• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2015

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROFIL KESEHATAN KABUPATEN SIAK TAHUN 2015"

Copied!
172
0
0

Teks penuh

(1)

PROFIL KESEHATAN

KABUPATEN SIAK

(2)

Profil Kesehatan Kab. Siak 2015

1

B

B

A

A

B

B

I

I

P

P

E

E

N

N

D

D

A

A

H

H

U

U

L

L

U

U

A

A

N

N

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang

Kesehatan, mengamanatkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan informasi

dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab. Disamping

itu, dukungan data dan informasi kesehatan yang akurat, tepat, dan cepat sangat

menentukan dalam pengambilan keputusan, dalam menetapkan arah kebijakan

dan strategi pembangunan kesehatan yang tepat.

Profil Kesehatan Kabupaten Siak ini merupakan salah satu media publikasi

data dan informasi yang berisi situasi dan kondisi kesehatan yang cukup

komprehensif. Profil Kesehatan ini disusun berdasarkan ketersediaan data,

informasi, dan indikator kesehatan yang bersumber dari UPTD Puskesmas, RSUD

Siak, Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Riau, BPS Kabupaten Siak dan Dinas

Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Siak.

Profil Kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2015 terdiri dari 6 (enam) bab

yaitu :

B

B

A

A

B

B

-

-

1

1

:

:

P

P

E

E

N

N

D

D

A

A

H

H

U

U

L

L

U

U

A

A

N

N

Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan Kabupaten

Siak Tahun 2015 dan sistematika penyajiannya.

B

B

A

A

B

B

-

-

2

2

:

:

G

G

A

A

M

M

B

B

A

A

R

R

A

A

N

N

U

U

M

M

U

U

M

M

Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Siak. Selain uraian

tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga

mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor

lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.

B

B

A

A

B

B

-

-

3

3

:

:

S

S

I

I

T

T

U

U

A

A

S

S

I

I

D

D

E

E

R

R

A

A

J

J

A

A

T

T

K

K

E

E

S

S

E

E

H

H

A

A

T

T

A

A

N

N

Bab ini berisi uraian tentang indikator angka kematian, umur harapan hidup,

angka kesakitan dan status gizi masyarakat.

(3)

Profil Kesehatan Kab. Siak 2015

2

B

B

A

A

B

B

-

-

4

4

:

:

S

S

I

I

T

T

U

U

A

A

S

S

I

I

U

U

P

P

A

A

Y

Y

A

A

K

K

E

E

S

S

E

E

H

H

A

A

T

T

A

A

N

N

Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan

rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan

lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, dan upaya kesehatan

lainnya yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Siak. Upaya

kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja

Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan.

B

B

A

A

B

B

-

-

5

5

:

:

S

S

I

I

T

T

U

U

A

A

S

S

I

I

S

S

U

U

M

M

B

B

E

E

R

R

D

D

A

A

Y

Y

A

A

K

K

E

E

S

S

E

E

H

H

A

A

T

T

A

A

N

N

Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan

kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.

B

B

A

A

B

B

-

-

6

6

:

:

K

K

E

E

S

S

I

I

M

M

P

P

U

U

L

L

A

A

N

N

Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan

ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan Kabupaten Siak tahun 2015. Selain

keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal

yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan

kesehatan.

(4)

Profil Kesehatan Kab. Siak 2015

3

B

B

A

A

B

B

I

I

I

I

G

G

A

A

M

M

B

B

A

A

R

R

A

A

N

N

U

U

M

M

U

U

M

M

Kabupaten Siak merupakan salah satu Kabupaten pemekaran dari

Kabupaten Bengkalis yang berdiri pada tahun 1999 berdasarkan Undang-Undang

Nomor 53 Tahun 1999, tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten

Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Natuna,

Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam. Luas wilayah Kabupaten Siak ±

8.556,09 km

2

. Kabupaten Siak terletak pada posisi 1

0

16’30” Lintang Utara sampai

dengan 0

0

20’49” Lintang Utara dan 100

0

54’21”

Bujur Timur

sampai dengan 102

0

10’59” Bujur Timur dengan ketinggian wilayah antara 2 – 8,4 dari permukaan

laut.

Secara

umum

Kabupaten

Siak

beriklim

tropis

dengan

suhu

udara/temperatur antara 25 – 32 derajat celcius dengan kelembaban dan curah

hujan yang cukup tinggi yang mencapai 1.965 mm/tahun. Permukaan tanah terdiri

atas dataran rendah di bagian timur dan sebagian dataran tinggi di bagian barat

dan selatan. Struktur tanah terdiri dari podsolik merah dan kuning dan alluvial

serta tanah argonosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa. Wilayah

Kabupaten Siak dibelah oleh Sungai Siak yang merupakan salah satu jalur

internasional yang terkenal dengan kedalamannya. Di samping itu juga banyak

terdapat tasik/danau yang tersebar disemua wilayah Kabupaten Siak yang

merupakan daya tarik tersendiri untuk objek wisata masa depan.

Batas wilayah Kabupaten Siak terdiri dari :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis.

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar, Kabupaten Pelalawan

dan Kota Pekanbaru.

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten

Pelalawan.

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan

Hulu, Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru.

(5)

Profil Kesehatan Kab. Siak 2015

4

Jarak Ibu Kota Siak Sri Indrapura dari Ibu Kota Propinsi Riau di

Pekanbaru ± 120 km, dapat ditempuh melalui jalur sungai dan jalur darat dengan

waktu tempuh ± 2 jam.

