PROFIL KESEHATAN
KABUPATEN SIAK
Profil Kesehatan Kab. Siak 2015
1
B
B
A
A
B
B
I
I
P
P
E
E
N
N
D
D
A
A
H
H
U
U
L
L
U
U
A
A
N
N
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan, mengamanatkan bahwa setiap orang berhak mendapatkan informasi
dan edukasi tentang kesehatan yang seimbang dan bertanggung jawab. Disamping
itu, dukungan data dan informasi kesehatan yang akurat, tepat, dan cepat sangat
menentukan dalam pengambilan keputusan, dalam menetapkan arah kebijakan
dan strategi pembangunan kesehatan yang tepat.
Profil Kesehatan Kabupaten Siak ini merupakan salah satu media publikasi
data dan informasi yang berisi situasi dan kondisi kesehatan yang cukup
komprehensif. Profil Kesehatan ini disusun berdasarkan ketersediaan data,
informasi, dan indikator kesehatan yang bersumber dari UPTD Puskesmas, RSUD
Siak, Badan Pusat Statistik (BPS) Propinsi Riau, BPS Kabupaten Siak dan Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Siak.
Profil Kesehatan Kabupaten Siak Tahun 2015 terdiri dari 6 (enam) bab
yaitu :
B
B
A
A
B
B
-
-
1
1
:
:
P
P
E
E
N
N
D
D
A
A
H
H
U
U
L
L
U
U
A
A
N
N
Bab ini berisi penjelasan tentang maksud dan tujuan profil kesehatan Kabupaten
Siak Tahun 2015 dan sistematika penyajiannya.
B
B
A
A
B
B
-
-
2
2
:
:
G
G
A
A
M
M
B
B
A
A
R
R
A
A
N
N
U
U
M
M
U
U
M
M
Bab ini menyajikan tentang gambaran umum Kabupaten Siak. Selain uraian
tentang letak geografis, administratif dan informasi umum lainnya, bab ini juga
mengulas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan dan faktor-faktor
lainnya misal kependudukan, ekonomi, pendidikan, sosial budaya dan lingkungan.
B
B
A
A
B
B
-
-
3
3
:
:
S
S
I
I
T
T
U
U
A
A
S
S
I
I
D
D
E
E
R
R
A
A
J
J
A
A
T
T
K
K
E
E
S
S
E
E
H
H
A
A
T
T
A
A
N
N
Bab ini berisi uraian tentang indikator angka kematian, umur harapan hidup,
angka kesakitan dan status gizi masyarakat.
Profil Kesehatan Kab. Siak 2015
2
B
B
A
A
B
B
-
-
4
4
:
:
S
S
I
I
T
T
U
U
A
A
S
S
I
I
U
U
P
P
A
A
Y
Y
A
A
K
K
E
E
S
S
E
E
H
H
A
A
T
T
A
A
N
N
Bab ini menguraikan tentang pelayanan kesehatan dasar, pelayanan kesehatan
rujukan dan penunjang, pemberantasan penyakit menular, pembinaan kesehatan
lingkungan dan sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, dan upaya kesehatan
lainnya yang diselenggarakan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Siak. Upaya
kesehatan yang diuraikan dalam bab ini juga mengakomodir indikator kinerja
Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan.
B
B
A
A
B
B
-
-
5
5
:
:
S
S
I
I
T
T
U
U
A
A
S
S
I
I
S
S
U
U
M
M
B
B
E
E
R
R
D
D
A
A
Y
Y
A
A
K
K
E
E
S
S
E
E
H
H
A
A
T
T
A
A
N
N
Bab ini menguraikan tentang sarana kesehatan, tenaga kesehatan, pembiayaan
kesehatan dan sumber daya kesehatan lainnya.
B
B
A
A
B
B
-
-
6
6
:
:
K
K
E
E
S
S
I
I
M
M
P
P
U
U
L
L
A
A
N
N
Bab ini diisi dengan sajian tentang hal-hal penting yang perlu disimak dan
ditelaah lebih lanjut dari profil kesehatan Kabupaten Siak tahun 2015. Selain
keberhasilan-keberhasilan yang perlu dicatat, bab ini juga mengemukakan hal-hal
yang dianggap masih kurang dalam rangka penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
Profil Kesehatan Kab. Siak 2015
3
B
B
A
A
B
B
I
I
I
I
G
G
A
A
M
M
B
B
A
A
R
R
A
A
N
N
U
U
M
M
U
U
M
M
Kabupaten Siak merupakan salah satu Kabupaten pemekaran dari
Kabupaten Bengkalis yang berdiri pada tahun 1999 berdasarkan Undang-Undang
Nomor 53 Tahun 1999, tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Kabupaten
Rokan Hulu, Kabupaten Rokan Hilir, Kabupaten Siak, Kabupaten Natuna,
Kabupaten Kuantan Singingi dan Kota Batam. Luas wilayah Kabupaten Siak ±
8.556,09 km
2. Kabupaten Siak terletak pada posisi 1
016’30” Lintang Utara sampai
dengan 0
020’49” Lintang Utara dan 100
054’21”
Bujur Timur
sampai dengan 102
010’59” Bujur Timur dengan ketinggian wilayah antara 2 – 8,4 dari permukaan
laut.
Secara
umum
Kabupaten
Siak
beriklim
tropis
dengan
suhu
udara/temperatur antara 25 – 32 derajat celcius dengan kelembaban dan curah
hujan yang cukup tinggi yang mencapai 1.965 mm/tahun. Permukaan tanah terdiri
atas dataran rendah di bagian timur dan sebagian dataran tinggi di bagian barat
dan selatan. Struktur tanah terdiri dari podsolik merah dan kuning dan alluvial
serta tanah argonosol dan gley humus dalam bentuk rawa-rawa. Wilayah
Kabupaten Siak dibelah oleh Sungai Siak yang merupakan salah satu jalur
internasional yang terkenal dengan kedalamannya. Di samping itu juga banyak
terdapat tasik/danau yang tersebar disemua wilayah Kabupaten Siak yang
merupakan daya tarik tersendiri untuk objek wisata masa depan.
