1.1 Latar Belakang Masalah
Dalam dunia bisnis persaingan untuk mendapatkan pangsa pasar yang mereka inginkan pastinya menghadapi persaingan bisnis yang sangat ketat. Konsumen cenderung semakin sensitif terhadap nilai yang ditawarkan setiap produk. Dengan adanya pesaing baik yang datang dari luar maupun dalam negeri, maka setiap pelaku bisnis berlomba agar barang yang diproduksinya dapat cepat laku di pasaran. Oleh karena itu, perusahaan harus menerapkan strategi pemasaran dengan memenuhi kebutuhan konsumen serta mengutamakan kepuasan para konsumennya. (Wahyuningsih, 2016)
Pelaku bisnis harus jeli dalam membaca perubahan yang terjadi di dalam maupun diluar lingkungan perusahaan karena penting untuk mengetahui apa kelebihan, kekurangan, ancaman dari pesaing dan tren yang sedang dianut pada saat tertentu. Dengan demikian perusahaan dapat membuat strategi yang lebih efektif dan efisien dalam menjalankan kegiatan usahanya dan lebih siap mengahadapi persaingan yang mungkin terjadi dimasa yang akan datang. (Yazia, 2014)
Sekarang ini banyak perusahaan Multi Level Marketing (MLM) yang
tumbuh di Indonesia diantaranya Sophie Paris, IFA, Oriflame, dan Tupperware. Pertumbuhan ini menandakan bahwa masa depan bisnis fashion cukup
menjanjikan, tetapi juga membuat persaingan antara perusahaan bisnis fashion yang satu dengan yang lainnya semakin ketat.
Sophie Paris adalah salah satu perusahaan MLM yang menjual produk fashion antara lain tas, jam tangan, aksesoris, kosmetik, sepatu, pakaian, dan peralatan dapur lainnya rancangan Prancis yang unik dan menarik dengan model bisnis penjualan yang menarik. Sophie Paris didirikan di Jakarta tahun 1995 oleh pendirinya Brunno Hasson dan Sophie Martin, pengusaha dari Prancis. Dengan selalu menempatkan konsumen sebagai prioritas utama, Sophie Paris telah tumbuh menjadi perusahaan dengan metode penjualan langsung yang terkemuka di Asia. Dimulai dari usaha pembuatan tas rumahan, kisah sukses Sophie Paris telah dikenal di negara-negara lain, tidak hanya dikantor pusatrnya di Jakarta, Indonesia. Sophie Paris juga beroperasi di Filipina, Malaysia, Vietnam, dan Maroko. Hal yang membuat Sophie Paris berbeda dari perusahaan sejenis lainnya
adalah strategi pemasarannya. (www.sophieparis.com)
Terdapat banyak produk fashion yang beredar di pasaran. Fakta tersebut membuktikan bahwa kuatnya persaingan industri fashion untuk menjadikan produk mereka menjadi yang terbaik. Permasalahan yang dihadapi oleh konsumen yaitu konsumen dihadapkan oleh pilihan produk fashion yang semuanya memiliki keunggulan kompetitif yang berbeda-beda sehingga membuat konsumen membutuhkan banyak pertimbangan sebelum memutuskan membeli sebuah produk. Banyak pesaing inilah yang perlu diperhatikan karena dapat berdampak buruk bagi perusahaan. Dilihat dari data penjualan Sophie Paris tahun 2013-2015 pada tabel berikut :
Tabel 1.1
Perolehan penjualan produk fashion Sophie Paris 2013-2015
Penjualan 2013 2014 2015
Member 116.447 107.306 97.211
Cash 5.661 5.132 4.582
Cabang 39.625 43.079 39.586
TOTAL 161.733 155.517 141.379 Sumber : Data Sophie Paris Semarang
Dapat dilihat pada tabel 1.1 terlihat adanya penurunan jumlah penjualan pada produk yang dijual Sophie Paris. Penurunan yang cukup signifikan terjadi pada tahun 2015, tidak hanya total penjualannya saja namun pembelian member, cash dan cabangpun menunjukan penurunan angka penjualan. Berikut penjualan pada tahun 2016 beberapa bulan terakhir :
Tabel 1.2
Perolehan penjualan produk fashion Sophie Paris Januari – September 2016 2016 Member Cash Cabang TOTAL
Januari 7.884 569 2.440 10.893 Februari 7.142 423 2.391 9.956 Maret 6.308 401 2.246 8.955 April 5.356 187 2.251 7.794 Mei 5.168 114 2.419 7.701 Juni 7.529 346 3.194 11.069 Juli 8.022 368 3.426 11.816 Agustus 6.082 132 2.664 8.878 September 5.245 117 2.321 7.683
Sumber : Data Sophie Paris Semarang
Berdasarkan pada tabel 1.2 diatas dapat dilihat bahwa penjualan Sophie Paris selama beberapa bulan terakhir mengalami penurunan. Dengan adanya penurunan tersebut dapat diindikasikan bahwa adanya kemungkinan bahwa keputusan pembelian konsumen akan menurun dan memilih untuk menggunakan
produk lain. Hal tersebut dapat membuat spekulasi bahwa Sophie Paris dalam waktu yang akan datang akan terus mengalami penurunan karena kurang konsistensinya perusahaan.
