• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan kemampuan menyimak untuk memahami dan menanggapi cerita menggunakan media audio visual siswa kelas III B SD Negeri Bumijo semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan kemampuan menyimak untuk memahami dan menanggapi cerita menggunakan media audio visual siswa kelas III B SD Negeri Bumijo semester ganjil tahun pelajaran 2011/2012 - USD Repository"

Copied!
217
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI

DAN MENANGGAPI CERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO

VISUAL SISWA KELAS III B SD NEGERI BUMIJO SEMESTER GANJIL

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh :

Liana Christameidia

NIM : 081134196

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

ii

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI

DAN MENANGGAPI CERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO

VISUAL SISWA KELAS III B SD NEGERI BUMIJO SEMESTER GANJIL

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh :

Liana Christameidia

NIM : 081134196

Telah disetujui oleh

Pembimbing I

(Dr. B. Widharyanto, M. Pd.) Tanggal, 8 Mei 2012

Pembimbing II

(3)

iii

SKRIPSI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI

DAN MENANGGAPI CERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO

VISUAL SISWA KELAS III B SD NEGERI BUMIJO SEMESTER GANJIL

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Dipersiapkan dan ditulis oleh : Liana Christameidia

NIM : 081134196

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 21 Mei 2012

Dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : Drs. G. Ari Nugrahanta, SJ, SS, BST, MA. …....………... Sekretaris : Elga Andriana, S. Psi., M. Ed. ………... Anggota : Dr. B. Widharyanto, M. Pd. ………... Anggota : Dra. Ign. Esti Sumarah, M. Hum. ………... Anggota : Drs. YB. Adimassana, M. A. ………...

Yogyakarta, 21 Mei 2012

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk:

Tuhan Yesus Juru Selamatku

Bapak dan Mamakku tercinta

Kakakku Banu Murti Anggoro dan Septyono Kurniawan

(5)

v

MOTTO

Bersukacitalah dalam pengharapan, sabarlah dalam

kesesakan, dan bertekunlah dalam doa! (Roma 12:12).

Selama saya bernafas, saya tetap berharap (Cicero).

The pain now is part of the happiness then (Debra Winger).

Kesuksesan sesungguhnya hanyalah bonus dari sebuah kerja

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 8 Mei 2012 Penulis

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : LIANA CHRISTAMEIDIA

Nomor Mahasiswa : 081134196

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah yang berjudul :

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK UNTUK MEMAHAMI DAN MENANGGAPI CERITA MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO VISUAL SISWA KELAS III B SD NEGERI BUMIJO SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2011/2012

beserta perangkat yang perlu (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 8 Mei 2012 Yang menyatakan

(8)

viii

ABSTRAK

Christameidia, Liana. 2012. Peningkatan Kemampuan Menyimak untuk Memahami dan Menanggapi Cerita Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas III B SD Negeri Bumijo Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012. Skripsi S1. Yogyakarta: PGSD, FKIP, USD.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar melalui peran media audio visual dalam upaya meningkatkan kemampuan menyimak untuk memahami dan menanggapi cerita pada siswa kelas III B di SD Negeri Bumijo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Kota Yogyakarta. Hal ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan menyimak siswa untuk memahami dan menanggapi cerita. Sehingga penggunaan media audio visual diharapkan dapat meningkatkan kemampuan menyimak untuk memahami dan menanggapi cerita.

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas III B SD Negeri Bumijo, Kecamatan Jetis, Kabupaten Kota Yogyakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan instrumen observasi pada proses pembelajaran dan tes hasil belajar siswa yang didapat melalui tes di setiap akhir siklus. Sedangkan untuk teknik analisis data digunakan deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media audio visual dalam pembelajaran menyimak mampu meningkatkan hasil belajar siswa secara keseluruhan baik dalam materi memahami cerita maupun menanggapi cerita. Pada kemampuan memahami cerita, nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa kelas III B SD Negeri Bumijo 58,97. Setelah diadakan pembelajaran menggunakan media audio visual pada siklus I, hasil belajar siswa meningkat 27% menjadi 74,91. Peneliti melanjutkan penelitian hingga pada tahap siklus II dan hasilnya menunjukkan nilai rata-rata kemampuan menyimak untuk memahami cerita meningkat 15% menjadi 86,72. Kemampuan menanggapi cerita sebelum menggunakan media audio visual, nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa kelas III B SD Negeri Bumijo 57,47. Setelah diadakan pembelajaran menggunakan media audio visual pada siklus I, hasil belajar siswa meningkat 21% menjadi 69,66. Peneliti melanjutkan penelitian hingga pada tahap siklus II dan hasilnya menunjukkan nilai rata-rata kemampuan menyimak untuk memahami cerita, meningkat 20% menjadi 84,14. Dari beberapa tindakan yang dilakukan serta perolehan hasil belajar siswa pada setiap siklus maka dapat dikatakan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan kemampuan menyimak untuk memahami dan menanggapi cerita.

(9)

ix

ABSTRACT

Christameidia, Liana. 2012. The Improvement of Listening Ability to Understand and Percieve a Story Using an Audio Visual Aid on The B Third Grade Class, Bumijo Elementary School at The Odd Semester Learning Year 2011/2012.

The research is done to know the improvement of the study result throught an audio visual aid in attempting to improve the listening ability to understand and perceive a story at the B third grade students of Bumijo Elementary school, Jetis,

Yogyakarta. The background of the research is the low of the students’listening

ability to understand and perceive a story. Hopefully, the use of audio visual aid can improve the listening ability to understand and perceive a story.

This research uses a “Penelitian Tindakan Kelas (PTK)” model. The subjects of the research are the B third grade student of Bumijo Elementary School, Jetis, Yogyakarta. The technique of data collecting uses an observation instrument on learning process and the test of students’study achievement gotten through the test at every cycle end. While the technique of data analysis uses the qualitative descriptive and quantitative descriptive.

The result of the research shows that the use of an audio visual aid in listening learning can improve the students’study result overall both in material of understanding a story and perceiving a story. On the ability of understanding a story, the average mark of the B third grade student is 58,97. After learning using an audio visual aid, at the first cycle, the study result of the students increases 27% becoming 74,91. The researcher continues her research until the second cycle and the result shows that the average mark of the B third grade students of Bumijo Elementary School is 57,47. After learning using an audio visual aid, at the first cycle, the study result of the student increases 21% becoming 69,66. The researcher continues the research until the second cycle and the result shows that the average mark of the listening ability to understand a story increases 20% becoming 84,14. Looking some steps done and also the achievent of students’study result at every cycle, it can be said that the use of an audio visual aid can improve the listening ability to understand and perceive a story.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Segala hormat, puji dan syukur penulis naikkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Peningkatan Kemampuan

Menyimak untuk Memahami dan Menanggapi Cerita Menggunakan Media Audio Visual Siswa Kelas III B SD Negeri Bumijo Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012” dengan baik.

Penulisan tugas akhir skripsi ini diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan.

Secara khusus, penulis haturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu penyusunan tugas akhir skripsi ini sehingga dapat selesai dengan baik. Ucapan terima kasih ini, penulis haturkan kepada :

1. Bapak Rohandi. Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Romo Drs. G. Ari Nugrahanta, SJ, SS, BST, MA selaku Ketua Program Studi S-I PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberikan motivasi dalam penyusunan skripsi.

(11)

xi

4. Ibu Dra. Ign. Esti Sumarah, M. Hum. selaku Dosen Pembimbing dua. Terimakasih banyak atas bimbingan, arahan serta dorongan yang Ibu berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini dengan baik.

5. Drs. YB. Adimassana, M. A. selaku Dosen ketiga. Terimakasih banyak atas waktu yang Bapak berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas skripsi ini dengan baik.

6. Bapak Drs. Puji Purnomo, M. Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik PGSD Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (USD). Terimakasih atas segala arahan dan masukan yang diberikan kepada penulis sehingga mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

7. Seluruh dosen dan karyawan Prodi PGSD yang telah memberikan ilmu kepada penulis.

8. Karyawan perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah membantu penulis untuk mendapatkan reverensi yang diperlukan.

9. Kedua orang tuaku tersayang, Bapak dan Mamak yang tak pernah berhenti memberikan doa, dorongan, dan segala usaha selama ini.

10.Kakak-kakaku tercinta, Banu Murti Anggoro dan Septyono Kurniawan, terima kasih untuk doa, bantuan, nasihat, dan dukungannya selama ini.

11.Segenap keluarga besar Sekolah Dasar (SD) Negeri Bumijo yang telah mengijinkan penulis untuk mengajar sekaligus melakukan penelitian di SD tersebut.