Batas wilayah Kabupaten Siak terdiri dari :
Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Kampar, Kabupaten Pelalawan
dan Kota Pekanbaru.
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten
Pelalawan.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Rokan
Hulu, Kabupaten Kampar dan Kota Pekanbaru.
Profil Kesehatan Kab. Siak 2015
4
Jarak Ibu Kota Siak Sri Indrapura dari Ibu Kota Propinsi Riau di
Pekanbaru ± 120 km, dapat ditempuh melalui jalur sungai dan jalur darat dengan
waktu tempuh ± 2 jam.
Administrasi Pemerintahan Kabupaten Siak terdiri dari 14 Kecamatan
yaitu: Kecamatan Siak, Kecamatan Sungai Apit, Kecamatan Minas, Kecamatan
Tualang, Kecamatan Kandis, Kecamatan Kerinci Kanan, Kecamatan Sungai
Mandau, Kecamatan Dayun, Kecamatan Bunga Raya, Kecamatan Koto Gasib,
Kecamatan Lubuk Dalam, Kecamatan Sabak Auh, Kecamatan Mempura dan
Kecamatan Pusako.
Bupati dan Wakil Bupati yang saat ini menjabat periode tahun 2011 –
2016 yaitu Drs. H. Syamsuar, M.Si dan Drs. H. Alfedri, M.Si.
A
A
.
.
K
K
E
E
A
A
D
D
A
A
A
A
N
N
P
P
E
E
N
N
D
D
U
U
D
D
U
U
K
K
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik Kabupaten Siak, jumlah penduduk
Kabupaten Siak pada akhir Bulan Desember 2014 sebanyak 471.330 orang, yang
terdiri dari 245.429 laki-laki dan 225.901 perempuan. Data ini dipakai sebagai
acauan jumlah penduduk tahun 2015. Tren jumlah penduduk Kabupaten Siak
setiap tahunnya terus meningkat. Gambaran jumlah penduduk Kabupaten Siak
Tahun 2000-2015 selengkapnya disajikan pada Gambar 2.1 di bawah ini.
G
G
a
a
m
m
b
b
a
a
r
r
2
2
.
.
1
1
J
J
u
u
m
m
l
l
a
a
h
h
P
P
e
e
n
n
d
d
u
u
d
d
u
u
k
k
K
K
a
a
b
b
u
u
p
p
a
a
t
t
e
e
n
n
S
S
i
i
a
a
k
k
T
T
a
a
h
h
u
u
n
n
2
2
0
0
0
0
0
0
-
-
2
2
0
0
1
1
5
5
(
(
d
d
a
a
l
l
a
a
m
m
r
r
i
i
b
b
u
u
a
a
n
n
j
j
i
i
w
w
a
a
)
)
-50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 Jml Penddk 238,7 256 270 281,9 296,2 302,6 312,5 318,5 315,6 356,7 328,6 388,5 427,8 472 491 471 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015Profil Kesehatan Kab. Siak 2015
5
Rasio jenis kelamin penduduk Kabupaten Siak tahun 2015 sebesar 109
yang artinya jumlah penduduk laki-laki 1 persen lebih banyak dibandingkan
jumlah penduduk perempuan, atau setiap 100 perempuan terdapat 109 laki-laki.
Berdasarkan distribusi penduduk menurut kelompok umur, dapat diperoleh
gambaran komposisi penduduk Kabupaten Siak Tahun 2015 sebagaimana
disajikan pada Gambar 2.2 berikut ini.
G
G
a
a
m
m
b
b
a
a
r
r
2
2
.
.
2
2
P
P
e
e
r
r
s
s
e
e
n
n
t
t
a
a
s
s
e
e
P
P
e
e
n
n
d
d
u
u
d
d
u
u
k
k
m
m
e
e
n
n
u
u
r
r
u
u
t
t
G
G
o
o
l
l
o
o
n
n
g
g
a
a
n
n
U
U
m
m
u
u
r
r
d
d
i
i
K
K
a
a
b
b
u
u
p
p
a
a
t
t
e
e
n
n
S
S
i
i
a
a
k
k
T
T
a
a
h
h
u
u
n
n
2
2
0
0
1
1
5
5
Berdasarkan Gambar 2.2 di atas dapat dilihat bahwa penduduk yang
berusia muda (0-14 tahun) sebesar 29,95%, yang berusia produktif (15-64 tahun)
sebesar 67,93% dan yang berusia tua (≥ 65 tahun) sebesar 2,12%. Dengan
demikian maka angka beban tanggungan (Dependency Ratio) penduduk
Kabupaten Siak pada tahun 2015 sebesar 47,22%.
Berdasarkan luas wilayah, maka dapat diketahui tingkat kepadatan
penduduk Kabupaten Siak tahun 2015 yaitu sebesar 55,09 jiwa per km
2. Tingkat
kepadatan penduduk tertinggi berada di Kecamatan Tualang yakni 367,99 jiwa per
km
2dan terendah di Kecamatan Sungai Mandau yakni 4,37 jiwa per km
2. Pola
penyebaran penduduk di Kabupaten Siak sangat tidak merata. Kecamatan Tualang
dengan luas wilayah 343,6 km
2jumlah penduduknya pada tahun 2015 sebanyak
126.442 jiwa sementara Kecamatan Sungai Mandau dengan luas wilayah 1.705
km
2jumlah penduduknya hanya 7.445 jiwa.
