• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN (Di MTs N Salatiga Tahun 2008) - Test Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN (Di MTs N Salatiga Tahun 2008) - Test Repository"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN K O M IT E SEK O LA H DALAM PENINGKATAN K U ALITAS PENDIDIKAN

(Di M TsN Salatiga T ah u n 2008)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

Disusun Oleh :

IRM A FA TIH ATUR R O H M A H Nim : 111 04 003

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

SALATIGA

(2)

DEPARTEMEN AGAMA

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA Jl. Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Fax 323433 Salatiga 50721 W ebsite : \v\\ w .s ta in s a ia lh ’a .a c .id E-mail : adm inistrasi@ stainsalatiga.ac.id

D E K L A R A S I

Bismillah i r rahman irralt i m

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudian hari ternyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosyah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 26 Juli 200S Penulis

IRMA FATIHATUR ROHMAH NIM. 111 04 003

(3)

DEPARTEMEN A G A M A RI

SEKOLAH T IN G G I A G A M A IS L A M N EG ER I (S T A IN ) S A L A T IG A JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721 Website : www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

Dra. Nur Hasanah, M.Pd

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudari :

Nama : Irma Fatihatur Rohmah

NIM : 111 04 003

Jurusan / Progdi : TARBIYAH / PAI

Judul : PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM

(4)

DEPARTEMEN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

Jl. Stadion No. 2 Salatiga (0298) 323706

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudari : IRMA FATIHATUR ROHMAH dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 04 003 yang berjudul PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN Di MTsN Salatiga Tahun 2008 telah dimunaqosyahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Kamis, 28 Agustus 2008 yang bertepatan dengan tanggal 26 Sya’ban I429H. Dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

(5)

MOTTO

N ila i manusia bukan dari apa yang sebarang d i daCam genggaman tangannya.

Tapi lebih pada m im pi-m im pi indah yang sekian putaran w a k tu (agi

ingin dicapainya karena haCitu lebih mem6uatnya 6erarti dalam hidup.

K etelitian dalam halkebaikan adalah nilai tam6ah kebijaksanaan

serta pem antapan adalah tindakan tepat ter6uru-6uru

(6)

PERSEMBAHAN

S krip si in i penulis persembahkan kepada :

1. B apak Slam et A n w a r dan Ib u ku A slih a tu n tercinta, terkasih, tersayang yang

telah menyayangi' dan mengasihiku dengan tulus ikhlas ju g a memberiku

kesempatan untuk m enuntut ilm u dan selalu membimbing, mendoakan serta

memberikan segalanya baik moral maupun spiritual bagi terselesaikannya

skripsi ini.

2. Papa dan mama angkatku tercinta dan tersayang yang selalu menyemangati k u

dalam segala hal dan terima kasih atas doanya.

3. K a k a k k u tersayang (m bak W iwiet) yang selalu m endukung a k u, memotivasi

aku, menasehati a ku , dan menyemangati a k u dalam segala hal, terima kasih

atas doanya.

4. K a ka ku tersayang (mas A tik , m bak Puji, m bak Win, mas Y ani serta a d ikku

W ahyu dan E lis semoga kalian semua menjadi keluarga yang bahagia.

5. Belahan jiw a k u, sandaran h a tik u soulm ateku (Sigit) tersayang tercinta

y a n g selalu m endukung a k u , m em otivasi a k u , b a n g k itk a n a k u u n tu k

segera m enyelesaikan s k rip sik u in i dan setia m enungguku.

6. Pon a k a u k u tersayang (V ery, A ish a , Z ahra, Ira, dan E ebila) semoga

k a lia n m enjadi a n a k y a n g sholih dan sholihah.

(7)

7

. A d i k a n g k a tk u (d ik Yoga, d ik K lara, d ik Dca, dan d ik S hasha) m a a f ya

d ik, m b a k Irm a ja ra n g m ain kesana ta p i m b a k Irm a tetap sayang dan

kangen ka lia n .

8. O m D a n i ya n g m em in ja m iku fla s h d isk, selagi a k u belum beli, th a n k s y a

O m ?

9. P akdhe dan Budhe A s terim a k a sih doanya (mas A n d i n m as S an to) ya n g

m em in ja m iku kom puter d isaat ko m p u terku ru sa k th a n k s y a m as?

1Q. B u lik k u Y a tiy a n g selalu b a ik p a d a k u .

11. P o n a k a n k u (U m ex) ya n g setia m endengarkan curahan h a tik u, ngrum pi

lagi y u k ?

12. T em anku (om H a k im ) ya n g selalu m em bantu a k u m encarikan b u k u

dalam m enyelesaikan sk rip si in i a n d th a n k s y a mas?.

13. le m a n k u (mas A n dan m as D o a n) y a n g selalu b a ik k ep a d a k u serta

m a n ta n k u ya n g b a ik h a ti (m as F ik r i) y a n g selalu m endukung a k u dan

m enem aniku selam a a k u sa kit.

14. T e m a n k u (N a sh ru l A m in )y a n g m au m engantarkan a k u u n tu k m enem ui

g u ru M l s N dan selalu b a ik kepadaku.

15. Keluarga besar ka n d a -k a n d a d i G eta r (m as Sotidhe, p a k N yo , p a k

(8)

- V W ' * '

Seiring salam dan doa semoga Allah SWT selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Rosul akhir zaman, Muhammmad SAW, yang telah memberikan pencerahan pada dunia.

Syukur Alhamdulillah, akhirnya penulisan skripsi dengan judul “PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN (Di MTsN Salatiga Tahun 2008) ini telah selesai. Skripsi ni merupakan salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjan Pendidikan Agam Islam pada Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu selesainya skripsi ini.

Penulis sadari, bahwa skripsi ini tidak akan pernah terwujud tanpa pertolongan Allah SWT, dan bantuan berbagai pihak yang terkait, juga orang- orang yang mendoakan selesainya skripsi ini. Maka kesempatan ini dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag, selaku Ketua Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga.

2. Kaprogdi Pendidikan Agama Islam Bapak Fatchurahman, M.Pd.

(9)

4. Semua dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang menunjang demi tresusunnya skripsi ini.

5. Team perpustakaan STAIN Salatiga, terima kasih atas bantuan penyediaan buku-buku kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

6. Drs. Asrori selaku Kepala M'l'sN Salatiga.

7. Seluruh keluarga besar MTsN Salatiga Drs. Syafi’i, Drs Faisal, Drs. Abdul Latif, Dra. Sili Maemonah, Slamet Anwar, BA, Ibu Sofiyah yang kesemuanya adalah pengurus komite dan para guru yang telah memberikan informasi serta telah memberikan ijin penelitian.

8. Keluarga besar D^wan Pendidikan Salatiga, terima kasih atas bantuan informasi dan mau. meminjami buku kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.

9. Bapak, Ibu, kaka-kakaku, adik-adikku yang telah memberikan motivasi dan doa restunya.

10. Semua teman-temanku (Rosida, Ani, Fauzul, lir).

11. Teman-temanku PPL, Erna, Novita, Nur Janah, Fitri, mbak Aminah, Miasih, Ma'ruf, Slamet, Comet, dan Lutfi.

12. Tidak lupa kepada sobat-sobatku KKN (Migi, Nurul, Pipil, Kembar, Mufit, Imam, Son Haji, Mudex kompak slalu yaw).

13. Segenap mahasiswa Tarbiyah angkatan 2004. 14. Semua teman-temanku Karang Taruna “IIAMAS”.

15. Serta yang lain tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan semangat kepada penulis.

(10)

Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua ini karena keterbatasan kemampuan serta pengetahuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan dalam kesempurnaan skripsi ini.

Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini memberikan sumbangan bagi perkembangan dunia pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam.