Administrasi Pemerintahan Kabupaten Siak terdiri dari 14 Kecamatan

yaitu: Kecamatan Siak, Kecamatan Sungai Apit, Kecamatan Minas, Kecamatan

Tualang, Kecamatan Kandis, Kecamatan Kerinci Kanan, Kecamatan Sungai

Mandau, Kecamatan Dayun, Kecamatan Bunga Raya, Kecamatan Koto Gasib,

Kecamatan Lubuk Dalam, Kecamatan Sabak Auh, Kecamatan Mempura dan

Kecamatan Pusako.

Bupati dan Wakil Bupati yang saat ini menjabat periode tahun 2011 –

2016 yaitu Drs. H. Syamsuar, M.Si dan Drs. H. Alfedri, M.Si.

A

A

.

.

K

K

E

E

A

A

D

D

A

A

A

A

N

N

P

P

E

E

N

N

D

D

U

U

D

D

U

U

K

K

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Siak, jumlah penduduk

Kabupaten Siak pada akhir Bulan Desember 2014 sebanyak 471.330 orang, yang

terdiri dari 245.429 laki-laki dan 225.901 perempuan. Data ini dipakai sebagai

acauan jumlah penduduk tahun 2015. Tren jumlah penduduk Kabupaten Siak

setiap tahunnya terus meningkat. Gambaran jumlah penduduk Kabupaten Siak

Tahun 2000-2015 selengkapnya disajikan pada Gambar 2.1 di bawah ini.

G

G

a

a

m

m

b

b

a

a

r

r

2

2

.

.

1

1

J

J

u

u

m

m

l

l

a

a

h

h

P

P

e

e

n

n

d

d

u

u

d

d

u

u

k

k

K

K

a

a

b

b

u

u

p

p

a

a

t

t

e

e

n

n

S

S

i

i

a

a

k

k

T

T

a

a

h

h

u

u

n

n

2

2

0

0

0

0

0

0

-

-

2

2

0

0

1

1

5

5

(

(

d

d

a

a

l

l

a

a

m

m

r

r

i

i

b

b

u

u

a

a

n

n

j

j

i

i

w

w

a

a

)

)

-50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 Jml Penddk 238,7 256 270 281,9 296,2 302,6 312,5 318,5 315,6 356,7 328,6 388,5 427,8 472 491 471 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015

(6)

Profil Kesehatan Kab. Siak 2015

5

Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Siak tahun 2015 sebesar 109

yang artinya jumlah penduduk laki-laki 1 persen lebih banyak dibandingkan

jumlah penduduk perempuan, atau setiap 100 perempuan terdapat 109 laki-laki.

Berdasarkan distribusi penduduk menurut kelompok umur, dapat diperoleh

gambaran komposisi penduduk Kabupaten Siak Tahun 2015 sebagaimana

disajikan pada Gambar 2.2 berikut ini.

G

G

a

a

m

m

b

b

a

a

r

r

2

2

.

.

2

2

P

P

e

e

r

r

s

s

e

e

n

n

t

t

a

a

s

s

e

e

P

P

e

e

n

n

d

d

u

u

d

d

u

u

k

k

m

m

e

e

n

n

u

u

r

r

u

u

t

t

G

G

o

o

l

l

o

o

n

n

g

g

a

a

n

n

U

U

m

m

u

u

r

r

d

d

i

i

K

K

a

a

b

b

u

u

p

p

a

a

t

t

e

e

n

n

S

S

i

i

a

a

k

k

T

T

a

a

h

h

u

u

n

n

2

2

0

0

1

1

5

5

Berdasarkan Gambar 2.2 di atas dapat dilihat bahwa penduduk yang

berusia muda (0-14 tahun) sebesar 29,95%, yang berusia produktif (15-64 tahun)

sebesar 67,93% dan yang berusia tua (≥ 65 tahun) sebesar 2,12%. Dengan

demikian maka angka beban tanggungan (Dependency Ratio) penduduk

Kabupaten Siak pada tahun 2015 sebesar 47,22%.

Berdasarkan luas wilayah, maka dapat diketahui tingkat kepadatan

penduduk Kabupaten Siak tahun 2015 yaitu sebesar 55,09 jiwa per km

2

. Tingkat

kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Tualang yakni 367,99 jiwa per

km

2

dan terendah di Kecamatan Sungai Mandau yakni 4,37 jiwa per km

2

. Pola

penyebaran penduduk di Kabupaten Siak sangat tidak merata. Kecamatan Tualang

dengan luas wilayah 343,6 km

2

jumlah penduduknya pada tahun 2015 sebanyak

126.442 jiwa sementara Kecamatan Sungai Mandau dengan luas wilayah 1.705

km

2

jumlah penduduknya hanya 7.445 jiwa.

(7)

Profil Kesehatan Kab. Siak 2015

6

G

G

a

a

m

m

b

b

a

a

r

r

2

2

.

.

3

3

P

P

e

e

r

r

s

s

e

e

n

n

t

t

a

a

s

s

e

e

D

D

i

i

s

s

t

t

r

r

i

i

b

b

u

u

s

s

i

i

P

P

e

e

n

n

d

d

u

u

d

d

u

u

k

k

m

m

e

e

n

n

u

u

r

r

u

u

t

t

K

K

e

e

c

c

a

a

m

m

a

a

t

t

a

a

n

n

d

d

i

i

K

K

a

a

b

b

u

u

p

p

a

a

t

t

e

e

n

n

S

S

i

i

a

a

k

k

T

T

a

a

h

h

u

u

n

n

2

2

0

0

1

1

5

5

Berdasarkan Gambar 2.3 di atas terlihat adanya ketimpangan penyebaran

penduduk di Kabupaten Siak. Sebanyak 26,83% penduduk Kabupaten Siak

bermukim di Kecamatan Tualang dan 17,66% bermukim di Kecamatan Kandis,

sedangkan di Kecamatan Sungai Mandau hanya 1,58% dan Kecamatan Pusako

hanya 1,41%.