Profil Kesehatan Kab. Siak 2015
6
G
G
a
a
m
m
b
b
a
a
r
r
2
2
.
.
3
3
P
P
e
e
r
r
s
s
e
e
n
n
t
t
a
a
s
s
e
e
D
D
i
i
s
s
t
t
r
r
i
i
b
b
u
u
s
s
i
i
P
P
e
e
n
n
d
d
u
u
d
d
u
u
k
k
m
m
e
e
n
n
u
u
r
r
u
u
t
t
K
K
e
e
c
c
a
a
m
m
a
a
t
t
a
a
n
n
d
d
i
i
K
K
a
a
b
b
u
u
p
p
a
a
t
t
e
e
n
n
S
S
i
i
a
a
k
k
T
T
a
a
h
h
u
u
n
n
2
2
0
0
1
1
5
5
Berdasarkan Gambar 2.3 di atas terlihat adanya ketimpangan penyebaran
penduduk di Kabupaten Siak. Sebanyak 26,83% penduduk Kabupaten Siak
bermukim di Kecamatan Tualang dan 17,66% bermukim di Kecamatan Kandis,
sedangkan di Kecamatan Sungai Mandau hanya 1,58% dan Kecamatan Pusako
hanya 1,41%.
B
B
.
.
K
K
E
E
A
A
D
D
A
A
A
A
N
N
E
E
K
K
O
O
N
N
O
O
M
M
I
I
Menurut Badan Statistik Kabupaten Siak, pertumbuhan ekonomi
Kabupaten Siak tahun 2013 mencapai 6,72%, menurun diabanding tahun 2012
yang mencapai angka 7,54%. Dibanding pertumbuhan ekonomi secara Nasional
yang hanya 5,78% dan Propinsi Riau 6,13% pada tahun 2013, maka pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Siak masih lebih tinggi. Sementara Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) per kapita tahun 2013 sebesar 83,60 juta rupiah
meningkat dibanding PDRB tahun 2012 sebesar 74,60 juta rupiah. Secara riil
(dengan menghilangkan pengaruh inflasi) dalam periode yang sama PDRB per
kapita Kabupaten Siak naik 1,03 kali dibanding tahun sebelumnnya.
Selain itu, angka kemiskinan makro Kabupaten Siak pada tahun 2013
sebesar 5,54%. Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) mengalami
peningkatan dari 69,78 tahun 2010 menjadi 72,17 tahun 2015.
Profil Kesehatan Kab. Siak 2015
7
C
C
.
.
K
K
E
E
A
A
D
D
A
A
A
A
N
N
L
L
I
I
N
N
G
G
K
K
U
U
N
N
G
G
A
A
N
N
Lingkungan merupakan salah satu variabel yang kerap mendapat perhatian
khusus dalam menilai kondisi kesehatan masyarakat. Bersama dengan faktor
perilaku, pelayanan kesehatan dan genetik, lingkungan menentukan baik buruknya
status derajat kesehatan masyarakat.
Untuk menggambarkan keadaan lingkungan, akan disajikan
indikator-indikator kesehatan lingkungan seperti; rumah sehat, akses terhadap sumber air
minum layak, akses terhadap sanitasi layak, tempat-tempat umum memenuhi
syarat kesehatan.
T
T
a
a
b
b
e
e
l
l
2
2
.
.
1
1
C
C
a
a
k
k
u
u
p
p
a
a
n
n
I
I
n
n
d
d
i
i
k
k
a
a
t
t
o
o
r
r
K
K
e
e
s
s
e
e
h
h
a
a
t
t
a
a
n
n
L
L
i
i
n
n
g
g
k
k
u
u
n
n
g
g
a
a
n
n
d
d
i
i
K
K
a
a
b
b
u
u
p
p
a
a
t
t
e
e
n
n
S
S
i
i
a
a
k
k
T
T
a
a
h
h
u
u
n
n
2
2
0
0
1
1
5
5
No
Indikator
Capaian
1.
Persentase Rumah Sehat
47,44%
2.
Penduduk yang memiliki akses air minum layak
60,44%
3.
Penduduk yang memiliki akses sanitasi layak
59,07%
4.
Tempat-tempat umum memenuhi syarat kesehatan
35,15%
Sumber: Bidang P3PL, 2016
Dari Tabel 2.1 terlihat masih rendahnya persentase penduduk yang
memiliki akses air minum layak dan penduduk yang memiliki akses terhadap
sanitasi dasar layak. Target MDGs tahun 2015 sebesar 68,87% untuk penduduk
yang memiliki akses terhadap air minum layak, dan 62,41% untuk penduduk yang
memiliki akses terhadap sanitasi layak belum tercapai.
Pemenuhan pencapaian target MDGs tersebut terkait erat dengan peran
lintas sektor seperti SKPD Tata Ruang dan Cipta Karya yang bertanggungjawab
dalam penyediaan sarana air bersih. Dinas Kesehatan dalam hal ini terus berupaya
untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya air minum dan
sanitasi yang memenuhi syarat kesehatan. Hal tersebut sudah dilakukan melalui
penyuluhan dan kegiatan pemicuan STBM. Tahun 2015 ini sudah dilaksanakan
kegiatan pemicuan STBM di 60 desa/kelurahan.
Profil Kesehatan Kab. Siak 2015
8
D
D
.
.
K
K
E
E
A
A
D
D
A
A
A
A
N
N
P
P
E
E
R
R
I
I
L
L
A
A
K
K
U
U
M
M
A
A
S
S
Y
Y
A
A
R
R
A
A
K
K
A
A
T
T
Untuk menggambarkan keadaan perilaku masyarakat yang berpengaruh
terhadap kesehatan, dalam profil ini akan disajikan 1 (satu) indikator yaitu
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).