Salatiga, 23 Juli 2008 Penulis

trma Fatihatur Rohmah 111 04 003

(11)
(12)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

DEKLARASI ... ii

NOTA PEMBIMBING... iii

PENGESAHAN ... iv

MOTTO... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR... ix

DAFTAR ISI ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang M asalah... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian... 6

D. Penegasan Istilah... 7

E. Pendekatan Penelitian... 9

F. Metode Penelitian... 10

G. Teknik Analisisi Data... 12

H. Sistematika Pemabahasan... 17

BAB II LANDASAN TEORI A. Komite Sekolah ... 19

1. Pengertian ... 19

2. Fungsi Komite Sekolah ... 19

(13)

3. Tujuan Dibentuknya Komite Sekolah... 20

4. Peran Komite Sekolah... 21

5. Susunan Organisasi Komite Sekolah... 21

6. Kepengurusan Komite Sekolah... 22

7. Pembentukan Komite Sekolah... 23

8. Kedudukan Komite Sekolah... 28

B. Kualitas atau Mutu Pendidikan dalam Bidang Manajemen Kurukulum, Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana .... 29

C. Faktor yang Memepngaruhi Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan... 47

D. Peran Komite Sekolah dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan... 47

BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi MTsN Salatiga... 52

1. Sejarah Berdirinya MTsN Salatiga... 52

2. Letak Sekolah MTsN Salatiga... 53

3. Visi dan Misi MTsN Salatiga... 53

4. Struktur Organisasi MTsN Saltiga... 54

5. Organisasi Komite MTsN Salatiga... 56

6. Program Kerja Komite di MTSN Salatiga... 57

(14)

B A B IV ANALISIS DATA

A. Peran Sekolah... 68

1. Memberi Pertimbangan (advirory) untuk meningkatkan "kualitas pendidikan dalan bidang manajemen... 68

2. Selaku pendukung (Supporting) untuk peningkatan kualitas pendidikan dalam bidang kurikulum... 71

3. Selaku pengontrol (controling) untuk peningkatan kualitas pendidikan daln bidang sumber daya m a n u s i a 73 4. Selaku mediator untuk peningkatan kualitas pendidkan dalam bidang sarana prasarana... 75

B. Hambatan-hambatan yang Dialami Komite dalam Peningkatan Kualitas Pendidikan di MTsN Salatiga... 77

1. Sumber Daya Manusia... 77

2. Masalah Dana Operasional... 77

3. Masalah Globalisasi... 77

4. Masalah Kualitas dan Produktivitas... 78

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 79

B. Saran... 83

C. Penutup... 85 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN

(15)

BABI PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Lembaga pendidikan mempunyai peranan penting dalam peningkatkan kualitas pendidikan sekolah. Untuk itu guru, kepala sekolah serta pihak luar seperti penilik sekolah atau pengawas dalam organisasi bahkan komite sekolah harus berperan aktif di dalamnya, serta dalam menjalankan tugas, tidak akan dirasa memberatkan bila dilaksanakan dengan penuh kesadaran akan pentingnya dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru, kepala sekolah bahkan pengelola. Karena manusia tidak terlepas dari kehidupan masyarakat, manusia sebagai anggota masyarakat selalu mengandalkan interaksi sosial yang menjadi ciri utama dalam kehidupan masyarakat. Masyarakat itu sendiri terdiri sebagai kelompok besar maupun kecil tergantung pada jumlah anggotanya. Suatu kelompok masyarakat diikat oleh suatu sistem nilai tergantung yang dijunjung tinggi oleh semua anggotanya, nilai-nilai tersebut didasarkan atas kebutuhan. Sehingga membentuk kelompok masyarakat berdasarkan sistem nilai profesi, organisasi, kemampuan, golongan, tingkat dan sebagainya.

Manusia adalah makhuk hidup yang mempunyai citra “tidak pernah selesai”. Keberhasilan kemarin sekaligus menjadi perjuangan hari ini, sedang keberhasilan hari ini adalah perjuangan hari esok. Perjalanan hidup manusia mengisyaratkan adanya perubahan terus menerus dalam menjalani kehidupan,

(16)

2

melahirkan pemikiran-pemikiran teoritis tentang perubahan manusia yang dikenal dengan perubahan sosial. Perubahan sosial sebagaimana sifat-sifat yang abadi akan selalu menjadi dan pasti terjadi.

Demikian pula halnya pada organisasi. Sebagai organisasi terbuka yang memiliki ciri kumpulan orang-orang bekerja secara sinergi untuk mencapai tujuan bersama.

(17)

3

tanggap terhadap tuntunan perubahan zaman.1 Kemudian sistem pendidikan nasional itu sendiri adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional.

Kemauan dan kesediaan memenuhi tugas itu datang dalam figur seorang masyarakat yang bersangkutan tanpa paksaan dari luar atau dari orang lain. Asumsi ini diperkuat pernyataan tentang kesadaran akan pentingnya tugas dalam hal melaksanakan tanggung jawabnya, karena sekolah berada pada jantung komunitas atau masyarakat setempat. Sekolah memiliki satu tradisi yang kaya tentang keterlibatan orang tua siswa dan komunitasnya dalam penyelenggaraan pendidikan, demikianlah pernyataan Kementrian Pendidikan dan pelatihan, Ontario, Kanada. Untuk memantapkan tradisi tersebut, maka dibentuklah satu lembaga yang dikenal dengan nama generik komite sekolah.1 2

Proses peningkatan kualitas pendidikan melalui kedisiplinan memerlukan ketegasan dan kebijaksanaan, karena akan menyadarkan pada hak dan kewajiban atau tanggung jawabnya dalam melaksanakan tugasnya, maka komite diharapkan untuk ikut berpartisipasi dalam meningkatkan kualitas pada peserta didik. Didalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 66 dalam hal pengawasan dijelaskan bahwasannya Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan Komite Sekolah atau Madrasah melakukan pengaawasan atas penyelenggaraan pendidikan pada semua jenjang dan jenis pendidikan sesuai

1 UU Sistem Pendidikan Nasional, No 20 th 2003 hlm.5

(18)

4

dengan kewenangan masing-masing.3 Pendidikan Nasional dapat terwujud dengan baik karena adanya tujuan yang tepat dan lingkungan yang memadai.

Setiap aktivitas, besar maupun kecil, yang tercapainya tergantung kepada beberapa orang, diperlukan adanya koordinasi semua gerak langkah tersebut. Di dalam pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan di lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat serta menjadi tanggung jawab bersama antara keluarga, sekolah dan pemerintah. Pembinaan dan pengembangan" siswa melalui pendidikan nasional memerlukan adanya hubungan dan kerjasama yang erat antara wali murid dengan pihak sekolah serta masyarakat. Untuk itu perlu dibentuk organisasi sekolah. Selain kepala sekolah, komite sekolah juga mempunyai peranan dalam peningkatan kualitas pendidikan disekolahan. Dalam Undang-Undang Tahun 2003 Pasal 56 Bab IV pada bagian ketiga disebutkan bahwa Komite sekolah atau madrasah itu sendiri sebagai lembaga mandiri dibentuk dan berperan dalam peningkatan mutu pelayanan dengan memberikan pertimbangan, arahan dan dukungan tenaga, sarana dan prasarana serta pengawasan pendidikan pada tingkat suatu pendidikan.4 Jadi komite sekolah itu sendiri badan mandiri yang mewakili peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan disatuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah.5

3 UU, Sistem Pendidikan Nasional, No 20 th 2003, hlr.i 41 4 Ibid, hlm.37

(19)

5

Dalam menunjang kemajuan bidang pendidikan dalam rangka mensukseskan tujuan pendidikan nasional, peran komite sekolah sangat penting dalam peningkatan kualitas pendidikan disekolah bahkan peran komite sekolah mutlak diperlukan. Peran komite sekolah misalnya tidak mencampuri teknis pendidikan, akan tetapi dalam kegiatan komite sekolah mempunyai wewenang untuk mewakili orang tua siswa dalam kegiatan yang berkaitan dengan tugas. Komite sekolah juga menjalin kerja sama yang erat antara orang tua siswa, warga sekolah, masyarakat, pemerintah dan dunia usaha, membina peningkatan kelancaran pendidikan dan memecahkan setiap persoalan yang menjadi penghambat kelancaran pendidikan. Pada intinya komite sekolah itu berupaya dalam peningkatan mutu pemerataan dan efesiensi pengelolan pendidikan disatuan pendidikan. Peran komite sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan di MTsN tidak terlepas dari motivasi para komite secara umum adalah sama yaitu pengabdian kepada bangsa dan negara dalam peningkatan kualitas pendidikan.

Dalam pelaksanaan di lapangan masih ada sebagaian kecil yang berperan serta dalam peningkatan kualitas pendidikan, dalam kondisi yang belum sesuai dengan harapan, hal ini disebabkan oleh banyak faktor seperti : sosial ekonomi, tingkat pendidikan, tingkat kesadaran, kurangnya waktu dan sebagai nny a.

(20)

6

%

sangat penting artinya dalam kerangka pembinaan. Komite harus mengembang tugas-tugas sosial kultural yang berfungsi mempersiapkan generasi muda, sesuai dengan cita-cita bangsa. Demikian pula masalah komite dapat dikatakan mendapat titik sentral dalam dunia peningkatan kualitas pendidikan. Masalah Komite adalah masalah penting, sebab komite turut manentukan mutu peningkatan, sedang mutu peningkatan pendidikan akan menentukan mutu keberhasilan kinerja di sekolah tersebut.

