• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Ketahanan Terhadap Serangan Wereng Batang Coklat (Nilaparvata Iugens Stal) dari beberapa Varietas dan galur potensial tanaman padi.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tingkat Ketahanan Terhadap Serangan Wereng Batang Coklat (Nilaparvata Iugens Stal) dari beberapa Varietas dan galur potensial tanaman padi."

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Tingkat Ketahanan Terhadap Serangan Wereng Batang Coklat

(

Nilaparvata Iugens Stal

) dari beberapa Varietas dan galur

potensial tanaman padi.

The Resistance to brown planthopper (Nilaparvata lugens Stal) attack

some potential lines and varieties of rice.

Hasanuddin, Nizamuddin, Sapdi, Sabaruddin

Program Studi Agroteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

ABSTRACT.

This study was aimed to know rice line or varieties that resistant to brown planthopper attack, at least this rice line or varieties can be released to use in farmers level. This study was started on Mei till November 2015. This study uses Completely Randomized Design (RCD) non factor. The treatment is 4 line and 7 rice varieties. The treatments is repeated for 3 times, that 33 unit. Observed aspects by skoring the died/broken plant, T50, and the died plant percentage. Based on the results can be conclude, the resistant rice plant attacking by WBC is introduction varieties (yinzhan 1, chaozhan, ,zhangzhan 1, dan miozhan) that resistant level is almost same with resist comparison varieties (ciherang). While all of tested line (S3, S6, C3, and C4) is not resistant line to brown planthopper attack that resistant levels is almost same with compared varieties is too weak (IR26).

Keywords: Potential line, introduction varieties, Nilaparvata lugens Stal

PENDAHULUAN

Kebutuhan akan padi terus meningkat dari tahun ke tahun akibat terjadinya peningkatan konsumsi dan jumlah penduduk. Produksi padi pada tahun 2014 mencapai 70,83 juta ton gabah kering giling (GKG) atau mengalami penurunan dibandingkan tahun 2013 yaitu sebesar 1,98% atau 1,41 juta ton yang diakibatkan penurunan luas panen padi menjadi 13,79 juta ha. Oleh sebab itu diperlukan solusi untuk mengatasi permasalahan produktivitas padi (BPS, 2014).

Salah satu permasalahan dalam peningkatan produksi padi adalah akibat penanaman varietas tahan secara terus-menerus dengan pola tanam tidak teratur, yang telah menyebabkan timbulnya populasi hama wereng batang coklat mampu mematahkan ketahanan varietas tahan atau timbulnya biotipe baru (Harahap et al., 1987).Hama Wereng Batang Coklat (WBC) merupakan salah satu hama utama tanaman padi. Penerapan strategi intensifikasi selama revolusi hijau tahun 1970-an d1970-an 1980-1970-an telah mendorong WBC menjadi 1970-ancam1970-an besar bagi produktivitas padi di Asia Tropis dan Pasific Selatan (Liu et al., 2010).

Di Pulau Jawa, WBC menyerang hampir semua daerah pertanaman padi dari dataran rendah hingga dataran tinggi, namun lebih banyak dijumpai di

(2)

dataran rendah. Penyebarannya terpusat di beberapa daerah tertentu yang dikenal dengan sebutan “daerah endemik”. Contoh daerah endemik untuk WBC di Provinsi Jawa Barat adalah Kabupaten Indramayu, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Subang dan beberapa kabupaten lainnya (Pracaya, 1991).

Menanggapi kerusakan akibat serangan wereng pada waktu itu, International Rice Research Institute (IRRI) menghasilkan berbagai varietas yang memiliki ketahanan terhadap WBC (Brar et al., 2009). Sejak tahun 1982, serangkaian varietas telah dirilis dengan resistensi yang berasal dari PTB33 (Bph3 dan gen resistensi lainnya) dan Babawee (bph4) (Khush & Virk, 2005). Sebagian besar varietas ini diperkirakan memiliki gen Bph3 untuk ketahanan terhadap strain WBC (Brar et al., 2009; Jena & Kim, 2010).

Wereng batang coklat merupakan salah satu hama yang sangat penting pada tanaman padi, terutama di wilayah Asia Pasifik termasuk Indonesia yang serangannya sporadis dan sangat merusak pertanaman padi(Sogawa, 1971). Selain mematikan tanaman padi dengan menghisap cairan selnya, WBC juga diketahui merupakan vektor pembawa penyakit virus kerdil rumput dan kerdil hampa. Oleh sebab itu harus benar-benar diperhatikan penanggulangannya begitu terjadi gejala serangan WBC (Subroto et al., 1992).