1
1
.
.
P
P
e
e
r
r
i
i
l
l
a
a
k
k
u
u
H
H
i
i
d
d
u
u
p
p
B
B
e
e
r
r
s
s
i
i
h
h
d
d
a
a
n
n
S
S
e
e
h
h
a
a
t
t
(
(
P
P
H
H
B
B
S
S
)
)
Rumah tangga ber PHBS adalah rumah tangga yang seluruh anggotanya
berperilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi 10 indikator, yaitu pertolongan
persalinan oleh tenaga kesehatan, bayi diberi ASI Ekslusif, Balita ditimbang
setiap bulan, menggunakan air bersih, mencuci tangan dengan air bersih dan
sabun, menggunakan jamban sehat, memberantas jentik di rumah sekali
seminggu, makan sayur dan buah setiap hari, dan tidak merokok dalam rumah.
Berdasarkan hasil pemantauan oleh petugas Puskesmas terhadap rumah
tangga yang ber-Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kabupaten Siak
tahun 2015 diketahui bahwa sebanyak 11.283 rumah tangga atau 55,33% dari
20.392 rumah tangga yang dipantau sudah ber PHBS. Persentase rumah tangga
ber PHBS dari tahun 2008 - 2015 dapat dilihat pada Gambar 2.4 berikut ini.
G
G
a
a
m
m
b
b
a
a
r
r
2
2
.
.
4
4
P
P
e
e
r
r
s
s
e
e
n
n
t
t
a
a
s
s
e
e
R
R
u
u
m
m
a
a
h
h
T
T
a
a
n
n
g
g
g
g
a
a
b
b
e
e
r
r
P
P
H
H
B
B
S
S
d
d
i
i
K
K
a
a
b
b
u
u
p
p
a
a
t
t
e
e
n
n
S
S
i
i
a
a
k
k
T
T
a
a
h
h
u
u
n
n
2
2
0
0
0
0
8
8
-
-
2
2
0
0
1
1
5
5
55,33 59,88 51,32 54,81 69,12 50,6 67,1 58,36
0
20
40
60
80
100
120
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Profil Kesehatan Kab. Siak 2015
9
B
B
A
A
B
B
I
I
I
I
I
I
S
S
I
I
T
T
U
U
A
A
S
S
I
I
D
D
E
E
R
R
A
A
J
J
A
A
T
T
K
K
E
E
S
S
E
E
H
H
A
A
T
T
A
A
N
N
Situasi derajat kesehatan masyarakat dapat tercermin melalui angka
kematian (Mortalitas), angka kesakitan (Morbiditas) dan angka status gizi
masyarakat. Pada bab berikut ini situasi derajat kesehatan masyarakat di
Kabupaten Siak tahun 2015 dapat digambarkan melalui Angka Kematian Bayi
(AKB), Angka Kematian Balita (AKABA) dan Angka Kematian Ibu (AKI).
A
A
.
.
A
A
N
N
G
G
K
K
A
A
K
K
E
E
M
M
A
A
T
T
I
I
A
A
N
N
(
(
M
M
O
O
R
R
T
T
A
A
L
L
I
I
T
T
A
A
S
S
)
)
Kejadian kematian dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian
keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.
Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan survei dan
penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab
utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan berikut ini.
1
1
.
.
A
A
n
n
g
g
k
k
a
a
K
K
e
e
m
m
a
a
t
t
i
i
a
a
n
n
B
B
a
a
y
y
i
i
(
(
A
A
K
K
B
B
)
)
Angka Kematian Bayi (AKB) adalah banyaknya bayi yang meninggal
sebelum mencapai usia 1 (satu) tahun yang dinyatakan dalam 1.000 kelahiran
hidup. Angka kematian bayi dapat diklasifikasikan menjadi empat kelompok
yaitu: rendah jika AKB kurang dari 20; sedang jika 20 – 49; tinggi jika 50 – 99;
dan sangat tinggi jika AKB di atas 100 per 1.000 kelahiran hidup. Salah satu
target MDGs adalah menurunkan angka kematian bayi menjadi 23 per 1.000
kelahiran hidup pada tahun 2015.
Jumlah bayi meninggal di Kabupaten Siak yang dilaporkan tahun 2015
sebanyak 39 orang dari 9.109 kelahiran hidup. AKB dilaporkan sebesar 4 per
1.000 kelahiran hidup. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun 2014
yang mencapai 6 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah bayi meninggal yang
dilaporkan sebanyak 54 orang dari 8.666 kelahiran hidup. Target MDGs AKB
kurang dari 23 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2015 sudah tercapai.
Profil Kesehatan Kab. Siak 2015
10
22,23 0 5 10 15 20 25 30 35 40 IndonesiaGambaran perkembangan AKB yang dilaporkan di Kabupaten Siak tahun
2006 - 2015 dapat dilihat pada Gambar 3.1 berikut ini.
G
G
a
a
m
m
b
b
a
a
r
r
3
3
.
.
1
1
A
A
n
n
g
g
k
k
a
a
K
K
e
e
m
m
a
a
t
t
i
i
a
a
n
n
B
B
a
a
y
y
i
i
d
di
il
la
ap
po
or
rk
ka
an
n
p
p
e
e
r
r
1
1
.
.