(12)

xii

13.Sahabat-sahabatku, Fitri Pamulatsih, Asiah Jamil, Tami, Getreda, Eka Very, Vivino, Fransi Samartha, Sunarni, David Fajar, dan Adi yang selalu mendukung dan membantuku dalam banyak hal. Terima kasih juga untuk keponakan tercinta Ika, Dani, dan Meilin yang selalu memberi semangat selama ini.

14.Keluarga Besar SD BOPKRI Wirobrajan, terima kasih atas segala dukungan serta kasih sayang yang diberikan selama ini.

15.Penghuni kos Sendowo C.61, terimakasih atas dorongan dan doa yang diberikan.

16.Murid-muridku kelas III B di SD Negeri Bumijo, terima kasih atas kerja samanya dalam melakukan penelitian ini.

17.Rekan-rekan satu angkatan yang masih sama-sama berjuang, terimakasih atas dukungan dan semangat yang diberikan selama ini.

18.Semua pihak yang telah membantu kelancaran penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Akhirnya hanya ucapan terima kasih yang tak terhingga yang dapat penulis sampaikan. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini, namun penulis berharap semoga penulisan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya.

Yogyakarta, 8 Mei 2012 Penulis

(13)

xiii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK …………...……... vii

ABSTRAK ………... viii

G. Manfaat Penelitian ……….. 5

BAB II. KAJIAN PUSTAKA A. Penelitian yang Relevan …...………...………... 7

B. Landasan Teori ………...………..……….. 9

(14)

xiv

1. Rencana Tindakan ……… 45

2. Pelaksanaan Tindakan ……….. 46

a. Siklus I ………. 46

b. Siklus II ……… 49

3. Observasi ……….. 52

4. Refleksi ………. 52

D. Subyek dan Obyek Penelitian ..………..…. 52

E. Teknik Pengumpulan Data ………. 53

F. Teknik Analisis Data ……….. 56

G. Instrumen Penelitian …...…. 58

H. Kriteria Keberhasilan ………. 58

(15)

xv

1. Pre Tes ………... 60

2. Siklus I ………... 61

a. Perencanaan ………....……… 61

b. Pelaksanaan Tindakan ……….…… 62

c. Observasi ………. 65

d. Refleksi ……… 66

3. Siklus II ……….………. 68

a. Perencanaan ………...…………..…………... 68

b. Pelaksanaan Tindakan ……….…. 69

c. Observasi ………. 73

d. Refleksi ……… 74

B. Deskripsi Hasil Penelitian …………...……….… 75

1. Pre Tes ………...………...…... 76

2. Siklus I ………...…………... 80

3. Siklus II ……….. 90

C. Pembahasan Hasil Penelitian ……… 99

BAB V. PENUTUP A. Kesimpulan ……….. 106

B. Saran ……… 107

DAFTAR PUSTAKA ………... 108

(16)

xvi

DAFTAR BAGAN

(17)

xvii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Memahami Cerita ... 53

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Soal Kemampuan Menanggapi Cerita ... 54

Tabel 3.3 Klasifikasi Kemampuan Siswa dalam Bentuk Persentase ...….. 55

Tabel 3.4 Rubrik Penilaian Keseriusan Siswa Menyimak Cerita Anak .…... 55

Tabel 3.5 Rubrik Penilaian Keberanian Siswa Menanggapi Cerita Anak .…... 56

Tabel 3.6 Kriteria Keberhasilan Penelitian ... 59

Tabel 4.1 Hasil Pre Tes Kemampuan Memahami Cerita ..…... 76

Tabel 4.2 Hasil Pre Tes Kemampuan Menanggapi Cerita ..…... 78

Tabel 4.3 Hasil Tes Siklus 1 Kemampuan Memahami Cerita ..…... 80

Tabel 4.4 Hasil Tes Siklus 1 Kemampuan Menanggapi Cerita ..…... 82

Tabel 4.5 Hasil Observasi Siklus 1 Keseriusan Siswa Menyimak Film Cerita Anak ... 85

Tabel 4.6 Hasil Observasi Siklus 1 Keberanian Siswa Menanggapi Film Cerita Anak ...…... 87

Tabel 4.7 Hasil Angket Respon Siswa Siklus 1 ..…... 89

Tabel 4.8 Hasil Tes Siklus 2 Kemampuan Memahami Cerita ..…... 90

Tabel 4.9 Hasil Tes Siklus 2 Kemampuan Menanggapi Cerita ..…... 92

Tabel 4.10 Hasil Observasi Siklus 2 Keseriusan Siswa Menyimak Film Cerita Anak ... 94

Tabel 4.11 Hasil Observasi Siklus 2 Keberanian Siswa Menanggapi Film Cerita Anak ...…... 96

Tabel 4.12 Hasil Angket Respon Siswa Siklus 2 ..…... 98

Tabel 4.13 Hasil Belajar Siswa Sebelum dan Sesudah Dilakukan Tindakan Kemampuan Memahami Cerita Anak ..…... 100

(18)

xviii

Tabel 4.15 Hasil Uji t Kodisi Sebelum dan Sesudah Menggunakan

(19)

xix

DAFTAR GRAFIK

Grafik 4.1 Kemampuan Memahami Cerita Anak (Pre Tes) ... 77

Grafik 4.2 Kemampuan Menanggapi Cerita Anak (Pre Tes) ... 79

Grafik 4.3 Kemampuan Memahami Cerita Anak (Siklus 1) ... 81

Grafik 4.4 Kemampuan Menanggapi Cerita Anak (Siklus 1) ... 83

Grafik 4.5 Kemampuan Memahami Cerita Anak (Siklus 2) ... 91

Grafik 4.6 Kemampuan Menanggapi Cerita Anak (Siklus 2) ... 93

Grafik 4.5 Peningkatan Kemampuan Memahami Cerita Anak ... 101

(20)

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ………..……… 112

Lampiran 2 RPP ………..……… 118

Lampiran 3 LKS ………..……… 136

Lampiran 4 Evaluasi ………..…….………. 148

Lampiran 5 Sinopsis Cerita .………..…….………. 160

Lampiran 6 Tabulasi Nilai Siswa ………..………..……….……… 170

Lampiran 7 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa ……...………..………….. 178

Lampiran 8 Penghitungan SPSS …..………..………….. 182

Lampiran 9 Notulen Refleksi ……….………….. 184

(21)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemampuan menyimak pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas III Sekolah Dasar mendapatkan perhatian khusus, karena kemampuan menyimak merupakan dasar bagi berkembangnya kemampuan berbahasa yang meliputi kemampuan berbicara, membaca, dan menulis. Di SD Negeri Bumijo, siswa kelas III B sering mengalami kesulitan dalam hal menyimak. Rata-rata kesulitan yang dialami siswa adalah pada materi memahami dan menanggapi cerita. Siswa masih banyak yang memperoleh nilai di bawah standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditentukan yaitu 65. Pada tema sebelumnya yaitu lingkungan, peneliti melakukan tindakan awal untuk mengetahui kemampuan awal siswa dalam menyimak. Bacaan yang digunakan peneliti berjudul Keong Mas. Dari seluruh siswa kelas III B yang berjumlah 29 siswa, nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada kemampuan

“memahami” cerita atau kemampuan menangkap isi cerita yang didengar adalah 58,97. Hal ini berarti, siswa kelas III B SD Negeri Bumijo yang berhasil melampaui standar KKM hanya 38% atau sebanyak 11 siswa sedangkan 62% yaitu 18 siswa masih kurang dalam memahami isi cerita.

Pada kemampuan “menanggapi” isi cerita, siswa juga masih banyak yang memperoleh nilai kurang memuaskan. Pada materi ini, siswa diharapkan

(22)

mampu memberikan tanggapan terhadap isi cerita. Hasil belajar siswa kelas III B SD Negeri Bumijo yang berjumlah 29 siswa memperoleh nilai rata-rata kelas 57,47. Hal ini berarti, sekitar 66% atau sebanyak 19 siswa belum memenuhi nilai KKM yang telah ditentukan. Sedangkan siswa yang mampu melampaui nilai KKM hanya sekitar 34% atau sebanyak 10 siswa.

Menurut pengamatan yang dilakukan peneliti, salah satu penyebab dari rendahnya kemampuan menyimak siswa kelas III B SD Negeri Bumijo adalah siswa kurang bisa memahami cerita yang didengar. Hal ini dikarenakan, siswa kurang tertarik dengan cerita yang disampaikan dan kurangnya variasi penggunaan media dalam pembelajaran. Dengan kurangnya pemahaman siswa terhadap cerita yang disimak, hal ini menyebabkan kesulitan pada siswa untuk memberikan tanggapan terhadap isi cerita. Berdasarkan beberapa alasan tersebut, maka peneliti tertarik dalam penggunaan salah satu media pembelajaran yaitu media audio visual.