Dalam melaksanakan tugasnya sering menemui problema-problema yang dari waktu ke waktu berbeda-beda, dan problema komite itu pun berbeda-beda. Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN (di MTsN Salatiga).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana peran komite sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan di MTsN Salatiga ?

2. Hambatan-hambatan apa yang dialami komite sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan di MTsN Salatiga ?

C. Tujuan

Adapun tujuan penelitian adalah sebagai berikut:

(21)

7

2. Penulis ingin mengetahui hambatan-hambatan apa saja yang dialami di MTsN Salatiga.

Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian yaitu:

c.

1. Secara teoritis

Sebagai bahan masukan untuk mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas bagi MTsN Salatiga dan memberikan wawasan serta pengetahuan mengenai peran komite sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan.

2. Secara Praktis

Penelitian ini akan memberikan bahan masukan bagi masyarakat pada umurnya tentang pentingnya peran komite sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan sebagai dasar untuk meningkatan dan memajukan MTsN Salatiga.

D. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman dalam memahami variable, maka penulis mengemukakan penjelasan pengertian dari variable pengertian tersebut adalah sebagai berikut:

1. Peran

Peran adalah sesuaatu yang menjadi bagian atau yang memegang pimpinan yang terutama.6 Peran pada judul diatas difokuskan pada daya

(22)

8

yang timbul dari peranan komite sekolah yang mempunyai peranan terhadap peningkatan kualitas pendidikan.

2. Komite Sekolah

Komite Sekolah terdiri dari dua kata, yaitu komite dan sekolah. Komite yang berarti panitia (beberapa orang yang diserahi melakukan sesuatu tugas).7 8 Sedangkan sekolah berarti bangunan atau lembaga untuk

o

belajar dan memberi pelajaran.

Jadi pengertian komite sekolah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam meningkatkan mutu, pemerataan dan efesiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada jalur pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan luar sekolah.9

Indikator-indikator komite sekolah:.

a. Memberi pertimbangan {advisory) dalam bidang manajemen, kurikulum, sumber daya manusia, sarana prasarana

b. Pendukung {supporting) dalam bidang, manajemen, kurikulum, sumber daya manusia, sarana prasarana

c. Pengontrol {controlling) dalam bidang manajemen, kurikulum, sumber daya manusia, sarana prasrana

d. Mediator dalam bidang manajemen, kurikulum, sumber daya manusia, sarana prasarana

7 Ibid. him. 517 8 Ibid, hlm.889

(23)

9

3. Peningkatan

Peningkatan berasal dari kata tingkat yang artinya lapis dari sesuatu yang bersusun.10 11 Jadi peningkatan adalah menaikkan, mempertinggi, memperhebat dari sesuatu yang bersusun.

4. Kualitas Pendidikan

Kualitas pendidikan terdiri dari dua kata yaitu kualitas yang artinya mutu.11 Sedangkan pendidikan adalah perbuatan (hal, cara).12 Jadi kualitas pendidikan yaitu perbuatan yang dilakukan untuk menghasilkan mutu yang terbaik. Usaha peningkatan kualitas pendidikan dan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dimana pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis, terutama mengarahkan segenap lembaga pendidikan untuk memperbaiki kualitas pendidikan di sekolah tersebut. Dalam peningkatan kualitas pendidikan dilakukan peningkatam-peningkatan di bidang manajemen, kurikulum, sumber daya manusia sarana prasarana pendidikan.13

E. Pendekatan Penelitian

Untuk memperoleh pemahaman yang substantif dan komprehensif tentang permasalahan yang dikaji, penelitian ini menerapkan pendekatan kualitatif. Data kualitatif merupakan sumber data deskriptis yang luas dan

10 WJS. Poenvodarminto, op.cit, him. 1077 11 Ibid him 542

" Ibid him 250

lj Timur Djaelani, Peningkatan Mutu Pendidikan dan Pembangunan Perguruan Agama,

(24)

10

berlandasan kokoh, serta memuat penjelasan tentang proses-proses yang terjadi dalam lingkungan setempat. Dengan data kualitatif kita dapat mengikuti dan memahami alur peristiwa secara kronologis, menilai sebab akibat dalam lingkup pikiran orang-orang setempat, dan memperoleh penjelasan yang banyak dan bermanfaat.14

Penelitian deskriptis ini melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskriptis, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah untuk difahami dan disimpulkan. Simpulan yang diberikan jelas atas dasar faktualnya, sehingga semua dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh, karena langsung mencari data ditempat yang dijadikan penelitian yaitu MTsN Salatiga. “

F. Metode Penelitian

1. Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan, pencatatan dengan sistematik, fenomena-fenomena yang diselidiki, mengadakan pertimbangan, dan mengadakan penilaian.15 Metode observasi ini penulis gunakan untuk mengumpulkan data tentang peranan komite sekolah dalam peningkatn kualitas pendidikan di MTsN Salatiga. Observasi dilakukan terhadap berbagai hal atau faktor yang berkaitan dengan masalah yang diteliti dengan mengadakan pengamatan dan mendengarkan secara secermat mungkin sampai pada sekecil-kecilnya sekalipun. Observasi berpedoman 14 Matthew B. Miles A. H. Michael Huberman, Qualitive Data Analysis, Jakarta, 1992, hlm.l

(25)

11

pada aktivitaas MTsN Salatiga dalam peningkatan kualitas pendidikan, semacam ini disebut observasi yang bersifat positif atau disebut pengalamam berperan serta.16 Kegiatan informasi dilaksanakan dengan cara formal dan informal untuk mengamati berbagai keadaan sebagai peristiwa dan kegiatan yang terjadi. Observasi ini juga dimaksudkan untuk dapat mengetahui adanya faktor-faktor yang berpengaruh, baik faktor pendukung maupun faktor yang menghambat peningkatan kualitas pendidikan di MTsN Salatiga.

2. Metode Interview

Yaitu metode yang mencoba mendapatkan keterangan secara lisan dari seorang responden, dengan bercakap-cakap berhadapan muka dengan orang itu atau sering disebut dengan wawancara atau questioner lisan adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dari si pewawancara.17 Menurut Maelong percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.18 Wawancara ini terutama dilakukan dengan berbagai pihak yang telah dipilih sebagai informan dan sekaligus sebagai sumber data yang ingin di ungkapkan. Hal ini dimaksudkan untuk menggali dan memperoleh informasi yang lengkap dan lebih efektif atau sesuai dengan yang sebenarnya. Wawancara jenis ini 16 Lexy. J. Maelong, Metode Penelitian Kualitatif, Remaja Karya, Bandung, 1989, him. 117

17 Koenjaraningrat, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Gramedia, Jakarta, 1989, him. 129

(26)

12

tidak dilakukan dengan sruktur mengikat, tetapi dengan pertanyaan yang memfokus sehingga informasi yang dikumpulkan cukup mendalam. Wawancara ini mampu mengoreksi kejujuran informan untuk memberikan informasi yang sebenarnya. Wawancara yang dilakukan adalah wawancara interaktif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang kondisi MTsN Salatiga. Panduan wawancara berisikan tentang pertanyaan- pertanyaan yang diajukan oleh sumber peneliti atau orang yang di wawancarai yang meliputi: Kepala Sekolah, Komite Sekolah, Guru, Karyawan, dan Siswa.

3. Metode Dokumentasi

Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya barang- barang tertulis. Metode ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berkaitan dengan gambaran secara umum pada MTsN Salatiga maupun dokumen atau arsip yang dimiliki komite sekolah MTsN Salatiga sebagai lokasi dan obyek penelitian. Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.19 Karena penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif yang bersifat” natural setting: maka datnya dari manusia (human instrumen)

G. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, setelah data terkumpul, maka langkah-langkah selanjutnya adalah mengadakan analisis terhadap data yang diperoleh untuk

(27)

memberikan informasi lebih lanjut. Menurut Maclong yang mengutip pendapat dari Patton bahwa analisis data dalam penelitian kualitatif adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu pola uraian dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian. Dari rumusan tersebut dapatlah kita menarik garis bahwa analisis data bermaksud pertama-tama mengorganisasikan data. Data yang terkumpul terdiri dari catatan lapangan dan komentar peneliti, gambar, foto, dokumen berupa laporan, biografi, artikel dan sebagainya. Pekerjaan analisis data dalam hal ini ialah mengatur, mengurutkan, mengelompokkan, memberikan kode, dan mengategorikannya.20

Miles menganjurkan penggunaan langkah-langkah menganalisis data, yaitu :21

1. Reduksi Data

Reduksi Data merupakan kegiatan merangkum catatan-catatan lapangan dengan memilih hal-hal pokok yang berhubungan dengan model peranan komite sekoiul. peningkatan kualitas pendidikan. Reduksi data ini merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hinga kesimpulan- kesimpulan finalnya dapat ditarik dan difcrtifikasi.