0
0
0
0
0
0
K
K
e
e
l
l
a
a
h
h
i
i
r
r
a
a
n
n
H
H
i
i
d
d
u
u
p
p
d
d
i
i
K
K
a
a
b
b
u
u
p
p
a
a
t
t
e
e
n
n
S
S
i
i
a
a
k
k
T
T
a
a
h
h
u
u
n
n
2
2
0
0
0
0
6
6
–
–
2
2
0
0
1
1
5
5
Gambar 3.1 menunjukkan tren penurunan AKB di Kabupaten Siak periode
tahun 2009 sampai dengan tahun 2013, tetapi pada tahun 2014 terjadi peningkatan
dan pada tahun 2015 kembali terjadi penurunan yang cukup signifikan. AKB di
Kabupaten Siak tahun 2015 termasuk dalam klasifikasi rendah. AKB di
Kabupaten Siak jauh lebih rendah dibanding AKB secara Nasional yang mencapai
22,23 per 1.000 kelahiran hidup (SUPAS, 2015).
2
2
.
.
A
A
n
n
g
g
k
k
a
a
K
K
e
e
m
m
a
a
t
t
i
i
a
a
n
n
B
B
a
a
l
l
i
i
t
t
a
a
(
(
A
A
K
K
A
A
B
B
A
A
)
)
Angka Kematian Balita (AKABA) adalah jumlah kematian per 1.000
kelahiran hidup pada anak sebelum mencapai usia 5 (lima) tahun. Salah satu target
MDGs adalah menurunkan angka kematian Balita menjadi 32 per 1.000 kelahiran
hidup pada tahun 2015.
Jumlah Balita meninggal yang dilaporkan pada tahun 2015 sebanyak 41
orang dari 9.109 kelahiran hidup. AKABA tahun 2015 sebesar 5 per 1.000
kelahiran hidup. Angka ini jauh menurun jika dibandingkan dengan AKABA
tahun 2014 yang mencapai 7 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah Balita
meninggal sebanyak 60 orang. Target MDGs tahun 2015 AKABA ≤ 32 sudah
tercapai.
6 8 9 11 7 6 13 5 6 4 0 5 10 15 20 25 30 35 40 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 SUPAS,2015 Target MDGs 2015 ≤ 23Profil Kesehatan Kab. Siak 2015
11
26,29 0 5 10 15 20 25 30 35 40 IndonesiaGambaran AKABA di Kabupaten Siak periode tahun 2007 - 2015 dapat
dilihat pada Gambar 3.2 berikut ini.
G
G
a
a
m
m
b
b
a
a
r
r
3
3
.
.
2
2
A
A
n
n
g
g
k
k
a
a
K
K
e
e
m
m
a
a
t
t
i
i
a
a
n
n
B
B
a
a
l
l
i
i
t
t
a
a
d
di
il
la
ap
po
or
rk
ka
an
n
p
p
e
e
r
r
1
1
.
.
0
0
0
0
0
0
K
K
e
e
l
l
a
a
h
h
i
i
r
r
a
a
n
n
H
H
i
i
d
d
u
u
p
p
d
d
i
i
K
K
a
a
b
b
u
u
p
p
a
a
t
t
e
e
n
n
S
S
i
i
a
a
k
k
T
T
a
a
h
h
u
u
n
n
2
2
0
0
0
0
7
7
-
-
2
2
0
0
1
1
5
5
Gambar 3.2 menunjukkan tren AKABA dari tahun 2007 sampai dengan
tahun 2015. Dari tahun 2009 sampai dengan 2013 tren AKABA di Kabupaten
Siak cenderung menurun, tetapi pada tahun 2014 terjadi sedikit peningkatan dan
pada tahun 2015 ini kembali terjadi penurunan yang cukup signifikan. AKABA di
Kabupaten Siak tahun 2015 jauh lebih rendah jika dibandingkan dengan AKABA
secara Nasional yang mencapai 26,29 per 1.000 kelahiran hidup (SUPAS, 2015).
3
3
.
.
A
A
n
n
g
g
k
k
a
a
K
K
e
e
m
m
a
a
t
t
i
i
a
a
n
n
I
I
b
b
u
u
(
(
A
A
K
K
I
I
)
)
Angka Kematian Ibu (AKI) juga menjadi salah satu indikator penting
dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat. AKI menggambarkan jumlah
wanita yang meninggal dari suatu penyebab kematian terkait dengan gangguan
kehamilan atau penanganannya (tidak termasuk kecelakaan atau kasus insidentil)
selama kehamilan, melahirkan dan dalam masa nifas (42 hari setelah melahirkan)
tanpa memperhitungkan lama kehamilan per 100.000 penduduk. Salah satu target
MDGs adalah menurunkan AKI menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada
tahun 2015.
Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007,
yaitu dari 390 menjadi 228 per 100.000 kelahiran hidup. Namun demikian, SDKI
5
7
6 7 9 9 13 7 6 0 5 10 15 20 25 30 35 40 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Target MDGs 2015 ≤ 32 SUPAS,2015Profil Kesehatan Kab. Siak 2015
12
305 0 50 100 150 200 250 300 350 400 Indonesiatahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359
kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menujukkan penurunan
menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil Survei
Penduduk Antar Sensus (SUPAS) Tahun 2015.
Jumlah kematian ibu yang dilaporkan pada tahun 2015 di Kabupaten Siak
sebanyak 9 orang dari 9.109 kelahiran hidup. AKI dilaporkan tahun 2015 sebesar
99 per 100.000 kelahiran hidup, mengalami penurunan jika dibandingkan dengan
AKI tahun 2014 yang mencapai 138 per 100.000 kelahiran hidup dengan jumlah
kematian ibu yang dilaporkan sebanyak 12 orang dari 8.666 kelahiran hidup.
Gambaran Angka Kematian Ibu yang dilaporkan di Kabupaten Siak dari
tahun 2006 - 2015 dapat dilihat pada Gambar 3.3 berikut.