B

B

.

.

K

K

E

E

A

A

D

D

A

A

A

A

N

N

E

E

K

K

O

O

N

N

O

O

M

M

I

I

Menurut Badan Statistik Kabupaten Siak, pertumbuhan ekonomi

Kabupaten Siak tahun 2013 mencapai 6,72%, menurun diabanding tahun 2012

yang mencapai angka 7,54%. Dibanding pertumbuhan ekonomi secara Nasional

yang hanya 5,78% dan Propinsi Riau 6,13% pada tahun 2013, maka pertumbuhan

ekonomi Kabupaten Siak masih lebih tinggi. Sementara Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) per kapita tahun 2013 sebesar 83,60 juta rupiah

meningkat dibanding PDRB tahun 2012 sebesar 74,60 juta rupiah. Secara riil

(dengan menghilangkan pengaruh inflasi) dalam periode yang sama PDRB per

kapita Kabupaten Siak naik 1,03 kali dibanding tahun sebelumnnya.

Selain itu, angka kemiskinan makro Kabupaten Siak pada tahun 2013

sebesar 5,54%. Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengalami

peningkatan dari 69,78 tahun 2010 menjadi 72,17 tahun 2015.

(8)

Profil Kesehatan Kab. Siak 2015

7

C

C

.

.

K

K

E

E

A

A

D

D

A

A

A

A

N

N

L

L

I

I

N

N

G

G

K

K

U

U

N

N

G

G

A

A

N

N

Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian

khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor

perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya

status derajat kesehatan masyarakat.

Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan

indikator-indikator kesehatan lingkungan seperti; rumah sehat, akses terhadap sumber air

minum layak, akses terhadap sanitasi layak, tempat-tempat umum memenuhi

syarat kesehatan.

T

T

a

a

b

b

e

e

l

l

2

2

.

.

1

1

C

C

a

a

k

k

u

u

p

p

a

a

n

n

I

I

n

n

d

d

i

i

k

k

a

a

t

t

o

o

r

r

K

K

e

e

s

s

e

e

h

h

a

a

t

t

a

a

n

n

L

L

i

i

n

n

g

g

k

k

u

u

n

n

g

g

a

a

n

n

d

d

i

i

K

K

a

a

b

b

u

u

p

p

a

a

t

t

e

e

n

n

S

S

i

i

a

a

k

k

T

T

a

a

h

h

u

u

n

n

2

2

0

0

1

1

5

5

No

Indikator

Capaian

1.

Persentase Rumah Sehat

47,44%

2.

Penduduk yang memiliki akses air minum layak

60,44%

3.

Penduduk yang memiliki akses sanitasi layak

59,07%

4.

Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan

35,15%

Sumber: Bidang P3PL, 2016

Dari Tabel 2.1 terlihat masih rendahnya persentase penduduk yang

memiliki akses air minum layak dan penduduk yang memiliki akses terhadap

sanitasi dasar layak. Target MDGs tahun 2015 sebesar 68,87% untuk penduduk

yang memiliki akses terhadap air minum layak, dan 62,41% untuk penduduk yang

memiliki akses terhadap sanitasi layak belum tercapai.

Pemenuhan pencapaian target MDGs tersebut terkait erat dengan peran

lintas sektor seperti SKPD Tata Ruang dan Cipta Karya yang bertanggungjawab

dalam penyediaan sarana air bersih. Dinas Kesehatan dalam hal ini terus berupaya

untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya air minum dan

sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan. Hal tersebut sudah dilakukan melalui

penyuluhan dan kegiatan pemicuan STBM. Tahun 2015 ini sudah dilaksanakan

kegiatan pemicuan STBM di 60 desa/kelurahan.

(9)

Profil Kesehatan Kab. Siak 2015

8

D

D

.

.

K

K

E

E

A

A

D

D

A

A

A

A

N

N

P

P

E

E

R

R

I

I

L

L

A

A

K

K

U

U

M

M

A

A

S

S

Y

Y

A

A

R

R

A

A

K

K

A

A

T

T

Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh

terhadap kesehatan, dalam profil ini akan disajikan 1 (satu) indikator yaitu

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

1

1

.

.

P

P

e

e

r

r

i

i

l

l

a

a

k

k

u

u

H

H

i

i

d

d

u

u

p

p

B

B

e

e

r

r

s

s

i

i

h

h

d

d

a

a

n

n

S

S

e

e

h

h

a

a

t

t

(

(

P

P

H

H

B

B

S

S

)

)

Rumah tangga ber PHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya

berperilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi 10 indikator, yaitu pertolongan

persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI Ekslusif, Balita ditimbang

setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan

sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali

seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, dan tidak merokok dalam rumah.

Berdasarkan hasil pemantauan oleh petugas Puskesmas terhadap rumah

tangga yang ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kabupaten Siak

tahun 2015 diketahui bahwa sebanyak 11.283 rumah tangga atau 55,33% dari

20.392 rumah tangga yang dipantau sudah ber PHBS. Persentase rumah tangga

ber PHBS dari tahun 2008 - 2015 dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini.