13

20 Lexy. J.M aclong. o p . c i t, him . 103

(28)

14

Rangkuman catatan-catatan lapangan itu kemudian disusun secara sistematis agar memberikan gambaran yang 'ebih luas serta mempermudah pelacakan kembali apabila diperlukan.

2. Penyajian Data

Dengan melihat penyajian-penyajian data kita akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan lebih jauh mengananalisis ataukah mengambil tindalan berdasarkan atas pemahaman yang didapati dari penyajian-penyajian tersebut.penyajian ini berguna untuk melihat gambar keseluruhan hasil penelitian, baik bentuk matrik maupun bentuk pengkodean. Dari hasil penyajian data itulah selanjutnya peneliti dapat menarik suatu kesimpulan dan memvertifikasi sehingga menjadi kebermaknaan data.

3. Menarik kesimpulan atau verilikasi

Penarikan kesimpulan, dalam pandangan kami, hanyalah sebagaian dari suatu kegiatan dari konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan juga diferifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran penganalisis selama ia menulis, suatu tinjauan ulang pada catatan-catatan lapangan, atau mungkin menjadi begitu seksama dan makan tenaga dengan peninjauan kembali serta tukar pikiran diantara teman sejawat untuk mengembangkan “kesepakatan intersubjektif’.

(29)

15

menetapkan kesimpulan lebih gounded (beralasan) dan tidak lagi bersifat tentative (coba-coba), maka verifikasi dilakukan sepanjang penelitian langsung sejalan dengan member check, triangulasi, dan audit trail, sehingga menjamin signifikasi atau kebermaknaan hasil penelitian.

Dalam hal ini penulis mencoba untuk menganalisis data-data yang terkumpul tentang peran komite sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan di MTsN Salatiga. Dalam menganalisis penulis berdasarkan data-data yang diperoleh dari kepala sekolah, komite, guru, karyawan, dan » siswa yang terkumpul melalui observasi, wawancara dan dokumentasi.

Sehubungan dengan penelitian ini teknik yang diterapkan dalam penelitian ini adalah analisis antar kasus dengan model analisis interaktif. Model analisis ini terdiri dari tiga komponen, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Proses ini dilakukan dalam bentuk interaktif dengan proses p rrg ’^ p u la n data sebagai suatu siklus.

Siklus interaktif ini diharapkan 'intuk memperoleh pengertian yang mendalam, komprehensif dan rinci mengenai suatu masalah sehingga akan melahirkan pernyataan tersebut. Adapun kejelasan mengenai proses analisis dengan model interaktif tersebut diatas dapat digambarkan dalam bentuk sebagai berikut:

(30)

16

Penelitian ini bersifat spekulatif karena segalannya diteliti dilapangan, selain itu cara analisisnya pun mengikuti pemikiran kualitatif. Dalam pengertian diatas, analisis data kualitatif merupakan upaya yang berlanjut, berulang-ulang dan terus- menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang saling susul menyusul.

Tahap-tahap penelitian:

a. Kegiatan administrasi yang meliputi: pengajuan ijin observasi untuk penelitian dari ketua STAIN Salatiga, kepada pihak sekolah di MTsN Salatiga.

b. Kegiatan lapangan yang meliputi:

1) Surey awal untuk mengetahui lapangan dengan mewawancarai sejumlah responden maupun informen sebagai langkah pengumpulan data.

2) Memasukkan sejumlah orang sebagai informen yang dilakukan dengan responden penlitian.

3) Melakukan observasi lapangan dengan mewawancarai sejumlah responden maupun informen sebagai langkah pengumpulan data. 4) Menyaji data dengan susunan dan urutan yang memungkinkan

memudahkan untuk melakukan pemaknaan.

5) Melalukan vertifikasi untuk membuat kesimpulan-kasimpulan sebagai deskrpsi temuan penelitian.

(31)

17

H. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah di dalam mempelajari dan memahami serta mengetahui pokok bahasan sekripsi, maka dalam penyusunan sekripsi ini, sistematika penulisan dibagi menjadi lima bab. Masing-masing bab memuat sub-sub bab.

Adapun sistematikanya adalah sebagai berikut:

1. Bagian muka yang memuat halaman judul, nota pembimbing, halaman pengesahan, daftar isi, dan daftar pengesahan

2. Bagian isi yang memuat

BAB I PENDAHULUAN

- Dalam bab ini penulis mengemukakan latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, pendekatan penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan sekripsi.

BAB II LANDASAN TEORI

Dalam penelitian ini, dikemukakan landasan teori yang meliputi:

1. Pengertian komite sekolah, fungsi komite sekolah, tujuan komite sekolah, peran komite sekolah, susunan organisasi komite sekolah, pembentukan komite sekolah, kedudukan komite sekolah

(32)

18

BAB III

BAB IV

BABY

3. Peran komite sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan.

LAPORAN HASIL PENELITIAN

Dalam bab ini akan menguraikan tentang gambaran umum MTsN Salatiga yang meliputi: Sejarah berdirinya, letak geografis, struktur organisasi, visi dan misi, organisasi komite sekolah, progam keija komite sekolah di MTsN Salatiga dalam peningkatan kualitas pendidikan, laporan hasil penelitian.

ANALISIS DATA

Pada bab ini akan menguraikan analisis tentang hasil yang dicapai mengenai peran komite sekolah dalam peningkatan kualitas pendidikan dalam bidang kurikulum, manajemen, sarana prasama, sumber daya manusia

(33)
(34)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Komite Sekolah

1. Pengertian Komite Sekolah

Komite sekolah merupakan rangkaian dua kata, namun kata-kata tersebut bila diartikan akan menimbulkan kata-kata yang berbeda. Menurut pengertian kamus, komite berarti panitia (beberapa orang yang disertai melakukan suatu tugas).22 Sekolah berarti bangunan atau lembaga untuk belajar dan memberi pelajaran.23 Secara keseluruhan pengertian komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada jalur pendidikan prasekolah, maupun pendidikan dasar dan menengah.24

2. Komite sekolah berfungsi sebagai

a. Mendorong tumbuhnya perhatian dan komitmen masyarakat terhadap penyelenggaraan pendidikan bermutu.

b. Melakukan kerja sama dengan masyarakat (perorangan / organisasi / dunia usaha / dunia industri)

c. Menampung dan menganalisis aspirasi, ide, tuntutan, dan berbagai kebutuhan pendidikan yang diajukan oleh masyarakat.

22 WJS. Poerwodarminto, op.cit. him 517 23 Ibid, him 889

“4 Mustofa Rahman, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Pilar Media, Jogjakarta, 2007, him. 248

(35)

20

d. Memberikan masukan, pertimbangan, dan rekomendasi kepada satuan pendidikan mengenai:

1) Kebijakan dan progam pendidikan

2) Rencana Anggaran Pendidikan dan Belanja Madarash (RAPBM) 3) Kriteria kinerja satuan pendidikan

4) Kriteria tenaga kependidikan

5) Hal-hal lain yang terkait dengan pendidikan

e. Mendorong orang tua dan masyarakat berpartisipasi dalam pendidikan guna mendukung peningkatan mutu dan pemerataan pendidikan

f. Menggalang dana masyarakat dalam rangka pembiayaan penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan

g. Melakukan evaluasi dan pengawasan terhadap kebijakan, progam, penyelenggaraan, dan keluaran pendidikan di satuan.25

3. Tujuan dibentuknya komite sekolah

a. Mewadahi dan menyalurkan aspirasi dan prakarsa masyarakat dalam melahirkan kebijakan operasional dan progam pendidikan di satuan pendidikan

b. Meningkatkan tanggung jawab dan peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan di saatuan pendidikan c. Menciptakan’ suasana dan kondisi transparan, akuntabel, dan

demokratis dalam penyelenggaraan dan pelayanan pendidikan yang bermutu di satuan pendidikan.26

(36)