G
G
a
a
m
m
b
b
a
a
r
r
3
3
.
.
3
3
A
A
n
n
g
g
k
k
a
a
K
K
e
e
m
m
a
a
t
t
i
i
a
a
n
n
I
I
b
b
u
u
d
di
il
la
ap
po
or
rk
ka
an
n
p
p
e
e
r
r
1
1
0
0
0
0
.
.
0
0
0
0
0
0
K
K
e
e
l
l
a
a
h
h
i
i
r
r
a
a
n
n
H
H
i
i
d
d
u
u
p
p
d
d
i
i
K
K
a
a
b
b
u
u
p
p
a
a
t
t
e
e
n
n
S
S
i
i
a
a
k
k
T
T
a
a
h
h
u
u
n
n
2
2
0
0
0
0
6
6
–
–
2
2
0
0
1
1
5
5
Gambar 3.3 menunjukkan tren AKI sejak tahun 2006 sampai tahun 2015.
AKI tertinggi terjadi pada tahun 2008 dan terendah terjadi pada tahun 2013.
Target MDGs tahun 2015 AKI kurang dari 102 per 100.000 kelahiran hidup sudah
tercapai.
Berdasarkan waktu kematian ibu, diketahui bahwa 4 (empat) orang ibu
meninggal pada masa kehamilan, dan 5 (lima) orang pada masa nifas.
Berdasarkan usia diketahui bahwa 8 (delapan) orang berusia antara 20 - 34 tahun
dan 1 (satu) orang berusia lebih dari 35 tahun.
99 138 84 213 126 214 102 141 96 127 0 50 100 150 200 250 300 350 400 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 Target MDGs 2015 ≤ 102 SUPAS,2015
Profil Kesehatan Kab. Siak 2015
13
B
B
.
.
A
A
N
N
G
G
K
K
A
A
H
H
A
A
R
R
A
A
P
P
A
A
N
N
H
H
I
I
D
D
U
U
P
P
Derajat kesehatan masyarakat juga dapat diukur dengan melihat Angka
Harapan Hidup waktu lahir. Selain itu, Angka harapan Hidup juga menjadi salah
satu indikator yang diperhitungkan dalam menilai Indeks Pembangunan Manusia
(IPM). Angka Harapan Hidup di Kabupaten Siak pada tahun 2015 sebesar 70,54
tahun yang menempati posisi ketiga setelah Kota Pekanbaru dan Kabupaten
Bengkalis. Sedangkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Siak
Tahun 2015 sebesar 72,17 yang menempati posisi kelima di Propinsi Riau. AHH
Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini.
T
T
a
a
b
b
e
e
l
l
3
3
.
.
1
1
A
A
n
n
g
g
k
k
a
a
H
H
a
a
r
r
a
a
p
p
a
a
n
n
H
H
i
i
d
d
u
u
p
p
(
(
A
A
H
H
H
H
)
)
m
m
e
e
n
n
u
u
r
r
u
u
t
t
K
K
a
a
b
b
u
u
p
p
a
a
t
t
e
e
n
n
/
/
K
K
o
o
t
t
a
a
d
d
i
i
P
P
r
r
o
o
p
p
i
i
n
n
s
s
i
i
R
R
i
i
a
a
u
u
T
T
a
a
h
h
u
u
n
n
2
2
0
0
1
1
0
0
-
-
2
2
0
0
1
1
5
5
Kode
Prov/Kab/Kota
Angka Harapan Hidup (AHH)
2010
2011
2012
2013
2014
2015
1400
RIAU
70,15
70,32
70,49
70,67
70,76
70,93
1401
Kuantan Sengingi
67,54
67,57
67,61
67,64
67,66
67,86
1402
Indragiri Hulu
69,51
69,53
69,60
69,63
69,64
69,74
1403
Indragiri Hilir
66,26
66,30
66,43
66,50
66,54
66,84
1404
Pelalawan
69,46
69,78
69,86
70,04
70,13
70,23
1405
Siak
70,31
70,39
70,45
70,51
70,54
70,54
1406
Kampar
69,58
69,65
69,72
69,77
69,80
70,00
1407
Rokan Hulu
68,33
68,60
68,70
68,85
68,93
69,03
1408
Bengkalis
70,32
70,36
70,38
70,38
70,38
70,58
1409
Rokan Hilir
68,98
69,07
69,16
69,23
69,27
69,47
1410
Kepulauan Meranti
66,06
66,17
66,29
66,38
66,42
66,72
1471
Kota Pekan Baru
71,42
71,46
71,51
71,54
71,55
71,65
1473
Kota Dumai
69,93
69,95
70,02
70,04
70,05
70,25
Sumber: BPS Propinsi Riau, 2016
C
C
.
.
A
A
N
N
G
G
K
K
A
A
K
K
E
E
S
S
A
A
K
K
I
I
T
T
A
A
N
N
(
(
M
M
O
O
R
R
B
B
I
I
D
D
I
I
T
T
A
A
S
S
)
)
1
1
.
.
P
P
o
o
l
l
a
a
1
1
0
0
P
P
e
e
n
n
y
y
a
a
k
k
i
i
t
t
t
t
e
e
r
r
b
b
a
a
n
n
y
y
a
a
k
k
d
d
i
i
P
P
u
u
s
s
k
k
e
e
s
s
m
m
a
a
s
s
Data angka kesakitan yang berasal dari fasilitas pelayanan kesehatan
(facility based data) yang diperoleh melalui Sistem Pencatatan dan Pelaporan
Terpadu Puskesmas (SP2TP) pada tahun 2015 menempatkan pasien terbanyak
kasus baru dengan penyakit ISPA sebesar 38,06%, diikuti dengan Influensa
sebesar 9,90% dan Hipertensi Esensial sebesar 8,87%. Tingginya kasus ISPA dan
Influenza di Kabupaten Siak juga dipengaruhi oleh terjadinya bencana asap akibat
Profil Kesehatan Kab. Siak 2015
14
kebakaran hutan yang terjadi di wilayah Kabupaten Siak ataupun daerah lainnya
hampir setiap tahun. Gambaran 10 penyakit terbanyak untuk semua golongan
umur di Puskesmas pada tahun 2015 disajikan pada Tabel 3.2 berikut.