(23)

B. Pembatasan Masalah

Permasalahan mengenai kemampuan menyimak sangatlah luas dan kompleks, sehingga perlu adanya pembatasan masalah. Penelitian yang dilakukan dibatasi pada Standar Kompetensi 1. Memahami cerita dan teks drama anak yang dilisankan, dan Kompetensi Dasar 1.2. Mengomentari tokoh-tokoh cerita anak yang disampaikan secara lisan pada siswa kelas III B SD Negeri Bumijo Semester ganjil Tahun Pelajaran 2011/2012. Kemampuan menyimak yang dimaksud lebih dipusatkan lagi pada materi memahami isi cerita dan memberikan tanggapan terhadap isi cerita (watak tokoh) dengan menggunakan media audio visual (film) cerita anak yang disajikan guru sesuai tema yang sedang dipelajari.

C. Rumusan Masalah

Dilandasi latar belakang masalah serta batasan masalahnya, rumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Apakah pembelajaran menggunakan media audio visual (film) dapat meningkatkan kemampuan menyimak untuk “memahami” cerita bagi siswa kelas III B SD Negeri Bumijo Tahun Pelajaran 2011/2012?

(24)

D. Batasan Pengertian

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa istilah yang dijelaskan sebagai berikut.

1. Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan dengan penuh perhatian, pemahaman untuk memperoleh informasi lengkap, interpretasi serta apresiasi terhadap isi cerita yang didengar.

2. Memahami cerita yaitu mampu mengerti benar/mengetahui benar tentang isi cerita yang didengar.

3. Menanggapi cerita yaitu mampu memberikan saran, usul, atau kritik terhadap suatu cerita yang dilihat atau didengar.

4. Media pembelajaran audio visual (film) yaitu media/ sarana pendukung yang dipergunakan dalam pembelajaran untuk memotivasi/menarik perhatian siswa dalam bentuk gambar bergerak/ film.

5. Kemampuan siswa memahami dan menanggapi cerita yaitu skor yang diperoleh siswa dari latihan atau ulangan tentang memahami dan menanggapi suatu cerita yang dilihat atau didengar.

E. Pemecahan Masalah

(25)

F. Tujuan Penelitian

Penelitian ini diadakan dengan tujuan sebagai berikut.

1. Mengetahui peningkatan kemampuan menyimak untuk “memahami” cerita bagi siswa kelas III B SD Negeri Bumijo Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan media audio visual.

2. Mengetahui peningkatan kemampuan menyimak untuk “menanggapi” cerita bagi siswa kelas III B SD Negeri Bumijo Tahun Pelajaran 2011/2012 dengan menggunakan media audio visual.

G. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat yang ingin dicapai oleh peneliti dalam penelitian ini meliputi manfaat secara teoretis dan praktis, dijabarkan sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk mengembangkan teori pembelajaran sehingga dapat memperbaiki mutu pendidikan dan meningkatkan kualitas hasil pembelajaran. Pemanfaatan media pembelajaran mendukung pencapaian tujuan pembelajaran. Dengan menggunakan media audio visual, pembelajaran menjadi lebih variatif. Dengan demikian, hasil belajar siswa, khususnya keterampilan menyimak cerita anak dapat ditingkatkan.

(26)

Manfaat penelitian ini bagi sekolah adalah dapat memberikan kontribusi positif pada sekolah dalam rangka perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran.

b. Bagi Guru

Manfaat penelitian ini bagi guru adalah (1) dapat digunakan untuk meningkatkan efektifitas dalam penggunaan pendekatan-pendekatan dan metode-metode pembelajaran yang paling sesuai, (2) dapat digunakan untuk memperbaiki dan menyempurnakan proses belajar mengajar, (3) mampu menambah wawasan keilmuan guru dalam mengembangkan proses kegiatan belajar mengajar.

c. Bagi Siswa

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian yang Relevan

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi di dalam kelas yang berkaitan dengan kegiatan pembelajaran. Ada penelitian yang dilakukan oleh peneliti lain untuk mendukung penelitian ini antara lain: penelitian yang dilakukan Huda (2008) judul penelitian yang dilakukan adalah Peningkatan Keterampilan Mendengarkan Cerita Rakyat pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Melalui Penggunaan Media Audiovisual Bagi Siswa Kelas IV Semester I SD N Mentikan IV Kecamatan Prajuritkulon Kota Mojokerto Tahun Pelajaran 2008/2009. Tujuan dari penelitian tersebut adalah mengetahui peningkatan kemampuan mendengarkan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan media audiovisual. Adapun manfaat dari penelitian yang dilakukan adalah memperoleh wawasan baru dalam hal penggunaan media audiovisual.

Subyek penelitian tersebut adalah siswa kelas IV semester I SD N Mentikan IV Kecamatan Prajuritkulon Kota Mojokerto Tahun Pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 31 siswa. Data yang diperlukan dalam penelitian adalah data primer yang berupa observasi langsung terhadap aktivitas siswa dalam pembelajaran. Aspek indikator keberhasilannya meliputi: penguasaan

(28)

isi, gagasan, organisasi isi, tata bahasa, dan gaya bahasa. Data tersebut dianalisis dengan menggunakan teknik statistik deskriptif kuantitatif dan data diambil dari tindakan 2 siklus sebagaimana yang direncanakan. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah peningkatan kemampuan keterampilan mendengarkan pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia siswa kelas IV SD N Mentikan IV Kecamatan Prajuritkulon Kota Mojokerto Tahun Pelajaran 2008/2009 rata-rata baik sangat mampu meningkatkan prestasi siswa.

Penelitian lain yang menggunakan media audio visual adalah Widayanti (2010) dengan judul Peningkatan Kemampuan dan Keterlibatan Siswa Kelas III SD Pangudi Luhur Sedayu Tahun Pelajaran 2008/2009 dalam Pembelajaran Menyimak Cerita Anak. Tujuan dari penelitian tersebut adalah meningkatkan pembelajaran menyimak melalui media film animasi cerita anak siswa kelas III SD Pangudi Luhur Sedayu Tahun Pelajaran 2008/2009. Manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan adalah peneliti memperoleh wawasan baru tentang penggunaan media film animasi dalam pembelajaran.

(29)

rata-rata yang diambil dari tindakan 2 siklus sebagaimana yang direncanakan. Hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut adalah penggunaan media film animasi terbukti meningkatkan pembelajaran menyimak cerita anak bagi siswa kelas III SD Pangudi Luhur Sedayu Tahun Pelajaran 2008/2009 dengan rata-rata baik.

Berbagai penelitian telah dilakukan dalam bidang menyimak dan hasilnya menunjukan bahwa terjadi peningkatan keterampilan menyimak setelah diterapkan pembelajaran dengan berbagai metode dan teknik. Meskipun demikian, penelitian terhadap keterampilan menyimak masih menarik untuk dilakukan. Peneliti juga ingin membuktikan besarnya persentase kenaikan kemampuan menyimak siswa dalam memahami dan menanggapi cerita dengan menggunakan media audio visual.

B. Landasan Teori

1. Kemampuan Menyimak

(30)

disampaikan oleh si pembicara melalui ujaran atau bahasa lisan. Menyimak juga bermakna mendengarkan dengan penuh pemahaman dan perhatian serta apresiasi (Anderson dalam Tarigan 1983:19).

Berdasarkan pendapat di atas, maka kegiatan menyimak adalah kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan yang dilakukan dengan sengaja, penuh perhatian disertai pemahaman, apresiasi dan interpretasi untuk memperoleh pesan, informasi, memahami makna komunikasi, dan merespon yang terkandung dalam lambang lisan yang disimak. Sehingga dapat disimpulkan, menyimak film cerita anak berarti kegiatan mendengarkan dengan penuh perhatian tentang apa yang disampaikan dalam film tersebut, sehingga penyimak mampu memahami isi cerita serta mampu memberikan apresiasi isi cerita dalam bentuk saran atau pendapat.

Tahapan kegiatan menyimak menurut Tarigan (1985:20-22) dapat dirangkum menjadi lima langkah yaitu tahap mendengar, tahap memahami, tahap mengintrepretasi, tahap mengevaluasi, dan tahap menanggapi.

a. Tahap mendengar atau tahap hearing. Tahap ini penyimak mendengar dengan sungguh-sungguh serta memusatkan perhatiannya terhadap segala sesuatu yang diujarkan oleh pembicara. Penyimak berusaha menangkap pesan pembicara yang sudah diterjemahkan dalam bentuk bahasa.