21

4. Peran komite sekolah

a. Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanaan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan

b. Pendukung (supporting agency), baik yang berwujut finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan

c. Pengontrol (contilling agency) dalam rangka transparasi dan akuntabilitas penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan

d. Mediator antara pemerintah (executve) dengan masyarakat di satuan pendidikan.27

5. Susunan Organisasi Komite Sekolah a. Keanggotaan

Keanggotaan komite sekolah berasal dari unsur-unsur yang ada dalam masyarakat. Di samping itu unsur dewan guru, yayasan atau lembaga penyelenggara pendidikan, badan pertimbangan desa dapat pula dilibatkan sebagai anggota. Anggota komite tersebut dibentuk dengan ketemtuan-ketentuan unsur tertentu.

b. Unsur masyarakat yang berasal dari: orang tua atau wali peserta didik, tokoh masyarakat, tokoh pendidikan, dunia usaha atau industri, dan khusus jenjang pendidikan menengah, dan wakil peserta didik

c. Unsur dewan guru paling banyak 15% dari jumlah anggota komite sekolah

(37)

22

d. Unsur yayasan / lembaga penyelenggara pendidikan

e. Badan pertimbangan desa dan lain-lain yang dianggap perlu dapat pula dilibatkan sebagai anggota komite sekolah

f. Perwakilan dari organisasi siswa 6. Kepengurusan komite sekolah

Pengurus komite sekolah ditetapkan berdasarkan AD / ART yang sekurang-kurangnya terdiri atas:

a. Ketua b. Wakil ketua c. Sekretaris d. Wakil sekretaris e. Bendahara f. Anggota

Pengurus komite dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis. Khusus jabatan ketua komite dianjurkan bukan berasal dari kepala satuan pendidikan, yang mengenai urusan administrasi komite sekolah sebaiknya juga bukan pegawai sekolah.

Pengurusan komite sekolah adalah personal yang ditetapkan berdasarkan kriteria sebagai berikut:

a. Dipilih dari dan oleh anggota secara demokratis dan terbuka dalam musyawarah komite sekolah

(38)

23

c. Jika diperlukan pengurus komite sekolah dapat menunjuk atau di bantu oleh tim ahli sebagai konsultan sesuai dengan bidang keahliannya

Mekanisme kerja komite sekolah dapat diidentifikasikan sebagai berikut:

a. Pengurus komite dekolah terpilih bertanggung jawab kepada musyawarah anggota sebagai forum tertinggi sesuai AD /ART

b. Pengurus komite sekolah menyusun progam kerja yang disetujui melelui musyawarah anggota yang berfokus pada peningkatan mutu pelayanan pendidikan peserta didik

c. Apabila pengurus komite sekolah terpilih dinilai tidak produktif dalam masa jabatannya, maka musyawarah anggota dapat memberhentikan dan mengganti dengan kepengurusan baru

d. Pembiyaan pengurus komite sekolah diambil dari anggaran komite sekolah yang ditetapkan melalui musyawarah.28

7. Pembentukan komite sekolah a. Prinsip pembentukan

Pembentukan komite sekolah harus dilakukan secara transparan, akuntabel, berkeadilan dan demokratis. Dilakukan secara transparan adalah bahwa komite sekolah harus dibentuk secara terbuka dan diketahui oleh masyarakat secara luas mulai dari tahap pembentukan panitia persiapan, kriteria calon anggota, proses seleksi

28

(39)

24

calon anggota, pengumuman calon anggota, proses pemilihan, dan penyampaian hasil pemilihan.

Dilakukan secara akuntabel adalah bahwa panitia persiapan hendaknya menyampaikan laporan pertanggung jawaban kinerjanya maupun penggunaan dana kepanitiaan.

Dilakukan secara demokratis adalah bahwa dalam proses pemilihan anggota dan pengurus dilakukan dengan musyawarah mufakat.

Dilakukan secara berkeadilan adalah bahwa dengan memperhatikan komposisi pengurus dengan perwakilan masyarakat, sekolah atau lainnya secara proporsional dan adil, jika dipandang perlu pemilihan anggota dan pengurus dapat dilakukan melalui pemungutan suara. .

b. Mekanisme pembentukan

Pembentukan komite sekolah diawali dengan pembentukan panitia persiapan yang dibentuk oleh kepala satuan pendidikan atau oleh masyarakat. Panitia persiapan berjumlah sekurang-kurangnya lima orang yang terdiri atas kalangan praktisi pendidikan (seperti guru, kepala satuan pendidikan, pemelihara pendidikan), pemerhati pendidikan (LSM perduli pendidikan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dunia usaha, dan industri), dan orang tua pesti ta didik.

(40)

25

1) Mengadakan forum sosialisasi kepada masyarakat (termasuk pengurus / anggota BP3, majlis sekolah, dan komite sekolah yang sudah ada) tentang komite sekolah menurut keputusan ini

2) Menyusun kriteria dan mengidentifikasi calon anggota berdasarkan usulan dari masyarakat

3) Menyeleksi anggota berdasarkan usulan dari masyarakat 4) mengumumkan nama-nama calon anggota kepada masyarakat 5) Menyusun nama-nama terpilih

6) Memfasilitasi pemilihan pengurusan dan anggota komite Sekolah 7) Meyampaikan nama pengurus dan anggota komite Sekolah kepada

kepala satuan pendidikan.29

Suyanto juga menyebutkan tujuh langkah pembentukan komite sekolah yang intinya juga sama, yaitu:

1) Mengadakan sosialisasi kepada orang tua dan masyarakat sekitar tentang rencana pembentukan komite sekolah. Langkah ini amat penting agar masyarakat dapat memberikan saran dan masukan tentang apa itu komite, dan siapa yang cocok untuk menjadi pengurus dan anggota komite sekolah

2) Merumuskan kriteria pengurus dan anggota komite sekolah. Proses ini dimaksudkan agar dapat diperoleh calon pengurus dan anggota komite sekolah yang berkualitas

29

(41)

2 6

3) Menyeleksi calon pengurus dan anggota berdasarkan kriteria yang telah ditentukan

4) Mengumumkan nama-nama calon pengurus dan anggota kepada masyarakat melelui media yang relevan

5) Menetapkan daftar nama calon pengurus dan anggota, setelah nama-nama diumumkan tersebut tidak mendapatkan keberatan dari masyarakat

6) Mengadakan rapat untuk memfasilitasi proses pemilihan pengurus dan anggota komite sekolah secara transparan dan demokratis 7) Mengusulkan hasil pemilihan pengurus dan anggota komite

sekolah kepada kepala sekolah untuk diterbitkan surat keputusan. Jika ketujuh langkah pembentukan komite sekolah tersebut diikuti, maka diharapkan proses pembentukan komite sekolah dapat menghasilkn komite sekolah yang benar-benar aspiratif, kredibel, dan akuntabel, dan diharapkan mampu memberikan peran secara maksimal bagi upaya peningkatan mutu pendidikan disekolah. Sudah barang tentu, ketujuh langkah tersebut bukan sebagai harga mati. Ide-ide kreatil yang mungkin muncul dalam pembentukan komite sekolah yang tidak sampai mengurangi ketentuan yang ada, justru sangat dihargai.30

(42)

27

c. Penetapan pembentukan komite sekolah

Calon anggota Komite Sekolah yang disepakati dalam musyawarah atau mendapat dukungan suara terbanyak melalui pemungutan suara langsung menjadi anggota komite sekolah sesuai dengan jumlah anggota yang disepakati dari masing-masing unsur. Komite sekolah ditetapkan untuk pertama kali dengan surat keputusan kepala satuan pendidikan, dan selanjutnya diatur dalam AD dan ART. Misalnya -dalam Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga disebutkan bahwa pemilihan anggota dan pengurusan komite sekolah ditetapkan oleh musyawarah anggota komite sekolah.

Pengurusan dan anggota komite terpilih dilaporkan kepada pemerintah daerah dan dinas pendidikan setempat. Untuk memperoleh kekuatan hukum, Komite sekolah dapat dikukuhkan oleh pejabat pemerintah setempat. Misalnya komite sekolah untuk MI dan MTs dikukuhkan oleh Camat dan Kepala Kantor dan Departemen Agama Kabupaten/ kota setempat.

d. Tata Hubungan Komite Sekolah

(43)

28

maupun horisontal yang baku antara sekolah dengan intansi lain. Hubungan-hubungan tersebut dapat berupa pelaporan, konsultasai, koordinasi, pelayanan dan kemitraan. Tatanan hubungan antara komite sekolah dengan madrasah, dan instalasi lain yang bertanggungjawab dalam pengelolaan nendidikan dengan komite sekolah pada satuan pendidikan lain yang bersifat koordinatif.

