalah fungsional

Nyoman Kutha Ratna, Postkolonialisme Indonesia: Relevansi Sastra , Jogjakarta: Pustaka Pelajar, 2008, hlm.. merupakan suatu pemandangan yang berulang dan tersebar luas dalam

Dibandingkan dengan faktor lain, kondisi lingkungan (tanah dan iklim) merupakan faktor alam yang sulit untuk dimodifikasi dalam skala luas sehingga untuk menghindari risiko

Contoh diambil dari setiap kemasan. a) Ambil contoh dari setiap kemasan dengan suatu alat pipa logam tahan karat atau pipa gelas yang mempunyai panjang 125 cm dan diameter 2 cm.

(6) Penyusunan pola hubungan komunikasi sandi antar Perangkat Daerah di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan JKS

Industri bisnis kreatif yang bertujuan untuk mendukung gerakan bisnis hijau atau green business serta mampu menghasilkan produk atau benda tak berwujud yang dapat

Pasal 245: Barang siapa dengan sengaja mengedarkan mata uang atau uang kertas yang dikeluarkan oleh Negara atau Bank sebagai mata uang atau uang kertas asli dan