T
T
a
a
b
b
e
e
l
l
3
3
.
.
2
2
P
P
o
o
l
l
a
a
1
1
0
0
P
P
e
e
n
n
y
y
a
a
k
k
i
i
t
t
T
T
e
e
r
r
b
b
a
a
n
n
y
y
a
a
k
k
p
p
a
a
d
d
a
a
P
P
a
a
s
s
i
i
e
e
n
n
R
R
a
a
w
w
a
a
t
t
J
J
a
a
l
l
a
a
n
n
d
d
i
i
P
P
u
u
s
s
k
k
e
e
s
s
m
m
a
a
s
s
u
u
n
n
t
t
u
u
k
k
s
s
e
e
m
m
u
u
a
a
G
G
o
o
l
l
o
o
n
n
g
g
a
a
n
n
U
U
m
m
u
u
r
r
d
d
i
i
K
K
a
a
b
b
u
u
p
p
a
a
t
t
e
e
n
n
S
S
i
i
a
a
k
k
T
T
a
a
h
h
u
u
n
n
2
2
0
0
1
1
5
5
N
N
o
o
N
N
a
a
m
m
a
a
P
P
e
e
n
n
y
y
a
a
k
k
i
i
t
t
K
K
a
a
s
s
u
u
s
s
B
B
a
a
r
r
u
u
J
J
u
u
m
m
l
l
a
a
h
h
%
%
1
1
I
I
n
n
f
f
e
e
k
k
s
s
i
i
s
s
a
a
l
l
u
u
r
r
a
a
n
n
n
n
a
a
f
f
a
a
s
s
b
b
a
a
g
g
i
i
a
a
n
n
a
a
t
t
a
a
s
s
a
a
k
k
u
u
t
t
l
l
a
a
i
i
n
n
n
n
y
y
a
a
6
6
1
1
.
.
3
3
7
7
1
1
3
3
8
8
,
,
0
0
6
6
2
2
I
I
n
n
f
f
l
l
u
u
e
e
n
n
s
s
a
a
1
1
5
5
.
.
9
9
6
6
7
7
9
9
,
,
9
9
0
0
3
3
H
H
i
i
p
p
e
e
r
r
t
t
e
e
n
n
s
s
i
i
E
E
s
s
e
e
n
n
s
s
i
i
a
a
l
l
(
(
P
P
r
r
i
i
m
m
e
e
r
r
)
)
1
1
4
4
.
.
2
2
9
9
6
6
8
8
,
,
8
8
7
7
4
4
G
G
a
a
n
n
g
g
g
g
u
u
a
a
n
n
J
J
a
a
r
r
i
i
n
n
g
g
a
a
n
n
l
l
u
u
n
n
a
a
k
k
l
l
a
a
i
i
n
n
n
n
y
y
a
a
(
(
R
R
e
e
u
u
m
m
a
a
t
t
i
i
k
k
)
)
1
1
2
2
.
.
5
5
5
5
2
2
7
7
,
,
7
7
8
8
5
5
G
G
a
a
s
s
t
t
r
r
i
i
t
t
i
i
s
s
d
d
a
a
n
n
d
d
u
u
o
o
d
d
e
e
n
n
i
i
t
t
i
i
s
s
1
1
1
1
.
.
6
6
5
5
9
9
7
7
,
,
2
2
3
3
6
6
D
D
e
e
r
r
m
m
a
a
t
t
i
i
t
t
i
i
s
s
d
d
a
a
n
n
E
E
k
k
s
s
i
i
m
m
1
1
0
0
.
.
9
9
7
7
2
2
6
6
,
,
8
8
0
0
7
7
D
D
i
i
a
a
r
r
e
e
&
&
G
G
a
a
s
s
t
t
r
r
o
o
e
e
n
n
t
t
e
e
r
r
i
i
t
t
i
i
s
s
1
1
0
0
.
.
7
7
7
7
4
4
6
6
,
,
6
6
8
8
8
8
D
D
i
i
s
s
p
p
e
e
p
p
s
s
i
i
a
a
9
9
.
.
9
9
4
4
7
7
6
6
,
,
1
1
7
7
9
9
I
I
n
n
s
s
f
f
e
e
k
k
s
s
i
i
k
k
u
u
l
l
i
i
t
t
8
8
.
.
6
6
3
3
5
5
5
5
,
,
3
3
5
5
1
1
0
0
P
P
e
e
n
n
y
y
a
a
k
k
i
i
t
t
l
l
a
a
i
i
n
n
m
m
a
a
t
t
a
a
5
5
.
.
0
0
7
7
9
9
3
3
,
,
1
1
5
5
J
J
u
u
m
m
l
l
a
a
h
h
1
1
6
6
1
1
.
.
2
2
5
5
2
2
1
1
0
0
0
0
,
,
0
0
0
0
Sumber : SP2TP, 2016
2
2
.
.
P
P
e
e
n
n
y
y
a
a
k
k
i
i
t
t
M
M
e
e
n
n
u
u
l
l
a
a
r
r
a
a
.
.