(31)

c. Tahap menginterpretasi atau tahap interpreting. Penyimak yang baik, yang cermat dan teliti belum merasa puas kalau hanya mendengar dan memahami isi ujaran yang diterima sehingga penyimak ingin mentafsirkan apa yang tersirat dalam ujaran pembicara tersebut.

d. Tahap mengevaluasi atau tahap evaluating. Setelah penyimak memahami serta mentafsirkan isi pembicaraan, maka mulailah penyimak menilai apa yang telah diujarkan oleh pembicara yaitu tentang keunggulan dan kelemahan yang disimaknya.

e. Tahap menanggapi atau tahap responding. Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam kegiatan menyimak. Tanggapan atau reaksi penyimak terhadap pesan yang diterimanya dapat berwujud berbagai bentuk seperti anggukan tanda setuju, menggeleng tanda tidak setuju, mencibir atau mengerjakan sesuatu, memberikan ungkapan atau pendapat terhadap hal yang disimaknya.

Menurut konsep di atas, maka penelitian yang dilakukan diharapkan berjalan sesuai dengan tahapan yang diungkapkan oleh Tarigan. Penelitian yang dilakukan diawali dengan proses mendengarkan cerita melalui media audio visual, sehingga siswa mampu memahami isi cerita yang disimaknya dan pada akhirnya siswa diharapkan mampu memberikan tanggapan terhadap cerita tersebut.

(32)

a. Menyimak ekstensif yaitu menyimak untuk memahami materi simakan hanya secara garis besar saja. Kegiatan menyimak ekstensif lebih bersifat umum atau dilakukan dalam kehidupan sehari-hari dan tidak memerlukan pengawasan khusus dari guru. Ada 4 jenis kegiatan ekstensif seperti berikut. 1) Menyimak Sosial, yaitu kegiatan menyimak yang berlangsung dalam situasi

sosial/lingkungan sekitar. Sebagai contoh adalah seorang anak Jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun. Sehingga selanjutnya anak juga akan terbiasa berbahasa dan bersikap santun.

2) Menyimak Sekunder, yaitu kegiatan menyimak yang terjadi secara kebetulan atau kegiatan menyimak dilakukan sambil mengerjakan sesuatu. Sebagai contoh adalah ketika seorang ibu sedang memasak, ia juga sedang mendengarkan siaran televisi.

3) Menyimak Estetika, yaitu kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu. Dalam kegiatan ini, penyimak duduk terpaku menikmati suatu pertunjukkan secara imajinatif. Penyimak ikut mengalami, merasakan karakter dari setiap pelaku. Sebagai contoh seorang anak menyimak pembacaan puisi atau rekaman drama atau syair lagu. Dalam hal ini emosi anak tersebut akan tergugah, dan menjadi tertarik terhadap apa yang disimaknya.

(33)

yang baru pindah ke daerah yang baru. Sehari-hari mendengarkan bahasa daerah tersebut, maka dalam beberapa waktu selanjutnya orang tersebut mampu berkata dalam bahasa daerah yang baru.

b. Menyimak Intensif, yaitu kegiatan menyimak yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan dengan tingkat konsentrasi yang tinggi untuk memahami makna yang dikehendaki dan lebih ditekankan pada kemampuan menyimak untuk memahami bahan simakan tersebut. Kegiatan menyimak intensif lebih diarahkan dan dikontrol oleh guru. Ada 6 jenis menyimak intensif seperti berikut.

1) Menyimak Kritis, sejenis kegiatan menyimak yang di dalamnya sudah terlihat kurangnya (atau tiadanya) keaslian, ataupun kehadiran prasangka serta ketidak telitian yang akan diamati. Kegiatan menyimak kritis bertujuan untuk memberikan penilaian secara obyektif mengenai kebenaran informasi yang disimak.

2) Menyimak Konsentratif, menyimak yang merupakan sejenis telaah. Kegiatan menyimak dilakukan dengan penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik tentang informasi yang disimak.

3) Menyimak Kreatif, mengakibatkan pembentukan atau rekonstruksi seorang anak secara imajinatif kesenangan akan bunyi, visi atau penglihatan, gerakan, atau perasaan kinestetik yang disarankan oleh apa yang didengarnya.

(34)

5) Menyimak interogatif, sejenis menyimak intensif yang menuntut lebih banyak konsentrasi dan seleksi, pemusatan perhatian dan pemilihan, karena penyimak harus mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

6) menyimak selektif, yaitu kegiatan menyimak yang memusatkan perhatian pada hal tertentu yang sudah dipilih. Kegiatan menyimak selektif dilakukan dengan menampung aspirasi penutur/pembicara dengan menyeleksi dan membandingkan hasil simakan dengan hal yang relevan.

Dari pendapat Tarigan yang telah dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa dalam penelitian ini lebih memusatkan pada peningkatan kemampuan menyimak intensif konsentratif. Kegiatan menyimak ini sengaja dilakukan oleh peneliti dengan arahan serta kontrol khusus dari peneliti. Penelitian ini juga dilakukan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk lebih berkonsentrasi atau memusatkan perhatiannya. Sehingga siswa memperoleh pemahaman yang baik mengenai informasi yang terkandung dalam cerita, serta pada akhirnya siswa mampu memberikan saran/pendapat terhadap informasi yang didapat.

(35)

pembelajaran di Sekolah Dasar. Secara umum tujuan menyimak adalah sebagai berikut.

a. Menyimak untuk mendapatkan fakta dapat dilakukan melalui radio, televisi, pertemuan ilmiah, dan ceramah. Dari berbagai sarana ini dapat diperoleh berbagai fakta sesuai dengan yang diinginkan penyimak.

b. Menyimak untuk menganalisis fakta, artinya menguraikan fakta atas unsur-unsur pemahaman secara menyeluruh. Menganalisis fakta dapat dilakukan dengan mencermati makna setiap frasa, kalimat, dan wacana.

c. Menyimak untuk mengevaluasi fakta, peranan utamanya untuk membantu penyimak memutuskan apakah fakta-fakta yang disimak diterima atau ditolak.

d. Menyimak untuk mendapatkan inspirasi, maksudnya adalah sebagai suatu alasan untuk melakukan kegiatan menyimak tersebut. Inspirasi biasanya diperoleh melalui kegiatan menyimak ceramah, kotbah, televisi, pertemuan ilmiah, pertemuan reuni, diskusi, debat, dan lain-lain.

e. Menyimak untuk mendapatkan hiburan, seperti menyimak lagu-lagu dari radio, rekaman tape recorder, televisi, rekaman VCD, atau dapat juga melalui menyimak ceramah atau pidato yang menggunakan berbagai media pembantu atau dengan selingan humor.

f. Menyimak untuk memperbaiki kemampuan berbicara

(36)

a. Melatih siswa menghargai orang lain, dalam artian diharapkan siswa benar-benar terfokus mendengarkan/menyimak guru dan tidak berbicara sendiri dengan temannya.

b. Melatih siswa disiplin, melalui pelajaran menyimak hal itu dapat dilatihkan karena orang menyimak memerlukan konsentrasi untuk mencurahkan segala pikiran, perasaan, pengetahuan, pengalaman, dan sebagainya agar mendapatkan hasil yang maksimal.

c. Melatih siswa berfikir kritis, dengan berfikir kritis akan mempercepat perkembangan pengetahuan dan ketrampilan siswa yang pada akhirnya dapat mempertinggi kecakapan dalam hidupnya.

d. Melatih siswa meningkatkan daya nalar, dengan menyimak siswa dilatih untuk mengidentifikasi, mencocokkan, menganalisis, dan menyimpulkan hasil simakan berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya untuk meningkatkan daya nalar sehingga dapat mengembangka kecakapan hidup yang telah dimiliki.

e. Melatih siswa untuk meningkatkan keterampilan berbicara, melalui proses menyimak siswa dapat menguasai pengucapan fonem, kosakata, makna kata, dan kalimat. Hal ini sangat membantu siswa dalam kegiatan berbicara sebagai aktivitas aktif produktif.

(37)

mampu mengungkapkan pendapat dan tanggapannya terhadap isi cerita yang didengarnya.

Pengembangan kemampuan menyimak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Tarigan (1983:44-47) faktor–faktor yang mempengaruhi menyimak adalah sebagai berikut.

a. Faktor Fisik

Kondisi fisik seseorang penyimak merupakan faktor penting yang turut menentukan keefektifan serta kualitas keaktifan dalam menyimak.