Untuk melengkapi juga memperkuat data pendukung sebagai alasan pemilihan Sophie Paris menjadi objek penelitian, peneliti melakukan prasurvey kepada konsumen Sophie Paris dengan sampel berjumlah 25 orang.
Tabel 1.3 Hasil Pra Survey
Pertanyaan Setuju Tidak Setuju
Resp Persen Resp Persen Saya akan membeli produk fashion
namun tidak harus produk Sophie Paris 22 88 % 3 12 %
Saya tidak akan membeli produk Sophie
Paris jika modelnya tidak menarik 19 76 % 6 24 %
Saya tidak akan membeli produk Sophie
Paris jika kualitasnya tidak bagus 21 84 % 4 16 %
Saya tidak akan membeli produk Sophie Paris jika mengetahui informasi buruk tentang produknya
16 64 % 9 36 %
Sumber : Data Pra Survey
Dapat dilihat pada tabel 1.3 hasil dari jawaban responden dapat disimpulkan bahwa kebanyakan konsumen dalam membeli produk fashion tidak mempertimbangkan Sophie Paris sebagai pilihan yang akan dibelinya dan juga banyak konsumen memutuskan untuk tidak membeli produk fashion Sophie Paris jika modelnya tidak menarik. Selain itu, konsumen memutuskan untuk tidak membeli produk Sophie Paris jika kualitasnya buruk serta mendapat informasi buruk mengenai produk-produk Sophie Paris.
barang dimana mereka menginginkan barang atau produk yang awet, handal, serat tidak mudah rusak. Selain itu, harga yang ditawarkan juga dapat bersaing minimal lebih rendah dari para pesaingnya. Selanjutnya promosi yang gencar memotivasi konsumen untuk membeli khususnya. Tidak hanya itu, lokasi untuk membeli atau memperoleh produk harus mudah dijangkau, serta citra merekpun juga ikut berperan dalam keputusan konsumen membeli produk fashion. ( Sinambow dan Trang, 2015)
Pada dasarnya kegiatan pemasaran adalah bagaimana suatu barang atau jasa hasil produksi dapat dikenal dan dibeli oleh masyarakat. Hal ini tidak terlepas dari usaha untuk memenuhi dan memuaskan kebutuhan konsumen dan keinginan konsumen. Adapun tujuan pokok dari kegiatan pemasaran yakni memenuhi kebutuhan pasar. (Wangko, 2013)
Keputusan pembelian adalah seleksi terhadap dua pilihan alternatif atau lebih konsumen pada pembelian. Setiap hari konsumen mengambil berbagai keputusan mengenai setiap aspek kehidupan sehari-hari. Pilihan alternatif harus tersedia bagi seseorang ketika mengambil keputusan (Schiffman dan Kanuk,2008:485).