8. Kedudukan komite sekolah

Komite sekolah berkedudukan pada satuan pendidikan sekolah, pada seluruh jenjang pendidikan dari pendidikan dasar (Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah), sehingga pendidikan menengah (Madrasah Aliyah), baik negeri maupun swasta.

Satuan pendidikan dalam berbagai jalur, jenjang dan jenis pendidikan memiliki penyebaran lokasi yang beragam. Ada madrasah tunggal, dan ada pula madrash yang menyatu dalam satu kompleks. Oleh karena itu maka komite sekolah dapat dibentuk beberapa alternatif sebagai berikut:

a. Komite sekolah yang dibentuk di satu satuan pendidikan

b. Terdapat beberapa madrasah pada satu lokasi atau beberapa madrasah yang berbeda jenjang, tetapi berada pada lokasi yang berdekatan, atau beberapa madrasah yang dikelola oleh suatu peyelenggara pendidikan atu karena pertimbangan lainnya, dapat dibentuk koordinator komite sekolah.31

Mustofa Rahman, op.cit. him 249

(44)

2 9

B. Kualitas atau Mutu Pendidikan dalam Bidang: Manajemen, Kurikulum,

Sumber Daya Manusia dan Sarana Prasarana

(45)

30

daya yang dimilikinya sesuai dengan kebutuhan beiajar siswa dan masyarakat/2.

Pengertian

kualitas atau mutu pendidikan itu sendiri adalah sebuah proses terstruktur untuk memperbaiki keluaran pendidikan yang dihasilkan.^ Bila pekerja mencapai standar mutu untuk masing-masing rangkaian kerja, hasil akhirnya adalah sebuah produk bermutu, dimana insprksi dijalankan dalam bidang pendidikan. Saat membicarakan perbaikan mutu pendidikan, sering kali yang dibicarakan adalah perbaikan peringkat kenaikan kelas.

Aplikasi dasar pengetahuan tentang efetivitas sekolah secara langsung h-mdaknya lebih proaktif menggunakan hasil-hasil dari progam peningkatan sekolah. Dengan cara ini, hasil penelitian tentang efektifitas sekolah sebaiknya bisa memberikan substansi bagi disiplin berorientasi prosedur yang cukup dalam peningkatan sekolah. Apa yang dimiliki bersama progam ini adalah pendekatan pembelajaran dan pengajaran yang sangat terstuktur, dengan monitoring kemajuan dan umpan balik yang sering dan jika diperlukan, tindakan perbaikan segera. Dari prinsip-prinsip umum tersebut maka saran- saran tentatif berikut ini penting bagi proyek pendidikan di negara-negara sedang berkembang yang bisa didevirasi dari:

1. Mengembangkan kondisi umum pendidikan atas dasar seperangkat indikator inti, meliputi kondisi kemiskinan perdaerah, rata-rata partisipasi dan kesediaan sumber daya dasar 32 *

32 Http: //www/. Ssep. Net/ director.html

(46)

3 1

2. Pada tahap awal, pengembangan menekankan pada kondisi yang merangsang tingkat partisipasi yang diharapkan dan sumber daya dasar serta fasilitas (misalnya bangunan, kelas)

3. Investasi dalam progam pendidikan substantif yang berisi empat bagian yang terintegrasi secara baik: ujian nasional atau progam penilaian, prioritas kurikulum nasional dalam subjek inti, latihan guru (yang dipusatkan pada penguasaan pada materi-materi ajar dan prinsip-prinsip pengajaran) dan sistem monitoring secara nasional

4. Manajemen sekolah yang didesentralisasi secara fungsional, dan juga menciptakan peluang bagi pertisipasi lokal dan kontol atas keuangan dan kondisi tenaga keija guru

5. Menggunakan media berbeda (pendidikan berjenjang, kursus latihan, kurikulum, evaluasi diri sekolah sendiri) untuk meningkatkan manajemen kelas, waktu pembelajaran yang efektif dan dan pengajaran terstuktur (dengan hasil diaknosa, umpan balik dan tindakan perbaikan segera pada intinya) dan merangsang pembelajaran yang aktif

6. Menyesuaikan kondisi instruksional umum ini dengan aspek budaya lokal.34

a. Manajemen

Dalam peningkatan kualitas pendidikan dilakukan melalui peningkatan yang salah satunya yaitu manajemen, karena manajemen sangat penting diterapkan disekolah. Manajemen sekolah pada

(47)

32

hakekatnya adalah semua bentuk usaha bersama untuk mencapai tujuan pendidikan dengan merancang, mengadakan, dan memanfaatkan sumber daya yang ada. Makna manajemen pendidikan mempunyai pengertian kerja sama untuk mencapai tujuan. Seperti kita ketahui tujuan pendidikan itu merentang dari tujuan yang sederhana sampai dengan tujuan yang kompleks, tergantung lingkup dan tingkat pengertian pendidikan mana yang dimaksud/3

Salah satu manajemen yang di gunakan di sekolah yaitu Manajemen Berbasis Mutu (MBS) sebagai Manajemen Peningkatan Mutu yang menekankan kepada kemandirian sumber daya pendidikan melalui keija sama dengan pemerintah dan masyarakat di dalam mengambil keputusan untuk memenuhi tujuan peningkatan mutu sekolah. Pengelolaan sekolah semacam ini di sebut The Colaborative School Management. Konsep pengelolaan ini menawarkan keija sama yang erat antara sekolah, masyarakat, dan pemerintah dengan tanggung jawabnya masing-masing yang berkembang didasarkan keinginan memberikan kemandirian kepada sekolah untuk ikut terlibat secara aktif dan dinamis dalam rangka proses peningkatan kualitas pendidikan melalui pengelolaan sumber daya sekolah yang ada. Untuk ini sekolah harus mampu menterjemahkan dan menangkap esensi kebijaksanaan makro pendidikan serta memahahi kondisi lingkungannya (kelebihan dan kekurangannya) untuk kemudian 35

(48)

33

melalui proses perencanaan, sekolah harus memformulasikannya kedai am kebijakan mikro dalam bentuk progam-progam prioritas yang harus dilaksanakan dan dievaluasi oleh sekolah sesuai dengan visi dan misinya masing-masing. Sekolah harus menentukan target mutu (dalam arti luas) yang ingin dicapai untuk setiap kurun waktu, merencanakannya, melaksanakan, dan mengevaluasi dirinya, untuk kemudian menentukan target mutu untuk lahun berikutnya. Dengan demikian sekolah dapat mandiri tetapi masih dalam rangka acuan kebijakan nasional, dan bertanggung jawab (memiliki akuntabilitas) terhadap kebutuhan belajar siswa dan masyarakat. Dengan mengutip pendapat Edmon, Umaedi lebih lanjut mengemukakan berbagai indikator yang menunjukkan karakter dari konsep manajemen ini, antar lain:

1) Lingkungan sekolah yang aman dan tertib

2) Sekolah memiliki visi dan target mutu yang ingin dicapai 3) Sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat

4) Adanya harapan yang tinggi dan personel sekolah (kepala sekolah, guru, dan staf lainnya termasuk siswa) untuk berprestasi

5) Adanya pengembangan staf sekolah yang terus menerus sesuai tuntunan IPTEK

(49)

34

7) Adanya komunikasi dan dukungan intensif dan orang tua murid/ masyarakat.