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis juga mempengaruhi proses menyimak. Faktor psikologis yang positif memberi pengaruh yang baik, sedangkan faktor psikologis yang negatif memberi pengaruh yang buruk terhadap kegiatan menyimak. Faktor negatif itu antara lain prasangka dan kurang simpati, keegosentrisan dan keasyikan terhadap minat pribadi, pandangan yang kurang luas, kebosanan dan kejenuhan, sikap yang tidak layak terhadap pembicara. Faktor positif yang menguntungkan bagi kegiatan menyimak misalnya pengalaman masa lalu yang menyenangkan, yang telah menentukan minat dan pilihan, kepandaian yang beraneka ragam.

c. Faktor Pengalaman

(38)

Berdasarkan pendapat Tarigan di atas, maka penelitian yang dilakukan juga akan mempertimbangkan tiga faktor yang mempengaruhi kegiatan menyimak. Dari sisi faktor kondisi fisik, seluruh siswa kelas III B SD Negeri Bumijo memiliki kondisi fisik yang lengkap dan sempurna. Sehingga dengan pemilihan media pembelajaran yang digunakan tidak ada kendala bagi siswa. Oleh karena itu, pemilihan media audio visual diharapkan mampu mengembangkan fungsi organ tubuh siswa terkhusus berkembangnya faktor pendengaran dan penglihatan siswa.

Pertimbangan yang digunakan pada faktor psikologis anak adalah siswa kelas III sesuai tahapan perkembangan dalam usianya, sering cepat merasa bosan dan lebih tertarik pada hal-hal yang baru. Oleh sebab itu, peneliti memilih menggunakan media audio visual. Penggunaan media audio visual di lingkungan SD Negeri Bumijo merupakan hal yang jarang dilakukan. Dengan penggunaan media ini diharapkan siswa menjadi lebih tertarik karena proses pembelajaran dilakukan wdengan metode yang baru. Peneliti berusaha menampilkan pembelajaran dengan sesuatu yang baru dengan harapan siswa menjadi lebih tertarik mengikuti pembelajaran dan memberikan respon yang positif.

(39)

pengalamannya dengan jalan cerita film dan siswa bisa memilah hal yang baik, yang patut dicontoh dan hal buruk yang harus dihindari.

Bahan yang digunakan dalam pembelajaran menyimak juga harus menarik minat dan dekat dengan kebutuhan siswa. Hal–hal yang perlu dipertimbangkan untuk bahan pembelajaran menyimak (Subyantoro dan Hartono, 2003:5–7), adalah sebagai berikut.

a. Keluasan Bahan Ajar

Bahan ajar menyimak dapat diambil dari berbagai sumber. Bahan ajar hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan siswa, materi simakan yang sesuai, dan cocok dengan kemampuan siswa. Supaya menghasilkan proses belajar mengajar yang memuaskan dan menyenangkan, baik bagi siswa maupun bagi guru.

b. Keterbatasan Waktu

Dalam pembelajaran guru dituntut agar dapat menyesuaikan waktu yang tersedia dengan bahan yang diajarkan.

c. Perbedaan Karakteristik Pembelajar

Perbedaan karakteristik pembelajar ditentukan oleh berbagai faktor antara lain minat, bakat, intelegensi dan sikapnya. Hal itu merupakan pertimbangan khusus bagi guru untuk memilih bahan simakan yang selaras dengan bakat, minat, dan sikap pembelajar.

d. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni

(40)

pembelajaran menyimak harus menarik, selaras, dan autentik dengan materi pelajaran dalam jenjang pendidikan. Bahan pembelajaran menyimak yang menarik akan mendapat perhatian yang sungguh-sungguh dari siswa. Selain menarik, bahan pembelajaran menyimak harus selaras. Keselarasan bahan ajar menyimak dengan penyimak merupakan syarat utama dalam proses pembelajaran menyimak. Kegagalan pembelajar menyimak lebih banyak disebabkan oleh ketidakmampuan pembelajar terhadap makna, baik makna gramatikal, leksikal, maupun kultural dalam bahan ajar. Faktor lain yang perlu dipertimbangkan adalah keautentikan, dalam hal ini istilah autentik diartikan asli. Bahan yang asli ialah bahan yang dapat ditemukan di lingkungan siswa, apa yang biasa didengar siswa dalam kehidupan sehari– hari, akan lebih baik jika diambil sebagai bahan ajar menyimak.

Dari uraian di atas, tentang hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam menggunakan media pembelajaran maka peneliti mencoba menggunakan media film yang berkaitan dengan kehidupan siswa secara umum. Film yang digunakan dalam penelitian ini bertemakan tentang peristiwa yang pernah dialami siswa (mimpi buruk, mendapat hadiah dari orang tua, dihukum guru, ataupun belajar sopan santun). Peneliti memilih tema film ini adalah untuk meningkatkan daya empati siswa terhadap lingkungan sekitar.

(41)

keadaan wacana, baik dilihat dari segi tingkat kesulitan, isi dan cakupan, maupun jenis-jenis wacana (Nurgiyantoro, 1988:214). Penilaian kemampuan menyimak dapat dilakukan dengan pengumpulan kerja siswa (portofolio), hasil karya (produk), penugasan (proyek), kinerja (performance), dan tes tertulis (paper and pencil). Penilaian hasil hanya merujuk pada hasil simakan siswa yang berupa jawaban-jawaban terhadap pertanyaan serta kemampuan siswa dalam memberikan saran/pendapat, sedangkan penilaian terhadap proses dilakukan dengan menggunakan model instrumen penilaian yang dirancang guru.

(42)

2. Kemampuan Memahami

Menurut KBBI (2002:636) paham berarti mengerti benar (akan); tahu benar (akan). Memahami berarti mengerti benar (akan); mengetahui benar (akan). Maka dapat disimpulkan kata kerja memahami artinya adalah kemampuan seseorang untuk mengerti atau mengetahui dengan sungguh-sungguh sesuatu hal (dalam penelitian ini berarti mengetahui benar akan cerita yang disimak). Memahami isi cerita yang disimak berarti siswa mampu mengerti benar isi/unsur-unsur yang terkandung dalam cerita yang disimak.

Konsep pendukung untuk menguatkan penelitian ini adalah seperti yang dituliskan oleh Bloom bahwa tujuan pengajaran yang dilakukan oleh guru diklasifikasikan ke dalam tiga ketegori (poestaka-soenda.blogspot.com,2011) yaitu sebagai berikut.

a. Ranah kognitif lebih menekankan aspek intelektual, seperti pengetahuan, pemahaman, pengertian, dan keterampilan berpikir. Pada kawasan kognitif menurut Bloom terdiri atas enam tingkatan yang susunannya sebagai berikut. 1) Pengetahuan (Knowledge) adalah kemampuan untuk mengenal atau

mengingat kembali sesuatu obyek, ide, prosedur, prinsip atau teori yang pernah ditemukan dalam pengalaman tanpa memanipulasi dalam bentuk lain. 2) Pemahaman (comprehension) adalah kemampuan yang menunjukkan bahwa

mengerti serta memahami materi yang telah dikuasai.

(43)

4) Analisis (analysis) adalah kemampuan untuk menguraikan suatu bahan ke dalam unsur-unsurnya, kemudian menghubungkan bagian dengan bagian lain, disusun dan diorganisasikan.

5) Sintesis (synthesis) adalah kemampuan untuk mengumpulkan dan mengorganisasikan semua atau bagian sehingga membentuk satu kesatuan secara utuh.

6) Evaluasi (evaluation) adalah kemampuan untuk mengambil keputusan, menyatakan pendapat atau memberi penilaian berdasarkan kriteria-kriteria tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif.

b. Ranah afektif lebih ditekankan aspek perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri. Pada kawasan afektif menurut Bloom terdiri atas lima tingkatan yang susunannya sebagai berikut.

1) Penerimaan adalah kesediaan untuk berinteraksi dengan stimulus. 2) Partisipasi.

3) Penilaian/penentuan sikap. 4) Organisasi.

5) Menghayati.

c. Ranah psikomotorik aspek keterampilan motorik. Pada kawasan Psikomotorik menurut Bloom terdiri atas lima tingkatan yang susunannya sebagai berikut.

(44)

4) Menyesuaikan (adaptation). 5) Menciptakan (origination).

Untuk lebih mudah memahami taksonomi bloom, maka dapat dideskripsikan dalam dua pernyataan seperti di bawah ini.

a. Memahami sebuah konsep berarti dapat mengingat informasi atau ilmu mengenai konsep itu.

b. Seseorang tidak akan mampu mengaplikasikan ilmu dan konsep jika tanpa terlebih dahulu memahami isinya.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa teori Taksonomi Bloom juga sependapat dengan teori yang diungkapkan Tarigan bahwa dalam pengembangan kemampuan menyimakpun diperlukan adanya pemahaman yang kuat dari penyimak. Oleh karena itu, supaya siswa mampu menanggapi suatu hal maka siswa harus menguasai kemampuan memahami terlebih dahulu.