T
T
u
u
b
b
e
e
r
r
k
k
u
u
l
l
o
o
s
s
i
i
s
s
P
P
a
a
r
r
u
u
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
infeksi bakteri Mycobakterium Tuberculosis. Sumber penularan yaitu pasien TB
BTA (bakteri tahan asam) positif melalui percik renik dahak yang dikeluarkannya.
TB dengan BTA negatif juga masih memiliki kemungkinan menularkan penyakit
TB meskipun dengan tingkat penularan yang kecil.
Tuberkulosis merupakan penyakit yang menjadi perhatian global. Dengan
berbagai upaya pengendalian yang dilakukan, insidens dan kematian akibat
tuberkulosis telah menurun, namun tuberkulosis diperkirakan masih menyerang
9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun 2014. India,
Indonesia dan China merupakan negara dengan penderita tuberkulosis terbanyak
yaitu berturut-turut 23%, 10% dan 10% dari seluruh penderita di dunia (WHO,
Global Tuberculosis Report, 2015).
Profil Kesehatan Kab. Siak 2015
15
1) Kasus baru BTA Positif (BTA +)
Jumlah kasus baru BTA+ yang ditemukan tahun 2015 sebanyak 282 kasus,
menurun bila dibandingkan kasus baru BTA + yang ditemukan tahun 2014 yang
mencapai 323 kasus. Jumlah kasus tertinggi yang dilaporkan berasal dari
Kecamatan Tualang sebanyak 82 kasus dengan rincian 66 kasus ditemukan di
wilayah Puskesmas Perawang dan 16 kasus dari Puskesmas Tualang.
Menurut jenis kelamin, penemuan kasus baru BTA+ pada laki-laki hampir
1,6 kali lebih banyak dari pada perempuan. Sebanyak 61,70% kasus baru BTA+
yang ditemukan berjenis kelamin laki-laki dan 38,30% berjenis kelamin
perempuan.
2) Proporsi Pasien Baru BTA+ diantara Semua Kasus
Proporsi pasien baru BTA+ diantara semua kasus menggambarkan
prioritas penemuan pasien TB yang menular diantara seluruh pasien TB Paru yang
diobati. Angka ini diharapkan tidak lebih rendah dari 65%. Apabila pasien baru
BTA+ lebih rendah dari 65% maka hal itu menunjukkan mutu diagnosis yang
rendah dan kurang memberikan prioritas untuk menemukan pasien yang menular.
Jumlah semua kasus TB Paru di Kabupaten Siak tahun 2015 sebanyak 351
kasus. Sedangkan jumlah kasus BTA+ sebanyak 282 kasus atau 80,34% dari
semua kasus. Angka ini ternyata sudah lebih tinggi dari 65% yang berarti mutu
diagnosis sudah lebih baik.
3) Angka Notifikasi Kasus atau Case Notifcation Rate (CNR)
Angka notifikasi kasus adalah angka yang menunjukkan jumlah pasien TB
yang ditemukan dan tercatat diantara 100.000 penduduk di suatu wilayah tertentu.
Angka ini apabila dikumpulkan serial akan menggambarkan kecenderungan
penemuan kasus dari tahun ke tahun. Angka ini berguna untuk menunjukkan
kecenderungan (tren) meningkat atau menurunnya penemuan pasien TB Paru.
Gambar 3.4 menunjukkan angka notifikasi kasus baru dan semua kasus
Tuberkulosis yang terjadi kurun waktu (lima) tahun terakhir dari tahun
2011-2015.
Profil Kesehatan Kab. Siak 2015
16
G
G
a
a
m
m
b
b
a
a
r
r
3
3
.
.
4
4
A
A
n
n
g
g
k
k
a
a
N
N
o
o
t
t
i
i
f
f
i
i
k
k
a
a
s
s
i
i
K
K
a
a
s
s
u
u
s
s
T
T
B
B
P
P
a
a
r
r
u
u
p
p
e
e
r
r
1
1
0
0
0
0
.
.
0
0
0
0
0
0
P
P
e
e
n
n
d
d
u
u
d
d
u
u
k
k
d
d
i
i
K
K
a
a
b
b
u
u
p
p
a
a
t
t
e
e
n
n
S
S
i
i
a
a
k
k
T
T
a
a
h
h
u
u
n
n
2
2
0
0
1
1
1
1
–
–
2
2
0
0
1
1
5
5
Dari Gambar 3.4 terlihat adanya penurunan penemuan kasus baru TB Paru
BTA+ dari 65,65 per 100.000 penduduk pada tahun 2014 menjadi 59,83 per
100.000 penduduk tahun 2015. Sementara untuk semua kasus TB Paru terjadi
peningkatan dari 72,77 per 100.000 penduduk menjadi 74,47 per 100.000
penduduk.
4) Angka Penemuan Kasus
Salah satu indikator yang digunakan dalam pengendalian TB adalah Case
Detection Rate (CDR) TB Paru, yaitu proporsi jumlah pasien baru BTA positif
yang ditemukan dan diobati terhadap jumlah pasien baru BTA positif yang
diperkirakan ada dalam satu wilayah. WHO menetapkan target penemuan CDR
TB Paru minimal 70%. Kementerian Kesehatan menargetkan CDR TB Paru
tahun 2014 sebesar 90%.
Pada tahun 2015, CDR TB Paru Kabupaten Siak sebesar 74,80%. Terjadi
peningkatan jika dibandingkan dengan tahun 2014 yang hanya 71,18%. Target
WHO sebesar 70% sudah tercapai. Persentase cakupan CDR TB Paru periode
tahun 2006 - 2015 sebagaimana disajikan pada Gambar 3.5 berikut ini.
63,98 74,47 72,77 42,99 34,12 59,83 32,72 41,18 40,89 65,65 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100