Kemudian dalam rangka mengimplementasikan konsep manajemen peningkatan mutu yang berbasis sekolah ini, maka melalui partisipasi aktif dan dinamis dari orang tua, siswa, guru dan staf lainnya termasuk institusi yang memiliki keperdulian terhadap pendidikan sekolah harus melakukan tahapan kegiatn sebagai berikut:

1) Penyusunan basis data dan profil sekolah lebih presentatif, akurat, valid dan secara sistematis menyangkut berbagai aspek akademis, administratif (siswa, guru, staf), dan keuangan

2) Melakukan evaluasi diri (self assesment) untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan mengenai sumber daya sekolah, personil sekolah, kineija dalam mengembangkan dan mencapai target kurikulum dan hasil-hasil yang dicapai siswa berkaitan dengan aspek-aspek intelektual dan keterampilan, maupun aspek lainnya 3) Berdasarkan analisis tersebut sekolah harus mengidentifikasikan

kebutuhan sekolah dan merumuskan visi, misi dan , tujuan dalam rangka menyajikan pendidikan yang berkualitas bagi siswanya sesuai dengan konsep pembangunan pendidikan nasional yang akan dicapai. Hal penting yang perlu diperhatikan sehubungan

d engan id en tifik asi k e b u tu h a n d an p e ru m u sa n visi, misi., d a n tujuan

(50)

35

pengelolaan kurikulum termasuk indikator pencapaian peningkatan mutu tersebut

4) Berangkat dari visi, misi, dan tujuan peningkatan mutu tersebut sekolah bersama-sama dengan masyarakatnya merencanakan dan menyusun progam jangka panjang atau jangka pendek (tahunan termasuk anggarannya). Progam tersebut memuat sejumlah progam aktivitas yang akan dilaksanakan sesuai dengan kebijakan nasional yang telah ditetapkan dan harus memperhitungkan kunci pokok dari stategi perencanaan tahun itu dan tahun-tahun yang akan datang.Jt> —

Dalam menggunakan sebuah pendekatan yaitu Total Quality' Management (TQM) yang dikembangkan pertama kali oleh Edward

Deming, Paine dkk, menyerahkan 14 butir untuk mencapai mutu pendidikan prima, yang termasuk dalam strategi Total Quality Education (TQE), yaitu:

1) Merancang secara terus menerus berbagai tujuan pengembangan siswa, dan layanan pendidikan

2) Mengadopsi filosofi baru, yang mengedepankan kualitas pembelajaran dan kualitas sekolah. Manajememen pendidikan harus mengambil prakarsa dalam gerakan peningkatan mutu ini 3) Guru harus menyediakan pengalaman pembelajaran yang

menghasilkan kualiras keija. Peserta didik harus berusaha

36

(51)

36

mengejar kualitas, dan menyadari jika tidak menghasilkan output yang baik, customers mereka (guru, orang tua, lapangan keija) tidak akan menyukainya

4) Menjalin kerja sama yang baik dengan pihak-pihak yang berkepentingan untuk menjamin bahwa input yang diterima berkualitas

5) Melakukan evaluasi secara kontinu dan mencari terobosan- terobosan pengembangan sistem dan proses untuk peningkatan mutu dan produktivitas

6) Para guru, staf lain dan murid harus dilatih dan dilatih kembali dalam pengembangan mutu. Guru harus melatih siswa agar menjadi warga dan pekerja masa depan dengan mengembangkan kemampuan pengendalian diri, pengambilan keputusan dan pemecahan masalah

7) Kepemimpinan lembaga, yang mengarahkan guru, staf dan siswa mengerjakan . tugas pekerjaanya dengan lebih baik. Di dalam mengelola kelas, guru hendak menerapkan visi kepemimpinan pada kepengawasan

8) Mengembangkan ketakutan, yakni semua staf harus merasa mereka dapat menemuKan masalah dengan cara pemecahannya, guru mengembangkan kerja sama dengan siswa untuk meningkatkan mutu

(52)

37

10) Hapus slogan, desakan atau target yang bemuasa pemaksa dari luar 11) Kurangi angka-angka kuota, ganti dengan penerapan

kepemimpinan, karena penetapan kuota justru akan mengurangi produktivitas dan kualitas

12) Hilangkan perintang-perintang yang dapat menghilangkan kebanggaan pera guru atau siswa terhadap kecakapan kerjanya 13) Sejalan dengan kebutuhan penguasaan materi baru, metode-metode

atau teknik-teknik baru, maka harus disediakan progam pendidikan

• i

atau pengembangan diri bagi setiap orang dalam lembaga sekolah tersebut

14) Pengelola harus memberikan kesempatan kepad semua pihak untuk mengambil bagian atau peranan dalam pencapaian kualitas.

Dari uraian di atas pada pendekatan Total Quality Manajemen (1QM) menunjukkan kepada kita tentang berbagai cara kerja yang pelu dilakukan untuk mencapai kualitas pendidikan yang diinginkan, yang pada intinya memerlukan komitmen, kesungguhan dan kesediaan untuk bekerja sama dari semua pihak yang berkepentingan dengan dunia pendidikan,

b. Kurikulum

(53)

38

pendidikan yang tertuang pada kurikulum lembaga pendidikan terseleksi secara baik dan tepat. Termaterinya pendidikan berarti mengorganisir bidang ilmu pengetahuan yang membentuk basis aktivitas lembaga pendidik, bidang-bidang ilmu pengetahuan yang satu dengan lainnya dipisahkan, namun merupakan satu keasatuan yang utuh dan terpadu.

Adapun pengertian kurikulum itu sendiri yaitu suatu progam pendidikan yang direncanakan dan dilaksanakan untuk mencapai sejumlah tujuan-tujuan pendidikan tertentu/6

Dalam proses belajar mengajar kedudukan kurikulum menjadi penting, karena dengan kurikulum anak sebagai induvidu yang berkembang akan mendapatkan manfaat. Namun disamping kepentingan anak didik, kurikulum juga berfungsi bagi kepentingan- kepentingan lain, antara lain:

1) Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan

2) Fungsi kurikulum bagi anak yaitu kurikulum sebagai organisasi belajar tesusun dan disiapkan untuk anak didik sebagai salah satu konsumsi pendidikan Dengan ini, maka diharapkan mereka akan mendapat sejumlah pengalaman baru yang kelah dapat dikembangkan seiring dengan perkembangan anak guna melenglapi bekal hidupnya.

(54)

39

3) Fungsi kurikulum bagi guru, yaitu sebagai pedoman keija dalam menyusun dan mengorganisasikan pengalaman belajar pada anak didik serta sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi terhadap perkembangan anak dalam rangka menyerap sejumlah pengalaman yang diberikan.

4) Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah, kepala sekolah sebagai administrator dan supervisor juga nenpunyai tanggung jawab dalam kurikulum. Oleh karena itu, fungsi kurikulum bagi kepala

sekolah dan para pembina lainnya ialah:

a) Sebagai pedoman dalam mengadakan fungsi supervisi, yaitu memperbaiki situasi belajar

b) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam menciptakan situasi untuk menunjang situasi belajar anak kearah yang lebih baik

c) Sebagai pedoman dalam melaksanakan fungsi supervisi dalam memberikan bantuan kepada guru untuk memperbaiki situasi belajar mengajar

d) Sebagai seorang administrator maka kurikulum dapat dijadikan pedoman untuk memperkembangkan kurikulum lebih lanjud. e) Sebagai pedoman untuk mengadakan evaluasi kemajuan belajar

mengajar.

(55)

putra-40

putrinya. Bantuan orang tua dalam memajukan pendidikan ini dapat- melelui konsultasi langsung dengan sekolah tentang masalah-masalah yang menyangkut anak-anaknya.

6) Fungsi kurikulum bagi sekolah pada tingkat diatasnya, yaitu pemeliharaan keseimbangan proses pendidikan dan menyiapkan tenaga baru

7) Fungsi kurikulum bagi masyarakat dan pemakai lulusan sekolah, yaitu ikut memberikan bantuan guna memperlancar pelaksanaan progam pendidikan yang membutuhkan kerja sama dengan pihak orang tua atau masyarakat dan ikut memberikan kritik konstruktif dalam rangka penyempurnaan progam pendidikan di sekolah, agar lebih serasi dengan kebutuhan masyarakat dan lapangan keija.'”