3. Kemampuan Menanggapi

(45)

Maka dapat diambil kesimpulan bahwa, penelitian ini dilakukan dengan tujuan siswa mampu mengerti benar isi cerita yang disimak dan mampu mengungkapkan kritik/komentar terhadap unsur dalam cerita (watak tokoh).

Bila dihubungkan dengan teori Tarigan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses menyimak diperlukan perhatian dan konsentrasi penuh agar dapat menangkap informasi yang disampaikan. Seseorang yang menyimak dengan sungguh-sungguh dapat dibuktikan bahwa siswa tersebut benar-benar memahami isi informasi yang disampaikan serta mampu menginterpretasi atau memberikan kesan, pendapat atau pandangan teoritis terhadap informasi yang diterimanya (KBBI, 2002:384).

Menurut Tarigan menanggapi atau menginterpretasi cerita merupakan salah satu komponen dalam menyimak. Sependapat dengan Tarigan, Bloom juga mengungkapkan bahwa menanggapi atau menginterpretasi juga merupakan salah satu tingkatan dalam ranah kognitif yaitu masuk dalam tingkatan mengevaluasi.Tingkatan evaluasi adalah tingkatan seseorang mampu mengambil keputusan, menyatakan pendapat atau memberi penilaian berdasarkan kriteria tertentu baik kualitatif maupun kuantitatif.

(46)

4. Cerita Anak

Cerita dapat diartikan sebagai narasi berbagai kejadian yang sengaja berdasarkan urutan waktu. Cerita dapat juga diartikan sebagai suatu peristiwa yang terjadi berdasarkan urutan waktu yang disajikan dalam karya fiksi. Jadi dapat disimpulkan bahwa cerita merupakan peristiwa yang terangkai berdasarkan urutan waktu kejadian. Cerita anak adalah cerita yang ditujukan untuk anak-anak dan bukan tentang anak (Hardjana, 2006:2). Isi dari cerita anak hendaknya memberikan amanat yang baik, positif, dan jalan ceritanya menarik bagi anak-anak dan hendaknya dapat mengembangkan daya khayal anak. Cerita anak dapat ditulis dalam bentuk cerita pendek, novelet, dan novel. Menurut Hardjana (2006:14-15) dalam bukunya “Cara Mudah

Mengarang Cerita Anak” menjabarkan tentang bentuk-bentuk cerita fiksi yaitu sebagai berikut.

1. Cerita Pendek

Cerita pendek adalah sebuah cerita yang merupakan bentuk paling sederhana dari cerita fiksi, panjang cerita sekitar 5.000 kata, memiliki satu tokoh utama, satu latar, dan satu kesan.

2. Novelet

Novelet adalah novel pendek yang seringkali bersifat ringan dan kira-kira panjang ceritanya sekitar 10.000-35.000 kata.

(47)

Novel disebut juga roman. Panjang cerita kira-kira 35.000-lebih. Pelaku-pelaku mulai dengan waktu muda, bergerak dari sebuah adegan ke sebuah adegan yang lain, dari satu tempat ke tempat yang lain.

Dalam cerita pendek, novelet, dan novel terdapat unsur-unsur cerita yang sama. Unsur-unsur cerita dapat menentukan baik buruknya karya sastra. Berikut ini dipaparkan unsur-unsur yang terdapat dalam cerita (Hardjana, 2006:17-24).

a. Unsur Intrinsik yaitu unsur yang membangun dari dalam cerita tersebut. Yang termasuk dalam unsur intrinsik cerita adalah (1) tema yaitu inti cerita, (2) latar yaitu segala yang menyangkut tempat, waktu, dan suasana cerita, (3) alur/plot yaitu jalan cerita, (4) penokohan yang meliputi nama tokoh, peran, dan watak-wataknya, (5) amanat yaitu pesan pengarang yang ditujukan untuk pembaca, (6) gaya bahasa.

b. Unsur Ekstrinsik yaitu unsur yang mempengaruhi cerita dari luar, contohnya latar belakang penulis dan biografi penulis.

Cerita pendek adalah cerita anak-anak yang dikemas atau disajikan dalam bentuk cerita pendek (Hardjana, 2006:33). Jenis cerita anak dapat dikelompokkan sebagai berikut.

a. Fantasi atau karangan khayal yaitu dongeng, fabel, legenda, dan mitos.

b. Realistic Fiction yaitu cerita khayal tetapi cerita ini mengandung unsur-unsur kenyataan.

(48)

isinya gambling sebagai mana adanya, mudah dimengerti sebagai suri tauladan.

d. Cerita rakyat yaitu cerita yang hidup di masyarakat.

e. Cerita agama yaitu cerita yang berisikan tentang nabi/orang suci ataupun tentang ajarang agama yang digubah dalam bentuk menarik, memotovasi untuk membentuk anak berbudi luhur.

Cerita yang digunakan dalam penelitian ini termasuk cerita pendek jenis Realistic Fiction. Alasannya cerita anak ini merupakan cerita yang ditujukan untuk anak-anak. Cerita ini bentuk cerita animasi, namun menggambarkan kehidupan manusia yang sesungguhnya dan mengandung nilai-nilai budi pekerti yang penting bagi tahapan perkembangan anak.

5. Media Pembelajaran

(49)

berupa perangkat keras maupun lunak berfungsi untuk menyampaikan dan memperjelas materi untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu.

Media pengajaran memiliki banyak fungsi bagi kegiatan pembelajaran. Menurut Thoifuri (2008:171) fungsi media pengajaran adalah sebagai berikut. a. Pengajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan

motivasi belajar.

b. Bahan pengajaran akan jelas maknanya sehingga lebih dapat dipahami siswa, dan memungkinkan siswa menguasai tujuan pengajaran yang lebih baik. c. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal

melalui penuturan kata-kata guru, sehingga siswa tidak cepat bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi guru mengajar setiap jam pelajaran.

d. Siswa lebih banyak melakukan kegiatan belajar, sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain, seperti: melakukan, mendemonstrasikan, dan lain-lain.

(50)

a. Media Visual

Media visual dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu media yang tidak diproyeksikan dan media yang diproyeksikan. Berikut ini dipaparkan penjelasan dari masing-masing media.

1) Media yang tidak diproyeksikan

Media yang tidak diproyeksikan dibagi menjadi 3 macam yaitu media realita, model, dan media grafis. Berikut ini penjelasan dari 3 media yang dimaksud. a) Media realita adalah benda nyata. Benda tersebut tidak harus dihadirkan di

ruang kelas, tetapi siswa dapat melihat langsung ke obyek. Kelebihan dari media realia ini adalah dapat memberikan pengalaman nyata kepada siswa. Misal untuk mempelajari keanekaragaman makhluk hidup, klasifikasi makhluk hidup, ekosistem, dan organ tanaman.

b) Model adalah benda tiruan dalam wujud tiga dimensi yang merupakan representasi atau pengganti dari benda yang sesungguhnya. Penggunaan model untuk mengatasi kendala tertentu sebagai pengganti realita. Misal untuk mempelajari sistem gerak, pencernaan, pernafasan, peredaran darah, sistem ekskresi, dan syaraf pada hewan.

(51)

Jenis media yang diproyeksikan dibagi menjadi 2 macam yaitu Transparansi

Overhead projector (OHP) dan Film bingkai / slide. Berikut ini dipaparkan penjelasan dari masing-masing media.

a) Transparansi Overhead projector (OHP) merupakan alat bantu mengajar tatap muka sejati, sebab tata letak ruang kelas tetap seperti biasa, sehingga guru dapat bertatap muka dengan siswa (tanpa harus membelakangi siswa). Perangkat media transparansi meliputi perangkat lunak (Overhead transparancy/OHT) dan perangkat keras (Overhead projector/OHP). Teknik pembuatan media transparansi, yaitu mengambil dari bahan cetak dengan teknik tertentu dan membuat sendiri secara manual.

b) Film bingkai/slide adalah film transparan yang umumnya berukuran 35 mm dan diberi bingkai 2x2 inci. Dalam satu paket berisi beberapa film bingkai yang terpisah satu sama lain. Manfaat film bingkai hampir sama dengan transparansi OHP, hanya kualitas visual yang dihasilkan lebih bagus. Sedangkan kelemahannya adalah biaya produksi dan peralatan lebih mahal serta kurang praktis. Untuk menyajikan dibutuhkan proyektor slide.

b. Media Audio

Media audio digolongkan menjadi 2 macam yaitu radio dan kaset-audio. Berikut ini diuraikan mengenai 2 jenis media audio.

1) Radio

(52)

kehidupan dan sebagainya. Radio dapat digunakan sebagai media pembelajaran yang cukup efektif.