G

G

a

a

m

m

b

b

a

a

r

r

2

2

.

.

4

4

P

P

e

e

r

r

s

s

e

e

n

n

t

t

a

a

s

s

e

e

R

R

u

u

m

m

a

a

h

h

T

T

a

a

n

n

g

g

g

g

a

a

b

b

e

e

r

r

P

P

H

H

B

B

S

S

d

d

i

i

K

K

a

a

b

b

u

u

p

p

a

a

t

t

e

e

n

n

S

S

i

i

a

a

k

k

T

T

a

a

h

h

u

u

n

n

2

2

0

0

0

0

8

8

-

-

2

2

0

0

1

1

5

5

55,33 59,88 51,32 54,81 69,12 50,6 67,1 58,36

0

20

40

60

80

100

120

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

(10)

Profil Kesehatan Kab. Siak 2015

9

B

B

A

A

B

B

I

I

I

I

I

I

S

S

I

I

T

T

U

U

A

A

S

S

I

I

D

D

E

E

R

R

A

A

J

J

A

A

T

T

K

K

E

E

S

S

E

E

H

H

A

A

T

T

A

A

N

N

Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat tercermin melalui angka

kematian (Mortalitas), angka kesakitan (Morbiditas) dan angka status gizi

masyarakat. Pada bab berikut ini situasi derajat kesehatan masyarakat di

Kabupaten Siak tahun 2015 dapat digambarkan melalui Angka Kematian Bayi

(AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI).

A

A

.

.

A

A

N

N

G

G

K

K

A

A

K

K

E

E

M

M

A

A

T

T

I

I

A

A

N

N

(

(

M

M

O

O

R

R

T

T

A

A

L

L

I

I

T

T

A

A

S

S

)

)

Kejadian kematian dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian

keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.

Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan survei dan

penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab

utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan berikut ini.

1

1

.

.

A

A

n

n

g

g

k

k

a

a

K

K

e

e

m

m

a

a

t

t

i

i

a

a

n

n

B

B

a

a

y

y

i

i

(

(

A

A

K

K

B

B

)

)

Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yang meninggal

sebelum mencapai usia 1 (satu) tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran

hidup. Angka kematian bayi dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok

yaitu: rendah jika AKB kurang dari 20; sedang jika 20 – 49; tinggi jika 50 – 99;

dan sangat tinggi jika AKB di atas 100 per 1.000 kelahiran hidup. Salah satu

target MDGs adalah menurunkan angka kematian bayi menjadi 23 per 1.000

kelahiran hidup pada tahun 2015.

Jumlah bayi meninggal di Kabupaten Siak yang dilaporkan tahun 2015

sebanyak 39 orang dari 9.109 kelahiran hidup. AKB dilaporkan sebesar 4 per

1.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014

yang mencapai 6 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah bayi meninggal yang

dilaporkan sebanyak 54 orang dari 8.666 kelahiran hidup. Target MDGs AKB

kurang dari 23 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2015 sudah tercapai.

(11)

Profil Kesehatan Kab. Siak 2015

10

22,23 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Indonesia

Gambaran perkembangan AKB yang dilaporkan di Kabupaten Siak tahun

2006 - 2015 dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini.

G

G

a

a

m

m

b

b

a

a

r

r

3

3

.

.

1

1

A

A

n

n

g

g

k

k

a

a

K

K

e

e

m

m

a

a

t

t

i

i

a

a

n

n

B

B

a

a

y

y

i

i

d

di

il

la

ap

po

or

rk

ka

an

n

p

p

e

e

r

r

1

1

.

.

0

0

0

0

0

0

K

K

e

e

l

l

a

a

h

h

i

i

r

r

a

a

n

n

H

H

i

i

d

d

u

u

p

p

d

d

i

i

K

K

a

a

b

b

u

u

p

p

a

a

t

t

e

e

n

n

S

S

i

i

a

a

k

k

T

T

a

a

h

h

u

u

n

n

2

2

0

0

0

0

6

6

2

2

0

0

1

1

5

5

Gambar 3.1 menunjukkan tren penurunan AKB di Kabupaten Siak periode

tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, tetapi pada tahun 2014 terjadi peningkatan

dan pada tahun 2015 kembali terjadi penurunan yang cukup signifikan. AKB di

Kabupaten Siak tahun 2015 termasuk dalam klasifikasi rendah. AKB di

Kabupaten Siak jauh lebih rendah dibanding AKB secara Nasional yang mencapai

22,23 per 1.000 kelahiran hidup (SUPAS, 2015).

2

2

.

.

A

A

n

n

g

g

k

k

a

a

K

K

e

e

m

m

a

a

t

t

i

i

a

a

n

n

B

B

a

a

l

l

i

i

t

t

a

a

(

(

A

A

K

K

A

A

B

B

A

A

)

)

Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian per 1.000

kelahiran hidup pada anak sebelum mencapai usia 5 (lima) tahun. Salah satu target

MDGs adalah menurunkan angka kematian Balita menjadi 32 per 1.000 kelahiran

hidup pada tahun 2015.

Jumlah Balita meninggal yang dilaporkan pada tahun 2015 sebanyak 41

orang dari 9.109 kelahiran hidup. AKABA tahun 2015 sebesar 5 per 1.000

kelahiran hidup. Angka ini jauh menurun jika dibandingkan dengan AKABA

tahun 2014 yang mencapai 7 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah Balita

meninggal sebanyak 60 orang. Target MDGs tahun 2015 AKABA ≤ 32 sudah

tercapai.