Cara yang lebih tepat untuk mengakomodasi tingkat kemajuan siswa yang berlainan melalui teknik belajar tuntas adalah melalui kurikulum vertikal, dimana semua bidang pelajaran dibagi menjadi unit perkembangan berurutan dan diletakkan pada tangga vertikal. Dalam jadual seperti ini siswa dapat bekerja secara individual atau dalam kelompok kecil dan dapat memperoleh keuntungan dari sebaya pembimbing atau kesempatan tutor lintas usia. Guru bertindak sebagai tutor sekaligus penyuluh umum. Tetapi, dalam kurikulum vertikal, konsep penjenjangan tahun tidak lagi relevan. Siswa pada titik manapun dalam persekolahan bekerja dalam bidang pelajaran yang 39

(56)

41

disusun secara vertikal, dengan perkembangan berurutan, (beberapa sekolah melaksanakan kurikulum vertikal yang dimodivikasi hanya pada tingkat tertentu). Karena kemampuan bawaan, minat terhadap pelajaran tertentu, atau motivasi yang lebih besar untuk mempelajari suatu pelajaran dari yang lain. Para siswa dapat berada pada tingkat berbeda dalam semacam pelajaran dalam progam studi mereka sendiri.40

c. Sumber daya manusia

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan dihampir semua aspek kehidupan manusia dimana sebagai permasalahan hanya dapat dipecahkan kecuali dengan upaya pengusaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan tersebut juga telah membawa manusia kedalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa kita perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusiannya. Oleh karena itu, peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif, dan efisien dalam proses pembangunan, kalau tidak ingin bangsa ini kalah bersaing dalam menjalani era globalisasi tersebut. Berbicara mengenai sumber daya manusia, pendidikan memegang peranan yang sangat penting

(57)

42

dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta sama-sama telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan yang lebih berkualitas antara lain melelui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan 'uabi b^id dan tenaga kependidikan lainnya.*'

Peranan guru untuk meningkatkan mutu pendidikan, mengajar adalah proses penciptaan sistem lingkungan yang memungkinkan proses belajar. Sistem lingkungan ini terdiri dari komponen-komponen yang saling mempengaruhi, yakni tujuan intruksional yang ingin dicapai, materi yang diajarkan, guru dan siswa yang harus memainkan peranan serta ada dalam hubungan sosial tertentu, jenis kegiatan yang dilakukan, serta sarana dan prasarana belajar mengajar yang tersedia. Jika seluruh komponen pendidikan dan pengajaran tersebut dipersiapkan dengan sebaik-baiknya, maka mutu pendidikan dengan sendirinya akan meningkat. Namun dari seluruh komponen pendidikan tersebut, gurulah yang merupakan komponen utama. Jika guru berkualitas baik, maka pendidikanpun akan baik pula. Kalau tindakan 41

(58)

43

guru dari hari kehari bertambah baik, maka akan menjadi lebih baik pulalah keadaan dunia pendidikan kita. Sebaliknya kalau tindakan dari hari kehari makin memburuk, maka akan makin parahlah dunia pendidikan kita.HZ

Penyebaran yang lebih fleksibel dari staf pengajar menjadi bagian keharusan bagi pengertian dari sekolah yang fleksibel, guru- guru akan perlu berunding dengan kepala sekolah tentang cara sehingga mereka memenuhi perjanjian mengajar mereka. Dengan pengaturan fleksibel, seperti apa yang mereka lalukan sekarang, guru dapat melaksanakan beban mengajar full time mereka, atau mereka dapat memanfaatkan keuntungan yang diberikan oleh pengelolaan waktu fleksibel. Misalnya, beberapa guru dapat memilih untuk memenuhi kontrak full-time bias mereka selama empar hari, atau mengawali di akhir atau berakhir lebih awal, atau memilih bebas setengah hari pada hari-hari tertentu.*0 Menurut Duke, pembinaan keunggulan dalam mengajar dimasukkan pada contoh tentang visi keunggulan. Visinya menyajikan gambaran guru yang cakap yang telibat dalam enam jenis kegiatan, yaitu:

1) Bantuan klinis, yaitu kemampuan mendiaknosis keperluan siswa dan mempersiapkan pengalaman belajar untuk memenuhi kebutuhan dari setiap individu 42 43

(59)

44

2) Perencanaan, yaitu pemilihan tujuan, pengalaman belajar dan prosedur penilaian yang tepat

3) Pengajaran, yaitu komunikasi yang berhasil dan pencapaian harapan bagi setiap siswa

4) Manajemen ruang kelas, yaitu memelihara ketertiban lingkungan 5) Pengamatan kemajuan, yaitu proses penilaian terhadap seluruh

siswa dan melaporkannya secara berkelanjutan, menyediakan informasi untuk proses bantuan klinis, perencanaan, dan pengajaran yang sedang berlangsung

6) Perduli siswa, yaitu tindakan pihak guru mencerminkan nilai seperti hormat, penerimaan, dukungan, pengakuan.

(60)

45

dalam kebijakan sistem sekolah.*** Sebagai seorang guru yang memberikan pendidikan dan pengajaran, upaya menciptakan pembelajaran yang kondusif merupakan prasyarat yang harus dipenuhi sebelum proses pembelajaran itu dilaksanakan. Seorang guru yang bijaksana selalu berpikir bahwa proses pembelajaran tidak mungkin dicapai jika kondisi pembelajarannya tidak mendukung. Jika seorang guru dapat menepati dan menjalankan tugas dan fungsinya secara benar, tingkat capaian keberhasilan dari proses pembelajaran pasti akan memuaskan. Tetapi, jika guru tidak perduli terhadap tugas dan fungsinya, maka tingkat capaian keberhasilan tidak akan pernah tercapai. Didalam proses pembelajaran yang efektif, seorang guru memerankan diri dalam beberapa subyek, yang secara keseluruhan merupakan rangkaian metode untuk mencapai tujuan pembelajaran.**-" Dari uraian tersebut diatas dapat menarik kesimpulan bahwa keberhasilan pendidikan sebagaian besar ditentukan oleh mutu profesionalisme seorang guru. Guru yang profesional bukanlah guru yang hanya dapat mengajar dengan bak, tetapi juga guru yang dapat mendidik; Untuk ini selain harus menguasai ilmu yang diajarkan dan cara mengajarnya dengan baik, seorang ruru juga harus memiliki akhlak yang mulia. Guru juga harus mampu meningkatkan pengetahuannya dari waktu ke waktu, sesuai dengan perkembangan zaman. Berbagai perubahan yang diakibatkan oleh kemajuan d-alam 44 *

44 Ibid, him 101

(61)

46

bidang ilmu pengetahuan dan teknologi juga harus diantisipasi oleh guru. Dengan demikian seorang guru tidak hanya menjadi sumber informasi, ia juga dapat menjadi motivator, inspirator, dinamisator, fasilitator, ka:alisator, evaluator/0 Selain itu dalam meningkatkan keberhasilan pendidikan guru juga harus mengikuti seminar, penataran, diklat, lokakarya bahkan melanjutkan pendidikannya, misalnya dari SI ke S2

d. Sarana Prasrana

Untuk menunjang peningkatan kualitas pendidikan, sarana prasarana juga sangat mendukung dalam peningkatan mutu pendidikan. Yang paling utama yaitu perwujudan dan simbolis meterial-visual dalam fasilitas dan perlengkapan khususnya berupa bangunan dan tanahnya. Tata ruang yang jelas, maupun mutunya, arsitektur dan perlenekapan-perlengkapan yang memberikan kesan langsung dan biasannya bertahan lama. Pesan yang diisyaratkan sekolah kepada orang yang mengunjunginnya untuk yang pertama kali adalah penting, terutama pendekatannya, tempat penerimaannya, dan peralatan kantor dan ruang kelasnya. Fasilitas dan perlengkapan memiliki hubungan kerjasama satu dengan yang lain/' Selain itu untuk meningkatkan kualitas pendidikan perlu dilengkapi sarana prasrana pendidikan yang memadai seperti: sarana pendidikan yang berupa buku-buku perpustakaan, alat-alat laboratorium, tempat 46 47

Gambar

STRUKTUR ORGANISASI MTs NEGERI SALATIGATABEL I
STRUKTUR KOMITE SEKOLAH MTs NEGERI SALATIGATABEL II
Gambar 1Gambar Papan Nama MTs N Salatiga
Gambar 3Gambar Gedung MTs N Salatiga
+5

Referensi

Dokumen terkait

Factors Factors Affecting Affecting Channel Channel CHOICE CHOICE Factors Factors Affecting Affecting Channel Channel CHOICE CHOICE Producer Factors Producer Factors

Hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan menunjukkan bahwa selama 1 siklus terjadi peningkatan minat belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran

[r]

Dalam hubungannya dengan hukum kepailitan yang sekarang diberlakukan, maka dengan dinyatakannya debitor pailit, karena telah memenuhi persyaratan untuk dinyatakan pailit

Laporan akhir ini berjudul “Perencanaan Press Tool Alat Pelubang Pipa Walker Diameter 30” , yang bermanfaat untuk mempermudah sekaligus mempercepat proses tersebut yang merupakan

penjemuran merupakan proses penghilangan kadar air yang masih terdapat pada kain batik. Pada proses pengeringan diletakkan atau digantung ditempat yang cukup angin

Perkembangan dan persentase luas bercak pada klon kakao yang diinokulasi dengan patogen Phytophthora palmivora 3-7 hari sesudah inokulasi (hsi). TSH

Kelebihan flat slab meliputi acuan-perancah yang sederhana dan ekonomis; tinggi lantai yang lebih rendah sehingga mengurangi efek beban lateral dan pekerjaan