2) Kaset-audio

Yang dibahas disini khusus kaset audio yang sering digunakan di sekolah. Keuntungannya adalah merupakan media yang ekonomis karena biaya pengadaan dan perawatan murah.

c. Media Audio-Visual

Media audio visual juga digolongkan menjadi 2 macam yaitu media video dan media komputer. Berikut ini diuraikan mengenai 2 macam media audio visual.

1) Media video

Medio video merupakan salah satu jenis media audio visual selain film. Media ini banyak dikembangkan untuk keperluan pembelajaran, biasanya dikemas dalam bentuk Video Compact Disc (VCD).

2) Media komputer

Media ini memiliki semua kelebihan yang dimiliki oleh media lain. Selain mampu menampilkan teks, gerak, suara dan gambar, komputer juga dapat digunakan secara interaktif, bukan hanya searah. Bahkan, komputer yang disambung dengan internet dapat memberikan keleluasaan belajar menembus ruang dan waktu serta menyediakan sumber belajar yang hampir tanpa batas.

(53)

a. Audio meliputi kaset audio, siaran radio, Compact Disc (CD), telepon. b. Cetak meliputi buku pelajaran, modul, brosur, leaflet, gambar.

c. Audio-cetak meliputi kaset audio yang dilengkapi bahan tertulis.

d. Proyeksi visual diam meliputi overhead transparansi (OHT), film bingkai (slide).

e. Proyeksi audio visual diam meliputi film bingkai slide bersuara. f. Visual gerak meliputi film bisu.

g. Audio visual gerak meliputi film gerak bersuara, video/VCD, televisi. h. Obyek fisik meliputi benda nyata, model, spesimen.

i. Manusia dan lingkungan meliputi guru, pustakawan, laboran. j. Komputer yaitu Computer-assisted Instruction (CAI).

Sependapat dengan Anderson, media pembelajaran menurut Schramm (www.edu-articles.com, 2011) digolongkan berdasarkan kompleksnya suara yaitu media kompleks (film, TV, Video/VCD) dan media sederhana (slide, audio, transparansi, teks). Selain itu, menggolongkan media berdasarkan jangkauannya yaitu media masal (liputannya luas dan serentak/radio, televisi), media kelompok (liputannya seluas ruangan/kaset audio, video, OHP, slide, dll), dan media individual (untuk perorangan/ buku teks, telepon, CAI).

6. Media Audio Visual

(54)

Sependapat dengan Rinanto, menurut Suleiman (1981:11) audio visual adalah

alat yang “audible” artinya dapat didengar dan alat-alat yang “visible” artinya

dapat dilihat.

Jadi dapat disimpulkan media audio visual adalah media yang menyelaraskan dua indera yaitu indera pendengaran dan indera penglihatan, karena menampilkan gambar dan suara sekaligus yang mampu mempengaruhi perasaan dan pemikiran penonton. Media audio visual merupakan salah satu media yang dapat digunakan dalam pembelajaran menyimak. Media ini dapat menambah minat siswa dalam belajar karena siswa dapat menyimak sekaligus melihat gambar.

Media audio visual yang digunakan dalam penelitian ini berupa Video Compact Disc (VCD). Media VCD merupakan perpaduan antara media suara (audio) dan media gambar (visual) yang dapat membantu guru dalam menyampaikan materi pembelajaran. Media ini mampu menggugah perasaan dua pikiran siswa, memudahkan pemakaian materi dan menarik minat siswa untuk belajar.

(55)

kedua perangkat tersebut dalam menampilkan gambar, alat tersebut berupa televisi.

Peneliti memilih melakukan penelitian menggunakan media audio visual karena memiliki banyak keunggulan. Keunggulan dari media audio visual menurut Rinanto (1982:53-56) adalah (1) mengatasi keterbatasan yang dimiliki anak didik, (2) melampau batasan ruang dan waktu, (3) memungkinkan terjadinya interaksi langsung antara anak didik dengan lingkungannya, (4) memberikan keseragaman pengamatan, (5) menanamkan konsep dasar yang besar, konkret, dan realistis, (6) membangkitkan keinginan dan minat baru, (7) memberikan pengalaman yang integral dari yang konkret sampai ke abstrak.

Media audio visual merupakan salah satu media alternatif untuk pembelajaran menyimak dalam rangka memudahkan siswa dalam memahami materi simakan. Secara teori diketahui bahwa untuk memahami sesuatu akan lebih mudah jika kita menyimak sekaligus melihat.

(56)

audio visual dapat digunakan sebagai alternatif dalam melatih kemampuan anak menyimak cerita.

Jadi dalam penelitian ini diharapkan pembelajaran yang memanfaatkan media audio visual pada proses pembelajaran menyimak dapat meningkatkan proses dan hasil pembelajaran sehingga kompetensi dasar benar-benar dikuasai siswa. Selain itu, menjadikan proses pembelajaran lebih bervariasi dan menarik, siswapun menjadi termotivasi dalam mengikuti setiap proses pembelajaran di sekolah.

C. Kerangka Berfikir

Keterampilan berbahasa siswa yang paling mendasar adalah keterampilan menyimak. Hal ini dikarenakan keterampilan menyimak memiliki pengaruh terhadap keterampilan berbahasa lainnya seperti berbicara, membaca, dan menulis. Keterampilan menyimak juga akan mempengaruhi hasil belajar yang dicapai siswa (Depdiknas 2004:1). Dengan demikian keterampilan menyimak terutama di sekolah dasar perlu ditingkatkan karena dengan dasar atau pembiasaan pada siswa dalam mendalami kemampuan menyimak yang baik, maka siswa tersebut dapat mengaplikasikan keterampilan-keterampilan berbahasa yang lain dengan baik pula.

(57)

siswa disebabkan oleh strategi yang digunakan guru dalam pembelajaran masih menggunakan media yang belum berkembang dan cenderung seadanya. Selama ini dalam proses pembelajaran siswa hanya ditugaskan untuk menyimak dari pembacaan teks yang dilakukan oleh guru. Sehingga siswa mengalami kebosanan dan kurang termotivasi untuk belajar menyimak dan akhirnya berpengaruh pada penguasaan keterampilan menyimak.

Menurut Tarigan menyimak merupakan proses mendengarkan dengan sungguh-sungguh, penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh informasi serta memahami makna komunikasi. Tujuan utama dari kegiatan menyimak adalah untuk menangkap, memahami, atau menghayati pesan/informasi serta mampu menginterpretasikan/memberi kesan atau pendapat informasi yang diterima. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ketrampilan menyimak tidak dapat berkembang tanpa latihan yang lebih mendalam.

(58)

cerita dengan runtut. Sedangkan kemampuan interpretasi adalah kemampuan menyatakan pendapat, mengemukakan alasan pendapat, serta memberi saran terhadap isi cerita yang disimak.

Peneliti mencoba melakukan perubahan pada kegiatan menyimak yaitu dengan melakukan pembelajaran menggunakan media audio visual. Dengan media ini diharapkan dapat menambah minat siswa dalam belajar. Film yang digunakan adalah film yang kontekstual atau berhubungan dekat dengan kehidupan siswa. Pemilihan film yang kontekstual, diharapkan siswa akan lebih mudah menghayati dan mendalami jalan cerita film tersebut.

Penelitian tindakan kelas ini dilakukan melalui dua siklus. Tiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Siklus I dimulai dengan tahap perencanaan, berupa rencana kegiatan untuk menentukan langkah-langkah yang akan dilakukan peneliti untuk memecahkan masalah. Pada tahap tindakan, peneliti melakukan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah disusun. Tindakan yang dilakukan adalah mengadakan proses pembelajaran menyimak cerita dengan menggunakan media audio visual. Tahap observasi dilakukan ketika proses pembelajaran berlangsung. Hasil yang diperoleh dalam pembelajaran kemudian direfleksi. Kelebihan yang diperoleh dalam siklus I dipertahankan, sedangkan kelemahan yang ada dicarikan solusi dalam siklus II, dengan cara memperbaiki perencanaan pada siklus II.

(59)

observasi. Hasil yang diperoleh dalam tahap tindakan dan observasi pada siklus ini kemudian direfleksi untuk menentukan kemajuan-kemajuan yang telah dicapai dalam proses pembelajaran. Hasil tes siklus I dan silus II kemudian dibandingkan untuk mengetahui peningkatan keterampilan menyimak cerita dengan menggunakan media audio visual pada siswa kelas III B SD Negeri Bumijo.

D. Hipotesis Tindakan

Hipotesis dari penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pembelajaran menggunakan media audio visual (film) dapat meningkatkan kemampuan menyimak untuk “memahami” cerita bagi siswa kelas III B SD Negeri Bumijo Tahun Pelajaran 2011/2012.