6 8 9 11 7 6 13 5 6 4 0 5 10 15 20 25 30 35 40 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 SUPAS,2015 Target MDGs 2015 ≤ 23

(12)

Profil Kesehatan Kab. Siak 2015

11

26,29 0 5 10 15 20 25 30 35 40 Indonesia

Gambaran AKABA di Kabupaten Siak periode tahun 2007 - 2015 dapat

dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini.

G

G

a

a

m

m

b

b

a

a

r

r

3

3

.

.

2

2

A

A

n

n

g

g

k

k

a

a

K

K

e

e

m

m

a

a

t

t

i

i

a

a

n

n

B

B

a

a

l

l

i

i

t

t

a

a

d

di

il

la

ap

po

or

rk

ka

an

n

p

p

e

e

r

r

1

1

.

.

0

0

0

0

0

0

K

K

e

e

l

l

a

a

h

h

i

i

r

r

a

a

n

n

H

H

i

i

d

d

u

u

p

p

d

d

i

i

K

K

a

a

b

b

u

u

p

p

a

a

t

t

e

e

n

n

S

S

i

i

a

a

k

k

T

T

a

a

h

h

u

u

n

n

2

2

0

0

0

0

7

7

-

-

2

2

0

0

1

1

5

5

Gambar 3.2 menunjukkan tren AKABA dari tahun 2007 sampai dengan

tahun 2015. Dari tahun 2009 sampai dengan 2013 tren AKABA di Kabupaten

Siak cenderung menurun, tetapi pada tahun 2014 terjadi sedikit peningkatan dan

pada tahun 2015 ini kembali terjadi penurunan yang cukup signifikan. AKABA di

Kabupaten Siak tahun 2015 jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan AKABA

secara Nasional yang mencapai 26,29 per 1.000 kelahiran hidup (SUPAS, 2015).

3

3

.

.

A

A

n

n

g

g

k

k

a

a

K

K

e

e

m

m

a

a

t

t

i

i

a

a

n

n

I

I

b

b

u

u

(

(

A

A

K

K

I

I

)

)

Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting

dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah

wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan

kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil)

selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)

tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 penduduk. Salah satu target

MDGs adalah menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada

tahun 2015.

Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007,

yaitu dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Namun demikian, SDKI

5

7

6 7 9 9 13 7 6 0 5 10 15 20 25 30 35 40 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Target MDGs 2015 ≤ 32 SUPAS,2015

(13)

Profil Kesehatan Kab. Siak 2015

12

305 0 50 100 150 200 250 300 350 400 Indonesia

tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359

kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan

menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei

Penduduk Antar Sensus (SUPAS) Tahun 2015.

Jumlah kematian ibu yang dilaporkan pada tahun 2015 di Kabupaten Siak

sebanyak 9 orang dari 9.109 kelahiran hidup. AKI dilaporkan tahun 2015 sebesar

99 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan

AKI tahun 2014 yang mencapai 138 per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah

kematian ibu yang dilaporkan sebanyak 12 orang dari 8.666 kelahiran hidup.

Gambaran Angka Kematian Ibu yang dilaporkan di Kabupaten Siak dari

tahun 2006 - 2015 dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut.

G

G

a

a

m

m

b

b

a

a

r

r

3

3

.

.

3

3

A

A

n

n

g

g

k

k

a

a

K

K

e

e

m

m

a

a

t

t

i

i

a

a

n

n

I

I

b

b

u

u

d

di

il

la

ap

po

or

rk

ka

an

n

p

p

e

e

r

r

1

1

0

0

0

0

.

.

0

0

0

0

0

0

K

K

e

e

l

l

a

a

h

h

i

i

r

r

a

a

n

n

H

H

i

i

d

d

u

u

p

p

d

d

i

i

K

K

a

a

b

b

u

u

p

p

a

a

t

t

e

e

n

n

S

S

i

i

a

a

k

k

T

T

a

a

h

h

u

u

n

n

2

2

0

0

0

0

6

6

2

2

0

0

1

1

5

5

Gambar 3.3 menunjukkan tren AKI sejak tahun 2006 sampai tahun 2015.

AKI tertinggi terjadi pada tahun 2008 dan terendah terjadi pada tahun 2013.

Target MDGs tahun 2015 AKI kurang dari 102 per 100.000 kelahiran hidup sudah

tercapai.

Berdasarkan waktu kematian ibu, diketahui bahwa 4 (empat) orang ibu

meninggal pada masa kehamilan, dan 5 (lima) orang pada masa nifas.

Berdasarkan usia diketahui bahwa 8 (delapan) orang berusia antara 20 - 34 tahun

dan 1 (satu) orang berusia lebih dari 35 tahun.

99 138 84 213 126 214 102 141 96 127 0 50 100 150 200 250 300 350 400 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Target MDGs 2015 ≤ 102 SUPAS,2015

(14)

Profil Kesehatan Kab. Siak 2015

13

B

B

.

.