Hama WBC mampu beradaptasi dengan berbagai kondisi lingkungan dalam waktu yang cepat dan bahkan dapat menghasilkan populasi baru dalam waktu singkat (Hermawan, 2007). Dengan kemampuan yang dimiliki WBC, hingga kini tidak mudah untuk mengendalikan populasinya. Sejak tahun 1970 berbagai teknik pengendalian telah digunakan untuk menurunkan populasi WBC, salah satunya adalah penggunaan varietas tahan (Baehaki, 1987).

Penanaman padi varietas unggul tahan wereng (VUTW) merupakan salah satu upaya penanganan hama WBC yang terbukti sangat bermanfaat. Selain karena penerapannya yang relatif mudah dan murah, juga tidak menyebabkan pencemaran lingkungan serta mempunyai daya adaptasi yang tinggi sehingga mampu menghasilkan produksi yang maksimum pada berbagai kondisi lingkungan.Namun demikian, VUTW dapat patah ketahanannya hanya dalam 3-4 musim karena munculnya biotipe baru WBC (Ikeda danVaughan, 2004). Berdasarkan permasalahan tersebut maka perlu dilakukan pengujian tentang tingkat ketahanan beberapa galur potensial seperti S3, S6, C3, C4 dan varietas introduksi seperti Yinzhan 1, Chaozhan, Zhangzhan 1, Miao Zhan terhadap serangan hama wereng batang coklat (Nilaparvata lugens Stal).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai November 2016 di Kebun percobaan dan Laboratorium Hama Penyakit Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala.

(3)

Kegiatan tahap awal pada penelitian ini yaitu perbanyakan dan pemeliharaan wereng batang coklat di rumah kasa yang di peroleh dari (BALITPA) Sukamandi, Jawa Barat dengan menggunakan tanaman inang IR64 dan IRBB27 selama dua bulan. Masing – masing dari varietas padi yang dicobakan disemai dan pada umur 20 hari dari persemaian dipindahkan pada masing-masing pot yang sudah disediakan sesuai dengan perlakuan yang dicobakan. Selanjutnya 20 HST dilakukan infestasi hama wereng batang coklat ke dalam pot pengujian sebanyak 10 WBC dewasa.

Pengamatan dilakukan setelah diinfestasikan hama WBC terhadap setiap varietas tanaman padi yang telah dipersiapkan di dalam pot dan tutup kembali dengan plastik fiber yang bertujuan agar hama tidak bisa keluar dari dalam pot. Peubah yang diamati dalam penelitian meliputi :

Skoring Tanaman yang Rusak/Mati

Pengamatan terhadap kerusakan tanaman padi dilakukan sejak hari ke- 2, 6, 10, 14, 16, 18, 20, 22, 24, 26, 28, 30, 32, 34 dan 36 setelah diinfestasikan hama WBC. Skoring tanaman yang rusak/mati akan dihitung dengan menggunakan tabel pengamatan yang akan diberi nilai skor, terdapat 11 perlakuan (Yin Zhan 1, Chaozhan, Zhangzhan 1, Miao Zhan, S3, S6, C3, C4, Ciherang, IR64 dan IR26) yang mempunyai 3 ulangan. Setiap perulangannya mempunyai 2 pot dan perpot mempunyai 2 tanaman padi, sehingga perulangannya mempunyai 4 tanaman padi yang akan di nilai skornya. Kemudian nilai skor tersebut dicari rata – ratanya. T50

T50 (Waktu yang diperlukan untuk 50% tanaman mati) diamati dengan menghitung jumlah tanaman yang mati setiap hari menggunakan rumus :

Persentase Tanaman Mati

Persentase tanaman yang mati dihitung pada hari ke-36 atau hari terakhir pengamatan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Skoring Tingkat Ketahanan Tanaman Padi

Hasil pengamatan mengindifikasikan bahwa pengamatan 26 hari setelah infestasi (HSI), nilai skoring tingkat ketahanan varietas introduksi masih rendah. Peningkatan nilai skoring relatif nyata setelah pengamatan 26 HSI.

(4)

Gambar 1.Tingkat ketahanan galur potensial dan varietas padi introduksi terhadap serangan WBC (Nilaparvata lugens Stal)

Tinggi rendahnya serangan hama terhadap tanaman padi sangat berkaitan dengan pakan WBC. Hal ini sejalan dengan penelitian Zen et al., (1994) bahwa tinggi rendahnya populasi WBC yang mampu mencapai dewasa erat hubungannya dengan jumlah dan mutu makanan yang diperoleh, kebutuhan hidup serangga yang terpenuhi dengan kualitas makanan yang lebih baik menyebabkan semakin sempurnanya perkembangan dan pertumbuhannya

Persentase Tanaman Mati

Hasil pengamatan terhadap persentase tanaman mati yang diamati pada 36 HSI dapat dilihat pada Tabel berikut :

Tabel 1. Persentase tanaman mati akibat serangan wereng batang coklat (WBC) 36 hari setelah infestasi (HSI)

Galur/varietas Persentase tanaman mati

Yinzhan 1 8 a Chaozhan 0 a Zhangzhan 1 0 a Miaozhan 0 a S3 100 e S6 100 e C3 83 de C4 42 abc Ciherang 25 ab IR 64 58 bcd IR26 75 cde BNT 38,07

Keterangan :Angka yang diikuti oleh huruf yang samaberbeda tidak nyata pada taraf 5% (Uji BNT).

Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa tingkat serangan WBC terhadap beberapa galur atau varietas tanaman padi yang ditunjukkan oleh

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 2 6 10 14 16 18 20 22 24 26 28 30 32 34 36 N il ai S k o ri n g Pengamatan (HSI) Yinzhan 1 Chaozha n Zhangzh an 1 Miaozha n S3 S6

(5)

persentase tanaman mati, berbeda sangat nyata. Rata-rata persentase tanaman yang mati akibat serangan hama WBC pada 36 HSI dapat dilihat pada Tabel 1.

Hasil pengamatan terhadap persentase tanaman mati akibat serangan WBC pada 36 HSI menunjukkan perbedaan yang nyata antar perlakuan, bahwa nilai terendah yaitu Chaozhan, Zhangzhan 1 dan Miaozhan dengan nilai 0, tidak berbeda nyata dengan Yinzhan 1, C4 dan Ciherang tetapi berbeda nyata dengan S3, S6, C3, IR64 dan IR26. Nilai yang terendah menunjukkan bahwa varietas tersebut memiliki tingkat ketahanan tertinggi. Sedangkan nilai tertinggi dari persentase tanaman mati ialah 100, yang memiliki tingkat ketahanan terendah di bandingkan varietas lain.

Menurut Manuwoto dan Adijuana (1991). Salah satu penyebab tahannya suatu varietas yaitu mempunyai kandungan unsur K, Ca dan Si yang lebih tinggi pada varietas IR64 dan varietas tahan lainnya yang memiliki kandungan unsur tersebut, sehingga dapat menghambat proses makan WBC dibandingkan varietas lain yang diuji.

T50

Hasil pengamatan rata-rata waktu yang diperlukan untuk 50% tanaman mati (T50). Hasil analisis sidik ragam menunjukkan bahwa 50% tanaman mati sangat

berbeda nyata terhadap perlakuan lainnya. Rata-rata waktu 50% tanaman mati akibat serangan wereng batang coklat dapat dilihat pada tabel 2..

Hasil pengamatan pada tabel 2 menunjukkan bahwa nilai terendah di jumpai pada galur pengujian S6 dan C3 yang berbeda nyata dengan IR64 dan IR26 tetapi tidak berbeda nyata dengan S3.

Tabel 2. Rata – rata waktu yang diperlukan untuk 50% tanaman mati

Perlakuan T50 (hari) Yinzhan 1 - Chaozhan - Zhangzhan 1 - Miaozhan - S3 32,94 ab S6 32,17 a C3 32,17 a C4 - Ciherang - IR 64 34,89 b IR26 34,56 b BNT 2,39

Keterangan :Angka yang diikuti oleh huruf yang sama berbeda tidak nyata pada taraf 5% (Uji BNT). (-) menunjukkan tidak ada kematian 50% sampai 36 hari setelah infestasi (HSI).

(6)

Cepat atau lambatnya tanaman mati ada kaitannya dengan tahan atau tidaknya galur/varietas tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa Varietas dengan nilai tertinggi memiliki ketahanan yang baik. Menurut Painter (1951), bahwa varietas tahan dapat memperpanjang siklus hidup serangga, memyebabkan kematian yang tinggi, berat badan menurun, periode peletakan telur lebih pendek dan terjadinya perubahan perlakuan serangga.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, tanaman padi yang tahan terhadap serangan WBC adalah varietas introduksi (Yinzhan 1, Chaozhan, Zhangzhan 1, dan Miozhan) yang tingkat ketahanannya hampir sama dengan varietas pembanding tahan (Ciherang). Sedangkan semua galur pengujian ( S3, S6, C3, dan C4) merupakan galur yang tidak tahan terhadap serangan WBC yang tingkat ketahanannya hampir sama dengan varietas pembanding sangat tidak tahan (IR26).

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi padi, jagung, & kedelai (angka ramalan I tahun 2015). Berita resmi statistik no. 62/07/th.XVIII, 1 juli 2015.