(60)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Jenis penelitian ini dilakukan berdasarkan temuan kasus dalam kelas yang diampu langsung oleh peneliti. Berdasarkan kasus yang telah ditemukan, peneliti mencoba mencari solusi dari permasalahan yang dialami siswa yaitu permasalahan rendahnya kemampuan siswa dalam memahami dan menanggapi cerita yang didengar. Setelah dilakukan penelitian ini, diharapkan siswa tidak lagi mengalami kesulitan dalam materi tersebut dan pembelajaran yang dilakukan benar-benar optimal untuk pengembangan kemampuan siswa.

Pendapat dari beberapa tokoh yang dapat dijadikan landasan dalam penelitian ini antara lain, seperti pendapat yang dinyatakan oleh Mohammad Asrori (2009:4), menyebutkan bahwa penelitian tindakan kelas (classroom action) merupakan penelitian yang bersifat reflektif yang dilakukan oleh guru yang bertujuan untuk pengembangan dan perbaikan pembelajaran. Penelitian tindakan kelas menyangkut tiga aspek, yaitu penelitian, tindakan, dan kelas. Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan oleh Suharsimi (2006:2-3) bahwa penelitian tindakan kelas merupakan gabungan dari kata penelitian, tindakan, dan kelas.

“Penelitian menunjuk pada suatu kegiatan mencermati suatu obyek dengan

menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang

(61)

menarik minat dan penting bagi peneliti. Tindakan menunjuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Kelas, dalam hal ini tidak terikat dalam pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik, yaitu sekelompok siswa yang dalam waktu

yang sama menerimapelajaran yang sama dari guru yang sama pula.”

Penelitian tindakan kelas memiliki dua fungsi yaitu, berfungsi reflektif dan reparatif. Fungsi reflektif yaitu, penelitian tindakan kelas didasarkan pada analisis refleksi yang dilakukan guru berdasarkan kegiatan dan proses pembelajaran yang telah dilakukan. Analisis refleksi ini dapat berupa kelemahan-kelemahan ataupun perunahan-perubahan yang dilakukan dalam rangka memperbaiki kualitas pembelajaran. Kegiatan penelitian ini sekaligus juga berfungsi reparatif, yaitu memperbaiki kualitas pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III B semester ganjil tahun ajaran 2011/2012 di SD Negeri Bumijo Kecamatan Jetis, Kota Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan hanya pada mata pelajaran Bahasa Indonesia dengan tema pengalaman siswa. Obyek penelitian ini dipusatkan pada kemampuan menyimak siswa untuk menanggapi cerita.

(62)

1. Kondisi Fisik

Sekolah Dasar Negeri Bumijo mempunyai 9 ruang kelas sebagai tempat/ruang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang terdiri dari 2 ruang untuk kelas 1; 2 ruang untuk kelas 2; 2 ruang untuk kelas 3; 1 ruang untuk kelas 4; 1 ruang untuk kelas 5; dan 1 ruang untuk kelas 6. Fasilitas lain yang sudah dimiliki SD Negeri Bumijo yaitu ruang kepala sekolah, ruang guru, perpustakaan, UKS, dapur sekolah, WC serta beberapa fasilitas lain yang dapat menunjang pelaksanaan kegiatan belajar mengajar seperti 2 unit komputer, 1 unit mesin ketik, 1 unit laptop, 1 unit LCD, 1 unit keyboard, seruling, pianika dan masih banyak lagi alat peraga pendidikan.

2. Kondisi Non Fisik

Yang dimaksudkan kondisi non fisik dalam hal ini adalah sumber daya manusia, baik yang berupa tenaga pendidik maupun siswa. Tenaga pendidik (guru) terutama di sekolah dasar mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap keberhasilan siswa dalam proses pembelajaran.

a. Kondisi Guru

(63)

juga tersedia 3 guru agama; 1 guru agama Islam (PNS); 1 guru agama Katholik (PNS); 1 guru agama Kristen (honor sekolah), ada 1 guru penjaskes (PNS), guru SBK ada 3 guru (honor sekolah), ada 1 tenaga keamanan/satpam (honor sekolah), dan ada 1 tenaga administrasi/TU (honor sekolah). Sedangkan 2 tenaga lagi adalah guru ekstrakulikuler pramuka dan TPA yang merupakan tenaga honor sekolah.

b. Kondisi Siswa

Siswa Sekolah Dasar Negeri Bumijo merupakan siswa yang berasal dari lingkungan sekitar Kecamatan Jetis, Kecamatan Gondolayu, dan sekitarnya. Siswa kelas III B kebanyakan memiliki latar belakang orang tua sebagai pedagang. Dengan keadaan tersebut, peneliti menggunakan media cerita anak (film) yang berkaitan dengan realita kehidupan anak sehari-hari. c. Lingkungan Sekolah

(64)

C. Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan terbagi ke dalam empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Perencanaan merupakan langkah-langkah berupa perencanaan kegiatan yang akan dilakukan oleh peneliti dengan mempertimbangkan kejadian yang ada di lapangan. Tindakan merupakan suatu kegiatan yang telah direncanakan secara sistematis untuk mengatasi permasalahan yang ada di lapangan. Observasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peneliti untuk mengamati gejala-gejala yang muncul pada obyek penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan refleksi adalah kegiatan yang dilakukan peneliti untuk mengevaluasi kegiatan penelitian yang telah dilakukan. Alur pelaksanaan kegiatan penelitian tindakan kelas dapat dilihat pada bagan di bawah ini.

Bagan 1.1 Alur penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, 2006:16)

Perencanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan SIKLUS II Pengamatan Dan seterusnya

Pelaksanaan Refleksi

(65)

Setiap siklus dalam penelitian ini terdiri dari 4 tahap, berikut diuraikan tahapan kegiatan yang dilakukan dalam tiap siklus.

1. Rencana Tindakan

a. Observasi

Peneliti melakukan observasi terhadap kondisi awal obyek penelitian. Observasi dilakukan untuk memperoleh gambaran awal mengenai kondisi serta permasalahan yang timbul terhadap obyek penelitian.

b. Identifikasi Permasalahan

Setelah dilakukan observasi, dapat diidentifikasi permasalahan yang timbul terhadap obyek penelitian. Dari hasil identifikasi dapat diketahui bahwa hasil belajar siswa kelas III B SD Negeri Bumijo pada pembelajaran menyimak cerita anak tergolong rendah dikarenakan pembelajaran yang kurang maksimal dan tidak adanya media pembelajaran yang pendukung pada proses pembelajaran.

c. Menyusun Rencana Penelitian

Pada tahap ini peneliti menyusun rencana penelitian berupa rangkaian kegiatan yang dilakukan dalam penelitian, yang meliputi 11 langkah sebagai berikut.

1. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam proses belajar mengajar.

2. Menentukan cara atau metode dan media pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan hasil belajar siswa.

Gambar

Tabel 4.15  Hasil Uji t Kodisi Sebelum dan Sesudah Menggunakan
Grafik 4.1  Kemampuan Memahami Cerita Anak (Pre Tes) ....................
Tabel 3.1 Kisi-kisi Soal Kemampuan Memahami Cerita
Tabel 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui apakah metode Z-Score dapat digunakan untuk memprediksi kondisi financial distress suatu perusahaan.. Latar belakang penelitian ini

Mengutip pendapat pakar lain (Tulving & Mandigan, 1970, dalam Sternberg, 2005), menyangkut kontribusinya bagi pengetahuan, artikel-artikel psikologi yang dikirim

 Menurut Bodnar & Hopwood (2010), sistem informasi akuntansi merupakan suatu kumpulan dari berbagai macam sumber daya, seperti manusia dan juga peralatan yang dirancang

Tetapi karya seni rupa tiga dimensi yang dinikmati dari bawah tidak terlalu banyak, yaitu karya seni yang diletakkan dengan cara digantung atau melayang di angkasaA. Jika

Berdasarkan analisa data didapatkan bahwa dari 30 respon dan didapatkan pengetahuan masyarakat tentang tanaman obat keluarga sebagian besar berada pada katagori

Letak lokasi tanah yang akan dibuatkan Tidak 1 (satu) Minggu Petunjuk Teknis Program Pem- Kepmenkop & UKM Hak Atas Tanah Program sertifikasi. sertifikat jelas batas-batasnya

Penelitian yang telah dilaksanakan oleh Khusnul Fatiah (1104043) dilatarbelakangi oleh adanya kegiatan bimbingan rohani Islam kepada pasien rawat inap di RSI Kendal.

Terdapat suatu keyakinan bahwa ketika semua para pekerja dalam organisasi sepenuhnya mampu mengembangkan dan melaksanakan kapasitas dasar mereka sebagai manusia, serta terdapat