A

A

N

N

G

G

K

K

A

A

H

H

A

A

R

R

A

A

P

P

A

A

N

N

H

H

I

I

D

D

U

U

P

P

Derajat kesehatan masyarakat juga dapat diukur dengan melihat Angka

Harapan Hidup waktu lahir. Selain itu, Angka harapan Hidup juga menjadi salah

satu indikator yang diperhitungkan dalam menilai Indeks Pembangunan Manusia

(IPM). Angka Harapan Hidup di Kabupaten Siak pada tahun 2015 sebesar 70,54

tahun yang menempati posisi ketiga setelah Kota Pekanbaru dan Kabupaten

Bengkalis. Sedangkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Siak

Tahun 2015 sebesar 72,17 yang menempati posisi kelima di Propinsi Riau. AHH

Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.

T

T

a

a

b

b

e

e

l

l

3

3

.

.

1

1

A

A

n

n

g

g

k

k

a

a

H

H

a

a

r

r

a

a

p

p

a

a

n

n

H

H

i

i

d

d

u

u

p

p

(

(

A

A

H

H

H

H

)

)

m

m

e

e

n

n

u

u

r

r

u

u

t

t

K

K

a

a

b

b

u

u

p

p

a

a

t

t

e

e

n

n

/

/

K

K

o

o

t

t

a

a

d

d

i

i

P

P

r

r

o

o

p

p

i

i

n

n

s

s

i

i

R

R

i

i

a

a

u

u

T

T

a

a

h

h

u

u

n

n

2

2

0

0

1

1

0

0

-

-

2

2

0

0

1

1

5

5

Kode

Prov/Kab/Kota

Angka Harapan Hidup (AHH)

2010

2011

2012

2013

2014

2015

1400

RIAU

70,15

70,32

70,49

70,67

70,76

70,93

1401

Kuantan Sengingi

67,54

67,57

67,61

67,64

67,66

67,86

1402

Indragiri Hulu

69,51

69,53

69,60

69,63

69,64

69,74

1403

Indragiri Hilir

66,26

66,30

66,43

66,50

66,54

66,84

1404

Pelalawan

69,46

69,78

69,86

70,04

70,13

70,23

1405

Siak

70,31

70,39

70,45

70,51

70,54

70,54

1406

Kampar

69,58

69,65

69,72

69,77

69,80

70,00

1407

Rokan Hulu

68,33

68,60

68,70

68,85

68,93

69,03

1408

Bengkalis

70,32

70,36

70,38

70,38

70,38

70,58

1409

Rokan Hilir

68,98

69,07

69,16

69,23

69,27

69,47

1410

Kepulauan Meranti

66,06

66,17

66,29

66,38

66,42

66,72

1471

Kota Pekan Baru

71,42

71,46

71,51

71,54

71,55

71,65

1473

Kota Dumai

69,93

69,95

70,02

70,04

70,05

70,25

Sumber: BPS Propinsi Riau, 2016

C

C

.

.

A

A

N

N

G

G

K

K

A

A

K

K

E

E

S

S

A

A

K

K

I

I

T

T

A

A

N

N

(

(

M

M

O

O

R

R

B

B

I

I

D

D

I

I

T

T

A

A

S

S

)

)

1

1

.

.

P

P

o

o

l

l

a

a

1

1

0

0

P

P

e

e

n

n

y

y

a

a

k

k

i

i

t

t

t

t

e

e

r

r

b

b

a

a

n

n

y

y

a

a

k

k

d

d

i

i

P

P

u

u

s

s

k

k

e

e

s

s

m

m

a

a

s

s

Data angka kesakitan yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan

(facility based data) yang diperoleh melalui Sistem Pencatatan dan Pelaporan

Terpadu Puskesmas (SP2TP) pada tahun 2015 menempatkan pasien terbanyak

kasus baru dengan penyakit ISPA sebesar 38,06%, diikuti dengan Influensa

sebesar 9,90% dan Hipertensi Esensial sebesar 8,87%. Tingginya kasus ISPA dan

Influenza di Kabupaten Siak juga dipengaruhi oleh terjadinya bencana asap akibat

(15)

Profil Kesehatan Kab. Siak 2015

14

kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Kabupaten Siak ataupun daerah lainnya

hampir setiap tahun. Gambaran 10 penyakit terbanyak untuk semua golongan

umur di Puskesmas pada tahun 2015 disajikan pada Tabel 3.2 berikut.

T

T

a

a

b

b

e

e

l

l

3

3

.

.

2

2

P

P

o

o

l

l

a

a

1

1

0

0

P

P

e

e

n

n

y

y

a

a

k

k

i

i

t

t

T

T

e

e

r

r

b

b

a

a

n

n

y

y

a

a

k

k

p

p

a

a

d

d

a

a

P

P

a

a

s

s

i

i

e

e

n

n

R

R

a

a

w

w

a

a

t

t

J

J

a

a

l

l

a

a

n

n

d

d

i

i

P

P

u

u

s

s

k

k

e

e

s

s

m

m

a

a

s

s

u

u

n

n

t

t

u

u

k

k

s

s

e

e

m

m

u

u

a

a

G

G

o

o

l

l

o

o

n

n

g

g

a

a

n

n

U

U

m

m

u

u

r

r

d

d

i

i

K

K

a

a

b

b

u

u

p

p

a

a

t

t

e

e

n

n

S

S

i

i

a

a

k

k

T

T

a

a

h

h

u

u

n

n

2

2

0

0

1

1

5

5

N

N

o

o

N

N

a

a

m

m

a

a

P

P

e

e

n

n

y

y

a

a

k

k

i

i

t

t

K

K

a

a

s

s

u

u

s

s

B

B

a

a

r

r

u

u

J

J

u

u

m

m

l

l

a

a

h

h

%

%

1

1

I

I

n

n

f

f

e

e

k

k

s

s

i

i

s

s

a

a

l

l

u

u

r

r

a

a

n

n

n

n

a

a

f

f

a

a

s

s

b

b

a

a

g

g

i

i

a

a

n

n

a

a

t

t

a

a

s

s

a

a

k

k

u

u

t

t

l

l

a

a

i

i

n

n

n

n

y

y

a

a

6

6

1

1

.