Proses keputusan pembelian dipengaruhi oleh rangsangan pemasaran yaitu bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, produk, harga, lokasi, dan promosi yang dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran. (Kotler dan Amstrong,2012:75)
Menurut Kotler (2009:181) bauran pemasaran dapat diklasifikasikan
menjadi 4P yakni product, price, place, promotion. Produk merupakan
sekumpulan nilai kepuasan yang kompleks. Nilai sebuah produk ditetapkan oleh pembeli berdasarkan manfaat yang akan mereka terima. Mengelola unsur produk termasuk perencanaan dan pengembangan produk. Penentuan harga merupakan titik kritis dalam bauran pemasaran jasa karena harga menentukan pendapatan dari sutau usaha. Tempat diartikan sebagai tempat pelayanan produk dan jasa. Promosi adalah menginformasikan dan membujuk serta mengingatkan konsumen sasaran tentang perusahaan dan bauran pemasarannya.
Citra merek juga diduga mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, perusahaan harus dapat menciptakan merek menarik, mudah diingat dan menggambarkan manfaat produk sesuai keinginan dan kebutuhan konsumen. Presepsi konsumen terhadap citra merek yang baik dapat mempengaruhi pembelian produk
Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya tentang keputusan pembelian konsumen dalam 5 tahun terakhir menunjukan factor yang mempengaruhi keputusan pembelian bervariasi. Menurut Santoso dan Widowati (2011), Weenas (2013), Hariadi (2013), Wangko (2013), Tiningrum (2014), Sinambow dann Trang (2015), Monintja dkk (2015), Yustiawan (2016) dan Wahyuningsih (2016) faktor produk, harga, lokasi, promosi, citra merek dan kualitas layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen. Namun, menurut Mandey (2013), dan Yazia (2014) faktor harga, dan iklan
berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen.
Penelitian ini ditujukan untuk membuktikan kebenaran pengaruh dari bauran pemasaran dan citra merek terhadap keputusan pembelian. Produk fashion yang ditawarkan Sophie Paris dapat menjadi salah satu pembetukan nilai dari produk, harga, lokasi, promosi dan juga citra merek dalam pengambilan keputusan pembelian.
Berdasarkan perbedaan hasil penelitian dan fenomena gap diatas maka perlu diteliti pengaruh bauran pemasaran dan citra merek terhadap keputusan konsumen membeli produk Sophie Paris di Kota Semarang.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan paparan di atas maka dapat dirumuskan masalah :
1. Bagaimana pengaruh produk terhadap keputusan konsumen membeli
produk Sophie Paris di Kota Semarang?
2. Bagaimana pengaruh harga terhadap keputusan konsumen membeli
produk Sophie Paris di Kota Semarang?
3. Bagaimana pengaruh lokasi terhadap keputusan konsumen membeli
produk Sophie Paris di Kota Semarang?
4. Bagaimana pengaruh promosi terhadap keputusan konsumen membeli
produk Sophie Paris di Kota Semarang?
5. Bagaimana pengaruh citra merek terhadap keputusan konsumen membeli
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini :
1. Menganalisis pengaruh produk terhadap keputusan konsumen membeli
produk Sophie Paris di Kota Semarang.
2. Menganalisis pengaruh harga terhadap keputusan konsumen membeli
produk Sophie Paris di Kota Semarang.
3. Menganalisis pengaruh lokasi terhadap keputusan konsumen membeli
produk Sophie Paris di Kota Semarang.
4. Menganalisis pengaruh promosi terhadap keputusan konsumen membeli
produk Sophie Paris di Kota Semarang.
5. Menganalisis pengaruh citra merek terhadap keputusan konsumen
membeli produk Sophie Paris di Kota Semarang. 1.4 Manfaat Penelitian
Dibuatnya penelitian ini, penulis berharap hasilnya dapat bermanfaat :
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan penulis dalam mempraktekan teori-teori yang telah diterima oleh penulis selama ini.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan yang mungkin diperlukan oleh perusahaan dalam mengambil keputusan
3. Bagi Pihak Lain
Penelitian ini diharapkan menambah kepustakaan mengenai produk, harga, lokasi, promosi dan citra merekterhadap keputusan konsumen yang ada.