Harahap. Z., T. Soewito & Ida Hanarida. S. 1987. Perbaikan ketahanan varietas padi terhadap wereng coklat (Nilaparvata lugens Stall). Dalam : Wereng Coklat. Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor. Edisi Khusus (I): 1-15. Liu, C., Fuhua, H., Jing, H., Weilin, Z., Linglin, Wan., Lili, Z., Huiru, T., &

Guangcun, H. 2010. Revealing different systems responses to brown planthopper infestation for pest susceptible and resistant rice plants with the combined metabonomic and Gene-Expression Analysis. Journal of Proteome Research 9: 6774-6758.

Pracaya. 1991. Hama & Penyakit Tanaman. Penebar Swadaya,Jakarta.

Brar, D.S., Virk, P.S., Jena, K.K. & Khush, G.S. 2009. Breeding for resistance to planthoppers in rice. Planthopers: news Threats to the sustainability of Intensive Rice Production system in Asia (ed. By KL Heong & B hardy), pp. 401-428. Internasional Rice research Institute, Los Ban os, Philippines. Khush, G.S. & Virk, P.S. 2005. IR Varieties and Their Impact. International Rice

Research Institute, Los Ban~os, Philippines.

Sogawa, K. 1971. Feeding Behaviors of The Brown Planthopper & Varietas Resistance of Rice to This Insect. Tropical Agriculture Research Center. Ministry of Agriculture and Forestry, Tokyo

Subroto, S.W.G., Wahyudin, T. Hendarto, H.Sawada. 1992. Taksonomi & bioekologi Wereng Batang Coklat (Nilaparvata lugens Stal.) Kerja

(7)

SamaTeknis Indonesia-Jepang Bidang Perlindungan Tanaman Pangan (ATA-162). Direktorat Bina Perlindungan Tanaman Pangan, Jakarta. Hermawan, E. 2007. Waspadai Wereng Coklat Biotipe Baru.

http://www.litbang.deptan.go.id/berita/one/432 . [13 Oktober 2008].

Baehaki, S.E. 1987. Dinamika Populasi Wereng Coklat, Nilaparvata Lugens Stall. Dalam : Wereng Coklat. Balai Penelitian Tanaman Pangan Bogor. Edisi Khusus (I) : 16 – 30.

Ikeda, R. & D.A. Vaughan. 2004. The distribution of resistance genes to the brown planthopper in the germplasm. International Rice Research Institute. Los Banos, Philippines. Rice Genetic Newsletter 8:125-127. Zen, Khairul, I. Manti, Nasrun D., & Taufik. 1994. Perkembangan Populasi

wereng Coklat Koloni Sumatera Barat pada Beberapa Varietas Unggul Padi Sawah. Dalam : Risalah Seminar. Balai Penelitian Tanaman Pangan Sukarami. Sukarami. Vol IV : 29-36.

Manuwoto, S. & H. Adijuwana. 1991. Mekanisme & faktor kimia yang mendasari resistensi beberapa varietas padi terhadap werneg batang coklat Nilaparvata lugens Stal. Jurnal Ilmu Pertanian 1:5-13.

Gambar

Gambar 1.Tingkat ketahanan galur potensial dan varietas padi introduksi terhadap serangan WBC  (Nilaparvata lugens Stal)
Tabel 2. Rata – rata waktu yang diperlukan untuk 50% tanaman mati

Referensi

Dokumen terkait

 Sampel yang diambil merupakan produk dari perusahaan reksa dana yang aktif selama Januari 2011 sampai dengan Desember 2015 dan memiliki Nilai Aktiva Bersih (NAB)

Rumusan masalah yang ditemukan setelah me- lakukan observasi pada site dan wawancara: Problem definition di bidang usaha yaitu, Restoran Malioboro merupakan sebuah restoran yang

Oleh karena itu, upaya-upaya untuk terus mengembangkan profesi pendidik (guru) menjadi suatu syarat mutlak bagi kemajuan suatu bangsa, meningkatnya kualitas pendidik akan

mengevaluasi pembelajarn, (11) memberikan bimbingan, berinteraksi dengan sejawat dan bertanggung jawab konstituen serta, (12) mampu melaksanakan penelitian. Secara spesifik

Peserta didik bergaya kognitif field-independent memperoleh hasil belajar lebih tinggi pada tes dengan jumlah butir soal banyak, sedang peserta didik bergaya kognitif

Hasil penelitian menunjukkan semua hipotesis penelitian yaitu: (1) hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa SDN 054938 Alur Dua Sei Lepan yang diajar dengan

mahasiswa STSI Bandung dilatarbelakangi oleh faktor-faktor berikut ini: 1) Mahasiswa STSI Bandung merupakan lulusan SMA, SMK, dan MAN dari dalam dan luar kota Bandung yang

Berdasarkan hasil observasi, penggunaan pendekatan pembelajaran inkuiri oleh guru dan siswa pada siklus I pertemuan I dan II sudah mengalami peningkatan dari sebelum