.

3

3

7

7

1

1

3

3

8

8

,

,

0

0

6

6

2

2

I

I

n

n

f

f

l

l

u

u

e

e

n

n

s

s

a

a

1

1

5

5

.

.

9

9

6

6

7

7

9

9

,

,

9

9

0

0

3

3

H

H

i

i

p

p

e

e

r

r

t

t

e

e

n

n

s

s

i

i

E

E

s

s

e

e

n

n

s

s

i

i

a

a

l

l

(

(

P

P

r

r

i

i

m

m

e

e

r

r

)

)

1

1

4

4

.

.

2

2

9

9

6

6

8

8

,

,

8

8

7

7

4

4

G

G

a

a

n

n

g

g

g

g

u

u

a

a

n

n

J

J

a

a

r

r

i

i

n

n

g

g

a

a

n

n

l

l

u

u

n

n

a

a

k

k

l

l

a

a

i

i

n

n

n

n

y

y

a

a

(

(

R

R

e

e

u

u

m

m

a

a

t

t

i

i

k

k

)

)

1

1

2

2

.

.

5

5

5

5

2

2

7

7

,

,

7

7

8

8

5

5

G

G

a

a

s

s

t

t

r

r

i

i

t

t

i

i

s

s

d

d

a

a

n

n

d

d

u

u

o

o

d

d

e

e

n

n

i

i

t

t

i

i

s

s

1

1

1

1

.

.

6

6

5

5

9

9

7

7

,

,

2

2

3

3

6

6

D

D

e

e

r

r

m

m

a

a

t

t

i

i

t

t

i

i

s

s

d

d

a

a

n

n

E

E

k

k

s

s

i

i

m

m

1

1

0

0

.

.

9

9

7

7

2

2

6

6

,

,

8

8

0

0

7

7

D

D

i

i

a

a

r

r

e

e

&

&

G

G

a

a

s

s

t

t

r

r

o

o

e

e

n

n

t

t

e

e

r

r

i

i

t

t

i

i

s

s

1

1

0

0

.

.

7

7

7

7

4

4

6

6

,

,

6

6

8

8

8

8

D

D

i

i

s

s

p

p

e

e

p

p

s

s

i

i

a

a

9

9

.

.

9

9

4

4

7

7

6

6

,

,

1

1

7

7

9

9

I

I

n

n

s

s

f

f

e

e

k

k

s

s

i

i

k

k

u

u

l

l

i

i

t

t

8

8

.

.

6

6

3

3

5

5

5

5

,

,

3

3

5

5

1

1

0

0

P

P

e

e

n

n

y

y

a

a

k

k

i

i

t

t

l

l

a

a

i

i

n

n

m

m

a

a

t

t

a

a

5

5

.

.

0

0

7

7

9

9

3

3

,

,

1

1

5

5

J

J

u

u

m

m

l

l

a

a

h

h

1

1

6

6

1

1

.

.

2

2

5

5

2

2

1

1

0

0

0

0

,

,

0

0

0

0

Sumber : SP2TP, 2016

2

2

.

.

P

P

e

e

n

n

y

y

a

a

k

k

i

i

t

t

M

M

e

e

n

n

u

u

l

l

a

a

r

r

a

a

.

.

T

T

u

u

b

b

e

e

r

r

k

k

u

u

l

l

o

o

s

s

i

i

s

s

P

P

a

a

r

r

u

u

Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh

infeksi bakteri Mycobakterium Tuberculosis. Sumber penularan yaitu pasien TB

BTA (bakteri tahan asam) positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya.

TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan menularkan penyakit

TB meskipun dengan tingkat penularan yang kecil.

Tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian global. Dengan

berbagai upaya pengendalian yang dilakukan, insidens dan kematian akibat

tuberkulosis telah menurun, namun tuberkulosis diperkirakan masih menyerang

9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun 2014. India,

Indonesia dan China merupakan negara dengan penderita tuberkulosis terbanyak

yaitu berturut-turut 23%, 10% dan 10% dari seluruh penderita di dunia (WHO,

Global Tuberculosis Report, 2015).

(16)

Profil Kesehatan Kab. Siak 2015

15

1) Kasus baru BTA Positif (BTA +)

Jumlah kasus baru BTA+ yang ditemukan tahun 2015 sebanyak 282 kasus,

menurun bila dibandingkan kasus baru BTA + yang ditemukan tahun 2014 yang

mencapai 323 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan berasal dari

Kecamatan Tualang sebanyak 82 kasus dengan rincian 66 kasus ditemukan di

wilayah Puskesmas Perawang dan 16 kasus dari Puskesmas Tualang.

Menurut jenis kelamin, penemuan kasus baru BTA+ pada laki-laki hampir

1,6 kali lebih banyak dari pada perempuan. Sebanyak 61,70% kasus baru BTA+

yang ditemukan berjenis kelamin laki-laki dan 38,30% berjenis kelamin

perempuan.

2) Proporsi Pasien Baru BTA+ diantara Semua Kasus

Proporsi pasien baru BTA+ diantara semua kasus menggambarkan

prioritas penemuan pasien TB yang menular diantara seluruh pasien TB Paru yang

diobati. Angka ini diharapkan tidak lebih rendah dari 65%. Apabila pasien baru

BTA+ lebih rendah dari 65% maka hal itu menunjukkan mutu diagnosis yang

rendah dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular.

Jumlah semua kasus TB Paru di Kabupaten Siak tahun 2015 sebanyak 351

kasus. Sedangkan jumlah kasus BTA+ sebanyak 282 kasus atau 80,34% dari

semua kasus. Angka ini ternyata sudah lebih tinggi dari 65% yang berarti mutu

diagnosis sudah lebih baik.

3) Angka Notifikasi Kasus atau Case Notifcation Rate (CNR)

Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien TB

yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu.

Angka ini apabila dikumpulkan serial akan menggambarkan kecenderungan

penemuan kasus dari tahun ke tahun. Angka ini berguna untuk menunjukkan

kecenderungan (tren) meningkat atau menurunnya penemuan pasien TB Paru.

Gambar 3.4 menunjukkan angka notifikasi kasus baru dan semua kasus

Tuberkulosis yang terjadi kurun waktu (lima) tahun terakhir dari tahun

2011-2015.

(17)

Profil Kesehatan Kab. Siak 2015

16

G

G

a

a

m

m

b

b

a

a

r

r

3

3

.

.

4

4

A

A

n

n

g

g

k

k

a

a

N

N

o

o

t

t

i

i

f

f

i

i

k

k

a

a

s

s

i

i

K

K

a

a

s

s

u

u

s

s

T

T

B

B

P

P

a

a

r

r

u

u

p

p

e

e

r

r

1

1

0

0

0

0

.

.

0

0

0

0

0

0

P

P

e

e

n

n

d

d

u

u

d

d

u

u

k

k

d

d

i

i

K

K

a

a

b

b

u

u

p

p

a

a

t

t

e

e

n

n

S

S

i

i

a

a

k

k

T

T

a

a

h

h

u

u

n

n

2

2

0

0

1

1

1

1

2

2

0

0

1

1

5

5

Dari Gambar 3.4 terlihat adanya penurunan penemuan kasus baru TB Paru

BTA+ dari 65,65 per 100.000 penduduk pada tahun 2014 menjadi 59,83 per

100.000 penduduk tahun 2015. Sementara untuk semua kasus TB Paru terjadi

peningkatan dari 72,77 per 100.000 penduduk menjadi 74,47 per 100.000

penduduk.

4) Angka Penemuan Kasus

Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case

Detection Rate (CDR) TB Paru, yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif

yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang

diperkirakan ada dalam satu wilayah. WHO menetapkan target penemuan CDR

TB Paru minimal 70%. Kementerian Kesehatan menargetkan CDR TB Paru

tahun 2014 sebesar 90%.

Pada tahun 2015, CDR TB Paru Kabupaten Siak sebesar 74,80%. Terjadi

peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya 71,18%. Target

WHO sebesar 70% sudah tercapai. Persentase cakupan CDR TB Paru periode

tahun 2006 - 2015 sebagaimana disajikan pada Gambar 3.5 berikut ini.

63,98 74,47 72,77 42,99 34,12 59,83 32,72 41,18 40,89 65,65 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

2011

2012

2013

2014

2015

Gambar

Gambar 3.1 menunjukkan tren penurunan AKB di Kabupaten Siak periode  tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, tetapi pada tahun 2014 terjadi peningkatan  dan  pada  tahun  2015  kembali  terjadi  penurunan  yang  cukup  signifikan
Gambar  3.2  menunjukkan  tren  AKABA  dari  tahun  2007  sampai  dengan  tahun  2015
Gambar 3.3 menunjukkan tren AKI sejak tahun 2006 sampai tahun 2015.
Gambar  3.5  menunjukkan  tren  CDR  TB  Paru  di  Kabupaten  Siak  sejak  tahun  2006  sampai  dengan  2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Data kependudukan yang digunakan dalam penyusunan Profil Kesehatan Kabupaten Boyolali Tahun 2015 ini adalah data penduduk yang bersumber dari Badan Pusat Statistik ( BPS )

sumber daya pembangunan bidang kesehatan sampai tahun 2015 mencakup keadaan tenaga, sarana dan fasilitas kesehatan yang ada serta anggaran kesehatan... Profil

Dalam upaya mewujudkan Kabupaten Pasuruan Sehat, pembangunan kesehatan di Kabupaten Pasuruan tidak dapat dilakukan sendiri oleh aparat pemerintah di sektor kesehatan, tetapi

Data dan informasi tentang derajat kesehatan untuk Tahun 2015 dinyatakan dalam angka kematian bayi, angka kematian balita, angka kematian ibu maternal dan

hidup produktif secara sosial dan ekonomis (SKN,2014). Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

Lampiran Tabel 48 Cakupan Kasus Balita Gizi Buruk yang Medapat Perawatan Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan dan Puskesmas di Kabupaten Bungo Tahun 2015.. Lampiran Tabel 49 Cakupan

TABEL 19 Jumlah kasus penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I) menurut jenis kelamin, kecamatan, dan puskesmas Kabupaten Jepara tahun 2015 TABEL 20 Jumlah kasus

Tujuan disusunnya Profil Kesehatan Kabupaten Klaten Tahun 2015 ini adalah untuk melihat keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan dan mengevaluasi pencapaian upaya kesehatan